hemoroid (sri wahyuni)

35
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Senior SMF Ilmu Bedah di RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai Disusun Oleh : SRI WAHYUNI NPM. 09101057 Pembimbing : dr. David I Tambun, Sp.B KEPANITERAAN KLINIK SENIOR SMF ILMU BEDAH 1 HEMOROID

Upload: rahmi-fikriah

Post on 11-Feb-2016

30 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hemoroi

TRANSCRIPT

Page 1: Hemoroid (Sri Wahyuni)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Senior

SMF Ilmu Bedah di RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai

Disusun Oleh :

SRI WAHYUNI

NPM. 09101057

Pembimbing :

dr. David I Tambun, Sp.B

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR SMF ILMU

BEDAH

UNIVERSITAS ABDURRAB PEKANBARU

RSUD DR. RM. DJOELHAM BINJAI

2014

1

HEMOROID

REFERAT

Page 2: Hemoroid (Sri Wahyuni)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang

telah memberikan taufik dan hidayah-Nya serta nikmat kesehatan kepada

penulis untuk menyelesaikan refarat yang berjudul “HEMOROID” sebagai

salah satu syarat dalam melaksanakan kepanitraan klinik senior bagian Ilmu

Penyakit Bedah di RSUD DR. R.M Djoelham Binjai.

Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada dokter pembimbing dalam pembuatan refarat ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa refarat ini masih jauh dari

sempurna, maka dengan ini penulis mengharapkan saran dan kritik yang

sifatnya membangun guna menyempurnakan kekurangan refarat ini.

Akhir kata, penulis mengharapkan semoga laporan kasus ini

bermanfaat bagi pembaca.

Binjai, Juli 2014

Penulis

2

Page 3: Hemoroid (Sri Wahyuni)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ....................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN............................................................... 1

I.1. Latar Belakang .......................................................................... 1

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ................................................... 3

II.1. Defenisi hemoroid.................................................................... 3

II.2. Anatomi fisiologi .................................................................... 3

II.3 Etiologi ..................................................................................... 5

II.4. Patofisiologi ............................................................................ 6

II.5. Klasifikasi hemoroid................................................................ 7

II.6. Manifestasi klinis...................................................................... 9

II.7. Pemeriksaan Diagnostik ......................................................... 9

II.8. Penatalaksanaan ..................................................................... 10

II.9. Pencegahan ............................................................................ 17

II.10.Komplikasi ..............................................................................17

BAB III : PENUTUP...................................................................... 19

III.1. Kesimpulan ................................................................ 19

III.2. Saran .......................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 20

3

Page 4: Hemoroid (Sri Wahyuni)

DAFTAR ISI Halaman

Gambar 2.1 Letak Hemoroid............................................................ 4

Gambar 2.2 Bentuk Hemoroid ........................................................ 5

4

Page 5: Hemoroid (Sri Wahyuni)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Hemoroid adalah suatu pembengkakan yang tidak wajar di daerah rectal

yang terkadang disertai pendarahan. Hemoroid dikenal di masyarakat

sebagai penyakit wasir atau ambeien merupakan penyakit yang sering

dijumpai dan telah ada sejak jaman dahulu. Namun masih banyak

masyarakat yang belum mengerti bahkan tidak tahu mengenai gejala-gejala

yang timbul dari penyakit ini.

Penelitian menunjukan bahwa ada 1,5 juta resep untuk penyakit

hemoroid setiap tahunnya dan disebutkan pula bahwa dari tahun ke tahun,

jumlah penderita hemoroid yang menjalani rawat inap di rumah sakit

semakin berkurang. Berdasarkan statistik jumlah tindakan hemoroidektomy

menurun. Pada tahun 1974 merupakan puncak dimana hemoroidektomy

dilakukan pada sebanyak 117 per 100.000 orang dan menurun 13 tahun

kemudian (1987) yaitu menjadi per 100.000 orang. Angka kejadiaan

hemoroid yng cukup tinggi di masyarakat didukung oleh beberapa hal

diantaranya adalah kebutuhan makan atau kebutuhan eliminasi (BAB)

masyarakat. Pada umumnya klien hemoroid tidak mengetahui pentingnya

makanan tinggi serat dan kebiasaan BAB yang tidak teratur sering mengejan

saat BAB.

Penyebab hemoroid antara lain kongesti,peningkatan tekanan intra

abdominal misal karena adanya fibroma uteri, konstipasi, kehamilan, tumor

rectum, pekerjaan yang terlalu lama duduk,penyakit hati kronik serta

pengaruh hiprtensi portal yang bisa mengakibatkan terjadinya aliran balik

karena peningkatan vena portal dan sistemik.

