kadar protein total 2

24

Click here to load reader

Upload: azizah

Post on 07-Dec-2015

25 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kadar Protein Total 2

TRANSCRIPT

Page 1: Kadar Protein Total 2

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II

ANALISI KADAR PROTEIN TOTAL BUAH TOMAT

KELOMPOK III

SHIFT A

SENIN, 13 APRIL 2015

13.00-16.00

Fakultas Farmasi

Universitas Padjadjaran

2015

Page 2: Kadar Protein Total 2

[Analisis Kadar Protein Total Buah Tomat (Lycopersicum esculentum)] April 1, 2015

Kelompok III

Tim Penyusun:

Nama NPM

R.A Siti Nur Azizah 260110130013

Nailil Fadhilah 260110130014

Gina Andriana 260110130015

Dewi Setiyowati 260110130016

Agi Meisarani 260110130017

Fakultas Farmasi UNPAD

2

Page 3: Kadar Protein Total 2

[Analisis Kadar Protein Total Buah Tomat (Lycopersicum esculentum)] April 1, 2015

Analisis Kadar Protein Total Buah Tomat (Lycopersicum esculentum)

R.A Siti Nur Azizah13, Nailil Fadhilah14, Gina Andriana15, Dewi Setiyowati16, dan Agi Meisarani17

BIOKIMIA II, Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran

Abstrak

Praktikum kali ini adalah analisis kadar protein total dari fraksi yang telah diperoleh dari praktikum sebelumnya. Tujuan dari praktikum ini yaitu menentukan kadar protein total pada fraksi protein. Prinsip dari praktikum ini yaitu metode biuret, absorbansi protein, dan panjang gelombang maksimum. Prosedur pertama yaitu penentuan panjang gelombang maksimum kasein. Kasein disini sebagai protein standar yang diketahui konsentrasinya. Kemudian dilakukan pembuatan kurva baku larutan kasein yang menunjukkan hubungan antara absorbansi dan konsentrasi. Lalu diukur fraksi protein dengan cara 25 fraksi yang diperoleh dari proses fraksinasi, digolongkan menjadi 3 fraksi dengan rentang daya absorbansi yang sama. Tiga golongan fraksi tersebut direaksikan dengan pereaksi biuret ( metode biuret) akan terbentuk warna biru-violet yang kemudian diukur absorbansi fraksi dengan spektrofotometer sehingga kosentrasi protein dalam fraksi protein perlu diperhitungkan dengan pengenceran. Hasil dari pembuatan kurva baku larutan kasein didapatkan nilai absorbansi yang tidak stabil seiring dengan pertambahan konsentrasi. Dari pengukuran absorbansi fraksi didapatkan absorbansi fraksi I yaitu 1,446 , absorbansi fraksi II yaitu 0,439 , dan absorbansi fraksi III yaitu 0,343. Hal ini menunjukkan semakin tinggi konsentrasi maka semakin tinggi pula daya absorbansi. Konsentrasi protein dalam fraksi ditentukan melalui persamaan garis kurva baku larutan kasein. Persamaan garis ini melukiskan hubungan antara konsentrasi protein dengan OD pada panjang gelombang terpilih.

Kata Kunci : Fraksi protein, daya absorbansi, kurva baku larutan kasein, uji biuret

Analysis of Total Protein Level of Tomato Fruit

(Lycopersicum esculentum)

Abstract

This practicum is the analysis of the total protein content of the fractions which have been obtained from the previous lab. The purpose of this lab is to determine the total protein content in the protein fraction. The principle of this lab is the biuret method, the absorbance of the protein, and the maximum wavelength. The first procedure is the determination of the maximum wavelength casein. Casein here as standard

Fakultas Farmasi UNPAD

3

Page 4: Kadar Protein Total 2

[Analisis Kadar Protein Total Buah Tomat (Lycopersicum esculentum)] April 1, 2015

proteins of known concentration. Then do the manufacture of casein solution standard curve showing the relationship between absorbance and concentration. Then the protein fraction was measured by means of 25 fractions obtained from the fractionation process, classified into 3 fractions with the same power range absorbance. Three classes of the fraction reacted with biuret reagent (biuret method) will form a blue-violet color which is then measured by a spectrophotometer absorbance fraction so that the concentration of protein in the protein fraction needs to be taken into account by dilution. Results from the manufacture standard curve of absorbance values obtained casein solution unstable with increased concentration. Fractions obtained from absorbance measurements of absorbance fraction I is 1.446, the absorbance fraction II is 0,439, and the absorbance fraction III is 0.343. It shows the higher concentration, the higher the absorbance power. The concentration of protein in the fractions was determined by standard curve equation casein solution. The equation of this line depicts the relationship between protein concentration by OD at selected wavelengths.

