kepemimpinan efektif, kepemimpinan yang mampu mengambil keputusan tepat

Upload: msr-a

Post on 30-May-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/14/2019 Kepemimpinan Efektif, Kepemimpinan Yang Mampu Mengambil Keputusan Tepat

    1/12

    KEPEMIMP INAN EFEKTIF, KEPEMIMP INAN YANG MAMPU MENGAMBILKEPUTUSAN Y ANG TEPAT

    NISRUL IRA WATI SE, MBA

    Fakultas Ekonomi

    Universitas Sumatera Utara

    KEPEMIMP INAN EFEKTIF, KEPEMIMP INAN YANG MAMPUMENGAMBIL KEPUTUSAN TEPAT

    I. PENDAHULUAN

    Akhir-akhir ini banyak orang membicarakan masalah krisis kepemimpinan.Konon sangat sullt mencari kader-kader pemimpin pada berbagai tingkatan. Orangpada zaman sekarang cenderung mementingkan diri sendiri dan tidak atau kurangperduli pada kepentingan orang lain, kepentingan lingkungannya.

    Krisis kepemimpinan ini disebabkan karena makin langkanya keperdulianpada kepentingan orang banyak, kepentingan lingkungannya. Sekurang-kurangnyaterlihat ada tiga masalah mendasar yang menandai kekurangan ini. Pertama adanyakrisis komitmen. Kebanyakan orang tidak merasa mempunyai tugas dan tanggung

    jawab untuk memikirkan dan mencari pemecahan masalah kemaslahatan bersama,masalah harmoni dalam kehidupan dan masalah kemajuan dalam kebersamaan.Kedua, adanya krisis kredibilitas. Sangat sulit mencari pemimpin atau kaderpemimpin yang mampu menegakkan kredibilitas tanggung jawab.

    Kredibilitas itu dapat diukur misalnya dengan kemampuan untukmenegakkanetika memikul amanah, setia pada kesepakatan dan janji, bersikap teguh dalampendirian, jujur dalam memikul tugas dan tanggung jawab yang dibebankan

    padanya, kuat iman dalam menolak godaan dan peluang untuk menyimpang. Ketiga,masalah kebangsaan dan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Saat initantangannya semakin kompleks dan rumit. Kepemimpinan sekarang tidak cukuplagi hanya mengandalkan pada bakat atau keturunan.

    Pemimpin zaman sekarang harus belajar, harus membaca, harus mempunyaipengetahuan mutakhir dan pemahamannya mengenai berbagai soal yangmenyangkut kepentingan orang-orang yang dipimpin. Juga pemimpin itu harusmemiliki kredibilitas dan integritas, dapat bertahan, serta melanjutkan misikepemimpinannya. Kalau tidak, pemimpin itu hanya akan menjadi suatu karikaturyang akan menjadi cermin atau bahan tertawaan dalam kurun sejarah di kelak dikemudian hari.

    Apa yang dibutuhkan seorang Pemimpin ?

    II . ARTI KEPEMIMP INAN

    Leadership is capatibilty of persuading others to work together undertheirdirection as a team to accomplish certain designated objectives (kepemimpinanadalah kemampuan meyakinkan orang lain supaya bekerja sama di bawahpimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai atau melakukan suatu tujuan

    2004 Digitized by USU digital library 1

  • 8/14/2019 Kepemimpinan Efektif, Kepemimpinan Yang Mampu Mengambil Keputusan Tepat

    2/12

    tertentu), demikian tulis James M Black dalam bukunya Management, A guide toExecutive Command.

    Seorang pemimpin itu adalah berfungsi untuk memastikan seluruh tugas dankewajiban dilaksanakan di dalam suatu organisasi. Seseorang yang secara resmidiangkat menjadi kepala suatu group I kelompok bisa saja ia berfungsi atau mungkin

    tidak berfungsi sebagai pemimpin.

    Seorang pemimpin adalah seseorang yang unik dan tidak diwariskansecaraotomatis tetapi seorang pemimpin haruslah memiliki karekteristik tertentu yangtimbul pada situasi -situasi yang berbeda.

    Menurut John. R. Schermer Horn, Jr1)

    Leading and being a manager are not one and the samething. To be amanager means to act effectively in the comprehensive sense of planning,organizing,leading and controlling. Leadership sucuss is a necessary but not suffcient conditionfor managerial success. A good manager is always a good leader, but a good leaderis not necesserily a good manager.

