jump 2-3 psikiatri 2 fix

31
Jump 2 1. Bagaimana hubungan sangat kurang tidur dan istirahat dengan keluhan ? 2. Bagaimana hubungan riwayat penyakit keluarga dengan keluhan ? 3. Bagaimana hubungan riwayat penyakit dahulu dengan keluhan sekarang ? 4. Bagaimana Interpretasi pemeriksaan status mental ? 5. Apakah makna hampir menghabiskan uang untuk membeli barang-barang mahal ? 6. Apakah faktor-faktor yang memicu gangguan tidur pada kasus diatas ? 7. Dd, Dx, terapi, prognosis ? 8. Apakah pemeriksaan lanjutan dan pemeriksaan lab yang diperlukan ? 9, Apasajakah derajat tilikan ? 10. Bagaimanakah patofisiologi mood irritable ? 11.Bagaimanakah mekanisme marah-marah ? 12. Bagaimanakah fisiologi tidur ?

Upload: yusak

Post on 14-Apr-2016

150 views

Category:

Documents


89 download

DESCRIPTION

yuhu

TRANSCRIPT

Page 1: Jump 2-3 Psikiatri 2 Fix

Jump 2

1. Bagaimana hubungan sangat kurang tidur dan istirahat dengan keluhan ?

2. Bagaimana hubungan riwayat penyakit keluarga dengan keluhan ?

3. Bagaimana hubungan riwayat penyakit dahulu dengan keluhan sekarang ?

4. Bagaimana Interpretasi pemeriksaan status mental ?

5. Apakah makna hampir menghabiskan uang untuk membeli barang-barang mahal ?

6. Apakah faktor-faktor yang memicu gangguan tidur pada kasus diatas ?

7. Dd, Dx, terapi, prognosis ?

8. Apakah pemeriksaan lanjutan dan pemeriksaan lab yang diperlukan ?

9, Apasajakah derajat tilikan ?

10. Bagaimanakah patofisiologi mood irritable ?

11.Bagaimanakah mekanisme marah-marah ?

12. Bagaimanakah fisiologi tidur ?

13. Bagaimanakah mekanisme flight of idea ?

14. Bagaimanakah hubungan usia, jenis kelamin, pekerjaan dengan keluhan ?

15. Bagaimakah mekanisme psikomotor hiperaktif ?

16. Apasajakah jenis-jenis gangguan mood ?

Page 2: Jump 2-3 Psikiatri 2 Fix

Jump 3

1. Hubungan pasien sangat kurang istirahat dan tidur dengan gejala yang

dialami

Keadaan jaga atau bangun sangat dipengaruhi oleh sistem ARAS (Ascending

Reticulary Activity System). Aktivitas ARAS sangat dipengaruhi oleh aktivitas

neurotransmiter seperti serotonergik, noradrenergik, kholinergik dan

histaminergik.

a. Sistem Serotonergik

Hasil serotonergik sangat dipengaruhi oleh hasil metabolisme asam amino

tryptopan. Dengan bertambahnya jumlah tryptopan, maka jumlah serotonin

yang terbentuk akan meningkat sehingga akan menyebabkan keadaan

mengantuk.

Bila serotonin dari tryptopan pembentukannya terhambat, maka terjadi

keadaan tidak dapat tidur atau terjaga. Menurut beberapa penelitian, lokasi

terbanyak sistem serotonergik ini terletak pada nucleus raphe dorsalis.

b. Sistem Adrenergik

Neuron-neuron yang terbanyak mengandung norepineprin terletak di badan

sel nucleus cereleus di batang otak. Kerusakan sel neuron pada lokus cereleus

sangat mempengaruhi dan hilangnya REM tidur. Obat-obatan yang

mempengaruhi peningkatan aktivitas neuron noradrenergik akan

menyebabkan penurunan yang jelas pada tidur REM dan peningkatan keadaan

jaga.

