klpk 2 - sistem tata saluran

17
Puspa Ningrum Nany Helfira Luluk Masfufa Ega Riana Tovani Rahmia Fauziah - P R E S E N T - K E L O M P O K II Vergiane Railasha Mifta Khairiah

Upload: dickaandika

Post on 16-Feb-2015

34 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Klpk 2 - Sistem Tata Saluran

Puspa Ningrum

Nany Helfira

Luluk Masfufa

Ega Riana Tovani

Rahmia Fauziah

- P R E S E N T -

K E L O M P O K II

Vergiane Railasha

Mifta Khairiah

Page 2: Klpk 2 - Sistem Tata Saluran

Sistem Tata Saluran pada Pertanian

Lahan Basah

Page 3: Klpk 2 - Sistem Tata Saluran

DefinisiLahan basah (wetland) adalah wilayah-wilayah dimana tanahnya jenuh dengan air, baik bersifat permanen ataupun musiman. Lahan basah

Lahan gambut

Dataran banjir

Mudfat

Kawasan mangrove

Page 4: Klpk 2 - Sistem Tata Saluran

“Pengelolaan air (water management) atau sering disebut tata air di LAHAN BASAH bertujuan bukan hanya semata-mata untuk menghindari terjadinya banjir/ genangan yang berlebihan di musim hujan tetapi juga harus dimaksudkan untuk menghindari kekeringan di musim kemarau”

“Ini prinsip penting yang harus diterapkan jika akan berhasil bertani di lahan BASAH”

Page 5: Klpk 2 - Sistem Tata Saluran

Dibandingkan dengan tata air di lahan lainnya, tata air di LAHAN BASAH lebih sulit karena hal-hal sebagai berikut :

a. Lahan menghasilkan senyawa-senyawa beracun sehingga saluran irigasi perlu dipisahkan dengan saluran drainase dengan sistem aliran satu arah

b. Kecenderungan terjadinya banjir lebih besar dibandingkan di lahan kering sehingga tata air harus dapat menjamin tidak terjadinya banjir di musim hujan

c. Lahan basah dan lapisan pirit (jika ada) membutuhkan suasana yang senantiasa lembab. Oleh sebab itu, pada musim kemarau suplai air harus terjaga paling tidak untuk mempertahankan kelembaban lahan basah dan lapisan pirit

d. Lahan basah seperti gambut bersifat sangat porous sehingga laju kehilangan air di saluran melalui rembesan jauh lebih tinggi dibandingkan di lahan kering yang tanahnya liat. Hal ini menuntut adanya teknik khusus untuk mempertahankan keberadaan air.

Page 6: Klpk 2 - Sistem Tata Saluran

KRITERIA TEKNISKriteria teknis yang dimaksud adalah

dapat memadukan kriteria (Wignyosukarto Budi, 1998):a. irigasib. drainasec. reklamasid. pengamanan intrusi

Page 7: Klpk 2 - Sistem Tata Saluran

SISTEM TATA SALURAN PADA PERTANIAN LAHAN BASAH

1. Tata Air Makro

Pengelolaan air dalam suatu kawasan yang luas dengan cara membuat dan mengatur jaringan reklamasi sehingga keberadaan air bisa dikendalikan. Bisa dikendalikan di sini berarti di musim hujan lahan tidak kebanjiran dan di musim kemarau tidak kekeringan.

Page 8: Klpk 2 - Sistem Tata Saluran

a. Bangunan dalam Tata Air MakroBangunan-bangunan yang terdapat dalam tata air makro diantaranya adalahtanggul penangkis banjir, waduk retarder, saluran intersepsi, saluran drainase,dan saluran irigasi (lihat Gambar dibawah ini).

Page 9: Klpk 2 - Sistem Tata Saluran

Saluran Drainase dan IrigasiSaluran drainase dibuat guna menampung dan menyalurkan air yang berlebihan dalam suatu kawasan ke luar lokasi. Sebaliknya, saluran irigasi dibuat untuk menyalurkan air dari luar lokasi ke suatu kawasan untuk menjaga kelembaban tanah atau mencuci senyawa-senyawa beracun.