    II I. KEKUASAAN DAN WEW ENANG

    Untuk dapat mengusahakan orang lain bekerjasama dengannya, makapemimpin dapat menggunakan kewibawaan tertentu atau diberikankewenangan/kekuasaan formal tertentu. Kekuasaan merupakan suatu bagian yangmerasuk ke seluruh sendi kehidupan organisasi. Bahkan dikatakan oleh Mc Clellandkekuasaan merupakan salah satu kebutuhan manusia. Manager dan non managermenggunakan kekuasaan dalam aktivitas sehari-harinya. Mereka memanipulasikekuasaan untuk mencapai tujuan dan memperkuat kedudukan mereka. Dalam teoriotoritas formil, kewenangan adalah suatu kekuasaan atau hak untuk bertindak,untuk memerintah atau menurut tindakan oleh orang lain.

    KEKUASAAN DAN W EWENANG

    Kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain untukmencapai sesuatu dengan cara yang diinginkan. Studi tentang kekuasaan dandampaknya merupakan hal yang penting dalam manajemen. Karena kekuasaanmerupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, maka mungkin sekali setiapinteraksi dan hubungan sosial dalam suatu organisasi melibatkan penggunaankekuasaan. Cara pengendalian unit organisasi dan individu di dalamnya berkaitandengan penggunaan kekuasaan. Kekuasaan manager yang menginginkanpeningkatan jumlah penjualan adalah kemampuan untuk meningkatkan penjualanitu.

    Kekuasaan melibatkan hubungan antara dua orang atau lebih. Dikatakan Amempunyai kekuasaan atas B, jika A dapat menyebabkan B melakukan sesuatu dimana B tidak ada pilihan kecuali melakukannya. Kekuasaan selalu melibatkaninteraksi sosial antar beberapa pihak, lebih dari satu pihak. Dengan demikianseorang individu atau kelompok yang terisolasi tidak dapat memiliki kekuasaankarena kekuasaan harus dilaksanakan atau mempunyai potensi untuk dilaksanakanoleh orang lain atau kelompok lain:

    2004 Digitized by USU digital library 2

  • 8/14/2019 Kepemimpinan Efektif, Kepemimpinan Yang Mampu Mengambil Keputusan Tepat

    3/12

    Kekuasaan amat erat hubungannya dengan wewenang. Tetapi kedua konsepini harus dibedakan. Kekuasaan melibatkan kekuatan dan paksaan, wewenangmerupakan bagian dari kekuasaan yang cakupannya lebih sempit. Wewenang tidakmenimbulkan implikasi kekuatan. Wewenang adalah kekuasaan formal yang dimilikioleh seseorang karena posisi yang dipegang dalam organisasi. Jadi seorang bawahanharus mematuhi perintah manajernya karena posisi manajer tersebut telah

    memberikan wewenang untuk memerintah secara sah.

    Unsur yang ada di dalam wewenang :

    1. Wewenang ditanamkan pada posisi seseorang. Seseorangmempunyaiwewenang karena posisi yang diduduki, bukan karenakarakteristik pribadinya;

    2. Wewenang tersebut diterima oleh bawahan. Individu pada posisi wewenangyang sah melaksanakan wewenang dan dipatuhi bawahan karena dia memilikihak yang sah; serta

    3. Wewenang digunakan secara vertikal. Wewenang mengalir dari atas ke bawahmengikuti hierarkii organisasi.

    Konsep lain yang sangat dekat dengan kekuasaan adalah pengaruh. Pengaruhmerupakan suatu transaksi sosial di mana seseorang atau sekelompok orang yanglain untuk melakukan kegiatan sesuai dengan harapan orang atau ke!ompok yangmempengaruhi. Dengan demikian kita bisa mendefinisikan kekuasaan sebagaikemampuan untuk mempunyai pengaruh. Pembedaan kekuasaan dengan pengaruhakan lebih memperjelas pemahaman atas konsep ini. Tetapi para penulis juga seringmenggunakan konsep pengaruh dengan maksud menjelaskan kekuasaan, begitusebaliknya. Dalam modul ini istilah pengaruh dan kekuasaan bisa dipakai secarabergantian.

