0. cover laporan diseminasi awal

110
LAPORAN DISEMINASI AWAL PRAKTIK PROFESI DEPARTEMEN MANAGEMEN KEPERAWATAN DI RUANG DAHLIA II RSUD NGUDI WALUYO WLINGI BLITAR Oleh : Asmawati Fitriana J 115070201111005 Dika Arini Pratiwi 115070201111007 Etri Nurhayati 115070201111019 Triana Novitasari 115070201111027 Reny Rudy Asista 115070200111053 Nunik Fatmawati 115070200111037 Meti Verdian Yunisa 115070200111045 Ni Wayan Asmanira Y. 115070201111011 Nur Anisa 115070201111031 Anita Nur Mayasari 115070200111050 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015

Upload: asmawatifitrye-junaidi-sorenggana

Post on 24-Jan-2016

106 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

managemen

TRANSCRIPT

Page 1: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

LAPORAN DISEMINASI AWAL

PRAKTIK PROFESI DEPARTEMEN MANAGEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG DAHLIA II RSUD NGUDI WALUYO WLINGI BLITAR

Oleh :

Asmawati Fitriana J 115070201111005

Dika Arini Pratiwi 115070201111007

Etri Nurhayati 115070201111019

Triana Novitasari 115070201111027

Reny Rudy Asista 115070200111053

Nunik Fatmawati 115070200111037

Meti Verdian Yunisa 115070200111045

Ni Wayan Asmanira Y. 115070201111011

Nur Anisa 115070201111031

Anita Nur Mayasari 115070200111050

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Page 2: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berdasarkan UU No 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen

bahwa pasien berhak mendapatkan kenyamanan, keamanan, dan keselamatan,

memilih, informasi yang benar, jelas, dan jujur, didengarkan pendapat dan

keluhannya, mendapatkan advokasi, pendidikan & perlindungan konsumen,

dilayani secara benar, jujur, tidak diskriminatif, memperoleh kompensasi, ganti

rugi dan atau penggantian. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65

Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapanan Standar

Pelayanan Minimal, Bab I ayat 6 menyebutkan pelaksanaan kegiatan

pemerintahan di daerah mengacu kepada Standar Pelayanan Minimum (SPM)

akan menjadikan jaminan bagi masyarakat dalam memperoleh pelayanan yang

baik dari pemerintah sesuai dengan kebutuhannya. Salah satu penyedia

pelayanan kesehatan adalah rumah sakit, sehingga rumah sakit tersebut harus

mampu memberikan pelayanan yang bermutu dan dapat memuaskan pasien

(Depkes RI, 2008).

Mutu pelayanan keperawatan dapat merupakan suatu pelayanan

keperawatan yang komprehensif meliputi bio-psiko-sosio-spiritual yang diberikan

oleh perawat profesional kepada pasien (individu, keluarga maupun masyarakat)

baik sakit maupun sehat, dimana perawatan yang diberikan sesuai dengan

kebutuhan pasien dan standar pelayanan.

Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan

kesehatan di rumah sakit yang mempunyai peranan besar terhadap pencapaian

efisiensi, mutu dan citra rumah sakit di mata masyarakat. Perawat merupakan

salah satu tenaga profesional yang jumlahnya terbanyak di rumah sakit,

sehingga perlu upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit melalui upaya

peningkatan pelayanan keperawatan (Trimumpuni, 2009). Tenaga perawat

merupakan salah satu kelompok sumber daya manusia (SDM) di rumah sakit

yang memiliki jumlah paling banyak yaitu mencapai 60% - 70% (Ilyas, 2006).

Tenaga perawat merupakan tenaga kesehatan yang paling lama berinteraksi

secara langsung dengan klien sehingga baik buruknya kualitas pelayanan

Page 3: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

2

keperawatan di suatu rumah sakit akan sangat menentukan kualitas pelayanan

kesehatan di rumah sakit tersebut ( Ilyas 2006).

Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya

dibidang keperawatan, maka tuntutan profesionalisme semakin meningkat.

Melihat fenomena tersebut maka kualitas mutu pelayanan kesehatan terutama di

rumah sakit harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.

Model Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) adalah suatu sistem

(struktur, proses dan nilai-nilai) yang memungkinkan perawat profesional

mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang

pemberian asuhan tersebut (Nursalam, 2011). Pada MAKP memungkinkan

pelayanan keperawatan yang menyeluruh, mendukung pelaksanaan proses

keperawatan, dan memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah

diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim dan pelanggan. Jenis MAKP

yang diterapkan sangat bergantung dari visi misi Rumah Sakit, dapat

diterapkannya proses keperawatan, memperhatikan kepuasan perawat dan

pasien serta komunikasi dan kolaborasi yang jelas antar petugas kesehatan.

Untuk mempermudah tercapai suatu tujuan dari organisasi dibutuhkan

suatu ilmu yang disebut dengan Manajemen. Manajemen merupakan suatu ilmu

tentang upaya manusia untuk memanfaatkan semua sumber daya yg dimilikinya

untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Manajemen proses

perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing) pengarahan (Actuating),

pengawasan (Controlling) usaha-usaha para anggota organisasi dan

penggunaan sumberdaya-sumberdaya organisasi lain agar mencapai tujuan

organisasi yg telah ditetapkan Berdasarkan hal tersebut kami dari kelompok 3

profesi kelas reguler akan belajar mengidentifikasi dan menganalisa proses dari

5M (Man, Money, Method, Materials and Machine, dan Market) hingga

perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing) pengarahan (Actuating),

pengawasan (Controlling) usaha-usaha para anggota organisasi dan

penggunaan sumberdaya-sumberdaya organisasi dalam mencapai tujuan

organisasi yg telah ditetapkan manajemen keperawatan di Ruang Dahlia RSUD

Ngudi Waluyo Wlingi.

Page 4: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

3

1.2. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan

diharapkan mahasiswa mampu mengidentifikasi dan melaksanakan

pelayanan/asuhan keperawatan pada klien sesuai dengan prinsip

manajemen keperawatan profesional.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian terhadap pelaksanaan asuhan

keperawatan yang dilaksanakan di Ruang Dahlia II RSUD Ngudi

Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar.

b. Mampu menganalisis atau mengidentifikasi 5M (Man, Money,

Methode, Material and Machine) dan situasi manajemen

keperawatan yang ada di ruang Dahlia II RSUD Ngudi Waluyo

Wlingi Kabupaten Blitar.

c. Mampu mengidentifikasi permasalahan manajemen keperawatan

yang ada di Ruang Dahlia II RSUD Ngudi Waluyo Wlingi

Kabupaten Blitar.

d. Mampu menentukan prioritas masalah berdasarkan permasalahan

yang teridentifikasi.

e. Mampu membuat tujuan dan rencana pemecahan masalah (plan

of action) untuk mengatasi permasalahan yang diprioritaskan.

f. Mampu melaksanakan kegiatan yang direncanakan pada plan of

action yang telah disepakati bersama unit terkait

g. Mampu mengevaluasi hasil kegiatan yang telah direncanakan.

h. Mampu merencanakan tindak lanjut dari hasil yang dicapai berupa

upaya mempertahankan dan memperbaiki hasil melalui kerjasama

dengan unit terkait di rumah sakit.

i. Melaksanakan seminar evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan

manajemen keperawatan di Ruang Dahlia II RSUD Ngudi Waluyo

Wlingi Kabupaten Blitar.

Page 5: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

4

1.3. Manfaat

1. Bagi mahasiswa

a. Mengaplikasikan dan mengintegrasikan konsep manajemen

keperawatan dalam tatanan praktek klinik dan pengembangan

wawasan pengetahuan atau teori manajemen melalui penerapan

fungsi manajemen bangsal.

b. Memberikan kesempatan untuk berfikir kritis dalam menganalisa

MAKP (Metode Asuhan Keperawatan Profesional).

c. Mengaplikasikan metode supervisi klinis dalam praktek

manajemen keperawatan.

d. Memberikan pengalaman pada mahasiswa dalam bidang

manajemen keperawatan.

2. Bagi ruangan atau institusi rumah sakit

Dapat dijadikan sebagai sarana dukungan, masukan, atau

pengembangan fungsi manajemen bangsal guna mempertahankan

dan peningkatan kualitas pelayanan keperawatan di ruangan pada

khususnya dan kualitas pelayanan rumah sakit pada umumnya.

Page 6: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

5

BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

2.1. Rumah Sakit

RSUD Ngudi Waluyo Wlingi adalah Rumah Sakit Rumah Sakit Umum

Tipe B Non Pendidikan milik pemerintah Kabupaten Blitar. Berlokasi di Jl. Dr.

Soecipto No. 5 Wlingi Jawa Timur Indonesia. RSUD Ngudi Waluyo Wlingi

menempati sebidang tanah seluas 40.000 m2, dengan luasbangunan seluruhnya

10.065,73 m2. Yang dibangun secara bertahap sejak tahun anggaran 1981/1982.

Sesuai dengan PP nomor 45 tahun 2011 tentang Organisasi Perangkat Daerah

Kabupaten Blitar, Rumah Sakit Umum Daerah Ngudi Waluyo Wlingi mempunyai

tugas melaksanakan pelayanan kesehatan yang paripurna, dengan

mengutamakan upaya penyembuhan dan pemeliharaan kesehatan perorangan,

yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan

pencegahan penyakit, serta melaksanakan upaya rujukan.

2.1.1. Sejarah Singkat RSUD Ngudi Waluyo Kediri

Pada awal kemerdekaan, RSUD Ngudi Waluyo Wlingi sudah

menjalankan operasional pelayanan kesehatan, setingkat Balai

Pengobatan, sebagaimana layaknya Puskesmas saat ini) tanpa

pelayanan Rawat Inap. Baru pada awal tahun 1950an pastinya tidak jelas

RSUD Ngudi Waluyo Wlingi menjadi Rumah Sakit Umum dengan

pelayanan Rawat Jalan dan Rawat Inap, status milik pemerintah

Kabupaten Blitar, dengan nama RSUD Wlingi , menempati gedung lama

di jalan A.. Yani Wlingi. Ditetapkan sebagai Rumah Sakit Tipe C dengan

SK Menkes No 303/Menkes/SK/IV/1987 tanggal 30 April 1987. Dan

Setelah melalui penilaian Departemen Kesehatan , ditetapkan menjadi

Rumah Sakit Tipe B non Pendidikan oleh Menteri Kesehatan dengan

keputusan nomor 1167/Menkes/SK/X/2004 pada tanggal 18 Oktober

2004 yang kemudian ditindaklanjuti dengan Keputusan Bupati Blitar no.

293/2004 tanggal 23 Nopember 2004.

Page 7: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

6

2.1.2. Visi Rumah Sakit

Menjadi rumah sakit dengan pelayanan prima, bermutu,

terjangkau dan sebagai pusat rujukan.

2.1.3. Misi Rumah Sakit

1. Memberikan pelayanan kesehatan yang profesional, cepat, tepat,

akurat dan memuaskan pelanggan.

2. Mengembangkan pelayanan kesehatan spesialistik.

3. Menyelenggarakan pelayanan pendidikan yang bermutu dan

professional dengan komitmen tinggi.

4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan dan

pendidikan.

5. Menyediakan sarana, prasarana pelayanan kesehatan dan

pendidikan yang berkualitas.

6. Menjalin hubungan kerja yang harmonis dengan pelanggan.

7. Meningkatkan kesejahteraan karyawan.

2.1.4. Tujuan Rumah Sakit

1. Menjamin hak masyarakat untuk menerima setiap jenis layanan yang

disediakan rumah sakit.

2. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

3. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh

rumah sakit.

4. Memberikan pelayanan yang lebih intensif dan komprehensif.

5. Menciptakan competitive advantage dalam industri pelayanan

kesehatan.

6. Membantu meningkatkan pelayanan kesehatan yang diberikan

rumah sakit dalam rangka memnuhi kebutuhan masyarakat.

7. Meningkatkan peran RSUD dalam peningkatan pendidikan

kesehatan

8. Meningkatkan kompetensi sumber daya baik tenaga medis maupun

paramedis dalam rangka peningkatan pelayanan.

9. Meningkatkan loyalitas dan komitmen sumber daya manusia yang

dimiliki dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan yang

diberikan.

Page 8: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

7

10. Meningkatkan optimalisasi pencapaian tujuan layanan yang diberikan

oleh rumah sakit

11. Meningkatnya pelayanan publik secara efektif dan efisien

12. Meningkatkan kinerja karyawan secara individu yang selanjutnya

akan memberikan peningkatan kinerja organisasi

2.1.5. Falsafah Rumah Sakit

Optimalisasi semua sumber daya yang ada melalui pendekatan

pribadi dan institusi untuk memberikan layanan kesehatan yang terbaik

kepada masyarakat.

2.1.6. Motto Rumah Sakit

“Melayani Sepenuh Hati”

2.1.7. Nilai/janji Rumah Sakit

a. Kejujuran

b. Keterbukaan

c. Keramahan

d. Kerendahan hati

e. Kasih sayang

f. Kerja keras

g. Loyalitas

h. Tanggung jawab

i. Ikhlas

2.1.8. Fasilitas Pelayanan Rumah Sakit

Fasilitas yang ada di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi antara lain :

- Pelayanan Medis

- Pelayanan Penunjang

- Medical Check Up

- Dokter Umum

- Dokter Gigi

- Dokter Spesialis/sub

spesialis

- Anak

- Bedah

- Kebidanan dan kandungan

- Penyakit Dalam

- THT

- Mata

- Paru

- Kulit dan Kelamin

- Rehabilitasi Medik

Page 9: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

10

- Akupunntur

- Gizi

- Laboratorium Patologi Klinik

- Radiologi

- Konsultasi Gizi

- Farmasi

- UGD 24 jam

- Rawat Inap

- Rawat Jalan

- Rawat Bedah

2.2. Ruang Dahlia II

Ruang Dahlia II berdiri bersamaan dengan berdirinya RS Ngudi Waluyo

Wlingi. Ruang ini termasuk kelas III dengan tipikal multiple case (banyak kasus).

Terdiri dari 12 kamar dan 45 Tempat Tidur.

2.2.1. Denah Ruang Dahlia II

Page 10: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

11

BAB III

HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA PERMASALAHAN

MANAJEMEN KEPERAWATAN

3.1. Hasil Pengkajian

3.1.1. 5 M (Man, Material and Machine, Method, Money, Market)

1. Man

a. Kuantitas Sumber Daya Manusia

Jumlah tenaga keperawatan di Ruang Dahlia II RSUD Ngudi

Waluyo Wlingi adalah 23 orang dengan rincian sebagai berikut :

Tenaga Keperawatan

Tabel 3.1 Kualifikasi Tenaga Keperawatan Ruang Dahlia II RSUD Ngudi Waluyo Wlingi

No. Kualifikasi Jenis Jumlah Jumlah total

Prosentase

1. S1

Keperawatan

PNS 1 3 13.05%

Non PNS 2

2. DIII

Keperawatan

PNS 12

19 82,60% Non PNS 4

Magang 3

3. DIII Kebidanan PNS 1 1 4,35%

Jumlah 23 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa

sebagian perawat di Ruang Dahlia II yaitu 82,60% berpendidikan DIII

Keperawatan dan hanya 13,05% yang berpendidikan S1, sehingga

perlu ditingkatkan untuk bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang

lebih tinggi. Sedangkan untuk rekruitmen pegawai dan kriteria masuk

tidak ada spesifikasi khusus.

Page 11: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

12

Tenaga Non Keperawatan

Tabel 3.2 Tenaga Non Keperawatan Ruang Dahlia II RSUD Ngudi Waluyo Wlingi

No. Kualifikasi Jumlah Prosentase

1. Dokter Spesialis Penyakit Dalam 3 11.11%

2. Dokter Spesialis Paru 1 3.70%

3. Dokter Spesialis Syaraf 2 7.41%

4. Dokter Spesialis Penyakit

Jantung

- -

5. Dokter Spesialis THT 1 3.70%

6. PPDS 1 3.70%

7. Dokter Umum 3 11.11%

8. Tenaga Farmasi 4 14.82%

9. Tenaga Gizi 2 7.41%

10. Administrasi 1 3.70%

11. Pekarya Kesehatan 4 14.82%

12. Cleaning Service (CS) 5 18.52%

Total 27 100%

Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa sebagian

besar yaitu 22,22% tenaga non keperawatan di ruang Dahlia II

adalah tenaga farmasi dan pekarya kesehatan.

b. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Berdasarkan hasil rekapitulasi yang dilakukan didapatkan

kualifikasi tenaga perawat di ruang Ruang Dahlia II sebagai berikut :

Tabel 3.3 Kualitas Tenaga Keperawatan Ruang Dahlia II RSUD Ngudi Waluyo Wlingi

No Nama Pendidikan Masa Kerja

Jenis Ketenagaan

Pelatihan yang pernah diikuti

Ket

1. Nanik

Dwi

Astuti,

AMK

D3

Keperawatan

31

tahun

PNS Pelatihan PONEK, CTU, PPGD, Pelatihan Kepemimpinan dan Managemen Keperawatan, Pelatihan komunikasi efektif & keselamatan pasien,

Page 12: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

13

Asesor, Clinical pathway

2. Zaenab

Susiland

ari, AMK

D3

Keperawatan

25

tahun

PNS Pelatihan PPGD, Kolaborasi TB-HIV untuk petugas HIV, Pelatihan komunikasi efektif & keselamatan pasien, Asesor

3. Siti

Mudawar

oh, Amd.

Kep

D3

Keperawatan

- PNS Pelatihan PPGD, Pelatihan komunikasi efektif & keselamatan pasien

4. Sri

Winarsih,

Amd.

Keb

D3

Kebidanan &

D3

Keperawatan

28

tahun

PNS Pelatihan klinik APN, CTU, Peningkatan ketrampilan standarisasi ABPK, PPGD

5. Marji,

Amd.

Kep

D3

Keperawatan

11

tahun

PNS Pelatihan PPGD

6. Ali

Asrori,

Amd.

Kep

D3

Keperawatan

- PNS Pelatihan PPGD, CST HIV AIDS, Clinical pathway

7. Nanang

Yudhy

Prasetyo

, Amd.

Kep

D3

Keperawatan

9 tahun PNS Pelatihan PPGD, Pelatihan komunikasi efektif & keselamatan pasien

8. Agus

Wahyudi,

Amd.

Kep

D3

Keperawatan

6 tahun PNS Pelatihan PPGD

9. Kanthi

Susilowa

ti, Amd.

Kep

D3

Keperawatan

17

tahun

PNS Pelatihan PPGD, Perawatan luka kanker, Asesor

Page 13: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

14

10. Lilis

Suryani,

Amd.

Kep

D3

Keperawatan

4 tahun PNS Pelatihan PPGD, BCTLS, Asesor

11. Iswahyu

ni, Amd.

Kep

D3

Keperawatan

- PNS Pelatihan PPGD, BCLS

12. Wiwit

Dwi

Astuti,

Amd.

Kep

D3

Keperawatan

- PNS Pelatihan PPGD, Pelatihan komunikasi efektif & keselamatan pasien

13. Astri Yuli

Astuti,

Amd.

Kep

D3

Keperawatan

6 tahun PNS Pelatihan PPGD

14. Alfi Liana

Dwi

Hartik,

Amd.

Kep

D3

Keperawatan

3 tahun Non PNS Pelatihan PPGD, BCLS

15. Riessha

Juwitanin

grum,

Amd.

Kep

D3

Keperawatan

3 tahun Non PNS Pelatihan BCLS

16. Ridwan

hendis

Saputra,

Amd.