5

Page 6: Hemoroid (Sri Wahyuni)

Probosuseno tahun 2009 juga menjelaskan, semua orang dapat

terkena wasir. Namun yang paling sering adalah multipara (pernah

melahirkan anak lebih dari sekali). Insidensinya sekitar 5-35 % dari

masyarakat umum dan terutama yang berusia lebih dari 25 tahun, dan jarang

terjadi di bawah usia 20 tahun kecuali wanita hamil.

Hemoroid atau “wasir” merupakan vena varikosa pada kanalis dan

dibagi menjadi 2 jenis yaitu, hemorroid interna dan eksterna. Kedua jenis

hemoroid ini sangat sering dijumpai dan terjadi sekitar 35% penduduk

berusia lebih dari 25 tahun. Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa,

namun dapat menimbulkan perasaan yang tidak nyaman. Hemoroid atau

wasir memang menjadi momok bagi sebagian orang yang menderitanya.

Benjolan didalam anus sangat membuat rasa tidak nyaman, baik untuk

posisi duduk maupun berdiri. Apalagi kalau hendak buang hajat (BAB),

seseorang sering meringis kesakitan.

Kebanyakan penderita haemorroid adalah perempuan dari pada laki-

laki dengan perbandingan 2:1. Hal ini memperlihatkan bahwa masih banyak

masyarakat yang menderita haemorroid tapi kurang terdeteksi dini.

Dimungkingkan karena faktor ketidaktahuan masyarakat tentang diagnosis

haemorroid, bila tidak segera ditangani sesuai tingkatan derajatnya beserta

pencegahannya, maka akan mengakibatkan perdarahan hebat, abses, fistula,

para anal dan inkarserasi.

6

Page 7: Hemoroid (Sri Wahyuni)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Pengertian Hemoroid

Hemoroid adalah pelebaran vena di dalam pleksus hemoroidalis yang tidak

merupakan keadaan patologik. Hemoroid adalah pelebaran pembuluh darah/

flexus vena.

II.2. Anatomi fisiologi

Bagian utama usus besar yang terakhir dinamakan rektum dan terbentang

dari kolon sigmoid sampai anus, kolon sigmoid mulai setinggi krista iliaka

dan berbentuk lekukan huruf S. Lekukan bagian bawah membelok ke kiri

waktu kolon sigmoid bersatu dengan rektum.

Satu inci dari rectum dinamakan kanalis ani dan dilindungi oleh

sfingter eksternus dan internus. Panjang rektum dan kanalis ani sekitar 15

cm. Usus besar secara klinis dibagi menjadi belahan kanan dan belahan kiri

sesuai dengan suplai darah yang diterimanya. Arteri mesentrika superior

memperdarahi belahan bagian kanan yaitu sekum, kolon asendens dan dua

pertiga proksimal kolon tranversum, dan arteria mesentrika inferior

memperdarahi belahan kiri yaitu sepertiga distal kolon transversum, kolon

desendens dan sigmoid, dan bagian proksimal rektum. Suplai darah

tambahan untuk rektum adalah melalui arteria sakralis media dan arteria

hemoroidalis inferior dan media yang dicabangkan dari arteria iliaka interna

dan aorta abdominalis.

7

Page 8: Hemoroid (Sri Wahyuni)

Gambar 2.1 Letak hemoroid

Aliran balik vena dari kolon dan rektum superior melalui vena mesentrika

superior dan inferior dan vena hemoroidalis superior, yaitu bagian dari

sistem portal yang mengalirkan darah ke hati. Vena hemoroidalis media dan

inferior mengalirkan darah ke vena iliaka dan merupakan bagian dari

sirkulasi sistematik. Terdapat anastomosis antara vena hemoroidalis

superior, media dan inferior, sehingga peningkatan tekanan portal dapat

mengakibatkan aliran darah balik ke dalam vena-vena ini.

Terdapat dua jenis peristaltik propulsif : (1) kontraksi lamban dan

tidak teratur, berasal dari segmen proksimal dan bergerak ke depan,

menyumbat beberapa haustra; (2) peristaltik massa, merupakan kontraksi

yang melibatkan segmen kolon. Gerakan peristaltik ini menggerakkan

massa feses ke depan, akhirnya merangsang defekasi.

