laporan agrogeologi dan mineralogi henerasia (2) - copy

19
Laporan Praktikum Agrogeologi dan Mineralogi Tanah IDENTIFIKASI MINERAL FRAKSI TANAH OLEH : Nama : Henerasia Annisaprakasa Nim : G111 13 058 Kelompok : 2 Asisten : Nur Isra JURUSAN ILMU TANAH PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

Upload: riyami

Post on 31-Jan-2016

48 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

agrogeologi

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Agrogeologi Dan Mineralogi Henerasia (2) - Copy

Laporan Praktikum

Agrogeologi dan Mineralogi Tanah

IDENTIFIKASI MINERAL FRAKSI TANAH

OLEH :

Nama : Henerasia Annisaprakasa

Nim : G111 13 058

Kelompok : 2

Asisten : Nur Isra

JURUSAN ILMU TANAH

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015

Page 2: Laporan Agrogeologi Dan Mineralogi Henerasia (2) - Copy

I.PENDAHULUAN

I.1.Latar Belakang

Tanah adalah produk transformasi mineral dan bahan organik yang terletak

dipermukaan sampai kedalaman tertentu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor

genetis dan lingkungan, yakni bahan induk, iklim, organisme hidup (mikro dan

makro), topografi, dan waktu yang berjalan selama kurun waktu yang sangat

panjang, yang dapat dibedakan dari ciri-ciri bahan induk asalnya baik secara fisik

kimia, biologi, maupun morfologinya (Winarso, 2005).

Mineral dalam tanah berasal dari pelapukan fisik dan kimia dari batuan

yang merupakan bahan induk tanah, rekristalisasi dari senyawa-senyawa hasil

pelapukan lainnya atau pelapukan (alterasi) dari mineral primer dan sekunder

yang ada. Mineral mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu tanah,

antara lain sebagai indikator cadangan sumber hara dalam tanah dan indikator

muatan tanah beserta lingkungan pembentukannya (Balittanah, 2015).

Mineral sebagai penyusun utama batuan dan tanah memiliki karateristik

yang unik baik dari segi bentuk kristal maupun susunan kimianya. Semakin rumit

susunan kimianya maka bentuk kristal yang dihasilkan dari konfigurasi atom-

atom penyusunnya juga semakin rumit. Variasi kandungan senyawa kimia suatu

mineral sangat ditentukan oleh materi penyusunnya dan proses pembentukannya

(Ibrahim dan Asmita, 2012).

Fraksi tanah terdiri dari fraksi pasir, debu dan liat. Fraksi pasir merupakan

fraksi yang mempunyai ukuran paling besar yaitu sekitar 2 mm, dengan ukuran

tersebut akan lebih memudahkan dalam melakukan pengamatan mengenai

kandungan mineral dalam pasir dengan menggunakan mikroskop. Berdasarkan

uraian tersebut maka dilakukan praktikum identifikasi mineral fraksi tanah untuk

dapat mengidentifikasi jenis-jenis mineral pada fraksi tanah utamanya pada fraksi

pasir serta karakteristik dari setiap mineral.

I.2.Tujuan

Tujuan praktikum identifikasi mineral fraksi tanah adalah agar mahasiswa dapat

mengidentifikasi mineral penyusun tanah serta dapat memahami perbedaannya

dengan mineral yang lainnya.

Page 3: Laporan Agrogeologi Dan Mineralogi Henerasia (2) - Copy

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Kenampakan Mineral pada Batuan

Mineral dapat kita definisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat secara

alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu,

dimana atom-atom didalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistematis.

Mineral dapat kita jumpai disekitar kita, dapat berwujud sebagai batuan, tanah,

atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai. Beberapa daripada mineral tersebut

dapat mempunyai nilai ekonomis karena didapatkan dalam jumlah yang besar,

sehingga memungkinkan untuk ditambang seperti emas dan perak. Mineral,

kecuali beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk tertentu dalam keadaan padatnya,

sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya. Apabila kondisinya

memungkinkan, mereka akan dibatasi oleh bidang-bidang rata, dan diasumsikan

sebagai bentuk-bentuk yang teratur yang dikenal sebagai “kristal”. Dengan

demikian, kristal secara umum dapat didefinisikan sebagai bahan padat yang

homogen yang memiliki pola internal susunan tiga dimensi yang teratur. Studi

yang khusus mempelajari sifat-sifat, bentuk susunan dan cara-cara terjadinya

bahan padat tersebut dinamakan kristalografi (Noor, 2009).

