higiene word kel 1 a 19 desember 13

28
BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Perkembangan nasional disektor industri sekarang ini berkembang semakin pesat sejalan dengan kemajuan teknologi. Perkembangan teknologi ini telah mendorong meningkatnya penggunaan mesin-mesin, peralatan kerja dengan teknologi ini telah mendorong meningkatnya penggunaan mesin-mesin, peralatan kerja dengan teknologi modren dan bahan-bahan kimia dalam proses produksi. Di satu pihak perkembangan industri ini memberikan dampak yang positif dengan terciptanya lapangan pekerjaan yang lebih luas. Namun, akibat percepatan proses industrialisasi dengan sendirinya akan memperbesar resikonya bahaya yang terkandung dalam industri, timbulnya Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan potensi kecelakaan kerja semakin besar. K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan lingkungankerja yang aman, sehat dan sejahtera, bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta bebas pencemaran lingkungan yang bertujuan agar produktivitas meningkat sesuai Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Seperti kita ketahui bahwa kecelakaan kerja bukan hanya menimbulkan korban jiwa maupun kerugian material bagi pekerja dan pengusaha tetapi dapat juga mengganggu proses produksi secara menyeluruh dan merusak lingkungan yang akhirnya berdampak kepada masyarakat luas. Karena itu perlu dilakukan upaya yang nyata untuk mencegah dan mengurangi 1

Upload: regina-fristasari

Post on 27-Dec-2015

89 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Higiene Word Kel 1 a 19 Desember 13

BAB 1

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Perkembangan nasional disektor industri sekarang ini berkembang semakin pesat sejalan

dengan kemajuan teknologi. Perkembangan teknologi ini telah mendorong meningkatnya

penggunaan mesin-mesin, peralatan kerja dengan teknologi ini telah mendorong

meningkatnya penggunaan mesin-mesin, peralatan kerja dengan teknologi modren dan

bahan-bahan kimia dalam proses produksi. Di satu pihak perkembangan industri ini

memberikan dampak yang positif dengan terciptanya lapangan pekerjaan yang lebih luas.

Namun, akibat percepatan proses industrialisasi dengan sendirinya akan memperbesar

resikonya bahaya yang terkandung dalam industri, timbulnya Penyakit Akibat Kerja (PAK)

dan potensi kecelakaan kerja semakin besar.

K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan lingkungankerja yang aman, sehat

dan sejahtera, bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta bebas pencemaran

lingkungan yang bertujuan agar produktivitas meningkat sesuai Undang-undang No. 1 Tahun

1970 tentang Keselamatan Kerja. Seperti kita ketahui bahwa kecelakaan kerja bukan hanya

menimbulkan korban jiwa maupun kerugian material bagi pekerja dan pengusaha tetapi dapat

juga mengganggu proses produksi secara menyeluruh dan merusak lingkungan yang akhirnya

berdampak kepada masyarakat luas. Karena itu perlu dilakukan upaya yang nyata untuk

mencegah dan mengurangi risiko terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja secara

maksimal.

Sedangkan Kesehatan Kerja sendiri mempunyai pengertian spesialisasi dalam ilmu

kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik atau mental maupun sosial, dengan

usaha-usaha promotif, preventif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit/gangguan-gangguan

kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap

penyakit-penyakit umum.

Higiene perusahaan sendiri adalah spesialisasi dalam ilmu higiene beserta prakteknya

yang dengan mengadakan penilaian kepada faktor-faktor penyebab penyakit kualitatif dan

kuantitatif dalam lingkungan kerja dan perusahaan melalui pengukuran yang hasilnya

dipergunakan untuk dasar tindakan korektif kepada lingkungan tersebut serta lebih lanjut

pencegahan agar pekerja dan masyarakat sekitar suatu perusahaan terhindar dari akibat

1

Page 2: Higiene Word Kel 1 a 19 Desember 13

bahaya kerja serta dimungkinkan mengecap derajat kesehatan yang setinggi-tingginya

(Soeripto, Ir., DIH., 1992).

Pada tanggal 19 Desember 2013, kami telah melakukan kunjungan ke PT. MARTINA

BERTO TBK yang bergerak didalam industri kosmetik.