Kep

D3

Keperawatan

2 tahun Non PNS Pelatihan BLS, BTLS, Deteksi Dini Pencegahan Penatalaksanaan pada Sindrom Koroner Akut

17. Novi

Krystila

Dewi,

Amd.

D3

Keperawatan

- Non PNS Pelatihan BTLS, BCLS

Page 14: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

15

Kep

18. Ns. Rizki

Meinar

Dewanta

ri, S.Kep

S1

Keperawatan

2 tahun Non PNS Pelatihan BLS, Pelatihan EKG & Cardiac Nursing

19.

.

Ns. Yulfa

Enie

Rahayu,

S.Kep

S1

Keperawatan

2 tahun Non PNS Pelatihan BCLS/BLS, Pekerti

20. Ns. Siti

Ruh

Azizah,

S.Kep

S1

keperawatan

3 bulan PNS Pelatihan BCTLS

21. Septiana

nda,

Amd.

Kep

D3

keperawatan

6 bulan Magang Pelatihan BCTLS

22. Ludra

Pungki,

Amd.

Kep

D3

keperawatan

3 tahun Magang Pelatihan PPGD, BTLS

23. Nursiska,

Amd.

Kep

D3

Keperawatan

6 bulan Magang Pelatihan BLS

Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa sebanyak

100% perawat yang bekerja di Ruang Dahlia II RSUD Ngudi Waluyo

Wlingi pernah mengikuti pelatihan atau kegiatan untuk meningkatkan

skill dan kemampuan dalam bidang medis.

Page 15: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

16

c. Kebutuhan tenaga perawat sesuai tingkat ketergantungan

pasien

Tingkat Ketergantungan Pasien

Jumlah pasien, diagnosa medis, serta tingkat ketergantungan

pasien di Ruang Dahlia II RSUD Ngudi Waluyo Wlingi pada tahap

pengkajian yakni tanggal 27-29 Juli 2015 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4 Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Ruang Dahlia II RSUD Ngudi Waluyo Wlingi pada tanggal 27 Juli 2015

Kamar No.

Tempat Tidur

Initial Pasien Diagnosa Medis

Skor Ketergantungan

NU 1 Tn. Ds CKD T

2 Tn. Nt CVA P

3 Ny. Mr CVA + HF + DM P

4 Tn. Sl CVA P

NS 1 Tn Sh CVA T

2 Tn. Dp HT P

3 Tn. Ktn Leukositosis P

4 Ny. Fr CVA T

Interme

diet

1 Tn. Prj HF + Efusi Pleura P

2 Tn. Skd COPD + HT P

3 Tn. Ist CVA + Hipoglikemi T

4 - - -

1 1 Tn. Aw CVA P

2 Ny. Kry Vertigo P

3 Ny. Ary HT + HF P

4 Tn. As HF + Hepatomegali P

5 Tn. Srp Ca Colon P

2 1 Tn. Am Asma Bronkiale P

2 Ny. Tsw ALO P

3 Tn. Mng HM Anemia P

4 Tn. Sky PPOK + HF P

5 Tn. Prw Pneumonia P

3 1 Tn. Tn Diare + Anemia P

2 Ny. Mly Ca Paru P

Page 16: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

17

3 Tn. Sms DHF P

4 Ny. Sf Sub. CH T

5 - - -

4 1 Ny. Sw CKD + HF + HT P

2 Ny. Am Selulitis P

3 Tn. Skn CKD + HT P

4 Tn. Ydn Typoid P

5 Tn. Rs HM P

Isos Tn. Wgc Tetanus T

Kpu 1 - - -

2 - - -

3 - - -

KPs 1 Ny. Sm TB + DM P

2 -

3 -

DM 1 Tn. Asj DM Ulkus P

2 Ny. Smt DM Ulkus P

3 Tn. Ysw DM Ulkus P

SARS 1 Tn. Stn B20 + TB P

2 - - -

3 - - -

Keterangan: M : Minimal Care ; P : Parsial care ; T : Total care

Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa pada tanggal

27 Juli 2015 terdapat 36 pasien, sebanyak 0% pasien yang dirawat

memiliki tingkat ketergantungan minimal dan 83,3% pasien memiliki

tingkat ketergantungan parsial, 16,7% pasien yang dirawat memiliki

tingkat ketergantungan total.

Tabel 3.5 Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Ruang Dahlia II RSUD Ngudi Waluyo Wlingi pada tanggal 28 Juli 2015

Kamar No. Tempat

Tidur Initial

Pasien Diagnosa Medis

Skor Ketergantungan

NU 1 Tn. Ds CKD T

2 Tn. Nt CVA P

3 Ny. Mr CVA + HF + DM P

Page 17: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

18

4 Tn. Sl CVA T

NS 1 Tn. Sh CVA T

2 Ny. Sf Dyspepsia

syndrome

P

3 Tn. Ktn Leukositosis P

4 Ny. Fr CVA T

Intermed

iet

1 Tn. Prj HT + Dyspepsia

syndrome

P

2 Tn. Skd COPD + HT T

3 Tn. Ist DM + HT P

4 Ny. Tkr HF + Dyspnoe P

1 1 Ny. Stm Gastritis +

dyspepsia

syndrome

P

2 Tn. Trb GEA P

3 Ny. Ary HT + HF P

4 Tn. As HF + cholelitiasis P

5 Ny. Pnk HF P

2 1 Tn. Am Asma Bronkiale +

PPOK

P

2 Ny. Tsw ALO + HF +

Pneumonia

P

3 Tn. Mng HM +Tumor

abdomen

P

4 Tn. Sky PPOK + HF P

5 Tn. Prw PPOK +

Pneumonia

P

3 1 Tn. Tn CKD stg IV P

2 Tn. Hs HM + Gastritis T

3 Tn. Sms DHF P

4 Ny. Sf Anemia + HF P

5 Tn. Skm Sirosis hepatis +

Asites

P

4 1 Ny. Sw CKD + HF + HT P

Page 18: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

19

2 Ny. Am Selulitis pedis +

oedem pedis

P

3 Tn. Skn CKD + HT + ISK +

Anemia

P

4 Tn. Ydn OF + Typoid P

5 Tn. Rs Melena + HT P

Isos Tn. Wgc Tetanus + ISK T

Kpu 1 - - -

2 - - -

3 - - -

KPs 1 Ny. Sm TB + CKD + DM P

2 -

3 -

DM 1 Tn. Asj DM Gangren P

2 Ny. Smt DM Ulkus P

3 Tn. Ysw DM Ulkus P

SARS 1 Tn. Stn B20 + TB P

2 Tn. Mft B20 + AF1 P

3 Tn. Bbt B20 + DOC P

Keterangan: M : Minimal Care ; P : Parsial care ; T : Total care

Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa pada tanggal 28

Juli 2015 terdapat 40 pasien, sebanyak 0% pasien yang dirawat memiliki

tingkat ketergantungan minimal dan 82,5% pasien memiliki tingkat

ketergantungan parsial, 17,5% pasien yang dirawat memiliki tingkat

ketergantungan total.

Tabel 3.6 Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Ruang Dahlia II RSUD Ngudi Waluyo Wlingi pada tanggal 29 Juli 2015

Kamar No.

Tempat Tidur

Initial Pasien Diagnosa Medis

Skor Ketergantungan

NU 1 Tn. Tmj CVA T

2 Tn. Nt CVA T

3 Ny. Mr CVA + HF + DM P

4 Tn. Sl CVA T

NS 1 Tn. Sh CVA T

Page 19: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

20

2 Ny. Sf Nefrotik

syndrome +

Azotemia

P

3 Tn. Ktn Leukositosis P

4 Ny. Fr CVA + HT T

Intermedie

t

1 Tn. Prj HF + Dyspepsia

syndrome

P

2 Tn. Skd COPD + HT + HF T

3 Tn. Ist DM + HT + HF P

4 Ny. Tkr HF + HT P

1 1 Ny. Stm HF P

2 Tn. Trb GEA P

3 Tn. Katirin DM P

4 Tn. As AFI – Cholelitiasis

+ Hepatitis B

P

5 Tn. Suyadi CVA + DM T

2 1 Ny. Rph HF + Dyspepsia

syndrome

P

2 Ny. Tsw ALO + HF +

Pneumonia

T

3 Tn. Mng HM +Tumor

abdomen

P

4 Tn. Sky PPOK + HF T

5 Tn. Prw PPOK +

Pneumonia

T

3 1 Tn. Tn CKD stg IV +

Diare

P

2 Tn. Hs HM +

Leukositosis

P

3 Tn. Sms DHF P

4 Ny. Sf Edema + HF T

5 Tn. Skm Sirosis hepatis +

Asites

T

4 1 Ny. Sw CKD + HF + HT P

Page 20: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

21

2 Ny. Am Selulitis pedis P

3 Tn. Aj CVA T

4 Tn. Ydn AFI + Dyspepsia

syndrome

P

5 Tn. Rs Melena + Anemia P

Isos Tn. Wgc Tetanus + ISK T

KPu 1 Tn. Mlp TB + DM P

2 - - -

3 - - -

KPs 1 Ny. Sm TB + CKD + DM P

2 -

3 -

DM 1 Tn. Asj DM Gangren P

2 Ny. Smt DM Ulkus P

3 Tn. Ysw DM Ulkus P

SARS 1 Tn. Stn B20 + TB T

2 Tn. Mft B20 + Parese P

3 Tn. Bbt B20 + DOC T

Keterangan: M : Minimal Care ; P : Parsial care ; T : Total care

Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa pada tanggal

29 Juli 2015 terdapat 41 pasien, sebanyak 61% pasien yang dirawat

memiliki tingkat ketergantungan minimal dan pasien memiliki tingkat

ketergantungan parsial, 39% pasien yang dirawat memiliki tingkat

ketergantungan total.

Kebutuhan Tenaga Keperawatan

Kebutuhan tenaga perawat di suatu unit RS dapat dihitung

menggunakan pedoman rumus dari Depkes (2002) dimana dihitung

dengan keadaan rata-rata jumlah jam perawatan pasien selama 3 bulan

terakhir, yaitu :

a. Kebutuhan tenaga

Jumlah jam perawatan perhari

Jam Kerja efektif

Page 21: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

22

Perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambahkan (faktor

koreksi) dengan : cuti, hari besar dan hari libur perawat dalam hal ini

disebut Loss Day.

b. Loss day

(Jumlah hari minggu 1 thn + Cuti + Hari besar) x Kebutuhan Tenaga

Jumlah hari kerja efektif pertahun

Tenaga keperawatan yang mengerjakan pekerjaan non keperawatan

diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan.

c. Tugas non keperawatan

(Kebutuhan tenaga + Loss day) x 25 %

Jumlah kebutuhan tenaga = Kebutuhan tenaga + Faktor koreksi

(Loss day + Tugas non Keperawatan)

Dari rumusan di atas, maka untuk mengkaji jumlah kebutuhan di

Ruang Dahlia II adalah sebagai berikut :

Jumlah kebutuhan tenaga perawat menurut Gillies di Ruang Dahlia II

Tanggal 27 Juli 2015

Waktu perawatan langsung

Total care : 6 x 6 jam = 36 jam

Partial care : 30 x 4 jam = 120 jam

Minimal care : 0 x 2 jam = 0 jam +

Total waktu perawatan langsung = 156 jam

Waktu perawatan tidak langsung

36 klien x 1 jam = 36 jam

Waktu Pendidikan Kesehatan

36 klien x 15 menit = 540 menit = 9 jam +

Total jam perawatan = 201 jam

Rata-rata total jam perawatan = 201 : 36 = 5,58 jam

Jumlah kebutuhan perawat per hari

Total waktu keperawatan = 201 = 28,71 = 29 orang

Waktu kerja efektif 7

Page 22: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

23

Jumlah kebutuhan per shift

Pagi = 47% x 29 = 13,63 orang = 14 orang

Sore = 35% x 29 = 10,15 orang = 10 orang

Malam = 17% x 29 = 4,93 orang = 5 orang

Jumlah kebutuhan tenaga perawat menurut Gillies di Ruang Dahlia II

Tanggal 28 Juli 2015

Waktu perawatan langsung

Total care : 7 x 6 jam = 42 jam

Partial care : 33 x 4 jam = 132 jam

Minimal care : 0 x 2 jam = 0 jam +

Total waktu perawatan langsung = 174 jam

Waktu perawatan tidak langsung

40 klien x 1 jam = 40 jam

Waktu Pendidikan Kesehatan

40klien x 15 menit = 600 menit = 10 jam +

Total jam perawatan = 224 jam

Rata-rata total jam perawatan = 224 : 40 = 5,6 jam

Jumlah kebutuhan perawat per hari

Total waktu keperawatan = 224 = 32 orang

Waktu kerja efektif 7

Jumlah kebutuhan per shift

Pagi = 47% x 32 = 15,04 orang = 15 orang

Sore = 35% x 32 = 11,2 orang = 11 orang

Malam = 17% x 32 = 5,44 orang = 6 orang

Jumlah kebutuhan tenaga perawat menurut Gillies di Ruang Dahlia II

Tanggal 29 Juli 2015

Waktu perawatan langsung

Total care : 16 x 6 jam = 96 jam

Partial care : 25 x 4 jam = 100 jam

Page 23: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

24

Minimal care : 0 x 2 jam = 0 jam +

Total waktu perawatan langsung = 196 jam

Waktu perawatan tidak langsung

41 klien x 1 jam = 41 jam

Waktu Pendidikan Kesehatan

41klien x 15 menit = 615 menit = 10,25 jam +

Total jam perawatan = 247,25 jam

Rata-rata total jam perawatan = 247,25 : 41 = 6,03 jam

Jumlah kebutuhan perawat per hari

Total waktu keperawatan = 247,25 = 35,32 = 35 orang

Waktu kerja efektif 7

Jumlah kebutuhan per shift

Pagi = 47% x 35 = 16,45 orang = 17 orang

Sore = 35% x 35 = 12,25 orang = 12 orang

Malam = 17% x 35 = 5.95 orang = 6 orang

Jumlah rata-rata jam perawatan tiap pasien selama 3 hari

( 5,58 jam + 5,6 jam + 6,03 jam) : 3 = 5,73 jam

Jumlah rata-rata kebutuhan tenaga perawat selama 3 hari

(29 orang + 32 orang + 35 orang) : 3 = 32 orang

Berdasarkan rumus Gillies didapatkan hasil perhitungan rata-rata

jumlah perawat perhari adalah 32 orang, sedangkan jumlah perawat di

ruang Dahlia 2 adalah 23 orang perawat, dengan jumlah perawat jaga di

ruang Dahlia 2 adalah 20 orang perawat per hari, yaitu 14 perawat dinas

pagi, 3 perawat dinas sore dan 3 perawat dinas malam.

2. Material and Machine

a. Fasilitas untuk Pasien

Kapasitas Ruang Dahlia 2 Rumah Sakit Ngudi Waluyo

Wlingi adalah 45 Tempat Tidur. Ruang Dahlia terdiri dari 12

Page 24: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

25

ruangan, yaitu R. NU, R. NS, R. Intermediate, R. 1, R. 2, R. 3, R.

4, R. SARS, R. Isolasi, R. DM, R. KPU (TB Utara), dan R. KPS

(TB Selatan). R. NU terdiri dari 4 tempat tidur, 4 meja pasien, 1

kamar mandi, dan 1 wastafel. R. NS terdiri dari 4 tempat tidur, 4

meja pasien, 1 kamar mandi dan 1 wastafel. R. Intermediate terdiri

dari 4 tempat tidur, 4 meja pasien, 1 kamar mandi, dan 1 wastafel.

R.1 terdiri dari 5 tempat tidur, 5 meja pasien, 2 kamar mandi (1

kamar mandi rusak), dan 1 wastafel. R. 2 terdiri dari 5 tempat

tidur, 5 meja pasien, 2 kamar mandi, dan 1 wastafel. R. 3 terdiri

dari 5 temapt tidur, 5 meja pasien, 2 kamar mandi, dan 1 wastafel.

R. 4 terdiri dari 5 tempat tidur, 5 meja pasien, 2 kamar mandi, dan

1 wastafel. R. SARS terdiri dari 3 tempat tidur, 3 meja pasien, 1

kamar mandi. R. KPU (TB Utara) terdiri dari 3 tempat tidur, 3 meja

pasien, 1 kamar mandi, dan 1 wastafel. R. KPS (TB Selatan)

terdiri dari 3 tempat tidur, 3 meja pasien, 1 kamar mandi, dan 1

wastafel. R. DM terdiri dari 3 tempat tidur, 3 meja pasien, 1 kamar

mandi. R. Isolasi terdapat 1 tempat tidur, 1 meja pasien, 1 kamar

mandi.

b. Fasilitas untuk perawat

Nurse station

Terdapat nurse station dengan kondisi cukup rapi dan

sudah terstrukur mengenai penempatan status dan dokumen

asuhan keperawatan. Nurse station berada di samping dan di

depan ruang rawat inap Dahlia II, perawat dapat mengakses

pasien dengan cepat karena letannya dekat. untuk dokumentasi

dilengkapi dengan 3 buku injeksi, 1 buku untuk masing – masing

tim, 3 buku observasi TTV, 1 buku untuk masing – masing tim, 3

buku laporan tim, 1 buku untuk masing – masing tim, 3 buku

operan jaga, 1 buku untuk masing – masing tim, 1 buku orientasi

pasien baru, dan 1 buku dokumentasi laborat.

Kamar mandi

Terdapat 1 kamar mandi yang cukup bersih, lokasinya

terletak di belakang nurse station.

Page 25: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

26

c. Fasilitas Peralatan dan Bahan Kesehatan

3.7. Daftar inventaris Alat Keperawatan Tahun 2015 Ruang Dahlia II Bulan Juni 2015 dengan Kapasitas 45 Tempat Tidur

No. Nama Barang Jumlah Kondisi

Standar Prosentase Baik Rusak

1. Bak instrumen kecil 1 1 1

2. Bak instrumen sedang 1 1 2

3 Bak instrumen besar 2 2 2

4 Bengkok 6 6 3

5 EKG 3 channel 1 1 1

6 Manometer oxygen 15 15 9

7 Pispot 10 10 45

8 Reflek hamer 1 1 1

9 Stetoscope 2 2 12

10 Tensimeter 4 4 12

11 Termometer 14 14 12

12 Timbangan BB 1 1 1

13 Tongue spatel 3 3 1

14 Troly rawat luka &

suntikan

4 4 4

15 Urinal 11 11 45

16 Tromol 3 3 1

17 Sputum pot 5 5 6

18 Waskom stenliss 2 2 1

19 Cucing 2 2 3

20 Korentang 3 3 2

21 Tempat korentang 1 1 2

22 Kereta O2 1 1 1

23 Gunting vasi panjang 1 1 1

24 Bag hot (WWZ) 2 2 3

25 Eskrap 1 1 1

26 Gunting Verban 1 1 2

27 Almari obat 25 laci 2 2 2

28 Ambubag kit 1 1 1

29 Masker O2 43 43 9

Page 26: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

27

30 Comfort bed 6 6 1

31 Manset dewasa 6 6 6

32 Suction 1 1 1

33 Syiringe pump 2 2 1

34 Infus pump 2 2 1

35 Naid Foeder 1 1 1

36 Pinset anatomis

panjang

1 1 3

37 Pinset chirurgis

panjang

1 1 3

38 Sterilisator 1 1 1

39 kursi penunggu pasien 45 45 45

40 kursi petugas jaga 48 48 45

41 loker petugas 16 16 23

42 papan tulis 2 2 1

43 pengaman tempat tidur

(bedsaid rail)

45 42 3 45

44 rambu – rambu dilarang

merokok

1 1 6

45 rambu – rambu jagalah

kebersihan

- - 6

46 Hands rub 7 7 12

47 alur pasien masuk

dahlia

45 45 45

48 identitas kamar 12 12 12

49 identitas bed pasien 45 45 45

50 pemadam kebakaran 2 2 12

Jumlah 433 430 3 501

Rata – rata =(430/501)x100= 85,83%

Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa ada beberapa alat

medis yang biasa digunakan seperti bak instrumen sedang, pispot,

tensimeter, stetoscope, urinal, sputum pot, cucing, bengkok, hands rub,

identitas bed pasien, dan pinset anatomis tidak sesuai standart.

