laporan praktikum nutrisi dan spektrofotometer

49
NUTRISI DAN PENENTUAN KADAR KLOROFIL DENGAN SPEKTROFOTOMETER LAPORAN PRAKTIKUM Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan Yang Dibina Oleh Ibu Ir. Nugrahaningsih, M.P OLEH: KELOMPOK 2 Elsa Mega Suryani (130342615336) Farida Aryani Dian (130342615300) Iresa Wahyu Purwanti (130342615325) M. Haidar Amrullah (130342615319) Nur Hidayatus Sholikah (130342615304) Siti Aminatul M. (130342615337)

Upload: muhammad-haidar-amrullah

Post on 13-Dec-2015

128 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Nutrisi dan Spektrofotometer

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan praktikum Nutrisi dan Spektrofotometer

NUTRISI DAN PENENTUAN KADAR KLOROFIL DENGAN

SPEKTROFOTOMETER

LAPORAN PRAKTIKUM

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan

Yang Dibina Oleh Ibu Ir. Nugrahaningsih, M.P

OLEH:

KELOMPOK 2

Elsa Mega Suryani (130342615336)

Farida Aryani Dian (130342615300)

Iresa Wahyu Purwanti (130342615325)

M. Haidar Amrullah (130342615319)

Nur Hidayatus Sholikah (130342615304)

Siti Aminatul M. (130342615337)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

Oktober 2014

Page 2: Laporan praktikum Nutrisi dan Spektrofotometer

A. TOPIK

Nutrisi pada Tumbuhan Penentuan Kadar Klorofil dengan

Spektrofotometer

B. TUJUAN

Agar mahasiswa dapat memahami:

1. unsur-unsur yang menyusun mikronutrien dan makronutrien,

2. membedakan pengaruh defisiensi unsur terhadap pertumbuhan

tumbuhan,

3. dapat meramu berbagai larutan hidropobik,

4. terlatih melakukan penanaman secara hidroponik,

5. dapat mengukur kadar klorofil dari ujung daun muda tanaman

Arachis hypogea dengan bantuan alat Spektrofotometer.

C. KAJIAN TERTULIS

1. Nutrisi pada Tumbuhan

Tanaman membutuhkan unsur hara selama pertumbuhan dan

perkembangannya. Secara umum, ada dua macam unsur yang dibutuhkan

oleh tanaman . Unsur pertama adalah unsur makro, yaitu unsur yang

dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah banyak. Umumnya merupakan

komponen utama pada tubuh tanaman, yaitu karbon, hidrogen, oksigen,

sulfur, fosfor, natrium, kalsium, dan magnesium. Unsur mikro ialah unsur

yang dibutuhkan dalam jumlah yang relatif sedikit, yaitu klor, besi, boron,

mangan, seng, tembaga, molibdenum, dan nikel. Fungsi utama unsur

mikro ialah untuk menyediakan koenzim dalam reaksi enzimatik yang

beragam. (Anonim, 2013).

Menurut Barker dan David (2010), gangguan metabolisme yang

diakibatkan oleh defisiensi nutrien memberikan hubungan antara fungsi

elemen dan kenampakan abnormal yang terlihat. Gejala yang tampak

memperlihatkan kekurangan nutrisi pada tanaman. Penelitian yang jeli

dibutuhkan untuk mengkarakterisasi gejala. Gejala defisiensi hara pada daun

tanaman dibedakan menjadi lima tipe, yaitu:

1. Klorosis, yang munculnya seragam.

Page 3: Laporan praktikum Nutrisi dan Spektrofotometer

2. Nekrosis, yang muncul di ujung daun atau di pinggir daun.

3. Kurangnya pertumbuhan baru, yang bisa mengakibatkan kematian pada

bagian ujung atau tunas dan daun, atau rosetting.

4. Akumulasi antosianin, yang mengakibatkan warna merah di semua bagian

daun.

5. Stunting dengan warna hijau normal atau hijau tua atau kuning.

Secara normal, defisiensi suatu elemen nutrien pada tanaman akan

menghasilkan karakteristik kekurangan nutrien yang mungkin hanya bisa

diperbaiki dengan aplikasi elemen tersebut. Bagaimanapun juga identifikasi

defisiensi dan kebutuhan sebagian nutrien pada penampakan dasar secara

visual seringkali sulit dan membingungkan. Defisiensi beberapa elemen secara

bersamaan membuat symptom (gejala) menjadi lebih kompleks (Osman,

2013).

1.1 Kekurangan unsur fosfor (P)

Unsur P pada tanaman berfungsi untuk pengangkutan energi hasil

metabolisme dalam tanaman, merangsang pembungaan dan pembuahan,

merangsang pertumbuhan akar, pembentukan biji, serta merangsang

pembelahan sel dan memperbesar jaringan sel (Anonim 2, 2013).

Kekurangan unsur P pada tanaman ditandai dengan munculnya warna

merah keunguan pada bagian bawah daun, terutama tulang daun. Daun

terpelintir, tepi daun, cabang dan batang juga berwarna ungu sebagai

akibat dari pembentukan antosianin. Antosianin adalah satu pigmen

fenolik yang terekspresi sebagai karakter warna merah, biru dan ungu,

terdapat pada vakuola sel. Sintesis antosianin terjadi selama pertumbuhan

daun, senesens, dan pada saat tanaman merespons cekaman abiotik

(Sukartini dan Jawal, 2009).

Kekurangan unsur P mengakibatkan terhambatnya sistem

perakaran dan pembuahan pada tanaman. Penanganan kekurangan unsur P

bisa dilakukan dengan penambahan pupuk yang mengandung unsur P,

misalnya SP36 (P=36%), NPK, serta pupuk kandungan P tinggi (Anonim

2, 2013).

Page 4: Laporan praktikum Nutrisi dan Spektrofotometer

1.2 Kekurangan unsur kalium (K)

Unsur kalium berfungsi dalam proses fotosintesis, pengangkutan

hasil asimilasi, enzim dan mineral termasuk air. Unsur K juga berfungsi

untuk meningkatkan daya tahan atau kekebalan tubuh tanaman terhadap

kekeringan.

Gejala kekurangan unsur K agak sulit dikenali karena jarang

ditampakkan saat tanaman masih muda. Kekurangan unsur K ditandai

dengan mengerutnya daun, terutama daun tua meskipun tidak merata. Tepi

dan ujung daun menguning, kemudianmenjadi bercak coklat. Bercak daun

ini akhirnya gugur, sehingga daun tampak bergerigi dan akhirnya mati.

Jika tanaman berbuah, maka buah yang terbentuk tidak sempurna, kecil,

kualitasnya jelek, tidak tahan simpan (Anonim 2, 2013).

Cara penanganan kekurangan unsur kalium adalah dengan

menambahkan pupuk yang mengandung unsur K, misalnya KCl (K=52%),

NPK, serta pupuk daun kandungan K tinggi (Anonim 2, 2013).

1.3 Kekurangan unsur kalsium (Ca)

Unsur Ca perannya sedikit. Ca berperan sebagai pembentuk

dinding sel tanaman. Fungsinya adalah untuk mengeraskan bagian kayu

tanaman, merangsang pembentukan akar halus, mempertebal dinding sel

tanaman, dan merangsang pertumbuhan biji (Wiryanta, 2008).

Gejala kekurangan kalsium ditunjukkan dengan munculnya gejala

berupa matinya titik tumbuh pada pucuk dan akar, kuncup bunga dan buah

gugur prematur, warna buah yang tidak merata, buah retak-retak, misalnya

pada tomat, tangkai bunga membusuk, terutama pada tomat dan cabai,

buah kosong karena bijinya gagal terbentuk, misalnya pada kacang, daun

muda berwarna cokelat dan terus menggulung, misalnya pada jagung,

serta daun terpilin dan mengerut, terutama pada tembakau (Novizan,

2005).

Cara mengatasi kekurangan kalsium bagi tanaman adalah dengan

menambahkan kapur dolomit (Ca=38%), kalsium karbonat (Ca=90%),

serta pupuk kalsium kandungan Ca 80-90% (Anonim 2, 2013).