Dalam kunjungan tersebut kami mendapatkan beberapa hal yang menjadi pusat perhatian

kami yang berkaitan dengan higiene dan penerapannya di tempat kerja sehingga dapat

bermanfaat bagi bidang keilmuan kami. Dan bersama ini kami juga mengucapkan terima

kasih atas perkenaan dan arahan yang telah diberikan oleh PT. MARTINA BERTO TBK.

II. DASAR HUKUM

1. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.

2. UU RI No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

3. UU No. 3 Tahun 1969 Tentang Persetujuan Konvensi ILO No. 120 Mengetahui Higiene

dalam Perniagaan dan Kantor-kantor.

4. Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 1964 Tentang Syarat Kesehatan Kebersihan

Serta Penerangan dalam Tempat Kerja.

5. Permennakertrans No.13/MEN/X/2011 Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan

Kimia di Tempat Kerja.

6. Kepmen RI No. 187/MEN/1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya.

7. Permen Perburuhan No. 7 Tahun 1964 Tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan serta

Penerangan dalam Tempat Kerja.

III. PROFIL PERUSAHAAN

PT. Martina Berto Tbk merupakan perusahaan yang didirikan pada tahun 1977 oleh Dr

HC. Martha Tilaar, (alm) Pranata Bernard, dan Theresa Bu Harsini Setiady. Perusahaan ini

berlokasi di Jalan Pulokambing II no.1, kawasan Industri Pulogadung. Perusahaan ini

bergerak di bidang barang kosmetik, obat tradisional (jamu) dan pemasaran serta

perdagangan kosmetik, perawatan kecantikan dan barang-barang obat tradisional. Selain itu,

perusahaan memiliki dukungan dari kegiatan bisnis yang dilakukan oleh anak perusahaannya,

PT Cedefindo, yang merupakan kosmetik manufaktur kontrak atau makloon dengan kering,

semi-padat, cairan, dan aerosol.

Pada tahun 1981 perusahaan ini mendirikan pabrik di kawasan industri Pulogadung dengan

partnership Grup Kalbe. Setelah dua tahun kemudian, mendirikan pabrik keduanya PT.  Sari

Ayu Indonesia untuk mendukung distribusin kosmetik.

2

Page 3: Higiene Word Kel 1 a 19 Desember 13

Dari tahun 1988 - 1995 mereka melakukan konsolidasi dari beberapa bisnis yang diperoleh

oleh Martha Tilaar Group menjadi PT. Martina Berto.

Pada tahun 1999 PT. Martino Berto resmi menjadi perusahaan keluarga Martha

Tilaar.

Tahun 2006 - 2008 meluncurkan produk dalam keindahan dan segmen perawatan

pribadi. Jaringan ekspornya semakin meluas ke pasar Eropa (Yunani dan Ukraina)

dan Asia (Jepang, Hongkong, dan Taiwan).

Tahun 2010, meluncurkan toko ritel baru. Martha Tilaar Shop (MTS), di luar

Indonesia untuk meraih pangsa pasar Internasional.

Pada tahun 1996 menjadi pabrik kosmetik pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikat

ISO 9001. Tahun 2000 menjadi satu‐satunya pendiri UN Global Compact dari Asia,

mendapatkan sertifikat ISO 14001 dan sertifikat GMP: CPKB (Cara Produksi Kosmetika

yang Baik) dan CPOTB (Cara Produksi Obat Tradisional yang Baik). Tahun 2008

mendapatkan penghargaan “Most Admired Enterprise in ASEAN”dari ASEAN Business

Forum dibidang ‘Inovation’.

VISI DAN MISI PERUSAHAAN

Visi :                                                                                                  

Untuk menjadi salah satu perusahaan terkemuka dunia dalam perawatan kecantikan dan

industri spa dengan nuansa alam dan nilai timur, melalui teknologi modern, penelitian dan

pengembangan untuk mengoptimalkan nilai tambah kepada konsumen dan stakeholder

lainnya.

Misi :

Untuk mengembangkan, memproduksi, dan memasarkan produk-produk perawatan

kecantikan dan spa dengan nuansa alam & timur dan standar kualitas internasional

untuk memenuhi kebutuhan konsumen di berbagai segmen pasar dengan portofolio

yang sehat mampu mencapai peringkat tiga besar di setiap segmen di Indonesia.

