compartment syndrome

Upload: devani-bagus-aprinda

Post on 15-Mar-2016

23 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Compartment syndrome, one of emergency case in orthopedic. It's must have fast treatment to reduce the complication.

TRANSCRIPT

Sindroma Kompartemen(Compartment Syndrome)

Devani Bagus AprindaFakultas Kedokteran Universitas Jembere-mail korespondensi: [email protected]

a. DefinisiCompartment syndrome adalah peningkatan tekanan intra compartement (Osteofascial compartement) pada cruris atau pada Antebrachii akibat peningkatan permeabilitas sesudah terjadinya trauma, menyebabkan odema dan menghalangi aliran arteri yang menyebabkan ischemia jaringan yang diikuti gejala klinis 5 P (Pulseless, Pale, Pain, Paraestesi, Paralyse). Bila tak segera dilakukan fasciotomi akan menyebabkan nekrosis otot dan timbul cacat menetap volkmann ischemic contracture.

b. Patofisiologi Sindrom kompartemen akut terjadi ketika tekanan jaringan dalam kompartemen otot tertutup melebihi tekanan perfusi dan menyebabkan otot dan saraf iskemia. Ini biasanya terjadi setelah peristiwa traumatis, paling sering patah tulang. Pilihan penanganan untuk sindrom kompartemen akut adalah dekompresi dini.Berbagai sindroma kompartemen telah diuraikan untuk kedua ekstremitas atas dan bawah. Uraian tersebut termasuk sindroma kompartemen pada bahu, lengan atas, lengan bawah, tangan, bokong, paha, tungkai bawah, dan kaki. Penyebab sindroma kompartemen beragam dan termasuk fraktur terbuka dan fraktur tertutup, cedera arteri, luka tembak, gigitan ular, kompresi tungkai, dan luka bakar. Meningkatnya tekanan pada ruang fascia tertutup menyebabkan menurunnya tekanan perfusi dan pada akhirnya cedera sel dan kematian neuron dan jaringan otot. Mekanismenya sebagai berikut: hipoksia menyebabkan cedera sel, melepaskan mediator, dan meningkatkan permeabilitas endotel yang menyebabkan oedem, selanjutnya meningkatkan tekanan kompartemen, pH jaringan menurun, lalu terjadi nekrosis, dan terlepasnya mioglobin. Tekanan jaringan lebih besar dari tekanan kapiler; biasanya terlihat pada > 30 mmHg tekanan intra-kompartemen. Waktu iskemik: nervus < 4 jam, otot < 4 jam beberapa mengatakan sampai 6 jam.

c. Manifestasi klinikGambaran Klinis yang biasa ditimbulkan pada seseorang dengan Sindroma Kompartemen yakni:a. Nyeri yang melebihi kapasitas cederab. Pemeriksaan fisik: bukti ketegangan kompartemen, menurunnya perfusi (pengisian kembali kapiler, nyeri) dan kehilangan fungsi jaringan (mati rasa dan lemah; nervus dan otot terlibat pada kompartemen yang terinfeksi)c. Diagnosa pasti dengan mengukur tekanan kompartemen.

d. DiagnosisPenegakkan diagnosa pada Sindroma Kompartemen secara klasik yakni :a. Misal : sekunder akibat luka bakar, pembengkakan jaringan lunak, balutan ketat, iskemis reperfusi, kompresi berkepanjangan, infiltrasi intravena, perdarahan, cedera vaskuler, kejang, dan trauma.b. Kenali 6 P: Pain (nyeri), Pallor (pucat), Pulselessness (tidak ada pulsasi), Parasthesia (tidak ada rasa), Paralysis (lumpuh) dan Poikilothermic.c. Iskemia dan nekrosis dapat muncul bahkan jika masih terdapat pulsasi.d. Nervus sensorik yang lebih dulu terkena, diikuti oleh motorik.e. Waktu: gejala dapat muncul dalam beberapa jam sampai beberapa hari setelah cedera.

e. Tata laksana Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada pasien dengan Sindroma Kompartemen yakni:a. Singkirkan penyebab kompresi (gips, perban, pembalut harus benar-benar dilepas)b. O2c. Pertahankan ekstremitas setinggi jantungd. Konsultasi ortopedi atau bedah darurate. Fasciotomi: Indikasi: sindroma kompartemen akut: tekanan kompartemen > 30 mmHg Ahli bedah harus melakukan fasciotomi; bagaimanapun, pada tungkai yang tekanannya meningkat atau terdapat penundaan pembedahan, fasciotomi emergensi mungkin perlu dilakukan di departemen emergensi. Pendekatan dua-insisi fasciotomi pada tungkai bawah merupakan prosedur langsung dan dapat dipercaya, mengingat bahwa anatominya mudah dipahami. Dalam hal kaki, fasciotomi dapat berarti membuka ke empat kompartemen, kalau perlu dengan mengeksisi satu segmen fibula. Luka harus dibiarkan terbuka dan diperiksa 5 hari kemudian: kalau terdapat nekrosis otot, dapat dilakukan debridemen; kalau jaringan itu sehat, luka dapat dijahit (tanpa tegangan), atau dilakukan pencangkokan kulit atau dibiarkan sembuh dengan intensi sekunder.

Daftar Pustaka:Apley, A. G. dan Solomon, L. Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley. Edisi 7. Diterjemahkan oleh Edi Nugroho. 1995. Jakarta: Widya Medika.Paula, R. 2007. Compartment Syndrome, Extremity. [on line]. http://www.emedicine.com. [3 April 2015].