Page 5: Laporan praktikum Nutrisi dan Spektrofotometer

1.4 Kekurangan unsur magnesium (Mg)

Umumnya, magnesium berfungsi membantu proses pembentukan

hijau daun atau klorofil. Selain itu juga berfungsi membantu proses

transportasi fosfat dalam tanaman. Kekurangan magnesium dapat

menyebabkan pucuk bagian di antara jari-jari daun tampak tidak berwarna.

Kondisi ini akan tampak pertama kali di bagian bawah daun, kemudian

meningkat ke bagian atas. Sementara itu, daun akan berbentuk tipis,

mengering dan melengkung ke atas (Hadisuwito, 2007).

Gejala kekurangan magnesium ditandai dengan daun tua yang

semula hijau segar berubah menjadi kekuningan dan tampak pucat.

Diantara tulang-tulang daun terjadi klorosis, warna berubah menguning,

terdapat bercak-bercak berwarna kecoklatan, sedangkan tulang daun tetap

berwarna hijau.

Penanganan kekurangan magnesium adalah dengan menambahkan

pupuk kieserite, kapur dolomite (Mg= 18%) serta pupuk daun yang

mengandung unsur Mg (Anonim 2, 2013).

1.5 Kekurangan unsur besi (Fe)

Besi atau Fe merupakan unsur mikro bagi tanaman. Fe diserap

dalam bentuk ion feri (Fe3+) ataupun fero (Fe2+). Fe pada tanaman sekitar

80% terdapat dalam kloroplas atau sitoplasma. Fungsi lain dari Fe adalah

pelaksana pemindahan elektron dalam proses metabolisme, misalnya

reduksi N2, reduktase nitrat. Kekurangan Fe menyebabkan terhambatnya

pembentukan klorofil dan akhirnya juga mempengaruhi penyusunan

protein (Anonim 3, 2013).

Gejala kekurangan Fe ditandai dengan warna kuning pada daun

muda, pertumbuhan tanaman terhambat, daun berguguran mati pucuk,

tulang daun yang berwarna hijau berubah kekuningan, kemudian memutih,

pertumbuhan tanaman seolah terhenti (Anonim 2, 2013).

2. Penentuan Kadar Klorofil dengan Spektrofotometer

Page 6: Laporan praktikum Nutrisi dan Spektrofotometer

Klorofil adalah pigmen hijau fotosintesis yang terdapat dalam tanaman

Algae dan Cyanobacteria. Nama chlorophyll berasal dari Bahasa Yunani kuno

chloros = hijau (green) dan phyllon = daun (leaf). Fungsi klorofil pada tanaman

adalah menyerap energy dari sinar matahari untuk digunakan dalam proses

fotosintesis yaitu suatu proses biokimia dimana tanaman mensintesis karbohidrat

(gula menjadi pati), dari gas karbondioksida dan air dengan bantuan sinar

matahari (Subandi, 2008).

Klorofil adalah pigmen karena menyerap cahaya, yakni radiasi

elektromegnetik pada spectrum kasat mata. Senyawa putih mengandung semua

warna spectrum kasat mata dari merah sampai violet. Tetapi seluruh panjang

gelombang unsurnya tidak diserap dengan baik secara merata oleh klorofil.

Klorofil ada dua macam yaitu klorofil a dan klorofil b yang terdiri dari molekul

porfirin, hemoglobin, myoglobin dan enzim sitokrom (Kimball, 1990).

Klorofil a yang dapat berperan langsung dalam reaksitrang, yang

mengubah energy matahari menjadi energy kimia. Klorofil b hanya dalam satu

gugus fungsional yang diikat pada porfirin (Campbell, 2000). Pembentukan

klorofil seperti halnya pembentukan pigmen lain pada jewan dan manusia

dibawakan oleh gen tertentu di dalam kromosom. Jika gen ini tidak ada maka

tanaman tampak putih belaka. Klorofil dapat dibentuk dengan tiada memerlukan

cahaya. Terlalu banyak sinar berpengaruh buruk terhadap klorofil. Larutan

klorofil yang dihadapkan pada sinar kuat tampak berkurang hijaunya. Tanaman

akan mengalami klorisis jika kekurangan unsur-unsur Mn, Cu, Zn meskimpun

dalam jumlah yang sangat sedikit (Dwijoseputro, 1987). Penentuan kadar klorofil

dalam jaringan dengan aseton atau methanol kemudian hasil ekstrak diamati pada

absorbansi λ 663 nm dan λ 645 nm (Anonim, 2009).

Klorofil merupakan zat hijua daun yang terdapat pada semua

tumbuhan hijau yang berfotosintesis. Berdasarkan penelitian, klorofil

ternyata tidak hanya berperan sebagai pigmen fotosintesis. Proses

fotosintesis membutuhkan klorofil, maka klorofil umumnya disintesis pada

daun sebagai pigmen fotosintesis. Proses fotosintesis membutuhkan

klorofil, maka klorofil umumnyadisintesis pada daun untuk menangkap

cahaya matahari yang jumlahnya berbeda pada tiapspesies tergantung dari

faktor lingkungan dan genetiknya (Hatta, 2002)

Page 7: Laporan praktikum Nutrisi dan Spektrofotometer

Klorofil pada tumbuhan ada dua macam, yaitu klorofil a dan

klorofil b. perbedaankecil antara struktur kedua klorofil pada sel keduanya

terikat pada protein. Sedangkan perbedaan utama antar klorofil dan heme

ialah karena adanya atom magnesium (sebagai pengganti besi) di tengah

cincin profirin, serta samping hidrokarbon yang panjang, yaiturantai fitol

(Santoso, 2004).

2.1 Pengertian Spektrofotometri

Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang

didasarkan pada pengukuran serapan  sinar monokromatis oleh suatu lajur

larutan berwarna pada panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan

monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube.

Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban

suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran

menggunakan spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering disebut

dengan spektrofotometri (Saputra, 2012).

 Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu

pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi

energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang

gelombangdan dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum

tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda (Saputra, 2012).

2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukaan  Klorofil

Terjadinya Klorofil Menurut Dwidjoseputro (1994), faktor-faktor yang

mempengaruhi pembentukan klorofil:

a) Faktor Pembawaan

Pembentukan klorofil seperti halnya pembembentukan pigmen-

pigmen lain seperti hewan dan manusia yang di bawakan oleh suatu

gen tertentu di dalam kromosom. Jika gen ini tidak ada maka tanaman

akan tampak putih belaka (albino), seperti tanaman jagung yang

albino tidak dapat hidup lama (Salisbury, 2000).

b) Cahaya

Page 8: Laporan praktikum Nutrisi dan Spektrofotometer

Pada beberapa kecambah tanaman Angiosperma, klorofil dapat

terbentuk tanpa memerlukan cahaya. Tanaman lain yang ditumbuhkan

di dalam gelap tidak berhasil membentuk klorofil, mereka pucat

(klorosis) kekuning-kuningan, disebabkan karena adanya protoklorofil

yang mirip dengan klorofil-a, yang mengandung kurang 2 atom H,

terlalu banyak sinar berpengaruh buruk kepada kepada klorofil.

Larutan klorofil yang dihadapkan kepada sinar kuat tampak berkurang

hijaunya. Hal ini juga dapat kita lihat pada daun-daun yang terus-

menerus kena sinar langsung, warna mereka menjadi hijau kekuning-

kuningan.

c) Oksigen

Kecambah yang ditumbuhkan di dalam gelap, kemudian ditempatkan

di cahaya tak mampu membentuk klorofil, jika tidak diberi oksigen.

d) Karbohidrat

Terutama dalam bentuk gula ternyata membantu pembentukan korofil

dalam daun-daun yang mengalami tumbuh etiolasi. Dengan tanpa

pemberian gula, daun-daun tersebut tidak mampu menghasilkan

klorofil.

e) Nitrogen dan Magnesium

Besi yang menjadi pembentuk bahan klorofil sudah tentu merupakan

suatu condition sine qua non (keharusan). Kekurangan akan salah satu

dari zat-zat tersebut mengakibatkan klorosis pada tumbuhan.

f) Unsur Mn, Cu, Zn.

