case oa ista.doc

30
BAB I TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Pendahuluan Osteoarthritis (OA) adalah jenis arthritis yang umum dan paling sering terjadi di antara penyakit arthritis lainnya. Penyakit ini memiliki prevalensi yang cukup tinggi, terutama pada orang tua. Selain itu, osteoarthritis ini juga merupakan penyebab kecacatan paling banyak pada orang tua. Faktor resiko utama penyakit ini adalah obesitas. Oleh sebab itu, semakin tinggi prevalensi obesitas pada suatu populasi akan meningkatkan angka kejadian penyakit osteoarthritis. Di Amerika Serikat, prevalensi osteoartritis diperkirakan akan meningkat sebesar 66-100% pada tahun 2020. 1 Osteoarthritis menyerang sendi-sendi tertentu. Sendi yang sering terkena meliputi tulang belakang pada bagian servikal dan lumbosakral, pinggul, lutut, dan sendi phalangeal metatarsal. Di tangan, OA juga sering terjadi pada sendi interphalangeal distal dan proksimal dan pangkal ibu jari. Biasanya sendi- sendi yang tidak rentan terkena OA adalah pergelangan tangan, siku, dan pergelangan kaki. Terjadinya OA pada sendi-sendi yang telah disebutkan di atas dimungkinkan karena sendi-sendi tersebut mendapat beban yang cukup berat dari aktivitas sehari-hari seperti memegang/menggenggam benda yang cukup berat (memungkinkan OA terjadi di dasar ibu jari), berjalan (memungkinkan OA di lutut dan pinggul), dan lain 1

Upload: trisna-yunita

Post on 13-Dec-2015

40 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Case OA ista.doc

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Pendahuluan

Osteoarthritis (OA) adalah jenis arthritis yang umum dan paling sering terjadi di antara

penyakit arthritis lainnya. Penyakit ini memiliki prevalensi yang cukup tinggi, terutama pada

orang tua. Selain itu, osteoarthritis ini juga merupakan penyebab kecacatan paling banyak pada

orang tua. Faktor resiko utama penyakit ini adalah obesitas. Oleh sebab itu, semakin tinggi

prevalensi obesitas pada suatu populasi akan meningkatkan angka kejadian penyakit

osteoarthritis. Di Amerika Serikat, prevalensi osteoartritis diperkirakan akan meningkat sebesar

66-100% pada tahun 2020.1

Osteoarthritis menyerang sendi-sendi tertentu. Sendi yang sering terkena meliputi tulang

belakang pada bagian servikal dan lumbosakral, pinggul, lutut, dan sendi phalangeal metatarsal.

Di tangan, OA juga sering terjadi pada sendi interphalangeal distal dan proksimal dan pangkal

ibu jari. Biasanya sendi-sendi yang tidak rentan terkena OA adalah pergelangan

tangan, siku, dan pergelangan kaki. Terjadinya OA pada sendi-sendi yang telah disebutkan

di atas dimungkinkan karena sendi-sendi tersebut mendapat beban yang cukup berat dari

aktivitas sehari-hari seperti memegang/menggenggam benda yang cukup berat (memungkinkan

OA terjadi di dasar ibu jari), berjalan (memungkinkan OA di lutut dan pinggul), dan lain

sebagainya.1

Osteoarthritis dapat didiagnosis berdasarkan kelainan struktur anatomis dan atau

gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini. Menurut studi kadaver pada tahun-tahun

terdahulu, perubahan struktural OA hampir universal, antara lain hilangnya tulang rawan

(dilihat sebagai berkurangnya/menyempitnya ruang sendi pada pemeriksaan radiologis sinar-x)

dan osteofit. Banyak orang yang didiagnosis mengalami OA berdasarkan temuan radiologis

tidak menunjukkan gejala pada sendi. 1

Osteoarthritis simptomatik (nyeri pada persendian yang didukung gambaran radiologis

OA) pada lutut terjadi sebesar 12% dari orang usia 60 di Amerika Serikat dan 6% dari seluruh

orang dewasa usia 30. OA panggul simptomatik kira-kira sepertiga dari penyakit OA pada

lutut. Sementara OA asimtomatik (tidak menimbulkan gejala namun sudah

1

Page 2: Case OA ista.doc

dibuktikan dari gambaran radiologis) pada tangan seringkali terjadi pada pasien usia lanjut.