    BASIS KEKUASAAN

    Kekuasaan dapat berasal dari berbagai sumber. Bagaimana kekuasaantersebut diperoleh dalam suatu organisasi sebagian besar tergantung jeniskekuasaan yang sedang dicari. Kekuasaan dapat berasal dari basis antar pribadi,struktural, dan situasi.

    1. Kekuasaan Antarpribadi

    John R.P. French dan Bertram Raven mengajukan lima basis kekuasaan antarpribadi sebagai berikut : kekuasaan legitimasi, imbalan, paksaan, ahli, dan panutan.

    a. Kekuasaan LegitimasiKekuasaan legitimasi adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi

    orang lain karena posisinya. Seorang yang tingkatannya lebih tinggi memilikikekuasaan atas pihak yang berkedudukan lebih rendah. Dalam teori, orang yangmempunyai kedudukan sederajat dalam organisasi, misalnya sesama manajer,mempunyai kekuasaan legitimasi yang sederajat pula. Kesuksesan penggunaankekuasaan legitimasi ini sangat dipengaruhi oleh bakat seseorang mengembangkanseni aplikasi kekuasaan tersebut. Kekuasaan legitimasi sangat serupa denganwewenang.

    Selain seni pemegang kekuasaan, para bawahan memainkan perananpenting dalam pelaksanaan penggunaan legitimasi. Jika bawahan memandang

    2004 Digitized by USU digital library 3

  • 8/14/2019 Kepemimpinan Efektif, Kepemimpinan Yang Mampu Mengambil Keputusan Tepat

    4/12

    penggunaan kekuasaan tersebut sah, artinya sesuai dengan hak-hak yang melekat,mereka akan patuh. Tetapi jika dipandang penggunaan kekuasaan tersebut tldaksah, mereka mungkin sekali akan membangkang. Batas-batas kekuasaan ini akansangat tergantung pada budaya, kebiasaan dan sistem nilai yang berlaku dalamorganisasi yang bersangkutan.

    b. Kekuasaan I mbalanKekuasaan imbalan didasarkan atas kemampuan seseoranguntukmemberikan imbalan kepada orang lain (pengikutnya) karena kepatuhanmereka. Kekuasaan imbalan digunakan untuk mendukung kekuasaan legitimasi. Jikaseseorang memandang bahwa imbalan, baik imbalan ekstrinsik maupun imbalanintrinsik, yang ditawarkan seseorang atau organisasi yang mungkin sekali akanditerimanya, mereka akan tanggap terhadap perintah. Penggunaan kekuasaanimbalan ini amat erat sekali kaitannya dengan teknik memodifikasi perilaku denganmenggunakan imbalan sebagai faktor pengaruh.

    c. Kekuasaan PaksaanKekuasaan imbalan seringkali dilawankan dengan kekuasaan paksaan, yaitu

    kekuasaan untuk menghukum. Hukuman adalah segala konsekuensi tindakan yangdirasakan tidak menyenangkan bagi orang yang menerimanya. Pemberian hukumankepada seseorang dimaksudkan juga untuk memodifikasi perilaku, menghukumperilaku yang tidak baik/merugikan organisasi dengan maksud agar berubah menjadiperilaku yang bermanfaat. Para manajer menggunakan kekuasaan jenis ini agar parapengikutnya patuh pada perintah karena takut pada konsekuensi tidakmenyenangkan yang mungkin akan diterimanya. Jenis hukuman dapat berupapembatalan pemberikan konsekwensi tindakan yang menyenangkan; misalnyapembatalan promosi, pembatalan bonus; maupun pelaksanaan hukuman sepertiskors, PHK, potong gaji, teguran di muka umum, dan sebagainya.

    Meskipun hukuman mungkin mengakibatkan dampak sampingan yang tidakdiharapkan, misalnya perasaan dendam, tetapi hukuman adalah bentuk kekuasaanpaksaan yang masih digunakan untuk memperoleh kepatuhan atau memperbaiki

    prestasi yang tidak produktif dalam organisasi.

