laporan praktikum biologi perairan

37
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dalam setiap kehidupan, selalu mengalami siklus dalam kehidupannya atau dapat dikatakan sebagai daur sirkulus dalam proses melangsungkan kehidupan. Salah satunya kehidupan ikan juga mengalami daur hidup dalam kehidupan populasi ikan dalam ekosistemnya, ikan mulai dari pertemuan sperma dan sel telur, maka membentuk zigot kemudian terbentuk embrio yang pada waktunya ikan akan menetas menjadi larva dan selanjutnya menjadi juvenile, dan kemudian menjadi anak ikan dan akhirnya menjadi ikan yang dewasa yang mana ikan ini siap untuk melakukan pemijahan begitulah seterusnya hinga terulang kembali dari semula. Dalam biologi perikanan, kita dapat mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana keadaan otolith dalam penentuan umur ikan serta dapat mengetahui bahwasannya pada saat larva ikan tersebut mengalami stress atau tidak. Kemudian pada saat dewasa dapat kembali normal atau tetap dalam keadaan stress.

Upload: afni-ramadhani

Post on 17-Jul-2016

133 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

Laporan praktikum biologi perairan

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan praktikum biologi perairan

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di dalam setiap kehidupan, selalu mengalami siklus dalam kehidupannya

atau dapat dikatakan sebagai daur sirkulus dalam proses melangsungkan

kehidupan. Salah satunya kehidupan ikan juga mengalami daur hidup dalam

kehidupan populasi ikan dalam ekosistemnya, ikan mulai dari pertemuan sperma

dan sel telur, maka membentuk zigot kemudian terbentuk embrio yang pada

waktunya  ikan akan menetas menjadi larva dan selanjutnya menjadi juvenile, dan

kemudian menjadi anak ikan dan akhirnya menjadi ikan yang dewasa yang mana

ikan ini siap untuk melakukan pemijahan begitulah seterusnya hinga terulang

kembali dari semula.

Dalam biologi perikanan, kita dapat mengetahui lebih lanjut tentang

bagaimana keadaan otolith dalam penentuan umur ikan serta dapat mengetahui

bahwasannya pada saat larva ikan tersebut mengalami stress atau tidak. Kemudian

pada saat dewasa dapat kembali normal atau tetap dalam keadaan stress.

Larva didefenisikan sebagai anak ikan yang baru menetas. Berkaitan

dengan perkembanganna, larva dibedakan menjadi dua tahap yaitu pro (pre) larva

adalah yang masih memiliki kantung kuning telur dan post larva adalah masa

ketika kantung kuning telur menghilang sampai terbentuknya organ-organ baru

(Hermawan, 2002).

Otolith merupakan tulang telinga yang terdapat pada sacculus di daerah

kepala dipakai untuk keseimbangan dan untuk penentuan umur (Pulungan dan

Manda, 2011).

Page 2: Laporan praktikum biologi perairan

2

Dalam hal ini, kita juga dapat mengetahui perbedaan mendasar dari larva

dalam fase pro dan post. Ini dapat membantu kita dalam pemberian pakan pada

larva. Kemudian dapat membedakan larva pada fase pro dan post dalam segi

pandangan kita terhadap sampel.

Secara garis besar susunan saluran pencernaan pada ikan terdiri dari mulut,

oesophagus, lambung, intestinum dan anus. Akan tetapi, pada jenis ikan Channa

organ saluran pencernaan antara lambung dan intestinumnya terdapat pyloric

caeca. Selain itu pada mulut ikan dapat dijumpai gigi yang berperan untuk

mambantu mendapatkan makanan. (Pulungan, 2006)

Secara garis besarnya ikan dapat dibedakan menjadi golongan predator,

grezer, pemikat, penyumpit, penunggu atau pemalas penyaring makanan dan

parasit berdasarkan cara makanannya (Lagler et al, 1977). Umumnya ikan-ikan

yang memakan binatang makroskopis mempunyai adaptasi tertentu. Mempunyai

gigi pencengkaram yang berkembang dengan baik.

Berdasarkan pertimbangan itulah praktikum dilaksanakan agar praktikan

dapat melihat susunan saluran pencernaan, bentuk mulut dan gigi, bentuk dan

ukuran lambung serta intestinum yang dimiliki setiap jenis ikan

bervariasi,  bentuk insang, serta ukuran saluran pencernaan, sehingga

menyebabkan setiap spesies ikan cara mengambil dan mendapatkan makanan

bervariasi.

