bab ivcara lain2

Upload: danny

Post on 06-Mar-2016

228 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

asdasafaf

TRANSCRIPT

BAB IVPEMBAHASAN

4.1 Data Perencanaan Fungsi bangunan: Sekolah 4 lantai Mutu beton (fc): 22,5 Mpa Mutu baja (fy): 320 Mpa Tinggi lantai 2: 350 cm Tebal pelat lantai : 100 mm Beban oleh pelat lantai Beban mati: 400 kg/m2 Beban hidup: 250 kg/m

4.1.1 Menghitung beban yang bekerja

Portal yang ditinjau

Beban mati yang bekerja pada pelat (DL)Berat sendiri pelat= 0,12 x 24 = 2,88 kN/m2Berat tegel keramik = 0,01 x 2200 = 22 kg/m2 = 0,22 kN/ m2Adukan spesi tebal 20 mm = 0,02 x 2200 = 44 kg/m2 = 0,44 kN/ m2Beban mati total= 3,54 kN/ m2

PembebananBeban mati pada pelat = 400 kg/m2Beban hidup = 250 kg/m2 = 2,5 kN/ m2

BEBAN MATI1. Panjang 5,79 m

R = (P1 + P2). 3,54= ((1/2. 1,75. 1,75) + (1,145.1,75)). 4= 14,14 kN

Momen maksimum akibat beban trapesiumM1/2L= ( R x L ) ( P1 x 1,728) ( P2 x 0,5725 ) = (14,14 x 2,895) (6,125 x 1,728) ( 8,015 x 0,5725)= 25,7667 kNm

Momen maksimum qeki l2 = qeki 5,792 qeki = 9,223 kNm

R = (P1 + P2). 4= ((1/2. 0,515. 0,515) + (2,38.0,515)).4= 5,4332 kN

Momen maksimum akibat beban trapesiumM1/2L= ( 5,4432 x L ) ( P1 x 2,5517 ) ( P2 x 1,19 ) = (5,4432 x 2,895) (0,5304 x 2,5517) (4,9028 x 1,19)= 8,5703 kNm

Momen maksimum qeki l2 = qeki 5,792 qeki = 3,0452 kNm

2. Panjang 5,71 m

R = (P1 + P2).4= ((1/2. 1,75. 1,75) + (1,105.1,75)).4= 13,86 kN

Momen maksimum akibat beban trapesiumM1/2L= ( R x L ) ( P1 x 1,688) ( P2 x 0,5525 ) = (13,86 x 2,855) (6,125 x 1,688) ( 7,735 x 0,5525)= 24,9577 kNmMomen maksimum qeki l2 = qeki 5,712 qeki = 9,1857 kNm

R = (P1 + P2).4= ((1/2. 0,515. 0,515) + (2,34.0,515)).4= 5,3059 kN

Momen maksimum akibat beban trapesiumM1/2L= ( R x L ) ( P1 x 2,5117 ) ( P2 x 1,17 ) = (5,3509 x 2,855) (0,5304 x 2,5117 ) ( 4,8204 x 1,17)= 8,3047 kNmMomen maksimum qeki l2 = qeki 5,712 qeki = 3,056 kNm

3. Panjang 5,72 m

R = (P1 + P2).4= ((1/2. 1,75. 1,75) + (1,11.1,75)). 4= 13,895 m2

Momen maksimum akibat beban trapesiumM1/2L= ( R x L ) ( P1 x 1,688) ( P2 x 0,555 ) = (13,895 x 2,86) (6,125 x 1,693) (7,77 x 0,555)= 25,0577 kNm

Momen maksimum qeki l2 = qeki 5,722 qeki = 9,1903 kNm

R = (P1 + P2).4= ((1/2. 0,515. 0,515) + (2,3328.0,515)).4= 5,336 m2

Momen maksimum akibat beban trapesiumM1/2L= ( R x L ) ( Q1 x 2,5044 ) ( Q2 x 1,16 ) = (5,336 x 2,86) (0,5304 x2,5044 ) (4,8056 x 1,16)= 8,3581 Nm

Momen maksimum qeki l2 8,3581 = qeki 5,722 qeki= 3,0655 kNm

BEBAN HIDUP1. Panjang 5,79 m

R = (P1 + P2). 3,54= ((1/2. 1,75. 1,75) + (1,145.1,75)). 2,5= 8,8375 kN

Momen maksimum akibat beban trapesiumM1/2L= ( R x L ) ( P1 x 1,728) ( P2 x 0,5725 ) = (8,8374 x 2,895) (3,8281 x 1,728) ( 5,009 x 0,5725)= 16,1016 kNm