c. Sistem Kholinergik

Pemberian prostigmin IV dapat mempengaruhi episode tidur REM. Stimulasi

jalur kholinergik ini, mengakibatkan aktivitas gambaran EEG seperti dalam

keadaan jaga. Gangguan aktivitas kholinergik sentral berhubungan dengan

perubahan tidur ini terlihat pada orang depresi, sehingga terjadi pemendekan

Page 3: Jump 2-3 Psikiatri 2 Fix

latensi tidur REM. Pada obat antikholinergik (scopolamine) yang

menghambat pengeluaran kholinergik dari lokus cereleus, maka tampak

gangguan pada fase awal dan penurunan REM.

d. Sistem Histaminergik

Pengaruh histamin sangat sedikit mempengaruhi tidur.

e. Sistem Hormon

Hormon yang berpengaruh terhadap siklus tidur : ACTH, GH, TSH dan LH.

Hormon-hormon tersebut disekresi secara teratur oleh kelenjar Pituitary

anterior, melalui hipothalamus pathway. Sistem ini secara teratur

mempengaruhi pengeluaran neurotransmiter norepinefrin, dopamin, serotonin

yang bertugas mengatur mekanisme tidur dan bangun.

2. Hubungan riwayat penyakit keluarga dengan keluhan

A. Berkaitan dengan diagnosis banding, yaitu gangguan bipolar:

Pada pasien bipolar tipe 1, keluarga tingkat pertama 7 kali lipat

lebih cenderung untuk mengalami bipolar tipe 1 pula.

B. Berkaitan dengan genetika perilaku:

Suatu sifat yang herediter berasal dari gen tertentu pada

seseorang sedangkan sifat yang yang murni didapat berasal dari

lingkungan. Contoh sifat yang murni herediter adalah warna mata

sedangkan contoh sifat yang murni didapat adalah gaya rambut. Sifat

yang didapat sering disinonimkan dengan penyebab psikologis dan

sifat yang berasal dari herediter sering disinonimkan dengan penyebab

biologis. Padahal sifat yang berasal dari lingkungan dapat bersifat

psikologi maupun non psikologis. Penyebab lingkungan yang bersifat

psikologis seperti cemas, stress terjadi oleh karena pengalaman hidup.

Dan ada yang bersifat nonpsikologis seperti penyakit infeksi yang juga

dapat mempengaruhi sifat sesorang.

Page 4: Jump 2-3 Psikiatri 2 Fix

Namun dalam psikiatri, tidak bisa kita membedakan secara

murni antara sifat yang bersifat herediter dengan yang didapat karena

satu sama lain memiliki pengaruh terhadap sifat sesorang. Namun

memang peran genetik memiliki pengaruh yang dominan.

4. Interpretasi pemeriksaan status mental

a. Psikomotor hiperaktif:

Psikomotor merupakan kombinasi antara aktivitas fisik dan

emosional. Selain itu juga dapat didefinisikan sebagai gerakan yang

ditentukan oleh proses psikik yang berbeda dengan yang disebabkan

oleh penyebab ekstrapsikik atau organik. Secara singkat dapat diartikan

sebagai gerakan badan yang dipengaruhi oleh keadaan jiwa.

Psikomotor hiperaktif merupakan keadaan meningkatnya aktivitas

motorik dan kognitif yang bersifat tidak khas, tidak mau diam, agresif,

destruktif, dan sering berhubungan dengan gangguan organic yang

melatarbelakanginya.

Ketidakkhasan ini kemungkinan yang menyebabkan psikomotor

hiperaktif menjadi salah satu gejala di hampir semua gangguan mental,

seperti mood disorder, retardasi mental, epilepsy, ADHD, skizofrenia,

depresi, mania, dll.

b. Flight of idea:

Flight of idea atau biasa juga disebut sebagai loncat gagasan

bukan merupakan kondisi mental, namun hanyalah salah satu gejala dari

suatu kondisi mental. Flight of idea merupakan pembicaraan dengan

arus cepat, di mana pasien melompat dengan cepat dari satu topi ke

topik lainnya dan masing-masing topik tersebut kurang lebih masih ada

hubungannya dengan topik atau rangsangan lingkungan sebelumnya,

tetapi progresinya, fikirannya tidak logis, dan tujuannya tidak pernah

Page 5: Jump 2-3 Psikiatri 2 Fix

tercapai. Penderita dapat berbicara secara monolog selama 10 menit

berturut-turut.