Untuk menyediakan layanan pelanggan yang sangat baik untuk semua pelanggan

dalam proporsi seimbang, termasuk pelanggan konsumen dan perdagangan;

Untuk menjaga kondisi keuangan yang sehat dan pertumbuhan yang berkelanjutan;

Untuk merekrut, melatih, dan mempertahankan tenaga kerja yang kompeten dan

produktif sebagai bagian dari aktiva Perusahaan;

3

Page 4: Higiene Word Kel 1 a 19 Desember 13

Untuk mempertahankan metode yang efisien dan efektif operasi, sistem, dan

teknologi di seluruh organisasi dan unit bisnis;

Untuk menerapkan Good Corporate Governance secara konsisten untuk kepentingan

semua stakeholder;

Untuk memberikan return atas investasi yang adil untuk dia pemegang saham;

Untuk memperluas pasar internasional pada kosmetik dan produk herbal dengan fokus

jangka menengah pada kawasan Asia Pasifik dan fokus jangka panjang di pasar global

dengan produk yang dipilih dan merek.

Saat ini PT. Martina Berto merupakan perusahaan kosmetik yang menguasai pangsa pasar

95% di Indonesia dan 4-5% pangsa pasar luar negeri.

HASIL USAHA

1. Segment A Plus

Dewi Sri Spa Martha Tilaar, PAC Martha Tilaar, Martha Tilaar Solutions, Jamu

Garden Martha Tilaar

2. Segment A

Biokos Martha Tilaar, Rudi Hadisuwarno Martha Tilaar

3. Segment B

Sariayu Tilaar Martha, Martha Tilaar Caring Colours, Belia Martha Tilaar

4. Segment C

Mirabella, Cempaka,Pesona, Martina. Currently, Pesona and Martina products have

been sold in Malaysia through direct selling.

JUMLAH TENAGA KERJA

Jumlah pekerja dibagian manufacturing sebanyak ± 5000 orang pekerja. Perusahaan

ini, telah berhasil memperoleh beberapa sertifikat dibidang K3 antara lain ISO 9001, ISO

14001 dan sertifikat GMP (Good Manufacturing Processing): CPKB (Cara Produksi

Kosmetika yang Baik) dan CPOTB (Cara Produksi Obat Tradisional yang Baik).

Jam kerja pegawai dibagi menjadi 3 shift utama. Tenaga kerja di PT Martina Berto

TBK dilindungi oleh asuransi JAMSOSTEK. Dalam menangani kasus emergensi perusahaan

bekerjasama dengan RS Antam, RS Jayakarta dan RS Persahabatan.

PELAKSANAAN K3 DI PERUSAHAAN

4

Page 5: Higiene Word Kel 1 a 19 Desember 13

K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman,

sehat dan sejahtera, bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta bebas

pencemaran lingkungan yang bertujuan agar produktivitas meningkat sesuai Undang-undang

No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Seperti kita ketahui bahwa kecelakaan kerja

bukan hanya menimbulkan korban jiwa maupun kerugian material bagi pekerja dan

pengusaha tetapi dapat juga mengganggu proses produksi secara menyeluruh dan merusak

lingkungan yang akhirnya berdampak kepada masyarakat luas. Karena itu perlu dilakukan

upaya yang nyata untuk mencegah dan mengurangi risiko terjadinya kecelakaan kerja dan

penyakit akibat kerja secara maksimal.

Kesehatan Kerja sendiri mempunyai pengertian spesialisasi dalam ilmu

kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik atau mental maupun sosial, dengan

usaha-usaha promotif, preventif & kuratif terhadap penyakit-penyakit/gangguan-gangguan

kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap

penyakit-penyakit umum.

Higiene Perusahaan merupakan salah satu faktor yang memegang peran penting untuk

menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan bebas dari PAK. Higiene perusahaan

sendiri adalah spesialisasi dalam ilmu higiene beserta prakteknya yang dengan mengadakan

penilaian kepada faktor-faktor penyebab penyakit kualitatif & kuantitatif dalam lingkungan

kerja dan perusahaan melalui pengukuran yang hasilnya dipergunakan untuk dasar tindakan

korektif kepada lingkungan tersebut serta lebih lanjut pencegahan agar pekerja dan

masyarakat sekitar suatu perusahaan terhindar dari akibat bahaya kerja serta dimungkinkan

mengecap derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Soeripto, Ir., DIH., 1992).