Momen maksimum qeki l2 = qeki 5,792 qeki = 5,7636 kNm

2. Panjang 5,71 m

R = (P1 + P2). 2,5= ((1/2. 1,75. 1,75) + (1,105.1,75)). 2,5= 8,6625 kN

Momen maksimum akibat beban trapesiumM1/2L= ( R x L ) ( P1 x 1,688) ( P2 x 0,5525 ) = (8,6625 x 2,855) (3,8281 x 1,688) ( 4,8343 x 0,5525)= 15,5987 kNmMomen maksimum qeki l2 = qeki 5,712 qeki = 5,7411 kNm

3. Panjang 5,72 m

R = (P1 + P2).4= ((1/2. 1,75. 1,75) + (1,11.1,75)). 2,5= 8,6844 m2

Momen maksimum akibat beban trapesiumM1/2L= ( R x L ) ( P1 x 1,688) ( P2 x 0,555 ) = (8,6844 x 2,86) (3,8281 x 1,693) (4,8343 x 0,555)= 15,6734 kNm

Momen maksimum qeki l2 = qeki 5,722 qeki = 5,7845 kNm

Beban merata lantai 1, 2 dan 3a. Balok 20/50Beban mati Beban mati 1= 9,223 kN/m Beban mati 2= 3,0452 kN/m Beban balok= 0,2 ( 0,5 0,1) x 2,400= 0,192 kN/m Beban dinding= 2,50 x 3,5 = 8,75 kN/m= 21,21 kg/mBeban hidup Beban hidup 1= 5,7636 kN/m

b. Balok 20/50Beban mati Beban mati 1= 9,1587 kN/m Beban mati 2= 3,056kN/m Beban balok= 0,2 ( 0,5 0,1) x 2,4= 0,192 kN/m Beban dinding= 2,50 x 3,5 = 8,75 kN/m= 21,1567 kN/mBeban hidup Beban hidup 1= 5,7411 kN/m

c. Balok 20/50Beban mati Beban mati 1= 354 x 2,2976= 9,1903 kN/m Beban mati 2= 354 x 0,7664= 3,0655 kN/m Beban balok= 0,2 ( 0,5 0,12) x 2,4= 0,192 kN/m Beban dinding= 2,50 x 3,5 = 8,75 kN/m= 21,1978 kN/mBeban hidup Beban hidup 1= 5,7485 kN/m

Analisa struktur menggunakan SAP 2000 v 11

Gambar 4.1 penomoran

Gambar 4.2 Pembebanan (mati)

Gambar 4.3 Pembebanan (hidup)

Gambar 4.4 Bidang normal

Gambar 4.5 Diagram gaya lintang

Gambar 4.6 Diagram moment

Detail kebutuhan tulangan:Balok nomor 21 (20/50)

Gambar 4.7 Detail kebutuhan tulangan balok

Diameter tulangan lentur= 16 mmDiameter tulangan sengkang = 8 mmMutu beton = 320 MPaSelimut beton= 40 mmds = 40 + 8 + 16 = 56 mmd = 500 56 = 444 mm

Tulangan tumpuan atas yang digunakan (n)As = 1057,477As1 = 0,2 x 3,14 x 162 = 160,768n =

= = 6,57Jadi tulangan yang digunakan, 7D16

Tulangan tumpuan bawah yang digunakan (n)As = 908,180As1 = 0,2 x 3,14 x 162 = 160,768n =

= = 5,64Jadi tulangan yang digunakan, 6D16

Tulangan lapangan atas yang digunakan (n)As = 581,965As1 = 0,2 x 3,14 x 162 = 160,768n =

= = 3,6Jadi tulangan yang digunakan, 4D16

Tulangan lapangan bawah yang digunakan (n)As = 732,770As1 = 0,2 x 3,14 x 162 = 160,768n =