Page 27: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

28

d. Daftar peralatan inventaris alat tenun

3.8. Daftar inventaris Alat Tenun Tahun 2015 Ruang Dahlia II Bulan Juni 2015 dengan Kapasitas 45 Tempat Tidur

No. Nama Barang Jumlah Kondisi

Standar Prosentase Baik Rusak

1. Bantal 68 68 45

2. Gorden sekatsel 6 6 45

3 Kasur 45 44 1 45

4 Masker kain 20 20 45

5 Perlak besar 13 13 15

6 Perlak kecil 35 35 15

7 Sarung bantal putih 270 270 45

8 Sarung O2 20 20 15

9 Scoret petugas 40 40 33

10 Selimut tebal 125 125 45

11 Serbet makan 4 4 12

12 Sprei putih 218 218 45

13 Taplak meja pasien 110 110 45

14 Taplak meja petugas

(batik)

3 3 4

15 Korden jendela 42 42 45

Jumlah 1019 1018 1 499

Rata – rata =(1018/499)x100= 204,01%

Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa peralatan inventaris

alat tenun sudah sesuai standart.

e. Daftar inventaris alat rumah tangga

3.9. Daftar inventaris Alat Rumah Tangga Tahun 2015 Ruang Dahlia II Bulan Juni 2015 dengan Kapasitas 45 Tempat Tidur

No. Nama Barang Jumlah Kondisi

Standar Prosentase Baik Rusak

1. Kursi roda 1 1 3

2. Meja pasien kayu 45 45 45

3 Standar infus besi 15 15 45

4 Standar infus jalan 12 12 12

Page 28: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

29

5 Lampu senter 2 2 2

6 Baskom mandi 6 6 12

7 Baki 8 8 5

8 Tempat tidur 45 45 45

9 Troli obat 2 2 3

10 Troli verbanding 1 1 3

11 Kereta O2 1 1 1

12 Tempat sampah pasien

sedang

2 2 4

13 Tempat sampah pasien

kecil

4 4 4

14 Tempat sampah besar

tertutup

9 9 23

15 Piring 20 20 23

16 Scal 32 32 23

17 Sendok kecil 12 12 45

18 Sendok besar 10 10 45

19 Gelas kecil 25 25 23

20 Gelas besar 6 6 23

21 Tempat lauk 5 5 23

22 Tempat sayur 5 5 23

23 Ceret 12 12 23

24 Garpu 2 2 45

Jumlah 282 282 503

Rata – rata =(282/503)X100= 56,06%

Berdasarkan tabel diatas didapatkan data peralatan rumah tangga

seperti sendok, gelas, waskom mandi masih belum sesuai standart.

f. Daftar lembar pendokumentasian

3.10. Fasilitas untuk pendokumentasian Tahun 2015 Ruang Dahlia II Bulan Juni 2015 dengan Kapasitas 45 Tempat Tidur

No Lembar Pendokumentasian

1 Penilaian riwayat jatuh

2 Form laporan insiden ke tim kp di RS

Page 29: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

30

3 TB 05

4 Keselamatan pasien

5 Permintaan darah untuk transfusi

6 Lembar pemberian cairan

7 Etiket laborat

8 Clinical pathways jamkesmas

9 Penolakan tindakan medis

10 Lembar persetujuan tindakan medis

11 Lembar instruksi dan laopran perawatan

12 Lembar konsultasi dan lembar jawaban

13 Tindakan keperawatan

14 Pelayanan ambulans askes

15 Surat permintaan pemakaian ambulan

16 Surat pernyataan PP/ menolak dirawat

17 Form obat life saving jamkesmas dan jamkesda

18 Form rujukan pasien

19 Lembar discharge summary (ringkasan penyakit)

20 Lembar catatan harian dokter

21 Lembar penjelasan

22 Resume keperawatan

23 TB 06

24 Lembar sebab kematian

25 Surat keterangan opname/ rawat jalan

26 Pengantar endoscopy

27 Izin penyerahan jenazah

28 Lembar rencana pelayanan

Page 30: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

31

3. Method

Metode yang diterapkan di Ruang Dahlia 2 Rumah Sakit Ngudi

Waluyo Wlingi adalah model TIM

Ruang Dahlia II saat ini menggunakan model asuhan

keperawatan yang jelas dan struktural, model yang diterapkan adalah

metode tim yang terdiri atas anggotanya yang berbeda – beda dalam

memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat

Ruang Dahlia II dibagi menjadi 3 tim, yaitu tim 1 bertanggung jawab atas

R. NU, R. NS, dan R. Intermediate, tim 2 bertanggung jawab atas R. 1, R.

3, R. KP Utara, dan R. SARS, dan tim 3 bertanggung jawab atas R. 2, R.

4, R. Isolasi, R. KP Selatan, dan R. DM.

Dalam proses pendelegasian tugas, wewenang dan tanggung

jawab apabila ada perawat yang tidak masuk maupun cuti sepenuhnya

ditentukan oleh kepala ruangan dengan mempertimbangkan kebutuhan

.dan ketersediaan tenaga keperawatan

Tindakan Keperawatan di Ruang Dahlia II

a. Operan

No Aspek yang Dinilai

Tanggal

27/07/2015 28/07/2015 29/07/2015

p S P S P S

1 Kedua kelompok dinas sudah siap - - - - - -

2 Shift yang mau me nyerahkan/

mengoperkan mempersiapkan hal –

hal yang akan disampaikan

√ √ √ √ √ √

Kepala Ruangan

Ketua TIM 1 Ketua TIM 2

Ketua TIM 3

Perawat Pelaksana

Klien Klien

Perawat Pelaksana

Perawat Pelaksana

Klien

Page 31: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

32

3 Ketua tim/ kepala jaga yang mau

menyerahkan/ mengoperkan

menyampaikan :

a. Kondisi/ keadaan umum klien

b. Tindak lanjut untuk dinas yang

menerima operan

c. Rencana kerja untuk dinas

yang menerima operan

√ √ √ √ √ √

4 Penyampaian nomor 3 dilakukan

dengan jelas, singkat, akurat dan

tidak terburu – buru

√ √ √ √ √ √

5 Ketua tim dan semua anggota tim

bersama – sama langsung melihat

keadaan klien

- - - - - -

6 Tim yang mengoperkan tugas

memberi kesempatan kepada tim

yang akan menjalankan tugas untuk

bertanya

√ √ √ √ √ √

7 Tim yang mengoperkan tugas

menyerahkan semua berkas catatan

perawatan kepada tim yang akan

menjalankan tugas untuk menerima

operan alat

√ √ √ √ √ √

Total Nilai 5 5 5 5 5 5

Prosentase 71,4

3

71,4

3

71,4

3

71,43 71,4

3

71,43

Keterangan :

: Dilakukan

: Tidak Dilakukan

P : Operan Malam ke Pagi

S : Operan Pagi ke Sore

Page 32: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

33

KETERANGAN

Operan merupakan suatu timbang terima tugas dari shifty satu ke

shift lain dengaan waktu, isi dan strategi yang telah ditentukan. Operan

mampu mengkomunikasikan secara tertulis dan lisan pada staf keperawatan

dan tim kesehatan lain yang memerlukan data klien secara teratang perlu

diperhatikan agar operanur. Operan dilakukan sebesar 57,5% pada tanggal

27 – 29 Juni 2015 sehingga dapat disimpulkan bahwa operan yang

dilakukan tidak tidak sesuai dengan juknis yang berlaku. Adapaun beberapa

hal yang perlu diperhatikan agar operan efektif adalah operan dilaksanakan

tepat waktu saat pergantian dinas sesuai yang telah disepakati, operan

dipimpin oleh katim, operan diikuti oleh semua perawat yang akan dan telah

berdinas.

b. Pre Conference

No Aspek yang Dinilai

Tanggal

27/07/2015 28/07/2015 29/07/2015

P P P

1 Semua anggota tim hadir dalam

diskusi awal (konferensi awal)

√ - -

2

Memberi pengarahan kepada anggota

tim tentang rencana asuhan pasien

pada hari tersebut berdasarkan hasil

evaluasi kemarin dan kondisi klien

yang dilaporkan oleh dinas malam. Hal

– hal yang disampaikan oleh PP

meliputi

Keadaan umum klien

Keluhan klien

Tanda – tanda vital dan

kesadaran

Hasil pemeriksaan

laboratorium/ diagnostic

terbaru

Masalah keperawatan

Rencana keperawatan hari ini

√ √ √

Page 33: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

34

Perubahan terapi medis

Rencana medis

3 Memberi penugasan kepada anggota

tim bila ada pasien baru

√ - √

4 Memberi kesempatan kepada anggota

tim untuk bertanya

√ - √

5 Memberi penekanan pada hal – hal

yang perlu diperhatikan

- √ √

6 Memberi kesempatan pada pendidikan

pasien

- - -

7 Membahas pasien – pasien yang

menjadi prioritas pada shift tersebut

√ - √

8 Menanyakan kesiapan fisik, mental

anggota dalam melakukan asuhan

- - -

9 Semua anggota tim menyepakati

pertemuan diskusi akhir

√ √ √

10 Mengucapkan selamat bekerja kepada

anggota tim

√ √ √

Total Nilai 7 5 8

Prosentase 70% 50% 80%

Keterangan :

: Dilakukan

: Tidak Dilakukan

P : Operan Malam ke Pagi

S : Operan Pagi ke Sore

KETERANGAN

Pre conference adalah komunikasi antara ketua tim dan perawat

pelaksana setelah selesai operan untuk merencanakan kegiatan pada shift

tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Pre

conference mendiskusikan tentang aspek klinik sebelum melaksanakan

asuhan keperawatan pada pasien. dalam pre conference para instruktur

klinis harus sudah menyiapkan apa yang akan dibahas dalam conference

Page 34: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

35

sehingga tidak banyak waktu yang terbuang (Sitorus, 2005; Huber, 2006).

c. Post Conference

No Aspek yang Dinilai

Tanggal

27/07/2015 28/07/2015 29/07/2015

P P P

1 Semua anggota tim hadir

dalam konferensi akhir

- - -

2 Menanyakan hasil dan

kegiatan yang sudah

dilaksanakan anggota tim

terkait dengan asuhan

keperawatan

- - -

3 Mengevaluasi tentang

kelengkapan dokumentasi

ASKEP, pelaksanaan program

dan administrasi pasien

- - -

4 Memberikan pujian akan apa

yang telah dilaksanakan

dengan baik

- - -

5 Mengevaluasi hambatan yang

dialami setiap anggota tim

- - -

6 Memberi umpan balik kepada

anggota tentang pelaksanaan

yang telah dilakukan

- - -

7 Mengucap terimakasih atas

kerjasama anggota tim

- - -

8 Semua anggota tim

menyepakati pertemuan

konferensi selanjutnya

- - -

Total Nilai 0 0 0

Prosentase 0 0 0

Page 35: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

36

Keterangan :

: Dilakukan

: Tidak Dilakukan

P : Operan Malam ke Pagi

S : Operan Pagi ke Sore

KETERANGAN

Post conference adalah komunikasi antara ketua tim dan perawat

pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan

kepada shift berikutnya. Isi post conference adalah hasil asuhan

keperawatan tiap perawatan dan hal-hal penting untuk operan selanjutnya

agar bisa ditindaklanjuti. Post conference dipimpin oleh ketua tim atau

pennggung jawab tim (Keliat dan Akemat, 2006).

Di ruang Dahlia II Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi post conference

tidak dilakukan, sehingga evaluasi dari kegiatan asuhan keperawatan dan

kegiatan yang dilakukan sepanjang shift kurang maksimal.

d. Orientasi Pasien Baru

3.11. Tabel jumlah pasien baru pada shift pagi tanggal 27 – 30 Juli 2015 di Ruang Dahlia II

Jumlah pasien baru

Tanggal : 27/7/2015 Tanggal : 28/7/2015 Tanggal : 29/7/2015

5 6 5

Pada tanggal 27 – 29 Juni 2015 jumlah pasien baru ada 16 orang.

Semua pasien telah diorientasi tentang hak dan kewajiban pasien, nama

perawat jaga, orientasi ruangan (fasilitas dan cara penggunaannya), jam

visite dokter, waktu berkunjung, waktu makan, dan jumlah penunggu pasien.

e. Ronde Keperawatan

No Aspek yang Dinilai

Tanggal

27/07/2015 28/07/2015 29/07/2015

P S P S P S

A Persiapan

1 Membuat satuan acara ronde - - - - - -

Page 36: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

37

untuk kegiatan bimbingan (dalam

bentuk tertulis)

2 Mempersiapakan tempat yang

cukup sesuai jumlah peserta

ronde

- - - - - -

3 Mendapatkan data mengenai

kondisi pasien yang akan

dilakukan ronde keperawatan

serta meminta ijin pasien

- - - - - -

4 Menyiapkan alat yang diperlukan - - - - - -

5 Mengatur lingkungan fisik untuk

ronde keperawatan sehingga

mudah dilihat dan didengar oleh

peserta

- - - - - -

B Pelaksanaan

Ruang Perawat

6 Membuka kegiatan ronde

dengan mengucapkan salam

- - - - - -

7 Menjelaskan tentang kegiatan,

waktu, tujuan ronde

keperawatan

- - - - - -

8 Menjelaskan tentang hasil yang

diharapkan dari hasil ronde

- - - - - -

9 Menjelaskan secara umum

pasiennya (data fokus, diagnosa

keperawatan, rencana tindakan,

catatan perkembangan, masalah

yang belum dipecahkan)

- - - - - -

10 Mengajak peserta menuju ruang

pasien

- - - - - -

Ruang Pasien

11 Mengucapkan salam, validasi

kontrak untuk ronde

keperawatan dan menanyakan

kondisi kepada pasien

- - - - - -

Page 37: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

38

12 Mereview masalah yang

dikeluhkan pasien, tindakan

keperawatan dan medis yang

sudah dilakukan serta

perkembangan kondisi pasien

- - - - - -

13 Memberi kesempatan untuk

bertanya dan berdiskusi pada

peserta yang lain, keluarga/

pasien

- - - - - -

14 Memberikan pujian pada pasien/

keluarga atas kerjasamanya

dalam melaksanakan kegiatan

ronde keperawatan

- - - - - -

C Evaluasi

Ruang Perawat

15 Mereview hasil diskusi di

ruangan pasien

- - - - - -

16 Menyimpulkan kegiatan ronde

keperawatan

- - - - - -

17 Memnberikan pujian pada

peserta

- - - - - -

18 Rencana tindak lanjut setelah

kegiatan ronde keperawatan

- - - - - -

19 Menutup kegiatan ronde

keperawatan

- - - - - -

Total Nilai 0 0 0 0 0 0

Prosentase 0 0 0 0 0 0

Keterangan :

: Dilakukan

: Tidak Dilakukan

P : Operan Malam ke Pagi

S : Operan Pagi ke Sore

Page 38: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

39

KETERANGAN

Dari hasil observasi selama 3 hari di Ruang Dahlia II RS. Ngudi

Waluyo Wlingi perawat tidak pernah melakukan ronde keperawatan. Saat

melakukan wawancara kepada perawat, perawat mengatakan bahwa ronde

keperawatan tidak pernah dilakukan karena terbatasnya tenaga perawat dan

kesibukan perawat.

f. Ronde Ruangan

No Aspek yang Dinilai

Tanggal

27/07/2015 28/07/2015 29/07/2015

P S P S P S

A Persiapan

1 Membuat satuan acara ronde untuk

kegiatan bimbingan (dalam bentuk

tertulis)

- - - - - -

2 Mempersiapakan tempat yang

cukup sesuai jumlah peserta ronde

- - - - - -

3 Mendapatkan data mengenai

kondisi pasien yang akan dilakukan

ronde keperawatan serta meminta

ijin pasien

- - - - - -

4 Menyiapkan alat yang diperlukan - - - - - -

5 Mengatur lingkungan fisik untuk

ronde keperawatan sehingga

mudah dilihat dan didengar oleh

peserta

- - - - - -

B Pelaksanaan

Ruang Perawat

6 Membuka kegiatan ronde dengan

mengucapkan salam

- - - - - -

7 Menjelaskan tentang kegiatan,

waktu, tujuan ronde keperawatan

- - - - - -

8 Menjelaskan tentang hasil yang

diharapkan dari hasil ronde

- - - - - -

Page 39: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

40

9 Menjelaskan secara umum

pasiennya (data fokus, diagnosa

keperawatan, rencana tindakan,

catatan perkembangan, masalah

yang belum dipecahkan)

- - - - - -

10 Mengajak peserta menuju ruang

pasien

- - - - - -

Ruang Pasien

11 Mengucapkan salam, validasi

kontrak untuk ronde keperawatan

dan menanyakan kondisi kepada

pasien

- - - - - -

12 Mereview masalah yang dikeluhkan

pasien, tindakan keperawatan dan

medis yang sudah dilakukan serta

perkembangan kondisi pasien

- - - - - -

13 Memberi kesempatan untuk

bertanya dan berdiskusi pada

peserta yang lain, keluarga/ pasien

- - - - - -

14 Memberikan pujian pada pasien/

keluarga atas kerjasamanya dalam

melaksanakan kegiatan ronde

keperawatan

- - - - - -

C Evaluasi

Ruang Perawat

15 Mereview hasil diskusi di ruangan

pasien

- - - - - -

16 Menyimpulkan kegiatan ronde

keperawatan

- - - - - -

17 Memnberikan pujian pada peserta - - - - - -

18 Rencana tindak lanjut setelah

kegiatan ronde keperawatan

- - - - - -

19 Menutup kegiatan ronde

keperawatan

- - - - - -

Page 40: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

41

Total Nilai 0 0 0 0 0 0

Prosentase 0 0 0 0 0 0

Keterangan :

: Dilakukan

: Tidak Dilakukan

P : Operan Malam ke Pagi

S : Operan Pagi ke Sore

KETERANGAN

Dari hasil observasi selama 3 hari di Ruang Dahlia II RS. Ngudi

Waluyo Wlingi perawat tidak pernah melakukan ronde ruangan. Saat

melakukan wawancara kepada perawat, perawat mengatakan bahwa

ronde ruangan tidak pernah dilakukan karena terbatasnya tenaga

perawat dan kesibukan perawat.

g. Pendidikan Kesehatan

Saat dilakukan wawancara dengan perawat pendidikan

kesehatan pada pasien dilakukan secara kondisional jika

dibutuhkan.

h. Sentralisasi obat

Sentralisasi obat oral maupun injeksi berada di apotik. Untuk

pengambilan obat pada pagi hari dari apotik pasien Askes/ BPJS/

Jamkesmas/ Jamkesda/ umum yang mengambil obat ke apotik

adalah perawat. Sedangkan pada sore hari dan malam hari apabila

ada obat tambahan untuk pasien, obat diambilkan dari UGD. PJ

obat bertanggung jawab untuk menjaga keberadaan obat. Obat

peroral dan injeksi sudah ditempatkan tersendiri pada kotak obat

masing – masing pasien, diberi identitas nama pasien dan nomor

bed agar tidak tertukar antar pasien.