    d. Kekuasaan AhliSeseorang mempunyai kekuasaan ahli jika ia memiliki keahlian khusus yang

    dinilai tinggi. Seseorang yang memiliki keahlian teknis, administratif, atau keahlianyang lain dinilai mempunyai kekuasaan, walaupun kedudukan mereka rendah.Semakin sulit mencari pengganti orang yang bersangkutan, semakin besarkekuasaan yang dimiliki.Kekuasaan ini adalah suatu karakteristik pribadi, sedangkankekuasaan legitimasi, imbalan, dan paksaan sebagian besar ditentukan olehorganisasi, karena posisi yang didudukinya. Seorang montir mungkin sekali memilikikekuasaan ahli karena dia mengetahui seluk beluk mesin secara rinci, lebih dariorang lain.

    e. Kekuasaan Pa nutanBanyak individu yang menyatukan diri dengan atau dipengaruhi oleh

    seseorang karena gaya kepribadian atau perilaku orang yang bersangkutan. Karismaorang yang bersangkutan adalah basis kekuasaan panutan. Seseorang yangberkarisma ; misalnya seorang manajer ahli, penyanyi, politikus, olahragawan;dikagumi karena karakteristiknya. Derajat kekuasaan panutan ditentukan olehkekuatan pengaruh karisma terhadap orang lain.

    2004 Digitized by USU digital library 4

  • 8/14/2019 Kepemimpinan Efektif, Kepemimpinan Yang Mampu Mengambil Keputusan Tepat

    5/12

    Dengan demikian basis kekuasaan antar pribadi dapat dikategorikan menjadidua macam, organisasi dan pribadi. Kekuasaan legitimasi, imbalan dan paksaanterutama ditentukan oleh organisasi, posisi, kelompok formal atau pola interaksikhusus. Kekuasaan legitimasi seseorang dapat diubahdengan mengalihtugaskanorang yang bersangkutan, merumuskan kembali uraian pekerjaan atau mengurangikekuasaan orang yang bersangkutan dengan menata kembali organisasi. Di lain

    pihak, kekuasaan panutan dan kekuasaan ahli sangat bersifat pribadi, tidaktergantung pada posisi dalam organisasi.

    Kelima jenis kekuaaan antara pribadi di atas tidaklah berdiri sendiri atauterpisah-pisah. Seseorang dapat menggunakan basis kekuasaan tersebut secaraefektif melalui berbagai kombinasi. Mungkin juga penggunaan basis kekuasaantertentu dapat mempengaruhi jenis kekuasaan yang lain. Misalnya, seorang manajeryang menggunakan kekuasaan paksan untuk menghukum seorang bawahanmungkin akan kehilangan kekuasaan panutannya karena kebanyakan orang tidakmenyukai atau tidak mengagumi manajer yang menghukumnya.

    2.Kekuasaan Struktural dan Situasional

    Kekuasaan terutama ditentukan oleh struktur didalam organisasi.Strukturorganisasi di pandang sebagai mekanisme pengendalian yang mengatur organisasi.Dalam tatanan struktur organisasi, kebijaksanan ngambilan keputusan dialokasikankeberbagai posisi. Selain itu struktur membentuk pola komunikasi dan arusinformasi. Jadi struktur organisasi menciptakan kekuasaan dan wewenang formal,dengan menghususkan orang-orang tertentu untuk melaksanakan tugas pekerjaandan mengambil keputusan tertentu dengan memanfaatkan kekuasaan informalmungkin timbul karena truktur informasi dan komunikasi dalam sistem tersebut .

    Posisi formal dalam organisasi amat erat hubungannya dengan kekuasaandan wewenang yang melekat. Tanggung jawab, wewenag dan berbagai hak-hakyang lain tumbuh dari posisi seseorang. Bentuk lain kekuasaan struktur timbul

    karena sumber daya, pengambilan keputuan, dan informasi.

    Sumber Daya

    Seorang ahli mengemukakan bahwa kekuasaan struktur seorang berasal dari: pertama, penggunaan sumber daya, informasi, dan dukungan ; kedua,kemampuan memperoleh kerjasama untuk melakukan pekerjaan yang penting.Kekuasan terjadi jika seseorang mempunyai saluran terbuka atas sumber daya, danatenaga kerja, teknologi, bahan mentah, pelanggan dan sebagainya.