Kejadian ini timbul dua sampai tiga kali sehari dan dirangsang oleh refleks

gastrokolik setelah makan, khususnya setelah makanan pertama masuk pada

hari itu Propulasi feses ke rektum mengakibatkan distensi dinding rektum

dan merangsang refleks defekasi. Defekasi dikendalikan oleh sfingter ani

eksterna dan interna. Sfingter interna dikendalikan oleh sistem saraf

otonom, dan sfingter eksterna berada di bawah kontrol voluntar. Refleks

8

Page 9: Hemoroid (Sri Wahyuni)

defekasi terintegrasi pada segmen sakralis kedua dan keempat dari medula

spinalis. Serabut-serabut parasimpatis mencapai rektum melalui saraf

splangnikus panggul dan bertanggung jawab atas kontraksi rektum dan

relaksasi sfingter interna. Pada waktu rektum yang mengalami distensi

berkontraksi, otot levator ani berelaksasi, sehingga menyebabkan sudut dan

anulus anorektal menghilang. Otot-otot sfingter interna dan eksterna

berelaksasi pada waktu anus tertarik atas melebihi tinggi massa feses.

Defekasi dipercepat dengan adanya peningkatan tekanan intra-abdomen

yang terjadi akibat kontraksi voluntar. Otot-otot dada dengan glotis ditutup,

dan kontraksi secara terus menerus dari otot-otot abdomen (manuver atau

peregangan valsava). Defekasi dapat dihambat oleh kontraksi voluntar otot-

otot sfingter eksterna dan levator ani. Dinding rektum secara bertahap akan

relaks, dan keinginan untuk berdefekasi menghilang.

Gambar 2.2 bentuk hemoroid

II.3. Etiologi

Yang menjadi etiologi pada penyakit hemoroid adalah mengejan pada waktu

defekasi , kontipasi menahun ,batuk kronik , makanan (pedas , diet rendah

serat ), sembelit kronis, terlalu lama berdiri atau duduk, dan angkat berat.

Kehamilan diketahui mengawali atau memperberat adanya

hemoroid.

9

Page 10: Hemoroid (Sri Wahyuni)

II.4. Patofisiologi

Patofisiologi haemoroid dalah akibat dari kongesti vena yang disebabkan

oleh gangguan venous rectum dan vena haemoroidalis. Ditensi vena

awalnya merupakan struktur yang normal pada daerah anus, karena vena ini

berfungsi sebagai katup yang dapat membantu menahan beban. Namun bila

distensi terus menerus akan terjadi gangguan vena berupa pelebaran-

pelebaran pembuluh darah vena. Distensi tersebut bisa disebabkan karena

adanya sfingter anal akibat konstipasi, kehamilan, tumor rectum,

pembesaran prostate.

Penyakit hati kronik yang dihubungkan dengan hipertensi portal

sering mengakibatkan haemorroid karena vena haemoroidalis superior

mengalirkan darah kedalam sistem portal. Selain itu portal tidak memiliki

katub sehingga mudah terjadi aliran balik. Fibroma uteri juga bisa

menyebabkan tekanan intra abdominal sehingga tekanan vena portal dan

vena sistemik meningkat kemudian ditransmisi daerah anarektal.

Aliran balik dan peningkatan tekanan vena tersebut di atas yang

berulang-ulang akan mendorong vena terpisah dari otot sekitarnya sehingga

vena prolap dan menjadi haemorroid. Nyeri dan perdarahan adalah dua

gejala utama dari haemorroid. Data yang perlu dikumpulkan meliputi hal-

hal berikut :

1. Nyeri

a. Terjadi : dengan defekasi, duduk atau berjalan.

b. Karakteristik : terus menerus atau berjangka waktu, tajam atau

berdenyut.

2. Perdarahan : ada atau tidak, jumlah warna (merah segar atau merah tua).

3. Kotoran : konsitansi (kerasnya), terdapat goresan darah atau nanah

10

Page 11: Hemoroid (Sri Wahyuni)

Perdarahan biasanya berwarna merah segar karena tempat

perdarahan yang dekat. Haemorroid internal seringkali berdarah waktu

defekasi, sedangkan haemorroid external jarang berdarah. Perdarahan rektal

tidak boleh keliru dengan perdarahan menstruasi pada wanita. Terjadinya

perdarahan sewaktu defekasi mengakibatkan trombosis. Strangulasi

prolapsus terjadi karena adanya bendungan pada vena yang mengakibatkan

suplai darah terhalang. Hal itu dapat menjadi indikasi dilakukannya

Haemorroidektomi. Karena operasinya sering dianggap sebagai operasi

kecil mungkin terdapat kecenderungan untuk meminimalkan pembedahan

anorektal. Pada kenyataannya, pembedahan ini dapat menyebabkan

ketidaknyamanan yang banyak seperti pada banyak pembedahan yang besar.