Meskipun jumlahnya hanya sedikit dalam pembentukan klorofil, jika

tiada unsur-unsur tersebut maka tanaman mengalami klorosis juga.

g) Air

Kekurangan air mengakibatkan desintegrasi dari klorofil seperti

terjadi pada rumput dan pohon-pohonan di musim kering.

h) Temperatur

Temperature  30 – 480ºC merupakan suatu kondisi yang baik untuk

pembentukan klorofil pada kebanyakan tanaman, akan tetapi yang

paling baik ialah antara 260 – 300ºC. Kecuali klorofil-a dan klorofil b,

Page 9: Laporan praktikum Nutrisi dan Spektrofotometer

kita kenal juga klorofil-c yang terdapat pada diatom dan ganggang-

pirang. Klorofil-d terdapat pada ganggang-merah. Sedang bakteri-

ungu mempunyai bakterioklorofil dan bakteri-hijau mempunyai

bakterioviridin. Jenis-jenis klorofil yang tersebut di atas itu hampir

serupa susunan kimianya, semuanya mengandung Magnesium

(Sasmitamihardja, 1996).

Faktor-faktor yang mempengaruhi sintesis klorofil meliputi:

cahaya, gula atau karbohidrat, air, temperatur, faktor genetik danunsur-

unsur nitrogen, magnesium, besi, mangan, Cu, Zn, sulfur, dan oksigen.

Faktor utama pembentuk klorofil adalah nitrogen (N). Unsur N merupakan

unsur haramakro. Unsur ini diperlukan oleh tanaman dalam jumlah

banyak. Unsur N diperlukan olehtanaman, salah satunya sebagai penyusun

klorofil. Tanaman yang kekurangan unsur N akanmenunjukkan gejala

antara lain klorosis pada daun. Tanaman tidak dapat menggunakan

N2 secara langsung. Gas N2 tersebut harus difiksasi oleh bakteri menjadi

amonia (NH3) (Hendriyani dan Setiari, 2009).

2.3 Fungsi Klorofil

Klorofil memliki beberapa fungsi yaitu:

1) Menyerap energi matahari untuk memecah molekul air dalam

proses reaksi terang menjadi oksigen dan hydrogen.

2) Sebagai mediator pemindahan elektron dalam proses transmisi

elektron pada reaksi kimia di daun.

3) Menuntun energi agar terdapat ATP yang mengumpul di

kloroplas.

4) Menjaga agar kloroplas tidak mengalami degenerasi

(Andreparera, 2011).

5) Tempat terjadinya fotosintesis, pada tumbuhan dikotil,

terjadinya fotosintesis di jaringan parenkim palisade.

Sedangkan pada tumbuhan monokotil, fotosintesis terjadi pada

jaringan spons.

Page 10: Laporan praktikum Nutrisi dan Spektrofotometer

6) Sebagai organ pernapasan. Di daun terdapat stomata yang

befungsi sebagai organ respirasi,

7) Tempat terjadinya transpirasi dan gutasi.

8) Alat perkembangbiakkan vegetatif, Misalnya pada tanaman

cocor bebek (tunas daun) (Anonim D, 2011).

Fungsi klorofil bagi kesehatan adalah : (Lakitan, 1993).

a. Klorofil berfungsi membantu pertumbuhan dan

perbaikan tumbuhan.

b. Klorofil membantu menetralkan polusi yang kita hirup

maupun yang kita dapatkan melalui asupan makanan.

Karena itu, klorofil merupakan suplemen yang sangat

bagus bagi perokok.

c. Klorofil secara efisien melepaskan magnesium dan

membantu darah membawa oksigen yang dibutuhkan ke

semua sel di jaringan-jaringan tubuh.

d. Klorofil potensial dalam menstimulus sel-sel darah

merah untuk menyediakan suplai oksigen.

e. Bersama dengan vitamin lain seperti vitamin A, C, dan

E, klorofil terbukti bisa membantu menetralkan radikal

bebas yang berusak sel-sel dalam tubuh.

f. Klorofil juga berperan sebagai deodoran dalam

mengurangi bau mulut, air seni, sisa pembuangan, serta

menghilangkan bau badan.

g. Klorofil juga mengurangi kemampuan zat-zat

karsinogen untuk mengikat diri pada DNA dalam

organ-organ utama dalam tubuh.

h. Klorofil bermanfaat dalam mengatasi gangguan akibat

pembentukan batu kalsium oksalat.

i. Klorofil juga bisa digunakan untuk mengatasi infeksi

luka secara alami (Al-Faqir, S, 2010).

Page 11: Laporan praktikum Nutrisi dan Spektrofotometer

j. Bekerja untuk membersihkan dan mengeluarkan racun

dari dalam tubuh  secara alami dan tanpa efek samping.

k. Membantu menyeimbangkan hormon dan kandungan

asam basa dalam tubuh yang memang sangat

dibutuhkan oleh tubuh manusia untuk memaksimalkan

kondisi tubuh yang sehat.

l. Memberikan pemeliharaan nutrisi dalam pembentukan

darah.

m. Untuk meningkatkan kadar  oksigen dan jumlah sel

darah merah dalam tubuh manusia (http://klorofil-

klorofil.blogspot.com/).

D. HASIL PENGAMATAN

Tabel 1 Hasil Pengamatan Nutrisi pada Arachis hypogea

Hari/tanggal penguk

uran

Larutan Nutrisi

Panjang Akar

(cm)

Panjang

Batang

(cm)

Panjang dan Lebar daun ke-1 (cm)

Panjang dan lebar daun ke-2 (cm)

Panjang dan lebar daun ke-3

(cm)

Panjang dan lebar daun ke-4

(cm)

Panjang dan lebar daun ke-5

(cm)

