ikterus neonaturum

Upload: indrayudha-pramono

Post on 14-Apr-2018

267 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

  • 7/27/2019 Ikterus Neonaturum

    1/19

    1

    Ikterus Neonaturum

    Keadaan klinis bayi yang ditandai oleh pewarnaan kuning pada kulit dan sklera

    akibat akumulasi bilirubin tak terkonjugasi yang berlebihan secara klinis akan

    tampak pada bayi baru lahir bila kadar serum 57 mg/dl

    Klasifikasi

    Ikterus fisiologis

    Umumnya terjadi pada bayi baru lahir, kadar bilirubin tidak terkonjugasi pada

    minggu pertama >2 mg/dL pada bayi cukup dan akan mencapai puncak sekitar 6-

    8 mg/dL pada hari ke-3 kehidupan dan kemudian akan menurun cepat selama 2

    3 hari diikuti dengan penurunan lambat sebesar 1 mg/dL selama 1-2 minggu,

    sedangkan pada BKB yang mendapat susu formula juga akan mengalami

    peningkatan dengan puncak yang lebih tinggi dan lebih lama. Peningkatan sampai

    10 -12 mg/dL masih dalam kisaran fisiologis, bahkan hingga 15 mg/dL tanpa

    disertai kelainan metabolisme bilirubin. Kadar normal bilirubin tali pusat 5 mg / dL / hari bilirubin total serum > 17 mg/dL pada bayi yang

    mendapat ASI ikterus menetap sesudah 8 hari pada Bayi Cukup Bulan atau

    sesudah 14 hari BKB. Bilirubin direk >2 mg/dL

    Metabolisme bilirubin

    1. Produksi

    Sebagian besar bilirubin terbentuk sebagai akibat degradasi hemoglobin

    pada sistem retikuloendotelial (RES). Tingkat penghancuran hemoglobin ini pada

    neonatus lebih tinggi dari pada bayi yang lebih tua. Satu gram hemoglobin dapat

    menghasilkan 35 mg bilirubin indirek. Bilirubin indirek yaitu bilirubin yang

  • 7/27/2019 Ikterus Neonaturum

    2/19

    2

    bereaksi tidak langsung dengan zat warna diazo (reaksi hymans van den bergh),

    yang bersifat tidak larut dalam air tetapi larut dalam lemak.

    2. Transportasi

    Bilirubin indirek kemudian diikat oleh albumin sel parenkim hepar

    mempunyai cara yang selektif dan efektif mengambil bilirubin dari plasma.

    Bilirubin ditransfer melalui membran sel ke dalam hepatosit sedangkan albumin

    tidak. Didalam sel bilirubin akan terikat terutama pada ligandin , glutation S-

    transferase B) dan sebagian kecil pada(protein glutation S-transferase lain dan

    protein Z. Proses ini merupakan proses dua arah, tergantung dari konsentrasi dan

    afinitas albumin dalam plasma dan ligandin dalam hepatosit. Sebagian besar

    bilirubin yang masuk hepatosit di konjugasi dan di ekskresi ke dalam empedu.

    Dengan adanya sitosol hepar, ligadin mengikat bilirubin sedangkan albumin tidak

    Pemberian fenobarbital mempertinggi konsentrasi ligadin dan memberi tempat

    pengikatan yang lebih banyak untuk bilirubin.

    3. Konjugasi

    Dalam sel hepar bilirubin kemudian dikonjugasi menjadi bilirubin

    diglukosonide. Walaupun ada sebagian kecil dalam bentuk monoglukoronide.

    Glukoronil transferase merubah bentuk monoglukoronide menjadi diglukoronide.

    Pertama-tama yaitu uridin di fosfat glukoronide transferase (UDPG : T) yang

    mengkatalisasi pembentukan bilirubin monoglukoronide.

    Sintesis dan ekskresi diglokoronode terjadi di membran kanilikulus.

    Isomer bilirubin yang dapat membentuk ikatan hidrogen seperti bilirubin natural

    IX dapat diekskresikan langsung kedalam empedu tanpa konjugasi. Misalnya

    isomer yang terjadi sesudah terapi sinar (isomer foto).