Keywords : Protein fraction, power absorbance, standard curve of casein solution, biuret test

Pendahuluan

Protein merupakan molekul makro yang mengandung nitrogen dengan bobot molekuler berkisar Antara 5.000 hingga 1.000.000 lebih. Protein merupakan suatu unsur seluler utama, meliputi kira – kira 50 5 berat kering dari sel. Fungsi protein berkisar dari katalik dalam enzim, hingga toksik dalam hal racun bakteri dan ular (Page, 1989).

Molekul protein adalah sebuah polimer dari asam – asam amino yang digabungkan dengan ikatan – ikatan peptide. Asam amino merupakan unit dasar dari struktur protein. Semua asam – asam amino mempunyai sekurang – kurangnya satu gugus amino (-NH2) pada posisi alfa dari

rabtai karbon dari suatu gugusan karboksil (-COOH) (Tilman, 1986).

Sebagai makro molekul, protein merupakan senyawa organik yang mempunyai berat molekul tinggi dan berkisar antara beberapa ribu sampai jutaan dan tersusun dari C, H, O dan N serta unsur lainnya seperti S yang membentuk asam-asam amino. Semua protein pada semua makhluk, dibangun oleh oleh susunan dasar yang sama, yaitu 20 macam asam amino baku yang molekulnya sendiri tidak mempunyai aktivitas biologis sedang protein sebagai enzim dan hormon mempunyai fungsi khusus. Disamping itu protein dapat berfungsi sebagai pembangun struktur, sumber energi, penyangga racun, pengatur pH dan bahkan sebagai pembawa sifat turunan

Fakultas Farmasi UNPAD

4

Page 5: Kadar Protein Total 2

[Analisis Kadar Protein Total Buah Tomat (Lycopersicum esculentum)] April 1, 2015

dari generasi ke generasi (Patong, dkk., 2012).

Sifat Protein adalah sebagai berikut:

1. Denaturasi Perubahan atau modifikasi pada struktur molekul protein disebut dengan denaturasi. Hal-hal yang menyebabkan terjadinya denaturasi adalah panas, pH, tekanan, aliran listrik, dan adanya bahan kimia seperti urea, alkohol, dan sabun. Temperatur merupakan titik tengah dari proses denaturasi yang disebut dengan melting temperature (Tm) yang pada umumnya protein mempunyai nilai Tm kurang dari 100ºC, apabila diatas suhu Tm, maka protein akan mengalami denaturasi. Protein yang mengalami denaturasi akan menurunkan aktivitas biologinya dan berkurang kelarutannya, sehingga mudah mengendap.

2. Ion zwiter dan pH isoelektrik Larutan asam amino dalam air mempunyai muatan positif maupun negatif sehingga asam amino disebut ion zwiter. Setiap jenis protein dalam larutan mempunyai pH tertentu yang disebut pH isoelektrik berkisar 4-4,5. Pada pH isoelektrik molekul protein mempunyai muatan positif dan negatif yang sama, sehingga saling menetralkan atau bermuatan nol. Pada titik

isoelektrik, protein akan mengalami pengendapan (koagulasi) paling cepat.

3. Sifat amfoter Sifat ini timbul karena adanya gugus amino (-NH2) yang bersifat basa dan gugus karboksil (-COOH) yang bersifat asam yang terdapat pada molekul protein pada ujung-ujung rantainya, maka dengan larutan asam atau pH rendah, gugus amino pada protein akan bereaksi dengan ion H+, sehingga protein bermuatan positif, sebaliknya dalam larutan basa gugus karboksilat bereaksi dengan ion OH-, sehingga protein bersifat negatif. Adanya muatan pada molekul protein menyebabkan protein bergerak dibawah pengaruh medan listrik (Yazid, 2005).

Fungsi protein ditentukan oleh konformasinya, atau pola lipatan tiga dimensinya, yang merupakan pola dari rantai polipeptida. Beberapa protein seperti keratin rambut dan bulu, berupa serabut, dan tersusun membentuk struktur linear atau struktur seperti lembaran dengan pola lipatan berulang yang teratur. Protein lainnya, seperti kebanyakan enzim, terlipat membentuk konformasi globular yang padat dan hampir menyerupai bentuk bola. Konformasi akhir bergantung pada berbagai macam interaksi yang terjadi (Kuchel dan Ralston, 2006).