Kamis, 19 September 2014

- NaHPO4 2.5 18.5 P = 3L = 3

P = 2.8L = 2.6

P = 2.8L = 2.6

- -

-KNO3 1.5 24.4 P = 2.9L = 2.9

P = 2.3L = 2.3

P = 2.3L = 2.3

- -

-CaCl2 1.2 23.4 P = 2.8L= 2.7

P = 2.8L = 2.5

P = 2.8L = 2.5

- -

-MgSO4 1 14.4 P = 2L = 1.8

P = 2.1L = 2.1

P = 2.1L = 2.1

- -

-Fe EDTA 3.5 22.5 P = 2.6L = 2.4

P = 2.8L = 2.5

P = 2.8L = 2.5

- -

Lengkap 3.5 11.8 P = 2.2L = 2.1

P = 1.6L = 1.7

P = 1.6L = 1.7

- -

Senin, 22 September 2014

- NaHPO4 2.9 32.4 P = 7.7L = 8.4

P = 7.7L = 6.6

P = 7.7L = 6.6

- -

-KNO3 4.4 65.9 P = 5.7L = 6.3

P= 4L = 3.8

P = 4L = 3.8

- -

-CaCl2 3.7 25.7 P = 6.1L = 6.6

P = 3.7L = 3.3

P = 3.7L = 3.3

- -

-MgSO4 3.2 43.2 P = 6.4 P = 5.8 P = 5.8 - -

Page 12: Laporan praktikum Nutrisi dan Spektrofotometer

L = 6.2 L = 6.3 L = 6.3-Fe EDTA 5.3 58.5 P = 6.3

L = 5.9P = 5.8L = 6

P = 5.8L = 6

- -

Lengkap 7 48.5 P = 5.5L = 4.3

P = 5.7L = 6.5

P = 5.7L = 6.5

- -

Kamis, 26 September 2014

- NaHPO4 2.9 32.4 P = 7.7L = 8.4

P = 7.7L = 6.6

- - -

-KNO3 4.4 65.9 P = 5.7L = 6.3

P = 6.1L = 6.6

P = 5.7L = 2.5

P = 4.3L = 1.6

P = 4.6L = 2.3

-CaCl2 3.7 25.7 P = 4L= 3.8

P = 3.7L = 3.3

- - -

-MgSO4 3.2 43.2 P = 6.4L = 6.2

P = 5.8L = 6.3

P = 5.2L = 2

P = 4.3L = 1.8

P= 4.2L = 1.6

-Fe EDTA 5.3 58.5 P = 6.3L = 5.9

P = 5.8L = 6

- - -

Lengkap 7 48.5 P = 5.5L = 4.3

P = 5.7L = 6.5

P = 6.3L = 3

P = 5.9L = 2.5

P = 6.2L = 2.4

Tabel 2 Hasil Pengamatan Ketinggian Larutan

No. Larutan Nutrisi Jumat, 19 September 2014

Senin, 22 September 2014

Kamis, 26 September 2014

1. - NaHPO4 0.3 cm 1.2 cm 1.6 cm

2. -KNO3 0.3 cm 1.4 cm 1.6 cm

3. -CaCl2 0.3 cm 1.6 cm 1.7 cm

4. -MgSO4 0.4 cm 1.2 cm 1.6 cm

5. -Fe EDTA 0.1 cm 1.2 cm 1.7 cm

6. Lengkap 0.3 cm 1.7 cm 1.5 cm

Tabel 3 Hasil Pengamatan Kadar Klorofil dengan Spektrofotometer

No. Daun Pucuk OD665 OD649 Perhitungan

1. Daun Muda (-P)

0,712 0,970 Klorofil total= 20 (OD649 ) + 6,7 (OD665)

= 20 (0,970) + 6,7 (0,712)

= 10,4 + 4,7704

= 24, 1704

Page 13: Laporan praktikum Nutrisi dan Spektrofotometer

Klorofil A = 13,7 (OD665 ) – 5,76 (OD649)

= 13,7 (0,712) – 5,76 (0,970)

= 9,7544 – 5,5872

= 4, 1672

Klorofil B = 25,8 (OD649 ) – 7,7 (OD665)

= 25,8 (0,970) – 7,7 (0, 712)

= 25, 026-5,482,4

= 19, 5436

2. -K 0,630 0,780 Klorofil total = 20 x 0,780 + 6,7 x 0,630

= 15,600 + 0, 4221

= 16, 0021

Klorofil a = 13, 7 ( 0,630) – 5,76 (0,780)

=8,631 – 4,4928

= 4,1382

Klorofil b = 15, 273

3. -Mg 0,488 0,558 Klorofil total = 14, 4296

Klorofil a = 4,47152

Klorofil b = 20, 4848

4. Lengkap 0,588 0,588 Klorofil total = 29, 7176

Klorofil a = 7, 14544 mg/l

Page 14: Laporan praktikum Nutrisi dan Spektrofotometer

Klorofil b = 22, 5176 mg/l

5. -Ca 0,384 0,422 Klorofil total = 12,1952 mg/l

Klorofil a = 5,66016 mg/l

Klorofil b = 15, 8616 mg/l

6. -Fe 0,712 0,586 Klorofil total = 32,1264 mg/l

Klorofil a = 12, 75808 mg/l

Kklorofil b = 19, 2712 mg/l

E. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Tujuan praktikum kali ini yaitu membedakan pengaruh defisiensi

unsur terhadap pertumbuhan tumbuhan dan mengukur kadar klorofil dari

daun muda tanaman Arachis hypogea dengan bantuan alat

spektrofotometer. Untuk praktikum nutrisi pada tanaman awalnya kami

memakai tumbuhan tomat, namun karena mudah layu (mati) sehingga

kami menggantinya dengan tanaman kacang merah (Arachis hypogea).

Kacang merah dipilih sebagai objek dari praktikum ini karena dinilai dapat

tumbuh secara cepat dan sederhana kemudian juga tidak mudah mati

(tahan). Sebelumnya kami pernah mencoba memakai tomat namun, setelah

dua hari langsung mati. Perlakuan yang diaplikasikan ada enam buah

seperti yang sudah dituliskan pada hasil pengamatan di atas. Terdapat 2

tabel hasil pengamatan, tabel 1 mengenai panjang dan lebar akar, batang

dan daun kemudian pada tabel 2 dibahas mengenai ketinggian larutan

nutrisi pada masing-masing gelas perlakuan. Selain melakukan praktikum

nutrisi ini kami juga melakukan praktikum mengenai penentuan kadar

klorofil daun muda dari Arachis hypogea yang telah kami tumbuhkan pada

praktikum nutrisi tersebut. Pengamatan dilakukan di laboratorium

Fisiologi Tumbuhan Gedung O5 ruang 205. Pengamatan ini diadakan 3

kali selama 2 minggu. Sedangkan praktikum penentuan kadar klorofil

pengamatan dilakukan hanya satu kali saja, tempat dan ruangannya pun

sama. Daun muda Arachis hypogea yang kami amati kadar klorofilnya

Page 15: Laporan praktikum Nutrisi dan Spektrofotometer

berasal dari tumbuhan yang telah diberi perlakuan uji defisiensi

makronutrient dan mikronutrient, yaitu tumbuhan dengan unsur hara

lengkap, minus P, minus K, minus Mg, minus Ca, dan minus Fe.

Pengujian kadar klorofil dilakukan menggunakan spektrofotometer.

Nutrisi adalah ikatan kimia yang yang diperlukan makhluk hidup

untuk melakukan fungsinya yaitu energi, membangun dan memelihara

jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Diwarta, 2012).

Presentase kebutuhan nutrisi pada tanaman hanya sekitar 15%. Tentunya

bila tanpa asupan nutrisi, tanaman tidak dapat tumbuh dengan sempurna.

Nutrisi pada tumbuhan dapat dibagi menjadi unsur mikro dan unsur

makro. Makronutrien adalah elemen-elemen yang dibutuhkan tumbuhan

dalam jumlah banyak, yaitu nitrogen (N), kalsium (Ca), kalium (K), sulfur

(S), magnesium (Mg), dan pospor (P). Mikronutrien adalah elemen-

elemen yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah sedikit, seperti besi (Fe),

boron (B), mangan (Mn), seng (Zn), tembaga (Cu), klor (Cl), Aluminium

(Al), Silika (Si). Dengan tidak adanya mikronutrien itu tanaman tidak akan

mengalami pertumbuhan yang optimal (Dwijoseputro, 1990). Baik makro

dan mikronutrien diperoleh akar tumbuhan melalui tanah (Georgius,

2012). Teori ini didukung dengan pernyataan bahwa “tanaman itu

mengambil unsur-unsur hara dari tanah melalui akarnya” (Dwijoseputro,

1990). Beliau menuliskan bahwa pernyataan tersebut telah dibuktikan oleh

Saussure pada tahun 1804 dan oleh Liebig pada tahun 1840. Liebig

menemukan suatu fakta, bahwa banyaknya unsur hara yang diambil oleh

suatu tanaman itu ada pengaruh timbal balik. Unsur yang sedikit dapat

menyebabkan banyak unsur lain tidak tidak terserap. Ini dikenal sebagai

metode Hukum Minimum Liebig. Kami menanam kacang merah dengan

metode hidroponik yang merupakan cara atau teknik bercocok tanam

dengan menggunakan media tanam non tanah atau selain tanah. Pada

praktikum ini kami menggunakan media cair (air yang telah dicampur

dengan nutrien). Kelebihan menanam dengan cara ini adalah hemat biaya

dan ramah lingkungan (Anonim, 2012). Kekurangannya yaitu karena

Page 16: Laporan praktikum Nutrisi dan Spektrofotometer

ditanam pada media cair, sehingga sukar untuk mendapatkan oksigen pada

akar yang memerlukan udara guna melakukan fungsinya (Dwijoseputro,

1990).

Spektofotometer adalah alat yang terdiri dari spektometer dan

fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan

panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas

cahaya yang di transmisikan atau yang di absorpsi. Fungsi alat

spektrofotometer dalam laboratorium adalah mengukur transmitans atau

absorbans suatu contoh yang dinyatakan dalam fungsi panjang gelombang.