Meski begitu, OA simptomatik di tangan juga terjadi pada 10% orang tua dan sering

menghasilkan keterbatasan fungsi gerak sendi. 1

Prevalensi OA meningkat berbanding lurus dengan usia. Terlepas dari hal tersebut, OA

jarang terjadi pada orang dewasa di bawah usia 40 tahun dan sangat lazim terjadi pada orang di

atas usia 60 tahun. Penyekit ini juga jauh lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada

pria. OA yang sudah didiagnosis berdasarkan temuan radiologis pada umumnya terjadi di

punggung bawah dan leher, namun nyeri punggung dan nyeri leher belum tentu dapat

dikatakan sebagai OA. Osteoarthritis pada punggung bawah dan leher dapat ditegakkan

berdasarkan pemeriksaan radiologis yaitu pemeriksaan sinar-x.1

1.2 Definisi

Osteoarthritis merupakan gangguan pada sendi yang ditandai dengan perubahan patologis

pada struktur sendi tersebut yaitu berupa degenerasi tulang rawan/kartilago hialin. Hal

tersebut disertai dengan peningkatan ketebalan dan sklerosis dari subchondral yang

bisa disebabkan oleh pertumbuhan osteofit pada tepian sendi, peregangan kapsul artikular,

synovitis ringan pada persendian, dan lemahnya otot -otot yang menghubungkan persendian.1

1.3 Etiologi

Etiologi osteoarthritis belum diketahui secara pasti, namun faktor biomekanik dan biokimia

sepertinya merupakan faktor terpenting dalam proses terjadinya osteoarthritis. Faktor

biomekanik yaitu kegagalan mekanisme protektif, antara lain kapsul sendi, ligamen,

otot -otot persendian, serabut aferen, dan tulang-tulang. Kerusakan sendi terjadi

multifaktorial, yaitu akibat terganggunya faktor-faktor protektif tersebut. Osteoarthritis juga bisa

terjadi akibat komplikasi dari penyakit lain seperti gout, rheumatoid arthritis, dan sebagainya.1,2

1.4 Klasifikasi

Secara umum, osteoarthritis dikategorikan menjadi :

1) Osteoarthritis primer (idiopatik).

2) Osteoarthritis sekunder, yaitu osteoathritis yang disebabkan trauma,komplikasi dari

penyakit lain, dan akibat deposisi kalsium pirofosfat. 2

2

Page 3: Case OA ista.doc

1.5 Epidemiologi

Penyakit ini memiliki prevalensi yang cukup tinggi, terutama pada orang tua. Prevalensinya

meningkat seiring bertambahnya usia. Di Amerika Serikat, prevalensi osteoartritis pada

populasi dengan usia di atas 65 tahun mencapai 80% dan diperkirakan akan meningkat pada

tahun 2020. 1,2

OA terjadi pada 13,9% orang dewasa berusia lebih dari 25 tahun dan 33,6% dari mereka

yang berusia lebih dari 65 tahun. Prevalensi sendi yang terkena OA menurut temuan radiologis

adalah pada tangan 7,3%, kaki 2,3%, lutut 0,9%, dan panggul 1,5%. Prevalensi OA menurut

gejala yang ditemui yaitu pada tangan 8%, kaki 2%, lutut 12,1% pada orang dewasa berusia

lebih dari 60 tahun dan 16% pada orang dewasa berusia 45 - 60 tahun, dan panggul 4,4%. 3,4,5,6

Angka kematian yang diakibatkan osteoarthritis adalah sekitar 0,2 hingga 0,3 kematian per

100.000 (1979-1988). Angka kematian akibat OA sekitar 6% dari semua kematian akibat arthritis.

Hampir 500 kematian per tahun disebabkan OA dan angka tersebut meningkat selama 10

tahun terakhir.7

1.6 Faktor resiko

Faktor resiko sistemik

a. Usia

Usia merupakan faktor risiko paling umum pada OA. Proses penuaan meningkatkan

kerentanan sendi melalui berbagai mekanisme. Kartilago pada sendi orang tua

sudah kurang responsif dalam mensintesis matriks kartilago yang distimulasi oleh

pembebanan (aktivitas) pada sendi. Akibatnya, sendi pada orang tua memiliki kartilago

yang lebih tipis. Kartilago yang tipis ini akan mengalami gaya gesekan yang lebih tinggi

pada lapisan basal dan hal inilah yang menyebabkan peningkatan resiko kerusakan

sendi. Selain itu, otot-otot yang menunjang sendi menjadi semakin lemah dan memiliki

