teknik pewarnaan alam.docx

15
Teknik pewarnaan alam MAR 6 CARA MEMBUAT PEWARNA BATIK DAUN MANGGA/artikel batik/making natural dye from mango leaf Dedi H Purwadi/Batikjolawe CONTACT&INFORMASI: 081328782156 email:[email protected] KETIKA pohon mangga di pekarangan sudah terlalu rimbun, mungkin sebagian menutupi atap, Anda mungkin akan mengurangi daunnya. Tumpukan daun hasil pemangkasan mungkin jadi masalah. Sebelum dipusingkan dengan sampahnya, manfaatkan saja daun mangga itu untuk dijadikan pewarna alam.Caranya mudah, murah dan mengurangi masalah sampah, bahkan ...bisa menghasilkan rupiah. Larutan pewarna ini tak kenal expired, bisa dipakai berulang-ulang sampai habis, selama masih cukup untuk mencelup kain. Memang, setelah disimpan beberapa hari larutan akan mengeluarkan aroma bau asam. Tak apa. Hangatkan dulu, setelah dingin siap dipakai lagi. Cara membuat pewarna alam daun mangga: 1. Ambil daun yang agak tua (bukan pucuk atau yang sudah menguning). 2. Timbang daun sesuai kebutuhan pencelupan atau untuk stock. Ukurannya: 100 gr bahan untuk 1 lt air (jika akan menggodog sebanyak 10 liter larutan, maka siapkan 1 kg daun mangga dan 10 liter air). 3. Rajang halus daun mangga yang sudah ditimbang. 4. Masukkan dan rendam irisan daun mangga di dalam wadah/dandang stainless steel. 5. Akan lebih baik rajangan daun mangga diblender, tapi tidak sampai halus. Untuk mem-blender gunakan air untuk merendam, agar volumenya terjaga. INGAT: larutan di blender akan hijau pekat, tapi setelah direbus akan berubah menjadi kuning kehijauan. 6. Rebus rendaman daun mangga hasil blender, aduk secara merata selama perebusan. 7. Lama perebusan tergantung kebutuhan. Anda bisa merebus hingga larutan tinggal separoh atau cukup 3/4 bagian. 8. Padamkam api, angkat wadah, dinginkan.

Upload: euis-kurniasih

Post on 05-Feb-2016

74 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Teknik pewarnaan alam

 

MAR

6

CARA MEMBUAT PEWARNA BATIK DAUN MANGGA/artikel batik/making natural dye from mango leaf

Dedi H Purwadi/BatikjolaweCONTACT&INFORMASI: 081328782156 email:[email protected]

KETIKA pohon mangga di pekarangan sudah terlalu rimbun, mungkin sebagian menutupi atap, Anda mungkin akan mengurangi daunnya. Tumpukan daun hasil pemangkasan mungkin jadi masalah. Sebelum dipusingkan dengan sampahnya, manfaatkan saja daun mangga itu untuk dijadikan pewarna alam.Caranya mudah, murah dan mengurangi masalah sampah, bahkan ...bisa menghasilkan rupiah.     Larutan pewarna ini tak kenal expired, bisa dipakai berulang-ulang sampai habis, selama masih cukup untuk mencelup kain. Memang, setelah disimpan beberapa hari larutan akan mengeluarkan aroma bau asam. Tak apa. Hangatkan dulu, setelah dingin siap dipakai lagi. 

Cara membuat pewarna alam daun mangga:

1. Ambil daun yang agak tua (bukan pucuk atau yang sudah menguning).2. Timbang daun sesuai kebutuhan pencelupan atau untuk stock. Ukurannya: 100 gr bahan untuk 1 lt air (jika akan menggodog sebanyak 10 liter larutan, maka siapkan 1 kg daun mangga dan 10 liter air).3. Rajang halus daun mangga yang sudah ditimbang.4. Masukkan dan rendam irisan daun mangga di dalam wadah/dandang stainless steel.5. Akan lebih baik rajangan daun mangga diblender, tapi tidak sampai halus. Untuk mem-blender gunakan air untuk merendam, agar volumenya terjaga. INGAT: larutan di blender akan hijau pekat, tapi setelah direbus akan berubah menjadi kuning kehijauan.6. Rebus rendaman daun mangga hasil blender, aduk secara merata selama perebusan.7. Lama perebusan tergantung kebutuhan. Anda bisa merebus hingga larutan tinggal separoh atau cukup 3/4 bagian.8. Padamkam api, angkat wadah, dinginkan.9. Saring larutan dengan saringan stainless steel. Simpan di ember plastik atau ember/panci stainless (hindari yang berbahan aluminium atau besi, akan mempengaruhi warna).10. Larutan hasil penyaringan sudah siap digunakan untuk mencelup kain.