    4. Ekskresi

    Sesudah konjugasi bilirubin ini menjadi bilirubin direk yang larut dalam

    air dan di ekskresi dengan cepat ke sistem empedu kemudian ke usus. Dalam usus

  • 7/27/2019 Ikterus Neonaturum

    3/19

    3

    bilirubin direk ini tidak diabsorpsi; sebagian kecil bilirubin direk dihidrolisis

    menjadi bilirubin indirek dan direabsorpsi.Siklus ini disebut siklusenterohepatis.

    Pada neonatus karena aktivitas enzim B glukoronidase yang meningkat, bilirubin

    direk banyak yang tidak dirubah menjadi urobilin. Jumlah bilirubin yang

    terhidrolisa menjadi bilirubin indirek meningkat dan tereabsorpsi sehingga siklus

    enterohepatis pun meningkat.

    5. Metabolisme bilirubin pada janin dan neonates

    Pada likuor amnion yang normal dapat ditemukan bilirubin pada

    kehamilan 12 minggu, kemudian menghilang pada kehamilan 36-37 minggu. Pada

    inkompatibilitas darah Rh, kadar bilirubin dalam cairan amnion dapat dipakai

    untuk menduga beratnya hemolisis. Peningkatan bilirubin amnion juga terdapat

    pada obstruksi usus fetus. Bagaimana bilirubin sampai ke likuor amnion belum

    diketahui dengan jelas, tetapi kemungkinan besar melalui mukosa saluran nafas

    dan saluran cerna. Produksi bilirubin pada fetus dan neonatus diduga sama

    besarnya tetapi kesanggupan hepar mengambil bilirubin dari sirkulasi sangat

    terbatas. Demikian pula kesanggupannya untuk mengkonjugasi. Dengan demikian

    hampir semua bilirubin pada janin dalam bentuk bilirubin indirek dan mudah

    melalui plasenta ke sirkulasi ibu dan diekskresi oleh hepar ibunya. Dalam keadaan

    fisiologis tanpa gejala pada hampir semua neonatus dapat terjadi akumulasi

    bilirubin indirek sampai 2 mg%. Hal ini menunjukkan bahwa ketidakmampuan

    fetus mengolah bilirubin berlanjut pada masa neonatus. Pada masa janin hal ini

    diselesaikan oleh hepar ibunya, tetapi pada masa neonatus hal ini berakibat

    penumpukan bilirubin dan disertai gejala ikterus. Pada bayi baru lahir karena

    fungsi hepar belum matang atau bila terdapat gangguan dalam fungsi hepar akibat

    hipoksia, asidosis atau bila terdapat kekurangan enzim glukoronil transferase atau

    kekurangan glukosa, kadar bilirubin indirek dalam darah dapat meninggi.

    Bilirubin indirek yang terikat pada albumin sangat tergantung pada kadar albumin

    dalam serum. Pada bayi kurang bulan biasanya kadar albuminnya rendah sehingga

    dapat dimengerti bila kadar bilirubin indek yang bebas itu dapat meningkat dan

  • 7/27/2019 Ikterus Neonaturum

    4/19

    4

    sangat berbahaya karena bilirubin indirek yang bebas inilah yang dapat melekat

    pada sel otak. Inilah yang menjadi dasar pencegahan kernicterus dengan

    pemberian albumin atau plasma. Bila kadar bilirubin indirek mencapai 20 mg%

    pada umumnya kapasitas maksimal pengikatan bilirubin oleh neonatus yang

    mempunyai kadar albumin normal telah tercapai.

    Etiologi

    Etiologi Ikterus Fisiologis

    a. Peningkatan pembentukan bilirubin yang berlebihanVolume eritrosit/kg BB bayi > dewasa

    Masa hidup eritrosit bayi (90 hari) lebih pendek dari dewasa (120 hari)

    Earli labelled bilirubin meningkat

    Resorbsi bilirubin dari usus (sirkulasi enterohepatik) meningkat

    Glukoronidase akan mengubah bilirubin terkonjugasi menjadi tak

    terkonjugasi dalam usus yang selanjutnya diresorbsi

    b. Defek pengambilan bilirubin plasmac. Defek konjugasi bilirubind. Ekskresi bilirubin menurun

  • 7/27/2019 Ikterus Neonaturum

    5/19

    5

    Faktor faktor yang mungkin berperan pada ikterus fisiologis, tampak pada tabel

    dibawah :

    Faktor Korelasi klinik

    1. Peningkatan beban bilirubin kesel hati. Bayi yang mengalami

    peningkatan volume darah

    eritropoesis yang tidak efektif

    dan reasorbsi bilirubin oleh usus.