Page 41: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

42

4. Money

a. Sistem Gaji dan Remunerisasi SDM

Sumber dana gaji pegawai golongan PNS di RSUD Ngudi

Waluyo Wlingi berasal dari pemerintah dan sumber dana gaji

pegawai Non-PNS berasal dari rumah sakit itu sendiri.Sedangkan

perawat magang tidak mendapatkan gaji

b. Sumber Pendapatan Ruangan

Sumber pendapatan Ruang Dahlia II di RSUD Ngudi

Waluyo Wlingi berasal dari pemerintah yang diatur oleh rumah

sakit untuk dibagikan ke setiap ruangan di rumah sakit sesuai

kebutuhan.

c. Tarif Rawat Inap

Ruang Dahlia II merupakan ruang rawat inap kelas III.

Semua tarif rawat inap di Ruang Dahlia II RSUD Ngudi Waluyo

Wlingi terdapat di aplikasi BILLING RSUD Wlingi SIMRS V1.0.

3.12. Tarif Tindakan di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi

Kode Nama Tindakan BBA JRS JP Jumlah

1727 Acne Mesotherapy 0 72.800 109.200 182.000

1621 Ambulasi 0 13.000 19.500 32.500

1622 Anal Test 0 13.000 19.500 32.500

1748 Anti Aging

Mesotherapy 0 98.800 148.200 247.000

1656 Assesment Fungsi

Luhur 0 18.200 27.300 45.500

1867 Asuhan Gizi 0 0 10.000 10.000

1680 Atropinisasi 0 31.200 46.800 78.000

1681 Audiometri 0 31.200 46.800 78.000

1728 Bullock Tampon 0 72.800 109.200 182.000

1682 Biometri 0 31.200 46.800 78.000

1683 Biopsi 0 31.200 46.800 78.000

1684 Bouginasi Anus 0 31.200 46.800 78.000

1709 Bouginasi Vagina 0 49.400 74.100 123.500

Page 42: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

43

2042 Buku Catatan

Medis Rawat Inap 0 25.000 0 25.000

1733 Calm Mesoterapy 0 72.800 109.200 182.000

1749 Cardiversi 0 98.800 148.200 247.000

1729 Cauter Choncha 0 72.800 109.200 182.000

1730 Cauter Jaringan

Granulasi 0 72.800 109.200 182.000

1731 Cauterisasi 0 72.800 109.200 182.000

1710 Closed Cistotomy 0 49.400 74.100 123.500

1732 Crico

Tyroidostomy 0 72.800 109.200 182.000

1613 Cross Insisi 0 7.800 11.700 19.500

1614 Darm Buis 0 7.800 11.700 19.500

1734 Debiment Besar

Dengan Block

Anastesi

0 72.800 109.200 182.000

1685 Debridement Kecil 0 31.200 46.800 78.000

1686 Debridement

sedang 0 31.200 46.800 78.000

1711 Debridement

Besar 0 49.400 74.100 123.500

1735 Defibrilasi (Per

kali, Maksimal 3

Kali)

0 72.800 109.200 182.000

1712 Douglass Pungtie 0 49.400 74.100 123.500

1750 Darinage Cairan

Abdomen 0 98.800 148.200 247.000

1751 Darinage Cairan

Pleura 0 98.800 148.200 247.000

1752 Eksisi Basailoma 0 98.800 148.200 247.000

1753 Eksisi Granuloma 0 98.800 148.200 247.000

1754 Eksisi Granuloma

Pyoghenikum 0 98.800 148.200 247.000

1755 Eksisi Kista 0 98.800 148.200 247.000

Page 43: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

44

Atherum

1756 Eksisi Kista

Epidemoid 0 98.800 148.200 247.000

1757 Eksisi Lipom

Ganglion < 2 cm 0 98.800 148.200 247.000

1657 Ekstraksi Corpus

Alinum Sederhana 0 18.200 27.300 45.500

1623 Ekstraksi Kuku 0 13.000 19.500 32.500

1758 Electro Cauter (>

30) 0 98.800 148.200 247.000

1714 Electro Cauter

Kecil (1-10) 0 49.400 74.100 123.500

1736 Electro Cauter

Sedang (11-30) 0 72.800 109.200 182.000

1717 Injeksi keloid 0 49.400 74.100 123.500

1615 Injeksi per hari 0 7.800 11.700 19.500

1718 Injeksi sub

cunjungtiva 0 49.400 74.100 123.500

1719 Insersi/ekstraksi

implant 0 49.400 74.100 123.500

1690 Insersi/ekstraksi

persarium 0 31.200 46.800 78.000

1689 Insersi/ekstraksi

IUD 0 31.200 46.800 78.000

1691 Insisi abses 0 31.200 46.800 78.000

1738 Insisi bartholinitis 0 72.800 109.200 182.000

1720 Intra osseosfusion 0 49.400 74.100 123.500

1739 Intubasi

endotracheal 0 72.800 109.200 182.000

1692 Irigasi kandung

kemih (per hari) 0 31.200 46.800 78.000

1629 Irigasi mata 0 13.000 19.500 32.500

1693 Irigasi telinga 0 31.200 46.800 78.000

1740 Jahit telinga 0 72.800 109.200 182.000

Page 44: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

45

1624 Epilasi (cabu bulu

mata) 0 13.000 19.500 32.500

1687 Ekstaksi corpus

alienum THT 0 31.200 46.800 78.000

1688 Fiksasi fraktur

kosta 0 31.200 46.800 78.000

1713 Foto terapi (per

hari) 0 49.400 74.100 123.500

1737 Fulgurasi 0 72.800 109.200 182.000

1625 Fundoscopy 0 13.000 19.500 32.500

2039 Glukosa stik 0 8.800 13.200 22.000

1626 Gonioscopy 0 13.000 19.500 32.500

1627 Gymnastic ball 0 13.000 19.500 32.500

1628 Inflant warmer

(per hari) 0 13.000 19.500 32.500

1715 Injeksi botox per

titik (rehap medik) 0 49.400 74.100 123.500

1716 Injeksi intra

artikuler 0 49.400 74.100 123.500

1862 Kamar 0 40.000 0 40.000

1741 Kemoterapi 0 72.800 109.200 182.000

1630 Kertatometri

(ARK) 0 13.000 19.500 32.500

1865 Konsultasi dokter

spesialis 0 5000 20.000 25.000

1694 Kontra ventile 0 31.200 46.800 78.000

1695 Kumbah lambung

(per hari) 0 31.200 46.800 78.000

1631 Latihan serebral

palsi 0 13.000 19.500 32.500

1632 Latihan dengan

matras 0 13.000 19.500 32.500

1633 Latihan dengan

OHP 0 13.000 19.500 32.500

Page 45: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

46

1634 Latihan dengan

Quadricep bench 0 13.000 19.500 32.500

1696 Latihan gait 0 31.200 46.800 78.000

1697 Latihan mobilisasi 0 31.200 46.800 78.000

1658 Latihan okupasi

terapi/OT 0 18.200 27.300 45.500

1659 Latihan Strenght-

Stratcing-LGS 0 18.200 27.300 45.500

1616 Lavemen/klisma

gliserin 0 7.800 11.700 19.500

1698 Lumbal punctie 0 31.200 46.800 78.000

1635 Mantoux test 0 13.000 19.500 32.500

1721 Marsupialisasi 0 49.400 74.100 123.500

1722 Microdemabration 0 49.400 74.100 123.500

1760 Microdemabration-

mesco anti aging 0 98.800 148.200 247.000

1759 Microdemabration-

mesco acne 0 98.800 148.200 247.000

1761 Microdemabration-

mesco calm 0 98.800 148.200 247.000

1762 Microdemabration-

mesco pigment 0 98.800 148.200 247.000

1636 Nabuleizer (per

hari) 0 13.000 19.500 32.500

1699 Necrotomi 0 31.200 46.800 78.000

1700 Nedlee

thorakosintesis 0 31.200 46.800 78.000

1890 Oksigen 0 3.500 0 3.500

1637 Pararel bar 0 13.000 19.500 32.500

1617 Pasang catheter 0 7.800 11.700 19.500

1763 Pasang

continuous

positive air way

0 98.800 148.200 247.000

1701 Pasang eksternal 0 31.200 46.800 78.000

Page 46: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

47

pace maker

1764 Pasang gibs body

jaket 0 98.800 148.200 247.000

1765 Pasang gibs

hemispica 0 98.800 148.200 247.000

1742 Pasang gibs

sirkuler

lengan/tungkai

0 72.800 109.200 182.000

1766 Pasang implant

(tidak termasuk

implant)

0 98.800 148.200 247.000

1618 Pasang infuse 0 7.800 11.700 19.500

1638 Pasang infuse

pump 0 13.000 19.500 32.500

1743 Pasang infuse

laminaria 0 72.800 109.200 182.000

1767 Pasang laringo

mask airway

(LMA)

0 98.800 148.200 247.000

1619 Pasang

maagslang 0 7.800 11.700 19.500

1639 Pasang monitor 0 13.000 19.500 32.500

1660 Pasang skin traksi 0 18.200 17.300 35.500

1640 Pasang syiring

pump 0 13.000 19.500 32.500

1661 Pasangurine

catheter dengan

lubrikasi

0 18.200 17.300 35.500

1768 Pasang ventilator

(per hari) diluar

oksigen

0 98.800 148.200 247.000

2038 Pemeriksaan fisik

dokter spesialis 0 15.000 15.000 30.000

1744 Pemeriksaan 0 72.800 109.200 182.000

Page 47: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

48

mental dan emosi

anak

1702 Pemeriksaan

MMT 0 31.200 46.800 78.000

1745 Pemeriksaan

tumbuh kembang 0 72.800 109.200 182.000

1769 Pengangkatan

neuri fibron 0 98.800 148.800 247.600

1770 Pengangkatan

skin tag 0 98.800 148.800 247.600

1703 Pengeluaran

serumen 0 31.200 46.800 78.000

1641 Pengambilan

sediaan papsmear 0 13.000 19.500 32.500

1866 Perawatan 0 4000 16.000 20.000

1642 Perawatan

colostomy 0 13.000 19.500 32.500

1771 Phlebotomy pada

policyteia vera 0 98.800 148.200 247.000

1772 Pigment

mesotherapy 0 98.800 148.200 247.000

1662 Pijat bayi 0 31.200 46.800 78.000

1773 Pleurodhesis 0 98.800 148.200 247.000

1704 Psikoterapi 0 0.000

1643 Psikoterapi

lanjutan 0 13.000 19.500 32.500

1723 Psikotest 0 49.400 74.100 123.500

1663 Ransel verban

anak 0 18.200 27.300 45.500

1664 Ransel verban

dewasa 0 18.200 27.300 45.500

1665 Rawat luka 0 13.000 19.500 32.500

1705 Rawat luka bakar 0 31.200 46.800 78.000

1644 Refraksi 0 13.000 19.500 32.500

Page 48: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

49

1706 Regulasi cepat 0 31.200 46.800 78.000

1666 Rekam jantung

electro cardio

graphy

0 18.200 27.300 45.500

1774 Repair tendon 0 98.800 148.200 247.000

1645 Reposisi sislokasi

mandibular 0 13.000 19.500 32.500

1724 Reposisi sislokasi

shoulder 0 49.400 74.100 123.500

1667 Resusitasi jantung

paru (RJP) 0 18.200 27.300 45.500

1646 Retinometri 0 13.000 19.500 32.500

1775 Rozar plasty 0 98.800 148.200 247.000

1647 Senam

hamil/senam nipas 0 13.000 19.500 32.500

1648 Shake 0 13.000 19.500 32.500

1668 Shoulder whell 0 18.200 27.300 45.500

1669 Slit lamp

examnation 0 18.200 27.300 45.500

1707 Spoling meconium

plug (per hari) 0 31.200 46.800 78.000

1746 Spooling pleara 0 72.800 109.200 182.000

1649 Static bicycle 0 13.000 19.500 32.500

1620 Saction per hari 0 7.800 11.700 19.500

1670 Terapi laser 0 18.200 27.300 45.500

1671 Terapi wicara

(speech theraphy) 0 18.200 27.300 45.500

1725 Tes fungsi paru

(spirometry test) 0 49.400 74.100 123.500

1650 Tindakan cold

pack 0 13.000 19.500 32.500

1672 Tindakan electrical

stimulasi 0 18.200 27.300 45.500

1651 Tindakan exercise 0 13.000 19.500 32.500

Page 49: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

50

1673 Tindakan infra

merah 0 18.200 27.300 45.500

1652 Tindakan parafinth

bath 0 13.000 19.500 32.500

1674 Tindakan show

wave diathermy 0 18.200 27.300 45.500

1675 Tindakan

tens/interferensi 0 18.200 27.300 45.500

1676 Tindakan traksi

leher 0 18.200 27.300 45.500

1677 Tindakan traksi

pinggang 0 18.200 27.300 45.500

1678 Tindik telinga 0 18.200 27.300 45.500

1653 Tonometri 0 13.000 19.500 32.500

1654 Treadmill exercise 0 13.000 19.500 32.500

1747 Trombolitik 0 72.800 109.200 182.000

1708 Tympanometry 0 31.200 46.800 78.000

1726 Ultra sono graphy

(tanpa bacaan) 0 49.400 74.100 123.500

1679 Ultra sound

diathermy 0 18.200 27.300 45.500

1776 Vena seksi 0 98.800 148.200 247.000

1863 Visite dokter

spesialis 0 5000 20.000 25.000

1864 Visite dokter

umum 0 3000 12.000 15.000

1855 wall climbing 0 13.000 19.500 32.500

Kajian Data:

Dari hasil wawancara, RSUD Ngudi Waluyo Wlingi adalah rumah

sakit dengan sumber dana berasal dari pemerintah, jadi apabila

terdapat kekurangan alat/sarana, ruangan dapat mengajukan

proposal ke Rumah Sakit. Rumah Sakit akan memenuhi permintaan

dari ruangan apabila dana dari pemerintah dapat dicairkan.

Page 50: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

51

5. Market

a. Efisiensi Ruang Rawat Inap

Indikator Efisiensi Ruangan (Standar yang digunakan di

Ruangan Dahlia II RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Wlingi).

Tabel 3.13. Indikator Efisiensi Ruangan di Ruangan Dahlia II RSUD Ngudi Waluyo Wlingi

No. Indikator Standar

1. BOR 75-85%

2. ALOS 5-7 hari

3. TOI 1-3 harian

4. BTO 25-45 x/tahun

BOR (Bed Occupancy Rate)

BOR adalah persentase pemakaian tempat tidur pada

satuan waktu tertentu. Jumlah tempat tidur di Ruangan Dahlia II

RSUD Ngudi Waluyo Wlingi adalah 45 buah.

Tabel 3.14. Hasil Pengkajian Analisis Selama Tanggal 27 – 29 Juli 2015 Di Ruang Dahlia II RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.

Tanggal Jumlah BOR

(ƩPx/ƩBed x 100%) Bed Px

27/7/2015 45 36 80%

28//7/2015 45 40 88%

29//7/2015 45 41 91%

Berdasarkan data diatas didapatkan rata-rata BOR pada

tanggal 27 -29 Juli 2015 adalah 86,33% dengan demikian jumlah

BOR sesuai dengan standar yaitu 75 - 85%.

Tabel 3.15 Hasil Penghitungan BOR Di Ruang Dahlia II Selama 6 Bulan Terakhir (Januari 2015 – Juli 2015)

Di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.

Bulan

Jumlah BOR

(∑HP / (∑Bed x ∑Periode) x 100%)

Bed Hari

Perawatan (HP)

Periode

Januari 45 1175 31 84,22%

Februari 45 1022 28 81,11%

Maret 45 1180 31 84,58%

April 45 1127 30 83,48%

Page 51: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

52

Mei 45 1139 31 81,64%

Juni 45 1010 30 74,81%

Berdasarkan data diatas didapatkan rata-rata BOR dalam

6 bulan terakhir mulai bulan Januari 2015 – Juni 2015 adalah

81,64% dengan demikian jumlah BOR sesuai dengan standar

yaitu 75 - 85%.

TOI (Turn Of Interval)

TOI menunjukkan waktu rata-rata suatu tempat tidur kosong

atau waktu antara satu tempat tidur ditinggalkan oleh klien sampai

dengan diisi lagi. Standar 1-3 hari untuk rumah sakit dalam 1

tahun (menurut Barber Johnson).

Tabel 3.16 Hasil Penghitungan TOI Di Ruang Dahlia II Selama 6 Bulan Terakhir (Januari 2015 – Juli 2015)

Di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.

Bulan

Jumlah TOI ((∑Bedx∑Periode)

- ∑HP/∑Pasien Keluar Hidup &

Meninggal)

Bed Hari

Perawatan (HP)

Periode

Pasien Keluar

Hidup & Meninggal

Januari 45 1175 31 224 0,98

Februari 45 1022 28 207 1,14

Maret 45 1180 31 253 0,84

April 45 1127 30 204 1,09

Mei 45 1139 31 194 1,31

Juni 45 1010 30 211 1,61

Berdasarkan data diatas didapatkan rata-rata TOI dalam 6

bulan terakhir mulai bulan Januari 2015 – Juni 2015 adalah 1,16

dengan demikian sesuai dengan standar yaitu 1 – 3 hari.

ALOS (Average Length of Stay)

ALOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini

disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat

memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan diagnose

tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut.

Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari (depkes, 2005).

Page 52: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

53

Berikut ini tampilan table waktu keluar masuknya pasien 6 bulan terakhir

dari bulan Januari 2015 – Juni 2015.

Tabel 3.17 Hasil Penghitungan ALOS Di Ruang Dahlia II Selama 6 Bulan Terakhir (Januari 2015 – Juli 2015)

Di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.

Bulan

Jumlah ALOS (∑LD/∑Pasien

Keluar Hidup & Meninggal

Lama Dirawat (LD)

Pasien Keluar Hidup &

Meninggal

Januari 1218 224 5,43

Februari 1061 207 5,12

Maret 1263 253 4,99

April 1132 204 5,54

Mei 1114 194 5,74

Juni 1051 211 4,98

Berdasarkan data diatas didapatan rata-rata ALOS dalam 6 bulan

terakhir mulai bulan Januari 2015 – Juni 2015 adalah 5,30 dengan

demikian sesuai dengan standar yaitu 5 - 7 hari.

BTO (Bed Turn Over)

BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada suatu

periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu

tertentu.

Tabel 3.18 Hasil Penghitungan BTO Di Ruang Dahlia II Selama 6 Bulan Terakhir (Januari 2015 – Juli 2015)

Di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.