Pada tanggal 19 Desember 2013, kami telah melakukan kunjungan ke PT MARTINA

BERTO Tbk yang bergerak di dalam industri kosmetik.

Dalam kunjungan tersebut kami mendapatkan beberapa hal yang menjadi pusat perhatian

kami yang berkaitan dengan higiene dan penerapannya di tempat kerja sehingga dapat

bermanfaat bagi bidang keilmuan kami. Dan bersama ini kami juga mengucapkan terima

kasih atas perkenaan dan arahan yang telah diberikan oleh PT. MARTINA BERTO Tbk.

IV. ALUR PRODUKSI

V. LANDASAN TEORI

5

Page 6: Higiene Word Kel 1 a 19 Desember 13

A. DEFINISI

Higiene Perusahaan sendiri adalah spesialisasi dalam ilmu higiene beserta prakteknya

yang dengan mengadakan penilaian kepada faktor-faktor penyebab penyakit kualitatif &

kuantitatif dalam lingkungan kerja dan perusahaan melalui pengukuran yang hasilnya

dipergunakan untuk dasar tindakan korektif kepada lingkungan tersebut serta lebih lanjut

pencegahan agar pekerja dan masyarakat sekitar suatu perusahaan terhindar dari akibat

bahaya kerja serta dimungkinkan mengecap derajat kesehatan yang setinggi-tingginya

(Soeripto, Ir., DIH., 1992).

Berdasarkan peraturan Menteri perburuhan No.7 Tahun 1964 tentang syarat kesehatan,

kebersihan serta penerangan di tempat kerja ada beberapa hal yang menjadi ruang lingkup

hygiene industry diantaranya adalah:

1. Penyediaan air

2. Tempat kerja

3. Dapur,kamar makan dan alat keperluan makan

4. Perlengkapan fasilitas sanitasi

5. Pembuangan dan pengendalian limbah

B. FAKTOR BAHAYA DI LINGKUNGAN KERJA

1. Faktor Fisik

a. Suara Bising

Bising adalah bunyi yang tidak disukai, mengganggu dan menjengkelakan

maupun merusak pendengaran dan terkadang hal ini sangat individual

(Eyaanoer, 1997)

menurut Kepmenaker No.Kep-51/MEN/1999, untuk kebisingan dengan

intensitas 85dB., maka pekerja terpajan selama 8 jam sehari, kebisingan dengan

intensitas 88 dB maka pekerja dapat terpajan selama 4 jam sehari dengan

demikian setiap kenaikan 3 dB maka waktu pemajanannya berkurang

setengahnya. Telingan manusia hanya mampu mendengar frekuensi antara 16-

20.000 Hz.

1) Jenis-jenis kebisingan :

a. Kebisingan kontinyu dengan frekuensi yang luas (steady state,

wide band noise). Misalnya suara kipas angin, dapur pijar dll.

b. Kebisingan kontinyu dengan spektrum kebisingan sempit (steadt

state, narrow band noise). Misalnya gergaji sekuler, katup gas, dll.

6

Page 7: Higiene Word Kel 1 a 19 Desember 13

c. Kebisingan terputus-putus (intermitten). Misalnya: lalu lintas

pesawat terbang.

d. Kebisingan impulsif/impact (impulsive noise), misalnya: pukulan,

tembakan bedil atau meriam dan ledakan.

e. Kebisingan impulsif berulang, misalnya mesin tempa di

perusahaan.

2) Akibat paparan kebisingan.

Terpapar kebisingan terdiri dari 85dB selama 8 jam dan 40 jam

seminggu maka menimbulkan penurunan atau kehilangan fungsi

pendengaran yang dapat terjadi secara sementara atau permanen.

3) Pengukuran kebisingan

Pengukuran kebisingan dilakukan dengan menggunakan alat sound level

meter. Alat ini mengukur kebisingan antara 30-130dB dan frekuensi dari

20-20.000Hz.

b. Pencahayaan.