Rasa nyeri yang merupakan akibat spasme rektal, dapat menghambat buang

air kecil dan defekasi. Pasien menyatakan kekhawatirannya tentang

pengeluaran feses pertama, yang dapat terasa tidak menyenangkan. Rasa

nyeri dapat diminimalkan dengan penggunaan analgetik, sitbath, dan

pelembek feses.

Selama 12 jam pertama setelah pembedahan, perdarahan merupakan

hal yang mungkin terjadi. Darah dapat terkumpul di dalam lubang anal dan

tidak dikeluarkan, untuk itu, tanda-tanda lain dari perdarahan harus

dimonitor (tanda-tanda vital, tidak dapat istirahat, haus). Pada periode ini

sitbath dihindarkan, karena penghangatan akan menambah perdarahan lebih

lanjut dengan melebarkan pembuluh darah.

II.5. Klasifikasi hemoroid

Hemoroid terjadi karena adanya gangguaan aliran balik dari vena

hemoroidalis,apabila pelebaran terjadi diplexus hemoroidalis superior.

Hemoroid digolongkan menjadi hemoroid internal dan eksternal.

Hemoroid interna :

Gejala –gejala dari hemoroid interna adalah pendarahan tanpa rasa sakit

karena tidak hanya rasa sakit di daerah ini.

11

Page 12: Hemoroid (Sri Wahyuni)

Hemoroid interna dibagi menjadi 4 derajat :

1. Derajat I

Timbul pendarahan varises, prolapsi atau tonjolan mukosa tidak melalui

anus dan hanya dapat ditemukan dengan proktoskopi.

2. Derajat II

Terdapat trombus di dalam varises sehingga varises selalu keluar pada saat

defekasi, tapi setelah defekasi selesai tonjolan tersebut dapat masuk dengan

sendirinya.

3. Derajat III

Keadaan dimana varises yang keluar tidak dapat masuk lagi dengan

sendirinya tetapi harus di dorong.

4. Derajat IV

Telah terjadi inkarserasi

Hemoroid Eksterna :

Hemoroid eksterna biasanya perluasan hemoroid interna. Tapi hemoroid

eksterna dapat di klasifikasikan menjadi 2 :

1. Akut

Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruaan pada pinggir anus dan

sebenarnya adalah hematom.

Tanda dan gejala yang sering timbul adalah :

a. Sering rasa sakit dan nyeri

b. Rasa gatal pada daerah hemoroid

Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena ujung-ujung

saraf pada kulit merupakan reseptor sakit.

2. Kronik

12

Page 13: Hemoroid (Sri Wahyuni)

Hemoroid eksterna kronik terdiri atas satu lipatan atau lebih dari kulit anus

yang berupa jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.

II.6. Manifestasi Klinis

Tanda utama biasanya adalah perdarahan. Darah yang keluar berwarna

merah segar, tidak bercampur dengan feses, dan jumlahnya bervariasi. Bila

hemoroid bertambah besar maka dapat terjadi prolaps. Pada awalnya

biasanya dapat tereduksi spontan. Pada tahap lanjut, pasien harus

memasukkan sendiri setelah defekasi. Dan akhirnya sampai pada suatu

keadaan dimana tidak dapat dimasukkan. Kotoran di pakaian dalam menjadi

tanda hemoroid yang mengalami prolaps permanen. Kulit di daerah perianal

akan mengalami iritasi. Nyeri akan terjadi bila timbul trombosis luas dengan

edema dan peradangan.

Anamnesis harus dikaitkan dengan faktor obstipasi, defekasi yang,

yang membutuhkan tekanan intraabdominal tinggi ( mengejan ),juga sering

pasien harus duduk berjam-jam di WC, dan dapat disertai rasa nyeri yang

merupakan gejala radang.

Hemoroid eksterna dapat dilihat dengan inspeksi, apalagi bila telah

terjadi trombosis. Bila hemoroid interna mengalami prolaps, maka tonjolan

yang ditutupi epitel penghasil musin akan dapat dilihat pada satu atau

beberapa kuadran.