Page 3: Laporan praktikum biologi perairan

3

1.2. Tujuan dan Manfaat

Tujuan penulisan laporan praktikum ini adalah untuk memenuhi tugas

laporan praktikum Biologi Perikanan dan mengetahui ciri-ciri, bentuk dan

perbedaan dari fase pro dan post dari larva serta mengetahui keadaan ikan melalui

otolith ikan tersebut dan penentuan umurnya serta menganalisis isi saluran

pencernaan pada ikan.

Dan manfaat dari pembuatan laporan praktikum Biologi Perikanan ini

adalah untuk mengetahui secara mendalam tentang otolith dalam penentuan umur

ikan, dapat membedakan larva ikan pada fase pro dan post serta dapat menentukan

dan menganalisis isi saluran pencernaan ikan dari berbagai jenis makanannya.

Page 4: Laporan praktikum biologi perairan

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Larva ikan

Menurut Govani et al (1986) dalam Aidi (2009), Larva adalah saat kritis

untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan karenabelum sempurnanya

perkembangan saluran pencernaan makanan dan aktivitas enzim dimana proses

pencernaan protein, lemak dan karbohidrat dimulai.

Larva setelah menetas mempunyai cadangan makanan berupa kuning telur

yang dibawa sejak menetas sehingga tidak membutuhkan pasokan makanan dari

luar selama 3 hari, setelah cadangan makanan habis maka pasokan pakan dari luar

barulah diberikan (Sutrisno, 2003).

Pro larva ialah larva yang masih memiliki kantung kuning telur berbentuk

bundar, bundar, oval atau oblong, tubuhnya transparan dengan beberapa butir

pigment. Sirip dada dan ekor sudah ada tetapi belum sempurna bentuknya,

sedangkan sirip perut berupa tonjolan, mulut dan rahang belum berkembang, usus

masih berupa tabung lurus.Sistem pernafasan dan peredaran darah tidak

sempurna, makanan dari kuning telur yang dibawa (Ridwan Manda Putra, dkk,

2014).

Pada larva mengalami masa peralihan antara fas primitif dengan fase

definitive. Fase primitif artinya sebagian organ tubuhnya belum terbentuk secara

sempurna dan belum dapat difungsikan dengan baik, sedangkan fase definitive

yaitu bentuk individu baru yang sudah memiliki bentuk tubuh secara sempuran

dan semua organ tubuh telah berfungsi seperti ynag terdapat pada induknya

(Ridwan Manda Putra, dkk, 2014).

Page 5: Laporan praktikum biologi perairan

5

Anak ikan yang baru menetas disebut larva dimana tubuhnya belum dalam

keadaan sempurna, baik organ dalam maupun organ luarnya. Dalam bidang

budidaya, larva yang baru keluar dari telur disebut hatchling. Semasa

perkembangannya larva terdiri dari masa prolarva dan postlarva (Ridwan Manda

Putra, dkk, 2014).

Pada masa pro larva, larva tersebut membawa kuning telur yang berguna

untuk cadangan makanan bagi individu ikan diperairan. Cepat lambatnya kuning

telur tersebut habis berbeda satu dengan yang lainya antara individu ikan ini

sangat dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain jumlah kuning telur yang

dibawa telur itu sendiri, factor fisologis selama periode embriologi, kondisi

lingkungan separti suhu lingkungan, dan sifat dari sepses itu sendiri. (Ridwan

Manda Putra, dkk, 2014).

Larva ikan yang baru keluar dari cangkang (prolarva) yang belum

memiliki bukaan mulut, sirip belum terbentuk sempurna, membawa kuning telur

sebagai cadangan makanan. Lama masanya menjadi prolarva atau sampai habis

kuning telur bervariasi untuk setiap spesies ikan, biasanya sekitar 3-7 hari. Cepat

lambatnya habis makanan berupa kuning telur itu dipengaruhi oleh jumlah kuning

telur yang dibawah telur, faktor fisiologis selama periode embriologi, kondisi

lingkungan seperti suhu perairan dan sifat dari spesies ikan itu sendiri (Ridwan

Manda Putra, 2014).