Penyebab dari flight of idea sendiri bisa beragam, antara lain:

1) Penderita mengalami emosi yang intens, baik terlalu senang maupun

terlalu cemas. Penderita pada kasus ini bisa mengalami flight of idea

tanpa adanya gangguan mental tertentu.

2) Pasien dengan bipolar yang sedang mengalami mania

3) Pasien dengan skizofrenia

4) Pasien yang mengonsumsi obat-obatan yang dapat memicu euphoria

dengan dosis tertentu, contohnya morfin.

Namun, karena informasi-informasi yang dituliskan pada

skenario mengindikasikan adanya kecenderungan gangguan mental, tidak

dominannya gangguang persepsi dan pikiran, serta tidak disebutkan adanya riwayat

konsumsi obat-obatan tertentu, sehingga penyebab flight of idea pada skenario lebih

cenderung pada pasien bipolar yang sedang mengalami mania.

c. Mood irritable:

Mood irritable merupakan suasana perasaan yang sensitif, mudah

tersinggung, mudah marah, dan seringkali bereaksi berlebihan

terhadap situasi yang tidak disenangi. Beberapa keadaan yang dapat

menyebabkan terjadinya mood irritable antara lain:

1) Depresi

Mood irritable bukan karakteristik utama pada depresi.

Karakteristik utama depresi adalah kesedihan dan ahedonia.

Namun, pada beberapa kasus depresi, mood irritable dapat

menjadi:

a) Diagnosis untuk distimia dan MDD (Major Depressive

Disorder)

b) Diagnosis primer bipolar dan unipolar pada depresi

Page 6: Jump 2-3 Psikiatri 2 Fix

c) Berhubungan dengan gangguan psikiatri kronis, seperti

ADHD, mental retardation, Alzheimer, dll.

2) Anger

Mood irritable dapat merupakan salah satu gejala dari:

a) ODD ( Oppositional Defiant Disorder) yang memiliki

karakteristik: irritabilitas, kemarahan (anger), penyimpangan,

dan ledakan amarah (temper). Namun umumnya ODD terjadi

pada anak-anak sampai remaja.

b) Dysfunctional Anger

Anger bisa menjadi disfungsional ketika ia berlawanan dengan

kepentingan nilai/norma kita sendiri. Dysfunctional anger

bersifat destruktif.

3) Mania

Karakteristik utama mania antara lain berbicara cepat,

peningkatan aktivitas motorik, delusi, dan kurang tidur, paranoia,

disforia, distractibility dan irritabilitas/anger. Namun, irritabilitas

jarang ditemukan sebagai gejala awal manik, umumnya muncul

belakangan.

Apabila teridentifikasi mood irritable ditambah 4 atau lebih

karakteristik di bawah ini:

a. Lebih banyak bicara

b. Distractible

c. Berkuranganya kebutuhan untuk tidur

d. Subjective racing thoughts

e. Agitasi psikomotor

Maka pasien dapat dikatakan memiliki kemungkinan bipolar.

d. Afek meningkat:

Page 7: Jump 2-3 Psikiatri 2 Fix

Afek meningkat/meluas (broad affect) merupakan seluruh

keadaan emosi yang dinyatakan secara serasi dalam berbagai keadaan

yang dapat diamati oleh orang lain. Afek meningkat/meluas juga sering

digunakan pada keadaan halusinasi/waham yang isinya sesuai dengan

afek atau mood yang utama. Misalnya pada mania terjadi waham yang

menyangkut kebesaran, sombong, percaya diri, identifikasi orang

terkenal, bahkan dewa dewa. Sedangkan, pada depresi dapat terjadi

waham yang menyangkut hal-hal tidak berguna, bersalah, berdosa,

cacat, sakit, dll.

e. Insight derajat 1:

Insight/tilikan merupakan kemampuan seseorang untuk

memahami sebab sesungguhnya dan arti dari suatu situasi, termasuk di

dalamnya dari gejala itu sendiri. Pemeriksaan insight dilakukan dengan

menanyakan apakah pasien tahu mengapa ia dibawa ke dokter, atau

apakah pasien merasa membutuhkan pengobatan atau perawatan atau

bantuan.

