bab iidong

16
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angguan pendengaran akibat bising ( noise induced hearing loss / NIHL) adalah tuli akibat terpapar oleh bising yang cukup keras dalam jangka waktu yang cukup lama dan biasanya diakibatkan oleh bising lingkungan kerja. Tuli akibat bising merupakan jenis ketulian sensorineural yang paling sering dijumpai setelah presbikusis. Secara umum bising adalah bunyi yang tidak diinginkan. Bising yang intensitasnya 85 desibel ( dB ) atau lebih dapat menyebabkan kerusakan reseptor pendengaran Corti pada telinga dalam. Sifat ketuliannya adalah tuli saraf koklea dan biasanya terjadi pada kedua telinga. Banyak hal yang mempermudah seseorang menjadi tuli akibat terpapar bising antara lain intensitas bising yang lebih tinggi, berfrekwensi tinggi, lebih lama terpapar bising, kepekaan individu dan faktor lain yang dapat menimbulkan ketulian. Bising industri sudah lama merupakan masalah yang sampai sekarang belum bisa ditanggulangi secara baik sehingga dapat menjadi ancaman serius bagi pendengaran para pekerja, karena dapat menyebabkan kehilangan pendengaran yang sifatnya permanen. Sedangkan bagi pihak industri, bising dapat menyebabkan kerugian ekonomi karena biaya ganti rugi. 1

Upload: ferinable

Post on 28-Dec-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kesehatan Indera Pengecap: 3 Jenis Gangguan Rasa pada LidahAmazine.co | Online Popular Knowledgelidah sehatBaca juga Tips Kesehatan Lidah: 10 Penyebab Rasa Logam pada Mulut Apa itu Dysgeusia? Penyebab & Gejala Dysgeusia 7 Tips Mengatasi Perubahan Rasa pada Lidah Akibat KemoterapiCukup banyak orang yang mengalami gangguan indera perasa (pengecap).Gangguan ini menyebabkan seseorang tidak bisa sepenuhnya menikmati makanan atau minuman yang masuk ke mulut.Gangguan rasa bisa bersifat sebagian atau total. Gangguan sebagian berarti seseorang mengalami kesulitan untuk mengecap rasa tertentu.Sedangkan gangguan total membuat penderitanya tidak bisa merasakan makanan atau minuman sama sekali.Gangguan indera pengecap umumnya berkaitan dengan gangguan penciuman. Hal ini karena kedua indera tersebut saling berhubungan.Jenis Gangguan RasaAda tiga jenis gangguan rasa, dengan gejala yang juga berbeda satu sama lain.1. AgeusiaIni adalah kondisi langka dimana seseorang sama sekali tidak dapat mengecap rasa makanan.2. HypogeusiaGangguan yang menyebabkan penderitanya kurang atau tidak mampu mengecap jenis rasa tertentu seperti rasa manis, asam, pedas, pahit, atau gurih.3. DysgeusiaMulut yang selalu terasa tengik, asin, atau berasa logam mencirikan kondisi ini. Dalam beberapa kasus, dysgeusia disertai dengan sensasi terbakar di dalam mulut.Semua kondisi tersebut umumnya akan semakin parah seiring dengan pertambahan usia. Semakin lanjut usia seseorang, maka jumlah kuncup pengecap dalam lidah juga akan semakin berkurang.Penyebab Gangguan RasaGangguan rasa bisa disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan atau telinga; menjalani radiasi atau kemoterapi sebagai metode pengobatan; operasi hidung, tenggorokan, atau telinga; cedera kepala; serta kurangnya kebersihan mulut.Dalam beberapa kasus, seseorang mungkin mengalami gangguan rasa sementara akibat mengkonsumsi obat atau antibiotik.Terlalu lama terpapar pada bahan kimia kuat seperti insektisida juga dapat menyebabkan gangguan ini.Diagnosa dan PengobatanGangguan rasa harus ditangani oleh dokter THT. Gangguan yang bersifat sementara lazimnya bisa diatasi dengan mengkonsumsi obat-obatan tertentu.Dalam beberapa kasus, gangguan rasa mungkin bersifat permanen. Dalam kondisi ini, pengobatan hanya bisa berperan sampai taraf tertentu, tanpa bisa mengembalikan kondisi seperti sediakala.Meskipun seorang pasien tidak dapat mengecap rasa seperti manis atau gurih, jangan terus menambahkan gula atau garam sampai lidah bisa mengecapnya.Hal ini justru akan berbahaya dalam jangka panjang di mana pasien berpotensi mengalami masalah lain seperti diabetes atau tekanan darah tinggi.Hilangnya rasa tidak boleh dianggap enteng dan harus segera dikonsultasikan dengan dokter.[]Kesehatan Indera Pengecap: 3 Jenis Gangguan Rasa pada LidahAmazine.co | Online Popular Knowledgelidah sehatBaca juga Tips Kesehatan Lidah: 10 Penyebab Rasa Logam pada Mulut Apa itu Dysgeusia? Penyebab & Gejala Dysgeusia 7 Tips Mengatasi Perubahan Rasa pada Lidah Akibat KemoterapiCukup banyak orang yang mengalami gangguan indera perasa (pengecap).Gangguan ini menyebabkan seseorang tidak bisa sepenuhnya menikmati makanan atau minuman yang masuk ke mulut.Gangguan rasa bisa bersifat sebagian atau total. Gangguan sebagian berarti seseorang mengalami kesulitan untuk mengecap rasa tertentu.Sedangkan gangguan total membuat penderitanya tidak bisa merasakan makanan atau minuman sama sekali.Gangguan indera pengecap umumnya berkaitan dengan gangguan penciuman. Hal ini karena kedua indera tersebut saling berhubungan.Jenis Gangguan RasaAda tiga jenis gangguan rasa, dengan gejala yang juga berbeda satu sama lain.1. AgeusiaIni adalah kondisi langka dimana seseorang sama sekali tidak dapat mengecap rasa makanan.2. HypogeusiaGangguan yang menyebabkan penderitanya kurang atau tidak mampu mengecap