Fungsi protein bagi tubuh sangat penting, maka perlu adanya uji

Fakultas Farmasi UNPAD

5

Page 6: Kadar Protein Total 2

[Analisis Kadar Protein Total Buah Tomat (Lycopersicum esculentum)] April 1, 2015

secara kualitatif. Salah satunya dengan metode biuret. Dalam metode biuret disiapkan masing – masing larutan sampel 2 % dalam air diambil 1 ml sampel ditambahkan 1 ml NaOH 10 %, kemudian ditambahakn beberapa tetes larutan CuSO4 0.1 % dikotak. Reaksi positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna ungu (Andayani, 2011).

Uji biuret ini dapat digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya ikatan peptide dalam suatu senyawa sehingga uji biuret dapat dipakai untuk menunjukan adanya senyawa protein. Langkah pengujian yang dapat dilakukan adalah larutan sampel yang diduga mengandung protein ditetesi dengan larutan NaOH kemudian diberi beberapa tetes larutan CuSO4 encer. Apabila larutan berubah menjadi arna unggu maka larutan tersebut mengandung protein (Sudarmaji, 2007).

Larutan protein dibuat alkalis dengan NaOH kemudian ditambahkan larutan Cupri Sulfat (CuSO4) encer. Uji ini untuk menunjukkan adanya senyawa-senyawa yang mengandung gugus amida asam (-CONH2) yang berada bersama gugus amida asam yang lain atau gugus yang lain seperti : -CSNH2, -C(NH)NH2, -CH2NH2, CRHNH2, -CHOHCH2NH2, CHOHCH2NH2, -CHNH2CH2OH, CHNH2CHOH. Dengan demikian uji Biuret tidak hanya untuk protein tetapi zat lain seperti Biuret atau malonamida juga memberikan reaksi positif yaitu ditandai dengan timbulnya warna merah-violet atau biru-violet (Sudarmaji, 2007).

Intensitas warna tergantung pada konsentrasi protein yang ditera. Penentuan protein cara biuret adalah dengan mengukur optical density (OD) pada panjang gelombang 560 – 580 nm. Agar dapat menghitung banyaknya protein maka perlu lebih dahuu dibuat kurva baku/standar yang melukiskan hubungan antara konsentrasi protein dengan OD pada panjang gelombang terpilih (Patong, dkk., 2012).

Buah Tomat Masak adalah bahan makanan nabati yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Buah Tomat Masak mengandung energi sebesar 20 kilokalori, protein 1 gram, karbohidrat 4,2 gram, lemak 0,3 gram, kalsium 5 miligram, fosfor 27 miligram, dan zat besi 0 miligram. Selain itu di dalam Buah Tomat Masak juga terkandung vitamin A sebanyak 1500 IU, vitamin

Fakultas Farmasi UNPAD

6

Page 7: Kadar Protein Total 2

[Analisis Kadar Protein Total Buah Tomat (Lycopersicum esculentum)] April 1, 2015

B1 0,06 miligram dan vitamin C 40 miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram Buah Tomat Masak, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 95 % (Katili, 2009).

Metode

Alat

Gelas Kimia, Gelas Ukur, Kaca Arloji, Labu ukur 100 mL, Kompor listrik, Mikro pipet, Pipet tetes, Spektrofotometer, Tabung reaksi

Bahan

Aquadest bebas CO2, NaOH 0,1 N, Na2CO3, K-Na-tartrat, CuSO4, Kasein, Sampel fraksi buah tomat

Pembuatan Pereaksi Biuret

Dilakukan pembuatan pereaksi biuret dengan cara bahan-bahan untuk membuat pereaksi biuret ditimbang, yaitu NaOH 0,1 N sebanyak 4 gram di kacar arloji, Na2CO3 2% sebanyak 2 gram, K-Na-tartrat 2%, dan CuSO4

1%. Dipanaskan aquadest sebanyak pada kompor listrik, kemudian dinginkan. Dilarutkan NaOH 0,1 N tersebut ke dalam aquadest yang telah didinginkan. Kemudian, dicampurkan dengan bahan-bahan lain untuk pembuatan pereaksi biuret ini, yaitu ditambahkan 2 gram Na2CO3 2% ke dalamnya, kemudian diadd sampai 100 mL, selanjutnya ditambahkan 1 mL CuSO4 1%, dan 1 mL K-Na-tartrat 2%, dan pereaksi biuret siap digunakan.

Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

Dilakukan penimbangan 50 mg kasein yang kemudian dilarutkan dengan aquades dalam labu ukur 100 mL dan digenapkan hingga tanda batas (konsentrasi kasein adalah 50 mg/100 mL = 500 μg/mL). Selanjutnya, dipipet 5 mL larutan kasein dan diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 10 mL

(konsentrasi kasein adalah 250 μg/mL). Kemudian, dipipet 1 mL larutan kasein 250 μg/mL dan masukkan ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan 9 mL pereaksi Biuret, dan didiamkan selama 10 menit (konsentrasinya adalah 25 μg/mL). Dilakukan pengukuran absorbansi larutan kasein pada panjang gelombang 400-800 nm dengan spektrofotometer. Blangko berisi 1 mL aquades dan 9 mL pereaksi Biuret. Digambarkan spektrum absorbansi yang didapat terhadap panjang gelombang, dan ditentukan panjang gelombang maksimum kasein.

Pembuatan Kurva Baku Larutan Kasein

Disiapkan larutan kasein dalam 11 tabung reaksi sehingga diperoleh konsentrasi bertingkat dari 50-500 μg /mL. Pada setiap tabung, ditambahkan 9 mL pereaksi Biuret, dan didiamkan selama 10 menit. Dilakukan pengukuran absorbansi setiap tabung dengan spektrofotometer pada panjang gelombang maksimum (550 nm). Kemudian dibuat kurva

Fakultas Farmasi UNPAD

7

Page 8: Kadar Protein Total 2

[Analisis Kadar Protein Total Buah Tomat (Lycopersicum esculentum)] April 1, 2015

baku yang menunjukkan hubungan antara absorbansi dan konsentrasi, dan tentukan persamaan garis kurva baku larutan kasein tersebut.

Pengukuran Fraksi Protein

Pengukuran absorbansi fraksi protein dilakukan dengan tahapan kerja yaitu, pertama penyiapan sampel fraksi protein, dimana sampel fraksi yang dihasilkan dari fraksinasi ekstrak buah tomat pada praktikum sebelumnya dikelompokkan menjadi tiga kelompok fraksi dengan masing-masing kelompok 1,2 dan 3 secara berurutan memiliki range 1,99-1,329, 1,328-0,667, dan kelompok 0,666-0,005. Masing-masing kelompok fraksi tersebut dipipet 0,2 mL dengan menggunakan mikro pipet ke dalam tabung reaksi. Kemudian, masing-masing fraksi di tabung reaksi tersebut ditambahkan dengan 1,8 mL pereaksi biuret, dan didiamkan selama 10 menit. Selanjutnya, masing-masing fraksi tersebut diukur absorbansinya dengan spektrofotometer, sehingga

konsentrasi protein dalam fraksi protein dapat dihitung.

Hasil

Pembuatan kurva baku dilakukan dengan menggunakan kasein berbagai konsentrasi. Kemudian ditambahkan 9 ml biuret pada masing konsentrasi kasein. Diamkan 10 menit lalu dilakukan pengukuran absorbasi dengan sprektofotometer UV/Vis 550 nm.

Fraksi dari buah tomat yang telah dikelompokkan dibagi menjadi 3 kelompok dicampurkan sehingga terdapat 3 fraksi. Masing-masing fraksi dipipet 0,2 ml dengan mikropipet ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 1,8 ml pereaksi biuret. Kemudian absorbansi diukur dengan spektrofotometer dan dihitung konsentrasinya.

Tabel 1 Nilai Absorbansi Kasein dalam Beberapa Konsentrasi (0-50 µg/mL)

Konsentrasi Kasein (µg/mL)

Absorbansi

0 0,0165 0,02410 0,35315 0,33220 0,68225 0,41530 0,6835 0,766

Fakultas Farmasi UNPAD

8

Page 9: Kadar Protein Total 2

[Analisis Kadar Protein Total Buah Tomat (Lycopersicum esculentum)] April 1, 2015