Pencahayaan yang baik memungkinkan pekerja bisa melihat objek yang

dikerjakan dengan jelas, cepat dan tanpa upaya yang tidak perlu. Intensitas

cahaya dapat diukur dengan Luxmeter.

Sifat-sifat pencahayaan

1. Pembagian iluminasi pada lapangan penglihatan sesuai jenis

pekerjaan.

2. Pencegahan kesilauan.arah sinar

3. Warna

4. Panas cahaya.

Pengaruh pencahayaan yang kurang terhadap kesehatan

1. Iritasi, mata berair dan mata merah.

2. Penglihatan ganda

3. Sakitkepala

4. Ketajaman mata menurun.

5. Akomodasi dan konvergensi menurun.

c. Iklim dan suhu.

7

Page 8: Higiene Word Kel 1 a 19 Desember 13

Respon fisiologis akan tampak jelas pada pekerja dengan iklim panas.

Saridewi (2002) menyatakan bahwa perbedaan peningkatan tekanan darah yang

signifikan pada tenaga kerja seblum atau sesudah terpapar panas yang

memperburuk kondisi tenaga kerja. Sistem termoregulasi pada hipotalamus akan

merespon dengan beberapa mekanisme kontrol seperti konduksi, konveksi,

radiasi dan evaporasi dengan tujuan untuk mempertahankan suhu tbuh sekitara

36-37 derajat celcius. Namun apabila paparan dibiarkan terus menrus akan

menyebabkan kelelahan dan akan menyebabkan timbulnya efek “heat stress’

(ErwinD 2004).

Menteri Tenaga Kerja RI mengeluarkan standar NAB untuk lingkungan fisik

tertentu di lingkungan kerja yang salah satunya adalah NAB iklim kerja dengan

menggunakan indeks suhu bola basah (ISBB) diadopsi dari Wet Bulb Globe

Temperature Index (WBGTI) dikeluarkan oleh ACGIH.

NAB menurut pasal 2 KEP-51/MEN/1999 untuk suhu di tempat kerja adalah

sbb:

Jika perbandingan kerja 75% dan istirahat 25% untuk pekerja ringan

dalam 8 jam sehari adalah 30 derajat celcius., sedang 26,7 derajat celsius

dan berat 25 derajat celsius.

Jika perbandingan kerja 50% dan istirahat 50% untuk pekerja ringan

dalam 8 jam sehari adalah 31,4 derajat celcius., sedang 29,4 derajat

celsius dan berat 27,9 derajat celsius.

Jika perbandingan kerja 25% dan istirahat 75% untuk pekerja ringan

dalam 8 jam sehari adalah 32,2 derajat celcius., sedang 31,1 derajat

celsius dan berat 30 derajat celsius.

d. Getaran

Ada dua macam getaran yaitu: getaran seluruh badan dan getaran lengan/tangan

( handaram). Getaran seluruh tubuh adalah getaran yang bisa melalui kaki

( tempat berdiri) atau melalui tempat duduk. Getaran ini terjadi biasa pada alat

pengangkut eperti truk dan traktor. Sedangkan getaran lengan-tangan adalah

getaran yang terjadi melalui lengan dan tangan, misalnya pada gerinda, bor

tangan, dan gergaji listrik.

Tiga aspek penting pada getaran :

8

Page 9: Higiene Word Kel 1 a 19 Desember 13

Level(m/dr2)

Frekuensi (Hz)

Lama pemarapan (jam)

Efek getaran :

Hand and arm vibration pada frekuensi 8-1000Hz dapat menyebabkan

white finger serta kelainan otot rangka.

Whole body vibration menyebabkan getaran pada ala-alat dalam

sehingga dapat menyebabkan gejala sakit dada, LBP, dan

gangg.penglihatan

Pada frekuensi rendah dapat menyebabkan sea sickness.

