histolohi saluran pernapasan

16
Histologi a. Komponen Sistem Pernafasan Terdiri Atas Bagian Konduksi Dan Bagian Respiratorik. 1. Bagian Konduksi - Terdiri Dari Saluran Pernafasan Luar (Ekstrapulmonal) Dan Saluran Pernafasan Dalam (Intrapulmonal) Paru: Rongga Hidung, Faring, Laring, Trakea, Bronkus Ekstrapulmonal, Bronkiolus Nonrespiratorius. - Berfungsi Menghantarkan Udara. - Dilapisi Oleh Epitel Bertingkat Semu Bersilia Yang Mengandung Banyak Sel Goblet.

Upload: nadia-anggry-liani

Post on 13-Dec-2014

104 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Histolohi saluran pernapasan

Histologi

a. Komponen Sistem Pernafasan

Terdiri Atas Bagian Konduksi Dan Bagian Respiratorik.

1. Bagian Konduksi

- Terdiri Dari Saluran Pernafasan Luar (Ekstrapulmonal) Dan Saluran

Pernafasan Dalam (Intrapulmonal) Paru: Rongga Hidung, Faring,

Laring, Trakea, Bronkus Ekstrapulmonal, Bronkiolus

Nonrespiratorius.

- Berfungsi Menghantarkan Udara.

- Dilapisi Oleh Epitel Bertingkat Semu Bersilia Yang Mengandung

Banyak Sel Goblet.

2. Bagian Respiratorik

- Terdiri Atas Saluran Pernafasan Intrapulmonal: Bronkiolus

Rspiratorius, Duktus Alveolis, Sakus Alveolaris, Dan Alveoli. Pada

Page 2: Histolohi saluran pernapasan

Alveoli Tidak Terdapat Sel Goblet Dan Epitelnya Adalah Epitel

Selapis Gepeng.

- Berfungsi Menghantarkan Udara Dan Sebagai Tempat Pertukaran Gas

(Respirasi).

- Terdapat Dua Jenis Sel Pada Alveoli Yaitu Sel Alveolus Gepeng Atau

Pneumosit Type I Untuk Pertukaran Udara Dan Sel Kuboid Atau

Pneumosit Type Ii Yang Dapat Berproliferasi Menjadi Tipe I Serta

Sebagai Penghasil Surfaktan. Selain Itu Pada Jaringan Ikat Dinding

Alveolus (Septum Interalveolaris) Juga Terdapat Makrofag Paru,

Anyaman Kapiler, Arteri Pulmonalis, Vena Pulmonalis, Duktus

Limfe, Dan Saraf.

b. Histologi per Regio

1. Hidung

Fungsi:

- Tempat lewatnya udara

- Filter: menghalangi atau menahan debu dan kotoran yang masuk

bersama udara

- Menciptakan kondisi yang sesuai bagi udara yang masuk

Page 3: Histolohi saluran pernapasan

- Menghangatkan dan melembabkan

Tiap kavum nasi t.a :

- Vestibulum di bagian anterior dan fossa nasalis di bagian sebelah

dalam.

• Permukaan dalam nares terdapat kelenjar sebasea, kelenjar

keringat dan folikel rambut yang di sebut vibrissae.

• Epitel vestibulum nasi adalah epitel berlapis gepeng tanpa

lapisan tanduk dan berubah menjadi epitel bertingkat tanpa

lapisan tanduk dan berubah menjadi epitel bertingkat

thoraks bersilia dengan sel goblet sebelum masuk ke fossa

nasalis.

- Regio olfaktorius di bagian pertengahan atap kavum nasi. Epitel

olfaktoris adalah epitel bertingkat thoraks dan memiliki sel sel

penciuman yaitu:

• Sel sustentakuler / penyokong

Sel silindris tinggi , apex lebar dan bagian basal sempit

Di permukaan atas ada mikrovili

• Sel basal

Menyusun satu lapisan pada dasar epitel

Bentuk kecil bulat atau kerucut

Inti gelap

• Sel olfaktoris / sel penghidu

Terletak antara sel basal dan sel penyokong

Bagian apikal sebagai dendrit, bentuk silindris dari inti

sampai permukaan

Dari permukaan keluar silia olfaktoris (reseptor)

- Dinding

Dibatasi oleh sekat (septum). Lateral: tonjolan irreguler (konka)

yang pinggiran atasnya melekat pada dinding lateral.