= = 4,5579Jadi tulangan yang digunakan, 5D16

Detai kebutuhan tulangan Kolom 30/60

Gambar 4.8 Detail kebutuhan tulangan kolom

Tulangan yang digunakan (n)As = 3803,639As1 = 0,3 x 3,14 x 192 = 340,062n =

= = 11,185Jadi tulangan yang digunakan, 12D19

4.2 PEMBAHASAN4.2.1 Pekerjaan penulangan4.2.1.1 Pekerjaan pemotonganMenurut Astanto (2001:67), pemotongan baja harus sesuai dengan panjang tulangan yang telah tercantum dalam gambar dan harus diketahui luar penampang sebenarnya sebelum dipotong. Ada beberapa cara pemotongan tulangan, yaitu: (1) Pemotongan dengan gunting baja besar tangan pemotongan dengan gunting tangan baja untuk baja diameter kecil; (2) Pemotongan dengan mesin gunting yang digerakkan tangan, Pemotongan dengan gunting mesin untuk baja berdiameter lebih besar; (3) Pemotongan dengan gunting mesin yang digerakkan dengan tangan, pemotongan dengan alat ini sangat ekonomis, maka sangat baik untuk pemotongan baja beton dalam jumlah yang sangat besar; (4) Pemotongan dengan gergaji jika alat yang dimiliki terbatas dan pengerjaannya sangat sedikit.Pada proyek Pembangunan Sekolah Dasar Budi Mulya Bangsa ini pemotongan dilakukan dengan menggunakan gunting pemotong utuk besi berukuran diameter kecil. Sebelum dipotong, besi diukur sesuai dengan ukuran kemudian setiap batang besi ditandai dengan menggunakan kapur atau bata merah. Namun, untuk batang besi yang berdiameter cukup besar dilakukan dengan gunting pemotong dan terkadang hanya digergaji sebagian dan kemudian dibengkokkan dengan menggunakan papan pembengkok dan kunci pembengkok.Pemotongan umumnya dilakukan batang perbatang, batang yang telah dipotong diangkat dan disimpan dilokasi penyimpanan sementara . Dan batang-batang yang sepadan di kelompokkan sesuai dengan ukuran dan kebutuhan.

4.2.1.2 Pekerjaan Pembengkokkan, Pengkaitan dan PerangkaianSetelah pekerjaan pemotongan kemudian dilakukan pembengkokan tulangan, pembengkokan dilakukan diatas meja pembengkok yang dibuat sendiri dari balok- balok kayu yang disusun sedemikian rupa dan terdapat terdapat pelat pelat berupa sebuah pelat pembengkok dengan dua pasak . Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sagel dkk, (1997:114) di atas meja terdapat plat pembengkok dengan dua pasak besi kecil yang dipaku atau diskrup. Alat yang digunakan untuk pembengkokan adalah kunci pembengkok dengan berbagai ukuran. Tulangan diletakkan diantara pasak pasak kemudian dibengkokkan sesuai dengan ukuran yang sudah ditandai menggunakan kapur maupun bata merah.Menurut Gideon (1994:116), dalam pengikatan baja/besi tulangan ada 3 tipe pengikatan yaitu: (1) pengikatan silang: yaitu digunakan untuk menghubungkan batang-batang bersilangan; (2) pengikatan sadel: yaitu digunakan untuk menghubungkan sengkang-sengkang dengan empat batang tulangan sudut dari kolom dan balok-balok pada titik persilangan; (3) pengikatan rangkap: yaitu digunakan untuk sambungan ekstra kuat. Tipe pengikatan dapat dilihat pada gambar 4.10

Gambar 4.10 Tipe pengikatan (Sumber: Sagel dkk, 1997:117)

Dalam prakteknya dilapangan, perangkaian tulangan untuk balok dilakukan dengan menggunakan 2 cara yaitu diatas bekisting dan diluar bekisting. Sebagian besar perakitan dilakukan diluar bekisting yaitu untuk balok yang berukuran sedang dan kecil. Dan untuk balok yang berukuran besar dan panjang perakitan dilakukan di atas bekisting. Perangkaian tulangan balok dapat dilakukan dengan beberapa cara, dapat dilihat pada Gambar 4.11

Gambar 4.11 Cara perangkaian tulangan balok (Sumber: Sagel dkk, 1997:117)

4.2.1.3 Pemasangan Beton DeckingPemasangan beton deking (penahan jarak) adalah salah satu alat pembantu agar penutup beton dapat memenuhi persyaratan sesuai dengan tebal penutup beton yang direncanakan.Dalam pemasangan beton decking dalam proyek ini menggunakan beton decking yang terbuat dari campuran semen dan pasir. Beton decking berupa blok beton yang berbentuk persegi yang diberi kawat pengikat pada bagian tengahnya dengan tebal sekitar 2-3 cm. Pemasangan pada kolom diletakkan pada jarak setiap 1 meter.Kusuma (1993:106) menjelaskan bentuk dari penahan jarak dapat berupa balok beton kecil dengan atau tanpa kawat. Penggunaan sepotong baja beton sebagai penahan jarak tidak diizinkan karena dapat menimbulkan noda noda karat pada permukaan beton.