Anak ikan yang baru ditetaskan dinamakan larva, tubuhnya belum dalam

keadaan sempurna baik organ luar maupun organ dalamnya. Sehubungan dengan

perkembangan larva ini, dalam garis besarnya dibagi menjadi 2 tahap yaitu pro

larva dan post larva. Untuk membedakannya, pro larva masih mempunyai kantung

Page 6: Laporan praktikum biologi perairan

6

kuning telur, tubuhnya transparan dengan beberapa butir pigmen yang fungsinya

belum diketahui. Sirip dada dan sirip ekor sudah ada tetapi belum sempurna

bentuknya dan kebanyakan pro larva yang baru keluar dari cangkang telur ini

tidak mempunyai sirip perut yang nyata melainkan hanya bentuk tonjolan saja.

Mulut dan rahang belum berkembang dan usunya masih merupakan tabung yang

lurus. Sistem pernapasan dan peredaran darahnya belum sempurna. Adakalanya

larva ikan yang baru ditetaskan letaknya dalam keadaan terbalik karena kuning

telurnya masih mengandung minyak. Apabila kuning telurnya sudah habis

dihisap, posisi larva tersebut akan kembali seperti biasa. Larva ikan yang baru

ditetaskan pergerakannya hanya sewaktu-waktu saja dengan menggerakkan

bagian ekornya ke kiri dan ke kanan dengan banyak diselingi oleh istirahat karena

tidak dapat mempertahankan keseimbangan posisi tegak (Effendie, 2002).

2.2. Analisis saluran pencernaan

Menurut (Suprayitno,1991). Jenis makanan yang dapat diberikan pada

ikan terdiri atas dua jenis yaitu makanan alami dan makanan buatan, makanan

alami merupaka jasat-jasat hidup yang sengaja dibudidayakan untuk diberikan

pada ikan sebagai sumber kalori, sedangkan makanan buatan merupakan

formulasi dari berbagai bahan yang dikonsumsi menurut kebutuhannya.

Kebutuhan ikan akan energi untuk metabolisme dipengaruhi antara lain

oleh kebiasaan makanan yaitu karnivor, herbivora dan omnivor, ikan herbivora

dan memakan plankton nabati jumlah konsumsi harian makanannya berbobot

lebih banyak dari pada ikan karnivora, hal ini disebabkan makanan nabati nilai

kalorinya lebih rendah dari bahan makanan hewani, selain itu kandungan air

bahan nabati lebih tinggi dari bahan hewani menurut (Mujiman, 1984).

Page 7: Laporan praktikum biologi perairan

7

Ikan tambakan termasuk kedalam Pisces, Subclas Teleostei, Ordo

Perciformes, Subordo Anabantoidei, Famili Helostomatidae, Genus Helostoma,

Spesies Helostoma temmincki (Kottelat et al, 1993). Sedangkan (Saanin ,1984)

mengatakan ikan tambakan masuk kedalam ordo Labyrinthici, Subordo

Anabantoidei, Famili Anabantidae, Genus Helostoma, Spesies Helostoma

temmincki.

Ikan Tambakan (Helostoma temminckii) bentuk tubuhnya compressed,

kepala kepala kecil, mulut terdapat diujung kepala (terminal). Pada sudut mulut

terdapat dua sungut posisi sudut perut terdapat sirip dada adalah abdominal.

(Kottelat. A.J.et al 1993)

         Sistem pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian yaitu : saluran

pencernaan (tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (glandula digestoria).

Saluran pencernaan tersebut terdiri dari mulut, kerongkongan, esophagus,

lambung serta usus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan kantung

empedu. Lambung dan usus juga berfungsi sebagai kelenjar pencernaan

(Mudjiman, 2001 dan Putra et al., 2001).

        Mulut pada ikan dibentuk oleh rahang atas (maxilla) dan rahang bawah

(mandibula), diantara kedua rahang tersebut terdapat rongga mulut (cavum oris)

(Putra et al., 2001).Pencernaan secara mekanik di mulai di bagian rongga mulut

yaitu dengan berperannya gigi dalam proses pemotongan dan penggerusan

makanan, kemudian dilanjutkan kebagian lambung dan usus yaitu dengan aanya

gerakan-gerakan atau kontraksi otot pada bagain tersebut. Pencernaan secara

mekanik yang terjadi di lambung dan usus akan terjadi secara lebih efektif karena

adanya bantuan aktivitas cairan digestif. Pencernaan secara kimiawi di mulai di

Page 8: Laporan praktikum biologi perairan

8

bagian lambung. Hal ini disebabkan karena cairan digestif yang berperan dalam

pecernaan secara kimiawi mulai dihasilkan di bagian lambung. Pencernaan ini

selanjutnya disempurnakan pada usus. (Affandi et al., 1992).

