morfologi koloni bakteri

24
IDENTIFIKASI BAKTERI (MORFOLOGI KOLONI BAKTERI), PENGARUH FAKTOR LUAR TERHADAP PERTUMBUHAN, SERTA UJI BIOKIMIA PADA BAKTERI Nama : Chandra Pradhitaningrum NIM : 11/316146/BI/8731 Gol. / Kelompok : C/2 Asisten : Hestri Dyah P LABORATORIUM MIKROBIOLOGI BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07- 13 Berlaku sejak 03 Maret 2008 LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI Revisi 00 LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 1 dari 8 1

Upload: chandra-pradhitaningrum

Post on 14-Dec-2014

1.418 views

Category:

Documents


28 download

TRANSCRIPT

Page 1: Morfologi Koloni Bakteri

IDENTIFIKASI BAKTERI (MORFOLOGI KOLONI BAKTERI),

PENGARUH FAKTOR LUAR TERHADAP PERTUMBUHAN,

SERTA UJI BIOKIMIA PADA BAKTERI

Nama : Chandra Pradhitaningrum

NIM : 11/316146/BI/8731

Gol. / Kelompok : C/2

Asisten : Hestri Dyah P

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS BIOLOGI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2013

BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI Revisi 00

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 1 dari 8

1

Page 2: Morfologi Koloni Bakteri

IDENTIFIKASI BAKTERI (MORFOLOGI KOLONI BAKTERI),

PENGARUH FAKTOR LUAR TERHADAP PERTUMBUHAN,

SERTA UJI BIOKIMIA PADA BAKTERI

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Identifikasi dan determinasi suatu biakan murni bakteri yang diperoleh dari hasil

isolasi dapat dilakukan dengan cara pengamatan sifat morfologi koloni, morfologi sel

bakteri (bentuk dan ukuran serta sifat hasil pengecatan Gram), pengujian sifat – sifat

fisiologi dan biokimianya serta identifikasi bakteri patogen. (Soetarto dkk, 2009).

Mikrobia mudah dijumpai, jumlahnya sangat melimpah, dan memiliki peran besar di

alam. Karakter suatu mikrobia meliputi sifat secara morfologi, biokimiawi, dan fisiologi

(Prescott et al, 1999).

Mikrobia yang ditemukan dalam bentuk koloni dengan ciri khas tersendiri antar

koloninya merupakan bakteri. Ciri khas tersebut meliputi bentuk koloni pada suatu

media. Kenampakan, pertumbuhan, dan bentuk koloni bakteri tergantung pada distribusi

jenis media kultur yang digunakan. Pada percobaan kali ini digunakan kultur bakteri

pada media cair, agar tegak, agar miring, dan pada cawan petri. Identifikasi dan

determinasi suatu kultur murni mikrobia yang diperoleh dari hasil isolasi dapat dilakukan

dengan cara pengamatan sifat morfologi koloni, morfologi sel, pengujian sifat-sifat

fisiologi dan biokimia dan sifat patogenitas (Soetarto dkk, 2010).

Bentuk koloni bakteri menujukkan morfologi yang khas pada tiap kelompok

atau spesies yang membedakan dengan kelompok atau spesies lainnya. Morfologi koloni

yang diamati pada medium agar tegak dan miring meliputi bentuk koloni pada bekas

tusukan, Luster atau kilat, warna, letak pertumbuhan, elevasi, topografi dan bau. Bentuk

pertumbuhan pada bekas tusukan atau goresan di medium agar tegak dan miring antara

lain : filiform, echinulate, beaded, villous, rhizoid, spreading, arborescent, dan plimose.

Sedangkan elevasinya dapat berbentuk flat, effuse, raised, convex, atau low convex.

Kenampakan kilat dari suatu koloni juga akan berbeda yaitu dapat mengkilat, tidak

mengkilat, dan cretaceous. Untuk topografinya dapat berbentuk licin, tidak teratur,

permukaan bergelombang, contoured, wringkled, dan verrucose. Koloni dapat berwarna

BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI Revisi 00

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 2 dari 8

2

Page 3: Morfologi Koloni Bakteri

merah, kuning, hijau, coklat, dan fuorescent. Ciri-ciri koloni optic dapat berupa opaque,

translucent, opalescent, dan iridescent. Dari koloni bakteri, juga dapat diuji ada tidaknya

bau (Johnson and Case,1998).