Prinsip kerja spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik maupun

campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk

akan dipantulkan, sebagian di serap dalam medium itu, dan sisanya

diteruskan. Nilai yang keluar dari cahaya yang diteruskan dinyatakan

dalam nilai absorbansi karena memiliki hubungan dengan konsentrasi

sampel. Studi spektrofotometri dianggap sebagai perluasan suatu

pemeriksaan visual yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Hukum

Beer menyatakan  absorbansi cahaya berbanding lurus dengan

dengankonsentrasi dan ketebalan bahan/medium (Miller J.N 2000).

Masing-masing tumbuhan mempunyai kadar klorofil yang

berbeda-beda, tergantung pada jenis dan umur tumbuhan. Semakin tua

umur tanaman semakin banyak jumlah klorofil karena bersifat akumulasi.

Penghitungan kadar klorofil dapat dilakuakn dengan menggunakan

spektrofotometer dengan panjang gelombang 649 nm dan 665 nm. Kadar

klorofil a dan klorofil b dapat dihitung dengan menggunakan rumus

Wintermans dan de Mots :

klorofil a : 13,7 x OD 665 – 5,76 OD 649(mg/l)

klorofil b : 25,8 x OD 649 – 7,7 OD 665 (mg/l)

klorofil total : 20,0 x OD 649 + 6,1 OD 665 (mg/l)

Tabel 4 Hasil Pengamatan Defisiensi Pospor

Pengam

atan

Larutan

Nutrisi

Panja

ng

Panja

ng

Panja

ng dan

Panjan

g dan

Panjan

g dan

Panjan

g dan

Panjan

g dan

Page 17: Laporan praktikum Nutrisi dan Spektrofotometer

Akar

(cm)

Batan

g

(cm)

Lebar

daun

ke-1

(cm)

lebar

daun

ke-2

(cm)

lebar

daun

ke-3

(cm)

lebar

daun

ke-4

(cm)

lebar

daun

ke-5

(cm)

Pertama - NaHPO4 2.5 18.5 P = 3

L = 3

P = 2.8

L = 2.6

P = 2.8

L = 2.6

- -

Kedua - NaHPO4 2.9 32.4 P = 7.7

L = 8.4

P = 7.7

L = 6.6

- - -

Ketiga - NaHPO4 2.9 32.4 P = 7.7

L = 8.4

P = 7.7

L = 6.6

- - -

Pengamatan nutrisi pada tumbuhan dilakukan tiga kali sesuai

dengan yang dituliskan pada bagian hasil pengamatan. Dari tabel dapat

dikatakan bahwa panjang dan lebar semua organ tanaman tersebut hari

demi hari semakin bertambah. Pada larutan pertama ini diberikan

perlakuan kekurangan pospat dari natrium [ -NaHPO4 ]. Pada perlakuan

kekurangan unsur P (pospor), panjang pada pengamatan pertama sebesar

2.5 cm, pengamatan kedua dan ketiga sebesar 2.9 cm. Pospor merupakan

unsur makro. Pada organ akar ini tidak begitu terlihat defisiensi akibat

kekurangan pospor, namun pospor mempunyai hubungan erat dengan

nitrogen (N). Hubungan antara pospor dan nitrogen setara, misalnya

keberadaan unsur pospor tidak begitu banyak maka unsur nitrogen pun

berkurang (Dwijoseputro, 1990). Pada pengamatan organ batang, panjang

pengamatan pertama adalah 18.5 cm, pengamatan kedua dan ketiga 32.4

cm. Sedangkan pada pengamatan pertama organ daun, panjang dan lebar

daun ke-I adalah 3 cm, lalu pada pengamatan kedua sebesar 7.7 dan 8.4 cm

kemudian pengamatan ketiga panjang dan lebarnya adalah 7.7 dan 8.4 cm.

Pada pengamatan pada daun ke-II adalah 2.8 dan 2.6 cm lalu 7.7 dan 6.6

cm dan 7.7 dan 6.6 cm. Dari hasil ini dapat dilihat adanya defisiensi

(perbedaan) yang terjadi, dilihat dari lebar daun ke-I sebesar 8.4 cm

kemudian menyusut pada pengamatan daun ke-II menjadi 6.6 cm ada

sekitar 1.8 cm penyusutan daunnya. Tambah ke atas tambah semakin kecil

lebar daunnya. Kemudian juga ditambah tidak terbentuknya daun ke-III,

Page 18: Laporan praktikum Nutrisi dan Spektrofotometer

ke-IV, dan ke-V. Hal ini diperkirakan akibat dari kekurangan unsur makro

pospor.

Sifat malnutrisi pospor tidak nampak terlalu jelas, Dwijoseputro

(1990) mengatakan gejala kekurangan pospor seperti kekurangan

nitrogen. Namun akibatnya dapat terlihat seperti terhambatnya

pertumbuhan, warna daun menjadi tua, daun menjadi menyusut lalu

rontok. Banyak kandungan pospor memicu pendewasaan tanaman

(Dwijospeutro, 1990). Defisiensi P menyebabkan penimbunan gula yang

ditunjukkan dengan pigmentasi antosianin pada batang dan urat daun

(Putri, 2012). Pospor menyusun materi genetik (asam nukleat) dan

merangsang pembelahan sel. Sebelum membelah pada fase S dalam siklus

sel, terjadi replikasi DNA sehingga pembelahan menghasilkan sel dengan

kromosom yang sama dengan induknya. Apabila terjadi defisiensi

penyusun asam nukleat maka replikasi terganggu dan pembelahan sel

terhambat. Akibat pembelahan sel yang terhambat maka pertumbuhan

tanaman terhambat dan menjadi kerdil (Putri, 2012). Hal ini terjadi pada

praktikum kami, sebab pada pengamatan tidak ada tanda-tanda

pertumbuhan daun ke-III, IV dan V karena tidak terjadi pembelahan sel

pada meristem apeks tumbuhan.

Mengenai tinggi larutan yang dihasilkan adalah pada gelas dengan

perlakuan minus P (-P) pada pengamatan pertama diperoleh tinggi larutan

yang menguap adalah sekitar 0.3 cm, pada pengamatan kedua sebesar 1.2

cm sedangkan yang pengamatan ketiga adalah 1.6 cm. Biasanya kami

mengganti larutan cairan nutrien seminggu sekali.

Tabel 5 Hasil Pengamatan Defisiensi Kalium

Page 19: Laporan praktikum Nutrisi dan Spektrofotometer

Pengam

atan

Larutan

Nutrisi

Panja

ng

Akar

(cm)

Panja

ng

Batan

g

(cm)

Panja

ng dan

Lebar

daun

ke-1

(cm)

Panjan

g dan

lebar

daun

ke-2

(cm)

Panjan

g dan

lebar

daun

ke-3

(cm)

Panjan

g dan

lebar

daun

ke-4

(cm)

Panjan

g dan

lebar

daun

ke-5

(cm)

Pertama -KNO3 1.5 24.4 P = 2.9

L = 2.9

P = 2.3

L = 2.3

P = 2.3

L = 2.3

- -

Kedua -KNO3 4.4 65.9 P = 5.7

L = 6.3

P= 4

L = 3.8

P = 4

L = 3.8

- -

Ketiga -KNO3 4.4 65.9 P = 5.7

L = 6.3

P = 6.1

L = 6.6

P = 5.7

L = 2.5

P = 4.3

L = 1.6

P = 4.6

L = 2.3

Perlakuan berikutnya Kalium dari Nitrat [KnNO3] adalah yang

kekurangan kalium (K), kalium masih merupakan unsur makro. Tabel 5 di

atas telah merangkum semua perubahan dari minggu ke minggu. Semua

data menggambarkan adanya pertambahan panjang pada semua organ.

Biasanya tumbuhan yang mengalami defisiensi unsur Kalium (K) akan

kehilangan turgiditas pada selnya sehingga tumbuhan mengalami kelayuan

(Putri, 2012).