Pengukuran getaran :

Pengukuran getaran dilakukan dengan menggunakan vibration acceleration

meter.

e. Radiasi

Jenis radiasi dapat dibedakan menjadi

1. Radiasi pengion: alpha, beta, gamma, sinar X dan neutron.

2. Radiasi non pengion: UV, IR, ultrasound dan mikorowave.

Pengaruh radiasi terhadap kesehatan:

1. Efek stokastik: tergantung frekuensi tingkat keparahan tidak tergantung

dosis. Contoh : karsinogen, teratogen, mutagen.

2. Efek nonstokastik: tegrantung frekuensi dan dosis. Cth: katarak,

kerusakan nonmalignan kulit.

Alat untuk mengukur tingkat radiasi adalah survei meter dan dosimeter

personal.

2. Faktor Kimia

a. Bahan-bahan kimia:

Fume (asap) :

Partikel-partikel zat padat yang terjadi oleh karena dari bentuk gas

yang biasanya sesudah penguapan benda padat yang dipijarkan.

Gas :

9

Page 10: Higiene Word Kel 1 a 19 Desember 13

Bentuk wujud yang tidak mempunyai bentuk bangunan sendiri,

melainkan mengisi ruang tertutup pada keadaan suhu dan tekanan

normal.

Uap:

Bentuk gas dari zat-zat yang dalan keadaan biasa dberbentuk zat padat

atau zat lain yang dapat dikembalikan pada tingkat wujud semula.

Kabut

Debu

b. Efek-efek bahan kimia

Iritasi

Reaksi alergi: flour, garlic powder.

Asfiksia

Cancer

Efek sistemik: otak ,peripheral nervous sytem, pembentukan sel darah,

ginjal, paru

Selain pengaruhnya terhadap kesehatan, juga dapat menyebabkan

resiko keselamatan kerja berupa kebakaran dan peledakan, akibat dari

bahan kimia yang mudah tebakar dan meledak seerti pelaruh organik

atau gas-gas yang kontak dengan sumber api.

c. Pengukuran.

Pengukuran faktor kimia di urara mengunakan media yaitu: gas detektor

yang prinsip kerjanya adalah detektor tersebut akan menghisap baha-

bahan kimia di udara, dan kemudian bereraksi dengan reagen yang

sudah tesedria di dalam tabung detektor sehingga dapat diketahui nilai

kualitas dan kuantitas.

Pengambilan sampel debu dilakukan secara impingmen, yaitu: filtrasi,

presipitasi, sedimentasi, dan segala kombinasinya, alatnya disebut

imprengen, prinsipa kerjanya adalah debu dihisap dan mengalami

imprengemen dan sejumlah debu dihitung di bawah mikroskop.

d. Nilai ambang batas.

10

Page 11: Higiene Word Kel 1 a 19 Desember 13

NAB faktor kimia diatur berdasarkan surat edaran No.SE 01/MEN/1997

tentang NAB faktor kimia di udara lingkungan kerja.

Kategori nilai ambang batas:

1. NAB rata-rata selama jam kerja.

2. NAB pemaparan singkat.

3. NAB tertinggi

3. Biologis

Potensi bahaya yang mungkin terjadi di ling.kerja yang disebabkan oleh adanya

mikroorganisme sebagai penyebab dari proses produksi.

Bahaya biologi meliputi :

Infeksi akut dan kronis

Parasit

Produk toksik.

Reaksi alergi terhadap tanaman dan hewan.

Irritan.

Klasifikasi faktor biologis meliputi :

1. Mikroorganisme dan toksinnya. Contoh: virus, bakteri dan produknya

2. Arthropoda. Contoh: crustacea

3. Alergen dan toksik tanaman

4. Reaksi yang ditimbulkan: dermatitis alergi, asma

5. Protein alergen dari hewan vertebrata

6. Reaksi alergi yang ditimbulkan melaui urin, feses, rambut dan saliva.

Cara masuk biological agents ke dalam tubuh melalui:

1. Inhalasi

2. Ingesti

3. Kontak kulit

4. Kontak dengan mata, hidung, dan mulut

4. Pengendalian

11

Page 12: Higiene Word Kel 1 a 19 Desember 13

1. Pemberian label dan simbol pada wadah untuk bahan yang berisikan tentang:

nama bahan kimia, resiko yang ditimbulkan, jalan masuknya ke tubuh, efek

paparan, cara penggunaan yang aman dan pertolongan pertama keracunan.