Pada pemeriksaan rectal secara digital mungkin tidak ditemukan

apa-apa bila masih dalam stadium awal. Pemeriksaan anoskopi dilakukan

untuk melihat hemoroid interna yang tidak mengalami penonjolan

II.7. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan fisik yaitu inspeksi dan rektaltouche (colok dubur). Pada

pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak dapat diraba

sebab tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak

nyeri. Hemoroid dapat diraba apabila sangat besar. Apabila hemoroid sering

prolaps, selaput lendir akan menebal. Trombosis dan fibrosis pada perabaan

13

Page 14: Hemoroid (Sri Wahyuni)

terasa padat dengan dasar yang lebar. Pemeriksaan colok dubur ini untuk

menyingkirkan kemungkinan karsinoma rektum.

a. Pemeriksaan dengan teropong yaitu anoskopi atau rectoscopy.

Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar.

Anoskop dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam

posisi litotomi. Anoskop dan penyumbatnya dimasukkan dalam anus

sedalam mungkin, penyumbat diangkat dan penderita disuruh bernafas

panjang. Hemoroid interna terlihat sebagai struktur vaskuler yang menonjol

ke dalam lumen. Apabila penderita diminta mengejan sedikit maka ukuran

hemoroid akan membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata.

Banyaknya benjolan, derajatnya, letak ,besarnya dan keadaan lain dalam

anus seperti polip, fissura ani dan tumor ganas harus diperhatikan.

b. Pemeriksaan proktosigmoidoskopi

Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan

disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi,

karena hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda yang

menyertai. Feses harus diperiksa terhadap adanya darah samar.

c. Rontgen (colon inloop) dan/atau kolonoskopi.

Pemeriksaan darah, urin, feses sebagai pemeriksaan penunjang.

II.8. Penatalaksanaan

A. Terapi non bedah

A. Terapi obat-obatan (medikamentosa) / diet

14

Page 15: Hemoroid (Sri Wahyuni)

Kebanyakan penderita hemoroid derajat pertama dan derajat kedua dapat

ditolong dengan tindakan lokal sederhana disertai nasehat tentang makan.

Makanan sebaiknya terdiri atas makanan berserat tinggi seperti sayur dan

buah-buahan. Makanan ini membuat gumpalan isi usus besar, namun lunak,

sehingga mempermudah defekasi dan mengurangi keharusan mengejan

berlebihan.

Supositoria dan salep anus diketahui tidak mempunyai efek yang bermakna

kecuali efek anestetik dan astringen. Hemoroid interna yang mengalami

prolaps oleh karena udem umumnya dapat dimasukkan kembali secara

perlahan disusul dengan tirah baring dan kompres lokal untuk mengurangi

pembengkakan. Rendam duduk dengan dengan cairan hangat juga dapat

meringankan nyeri. 

B. Skleroterapi

Skleroterapi adalah penyuntikan larutan kimia yang merangsang, misalnya

5% fenol dalam minyak nabati. Penyuntikan diberikan ke submukosa dalam

jaringan areolar yang longgar di bawah hemoroid interna dengan tujuan

menimbulkan peradangan steril yang kemudian menjadi fibrotik dan

meninggalkan parut. Penyuntikan dilakukan di sebelah atas dari garis

mukokutan dengan jarum yang panjang melalui anoskop. Apabila

penyuntikan dilakukan pada tempat yang tepat maka tidak ada nyeri.

Penyulit penyuntikan termasuk infeksi, prostatitis akut jika masuk dalam

prostat, dan reaksi hipersensitivitas terhadap obat yang disuntikan.Terapi

suntikan bahan sklerotik bersama nasehat tentang makanan merupakan

terapi yang efektif untuk hemoroid interna derajat I dan II, tidak tepat untuk

hemoroid yang lebih parah atau prolaps.

C. Ligasi dengan gelang karet

15

Page 16: Hemoroid (Sri Wahyuni)

Hemoroid yang besar atau yang mengalami prolaps dapat ditangani dengan

ligasi gelang karet menurut Barron. Dengan bantuan anoskop, mukosa di

atas hemoroid yang menonjol dijepit dan ditarik atau dihisap ke tabung

ligator khusus. Gelang karet didorong dari ligator dan ditempatkan secara

rapat di sekeliling mukosa pleksus hemoroidalis tersebut. Pada satu kali

terapi hanya diikat satu kompleks hemoroid, sedangkan ligasi berikutnya

dilakukan dalam jarak waktu 2 – 4 minggu.

Penyulit utama dari ligasi ini adalah timbulnya nyeri karena terkenanya

garis mukokutan. Untuk menghindari ini maka gelang tersebut ditempatkan

cukup jauh dari garis mukokutan. Nyeri yang hebat dapat pula disebabkan

infeksi. Perdarahan dapat terjadi waktu hemoroid mengalami nekrosis,

biasanya setelah 7 – 10 hari.