    Dalam organisasi sumber daya vital dialokasikan dibawah sepanjang garishierarki organisasi. Manejar tingkat atas mempunyai kekuasaan lebih banyak untukmengalokasikan sumber daya dibandingkan dengan manajer tingkat bawahannya.Manajer tingkat yang lebih rendah memperoleh sumber daya yang diberikan olehmanajer tingkat yang lebih atas. Untuk menjamin pencapaian tujuan manajer tingkatyang lebih atas mengalokasikan sumber daya atas dasar prestasi dan kepatuhan.Jadi, seorang manejer tingkat atas biasanya mempunyai kekuasaan atas manajeryang lebih rendah harus menerima sumber daya dari atas untuk mencapai tujuan.

    Hubungan ketergantungan hierarki tersebut terjadi karena keterbatasansumber daya yang terbatas harus dialokasikan seoptimal mungkin demi pencapaiantujuan. Tanpa kepatuhan yang cukup tujuan dan permintaan top manajer, manajerpada tingkat yang lebih rendah tidak dapat menerima sumber daya yang diperlukan

    2004 Digitized by USU digital library 5

  • 8/14/2019 Kepemimpinan Efektif, Kepemimpinan Yang Mampu Mengambil Keputusan Tepat

    6/12

    untuk melaksanakan pekerjaan. Pebagian pekerjaan, misalnya posisi dalm hirarkiorganiasi, memberikan hak istimewa kepada mnajemen pada tingkat yang lebihtinggi untuk mangalokasikan sumber daya.

    3. Kekuasaan Peng ambilan Keputusan

    Derajat sesorang atau sub unit dapat mempengaruhi pengambilan keputusanakan menentukan kadar kekuasaan. Sesorang atau sub unit yang memilikikekuasaan dapat mempengaruhi jalannya proses pengembalian keputusan, alternatif apa yang seyogyanya dipilih dan kapan keputusannya diambil.

    Kekuasan Informasi

    Memiliki akses atau (jangkauan) atas informasi yang relevan dan pentingmerupakan kekuasan. Gambaran yang benar tentang kekuasan seseorang tidakhanya disediakan oleh posisi orang yang bersangkutan, tetapi juga oleh penguasanorang yng bersangkutan, tetapi juga oleh penguasan orang yang bersangkutan atasinformasi yang relevan. Seseorang akuntan dalam struktur organisasi umumnyatidak memiliki basis kekuasaan antar pribadi khusus yang kuat atau jelas dalamstruktur orgnisasi, tetapi mereka memiliki kekuasan karena mereka mengendalikaninformasi yang penting.

    Selanjutnya situasi organisasi dapat berfungsi sebagai sumber kekuasaanatau ketidakkekuasaan. Manajer yang sangat berkuasa muncul karena iamengalokasikan sumber daya yang dibutuhkan, mengambil keputusan yang penting,dan memiliki jgkun informsi yang penting. Dialah yang memungkinkan banyak halyang terjadi dalam organisasi. Sebaliknya, manajer yang tidak mempunyai kekuasantidak mempunyai sumber daya atau jangkuan informsi atau hak-hak prerogatif dalam pengambilan keputusan yang diperlukan agar produktif.

    IV. KRITERIA SEORANG PEMI MPI N

    Siapa orang yang bisa diangkat atau dipilih untuk menjadi pemimpin. Untukmenjawab pertanyaan ini perlulah kita menentukan kriteria yang akan dipakai untukmemilih pimpinan tersebut. Seorang pemimpin itu haruslah paling sedikit mampuuntuk memimpin para bawahan untuk mencapai tujuan organisasi dan juga mampuuntuk menangani hubungan antar karyawan. Mempunyai interaksi antar personnelyang baik dan mempunyai kemampuan untuk bisa menyesuaikan diri dengankeadaan.

    Sebagai sifat yang berguna bagi pemimpin yang dapat dipertimbangkanadalah :

    1. Keinginan Untuk Menerima Tanggung JawabApabila seseorang pemimpin menerima kewajiban untuk mencapai suatutujuan, berarti ia bersedia untuk bertanggung jawab kepada pimpinannyaatas apa-apa yang dilakukan bawahanya.Disini pemimpin harus mampumengatasi bawahanya, mengatasi tekanan kelompok informal, bahkankalau perlu juga harus serikat buruh .Hampir semua pemipin merasa bahwapekerjaan lebih banyak menghabiskan energi daripada jabatan bukanpimpinan

    2004 Digitized by USU digital library 6

  • 8/14/2019 Kepemimpinan Efektif, Kepemimpinan Yang Mampu Mengambil Keputusan Tepat

