iktio morfologi

34
LAPORAN PRAKTIKUM IKTIOLOGI MORFOLOGI IKAN Disusun oleh : Evi Yuliani H1H014006 Afief Achyad Kurniadi H1H014011 Astri Nurhayati H1H014017 Rizka Fajar Pratama H1H014024 Asisten : Haji Mustakin

Upload: afief-achyad-kurniadi

Post on 13-Apr-2016

263 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Laporan Praktikum Ikhtiologi

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM IKTIOLOGIMORFOLOGI IKAN

Disusun oleh :

Evi Yuliani H1H014006Afief Achyad Kurniadi H1H014011Astri Nurhayati H1H014017Rizka Fajar Pratama H1H014024

Asisten : Haji Mustakin

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan rasa terima kasih, penulis mengucapkan kepada ALLAH SWT. Tuhan yang maha kuasa karena atas rahmat dan hidaya-nya sehingga laporan peraktek iktiologi ini dapat dibuat dengan tepat waktu.

Dalam penulisan laporan ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini belum sepenuhnya memenuhi syarat walaupun sudah diusahakan semaksimal mungkin untuk menyempurnakannya. Untuk itu, penulis senantiasa mengharapkan saran dan keritik yang bersifat membangun baik dari sipembaca maupun masyarakat umum.

Penulis sangat menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan oleh sebab itu penulis mengucapkan permohonan maaf sebesar-besarnya.Untuk mencapai kesempurnaan penulis mengharapkan keritik dan saran dari semua pihak demi menambah wawasan tentang penulisan laporan peraktikum seperti ini.

Demikian laporan ini disusun, semoga kiranya dapat bermanfaat kita semua, dan muda-mudahan kita semua akan selalu tetap dalam lindungan Allah SWT, “Amin”.

Purwokerto, 14 Mei 2015

Penyusun

I. MATERI DAN METODE

1. 2 Materi

1.1.1  Alat

Alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu baki parafin,

pensil dan buku gambar.

1.1.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah ikan mas,

ikan patin, ikan nila, ikan lele, ikan tongkol, ikan kakap, ikan bandeng.

1. 2 Metode

Sirip-siripnya direnggangkan

Diamati ciri-ciri morfologinya

Difoto

Ikan

Hasil

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

2. 3     Hasil No Gambar Ikan Bentuk

TubuhBentuk Mulut

Posisi Mulut

Bentuk Sirip Ekor

Ciri Khusus Posisi sirip perut terhadap

sirip dada1 Ikan Lele

Clarias batracus

Kombinasi :

Compressed

Fusiform

Depressed

Tidak dapat disembulkan Inferior Rounded Sungut Subabdominal

2 Ikan Mas

Cyprinus carpioCompressed

dapat disembulkan

Terminal Emerginate Subabdominal3 Ikan Patin

Pangasius sp

Compressed

Tidak dapat disembulkan

Inferior Forked Adiposefin Subabdominal4 Ikan Nilem

Osteochilus haseltiCompressed

Tidak dapat disembulkan

Terminal

Emerginate Abdominal

5 Ikan Tawes

Puntius javanicus

Compressed Dapat disembulkan

Terminal

Forked Subabdominal6 Ikan Bandeng

Chanos spFusiform

dapat disembulkan Terminal

Forked Subabdominal

7 Ikan Kakap

Latjanus niger Compressed dapat disembulkan

Terminal Forked Thoraic

8 Ikan Kembung

Rastrelliger sp

Fusiform Tidak dapat disembulkan Terminal Forked Seute Thoraic

9 Ikan Tongkol

Euthynnus sp. Fusiform

Tidak dapat disembulkan

Terminal Forked Finlet Thoraic10 Ikan Kurisi

Nemipterus spFusiform Tidak dapat

disembulkan Terminal Forked Thoraic

2. 3  Pembahasan

2.2.1 Pengertian Morfologi Ikan

Morfologi adalah studi tentang bentuk makhluk hidup, atau bagian-bagiannya.

Morfologi merupakan alat fundamental untuk identifikasi dan klasifikasi

spesies. Bentuk luar merupakan salah satu ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam

mempelajari organisme. Bentuk luar seringkali mengalami perubahan, baik

perubahan yang sangat mencolok ataupun yang tidak.

