laporan awal polarimetri

10
LAPORAN AWAL PRAKTIKUM ANALISIS SPEKTROMETRI POLARIMETRIS  NAMA : FEBRINA TRI NARANTI  NO BP : 1110413045 JURUSAN : KIMIA FAKULTAS : MIPA KELOMPOK : IV HARI /TGL P RAKTIKUM : SABTU / 23 MARET 2013 REKAN KERJA : LOVERA ANGGRAINI (1110413017) VANELLA INDAH (1110412028) TRYAN FERNANDES (1110412030) MIRA WIDIA (1110413029) FITRI YUWANDA R (1110413015) LABORATORIUM PENDIDIKAN I JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2013

Upload: teguhhhardii

Post on 03-Apr-2018

244 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7/28/2019 laporan awal POLARIMETRI

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-awal-polarimetri 1/10

LAPORAN AWAL

PRAKTIKUM ANALISIS SPEKTROMETRI

POLARIMETRIS

 NAMA : FEBRINA TRI NARANTI

 NO BP : 1110413045

JURUSAN : KIMIA

FAKULTAS : MIPA

KELOMPOK : IV

HARI/TGL PRAKTIKUM : SABTU / 23 MARET 2013

REKAN KERJA : LOVERA ANGGRAINI (1110413017)

VANELLA INDAH (1110412028)

TRYAN FERNANDES (1110412030)

MIRA WIDIA (1110413029)

FITRI YUWANDA R (1110413015)

LABORATORIUM PENDIDIKAN I

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2013

7/28/2019 laporan awal POLARIMETRI

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-awal-polarimetri 2/10

POLARIMETRIS

I. TUJUAN

1. Mempelajari dan memahami prinsip kerja alat polarimeter 

2. Menentukan konsentrasi larutan tugas dengan metoda polarimeter 

II. TEORI

Menurut C. Huygen cahaya adalah gerak gelombang yang terpancar dari

suatu sumber dalam semua arah. Cahaya termasuk dalam gelombang transversal,

yaitu gelombang yang arah rambatnya tegak lurus arah getaran, sehingga cahaya

dapat terpolarisasi.

Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang terdiri dari getaran

medan listrik dan getaran medan magnetik yang saling tegak lurus. Bidang getar 

kedua medan ini tegak lurus terhadap arah rambatnya. Sinar biasa secara umum

dapat dikatakan gelombang elektromagnit yang vektor-vektor medan listrik dan

medan

magnitnya bergetar kesemua arah pada bidang tegak lurus arah rambatnya dan

disebut sinar tak terpolarisasi. Apabila sinar ini melalui suatu polarisator maka

sinar yang diteruskan mempunyai getaran listrik yang terletak pada satu bidang

saja dan dikatakan sinar terpolarisasi bidang (linear). Polarisasi adalah terserapnya

sebagian arah getar cahaya. Cahaya yang sebagian arah getarnya terserap disebut

cahaya terpolarisasi. Dan jika cahaya hanya mempunyai satu arah getar, maka

disebut sebagai cahaya terpolarisasi linear.

Polarimetri merupakan suatu analisis yang didasarkan pada pengukuran

daya putaran optis dari suatu larutan yang mengandung senyawa optis aktif. Jadi

 polarimetri adalah pengukuran dan interpretasi dari polarisasi dari garis

gelombang, terutama gelombang electromagnetic, seperti gelombang radio atau

cahaya.

Polarimeter adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran ini,

walaupun ini istilah yang jarang digunakan untuk menjelaskan sebuah proses

 polarimetri yang dilakukan oleh komputer, seperti dilakukan di polarimetric

7/28/2019 laporan awal POLARIMETRI

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-awal-polarimetri 3/10

sintetis kecepatan rana radar. Polarimetry film yang tipis dan permukaan yang

umum dikenal sebagai ellipsometry.

Polarimeter merupakan suatu alat yang tersusun atas polarisator dan

analisator. Polarimeter adalah Polaroid yang dapat mempolarisasi cahaya,

sedangkan anlisator adalah Polaroid yang dapat menganalisa/mempolarisasikan

cahaya. Peristiwa polarisasi merupakan suatu peristiwa penyearahan arah getar 

suatu gelombang menjadi sama dengan arah getar Polaroid dengan cara menyerap

gelombang yang memiliki arah getar yang berbeda dan meneruskan gelombang

dengan arah getar yang sama dengan Polaroid. Polarimeter juga dapat digunakan

untuk mengukur besar sudut putar jenis suatu larutan optic aktif.