Pencelupan dan fiksasi 

    Saya menyarankan Anda mencelup di larutan pewarna alam daun mangga minimal tiga kali. Ini untuk menghasilkan warna yang baik. Kurang dari itu warna terlalu muda, terutama jika difiksasi dengan tawas.    Tiga kali pencelupan berarti: celup-keringkan-celup-keringkan-celup-keringkan---> fiksasi-bilas-keringkan.     Cukup mudah, bukan. Silakan mencoba.

Bahan kain:pewarna alam akan menempel dengan hasil warna sangat bagus di kain sutera, wool, katun-sutra. Cenderung soft, pastel, di kain berbahan katun (mori primissima, mori prima), blacu. 

Hasil 3x pencelupan. Dari kiri: difiksasi tawas, difiksasi kapur, difiksasi tunjung konsentrasi rendah (20gr/lt)

Teks dan foto hak cipta Dedi H Purwadi/Batikjolawe. Pengutipan dengan menyebutkan sumber.

MAR

5

CARA MEMBUAT PEWARNA BATIK KULIT BUAH RAMBUTAN/artikel batik/making natural dye from rambutan skin fruit

Dedi H Purwadi/BatikjolaweCONTACT&INFORMASI: 081328782156 email:[email protected]

  DI musim rambutan, mulai Desember sampai Maret, kita bisa memanfaatkan kulit buah rambutan untuk bahan pewarna alam kain. Jadi, jangan langsung membuang kulit rambutan ke tempat sampah atau ke tempat kompos. Manfaatkan dulu.    Setelah dimanfaatkan untuk membuat pewarna alam, limbah sisa perebusan, jika sudah dingin bisa dibuang ke tempat sampah, atau dimanfaatkan untuk kompos.

Cara membuat pewarna alam kulit rambutan cukup mudah.1. Kulit buah rambutan dijemur hingga kering (warna menjadi kehitaman sampai hitam). Pengeringan butuh beberapa hari. Sebelum dijemur kulit rambutan bisa diiris-iris.2. Kulit rambutan kering ditimbang. Takarannya: 100 gram/liter air.3. Masukkan ke panci stainless steel berisi air. Volume air sesuaikan dengan berat kulit rambutan kering yang akan direbus. Jika menyiapkan 200 gram kulit rambutan kering diperlukan 2 liter air, dan seterusnya. PERHITUNGKAN juga volume larutan yang akan dibuat dengan kain yang akan dicelup. Untuk kain jarit (240x105cm) diperlukan sedikitnya 10 liter larutan agar kain bisa tercelup

dengan baik dan merata.4. Rebus atau godog rendaman kulit rambutan kering selama 1 jam, atau dengan mengukur penyusutan volume air. Godog hingga air menyusut hingga separo atau tigaperempatnya. Semakin sedikit larutan tersisa warna larutan semakin pekat.5. Jika perebusan kulit rambutan kering selesai, dinginkan lalu saring dengan saringan stainless steel. Taruh di wadah. Air rebusan kulit rambutan kering berwarna coklat gelap hampir hitam. Tapi jangan terkecoh, warna di kain kuning tua.6. Kulit rambutan yang tertinggal didinginkan dan bisa dimanfaatkan untuk kompos atau pengisi lubang biophori. 7. Larutan tersebut siap digunakan untuk mencelup kain. Kain yang direkomendasi: berbahan dasar katun, sutera, wool, campuran sutera-katun.

Tanpa expired    Seperti kebanyakan pewarna alam, larutan pewarna alam dari kulit rambutan juga tidak mengenal expired atau kedaluwarsa.    Larutan pewarna alam kulit rambutan bisa disimpan lama. Penggunaan sampai habis. Hanya saja beberapa hari kemudian larutan akan berbau. Tak apa. Hangatkan sebelum pakai, untuk mengurangi aroma tak sedapnya.

