balai rehabilitasi pecandu narkotika psikososial di …
TRANSCRIPT
BALAI REHABILITASI
PECANDU NARKOTIKA PSIKOSOSIAL DI KOTA SOLO
DENGAN PENDEKATAN HEALING ENVIRONMENT
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I
Pada Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik
Oleh :
Nur Mala
NIM D 300 170 002
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2021
i
HALAMAN PERSETUJUAN
BALAI REHABILITASI
PECANDU NARKOTIKA PSIKOSOSIAL DI KOTA SOLO
DENGAN PENDEKATAN HEALING ENVIRONMENT
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh :
NUR MALA
D 300 170 002
Telah diperiksa dan disetujui oleh :
Dosen
Pembimbing
Ronim Azizah, S. T., M. T.
NIK 730
ii
HALAMAN PENGESAHAN
BALAI REHABILITASI
PECANDU NARKOTIKA PSIKOSOSIAL DI KOTA SOLO
DENGAN PENDEKATAN HEALING ENVIRONMENT
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh :
NUR MALA
D 300 170 002
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Program Studi Arsitektur,
Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari ..........., ..................... 2021 dan dinyatakan telah memenuhi
syarat
Dewan Penguji :
1. Pembimbing : Ronim Azizah, S. T., M. T.
(...............................)
2. Penguji I : M. Siam Priyono N., S. T., M. T.
(...............................)
3. Penguji II : Wisnu Setiawan, S. T., M. Arch., Ph.D.
(...............................)
Dekan,
Rois Fatoni, S.T., M.Sc., Ph.D.
NIK 892
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis
diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila kelak terbukti
ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya
pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, ................ 2021
Penulis
Nur Mala
D300170002
1
BALAI REHABILITASI
PECANDU NARKOTIKA PSIKOSOSIAL DI KOTA SOLO
DENGAN PENDEKATAN HEALING ENVIRONMENT
Abstrak
Penyalahgunaan narkotika atau obat-obatan terlarang saat ini menjadi
permasalahan yang sangat perlu diperhatikan karena semakin meningkatnya
masyarakat Indonesia yang ketagihan menggunakan obat-obatan terlarang.
Rehabilitasi merupakan salah satu upaya untuk menyelamatkan para pengguna
narkoba dari ketergantungan. Menurut Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa
Tengah, Kota Solo termasuk dalam salah satu kota dengan angka kasus
penyalahgunaan narkotika yang tinggi, dan sebagian besar faktor utama penyebab
seseorang dalam melakukan penyalagunaan narkotika adalah faktor psikis mereka
yang sedang dalam keadaan tidak baik, sedangkan di Kota Solo sendiri belum
tersedia tempat rehabilitasi pecandu narkotika yang fokus dalam menyembuhkan
psikis para korban penyalahgunaan narkotika dengan mengikutsertakan peran
arsitektur sebagai wadah yang dapat membantu proses rehabilitasi. Hal-hal
tersebutlah yang menjadi latar belakang dalam perencanaan dan perancangan balai
rehabilitasi pecandu narkotika di Kota Solo ini, dengan fokus pada jenis intervensi
psikososial dan pendekatan healing environment. Penerapan pendekatan healing
environment sendiri dirasa akan sangat tepat dalam membantu proses
penyembuhan para korban ketergantungan narkotika dan obat-obatan terlarang
tersebut. Proses perencanaan dalam mewujudkan balai rehabilitasi pecandu
narkotika ini yaitu berupa gagasan perancangan, konsep tapak, konsep ruang,
konsep massa bangunan, konsep tampilan bangunan, konsep pendekatan healing
environment, serta konsep struktur dan utilitas bangunan. Dengan perancangan
balai rehabilitasi ini diharapkan dapat menjadi sebuah tempat rehabilitasi yang
mampu menangani para pengguna obat-obatan terlarang sesuai dengan tingkat
kecanduannya dan bukan hanya menjadi sebuah tempat rehabilitasi yang
mengisolasi pasien sehingga membuat psikisnya menjadi semakin menurun.
Kata Kunci: Balai Reabilitasi, Healing Environment, Narkotika, Pecandu,
Psikososial
Abstract
The abuse of narcotics or illegal drugs is currently a problem that really needs
attention because of the increasing number of Indonesians who are addicted to
using illegal drugs. Rehabilitation is an effort to save drug users form dependence.
