laporan biologi 2013

45
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR Disusun Oleh : Kelompok IX B Rahastoni Widya U 23010112120071 Kartini 23010112120075 Erlina Ayu Aryanti 23010112140090 Muhammad Luthfi Ariadi 23010112140091 Dewi Purwati 23010112130115 FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013

Upload: dewi-purwati

Post on 07-Jan-2017

100 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN BIOLOGI 2013

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR

Disusun Oleh :

Kelompok IXB

Rahastoni Widya U 23010112120071

Kartini 23010112120075

Erlina Ayu Aryanti 23010112140090

Muhammad Luthfi Ariadi 23010112140091

Dewi Purwati 23010112130115

FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2013

Page 2: LAPORAN BIOLOGI 2013

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR

Kelompok : IXB ( SEMBILAN B)

Tanggal Pengesahan : April 2013

Menyetujui,

Koordinator Umum Asisten Praktikum Asisten Pembimbing

Biokimia Dasar

Liana Eka Lestaningtyas Diana Nur Fitri

NIM. 23010110130245 NIM. H2A 009 076

Mengetahui,

Koordinator Praktikum Biokimia Dasar

Dr. Ir. Retno Murwani, Msc. MappSc.

NIP. 19601313 198603 2 014

Page 3: LAPORAN BIOLOGI 2013

RINGKASAN

Kelompok 9B. 2013. Laporan Resmi Praktikum Biokimia Dasar. (Asisten : Diana

Nur Fitri).

Praktikum mengenai Pencernaan Karbohidrat, Pencernaan Protein,

Pencernaan Lemak, dan Penetapan Kadar Asam Total dilaksanakan pada hari

Minggu, 14 April 2013, pukul 14.00–17.00 WIB di Laboratorium Fisiologi dan

Biokimia Ternak, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,

Semarang.

Praktikum Biokimia Dasar dengan materi Pencernaan Karbohidrat, alat

yang digunakan adalah tabung reaksi, rak tabung reaksi, gelas ukur, gelas beker,

lampu bunsen, penjepit, pipet tetes, dan inkubator. Praktikum Biokimia Dasar

dengan materi Pencernaan Protein, alat yang digunakan adalah tabung reaksi, rak

tabung reaksi, gelas ukur, lampu bunsen, penjepit, pipet tetes, mortal, pisau,

inkubator Praktikum Biokimia Dasar dengan materi Pencernaan Lemak, alat yang

digunakan adalah tabung reaksi, rak tabung reaksi, gelas ukur, pipet tetes, dan

inkubator. Praktikum Biokimia Dasar dengan materi Penentuan Kadar Asam

Total, alat yang digunakan gelas erlenmeyer, gelas ukur, labu ukur, pipet,

pengaduk magnetik, buret, dan statif. Sedangkan bahan yang digunakan adalah

larutan amilum 1% yang telah dimasak, larutan lugol, larutan HCl 0,1N, larutan

HCl 0,45%, larutan NaOH 0,1N, larutan NaCl 0,1%, saliva, ekstrak pankreas,

potongan gumpalan putih telur, aquades, larutan pepsin, minyak goreng, cairan

empedu, larutan fenoltalein (PP 1%), susu segar, yoghurt, tape ubi kayu, dan ubi

kayu kukus.

Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa Pencernaan

Karbohidrat adalah Menguji daya amilolitik amilase saliva, pencernaan amilum

oleh ekstrak pankreas, dan pencernaan amilum masak oleh asam. Pada

Pencernaan Protein dapat disimpulkan bahwa Mengetahui proses hidrolisis

protein oleh pepsin dan Mengetahui proses hidrolisis protein oleh enzim-enzim

proteolitik pankreas. Sedangkan pada Pencernaan Lemak dapat disimpulkan

bahwa mengetahui pencernaan lemak oleh pankreas. Pada Penetapan Kadar Asam

Total dapat disimpulkan bahwa Mengetahui cara pengujian kadar asam laktat

pada susu dan yoghurt, dan Mengetahui kadar asam asetat pada ubi kayu kukus

dan tape ubi kayu.

Kata kunci : Pencernaan Karbohidrat, Pencernaaan Protein, Pencernaan

Lemak, Penentuan Kadar Asam Total.

Page 4: LAPORAN BIOLOGI 2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

Rahmat, Taufik, dan Hidayah-Nya. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan

Laporan Biokimia Dasar ini dengan sebaik-baiknya.

Penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Retno Murwani, Msc.

MappSc. selaku Koordinator Praktikum Biokimia Dasar, Liana Eka

Lestariningtyas selaku Koordinator Umum Praktikum Biokimia Dasar, dan Diana

Nur Fitri selaku asisten pembimbing Praktikum Biokimia Dasar yang telah

membimbing dan membantu penyusun selama praktikum berlangsung sampai

penyusunan laporan praktikum Biokimia Dasar ini selesai. Harapan penulis

semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Demikian kata pengantar dari penulis, penulis menyampaikan terima kasih

atas perhatian dan koreksi dari berbagai pihak

Semarang, April 2013

Penulis

Page 5: LAPORAN BIOLOGI 2013

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………..….. ii

RINGKASAN…………………………………………………............. iii

KATA PENGANTAR………………………………………………..... iv

DAFTAR ISI………………………………………………………….... v

DAFTAR TABEL…………………………………………………….... vi

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………….... vii

BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………... 1

BAB II. MATERI DAN METODE......................................................... 3

2.1. Materi.......................................................................................... 3

2.2. Metode........................................................................................ 4

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................ 9

3.1. Pencernaan Karbohidrat……………………………………...... 9

3.2. Pencernaan Protein…………………………………………...... 14

3.3. Pencernaan Lemak…………………………………………...... 16

3.4. Penentuan Kadar Asam Total......................................……....... 18

BAB IV. SIMPULAN DAN SARAN..................................................... 23

4.1. Simpulan...................................................................................... 23

4.2. Saran............................................................................................ 23

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………... 24

LAMPIRAN……………………………………………………………. 25

Page 6: LAPORAN BIOLOGI 2013

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Data Hasil Percobaan Pencernaan Karbohidrat 15 menit pertama ..... 9

2. Data Hasil Percobaan Pencernaan Karbohidrat 15 menit kedua ........ 11

3. Data Hasil Percobaan Pencernaan Karbohidrat 15 menit ketiga ........ 13

4. Data Hasil Percobaan Pencernaan Protein Putih Telur tiap 30 menit . 15

5. Data Hasil Percobaan Pencernaan Lemak oleh ekstrak pankreas ....... 16

7. Data Hasil Percobaan Kadar Asam Laktat pada Susu ....................... 18

8. Data Hasil Percobaan Kadar Asam Laktat pada Yoghurt .................. 19

9. Data Hasil Percobaan Kadar Asam Asetat pada Tape ....................... 20

10. Data Hasil Percobaan Kadar Asam Asetat pada Ubi kayu ................ 21

Page 7: LAPORAN BIOLOGI 2013

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Fotocopy Hasil Praktikum Sementara.............................................. 25

2. Jawaban Pertanyaan Pencernaan Karbohidrat................................. 31

3. Jawaban Pertanyaan Pencernaan Lemak ........................................ 32

4. Jawaban Pertanyaan Pencernaan Protein ....................................... 34

5. Jawaban Pertanyaan Penentuan Kadar Total Asam ........................ 35

6. Perhitungan Standarisasi NaOH dengan Asam Oksalat Standar..... 35

7. Perhitungan Kadar Total Asam Laktat pada Susu........................... 36

8. Perhitungan Kadar Total Asam Laktat padaYoghurt ...................... 37

9. Perhitungan Kadar Total Asam Asetat pada Tape .......................... 38

10. Perhitungan Kadar Total Asam Asetat pada Ubi kayu .................. 39

11. Gambar dan Fungsi Alat Praktikum................................................. 40

12. Fotocopy Cover Buku dan Isi sebagai Sitasi.................................... 44

Page 8: LAPORAN BIOLOGI 2013

BAB I

PENDAHULUAN

Pencernaan adalah proses perubahan berbagai senyawa kompleks

(misalnya polisakarida, protein, lemak) menjadi senyawa-senyawa yang lebih

sederhana sehingga mudah diserap oleh dinding usus dan kemudian sari-sarinya

akan diedarkan ke seluruh tubuh. Pencernaan di dalam tubuh dibantu oleh enzim.