Bagian-bagian tubuh ikan,umumnya terbagi menjadi atas tiga bagian

yaitucaput dibagian kepala, truncus dibagian badan, dan cauda dibagian ekor. Tubuh

ikan berbentuk setangkup atau simetris bilateral ( terbagi menjadi dua bagian yang

sama ). Beberapa jenis ikan yang mempunyai bentuk non-simetris bilateral

( dibelah secara melintang maka terdapat perbedaan) , contohnya pada ikan langkau

(Psettodes erumei (Bloch & Schneider, 1801)) dan ikan lidah (Cynoglossus bilineatus

(Lacepède, 1802).

Bentuk tubuh simetris ikan yaitu Fusiform atau bentuk torpedo (bentuk

cerutu), Compressed atau pipih, Depressed atau picak , Anguilliform atau bentuk ular

atau sidat atau belut,Filiform atau bentuk tali, Taeniform atau flatted-form atau

bentuk pita, Sagittiform atau bentuk panah, Globiform atau bentuk bola, dan

Ostraciform atau bentuk kotak.

Kepala ikan umumnya tidak bersisik, tetapi ada yang bersisik. Bagian-bagian

pada kepala ikan yang penting yaitu tulang tulang tambahan tutup insang bentuk

mulut, letak mulut, dan letak sungut. Badan Ikan ada yang terdapat sisik (squama),

Gurat sisi (linea lateralis), Finlet (jari-jari sirip tambahan), Scute (skut, sisik duri),

Keel (kil, lunas), Adipose fin (sirip lemak), atau Interpelvic process ( cuping ).

Anggota gerak pada ikan berupa sirip-sirip, sirip ikan ada yang berpasangan ada

yang tidak.Sirip yang berpasangan yaitu Sirip dada dan Sirip perut. Sedangkan Sirip

yang tidak berpasangan atau sirip tunggal yaitu Sirip punggung, Sirip dubur, danSirip

ekor

Perkembangan arah ujung belakang notochord atau vertebrae, Bentuk ekor

ikan terdiri atas empat macam, yaitu Protocercal, Heterocercal, Homocercal, dan

Diphycercal. Bentuk luar sirip ekor, maka secara morfologis dapat dibedakan

beberapa bentuk sirip ekor, yaitu Rounded (membundar), Truncate (berpinggiran

tegak), Pointed (meruncing), Wedge shape (bentuk baji), Emarginate (berpinggiran

berlekuk tunggal), Double emarginate (berpinggiran berlekuk ganda), Forked /

Furcate (bercagak), Lunate (bentuk sabit), Epicercal (bagian daun sirip atas lebih

besar), dan Hypocercal (bagian daun sirip bawah lebih besar).

2.2.2 Deskripsi Morfologi Ikan

2.2.2.1 Ikan Lele (Clarias batracus)

Persebarannya meliputi Asia : Jawa , Indonesia . Clarias aff .batrachus dari

Indochina dan Clarias aff . Batrachus dari Sundaland telah salah diidentifikasi sebagai

Clarias batrachus dari Jawa . Ikan lele diperkenalkan ke beberapa negara lain,  negara

tersebut melaporkan dampak ekologis yang merugikan setelah diperkenalkan

(Rahman, A.K.A., 2009)Ikan lele (Clarias batrachus) merupakan ikan air tawar,

termasuk ke dalam golongan ikan demersal. Ikan lele dapat hidup pada suhu 10oC-

28oC.Panjang tubuh berkisar antara 23.6cm-47cm dan berat badan dapat mencapai

1.2kg.Jumlah duri sirip punggung antara 60-76 buah.Jumlah duri pada sirip dubur

antara 47-58 buah. Bentuk tubuh merupakan pencapampuran dari compress, depress,

dan taeniform. Duri pada sirip dada kasar pada tepi luar dan bergerigi pada tepi

dalamnya.

Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan telah sesuai dengan

pendapat (Rahman, A.K.A., 2009) bahwa pada lele ( Clarias batrachus ) memiliki

ciri morfologi pada bentuk tubuh pencapampuran dari compress, depress, dan

taeniform . Ikan lele memiliki bentuk badan yang memanjang, berkepala pipih, tidak

bersisik, memiliki empat pasang kumis ( Sungut ) yang memanjang sebagai alat

peraba, dan memiliki alat pernapasan tambahan (arborescent organ). Ikan lele

memiliki bentuk sirip berpinggiran tegak( truncate ).  Posisi sirip perut terhadap sirip

dada di kategorikan termasuk abdominal.