          Menurut Bond (1987) esophagus berbentuk pendek dan fleksibel (dapat

membesar) terdiri dari dua lapisan otot yaitu lapisan otot memanjang

(longitudinal) dan lapisan otot membulat (circular) dan banyak terdapat kelenjar-

kelenjar lendir, terdapat kelenjar gastric serta sebagian ikan esofagusnya

bersambungan dengan pundi gas (fisostom).

       Ukuran lambung sangat berpengaruh terhadap daya tampung ikan

tersebut menampung makanan yang masuk. Lambung nerupakan tempat

dimulainya proses pencernaan secara kimiawi dengan bantuan enzim-enzim

sesuai dengan pendapat Bond (1987) lambung merupakan tempat untuk

menyimpan makanan dan proses permulaan dari pencernaan dengan

mencampurkan bahan makanan yang ditelan dengan lelehan gastrik dan organ ini

dapat membesar dan mengembang atau mengecil sesuai dengan makanan yang

dimakan.

2.3. Penentuan umur ikan

Umur ikan adalah masa kehidupan yang dapat ditempuh

oleh suatu individu dari suatu spesies ikan sampai saatnya

spesies ikan itu mengalami kematian secara alami atau karena

keperluan tertentu maupun disebabkan oleh faktor lain nya.

(Ridwan Manda Putra,dkk, 2014).

Individu ikan ada yang berumur panjang dan ada yang

berumur pendek. Ikan-ikan yang memiliki umur panjang

Page 9: Laporan praktikum biologi perairan

9

cendrung sebagai ikan yang primitif, pergerakan lambat, sebagai

penghuni dasar suatu perairan dan memiliki alat pernafasan

tambahan dan tahan terhadap pertumbuhan ekstrim dari oksigen

terlarut, suhu dan salinitas. (Ridwan Manda Putra,dkk, 2014).

Pembacaan umur adalah suatu pengetahuan yang cukup

menarik dalam bidang perikanan terutama pembacaan umur

pada spesies-spesies ikan yang hidup secara alami diperairan

umum. Karena kita tidak mengetahui pasti kapan suatu individu

ikan  itu menetas dari telur, yang dapat kita ketahui adalah

beberapa ukuran panjang tubuh individi ikan itu ketika 

tertangkap oleh nelayan. Lain halnya dengan spesies ikan yang 

dibudidayakan kita mengetahi berapa lama individu ikan

tersebut telah dipelihara dan kalau kita ingin melacak lebih lanjut

kitadapat mengetahui kapan ikan itu menetas dari telurnya.

(Ridwan Manda Putra,dkk, 2014). Penelitian tentang umur ikan

yang berasal dari perairan sudah dilakukan sekitar 100 tahun

yang lalu (Ricker, 1971).

Penentuan umur ikan dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu

1.cara langsung. Apabila kita mengetahui secara pasti jam dan

tanggal telur menetas sampai ikan itu tumbuh besar, cara ini

hanya dapat dilakukan pada individu spesies ikan budidaya.

2.cara tidak langsung. Sedangkan secara tidak langsung yaitu

pada individu spesies ikan yang hidup secara alami.

Page 10: Laporan praktikum biologi perairan

10

Metode penentuan umur dengan memperhatikan  tanda-

tanda tahunan pada bagian tubuh yang keras ini selalu dilakukan

pada daerah subtropics (4 musim). Karena ikan-ikan yang hidup

didaerah subteropis sangat terpengaruh oleh suhu

lingkungannya, dimana pada musim dingin pertumbuhan ikan

hampir terhenti ataupun lambat sana sekali. Sehingga sangat

mempengaruhi pertumbuhan pada sisik, Vertebrae, tulang

overculum, duri sirip dan tulang otholit yang menyebabkan

terbentuk susunan sirkulasi yang  sangat rapat dan akhirnya

membentuk (Ridwan Manda Putra,dkk, 2014). Cara lain

penentuan umur pada daerah tropis yaitu dengan metode

Petersen yang menggunakan data frekkuensi panjang tubuh ikan

dengan anggapan bahwa satu umur ikan memiliki tendensi

membentuk suatu distribusi normal disekitar rata-rata.