Enzim di dalam tubuh akan mencerna karbohidrat misalnya pati atau amilum yang

berlangsung dari mulut oleh enzim ptialin atau alfa amylase sampai usus.

Karbohidrat merupakan sumber energi utama. Karbohidrat adalah

polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton yang memiliki rumus Cn(H2O)m.

Karbohidrat berdasarkan penyusunannya terbagi menjadi monosakarida,

disakarida, polisakarida (glukosa, galaktosa, fruktosa), oligosakarida. Protein

adalah senyawa organik yang molekulnya sangat besar dan susunannya sangat

kompleks serta merupakan polimer dari alfa asam-asam basa. Protein berperan

sebagai sumber asam amino bagi organisme. Lemak adalah ester antara gliserol dan

asam lemak, diman ketiga radikal hidroksil dari gliserol semuanya diesterkan.

Lemak yang menjadi makanan bagi manusia dan hewan lain adalah trigliserida,

sterol, dan fosfolipid membran yang ada pada hewan dan tumbuhan. Asam laktat

(lactic acid) adalah salah satu asam organik yang penting di industri, terutama di

industri makanan. Asam asetat merupakan produk katabolisme aerob dalam jalur

glikolisis atau perombakan glukosa.

Page 9: LAPORAN BIOLOGI 2013

Tujuan Praktikum Biokimia adalah untuk mengetahui daya amilolitik

amilase saliva, mengetahui pencernaan amilum masak oleh ekstrak pankreas dan

asam, mengetahui proses hidrolisis protein oleh pepsin dan enzim-enzim

proteolitik pankreas, mengetahui pencernaan lemak oleh ekstrak pankreas,

mengetahui cara pengujian dan perhitungan kadar total asam pada susu, yoghurt,

ubi kayu dan tape. Manfaat dari Praktikum Biokimia ini adalah memberikan

pengetahuan kepada praktikan mengenai proses pencernaan karbohidrat,

pencernaan protein, pencernaan lemak, dan kadar asam total serta praktikan

mengetahui reaksi-reaksi pencernaan bahan makanan yang terjadi dalam tubuh.

Page 10: LAPORAN BIOLOGI 2013

BAB II

MATERI DAN METODE

Praktikum Biokimia Dasar dengan materi Pencernaan Karbohidrat,

Pencernaan Protein, Pencernaan Lemak, dan Penentuan Kadar Asam Total

dilaksanakan pada hari Minggu, 14 April 2013, pukul 14.00–17.00 WIB di

Laboratorium Fisiologi dan Biokimia Ternak, Fakultas Peternakan dan Pertanian,

Universitas Diponegoro, Semarang.

2.1. Materi

Praktikum Pencernaan Karbohidrat, Pencernaan Protein, Pencernaan

Lemak dan Penentuan Kadar Asam Total menggunakan alat dan bahan sebagai

berikut, tabung reaksi berfungsi sebagai tempat mereaksikan zat, rak tabung reaksi

berfungsi sebagai tempat meletakkan tabung reaksi, gelas ukur untuk mengukur

volume suatu zat, gelas beker berfungsi untuk menampung air kumur, lampu

bunsen berfungsi untuk meningkatkan suhu suatu zat, penjepit fungsinya untuk

menjepit kertas saringan, pipet tetes untuk mengambil larutan dalam jumlah

sedikit, inkubator berfungsi untuk menginkubasi larutan yang akan diuji, mortal

berfungsi untuk menghancurkan ekstrak pankreas, pisau berfungsi memotong

putih telur, gelas erlenmeyer berfungsi sebagai menampung filtrat hasil

penyaringan dan menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi,

pengaduk magnetik berfungsi untuk mengaduk larutan kimia, buret berfungsi

untuk mengeluarkan larutan yang akan dititrasi, labu ukur berfungsi untuk

Page 11: LAPORAN BIOLOGI 2013

membuat larutan atau mengencerkan larutan, dan statif berfungsi alat penyangga

buret. Bahan yang digunakan adalah larutan amilum 1% yang telah dimasak,

larutan lugol, larutan HCl 0,1N dan larutan HCl 0,45% , larutan NaOH 0,1N,

larutan NaCl 0,1%, saliva, ekstrak pankreas (pankreazim), potongan gumpalan

putih telur, aquades, larutan pepsin, cairan empedu, larutan fenolftalein (PP) 1%,

minyak goreng, susu segar, yoghurt, ubi kayu, dan tape.

2.2. Metode

2.2.1. Pengumpulan saliva, Metode yang digunakan dalam pengumpulan saliva

yaitu membersihkan mulut dengan cara berkumur dengen air bersih. Mengambil

20 ml NaCl 0,1% dan kumur selama satu menit. Mengumpulkan air kumuran pada

gelas beker dan menyaringnya untuk menghilangkan sel-sel epitel rongga mulut

dan kotoran-kotoran lainnya.

2.2.2. Percobaan daya amilolitik amilum saliva, Metode yang digunakan

dalam percobaan daya amilolitik amilum saliva yaitu mengambil empat buah

tabung reaksi, kemudian memberi nomor satu, dua, tiga, dan empat pada masing-

masing tabung. Mengambil 5 ml saliva dan menambahkan 5 ml larutan amilum

1% yang telah dimasak ke dalam tabung pertama, Mengambil 5 ml saliva yang

telah dididihkan dan setelah dingin, kemudian menambahkan 5 ml larutan amilum

1% masak ke dalam tabung kedua, selanjutnya mengambil 5 ml saliva,

mengasamkannya dengan 5 tetes larutan HCl 0,1N, kemudian menambahkan

dengan 5 ml larutan amilum 1% masak ke dalam tabung ketiga. Mengambil 5 ml

larutan amilum 1% masak (tanpa menambah saliva) ke dalam tabung keempat,

Page 12: LAPORAN BIOLOGI 2013

setelah semua tabung siap kemudian memasukkan keempat tabung reaksi tersebut

ke dalam inkubator yang bersuhu 37oC. Setiap 15 menit mengambil 2 tetes dari

masing-masing tabung untuk melakukan uji Iod menggunakan larutan lugol 2

tetes dan mengamatinya setiap 15 menit pertama sampai 15 menit ketiga.