According to the National Narcotics Agency of Central Java, Solo is one of the
cities with a high number of narcotics abuse cases, and most of the main factors
causing someone to abuse narcotics are their psychological factors who are not
well, while in Solo there is no place for the rehabilitation of narcotics addicts that
focuses on psychologically healing narcotics abuse victims by including the role
2
of architecture as a forum that can help the rehabilitation process. These are the
backgrounds in planning and designing the narcotics addict rehabilitation center in
Solo, with a focus on types of psychosocial interventions and environmental
healing approaches. It is felt that the aplication of the healing environment
approach will be very appropriate in assisting the healing process of the victims of
addicton to narcotics and illegal drugs. The planning proccess in realizing this
narcotics addict rehabilitation center is in the form of design ideas, site concepts,
space concepts, building mass concepts, building appearance concepts, healing
environment concepts, then building structure and utility concepts. With the
design of this rehabilitation center, it is hoped that it can become a rehabilitation
place capable pf handling illegal drug users according to their level of addiction
and not only as a rehabilitation place that isolates patients so that their psyche is
getting worse.
Keywords: Rehabilitation Center, Healing Environment, Narcotics, Addictions,
Psychosocial
1. PENDAHULUAN
Laporan Dasar Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (DP3A) ini
mengambil judul Balai Rehabilitasi Pecandu Narkotika Psikososial di Kota Solo
Dengan Pendekatan Healing Environment. Judul ini memiliki pengertian
perencanaan dan perancangan suatu ruang atau bangunan yang digunakan sebagai
tempat penyembuhan penderita ketergantungan zat atau obat yang menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran hingga hilangnya rasa, yang fokus dalam
memberikan pelayanan dengan berupaya memperbaiki keberfungsian sosial dari
penderita dimana balai ini berlokasi di Kota Solo dengan menerapkan pendekatan
healing environment atau konsep desain lingkungan terapi dalam membantu
mempercepat proses pemulihannya.
Penyalahgunaan narkotika atau obat-obatan terlarang saat ini menjadi
permasalahan yang sangat perlu diperhatikan karena tingginya angka kasus
penyalahgunaan di Indonesia. Narkotika telah masuk ke berbagai wilayah di
Indonesia, tidak terkecuali Provinsi Jawa Tengah. Kota Solo merupakan salah satu
kota di Provinsi Jawa Tengah yang masuk ke dalam daerah dengan angka
peredaran gelap narkoba paling tinggi menurut bidang pemberantasan BNNP
Jawa Tengah. Hal ini disebabkan karena letak geografis kota Solo yang strategis
sebagai jalur lalu lintas peredaran narkoba. Selain itu, di Kota Solo juga terdapat
3
kantong-kantong yang menjadi basis peredaran narkoba dan tempat hiburan
malam sebagai tempat strategis penyalahgunaan narkoba.
Berdasarkan infromasi yang diperoleh, Kota Solo hanya memiliki tiga
fasilitas pelayanan rehabilitasi narkoba. Namun, ketiga fasilitas layanan tersebut
hanya berfokus pada perawatan rehabilitasi medis. Padahal dalam beberapa kasus,
faktor seseorang dalam menggunakan narkotika pada umumnya disebabkan
karena psikis mereka yang sedang dalam keadaan kurang baik sehingga
membutuhkan sebuah pelarian, salah satunya yaitu dengan mengonsumsi narkoba.
Maka dari itu perlu adanya suatu upaya atau penanganan untuk mencegah
tingginya angka penyalahgunaan narkotika di Kota Solo salah satunya dengan
merancang sebuah balai rehabilitasi yang fokus dalam membantu memulihkan
psikis para pasien.
Dari latar belakang diatas, maka muncul permasalahan terkait perencanaan
dan perancangan Balai Rehabilitasi Pecandu Narkotika di Kota Solo, yaitu
bagaimana merencanakan sebuah wadah rehabilitasi untuk pecandu narkotika
menggunakan jenis intervensi psikososial sekaligus sarana edukasi narkoba untuk
masyarakat dengan pendekatan healing environment, serta bagaimana lokasi yang
tepat sesuai dengan tata guna lahan untuk merancang balai rehabilitasi pecandu
narkotika di Kota Solo. Tujuan yang ingin dicapai adalah menyusun sebuah
konsep perancangan balai rehabilitasi untuk membantu memulihkan psikis para
pecandu narkotika serta sebuah sarana yang dapat menambah wawasan atau
edukasi masyarakat perihal obat-obatan terlarang serta menyusun sebuah konsep
perancangan balai rehabilitasi pecandu narkotika menggunakan pendekatan
healing environment dengan harapan dapat membantu Kota Solo terbebas dari
narkoba.