Untuk medium cair, morfologi yang diamati berupa letak pertumbuhan, pembentukan

selaput, bentuk pertumbuhan, kekeruhan, bau, endapan dan sifat bakteri. Pada medium

cawan petri diamati bentuk koloni, permukaan koloni, warna, elevasi, bentuk tepi, dan

bentuk struktur dalam (Soetarto dkk, 2010). Sifat-sifat yang ditunjukan bakteri pada

medium cair antara lain : menutup permukaan tabung, tersebar merata ke seluruh

medium, atau mengumpul di dasar tabung. Pada permukaan medium akan membentuk

selaput yang bertipe ring, pellicle, flocullent, membranaeous, dan tak berselaput.

Kekeruhan yang muliputi sedikit, sedang, dan sangat keruh dapat diamati apabila koloni

tumbuh merata di seluruh medium. Dapat diuji juga berbau atau tidak berbau. Bakteri

dapat bersifat aerob, anaerob, dan fakultatif anaerob (Sale, 1961).

Bakteri Bacillus subtilis bersifat aerob dan membentuk spora (Burrows,1959). Bakteri

Escherichia coli merupakan bakteri fakultatif anaerob fakultatif, artinya bakteri ini dapat

hidup tanpa dan atau dengan O2(Clifton,1958). Bakteri yang bersifat anaerob akan

tumbuh didasar medium karena kebutuhannya akan oksigen. Sedangkan untuk bakteri

aerob tumbuhnya didekat permukaan karena oksigen akan menghambat pertumbuhannya

(Clifton, 1958).

Pertumbuhan mikrobia dalam suatu medium biakan dipengaruhi oleh banyak faktor

yang berasal dari luar mikrobia itu sendiri. Menurut (Dwidjoseputro, 1998), faktor –

faktor luar tersebut dapat berupa faktor alam, yang meliputi kelembaban, nilai osmotik

dari medium, temperatur, radiasi oleh sinar biasa dan radiasi oleh sinar – sinar yang lain,

penghancuran secara mekanik. Faktor – faktor kimia juga dapat berpengaruh pada

pertumbuhan mikroorganisme di dalam suatu medium biakan. Misalnya, zat – zat kimia

yang hanya menghambat pembiakan mikrobia tapi tidak membunuhnya (zat antiseptik

atau zat bakteriostatik). Dan zat yang dapat membunuh mikrobia (disinfektan, germisida,

atau bakterisida).

Tiap – tiap faktor luar, baik itu faktor fisik maupun kimiawi yang berpengaruh pada

pertumbuhan mikrobia pasti akan menimbulkan efek tertentu pada masing – masing

biakan yang berbeda. Ada mikrobia yang toleran terhadap suatu faktor yang tidak dapat

BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI Revisi 00

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 3 dari 8

3

Page 4: Morfologi Koloni Bakteri

ditoleransi oleh jenis mikrobia lainnya. Toleransi tiap jenis mikrobia terhadap suatu

faktor luar tertentu memiliki kisaran yang tidak sama satu dan lainnya. Dan

mengakibatkan tingkat pertumbuhan satu mikrobia dengan mikrobia lainnya akan

berbeda – beda.

Untuk identifikasi dan determinasi suatu jenis bakteri yang belum diketahui, selain

dengan pengamatan bentuk morfologi koloni, juga bisa didasarkan pada pengujian

terhadap beberapa sifat fisiologi dan biokimianya. Pengujian sifat biokimia dari suatu

mikrobia meliputi semua aktivitas yang dapat menyebabkan :

1. Perubahan – perubahan karbohidrat

2. Hidrolisis lemak

3. Penguraian protein

4. Reduksi berbagai macam unsur

5. Pembentukan pigmen

6. Pengujian sifat biokimia khusus lainnya (Soetarto dkk, 2009).

Uji biokimia dapat digunakan untuk mengetahui beberapa reaksi spesifik untuk

kepentingan determinasi dan penamaan bakteri (Burdon, 1956). Uji biokimia yang biasa

digunakan adalah reduksi nitrat, hidrolisis pati, fermentasi karbohidrat, dan lain

sebagainya. Perubahan warna karena penambahan indikator dalam uji biokimia

menandakan terjadinya reaksi terhadap elemen uji yang disebabkan oleh adanya aktivitas

metabolisme. Hal tersebut sangat membantu dalam identifikasi dan determinasi bakteri

(Collins et al, 1989).