Insight derajat 1 mengindikasikan adanya penyangkalan terhadap

penyakitnya sendiri. Insight 1-3 memiliki kecenderungan psikotik,

insight 4 neurotik, insight 5 memahami penyakitnya namun tidak tahu

harus bagaimana, sedangkan insight 6 normal.

5. Alasan penggalian anamnesis belanja berlebihan barang-barang yang tidak

diperlukan

Gangguan di mana penderita memiliki kecenderungan untuk

berbelaja berlebihan yang berulang, kronis, yang telah menajdi respon

utama dalam suatu situasi atau perasaan negatif disebut dengan Compulsive

Buying Disorder. CBD ini disebabkan oleh gangguan pikiran, lebih spesifik

pada bentuk pikiran, di mana terjadi preokupasi oleh belanja dan

menghabiskan uang serta mendedikasikan waktu yang signifikan untuk hal-

Page 8: Jump 2-3 Psikiatri 2 Fix

hal tersebut. Pada pasien dengan CBD terdapat peningkatan level

kecemassan atau keterdesakan yang hanya bisa teratasi ketika suatu barang

telah terbeli.

Pasien dengan CBD cenderung menjadi manifestasi beberapa

gangguan mental terutama pada axis I, seperti mood disorder (21-100%),

anxiety disorder (41-80%), eating disorder (8-35%), dll. Kecenderungan

terbanyak terdapat pada mood disorder, terutama gangguan bipolar. CBD

bisa juga terjadi pada axis II namun tetap lebih dominan pada axis I.

Compulsive Buying Disorder terdiri dari 4 fase:

a. Antisipasi

Memiliki pikiran/keinginan/preokupasi untuk memiliki sesuatu atau

untuk berbelanja

b. Persiapan

Bersiap untuk berbelanja, dengan menentukan kapan, di mana,

bagaimana berpenampilan, kartu kredit yang digunakan, mencari

barang-barang diskon, fashion terbaru, dll.

c. Berbelanja

Pasien dengan CBD akan merasa sangat senang pada fase ini

bahkan bisa sampai memunculkan perasaan seksual.

d. Spending

Munculnya perasaan lega atau euphoria dari emosi-emosi negative

(kecemasan, depresi, kebosanan, kemarahan) sebagai konsekuensi.

Beberapa karakteristik dari Compulsive Buying Disorder antara

lain:

a. Berbelanja sendiri, dikarenakan penderita cenderung malu untuk

berbelanja dengan teman yang tidak memiliki ketertarikan yang sama

akan belanja.

Page 9: Jump 2-3 Psikiatri 2 Fix

b. Bisa di mana saja, mulai dari department store mahal hingga toko-toko

cuci gudang.

c. Pemasukan tidak berpengaruh, yang berarti orang dengan pemasukkan

rendah pun dapat memiliki kemungkinan CBD dengan mengubah

tempat belanja atau berhutang atau mengusakan hal-hal lainnya.

Terapi dari Compulsive Buying Disorder antara lain:

a. Farmakoterapi yang dapat diberikan berupa psikotropik antidepresan.

Namun penderita harus diedukasi bahwa farmakoterapi ini tidak dapat

diandalkan.

b. Penderita harus bisa mengakui bahwa ia memiliki CBD.

c. Penderita harus bisa membuang kartu kredit, cek, atau media-media lain

yang dapat mempermudah pemenuhan kebutuhan gangguan.

d. Penderita dianjurkan berbelanja dengan teman untuk mengurangi

kecenderungan overspending.

e. Penderita dianjurkan mencari hobi/kesibukan lain untuk menghabiskan

waktu luang.