Terdiri atas:

• Konka superior

Page 4: Histolohi saluran pernapasan

• Konka media

• Konka inferior

- Sinus paranasal

• Epitel bertingkat torak bersilia

• Sel Goblet dan kelenjar: sedikit

• Lamina propria tipis, membran basal sangat tipis, melekat

langsung pada periosteum.

Lamina Propria

- Terletak dibawah lamina basalis epithel

- Glandula mukosa dan serosa (dalam jumlah besar) terutama pada

daerah yang tereksposed

- Sel sel limfosit

- Vasa darah, banyak dijumpai pada:

• konka media

• konka inferior

• Permukaan septum yang terexposed

- Daerah antara (anterior) vestibulum dengan regio respiratorius

ditandai dengan daerah transisi :

• Epithel Squamous compleks

• Kelj sudorifera,sebasea dan rambut berkurang

• Kelenjar campuran mirip regio respiratorius.

2. Faring

Nasofaring

- Terletak di bawah dasar tengkorak di atas palatum molle, diliputi

oleh epitel bertingkat torak bersilia dan bersel Goblet.

- Di bawah membrana basalis terdapat lamina propria yg

mengandung kelenjar campur dan kaya jar ikat elastis yg

bercampur lapisan otot di bawah nya.

Orofaring

- Terletak di belakang rongga mulut dan permukaan belakang lidah

- Diliputi epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk

Page 5: Histolohi saluran pernapasan

Laringofaring

- Terletak di belakang laring

- Diliputi epitel yang bervariasi , sebagian besar oleh epitel berlapis

gepeng tanpa lapisan tanduk.

3. Laring

Lapisan mukosa = nasofaring

Tulang rawan

Dinding lateral

- Ventrikular fold (lipatan atas) = pita suara palsu

- Vokal fold (lipatan bawah ) = pita suara asli / plica vokalis

- Epiglottis

Lipatan dinding anterior atas laring

Bentuk lebar, pipih, tlg rawan elastis

Fungsi menutup saluran laring waktu menelan

Epitel laring

- Squamous kompleks, menghadap ke lidah

- Kolumner Pseudokompleks bersilia menghadap ke laring

Lamina propria

4. Trakea dan Bronkus Besar

VF

V

VoF

GL LC

Keterangan :VF : Ventricular foldsV : VentricleVoF : Vocal foldsGL : GlandsLC : Laryngeal cartilage

Page 6: Histolohi saluran pernapasan

Epitel pseudokompleks columnar dengan silia dan sel Goblet /

Respiratory Epithelium

Cartilago hialin

- Berbentuk huruf C dengan celah di posterior

- Tersusun teratur

Tr

CR

Es

EGC

LP

BV

GL

Pc

CR

Keterangan :Tr : trakeaEs : EsophagusCR : Cartilaginous C-Ring

Keterangan :E : EpitheliumGC : Goblet cellsLP : Lamina propiaBV : Blood vesselsGL : GlandsPc : perichondriumCR : Cartilaginous C-Ring

Page 7: Histolohi saluran pernapasan

Sel epitel columnar pseudokompleks dari trakea dan bronkhus ini

dapat mengalami metaplasia menjadi epitel squamous compleks,

karena mengalami rangsangan /gesekan , ex. Batuk kronis.

5. Percabangan Bronchus

Keterangan 1.Lumen2.Pseudostratified ciliated epithelium3. Mixed glands in the submucosa4. Hyaline cartilage5. Alveoli

Bronkhus besar (cabang trakea) memasuki paru paru di hilus dan

mempercabangkan bronkhus sekunder, masing masing menuju ke

lobus paru paru , sehingga untuk:

Paru kanan : 3 bronkhus sekunder

Paru kiri : 2 bronkhus sekunder

6. Bronkhiolus

Terminalis

Intrapulmonary bronchus H&E. 50xEroschenko (1993) di Fiore's Atlas of Histology 7thEd. Plate 86, Fig. 1, p. 2231=pulmonary alveoli 2=duct of bronchial

gland3=adventitia and submucosa

4=hyaline cartilage

5=serous acini 6=smooth muscle7=pulmonary artery 8=serous acini9=bronchial capillaries

10=mucous acini

11=broncial venule 12=bronchial epithelium

13=lamina propria 14=adventitia15=pulmonary artery 16=bronchial artery

Page 8: Histolohi saluran pernapasan

Epitel kolumner atau cuboidal bersilia

Diantara deretan sel terdapat sel Clara , yang tidak mempunyai silia

dan diduga mempunyai fungsi sekresi zat surfaktan

Sel goblet dan kelenjar tidak ada

Jaringan elastis bercampur dengan jaringan otot polos yang terdapat

dalam jumlah besar.

