143714690 laporan pendahuluan profesi kgd copy
TRANSCRIPT
CATATAN KOREKSI PEMBIMBING
KOREKSI I
(…………………………………………………………)
KOREKSI II
(………………………..……...………………………….)
Laporan Pendahuluan Profesi KGD
AGUNG SUBIANTO
Kasus/Diagnosa Medis: HIPERTENSI HEART DISIASEJenis Kasus : Trauma / Non TraumaKasus ke :2
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FALETEHAN SERANGPROGRAM STUDI PROFESI NERSJl. Raya Cilegon KM 06 Pelamunan Kramatwatu Serang Banten Tlp/Fax.0254.232729
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
LAPORAN PENDAHULUANKEPERAWATAN GAWAT DARURAT STIKes FALETEHAN
A. Definisi Penyakit
Hipertensi heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan penyakit
jantung secara keseluruhan, mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH), aritmia jantung,
penyakit jantung koroner, dan penyakit jantung kronis, yang disebabkan karena peningkatan
tekanan darah, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Hypertensi Heart Disease adalah penyakit jantung hipertensif ditegakan bila diketahui
ventikel, kiri sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap-tahap, pertahanan pembuluh
perifer dan beban akhir ventrikel kiri. Faktor yang menentukan hipertensi ventrikel kiri
adalah derajat dan lamanya peningkatan diastol. Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas,
fungsi –fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab
hipertropi dan terjadinya arterosklerosis koroner .
Penyakit jantung hipertensi adalah suatu penyakit yang berkaitan dengan dampak sekunder
pada jantung karena hipertensi sistemik yang lama dan berkepanjangan
B. Etiologi
Tekanan darah tinggi meningkatkan beban kerja jantung, dan seiring dengan berjalannya
waktu hal ini dapat menyebabkan penebalan otot jantung. Karena jantung memompa darah
melawan tekanan yang meningkat pada pembuluh darah yang meningkat, ventrikel kiri
membesar dan jumlah darah yang dipompa jantung setiap menitnya (cardiac output)
berkurang. Tanpa terapi, gejala gagal jantung akan makin terlihat.
Tekanan darah tinggi adalah faktor resiko utama bagi penyakit jantung dan stroke. Tekanan
darah tinggi dapat menyebabkan penyakit jantung iskemik ( menurunnya suplai darah untuk
otot jantung sehingga menyebabkan nyeri dada atau angina dan serangan jantung) dari
peningkatan suplai oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang menebal.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
Tekanan darah tinggi juga berpenaruh terhadap penebalan dinding pembuluh darah yang akan
mendorong terjadinya aterosklerosis (peningkatan kolesterol yang akan terakumulasi pada
dinding pembuluh darah). Hal ini juga meningkatkan resiko seangan jantung dan stroke.
Penyakit jantung hipertensi adalah penyebab utama penyakit dan kematian akibat hipertensi.
C. Manifestasi Klinis
1. Jantung berdebar-debar
2. Pusing
3. Cepat lelah
4. Sesak napas
5. Sakit dada kiri,
6. Edema pada kedua kaki atau perut.
7. Gangguan vaskular lainnya adalah epistaksis, hematuria, pandangan kabur karena
perdarahan retina, transient cerebral ischemic
8. Polidipsia, poliuria
9. Kelemahan otot pada aldosteronisme primer,
10. Sakit kepala
11. Palpitasi
12. Banyak keringat
D. Deskripsi Patofisiologi ( Berdasarkan Kasus Kegawatdaruratan )
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang terjadi
sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembuluh darah perifer dan beban
akhir ventrikel kiri. Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastole. Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi system renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui, mungkin sebagai penunjang saja. Fungsi pompa ventrikel kiri selama
hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi dan terjadinya aterosklerosis
primer1.
Pada stadium permulaan hipertensi, hipertrofi yang terjadi adalah difus (konsentrik). Rasio
massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri meningkat tanpa perubahan yang berarti pada
fungsi pompa efektif ventrikel kiri. Pada stadium selanjutnya, karena penyakir berlanjut terus,
hipertrofi menjadi tak teratur, dan akhirnya eksentrik, akibat terbatasnya aliran darah koroner.