2. Memiliki MSDS, yaitu semua informasi mengenai suatu bahan kimia yang dibuat

oleh seuatu perusahaan, berisikan antara lain.: kandungan/komposisi, sifat fisik

dan kmia, cara pengankutan dan penyimpanan, informasi APD sesuai NAB, efek

terhadap kesehatan, gejala keracunan, pertolongan pertama keracunana, alamat

dan nomer telepon pabrik pembuat atau distributor.

3. Memiliki petugas K3 kimia dan ahli K3 kimia yang mempunyai kewajiban ,

melakukan identifikasi bahaya melaksanakan prosedur kerja aman,

penganggulangan keadaan darurat dan mengembankan pengetahuan K3 di bidang

kimia.

BAB II

TINJAUAN TEORITIK

A. PELAKSANAAN

- Tanggal dan waktu : 19 Mei 2014, 10.00 – 12.00 WIB

- Lokasi pengamatan : Lantai 2 bagian produksi PT Martina Berto Tbk

- Dokumen pengamatan : tidak diperkenankan mengambil dokumentasi

12

Page 13: Higiene Word Kel 1 a 19 Desember 13

BAB III

HASIL PENGAMATAN

A. Faktor Bahaya Fisika

1. Bising

Secara umum keadaan faktor kebisingan tidak dapat dievaluasi dengan baik

karena keterbatasan ruang gerak. Pada pengamatan kami, terdapat bising dari

mesin AC yang terletak di luar ruangan pekerja.

2. Penerangan

Sumber penerangan berasal dari sumber sinar matahari dan sumber buatan

(lampu). Sumber sinar matahari melalui sebagian atap gedung yang dibuat

tembus cahaya, luas tiap ruangan kerja dalam proses produksi bervariasi dari 4 x

4m, 4 x 8m. Di tempat ini terdapat dinding kaca tembus pandang sepanjang

ruangan, pintu kaca sebagai pintu masuk. Penerangan buatan menggunakan

lampu neon berwarna putih. Pada ruangan ini digunakan warna putih terang pada

dinding dan langit-langit. Secara umum penerangan cukup baik, menerangi

daerah kerja secara merata dan tenaga kerja secara cermat.

3. Iklim Kerja

13

Page 14: Higiene Word Kel 1 a 19 Desember 13

Suhu ruangan tidak dapat kami amati. Sumber panas berasal dari mesin. Untuk

mengurangi panas sudah terdapat kipas angin dan AC yang bekerja dengan baik.

Bagi tenaga kerja disediakan air minum.

4. Getaran

Berdasarkan pengamatan kami tidak ada sumber getaran.

5. Radiasi

Tidak ditemukan permasalahan dengan radiasi.

B. Faktor Bahaya Biologi

Pada saat dilakukan pengamatan, tidak ditemukan permasalahan yang berkaitan

dengan faktor biologi.

C. Faktor Bahaya Kimia

Ditemukan bahan-bahan kimia di tempat penyimpanan sementara yang berada di

lapangan terbuka yang berada dalam gedung.

D. Kebersihan (Higiene Perusahaan) / Faktor Lingkungan

Daerah kerja tampak bersih. Di luar ruangan kerja terdapat 2 ruang wastafel terbuka

yang luas, dilengkapi dengan petunjuk cuci tangan, cermin, sabun cair, tisu, tempat

sampah. Di lingkungan kerja terdapat banyak toilet yang cukup untuk seluruh tenaga

kerja perusahaan. Dalam hal sanitasi makanan tidak diketahui sumber dan cara

pengelolaan makanan tersebut, namun pada pengamatan mengenai konsumsi untuk

para pekerja didapatkan dari catering, begitu pula dengan penyediaan air minum.

E. Petugas Higiene Industri

Pada pengamatan kelompok kami terdapat peraturan yang mengharuskan bagi

seluruh tenaga kerja untuk melakukan cuci tangan, penggunaan sarung tangan karet,

masker debu biasa dan nursing cap di tempat kerja (dirty prevention) sebelum

melakukan aktivitas kerja. Dalam hal ini tidak terdapat personal higiene yang kurang

baik, karena setiap tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di setiap ruangan selalu

menerapkan peraturan tersebut. Namun dalam hal ini kami menemukan masker yang

telah dicuci dijemur dilantai bawah dekat tumpukan barang-barang. Tenaga

14

Page 15: Higiene Word Kel 1 a 19 Desember 13

kebersihan cleaning sevice kami amati aktif bekerja dan cukup baik untuk menjaga

kebersihan lingkungan kerja.