2.2.2.2 Ikan Mas (Cyprinus carpio)

Ikan mas hidup di tengah-tengah dan aliran yang lebih rendah dari sungai , di

daerah tergenang , dan di perairan dangkal terbatas , seperti danau , danau oxbow ,

dan waduk air . ikan mas merupakan penghuni bawah/dasar perairan tapi mencari

makanan di lapisan menengah dan atas perairan. Pertumbuhan terbaik diperoleh saat

suhu air berkisar antara 23 ° C dan 30 ° C. Ikan dapat bertahan hidup periode musim

dingin . Salinitas sampai sekitar 5 ‰ ditoleransi . Kisaran pH optimal adalah 6,5-9,0 .

Spesies bisa bertahan pada konsentrasi rendah oksigen ( 0,3-0,5 mg / liter ) serta

jenuh . ikan mas adalah omnivora , dengan kecenderungan tinggi terhadap konsumsi

makanan hewani , seperti serangga air , larva serangga , cacing , moluska , dan

zooplankton . Konsumsi zooplankton dominan di kolam ikan di mana kepadatan tebar

tinggi . Selain itu , ikan mas mengkonsumsi batang , daun dan biji dari air dan darat

tanaman , tanaman air membusuk , dll. Pertumbuhan harian ikan mas dapat mencapai

2 sampai 4 persen dari berat tubuhnya .ikan mas dapat mencapai bobot 0,6-1,0 kg

berat badan dalam satu musim di kolam ikan polycultural dari subtropis daerah tropis

(De Silva, S. 2013).

Hasil praktikum yang telah kami lakukan juga sesuai dengan pendapat (De

Silva, S. 2013)bahwa ikan masbentuk tubuh ikan mas agak memanjang dan memipih

tegak (comprossed). Mulutnya terletak di bagian tengah ujung kepala (terminal) dan

dapat disembulkan (protaktil).Di bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut.Di

ujung dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) yang terbentuk atas

tiga baris gigi geraham. Secara umum hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi sisik

kecuali pada beberapa varietas yang hanya memiliki sedikit sisik. sisik ikan mas

berukuran besar dan digolongkan ke dalam sisik tipe sikloid lingkaran.

Sirip punggungnya (dorsal) memanjang dengan bagian belakang berjari keras

dan di bagian akhir (sirip ketiga dan keempat) bergerigi.Letak sirip punggung

berseberangan dengan permukaan sisip perut (ventral).Sirip duburnya (anal)

mempunyai ciri seperti sirip punggung, yaitu berjari keras dan bagian akhirnya

bergerigi.garis rusuknya (linea lateralis atau gurat sisi) tergolong lengkap, berada di

pertengahan tubuh dengan bentuk melintang dari tutup insang sampai ke ujung

belakang pangkal ekor. Bentuk siripnya di kategorikan termasuk emarginated .Posisi

sirip perut terhadap sirip dada di kategorikan termasuk sub-abdominal.

2.2.2.3. Ikan Patin (Pangasius sp )

Habitatnya di tepi sungai-sungai besar dan muara-muara sungai. Penyebaran

ikan patin meliputi Thailand, Burma, India (Weber danBeaufort, 1913; Smit 1945;

Direktorat Jenderal Perikanan, 1977), Taiwan,Malaysia, Semenanjung Indocina

(Buchanan, 1983), Sumatra dan Kalimantan(Schuster dan Djajadiredja, 1952). Jenis

ikan patin di Indonesia diantaranyaPangasius poluranodo (ikan juaoro), Pangasius

macronema (ikan rius, riu,lancang), Pangasius micronemus (wakal, riu scaring)

Pangasius nasutus (pedado)dan Pangasius nieuwenhuisil (lawang) (Arie, 2009).Ikan

patin bersifat nokturnal, yaitu melakukan aktivitas di malam harisebagaimana

umumnya ikan catfish lainnya. Hal yang membedakan ikan patindengan ikan catfish

pada umumnya yaitu sifat patin yang termasuk omnivora ataugolongan ikan pemakan

segala. Makanan ikan patin di alam berupa ikan kecil,cacing, detritus, serangga, biji-

bijian, udang kecil dan moluska. Ikan patintermasuk ikan yang hidup di dasar

perairan.Hal ini dapat dilihat dari bentuk mulutnya yang sedikit ke bawah (Susanto

dan Amri, 1997 dalam Maharani, 2009).