Dari aktivitas metabolisme bakteri, salah satu yang dapat diuji adalah pengeluaran

berbagai macam gas hasil dari metabolisme bakteri tersebut. Macam – macam gas

dihasilkan oleh bakteri diantaranya adalah karbondioksida (CO2), hidrogen (H2), metan

(CH4), nitrogen (N2), hidrogen sulfida (H2S), dan ammonia (NH3). Kemampuan bakteri

untuk menghasilkan gas – gas merupakan bantuan bagi peredaran zat – zat di

alam.Kemampuan itu juga merupakan criteria untuk menentukan klasifikasi bakteri

(Dwidjoseputro, 1998).

Salah satu aktivitas biokimiawi mikrobia adalah fermentasi karbohidrat, yaitu proses

perombakan karbohidrat menjadi senyawa yang lebih sederhana oleh aktivitas mikrobia

BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI Revisi 00

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 4 dari 8

4

Page 5: Morfologi Koloni Bakteri

pada kondisi anaerob. Bakteri mampu memfermentasikan karbohidrat sederhana,

misalnya glukosa, sukrosa, atau gula yang lebih kompleks menjadi bermacam – macam

senyawa yang lebih sederhana, misalnya asam – asam organik (asam asetat, formiat,

propionet, butirat, dan laktat), alkohol (etanol, isopropyl alkohol, butil laktat, dan butilen

glikol), serta gas – gas yang terbentuk, terdiri dari CO2H2 dan metana. Pati, karena tidak

dapat larut dalam air, maka tidak dapat digunakan langsung oleh mikrobia, khususnya

bakteri. Beberapa mikrobia yang dapat menggunakan pati memiliki enzim amilase untuk

menghidrolisis pati menjadi maltosa. Ada juga hasil aktivitas mikrobia yang spesifik,

misalnya pembentukan indol yang berbau busuk oleh mikrobia yang tumbuh pada bahan

yang mengandung triptofan. Aktivitas lainnya adalah reduksi nitrat oleh bakteri yang

berfungsi sebagai aseptor hidrogen. Reduksi nitrat hanya terjadi pada kondisi anaerob.

Ada juga bakteri yang mampu melakukan aktivitas fermentasi, peptonisasi, maupun

fermentasi dan peptonisasi bersamaan pada susu karena susu mengandung berbagai

komposisi yang dapat dijadikan sebagai medium diferensial yang baik untuk berbagai

macam aktivitas mikrobia (Soetarto dkk, 2009).

B.Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah mempelajari bentuk pertumbuhan, morfologi koloni

dan sifat-sifat karakteristik koloni bakteri Escherichia coli dan Bacillus subtilis pada

berbagai macam medium, melakukan identifikasi bakteri dengan uji sifat biokimianya,

serta untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh berbagai faktor luar terhadap

pertumbuhan mikrobia.

II. METODE

A. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cawan petri, uang logam,

alumunium foil, kertas filter, inkubator, tabung reaksi, rak tabung reaksi, kapas penutup

tabung reaksi, lampu busen, tabung durham, erlenmeyer, ose, pinset, serta spidol.

Sedangkan bahan yang digunakan antara lain biakan murni Bacillus subtilis dan biakan

murni Escherichia coli, medium dekstrosa agar, larutan alkohol 70 %, larutan iod,

larutan fenol, larutan HgCl2, dan sinar UV, cawan petri, glukosa padat, glukosa cair,

sukrosa padat, sukrosa cair, laktosa padat, laktosa cair, BCPM ( Brom Cresol Purple Milk

BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI Revisi 00

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 5 dari 8

5

Page 6: Morfologi Koloni Bakteri

), hidrolisat kasein, nitrat, pati, BTB ( Brom Timol Biru ), phenol red, BCP ( Brom

Cresol Purple ), eter, reagen Erlich, asam sulfanilat, α-naftilamin, dan JKJ.

B. Cara Kerja

Untuk identifikasi bakteri dengan pengamatan morfologi koloni, biakan murni B.

subtilis dan E. coli diinokulasikan pada medium kultur cair, kultur tegak, dan kultur

miring, serta dibiakan pada medium agar dalam cawan petri untuk mengamati bentuk

koloninya. Dari semua kultur murni tersebut, diamati morfologi koloni dari masing –

masing biakan. Morfologi koloni yang tampak pada pengamatan dicatat dan digambar

secara skematis. Khusus untuk biakan yang ada di cawan petri, diamati bentuk

koloninya, tepi koloninya, kemampuan meneruskan cahaya, dan kecembungan dari

koloni.