Pada tubuh tanaman kalium berperan sebagai garam anorganik,

unsur ini tidak terdapat pada daun yang telah tua. Diperkirakan unsur ini

mempunyai peran sebagai katalisator dalam pengubahan protein menjadi

asam amino (Dwijoseputro, 1990). Jika kekurangan kalium, maka protein

yang terdapat dalam tanaman sedikit, sedangkan persenan asam amino

agak tinggi. Sebaliknya bila kadar kalium cukup, maka persenan asam

amino turun dan banyaknya protein bertambah. Karena hal tersebut kalium

dikatakan dapat membantu pembentukan protein serta berperan dalam

pembentukan dan pembongkaran karbohidrat pula. Defisiensi kalium

berakibat terhambatnya fotosintesis dan pertambahan aktivitas pernapasan

(Dwijoseputro, 1990). Menurut Dwjioseputro (1990) gejala yang timbul

bila tumbuhan mengalami defisiensi kalium adalah daun menjadi kuning,

Page 20: Laporan praktikum Nutrisi dan Spektrofotometer

ada noda-noda jaringan mati di tengah-tengah lembaran atau sepanjang

tepi daun, pertumbuhan terhambat dan batang mudah patah. Namun

gejala-gejala tersebut tidak ditemukan pada pengamatan kelompok kami,

hal ini diperkirakan terjadi karena kecilnya dosis yang digunakan jadi

gejala yang timbul tidak begitu nampak.

Tabel 6 Hasil Pengamatan Defisiensi Kalsium

Pengam

atan

Larutan

Nutrisi

Panja

ng

Akar

(cm)

Panja

ng

Batan

g

(cm)

Panja

ng dan

Lebar

daun

ke-1

(cm)

Panjan

g dan

lebar

daun

ke-2

(cm)

Panjan

g dan

lebar

daun

ke-3

(cm)

Panjan

g dan

lebar

daun

ke-4

(cm)

Panjan

g dan

lebar

daun

ke-5

(cm)

Pertama -CaCl2 1.2 23.4 P = 2.8

L= 2.7

P = 2.8

L = 2.5

P = 2.8

L = 2.5

- -

Kedua -CaCl2 3.7 25.7 P = 6.1

L = 6.6

P = 3.7

L = 3.3

P = 3.7

L = 3.3

- -

Ketiga -CaCl2 3.7 25.7 P = 4

L= 3.8

P = 3.7

L = 3.3

- - -

Ca berperan sebagai pembentuk dinding sel tanaman. Fungsinya

adalah untuk mengeraskan bagian kayu tanaman, merangsang

pembentukan akar halus, mempertebal dinding sel tanaman, dan

merangsang pertumbuhan biji (Wiryanta, 2008).

Unsur Ca memang tidak berpengaruh secara langsung terhadap

klorofil, tapi hasil percobaan kami menunjukkan defisiensi unsur Ca

menghasilkan klorofil total paling rendah yaitu 12,1952 mg/L. Hal ini

menunjukkan unsur Ca sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman.

Tanaman yang tumbuh baik akan mendukung baiknya transportasi pada

tumbuhan tersebut sehingga metabolisme tumbuhan juga berlangsung

baik. Untuk pengamatn hasil ketinggian –Ca diperoleh hari pertama

berkurang 0.3 cm, hari ke dua 1.6 cm, hari ke tiga 1.7 cm. Adanya

Page 21: Laporan praktikum Nutrisi dan Spektrofotometer

pengamatan nutrisi pada panjang akar diperoleh pengukuran I 1.2 cm ,

pengukuran II dan III yaitu 3.7 cm. Panjang batang pengukuran I 23.4 cm ,

pengukuran panjang batang II dan III yaitu 25.7 cm. Pertumbuhan daun

yang ada hanya sampai daun ke tiga untuk daun ke empat dan ke lima

belum tumbuh.

Gejala lainnya akibat kekurangan kalsium ditunjukkan dengan

munculnya gejala berupa matinya titik tumbuh pada pucuk dan akar,

kuncup bunga dan buah gugur prematur, warna buah yang tidak merata,

buah retak-retak, misalnya pada tomat, tangkai bunga membusuk, terutama

pada tomat dan cabai, buah kosong karena bijinya gagal terbentuk,

misalnya pada kacang, daun muda berwarna cokelat dan terus

menggulung, misalnya pada jagung, serta daun terpilin dan mengerut,

terutama pada tembakau (Novizan, 2005).

Tabel 7 Hasil Pengamatan Defiensi Magnesium

Pengam

atan

Larutan

Nutrisi

Panja

ng

Akar

(cm)

Panja

ng

Batan

g

(cm)

Panja

ng dan

Lebar

daun

ke-1

(cm)

Panjan

g dan

lebar

daun

ke-2

(cm)

Panjan

g dan

lebar

daun

ke-3

(cm)

Panjan

g dan

lebar

daun

ke-4

(cm)

Panjan

g dan

lebar

daun

ke-5

(cm)

Pertama -MgSO4 1 14.4 P = 2

L = 1.8

P = 2.1

L = 2.1

P = 2.1

L = 2.1

- -

Kedua -MgSO4 3.2 43.2 P = 6.4

L = 6.2

P = 5.8

L = 6.3

P = 5.8

L = 6.3

- -

Ketiga -MgSO4 3.2 43.2 P = 6.4

L = 6.2

P = 5.8

L = 6.3

P = 5.2

L = 2

P = 4.3

L = 1.8

P= 4.2

L = 1.6

Hasil pengamatan larutan nutrisi dengan kekurangan unsur

Magnesium (Mg) akan mengakibatkan daun berwarna kekuningan. Hal ini

terjadi karena Mg menyebabkan tanaman tidak mampu berfotosintesis

Page 22: Laporan praktikum Nutrisi dan Spektrofotometer

dengan baik. Fungsi Mg adalah sebagai penyusun klorofil dan dapat

bergabung dengan ATP dalam berbagai reaksi. Mg juga merupakan

aktivator dari berbagai enzim dalam reaksi fotosintesis, respirasidan

pembentuk DNA dan RNA. Pada tanaman Arachis Hypogea pada

pengukuran I diperoleh hasil panjang akar 1 cm, pengukuran II 3.2 cm dan

pengukuran III 3.2 cm. Panjang batang yang diperoleh pengukuran I 14.4

cm, pengukuran II dan III 43.2 cm. Pada penukuran II dan III ini tidak

mengalami perubahan akan tetapi akar semakin bertambah banyak dan

daun berwarna hijau. Pengukkuran pertama larutan berkurang karena

larutan yang diserap merupakan larutan –Mg dan masih banyak unsur lain

yang dibutuhkan oleh tanaman sehingga larutan tersebut tetap diserap oleh

tanaman. Pada pengukuran kedua hingga menyerap larutan dengan baik

hal ini dibuktikan dengan adanya penurunan volume larutan. Air

merupakan cairan yang berisi hara sehingga tanaman Arachis Hypogea

menyerap air dengan maksimal dibandingkan saat hanya diberi larutan –

Mg. Pengamatan ketinggian larutannya adalah hari pertama berkurang 0.4

cm, hari ke dua 1.2 cm dan hari ke tiga 1.6 cm.

Tabel 8 Hasil Pengamatan Defisiensi Besi

Pengam

atan

Larutan

Nutrisi

Panja

ng

Akar

(cm)

Panja

ng

Batan

g (cm)

Panjan

g dan

Lebar

daun

ke-1

(cm)

Panjan

g dan

lebar

daun

ke-2

(cm)

Panjan

g dan

lebar

daun

ke-3

(cm)

Panjan

g dan

lebar

daun

ke-4

(cm)

Panjang

dan

lebar

daun ke-

5 (cm)

Pertama -Fe EDTA 3.5 22.5 P = 2.6

L = 2.4

P = 2.8

L = 2.5

P = 2.8

L = 2.5

- -

Kedua -Fe EDTA 5.3 58.5 P = 6.3

L = 5.9

P = 5.8

L = 6

P = 5.8

L = 6

- -

Ketiga -Fe EDTA 5.3 58.5 P = 6.3

L = 5.9

P = 5.8

L = 6

- - -

Page 23: Laporan praktikum Nutrisi dan Spektrofotometer

Hasil pengamatan ketinggian larutan –Fe yaitu berkurang 0.1 cm

pada hari pertama, hari kedua 1.2 cm dan hari ke tiga 1.7 cm. Pengamatan

nutrisi pada panjang akar diperoleh berturut-turut I, II, III yaitu 3.5 cm ;

5.3 cm; 5.3 cm. Pengamatan nutrisi panjang batang I, II, III yaitu 22.5 cm;

58.5 cm ; 58.5 cm dan pertumbuhan daun hanya sampai daun ke tiga.