2.2.3. Pencernaan amilum masak oleh ekstrak pankreas, Metode yang

digunakan dalam pencernaan amilum masak oleh larutan pankreazim yaitu

mengambil tiga buah tabung reaksi, memberi nomor lima, enam, dan tujuh pada

masing-masing tabung. Mengambil 1 ml larutan pankreazim dan menambahkan 5

ml larutan amilum 1% masak ke dalam tabung kelima. Mengambil 1 ml larutan

pankreazim, menambahkan 5 tetes larutan HCl 0,1N dan 5 ml larutan amilum 1%

masak ke dalam tabung keenam. Mengambil 1 ml larutan pankreazim,

menambahkan 5 ml larutan amilum 1% masak, dan 5 tetes larutan NaOH 0,1N ke

dalam tabung ketujuh. Meletakkan tabung reaksi tersebut ke dalam inkubator

yang bersuhu 37oC lalu mengikuti hidrolisisnya dengan uji Iod tiap 15 menit

pertama sampai 15 menit ketiga.

2.2.4. Pencernaan amilum masak oleh asam, Metode yang digunakan dalam

pencernaan amilum masak oleh asam yaitu mengambil dua buah tabung reaksi,

kemudian memberi nomor delapan dan sembilan pada masing-masing tabung.

Mengambil larutan HCl 0,45% dan 5 ml larutan amilum 1% masak ke dalam

tabung kedelapan, selanjutnya memasukkan tabung kedelapan ke dalam inkubator

bersuhu 37oC. Mengambil HCl 0,45% dan 5 ml larutan amilum 1% masak ke

dalam tabung kesembilan. Tabung kesembilan tidak dimasukkan ke dalam

Page 13: LAPORAN BIOLOGI 2013

inkubator. Mengikuti hidrolisis masing-masing tabung dengan uji Iod setiap 15

menit pertama hingga 15 menit ketiga.

2.2.5. Pencernaan protein oleh pepsin, Metode yang dilakukan dalam

pencernaan protein oleh pepsin adalah mengambil 3 tabung reaksi, lalu memberi

nomor 1, 2, dan 3. Tabung pertama, mengisi 1 ml larutan pepsin, dan

menambahkan 1 ml larutan HCl 0,45%, kemudian menambahkan potongan

gumpalan putih telur. Tabung kedua, mengisi 1 ml larutan pepsin, dan

menambahkan 1 ml air, kemudian menambahkan potongan gumpalan putih telur.

Tabung ketiga, mengisi 1 ml larutan pepsin, kemudian mendidihkannya, setelah

dingin menambahkan 1 ml larutan HCl 0,45% serta menambahkan potongan

gumpalan putih telur, setelah menyiapkan ketiga tabung, lalu memasukkan ketiga

tabung tersebut kedalam inkubator dengan suhu 37oC. Mengamati dan mencatat

dengan cermat perubahan yang terjadi setiap 30 menit. Melihat pencernaan

protein putih telur dengan hancurnya putih telur (biasanya keruh). Mengamati

hingga 30 menit kedua.

2.2.6. Pencernaan protein oleh ekstrak pankreas, Metode yang dilakukan

dalam pencernaan protein oleh ekstrak pankreas adalah mengambil 3 tabung

reaksi, memberi nomor 4, 5 dan 7. Tabung keempat, mengisi 2 ml larutan ekstrak

pankreas dan menambahkan 1 ml larutan HCl 0,1N, kemudian menambahkan

potongan gumpalan putih telur. Tabung kelima, mengisi 2 ml larutan ekstrak

pankreas dan menambahkan 1 ml larutan NaOH 0,1N, kemudian menambahkan

potongan gumpalan putih telur. Tabung keenam, mengisi 2 ml larutan ekstrak

Page 14: LAPORAN BIOLOGI 2013

pankreas yang didihkan, setelah dingin menambahkan 1 ml larutan NaOH 0,1N

kemudian menambahkan potongan gumpalan putih telur. Memasukkan ketiga

tabung reaksi kedalam inkubator dengan suhu 37oC. Mengamati perubahan

protein putih telur hingga 30 menit kedua.

2.2.7. Pencernaan lemak oleh ekstrak pankreas, Metode yang digunakan

dalam pencernaan lemak oleh adalah Mengambil tiga tabung reaksi, memberi

nomor 1, 2, 3 kemudian mengisi tabung tersebut dengan bahan-bahan yang sudah

disiapkan. Mengisi tabung pertama dengan 2 ml minyak goreng dan 1 ml ekstrak

pankreas. Pada tabung kedua berisi dengan 2 ml minyak goreng, 1 ml ekstrak

pankreas dan 3 tetes cairan empedu, selanjutnya pada tabung ketiga berisi 2 ml

minyak goreng dan 1 ml air, setelah itu memasukkan ketiga tabung reaksi tersebut

ke dalam inkubator yang bersuhu 37oC selama 60 menit. Menambahkan 5 tetes

larutan fenolftalein (PP) 1% ke setiap masing-masing tabung reaksi, setelah 60

menit menambahkan tetesan demi tetesan larutan NaOH 0,1 N kedalam setiap

tabung reaksi sampai berubah warna menjadi warna merah muda. Menghitung

jumlah tetesan NaOH yang diperlukan pada titrasi tiap-tiap tabung.

2.2.8. Penentuan kadar asam laktat, Metode yang digunakan dalam penentuan

kadar asam laktat pada susu dan yoghurt adalah Memasukkan 10 ml susu dan

yoghurt ke dalam gelas erlenmeyer, kemudian menambahkan 3 tetes larutan

fenolftalein (PP) 1%. Mentitrasi larutan tersebut dengan menambahkan larutan

NaOH 0.1 N, sampai titik akhir titrasi berwarna merah muda. Mengulangi titrasi

Page 15: LAPORAN BIOLOGI 2013

ini sampai 2 kali. Menghitung volume NaOH yang tercatat dan merata-rata hasil

volume keduanya.

2.2.9. Penentuan kadar asam asetat, Metode yang digunakan dalam penentuan

kadar asam asetat pada tape dan ubi kayu adalah menimbang 25 g tape dan ubi

kayu. Memasukkan tape dan ubi kayu tersebut ke dalam gelas ukur 250 ml dalam

wadah yang berbeda. Menambahkan air sampai tanda tera. Menghomogenkan

tape dan ubi kayu dengan menggunakan pengaduk magnetik. Menyaring dengan

menggunakan kapas. Mengambil filtrat dari bahan yang sudah di saring.

Memasukkan 10 ml filtrat ke dalam gelas erlenmeyer. Menambahkan 3 tetes

larutan fenolftalein (PP) 1%. Mentitrasi larutan tersebut dengan menambahkan

larutan NaOH 0.1 N hingga berwarna merah muda. Mengulangi titrasi sampai 2

kali. Menghitung volume NaOH yang tertera dan merata-rata hasil volume

keduanya.

Page 16: LAPORAN BIOLOGI 2013

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Pencernaan Karbohidrat

Hasil yang diperoleh dari percobaan Pencernaan daya amilolitik saliva,

Percernaan amilum masak oleh ekstrak pankreas, dan Percernaan amilum masak

oleh asam sebagai berikut.