Bila arah transmisi polarisator sejajar dengan arah transmisi analisator,

maka sinar yang mempunyai arah getaran yang sama dengan arah polarisator 

diteruskan seluruhnya. Tetapi apabila arah transmisi polarisator tegak lurus

terhadap arah analisator maka tak ada sinar yang diteruskan. Dan bila arahnya

membentuk suatu sudut maka sinar yang diteruskan hanya sebagian. Sinar terpolarisasi linear yang melalui suatu larutan optik aktif akan mengalami

 pemutaran bidang polarisasi.

Jika suatu sinar dilewatkan pada suatu larutan , larutan itu akan

meneruskan sinar atau komponen gelombang yang arah getarnya searah dengan

larutan dan menyerap sinar yang arahnya tegak lurus dengan arah ini. Di sini

larutan digunakan sebagai suatu plat pemolarisasi atau polarisator. Akhirnya sinar 

yang keluar dari larutan adalah sinar yang terpolarisasi bidang.

7/28/2019 laporan awal POLARIMETRI

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-awal-polarimetri 4/10

Apabila bidang polarisasi tersebut terputar kearah kiri (levo) dilihat dari

 pihak pengamat, peristiwa ini kita sebut polarisasi putar kiri. Demikian juga untuk 

 peristiwa sebaliknya (dextro). Besar sudut pemutaran bidang polarisasi (f) dapat

dinyatakan sebagai :

Dimana :

C = kosentrasi larutan

L = panjang kolom larutan

(α)DT  = sudut putar jenis larutan optik aktif untuk sinar D natrium pada

temperatur T.

Untuk mengetahui besarnya polarisasi cahaya oleh suatu senyawa optis

aktif, maka besarnya perputaran itu bergantung pada beberapa faktor yakni :

• struktur molekul

• temperatur 

• panjang gelombang

• banyaknya molekul pada jalan cahaya

• jenis zat

• ketebalan

• konsentrasi

• pelarut

Komponen-komponen Polarimeter adalah:

1. Sumber Cahaya Monokromatis

Sumber cahaya yang digunakan biasanya adalah:

• lampu D Natrium (panjang gelombang 589,3 nm)

7/28/2019 laporan awal POLARIMETRI

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-awal-polarimetri 5/10

• lampu uap raksa (panjang gelombang 546 nm)

2. Polarisator dan Analisator.

• Polarisator berfungsi untuk menghasilkan sinar terpolarisir 

• Analisator berfungsi untuk menganalisa sudut yang terpolarisasi.

Yang digunakan sebagai polarisator dan analisator adalah Prisma nikol

3. Prisma setengah nikol.

Adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan bayangan setengah yaitu

 bayangan terang gelap dan gelap terang.

4. Skala lingkar.

Merupakan skala yang bentuknya melingkar dan pembacaan skalanya

dilakukan jika telah didapatkan pengamatan tepat baur-baur.

5. Wadah sampel ( Tabung polarimeter )

Berbentuk silinder yang terbuat dari kaca yang tertutup dikedua ujungnya

 berukuran besar dan yang lain berukuran kecil, biasanya mempunyai ukuran

 panjang 0,5 ; 1 ; 2 dm. Wadah sampel ini harus dibersihkan secara hati-hati dan

tidak bileh ada gelembung udara yang terperangkap didalamnya.

6. Detektor.

• Detektor mata (manual)

• Detektor fotoelektrik 

Prinsip kerja alat polarimeter adalah sebagai berikut, sinar yang datang dari

sumber cahaya (misalnya lampu natrium) akan dilewatkan melalui prisma

terpolarisasi (polarizer), kemudian diteruskan ke sel yang berisi larutan. Dan akhirnya

menuju prisma terpolarisasi kedua (analizer). Polarizer tidak dapat diputar-putar 

sedangkan analizer dapat diatur atau di putar sesuai keinginan. Bila polarizer dan

analizer saling tegak lurus (bidang polarisasinya juga tega lurus), maka sinar tidak 

7/28/2019 laporan awal POLARIMETRI

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-awal-polarimetri 6/10

ada yang ditransmisikan melalui medium diantara prisma polarisasi. Pristiwa ini

disebut tidak optis aktif. Jika zat yang bersifat optis aktif ditempatkan pada sel dan

ditempatkan diantara prisma terpolarisasi maka sinar akan ditransmisikan. Putaran

optik adalah sudut yang dilalui analizer ketika diputar dari posisi silang ke posisi baru

yang intensitasnya semakin berkurang hingga nol.