respon yang kurang cepat terhadap impuls. Ligamen menjadi semakin regang,

sehingga kurang bisa mengabsorbsi impuls. Faktor-faktor ini secara keseluruhan

meningkatkan kerentanan sendi terhadap OA.1,3

b. Jenis kelamin

3

Page 4: Case OA ista.doc

masih belum banyak diketahui mengapa prevalensi OA pada perempuan usila lebih

banyak daripada laki-laki usila. Resiko ini dikaitkan dengan berkurangnya

hormon pada perempuan pasca menopause. 1,2

c. Faktor genetik dan herediter

OA merupakan penyakit menurun, namun bervariasi tergantung sendi mana yang

terkena penyakit ini. Namun, fenotipe OA ini sangat jarang diturunkan bahkan

beberapa studi menyatakan bahwa penyakit ini sama sekali tidak diturunkan. Bukti

yang muncul belakangan ini mengidentifikasi suatu mutasi gen yang

meningkatkan risiko tinggi terhadap OA, salah satunya adalah polimorfisme dalam

diferensiasi pertumbuhan gen faktor 5. Polimorfisme ini mengurangi kuantitas GDF5

yang memiliki efek anabolik pada sintesis matriks tulang rawan. 1,2

Faktor intrinsik

a. Kelainan struktur anatomis pada sendi seperti vagus dan valrus.

b. Cedera pada sendi seperti trauma, fraktur, atau nekrosis. 3

Faktor beban pada persendian

a. Obesitas

beban berlebihan pada sendi dapat mempercepat kerusakan pada sendi.

b. Penggunaan sendi yang sering

aktivitas yang sering dan berulang pada sendi dapat menyebabkan lelahnya otot -

otot yang membantu pergerakan sendi. 3

1.7 Patogenesis

Sebuah sendi disusun atas kartilago artikular (tersusun atas kondrosit) yang dikelilingi

matriks ekstraseluler yang mengandung dua makromolekul utama yaitu kolagen tipe 2 dan

aggrecan. Kolagen tipe 2 merupakan molekul yang menentukan kekakuan kartilago,

sedangkan aggrecan merupakan proteoglikan yang berikatan dengan asam hyaluronat yang terdiri

dari glikosaminoglikan bermuatan negatif.

Pada kartilago yang normal, kolagen tipe 2 berikatan erat membuat molekul-molekul 4

Page 5: Case OA ista.doc

aggrecan berada dalam jarak yang dekat satu sama lain. Molekul aggrecan ini melalui tolakan

elektrostatis dari muatan negatifnya memberikan kekakuan pada kartilago. Kondrosit

mensintesis elemenelemen pada matriks, enzim yang menghancurkan matriks, sitokin dan

growth factor. Sitokin dan growth factor inilah yang mengatur keseimbangan

yang mengatur sintesis dan katabolisme matriks-matriks kartilago. Stres mekanik dan osmotik

pada kondrosit menginduksi sel-sel untuk mengubah ekspresi gen dan meningkatkan

produksi sitokin inflamasi dan enzim penghancur matriks.

Pada orang normal, metabolisme dari kartilago berjalan lambat, sintesis dan

katabolisme kartilago seimbang. Pada osteoarthritis, metabolisme kartilago berjalan sangat

aktif. Kondrosit mensintesis enzim penghancur matriks. Enzim ini menyebabkan degradasi

dari molekul kolagen tipe 2 dan aggrecan, dimana perubahan ini akan menyebabkan

ketidakseimbangan antara pembentukan dan penghancuran matriksmatriks kartilago,

menyebabkan hilangnya kekakuan dari tulang rawan sehingga lebih mudah rusak dan terkena

osteoarthritis.1

Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit kompleks yang melibatkan faktor

biomekanik dan metabolisme yang mengubah homeostasis jaringan tulang rawan

artikular dan tulang subchondral sehingga proses destruktif lebih mendominasi daripada

proses produktif. Kunci utama dalam patofisiologi kartilago artikular adalah interaksi

ekstraseluler matriks (ECM) yang dimediasi oleh integrin permukaan sel. Dalam pengaturan

fisiologis, integrin memodulasi ECM untuk mengatur dalam pertumbuhan, diferensiasi dan

mempertahankan homeostasis tulang rawan. Pada OA, ekspresi integrin abnormal

mengubah ECM dan memodifikasi sintesis kondrosit, menyebabkan ketidakseimbangan sitokin

melebihi faktor regulasi. IL-1, TNF-alpha dan sitokin pro-katabolik mengaktifkan

degradasi enzimatik dari matriks tulang rawan dan tidak diimbangi dengan sintesis inhibitor

yang memadai. Enzim utama yang terlibat dalam gangguan ECM adalah metalloproteinase

(MMP). Aktivitas MMP sebagian dihambat oleh inhibitor jaringan MMP (TIMP). Pada

tulang rawan dengan osteoarthritis, TIMP ini sintesisnya lebih rendah dibandingkan dengan

produksi MMP.8

1.8 Diagnosis

5

Page 6: Case OA ista.doc

Gejala yang sering muncul pada osteoarthritis adalah nyeri sendi yang diperburuk oleh aktivitas

dan gejala mereda setelah istirahat. Nyeri sendi dari OA berhubungan dengan aktivitas sendi

tersebut. Nyeri dapat terjadi selama atau setelah aktivitas dan kemudian secara bertahap hilang.