40 1,10745 1,20450 1,18

0 10 20 30 40 50 600

0.20.40.60.8

11.21.4

Kurva Baku Kasein

Konsentrasi

Ab

sorb

ansi

Gambar 1 Grafik Kurva Baku Kasein Berbagai Konsentrasi Terhadap Absorbansi

1. Persamaan baku standary = 0,025x – 0,0068

2. Konsentrasi sampel- Fraksi 1

y = 1,446 1,446 = 0,025x-0,0068

x = 58,112 µg/mL- Fraksi 2

y = 0,4390,439 = 0,025x-0,0068

x = 17,832 µg/mL- Fraksi 3

y = 0,3430,343 = 0,025x-0,0068

x = 17,16 µg/mL

Tabel 2 Nilai Absorbansi Fraksi Protein (Sampel Fraksi Protein)

Fraksi Absorbansi1 1,4462 0,4393 0,343

Fakultas Farmasi UNPAD

9

Page 10: Kadar Protein Total 2

[Analisis Kadar Protein Total Buah Tomat (Lycopersicum esculentum)] April 1, 2015

Tabel 3 Konsentrasi Protein Pada Masing-masing Fraksi Protein (Sampel Fraksi Protein)

Fraksi Konsentrasi1 58,46

Pembahasan

Pada praktikum analisis kadar protein total ini, adapun tahapan kerja yang dilakukan adalah dengan melakukan beberapa persiapan, yakni pembuatan pereaksi biuret, karena pada analisis kadar protein ini metode yang digunakan adalah metode biuret, kemudian penyiapan baku protein yaitu larutan kasein yang dibuat dalam berbagai konsentrasi dan diukur absorbansi masing – masing konsentrasinya dan dilanjutkan dengan pembuatan kurva baku larutan kasein dan ditentukan persamaan garisnya, serta dilakukan penyiapan sampel fraksi untuk diukur konsentrasi fraksi protein dari sampel buah tomat ini.

Pembuatan pereaksi biuret pertama-tama dilakukan penimbangan NaOH dengan menggunakan kaca arloji. Penggunaan kaca arloji disebabkan karena NaOH merupakan larutan baku sekunder yang bersifat higroskopis. Kemudian dilarutkan dalam aquades bebas CO2 karena adanya CO2 dalam aquadest akan menyebabkan terbentuknya Na2CO3

yang akan membuat kadar Na2CO3

dalam larutan NaOH yang berlebih (Basset, 1994).

Na2CO3 2% ditambahkan ke dalam larutan NaOH 0,1 N dan ditambah 1 mL CuSO4 1% dan 1 mL K Na tartrat 2%. NaOH dan Na2CO3

berfungsi sebagai alkali yang mengubah gugus karbonil bebas menjadi bentuk enol yang reaktif. CuSO4 berfungsi sebagai penyedia Cu2+ dan pembentuk warna. Kalium natrium tartrat sebagai penstabil ion Cu2+ (Wahyuningtyas, 2013).

Pada uji ini gugus protein yang bermuatan negative yaitu gugus karbonil akan berikatan dengan Cu2+

yang bermuatan positif, sehingga membentuk kompleks ikatan peptida berwarna ungu (Sumardjo, 1998).

Kemudian dilakukan penyiapan larutan baku dan pembuatan kurva baku. Pada praktikum ini dilakukan kasein sebagai larutan baku protein. Hal ini dikarenakan kasein merupakan protein yang terdapat dalam susu sehingga mudah didapat dan kadarnya pun diketahui yakni sekitar 80% (Mufarrikha, 2014).

Selanjutnya dilakukan pengukuran fraksi protein, hal pertama yang dilakukan adalah dengan disiapkannya sampel fraksi yang telah dihasilkan dari proses fraksinasi ekstrak buah

Fakultas Farmasi UNPAD

10

Page 11: Kadar Protein Total 2

[Analisis Kadar Protein Total Buah Tomat (Lycopersicum esculentum)] April 1, 2015

tomat sebelumnya, dimana pada proses fraksinasi tersebut dihasilkan 25 vial fraksi protein yang ditampung sebanyak 3 mL, dan telah dilakukan pula pengukuran terhadap nilai absorbansi dari masing-masing vial tersebut menggunakan spektofotometer.

