documenthe
DESCRIPTION
OBSTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Inisiasi Menyusu Dini yaitu memberikan ASI kepada bayi baru lahir, bayi
tidak boleh dibersihkan terlebih dahulu dan tidak dipisahkan dari ibu. Pada inisiasi
menyusu dini ibu segera mendekap dan membiarkan bayi menyusu dalam 1 jam
pertama kelahirannya. Kebijakan inisiasi menyusu dini telah disosialisasikan di
Indonesia sejak Agustus 20071.
Pada protokol ini, setelah lahir, bayi hanya perlu dibersihkan secukupnya dan
tidak perlu membersihkan verniks atau mengeringkan tangan bayi karena bau cairan
amnion pada tangan bayi akan membantu bayi mencari puting ibu. Dengan waktu
yang diberikan, bayi akan mulai menendang dan bergerak menuju puting. Bayi yang
siap menyusu akan menunjukkan gejala refleks menghisap seperti membuka mulut
dan mulai mengulum puting. Refleks menghisap yang pertama ini timbul 20-30 menit
setelah lahir dan menghilang cepat.2
Keberhasilan inisiasi menyusu dini sangat dipengaruhi oleh sikap,
pengetahuan, dan motivasi baik ibu hamil, tenaga kesehatan atau penolong persalinan
itu sendiri. Selain itu salah satu aspek yang mempengaruhi pelaksanaan praktik
inisiasi menyusu dini antara lain banyak ibu yang belum dibekali pengetahuan yang
cukup tentang manajemen laktasi, pengaruh budaya dan norma yang berkembang di
kalangan anggota keluarga, rekan, dan masyarakat secara umum3.
Peran Millenium Development Goals (MDGs) dalam pencapaian Inisiasi
Menyusu Dini (IMD), yaitu Inisiasi Menyusu Dini dapat meningkatkan keberhasilan
ASI eksklusif dan lama menyusui maka akan membantu mengurangi kemiskinan,
1
membantu mengurangi kelaparan karena ASI dapat memenuhi kebutuhan makanan
bayi sampai usia dua tahun, membantu mengurangi angka kematian anak balita.
Laktasi adalah bagian terpadu dari proses reproduksi yang memberikan
makanan bayi secara ideal dan alamiah serta merupakan dasar biologik dan psikologik
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang
ideal bagi pertumbuhan neonatus. Komponen yang terkandung didalam ASI sebagai
sumber nutrisi untuk pertumbuhan dan perlindungan pertama terhadap infeksi. Proses
pembentukan air susu merupakan suatu proses yang kompleks melibatkan
hipotalamus, dan payudara yang telah dimulai saat fetus sampai pada paska
persalinan. ASI yang dihasilkan memiliki komponen yang tidak sama, dengan
terjadinya kehamilan pada wanita akan berdampak pada pertumbuhan payudara dan
proses pembentukan air susu4.
Menyusui terbaik untuk bayi karena ASI mudah di cerna dan memberikan gizi
dalam jumlah yang cukup untuk kebutuhan bayi, menyusui lebih nyaman dan lebih
murah dari pada susu formula, dan ASI selalu siap pada suhu yang stabil dengan
temperatur tubuh4.
Berdasarkan pendahuluan di atas maka dibuatlah health education dengan
judul “Inisiasi Menyusu Dini dan Laktasi”. Health education ini dibuat untuk
memberikan edukasi tentang pentingnya inisiasi menyusu dini pada bayi dan peran
laktasi pada ibu dan bayi.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Inisiasi menyusu dini (IMD) dalam istilah asing sering disebut early
inisiation adalah memberi kesempatan pada bayi baru lahir untuk menyusu sendiri
pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya1. Ketika bayi sehat diletakkan di
atas perut atau dada ibu segera setelah lahir dan terjadi kontak kulit (skin to skin
contact) merupakan pertunjukan yang menakjubkan, bayi akan bereaksi oleh
karena rangsangan sentuhan ibu, dia akan bergerak di atas perut ibu dan
menjangkau payudara.