Percobaan mengenai pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan mikrobia, digunakan

dua jenis bakteri, yaitu B. subtilis dan E. coli. Kedua bakteri tersebut akan dilihat

responnya terhadap beberapa faktor dengan cara diinokulasikan dengan streak plate pada

medium agar di dalam cawan petri dengan perlakuan diantaranya perlakuan inkubasi

pada suhu 4˚C, 27˚C, dan 55˚C. Selain itu juga diinokulasikan dengan streak plate pada

medium dalam cawan petri dengan perlakuan berupa bahan disinfektan yang berupa

larutan alkohol, larutan iod, larutan fenol, dan larutan HgCl2. Perlakuan dengan bahan

disinfektan tersebut dilakukan yaitu dengan kertas filter yang dipotong melingkar

kemudian diletakkan di atas medium yang masing – masing telah diinokulasi dengan B.

subtilis dan E. coli, yang sebelumnya pada kertas filter tersebut telah ditetesi bahan –

bahan disinfektan tersebut. Untuk pengaruh logam berat, digunakan uang logam yang

diletakkan di atas medium dalam cawan petri yang telah diinokulasi secara streak plate

dengan biakan B. subtilis dan E. coli. Pengaruh luar berupa sinar UV dilakukan dengan

cara medium dalam cawan yang telah diinokulasi secara streak plate dengan B. subtilis

maupun E. coli, di atasnya diletakkan alumunium foil yang telah dibentuk huruf “B”

untuk B. subtilis dan bentuk huruf “E” untuk E. coli. Dari masing – masing biakan

dengan perlakuan yang berbeda – beda tersebut kemudian diamati pengaruh dari masing

– masing bahan terhadap pertumbuhan koloni bakteri.

Untuk pengujian sifat biokimia bakteri, biakan murni B. subtilis dan E. coli

diinokulasikan secara aseptis ke masing – masing glukosa padat dan cair, sukrosa padat

BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI Revisi 00

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 6 dari 8

6

Page 7: Morfologi Koloni Bakteri

dan cair, laktosa padat dan cair, BCPM, hidrolisat kasein, nitrat, dan pati. Dari masing –

masing medium kultur murni tersebut setelah biakan tumbuh, diamati sifat – sifat

biokimianya dengan penambahan indikator atau reagen tertentu. Untuk biakan murni

pada medium glukosa padat, sukrosa padat, dan laktosa padat, indikator yang

ditambahkan adalah BTB dengan warna awal hijau. Untuk glukosa cair, sukrosa cair.

Dan laktosa cair, indikatornya adalah phenol red dengan warna awal merah. Untuk

medium BCPM, indikatornya adalah BCP dengan warna awal ungu. Pada medium

hidrolisat kasein, ditambahkan larutan eter dan reagen Erlich. Pada medium nitrat

ditambahkan asam sulfanilat dan larutan α-naftilamin. Di medium pati ditambahkan JKJ

dengan warna awal biru. Setelah penambahan indikator – indikator tersebut, kemudian

pada masing – masing medium diamati perubahan yang terjadi, baik itu perubahan warna

maupun perubahan – perubahan lain. Hasilnya dicatat.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Kultur Bakteri:

Escherichia coli (EC), Bacillus subtilis (BS), pada Nutrien Cair (NC), Nutrien Agar

(NA) tegak, Nutrien Agar Miring (NAM), pada NA plate

Morfologi Koloni Bakteri pada berbagai bentuk media:

A

-

B

Echinulate

A

Echinulate

B

Filiform

A

Di semua

bagian

larutan

B

Di semua

bagian

larutan

BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI Revisi 00

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 7 dari 8

7

Page 8: Morfologi Koloni Bakteri

Kultur:

Bakteri pada NAM

a: Escherichia coli

b: Bacillus subtilis

Kultur:

Bakteri pada NA tegak

a: Escherichia coli

b: Bacillus subtilis

Kultur:

Bakteri pada NC

a: Escherichia coli

b: Bacillus subtilis

Morfologi koloni bakteri pada kultur plate

Bentuk koloni

Irregular

Elevasi

Efuse

Bentuk koloni

Circular

Elevasi

Efuse

Struktur dalam

Smooth

Tepi koloni

Undulate

Struktur dalam

Finely granular

Tepi koloni

Undulate

Kultur: Escherichia coli

Pada NA dalam cawan petri

Kultur: Bacillus subtilis

Pada NA dalam cawan petri

Uji sifat Biokimia Bakteri

No. Media Reaksi perubahan Warna Keterangan

E. coli B. subtilis Kontrol

1. Assimilasi/Fermentasi

Glukosa cair/agar - - -

Fruktosa cair/agar

( - ) ( - ) ( - )

Sukrosa cair/agar

-

- -

BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI Revisi 00

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 8 dari 8

8

Page 9: Morfologi Koloni Bakteri

Laktosa cair/agar - - -

2. Protein BCPM

Fermentasi + -

Peptonisasi + +

3. Reduksi nitrat

Nitrat cair

( - ) ( + )

-

4. Pembentukan Indol

Kasein

Hidrolisat/Tripton cair

- +

BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI Revisi 00

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 9 dari 8

9

Page 10: Morfologi Koloni Bakteri

5. Amilase

Pati agar +++ +++

Keterangan: ( - ) tidak ada pertumbuhan ( +) tumbuh sangat tipis

( ++ ) tumbuh sedang ( +++ ) tumbuh dan membentuk gas

C. Sifat Fisiologi: Terhadap cekaman lingkungan

PerlakuanPertumbuhan Keterangan

E.coli B.subtilis

Pengaruh temperature

T= 40C

- -

T= 370C

+++ ++

BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI Revisi 00

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 10 dari 8

10

Page 11: Morfologi Koloni Bakteri

T= 500C

++ +++

Hasil -40C setelah diinkunbasi

pada suhu kamar

Hasil 550C setelah diinkunbasi

pada suhu kamar

Pengaruh sinar UV

Lama

penyinaran

30detik

+ ++

Pengaruh daya Oligodinamik

Logam Cu

( - )

( - )

Tidak dapat

memanfaatkan

logam Cu

Senyawa kimia (desinfektan)

BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI Revisi 00

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 11 dari 8

11

Page 12: Morfologi Koloni Bakteri

Fenol + -

HgCl2 - -

Alkohol + +

Positif

( Dapat

memanfaatkan

desinfektan)

Krom (Betadine) - -

Keterangan: ( - ) tidak ada pertumbuhan ( + ) tumbuh sangat tipis

( ++ ) tumbuh sedang ( +++ ) tumbuh sangat tebal

B. Pembahasan

Pada pengamatan kali ini digunakan berbagai macam kultur yaitu kultur tegak,

kultur cair, kultur agar miring, dan kultur cawan petri. Masing-masing kultur yang

digunakan memberikan hasil yang berbeda-beda walaupun spesies yang digunakan sama.

Hal tersebut berkaitan dengan ciri khas dan sifat masing-masing bakteri dan mediumnya,

medium yang lembab memiliki bentuk koloni yang berbeda dengan medium

kering(Clifton,1958).

Pada pengamatan medium cair yang berisi B. subtilis warna larutan kuning

jernih dan hanya dijumpai koloni bakteri pada permukaan medium. Hal ini membuktikan

bahwa B. subtilis merupakan bakteri aerob sehingga berada dipermukaan medium untuk

memenuhi kebutuhan oksigennya. Sedangkan pada kultur E. Coli koloni bakteri tersebar

merata sehingga medium terlihat keruh. Hal ini membuktikan bahwa bakteri E. Coli

merupakan salah satu bakteri yang bersifat fakultatif anaerob, artinya bakteri ini dapat

hidup dalam keadaan anaerob atau aerob, sehingga koloni bakteri ini dapat hidup pada

permukaan medium yang anerob maupun berada di dalam dan di dasar medium yang

BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI Revisi 00

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 12 dari 8

12

Page 13: Morfologi Koloni Bakteri

bersifat anaerob (Clifton, 1958).

Pada pengamatan kultur tegak, bakteri Bacillus subtilis membentuk koloni

filiform sedang pada bakteri Escherichia coli membentuk koloni echinulate. Kemudian

pada kultur miring bakteri B. subtilis membentuk koloni echinulate yang bentuknya

menyerupai lidah api atau keris dengan ukuran yang lebih lebar dan tebal dibanding pada

bakteri E. coli yang membentuk koloni filiform (menyerupai lidah api atau keris dengan

ukuran ramping dan tipis). Kultur miring digunakan untuk memudahkan pengambilan

bakteri dengan ose bermata.