B

e

Bulan

Jumlah BTO (∑Pasien Keluar

Hidup & Meninggal/∑Bed)

Bed Pasien Keluar

Hidup & Meninggal

Januari 45 224 4,97

Februari 45 207 4,60

Maret 45 253 5,62

April 45 204 4,53

Mei 45 194 4,31

Juni 45 211 4,68

Page 53: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

54

Berdasarkan data diatas didapatan rata-rata BTO dalam 6 bulan

terakhir mulai bulan Januari 2015 – Juni 2015 adalah 4,78 kali.

b. Kasus Terbanyak

Tabel 3.20 Analisis Kasus Terbanyak Di Ruang Dahlia II RSUD Ngudi Waluyo Dalam 6 Bulan Terakhir (Januari 2015 – Juni 2015)

Bulan Kasus Jumlah

Januari HF 26 orang

Februari CVA & DM 17 orang

Maret CVA 33 orang

April CVA 22 orang

Mei CVA 34 orang

Juni CVA 26 rang

Berdasarkan data dairi bulan Januari 2015 – Juni 2015, kasus

terbanyak adalah kasus CVA.

c. Jenis Pembayaran

Sistem Pembayaran

Pada Ruang Dahlia II RSUD Ngudi Waluyo Wlingi sistem

pembayaran yang digunakan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.21 Sistem Pembayaran Di Ruang Dahlia II RSUD Ngudi Waluyo Selama 6 Bulan Terakhir

(Januari 2015 – Juni 2015)

No. Jenis

Pembayaran Januari Februari Maret April Mei Juni

1. Umum 87 74 92 70 66 74

2. Askes/PHB 1 - 1 4 2 1

3. JKN mandiri - 40 - - 85 29

4. Jamkesmas 78 82 126 91 - 95

5. Jamkesda - 2 - - - -

6. Mandiri 50 - 24 29 29 -

7. SPM 8 9 10 7 11 12

8. Kartu DA - - - 3 1 -

Page 54: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

55

Persentase Pembiayaan

Table 3.22. Persentase Pembiayaan Di Ruang Dahlia II RSUD Ngudi Waluyo pada tanggal 27 – 29 Juli 2015

Jenis Pembiayaan

27/07/2015 28/07/2015 29/07/2015

Umum 22,22% 26,82% 31,70%

Askes/PHB - - -

JKN mandiri 83,33% 52,5% 53,65%

Jamkesmas - - -

Jamkesda - - -

Mandiri - - -

SPM 5,55% 7,50% 7,31%

Kartu DA - - -

d. Asal Daerah Pasien

Asal daerah pasien di Ruang Dahlia II di RSUD Ngudi Waluyo

Wlingi pada tanggal 27 – 29 Juli 2015 adalah mayoritas Kabupaten Blitar.

3.1.2. Fungsi-fungsi Manajemen

1. Perencanaan

a. Visi misi organisasi

Visi dan Misi Ruang Dahlia II

Visi :

Menjadi rumah sakit dengan pelayanan prima, bermutu,

terjangkau dan sebagai pusat rujukan

Misi :

1. Memberikan pelayanan kesehatan yang professional cepat,

tepat, akurat

2. Mengembangkan pelayanan kesehatan spesialistik.

3. Menyelenggarakan pelayanan pendidikan yang bermutu dan

professional dengan komitmen tinggi.

4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui

pelatihan dan pendidikan.

5. Menyediakan sarana, prasarana pelayanan kesehatan dan

pendidikan yang berkualitas.

Page 55: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

56

6. Menjalin hubungan kerja yang harmonis dengan pelanggan.

7. Meningkatkan kesejahteraan karyawan.

Visi misi keperawatan

Visi :

Menjadi rumah sakit dengan pelayanan prima, bermutu,

terjangkau dan sebagai pusat rujukan

Misi :

1. Memberikan pelayanan kesehatan yang professional cepat,

tepat, akurat

2. Mengembangkan pelayanan kesehatan spesialistik.

3. Menyelenggarakan pelayanan pendidikan yang bermutu dan

professional dengan komitmen tinggi.

4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui

pelatihan dan pendidikan.

5. Menyediakan sarana, prasarana pelayanan kesehatan dan

pendidikan yang berkualitas.

6. Menjalin hubungan kerja yang harmonis dengan pelanggan.

7. Meningkatkan kesejahteraan karyawan

Keterkaitan visi dan misi keperawatan dengan ruang Dahlia

II

Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan

professional kepada pasien

b. Filosofi organisasi

Filosofi ruang Dahlia II

Optimalisasi semua sumber daya yang ada melalui

pendekatan pribadi dan institusi, untuk memberikan layanan

kesehatan yang terbaik kepada masyarakat.

Filosofi keperawatan

1. Perawat RSU Wlingi meyakini bahwa semua pasien harus

mendapatkan perawatan yang sama yang bersifat individual

meliputi bio, psiko, sosial dan spiritual.

Page 56: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

57

2. Perawat RSU Wlingi meyakini bahwa tujuan pelayanan

keperawatan adalah membantu pasien mencapai tingkat

kesehatan yang optimal.

3. Perawat RSU Wlingi meyakini bahwa semua staff

keperawatan harus bekerja sesuai dengan Standar Asuhan

Keperawatan.

4. Perawat RSU Wlingi meyakini bahwa semua staff

keperawatan harus bekerja sesuai dengan etika

Keperawatan/Kebidanan.

5. Perawat RSU Wlingi meyakini bahwa semua staff

keperawatan harus memotivasi pasien untuk dapat

melakukan keperawatan mandiri dan tidak tergantung kepada

orang lain.

6. Perawat RSU Wlingi meyakini bahwa semua pasien

mendapatkan perawatan berkesinambungan secara

professional yang dapat dipertanggungjawabkan melalui

dokumentasi yang baik dan akurat.

7. Perawat RSU Wlingi meyakini bahwa pendidikan

berkelanjutan adalah komponen penting untuk

pengembangan pelayanan keperawatan.

Keterkaitan filosofi keperawatan dengan rumah sakit

Memberikan pelayan kesehatan terbaik kepada

masyarakat serta perawatan yang sama yang bersifat individual

meliputi bio, psiko, sosial dan spiritual.

c. Tujuan organisasi

Tujuan ruang Dahlia II

1. Menjamin hak masyarakat untuk menerima setiap jenis

layanan yang disediakan rumah sakit.

2. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

3. Meningkatkan kualitas pelayananan kesehatan yang

diberikan oleh rumah sakit.

4. Memberikan pelayanan kesehatan yang lebih intensif dan

komprehensif.

Page 57: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

58

5. Menciptakan competitive advantage dalam industri

pelayanan kesehatan.

6. Membantu meningkatkan pelayanan kesehatan yang

diberikan rumah sakit dalam rangka memnuhi kebutuhan

masyarakat.

7. Meningkatkan peran RSUD dalam peningkatan pendidikan

kesehatan

8. Meningkatkan kompetensi sumber daya baik tenaga medis

maupun paramedis dalam rangka peningkatan pelayanan.

9. Meningkatkan loyalitas dan komitmen sumber daya manusia

yang dimiliki dalam rangka peningkatan pelayanan

kesehatan yang diberikan.

10. Meningkatkan optimalisasi pencapaian tujuan layanan yang

diberikan oleh rumah sakit

11. Meningkatnya pelayanan publik secara efektif dan efisien

12. Meningkatkan kinerja karyawan secara individu yang

selanjutnya akan memberikan peningkatan kinerja

organisasi.

Tujuan keperawatan

1. Memberikan pelayanan keperawatan paripurna kepada

semua klien yang memerlukan pelayanan kesehatan sesuai

dengan Standar Asuhan Keperawatan.

2. Mengembangkan Standar Asuhan Keperawatan yang ada.

3. Meningkatkan citra keperawatan secara terus menerus.

4. Meningkatkan hubungan yang kondusif dengan dokter dan

tenaga medis yang lain.

5. Memberi kesempatan kepada semua tenaga perawat untuk

mengembangkan pengetahuan secara terus-menerus.

6. Melibbatkan pasien dalam perencanaan dan pelaksanaan

keperawatan

7. Mengevaluasi asuhan keperawatan secara terus menerus

yang selalu berubah, serta ketersediaan sumber

Page 58: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

59

Keterkaitan tujuan keperawatan dengan rumah sakit

Meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan memberikan

pelayanan kesehatan sesuai dengan Standar Asuhan

Keperawatan.

d. Kebijakan dan produser organisasi

Kebijakan dan prosedur ruang Dahlia II

Kebijakan berdasarkan atas kesepakatan bersama dengan

tenaga kesehatan lain yang ada di ruangan.

Kebijakan prosedur terkait dengan keperawatan

Kebijakan langsung dibuat atau ditentukan oleh badan

diklit.

e. Peraturan organisasi

Peraturan ruang Dahlia II

Peraturan dibuat oleh kepala ruangan atas kesepakatan

bersama dengan tenaga kesehatan yang lain.

Peraturan yang terkait dengan keperawatan

Peraturan langsung dibuat atau ditentukan oleh badan

diklit.

f. Perencanaan strategis

Rencana strategis

- Identifikasi Pasien

Identifikasi pasien dilakukan dengan menggunakan gelang

- Cara Pencegahan INOS

- Data Phlebitis

- Penerapan komunikasi SBAR

- Pasien safety

Page 59: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

60

Rencana operasional : rencana jangka pendek rumah sakit

dan terkait dengan keperawatan

Rencana Harian

Ruang Dahlia II telah membuat rencana harian yang berisi

tentang penghitungan kebutuhan tenaga setiap hari pada setiap

shitft dengan menghitung tingkat ketergantungan pasien, dan

membuat rencana tindakan harian untuk pasien.

Rencana tahunan

- Meningkatkan kinerja perawat Ruang Dahlia II

- Meningkatkan mutu SDM perawat Ruang Dahlia II

- Meningkatkan pelayanan di bidang sarana dan prasarana

- Memantau pendokumentasian asuhan keperawatan dan

tindakan keperawatan

- Menurunkan angka kejadian infeksi nosokomial di Ruang

Dahlia II

- Mengevaluasi kinerja perawat Ruang Dahlia II

- Timbang terima pasien

Keterlibatan staf keperawatan dalam perencanaan

Perawat ikut terlibat dalam penentuan rencana harian,

bulanan dan tahunan yang terbagi dalam jobdesk tersendiri.

Page 60: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

61

2. Pengorganisasian

a. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Rumah Sakit

a)

b)

c)

BUPATI

SEKDA

DIREKTUR

Pejabat

Fungsional

Instalasi

Dewan

Pertimbangan

SPI Komite

keperawatan

Komite

medik

Wadir Pelayanan

Wadir Umum & Keuangan

Bagian Keuangan

Bagian Perencana dan evaluasi

Bagian Tata Usaha

Subbag Penyusunan Program dan Money

Subbag Diklitbang

Subbag Rekam medis

Subbag Verifikasi dan Penyusunan Anggaran

Subbag Mobilisasi Dana

Subbag Perbendaharaan dan Akutansi

Subbag Umum dan Perlengkapan

Subbag Kepegawaian

Subbag Humas Hukum dan UU

Bidang Keperawatan

Bidang Pelayanan Medik

Bidang Penunjang

Medik

Seksi Bidang Peningkatan Mutu Pelayanan Medik

Seksi SDM dan Alat Medis

Seksi Ketenagaan dan Logistik Keperawatan

Seksi Penilaian Etika dan Mutu ASKEP

Seksi SDM, Obat, Alat dan Bahan Habis Pakai

Seksi Peningkatan Mutu Pelayanan Penunjang

Page 61: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

62

STRUKTUR ORGANISASI RUANG DAHLIA II

RSUD Ngudi Waluyo Wlingi

Direktur

Wadir Umum &

Keuangan

Wadir Pelayanan

Bidang Keperawatan

Seksi Ketenagaan dan Logistik Keperawatan

Seksi Penilaian Etika dan Mutu ASKEP

KUPP Rawat Inap

Kepala Ruangan

Waka Ruangan

Administrasi

Koord. Invent dan umum

Koord. PKR3

Koord. Obat ICU

Koord. MUTU ASKEP

Koord. Alat Medis

Koord. PIN

Koord. Data dan Pelayanan

Koord. Ketertiban dan

Kebersihan

Kabid Instalasi

Page 62: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

63

b. Uraian Tugas

Kepala Ruangan

Uraian Tugas Dilakukan Tidak

dilakukan

Kepala Ruang

1. Melaksanakan fungsi perencanaan (p1)

meliputi:

a. Menyusun rencana kerja harian, mingguan,

bulanan, dan tahunan.

b. Menunjuk perawat primer dan tugasnya

masing-masing.

c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan

klien dibantu perawat primer.

d. Mengidentifikasi jumlah perawat yang

dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan

tingkat ketergantungan pasien dibantu oleh

perawat primer.

e. Merencanakan strategi pelaksanaan

perawatan.

f. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui

kondisi, patofisiologi, tindakan medis yang

dilakukan terhadap klien.

g. Menjaga terwujudnya visi dan misi

keperawatan dan rumah sakit.

h. Menyusun rencana kebutuhan tenaga

keperawatan dari segi jumlah maupun

kualifikasi untuk ruang rawat, koordinasi

dengan kepala perawatan/ kepala

instalasi.

i. Menyusun rencana kebutuhan fasilitas,

alat, dan dana keperawatan.

j. Menyusun jadwal dinas.

k. Menyusun jadwal cuti.

l. Menyusun rencana pengembangan staf.

m. Menyusun rencana kegiatan pengendalian

mutu.

Page 63: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

64

2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan

pelaksanaan (p2) meliputi:

a. Merumuskan metode penugasan yang

digunakan.

b. Merumuskan tujuan metode penugasan.

c. Membuat rincian tugas ketua tim dan

perawat pelaksana secara jelas.

d. Membuat rentang kendali.

e. Mengatur dan mengendalikan tenaga

keperawatan.

f. Mengatur dan mengendalikan sistem

ruangan.

g. Menyelenggarakan konferen.

h. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh

kegiatan pelayanan di ruang rawat, melalui

kerjasama dengan petugas lain yang

bertugas diruang rawatnya.

i. Melaksanakan orientasi kepada tenaga

keperawatan baru/ tenaga lain yang akan

kerja di ruang rawat.

j. Memberikan orientasi kepada

siswa/mahasiswa keperawatan yang

menggunakan ruang rawatnya sebagai

lahan praktik.

k. Memberi orientasi kepada

pasien/keluarganya meliputi: penjelasan

tentang peraturan rumah sakit, tata tertib

ruang rawat, fasilitas yang ada dan cara

penggunaanya serta kegiatan rutin sehari-

hari.

l. Membimbing tenaga keperawatan untuk

melaksanakan asuhan keperawatan.

m. Mengadakan pertemuan berkala/sewaktu-

waktu dengan staf keperawatan dan

petugas lain yang bertugas diruang

Page 64: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

65

rawatnya.

n. Memberi kesempatan/ijin kepada staf

keperawatan untuk mengikuti kegiatan

ilmiah/penataran dengan koordinasi kepala

instalasi/kasi perawatan.

o. Mengupayakan pengadaan peralatan dan

obat-obatan sesuai kebutuhan

berdasarkan ketentuan/kebijakan rumah

sakit.

p. Mengatur dan mengkoordinasikan

pemeliharaan alat agar selalu dalam

keadaan siap pakai.

q. Mengelompokkan pasien dan mengatur

penempatannya di ruang rawat menurut

tingkat kegawatan, infeksi/non infeksi,

untuk kelancaran pemberian asuhan

keperawatan.

r. Meneliti pengisian formulir sensus harian

pasien di ruang rawat.

s. Meneliti/memeriksa ulang pada saat

penyajian makanan pasien sesuai dengan

program dietnya.

t. Menyimpan berkas catatan pasien dalam

masa perawatan diruang rawatnya dan

selanjutnya mengembalikan berkasi

tersebut ke bagian medical record bila

pasien keluar/pulang dari rumah sakit

tersebut.

u. Membimbing mahasiswa keperawatan

yang menggunkan ruang rawatnya sebagai

lahan praktik.

v. Memberikan penyuluhan kesehatan pada

pasien/keluarga sesuai kebutuhan dasar

dalam batas wewenangnya.

w. Melakukan serah terima pasien pergantian

Page 65: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

66

dinas.

x. Mengatur dan mengendalikan tenaga

keperawatan, membuat daftar dinas,

mengatur tenaga yang ada setiap dari dan

lain-lain.

y. Mengatur dan mengendalikan sistem

ruangan.

3. Melaksanakan fungsi pengawasan,

pengendalian dan penilaian (p3) meliputi:

a. Mengawasi dan menilai mahasiswa

keperawatan untuk memperoleh

pengalaman belajar sesuai tujuan program

bimbingan yang telah ditentukan.

b. Melakukan penilaian kinerja tenaga

keperawatan yang berada dibawah

tanggungjawabnya dan mutu pelayanan.

c. Memberikan pengarahan tentang

penugasan kepada ketua tim dan perawat

pelaksana.

d. Memberikan pujian kepada perawat yang

mengerjakan tugas dengan baik.

e. Memberikan motivasi dalam peningkatan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

f. Menginformasikan hal-hal yang dianggap

penting dan berhubungan dengan askep

klien.

g. Membimbing bawahan yang mengalami

kesulitan dalam melaksanakan tugasnya.

h. Meningkatkan kolaborasi.

i. Melalui komunikasi, mengawasi dan

berkomunikasi langsung dengan perawat

primer mengenai asuhan keperawatan

yang diberikan kepada klien.

j. Mengobservasi pasien baru dan mengaudit

dokumentasi asuhan keperawatan.

Page 66: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

67

k. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan

membandingkan dengan rencana

keperawatan yang telah disusun bersama.

Total 35 14

Prosentase 71,4% 28,6%

Berdasarkan tabel diatas di interpretasikan kepala ruang dalam

menjalankan fungsi manajemen keperawatan dilakukan 71,4% sehingga

dapat dikatakan fungsi tersebut dijalankan dengan cukup baik. Sehingga

peran fungsi perlu dipertahankan dan ditingkatkan lagi sesuai dengan

uraian tugasnya. Beberapa hal yang menjadi point penting dari uraian

tugas Kepala Ruangan Dahlia adalah belum optimalnya peran supervisi

kepala ruangan terhadap anggota baik secara pelaksanaan dan

dokumentasi serta kolaborasi. Beberapa contohnya adalah point supervisi

dalam hal :

Perencanaan

Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan

medis yang dilakukan terhadap klien.

Penggerakan dan Pelaksanaan

a. Merumuskan metode penugasan yang digunakan.

b. Membuat rentang kendali.

c. Melaksanakan orientasi kepada tenaga keperawatan baru/ tenaga

lain yang akan kerja di ruang rawat.

d. Memberikan orientasi kepada siswa/mahasiswa keperawatan yang

menggunakan ruang rawatnya sebagai lahan praktik.

e. Memberi orientasi kepada pasien/keluarganya meliputi: penjelasan

tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruang rawat, fasilitas yang

ada dan cara penggunaanya serta kegiatan rutin sehari-hari.

f. Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan asuhan

keperawatan.

g. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar selalu

dalam keadaan siap pakai.

h. Meneliti/memeriksa ulang pada saat penyajian makanan pasien

sesuai dengan program dietnya.

Page 67: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

68

i. Memberikan penyuluhan kesehatan pada pasien/keluarga sesuai

kebutuhan dasar dalam batas wewenangnya.

j. Melakukan serah terima pasien pergantian dinas.

Pengawasan, Pengendalian, Penilaian :

a. Memberikan pujian kepada perawat yang mengerjakan tugas dengan

baik.

b. Memberikan motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan,

dan sikap.

c. Mengobservasi pasien baru dan mengaudit dokumentasi asuhan

keperawatan.