4.2.1.4 Pekerjaan BekistingPerancah berfungsi untuk menahan papan bekisting, besi tulangan, bahan material beton, dan pekerja. Pada proyek SD Budi Mulya Bangsa perancah yang digunakan adalah bambu dan kayu meranti. Ini sesuai dengan pendapat F. Wigbout Ing (1997:81), yang menyebutkan bahwa syarat sebuah perancah adalah mempunyai bobot yang ringan tetapi harus mampu memindahkan beban-beban yang relatif berat.Setelah perancah siap, dilanjutkan dengan pembuatan bekisting. Alat sambung yang digunakan dalam pembuatan bekisting pada proyek ini berupa paku dengan menggunakan beberapa macam sambungan dan pengganjal. Sebelum didirikan bekisting khususnya pada kolom, dipasang pengganjal dengan menggunakan kayu meranti berbentuk persegi sesuai dengan dimensi kolom.Hal ini sesuai dengan teori F. Wigbout Ing. (1997:54-63) alat sambung yang biasanya digunakan untuk bekisting adalah paku, sekrup, dan baut ulir kayu, baut dan plat ikatan (pengganjal) dan berbagai macam sambungan kayu pada kayu.Selanjutnya pemasangan bekisting kolom di lapangan dilakukan dengan cara: (1) Mengukur as kolom dengan menggunakan unting-unting, (2) Memberikan pengganjal (baji) di bagian bawah skur. (3) Merangkai papan acuan yang berada ditengah-tengah sesuai dengan dimensi kolom. Pembuatan awal dilakukan hanya 3 sisi yang kemudian sisi selanjutnya (sebagai penutup) dilakukan saat akan dipasang balok penyokong. (4) Pemasangan pengaku. (5) Memasang klam (sabuk acuan), (6) Memberikan balok penyokong (skur miring pada bekisting.Menurut Wulfram (2006:146-150) pemasangan bekisting kolom ada beberapa tahap sebagai berikut; (1) Penetapan posisi kolom dengan alat ukur, (2) pembuatan sepatu kolom sesuai dengan ukuran kolom yang direncanakan dengan menarik benang yang dibasahi dengan cat dan kemudian ditarik dari ujung-ujung kolom. Dilakukan pengontrolan kelurusan atas posisi kolom-kolom lain, (3) pemasangan sepatu kolom, (4) Memasang dan melengkapi tulangan kolom, termasuk memasang beton decking pada posisi luar tulangan, (5) pasang panel cetakan yang dilapisi minyak. Pasang penutup pada bagian sudut peremuan panel untuk mengantisipasi terjadinya kebocoran, (6) pasang klem kolom sesuai dengan rencana, (7) stel posisi cetakan agar vertikal dan ditompang kuat ( sebaiknya digunakan theodolit), (8) bersihkan kotoran maupun sisa-sisa potongan kawat, kayu, atau lainya yang ada dalam cetakan (melalui cleanout hole), (9) cor beton sampai ketinggian yang direncanakan ( 2,5 cm diatas elevasi dasar balok), (10) setelah beton cukup umur maka cetakan dilepas.