Saluran Drainase

Saluran primer

Saluran sekunder

Saluran tersier

Page 10: Klpk 2 - Sistem Tata Saluran

Berbagai Model Alternatif Tata Air Makro

1. Sistem handil atau sistem parit sudah dikembangkan sejak dulu oleh petani lahan gambut pasang surut di Kalimantan dan Sumatera. CIRI2 NYA :Handil dibuat tegak lurus sungai selebar 5 - 7 m dan semakin menyempit ke arah hulu. Panjang handil berkisar antara 0,5 km hingga 4 km atau sampai kedalaman gambut maksimum 1 meter

2. Sistem GarpuPengaturan tata air dengan sistem garpu dikembangkan oleh Universitas Gajah Mada pada lahan pasang surut dengan membuat saluran yang dilengkapi dengan pintu-pintu air. Saluran primer, sekunder, dan tersier dibuat saling tegak lurus sehingga menyerupai gambar garpu.

Page 11: Klpk 2 - Sistem Tata Saluran

3. Sistem Aliran Satu ArahDi lahan pasang surut atau pasang surut peralihan, saluran irigasi dan drainase sering disatukan untuk menghemat biaya. Ketika surut, saluran berfungsi sebagai saluran drinase. Ketika pasang, saluran berfungsi sebagai irigasi.

Gambar : Pintu air otomatis pada saluran irigasi tersier dalam sistem aliransatu arah

Page 12: Klpk 2 - Sistem Tata Saluran

Gambar : Pintu otomatis pada saluran srainase tersier dalam sistem aliran

satu arah

Page 13: Klpk 2 - Sistem Tata Saluran

4 Sistem PolderTata air tertutup atau sering disebut sebagai polder dibuat di lahan rawa lebak dengan cara membuat tanggul keliling lahan.

Keterangan:P : Pompa I : Saluran irigasi D : Saluran drainaseT : Tanggul keliling

Gambar : Sistem polder tertutup dengan pompa

Page 14: Klpk 2 - Sistem Tata Saluran

Tata air mikro adalah pengelolaan air pada skala petani Dalam hal ini, pengelolaan air dimulai dari pengelolaan saluran tersier serta pembangunan dan pengaturan saluran kuarter dan saluran lain yang lebih kecil. Saluran tersier umumnya dibangun oleh pemerintah tetapi pengelolaannya diserahkan kepada petani

Pengelolaan air di tingkat petani bertujuan untuk:a. Mengatur agar setiap petani memperoleh air irigasi dan

membuang air drainase secara adil. Untuk itu, diperlukan organisasi pengatur air di tingkat desa;

b. Menciptakan kelembaban tanah di lahan seoptimum mungkin bagi pertumbuhan tanaman serta mencegah kekeringan lahan sulfat masam dan lahan gambut.

2. Tata Air Mikro

Page 15: Klpk 2 - Sistem Tata Saluran

Tata Air Pada Saluran Tersier dan Kuarter

Saluran kuarter merupakan cabang saluran tersier dan berhubungan langsung dengan lahan

Saluran kuarter dibuat tegak lurus saluran tersier. Saluran ini sering pula dijadikan sebagai batas kepemilikan lahan bila luas kepemilikan lahan terbatas (1 - 3 ha/orang).

Cara membuat saluran ini yaitu :a. Saluran drainase dan irigasi dibuat berseling.

b. Saluran irigasi kuarter dibuat pada sepanjang batas kepemilikan lahan dengan cara membuat tanggul pada sisi kanan-kiri saluran.

Page 16: Klpk 2 - Sistem Tata Saluran

Keberadaan atau tinggi air di saluran, juga merupakan indikasi dari tinggi muka air tanah, dapat diatur melalui pintu air yang dapat menerima atau mengeluarkan air pasang dari/ke sungai di dekatnya. Pengaturan tinggi air di dalam saluran disesuaikan dengan jenis tanaman yang ditanam.

Tata air pada perkebunan Pinang di lahan gambut Desa Mendahara Hulu, Jambi(kiri) dan perkebunan Jeruk, Desa Basarang, Kalteng (kanan)

Page 17: Klpk 2 - Sistem Tata Saluran

Ending…..

Thanks for attention