Contohnya nyeri lutut atau pinggul pada aktivitas naik atau turun tangga, nyeri sendi karena

menahan beban saat berjalan. Pada tahap awal penyakit, nyeri episodik sering dipicu setelah satu

atau dua hari penggunaan yang terlalu aktif dari sendi yang sakit, misalnya orang dengan OA

lutut yang melakukan olahraga lari jarak jauh dan beberapa hari kemudian timbul

rasa nyeri pada sendi. 1,2

Seiring proses berjalannya penyakit, rasa nyeri menjadi terus menerus dan bahkan

mengganggu di malam hari. Gejala kaku sendi pada pagi hari cukup umum dijumpai,

durasinya berkaitan dengan keparahan penyakit. Kekakuan sendi bisa terjadi setelah tidak

melakukan aktivitas selama beberapa jam. Pada pemeriksaan musculoskeletal

mungkin ditemukan edema, deformitas, krepitasi, dan terbatasnya pergerakan sendi. Nyeri

tekan pada umumnya ditemukan di sekitar persendian.2

OA adalah penyebab paling umum nyeri lutut kronis pada orang di atas usia 45 tahun,

tetapi banyak terdapat diagnosis banding. Arthritis inflamasi dimungkinan jika terdapat

kekakuan sendi pada pagi hari. Pada bursitis biasanya nyeri meningkat saat bergerak terutama

pada malam hari. Pemeriksaan fisik harus dititikberatkan pada apakah nyeri tekan terdapat

tepat pada sendi atau di luar sendi. 1,2

Tidak ada tes darah rutin diindikasikan untuk pemeriksaan pasien dengan OA kecuali

terdapar gejala dan tanda arthritis inflamasi. Pemeriksaan cairan sinovial sering lebih

membantu diagnosis daripada foto sinar-x. Jika jumlah cairan sinovial putih adalah> 1000

per L, inflamasi arthritis atau gout atau pseudogout mungkin terjadi, dimana gout dan

pseudogout juga dapat diidentifikasi dengan adanya kristal. Diagnosis OA seringkali bisa

didasarkan pada pemeriksaan fisik, namun bisa dilakukan pemeriksaan radiologis berupa foto

sinar -x untuk memastikan diagnosis. MRI dapat mengungkapkan tingkat patologi pada sendi

osteoarthritis, namun tidak diindikasikan sebagai bagian dari pemeriksaan diagnostik.1

Temuan radiologis dari osteoarthritis antara lain menyempitnya celah antar sendi, terbentuknya

osteofit, terbentuknya kista, dan sklerosis subchondral.1,2

6

Page 7: Case OA ista.doc

Gambar 1. Pencitraan radiologis sinar-x pada osteoarthritis lutut.

Sumber : LS, Daniel, Deborah Hellinger. 2001. Radiographic Assessment of Osteoarthritis. American Family Physician. 64 (2) : 279-286

Keterangan :

Gambar atas kiri : pandangan anteroposterior menunjukkan menyempitnya celah sendi (tanda

panah)

Gambar bawah kiri : pandangan lateral menunjukkan sklerosis yang ditandai terbentuknya

osteofit (tanda panah)

Gambar atas kanan : menyempitnya celah sendi (tanda panah putih) menyebabkan destruksi

padapada kartilago dan sunchondral (tanda panah terbuka)

Gambar bawah kanan : ditemukan kista subchondral (tanda panah)

7

Page 8: Case OA ista.doc

Gambar 2. Pencitraan radiologis sinar-x pada osteoarthritis tangan.

Sumber : LS, Daniel, Deborah Hellinger. 2001. Radiographic Assessment of Osteoarthritis. American Family Physician. 64 (2) : 279-286

Keterangan :

Gambaran anteroposterior dari foto sinar-x di atas menunjukkan menyempitnya celah

sendi dan sklerosis subchondral pada sendi metacarpal pertama (tanda panah putih).