F. Pengolahan Limbah

Terdapat tempat pengolahan limbah di tempat terbuka dalam area perusahaan.

Pengolahan limbah cair pada perusahaan tersebut secara biologi, tempat pengolahan

mengeluarkan bau yang menyebar di sekitar area tersebut. Hasil akhir dari

pengolahan limbah dikirim ke PT. PPLI (Persadha Pamunah Limbah Industri).

BAB IV

PEMECAHAN MASALAH

No Unit Kerja Permasalahan Penanganan Saran

1 Bahan Kimia Bahan kimia diletakkan dilapangan terbuka dalam area gedung perusahaan

Memindahkan bahan kimia ke dalam ruangan penyimpanan

Jika ruangan penyimpanan penuh bahan kimia yang dilapangan sebaiknya ditutup rapat

2 Personal Higiene

Masker yang sudah digunakan dicuci dan dijemur ditempat yang berada bersama tumpukan barang-barang

Menyediakan tempat jemuran khusus yang terpisah dari tumpukan barang-barang

Jika memungkinkan masker dicuci di laundry

3 Pengolahan Bau yang ditimbulkan Area pengolahan Memindahkan area

15

Page 16: Higiene Word Kel 1 a 19 Desember 13

limbah menyebar di sekitar area limbah

limbah dibuat tertutup dengan exhaust fan

pengolahan limbah dengan jarak yang lebih jauh

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Tingkat sanitasi dan higiene yang tinggi hendaklah diterapkan pada setiap pembuatan

kosmetik. Ruang lingkup sanitasi dan higiene meliputi personalia, bangunan,

peralatan, dan perlengkapan,bahan produksi serta wadahnya, dan setiap hal yang

dapat merupakan sumber pencemaran produk. Sumber pencemaran hendaklah

dihilangkan melalui program sanitasi dan higiene yang menyeluruh dan terpadu.

Secara umum penatalaksanaan sistem K3 di PT.Martina Berto Tbk dari penilaian

higiene industri sudah berjalan cukup baik. Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu

di evaluasi lebih lanjut dikarenakan kurangnya data yang diperoleh dari beberapa

faktor dibawah ini:

a. Faktor Fisik

1. Bising

Tidak dapat dievaluasi lebih lanjut karena keterbatasan data dan waktu.

2. Penerangan

16

Page 17: Higiene Word Kel 1 a 19 Desember 13

Tidak ditemukan permasalahan.

3. Iklim Kerja

Tidak ditemukan permasalahan.

4. Getaran

Tidak dapat dievaluasi karena keterbatasan data dan waktu.

5. Radiasi

Tidak dapat dievaluasi karena keterbatasn data dan waktu.

b. Faktor Kimia

Terdapat bahan kimia di ruang terbuka.

c. Faktor Biologi

Pada saat dilakukan pengamatan, tidak ditemukan permasalahan yang berkaitan

dengan faktor biologi.

d. Kebersihan

Daerah kerja tampak bersih.

e. Petugas Higiene Industri

Masker dicuci dan dijemur ditempat yang ada tumpukan barang-barang.

f. Pengolahan Limbah

Tempat pengolahan limbah mengeluarkan bau yang mencemari lingkungan.

B. SARAN

Perlunya profil perusahaan yang dapat diakses oleh tim P2K3 sehingga hal yang

berkaitan dengan higiene perusahaan dapat dievaluasi dengan lebih baik.

Perlu adanya upaya program promosi kesehatan secara berkala untuk tenaga kerja

perusahaan

Pada tempat area pengolahan limbah sebaiknya jauh dari lingkungan kerja agar

limbah dapat dikelola dengan baik dan tidak mencemari lingkungan sekitar kerja.

17

Page 18: Higiene Word Kel 1 a 19 Desember 13

18

Page 19: Higiene Word Kel 1 a 19 Desember 13

19