Fe diserap dalam bentuk ion feri (Fe3+) ataupun fero (Fe2+). Fe pada

tanaman sekitar 80% terdapat dalam kloroplas atau sitoplasma. Fungsi lain

dari Fe adalah pelaksana pemindahan elektron dalam proses metabolisme,

misalnya reduksi N2, reduktase nitrat. Kekurangan Fe menyebabkan

terhambatnya pembentukan klorofil dan akhirnya juga mempengaruhi

penyusunan protein (Anonim 3, 2007).

Tabel 9 Hasil Pengamatan Nutrisi Lengkap

Pengam

atan

Larutan

Nutrisi

Panja

ng

Akar

(cm)

Panja

ng

Batan

g (cm)

Panjan

g dan

Lebar

daun

ke-1

(cm)

Panjan

g dan

lebar

daun

ke-2

(cm)

Panjan

g dan

lebar

daun

ke-3

(cm)

Panjan

g dan

lebar

daun

ke-4

(cm)

Panjan

g dan

lebar

daun

ke-5

(cm)

Pertama Lengkap 3.5 11.8 P = 2.2

L = 2.1

P = 1.6

L = 1.7

P = 1.6

L = 1.7

- -

Kedua Lengkap 7 48.5 P = 5.5

L = 4.3

P = 5.7

L = 6.5

P = 5.7

L = 6.5

- -

Ketiga Lengkap 7 48.5 P = 5.5

L = 4.3

P = 5.7

L = 6.5

P = 6.3

L = 3

P = 5.9

L = 2.5

P = 6.2

L = 2.4

Untuk tanaman yang diberi perlakuan lengkap hari pertama

berkurang 0.3 cm , hari ke dua 1.7 cm dan hari ke tiga 1.5 cm. Pengamatan

panjang akar yaitu I, II, III yaitu 3.5 cm ; 7 cm ; 7 cm. Untuk pengamatan

panjang batang diperoleh 11.8 cm; 48.5 cm; 48.5 cm. Pertumbuhan

daunnya diperoleh hingga 5 daun. Jadi pada dasarnya penggunaan larutan

Page 24: Laporan praktikum Nutrisi dan Spektrofotometer

nutrisi yang lengkap lebih baik terhadap pertumbuhn tanaman dibuktikan

dari hasil pengmatan larutan nutrisi yang lengkap menghasilkan 5 daun

sedangkan yang 5 perlakuan tidak lengkap menghasilkan 3 daun.

Berdasarkan rumus, maka hasil pengujian kadar klorofil daun

muda Arachis hypogea unsur hara lengkap dengan dua kali pengenceran

yaitu:

klorofil total : 20,0 x OD 649 + 6,1 OD 665 (mg/l)

20 x 0,588 + 6,1 x 0,508

11,76 + 3.0988

14, 8588 x 2

29,7170 mg/L

klorofil a : 13,7 x OD 665 – 5,76 OD 649(mg/l)

13,7 x 0,508 – 5,76 x 0,588 (mg/l)

6,9596 – 3,38688

3, 57272 x2

7,14544 mg/L

klorofil b : 25,8 x OD 649 – 7,7x OD 665 (mg/l)

25,8 x 0,588 – 7,7x 0,508 (mg/l)

15,1704 – 3.9116

11,2588 x 2

22, 5176 mg/L

Dengan rumus itu pula kami menghitung kadar klorofil daun muda

Arachis hypogea dengan unsur hara minus P, minus K, minus Mg, minus

Ca, dan minus Fe dengan dua kali pengenceran, yaitu:

No Daun dengan

minus unsur

hara

klorofil total klorofil a klorofil b

1 P 24,1704 mg/L 4,1672 mg/L 19,5436 mg/L

2 K 16,0021 mg/L 4,1382 mg/L 15,273 mg/L

3 Mg 28,8592 mg/L 6,94304 mg/L 20,4848 mg/L

4 Ca 12, 1952 mg/L 5,66016 mg/L 15,8616 mg/L

5 Fe 32,1264 mg/L 12,75808 mg/L 19,2712 mg/L

Page 25: Laporan praktikum Nutrisi dan Spektrofotometer

Berdasarkan analisa data di atas, daun muda Arachis hypogea

dengan unsur hara lengkap memiliki kadar klorofil total yang paling besar

yaitu 29,7170 mg/L. Berturut-turut setelah itu Arachis hypogea unsur hara

minus P, minus K, minus Mg, minus Ca. Daun minus Fe memang

memiliki kadar klorofil paling besar, yaitu 32,1264 mg/L tapi hasil ini

tidak valid karena pada saat praktikum daun ujung minus Fe tidak

mencapai berat 0,2 gram sehingga ditambah daun tengah.

Unsur P pada tanaman berfungsi untuk pengangkutan energi hasil

metabolisme dalam tanaman, merangsang pembungaan dan pembuahan,

merangsang pertumbuhan akar, pembentukan biji, serta merangsang

pembelahan sel dan memperbesar jaringan sel (Anonim 2, 2013).

Defisiensi P mulai terlihat pada percobaan ini, Hasil yang kami

peroleh, kadar klorofil total daun ujung Arachis hipogea minus P yaitu

24,1704 mg/L memiliki selisih 5,5466 dari Arachis hipogea dengan unsur

hara lengkap. Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan kekurangan

unsur P pada tanaman ditandai dengan munculnya warna merah keunguan

pada bagian bawah daun, terutama tulang daun. Daun terpelintir, tepi daun,

cabang dan batang juga berwarna ungu sebagai akibat dari pembentukan

antosianin. Antosianin adalah satu pigmen fenolik yang terekspresi sebagai

karakter warna merah, biru dan ungu, terdapat pada vakuola sel. Sintesis

antosianin terjadi selama pertumbuhan daun, senesens, dan pada saat

tanaman merespons cekaman abiotik (Sukartini dan Jawal, 2009).

Defisiensi unsur K mulai tampak pada percobaan ini, yaitu dengan

rendahnya kadar klorofil total sebesar 15,273 mg/L. Unsur kalium

berfungsi dalam proses fotosintesis, pengangkutan hasil asimilasi, enzim

dan mineral termasuk air. Unsur K juga berfungsi untuk meningkatkan

daya tahan atau kekebalan tubuh tanaman terhadap kekeringan.

Gejala kekurangan unsur K agak sulit dikenali karena jarang

ditampakkan saat tanaman masih muda. Kekurangan unsur K ditandai

Page 26: Laporan praktikum Nutrisi dan Spektrofotometer

dengan mengerutnya daun, terutama daun tua meskipun tidak merata. Tepi

dan ujung daun menguning, kemudian menjadi bercak coklat. Bercak daun

ini akhirnya gugur, sehingga daun tampak bergerigi dan akhirnya mati.

Jika tanaman berbuah, maka buah yang terbentuk tidak sempurna, kecil,

kualitasnya jelek, tidak tahan simpan (Anonim 2, 2013). Sehingga dalam

pengamatan larutan diperoleh pengukuran panjang akar yang terus tumbuh

yaitu pengukuran I 1,5 cm, pengukuran II dan 3 diperoleh hasil yang sama

yaitu 4,4 cm. Sedangkan hasil pengukuran batang diperoleh pengukuran I

24,4 cm, pengukuran 2 dan 3 yaitu 65,9 cm. Hasil pengamatn ketinggian

larutan ke hari pertama berkurang 0,3 cm, hari ke dua 1,2 cm dan hari ke

tiga 1,6 cm.

Defisiensi unsur Mg mulai tampak pada percobaan ini, jika

dibandingkan dengan tumbuhan berunsur hara lengkap memiliki selisih

klorofil total yang sedikit yaitu 0,8578 mg/L. Umumnya, magnesium

berfungsi membantu proses pembentukan hijau daun atau klorofil. Selain

itu juga berfungsi membantu proses transportasi fosfat dalam tanaman.