Tabel 1. Hasil Percobaan Pencernaan Karbohidrat pada 15 menit pertama

Reaksi

(+/-)

Uji Iod

Keterangan Sebelum ditetesi

lugol

Setelah ditetesi

lugol

Tabung 1 + Tidak berwarna Coklat muda Terjadi

pencernaan

Tabung 2 + Tidak berwarna Coklat muda Terjadi

pencernaan

Tabung 3 - Tidak berwarna Coklat Tua Tidak Terjadi

Pencernaan

Tabung 4 - Tidak berwarna Hitam Tidak Terjadi

Pencernaan

Tabung 5 - Kuning Keruh Coklat Tua Tidak Terjadi

Pencernaan

Tabung 6 - Kuning Keruh Coklat Kehitaman Tidak Terjadi

Pencernaan

Tabung 7 - Orange Coklat Kebiruan Tidak Terjadi

Pencernaan

Tabung 8 - Tidak berwarna Biru Kehitaman Tidak Terjadi

Pencernaan

Tabung 9 - Tidak berwarna Biru Kehitaman Tidak Terjadi

Pencernaan

Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2013.

Berdasarkan hasil pengamatan bahwa tabung 1, dan 2 membentuk warna

coklat muda, reaksi ini berjalan positif karena terjadi proses pencernaan yang

disebabkan oleh enzim ptialin atau α-amilase yang dihasilkan oleh saliva sehingga

Page 17: LAPORAN BIOLOGI 2013

memecah amilum menjadi dekstrin. Hal ini sesuai dengan pendapat Poedjiadi

(2007) yang menyatakan bahwa enzim amilase mengubah polisakarida yang

berukuran besar (pati) menjadi polisakarida yang berukuran kecil yang disebut

dekstrin. Tabung 4 terbentuk warna hitam terjadi karena kerusakan enzim amilase

yang disebabkan oleh pH yang rendah dan suhu yang tinggi. Hal ini sesuai dengan

pendapat (Martoharsono, 2006) yang menyatakan bahwa sebagian besar molekul

protein menampakan aktivitas pada kisaran pH dan suhu tertentu.

Tabung 3 ,6, dan 7 terbentuk warna coklat kehitaman, coklat kebiruan

(gelap) dan coklat tua, reaksi berjalan negatif karena adanya penambahan HCL.

Hal ini sesuai dengan pendapat Martoharsono (1994) yang menyatakan bahwa

enzim ptialin mampu mencerna pati menjadi dekstrin dan maltosa pada suasana

basa dan tidak aktif pada suasana asam karena asam klorida (HCl) yang

diproduksi lambung. Tabung 8 dan 9 terbentuk warna biru kehitaman, reaksi ini

berjalan negatif karena tidak adanya α-amilase yang mempengaruhi proses

pencernaan amilum. Ditambahkan oleh Lehninger (1982) bahwa di dalam mulut

dan terjadi sekresi saliva umumnya mengandung enzim amilase.

Page 18: LAPORAN BIOLOGI 2013

Tabel 2. Hasil Percobaan Pencernaan Karbohidrat pada 15 menit kedua

Rea

ksi

(+/-)

Uji Iod

Keterangan Sebelum ditetesi

lugol

Setelah ditetesi

lugol

Tabung 1 + Tidak berwarna Coklat muda Terjadi

pencernaan

Tabung 2 - Tidak berwarna Hitam Tidak Terjadi

pencernaan

Tabung 3 - Tidak berwarna Coklat tua Tidak Terjadi

Pencernaan

Tabung 4 - Tidak berwarna Hitam Tidak Terjadi

Pencernaan

Tabung 5 - Kuning Keruh Coklat Tua Tidak Terjadi

Pencernaan

Tabung 6 - Kuning Keruh Coklat Kehitaman Tidak Terjadi

Pencernaan

Tabung 7 - Orange Hitam Kehijauan Tidak Terjadi

Pencernaan

Tabung 8 - Tidak berwarna Biru Kehitaman Tidak Terjadi

Pencernaan

Tabung 9 - Tidak berwarna Biru Kehitaman Tidak Terjadi

Pencernaan

Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2013.

Berdasarkan hasil pengamatan bahwa tabung 1 terbentuk warna coklat muda

menunjukkan terjadinya pencernaan karena adanya proses pengubahan dari

akrodekstrin menjadi maltosa dengan bantuan enzim alfa amilase. Enzim ptialin

dalam saliva adalah suatu enzim amilase, yang berfungsi untuk memecah

molekul-molekul amilum menjadi maltosa dengan proses hidrolisis. Hal ini juga

sesuai dengan pendapat Sumardjo (1992) bahwa didalam usus proses pencernaan

pati akan dilanjutkan oleh getah pankreas dan getah usus yang mengandung

enzim-enzim amilase yang dapat menghidrolisis pati atu dekstrin atau maltosa

menjadi glukosa. Pada tabung 2 dan 4 terbentuk warna hitam, reaksi berjalan

negatif karena enzim pankreas terdenaturasi oleh larutan yang bersifat asam HCl

sehingga tidak terjadi pencernaan. Reaksi ini negatif karena terjadi perubahan

Page 19: LAPORAN BIOLOGI 2013

warna yang menandakan bahwa amilum telah terhidrolisis oleh asam HCl. Hal ini

sesuai dengan pendapat Martoharsono (2006) yang menambahkan bahwa enzim

bekerja pada kisaran pH tertentu. Bila dilakukan pengukuran aktifitas enzim pada

beberapa macam pH yang berlainan, maka sebagian besar enzim didalam tubuh

akan menunjukan aktifitas maksimum antara pH 5,0-9,0.

Tabung 3, 5, dan 6 terbentuk warna coklat kehitaman, coklat (gelap) dan

coklat tua, reaksi berjalan negatif karena adanya penambahan HCL. Hal ini sesuai

dengan pendapat Martoharsono (1994) yang menyatakan bahwa enzim ptialin

mampu mencerna pati menjadi dekstrin dan maltosa pada suasana basa dan tidak

aktif pada suasana asam karena asam klorida (HCl) yang diproduksi lambung.

Tabung 7 terbentuk warna menjadi hitam kehijauan. Hasil percobaanya tidak

terjadi pencernaan, karena larutan mengalami proses hidrolisis disakarida dan

polisakarida dengan bantuan enzim alfa amilase. Hal ini menunjukkan bahwa jika

larutan tidak bersifat terlalu asam sehingga reaksi ekstrak pankreas dapat

berlangsung dengan sempurna yang sesuai dengan pendapat Anggorodi (1994)

menyatakan bahwa larutan yang tidak terlalu asam dapat bereaksi dengan ekstrak

pankreas. Tabung 8 dan 9 terbentuk warna biru kehitaman, reaksi ini berjalan

negatif karena tidak adanya α-amilase yang mempengaruhi proses pencernaan

amilum. Ditambahkan oleh Lehninger (1982) bahwa didalam mulut dan terjadi

sekresi saliva umumnya mengandung enzim amilase.

Page 20: LAPORAN BIOLOGI 2013

Tabel 3. Hasil Percobaan Pencernaan Karbohidrat pada 15 menit ketiga

Reaksi

(+/-)

Uji Iod

Keterangan Sebelum ditetesi

lugol

Setelah ditetesi

lugol

Tabung 1 + Tidak berwarna Coklat muda Terjadi

pencernaan

Tabung 2 - Tidak berwarna Hitam Tidak Terjadi

pencernaan

Tabung 3 - Tidak berwarna Coklat tua Tidak Terjadi

Pencernaan

Tabung 4 - Tidak berwarna Hitam Tidak Terjadi

Pencernaan

Tabung 5 - Kuning Keruh Coklat Tua Tidak Terjadi

Pencernaan

Tabung 6 - Kuning Keruh Coklat Kehitaman Tidak Terjadi

Pencernaan

Tabung 7 - Orange Hijau Kehitaman Tidak Terjadi

Pencernaan

Tabung 8 - Tidak berwarna Biru Kehitaman Tidak Terjadi

Pencernaan

Tabung 9 - Tidak berwarna Biru Kehitaman Tidak Terjadi

Pencernaan

Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2013.