Pembentukan osteofit dengan pembengkakan jaringan lunak dan sklerosis subchondral

dijumpai pada sendi interphalangeal distal kedua dan ketiga (tanda panah transparan)

8

Page 9: Case OA ista.doc

Gambar 3. Pencitraan radiologis sinar-x pada osteoarthritis panggul.

Sumber : LS, Daniel, Deborah Hellinger. 2001. Radiographic Assessment of Osteoarthritis. American Family Physician. 64 (2) : 279-286

Keterangan :

Gambar atas : gambar pertama menunjukkan penyempitan celah sendi pada panggul (tanda

panah putih), sklerosis subchondral (kepala panah putih), dan terbentuknya kista (kepala panah

transparan).

Gambar bawah : gambar kedua diambil 2 tahun setelah gambar pertama yang menunjukkan

semakin menyempitnya celah sendi (tanda panah putih) dan sklerosis (kepala panah putih).

9

Page 10: Case OA ista.doc

Gambar 4. Pencitraan radiologis sinar-x osteoarthritis pada jari tangan

Sumber : Jacobson, JA, et al. 2008. Radiographic Evaluation of Arthritis : Degenerative Joint

Disease and Variation. Radiology. 248(3) : 737-747.

Keterangan : gambaran radiologis posteroanterior menunjukkan penyempitan ruang sendi

interphalangeal, sklerosis subchondral, dan pembentukan osteofit (panah)

Gambar 5. Pencitraan radiologis sinar-x osteoarthritis pada jari kaki.

Sumber : Jacobson, JA, et al. 2008. Radiographic Evaluation of Arthritis : Degenerative Joint

Disease and Variation. Radiology. 248(3) : 737-747.

10

Page 11: Case OA ista.doc

Gambar 6. Pencitraan radiologis sinar-x osteoarthritis pada lutut.

Sumber : Jacobson, JA, et al. 2008. Radiographic Evaluation of Arthritis : Degenerative Joint

Disease and Variation. Radiology. 248(3) : 737-747.

Keterangan : gambaran radiologis anteroposterior lutut menunjukkan penyempitan ruang

sendi, sklerosis, dan pembentukan osteofit (panah).

Gambar 7. Pencitraan radiologis sinar-x osteoarthritis pada pinggul.

Sumber : Jacobson, JA, et al. 2008. Radiographic Evaluation of Arthritis : Degenerative Joint

Disease and Variation. Radiology. 248(3) : 737-747. Keterangan : (a) anteroposterior dan (b)

kaki katak pinggul. Kedua gambar di atas menunjukkan penyempitan ruang superolateral sendi,

11

Page 12: Case OA ista.doc

sklerosis, kista subkondral, dan pembentukan osteofit (panah).

Gambar 8. Pencitraan radiologis sinar-x osteoarthritis pada panggul.

Sumber : Jacobson, JA, et al. 2008. Radiographic Evaluation of Arthritis :

Degenerative Joint Disease and Variation. Radiology. 248(3) : 737-747.

Keterangan : Rheumatoid arthritis dengan osteoartritis sekunder. Gambaran radiologis

panggul anteroposterior menunjukkan penyempitan ruang sendi setiap sendi panggul.

Perhatikan erosi (anak panah) dan osteofit (panah).

1.9 Tatalaksana

Sampai saat ini tidak ada terapi yang bisa mengobati osteoarthritis. Tujuan terapi

osteoarthritis adalah untuk mengurangi rasa nyeri dan meminimalisasi hilangnya fungsi

fisik. Pengobatan OA dilakukan secara komprehensif yaitu menangani semua gangguan

yang dialami dan meningkatkan fungsi. Pengobatan komprehensif tersebut dapat

dilakukan dengan terapi farmakologis dan atau terapi nonfarmakologis. Pasien

dengan gejala ringan yang hilang timbul mungkin perlu perawatan nonfarmakologis saja.

Namun, pasien dengan nyeri hebat yang mengganggu aktivitas sehari-hari mungkin membutuhkan

terapi komprehensif, baik terapi nonfarmakologis maupun terapi farmakologis.8,9

1.9.1 Farmakoterapi

Paracetamol merupakan analgesik yang dapat dipilih dalam terapi OA. Untuk sebagian pasien,

12

Page 13: Case OA ista.doc

efek obat ini sudah adekuat dalam menghilangkan nyeri sehingga penggunaan OAINS yang

memiliki efek lebih toksik terhadap tubuh dapat dihindari. OAINS merupakan obat paling

populer untuk mengobati osteoarthritis. Obat ini dapat diberikan secara topikal atau oral.