    Kadar bilirubin cenderung lebih tinggi

    pada bayi dengan polisitemia atau

    terlambat penjepitan talipusat dan

    mtilitas usus yang berkurang

    2. Defek pengambilan bilirbin dariplasma

    Ikatan bilirubin protein akan

    berkurang, menyebabkan kadar

    bilirubin meningkat

    3. Defek konjugasi bilirubin akanmenurunkan aktivitas enzim

    glukoronil transferase

    Aktifitas enzim glukoronil transferase

    kurang. Aktivitas juga dapat dihambat

    oleh faktor yang terdapat di ASI dan

    hipotiroig

    4. Defek ekskresi bilirubin Infeksi kongenital5. Perfusi hepar yang tidak adekuat Dapat terjadi pada bayi hipoksia atau

    penyakit jantung kongenital

    6. Sirkulasi enterohepatik Kadar bilirubin akan meningkat padabayi dengan pasase mekonium yang

    lambat atau obstruksi usus

    Etiologi ikterus patologis

    1. Anemia hemolitik2. Ekstravasasi darah : hematoma, ptekie, perdarahan paru, otak dan

    retroperitoneal dan sefalhematom

    3. Polisitemia4. Sirkulasi enterohepatik yang berlebihan

    - Obstruksi usus

  • 7/27/2019 Ikterus Neonaturum

    6/19

    6

    - Stenosis pilorus- Ileus mekonium- Ileus paralitik- Penyakit hiscprungBerkurangnya uptake hepatik dari bilirubin

    - Defek konjugasi- Gangguan transportasi bilirubin direk yang keluar dari hepatosit- Obstruksi aliran empedu

    Patofisiologis

    A. Pembentukan bilirubin yang berlebihanKonjugasi dan transfer pigmen empedu berlangsung normal, tetapi supply

    bilirubin tak terkonjugasi lebih besar dibandingkan kemampuan hati,

    sehingga kadar bilirubin tak terkonjugasi akan menngkat. Bilirubin tak

    terkonjugasi tidak larut dalam air dan tidakdiekskresiin

    B. Defek pengambilan bilirubinGangguan pengambilan bilirubin akibat berkurangnya ligandin,

    peningkatan aseptor y dan z protein oleh anion lain atau pada keadaan

    asupan kalori yang menurun pada 24 jam sampai 72 jam pertama

    kehidupan

    C. Defek konjugasi bilirubinGangguan konjugasi didalam sel hepar terjadi akibat berkurangnya

    aktivitas enzim glukoronil transferase, dapat bersifat total ataupun parsial

    D. Ekskresi bilirubin menurunGangguan ekskresi bilirubin dapat disebabkan faktor fungsional

    atau destruktif. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya hiperbilirubinemia