Ketua TIM

Uraian Tugas Dilakukan Tidak

dilakukan

Ketua Tim

a. Bersama penanggung jawab ruangan/kepala

ruangan/perawat associate/anggota tim

mengadakan serah terima tugas setiap

penggantian dinas.

b. Melakukan pembagian tugas kepada perawat

associate dengan mempertimbangkan

kemampuan masing-masing anggota.

c. Menyusun rencana asuhan keperawatan

mulai dari pengkajian sampai dengan

evaluasi.

d. Mengikuti visite dokter.

e. Menciptakan suasana harmonis.

f. Membuat laporan pasien.

g. Mengorientasikan pasien baru.

h. Membina hubungan saling percaya antara

perawat, pasien, dan keluarga.

i. Memberikan pertolongan segera pada pasien

dengan kedaruratan.

j. Membuat laporan pasien dan mencatat kasus

dari pasien, kejadian diluar dugaan yang tidak

Page 68: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

69

diinginkan.

k. Mengatur waktu istirahat.

l. Melakukan ronde keperawatan bersama

Kepala Ruang dan melaporkan tentang

kondisi pasien, asuhan keperawatan yang

dilakukan, kesulitan yang dialami.

m. Bersama perawat pagi, sore, dan malam

melaksanakan, mengawasi, dan

mengevaluasi pelayanan keperawatan pasien

yang sudah diprogramkan dan membuat

pembaharuan sesuai dengan kebutuhan

pasien.

n. Mendelegasikan pelaksanaan asuhan

keperawatan pada anggota tim.

o. Membuat perincian tugas anggota tim.

p. Menerima konsultasi dari anggota tim dan

memberikan instruksi keperawatan.

q. Memimpin pertemuan tim keperawatan untuk

menerima laporan, sistem pengarahan

tentang tugas anggota tim, pelaksanaan

asuhan keperawatan, serta masalah yang

dihadapi.

r. Memelihara komunikasi efektif baik secara

vertikal maupun horizontal.

s. Melakukan penyuluhan kepada

pasien/keluarga atau kepada anggota tim.

t. Memberi teguran dan pujian.

u. Melengkapi catatan yang telah dibuat oleh

anggota tim.

v. Mengawasi dan berkomunikasi langsung

dengan perawat pelaksana.

w. Mengawasi proses asuhan keperawatan yang

dilakukan oleh anggota tim.

x. Membantu kepala ruangan membimbing

peserta didik.

Page 69: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

70

Total 15 8

Prosentase 65,2% 34,8%

Berdasarkan tabel diatas di interpretasikan Ketua TIM dalam

menjalankan fungsi manajemen keperawatan sudah dilakukan 65,2%.

Sehingga peran fungsi Ketua TIM perlu ditingkatkan lagi sesuai dengan

uraian tugasnya terhadap hal berikut :

a. Menyusun rencana asuhan keperawatan mulai dari pengkajian

sampai dengan evaluasi.

b. Mengikuti visite dokter.

c. Menciptakan suasana harmonis.

d. Membuat laporan pasien.

e. Mengatur waktu istirahat.

f. Melakukan ronde keperawatan bersama Kepala Ruang dan

melaporkan tentang kondisi pasien, asuhan keperawatan yang

dilakukan, kesulitan yang dialami.

g. Memberi teguran dan pujian.

h. Melengkapi catatan yang telah dibuat oleh anggota tim.

Perawat Pelaksana

Uraian Tugas Dilakukan Tidak

dilakukan

Anggota Tim

a. Memberikan pelayanan keperawatan secara

langsung berdasarkan proses keperawatan

dengan sentuhan kasih yaitu:

1) Menyusun rencana perawatan sesuai

dengan masalah klien.

2) Melaksanakan tindakan perawatan sesuai

dengan rencana.

3) Mengevaluasi tindakan keperawatan yang

telah diberikan.

4) Mencatat atau melaporkan semua

tindakan perawatan dan respon klien pada

catatan perawatan.

Page 70: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

71

b. Melaksanakan program berikut dengan penuh

tanggung jawab:

1) Pemberian obat, yaitu:

a. Obat oral

b. Obat injeksi

2) Pemeriksaan laboratorium.

3) Persiapan klien yang akan operasi.

c. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan

fisik, mental, sosial, dan spiritual klien:

1) Memelihara kebersihan klien dan

lingkungan.

2) Mengurangi penderitaan klien dengan

memberikan rasa aman, nyaman.

3) Pendekatan dan komunikasi terapeutik.

d. Mempersiapkan klien secara fisik dan mental

untuk menghadapi tindakan perawatan dan

pengobatan atau diagnosis.

e. Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri

sesuai dengan kemampuannya.

f. Memberikan pertolongan segera pada pasien

kritis.

g. Membantu kepala ruangan dalam

ketatalaksanaan ruang secara efektif:

1) Menyiapkan data klien baru, rujukan,

pulang, atau meninggal.

2) Penyuluhan PKMRS.

h. Mengatur dan menyiapkan alat-alat diruangan

menurut fungsinya supaya siap pakai.

i. Menciptakan dan memelihara kebersihan,

keamanan, kenyamanan, dan keindahan

ruangan.

j. Melaksanakan tugas dinas pagi/sore/malam

atau hari libur secara bergantian sesuai

dengan jadwal dinas.

k. Memberikan penyuluhan kesehatan

Page 71: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

72

sehubungan dengan penyakitnya.

l. Melaporkan segala sesuatu mengenai

keadaan klien baik secara lisan maupun

tulisan.

m. Membuat laporan harian klien.

n. Operan dengan dinas berikutnya.

o. Menerima bantuan bimbingan katim/ ka shift

dan melaksanakan pendelegasian dari kepala

ruangan.

Total 13 2

Prosentase 86,7% 13,3%

Berdasarkan tabel diatas di interpretasikan perawat pelaksana

dalammenjalankan fungsi manajemen keperawatan dilakukan 86,7%

sehingga dapat dikatakan fungsi tersebut dijalankan dengan baik.

Sehingga peran fungsi perlu dipertahankan dan ditingkatkan lagi sesuai

dengan uraian tugasnya.

Page 72: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

73

c. Pendokumentasian proses keperawatan

No Aspek Yang Dinilai Kode Berkas

% Rata-

rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A Pengkajian

1 Mencatat data yang dikaji dengan

pedoman pengkajian √ √ √ √ √ √ √ v √ √ 100

86,7 2

Data dikaji sejak pasien masuk sampai

pulang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100

3

Masalah dirumuskan berdasarkan

kesenjangan antara status kesehatan

dengan norma dan pola fungsi kehidupan

- - - - √ √ √ √ √ √ 60

B Diagnosa keperawatan

1 Diagnosa keperawatan berdasarkan

masalah yang telah dirumuskan - - - - √ √ √ √ √ √ 60

60

2 Merumuskan diagnosa keperawatan

actual/potensial √ - - - - √ √ √ √ √ 60

C Rencana tindakan

1 Dilaksanakan berdasarkan diagnosa

keperawatan √ - √ √ √ √ √ √ √ √ 90

76,7 2 Disusun menurut urutan prioritas √ - √ √ √ √ √ √ √ √ 90

3 Rumusan tujuan mengandung komponen

pasien/subjek perubahan, perilaku, kondisi √ - √ √ √ √ √ √ √ √ 90

Page 73: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

74

pasien dan atau criteria

4 Rencana tindakan mengacu pada tujuan

dengan kalimat perintah, terinci dan jelas √ - √ √ - √ √ √ √ √ 80

5 Rencana tindakan menggambarkan

keterlibatan pasien atau keluarga - - √ √ - √ - - - - 30

6 Rencana tindakan menggambarkan

kerjasama tim kesehatan lain √ - √ √ - √ √ √ √ √ 80

D Tindakan

1 Tindakan dilaksanakan sesuai rencana √ √ √ √ - √ √ √ √ √ 90

85

2 Perawat mengobservasi respon pasien

terhadap tindakan keperawatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100

3 Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi - √ √ √ √ - √ √ √ √ 80

4 Semua tindakan yang telah dilaksanakan

dicatat ringkas dan jelas √ √ √ √ √ √ - - - √ 70

E Evaluasi

1

Perawat mengevaluasi respon pasien

sesuai dengan kriteria hasil yang sudah

ditentukan

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100

100

2

Perawat mengevaluasi respon pasien,

analisa masalah keperawatan dan rencana

tindak lanjut.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100

F Catatan asuhan keperawatan

Page 74: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

75

1 Menulis pada format yang baku √ √ - √ - - √ - √ - 50

62,5

2 Pencatatan dilakukan sesuai dengan

tindakan yang dilaksanakan √ √ - √ √ √ - - √ - 60

3

Setiap melakukan tindakan perawat

mancantumkan paraf/nama jelas dan

tanggal jam dilakukan tindakan

- - - √ √ √ √ √ √ - 60

4 Berkas catatan keperawatan disimpan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku. √ √ - √ √ √ √ √ √ - 80

RATA-RATA TOTAL 78,5

Page 75: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

76

Berdasarkan hasil observasi tanggal 27-29 Juli 2015, didapatkan

data pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang Dahlia II memiliki

persentase rata-rata 78,5%, asuhan keperawatan sudah menggunakan

panduan NIC NOC walaupun masih merupakan form uji coba yang

dijelaskan lebih lanjut pada pengembangan standar. Form lama yang

telah ada masih menggunakan panduan dungoes tetapi memiliki

kelemahan yaitu selalu menyesuaikan pada rencana medis dokter

sehingga rencana mandiri keperawatan jarang ditulis.

a) Sistem penghitungan tenaga keperawatan

Sistem penghitungan tenaga keperawatan dan non-keperawatan,

dilakukan setiap hari oleh kepala ruang dengan menggunakan

Rumus Gillies.

b) Jadual/shift dinas

Penanggung jawab shift

Penanggung jawab setiap shift adalah kepala ruangan. Namun

pada shift sore maupun shift malang penanggung jawab shift

didelegasikan kepada ketua tim yang telah dijelaskan lebih lanjut

pada fungsi pengarahan dan pengawasan.

Pendistribusian tenaga setiap shift

Pembagian shift dilakukan berdasarkan penghitungan kebutuhan

pasien. Sehingga pendistribusian perawat jaga tiap shift dengan

jumlah total 23 perawat didapatkan:

- Jaga pagi : 13-14 orang

- Jaga sore : 3 orang

- Jaga malam : 3 orang.

Sehingga 4-3 orang perawat mendapatkan libur.

Keterlibatan perawat pelaksana dalam pembuatan keperawatan

Pembuatan jadwal shift/dinas dilakukan sepenuhnya oleh

kepala ruang tanpa melibatkan perawat asosiate atau ketua tim. Hal

ini dilakukan untuk meningkatkan kerjasama antar pegawai.

Page 76: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

77

c) Ketenagaan

a. Rencana kebutuhan tenaga

Menggunakan metode penghitungan Gillies, yang

dijelaskan lebih lanjut pada kebutuhan perawat. Kepala

Ruangan Dahlia II menghitung tingkat kebutuhan pasien setiap

hari, sedangkan tingkat kebutuhan tenaga dihitung setiap tahun

dengan metode perhitungan Gillies. Hasil perhitungan yang

telah dilakukan dimasukkan kedalam laporan tahunan ruangan.

b. Penerimaan pegawai baru (rekruitment)

Kepala ruangan Ruang Dahlia II menyerahkan

sepenuhnya penerimaan pegawai baru baik itu medis maupun

non medis kepada Bagian Kepegawaian Daerah (BKD) di rumah

sakit.

c. Sistem seleksi

Ruang Dahlia II tidak memiliki persyaratan untuk

pegawai (perawat). Kepala Ruang Dahlia II mengatakan bahwa

sistem seleksi pegawai baru dilakukan oleh Bagian

Kepegawaian Daerah dengan system kridensial atau pun uji

kompetensi.

d. Penempatan

Ruang Dahlia II masih belum bisa melakukan

penempatan tenaga kerja (perawat) sesuai dengan keahlian

masing-masing di bidangnya. Karena perawat Ruang Paviliun

Dahlia II memiliki keahlian yang hampir sama dan bersifat umum

dan menyeluruh, dalam arti perawat tidak menekuni hanya satu

bidang khusus untuk dikuasai.

e. Orientasi ruangan

Kepala ruangan dan perawat-perawat yang bertugas di

Ruang Dahlia selalu mengorientasikan setiap karyawan baru

yang telah dipilih oleh BKD. Orientasi diantaranya pengenalan

Page 77: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

78

anggota tenaga kerja yang ada di ruangan, orientasi ruangan,

peralatan, visi dan misi, peraturan-peraturan yang berlaku di

ruangan, system pengelolaan obat, SOP dll.

f. Pengembangan staf: pendidikan dan pelatihan

Tiap tenaga keperawatan di Ruang Dahlia II pernah

megikuti pelatiihan tindakan kesehatan minimal 1 pelatihan ang

dijelaskan lebih lanjut pada kualitas tenaga. Pelatihan tersering

yang pernah diikuti oleh pegawai (perawat) yaitu pelatihan

PPGD.

g. Jenjang karier

Peningkatan jenjang karir di Ruang Dahlia berdasarkan

golongan bagi perawat yang sudah PNS. Jenjang karir

mengalami peningkatan pada pegawai yang telah mencapai

kredit poin tertentu. Kredit poin didapatkan dari hasil penilaian

yang dilakukan oleh Kepala Ruangan dan disetorkan kepada

DP3 tiap akhir tahun untuk dilakukan penilaian akhir.

3. Pengarahan Dan Pengawasan

a. Komunikasi

Arah komunikasi

Jenis komunikasi yang berhubungan dengan instruksi

penugasan dilakukan secara vertikal dari atasan ke bawahan, yaitu

dari kepala ruang kepada ketua tim kemudian ketua tim

menyampaikan kepada perawat penanggung jawab di masing-

masing tim. Sedangkan untuk komunikasi terkait informasi yang

berkaitan dengan keadaan di ruangan, dapat dilakukan baik dari

atasan ke bawahan atau sebaliknya. Komunikasi secara horizontal

juga sering dilakukan antar perawat, antar tim dan antar ketua tim

dengan sifat komunikasi yang terbuka.

Jadwal pertemuan/rapat

Jadwal rapat rutin ditetapkan 1 bulan sekali, namun pada

pelaksanaannya terkadang tidak dapat berjalan sesuai jadwal

Page 78: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

79

dikarenakan beberapa hambatan seperti jadwal shift yang berbeda-

beda dan tempat tinggal perawat yang cukup jauh sehingga untuk

menentukan jadwal rapat tidak bisa dilaksanakan dengan rutin atau

mundur.

Faktor penghambat dan pendukung komunikasi

Faktor penghambat komunikasi adalah adanya perbedaan

jadwal shift dari masing-masing perawat namun hal ini dapat cukup

diatasi dengan membicarakan masalah-masalah yang ada pada

saat pre conference dan operan dinas serta memanfaatkan media

komunikasi berupa grup di BBM atau whatsapp.

b. Motivasi

Cara memotivasi individu / kelompok

Kepala ruang Dahlia II memotivasi perawat dengan cara

lisan biasanya dilakukan saat jam dinas yaitu pada saat pre

conference atau dilakukan pada saat rapat rutin dengan

memberikan saran-saran untuk mentaati ketentuan sesuai SOP

agar perawat dapat bekerja secara aman dan dapat meningkatkan

kepuasan pasien.

Sistem reward atau punishment

Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan tidak ada

sistem reward yang ditentukan tetapi reward diberikan melalui

ucapan terima kasih yang disampaikan pada saat pre conference

untuk mengapresiasi kinerja perawat, sedangkan apabila terdapat

pelanggaran akan diberikan punishment berupa peringatan secara

personal atas pelanggaran yang dilakukan untuk bisa dievaluasi.

c. Supervisi

Mekanisme

Pelaksanaan supervise dilakukan oleh kepala ruangan dan

petugas rawat inap seperti katim. Hal-hal yang disupervisi seperti

bagaimana perawat melakukan tindakan keperawatan,

pendokumentasian askep, identifikasi pasien, sistem

Page 79: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

80

pembuangan limbah, atau standar-standar prosedur dan

kebijakan yang telah ditetapkan ruangan. Selain dilakukan ke

perawat ruangan, supervise juga dilakukan ke pasien dengan

mengevaluasi apa yang dilakukan perawat pada pasien apakah

sudah dilakukan dengan benar atau tidak. Tidak ada jadwal tetap

untuk supervise, tetapi dilakukan ketika memungkinkan baik

secara langsung maupun tidak langsung, untuk supervise tidak

langsung, dilakukan setiap hari dengan memperhatikan kinerja

perawat serta lingkungan ruangan, sedangkan untuk supervise

secara langsung dilakukan sebagai rangkaian tahapan penilaian

kinerja perawat selama beberapa kali dalam setahun. Dari hasil

supervise tidak langsung, apabila terdapat ketidaksesuaian

terhadap SOP, maka akan dibahas saat pre conference dengan

membacakan SOP yang benar-benar perlu diperhatikan dan

dipatuhi perawat atau memperingatkan secara personal.

Pendokumentasian hasil supervisi dimasukkan dalam penilaian

kinerja perawat. Supervisi juga dilakukan oleh tim komite

keperawatan dari rumah sakit ke ruangan.

Faktor penghambat

Dalam pelaksanaan supervise terdapat penghambat

seperti keterbatasan waktu dan kegiatan kepala ruangan yang

banyak sehingga tidak dapat dilaksanakan secara optimal.

d. Pendelegasian

Dalam proses pendelegasian tugas, wewenang dan

tanggung jawab ditentukan oleh kepala ruangan, misalnya

mendelegasikan tugas kepala ruangan kepada wakil kepala

ruangan apabila kepala ruangan berhalangan serta

mendelegasikan tugas-tugas kepada ketua tim. Alur

pendelegasian dilakukan dari atasan ke bawahan dengan

menggunakan form pendelegasian. Dalam pelaksanaannya

hambatan yang muncul adalah adanya kesungkanan dikarenakan

bawahan yang usianya serta pengalaman kerja yang lebih lama

daripada atasan.

Page 80: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

81

Mekanisme Penyelesaian Masalah : Manajemen Konflik

Konflik yang terjadi di Ruang Dahlia II diselesaikan secara

kekeluargaan. Apabila terdapat konflik atau permasalahan akan

diselesaikan secara internal bersama kepala ruangan. Serta

diupayakan sistem rolling tim keperawatan untuk mengurangi

konflik akibat kejenuhan dan ada variasi susunan tim

keperawatan.

Penampilan kerja perawat dinilai secara langsung oleh

kepala ruangan dengan menggunakan form atau lembar Daftar

Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) yang dilakukan setiap

akhir tahun. Indikator yang dinilai yaitu :

- Kesetiaan

- Prestasi

- Tanggung jawab

- Ketaatan

- Kejujuran

- Kerjasama

- Prakarsa

- Kepemimpinan

Hasil dari penilaian berupa skor-skor dan penilaian dilaksanakan

berdasarkan posisi atau jabatan masing-masing perawat.

Penilaian kinerja ini nantinya dilaporkan kepada Ka.Bidang

keperawatan.

4. Pengendalian

a. Penampilan Kerja

Penilaian penampilan kinerja

Pada Ruang Dahlia II setiap tahun mengikuti tes penampilan kerja

untuk mengukur seberapa berkompetensinya perawat di RSUD

Ngudi Waluyo terutama di Ruang Dahlia II. Tes ini biasanya

dilakukan serentak.

Page 81: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

82

Alat penilaian kinerja

Penilaian kinerja ini dilakukan serentak di seluruh wilayah

Kabupaten Wlingi dengan menggunakan alat peniaian DP3 (Daftar

Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan).

Hasil penilaian kinerja

Hasil penilaian kinerja dengan menggunakan penilaian DP3 satu

kali setiap akhir tahun.

b. Pengendalian Mutu

Kegiatan pengendalian mutu

1) Tersedinya tempat sampah medis dan nonmedis

2) Tersedianya bed pasien dan mempunyai side rail

3) Tersedianya SOP pada masing-masing ruangan

4) Tersedianya format dokumentasi yang lengkap

5) Tersedianya fasilitas perawatan seperti nurse station, ruang

administrasi, ruang depo farmasi, ruang administrasi, ruang depo

farmasi, ruang perawatan, kamar mandi, wastafel pada sebagian

besar ruangan

Indikator pengendalian mutu

1) Keselamatan pasien, meliputi :

Kejadian jatuh

Dekubitus

2) Kesalahan pemberian obat Kepuasan pasien, meliputi :

tangibility (bukti fisik yaitu ruangan dan fasilitasnya),

reliability (terkait kehandalan dari tenaga kesehatan),

responsiveness (tanggap),

assurance (jaminan),

empathy (perhatian).