Page 11: Laporan praktikum biologi perairan

11

III. WAKTU DAN TEMPAT

3.1. Waktu dan Tempat

Kegiatan praktikum ini dilaksanakan pada hari senin tanggal 17

November 2014 Jam 10.00 WIB – 12.00 WIB bertempat di Laboratorium Biologi

Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.

3.2. Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum ini adalah

otolith dan usus ikan Tambakan (Helostoma temminchii) serta larva ikan Platy

Pedang (Xyphophorus helleri) dan Crystal bond.

Alat-alat yang digunakan adalah sebagai berikut pensil, pena, penghapus,

mikroskop, penggaris, nampan, tempat larva, buku praktikum dan penuntun

praktikum, serbet, dan tisu.

Page 12: Laporan praktikum biologi perairan

12

3.3. Metode Praktikum

Metode yang dipergunakan pada praktikum larva dan otolith adalah

metode langsung dimana objek diteliti dan diamati secara langsung oleh praktikan

guna diambil datanya sesuai dengan tuntunan yang terdapat didalam buku

penuntun praktikum.

 Sedangkan metode praktikum mengenai  analisis isi saluran pencernaan

sebagai objek dilakukan dengan pengamatan secara langsung terhadap objek

tersebut dan dilakukan dengan menggunakan metode  jumlah yaitu dengan jalan

memperhitungkan individu organisme serta benda-benda yang lain yang terdapat

didalam alat-alat pencernaan,satu persatu dipisahkan spsies demi spesies. yang

dilakukan dilaboratorium dengan bantuan buku petunjuk praktikum Biologi

Perikanan. Disamping itu juga dilakukan studi literature yang berhubungan

dengan praktikum ini.

3.4. Prosedur Praktikum

Pertama-tama mahasiswa dikumpulkan didepan laboratorium kemudian

diabsen satu per satu dengan menyerahkan laporan minggu kemaren. Dalam

ruangan terlebih dahulu mahasiswa diberikan respon tentang materi yang akan

dipratikumkan. Setelah itu pratikum dijelaskan tata cara dalam pratikum materi

yang akan dilaksanakan. Setelah itu pratikan mengambil peralatan yang akan

digunakan. Lalu pratikan mengamati gambar larva, otolith dan usus ikan pada

mikroskop dan menggambarnya di buku laporan sementara.

Setelah itu gambar tersebut diberi kesimpulan yang dilihat dari terng atau

gelapnya tepi atau inti otolith. Pada larva, pratikan menentukan dan membedakan

bentuk larva pro atau post larva. Kemudian menggambarkannya larvanya.

Page 13: Laporan praktikum biologi perairan

13

Kemudian pada analisis isi saluran pencernaan, pratikan mengukur panjang usus

dan besar lambung serta mengetahui bentuk atau jenis makanan. Terakhir pratikan

membuat kesimpulannya.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil.

4.1.1.Larva ikan.

Pada praktikum mengenai larva ikan, ikan yang dianalisis ialah ikan Platy

Pedang (Xyphophorus helleri). Berikut klasifikasi ikan Platy Pedang yaitu:

Ordo : Cprinodontoidea

Famili : Poecilidae

Genus : Xyphophorus

Spesies: Xyphophorus helleri.

Page 14: Laporan praktikum biologi perairan

14

Pada praktikum ini, kami mengamati larva dan menentukan bentuk

larvanya. Dari analisis tersebut, kami menyimpulkan bahwa larva ikan tersebut

merupakan post larva.

Adapun ciri-ciri dari post larva ikan Platy Pedang (Xyphophorus helleri)

yang kami dapatkan ialah:

- Tidak membawa kuning telur

- Bukaan mulutnya sudah terbuka atau terbentuk

- Organ tubuh mulai terbentuk sempurna dan mulai difungsikan

- Dikisarkan larva ikan berumur dua hari.

Adapun gambar larva ikan yang didapatkan dari praktikum ini adalah

sebagai berikut :

Gambar 1. Post Larva Ikan Platy Pedang (Xyphophorus helleri).