2. METODE
Metode yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu dengan melakukan studi
literatur dari beberapa referensi dalam buku atau jurnal maupun internet,
melakukan pengamatan langsung atau survei lapangan dan wawancara dengan
4
narasumber yang tepat untuk memperoleh data dan informasi, serta melakukan
studi banding.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Gagasan Peracangan
Perancangan Balai Rehabilitasi Pecandu Narkotika di Kota Solo
merupakan fasilitas pelayanan rehabilitasi bagi korban penyalahgunaan
narkoba dan obat-obatan terlarang yang fokus pada jenis intervensi
psikososial. Lokasi perancangan yang terpilih berada di Jalan Surya II,
Kecamatan Jebres, dengan luas lahan kurang lebih sebesar 1,8 Ha, dengan
batasan-batasan sebagai berikut :
Sebelah Utara : Pemukiman
Sebelah Selatan : Lahan kosong, Solo Technopark
Sebelah Barat : Pusat Pergudangan Pedaringan
Sebelah Timur : Jalan Surya II, Pemukiman
Gambar 1. Lokasi Site Perencanaan
(Sumber : Data Penulis, 2021)
Balai rehabilitasi ini dirancang dengan menyediakan fasilitas
indoor dan outdoor berdasarkan jenis kegiatan yang akan dilakukannya.
Adapun skema atau tahapan rehabilitasi serta jadwal kegiatan yang ada
dalam balai rehabilitasi pecandu narkotika ini, yaitu sebagai berikut :
5
Gambar 2. Tahapan Rehabilitasi & Jadwal Kegiatan Dalam Balai
Rehabilitasi Pecandu Narkotika di Kota Solo
(Sumber : Data Penulis, 2021)
6
Adapun batasan atau jenis pelayanan yang tersedia pada balai
rehabilitasi yang akan direncanakan yaitu sebagai berikut :
a. Bidang Penerimaan Awal
b. Bidang Poliklinik, terdiri dari :
Pemeriksaan Psikologis dan Psikiater
Pemeriksaan Interna
Pemeriksaan Laboratorium
c. Bidang Medis/ Detoksifikasi
d. Bidang Rehabilitasi Sosial, terdiri dari beberapa terapi-terapi sebagai
berikut :
Terapi Psikologi-Emotional
Terapi Religius
Terapi Intelektual
Terapi Vokasional
Terapi Fisik
Terapi Healing Garden
Bidang Kesehatan Resosialisasi dan Kunjungan Keluarga
e. Bidang Kegiatan Tinggal Bersama/ Asrama
f. Bidang Kegiatan Penunjang
g. Bidang Service
3.2. Analisa dan Konsep Tampilan Arsitektur
a. Analisa dan Konsep Eksterior
Tujuan dari analisa penampilan eksterior bangunan adalah untuk
mendapatkan konsep penampilan bangunan balai rehabilitasi pecandu
narkotika yang dapat mendukung kegiatan yang diwadahinya dan
kontekstual dengan lingkungan yang ada di sekitar bangunan, dengan
dasar pertimbangan yang mencerminkan karakter kegiatan yang
diwadahi dalam balai rehabilitasi yaitu karakter yang komunikatif.
Selain itu, pada tampilan bangunan balai rehabilitasi ini juga
menerapkan konsep back to nature atau arsitektur hijau. Konsep ini
7
akan direalisasikan pada jenis material yang ramah lingkungan seperti
kayu dan bebatuan alam pada fasad, pengaplikasian vertical garden dan
green roof pada beberapa atap bangunan.
Gambar 3. Material Kayu & Batu Alam Pada Fasad Bangunan
(Sumber : architectaria.com, interiordesign.id)
Gambar 4. Pengaplikasian Vertical Garden Pada Fasad & Green Roof
(Sumber : wisont.wordpress.com, archdaily.com)
b. Analisa dan Konsep Interior
Penerapan suasana dan karakter ruang yang ada dalam balai rehabilitasi
pecandu narkotika ini disesuaikan dengan fungsi serta jenis kegiatan
pada ruang yang ada, seperti membuat bentuk ruang yang sederhana
dengan penggunaan warna-warna yang bersifat aktif dan dinamis pada
ruang- ruang yang mencerminkan suasana akrab dan intim, membuat
bentuk ruang yang nyaman dan aman dari hal-hal yang dapat membuat
pasien terluka pada ruang-ruang yang membutuhkan keamanan ketat
seperti pada ruang perawatan medis, serta membuat bentuk ruang yang
luwes dan tidak terkesan formal dengan penggunaan warna-warna
8
hangat pada jenis ruangan yang bersifat kekeluargaan, teratur, dan
nyaman seperti kamar pada asrama.