Khas pada jantung dengan hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara
massa dan volume, oleh karena meningkatnya volume diastolik akhir. Hal ini diperlihatkan
sebagai penurunan secara menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi), peningkatan
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
tegangan dinding ventrikel pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung. Hal-hal yang
memperburuk fungsi mekanik ventrikel kiri berhubungan erat bila disertai dengan penyakit
jantung koroner1.
Faktor Koroner walaupun tekanan perfusi koroner meningkat, tahanan pembuluh koroner
juga meningkat. Jadi cadangan aliran darah koroner berkurang. Perubahan-perubahan
hemodinamik sirkulasi koroner pada hipertensi berhubungan erat dengan derajat hipertrofi
otot jantung. Ada 2 faktor utama penyebab penurunan cadangan aliran darah koroner, yaitu:
1. penebalan arteriol koroner, yaitu bagian dari hipertrofi umum otot polos pembuluh darah
resistensi arteriol (arteriolar resistance vessels) seluruh badan. Kemudian terjadi retensi
garam dan air yang mengakibatkan berkurangnya compliance pembuluh-pembuluh ini
dan mengakibatkan tahanan perifer;
2. hipertrofi yang meningkat mengakibatkan kurangnya kepadatan kepiler per unit otot
jantung bila timbul hipertrofi eksentrik. Peningkatan jarak difusi antara kapiler dan serat
otot yang hipertrofik menjadi factor utama pada stadium lanjut dari gambaran
hemodinamik ini. Jadi, faktor koroner pada hipertensi berkembang menjadi akibat
penyakit, meskipun tampak sebagai penyebab patologis yang utama dari gangguan
aktifitas mekanik ventrikel kiri.
E. Tahapan / Grade/ Tingkatan Penyakit (contoh Gagal Jantung, Kanker, CKD, dll)
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan rekomendasi dari “The
Sixth Report of The Join National Committee, Prevention, Detection and Treatment of High
Blood Pressure “ (JNC – VI, 1997) sebagai berikut :
No Kategori Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)1. Optimal <120 <802. Normal 120 – 129 80 – 843. High Normal 130 – 139 85 – 894. Hipertensi
Grade 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99Grade 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109Grade 3 (berat) 180 – 209 100 – 119Grade 4 (sangat berat) >210 >120
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Jadwal rutin pemantauan tekanan darah2. Rontgen foto3. Pemeriksaan hematologi4. Pemeriksaan urinalisa
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
5. Elektrokardiografi (EJG)6. Pemeriksaan kimia darah
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium awal meliputi:
a. Urinalisis.-protein, leukosit, eritrosit, dan silinder
b. Hemoglobin/hematokrit
c. Elektrolit darah:Kalium
d. Ureum/kreatinin
e. Gtila darah puasa
f. Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit, ureum dan
kreatinin, untuk menilai fungsi ginjal. Selain itu juga elektrolit untuk melihat
kemungkinan adanya kelainan hormonal aldosteron. Pemeriksaan laboratorium urinalisis
juga diperlukan untuk melihat adanya kelainan pada ginjal.
2. Pemeriksaan Elektrokardiogram
a. Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
b. Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal. Bukti
pembesaran atrial kiri – broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
3. Pemeriksaan Ekokardiografi
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel, hemodinamik kardiovaskuler, dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut.
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi.
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut : 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini,
sepert: hiperkinssis, hipervolemia; 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik; 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung, serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat, dan; 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram.
4. Pemeriksaan Radiologi
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri,
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru
pada stadium payah jantung hipertensi.(1)
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri. Pada keadaan lanjut, apekss jantung membesar ke kiri dan bawah. Aortic
knob membesar dan menonjol disertai klasifikasi. Aorta ascenden dan descenden melebar
dan berkelok (pemanjangan aorta/ elongasio aorta).