Gupta5, menyatakan inisiasi menyusu dini disebut sebagai tahap keempat
persalinan yaitu tepat setelah persalinan sampai satu jam setelah persalinan,
meletakkan bayi baru lahir dengan posisi tengkurap setelah dikeringkan tubuhnya
namun belum dibersihkan, tidak dibungkus di dada ibunya segera setelah
persalinan dan memastikan bayi mendapat kontak kulit dengan ibunya,
menemukan puting susu dan mendapatkan kolostrum atau ASI yang pertama kali
keluar. Refleks menghisap bayi timbul setelah 20-30 menit setelah lahir. Bayi
menunjukan kesiapan untuk menyusu 30-40 menit setelah lahir1. Kesimpulan dari
berbagai pengertian di atas, inisiasi menyusu dini adalah suatu rangkaian kegiatan
dimana bayi segera setelah lahir yang sudah terpotong tali pusatnya secara naluri
melakukan aktivitas-aktivitas yang diakhiri dengan menemukan puting susu ibu
kemudian menyusu pada satu jam pertama kelahiran.
3
B. Definisi ASI
ASI (Air Susu Ibu) adalah minuman yang paling baik untuk bayi. ASI
adalah makanan yang paling cocok dan sempurna untuk bayi, karena ASI
mengandung semua gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan bayi. Tidak ada
yang menggantikan ASI. Susu buatan (susu bubuk) tidak sebaik ASI. Hanya
sedikit wanita yang tidak dapat menyusui anak mereka.
Bayi normal sudah dapat disusui segera sesudah lahir. Lamanya
disusui hanya untuk satu dua menit pada setiap payudara. Dengan menghisapnya
bayi terjadi perangsangan terhadap pembentukan air susu ibu dan secara tidak
langsung rangsang isap membantu mempercepat pengecilan uterus. Walaupun air
susu ibu yang berupa kolostrum itu hanya dapat diisap beberapa tetes, ini sudah
cukup untuk kebutuhan bayi dalam hari-hari pertama. Kadang-kadang ibu
keberatan untuk menyusui bayinya pada hari pertama dengan alasan ASI belum
keluar. Dalam hal ini harus diberi penerangan sebaik-baiknya tentang maksud dan
tujuan pemberian usus sedini-dininya. Pada hari ketiga bayi sudah harus menyusu
selama 10 menit pada payudara ibu dengan jarak waktu tiap 3-4 jam. Akan tetapi,
apabila diantara waktu itu bayi menangis karena lapar, ia boleh disusui pada satu
payudara secara bergantian. Dengan demikian kebutuhan “on demand” dapat
dipenuhi. Hal ini dapat dilaksanakan bila bayi dirawat bersama ibunya. Bayi yang
pada permulaan minum “on demand” pada mingu-minggu berikutnya sudah dapat
dipenuhi kebutuhannya dengan minum setiap 3-4 jam.
Pemberian ASI harus dianjurkan kepada setiap ibu yang melahirkan oleh karena :
1. ASI yang pertama (kolostrum) mengandung beberapa benda penangkis (anti-
body) yang dapat mencegah infeksi pada bayi.
4
2. Bayi yang minum ASI jarang menderita gastroenteritis.
3. Lemak dan protein ASI mudah dicerna dan diserap secara lengkap dalam
saluran pencernaan; ASI merupakan susu yang paling baik untuk pertumbuhan
dan tidak mungkin bayi akan menjadi gemuk berlebihan dengan ASI (obese).
4. Kemungkinan bayi menderita kejang oleh karena hipokalsemia sangat sedikit.
5. Pemberian ASI merupakan satu-satunya jalan yang paling baik untuk
mengeratkan hubungan bayi dan ibu, dan ini sangat dibutuhkan bagi
perkembangan bayi yang normal terutama bulan-bulan pertama kehidupan.
6. ASI merupakan susu buatan alam yang lebih baik daripada susu buatan
manapun juga oleh karena mengandung benda penangkis (Colostrum)
mengandung 15 kali lebih banyak daripada ASI, sucihama, segar, murah,
tersedia setiap waktu, dengan suhu yang sebaik-baiknya untuk diminum.
C. Keuntungan ASI
Menyusui adalah cara pemberian makanan pada bayi yang paling sehat.