TRANSCRIPT

Page 1: Bab Iidong

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angguan pendengaran akibat bising ( noise induced hearing loss / NIHL) adalah tuli

akibat terpapar oleh bising yang cukup keras dalam jangka waktu yang cukup lama dan

biasanya diakibatkan oleh bising lingkungan kerja. Tuli akibat bising merupakan jenis

ketulian sensorineural yang paling sering dijumpai setelah presbikusis.

Secara umum bising adalah bunyi yang tidak diinginkan. Bising yang intensitasnya

85 desibel ( dB ) atau lebih dapat menyebabkan kerusakan reseptor pendengaran Corti pada

telinga dalam. Sifat ketuliannya adalah tuli saraf koklea dan biasanya terjadi pada kedua

telinga.

Banyak hal yang mempermudah seseorang menjadi tuli akibat terpapar bising antara

lain intensitas bising yang lebih tinggi, berfrekwensi tinggi, lebih lama terpapar bising,

kepekaan individu dan faktor lain yang dapat menimbulkan ketulian.

Bising industri sudah lama merupakan masalah yang sampai sekarang belum bisa

ditanggulangi secara baik sehingga dapat menjadi ancaman serius bagi pendengaran para

pekerja, karena dapat menyebabkan kehilangan pendengaran yang sifatnya permanen.

Sedangkan bagi pihak industri, bising dapat menyebabkan kerugian ekonomi karena biaya

ganti rugi.

Oleh karena itu untuk mencegahnya diperlukan pengawasan terhadap pabrik dan

pemeriksaan terhadap pendengaran para pekerja secara berkala

B. Tujuan

1. Mengetahui dan memahami definisi tuli akibat bising.

2. Mengetahui dan memahami etiologi tuli akibat bising.

3. Mengetahui dan memahami manifestasi klinis tuli akibat bising.

4. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan tuli akibat bising.

5. Mengetahui dan memahami pemeriksaan diagnostik akibat bising.

1

Page 2: Bab Iidong

C. Manfaat

Dalam proses belajar mengajar, Role playing merupakan salah satu metode belajar

komunikatif yang berorientasi pada pembelajar.

2

Page 3: Bab Iidong

BAB II

ISI

A. Skenario

Nada-nada indah…..

Seorang pria berumur 25 tahun datang ke RS bakti husada dengan eluhan sulit

mendengar sejak 1 bulan ini setelah di lakukan pengkajian pasien memilikikebiasan suka

mendengarkan music terlalu keras. Sehingga mengakibatkan kerusakan pada indra

pendengaranya. Saat ini pasien mendapatkan asuhan keperawatan dan pengobatan untuk

mengatasi keluhannya.

B. Daftar pemain

1. Anas Ikhwani : 12031003

2. Dola ulti sari : 12031009

3. Ega Nurfadila : 12031012

4. Tri Ardhani Mandela : 12031044

5. Wulan khairini : 12031053

6. Ferina oetami muslim : 12031018

7. Vivi Anggriani : 12031047

8. Inayati Ulfa : 12031021

9. Wella Heriyanti : 12031050

10. Esti lestari : 12031015

11. Arde Sadri N. : 12031006

C. Rencana kegiatan

N

o

Kegiatan Waktu

1 Orientasi:

Narrator membacakan

scenario(sesuai dengan judul

yang telah diambil), dean

mengenalkan para pemain

5 menit

3

Page 4: Bab Iidong

dalam role play.