Setelah didapatkan nilai absorbansi dari masing-masing fraksi pada vial tersebut, dilakukan pengelompokkan terhadap fraksi protein kedalam tiga kelompok fraksi dengan nilai range yang sama pada setiap kelompok, dimana fraksi pertama adalah fraksi dengan range nilai absorbansi 1,99-1,329, fraksi kedua 1,328-0,667, dan 0,667-0,005. Nilai absorbansi maksimum yang dapat diukur dari adalah 1,99, sedangkan absorbansi target yang memungkinkan adanya kandungan protein adalah nilai absorbansi 0,2-0,8, sehingga fraksi dengan nilai absorbansi kurang dari 0,2 tidak dimasukkan untuk dilakukan pengukuran kadar protein, karena fraksi tersebut diperkirakan tidak tidak mempunyai kandungan protein.

Dari ketiga fraksi yang sudah dikelompokkan tersebut kemudian masing-masingnya diambil 0,2 ml menggunakan mikro pipet dan dimasukan ke dalam tabung reaksi, dilakukan menggunakan mikro pipet karena volume yang diambil sangat kecil, dan tidak ada alat gelas dengan nilai pengukuran tersebut, sehingga agar akurasinya tinggi digunakan mikro pipet untuk mengambil fraksi. Selanjutnya ditambah dengan preaksi

biuret sebanyak 1,8 ml, dan didiamkan selama 10 menit. Preaksi biuret ini berfungsi untuk mengetahui kandungan protein pada sampel.

Preaksi biuret terdiri atas campuran Na2CO3, NaOH, CuSO4 dan K Na Tatrat. Pereaksi biuret ini digunakan umumnya dalam penentuan protein, untuk menentukan konsentrasi protein dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 550 nm untuk mendeteksi ion Cu2+ sehingga dapat diketahui nilai absorbansinya untuk menentukan konsentrasi protein pada sampel. Dimana protein itu sendiri dibuat alkalis dengan NaOH dan larutan Cupri Sulfat (CuSO4) yang berfungsi untuk menunjukkan adanya senyawa-senyawa yang mengandung gugus amida asam (-CONH2) yang berada bersama gugus amida asam yang lain. Dengan demikian uji Biuret tidak hanya untuk protein tetapi zat lain seperti Biuret atau malonamida juga memberikan reaksi positif yaitu ditandai dengan timbulnya warna merah-violet atau biru-violet. Warna ini terbentuk karena Ion Cu2+ dari preaksi. Biuret dalam suasana basa akan berekasi dengan polipeptida atau ikatan-ikatn peptida yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu atau violet.

Dari penambahan preaksi biuret tersebut dapat di ketahui bahwa fraksi yang menunjukkan hasil positif terhadap uji biuret ini adalah fraksi 2 dan 4, dengan hasil larutan berwarna biru, yang memiliki absorbansi 1,328-0,667 dan 0,667-0,005. Hampir mirip

Fakultas Farmasi UNPAD

11

Page 12: Kadar Protein Total 2

[Analisis Kadar Protein Total Buah Tomat (Lycopersicum esculentum)] April 1, 2015

dengan absorbansi target yaitu 0,2-0,8. sedangkan fraksi 1 dengan range absorbansi 1,99-1,329 menujukkan hasil negative karena berubah warna menjadi hijau, bukan biru-violet seperti seharusnya. Setelah penambahan preaksi biuret kepada sampel, selanjutnya didiamkan selama 10 menit, hal ini dimaksudkan agar reaksi yang terjadi antara pereaksi biuret dengan protein pada sampel dapat berlangsung sempurna, dan ikatan yang terjadi antara Cu2+ yang terdapat pada peraksi biuret yang akan berubah menjadi Cu dan berikatan dengan gugus amina pada protein sehingga akan menghasilkan kompleks yang berwarna biru-ungu atau biru-violet yang dapat dideteksi dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 550 nm. Setelah didiamkan 10 menit dan dihasilkan larutan sampel yang berubah warana menjadi biru, maka selanjutnya dilakukan pengukuran absorbansi sampel fraksi protein dengan menggunakan spektrofotometer.

Tahapan yang dilakukan adalah menginjeksi aquadest melalui alat tersebut sampai menunjukkan angka nol, hal ini di maksudkan untuk membersihkan alat dari kotoran yang dapat mempengaruhi nilai absorbansi sampel. Kemudian sampel di ukur absorbansinya dengan cara yang sama, yaitu menginjeksi sampel pada alat tersebut. Dan di dapatkan nilai absorbansi yang tertera di pada detector spektrofotometer. Hal tersebut di lakukan pada semua sampel hingga didapat nilai absorbansi pada masing-masing sampel atau fraksi. Pada fraksi

1 di peroleh absorbansi sebesar 1,446, pada fraksi 2 sebesar 0,439, dan pada fraksi 3 sebesar 0,343. Nilai absorbansi yang diperoleh menunjukkan angka yang semakin kecil, hal ini dikarenakan pengaruh dari absorbansi yang pertama, absorbansi fraksi 1 > fraksi 2 > fraksi 3.