7. Bronkiolus respiratorius

Setiap bronkhiolus terminalis bercabang menjadi 2 atau lebih

bronkhiolus respiratorius.

Pada bagian distal bronkhiolus respiratorius:

- Silia menghilang

Ciri khas bronkhiolus respiratori yaitu diantara alveoli terdapat

epitel selapis kubis

8. Duktus Alveolaris

Serat elastis , retikuler dan kolagen halus juga mengisi dinding duktus.

9. Sakus alveolaris

Merupakan kantong yg di bentuk oleh dua alveoli atau lebih

Dinding terdiri atas

- Alveoli alveoli yang berdinding sangat tipis

- Tidak dilapisi epitel kecuali alveoli-alveoli.

10. Alveoli

Page 9: Histolohi saluran pernapasan

Ruang berbentuk hexagonal dengan lubang besar untuk keluar masuk

udara

Terdapat sabut elastis, retikuler dan septum interalveolare

Blood air barrier: struktur yang dilalui gas pada proses pertukaran gas

antara ruang alveolus dan darah dalam kapiler yang terdiri dari:

Epitel selapis pipih dari alveoli

Interstitial space

Endotel kapiler

Surfactant : bahan detergent (phosphatidyl choline) yang dapat

menurunkan tegangan permukaan. ( Buku Ajar Histologi D’Fiore

dan Atlas Histologi Halim)

TAMBAHAN

Fisiologi kerja pernafasan

Burkitt, Young, Heath (1993) Wheater's FunctionalHistology 3rd Ed. Fig. 12.13, p. 229

P1= pneumocyte type I P2= pneumocyte type II

C=capillaries E= endothelial cellsM=dust cells

Page 10: Histolohi saluran pernapasan

Semua kontraksi otot pernafasan terjadi hanya selama inspirasi, sedangakan

ekspirasi merupakan proses yang hampir seluruhnya pasif akibat sifat elastis daya

lenting paru dan rangka dada.

Kerja inspirasi dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Kerja komplains (kerja elastis) : dibutuhkan untuk pengambangan paru

dalam melawan daya elastis paru dan dada.

2. Kerja resistensi jaringan : dibutuhkan untuk mengatasi viskositas

paru dan struktur dinding dada.

3. Kerja resistensi jalan nafas : dibutuhkan untuk mengatasi resistensi

jalan nafas terhadap pergerakan udara ke dalam paru.

Histologi

Seluruh saluran nafas, dari hidung sampai bronkiolus terminalis

dipertahankan agar tetap lembab oleh lapisan mukus yang melapisi seluruh

permukaan. Mukus tersebut disekresikan sebagian oleh sel goblet mukosa

dalam lapisan epitel saluran nafas dan sebagian lagi oleh kelenjar sub

mukosa yang kecil. Selain untuk mempertahankan kelembaban

permukaan, mukus juga menangakap partikel-partikel kecil dari udara

inspirasi dan menahannya agar tidak sampai ke alveoli.

Seluruh permukaan saluran nafas dilapisi oleh epitel bersilia dengan kira-

kira 200 silia pada setiap sel epitel. Silia ini terus menerus “memukul”

dengan kecepatan 10-20 kali per detik dan arah kekuatan memukulnya

selalu mengarah ke faring. Dengan demikian, silia dalam paru memukul ke

arah atas, sedangakan silia dalam hidung memukul ke arah bawah.

Pukulan yang terus-menerus ini menyebabkan selubung mukus mengalir

dengan lambat pada kecepatan beberapa mm/menit ke arah faring.

Kemudian mukus dan partikel-partikel yang dijeratnya ditelan atau

dibatukkan keluar.

Jika ada benda asing masuk ke trakea maka ada 4 kemungkinan yaitu:

1. Jika berukuran <0,5 mikron : akan mencapai alveoli

Page 11: Histolohi saluran pernapasan

2. Jika berukuran 0,5 - 2,0 mikron : hanya akan sampai pada permukaan

alveoli

3. Jika berukuran 2,0 - 7,0 mikron : akan tersangkut di bronkus atau

bronkiolus dan akan dilapisi oleh mukosa

4. Jika berukuran >7,0 mikron : akan disaring oleh bulu hidung

Sumber: Arthur C Guyton and John E Hall. 1987. Fisiologi Kedokteran edisi ke 9.

Penerbit buku kedokteran EGC:Jsakarta.