D. Krioterapi / bedah beku

Hemoroid dapat pula dibekukan dengan suhu yang rendah sekali. Jika

digunakan dengan cermat, dan hanya diberikan ke bagian atas hemoroid

pada sambungan anus rektum, maka krioterapi mencapai hasil yang serupa

dengan yang terlihat pada ligasi dengan gelang karet dan tidak ada nyeri.

Dingin diinduksi melalui sonde dari mesin kecil yang dirancang bagi proses

ini. Tindakan ini cepat dan mudah dilakukan dalam tempat praktek atau

klinik. Terapi ini tidak dipakai secara luas karena mukosa yang nekrotik

sukar ditentukan luasnya. Krioterapi ini lebih cocok untuk terapi paliatif

pada karsinoma rektum yang ireponibel.

E. Hemorroidal Arteri Ligation ( HAL )

Pada terapi ini, arteri hemoroidalis diikat sehingga jaringan hemoroid tidak

mendapat aliran darah yang pada akhirnya mengakibatkan jaringan

hemoroid mengempis dan akhirnya nekrosis.

16

Page 17: Hemoroid (Sri Wahyuni)

F. Infra Red Coagulation ( IRC ) / Koagulasi Infra Merah

Dengan sinar infra merah yang dihasilkan oleh alat yang

dinamakan photocuagulation, tonjolan hemoroid dikauter sehingga terjadi

nekrosis pada jaringan dan akhirnya fibrosis. Cara ini baik digunakan pada

hemoroid yang sedang mengalami perdarahan.

G. Generator galvanis

Jaringan hemoroid dirusak dengan arus listrik searah yang berasal dari

baterai kimia. Cara ini paling efektif digunakan pada hemoroid interna.

H. Bipolar Coagulation / Diatermi bipolar

Prinsipnya tetap sama dengan terapi hemoroid lain di atas yaitu

menimbulkan nekrosis jaringan dan akhirnya fibrosis. Namun yang

digunakan sebagai penghancur jaringan yaitu radiasi elektromagnetik

berfrekuensi tinggi. Pada terapi dengan diatermi bipolar, selaput mukosa

sekitar hemoroid dipanasi dengan radiasi elektromagnetik berfrekuensi

tinggi sampai akhirnya timbul kerusakan jaringan. Cara ini efektif untuk

hemoroid interna yang mengalami perdarahan.

Terapi bedah

Terapi bedah dipilih untuk penderita yang mengalami keluhan menahun dan

pada penderita hemoroid derajat III dan IV. Terapi bedah juga dapat

dilakukan dengan perdarahan berulang dan anemia yang tidak dapat sembuh

dengan cara terapi lainnya yang lebih sederhana. Penderita hemoroid derajat

17

Page 18: Hemoroid (Sri Wahyuni)

IV yang mengalami trombosis dan kesakitan hebat dapat ditolong segera

dengan hemoroidektomi.

Prinsip yang harus diperhatikan dalam hemoroidektomi adalah eksisi yang

hanya dilakukan pada jaringan yang benar-benar berlebihan. Eksisi sehemat

mungkin dilakukan pada anoderm dan kulit yang normal dengan tidak

mengganggu sfingter anus. Eksisi jaringan ini harus digabung dengan

rekonstruksi tunika mukosa karena telah terjadi deformitas kanalis analis

akibat prolapsus mukosa.

Ada tiga tindakan bedah yang tersedia saat ini yaitu bedah konvensional

(menggunakan pisau dan gunting), bedah laser (sinar laser sebagai alat

pemotong) dan bedah stapler (menggunakan alat dengan prinsip kerja

stapler).

Bedah konvensional

Saat ini ada 3 teknik operasi yang biasa digunakan yaitu :

1. Teknik Milligan – Morgan

Teknik ini digunakan untuk tonjolan hemoroid di 3 tempat utama. Teknik

ini dikembangkan di Inggris oleh Milligan dan Morgan pada tahun 1973.

Basis massa hemoroid tepat diatas linea mukokutan dicekap dengan

hemostat dan diretraksi dari rektum. Kemudian dipasang jahitan transfiksi

catgut proksimal terhadap pleksus hemoroidalis. Penting untuk mencegah

pemasangan jahitan melalui otot sfingter internus.

Hemostat kedua ditempatkan distal terhadap hemoroid eksterna. Suatu incisi

elips dibuat dengan skalpel melalui kulit dan tunika mukosa sekitar pleksus

hemoroidalis internus dan eksternus, yang dibebaskan dari jaringan yang

mendasarinya. Hemoroid dieksisi secara keseluruhan. Bila diseksi mencapai

jahitan transfiksi cat gut maka hemoroid ekstena dibawah kulit dieksisi.