    7/12

    2. Kemampuan Untuk BisaP erceptive Perceptive menunjukan Kemampuan untuk mengamati atau menemukankenyataan dari suatu lingkungan. Setiap pimpinan haruslah mengenaitujuan organisasi sehingga mereka bisa bekerja untuk membantu mencapaitujuan tersebut. Disini ia memerlukan kemampuan untuk untuk memahamibawahan, sehingga ia dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan mereka

    serta juga berbagai ambisi yang ada. Di samping itu pemimpin harus jugamempunyai persepsi intropektif ( menilai diri sendiri ) sehingga ia bisamengetahui kekuatan, kelemahan dan tujuan yang layak baginya. Inilahyang disebut kemampuan Perceptive

    3. Kemampuan untuk bersikap Objektif Objektivitas adalah kemampuan untuk melihat suatu peristiwa atau

    merupakan perluasan dari kemampuan perceptive.Apabila perceptivitasmenimbulkan kepekaan terhdap fakta, kejadian dan kenyatan-kenyatanyang lain. Objektivitas membantu pemimpin untuk meminimumkan faktor-faktor emosional dan pribadi yang mungkin mengaburkan realitas.

    4. Kemampuan Untuk M enentukan PerioritasSeorang pemimpin yang pandai adalah seseorang yang mempuanyaikemampuan untuk memiliki dan menentukan mana yang penting dan manayang tidak. Kemampuan ini sangat diperlukan karena pada kenyataanyasering masalah-masalah yang harus dipecahkan bukan datang satu per satutetapi seringkali masalah datang bersamaan dan berkaitan antara satudengan yang lainnya.

    5. Kemampuan untuk berkomun ikasi Kemamapuan untuk memberikan dan menerima informasi merupakan

    keharusan bagi seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah orang yangbekerja dengan menggunakan bantuan orang lain, karena itu pemberianperintah, penyampaian informasi kepada orang lain mutlak perlu dikuasai.

    Sementara itu menurut study yang dilakukan Kurt Lewin dan temn-temn diJow a State UniversityMengemukakan kriteria-kriteria seorang pemimpin: 2)

    Tabel 1 :

    2004 Digitized by USU digital library 7

  • 8/14/2019 Kepemimpinan Efektif, Kepemimpinan Yang Mampu Mengambil Keputusan Tepat

    8/12

    REPLICABLE CHARACTERISTIC OF LEADERS

    Physical CharacteristicsActivity, Energy

    Social BackgrMobility

    Intelligence and AbilityJudgment, DecisivenessKnowledge

    Fluence of SpeechPersonality

    AlertnessOriginallity, CreativityPersonal Integrity, Ethical ConductSelf Confidence

    Task related CharasteristicsAchievment drive, desire to excelDrive for responsibilityResponsible in pursuit of objectivesTask Orientation

    Social CharacterirticsAbility to enlist coorperationCooperativenessPopularity, Interpersonl SkilesSocial participationTact, Diplomacy

    2) Robert Albaness, david D. Van Fleet, Organization Behavior : A managementViewpoint Dryden Press, Texas, 1984.

    V. PERILAKU PEMIMPI NPemimpin yang efektif kelihatannya tidak mempunyai sifat-sifat yang

    berbeda dengan mereka yang tidak efektif sehingga para ahli perilaku managementtidak lagi meneliti tentang apa persayaratan ( kriteria ) seorang pemimpin yangefektif melainkan para ahli ini meneliti tentang hal-hal yang dilakukan oleh pemimpinyang efektif.Bagaimana mereka mendelegan tugas,bagaimana mereka mengambilkeputusan, bagaimana mereka berkomunikasi dan memotivasi para bawahan

    Seorang pemimpin memang harus memiliki Kwalitas tertentu ( Kriteriatertentu ) namun disamping itu ada suatu cara terbaiak untuk memimpin tidakseperti kwalitas pemimpin, maka perilaku pemimpin merupakan sesuatu yang dapatdipelajari, jadi seseorang yang dilatih dengan kepemimpinan yang tepat akan bisamenjadi pemimpin yang efektif.