Pada pengamatan koloni bakteri pada cawan petri dengan streak plate method

dibawah mikroskop stereo, koloni bakteri B. subtilis terlihat memiliki warna cream,

elevasi dari samping effuse, bentuk koloni circular, bentuk tepi undulate, pencahayaan

translucent, mengkilat, dan struktur dalamnya finely granular. Hal ini berbeda dengan

hasil pengamatan pada bakteri E. coli yang memiliki warna cream, elevasi dari samping

effuse, bentuk koloni irreguler, bentuk tepi undulate, pencahayaan opaque (kurang dapat

ditembus cahaya), mengkilat, dan struktur dalamnya finely granular.

Pertumbuhan mikrobia dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor luar. Dalam praktikum,

faktor luar yang digunakan untuk mengemati tingkat pertumbuhan bakteri adalah

temperatur, yaitu bakteri B. subtilis dan E. coli, masing – masing dinkubasikan pada suhu

4˚C, 27˚C, dan 55˚C, kemudian diamati perbedaan pertumbuhan bakteri pada ketiga

kondisi suhu tersebut. Digunakan pula faktor penghambat berupa zat atau bahan

disinfektan. Yang digunakan dalam praktikum adalah HgCl2, alkohol, merkurobrom, dan

fenol. Selanjutnya adalah dengan menggunakan logam berat Cu dan sinar ultraviolet

sebagai bahan disinfektan.

Hasil praktikum menunjukkan bahwa B. subtilis memiliki tingkat pertumbuhan yang

paling baik pada suhu 50˚C, lalu diikuti suhu 37˚C, dan paling buruk pada suhu 4˚C.

Sedangkan E. coli tumbuh paling baik pada suhu 37˚C, diikuti 50˚C, dan paling buruk

pada suhu 4˚C. Baik B. subtilis maupun E. coli bukan merupakan bakteri psikrofilik

karena memiliki pertumbuhan yang tidak baik pada susu 4˚C.

Untuk faktor pengaruh pertumbuhan yang berupa zat disinfektan, dapat diketahui

besarnya zona hambat, yang merupakan zona di mana bakteri tidak dapat tumbuh akibat

pengaruh dari bahan disinfektan tersebut. Masing – masing bahan disinfektan akan

BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI Revisi 00

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 13 dari 8

13

Page 14: Morfologi Koloni Bakteri

memiliki zona hambat yang berbeda – beda. Zona hambat dapat diukur dengan

menggunakan rumus di bawah ini :

Zona hambat = Luas lingkaran besar – Luas kertas filter.

Luas lingkaran besar didapatkan dengan mengukur diameter kertas filter dan zona

yang transparan. Misalnya, pada praktikum, diukur diameter lingkaran untuk masing –

masing bahan disinfektan pada pertumbuhan E. coli. Dari hasil perhitungan tersebut,

diketahui bahwa yang memiliki zona hambat paling besar adalah HgCl2 kemudian fenol

alkohol, dan yang paling kecil iod. Hasil tersebut menunjukkan bahwa HgCl2

memberikan hambatan yang lebih besar pada pertumbuhan E. coli dibandingkan fenol,

alkohol, dan iod. Pada bagian medium pertumbuhan yang di atasnya diletakkan kertas

filter yang telah ditetesi dengan masing – masing bahan disinfektan, koloni bakteri tidak

dapat tumbuh. Tidak tumbuhnya koloni nakteri mengakibatkan timbulnya zona

transparan di sekeliling kertas filter yang selanjutnya diukur dalam zona hambat.

Berbedanya pengaruh penghambatan dari masing – masing bahan disinfektan yang

digunakan menunjukkan bahwa bakteri memiliki resistensi yang berbeda untuk masing –

masing bahan disinfektan. Menurut Dwidjoseputro (1998), larutan fenol 2 – 4 % berguna

sebagai disinfektan. Kresol atau kreolin lebih baik sebagai disinfektan daripada fenol.

Alkohol yang paling banyak digunakan sebagai disinfektan adalah alkohol 50 – 70 %.

Iod juga dapat bersifat sebagai disinfektan pada bakteri, sehingga larutan yodium biasa

dipakai untuk mendisinfeksikan luka – luka kecil. Konsentrasi yang biasa dipakai adalah

2 – 5 %.