Berdasarkan hasil pengamatan bahwa tabung 1 terbentuk warna coklat

muda menunjukkan terjadinya pencernaan karena adanya proses pengubahan dari

akrodekstrin menjadi maltosa dengan bantuan enzim alfa amilase. Enzim ptialin

dalam saliva adalah suatu enzim amilase, yang berfungsi untuk memecah

molekul-molekul amilum menjadi maltosa dengan proses hidrolisis. Hal ini juga

sesuai dengan pendapat Sumardjo (1992) bahwa didalam usus proses pencernaan

pati akan dilanjutkan oleh getah pankreas dan getah usus yang mengandung

enzim-enzim amilase yang dapat menghidrolisis pati atu dekstrin atau maltosa

menjadi glukosa. Pada tabung 2 dan 4 terbentuk warna hitam, reaksi berjalan

negatif karena enzim pankreas terdenaturasi oleh larutan yang bersifat asam HCl

sehingga tidak terjadi pencernaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Martoharsono

Page 21: LAPORAN BIOLOGI 2013

(2006) yang menambahkan bahwa enzim bekerja pada kisaran pH tertentu. Bila

dilakukan pengukuran aktifitas enzim pada beberapa macam pH yang berlainan,

maka sebagian besar enzim didalam tubuh akan menunjukan aktifitas maksimum

antara pH 5,0-9,0.

Tabung 3, 5, dan 6 terbentuk warna coklat kehitaman, coklat (gelap) dan

coklat tua, reaksi berjalan negatif karena adanya penambahan HCL. Hal ini sesuai

engan pendapat Martoharsono (1994) yang menyatakan bahwa enzim ptialin

mampu mencerna pati menjadi dekstrin dan maltosa pada suasana basa dan tida

aktif pada suasana asam karena asam klorida (HCl) yang diproduksi lambung.

Tabung 7 terbentuk warna menjadi hitam kehijauan. Hasil percobaanya tidak

terjadi pencernaan, karena larutan mengalami proses hidrolisis disakarida dan

polisakarida dengan bantuan enzim alfa amilase. Hal ini menunjukkan bahwa jika

larutan tidak bersifat terlalu asam sehingga reaksi ekstrak pankreas dapat

berlangsung dengan sempurna yang sesuai dengan pendapat Anggorodi (1994)

yang menyatakan bahwa larutan yang tidak terlalu asam dapat bereaksi dengan

ekstrak pankreas. Tabung 8 dan 9 terbentuk warna biru kehitaman, reaksi ini

berjalan negatif karena tidak adanya α-amilase yang mempengaruhi proses

pencernaan amilum. Ditambahkan oleh Lehninger (1982) bahwa didalam mulut

dan terjadi sekresi saliva umumnya mengandung enzim amilase.

Page 22: LAPORAN BIOLOGI 2013

3.2. Pencernaan Protein

Hasil yang diperoleh dari percobaan Percernaan protein oleh pepsin dan

Percernaan protein oleh ekstrak pankreas sebagai berikut.

Tabel 4. Data Hasil Percobaan Protein Keadaan Putih Telur Tiap 30 menit

Keadaan Putih Telur Keterangan

30 Menit Pertama 30 Menit Kedua

Tabung 1 Agak Keruh,

Agak Hancur

Agak Keruh,

Agak Hancur

Terhidrolisis

Sebagian

Tabung 2 Agak Keruh,

Agak Hancur

Agak Keruh,

Agak Hancur

Terhidrolisis

Sebagian

Tabung 3 Agak Keruh,

Agak Hancur

Agak Keruh,

Agak Hancur

Terhidrolisis

Sebagian

Tabung 4 Agak Keruh,

Agak Hancur

Keruh,

Hancur

Terhidrolisis

Sempurna

Tabung 5 Keruh,

Agak Hancur

Keruh,

Agak Hancur

Terhidrolisis

Sebagian

Tabung 6 Keruh,

Agak Hancur

Keruh,

Agak Hancur

Terhidrolisis

Sebagian

Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2013.

Berdasarkan hasil pengamatan bahwa pada percobaan pencernaan protein

oleh pepsin yaitu tabung 1, 2 dan 3, dan percobaan pencernaan protein oleh

ekstrak pankreas yaitu tabung 5 dan 6 pada 30 menit pertama dan 30 menit kedua

didapatkan hasil putih telur dalam keadaan agak hancur dan larutan yang

merendamnya tampak agak keruh. Hal itu dikarenakan protein pada putih telur

mengalami hidrolisis oleh pepsin. Protein yang terhidrolisis berubah menjadi

senyawa asam amino yang memiliki molekul mikriskopis dan terlarut dalam

larutan pepsin, sehingga menyebabkan larutan dalam tabung reaksi menjadi

keruh. Hal ini menandakan adanya pankrezim yang mencerna putih telur dengan

Page 23: LAPORAN BIOLOGI 2013

cara memutus gugus fungsional karbonil ( COOH ) dan ( NH2 ) yang dimiliki oleh

putih telur tersebut. Terjadi pencernaan karena adanya penambahan NaOH yang

bersifat basa. Hal ini sesuai dengan pendapat Poedjiadi (1994) bahwa pencernaan

protein oleh ekstrak pankreas paling baik bekerja dalam suasana basa, bila

dipanaskan enzim tersebut mengalami kerusakan. Pada tabung 4 pada 30 menit

kedua keadaan putih telur telah hancur dan keruh, hal ini dikarenakan aktifitas

enzim proteolitik pankreas meningkat pada suasana basa, oleh karena itu

penambahan larutan NaOH 0,1 N pada larutan ekstrak pankreas mengakibatkan

peningkatan hidrolisis protein putih telur oleh enzim proteolitik pankreas,

sehingga keadaan putih telur hancur. Hal ini sesuai pendapat Lehninger (1982)

yang menambahkan bahwa bagian eksokrin pankreas menghasilkan getah

pankreas yang basa dan mengandung enzim pencernaan.

3.3. Pencernaan Lemak

Hasil yang diperoleh dari percobaan Percernaan Lemak oleh ekstrak

pankreas sebagai berikut.

Tabel 5. Data Hasil Percobaan Lemak oleh Ekstrak Pankreas

Jumlah NaOH 0,1 N (tetes) Keterangan

Tabung 1 6 Terjadi Hidrolisis

Tabung 2 4 Terjadi Hidrolisis

Tabung 3 1 Terjadi Hidrolisis

Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2013.

Berdasarkan hasil pengamatan bahwa tabung 1 mengalami hidrolisis karena

terjadi penambahan 6 tetes cairan NaOH. Tabung 1 dan 2 menghasilkan warna

pink atau merah muda yang menandakan reaksi adalah positif. Pencernaan lemak

Page 24: LAPORAN BIOLOGI 2013

terjadi apabila lemak dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol, semakin

banyak asam lemak dan gliserol terurai maka semakin banyak NaOH yang

dibutuhkan untuk membuat larutan menjadi berwarna merah muda. Hal ini sesuai

dengan pendapat Poedjiadi (2007) yang menambahkan bahwa lipase dalam cairan

pankreas berfungsi sebagai katalis dalam proses hidrolisis lemak menjadi asam

lemak, gliserol, monoasilgliserol dan diasilgliserol. Pada tabung 3 yang berisi 2

ml yang dicampur dengan 1ml aquades ternyata lebih sedikit membutuhkan

larutan NaOH 0,1 N yaitu hanya 1 tetes untuk mendapatkan warna merah muda.