H. Terapi Farmakologis
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan:
1. Menurunkan tekanan darah menjadi normal
2. Mengobati payah jantung karena hipertensi
3. Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
4. Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin.(2)
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu: 1) Menurukan isi
cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik; 2) menurunkan aktivitas susunan saraf
simpatis dan respon kardiovakuler terhadap rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan
anti-simpatis dan 3) menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator.
a. Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler, meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron). Meningkatkan aktifitas susunan
saraf sim-patis, menyebabkan vasokonstriksi, meningkatkan irama jantung,
meningkatkan tahanan perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung. Merangsang
gangguan metabolisme le-mak, dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit
kardiovsskuler. Hipokalemia dapat menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat,
baik pada waktu istirahat maupun berolahraga. Maningkatkan resiko kematian
mendadak. Gangguan toleransi glukosa, gangguan metabolisme lemak dan akhirnya
meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler.
b. Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis. Golongan yang bekerja sentral, misalnya reserpin,
alfa metildepa, klonidin dan guanabenz.
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin, guanedril),
penghambat alfa (prazosin), dan penghambat beta adrenergik. Pada pokoknya hampir
semua obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak, walaupun cara kerja yang
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
pasti belum diketahui. Pada penelitian Framingham, kolesterol total 200 mg/dl didapat
pada lebih dari 50 persen pasien hipertensi. Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat
golongan ini, jangan sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit
kardiovaskuler.(2)
c. Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril, enalapril), prazosin,
antagonis kalsium.
Goicngan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko
penyakit kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin, gangguan
metabolisme lemak dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel. Sedangkan
golongan yang tak lanysung tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler.
Berbagai penelitian menyatakan bahwa penghambat ACE dapat meregresi hipartrofi
ventrikel kiri.(2)
I. Pemeriksaan fisik ( Berdasarkan ABCD / Kasus Kegwatdaruratan)
1. Pengakajian primer
a. Airway
1) Yakinkan kepatenan jalan napas
2) Berikan alat bantu napas jika perlu (guedel atau nasopharyngeal)
3) Jika terjadi penurunan fungsi pernapasan segera kontak ahli anestesi dan bawa
segera mungkin ke ICU.
b. Breathing
1) Kaji saturasi oksigen dengan menggunakan pulse oximeter, untuk
mempertahankan saturasi >92%.
2) Berikan oksigen dengan aliran tinggi melalui non re-breath mask.
3) Pertimbangkan untuk mendapatkan pernapasan dengan menggunakan bag-valve-
mask ventilation
4) Lakukan pemeriksaan gas darah arterial untuk mengkaji PaO2 dan PaCO2
5) Kaji jumlah pernapasan / Auskultasi pernapasan
6) Lakukan pemeriksan system pernapasan
7) Dengarkan adanya bunyi krakles / Mengi yang mengindikasikan kongesti paru
c. Circulation
1) Kaji heart rate dan ritme, kemungkinan terdengan suara gallop
2) Kaji peningkatan JVP
3) Monitoring tekanan darah
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
d. Disabelity
PemeriksaanEKG mungkin menunjukan:
1) Sinus tachikardi
2) Adanya Suara terdengar jelas pada S4 dan S3
3) Right bundle branch block (RBBB)
4) Right axis deviation (RAD)
5) Lakukan IV akses dekstrose 5%
6) Pasang Kateter
2. Pengkajian sekunder
a. Aktivitas / Istirahat
Gejala : Kelemahan, letih, nafas pendek
Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung takipnea.
b. Sirkulasi
Gejala : riwayat hipertensi, arteroklerosis, penyakit jantung kroner, katup dan
penyakit serebrovaskuler epide talpasi.
Tanda : Kenaikan tekanan darah, Hipertensi postural
c. Eliminasi
Gejala : Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak
dan kolesterol. Mual, muntah, Perubahan berat badan, Obesitas, Adanya edema.
d. Neurosensoris
Gejala : - Keluhan pusing, Gangguan penglihatan, kekuatan otot
e. Nyeri / Ketidaknyamanan
Gejala : Angina, Sakit kepala, Nyeri abdomen.