Page 15: Laporan praktikum biologi perairan

15

4.1.2. Analisis isi saluran pencernaan

Panjang usus : 38 cm Panjang usus : 62 cm

Gambar 2. Usus ikan no. 18 Gambar 3. Usus ikan no. 17

Gambar 4. Lambung ikan no. 18 Gambar 5. Lambung ikan no. 17

Berikut hasil perhitungan volume lambung ikan Tambakan no. 17 dan no.

18 ialah:

a. Lambung ikan no. 18

Volume lambung berisi = 10 ml air + 1,5 ml lambung = 11,50 ml

Volume lambung kosong = 10 ml air + 1,25 ml lambung = 11,25 ml

Page 16: Laporan praktikum biologi perairan

16

Volume makan = Volume lambung berisi- Volume lambung kosong

= 1,50 ml- 1,25 ml

= 0,25 ml

b. Lambung ikan no. 17

Volume lambung berisi = 10 ml air + 1 ml lambung = 11 ml

Volume lambung kosong = 10 ml air + 0,5 ml lambung = 10,05 ml

Volume makan = Volume lambung berisi- Volume lambung kosong

= 1 ml- 0,5 ml

= 0,5 ml

Tabel 1. Hasil perhitungan pada usus I ikan Tambakan.

Tetesan JenisSapuan

Total1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tetesan I

5 4 3 1 1 1 1 1 1 18

2 1 1 1 1 1 1 8

1 1

2 2 1 5

Tetesan II 2 1 1 1 2 1 2 1 1 13

Page 17: Laporan praktikum biologi perairan

17

1 2 2 1 1 7

1 2 1 1 2 7

Tetesan III

3 5 1 1 2 2 1 15

2 3 1 1 1 1 1 1 11

Tabel 2. Hasil perhitungan pada usus II ikan Tambakan.

Tetesan JenisSapuan

Total1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tetesan III

5 1 3 6 2 3 1 2 24

2 2 1 3 2 1 3 1 15

Tetesan III

1 2 2 1 1 2 9

3 1 5 2 1 1 2 1 16

Page 18: Laporan praktikum biologi perairan

18

Tetesan III

4 1 1 1 1 1 2 11

1 1 4 1 1 1 1 1 11

4.1.3. Penentuan umur ikan.

Pada praktikum mengenai penentuan umur ikan Tambakan menggunakan

metoda pemotongan atau pengasahan otolith dengan ukuran yang relative besar.

Berikut langkah-langkah metode pemotongan atau pengasahan otolith sebagai

berikut:

a. Cuci otolith sampai bersih dengan menggunakan air

b. Panaskan hotplate atau setrika dan letakkan objek glass pada hotplate atau

setrika. Lalu beri Crystal Bond dan letakkan otolithnya dengan posisi

separuh di objek glass dan separuh diluar.

c. Masukkan air ke dalam nampan lalu rendam batu asahan.

d. Letakkan objek glass pada batu asahan dan asah sampai rata dan hilang

separuh.

e. Tegakkan posisi otolith dan asah kembali sampai bentuknya rata

f. Lalu amati di Mikroskop.

Berikut gambar dan keterangan otolith yang didapatkan dari praktikum

diatas yaitu:

Page 19: Laporan praktikum biologi perairan

19

Gambar 6. Otolith I Ikan Tambakan

Keterangan :

Pada otolith ini, garis ditengah tebal artinya ikan disaat berumur muda mengalami

stress, serta lingkungannya yang tercemar.

Gambar 7. Otolith II Ikan Tambakan

Keterangan :

Pada otolith ini, garis ditengah tebal artinya ikan disaat berumur muda mengalami

stress, serta lingkungannya yang tercemar.

4.2. Pembahasan.

4.2.1. Larva ikan.

Page 20: Laporan praktikum biologi perairan

20

Berdasarkan literature, larva didefenisikan sebagai anak ikan yang baru

menetas. Berkaitan dengan perkembangannya, larva dibedakan menjadi dua tahap

yaitu pro larva dan post larva.

Dari praktikum yang dilakukan, diketahui bahwa larva ikan Platy Pedang

yang diamati merupakan post larva. Post larva ialah larva yang mulai kehilangan

kantung kuning telur, mata berpigment, gelembung udara gelap, mulut terbentuk,

sirip dada membesar, sungut absen atau ada, bentuk badan siliender atau pipih

maupun bervariasi, sebagian besar organ telah terbentuk sehingga di akhir post

larva secara morfologi hampir menyerupai bentuk ikan dewasa.