Disamping itu ASI telah tersedia dan dapat diberi minuman kapan saja dan
dimana saja. ASI mengandung bahan-bahan gizi pokok, yang diperlukan untuk
pertumbuhan yang cukup bagi bayi. ASI juga mengandung bahan-bahan yang
dapat melindungi bayi terhadap bermacam-macam penyakit. Bahan-bahan pokok
ini tidak terdapat dalam susu sapi. ASI selalu bersih, bebas dari kuman-kuman,
dan mempunyai suhu yang selalu tepat. ASI mudah dicernakan, tidak
menimbulkan alergi dan tidak memerlukan biaya.Menyusui anak dapat
mempererat hubungan antara iu dan anak. Ibu merasa puas serta bangga dan anak
tumbuh dengan penuh kasih sayang. Menyusui anak :
1. Mencegah perdarahan serta persalinan.
5
2. Melindungi ibu terhadap penyakit-penyakit kanker payudara.
D. Air Susu Jolong (Kolostrum)
Air susu jolong (kolostrum) adalah air susu yang keluar pada beberapa hari
pertama setelah kelahiran. Air susu pertama ini berwarna kuning tua. Walaupun
encer, susu ini mengandung lebih banyak protein, vitamin, garam, dan zat
pelawan penyakit, namun lebih sedikit lemak dan gula dibandingkan air susu ibu
yang dihasilkan kemudian.
Zat pelawan penyakit (antibodi) membuat si anak kebal terhadap
bermacam-macam kuman penyakit yang mengakibatkan tetanus, batuk rejan,
radang paru-paru, difteri, penyakit pencernaan dan virus yang menyebabkan flu,
campak, dan cacar air.
E. Waktu Pemberian ASI
Ibu membutuhkan istirahat setelah persalinan. Beberapa jam setelah
melahirkan, air susu mulai terbentuk. Mulailah menyusui anak 2-3 jam setelah
persalinan atau lebih awal.
Setelah sering payudara ibu dirangsang oleh isapan mulut bayi, semakin
cepat ASI dibuat oleh kelenjar-kelenjar susu. Kadang-kadang si ibu memerlukan
waktu 3 sampai 12 hari serelah persalinan untuk dapat menghasilkan air susu yang
baik.Ibu harus mengingat ini dan jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan
bahwa dia tidak mempunyai air susu yang cukup.
Pemberian ASI dilakukan :
1. Menurut jadwal, bayi diberi minum secara teratur, setiap 3 atau 4 jam.
6
2. Sesuai dengan kebutuhan, bayi disusui bilamana dia minta, yang ditandai
dengan tangisan atau kegelisahan.
Pada umumnya bayi disusui 6 sampai 8 kali sehari. Pada jika ASI belum
cukup, dapat diberikan tambahan larutan air gula dengan sendok kecil atau pipet.
Ibu yang memberikan ASI tidak boleh berkesimpulan ASI tidak cukup. Pemberian
susu botol menyebabkan bayi kurang menghisap puting susu. Hal inlah yang
biasanya menjadi sebab kurangnya produksi ASI.
F. ASI dan Susu Sapi
ASI mengandung bahan-bahan yang lebih mudah dicerna, ASI mempunyai
rasa manis yang khusus karena mengandung lebih banyak laktosa (sejenis gula
yang dikandung susu).
Lemak dalam ASI lebih halus dan karena itu lebih mudah diserap. ASI
merupakan sumber ‘linolieic acid’ yang diperlukan untuk gizi dan pertumbuhann
bayi. ASI mengandung:
1. Lebih banyak zat besi, tembaga niastin, dan vitamin C.
2. Zat pelawan penyakit terhadap berbagai macam penyakit
.
G. Kontraindikasi Pemberian ASI
Ada beberapa kontraindikasi pemberian ASI yaitu:
Bayi yang menderita galaktosemia
Dalam hal ini bayi tidak mempunyai enzim galaktase sehingga galaktosa tidak
dapat dipecah. Bayi demikian juga tidak boleh minum susu formula.
Ibu dengan HIV/AIDS yang dapat memberikan PASI yang memenuhi syarat
AFASS.
7
Ibu dengan penyakit jantung yang apabila menyusui dapat terjadi gagal
jantung.
Ibu yang memerlukan terapi dengan obat-obat tertentu (antikanker)
Ibu yang memerlukan pemeriksaan dengan obat-obat radioaktif perlu
menghentikan pemberian ASI kepada bayinya selama 5x waktu paruh obat.