Kejadian Dekubitus

Angka kejadian dekubitus Ruang Dahlia II berjumlah 0 (0%).

Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan

wawancara pada setiap pasien di ruangan selama 3 hari (27 - 29

Page 82: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

83

Juli 2015). Angka kejadian dekubitus dinilai berdasarkan jumlah

pasien yang mengalami dekubitus dibagi dengan jumlah pasien

beresiko mengalami dekubitus. Poin berikut adalah untuk

menentukan pasien yang beresiko mengalami dekubitus:

Usia lanjut (> 60 tahun)

Ketidakmampuan bergerak pada bagian tertentu

Status gizi malnutrisi

Berbaring lama, penekanan pada satu arah

Mengalami kondisi kronik

Inkontinensia urin dan feses

Kejadian dekubitus

Pasien dengan resiko tinggi dekubitus

Apabila pasien memenuhi salah satu atau lebih dari poin di atas

dengan skor 14 maka pasien tersebut dimasukkan kriteria resiko

mengalami dekubitus.

NO VARIABEL TANGGAL

27 28 29

1 Jumlah Kejadian Dekubitus 0 0 0

2 Jumlah Pasien Beresiko terjadi Dekubitus 6 7 16

Persentase kejadian dekubitus klien di Ruang Dahlia RSUD Ngudi

Waluyo.

u lah e a ian e u itu

u lah a ien e e i e a i e u itu x 100%

x 100% = 0%

Pasien Restrain

Hasil pengkajian yang dilakukan selama 3 hari (27 - 29 Juli 2015)

di Ruang Dahlia II tidak didapatkan pasien dengan restrain dan tidak

didapatkan cedera akibat pemasangan restrain.

Kejadian Infeksi Nosokomial

NO Variabel Tanggal

27 28 29

1 Pasien tirah baring 6 7 16

Page 83: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

84

Pasien dengan dekubitus 0 0 0

2 Pasien terpasang infus

Intern 36 38 39

Ekstern 0 2 2

Plebitis non infeksius

Intern 0 0 4

Ekstern 0 2 0

Plebitis infeksius

Intern 0 0 0

Ekstern 0 0 0

3 Terpasang transfusi 3 6 2

Penyulit oleh karena transfusi - - -

Infeksi oleh karena transfusi - - -

4 Total operasi bersih - - -

5 Total pemasangan kateter 0 0 0

Total infeksi karena terpasang kateter 0 0 0

Kejadian Kesalahan Pada Pemberian Obat oleh Perawat

Variabel Tanggal

27 28 29

Salah pasien 0 0 0

Salah nama dan tidak sesuai dengan identitas 0 0 0

Salah waktu 0 0 0

1.1 Terhambat pemberiam obat

1.2 Pemberian obat yang terlalu cepat

1.3 Obat stop tetap dilanjutkan

0

0

0

0

0

0

0

0

0

2.1 Cara oral

2.2 Intra vena

2.3 Intra muskuler

2.4 Lain-lain

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

Salah dosis 0 0 0

Dosis kurang 0 0 1

Dosis berlebih 0 0 0

Page 84: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

85

Salah obat 0 0 0

Salah dokumentasi 34 30 40

Jumlah kesalahan 34 30 41

Jumlah pasien/hari 36 40 41

Angka KTD dalam pemberian obat (dosis kurang)

Angka KTD

u lah a ien yan e ena e a ian i a iha ap an ala e e ian at

u lah a ien pa a Ha i te e ut x 100%

x 100% = 2,4%

Angka KNC dalam pemberian obat (salah dokumentasi)

Angka KNC

u lah a ien yan te ena e a ian nya i i e a ala pe e ian at

u lah a ien pa a Ha i te e ut x 100

x 100% = 89%

Kejadian Jatuh

Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan

observasi pasien dan keluarga yang menemani pasien selama 3 hari

(27-29 Juli 2015). Angka kejadian pasien jatuh dinilai berdasarkan

jumlah pasien yang mengalami jatuh dibagi dengan jumlah pasien

beresiko mengalami jatuh.

Poin berikut adalah untuk menentukan pasien yang beresiko

mengalami jatuh:

1. Riwayat jatuh (baru-baru ini atau dalam 3 bulan terakhir)

2. Penyakit penyerta

3. Alat bantu jalan

4. Pemakaian infus intravena/heparin

5. Cara berjalan

6. Status mental

Apabila pasien memenuhi salah satu atau lebih dari poin di atas dengan

skor >51 risiko tinggi untuk jatuh, skor 25-50 risiko rendah untuk jatuh,

skor 0-24 tidak berisiko

Page 85: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

86

No Variabel Tanggal

27 28 29

1 Jumlah pasien jatuh 0 0 0

2 Jumlah pasien beresiko jatuh adalah pasien

baru

6 6 7

Persentase kejadian klien jatuh di Ruang Dahlia RSUD Ngudi

Waluyo.

e a ian atuh u lah pa ien atuh

u lah a ien e e i atuhx 100%

e a ian atuh

x 100% = 0 %

Pasien

a. Tingkat Kepuasan Pasien

1) Tingkat kepuasan dilakukan dengan metode wawancara dan

observasi.

2) Langkah pertama adalah mengetahui berapa pasien yang dapat

dimasukkan dalam penilaian tingkat kepuasan. Syaratnya antara lain

dirawat selama 3 hari, tidak pulang paksa, dan pulang hidup. Data

jumlah pasien didapatkan dari rekam medis.

3) Langkah kedua dilakukan penilaian tingkat kepuasan pada pasien

yang masuk kriteria penilaian. Dilakukan wawancara secara langsung

kepada pasien untuk menjawab indikator-indikator kepuasan seperti

tangibility (bukti fisik yaitu ruangan dan fasilitasnya), reliability (terkait

kehandalan dari tenaga kesehatan), responsiveness (tanggap),

assurance (jaminan), empathy (perhatian). Setiap indikator tersebut

terdiri dari 5 pertanyaan, dengan skor jawaban 1 sampai 5. Scoring

dimulai dari sangat tidak puas, tidak puas, cukup puas, puas dan

sangat puas.

4) Langkah ketiga melakukan wawancara kepada pasien yang telah

menjawab pertanyaan untuk penilaian elemen indikator kepuasan.

e tanyaannya yaitu, “ e i pulannya, apa ah An a u ah pua

en an pelayanan uan an ini?”. awa an pasien akan divalidasi

dengan melihat elemen indikator yang sudah dijawab.

Page 86: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

87

Berikut ini dipaparkan mengenai kepuasan pasien di Ruang Dahlia II.

Berdasarkan hasil survey di Ruang Inap Dahlia II, dari 10 pasien

yang diwawancara didapatkan hasil bahwa 9 (90%) pasien puas dan 1

(10%) pasien merasa tidak puas terhadap pelayanan yang diterima.

Berdasarkan kelima indikator kepuasan bahwa pada indikator

assurance 100% pasien menyatakan puas. Pasien merasa puas karena

dokter mempunyai kemampuan dan pengetahuan dalam menetapkan

diagnosa penyakit cukup baik, sehingga mampu menjawab setiap

pertanyaan pasien secara meyakinkan. Selain itu, menurut pasien

dokter melayani dengan sikap meyakinkan sehingga pasien merasa

aman.

b. Tingkat kecemasan pasien

Pengukuran tingkat kecemasan klien menggunakan kuesioner yang

terdiri dari 14 pertanyaan, dimana setiap pertanyaan memiliki jumlah

pilihan yang berbeda. Scoring dimulai dari tidak ada cemas, cemas

ringan, cemas sedang, cemas berat dan cemas berat sekali.

90%

10%

TINGKAT KEPUASAN PASIEN

PUAS

TIDAK PUAS

0% 20% 40% 60% 80%

100% 120%

PUAS

TIDAP PUAS

Page 87: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

88

Berdasarkan hasil survey di Ruang Inap Dahlia II, dari 10 pasien

yang diwawancara didapatkan hasil bahwa 5 (50%) pasien dengan

cemas ringan, 4 (40%) pasien dengan cemas sedang, 1 (10%) pasien

dengan cemas berat dan tidak ada (0%) pasien dengan cemas berat

sekali.

a. Tingkat pengetahuan pasien terhadap infeksi nosokomial

Pengukuran tingkat pengetahuan klien terhadap infeksi nosokomial

menggunakan kuesioner yang terdiri dari 10 pertanyaan, dimana setiap

pertanyaan memiliki jumlah pilihan yang berbeda. Pilihan jawaban ada

dua en an awa an “iya” an “ti a ”. in at pen etahuan

diklasifikasikan menjadi pengetahuan tinggi, sedang dan rendah.

Berdasarkan hasil survey di Ruang Inap Dahlia II, dari 10 pasien

yang diwawancara didapatkan hasil bahwa keseluruhan pasien memiliki

pengetahuan yang rendah mengenai infeksi nosokomial.

50% 40%

10% 0

TINGKAT KECEMASAN PASIEN

CEMAS RINGAN

CEMAS SEDANG

CEMAS BERAT

CEMAS BERAT SEKALI

100%

PENGETAHUAN PASIEN TERHADAP INFEKSI NOSOKOMIAL

TINGGI

SEDANG

RENDAH

Page 88: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

89

Perawat

a. Kepuasan kerja perawat

Pengukuran tingkat kepuasan kerja perawat menggunakan

kuesioner yang terdiri dari 24 pertanyaan, dimana setiap pertanyaan

memiliki dua pilihan jawaban. kemudian ditabulasi dan dikategorikan

en a i “pua ” an “ti a pua ”.

Berdasarkan hasil survey di Ruang Inap Dahlia II, dari 10 perawat

yang diberikan kuesioner didapatkan hasil bahwa 100% perawat merasa

puas dengan kinerjanya. Mayoritas perawat puas terhadap beban kerja,

tugas/pekerjaan yang dihadapi, komunikasi dan kerja sama, peraturan

kepegawaian, sistem pembagian shift, waktu bertugas, suhu ruangan,

gaji, tunjangan, jangka waktu naik jabatan dan kesempatan untuk

memperoleh pendidikan serta keterampilan dan kemampuan dalam

bekerja.

b. Kelelahan kerja perawat

Pengukuran tingkat kelelahan kerja perawat menggunakan

kuesioner yang terdiri dari 17 pertanyaan, dimana setiap pertanyaan

memiliki dua pilihan jawaban. kemudian ditabulasi dan dikategorikan

en a i “tin i”, “ e an an “ en ah”.

100%

0

KEPUASAN KERJA PERAWAT

PUAS

TIDAK PUAS

Page 89: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

90

Berdasarkan hasil survey di Ruang Inap Dahlia II, dari 10 perawat

yang diberikan kuesioner didapatkan hasil bahwa 100% kelelahan

perawat rendah.

c. Produktivitas kerja perawat

Pengukuran tingkat produktivitas kerja perawat menggunakan

kuesioner yang terdiri dari 11 pertanyaan, dimana setiap pertanyaan

memiliki dua pilihan jawaban. kemudian ditabulasi dan dikategorikan

en a i “tin i”, “ e an an “ en ah”.

Berdasarkan hasil survey di Ruang Inap Dahlia II, dari 10 perawat

yang diberikan kuesioner didapatkan hasil bahwa 14% perawat dengan

tingkat produktivitas rendah, 28% perawat dengan tingkat produktivitas

sedang dan 58% perawat dengan tingkat produktivitas tinggi.

100%

0% 0%

KELELAHAN KERJA PERAWAT

RENDAH

SEDANG

TINGGI

14%

28% 58%

TINGKAT PRODUKRIVITAS KERJA PERAWAT

RENDAH

SEDANG

TINGGI

Page 90: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

91

d. Tingkat Kepuasan Kerja Perawat

Pengukuran tingkat kepuasan kerja perawat menggunakan

kuesioner yang terdiri dari 24 pertanyaan, dimana setiap pertanyaan

memiliki dua pilihan jawaban. kemudian ditabulasi dan dikategorikan

en a i “pua ” an “ti a pua ”. e a a an ha il u vey i Ruan Inap

Dahlia II, dari 7 perawat yang diwawancara didapatkan hasil bahwa 100%

perawat merasa puas dengan kinerjanya. Mayoritas perawat puas

terhadap beban kerja, tugas/pekerjaan yang dihadapi, komunikasi dan

kerja sama, peraturan kepegawaian, sistem pembagian shift, waktu

bertugas, suhu ruangan, gaji, tunjangan, jangka waktu naik jabatan dan

kesempatan untuk memperoleh pendidikan serta keterampilan dan

kemampuan dalam bekerja.

Berdasarkan hasil survey kepuasan kerja perawat di Ruang Inap

Dahlia II, dari 10 perawat yang diberikan kuesioner didapatkan hasil

bahwa 10 (100%) perawatmenyatakan puas.

e. Pengendalian Infeksi Nosokomial

Pengendalian dari infeksi nosokomial di Ruang Dahlia II dilakukan

dengan melakukan observasi pada 10 perawat dan kelayakan alat untuk

melakukan mencegahan infeksi nosokomial dengan menggunakan

beberapa indikator sebagai berikut:

100%

0

KEPUASAN KERJA PERAWAT

PUAS

TIDAK PUAS

Page 91: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

92

Tipe hand hygiene

No Variabel

Tipe hand hygiene

Cuci tangan

Menggosok dengan alkohol

Tidak sama sekali

1 Tipe hand hygiene sebelum ke

pasien dalam tindakan invasif

0 3 7

2 Tipe hand hygiene sebelum ke

pasien dalam tindakan non invasif

0 0 10

3 Tipe hand hygiene sesudah ke

pasien dalam tindakan invasif

6 4 0

4 Tipe hand hygiene sesudah ke

pasien dalam tindakan non invasif

0 3 7

Observasi Cuci Tangan

No Variabel Ya Tidak

1 Pemakaian perhiasan dan aksesoris saat

cuci tangan

4 2

2 Tangan dibilas dengan air yang mencukupi 6 0

3 Lengan baju diatas siku saat cuci tangan 5 1

4 Mengeringkan tangan dengan tissue toilet,

handuk pribadi atau pengering tangan listrik

otomatis

2 4

5 Penggunaan sabun saat cuci tangan 6 0

6 Menggosok-gosokan tangan, telapak tangan

bagian punggung tangan, sela-sela jari, dan

pergelangan tangan

5 1

7 Menghindari kontaminasi tangan ketika

menutup kran

2 4

8 Mencuci tangan tidak lebih dari 30 detik 6 0

Page 92: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

93

Fasilitas Suplai Tempat Cuci Tangan

No. Variabel Tersedia Tidak tersedia

1 Jumlah wastafel 11 0

Mengalir Tidak mengalir

2 Kondisi air 11 0

Tersedia Tidak tersedia

3 Ketersediaan sabun cair 5 6

Dicuci Tidak dicuci

4 Pencucian tempat sabun

sebelum pengisian ulang

0 11

Tersedia Tidak tersedia

5 Ketersediaan handuk /

pengering tangan elektrik

0 11

Observasi Pemberian Injeksi

No Variabel

Observasi

Pemberian Injeksi

ya tidak

1 Mencuci tangan sebelum ijeksi 0 10

2 Kesterilan jarum dalam tindakan injeksi 9 1

3 Pendesinfeksian vial dengan alkohol saat

tindakan injeksi

0 10

4 Penggunaan kapas atau kassa steril saat

mematahkan ampul obat

0 10

5 Tempat khusus untuk menyimpan vial

multidosis yang telah digunakan

10 0

6 Pengguaan handscoen disposable untuk

injeksi IV

7 3

7 Pendesinfeksian kulit menggunakan alkohol

ketika injeksi

10 0

8 Pendisposibelan jarum dalam safety box 7 3

9 Mencuci tangan setelah injeksi 6 4

Page 93: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

94

Observasi Kontrol Infeksi

NO Variabel Kontrol Infeksi

ya tidak

1 Pemberian Injeksi

Peletakan tempat steril pada tempatnya 10 0

Pembuangan benda tajam pada

safetybox

7 3

Pembuangan hanscoen dalam tempat

sampah medis

10 0

Pembuangan barang terkontaminasi

dalam tempat sampah medis

10 0

Pembuangan sampah non medis

dibuang pada kontainer yang digabung

dengan sampah biasa

10 0

2 Pemasangan infus

Peletakan tempat steril pada tempatnya 10 0

Pembuangan benda tajam pada safety

box

10 0

Pembuangan hanscoen dalam tempat

sampah medis

10 0

Pembuangan barang terkontaminasi di

tempat sampah medis

10 0

Pembuangan sampah non medis

dibuang pada kontainer yang digabung

dengan sampah biasa

10 0

3 Rawat Luka

Peletakan tempat steril pada tempatnya 10 0

Pembuangan benda tajam pada safety

box

10 0

Pembuangan handscoen dalam tempat

sampah

10 0

Pembuangan barang terkontaminasi

dalam sampah medis

10 0

Pembuangan sampah non medis 10 0

Page 94: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

95

dibuang pada kontainer yang digabung

dengan sampah biassa

4 Pengambilan darah

Peletakan tempat steril pada tempatnya 10 0

Pembuangan benda tajam pada safety

box

10 0

Pembuangan handscoen dalam tempat

sampah

10 0

Pembuangan barang terkontaminasi

dalam sampah medis

10 0

Pembuangan sampah non medis

dibuang pada kontainer yang digabung

dengan sampah biassa

10 0

Keberhasilan pengendalian mutu

tidak ditemukan adanya kejadian jatuh, dengan prosentase 0%

tidak ditemukan adanya pasien dengan dekubitus, dengan

prosentase 0%

ditemukan kejadian tidak diinginkan dalam pemberian obat

sebanyak 2,4% dan kejadian nyaris cidera sebanyak 89%

c.Pengembangan Standar

Standar askep

Ruang Dahlia II sudah memiliki standar asuhan keperawatan

secara spesifik dengan panduan NIC NOC yang masih diujicobakan

selama 3 bulan. Setelah 3 bulan nanti akan dievaluasi hasil

pengaplikasiannya apakah lebih efektif dan efisien.

Standar kinerja

Perawat-perawat di ruang Dahlia II sudah memiliki pengalaman

pelatihan. Pelatihan yang diikuti berdasarkan kebutuhan kompetensi

yang dibutuhkan di ruangan tersebut. Ruang Dahlia II mengikuti SPO

dari rumah sakit.