Hasil praktikum yang telah kami lakukan juga sesuai dengan pendapat (Susanto

dan Amri, 1997 dalam Maharani, 2009), bahwa jari-jari keras yang berubah menjadi

senjata yang dikenal sebagai patil.Ikan patin memiliki badan memanjang berwarna

putih seperti perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan.Panjang tubuhnya dapat

mencapai 120 cm. Kepala patin relatif kecil dengan mulut terletak di ujung kepala

sedikit ke bawah.Hal ini merupakan ciri khas golongan catfish.Sudut mulutnya

terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba.Sirip punggung

memiliki sebuah jari-jari keras yang berubah menjadi patil yang bergerigi dan besar

disebelah belakangnya.Jari-jari lunak sirip punggung terdapat enam atau tujuh

buah.Pada punggungnya terdapat sirip lemak yang berukuran kecil sekali dan sirip

ekornya membentuk cagak dengan bentuk simetris.Ikan patin tidak memiliki sisik,

sirip duburnya panjang, terdiri dari 30 – 33 jari-jari lunak, sedangkan sirip perutnya

memiliki 6 jari-jari lunak.Ciri morfologi bentuk tubuhnya berupa

compresiform.Posisi mulutnya inferio. Ciri khusus dari ikan kembung  adalah

mempunyai adipose fin. Posisi sirip perut terhadap sirip dada di kategorikan termasuk

Sub-abdominal.

II.2.2.4. Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)

Ikan Nilem habitat aslinya di daerah beriklim sedang dengan suhu berkisar 18-

28 ºC.Ikan Nilem hidup di tempat-tempat yang dangkal dengan arus yang tidak begitu

deras, seperti danau, sungai, rawa, dan genangan-genangan air. Ikan ini mudah

berkembang biak menurut aturan air mengalir. Ikan ini memakan planton dan

peripyton (jasad yang menempel pada tanaman air). Ikan ini dapat bereproduksi pada

usia kira-kira 9 bulan. Induk dari ikan Nilem yang dapat dipelihara di kolam berusia

satu sampai dua tahun selang waktu memijahan tiga sampai empat bulan sekali.

Hasil praktikum yang telah kami lakukan juga sesuai dengan pendapat

(Motomura, H., S. Tsukawaki and T. Kamiya.2009) yaitu ciri morfologi pada bentuk

tubuh berupa compresiform.Posisi mulutnya di kategorikan termasuk terminal.Bentuk

siripnya di kategorikan termasuk emarginate. Ciri khusus dari ikan kembung  adalah

mempunyai caudal scute. Posisi sirip perut terhadap sirip dada di kategorikan

termasuk sub-abdominal.

Sudut – sudut mulutnya terdapat dua pasang sungut – sungut peraba. Sirip

punggung disokong oleh tiga jari – jari keras dan 12 – 18 jari – jari lunak.Sirip ekor

berjagak dua, bentuknya simetris.Sirip dubur disokong oleh 3 jari – jari keras dan 5

jari – jari lunak.Sirip perut disokong oleh 1 jari – jari keras dan 13 – 15 jari – jari

lunak.Bentuk tubuh ikan nilem agak memenjang dan piph, ujung mulut runcing

dengan moncong (rostral) terlipat, serta bintik hitam besar pada ekornya merupakan

ciri utama ikan nilem.Ikan ini termasuk kelompok omnivora, makanannya berupa

ganggang penempel yang disebut epifition dan perifition.Panjang standar maksimum

yang pernah ditemukan mencapai 12,6 " / 32cm.

2.2.2.5  Ikan Tawes (Puntius javanicus)

Bentuk badan agak panjang dan pipih dengan punggung meninggi, kepala kecil,

moncung meruncing, mulut kecil terletak pada ujung hidung, sungut sangat kecil atau

rudimenter. Di bawah garis rusuk terdapat sisik 5½ buah dan 3-3½ buah diantara

garis rusuk dan permulaan sirip perut. Garis rusuknya sempurna berjumlah antara 29-

31 buah. Badan berwarna keperakan agak gelap di bagian punggung. Pada moncong

terdapat tonjolan-tonjolan yang sangat kecil. Sirip punggung dan sirip ekor berwarna

abu-abu atau kekuningan, sirip dada berwarna kuning dan sirip dubur berwarna

oranye terang.