    terkonjugasi dan larut dalam urin, sehingga timbul bilirubin dan

    peningkatan lainnya seperti garam empety

  • 7/27/2019 Ikterus Neonaturum

    7/19

    7

    E. CampuranPeningkatan kadar bilirubin terjadi oleh karena produksi yang berlebihan

    dan sekresi yang menurun. Keadaan ini dapat ditemukan misalnya pada

    keadaan : sepsis, infeksi intrauterin. Asfiksis dll

    Reabsorbsi bilirubin tak

    terkonjugasi ke aliran darah

    melalui sirkulasi enterohepatik

    Neonatus

    Bayi Cukup Bulan Bayi Kurang Bulan

    Jumlah sel darah

    merah yang lebih

    banyak dan usia sel

    darah merah yang

    lebih pendek

    Terdapat enzim

    -glukoronidase di

    mukosa usus

    Lumen usus masih

    steril

    Peningkatan produksi

    bilirubin tak

    terkonjugasi di sistem

    retikuloendotelial

    Enzim

    -glukoronidase

    menghidrolisis

    bilirubin terkonjugasi

    menjadi bilirubin tak

    terkonjugasi

    Tidak terdapat bakteri

    yang dapat mengubah

    bilirubin terkonjugasi

    menjadisterkobilindan

    urobilinogen

    Peningkatan bilirubin tak terkonjugasi

    Ikterus Neonatorum

    Imaturitas

    hepar

    Gangguankonjugasi

    bilirubin dan

    produksi

    albumin

  • 7/27/2019 Ikterus Neonaturum

    8/19

    8

    Faktor predisposisi

    Keadaan yang mengurangi kapasitas ikat bilirubin :

    1. Asidosis2. Asfiksia3. Hipoalbuminemia4. Infeksi5. Prematuritas6. Hipoglikemia

  • 7/27/2019 Ikterus Neonaturum

    9/19

    9

    Kriteria diagnosis

    Berbagai faktor risiko dapat meningkatkan kejadian hiperbilirubinemia yang berat

    , perlu penilaian pada baru lahir terhadap berbagai risiko, terutama untuk bayi

    baru lahir terhadap berbagai risiko, terutama untuk bayi yang pulang lebih awal.

    Tampilan ikterus dapat ditentukan dengan memeriksa bayi dalam ruangan dengan

    pencahayaan yang baik serta menekan kulit dengan tekanan ringan untuk melihat

    warna kulit dan jaringan subkutan,

    Pemeriksaan fisik harus difokuskan pada identifikasi salah satu penyebab ikterus

    patologis, kondisi bayi harus diperiksa pucat, ptekia, ekstravasasi darah, memar

    kulit yang berlebihan, hepatoslenomegali, kehilangan BB, dan bukti dehidrasi.

    Guna mengantisupasi komplikasi yang mungkin timbul maka perlu diketahui

    daerah letak kadar bilirubin serum total beserta faktor risisko hiperbilirubinemia

    yang berat

  • 7/27/2019 Ikterus Neonaturum

    10/19

    10

    Faktor risiko hiperbilirubinemia berat bayi usia kehamilan > 35 minggu

    Faktor risiko mayor

    - Sebelum pulang kadar bilirubin total atau bilirubin terletak padadaerah risiko tinggi

    - Ikterus yang muncul pada 24 jam pertama kehidupan- Inkompatibilitas golongan darah dengan tes antikoagulan direk yang

    (+) atau penyakit hemolitik lainnya

    - Usia kehamilan 35 -36 minggu- Riwayat anak sebelumnya yang mendapat fototerapi- Sefal hematom atau memar yang bermakna- Asi eksklusif dengan cara perawatan tidak baik dan kehilangan BB

    yang berlebihan

    - Ras Asia timurFaktor risiko minor

    - Sebelum pulang kadar bilirubin serum total atau bilirubintranskutaneus terletak pada daerah risiko sedang

    - Usia kehamilan 37 -28 minggu- Sebelum pulang, bayi tampak kuning- Riwayat anak sebelumnya kuning- Bayi makrosomia dari ibu DM- Usia ibu >25 tahun- Lakilaki

    Faktor risiko kurang

    - Kadar bilirubin serum total atau bilirubin transkutaneus terletak padarisiko rendah

    - Usia kehamilan > 41 minggu- Bayi mendapat susu formula penuh-

    Kulit hitam

  • 7/27/2019 Ikterus Neonaturum

    11/19

    11

    - Bayi dipulangkan sesudah 72 jam

    Pemeriksaan penunjang

    Klinis

    Ikterometer atau kremer atau dengan bilirubinometer

    Kremer 1 : kepala dan leher : 7,4 mg %

    Kremer 2 : dada sampai pusat 10,4 mg %

    Kremer 3 : pusat bagian bawah sampai lutut : 14,1 %

    Kremer 4 : lutut sampai pergelangan kaki, bahu sampai pergelangan tangan : 17,2

    mg %

    Kremer 5 : telapak tangan + kaki : 20 mg %

  • 7/27/2019 Ikterus Neonaturum

    12/19

    12

    Pemeriksaan Laboratorium

    Pemeriksaan serumbilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan pada

    neonatus yang mengalami ikterus. Terutama pada bayi yang tampak sakit atau

    bayi-bayi yang tergolong risiko tinggi terserang hiperbilirubinemia berat.Namun

    pada bayi yang mengalami ikterus berat, lakukan terapi sinar sesegera mungkin,

    jangan menunda terapi sinar dengan menunggu hasil pemeriksaan kadar

    serumbilirubin.