6. Apakah faktor-faktor yang memicu gangguan tidur pada kasus diatas ?

Menurut Harvard Health Mental Letter (2009), gangguan psikiatrik yang

mencetuskan gangguan tidur diantaranya :

a. Depresi

Penelitian yang menggunakan metode dan populasi yang berbeda,

memperkirakan bahwa 65%-90% dari pasien dewasa dengan depresi berat

mengalami berbagai masalh tidur. Kebanyakan pasien depresi mengalami

insomnia, tetapi sekitar satu dari lima orang yang mengalami obstructive sleep

apneu. Masalah tidur yang dialami oleh pasien ini juga dapat mempengaruhi

hasil pengobatan bagi para pasien dengan depresi.

Page 10: Jump 2-3 Psikiatri 2 Fix

b. Gangguan Bipolar

Penelitian pada populasi yang berbeda melaporkan bahwa 69%-99% dari

pasien gangguan bipolar mengalami insomnia atau melaporkan kurangnya

kebutuhan tidur selama episode manik.

c. Gangguan Kecemasan

Masalah tidur mempengaruhi lebih dari 50% dari pasien dewasa dengan

gangguan kecemasan umum (Generalized Anxiety Disorder), yang umumnya

terjadi pada pasien gangguan stres pasca trauma (Post Traumatic Stress

Disorder).

d. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

Berbagai masalah tidur mempengaruhi 25%-50% anak dengan ADHD.

Masalah yang sering ditemukan pada ADHD adalah sulit tidur, durasi tidur

yang lebih pendek dan tidur gelisah.

9. Derajat tilikan/insight:

1) Sama sekali menyangkal terhadap keadaan sakitnya.

2) Sedikit menyadari keadaan sakitnya dan memerlukan pertolongan,

tetapi pada saat yang bersamaan menyangkal dan masih menolak sakitnya.

3) Menyadari keadaan sakitnya, tetapi menyalahkan orang lain atau

adanya faktor luar lainnya/faktor fisik sebagai penyebabnya.

4) Menyadari keadaan sakitnya disebabkan karena sesuatu yang tidak

diketahui dalam diri pasien.

5) Menyadari sakitnya; bahwa gejala dan kegagalan dalam penyesuaian

sosial karena perasaan irrasional tertentu/adanya gangguan dalam diri pasien,

tetapi tidak menerapkan kesadaran ini pada pemahaman di kemudian hari

(intellectual insight).

6) Kesadaran emosional dari perasaan dalam diri pasien dan orang-orang

penting dalam diri pasien, dimana pemahaman tersebut sampai merubah

perilaku pasien (true emotional insight).

Page 11: Jump 2-3 Psikiatri 2 Fix

16. Jenis – jenis gangguan mood dan afek

Afek adalah ekspresi eksternal dari isi emosional saat itu. Sedangkan Mood

adalah keadaan emosi internal yang meresap dari seseorang.1

ETIOLOGI

A. Faktor Biologis :

Data yang dilaporkan paling konsisten dengan hipotesis bahwa gangguan

mood adalah berhubungan dengan disregulasi heterogen pada amin biogenik.

Dari amin biogenik, norepinefrin dan serotonin merupakan dua

neurotransmitter yang paling berperan dalam patofisiologi gangguan mood.

Penurunan serotonin dapat mencetuskan depresi, dan beberapa pasien yang

bunuh diri memiliki konsentrasi metabolit serotonin dalam cairan

serebrospinalis yang rendah dan konsentrasi tempat ambilan serotonin yang

rendah di trombosit, seperti yang diukur oleh imipramin yang berikatan

dengan trombosit. 

B. Faktor Genetika :

Data genetik menyatakan bahwa suatu faktor penting di dalam

perkembanagan gangguan mood adalah genetika. Terdapat komponen

genetika yang lebih kuat untuk transmisi gangguan bipolar I daripada untuk

transmisi gangguan depresif berat. Pada kembar monozigot 74%, kembar

dizigot 19%. Keluarga keturunan pertama 20%

C. Faktor Psikososial :

Beberapa klinisi sangat mempercayai bahwa peristiwa kehidupan memainkan

peranan primer dalam depresi. Data yang paling mendukung menyatakan

bahwa peristiwa kahidupan yang paling berhubungan dengan perkembangan

depresi adalah kehilangan orang tua sebelum usia 11 tahun. Stresor

lingkungan yang paling berhubungan dengan onset suatu episode depresi

adalah kehilangan pasangan.  