    2004 Digitized by USU digital library 8

  • 8/14/2019 Kepemimpinan Efektif, Kepemimpinan Yang Mampu Mengambil Keputusan Tepat

    9/12

    Perilaku pemimpin ini disebut juga Gaya Kepemi m p inan ( S t y l e o f Leade r sh ip ) . Berbagai gaya kepemimpinan telah diteliti dan ditemukan bahwasetiap pemimpin telah diteliti dan ditemukan bahwa setiap pemimpin bisamempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda antara yang satu dengan yang lain,dan tidak mesti suatu gaya kepemimpinan yang satu lebih baik atau lebih jelekdaripada gaya kepemimpinan yang lainya.

    Para ahli mencoba mengelompokkan gaya kepemimpinan denganmenggunakan sutu dasar tertentu. Dasar yang sering dipergunakan adalah tugasyang dirasakan harus dilakukakan oleh pemimpin, Kewjiban yang pimpinanharapakan diterima oleh bawahan dan falsafah yang dianut oleh pimpinan untukpengembangan dan pemenuhan harapan para bawahan.

    Ada berbagai gaya kepemimpinan antara lain :1. The anthocratic leader

    Seorang pemimpin yang otokratik menganggap bahwa semua kewajibanuntuk mengambil keputusan, untuk menjalankan tindakan, dan untukmengarahkan tindakan, dan untuk mengarahkan, memberi motivasi danmengawasi bawahanya terpusat ditanganya. Seorang pemimpin yangotokratik mungkin memutuskan, dan punya perasaan bahwa bawahanyatidak mampu untuk baranggapan mempunyai posisi yang kuat untukmengarahkan dan mengawasi pelaksanaan pekerjaaan dengan maksuduntuk meminimumkan penyimpangan dari arah yang ia berikan.

    2. The Paticipative LeaderApabila seseorang pemimpin menggunakan gaya partisipasi ia menjalankankepemimpinan dengan konsultasi. Ia tidak mendelegasikan wewenangnyauntuk membuat keputusan akhir dan untuk memberikan pengarahan tertentukepada bawahanya. Tetapi ia mencari berbagai pendapat dan pemikiran daripada bawahanya mengenai keputusan yang akan diambil. Ia akan secaraserius mendengarkan dan menilai pikiran pikiran para bawahanya dan

    menerima sumbangan pikiran mereka .Sejauh pemikiran tersebut bisadipraktekan .Pemimpin dengan gaya partisipatif akan mendorong kemampuanmengambil keputusan dari pada bawahanya sehingga pikiran pikiran merekaakan selalu meningkat dan makin matang . Para bawahanya juga didorongagar meningkatkan kemampuan mengendalikan diri dan menerima tanggung

    jawab yang lebih besar. Pemimpin akan lebih Supportive dalam kontakdengan para bawahan dan bukan menjadi bersikap diktator. Meskipun tentusaja. Wewenang terakhir dalam penganbilan keputusan terletak padapimpinan.

    3. The Free Rein LeaderDalam gaya kepemimpinan Free rein pemimpin mendelegasikanwewenang untuk mengambil keputusan kepada para bawahanya dengan agaklengakap. Pada prinsipnya pimpinan akan mengatakan inilah pekerjaan yangharus saudara lakukakn. Saya tidak peduli bagaimana kalau mengerjakannya,asal kan pekerjaan tersebut bisa diselesaikan dengan baik . Disini pimpinanmenyerahkan tanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan tersebut kepadapara bawahanya. Dalam artian pimpinan menginginkan agar para bawahanbisa mengendaliakan diri mereka sendiri di dalam menyelesaikan pekerjaantersebut. Pimpinan tidak akan membuat peraturan-peraturan tentangpelaksanaan pekerjaan tersebut, dan hanya para bawahan dituntut untukmemiliki kemampuan/keahlian yang tinggi .

    2004 Digitized by USU digital library 9

  • 8/14/2019 Kepemimpinan Efektif, Kepemimpinan Yang Mampu Mengambil Keputusan Tepat

    10/12

    VI. PENGAMBILAN KEPUTUSANPengambilan keputusan dapat dilihat sebagai salah satu fungsi seorang

    pemimpin . Dalam pelaksanan kegiatan untuk menerjemahkan berbagi keputusanberbagai alternatif dapat dilakukan dan untuk itu pemilihan harus dilakukan.

    Pengambilan keputusan adalah soal yang berat karena sering menyangkut

    kepentingan banyak orang.Tidak ada sesuatu yang pasti dalam pengambilankeputusan . Pemimpin harus memilih diantara alternatif yang ada dan kemungkiananimplikasi atau akibat suatu pengambilan keputusan tertentu.