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada praktikum kali ini menunjukan adanya ketidak linieran pada kurva baku larutan kasein, hal ini dapat ditunjukan dengan adanya nilai regresi linier sebesar 0,96, keadaan ini menunjukan adanya sejumlah data yang diperoleh bersifat eror, pada praktikum ini data yang diprediksi sebagai data yang eror adalah perolehan data pada konsentrasi larutan kasein 25 dengan nilai absorbansi 0,415 yang menunujukan adanya penurunan absorbansi secara drastis dari konsentrasi sebelumnya. Namun pada dasarnya jumlah data yang bersifat eror ini tidak terlalu berpengaruh pada proses selanjutnya karena nilai r yang dipoeroleh masih dalam rentang mendekati 1.

Dimana dengan hasil persamaan kurva baku linier larutan kasein yakni y = 0,025x – 0,0068 , konsentrasi sampel dapat ditemukan yakni pada absorbansi 1,446 diperoleh konsentrasi 58,112, pada absorbansi 0,439 diperoleh konsentrasi 17,832, dan pada absorbansi 0,343 diperoleh konsentrasi 17,16, dimana nilai regresi linier sebesar 0,997 atau mendekati 1, dan diperoleh grafik larutan uji yang menunjukan adanya peningkatan

Fakultas Farmasi UNPAD

12

Page 13: Kadar Protein Total 2

[Analisis Kadar Protein Total Buah Tomat (Lycopersicum esculentum)] April 1, 2015

absorbansi pada saat konsentrasi larutan uji semakin banyak, hal ini sesuai dengan hukum Lambert beer yang menyatakan jumlah absorbansi akan sebanding dengan jumlah konsentrasi, hal ini menunjukan tidak adanya penyimpangan hukum lambert beer pada praktikum ini. Sehingga secara keseluruhan hasil pada praktikum kali ini adalah sesuai dengan literature. Hasil pengukuran yang baik dari suatu parameter kuantitas kimia, dapat dilihat berdasarkan tingkat presisi dan akurasi yang dihasilkan.

Akurasi menunjukkan kedekatan nilai hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya. Untuk menentukan tingkat akurasi perlu diketahui nilai sebenarnya dari parameter yang diukur dan kemudian dapat diketahui seberapa besar tingkat akurasinya, pada praktikum ini diperoleh hasil akurasi yang mendekati data baku standar. Sedangkan presisi menunjukkan tingkat reliabilitas dari data yang diperoleh. Hal ini dapat dilihat dari standar deviasi yang diperoleh dari pengukuran, presisi yang baik akan memberikan standar deviasi yang kecil dan bias yang rendah, dimana pada praktikum ini memiliki standar deviasi yang rendah.

Meskipun begitu, pada pembuatan kurva baku larutan kasein terdapat data yang bersifat eror, hal ini dapat diperkirakan adanya beberapa faktor yang menyebabkan kasein pada konsentrasi 25 memiliki hasil yang tidak akurat, yakni adanya kerusakan kimia yang disebabkan dengan adanya

perubahan kimia yaitu ionisasi dan hidrolisis pada zat yang diukur. Ionisasi akan mengubah konsentrasi zat yang diukur, penyimpangan ini disebabkan oleh ionisasi. Sedangkan hidrolisis disebabkan reaksi suatu partikel dengan air yang bisa menyebabkan penyimpangan karena dapat mengurangi konsentrasi larutan yang diukur.

Sebab nyata berkaitan dengan konsentrasi larutan. Penyimpangan dapat terjadi di daerah konsentrasi terlalu rendah atau pekat, pada konsentrasi kasein ini dimungkinkan adanya kesalahan dalam pengkalibrasian dan penimbangan bahan yang digunakan. Selaian itu kesalahan ini dapat diakibatkan dengan kurangnya ketelitian praktikan dalam melakukan prosedur, seperti memasukan sampel ke dalam spectrometer, seta adanya ketidak pahaman praktikan dalam prosedur praktikum, selain itu adanya kontaminasi zat lain ke dalam sampel yang dapat mempengaruhi kemampuan absorbansi sampel, adanya kerusakan instrumental  ini berkaitan dengan keadaan alat.

