laporan identifikasi
DESCRIPTION
laporan gulmaTRANSCRIPT
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Perkembangan pertanian dewasa ini menunjukan kemajuan yang semakin
pesat, namun demikian, banyak segi yang secara langsung atau tidak langsung
dapat memacu pertumbuhan gulma, seperti penanaman dalam baris, jarak tanam
yang lebar, mekanisasi, pengairan, penggunaan bahan-bahan kimia berupa pupuk
dan pestisida. Berarti dengan meningkatnya intensifikasi pertanian maka masalah
gulma tidaklah semakin ringan, tetapi justru semakin berat. Keadaan suhu yang
relatif tinggi, cahaya matahari yang melimpah, dan curah hujan yang cukup untuk
daerah tropik juga mendorong gulma untuk tumbuh subur. Akibatnya gulma
menjadi masalah dalam budidaya tanaman pangan, perkebunan, hortikultura,
perairan dan lahan non pertanian lainnya.
Gulma antara lain didefinisikan sebagai tumbuh-tumbuhan yang tumbuh pada
tempat yang tidak dikehendaki menusia. Hal ini berarti tumbuhan tersebut
merugikan baik secara langsung atau tidak langsung, atau bahkan kadang-kadang
juga belum diketahui kerugian atau kegunaannya. Oleh karena itu, batasan untuk
gulma ini sebetulnya sangat luas sehingga dapat mencakup semua jenis tanaman
dalam dunia tumbuh-tumbuhan. Jenis gulma yang tumbuh biasanya sesuai dengan
kondisi perkebunan. Misalnya pada perkebunan yang baru diolah, maka gulma
yang dijumpai kebanyakan adalah gulma semusim, sedang pada perkebunan yang
elah lama ditanamai, gulma yang banyak terdapat adalah dari jenis tahunan.
Identifikasi berasal dari kata identik yang artinya sama atau serupa dengan,
dan untuk ini kita dapat terlepas dari nama latin. Nama latin suatu gulma akan
sangat berarti karena nama tersebut diterima di internasional. Sebagai contoh jika
kita menyebutkan nama babandotan, ahli gulma india atau afrika bahkan mungkin
yang berasal dari luar pulau jawa sering tidak mengetahuinya. Tetapi dengan
menyebut nama latinnya atau Ageratum conyzoides, L. maka hamper dapat
dipastikan orang-orang tersebut mengetahuinya. Atau jika tidak, maka mereka
dengan mudah mencari informasi dengan berpegangan pada nama latin gulma
tersebut. Nama latin suatu jenis gulma biasanya terdiri dari dua kata. Kata pertama
menunjukkan marganya yang selalu dimulai dengan huruf besar sedangkan kata
kedua menunjukkan jenis yang selalu dimulai dengan huruf kecil. Dibelakang
nama tersebut terdapat pula singkatan nama orang yang pertama kali membuat
determinasi jenis tersebut. Contoh : Panicum repens L. Huruf L adalah singkatan
dari Linnaeus, seorang ahli tumbuh-tumbuhan dari swedia yang pertama kali
membuat determinasi gulma P.repens.
1.2 Tujuan praktikum
Mampu mengenali jenis jenis gulma,nama daerah,nama latin spesis
gulma,bentuk morfologi,dan bagian anatomi ,dan membedakan golongan gulma.
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Sifat Gulma
Gulma mudah tumbuh pada setiap tempat atau daerah yang berbeda-beda,
mulai dari tempat yang miskin nutrisi sampai tempat yang kaya nutrisi, dapat
bertahan hidup pada daerah kering, lembab bahkan tergenang, mampu
beregenerasi atau memperbanyak diri besar sekali, dapat berkembang biak dengan
cepat, mempunyai zat berbentuk senyawa kimia seperti cairan berupa toksin
(racun) yang dapat mengganggu atau menghambat pertumbuhan tanaman pokok,
bagian-bagian tumbuhan gulma yang lain dapat tumbuh menjadi individu gulma
yang baru, seperti akar, batang, umbi dan lain sebagainya, sehingga
memungkinkan gulma unggul dalam persaingan (berkompetisi) dengan tanaman
budidaya, dapat dibedakan menjadi beberapa golongan atau kelompok
berdasarkan bentuk daun, daerah tempat hidup (habitat), daur atau siklus hidup,
sifat botani dan morfologi,serta cara perkembangbiakan.
II.2 Identifikasi Gulma
Identifikasi gulma dapat ditempuh dengan satu cara atau kombinasi dari cara-
cara di bawah ini (Tjitrosudiro, 1984):
1. Membandingkan gulma tersebut dengan material yang sudah ada (herbarium).
2. Konsultasi langsung dengan para ahli dibidang yang bersangkutan.
3. Mencari sendiri melalui kunci identifikasi.
4. Membandingkan dengan determinasi yang telah ada.
5. Membandingkan dengan ilustrasi yang telah tersedia.
2.3 Jenis Gulma
Berdasarkan karaktristik yang dimiliki, gulma dibedakan menjadi 3
kelompok, yaitu teki, rumput, dan gulma daun lebar.