Dalam uji klinis, OAINS oral menghasilkan efek analgesik 30% lebih besar daripada

paracetamol dosis tinggi. Sebagian pasien yang diobati dengan OAINS mengalami efek yang

signifikan, sedangkan sebagian lain mengalami sedikit perbaikan. OAINS harus diberikan

secara topikal atau per oral sesuai kebutuhan karena efek samping akan berkurang jika obat

digunakan dosis intermiten rendah. Jika penggunaan obat sesekali adalah kurang efektif, maka

pengobatan setiap hari dapat diindikasikan. OAINS peroral sering menimbulkan efek samping,

yang paling banyak adalah efek toksisitas pada saluran cerna, termasuk dispepsia, mual,

kembung, perdarahan gastrointestinal, dan tukak gastrointestinal.5,9

1.9.2 Nonfarmakoterapi

Tujuan utama dari terapi nonfarmakologis berkaitan dengan mengurangi beban pada sendi yang

sakit dan meningkatkan fungsi mekanisme protektif sendi sehingga dapat mengurangi

pembebanan pada sendi. Beberapa cara yang dilakukan untuk mengurangi pembebanan sendi

antara lain :

a. Menghindari/mengurangi aktivitas yang menyebabkan kerja berlebihan pada sendi

dan terbukti mengakibatkan nyeri pada sendi tersebut.

b. Meningkatkan kekuatan otot penunjang kerja sendi untuk mengoptimalkan fungsinya

sebagai faktor protektif sendi.

c. Mengurangi beban yang diperoleh sendi dengan menggunakan alat bantu

seperti memasang splint pada sendi yang sakit, menggunakan tongkat untuk berjalan pada

pasien OA lutut, dan sebagainya.4,5,9

1.9.3 Tindakan Operatif

Ketika pasien dengan OA lutut atau pinggul telah gagal menjalani pengobatan medis dan

tetap kesakitan dengan keterbatasan fungsi fisik yang menurunkan kualitas hidup, pasien 13

Page 14: Case OA ista.doc

harus dirujuk untuk artroplasti total. Ini adalah operasi yang sangat efektif dalam menghilangkan

rasa sakit dan meningkatkan fungsi pada sebagian besar pasien. Saat ini tingkat kegagalan

1% per tahun. Kemungkinan keberhasilan operasi ini lebih besar di pusat-pusat kesehatan dimana

sedikitnya 25 operasi tersebut dilakukan setiap tahun atau dengan ahli bedah yang

berpengalaman dalam melakukan operasi tersebut. Waktu penggantian lutut atau pinggul sangat

penting. Jika pasien menderita selama bertahun-tahun hingga status fungsional mereka telah

menurun secara substansial dengan otot-otot yang sudah cenderung melemah, status fungsional

pasca operasi tidak dapat meningkat setara dengan yang dicapai oleh orang lain yang

menjalani operasi pada tahapan awal dalam perjalanan penyakitnya.6,7,9

DAFTAR PUSTAKA

14

Page 15: Case OA ista.doc

1.Fauci, Anthony S, et al. 2012. Osteoarthritis. Dalam : Harrison’sPrinciples Of Internal

Medicine Eighteenth Edition. The McGraw-Hill Companies.

2. LS, Daniel, Deborah Hellinger. 2001. Radiographic Assessment of Osteoarthritis.

American Family Physician. 64(2):279-286

3. Lawrence RC, Felson DT, Helmick CG, et al. 2008. Estimates of the prevalence of

arthritis and other rheumatic conditions in the United States. Part II. Arthritis Rheum.

58(1):26-35.

4. Dillon CF, Rasch EK, et al. 2006. Prevalence of knee osteoarthritis in the United States:

arthritis data from the Third National Health and Nutrition Examination Survey 1991-1994. J

Rheumatol.33(11):2271-2279.

5. Jordan JM, Helmick CG, Renner JB, et al. 2007. Prevalence of knee symptoms and

radiographic and symptomatic knee osteoarthritis in African Americans and Caucasians:

The Johnston County Osteoarthritis Project. J Rheumatol. 34(1):172-180.

6. Dillon CF, Hirsch R, et al. 2007. Symptomatic hand osteoarthritis in the United

States:prevalence and functional impairment estimates from the third U.S. National Health and

Nutrition Examination Survey, 1991-1994. Am J Phys Med Rehabil. 86(1):12-21.

7.Sacks JJ, Helmick CG, Langmaid G. 2004. Deaths from arthritis and otherrheumatic

conditions, United States, 1979-1998. J Rheumatol. 31:1823- 1828.

8.Iannone F, Lapadula G. 2003. The pathophysiology of osteoarthritis. Aging Clin Exp

Res . 15(5):364-372.