18

Page 19: Hemoroid (Sri Wahyuni)

Setelah mengamankan hemostasis, maka mukosa dan kulit anus ditutup

secara longitudinal dengan jahitan jelujur sederhana.

Biasanya tidak lebih dari tiga kelompok hemoroid yang dibuang pada satu

waktu. Striktura rektum dapat merupakan komplikasi dari eksisi tunika

mukosa rektum yang terlalu banyak. Sehingga lebih baik mengambil terlalu

sedikit daripada mengambil terlalu banyak jaringan.

2. Teknik Whitehead

Teknik operasi yang digunakan untuk hemoroid yang sirkuler ini yaitu

dengan mengupas seluruh hemoroid dengan membebaskan mukosa dari

submukosa dan mengadakan reseksi sirkuler terhadap mukosa daerah itu.

Lalu mengusahakan kontinuitas mukosa kembali.

3. Teknik Langenbeck

Pada teknik Langenbeck, hemoroid internus dijepit radier dengan klem.

Lakukan jahitan jelujur di bawah klem dengan cat gut chromic no 2/0.

Kemudian eksisi jaringan diatas klem. Sesudah itu klem dilepas dan jepitan

jelujur di bawah klem diikat. Teknik ini lebih sering digunakan karena

caranya mudah dan tidak mengandung resiko pembentukan jaringan parut

sekunder yang biasa menimbulkan stenosis.

Bedah Laser

Pada prinsipnya, pembedahan ini sama dengan pembedahan konvensional,

hanya alat pemotongnya menggunakan laser. Saat laser memotong,

pembuluh jaringan terpatri sehingga tidak banyak mengeluarkan darah,

tidak banyak luka dan dengan nyeri yang minimal.

19

Page 20: Hemoroid (Sri Wahyuni)

Pada bedah dengan laser, nyeri berkurang karena syaraf rasa nyeri ikut

terpatri. Di anus, terdapat banyak syaraf. Pada bedah konvensional, saat post

operasi akan terasa nyeri sekali karena pada saat memotong jaringan,

serabut syaraf terbuka akibat serabut syaraf tidak mengerut sedangkan

selubungnya mengerut.

Sedangkan pada bedah laser, serabut syaraf dan selubung syaraf menempel

jadi satu, seperti terpatri sehingga serabut syaraf tidak terbuka. Untuk

hemoroidektomi, dibutuhkan daya laser 12 – 14 watt. Setelah jaringan

diangkat, luka bekas operasi direndam cairan antiseptik. Dalam waktu 4 – 6

minggu, luka akan mengering. Prosedur ini bisa dilakukan hanya dengan

rawat jalan.

Bedah Stapler

Teknik ini juga dikenal dengan nama Procedure for Prolapse

Hemorrhoids (PPH) atau Hemoroid Circular Stapler. Teknik ini mulai

diperkenalkan pada tahun 1993 oleh dokter berkebangsaan Italia yang

bernama Longo sehingga teknik ini juga sering disebut teknik Longo. Di

Indonesia sendiri alat ini diperkenalkan pada tahun 1999. Alat yang

digunakan sesuai dengan prinsip kerja stapler. Bentuk alat ini seperti senter,

terdiri dari lingkaran di depan dan pendorong di belakangnya.

Pada dasarnya hemoroid merupakan jaringan alami yang terdapat di saluran

anus. Fungsinya adalah sebagai bantalan saat buang air besar. Kerjasama

jaringan hemoroid dan m. sfinter ani untuk melebar dan mengerut menjamin

kontrol keluarnya cairan dan kotoran dari dubur. Teknik PPH ini

mengurangi prolaps jaringan hemoroid dengan mendorongnya ke atas garis

mukokutan dan mengembalikan jaringan hemoroid ini ke posisi anatominya

semula karena jaringan hemoroid ini masih diperlukan sebagai bantalan saat

BAB, sehingga tidak perlu dibuang semua.

20

Page 21: Hemoroid (Sri Wahyuni)

II.9. Pencegahan

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya hemoroid antara

lain:

Jalankan pola hidup sehat

Olah raga secara teratur (ex.: berjalan)

Makan makanan berserat

Hindari terlalu banyak duduk

Jangan merokok, minum minuman keras, narkoba, dll.