Bahan induk tanah dihasilkan dari proses pelapukan batuan induk. Batuan

induk merupakan hasil akumulasi mineral-mineral baik yang saling interlocking

(batuan beku dan metamorf) maupun yang tidak interlocking (batuan sedimen dan

piroklastik). Proses lanjutan yang dialami oleh batuan (dalam hal ini proses

pelapukan fisik dan kimia), sangat ditentukan dari sifat fisik dan kimia dari

mineral penyusunnya. Batuan yang didominasi oleh mineral yang memiliki

tingkat resistensi yang tinggi seperti kuarsa dan orthoklas akan mengalami proses

pelapukan yang berjalan sangat lambat, dibandingkan batuan yang tersusun atas

mineral olivin dan piroksin. Demikian juga batuan yang komponen mineralnya

saling interlocking akan lebih sulit untuk dilapukkan dibandingkan batuan dengan

mineral yang tersementasi (proses diagenesis/pembatuan). Perkembangan tanah

yang dihasilkan dari bahan induk yang berasal dari batuan induk yang resisten

(batuan beku dan metamorf) akan berjalan lambat dibanding yang dihasilkan dari

bahan induk yang berasal dari batuan induk yang tidak resisten (batuan sedimen

Page 4: Laporan Agrogeologi Dan Mineralogi Henerasia (2) - Copy

dan piroklastik). Sedangkan tingkat kesuburan tanah yang dihasilkan juga dapat

diprediksi dari kandungan mineral bahan induknya. Proses pembentukan dan jenis

mineral sekunder yang terbentuk dalam tanah dapat ditentukan berdasarkan suplai

elemen dari komponen mineral primer (Ibrahim dan Asmita, 2012).

Djauhari Noor (2009) dalam bukunya mengatakan bahwa beberapa jenis

mineral yang umum dijumpai sebagai penyusun batuan adalah sebagai berikut :

1. Olivin

Olivin adalah kelompok mineral silikat yang tersusun dari unsur besi (Fe) dan

magnesium (Mg). Mineral olivin berwarna hijau, dengan kilap gelas,

terbentuk pada temperatur yang tinggi. Mineral ini umumnya dijumpai pada

batuan basalt dan ultramafik. Batuan yang keseluruhan mineralnya terdiri dari

mineral olivin dikenal dengan batuan Dunite.

2. Amphibole/Hornblende

Amphibole adalah kelompok mineral silikat yang berbentuk prismatik atau

kristal yang menyerupai jarum. Mineral amphibole umumnya mengandung

besi (Fe), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), dan Alumunium (Al), Silika (Si),

dan Oksigen (O). Hornblende berwarna hijau tua kehitaman. Mineral ini

banyak dijumpai pada berbagai jenis batuan beku dan batuan metamorf.

3. Biotit

Semua mineral mika berbentuk pipih, bentuk kristal berlembar menyerupai

buku dan merupakan bidang belahan (cleavage) dari mineral biotit. Mineral

biotit umumnya berwarna gelap, hitam atau coklat sedangkan muskovit

berwarna terang, abu-abu terang. Mineral mika mempunyai kekerasan yang

lunak dan bisa digores dengan kuku.

4. Plagioklas feldspar

Mineral Plagioklas adalah anggota dari kelompok mineral feldspar. Mineral

ini mengandung unsur Calsium atau Natrium. Kristal feldspar berbentuk

prismatik, umumnya berwarna putih hingga abu-abu, kilap gelas. Plagioklas

yang mengandung Natrium dikenal dengan mineral Albite, sedangkan yang

mengandung Ca disebut An-orthite.

Page 5: Laporan Agrogeologi Dan Mineralogi Henerasia (2) - Copy

5. Potassium feldspar (Orthoclase)

Potassium feldspar adalah anggota dari mineral feldspar. Seperti halnya

plagioklas feldspar, potassium feldspars adalah mineral silikat yang

mengandung unsur Kalium dan bentuk kristalnya prismatik, umumnya

berwarna merah daging hingga putih.

6. Mika

Mika adalah kelompok mineral silikat dengan komposisi yang bervariasi, dari

kalium (K), magnesium (Mg), besi (Fe), aluminum (Al), silicon (Si) dan air

(H2O).

7. Kuarsa

Kuarsa adalah satu dari mineral yang umum yang banyak dijumpai pada kerak

bumi. Mineral ini tersusun dari Silika dioksida (SiO2), berwarna putih, kilap

kaca dan belahan (cleavage) tidak teratur (uneven) concoidal.