Di alam, tawes ditemukan hidup di jaringan sungai dan anak-anak sungai,

dataran banjir, hingga ke waduk-waduk. Agaknya ikan ini menyukai air yang diam

menggenang. Tercatat pula migrasi ikan ini meski tidak terlampau jauh, yakni dari

sungai besar ke anak-anak sungai, saluran, dan dataran banjir, khususnya di awal

musim hujan. Penyebaran alaminya tercatat di Sungai Mekong, Chao Phraya,

Semenanjung Malaya, Sumatera dan Jawa.

Tawes bersifat herbivora, utamanya memakan tumbuh-tumbuhan seperti

Hydrilla, aneka tumbuhan air, dan daun-daunan yang terjatuh ke sungai. Tawes mau

juga memangsa aneka invertebrata. Suhu air yang ideal untuk hidupnya antara 22-28

°C. Sifatnya sebagai herbivora dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan gulma air.

Penelitian yang dilakukan di Danau Maninjau, Sumatera Barat, mendapatkan bahwa

ikan tawes dan nilem yang tidak diberi pakan secara khusus telah memakan aneka

fitoplankton yang terdapat di danau, sehingga jenis-jenis ikan ini berpeluang untuk

digunakan sebagai pembersih air danau. Meski sebenarnya ikan tawes adalah ikan

yang termasuk herbivore atau pemakan tumbuhan, namun ikan tawes yang sudah

dikembang biakkan di kolam dapat diberi makan pelet atau makanan alami berupa

daunt talas.

2.2.2.6.  Ikan Bandeng (Chanos chanos)

Habitat ikan bandeng meliputi air tawar , muara , dan perairan pantai perairan .

Di Great Barrier Reef , Bandeng dewasa hidup di perairan pantai , tapi di musim

panas , mereka bermigrasi melintasi Great Barrier Reef Lagoon , dan bertelur di luar

terumbu pita di Laut Coral . Larva kemudian bergerak kembali melintasi laguna dan

menuju tempat yang  dangkal , perairan pantai (Hoese, D.F., Bray, D.J., Paxton, J.R.

& G.R. Allen, 2010).

Hasil praktikum yang telah kami lakukan juga sesuai dengan pendapat(Hoese,

D.F., Bray, D.J., Paxton, J.R. & G.R. Allen, 2010), ikan bandeng mempunyai badan

yang memanjang seperti torpedo ( Fusiform ) dengan sirip ekor bercabang sebagai

tanda bahwa ikan bandeng tergolong sebagai perenang cepat. Kepala ikan bandeng

tidak bersisik, mulut kecil terletak di ujung rahang(Terminal ) tanpa gigi, lubang

hidung terletak di depan mata. Mata diliputi oleh selaput bening (subcutaneus).Warna

badan putih keperak-perakan dan punggung putih kehitaman.

Ikan bandeng  mempunyai tubuh yang ramping  dan ditutupi oleh sisik dengan

jari-jari yang lunak. Sirip ekor yang panjang dan bercagak( Forked ). Mulut sedang

dan non protractile dengan posisi mulut satu garis dengan sisi bawah bola mata dan

tidak memiliki sungut.Hasil praktikum menunjukan posisi sirip perut terhadap sirip

dada di kategorikan termasuk abdominal.

2.2.2.7.  Ikan Kakap (Latjanus niger)

Ikan kakap merah umumnya menghuni daerah perairan karang ke daerah

pasang surut di muara, bahkan beberapa spesies cenderung menembus sampai ke

perairan tawar. Jenis kakap merah berukuran besar umumnya membentuk gerombolan

yang tidak begitu besar dan beruaya ke dasar perairan menempati bagian yang lebih

dalam daripada jenis yang berukuran kecil. Selain itu biasanya kakap merah tertangkap

pada kedalaman dasar antara 40–50 meter dengan substrat sedikit karang dan salinitas

30–33 ppt serta suhu antara 5-32ºC.