Hindari hubungan seks yang tidak wajar

Minum air yang cukup

Jangan menahan buang air kecil dan besar

Duduk berendam pada air hangat

Sebisa meungkin menggunakan wc jongkok

10. Komplikasi

Komplikasi penyakit ini adalah perdarahan hebat, abses, fistula para anal,

dan inkarserasi. Hemoroid eksterna, pengobatannya selalu operatif dan

dilakukan eksisi atau insisi trombus serta pengeluaran trombus. Komplikasi

jangka panjang adalah striktur ani karena eksisi yang berlebihan.

a. Terjadi trombosis

Karena hemoroid keluar sehinga lama – lama darah akan membeku dan

terjadi trombosis.

b. Peradangan

Kalau terjadi lecet karena tekanan vena hemoroid dapat terjadi infeksi dan

meradang karena disana banyak kotoran. Terjadinya perdarahan

Pada derajat satu darah keluar menetes dan memancar. Perdarahan akut

pada umumnya jarang, hanya terjadi apabila yang pecah adalah pembuluh

21

Page 22: Hemoroid (Sri Wahyuni)

darah besar. Hemoroid dapat membentuk pintasan portal sistemik pada

hipertensi portal, dan apabila hemoroid semacam ini mengalami perdarahan

maka darah dapat sangat banyak. Yang lebih sering terjadi yaitu perdarahan

kronis dan apabila berulang dapat menyebabkan anemia karena jumlah

eritrosit yang diproduksi tidak bisa mengimbangi jumlah yang keluar.

Anemia terjadi secara kronis, sehingga sering tidak menimbulkan keluhan

pada penderita walaupun Hb sangat rendah karena adanya mekanisme

adaptasi. Apabila hemoroid keluar, dan tidak dapat masuk lagi(inkarserata/

terjepit) akan mudah terjadi infeksi yang dapat menyebabkan sepsis dan bisa

mengakibatkan kematian.

22

Page 23: Hemoroid (Sri Wahyuni)

BAB III

PENUTUP

III.1. Kesimpulan

Hemoroid adalah penyakit daerah anus yang cukup banyak ditemukan pada

praktek dokter sehari-hari. Hemoroid timbul karena dilatasi, pembengkakan

atau inflamasi vena hemoroidhalis. Biasanya masyrakat awam menyebutnya

dengan wasir atau ambeyen. Diagnosa klinis yang mungkin muncul pada

pasien hemoroid adalah nyeri berhubungan dengan insisi bedah, Resiko

terhadap konstipasi berhubungan dengan kegagalan berespon terhadap

isyarat untuk defekasi karena takut nyeri , Resiko terhadap infeksi

berhubungan dengan kontaminasi fekal, Resiko terhadap penatalaksanaan

aturan terapeutik tak efektif berhubungan dengan kurang pengetahuan

tentang perawatan luka, pencegahan kekambuhan, kebutuhan nutrisi (diet,

cairan), program latihan dan tanda dan gejala komplikasi.

III.2. Saran

Yang paling baik dalam mencegah hemoroid yaitu dengan mempertahankan

tinja tetap lunak agar mudah keluar, dimana hal ini menurunkan tekanan dan

pengedanan dan mengosongkan usus segera mungkin setelah perasaan mau

ke belakang timbul. Latihan olahraga seperti berjalan, peningkatan

konsumsi serat diet juga membantu mengurangi konstipasi dan mengedan.

23

Page 24: Hemoroid (Sri Wahyuni)

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba,I.B.G.2001.Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin

Obstetri  Ginekologi dan Keluarga Berencana.Jakarta: EGC

Silvia A.P, Lorraine M.W,1995, Patofisiologi, Konsep – konsep

Klinis Proses Penyakit, Edisi IV, EGC, Jakarta, pemeriksaan

penunjang: 420 – 421.

Anonim, 2002 Sinar Harapan. Hemorhoid, 

http://www.hemorjoid.net/hemoroid galery.html.

Syamsuhidayat R, Jong W.D, Buku Ajar Bedah, EGC,Jakarta,

pemeriksaan penunjang: 910 – 912.

Werner Kahle ( Helmut Leonhardt,werner platzer ), dr Marjadi

Hardjasudarma ( alih bahasa ), 1998, Berwarna dan teks anatomi

Manusia Alat – Alat Dalam : 232

Mansjur A dkk ( editor ), 1999, Kapita selecta Kedokteran, Jilid

II, Edisi III, FK UI, Jakarta,pemeriksaan penunjang: 321 – 324.

Linchan W.M,1994, Sabiston Buku Ajar Bedah Jilid II,EGC,

Jakarta,hal 56 – 59.

24