    Transcutaneous bilirubin (TcB) dapat digunakan untuk menentukan kadar

    serum bilirubin total, tanpa harus mengambil sampel darah. Namun alat ini hanya

    valid untuk kadar bilirubin total < 15 mg/dL (

  • 7/27/2019 Ikterus Neonaturum

    13/19

    13

    Pada prolonged jaundice dianjurkan pemeriksaan fungsi hepar, fungsi tiroid,

    pemeriksaan terhadap infeksi virus/bakteri, dan pemeriksaan urin untuk

    galaktosemia

    Penyulit

    Bilirubin ensefalopati

    Manifestasi klinis akut : fase awal bayi dengan ikterus berat akan tampak letargis,

    hipotonik, dan refleks hisap buruk, fase intermediate ditandai dengan moderat

    stupor, iritabilitas, dan hipertoni, fase selanjutnya bayi mengalami high pitched

    cry, drowsiness, dan hipotoni

    Kern ikterus

    Gejala kernikterus dikelompokkan menjadi :

    Gejala akut : gejala yang dianggap sebagai fase pertama kernikterus padaneonatus adalah letargi, tidak mau minum dan hipotoni.

    Gejala kronik : tangisan yang melengking (high pitch cry) meliputihipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya menderita gejala

    sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis, gengguan pendengaran,

    paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis).

    Terapi

    Prinsipnya segera menurunkan bilirubin indirek untuk mencegah bilirubin

    ensefalopati dengan fototerapi

    Bayi sehat dan cukup bulan

    Kadar bilirubin tidak diperiksa secara rutin, kecuali jika ikterusnya timbul dalam 2

    hari pertama kehidupan. Umumnya bayi sehat dipulangkan dari rumah sakit pada

    usia 24 48 jam, oleh karena itu orang tua harus diberitahukan mengetahui

    ikterus sebelum dipulangkan

  • 7/27/2019 Ikterus Neonaturum

    14/19

    14

    Follow-up rutin dan hanya pemberian makan, jika :

    - Keadaan klinis baik- Masa gestasi >37 minggu- Bayi tidak mempunyai kecendrungan terjadi inkompatibilitas ABO- Pada riwayat keluarga : tidak ada yang mengalami anemia hemolitik

    dan ikterus yang berat

    - Ikterus menghilang pada usia > 2 mingguJika secara klinis tampak ikterus yang signifikan pada bayi sehat dan cukup bulan

    periksa kadar bilirubin.

    Pengelolaan bayi kuning pada bayi baru lahir cukup bulan dan sehat menurut usia

    ( dalam jam ) dan kadar bilirubin \

    Kadar bilirubin total darah (mg/dL)

    Usia (jam) Dipertimbangkan

    fotorapi*

    Fototerapi Transfusi

    ganti jika

    fototerapi

    gagal**

    Transfusi

    ganti jika

    fototerapi

    intensif ***

    24 *** *** *** ***

    2548 12 15 20 25

    4972 15 18 25 30

    >72 17 20 25 30

    Keterangan

    *terapi sinar pada kadar bilirubin darah ini bergantung pada keadaan klins bayi

    kuning tsb

    ** terapi sinar seharusnya dapat menurunkan kadar bilirubin sehingga berada

    pada kadar dibawah untuk melakukan transfusi ganti, tetapi jika tidak terjadi maka

    fototerapi dianggap gagal, sehingga diepertimbangkan untuk radiasi ganti

  • 7/27/2019 Ikterus Neonaturum

    15/19

    15

    *** bayi baru lahir cukup bulan menunjukan keadaan kuning kurang dari 24 jam

    tidak dianggap sehat dan memerlukan pemantauan lebih lanjut

    Pedoman fototerapi bayi kining cukup bulan dengan dan atau tanpa faktor risiko

    berdasarkan canadian pediatrics society

    Usia (jam) Kadar bilirubin total darah (mg/dL)