8. Calcite

Mineral Calcite tersusun dari calcium carbonate (CaCO3). Umumnya

berwarna putih transparan dan mudah digores dengan pisau. Kebanyakan dari

binatang laut terbuat dari calcite atau mineral yang berhubungan dengan 'lime'

dari batu gamping.

II.2. Kenampakan Mineral pada Tanah

Berdasarkan pada ukuran partikel, bahan mineral terbagi atas tiga fraksi: pasir,

debu, dan liat. Perbandingan bobot masa relatif ketiga fraksi ini disebut tekstur

tanah. Diketahui bahwa komponen mineral tanah paling kasar berukuran 2 mm.

Fraksi lebih besar seperti kerikil atau koral tidak termasuk komponen tanah, tetapi

merupakan fraksi batuan induk. Berdasarkan hal tersebut, bila kita ingin

menggunakan tanah dalam penelitian maka diperlukan ayakan berukuran 2 mm

agar komponen bukan tanah dapat dipisahkan (Syekhfani, 2012).

Fraksi pasir umumnya didominasi oleh mineral kuarsa yang sangat tahan

terhadap pelapukan, sedangkan fraksi debu biasanya berasal dari mineral feldspar

dan mika yang cepat lapuk, pada saat pelapukannya akan membebaskan sejumlah

hara, sehingga tanah bertekstur debu umumnya lebih subur ketimbang tanah

bertekstur pasir (Hardjowigeno, 2003).

Page 6: Laporan Agrogeologi Dan Mineralogi Henerasia (2) - Copy

Mineral mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu tanah, antara

lain sebagai indikator cadangan sumber hara dalam tanah dan indikator muatan

tanah beserta lingkungan pembentukannya. Jenis mineral tanah secara garis besar

dapat dibedakan atas mineral primer dan mineral sekunder (Prasetyo, 2005).

Mineral primer dihasilkan dari hasil pembekuan magma yang berasal dari

lapisan astenosfer bumi. Mineral ini merupakan penyusun utama batuan beku

yang terdapat pada kerak litosfer. Mineral primer adalah mineral tanah yang

umumnya mempunyai ukuran butir fraksi pasir (2 – 0,05 mm). Beberapa contoh

mineral primer di Indonesia yaitu olivin, biotit, piroksin, amfibol, plagioklas,

orthoklas, muskovit, kuarsa. Mineral sekunder atau mineral liat adalah mineral-

mineral hasil pembentukan baru atau hasil pelapukan mineral primer yang terjadi

selama proses pembentukan tanah yang komposisi maupun strukturnya sudah

berbeda dengan mineral yang terlapuk. Jenis mineral ini berukuran halus (<0,002

mm). Beberapa jenis mineral sekunder yang ada di Indonesia yaitu kaolinit,

haloisit, vermikulit, smektit, alofan, goetit/hematit (Prasetyo, 2005).

Page 7: Laporan Agrogeologi Dan Mineralogi Henerasia (2) - Copy

III.METODOLOGI

III.1. Tempat dan Waktu

Praktikum identifikasi mineral fraksi tanah dilaksanakan di Laboratorium Kimia

dan Kesuburan Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas

Hasanuddin pada hari Jumat, 23 Oktober 2015 pukul 10.00 WITA sampai selesai.

III.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop binokuler, preparat,

dan lampu. Sedangkan bahan yang digunakan adalah sampel pasir Maros, sampel

pasir Mamuju, sampel pasir Tanjung Bunga dan sampel pasir Barombong.

III.3. Prosedur Kerja

Prosedur kerja adalam praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Mengambil sampel pasir yang telah disediakan secukupnya.

2. Menempatkan sampel pasir di kaca preparat secara rata.

3. Mengamati dan mengidentifikasi kenampakan mineral pada fraksi pasir

dengan menggunakan mikroskop.