2 Tahap kerja:

Setiap pemain berperan sesuai

dengan yan telah dibacakan

dan sesuai dengan scenario

yang telah diterapkan.

20-30 menit

3 Tahap terminasi:

Narrator menutup kegiatan

role play dan menyampaikan

kesimpulan.

5menit

D. Dialog

(di rumah ‘ anas main HP sambil dengerin music )

Esti : nas, sarapan lagi nak (memngil terus 3X). karena anas tak juga menjawa esty

mendatangi anas dan memukul bahunya.

Anas : ehhh, ia ma

Esti : kamu sarapan lagi kan nanti kuliah ngk sempat sarapan. Kamu mama pangil gk

nyaut juga. telinga tu jangan di tutup handfree trus. Pekak nanti.

Anas : ha ia anas kuliah pagi ma

Esty : hemmm ia sarapan nak.

Anas : ia kayak biasa ma bawa motor kuliah.

Esty : mama bilang kmu sarapan lagi, kok gk nyambung kamu nas. (mama anas pun

benggong melihat jawaban anak nya yang mulai gk nyambung).

(di kampus di kelas 1D)

mAndela : nas nnati main futsal yok???

Anas : bawa motor brow, kaya biasaa lu pakai nanya.

Mandela : futsal brow , lu apa coba jawabnya ?

Anas : hemmm kayak biasa lah brow (tapuk miring juga lu) motor merah gue

apa lagi.

Mandela : tau lah nas, males gue .. lu becanda mulu. Lu ikut ngk main futsal ?

4

Page 5: Bab Iidong

Anas : eh nanti main futsal yok.. kelas sore kan kosong ?

Mandela : ia, pekak nanti maen futsal dari tadi gue bilang itu !!! hendeh …

Wella : nas, nas lu becanda mulu ya…

Mandela : becandanyya jelek…

(Dosen masuk )

Vivi : asalamualaikum, selamat pagi ?

Mahasisawa : pagi bu,

Vivi : kita mulai kuliah pakar nya…

(dosen pun menerangkan materi pelajaran hingga usai )

Vivi : anas ada pertanyan ?

“ Anas masih melamun “

Vivi : anas ada pertanyaan ?(3x)

Wella : suttt…suttt nas lue di Tanya ibu tu…

“ anas masih melamun “

Wella : woiii nas lu ditanya ibu tu (nepuk bahu)

Anas : (kaget) ia apa ?

Vivi : anas ada pertanyaan ? ibu lihat kamu melamun saja. Dari tadi kamu

melamun.

Anas : hanya tersenyum karna tidak tau apa yang dosen nya ucapkan.

(pulang kampus anas menemui caca sahabat kecil nya yang terlahir sbg tuna wicara )

Anas : ca, aku rasa ada yang aneh dengan pendengaran ku

Ega : kenapa ? (isarat )

Anas : belakngan pendengaran terganggu ca ?

Ega : apa kamu sakit ? (isarat )

Anas : ngak ca, mukin karnaku kecapean ?

Ega : nanti malam kita nonton konser ya ? (ca ingin mengetahui pendengaran

shbtnya separah apa? (isarat )

Anas : oke cha,

5

Page 6: Bab Iidong

(mereka pergi melihat konser anas sulit untuk mendengarkan lagu)

Ega : kenapa ? (isarat )

Anas : terdiaam , tidak ca … (anas memengang telinga)

Ega : apa kamu dapat mendengar? (isarat )

Anas : tidak , (anas mengelengakn kepala).

“Anas mencerita apa yang ia rasakan kepada mama papa nya, dan orang tua nya

membawa ke RS dan dokter mengatakan anas harus di operasi implan koklea, operasi

pencakokan di singapur .

Anas : ca, aku akan pergi !

Ega : kemana ? (isarat )

Anas : aku harus di operasi implan koklea,di singapur.. kalau operasi ini tidak

berhasil aku takut aku akan tuli seumur hidup

Ega : kamu pasti sembuh! Kamu jangan takut , tuhan menyangii mu. (isarat )

Anas : ia aku pasti sembuh.

Anas dan keluarga pun pergi ke singapur dan mendapat kan perawatan di sana. Setelah

pencakokan koklea berhasil anas kembali ke Indonesia.

(di peran kan dokter dan perawat ).