Perubahan warna merah muda dalam percobaan lemak ini karena terjadi hidrolisis

lemak menjadi asam lemak dan gliserol, semakin banyak asam lemak yang

dibebaskan maka semakin banyak pula larutan NaOH 0,1N untuk menetralisir.

Hal ini sesuai dengan pendapat Sumardjo (2009) yang menyatakan bahwa larutan

basa kuat, misalnya larutan natrium hidroksida atau larutan kalium hidrokisda

yang panas, apabila dicampur dengan lemak, lemak tersebut akan mengalami

pemecahan secara hidrolisis.

Page 25: LAPORAN BIOLOGI 2013

3.4. Penentuan Kadar Asam Total

Hasil percobaan Kadar Asam Laktat pada Susu diperoleh hasil sebagai

berikut.

Tabel 6. Data Hasil Percobaan Kadar Asam Laktat pada Susu

Volume NaOH (ml)

Titrasi I 1,6

Titrasi II 1,5

Rata-rata 1,55

Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2013.

Berdasarkan hasil praktikum, didapatkan hasil rata-rata titrasi kadar asam

laktat susu sebesar 1,55 ml dan di dapatkan kadar asam laktat pada susu adalah

0,13%. Standar kadar asam laktat pada susu pada kisaran normal 0,6-1,1% pada

suhu kamar selama 4 hari dan 10 hari. Hasil kadar asam laktat pada susu dalam

percobaan belum memenuhi standar normalnya kadar asam laktat. Pada asam

laktat yang terkandung dalam susu terdapat mikroorganisme tersebut mampu

merubah laktosa dalam susu sebagai sumber energi untuk melakukan proses

fermentasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Hidayat et al., (2006) menyatakan

bahwa proses fermentasi yang penting dalam industri komersial adalah produksi

sel mikrobia, produksi enzim mikrobia, produksi hasil metabolisme mikrobia.

Asam laktat yang terkandung dalam susu, berasal dari laktosa yang dihidrolisis

menjadi glukosa dan galaktosa oleh enzim laktase. Glukosa dan galaktosa ini akan

mengalami glikolisis sehingga akan menghasilkan asam laktat (Martoharsono,

1994).

Page 26: LAPORAN BIOLOGI 2013

Hasil percobaan Kadar Asam Laktat pada yoghurt diperoleh hasil sebagai

berikut.

Tabel 7. Data Hasil Percobaan Kadar Asam Laktat pada Yoghurt

Volume NaOH (ml)

Titrasi I 0,8

Titrasi II 1

Rata-rata 0,9

Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2013.

Berdasarkan hasil praktikum mendapatkan hasil rata-rata titrasi kadar

asam laktat yoghurt sebesar 0,9 ml dan setelah dihitung dengan rumus kadar asam

laktat didapatkan kadar asam laktat sebesar 0,077 %. Standar nilai total asam yang

diperoleh dari yoghurt berkisar antara 0,5%-2%. Kadar asam laktat pada yoghurt

belum memenuhi standar normal nilai total asam disebabkan oleh nilai keasaman

atau pH dan suhu pada saat fermentasi. Titrasi yogurt membutuhkan lebih banyak

NaOH dibanding dengan susu karena yoghurt merupakan produk fermentasi yang

menghasilkan asam laktat karena bantuan mikrobia. Hal ini sesuai dengan

pendapat Buckle et al., yang menyatakan bahwa jenis bakteri Lactobacillus lactis

pada yoghurt umumnya lebih tahan terhadap asam daripada jenis Streptococcus

dan menyebabkan banyaknya fermentasi asam laktat yang sering digunakan pada

fermentasi susu. Faktor keberhasilan fermentasi asam laktat sangat ditentukan

jenis bahan pangan (substrat). Mikroba membutuhkan energi yang berasal dari

karbohidrat, protein, lemak, mineral dan zat-zat gizi lainnya yang ada dalam

bahan pangan. Demikian pula dengan macam mikroba, adapun yang perlu

dimiliki mikroba dalam fermentasi adalah harus mampu tumbuh pada substrat dan

mudah beradaptasi dengan lingkungannya, dan mikroba harus mampu

Page 27: LAPORAN BIOLOGI 2013

mengeluarkan enzim-enzim penting yang dapat melakukan perubahan yang

dikehendaki secara kimia (Hidayat et al., 2006).

Hasil percobaan Kadar Asam Asetat pada Tape diperoleh hasil sebagai

berikut.

Tabel 8. Data Hasil Percobaan Kadar Asam Laktat pada Tape

Volume NaOH (ml)

Titrasi I 1

Titrasi II 0,5

Rata-rata 0,75

Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2013.

Berdasarkan hasil praktikum mendapatkan hasil rata-rata titrasi kadar

asam laktat pada tape sebesar 0,75 ml dan setelah dihitung dengan rumus kadar

asam laktat didapatkan kadar asam laktat pada tape sebesar 0,171 %. Hal ini

terjadi dari ubi kayu yang telah dibungkus dan difermentasikan oleh mikroba

amiliolotik menjadi tape. Mikroba tersebut menghasilkan enzim amiliolotik yang

dapat memecah pati menjadi dekskrin, maltotrosa, maltosa, dan glukosa. Hal ini

sesuai dengan pendapat Lehninger (1982) menyatakan bahwa mikroba dapat

mengasilkan enzim amilolitik yang dapat memecah pati menjadi dekstrin,

maltotrosa, maltosa. Mikrobia amilolitik (pemecah karbohidrat atau pati) mampu

menghasikan enzim amilase atau amilolitik yang dapat memecah pati menjadi

dekstrin, maltosa, maltriosa dan glukosa. Glukosa dimanfaatkan oleh mikrobia

untuk pertumbuhan dengan mengeluarkan hasil sampingan berupa alkohol.

Alkohol dapat dimanfaatkan lebih lanjut oleh bakteri pembentuk asam asetat

untuk pertumbuhan dengan mengeluarkan hasil sampingan berupa asam asetat

(Sumardjo, 2009).

Page 28: LAPORAN BIOLOGI 2013

Hasil percobaan Kadar Asam Asetat pada Ubi Kayu diperoleh hasil sebagai

berikut.

Tabel 9. Data Hasil Percobaan Kadar Asam Laktat pada Ubi Kayu

Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2013.

Berdasarkan hasil praktikum, rata-rata titrasi percobaan kadar asam asetat

ubi kayu adalah 0,15 ml dan setelah dihitung dengan menggunakan rumus asam

asetat didapatkan kadar asam asetat adalah 0,0342 %. Ubi kayu mengandung

karbohidrat dimana zat ini memiliki potensi berubah menjadi asam asetat.

Mikroba amilolitik menghasilkan amilase yang dapat memecah pati menjadi

dekstrin, maltotriosa, maltosa dan glukosa, selanjutnya glukosa dimanfaatkan oleh

mikroba untuk pertumbuhan dengan mengeluarkan hasil samping berupa alkohol.