c. Analisa dan Konsep Penekanan Arsitektur
Penerapan desain konsep healing environment dalam balai rehabilitasi
ini dibagi menjadi beberapa jenis pendekatan desain, yaitu aspek alam,
aspek psikologis, dan aspek indera. Berikut merupakan gambar
penerapan desainnya :
Gambar 5. Penerapan Aspek Alam
(Sumber : Data Penulis, 2021)
9
Gambar 6. Penerapan Aspek Psikologis
(Sumber : Data Penulis, 2021)
Gambar 7. Penerapan Aspek Indera
(Sumber : Data Penulis, 2021)
d. Hasil Konsep Eksterior
10
Gambar 8. Tampak Depan, Perspektif, & Tampak Belakang Gedung
Utama
(Sumber : Data Penulis, 2021)
Gambar 9. Tampak Depan, Perspektif, & Tampak Belakang Gedung
Rehabilitasi Sosial
(Sumber : Data Penulis, 2021)
11
Gambar 10. Tampak Depan, Perspektif, & Tampak Belakang Gedung
Perawatan Medis
(Sumber : Data Penulis, 2021)
12
Gambar 11. Tampak Depan, Perspektif, & Tampak Belakang Gedung
Asrama
(Sumber : Data Penulis, 2021)
e. Hasil Konsep Interior
Gambar 12. Interior Kamar Tidur
(Sumber : Data Penulis, 2021)
13
Gambar 13. Interior Ruang Terapi Psikologi Sosial
(Sumber : Data Penulis, 2021)
Gambar 14. Interior Ruang Pemeriksaan Interna
(Sumber : Data Penulis, 2021)
14
Gambar 15. Interior Ruang Pemeriksaan Psikologis
(Sumber : Data Penulis, 2021)
4. PENUTUP
Perencanaan dan perancangan desain Balai Rehabilitasi Pecandu Narkotika
Psikososial di Kota Solo diharapkan dapat menjadi sebuah wadah dengan konsep
lingkungan terapi yang bisa memberikan pelayanan secara maksimal agar dapat
membantu serta mempercepat proses pemulihan para korban ketergantungan
narkotika supaya dapat terbebas dari kecanduan obat-obatan terlarang dan dapat
kembali beraktivitas serta bersosialisasi dengan normal dan positif.
DAFTAR PUSTAKA
Angrayni, L. & Yusliati. 2018. Efektivitas Rehabilitasi Pecandu Narkotika Serta
Pengaruhnya Terhadap Tingkat Kejahatan di Indonesia. Ponorogo :
Uwais Inspirasi Indonesia
Badan Narkotika Nasional. 2020. Pusat Penelitian, Data, dan Informasi Badan
Narkotika Nasional (Puslidatin BNN). Jakarta : Badan Narkotika Nasional
Badan Standardisasi Nasional. 2020. Standardisasi Layanan Pada Lembaga
Rehabilitasi Milik Masyarakat. Jakarta : Badan Standardisasi Nasional
15
BPS Kota Surakarta. 2020. Kota Surakarta Dalam Angka. Surakarta : BPS Kota
Surakarta
Hawari, Dadang. 2000. Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAPZA. Jakarta :
FK UI
Kertati, Indra. 2020. Dekonstruksi dan Patologi Sosial : Studi Kasus Pada
Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkoba (P4GN) di Solo Raya.
http://jurnal.untagsmg.ac.id/index.php/mia/article/view/1455/1166
(diakses tanggal 19 Februari 2021)
Khamim, Adi Nur, Ramadhanty, D. N., Ruby, Rayi, Ekomadyo, A. S., dan
Adriyani, N. A. 2018. Pengaruh Ruang Arsitektur Terhadap Rehabilitasi
Residen Dengan Pendekatan Terapi Komunitas di Kota Bandung.
http://ojs.uho.ac.id/index.php/snt2bkl/article/download/5250/3912
(diakses tanggal 19 Februari 2021)