Pengaruh diletakkannya uang logam pada praktikum ini tidak berhasil diamati. Hal

tersebut karena uang logam yang diletakkan di atas medium pertumbuhan bergerak-gerak

karena terlalu berat. apabila percobaab berhasil akan terlihat adanya zona hambat seperti

pada penghambatan oleh bahan disinfektan. Menurut Dwidjoseputro ( 1998 ), garam dari

beberapa logam berat seperti air raksa dan perak dalam jumlah yang kecil saja sudah

dapat membunuh bakteri, daya tersebut disebut daya oligodinamik.

Sinar UV juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Pada percobaan, medium

yang diinokulasi dengan B. subtilis di atasnya diletakkan alumunium foil bentuk huruf

“B” dan pada E. coli, alumunium foilnya bentuk “E”. Setelah itu baru disinari dengan

sinar UV. Hasilnya menunjukkan bahwa koloni bakteri tumbuh pada daerah yang

BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI Revisi 00

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 14 dari 8

14

Page 15: Morfologi Koloni Bakteri

tertutup alumunium foil sedangkan pada daerah yang terbuka tidak tumbuh. Hal ini

berarti bahwa alumunium foil dapat menjadi penghalang radiasi sinar UV yang dapat

menghambat pertumbuhan bakteri.

Sinar UV dapat mengakibatkan kerusakan pada senyawa yang dihasilkan oleh bakteri

dan merusak media kultur yang dipakai bakteri untuk tumbuh. Sehingga menyebabkan

pertumbuhan bakteri menjadi kurang baik. Sinar UV memiliki daya ionisasi tinggi

terhadap semua senyawa kimia, dengan demikian sinar tersebut dapat menyebabkan

terjadinya perubahan genetik atau mutasi pada bakteti (Soetarto dkk, 2009).

Pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan bakteri pada suatu medium pertumbuhan

mengakibatkan perbedaan jumlah sel baktri pada masing – masing medium dengan

perlakuan yang berbeda – beda. Ada bakteri yang dapat tumbuh meskipun dalam kondisi

yang sangat ekstrem, tapi ada juga yang tidak dapat hidup.

IV. KESIMPULAN

Identifikasi bakteri dapat dilakukan dengan cara pengamatan morfologi koloni

maupun uji sifat biokimia. Pengamatan morfologi koloni dengan mengamati bentuk

koloni, tepi koloni, kemampuan meneruskan cahaya, dan kecembungan koloni pada

medium di cawan petri. Morfologi koloni dapat juga diamati pada medium padat tegak

maupun miring. Identifikasi dengan pengujian sifat biokimia akan memberikan hasil

yang lebih obyektif. Pengujian sifat biokimia tersebut dilakukan dengan menumbuhkan

Bakteri dalam beberapa media untuk dilihat ada tidaknya reaksi. Banyak faktor luar yang

dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri, di antaranya adalah temperatur, factor

penghambah berupa bahan disinfektan, logam berat, dan sinar ultraviolet.

V. DAFTAR PUSTAKA

Burdon, K. L. 1956. Textbook of Microbiology. The Macmillan Company. New York.

Burrows, W. 1959. Textbook of Microbiology. W.B.Saunders Company. Philadelphia.

Clifton, C.E., 1958. Introduction To The Bacteria. McGraw-Hill Book Company,Inc.

Collins, C. H., H. M. Lyne, and J. M. Granae. 1989. Microbiological Methods.

8th ed. Butterworth. London.

Dwidjoseputro, D. 1998. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatan. Malang.

BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI Revisi 00

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 15 dari 8

15

Page 16: Morfologi Koloni Bakteri

Johnson, T.R and C.L . Case.1998. Laboratory Experiments in Microbiology. An imprint of

Addison Wesley Longman Inc. New York.

Prescott, L. M., J. P. Harley & D. A. Klein. 1999. Microbiology. 4th edition. WCB

McGraw-Hill. New York.

Sale, 1961. Fundamental Principles of Bacteriology. Mc Graw Hill Book Company Inc.

New York.

Soetarto, E.S., Suharni, T.T., Nastiti, S.Y., dan Sembiring, L. 2010. Petunjunk Praktikum

Mikrobiologi. Fakultas Biologi UGM. Yogyakarta.

BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI Revisi 00

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 16 dari 8

16