laporan analisis sperma dengan pewarnaan giemsa fix

3
Laporan Analisis Sper ma denga n Larutan Giemsa Teori : Evaluasi yang dilakukan meliputi : kepala, midpiece, dan ekor pada 100 spermatozoa. Kriteria morfologi sperma disebut normal bila  Kepala : berbentuk oval, akrosom menutupi 1/3nya, panjang 3-5 mikron, lebar ½ s/d 2/3 panjangnya.  Midpiece : langsing (< ½ lebar kepala), panjang 2x panjang kepala, dan berada dalam satu garis lengan sumbu panjang kepala.  Ekor : batas tegas, berupa garis panjang 9 x panjang kepala. Istilah-istilah yang dipakai pada bentuk yang abnormal adalah :  Makro : 25 % > kepala normal  Mikro : 25 % < kepala normal  Taper : kurus, lebar kepala ½ yng normal, tidak jelas batas akrosom, memberi gambaran cerutu  Piri : memberi gambaran ”tetesan air mata”  Amorf : Bentuk kepala yg ganjil, permukaan tidak rata, tidak jelas batas akrosom  Round : bentuk kepala seperti lingkaran, tidak menunjukkan akrosom

Upload: dian-pratiwi

Post on 19-Oct-2015

241 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Laporan Analisis Sperma dengan Larutan GiemsaTeori :Evaluasi yang dilakukan meliputi : kepala, midpiece, dan ekor pada 100 spermatozoa.

Kriteria morfologi sperma disebut normal bila Kepala : berbentuk oval, akrosom menutupi 1/3nya, panjang 3-5 mikron, lebar s/d 2/3 panjangnya. Midpiece : langsing (< lebar kepala), panjang 2x panjang kepala, dan berada dalam satu garis lengan sumbu panjang kepala. Ekor : batas tegas, berupa garis panjang 9 x panjang kepala.Istilah-istilah yang dipakai pada bentuk yang abnormal adalah : Makro : 25 % > kepala normal Mikro : 25 % < kepala normal Taper : kurus, lebar kepala yng normal, tidak jelas batas akrosom, memberi gambaran cerutu Piri : memberi gambaran tetesan air mata Amorf : Bentuk kepala yg ganjil, permukaan tidak rata, tidak jelas batas akrosom Round : bentuk kepala seperti lingkaran, tidak menunjukkan akrosom Piri : tidak jelas adanya kepala yg nyata, tampak midpiece dan ekor saja Cytoplasmic droplet : menempel pada kepala atau midpiece, lebih cerah Ekor abnormal : pendek / spiral / permukaan tidak halus / ganda

Apabila ditemukan > 30% sperma yang morfologinya abnormal disebut sebagai Teratozoospermia. Apabila < 30 % sperma yang morfologinya abnormal maka disebut normal.Tujuan : mengetahui dan menganalisis morfologi sperma serta menginterpretasikan hasil.Alat dan Bahan: Sperma manusia (digunakan sperma A) objeck glass Alkohol mikroskop Giemsa pipet tetes Akuades Langkah kerja :1. Meneteskan sperma diatas objeck glass bagian tepi lalu dibuat apusan sperma menggunakan objec glass yang lain.2. Meneteskan alkohol pada apusan sperma dan ditunggu selama 15 menit.3. Meneteskan larutan Giemsa keseluruh apusan sperma dan ditunggu selama 20 menit.4. Mencuci sisa larutan Giemsa dengan akuades.5. Ditunggu sambil dikering anginkan.6. Memeriksa di bawah mikroskop.Hasil :Pada sediaan sperma A : dalam 100 sperma ditemukan < 30 % sperma yang abnormal normal.Daftar pustaka: WHO., 1999. WHO Laboratory Manual for the Examination of Human Semen and Sperm- Cervical Mucus Interaction. Fourth Edition. Cambridge University Press. Hlm 19-22. Wibisono, Herman., 2006. Evaluasi Infertilitas Pria Menuju Program FIV dalam Fertilisasi In Vitro dalam Praktek Klinik. Puspa Swara. Hlm 42.