Setelah itu, bayi boleh menyusu lagi. Sementara itu, ASI tetap diperah dan
dibuang agar tidak mengurangi produksi.
8
BAB III
PENUTUP
ASI sebagai makanan alamiah adalah makanan terbaik yang dapat diberikan
oleh seorang ibu pada anak yang baru dilahirkannya. Komposisinya dapat berubah
sesuai dengan kebutuhan bayi pada setiap saat, yaitu kolostrum pada hari pertama 4-7
hari, dilanjutkan dengan ASI peralihan sampai 3-4 minggu, selanjutnya ASI matur.
Selain itu, ASI juga mengandung zat pelindung yang dapat melindungi bayi dari
berbagai penyakit infeksi. Pemberian ASI juga mempunyai pengaruh emosional yang
luar biasa yang mempengaruhi hubungan batin ibu dan anak dan perjembangan jiwa
anak. Di samping itu terdapat hubungan bermakna antara menyusui dan penjarangan
kehamilan. Akhir-akhir ini terbukti bahwa tidak diberikannya ASI berhubungan
dengan penyakit kardiovaskular dan keganasan pada usia dewasa muda.
Melihat begitu unggulnya ASI, maka sangat disayangkan bahwa di Indonesia
pada kenyataannya penggunaan ASI belum seperti yang dianjurkan. Saat ini usaha
untuk meningkatkan penggunaan ASI telah menjadi tujuan global. Setiap tahun paa
tanggal 1-7 Agustus adalah pekan ASI sedunia. Pada saat itu juga dilakukan kegiatan
evaluasi penggunaan ASI.
Keberhasilan menyusui bukan sesuatu yang datang dengan sendirinya, tetapi
merupakan keterampilan yang perlu diajarkan. Agar ibu berhasil menyusui, perlu
dilakukan berbagai kegiatan saat antenatal, intranatal maupun postnatal.
Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2002-
2003 mendapatkan bahwa pemberian ASI rata-rata 22,3 bulan tetapi inisiasi dini
pemberian ASI <1 jam hanya 3,7%, ASI eksklusif 0-4 bulan 55,1%, ASI eksklusif 0-6
9
bulan 39,5%. Rata-rata durasi pemberian ASI eksklusif 1,6 bulan, penggunaan botol
hanya 32,4%.
Berdasarkan uraian di atas, penulis memiliki harapan ke depannya bahwa
seluruh keluarga terlebih ibu khususnya di Indonesia menyadari pentingnya ASI dan
inisiasi menyusu dini.
10
DAFTAR PUSTAKA
1. Roesli U. Inisiasi menyusu dini plus ASI eksklusif. 2008. Jakarta: Pustaka Bunda.
2. World Health Organization. Evidence for the ten steps to successful breastfeeding.
1998. WHO_CHD_98.9. Diakses dari: http://www,.who.int/child-adolescent-
health/New_Publications/NUTRITION/WHO_CHD_98.9.pdf
3. Su LL. Antenatal education and postnatal support strategies for improving rates of
exclusive breastfeeding: randomised controlled trial. 2007. BMJ 335:596.
doi:10.1136/bmj.39279.656343.55
4. Proverawati A. Imunisasi dan vaksinasi. 2010. Yogyakarta : Nuha offset.
5. Gupta. Tujuan inisiasi menyusu dini. 2007.
6. Saifuddin AB, Rachimhadhi T, Wiknjosastro GH, editors. Ilmu Kebidanan
Sarwono Prawirohardjo. 4th ed. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2008.
7. Sinusas K, Gagliardi A. Initial Management of breastfeeding. Dalam: American
Family Physician. September 2001: 64(5)
8. Lawrence RA, Lawrence RM. Breastfeeding. A Guide for the Medical Profession.
Edisi 6. Philadelphia: Elsevier Mosby, 2005.
9. Kramer MS, Kakuma R. Optimal duration of exclusive breastfeeding. Cochrane
Database of Systematic Reviews 2002, Issue 1. Art. No.: CD003517. DOI:
10.1002/14651858. CD003517
10. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hanya 3,7% Bayi Memperoleh ASI,
29 Aug 2006 [disitasi 3 Desember 2007]. Disitasi dari URL:
http://www.depkes.go.id/index.php?
option=news&task=viewarticle&sid=2207&Itemid-2
11