4. Mencatat nama mineral yang ada berdasarkan hasil pengamatan.

5. Mengambil gambar mineral fraksi pasir pada mikroskop.

Page 8: Laporan Agrogeologi Dan Mineralogi Henerasia (2) - Copy

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka diperoleh hasil sebagai

berikut:

Tabel 1. Hasil Identifikasi Mineral Fraksi Pasir

Lokasi Jenis mineral Warna Gambar

Barombong - Kuarsa

- Ca-plagioklas

- K-Feldspar

- Amphibole

- Olivin

- Piroksin

- Putih terang

- Putih kecoklatan

- Peach

- Hijau kehitaman

- Hitam kehijauan

- Hitam mengkilap

Mamuju - Kuarsa

- Orthoklas

- Ca-Plagioklas

- Amphibole

- Putih terang

- Putih buram

- Putih kecoklatan

- Hijau kehitaman

Maros - Ca-Plagioklas

- Kuarsa

- Piroksin

- Putih kecoklatan

- Putih terang

- Hitam mengkilap

Tanjung

Bunga

- Olivin

- K-Feldspar

- Muskovit

- Piroksin

- Amphibole

- Hitam kehijauan

- Peach

- Putih

- Hitam mengkilap

- Hijau kehitaman

Page 9: Laporan Agrogeologi Dan Mineralogi Henerasia (2) - Copy

IV.2. Pembahasan

Berdasarkan dari hasil yang diperoleh diketahui bahwa dari empat sampel yang

diamati yaitu sampel Barombong, Mamuju, Maros, dan Tanjung Bunga, diperoleh

beberapa jenis mineral yang berbeda-beda. Pada sampel Barombong ditemukan

enam jenis mineral yaitu kuarsa, Ca-plagioklas, K-Feldspar, amphibole, olivin,

dan piroksin. Pada sampel Mamuju didapatkan empat jenis mineral yaitu kuarsa,

orthoklas, Ca-plagioklas, amphibole. Pada sampel Maros didapat tiga jenis

mineral yaitu kuarsa, Ca-plagioklas, piroksin. Dan pada sampel Tanjung Bunga

didapat lima jenis mineral yaitu olivin, K-feldspar, muskovit, piroksin, amphibole.

Jenis mineral tersebut dapat berbeda-beda karena adanya variasi kandungan

mineral dan proses pembentukan mineral. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Ibrahim dan Asmita (2012) bahwa mineral sebagai penyusun utama batuan dan

tanah memiliki karateristik yang unik baik dari segi bentuk kristal maupun

susunan kimianya. Semakin rumit susunan kimianya maka bentuk kristal yang

dihasilkan dari konfigurasi atom-atom penyusunnya juga semakin rumit. Variasi

kandungan senyawa kimia suatu mineral sangat ditentukan oleh materi

penyusunnya dan proses pembentukannya.

Kuarsa memiliki warna putih terang hal ini karena adanya kandungan

silica yang lebih banyak dan tidak mengandung besi yang memberikan warna

gelap pada mineral, kuarsa memiliki bentuk kristal yang dapat dilihat dengan

jelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Noor (2009) bahwa kuarsa adalah satu dari

mineral yang umum yang banyak dijumpai pada kerak bumi. Mineral ini tersusun

dari Silika dioksida (SiO2), berwarna putih dan memiliki kilap kaca. Kuarsa (SiO2)

merupakan mineral yang paling banyak ditemukan pada sampel ini hal ini karena

sifatnya yang sulit lapuk atau lambat melapuk. Ini sesuai dengan pendapat

Ibrahim (2012) batuan yang didominasi oleh mineral yang memiliki tingkat

resistensi yang tinggi seperti kuarsa dan orthoklas akan mengalami proses

pelapukan yang berjalan sangat lambat, dibandingkan batuan yang tersusun atas

mineral olivin dan piroksin.

Ca-plagioklas berwarna putih kecoklatan dan memiliki bentuk yang

prismatik. Ca-plagioklas merupakan anggota dari mineral feldspar. Hal ini sesuai

dengan pendapat Noor (2009), kristal feldspar berbentuk prismatik, umumnya

Page 10: Laporan Agrogeologi Dan Mineralogi Henerasia (2) - Copy

berwarna putih hingga abu-abu, kilap gelas. Ca-plagioklas juga merupakan salah

satu mineral yang sering ditemukan pada sampel yaitu terdapat pada sampel

Maros, Mamuju, dan Barombong ini juga sesuai dengan pendapat Noor (2009),

bahwa Feldspar merupakan mineral pembentuk batuan yang paling banyak.

Jumlahnya didalam kerak Bumi hampir 54 %. Nama-nama yang diberikan kepada

feldspar adalah “plagioklas” dan “orthoklas”.

K-feldspar/orthoklas adalah salah satu mineral yang ditemukan pada

daerah atau sampel Barombong dan Tanjung Bunga. K-Feldspar berwarna peach

atau merah daging, memiliki bentuk prismatik. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Noor (2009) bahwa potassium feldspar adalah anggota dari mineral feldspar.