Bahwa secara morfologi, bentuk badan ikan kakap merah memanjang sampai

agak pipih. Mulutnya terletak pada bagian ujung kepala (terminal), biasanya terdapat

gigi taring (canine) pada rahangnya. Bagian pinggir operculum biasanya bergerigi dan

sisiknya ctenoid. Bagian depan dari kepala tak bersisik atau pada bagian depan dari

tutup insang terdapat beberapa baris sisik. Sering terdapat bintik atau noda kehitaman

(blotches). Sirip punggung tunggal dengan jari-jari 9-12 jari-jari sirip keras dan 9-17

jari-jari sirip lemah yang bercabang. Sirip dubur dengan 3 sirip keras dan 7-14 sirip

lemah bercabang. Sirip ekor mulai dari yang berbentuk truncate sampai berbentuk

cagak yang dalam (deeply forked).

2.2.2.8.  Ikan Kembung (Rastrelliger sp)

Ikan kembung (Scomber canagorta) tergolong ikan pelagik yang menghendaki

perairan yang bersalinitas tinggi. Ikan kembung suka hidup secara bergerombol dan

kebiasaan makan adalah memakan plankton yang besar/kasar (Copepode atau

Crustacea). Di Indonesia sendiri penyebarannya sangat luas, diantaranya selat malaka

(Dekat Banda Aceh), Laut Jawa, Laut Selatan Jawa, dan perairan timur laut lainnya.

Ikan kembung juga banyak di temuan di perairan lain di luar Indonesia.

Memiliki ciri morfologi pada bentuk tubuh berupa compresiform. Posisi

mulutnya di kategorikan termasuk terminal. Bentuk siripnya di kategorikan termasuk

Forked. Ciri khusus dari ikan kembung  adalah mempunyai caudal scute. Posisi sirip

perut terhadap sirip dada di kategorikan termasuk Thoracic.

Hasil praktikum yang telah kami lakukan juga sesuai dengan pendapat Jones &

Rosa Jr, Fischer & Whitehead,.2012) bahwaikan kembung ( Rastrelli sp.)  memiliki

rahang, tubuh bilateral simetris yaitu compressed, mulutnya terminaldan memiliki

tutup insang. Ikan kembung juga memiliki linea lateralis, rudimeter, finlet, memiliki

lubang hidung dua buah (dirhinous), bersisik, dan ikan kembung juga memiliki satu

buah sirip punggung, dua buah sirip perut yang sejajar dengan sirip dada ( Thoracic ),

pectoralis, sirip anal dan sirip ekor bercagak ( Forked ).Hasil pengamatan pada ikan

kembung juga terdapat caudal scute.

2.2.2.9.  Ikan Tongkol (Euthynnus sp)

Ikan tongkol merupakan penghuni hampir seluruh perairan Asia. Di indonesia,

ikan ini banyak membentuk gerombolan-gerombolan besar atau migratory yang

tersebar disekitar perairan Samudera Atlantik, Hindia dan Pasifik, terutama di

perairan Indonesia timur dan samudra Indonesia. Ikan Tongkol adalah jenis ikan

pelagis yang merupakan salah satu komoditas utama ekspor Indonesia yang hidup

pada kedalaman hingga 50 m di daerah tropis dengan kisaran suhu 27– 28oC (Fischer

& Whitehead. 2011)..

          Hasil praktikum yang telah kami lakukan juga sesuai dengan pendapat(Fischer

& Whitehead. 2011) bahwa ikan tongkol tergolong ikan Scombridae, bentuk tubuh

seperti Torpedo ( Fusiform ) dengan kulit yang licin . dibelakang sirip punggung dan

sirip dubur terdapat sirip-sirip tambahan yang kecil-kecil yang disebut finlet serta

terdapat skut. Sirip dada melengkung, ujungnya lurus dan pangkalnya sangat

kecil.Ikan tongkol merupakan perenang yang tercepat diantara ikan-ikan laut yang

berangka tulang.Sirip-sirip punggung, dubur, perut, dan dada pada pangkalnya

mempunyai lekukan pada tubuh, sehingga sirip-sirip ini dapat dilipat masuk kedalam

lekukan tersebut, sehingga dapat memperkecil daya gesekan dari air pada waktu ikan

tersebut berenang cepat. Selain itu, pada saat praktikum menyatakan bahwa ikan

tongkol memiliki mulut yang di kategorikan termasuk terminal dan bentuk siripnya di

kategorikan termasuk Forked, serta posisi sirip perut terhadap sirip dada di

kategorikan termasuk Thoracic.