Page 12: Jump 2-3 Psikiatri 2 Fix

1. MACAM – MACAMGANGGUAN AFEK

Keadaan Afek yang cenderung meninggi ( Hyperthymia ) :

-         Euphoria : perasaan gembira yang berlebihan

-         Elasi : seperti euphoria tapi disertai tingkah laku motorik yang agak

berlebihan, labil dan menjurus mudah tersinggung

-         Eksaltasi : peninggian kehidupan afektif yang sangat menonjol disertai

perbuatan dan pikiran yang serba meninggiu dan berlebihan, tidak dapat

tinggal diam untuk jangka pendek

-         Ekstasi : seringkali berkaitan dengan hal – hal religius dan identifikasi

dengan kekuatan kosmik.5

Keadaan Afek yang cenderung merendah ( Hypothymia ) :

-         Depresi : menggambarkan segala bentuk keadaan sedih atau murung.

Biasanya disertai hambatan di bidang aktifitas baik pikiran, perbuatan maupun

perasaan.

-         Dukacita ( Grief ) : merupakan episode kesedihan yang mendalam yang

harus dibedakan dengan depresi.

Gangguan Afektif lain :

-         Dysthimia : perasaan tidak menyenangkan

-         Poikilothymia : perasaan yang berubah – ubah.

Gangguan afektif dibedakan menurut :

-         Episode tunggal atau multiple

-         Tingkat keparahan gejala :

-         Mania dengan gejala psikotik, mania tanpa gejala psikotik (hipomania)

-         Depresi ringan, sedang, berat tanpa gejala psikotik, berat dengan

psikotik

-         Dengan atau tanpa gejala somatik.

1. Manifestasi klinik dan diagnosis

Page 13: Jump 2-3 Psikiatri 2 Fix

Gangguan mood yang utama :

1. I. Gangguan Depresif

Episode Depresi :

Gejala utama ( pada derajat ringan, sedang, dan berat ) :

-         Afek depresif

-         Kehilangan minat dan kegembiraan

-         Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah

(rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.

Gejala lainnya :

-         Kosentrasi dan perhatian berkurang

-         Harga diri dan kepercayaan berkurang

-         Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna

-         Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis

-         Gagasan atau perbuatan membahayakan diri sendiri atau bunuh diri.

-         Tidur terganggu

-         Nafsu makan berkurang

Episode Depresif Ringan

Sekurang – kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi

ditambah sekurang – kurangnya 2 dari gejala lainnya. Tidak boleh ada gejala

yang berat diantaranya.

Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang – kurangnya sekitar 2

minggu.

Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang

biasa dilakukannya.

Episode Depresif Sedang

Page 14: Jump 2-3 Psikiatri 2 Fix

Sekurang – kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi

ditambah sekurang – kurangnya 3 ( dan sebaiknya 4 )  dari gejala lainnya.

Lamanya seluruh episode berlangsung minimunm sekitar 2 minggu

Menghadapi kesulitan nyata untuk menruskan kegiatan sosial,

pekerjaan dan urusan rumah tangga.

Episode Depresif Berat Tanpa gejala Psikotik :

Semua 3 gejala utama dari depresi harus ada

Ditambah sekurang – kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan diantaranya

harus berintensitas berat.

Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor )

yang mencolok, maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk

melaporkan banyak gejalanya secara rinci.

Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurangnya 2 minggu,

bila gejala sangat berat dan beronset sangat cepat maka masih dibenarkan

untuk menegakkan diagnosis dalam waktu kurang dari 2 minggu.

Sangat tidak mungkin bagi pasien meneruskan kegiatan sosial,

pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas.