9.Jacobson, JA, et al.2008. Radiographic Evaluation of Arthritis Degenerative Joint

Disease and Variation. Radiology. 248(3):737-747.

ILUSTRASI KASUS

15

Page 16: Case OA ista.doc

STATUS PASIEN

1. Identitas Pasien

a. Nama/Kelamin/Umur : Ny.S/ Perempuan/42 tahun

b. Pekerjaan/pendidikan : Tamat SMP/ Ibu rumah tangga

c. Alamat : Jalan Tanah sirah No 2A RT I RW IV Lubuk Begalung

2. Latar belakang sosial-ekonomi-demografi-lingkungan keluarga

a. Status Perkawinan : Berkeluarga

b. Jumlah anak : 4 orang

c. Status ekonomi keluarga :

Mampu, Penghasilan suami ± Rp 2.500.000/bulannya

d. Kondisi Rumah :

Rumah pasien permanen,pekarangan luas.

Ventilasi baik,jumlah kamar 3 buah.

Sumber air minum air PDAM

Listrik ada.

Pasien memiliki WC di rumah.

Sampah dipungut petugas.

Kesan : hygiene dan sanitasi baik.

3. Kondisi lingkungan keluarga

Pasien sedang tinggal bersama suami, dan dua anak laki-lakinya

Pasien tinggal di daerah perumahan yang padat penduduk.

4. Aspek psikologis keluarga

Baik

5. Riwayat penyakit sekarang

Keluhan Utama:

Nyeri pada lutut kanan yang bertambah hebat sejak 3 hari yang lalu.

RPS :

16

Page 17: Case OA ista.doc

- Nyeri pada lutut kanan yang bertambah hebat sejak 3 hari yang lalu. Nyeri seperti

ditusuk-tusuk terutama pada malam hari, setelah aktifitas, dan pada cuaca dingin.

Nyeri berlangsung selama ±30 menit. Nyeri tersebut tidak menjalar dan berkurang

dengan istirahat.

- Pasien mempunyai riwayat nyeri pada lutut kanannya sejak 10 tahun yang lalu.

- Kaku pada sendi lutut kanan tidak ada.

- Bengkak pada sendi lutut kanan tidak ada.

- Rasa panas di sendi lutut kanan tidak ada.

- Tidak ada kemerahan di sendi lutut kanan.

- Kesemutan tidak dirasakan.

- Keluhan yang sama pada sendi yang lain tidak ada.

- Riwayat trauma tidak ada

- Demam tidak ada

- Pasien jarang berolahraga.

- Kebiasaan makan pasien makan 3 kali / hari

- Pasien sudah sering berobat ke Puskesmas ketika mengalami keluhan seperti ini

sejak 10 tahun yang lalu dan mendapat obat anti nyeri (Ibuprofen).

- Riwayat penyakit maag (+).

6. Riwayat penyakit dahulu/penyakit keluarga

Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita penyakit seperti ini.

Riwayat penyakit gula tidak ada.

Riwayat hipertensi tidak ada.

Riwayat sakit maag tidak ada.

7. Pemeriksaan fisik

Status Generalis

Keadaan umum : Sakit sedang

Kesadaran : CMC

Nadi : 84 kali/menit

17

Page 18: Case OA ista.doc

Nafas : 20 kali/menit

Tekanan darah :120/80 mmHg

Suhu ; 36,5 C

BB : 78 kg

TB : 155 cm BMI : 32,5

Status gizi : obesitas

Mata : konjunctiva tidak anemis, sclera tidak ikterik

Thorak

Paru

Inspeksi : Simetris kiri dan kanan statis dan dinamis

Palpasi : Fremitus kiri dan kanan normal

Perkusi : Sonor

Auskultasi : Suara nafas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing-/-

Jantung :

Inspeksi : Iktus tidak terlihat

Palpasi : Iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V

Perkusi : Batas jantung dalam batas normal

Auskultasi : Bunyi jantung murni, bising jantung tidak ada

Abdomen

Inspeksi : Perut tidak tampak membuncit

Palpasi : Hati dan lien tidak teraba, Nyeri Tekan ( - )

Perkusi : Timpani

Auskultasi : BU (+) N

Anggota gerak :

Ekstrimitas atas : deformitas (-/-), peradangan (-/-), nyeri (-/-), ROM dalam

batas normal.

Ekstrimitas bawah : deformitas (-/-), varus (-), valgus (-).

Nyeri (+/-), efusi (-/-), krepitasi (-/-), hipertrofi (-/-), ROM

berkurang.