1. Teki
Kelompok teki – tekian memiliki daya tahan luar biasa terhadap pengendalian
mekanis, karena memiliki umbu batang di dalam tanah yang mampu bertahan
berbulan – bulan. Contohnya adalah teki ladang (Cyperus rotundus).
2. Gulma daun sempit (Rumput)
Gulma dalam kelompok ini berdaun sempit seperti teki tetapi menghasilkan
stolon. Stolon ini di dalam tanah berbentuk jaringan rumit yang sulit diatasi secara
mekanik. Contohnya adalah alang – alang (Imperata cylindrica).
3. Gulma daun lebar
Berbagai macam gulma dari ordo Dicotyledoneae termasuk dalam kelompok ini.
Gulma ini biasanya tumbuh pada akhir masa budi daya. Kompetisi terhadap
tanaman utama berupa kompetisi cahaya. Contoh dari gulma berdaun lebar ini
adalah daun sendok
2.4 Pra Pengendalian Gulma
Program pengendalian gulma yang tepat untuk memperoleh hasil yang
memuaskan perlu dipikirkan terlebih dahulu. Pengetahuan tentang biologis dari
gulma (daur hidup), faktor yang mempengaruhi pertumbuhan gulma, pengetahuan
mengenai cara gulma berkembang biak, menyebar dan bereaksi dengan perubahan
lingkungan dan cara gulma tumbuh pada keadaan yang berbeda-beda sangat
penting untuk diketahui dalam menentukan arah program pengendalian.
Keberhasilan dalam pengendalian gulma harus didasari dengan pengetahuan yang
cukup dan benar dari sifat biologi gulma tersebut, misalnya
a) dengan melakukan identifikasi,
b) mencari dalam pustaka tentang referensi gulma tersebut
c) serta bertanya pada para pakar atau ahli gulma.
Ketiga cara ini merupakan langkah pertama untuk menjajaki kemungkinan cara
pengendalian yang tepat (Buhman, 1999).
III.
3. BAHAN DAN METODE
III.1 Waktu dan tempat
Praktikum pengendalian gulma yang berjudul Identifikasi Gulma
dilaksanakan pada tanggal 26 maret 2015 hari kamis pukul 09.15 sampai dengan
selesai dan bertempat di laboraturium SDL, Fakultas Pertanian, Universitas
Brawijaya, Malang.
III.2 Alat dan bahan
Alat
Buku Identifikasi : Untuk mengidentifikasi gulma
Alat tulis : Untuk menulis hasil identifikasi gulma
Kertas HVS : Sebagai background saat mendokumentasikan
Kamera : Untuk mendokumentasikan gulma
Bahan
Spesimen Gulma : Sebagai bahan percobaan
III.3 Cara kerja
a. Siapkan alat dan bahan lalu amati gulma yang telah dibawa saat
praktikum
b. Cari nama gulma,siklus hidup tanaman,morfologi,habitat serta deskripsi
lainnya
c. Foto tumbuhan/gulma tersebut yang telah teridentifikasi.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
4.1.1 Gulma Berdaun Lebar
No. Nama Gulma dan keberadaan
di lahan
Dokumentasi
1. Bayam duri (Amarantus
spinosus)
2. Krokot (Portulaca oleracea)
3. Wedusan (Ageratum
Conyzoides)
4.1.2 Gulma Berdaun Sempit
No
.
Nama Gulma dan keberadaan di
lahan
Dokumentasi
1. Bobontengan (Leptochloa
chinensis)
2. Jukut pahit (Paspalum
conjugatum)
3. Belulang (Eleusine indica)
4.1.3 Gulma Teki
No. Nama Gulma dan keberadaan di
lahan
Dokumentasi
1. Teki (Cyperus odoratus)
2. Teki (Cyperus brevifolius)
3. Teki ladang (Cyperus rotundus)
4.1.4 Gulma Air
4.2 Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat di ketahui 4
jenis gulma yang digolongkan yaitu gulma air, gulma berdaun lebar, gulma
berdaun sempit dan gulma sebangsa teki (sedges). Setelah dilakukan identifikasi
maka dapat diketahui bahwa,yang termasuk gulma berdaun lebar antara lain
Amarathus spinosus, Ageratum conyzoides dan Portulaca oleracea.