Untuk menentukan posisi yang tepat sulit dilakukan, karena itu digunakan apa

yang disebut “setengah bayangan” (bayangan redup). Untuk mancapai kondisi ini,

 polarizer diatur sedemikian rupa, sehingga setengah bidang polarisasi membentuk 

sudut sekecil mungkin dengan setengah bidang polarisasi lainnya. Akibatnya

memberikan pemadaman pada kedua sisi lain, sedangkan ditengah terang. Bila

analyzer diputar terus setengah dari medan menjadi lebih terang dan yang lainnya

redup. Posisi putaran diantara terjadinya pemadaman dan terang tersebut, adalah

 posisi yang tepat dimana pada saat itu intensitas kedua medan sama. Jika zat yang

 bersifat optis aktif ditempatkan diantara polarizer dan analizer maka bidang polarisasi

akan berputar sehingga posisi menjadi berubah.

Untuk mengembalikan ke posisi semula, analizer dapat diputar sebesar sudut

 putaran dari sampel. Sudut putar jenis ialah besarnya perputaran oleh 1,00 gram zat

dalam 1,00 mL larutan yang barada dalam tabung dengan panjang jalan cahaya 1,00

dm, pada temperatur dan panjang gelombang tertentu.

7/28/2019 laporan awal POLARIMETRI

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-awal-polarimetri 7/10

III. PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat dan bahan

1. Peralatan polarimeter : menghitung nilai putaran optis sampel

2. Labu ukur : wadah mengencerkan larutan

3. Buret : menakar larutan secara analitis

4. Larutan fruktosa 25 % : larutan standar 

5. Larutan sukrosa 25 % : larutan standar 

6. Aquades : pelarut

3.2 Cara Kerja

1. Buat larutan fruktosa 0, 2, 4, 6, 8, 10, % dari larutan standar 

sukrosa 25% dalam labu ukur 50 mL.

2. Isikanlah cuvet/ tabung polarimeter dengan aquades dan usahakan

 jangan ada gelembung udara terperangkap di dalam tabung.

3. Lakukan pengukuran dengan alat polarimeter dinana sasaran yang

harus dicapai adalah pengamatan tepat berbaur-baur pada kedua belah sisi

lingkaran pengamatan indikatornya.

4. Amati nilai posisi skala analisatornya dan nyatakan dengan satu

desimal. Pengamatan minimal harus dilakukan untuk dua kali dari arah

datang pencapaian sasaran yang berbeda, lalu dapatkan nilai rata-ratanya.

5. Ganti dengan larutan standar, dengan larutan sampel/tugas asistent.

Lakukan pengukuran yang sama.

6. Buat kurva kalibrasi nilai puitaran optis dari larutan ini VS

konsentrasi.

7. Tentukan harga Cx dari larutan tugas.

7/28/2019 laporan awal POLARIMETRI

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-awal-polarimetri 8/10

3.3 Skema Kerja

Larutan standar sukrosa 25%

• Dubuat larutan standar 0, 2, 4, 6, 8, dan 10 % dalam

labu ukur 50 ml

• Cuvet diisi dengan aquades, jangan ada gelembung

udara

Cuvette

• dilakukan pengukuran dengan alat polarimeter,

sampai tepat baur-baur pada kedua sisi lingkaran

 pengamatan indikatornya

•  Nilai posisi skala analisatornya diamati dalam satu

desimal

• Pengamatan dilakukan dua kali dari arah datang

yang berbeda, lalu dirata-ratakan

• Diganti dengan larutan standar lain dan larutan

sampel

Larutan Sampel

• Dilakukan perlakuan yang sama

• Dibuat kurva kalibrasi standar nilai putaran optis vs

konsentrasi

• Tentukan Cx dari larutan sampel

7/28/2019 laporan awal POLARIMETRI

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-awal-polarimetri 9/10

  3.4 Skema Alat 

Gambar Alat

7/28/2019 laporan awal POLARIMETRI

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-awal-polarimetri 10/10

DAFTAR PUSTAKA

Darmawangsa Z.A. 1986. Penuntun Praktikum Analisa Instrumen (dasar – dasar 

Penggunaan ). Jakarta : Grayuna hal 26 – 28.

Halliday, Resnick. 1991 . Fisika Dasar, Jilid II. Jakarta: Erlangga. Hal 798 - 802.

Hendayana, Sumar, Dr, dkk. 1997 . Kimia Analitik Instrumen . Semarang: IKIP

Semarang Press. Hal 9 – 11.

O.G. Brink. 1984 . Dasar – Dasar Ilmu Instrumen. Jakarta : Bina Cipta. Hal 166 – 

171.