Sedangkan pro larva adalah larva yang masih memiliki katung kuning telur

berbentuk bundar, oval atau oblong, tubuhnya transparan dengan beberapa butir

pigment. Sirip dada dan ekor sudah ada tetapi belum sempurna bentuknya,

sedangkan sirip perut berupa tonjolan, mulut dan rahang belum berkembang, usus

masih berupa tabung lurus. Sistem pernafasan dan peredaran darah tidak

sempurna, makanan dari kuning telur yang dibawa.

Menurut Pulungan (2005) cepat lambatnya habis cadangan makanan

berupa kuning telur pada masa prolarva dipengaruhi oleh: jumlah kuning telur

yang dibawa telur, faktor fisiologis selama periode embriologi, kondisi

lingkungan seperti suhu perairan dan sifat spesies ikan itu sendiri.

Adapun ciri-ciri dari post larva ikan Platy Pedang (Xyphophorus helleri)

yang kami dapatkan ialah larva kuning telurnya telah habis, bukaan mulutnya

sudah terbuka atau terbentuk, organ tubuh mulai terbentuk sempurna dan mulai

difungsikan dan dikisarkan larva ikan tersebut berumur dua hari.

4.2.2. Analisis isi saluran pencernaan.

Page 21: Laporan praktikum biologi perairan

21

Makanan adalah salah satu faktor biotik yang mempengaruhi pertumbuhan

dan perkembangan insekta. Ketersediaan makanan yang mencukupi dapat

memberikan pertumbuhan yang baik pada insekta, karena dapat meningkatkan

jumlah reproduksi telurnya. Menurut Gillot (1982) bahwa rata-rata reproduksi

telur dan jumlah produksi telur nampak menyolok karena ketersediaan makanan.

Jumlah makanan yang tersedia merupakan pengaturan yang paling penting dalam

kelimpahan insekta.

Ikan tambakan merupakan pemakan tumbuhan air (herbivor) dan bisa

hidup diantara dataran rendah dan dataran tinggi, diair tawar serta diair payau

(Soesono, 1984), diperairan bebas, ikan tambakan memakan plankton, periphyton,

dan tumbuh-tumbuhan lunak seperti lumut. Ikan tambakan termasuk ke dalam

ordo Perciformes, family Anabantidae, genus Helostoma dan termasuk spesies

Helostoma temminchii.

Didalam suatu perairan besarnya populasi ikan ditentukan oleh makanan

yang tersedia. Mudahnya tersedia makanan dan lama masa pengambilan makanan

oleh ikan didalam populasi tersebut. Makanan yang telah digunakan akan

mempengaruhi sisa persediaan makanan dan sebaliknya makanan yang telah

diambilnya akan mempengaruhi pertumbuhan serta keberhasilan hidupnya

(effendie, 1998). Soeroto (1988) menyatakan bahwa kualitas dan kuantitas

makanan ikan tergantung pada ketersediaan makanan tersebut di alam.

Dalam analisis isi saluran pencernaan padan ikan tambakan diketahui

bahwa ikan tambakan lebih dominan memakan lumut-lumut. Selain lumut, ikan

ini juga memakan plankton dan mampu berkembang biak sesuai habitatnya.

Page 22: Laporan praktikum biologi perairan

22

Ikan tambakan yang diamati mempunyai usus yang jauh lebih panjang dari

ukuran tubuhnya dikarenakan ikan Tambakan adalah termasuk ikan herbivora,dari

pratikum tersebut kami mengambil 3 jenis contoh makanan, dan metode yang

digunakan adalah metode jumlah.

         Ikan herbivor tidak mempunyai gigi dan mempunyai tapis insang

yang lembut untuk menyaring phytoplankton dari air. Ikan herbivor tidak

mempunyai lambung yang sesungguhnya, lambung hanya merupakan bagian usus

yang mempunyai jaringan otot kuat, mengekskresi asam, mudah mengembang

terdapat di bagian muka alat pencerna makanannya. Ususnya panjang berliku-liku

dan berdinding tipis. 