Kekurangan magnesium dapat menyebabkan pucuk bagian di antara jari-

jari daun tampak tidak berwarna. Kondisi ini akan tampak pertama kali di

bagian bawah daun, kemudian meningkat ke bagian atas. Sementara itu,

daun akan berbentuk tipis, mengering dan melengkung ke atas

(Hadisuwito, 2007).

Gejala kekurangan magnesium ditandai dengan daun tua yang

semula hijau segar berubah menjadi kekuningan dan tampak pucat.

Diantara tulang-tulang daun terjadi klorosis, warna berubah menguning,

terdapat bercak-bercak berwarna kecoklatan, sedangkan tulang daun tetap

berwarna hijau.

Hasil percobaan kami untuk tumbuhan dengan unsur hara minus Fe

memang kurang valid yaitu sebesar 32,1264 mg/L dan merupakan kadar

klorofil total terbesar diantara daun pucuk dengan perlakuan defisiensi

nutrient yang lainnya. Hal ini sangat tidak sesuai dengan teori yang

menyebutkan gejala kekurangan Fe ditandai dengan warna kuning pada

daun muda, pertumbuhan tanaman terhambat, daun berguguran mati

Page 27: Laporan praktikum Nutrisi dan Spektrofotometer

pucuk, tulang daun yang berwarna hijau berubah kekuningan, kemudian

memutih, pertumbuhan tanaman seolah terhenti (Anonim 2, 2013).

Pada praktikum kali ini terdapat hambatan-hambatan yang terjadi

secara sengaja ataupun tidak sengaja. Misalnya kesulitan dalam

menimbang daun untuk dijadikan sampel pada praktikum kadar klorofil,

dalam menghitung panjang dan lebar akar juga terdapat kesulitan,

keterbatasan bahan, karena pertumbuhannya berbeda-beda menjadikan

kelompok kami mengambil daun muda kacang merah dari kelompok lain.

Kemudian adanya ketidaktelitian dalam mengencerkan ekstrak.

F. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan :

1. kadar klorofil daun dipengaruhi oleh kelengkapan unsur hara tanaman.

Secara teori, daun dengan unsur hara lengkap memiliki kadar klorofil

total yang paling tinggi dibandingkan dengan daun dengan defisiensi

salah satu unsur hara.

2. hasil penentuan kadar klorofil pada percobaan kali ini berturut dari

daun dengan unsur hara lengkap, minus P, minus K, minus Mg, minus

Ca, dan minus Fe yaitu: 29,7170 mg/L, 24,1704 mg/L, 16,0021 mg/L,

28,8592 mg/L, 12, 1952 mg/L, dan 32,1264 mg/L.

3. Unsur hara sangat berperan penting dalam pertumbuhan tanaman.

4. Larutan nutrisi yang lengkap mempengaruhi pertumbuhannya menjadi

lebih baik dibandingkan pemberian nutrisi yang larutan nutrisinya

tidak lengkap.

5.  Gejala defisiensi hara dapat berupa pertumbuhan akar, batang, atau

daun yang terhambat (kerdil) dan klorosis atau nekrosis pada berbagai

organ tanaman

Saran :

Page 28: Laporan praktikum Nutrisi dan Spektrofotometer

Pada praktikum penentuan kadar klorofil menggunakan spektofotometer selanjutnya diharapkan:1. lebih berhati-hati dalam membawa kuvet sehingga tidak mengotori

bagian kuvet yang berperan sebagai penerus cahaya,2. praktikan lebih teliti dalam melakukan praktikum dan penghitungan.

G. DISKUSI1. Mengapa blanko yang digunakan pada percobaan ini alkohol 96%

Digunakan alcohol 96% sebagai blanko saat

mengkalibrasispetkrofotometer karena alcohol 96% ini juga digunakan

sebagai pelarut klorofil sehingga saat melakukan pengukuran adsobrsi

klorofil data yang diperoleh benar-benar valid.

2. Jelaskan mengapa sebelum mengukur absorbansi ekstrak, blanko . Diukur

absorbansinya dan dibuat nilai absorbansinya 0 (T 100%)

Karena jika adsorbancenya tidak dibuat nol (0 %) saat pengkalibrasi dan

transmittance tidak 100 % maka nilaiadsorbance klorofil yang diperoleh

tidak valid karena adsorbance nya ditambah oleh nilai absorbance mula-

mula

3. Mengapa ekstrak klorofil diukur pada panjang gelombang 665 dan 649

Panjang gelombang λ 610 nm sampai λ750 nm merupakan panjang

gelombang warna merah, dan merupakan warna yang paling banyak

diserap klorofil, digunakan panjang gelombang λ 665nm dan 649 nm

dengan koefisien tertentu, karena telahdilakukan penelitian oleh

Wintermans and De Mots bahwa klorofila dan b menyerap secara optimal

panjang gelombang tersebut

4. Faktor apa saja yang berpengaruh terhadap kadar klorofil

Yang berpengaruh terhadap kadar klorofil antara lain yaitu: jenis daun,

umur tanaman, kualitas daun, dan warna daun

5. Bandingkan dengan hasil pengukuran teman saudara yang lain

H. DAFTAR RUJUKAN

Page 29: Laporan praktikum Nutrisi dan Spektrofotometer

Anonim. 2013. Plant Nutrition.(online), (http://www.bio.miami.edu/dana/226/226F08_22print.html ), diakses tanggal 8 Oktober 2014.

Anonim 2. 2013. Kekurangan unsur hara pada tanaman tomat. (http://simkomoditas.diperta.jabarprov.go.id/uploads/Kekurangan_Unsur_Hara_pada_Tomat1_thumb.pdf ) diakses tanggal 8 Oktober 2014.

Anonim 3. 2013. Unsur hara dalam tanah. (http://kp4k.kulonprogokab.go.id/article-8-unsur-hara-dalam-tanah.html ) diakses tangqgal 8 Oktober 2014.

Anonim. 2012. Cara Menanam Hidroponik Sederhana. (online),

(http://carahidroponik.blogspot.com/2012/06/cara-menanam-

hidroponik-sederhana-di.html#sthash.v9vc5qt9.dpuf), diakses pada

13 Oktober 2014.

Barker, A. V. dan D. J. Pilbeam. 2010. Handbook of Plant Nutrition. CRC Press, United States.

Diwarta. 2012. Pengertian Nutrisi Menurut Para Ahli Dan Jenis-Jenis Nutrisi. (online), (http://www.diwarta.com/2012/07/21/pengertian-nutrisi-menurut-beberapa-ahli-dan-jenis-jenis-nutrisi.html), diakses pada 13 Oktober 2014.

Georgius.2012.Makalah Nutrisi Tumbuhan.(Online),(http://11gorys.blogspot.com/2010/02/makalah-nutrisi-tumbuhan.html), diakses pada 13 Oktober 2014.

Hadisuwito, S. 2007. Membuat Pupuk Kompos Cair. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Miller, J.N and Miller, J.C. 2000. Statistics and Chemometrics for Analytical Chemistry, 4th ed, Prentice Hall : Harlow

Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Sukartini dan M. J. A. Syah. 2009. Potensi kandungan antosianin pada daun muda tanaman mangga sebagai kriteria seleksi dini zuriat mangga. Jurnal Hortikultura 19(1):23-27.

Osman, K. T. 2013. Soils: Principles, Properties and Management. Springer Dordrecht Heidenberg, New York.

Wiryanta, B. T. W. 2008. Bertanam Cabai di Musim Hujan. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Page 30: Laporan praktikum Nutrisi dan Spektrofotometer

Putri, Septi Darlia. 2012. Pembahasan Pengaruh Nutrisi Terhadap Tumbuhan. (Online), (http://septidarliaputri.blogspot.com/2012/05/pembahasan-pengaruh-nutrisi-terhadap.html), diakses pada 13 Oktober 2014.

I. LAMPIRAN

Praktikum Penentuan Kadar Klorofil Spektrofotometer

Gambar 1. Ketika memilih daun bagian pucuk untuk dijadikan ekstrak

Gambar 2. Ketika mengukur panjang batang tanaman

Gambar 3. Ketika mengukur untuk menentukan angka arsobansinya