    Hakekat Pengambilan KeputusanPengambilan keputusan pada hakekatnya adalah suatu pendekatan yang

    sistematis terhadap hakekat suatu masalah . Pengumpulan fakta-fakta dan data,penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat. Daripengertian ini dapat diartikan beberapa hal.

    Dalam proses pengambilan keputusan tidak ada hal yang terjadisecara kebetulan.

    Pengambilan keputusan harus didasarkan kepada sistematika tertentu,antara lain : dengan mempertimbangkan kemampuan organisasi,personnel yang tersedia, situasi lingkungan yang akan digunakanuntuk melaksanakan keputusan yang diambil.

    Sebelum suatu masalah dapat dipecahkan dengan baik, hakekat darimasalah tersebut harus diketahui dengan jelas.

    Pemecahan masalah tidak dapat dilakukan dengan coba-coba tetapiharus didasarkan pada fakta yang terkumpul secara sistematis, baikdan dapat dipercaya.

    Keputusan yang baik adalah keputusan yang diambil dari berbagialternatif yang ada setelah alternatif-alternatif itu dianalisa secaramatang.

    Langkah-langkah Pengambilan Keputusan

    Masalah yang dihadapi oleh seorang pemimpin terikat pada suatu tempat,situasi, orang dan waktu tertentu. Masalah dalam pengambilan keputusan senantiasadihubungkan dengan tujuan yang jelas.

    Jenis-jenis masalah yang dihadapi oleh seorang pemimpin berdasarkaninternitas masalahnya dapat digolongkan menjadi masalah yang sederhana danmasalah yang komplek. Masalah yang sederhana ialah masalah yang mengandungciri-ciri : kecil, berdiri sendiri dan tidak/kurang mempunyai kaitan dengan masalahlain. Pemecahannya biasanya tidak memerlukan pemikiran yang luas tetapi cukupdilakukan secara individual, yang umumnya didasarkan kepada pengalaman,informasi yang sederhana dan wewenang yang melekat pada jabatan.

    masalah yang komplek yaitu masalah yang mempunyai ciri-ciri : besar, tidakberdiri sendiri sendiri, berkaitan dengan masalah-masalah lain, dan, mempunyaiakibat yang luas. Pemecahannya umumnya dilakukan bersamaan antara pimpinandengan stafnya.

    Dilihat dari faktor penyebabnya, masalah yang dihadapi dapat berupa masalahyang jelas penyebabnya (structure problem) dan masalah yang tidak. jelas

    2004 Digitized by USU digital library 10

  • 8/14/2019 Kepemimpinan Efektif, Kepemimpinan Yang Mampu Mengambil Keputusan Tepat

    11/12

  • 8/14/2019 Kepemimpinan Efektif, Kepemimpinan Yang Mampu Mengambil Keputusan Tepat

    12/12

    apakah gaya autokratis, gaya partisipatif dan bahkan gaya Free Rein yang sesuaidengan situasi dan lingkungan para bawahan. Hanya dengan jalan demikianpencapaian tujuan dapat terlaksana dengan efisien dan efektif.

    VII I. DAFTAR PUSTAKA

    1. Robert J. Thie Rauf, Effective Management Information Systems, E. MerrilPublishing Co, Ohio, USA, 1984

    2. Robert Albanese, David D. Van Fleet, Organizational Behavior: A ManagerialViewpoint, Dryden Press, Texas, 1984.

    3. Heidjrachman Ranupandojo, Suad Husnan, Manajemen Personalia, BPFE,Yogyakarta, 1996.

    4. M. Manulang, Manajemen Personalia, Ghalia Indonesia, 1990.

    5. Saul. W. Gellerman, Manajer dan bawahan, Seri Manajemen No 83, LembagaPendidikan dan Pembinaan

    Manajemen, (LPPM), 1983.

    6. Winardi, Manajemen Personalia, Abardin, Bandung, 1990.

    7. Miftah Thoha, Kepemimpinan Dalam Manajemen, CV. Rajawali, Jakarta, 1985.

    8. James. L. Gibson, John M. Ivancevich, James H. Donnely, organisasi danManajemen, Erlangga, Jakarta, 1994.

    2004 Digitized by USU digital library 12