4.2.3. Penentuan umur ikan.

Umur ikan adalah masa kehidupan yang dapat ditempuh

oleh suatu individu dari suatu spesies ikan sampai saatnya

spesies ikan itu mengalami kematian secara alami atau karena

keperluan tertentu maupun disebabkan oleh faktor lain nya.

(Ridwan Manda Putra dkk, 2014)

Individu ikan ada yang berumur panjang dan ada yang

berumur pendek. Ikan-ikan yang memiliki umur panjang

cendrung sebagai ikan yang primitif, pergerakan lambat, sebagai

penghuni dasar suatu perairan dan memiliki alat pernafasan

tambahan dan tahan terhadap pertumbuhan ekstrim dari oksigen

terlarut, suhu dan salinitas. (Ridwan Manda Putra dkk, 2014)

Dari hasil pengamatan melalui mikroskop, diketahui bahwa otolith ikan

tambakan memiliki garis tengah yang tebal. Ini dapat disimpulkan bahwa ikan

Page 23: Laporan praktikum biologi perairan

23

tersebut disaat berumur muda mengalami gangguan fisik seperti stress, faktor

makanan, dan tercemarnya lingkungan. Metode yang digunakan dalam

menentukan otolith yaitu metode pemotongan atau pengasahan otolith dengan

ukuran yang relative besar yang kemudian diamati dibawah mikroskop.

V.KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan.

Dari hasil pengamatan melalui mikroskop, diketahui bahwa ikan Platy

Pedang yang diamati sudah mengalami tahap post larva yaitu ditandai dengan

larva kuning telurnya telah habis, bukaan mulutnya sudah terbuka atau terbentuk,

organ tubuh mulai terbentuk sempurna dan mulai difungsikan dan dikisarkan larva

ikan tersebut berumur dua hari.

Page 24: Laporan praktikum biologi perairan

24

Sedangkan analisis isi saluran pencernaan, ikan tambakan yang diamati

mempunyai usus yang jauh lebih panjang dari ukuran tubuhnya dikarenakan ikan

Tambakan adalah termasuk ikan herbivor.

Pada penentuan umur ikan tambakan diketahui dari otolith ikan tambakan

yang memiliki garis tengah yang tebal yang berarti bahwa ikan tersebut disaat

berumur muda mengalami gangguan fisik seperti stress, faktor makanan, dan

tercemarnya lingkungan.

5.2. Saran.

Sebelum praktikum dimulai, sebaiknya praktikan memahami terlebih

dahulu prosedur kerja yang akan dilakukan sehingga saat praktikum dapat

berjalan dengan lancar. Disamping itu juga dituntut kehati-hatian dan ketelitian

yang cermat di dalam melakukan kegiatan praktikum.

Adapun saran yang ingin sampaikan bahwa sebelum praktikum

dilaksanakan hendaknya praktikan telah mempersiapkan diri, mempersiapkan alat

yang akan digunakan. Serta seharusnya objek yang dibawa berupa larva cukup

banyak sehingga tidak ada yang mati.

DAFTAR PUSTAKA

Beni. 2008. ‘Pemberian Pakan Yang Berbeda Terhadap Kelulushidupan Benih Ikan Tambakan (Helostoma temmincki) Dengan Dosis Yang Berbeda’. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.

Desrino. 2009. ’Pemberian Kombinasi Pakan Alami Terhadap Kelulushidupan Dan Pertumbuhan Larva Ikan Tambakan’. Skripsi. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.

Yustina dan Arnentis. 2002.  Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantama. Yogyakarta. 

Page 25: Laporan praktikum biologi perairan

25

Pulungan, Putra, Nuraini, Aryani Dan Efiyeldi. 1996. Diktat Fisiologi Ikan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. UNRI. Pekanbaru.

Manda, Ridwan, dkk. 2014. Penuntun Praktikum Biologi Perikanan. Laboratorium Biologi. Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan. UNRI. Pekanbaru.

Saanin, H. 1984. Kunci Identifikasi Ikan. Bina Cipta. Jakarta.

LAMPIRAN

Alat-alat yang digunakan.

Pensil Pena

Page 26: Laporan praktikum biologi perairan

26

Penggaris Penghapus

Nampan / Baki Tissue

Buku Penuntun Praktikum Buku Laporan Sementara

PENUNTUN PRAKTIKUMI

BIOPER

Laporan sementara