Fiksasi     Untuk menguatkan warna juga mengubah arah warna celup di larutan fiksasi (fixer).    Fixer terbuat dari tawas, kapur tohor/prongkolan, dan tunjung (ferosulphat).    Tawas bisa dibeli di apotik atau toko bahan bangunan atau di toko bumbu batik. Kapur tohor/prongkolan di toko bahan bangunan. Tunjung di toko bumbu batik (di Yogya tunjung bisa dibeli di toko Inti Warna Jl Parangtritis, Bu Prawoto Ngasem, toko perlengkapan sablon Ngasem Baru, Jl Sutoyo atau barat Jokteng Wetan).    Harga saat ini (Maret 2014): tunjung Rp 6500-Rp 8000/kg, kapur Rp 6.000/pak, tawas Rp 8000/kg

Fixer tawas akan mempertahankan warna atau netral. Takaran: 70gr/liter airFixer kapur akan menuakan warna (karena kecenderungan fixer ini cenderung mengarahkan warna ke merah). Takaran: 50gr/liter airFixer tunjung akan menggelapkan warna (intensitas gelap tergantung konsentrasi larutan tunjung: 10gr/liter air, 20gr/liter air, sampai optimal 40 gr/liter air).

PERHATIAN:1. Jangan menjemur kain yang dicelup pewarna alam di kawat, apalagi kawat berkarat. Unsur Fe pada kawat atau karat akan bereaksi dengan pigmen dan membuat garis kehitaman di kain.2. Pencelupan di fiksasi tunjung tak sampai 15 menit kecuali menginginkan warna sangat gelap atau cederung hitam. 3. Setelah fiksasi kain dibilas di air.4. Untuk menguji daya tahan warna, kain yang sudah dicelup warna dan difiksasi dimasukkan ke air mendidih yang telah dibubuhi soda abu (seperti larutan untuk melepaskan lilin pada batikan). Cukup 5 menit. Lalu angkat, bilas, dan keringkan dengan cara diangin-anginkan.

SILAKAN MENCOBA. SEMOGA BERMANFAAT.

kulit rambutan kering yang akan direbus ditimbang

kulit rambutan kering direbus

warna rebusan coklat tua, tapi warna di kain kuning tua

HASIL WARNA

kiri-kanan: difiksasi tawas, fiksasi kapur, fiksasi tunjung. Pencelupan 1 kali.

TEKS&FOTO-FOTO: HAKCIPTA DEDI H PURWADI/Batikjolawe

MAR

20

CARA MEMBUAT PEWARNA BATIK DARI SABUT KELAPA/artikel batik/making natural dye from coconut fiber

Dedi H Purwadi/BatikjolaweCONTACT&INFORMASI: 081328782156 e-mail: [email protected]    

Tanaman kelapa  sangat banyak manfaatnya. Dari buah saja kita dapat memanfaatkan seluruh bagiannya: daging (santan, minyak, parutan, dimakan segar untuk buah muda), air, tempurung (bahan bakar, kerajinan), dan sabut (bahan kerajinan, tali, sikat, keset, pengisi springbed, bahan bakar, dll).    Untuk pewarna kain batik kita bisa memanfaatkan serabut kulit buah atau sabut

kelapa (sepet/tapes). Hasil warnanya cukup indah (silakan lihat foto). 

dari kiri: difiksasi tawas, difiksasi kapur, difiksasi tunjung

 Cara membuat pewarna alam dari sabut kelapa cukup mudah.1. Sediakan sabut kelapa tua atau degan (kelapa muda)2. Potong/rajang sabut kelapa untuk memudahkan perebusan.3. Timbang rajangan sabut kelapa. Untuk mencelup kain ukuran 105x230cm dibutuhkan     

     minimal 10 liter larutan. Untuk itu timbang 1kg sabut, masukkan ke dalam panci/dandang     stainless. Kemudian tuangi air kurang lebih 10-12 liter.4.Rebus bahan selama 1 jam. Selama perebusan,  secara berkala diaduk.5. Matikan kompor/api, angkat panci/dandang.6. Dinginkan bahan dan larutan selama semalam.7. Saring larutan (gunakan saringan stainless).8. Larutan siap digunakan untuk mewarnai kain.9. Ampas sisa perebusan dijemur. Setelah kering bisa dimanfaatkan untuk tambahan bahan bakar, atau kegunaan lain sesuai kreativitas.10. Gunakan fiksasi untuk mengunci warna pada kain dan/atau mengubah warna (menjadi        lebih tua atau menjadi gelap) 

Pencelupan sebaiknya dilakukan lebih dari 3 kali untuk mendapatkan warna yang baik. Ampas sisa perebusan sebaiknya dikeringkan dengan dijemur. Ampas kering bisa dimanfaatkan

untuk tambahan kayu bakar atau pengisi boneka atau bantal kursi. Sehingga Anda tidak menyisakan atau menghasilkan limbah. (*) salam go green...

ampas dijemur, dimanfaatkan untuk bahan bakar