    Tanpa faktor risiko Dengan faktor risiko

    28 10 8

    48 15 13

    72 >18 >16

    Yang termasuk faktor risiko :

    - Usia kehamilan < 37 minggu dan bb lahir < 2500 g- Penyakit hemolitik- Bayi tampak kuning sebelum usia 24 jam- Infeksi berat (sepsis)- Saat lahir tidak bernafas spontan- Bayi dengan penyakit hemolitik- Ketidaksesuaian rhesus- Fototerapi dilakukan segera. Transfusi ganti, jika kadar bilirubin

    diperkirakan akan mencapai 20 mg/dL

    - Inkompatibilitas ABOFototerapai : jika kadar bilirubin 10 mg/dL pada usia 12 jam, 12 mg/dL pada usi

    18 jam, 14 mg/dL pada usia 24 jam, dan 15 mg/dL pada setiap waktu.

    Transfusi ganti jika kadar bilirubin 20 mg/dL

    Indikasi fototerapi profilaksis

    - Bayi kecil (bb < 1500 g) yang cenderung berlanjut pada bilirubin yangpatologis

  • 7/27/2019 Ikterus Neonaturum

    16/19

    16

    - Bayi prematur dengan memar hebat- Bayi dengan prosis hemolisis sementara menunggu transfusi ganti

    Berat badan Terapi

    < 1000 Fototerapi

    Transfusi ganti pada kadar bilirubin 10-

    12 mg/dL

    10001500 Fototerapi pada kadar 7-9 mg/dL

    Transfusi ganti pada kadar 1215 mg /

    dL

    15002000 Fototerapi pada kadar 1012 mg/dL

    Transfusi ganti pada kadar 15 -18

    mg/dL

    20002500 Fototerapi pada kadar 1315 mg/dL

    Transfusi ganti pada kadar 18 20

    mg/dL

    >2500 dan bayi dalam keadaan sakit Fototerapi pada kadar 1215 mg / dL

    Transfusi ganti pada kadar 18 20

    mg/dL

  • 7/27/2019 Ikterus Neonaturum

    17/19

    17

    Penyulit terapi sinar

    Kelaiana Mekanisme yang memungkinkan terjadi

    Bronze baby syndrome Berkurangnya ekskresi hepatik dari

    photoproduct bilirubin

    Diare Bilirubin indirek menghambat laktase

    Hemolisis Fotosensitivitas mengganggu sirkulasi

    eritrosir

    Dehidrasi Bertambahnya insensible water loss

    karena menyerap energi foton

    Ruam kulit Gangguan fotosensitisasi terhadap sel

    mast kulit dengan pelepasan histamin

    Transfusi ganti

    Berat lahir (g)

  • 7/27/2019 Ikterus Neonaturum

    18/19

    18

    Penyulit transfusi ganti :

    - Vaskular : emboli udara atau trombus- Kelainan jantung : aritmia, overload, henti jantung- Gangguan elektrolit : hipo/hiperkasemia,, hipernatremia, asidosis- Koagulasi : trombositopenia, heparinisasi berlebih- Infeksi : bakteremia, hepatitis, ekn- lain : hipotermia, hipoglikemia, trauma mekanik terhadap sel donor

  • 7/27/2019 Ikterus Neonaturum

    19/19

    19

    Daftar pustaka

    1. Pedoman diagnosis dan terapi ilmu kesehatan anak edisi 42. Buku kuliah ilmu kesehatan anak fakultas kedokteran universitas

    indonesia

    3. Diktat kuliah perinatalogi ilmu kesehatan anak FKUP/RSHS4. Etika risa, agus herianto, Hiperbilirubinemia pada neonatus, divisi

    neonatologi bagian ilmu kesehatan anak FK UNAIR/RSU Dr Soetomo