4.2.1.5 PengecoranPada proses pengecoran kolom dilakukan dengan menggunakan mesin molen. Proses pengadukan campuran material berlangsung antara 4-5 menit. Pengadukan dengan mesin didahului dengan memasukkan pasir dan semen portland kemudian diaduk, dimasukkan kerikil dan air. Setelah itu baru dituangkan dalam tempat penampungan untuk diangkut.Pengadukan adonan beton menggunakan mesin biasanya untuk pekerjaanpekerjaan yang mengunakan jumlah beton dalam jumlah yang banyak. Dalam hal ini pengadukan dengan mesin akan lebih memuaskan karena dapat menghasilkan adukan beton yang lebih baik / homogen dan menghasilkan adukan beton yang lebih merata.Pengadukan dengan mesin ada beberapa jenis, secara umum dapat dibedakan menjadi : mesin pengaduk yang memiliki tempat pencampuran yang berputar dan mesin pengadukan yang memiliki tempat pencampur tetap yang dilengkapi dengan pengadukan untuk mencampur bahan. Tempat pencampuran dengan pencampuran (pengadukan) berbentuk bintang merupakan alat yang paling efisien dalam segi keseragaman beton yang dihasilkan.Untuk proses pengecoran balok yang dilakukan bersamaan dengan pengecoran pelat, dilakukan dengan menggunakan beton ready mix serta dibantu concrete pump. Saat proses pengecoran dilakukan, diadakan uji slump. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui viskositas campuran apakah sudah sesuai dengan mixed design atau belum. Slump diperiksa memakai Corong-Kerucut Abrams yang diisi dengan 3 lapis, tiap lapis ditusuk-tusuk dengan tongkat baja (Sagel dkk, 1997:160). Selanjutnya corong diangkat tegak lurus. Kemudian dilakukan pengukuran dengan membalikkan corong dan dilakukan pengukuran dari atas. Corong-kerucut Abrams dapat dilihat pada Gambar 4.12

Gambar 4.12 Corong-kerucut Abrams(Sumber: Sagel dkk, 1997:160)Untuk proses pemadatan pada saat pengecoran kolom dilakukan dengan menggunakan bilah bambu. Ini sesuai dengan pendapat Triono (2001:80) menyebutkan ada dua macam pemadatan dengan tangan dan mesin. Pemadatan jenis kedua (mesin) memerlukan mesin penggetar yang dirancang sesuai dengan tujuan penggunaan dan beton bertulang yang dibuat.Pemadatan dengan tangan dilakukan dengan cara menusuk nusuk beton dengan sepotong kayu atau bambu. Begitu adukan dituangkan dalam cetakan segera ditusuktusuk dengan tongkat. Sebaiknya tebal beton yang ditusuk tidak lebih dari 15 cm dan penusukan dengan tongkat dilakukan terus sampai tampak suatu lapisan mortar di atas permukaan beton yang dipadatkan. Penusukan dihentikan jika bagian atas beton sudah tampak airnya.

4.2.1.6 Pembongkaran BekistingPembongkaran bekisting harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan pada beton dan kayu cetakan sehingga bisa digunakan untuk pekerjaan selanjutnya. Proses pembongkaran bekisting menggunakan linggis dan catut. Menurut Kusuma (1993:89) pada pembongkaran bekisting sebaiknya permulaan pembongkaran bekisting dimulai dari bagian bekisting yang tidak mendukung seperti bidang sisi dari balok. Tergantung dari jenis semen yang dipakai, pembongkaran dari bidang sisi dapat dimulai tiga hari setelah pengecoran. Untuk pembongkaran bekisting balok dan pelat dilakukan setelah umur beton mencapai 2 minggu. Dan untuk pembongkaran bekisting kolom dilakukan 2 hari setelah pengecoran.

4.2.1.7PerawatanDalam proses perawatan beton setelah pengecoran dilakukan dengan membasahi permukaan menggunakan air dengan menggunakan selang. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Murdock (1999:229) yang menyatakan salah satu cara perawatan beton dengan menggenangi permukaannya dengan air secara terus menerus agar tetap basah dengan tujuan untuk menurunkan suhunya untuk mengurangi penguapan yang terjadi.Dalam proyek ini, untuk perawatan beton kolom tidak dilakukan dengan baik dan tidak memenuhi standar yang telah ditentukan. Perawatan kolom beton di lapangan yaitu dengan cara menyiram beton dengan air, itupun jarang dilakukan dengan teratur. Selain itu untuk perlindungan dalam pembuatan kolom, faktor cuaca juga harus diperhitungkan dalam perawatan beton. Kolom yang terkena udara terbuka pada saat hujan lebat juga harus diberi perlindungan.Namun untuk perawatan setelah pengecoran untuk pelat dan balok setelah satu hari dilakukan pengecoran dengan menyiraminya dengan menggunakan air. Ini sesuai dengan pendapat Triono (2001:95) menyebutkan 24 jam setelah pencetakan beton mengalami saatsaat terpenting bagi masamasa berikutnya. Penguapan maupun kekedapan air pada masa- masa tersebut akan berpengaruh terhadap ketahanan beton terhadap pembekuan, maka diperlukan perawatan air dalam waktu panjang untuk memperbaiki mutu beton dan makin kedap air. Perawatan dengan membasahi merupakan perawatan yang terbaik58