J. Patoflow
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
K. Analisa Data
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
Data Etiologi Masalah
DO/DS:- Aritmia, takikardia, bradikardia- Palpitasi, oedem- Kelelahan- Peningkatan/penurunan JVP- Distensi vena jugularis- Kulit dingin dan lembab- Penurunan denyut nadi perifer- Oliguria, kaplari refill lambat- Nafas pendek/ sesak nafas- Perubahan warna kulit- Batuk, bunyi jantung S3/S4- Kecemasan
Penurunan curah jantung
DS:- Dyspnea- Nafas pendek DO:
- Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi
- Penurunan pertukaran udara per menit
- Menggunakan otot pernafasan tambahan
- Orthopnea - Pernafasan pursed-lip - Tahap ekspirasi berlangsung sangat
lama - Penurunan kapasitas vital- Respirasi: < 11 – >24 x /mnt
Pola nafas tidak efektif
Data Etiologi Masalah
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
DS:- sakit kepala ketika bangun- Dyspnoe- Gangguan penglihatan
DO:o Penurunan O2 dan peningkatan
CO2o Takikardio Hiperkapniao Keletihano Iritabilitaso Hypoxiao kebingungano sianosiso warna kulit abnormal (pucat,
kehitaman)o Hipoksemiao hiperkarbiao AGD abnormalo pH arteri abnormal- frekuensi dan kedalaman nafas
abnormal
Gangguan pertukaran gas
DS:- Nyeri dada- Sesak nafas- Nyeri- perut- MualDO - Distensi abdominal- Bising usus turun/ tidak ada- AGD abnormal- Aritmia- Bronko spasme- Kapilare refill > 3 dtk- Retraksi dada- Penggunaan otot-otot tambahan- Gangguan status mental- Perubahan perilaku- Perubahan respon motorik- Perubahan reaksi pupil- Kesulitan menelan- Kelemahan atau paralisis
ekstrermitas- Abnormalitas bicara- Penigkatan rasio ureum kreatinin- Hematuria- Oliguria/ anuria- Warna kulit pucat- Pulsasi arterial tidak teraba
Gangguan perfusi jaringan
L. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul dan Prioritas Diagnosa
a. Penurunan curah jantung b/d gangguan irama jantung, stroke volume, pre load dan afterload, kontraktilitas jantung.
b. Gangguan Pertukaran gas Berhubungan dengan : ketidakseimbangan perfusi ventilasi, perubahan membran kapiler-alveolar
c. Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan: Hiperventilasi, Penurunan energi/kelelahan
d. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplay o2 menurun
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No Diagnosa
Keperawatan
Perencanaan
Tujuan dan Kriteria
Hasil (NOC)
Intervensi
(NIC DOMAIN)
Aktivitas
(NIC)
1 Penurunan curah jantung b/d gangguan irama jantung, stroke volume, pre load dan afterload, kontraktilitas jantung.
Cardiac Pump effectiveness
Circulation Status Vital Sign Status Tissue perfusion:
periferSetelah dilakukan asuhan penurunan kardiak output klien teratasi dengan kriteria hasil: Tanda Vital dalam
rentang normal (Tekanan darah, Nadi, respirasi)
Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan
Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites
Tidak ada penurunan kesadaran
AGD dalam batas normal
Tidak ada distensi vena leher
Warna kulit normal
Cardiac care
Vital sign management
Evaluasi adanya nyeri dada Catat adanya disritmia jantung Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac putput Monitor status pernafasan yang menandakan gagal jantung Monitor balance cairan Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan antiaritmia Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan Monitor toleransi aktivitas pasien Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu dan ortopneu Anjurkan untuk menurunkan stress Monitor TD, nadi, suhu, dan RR Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas Monitor jumlah, bunyi dan irama jantung Monitor frekuensi dan irama pernapasan Monitor pola pernapasan abnormal Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit Monitor sianosis perifer Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik) Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign Jelaskan pada pasien tujuan dari pemberian oksigen Sediakan informasi untuk mengurangi stress Kelola pemberian obat anti aritmia, inotropik, nitrogliserin dan vasodilator
untuk mempertahankan kontraktilitas jantung Kelola pemberian antikoagulan untuk mencegah trombus perifer Minimalkan stress lingkungan
No Diagnosa Perencanaan
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
Keperawatan Tujuan dan Kriteria
Hasil (NOC)
Intervensi
(NIC DOMAIN)
Aktivitas
(NIC)
2 Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan: Hiperventilasi, Penurunan energi/kelelahan
NOC: Respiratory status : Ventilation Respiratory status : Airway
patency Vital sign Status
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ………..pasien menunjukkan keefektifan pola nafas, dibuktikan dengan kriteria hasil: Mendemonstrasikan batuk
efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dg mudah, tidakada pursed lips)
Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)
Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan)
Airway management
Terapi oksigen
Vital sign management
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi Pasang mayo bila perlu Lakukan fisioterapi dada jika perlu Keluarkan sekret dengan batuk atau suction Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan Berikan bronkodilator :
-…………………..…………………….
Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan. Monitor respirasi dan status O2 Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea Pertahankan jalan nafas yang paten Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi Monitor vital sign Informasikan pada pasien dan keluarga tentang tehnik relaksasi untuk memperbaiki pola
nafas. Ajarkan bagaimana batuk efektif Monitor pola nafas
No Diagnosa Perencanaan
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
Keperawatan Tujuan dan Kriteria
Hasil (NOC)
Intervensi
(NIC DOMAIN)
Aktivitas
(NIC)
3 Gangguan Pertukaran gas Berhubungan dengan : ketidakseimbangan perfusi ventilasi, perubahan membran kapiler-alveolar
Respiratory Status : Gas exchange
Keseimbangan asam Basa, Elektrolit
Respiratory Status : ventilation Vital Sign Status
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …. Gangguan pertukaran pasien teratasi dengan kriteria hasi:
Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
Memelihara kebersihan paru paru dan bebas dari tanda tanda distress pernafasan
Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
Tanda tanda vital dalam rentang normal
AGD dalam batas normalStatus neurologis dalam batas normal
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi Pasang mayo bila perlu Lakukan fisioterapi dada jika perlu Keluarkan sekret dengan batuk atau suction Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan Berikan bronkodilator ;
-………………….-………………….
Barikan pelembab udara Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan. Monitor respirasi dan status O2 Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan, retraksi otot
supraclavicular dan intercostal Monitor suara nafas, seperti dengkur Monitor pola nafas : bradipena, takipenia, kussmaul, hiperventilasi, cheyne stokes, biot Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak adanya ventilasi dan suara tambahan Monitor TTV, AGD, elektrolit dan ststus mental Observasi sianosis khususnya membran mukosa Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang persiapan tindakan dan tujuan penggunaan alat
tambahan (O2, Suction, Inhalasi)Auskultasi bunyi jantung, jumlah, irama dan denyut jantung
No Diagnosa Perencanaan
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
Keperawatan Tujuan dan Kriteria
Hasil (NOC)
Intervensi
(NIC DOMAIN)
Aktivitas
(NIC)
4 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplay o2 menurun
Cardiac pump Effectiveness Circulation status Tissue Prefusion : cardiac,
periferal Vital Sign Statusl
Setelah dilakukan asuhan selama………ketidakefektifan perfusi jaringan kardiopulmonal teratasi dengan kriteria hasil: Tekanan systole dan
diastole dalam rentang yang diharapkan
CVP dalam batas normal Nadi perifer kuat dan
simetris Tidak ada oedem perifer
dan asites Denyut jantung, AGD, ejeksi
fraksi dalam batas normal Bunyi jantung abnormal
tidak ada Nyeri dada tidak ada
Kelelahan yang ekstrim tidak
Monitor nyeri dada (durasi, intensitas dan faktor-faktor presipitasi) Observasi perubahan ECG Auskultasi suara jantung dan paru Monitor irama dan jumlah denyut jantung Monitor angka PT, PTT dan AT Monitor elektrolit (potassium dan magnesium) Monitor status cairan Evaluasi oedem perifer dan denyut nadi Monitor peningkatan kelelahan dan kecemasan Instruksikan pada pasien untuk tidak mengejan selama BAB Jelaskan pembatasan intake kafein, sodium, kolesterol dan lemak Kelola pemberian obat-obat: analgesik, anti koagulan, nitrogliserin, vasodilator dan diuretik. Tingkatkan istirahat (batasi pengunjung, kontrol stimulasi lingkungan)
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
Daftar Pustaka
Dongoes,Marlynn.E.dkk.1999.Rencana Asuhan Keperawatan,Ed-3,Jakarta:EGC
Rilantono,L.dkk.2002.Buku Ajar Kardiologi,Jakarta:Universitas Indonesia
Smeltzer,C Suzanne dan Bare,Brenda G.Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah,Ed-8,vol.2,Jakarta:EGC
Mansjoer,arif.dkk.2001.Kapita Selekta kedokteran ,Ed-3, jilid I.Jakarta:FKUI Media
Aesculapius
www.emedicine.com