Alkohol dapat dimanfaatkan lebih lanjut oleh bakteri asam asetat untuk

pertumbuhan dan mengeluarkan hasil samping berupa asam asetat. Sumardjo

(2009) menyatakan bahwa mikrobia amilolitik (pemecah karbohidrat atau pati)

mampu menghasikan enzim amilase atau amilolitik yang dapat memecah pati

menjadi dekstrin, maltosa, maltriosa dan glukosa. Hal ini terjadi dari ubi kayu

yang telah dikukus dan difermentasikan oleh mikroba amiliolotik menjadi tapai.

Mikroba tersebut menghasilkan enzim amiliolotik yang dapat memecah pati

menjadi dekskrin, maltotrosa, maltosa, dan glukosa, kemudian melalui jalur

glikolisis yang mengeluarkan hasil samping berupa alkohol, kemudian dengan

bantuan enzim, alkohol dapat mengeluarkan hasil samping berupa asam asetat.

Volume NaOH (ml)

Titrasi I 0,1

Titrasi II 0,2

Rata-rata 0,15

Page 29: LAPORAN BIOLOGI 2013

Fermentasi tape terjadi perubahan biokimia yaitu perubahan pati menjadi glukosa

dan maltosa, serta perubahan gula menjadi alkohol dan asam organik ( Hidayat et

al., 2006).

Page 30: LAPORAN BIOLOGI 2013

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1. Simpulan

Berdasarkan praktikum Biokimia Dasar dapat disimpulkan bahwa pada

pencernaan karbohidrat dilakukan uji iod dengan NaOH, berubah warna menjadi

warna terang adanya enzim yang aktif dalam pencernaan karbohidrat dinyatakan

reaksi positif, sedangkan reaksi di katakan negatif karena enzim tidak aktif dalam

proses pencernaan karbohidrat. Pencernaan protein menggunakan pepsin biasanya

bisa tercena dengan kondisi yang asam. Pencernaan protein menggunakan ekstrak

penkreas bisa tercena dalam kondisi basa. Pencernaan lemak menggunakan

ekstrak pankreas terjadi jika semakin banyak asam lemak yang dibebaskan, maka

semakin banyak tetesan larutan NaOH yang dibutuhkan untuk menetralisir.

Penentuan kadar asam total, kalau asam laktat pada susu lebih tinggi daripada

yoghurt, sedangkan kadar asam asetat tape lebih tinggi dibandingkan ubi kayu.

4.2. Saran

Metode dalam paktikum berjalan kurang efektif karena ada beberapa alat

yang rusak sehingga saat pengambilan sampel harus bergantian yang

mengakibatkan waktu menjadi tidak efektif. Saat melakukan praktikum

seharusnya lebih teliti sehingga mendapatkan hasil yang tepat dan maksimal.

Page 31: LAPORAN BIOLOGI 2013

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta.

Buckle, K.A, R.A Edward, G.H. Fleet dan M. Wooton. 1987. Ilmu Pangan.

Diterjemahkan oleh H. Purnomo dan Adiono. Universitas Indonesia Press:

Jakarta.

Hidayat, N., Padaga Masdiana C., Sri Suhartini. 2006. Mikrobiologi Industri.

Andy Offset, Yogyakarta.

Lehninger. 1982. Dasar - dasar Biokimia. Erlangga, Jakarta.

Martoharsono, S. 1994. Biokimia Jilid I. Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta.

Martoharsono, S. 2006. Biokimia I. UGM Press, Yogyakarta.

Poedjiadi, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Universitas Indonesia, Jakarta.

Poedjiadi, Ana.2007. Dasar-Dasar Biokimia. Universitas Indonesia, Jakarta.

Sumardjo, Damin.1992. Kimia Kedokteran.Universitas Diponegoro, Semarang.

Sumardjo, D. 2009. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa

Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksata. Buku Kedokteran

EGC, Jakarta.

Page 32: LAPORAN BIOLOGI 2013

LAMPIRAN

Lampiran 2. Jawaban Pertanyaan Pencernaan Karbohidrat

1. Contoh monosakarida :

a) Pentosa : ribosa, xilosa, arabinosa

b) heksosa : glukosa, fruktosa, laktosa

2. Contoh disakarida pereduksi dan bukan pereduksi :

a) pereduksi : maltosa, sellobisa, maltosa

b) bukan pereduksi : sakarosa dan threhalosa

3. Oligosakarida yaitu karbohidrat yang tersusun atas 2 molekul sampai 10

molekul monosakarida. Contoh oligosakarida :

a) disakarida : maltosa, sellobisa,laktosa

b) trisakarida : robinosa, sakarosa, gentibiosa

c) tetrasakarida : skorodosa, stachiosa

4. Contoh polisakarida :

a) pentosa : xylan dan araban

b) heksosan : glukosan, fruktosan, mannan, galaktosan

5. Uji benedict positif : jika pada akhir raksi terbentuk endapan merah

bata.

Uji benedict negatif : jika pada akhir reasi tidak terbentuk endapan

merah bata.

6. Uji untuk mengidentifikasi karbohidrat selain uji benedict :

a. uji molish : positif jika terbentuk larutan berwarna ungu

Page 33: LAPORAN BIOLOGI 2013

b. uji anthrone : positif jika terbentuk larutan berwarna hijau

c. uji asam pikrat : positif jika terbentuk larutan berwarna merah

d. uji seliwanorf : positif jika terbentuk larutan berwarna merah

e. uji fehling : positif jika terbentuk endapan merah bata

f. uji tollens : positif jika terbentuk cincin perak pada tabung

7. Pencernaan amilum masak dipengaruhi faktor suhu dan suasana

lingkungan. Amilum dapat dicerna pada suhu kamar, karena enzim yang

mencernanya aktif pada suhu itu dan juga suasana yang basa. Pada tabung

9, kondisi suasananya asam dan tidak sesuai dengan suhu kamar sehingga

tidak terjadi hidrolisis karbohidrat. Hal ini ditandai warna larutan yang

berwarna cokelat kehitaman.

Lampiran 3. Jawaban Pertanyaan Pencernaan Protein

1. Sebutkan 20 macam asam amino penyusun protein !

Jawab :

Asam gutamat, Asam aspartat, Lysine, Histin, Arginin, Serin, Theorin,

Cistin, Aspargin, Glutamin, Phenilalanin, Tirosin, Triptophan, Glisin,

Alanin, Valin, Proin, Leusin, Isleusin, Metionin.

2. Sebutkan asam-asam amino yang mengandung gugus S dan bagaimana

rumus bangunnya!

Jawab :

Asam amino yang mengandung unsur S adalah Sistein dan Methionin.

Page 34: LAPORAN BIOLOGI 2013

Rumus bangun:

Sistein H

HSCH3COOH

NH2

Metionin.

CH3SCH2CH2CH─ COOH

NH2

3. Berdasarkan hasil percobaan pencernaan protein diatas (tabung 1 s.d 6)

kesimpulan apa yang dapat anda tarik?

Jawab :

Kesimpulan yang dapat ditarik jika pada lambung protein akan tercerna

karna adanya enzim pepsin dalam kondisi asam, sementara di pankreas

protein akan tercerna pada kondisi basa. Namun, jika enzim itu dipanaskan

maka enzim itu akan terdenaturasi atau rusak akibatnya enzim tidak bisa

melakukan proses pencernaan.

Page 35: LAPORAN BIOLOGI 2013

Lampiran 4. Jawaban Pertanyaan Pencernaan Lemak

1. Tuliskan rumus umum lemak sederhana ( trigliserida )

Jawab : O

H2C O C R1

O

H2C O C R2

O

H2C O C R3

2. Berdasarkan percobaan pencernaan lemak tersebut diatas mana dan mengapa

yang pencernaan lemaknya terbaik ?