Klasifikasi dari Amarathus spinosusyaitu :
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Hamamelidae
Ordo : Caryophyllales
Famili : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
No. Nama Gulma dan keberadaan
di lahan
Dokumentasi
1. Genjer (Limnocharis flava)
2. Apu-apu (Pistia stratiotes)
Spesies : Amaranthusspinosus L
Morfologi dari Amarathus spinosus yaitu batang lunak atau basah,
tingginya dapat mencapai 1 meter. Tanda khas tumbuhan bayam duri adalah pada
batang, tepatnya dipangkal tangkai daun terdapat duri, sehingga orang mengenal
sebagai bayam duri. Bayam duri ini mudah berkembang dengan bijinya yang
kecil-kecil. Amarathus spinosus memiliki habitat di daratan dan merupakan gulma
yang tumbuh merangkak sampai ditemukan pada ketinggian 5-2.000 m dpl,
tumbuh di daerah panas dan dingin, tetapi tumbuh lebih subur di dataran rendah
pada lahan terbuka yang udaranya agak panas, memiliki daun lebar dan
berkembang biang melalaui biji. Berdasarkan siklus hidupnya gulma ini termasuk
gulma semusim. Gulma ini cukup memiliki nilai ekonomis karena dapat
dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Kandungan kimia bayam duri antaralain
mengandung amarantin, rutin, spinasterol, hentriakontan, tanin, kalium nitrat,
garam fosfat, zat besi, serta vitamin (Sastroutomo, 1990).
Klasifikasi Portulaca oleracea, yaitu :
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Monokotiledoneae
Ordo : Portulacales
Family : Portulaceae
Genus : Portulaca
Spesies : Portulaca oleracea.
Morfologi Portulaca oleraceabatang berdaging, terbentang dan berwarna
kemerah-merahan, bentuk bulat, panjang kurang lebih 10-50 cm, di mana ruas tua
tak berambut. Daun sebagian, tersebar, berhadapan, bertangkai pendek, ujung
daun melekuk ke dalam, bulat atau tumpul (0,2-4 cm). Buah berbentuk kotak dan
berbiji banyak (4-8 mm). Biji (0,5 mm) berbentuk oval warna hitam mengkilat,
permukaanya tertutup kulit yang agak berkerut. Siklus hidup annual (semusim),
memiliki habitat darat . Nilai ekonomis : sebagai tanaman obat keluarga (toga).
Ageratum conyzoides memiliki siklus hidup annual (semusim) dan
merupakan gulma golongan Broadleaf (Berdaun lebar) tunggal, bulat telur, ujung
runcing, pangkal tumpul, tepi beringgit, panjang 3 – 4 cm, lebar 1 – 2½ cm,
pertulangan menyirip, tangkai pendek, hijau. Bunga sempurna, Habitus Herba, 1
tahun, tinggi 10 – 120 cm. Buah tidak ada, berakar serabut, panjang 6 – 8 mm,
tangkai berambut, kelopak berbulu, hijau, mahkota bentuk lonceng, putih atau
ungu biji kecil, hitam. Nilai ekonomis sebagai tanaman obat keluarga (toga).
Klasifikasi Ageratum conyzoides, yaitu :
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Asterales
Suku : Asteraceae
Marga : Ageratum
Jenis :Ageratum conyzoides L.
Sedangkan Pistia stratiotes dan Limnocharis flava termasuk gulma air. Pistia
Stratiotes merupakan tumbuhan mengapung di permukaan air, tumbuhan herba
dengan stoloniferus dan biasa di temukan di genangan air seperti kolam dan
sungai, memiliki daun relatif lebar. Berdasarkan siklus hidupnya gulma Pistia
Stratiotes termasuk gulma parenial (Tjitrosudiro, 1984). Beberapa tanaman air
mampu menyerap bahan radioaktif sehingga dapat digunakan untuk mengurangi
limbah akibat pencemaran bahan radioaktif di lingkungan. Salah satu contoh
tumbuhan yang mampu menyerap bahan radioaktif adalah apu apu (Pistia
stratiotes) karena, tumbuhan ini memiliki suatu kemampuan yang dapat
membantu perbaikan lingkungan air yang tercemar. Selain itu, bagian daunnya
sering digunakan untuk pengobatan. Di Gambia, tumbuhan ini digunakan sebagai
Anodine untuk cuci mata.
Klasifikasi Pistia Stratiotes, yaitu :
Kingdom :Plantae
Subkingdom :Tracheobionta
Superdivision :Spermatophyta
Division :Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Subclass :Arecidae
Order :Arales
Family : Araceae
Genus : Pistia
Species :Pistiastratiotes L.
Klasifikasi dari Limnocharis flava, yaitu :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Alismatidae
Ordo : Alismatales
Famili : Limnocharitaceae
Genus : Limnocharis
Spesies : Limnocharis flava (L.)