18

Page 19: Case OA ista.doc

8. Pemeriksaan Penunjang :

Pemeriksaan laboratorium, Rontgen artikulasio genu dextra AP & lateral, factor

reumatik, ANA

9. Diagnosa kerja :

Osteoartiritis artikulasio genu dextra

10. Diagnosa Banding :

Reumatoid Artiritis

11. Manajemen

Preventif :

Mengurangi aktifitas fisik yang berlebihan yang melibatkan lutut dalam kegiatan

sehari-hari

Kurangi berat badan hingga BMI normal.

Menghindari posisi berdiri, melutut dan menjongkok terlalu lama.

Olahraga teratur 3 kali seminggu

Mengangkat barang yang berat dalam posisi yang benar.

Promotif :

Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit pasien yaitu panyakit peradangan

pada sendi, faktor pencetus pengobatan dan komplikasinya.

Memberikan penjelasan pada pasien untuk selalu menerapkan pola hidup sehat

dan makan secara teratur.

Paien dianjurkan supaya makan dulu sebelum mengkonsumsi obat nyeri untuk

mengelak sakit lambung

Menginformasikan pada pasien agar tidak mengobati penyakitnya dengan obat-

obat tanpa resep dokter

Kuratif (resep):

19

Page 20: Case OA ista.doc

Ibuprofen 2 x 1 tab @200 mg

Ranitidin 2 x 1 tab @150 mg

Calcium lactat 1x1 tab @ 500mg

Rehabilitatif :

Kontrol teratur 3 hari lagi ke Puskesmas

Istirahat dengan cukup

Jika keadaan bertambah parah ajuran penggunaan tongkat dengan cara memegang

(tongkat) pada tangan kiri pasien.

Resep

20

Page 21: Case OA ista.doc

DISKUSI

21

Dinas Kesehatan Kodya Padang

Puskesmas Lubuk Begalung

Dokter : Trisna - Elan

Tanggal : 20 Desember 2012

R/ Ibuprofen tab 200 mg No. X

S2 dd tab I £

R/ Ranitidin tab 150 mg No. X

S 2dd tab I £

R/ Calcium Lactat No.V

S1dd tab I £

____________________________________

Pro : Ny.S

Umur : 42 tahun

Alamat: Jalan Tanah Sirah No.2A Lubuk Begalung Padang

Page 22: Case OA ista.doc

Telah dilaporkan seorang pasien perempuan berusia 42 tahun datang berobat ke puskesmas

Lubuk Begalung dengan keluhan utama nyeri pada lutut kanan yang bertambah hebat sejak 3

hari yang lalu. Nyeri seperti ditusuk-tusuk terutama pada malam hari, setelah aktifitas, dan pada

cuaca dingin. Nyeri berlangsung selama ±30 menit. Nyeri tersebut tidak menjalar dan

berkurang dengan istirahat. Dari pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan pada artikulatio genu

dextra dan ROM terbatas karena nyeri. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat didiagnosa

kerja dengan Osteoarthritis artikulatio genu dextra, walaupun kemungkinan Reumathoid Arthritis

masih belum bisa disingkirkan. Dibutuhkan serangkaian pemeriksaan radiologi dan laboratorium

untuk membuat diagnose pasti.

Pasien ini memiliki faktor risiko yang menyebabkan terjadinya OA, antara lain usia dan

obesitas. BB yang berlebihan akan memberikan beban extra pada persendian, terutama sendi-

sendi yang menopang berat tubuh seperti panggul, lutut dan tumit. Karena itu manajemen

preventif yang terpenting pada pasien ini adalah mengendalikan faktor risiko, yaitu dengan cara

menurunkan berat badan hingga mencapai berat badan ideal dan mengurangi aktifitas fisik yang

berlebihan yang melibatkan lutut dalam kegiatan sehari-hari. Pasien juga harus dianjurkan

melakukan olahraga ringan dan teratur minimal 3x dalam seminggu untuk memperkuat sendi.

Upaya kuratif dilakukan dengan pemberian obat analgetik berupa ibuprofen 2 x 200

mg/hari. Untuk menghindari efek samping terhadap lambung dapat diberikan ranitidine 2 x 150

mg/hari. Apalagi dari anamnesa diketahui bahwa pasien memilik riwayat maag. Dapat juga

diberikan suplementasi kalsium yakni dengan pemberian Calsium lactate 1x/hari. Sebagai upaya

rehabilitatif pasien dianjurkan kembali ke Puskesmas 3 hari lagi untuk kontrol.

KONDISI RUMAH

22

Page 23: Case OA ista.doc

23