Dua hal yang merupakan bagian dari sebab kerusakan alat ini yaitu kecapaian alat (berkaitan penggunaan yang terus menerus dalam periode waktu cukup lama sehinga alat menjadi terlalu panas) dan ketidak monokromatisan sinar (menyebabkan penyimpangan karena hal tersebut mempengaruhi nilai absorpsitivitas yang akhirnya mempengaruhi serapan sinar), namun pada praktikum ini

Fakultas Farmasi UNPAD

13

Page 14: Kadar Protein Total 2

[Analisis Kadar Protein Total Buah Tomat (Lycopersicum esculentum)] April 1, 2015

kerusakan alat tidak terlalu berpengaruh sebab pada hasil absorbansi larutan baku kasein hanya satu konsentrasi saja yang mengalami eror, dan adanya faktor kondisi yang meliputi pH,suhu dan tekanan yang dapat mempengaruhi kemampuan absorbansi zat yang diamati. Faktor-faktor kesalahan ini dapat menyebabkan ketidak akuratan absorbansi yang diperoleh dimana kemungkinan penyimpangan yang terjadi berdasarkan hukum lambert beer yakni konsentrasi zat yang lebih dari 0,1 M, terbentuknya sinar polikromatis pada alat, dan terjadinya penghamburan pada radiasi yang dihasilkan.

Berdasarkan hal ini dapat diartikan bahwa pada praktikum kali ini mengalami kesalahan acak (random error). Golongan kesalahan ini merupakan bentuk kesalahan yang menyebabkan hasil dari suatu perulangan menjadi relatif berbeda satu sama lain, dimana hasil secara individual berada di sekitar harga rata-rata. Kesalahan ini memberi efek pada tingkat akurasi dan kemampuan dapat terulang (reprodusibilitas).

Simpulan

Kadar protein total dari fraksi sampel buah tomat ditentukan dengan membuat kurva baku protein yaitu kasein dengan berbagai konsentrasi yang berbeda sehingga diperoleh persamaan garis dan konsentrasi fraksi sampel tomat dapat diketahui yaitu sebesar 58,112 µg/mL, 17,16 µg/ml, dan 17,832 µg/mL.

Daftar Pustaka

Andayani, Regina. 2011. Pengaruh Lama Penyimpanan pada Suhu Kamar dan Lemari Pendingin terhadap Kandungan Protein pada Dadih Kerbau dengan Metode Kjeldahl. Scientia, Vol.1No.1.

Bassett, J. et al. 1994. Buku Ajar Vogel : Kimia Analitik Kuantitatif Anorganik. Jakarta: EGC.

Mufarrikha, Iftakhul. 2014. Optimasi Kondisi Produksi Pektinase dari Aspergillus niger. Kimia. Studentjournal, Vol. 2, No. 1, pp. 393 -399.

Page, David S.1989. Prinsip – prinsip Biokimia. Jakarta : Erlangga

Patong, A.R., dkk., 2012. Biokimia Dasar. Makassar : Lembah Harapan Press

Kuchel, P. dan Ralston G. B. 2006. Biokimia Schaum’s Easy Outlines. Jakarta : Erlangga

Katili, A. S. 2009. Struktur dan Fungsi Protein Kolagen Jurnal Penelitian, Vol : 2 (5), Hal : 19-29, Universitas Negeri Gorontalo. Tersedia online di http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JPI/article/view/587 [di akses tanggal 17 april 2015]

Sudarmaji, Slamet , dkk. 2007. Analisis bahan Makanan dan

Fakultas Farmasi UNPAD

14

Page 15: Kadar Protein Total 2

[Analisis Kadar Protein Total Buah Tomat (Lycopersicum esculentum)] April 1, 2015

Pangan. Jakarta : Penerbit Liberty.

Sumardjo, D. 1998. Kimia Kedokteran Undip edisi ke 3. Semarang: Universitas Diponegoro.

Tilman, Allen D. 1986. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Wahyuningtyas, Puspita, dkk. 2013. Studi Pembuatan Enzim Selulase Dari Mikrofungi Trichoderma reesei Dengan Substrat Jerami Padi Sebagai Katalis Hidrolisis Enzimatik Pada Produksi Bioetanol. Jurnal Bioproses Komoditas Tropis, Vol. 1 No. 1.

Yazid, Estien. 2005. Kimia Fisika Untuk Paramedis. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Fakultas Farmasi UNPAD

15