Morfologi dari Limnocharis flava yaitu memiliki akarserabut dan
berwarna putih kecoklatan. Bunga : majemuk berbentuk payung, terletak di ketiak
daun. Bunga terdiri dari 3-15 kuntum.Buah berbentuk bulat telur dengan garis
tengah 1,5-2 cm, tertutup kelopak yang berwarna hijau. Bijinya bulat kecil
bewarna hitam,Siklus hidup perennial dan berada pada habitat air (Sukman,
1991).
Sedangkan yang termasuk gulma sebangsa teki (sedges) antara lain cyperus
odoratus, cyperus brevifolius, cyperus rotundus.
Klasifikasi cyperus rotundus, yaitu :
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Bangsa : Cyperales
Suku : Cyperaceae
Marga : Cyperus
Jenis : Cyperus rotundus
Morfologi cyperus rotundus, yaitu umbi tersebut membentuk akar ramping
dan umbi lagi, demikian seterusnya (1 m2 sedalam 10 cm = 1.600). Umbi tidak
tahan kering, selama 14 hari di dawah sinar matahari, daya tumbuhnya akan
hilang. Batang berbentuk tumpul atau segi tiga. Daun pada pangkal batang terdiri
dari 4-10 helai, pelepah daun tertutup tanah. Helai duan bergaris dan berwarna
hijau dan mengkilat. Bunga mempunyai benang sari tiga helai, kepala sari kuning
cerah, dan tangkai putik bercabang tiga berwarna coklat. Siklus hidupcyperus
rotundus parenial. Habitat dari cyperus rotundus daratan, sedangkan nilai
ekonomis atau manfaat dari cyperus rotundus biasanya digunakan sebagai
herbisida.
Bobontengan (Leptochloa chinensis) termasuk gulma berdaun sempit,
memiliki tinggi sampai dengan 120 cm. Batang : ramping, berongga, tegak atau
meninggi dari dasar bercabang, perakaran pada node yang lebih rendah, halus dan
tanpa bulu, umumnya memiliki 10-20 node, dan dapat mencapai setinggi 50-100-
cm. Daun: halus, linier, panjang 10-30 cm, panjang membrane ligule 1-2.
Perbungaan: sempit oval, malai longgar, panjang poros utama 10-40 cm, dan
dengan cabang yang berbentuk duri seperti cabang menyirip, panjang bulir 2-3, 2
mm, keunguan atau hijau dan 4-6 bunga.Daur hidup tanman ini ada pada lahan
kering namun cukup menerima air. Untuk nilai ekonomis bobontengan belum
ditemukan karena tanaman ini cenderung merugikan daripada memiliki fungsi.
(Barus, 2003).
Ada pula gulma Rumput belulang (Eleusine indica) hidup terrestrial,
berumbai, tegak, herba, dan terdapat akar pada nodus. Batang tumbuhan ini datar
dan tidak berbulu. Akar rumput belulang termasuk ke dalam akar serabut. Daun
tumbuhan ini berwarna hijau dengan panjang lebih dari 2 cm. Bunga biseksual,
tersusun menjadi satu pada bagian terminal atau biasa disebut malai,berwarna
hijau dengan kelopak yang tidak terlihat. Rumput belulang berkembangbiak
secara alami menggunakan biji (Mahfudz, 2003)
V. KESIMPULAN
Dari penjelasan mengenai jenis gulma berdaun lebar, berdaun sempit, jenis
teki dan gulma air diatas dapat diketahui bahwa semuanya merupakan tanaman
gulma, jelas sekali bahwa tanaman gulma adalah musuh bagi tanaman sekaligus
musuh bagi petani. Oleh karena itu sesegera mungkin lakukan pengendalian
gulma pada lahan agar tidak mengurangi kualitas dan kuantitas tanaman budidaya
karena jika tidak akan terjadi persaingan unsur hara antara dimana tanaman
budidaya akan bersaing memperebutkan unsur hara dengan gulma. Akan lebih
baik kita identifikasi jenis gulma itu agar nantinya kita bisa mengendalikan
dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Barus, Emanuel .2003. Pengendalian Gulma Perkebunan. Kanisius: Yogyakarta.
Buhman, R dkk. 1999. Gulma dan Teknik pengendaliannya. Yogyakarta:
Konisius Mahfudz. 2003. Studi Dinamika Gulma pada Berbagai Sistem
Pertanaman di Taman Nasional Lore Lindu.Jurnal Agroland 10 (4) : 334-
339.
Sastroutomo, Sutikno. 1990. Ekologi Gulma. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sukman, Yernelis. 1991. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Rajawali Pers,
Jakarta.
Tjitrosoedirdjo, dkk. 1984. Pengolahan Gulma di Perkebunan. Gramedia, Jakarta.