Episode Depresif Berat Dengan Gejala Psikotik :

Memenuhi kriteria eposode depresi berat

Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya

melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan, atau malapetaka yang mengancam,

dan pasien merasa bertanggung jawab akan hal itu. Halusinasi auditorik atau

olfaktorik biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh, atau bau

kotoran atau daging membusuk

Reteardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor

Page 15: Jump 2-3 Psikiatri 2 Fix

Jika diperlukan, waham tau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi

atau tidak serasi dengan afek ( mood congruent )

Gangguan Depresif Berulang

Gangguan ini tersifat dengan episode berulang dari : episode depresif

ringan, episode depresif sedang, episode depresif berat.

Episode masing – masing rata – rata lamanya sekitar 6 bulan akan

tetapi frekuensinya lebih jarang dibandingkan dengan gangguan afektif

bipolar.

Tanpa riwayat adanya episode tersendiri dari peningkatan afek dan

hiperaktivitas yang memenuhi kriteria mania. Namun kategori ini tetap harus

digunakan jika ternyata ada episode singkat dari peninggian afek dan

hiperaktivitas ringan yang memenuhi kriteria hipomania segera sesudah suatu

episode depresif.

Pemulihan keadaan biasanya sempurna diantara episode namun

sebagian kecil pasien mungkin mendapat depresi yang akhirnya menetap

terutama pada usia lanjut.

Episode masing – masing dalam berbagai tingkat keparahan seringkali

dicetuskan oleh peristiwa kehidupan yang penuh stress dan trauma mental

lain.

Gangguan depresif berulang episode kini ringan :

Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus dipenuhi dan episode

sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif ringan.

Gangguan depresif berulang episode kini sedang :

Page 16: Jump 2-3 Psikiatri 2 Fix

Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus dipenuhi dan episode

sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif sedang.

Gangguan depresif berulang episode kini berat tanpa gejala psikotik :

Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus dipenuhi dan episode

sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat tanpa gejala

psikotik.

Gangguan depresif berulang episode kini berat tanpa gejala psikotik :

Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus dipenuhi dan episode

sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat dengan gejala

psikotik.

Gangguan depresif berulang kini dalam remisi :

Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus pernah dipenuhi masa

lampau tetapi keadaan sekarang seharusnya tidak memenuhi kriteria untuk

episode depresif dengan derajat keparahan apapun atau gangguan lain apapun.

Pada semua episode, sekurangnya ada dua episode telah berlangsung masing –

masing selama minimal 2 minggu dengan ada waktu beberapa bulan tanpa

gangguan afektif yang bermakna.

1. II. Gangguan Bipolar – I

Gangguan ini tersifat oleh episode berulang ( sekurang – kurangnya dua

episode) dimana afek pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, pada

waktu tertentu terdiri dari peningkatan afek disertai penmabhan energi dan

aktivitas ( mania atau hipomania ), dan pada waktu lain berupa penurunan

Page 17: Jump 2-3 Psikiatri 2 Fix

afek disertai pengurangan energi dan aktivitas ( depresi ) . Yang khas adalah

bahwa biasanya ada penyembuhan sempurna antar episode.

Episode manik biasanya mulai dengan tiba – tiba dan beralngsung antara 2

minggu sampai 4 – 5 bulan, episode depresi cenderung berlangsung lebih

lama ( rata – rata sekitar 6 bulan ) meskipun jarang melebihi 1 thun kecuali

pada orang usia lanjut. Kedua macam episode itu seringkali terajdi setelah

peristiwa hidup yang penuh stres atau trauma mental lain ( adanya stres tidak

esensial untuk penegakan diagnosis).

Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Hipomanik

Episode sekarang harus memenuhi kriteria untuk hipomania

Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik Tanpa Gejala Psikotik

Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa

gejala psikotik

Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik Dengan Gejala Psikotik

Episode yang sekarang harus memenuhu kriteria untuk mania dengan

gejala psikotik.

Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Ringan atau sedang

Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode

depresif ringan ataupun sedang

Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat Tanpa   Gejala

Psikotik

Page 18: Jump 2-3 Psikiatri 2 Fix

Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode

depresif berat tanpa gejala psikotik

Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat Dengan Gejala

Psikotik

Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode

depresif berat dengan gejala psikotik

Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Campuran

Episode yang sekarang menunjukkan gejala – gejala manik, hipomani,

dan depresif yang tercampur atau bergantian dengan cepat ( gejala

mania/hipomania dan depresi sama – sama mencolok selama masa terbesar

dari episode penyakit yang sekarang, dan telah berlangsung sekurang –

kurangnya 2 minggu )

Pada semua episode harus ada sekurang – kurangnya satu episode afektif lain  

(hipomanik, manik, depresif atau campuran) di masa lampau.

Gangguan afektif bipolar episode kini dalam remisi :

Sekarang tidak menderita gangguan afektif yang nyata selama

beberapa bulan terakhir ini, tetapi pernah mengalami sekurangnya 1 episode

afektif dimasa lampau dan ditambah sekurangnya 1 episode lainnya..

1. III. Gangguan Afektif Menetap

Siklotimia :

Ciri esensial adalah ketidakstabilan menetap dari afek meliputi banyak

episode depresi ringan dan hipomania ringan diantaranya tidak ada yang

Page 19: Jump 2-3 Psikiatri 2 Fix

cukup parah atau cukup lama untuk memenuhi kriteria gangguan afektif

bipolar atau gangguan depresif  berulang.

Setiap episode afektif tidak memenuhi kriteria untuk manapun yang

disebut dalam episode manik atau episode depresif.

Distimia :

Ciri esensial adalah afek depresif yang berlangsung sangat lama yang

tidak pernah atau jarang sekali cukup parah untuk memenuhi kriteria

gangguan depresif berulang ringan dan sedang.

Biasanya mulai pada usia dini dari masa dewasa dan berlangsung

sekurangnya beberapa tahun, kadang untuk jangkla waktu tidak terbatas. Jika

onsetnya pada usia lanjut gangguan ini seringkali merupakan kelanjutan suatu

episode depresif tersendiri dan berhubungan dengan masa berkabung atau

stres lain yang tampak jelas.

1. IV. Episode Manik

Kesamaan karakteristik dalam afek yang meningkat, disertai peningkatan

dalam jumlah dan kecepatan aktivitas fisik dan mental, dalam berbagai derajat

keparahan. Kategori ini hanya untuk satu episode manik tunggal ( yang

pertama ), termasuk gangguan afektif bipolar, episode manik tunggal.

Hipomania

Derajat gangguan yang lebih ringan dari mania, afek yang meninggi

atau berubah disertai peningkatan aktivitas, menetap selama sekurang –

kurangnya beberapa hari berturut – turut, pada suatu derajat intensitas dan

yang bertahan melebihi apa yang digambarkan bagi siklotimia, dan tidak

disertai halusinasi atau waham.

Page 20: Jump 2-3 Psikiatri 2 Fix

Pengaruh nyata atas kelancaran pekerjaan dan aktivitas sosial memang

sesuai dengan diagnosis hipomania, akan tetapi bila kakacauan itu berat atau

menyeluruh, maka diagnosis mania harus ditegakkan

Mania Tanpa Gejala Psikotik

Episode harus berlangsung sekurang – kurangnya 1 minggu, dan

cukup berat sampai mengacaukan seluruh atay hampir seluruh pekerjaan dan

aktivitas sosial yang biasa dilakukan.

Perubahan afek harus disertai dengan energiu yang bertambah

sehingga terjadi aktivitas berlabihan, percepatan dan kebanyakan bicara,

kebutuhan tidur yang berkurang, ide – ide perihal kebesaran/ “grandiose

ideas” dan terlalu optimistik.

Mania Dengan   Gejala Psikotik

Gambaran klinis merupakan bentuk mania yang lebih berat dari mania

tanpa gejala psikotik.

Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran dapat

berkembang menjadi waham kejar ( delusion of grandeur ), iritabilitas dan

kecurigaan menjadi waham kejar ( delusion of persecution ). Waham dan

halusinasi “sesuai” dengan keadaan afek tersebut ( mood congruent ).