Jawab :

Pencernaan lemak yang baik adalah jika banyak ditetesi oleh NaOH karena

semakin banyak tetesan NaOH maka semakin banyak juga asam lemak yang

terbebaskan.

3. Bagaimana reaksi biokimia perubahan lemak (trigliserida) menjadi asam

lemak dan gliserol?

Jawab :

Page 36: LAPORAN BIOLOGI 2013

Lampiran 5. Jawaban Pertanyaan Penentuan Kadar Asam Total

1. Bagaimana reaksi ringkas perubahan glukosa menjadi alcohol ?

Jawab :

C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP

2. Bagaimana perubahan reaksi secara lengkap dari laktosa menjadi asam

laktat ?

Jawab :

C12H22O11 + H2O → 4C3H6O3

Laktosa air asam laktat

3. Dari percobaan kadar asam total tersebut diatas, kesimpulan apa yang anda

peroleh ?

Jawab :

Proses fermentasi menyebabkan adanya peningkatan kadar asam total pada

bahan makanan karena dibantu dengan kerja mikroorganisme

Lampiran 6. Standarisasi NaOH dengan Larutan Asam Oksalat Standar

Perhitungan standarisasi NaOH dengan larutan asam oksalat standar perhitungan

normalitas NaOH, Rumus : V1 x N 1= V2 x N2

Keterangan :

N1= 0.1 (normal asam oksalat)

V1= volume asam oksalat (ml)

N2=Normalitas NaOH

V2= Volume NaOH

Page 37: LAPORAN BIOLOGI 2013

Normalitas NaOH :

V1xN1 = V2xN2

N1.10 = 0,1x9,5

N1 =0.1 × 9,5

10

N1 = 0.095N

Jadi, normalitas NaOH sesungguhnya adalah 0,095N

Lampiran 7. Perhitungan Kadar Asam Laktat Susu

Pada air susu setelah dititrasi diperoleh data untuk menghitung kadar total asam

adalah sebagai berikut :

- volume NaOH titrasi I = 1,6 ml.

- volume NaOH titrasi II = 1,5 ml.

Volume rata-rata NaOH = 2

5,16,1

= 1,55 ml

V1 x B x N

L = ---------------------- x 100 %

V2 x 1000

Keterangan : L = Kadar asam laktat

V1 = Volume larutan NaOH (ml)

V2 = Volume air susu yang dititrasi (ml)

N = Normalitas larutan NaOH

B = Bobot molekul asam laktat (90)

Page 38: LAPORAN BIOLOGI 2013

V1 x B x N

L = ------------------- x 100 %

V2 x 1000

1,55 x 0,095 x 90

= -------------------- x 100 %

10 x 1000

= 0,128 %

Lampiran 8. Perhitungan Kadar Total Asam Laktat Pada Yoghurt

Pada air susu basi setelah titrasi diperoleh data sebagai berikut :

- volume NaOH titrasi I = 0,8 ml.

- volume NaOH titrasi II = 1 ml.

Volume rata-rata NaOH = 2

18,0

= 0,9 ml

V1 x B x N

L = --------------------- x 100 %

V2 x 1000

0,9x 0,095 x 90

= -------------------- x 100 %

10 x 1000

= 0,07695%

Page 39: LAPORAN BIOLOGI 2013

Lampiran 9. Perhitungan Kadar Total Asam Asetat pada Tape

Pada tape setelah dititrasi diperoleh data sebagai berikut :

- volume NaOH titrasi I = 1 ml

- volume NaOH titrasi II = 0,5 ml

volume rata-rata NaOH =2

5,01

= 0,75 ml

V x N x P x B

A = ---------------------- x 100 %

G x 1000

Keterangan : A = Kadar asam asetat

V = Volume larutan NaOH (ml)

N = Normalitas larutan NaOH

B = Bobot molekul asam asetat (60)

G = Berat tape

P = Faktor pengenceran (250/25 =10)

V x N x P x B

A = ---------------------------- x 100 %

G x 1000

0,75 x 0,095 x 10 x 60

= ------------------------------- x 100 %

25 x 1000

= 0, 171 %

Page 40: LAPORAN BIOLOGI 2013

Lampiran 10. Perhitungan Kadar Total Asam Asetat pada Ubi Kayu

Pada ubi kayu setelah dititrasi diperoleh data sebagai berikut :

- volume NaOH titrasi I = 0,1 ml

- volume NaOH titrasi II = 0,2 ml

volume rata-rata NaOH =2

2,01,0

= 0,15 ml

V x N x P x B

A = ---------------------- x 100 %

G x 1000

Keterangan : A = Kadar asam asetat

V = Volume larutan NaOH (ml)

N = Normalitas larutan NaOH

B = Bobot molekul asam asetat (60)

G = Berat tape

P = Faktor pengenceran (250/25 =10)

V x N x P x B

A = ---------------------------- x 100 %

G x 1000

0,15 x 0,095 x 10 x 60

= ------------------------------- x 100 %

25 x 1000

= 0,0342 %

Page 41: LAPORAN BIOLOGI 2013

Lampiran 11. Gambar dan Fungsi Alat

ALAT FUNGSI

Tabung Reaksi

Tabung berbentuk lonjong yang

digunakan sebagai wadah atau tempat

untuk menaruh larutan yang akan diuji

pada praktikum.

Rak Tabung Reaksi

Rak dengan lobang-lobang bulat yang

akan digunakan sebagai tempat

meletakkan tabung reaksi.

Gelas Ukur Gelas dengan garis-garis ukuran

volume yang digunakan untuk

mengukur volume larutan yang akan

diuji pada praktikum.

Page 42: LAPORAN BIOLOGI 2013

Gelas Beker

Gelas kaca yang digunakan untuk

wadah larutan atau sejenisnya pada

praktikum.

Lampu Bunsen

Lampu dengan bahan bakar spritus

yang berfungsi untuk memanaskan atau

mendidihkan larutan yang akan diuj

pada praktikum.

Penjepit

Penjepit dari kayu yang digunakan

untuk menjepit tabung reaksi yang

akan dipanaskan pada lampu Bunsen

Pipet Tetes

Pipet kaca yang digunakan untuk

menyedot atau meneteskan larutan

yang dibutuhkan.

Page 43: LAPORAN BIOLOGI 2013

Mortal

Alat yang digunakan untuk

menghancurkan ekstrak pancreas atau

bahan lain yang akan dibutuhkan

dalam praktikum.

Gelas erlemeyer

Gelas kaca yang digunakan untuk

meletakkan larutan pada saat titrasi

pada buret

Pengaduk magnetic

Alat yang digunakan untuk mengaduk

larutan yang akan diuji dengan

menggunakan elemen alumunium.

Buret

Alat yang digunakan untuk mentitrasi

larutan dengan NaOH atau bahan yang

lainnya yang akan diuji.

Page 44: LAPORAN BIOLOGI 2013

Statif

Alat yang digunakan sebagai gagang

untuk penyangga buret

Silet

Alat yang digunakan untuk memotong

bahan-bahan yang diperlukan dalam

praktikum

Timbangan analitik

Timbagan digital dengan ketelitian

tinggi yang digunakan untuk

menimbang bahan-bahan yang

digunakan pada praktikum.

Page 45: LAPORAN BIOLOGI 2013

Lampiran 12. Fotocopy Cover Buku dan Isi sebagai Sitasi