Seperti halnya plagioklas feldspar, potassium feldspars adalah mineral silicate

yang mengandung unsur Kalium dan bentuk kristalnya prismatik, umumnya

berwarna merah daging hingga putih.

Amphibole ditemukan pada sampel Barombong, Mamuju dan Tanjung

Bunga. Amphibole dari hasil pengamatan memiliki warna hijau kehitaman,

memiliki bentuk prismatik panjang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Noor (2009)

Amphibole adalah kelompok mineral silikat yang berbentuk prismatik atau kristal

yang menyerupai jarum. Mineral amphibole umumnya mengandung besi (Fe),

Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), dan Alumunium (Al), Silika (Si), dan Oksigen

(O). Amphibole warnanya hijau hingga hitam.

Olivin ditemukan di daerah Barombong dan Tanjung Bunga. Olivin

memilki warna hitam kehijauan dan bentuk kristalin. Mineral olivin memiliki

warna yang gelap karena adanya kandungan besi dan magnesium. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Noor (2009) bahwa Olivin adalah kelompok mineral silikat

yang tersusun dari unsur besi (Fe) dan magnesium (Mg). Mineral olivin berwarna

hijau, dengan kilap gelas, terbentuk pada temperatur yang tinggi.

Piroksin ditemukan pada sampel Barombong, Maros, dan Tanjung Bunga.

Piroksin berwarna hitam mengkilap dan berbentuk prismatik pendek. Piroksin

termasuk dalam kelompok mineral berwarna gelap. Hal ini sesuai dengan

pendapat Noor (2009) bahwa mineral-mineral seperti olivin, piroksin memiliki

warna yang gelap karena memiliki kandungan besi dan magnesium yang cukup

banyak.

Page 11: Laporan Agrogeologi Dan Mineralogi Henerasia (2) - Copy

Muskovit ditemukan pada sampel Tanjung Bunga. Muskovit dari hasil

pengamatan memiliki warna putih dan bentuk yang pipih dan berlembar-lembar.

Hal ini sesuai dengan pendapat Noor (2009) bahwa muskovit disebut mika putih

karena warnanya yang terang, kuning muda, coklat , hijau atau merah.

Page 12: Laporan Agrogeologi Dan Mineralogi Henerasia (2) - Copy

V. KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil dan pembahasan dapat diperoleh kesimpulan, yaitu fraksi

pasir umumnya di dominasi oleh mineral yang sulit lapuk seperti kuarsa (SiO2).

Setiap wilayah memiliki jenis mineral yang berbeda-beda karena dipengaruhi oleh

variasi kandungan mineral berbeda dan proses pembentukan mineral yang berbeda

pula. Warna dan bentuk merupakan penciri yang digunakan untuk dapat

membedakan setiap jenis mineral.

Page 13: Laporan Agrogeologi Dan Mineralogi Henerasia (2) - Copy

DAFTAR PUSTAKA

Balittanah. 2015. Mineral Tanah. Diakses dari http://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/en/publikasi-mainmenu-78/leaflet-mainmenu-91/56-mineral-tanah pada tanggal 26 Oktober 2015 pukul 20.00 WITA

Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Jakarta : Akademika Pressindo.

Ibrahim, Bachrul dan Asmita Ahmad. 2012. Buku Ajar Agrogeologi dan Mineralogi Tanah. Makassar : Universitas Hasanuddin.

Noor, Djauhari. 2009. Pengantar Geologi. Bogor : CV. Graha Ilmu.

Prasetyo, B. H. 2005. Mineral Tanah. Bogor : Balai Penelitian Tanah.

Syekhfani, Prof. Dr. Ir. MS. 2012. Dasar-Dasar Kesuburan Tanah. Malang : Brawijaya University.

Winarso. 2005. Pengertian dan Sifat Kimia Tanah. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Page 14: Laporan Agrogeologi Dan Mineralogi Henerasia (2) - Copy

NB:

1. Kata yang menggunakan bhs inggris ditulis miring (spt interlocking,silica dsb)

2. Keimpulan jgn di poinkan tp di paragrafkan, disammbung saja

3. (Balittanah, 2015) Penyusup di Catatan kaki di latar belakang

4. Untuk catatan kaki (Ibrahim, 2012) diganti (Ibrahim dan asmita, 2012) krn penulisnya 2 org