Page 95: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

96

Pedoman standar prosedur operasional yang digunakan untuk

pelayanan di Ruang Dahlia II adalah tabel sebagai berikut:

No Daftar Standar Prosedur Operasional

1 SPO Perawatan Metode Kanguru

2 SPO Menimbang Berat Badan Bayi

3 SPO Merawat Tali Pusat

4 SPO Mengukur Suhu Bayi per Rectal

5 SPO Memberikan Cairan Melalui Vena Bersayap

6 SPO Mengganti Pakaian Bayi

7 SPO Memberikan Minum Bayi

8 SPO Memandikan Bayi

9 SPO Menyiapkan Darah Bayi untuk Pemeriksaan

ASTRUP

10 SPO Menyiapkan dan Merawat Bayi Dengan Terapi

Blue UGH

11 SPO Luka Episiotomi

12 SPO Gerakan Janin

13 SPO Mengatur Posisi Lithotomi

14 SPO Membimbing Ibu Menyusui

15 SPO Membimbing Ibu Memandikan Bayi

16 SPO Membersihkan vulva

17 SPO Membersihkan dan Merawat Buah Dada

18 SPO Memakai Sarung Tangan

19 SPO Perawatan luka Post Operasi Sectio Cesarea

20 SPO Memonitor Perdarahan Postpartum

21 SPO Menyuapi Pasien

22 SPO Ambulasi Dini

23 SPO Memberikan Obat Oral

24 SPO Pemberian Oksigen Nasal/Sungkup

25 SPO Pemasangan Infus

26 SPO Memindahkan memasukkan Darah (Transfusi)

27 SPO Pemberian Huknah

28 SPO Perawatan Pasien Menghadapi Sakaratul Maut

29 SPO Memandikan Pasien di Tempat Tidur

Page 96: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

97

30 SPO Denyut Nadi

31 SPO Menghitung Pernafasan

32 SPO Mengukur Suhu

33 SPO Memberikan Obat Melalui Suntikan

34 SPO Memberihkan Mulut

35 SPO Mengganti alat tenun

36 SPO Menyisir Rambut

37 SPO Menyuapi Pasien

38 SPO Menjaga Keselamatan Pasien di Tempat Tidur

39 SPO Mengukur Tekanan Darah

40 SPO Memberi Penyuluhan Secara Individu

41 SPO Perawatan Luka Lembut

42 SPO Melakukan Bilasan Lambung

43 SPO Memberikan Penyuluhan Kesehatan Secara

Individu

44 SPO Memberikan Kompres Dingin

45 SPO Melaksanakan Program Orientasi Kepada

Pasien

46 SPO Melaksanakan Komunikasi Langsung/Lisan

47 SPO Mengganti Balutan Luka

48 SPO Perawatan Kateter Urine dan Kandung Kemih

49 SPO Melakukan Tindakan Fisioterapi dada

50 SPO Melakukan Defibrilator dan Kardioversi

51 SPO Resusitasi Jantung Paru

52 SPO Persiapan Peritonial Dialisis

53 SPO Menyiapkan Tindakan Untuk Pemasangan WSD

54 SPO Pemasangan Nasogastric Tube (NGT)

55 SPO Endotracheal Tube

56 SPO Shock Anafilaktik

57 SPO Pemberian Dopamin

58 SPO Sarung Tangan

59 SPO Cuci Tangan

60 SPO Menerima Pasien Sebelum Pembedahan

61 SPO Melaksanakan Orientasi Pada Pasien Pre

Page 97: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

98

Operasi

62 SPO Fiksasi di Tempat Tidur

63 SPO Memasang Jas Operasi

64 SPO Mengawasi Tingkat Kesadaran

65 SPO Menutup Luka Pembedahan

66 SPO Membantu Pelaksanaan Tindakan Pembedahan

Secara Langsung

67 SPO Bilasan Lambung

68 SPO Menyiapkan Pasien untuk Pemeriksaan

Radiodiagnostik

69 SPO Skin Test

70 SPO Pemasangan EKG 12 lead

71 SPO Menyiapkan Darah untuk Pemeriksaan

72 SPO Menyiapkan Urine untuk Pemeriksaan

Laboratorium

73 SPO Menyiapkan Pasien untuk Tindakan

Pembedahan Akut

74 SPO Merawat Luka Bakar

75 SPO Pembidaian /Pemasangan Gips

76 SPO Shock Anafilaktik

77 SPO Menyiapkan Pasien dan Alat Untuk Tindakan

Intubasi

78 SPO Menyiapkan Pasien dan Alat Untuk Tindakan

Extubasi

79 SPO Ventilator

80 SPO Syring Pump

81 SPO Infus Pump

82 SPO DC Shock

83 SPO Kanulasi Vena Infus

84 SPO Perawatan Tracheostomie

85 SPO Perawatan Luka Operasi

Page 98: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

99

Analisa Tindakan Berdasarkan SOP

SPO Memberikan Obat Melalui Suntikan

1 Pengertian Memberikan obat melalui suntikan baik secara IV, IM,

IK, SC, IC sesuai dengan program pengobatan

2 Tujuan Agar dapat membantu mempercepat proses

penyembuhan

3 Kebijakan SK Direktur Nomor

188/32.18/409.206/SK.PERWT/2009

4 Prosedur 1. 2. Kriteria Persiapan

a. Spuit disposible sesuai kebutuhan

b. Kapas alkohol

c. Kikir ampul

d. Obat yang akan diberikan

e. Penjelasan kepada pasien

Dilakukan Tidak

Dilakukan

Kriteria

Pelaksanaan

a. Identifikasi 6 benar

pemberian obat

b. Memperhatikan prinsip

aseptik

c. Membaca etiket obat

d. Membaca dosis obat

e. Memasukkan obat ke

dalam spuit kemudian

udara dalam spuit

dikeluarkan

f. Mengatur posisi pasien

g. Menentukan daerah

yang akan disuntik

h. Mendesinfeksi kulit yang

akan disuntik sesuai

dengan jenis suntikan

(secara sirkuler dari

dalam ke luar)

V

V

V

V

V

V

V

V

Page 99: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

100

i. Memasukkan jarum

dengan posisi 90 derajat

j. Aspirasi untuk

menentukan tidak

mengenai pembuluh

darah

k. Memasukkan obat

dengan perlahan-lahan

l. Memperhatikan reaksi

pasien

m. Mencabut jarum

perlahan-lahan

n. Menghapus kulit dengan

kapas alkohol

o. Mencatat dalam formulir

pemberian obat

V

V

V

V

V

V

V

Keterangan

Dalam melakukan tindakan prosedur injeksi, perawat sudah

melakukannya sesuai dengan SPO yang ada. Hal ini terbukti dengan

skor 93, 3 % yang diperoleh perawat saat melakukan prosedur injeksi

SPO Pengambilan Darah Untuk Pemeriksaan

Kebijakan No Dok : 26/KKP/2010 No Revisi

:00 Halaman : 2/2 Tanggal Terbit

1 Nopember 2010

Kriteria Pelaksanaan Dilakukan Tidak

Dilakukan

a. Cuci tangan dan menggunakan

sarung tangan

b. Menentukan pembuluh darah yang

akan ditusuk untuk pengambilan

darah

c. Mendesinfeksi permukaan kulit

pembuluh darah yang akan

V

V

V

Page 100: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

101

ditusuk dengan menggunakan

kapas alkohol

d. Memasang torniquet

e. Mengambil darah pemeriksaan

dengan cara menusukkan jarum

pada pembuluh darah, sesuai

kebutuhan

f. Memasukkan darah pada tempat

yang sudah disediakan

g. Memasang label pada tempat

darah dengan

- Mencantumkan nama

- Nomor Rekam Medik

- Tanggal dan jam pengambilan

h. Mengirim darah dan menyertakan

formulir pemeriksaan yang sudah

diisi dan ditandatangani oleh

dokter

V

V

V

V

V

V

V

Keterangan :

Dalam melakukan tindakan prosedur pengambilan darah, perawat

sudah melakukannya sesuai dengan SPO yang ada. Hal ini terbukti

dengan skor 93.3% yang diperoleh perawat saat melakukan prosedur

pengambilan darah.

Dari kedua tindakan keperawatan yang dilakukan perawat

ruangan, hasil observasi menunjukkan angka 93%. Hal ini menunjukkan

kategori bahwa tindakan yang dilakukan oleh perawat ruangan sudah

baik dan sesuai dengan protap yang ada di ruangan

3.1.3 Analisa SWOT

No Man

1 Strength Ranking Konstanta Bobot Rating Skor

a. 21 orang (100%)

pernah mengikuti

1 4 4/16 4 1

Page 101: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

102

pelatihan

kegawatdaruratan

(BCLS/ PPGD)

Total 1

Weakness

a. Kebutuhan perawat

tiap hari kurang 12

orang dari

perhitungan

2 4 8/16 4 2

b. Perawat kurang

mematuhi SOP yang

ada dalam melakukan

tindakan keperawatan

1 4 4/16 5 1,25

Total 3,25

Opportunity

a. Rumah Sakit

menyediakan program

pelatihan bagi semua

perawat

1 4 4/24 4 0,6

b. Adanya kesempatan

bagi perawat untuk

mendapatkan

pelatihan dan

melanjutkan studi dari

D3 ke S1

keperawatan

2 4 8/24 3 1

Total 1,6

Threatened

a. Banyak RS pesaing

disekitar RSUD Wlingi

1 4 4/24 3 0.5

b. Mudahnya LSM masuk

rumah sakit

2 4 8/24 5 1.67

Total 2,17

Skor faktor internal = skor kekuatan – skor kelemahan = 1- 1,25 = -0,25

Skor faktor eksternal = skor kesempatan – skor ancaman = 1,6 – 2,17 = -0,57

Page 102: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

103

No

2 Material Ranking Konstanta Bobot Rating Skor

Strength

a. Memiliki beberapa form

pendokumentasian

yang dibutuhkan yang

dibutuhkan untuk

kegiatan keperawatan

1 4 4/16 4 1

Total 1

Weakness

a. Pengunjung bebas

keluar masuk

2 4 8/16 4 2

b. Kurangnya peringatan

tentang menjaga

kebersihan

1 4 4/16 4 1

Total 3

Opportunity

a. Adanya kesempatan

bagi Ruang Dahlia 2

untuk mengajukan

pengadaan ulang atau

pengadaan tambahan

peralatan yang

dibutuhkan di ruangan

1 4 4/8 4 2

Total 2

Threatened

a. Ada beberapa pasien

yang komplain dengan

peralatan yang ada di

ruangan

1 4 4/8 3 1,5

Total 1,5

Skor faktor internal = skor kekuatan – skor kelemahan = 1- 3 = -2

Skor faktor eksternal = skor kesempatan – skor ancaman = 2 – 1,5 = 0,5

Page 103: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

104

No

3 Method Ranking Konstanta Bobot Rating Skor

Strength

1. Operan selalu dilakukan setiap

pergantian shift malam ke pagi

2 4 8/168 5 0,24

2. Pre conference dilakukan setiap

pergantian shift malam ke pagi

1 4 4/168 5 0,12

3. Cara memotivasi individu atau

kelompok sekaligus sebagai tindakan

koreksi supervisi dengan memberikan

saran dan pembacaan SOP saat pre

conference dapat membuat beberapa

perawat melaksanakan tindakan

sesuai SOP

3 4 12/168 3 0,21

4. Sistem penilaian kerja terjadwal di

akhir tahun dan menggunakan form

dengan indicator yang sudah

ditetapkan.

6 4 24/168 4 0,57

5. Pendokumentasian asuhan

keperawatan di ruang Dahlia II cukup

baik dengan persentase rata-rata

78,5%.

4 4 16/168 5 0,48

6. Pembagian shift telah dilakukan

berdasarkan penghitungan

kebutuhan pasien.

5 4 20/168 4 0,47

Total 2,09

Weakness

1. Post conference tidak dilakukan 1 4 4/168 5 0,11

2. Operan dilakukan antar ketua tim,

namun tidak disertai anggota tim

2 4 8/168 4 0,19

3. Dari keseluruhan pasien yang

disurvey, pada hari ketiga ditemukan

jumlah kejadian phlebitis non

infeksius 4 pasien

5 4 20/168 4 0,47

4. Dari keseluruhan sampel yang

disurvey, selama tiga hari ditemukan

kejadian kesalahan penulisan

dokumentasi obat. Pada hari

4 4 16/168 4 0,38

Page 104: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

105

pertama dan kedua 100% perawat

melakukan kesalahan pada saat

penulisan dokumentasi obat.

Sedangkan pada hari ketiga 98%

perawat melakukan kesalahan pada

saat penulisan dokumentasi obat.

5. Dari hasil observasi terhadap sampel

perawat, didapatkan bahwa

pelaksanaan hand hygiene sebelum

ke pasien dalam tindakan invasive

70% perawat tidak melakukan

pelaksanaan hand hygiene sama

sekali dan 100% tidak melakukan

hand hygiene sebelum dan sesudah

melakukan tindakan non invansive

3 4 12/168 4 0,28

6. Dari hasil observasi terhadap

sampel perawat saat melakukan

injeksi, masih terdapat perawat

yang melakukan prosedur injeksi

yang tidak tepat. Sebagian perawat

tidak melakukan cuci tangan

sebelum injeksi (100%),

pendesinfeksian vial dengan

alkohol saat tindakan (100%) .

7 4 28/168 4 0,67

Total 2,10

Opportunity

1. Sebanyak 90% dari seluruh

sampel yang disurvey, tingkat

kepuasan pasien terhadap

pelayanan yang diterima dalam

kategori tinggi

1 4 4/8 4 2

Total 2

Threatened

1. Adanya tuntutan pelayanan yang

optimal dari konsumen

1 4 4/8 5 2,5

Total 2,5

Page 105: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

106

Skor faktor internal = skor kekuatan – skor kelemahan = 2,09 – 2,10 = -0,1

Skor faktor eksternal = skor kesempatan – skor ancaman = 2 – 2,5 = -0,5

No

4 Money Ranking Konstanta Bobot Rating Skor

Strength

1. Adanya sistem pembayaran

program umum, Askes, JKN,

Jamkesmas, Jamkesda, SPM,

Kartu DA dan Mandiri

1 4 4/8 4 2

Total 2

Weakness

1. Pemintaan dana dilakukan melalui

pengajuan proposal, namun

pencairan dana membutuhkan

proses dan waktu yang lama.

1 4 4/8 5 2,5

Total 2,5

Oportunity

1. Ruang Rawat Inap Dahlia II dapat

mengajukan proposal ke Rumah

Sakit apabila kekurangan

alat/sarana di ruangan.

1 4 4/8 3 1,5

Total 1,5

Threatened

1. Adanya tawaran gaji yang tinggi di

tempat yang lain

1 4 4/8 2 1

Total 1

Skor faktor internal = skor kekuatan – skor kelemahan = 2 – 2,5 = -0,5

Skor faktor eksternal = skor kesempatan – skor ancaman = 1,5 – 1 = 0,5

No Ranking Konstanta Bobot Rating Skor

5 Market

Strength

1. Indikator Efisiensi dan

Efektivitas Ruang Rawat

Inap Dahlia II antara lain:

1 4 4/8 5 2,5

Page 106: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

107

BOR, ALOS, TOI, dan

BTO. Rata-rata BOR ,

ALOS, TOI dan BTO pada

6 bulan terakhr telah

sesuai standart yaitu

dengan perhitungan hasil

masing-masing : BOR

86,33%, ALOS 5,30 hari,

TOI 1,16 hari dan BTO

4,78 kali.

Total 2,5

Weakness

Rumitnya sistem administrasi

pembayaran pasien

1 4 4/8 4 2

Total 2,5

Opportunity

Pemerintah memberikan

anggaran dana untuk rumah

sakit

1 4 4/28 4 0,57

Total 0,57

Treath

1. Persaingan dengan

rumah sakit lain yang

sangat ketat

2 4 8/28 3 0,85

2. Tingginya tuntutan pasien

dalam pelayanan

1 4 4/28 4 0,57

3. Mudahnya LSM masuk

Rumah Sakit

3 4 12/28 4 1,71

Total 3,13

Skor faktor internal = skor kekuatan – skor kelemahan = 2,5 – 2 = 0,5

Skor faktor eksternal = skor kesempatan – skor ancaman = 0,57 – 3,13 = -2,56

Page 107: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

108

Jadi sumbu (x, y) dari perhitungan SWOT Ruang Dahlia II RSUD Ngudi Waluyo

Wlingi di atas adalah :

a. Sumbu M1/Man (-0,25;-0,57)

b. Sumbu M2/Material (-2;-0,25)

c. Sumbu M3/Methods (-1;-0,5)

d. Sumbu M4/Money (-0,5;0,5)

e. Sumbu M5/Market (0,5;-2,56)

Page 108: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

109

BAB IV

PRIORITAS MASALAH, ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH DAN

POA, PENYELESAIAN MASALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

4.1. Penentuan Prioritas Masalah

e ni p i ita a alah yan i una an i ini a alah “te ni ite ia

matrik (criteria matrix technique)” yaitu te ni pemungutan suara dengan

menggunakan kriteria tertentu. Adapun kriteria yang dapat digunakan banyak

macamya secara sederhana dapat dibedakan atas lima yaitu :

1. Kecenderungan besar dan seringnya kejadian masalah (magnitude = Mg).

2. Besarnya kerugian yang ditimbulkan (severity = Sv).

3. Bisa dipecahkan (manageability = Mn)

4. Perhatian perawat terhadap masalah (nursing consent = Nc)

5. Ketersediaan sumber daya (affordability = Af).

No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Total Prioritas

1 Operan, dan post

conference belum

sesuai standar

2 Orientasi pasien baru

belum optimal

dilaksanakan

3 Pelaksanaan pasien

safety belum optimal

dilaksanakan terutama

kejadian phlebitis

4 Dokumentasi obat dan

identifikasi pasien

dalam 7 benar

pemberian obat

Page 109: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

110

Keterangan :

5 : sangat sering/sangat besar kerugian/sangat mudah dipecahkan/sangat

diperhatikan.

4 : sering/besar kerugian/mudah dipecahkan/diperhatikan

3 : kadang-kadang/kerugian sedang/agak mudah dipecahkan/jarang

diperhatikan

2 : jarang/sedikit kerugian/agak sulit dipecahkan/kurang diperhatikan.

1 : tidak terjadi/tidak ada kerugian/sulit dipecahkan/tidak diperhatikan.

Jadi, prioritas masalah berdasarkan perhitungan rumus adalah :

1.

2.

3.

4.

5.

4.2. Alternatif Penyelesaian Masalah

Masalah Alternatif Penyelesaian

Masalah

Tujuan

Operan, dan post

conference belum

sesuai standar

1. Pelaksanaan operan

dan post conference

dilakukan di nurse

station sesuai standar

2. Perawat datang tepat

waktu

3. Perawat shift malam

dan shift pagi

(perwakilan masing-

masing tim) melakukan

operan dan saling

mengklarifikasi laporan

pasien

1. Memaksimalkan

jam perawatan

pada pasien

2. Mencegah

diskomunikasi

tentang laporan

perawatan pasien

antar shift

3. Meningkatkan

kedisiplinan pada

perawat

4. Dapat mengetahui

rencana

keperawatan pada

setiap pasien

Page 110: 0. Cover Laporan Diseminasi Awal

111

Orientasi pasien baru

belum optimal

dilaksanakan

1. Membuat kesepakatan

dengan kepala ruangan

mengenai teknis

pelaksanaan yaitu

melengkapi buku

orientasi dan

melakukan orientasi

pada pasien baru

2. Membuat check list

dalam pelaksanaan

orientasi pasien baru

1. Meningkatkan

kepuasaan pasien

dan keluarga

2. Memberi informasi

pada pasien dan

keluarga ketika

MRS pertama kali

3. Mencegah

komplain

Pelaksanaan

pengendalian mutu

belum optimal

dilaksanakan terutama

kejadian phlebitis

1. Membuat kesepakatan

dengan kepala ruangan

mengenai

pendokumentasian

pemasangan/pengganti

an infus yaitu dengan

menuliskan tanggal

pemasangan/perawata

n pada infus dan rekam

medis pasien.

1. Mencegah dan

mengurangi

risiko kejadian

phlebitis

Mengoptimalkan

dokumentasi obat dan

identifikasi pasien dalam

7 benar pemberian obat

1. Membuat format buku

pencatatan obat oral dan

injeksi dengan

menyertakan waktu

(jam) pemberian

2. Prosedur penyiapan

obat disesuaikan

dengan standart

1. Mencegah atau

mengurangi risiko

salah pasien, salah

obat, dan salah

waktu