2.2.2.10 Ikan Kurisi (Nemiptorus sp)

Habitatnya di laut, di daerah karang dan di daerah berbatu-batu dengan

kedalaman minimal 100m.Oleh sebab itu mengapa ikan ini dikatakan ikan demersal.

Ikan kurisi ditemukan pada kedalaman 100m, ikan ini terdapat pada lingkaran laut

pada kedalaman mencakup 100-300m. Tidak berpindah-pindah atau dapat dikatakan

non-migran.Indo-Pasifik Barat: termasuk Teluk Benggala, Laut Andaman, Selat

Malaka, Filipina, Laut Cina Selatan, Teluk Thailand dan Indonesia. Record daribarat

lautAustraliatampaknyatidak berdasar (Wiadnya. 2012).

Hasil praktikum yang telah kami lakukan juga sesuai dengan pendapat

(Wiadnya. 2012) bahwa warna sangat bervariasi, seperti kemerah-merahan, kecoklat

coklatan, merah kekuningan ataupun kehijau-hiajuan.Bentuk tubuh berupa

compresiform.Posisi mulutnya terminal.Posisi sirip perut terhadap sirip dada di

kategorikan termasuk Thoracic.

Sirip ekor bagian atas memanjang membentuk flagel sedangkan pada sirip ekor

bagian bawahnya tidak.Terdapat totol orange atau merah terang dekat pangkal garis

rusuk (linea lateral).Sirip dorsal berwarna merah, dengan garis tepi berwarna kuning

atau orange dengan satu pita kuning yang luas sepanjang dasar sirip dorsal.

III. KESIMPULAN DAN SARAN

3. 4   KesimpulanPada praktikum kali ini mahasiswa dapat mengambil kesimpulan bahwa:

Dapat diketahui morfologi dari ikan diantaranya bentuk tubuh, bentuk mulut, posisi

mulut, bentuk sirip ekor, ciri-ciri khusus pada ikan, dan posisi sirip perut pada sirip

dada. Pada praktikum ini bahan yang dipakai ialah,ikan Mas, ikan Patin, ikan Nila,

ikan Baceman, ikan Lele, ikan Tongkol, ikan Kakap, ikan Layur, ikan Bandeng, dan

ikan Belanak. Setelah melakukan praktikum mahasiswa dapat mengenal morfologi

dari masing-masing jenis ikan tersebut.

3. 4    SaranMenggunakan ikan yang segar saat praktikum agar praktikan dapat lebih jelas

dalam melihat morfologi ikan tersebut dan mendapatkan hasil yang lebih akurat dan

mendetail. Banyaknya ikan tawar dan air laut semestinya seimbang, kalau bisa

menggunakan ikan-ikan yang bertulang lunak ( kondrosit ) spserti hiu, pari, dan lain-

lain agar kita dapat mengenal morfologi ikan-ikan yang bertulang lunak juga tidak

hanya ikan-ikan yang bertulang keras.

IV.             DAFTAR PUSTAKA

De Silva, S, J.S. Lucas and P.C. Southgate (eds.), 2013. Aquaculture: Farming Aquatic Animals And Plants, Blackwell Publishing Oxford : England. Hal : . 276-294

Fischer & Whitehead, eds. 2011. Species Identification Sheets. Eastern Indian Ocean/Western Central Pacific.

Hoese, D.F, Bray, D.J, Paxton, J.R. & G.R. Allen. 2010. Zoological Catalogue of Australia.Volume 35. ABRS & CSIRO Publishing : Australia. Hal : 1-21.

Jones & Rosa Jr, Fischer & Whitehead, eds. 2012. Species Identification Sheets, Eastern Indian Ocean/Western Central Pacific.

Maharani, D. 2009. Kedudukan Taksonomi dan Ciri-ciri Morfologi Ikan Patin. http://e-journal.uajy.ac.id/2599/3/2BL00889.pdf  (diakses pada tanggal 11 Mei 2015)

Motomura, H., S. Tsukawaki and T. Kamiya.2009 . A preliminary survey of the fishes of Lake Tonle Sap near Siem Reap, Cambodia. Hal : 233-246

Rahman, A.K.A., 2009. Freshwater fishes of Bangladesh. Zoological Society of Bangladesh. Department of Zoology : University of Dhaka.Hal : 364

Wiadnya.2012. Ikan Hasil Tangkap. http://wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/4C_2-Ikan- Hasil-Tangkap-

1.pdf   (diakses pada tanggal 11 Mei 2015)