6

Page 7: Bab Iidong

BAB III

PEMBAHASAN

A. Definisi

Gangguan pendengaran akibat bising adalah gangguan pendengaran yang disebabkan

akibat terpajan oleh bising yang cukup keras dalam jangka waktu yang cukup lama dan

biasanya diakibatkan oleh bising lingkungan kerja.

Gangguan pendengaran akibat bising bersifat sebagai tuli sensorineural koklea dan

umumnya terjadi pada kedua telinga. Bising adalah bunyi yang tidak diinginkan. Secara

audiologik bising adalah campuran bunyi nada murni dengan berbagai frekuensi. Bising

dengan intensitas berlebih dapat merusak organ-organ pendengaran.

B. Etiologi

Banyak hal yang mempermudah seseorang menjadi tuli akibat terpajan bising, antara

lain menjadi tuli akibat terpajan bising, antara lain intensitas bising yang lebih tinggi,

berfrekuensi tinggi, lebih lama terpapar bising, mendapat pengobatan yang bersifat racun

terhadap telinga (obat ototoksik) seperti streptomisin, kanamisin, garamisin (golongan

aminoglikosida), kina, asetosal, dan lain-lain.

C. Manifestasi Klinis

Kurang pendengaran disertai tinitus (berdenging di telinga) atau tidak. Pada keadaan

berat dapat disertai keluhan sukar menagkap percakapan dengan kekerasan biasa dan bila

sudah lebih berat percakapan yang keras pun susah dimengerti.

Secara klinis pajanan bising pada organ pendengaran dapat menimbulkan reaksi

adaptasi, peningkatan ambang dengar sementara (temporary treshold shift) dan peningkatan

ambang dengar menetap ( permanent treshold shift).

7

Page 8: Bab Iidong

1. Reaksi adaptasi adalah respon kelelahan akibat rangsangan oleh bunyi dengan intensitas

70 dB SPL (sound pressure level) atau kurang. Keadaan ini merupakan fenomena

fisiologis pada saraf telinga yang terpajan bising.

2. Ambang dengar sementara, merupakan keadaan terdapatnya peningkatan ambang dengar

akibat pajanan bising dengan intensitas yang cukup tinggi. Pemulihan dapat terjadi dalam

satuan hari.

3. Peningkatan ambang dengar menetap, merupakan keadaan dimana terjadi peningkatan

ambang dengar menetap akibat pajanan bising dengan intensitas sangat tinggi

berlangsung singkat (eksplosif) atau berlangsung lama yang menyebabkan kerusakan

pada berbagai struktur koklea, antara lain kerusakan organ corti, sel-sel rambut, stria

vaskularis dll.

Pengaruh bising pada pekerja, secara umum dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

1. Pengaruh auditorial berupa tuli akibat bising dan umumnya terjadi dalam lingkungan

kerja dengan tignkat kebisingan yang tinggi.

2. Pengaruh non auditorial dapat bermacam – macam misalny gangguan komunikasi,

gelisah, rasa tidak nyaman, gangguan tidur, peningkatan tekanan darah dan lain

sebagainya.

D. Pemeriksaan

Anamnesis pernah bekerja atau sedang bekerja di lingkungan bising dalam jangka

waktu yang cukup lama biasanya lima tahun atau lebih. Pada pemeriksaan otoskopik tidak

ditemukan kelainan. Pada pemeriksaan audiologi, tes penala didapatkan hasil tes rinne

positif, webber lateralisasi ke telinga pendengaran yang lebih baik dan schwabach

memendek. Kesan jenis ketulianya tuli sensorineural.

Pemeriksaan lain seperti pemeriksaan audiologi khusus yaitu tes SISI (short

increment sensitivity index), ABLB (alternate binaural loudness balance), audimetry

bekessy, audiometri tutur (speech audiometry), hasil menunjukkan ada fenomena rekrutmen

(recruitment) yang patognomonik untuk tuli sensorineural koklea.

8

Page 9: Bab Iidong

Rekrutmen adalah suatu fenomena pada tuli sensorineural koklea, dimana telinga

yang tuli menjadi lebih sensitif terhadap kenaikan intensitas bunyi yang kecil pada frekuensi

tertentu setelah terlampaui ambang dengarnya.

Orang yang menderita tuli sensorineural koklea sangat terganggu oleh bising latar

belakang (background noise), sehingga bila orang tersebut berkomunikasi di tempat yang

ramai akan mendapat kesulitan mendengar dan mengerti pembicaraan. Keadaan ini disebut

sebagai cocktail party deafness.

E. Penatalaksanaan

Sesuai dengan penyebab ketulian, penderita sebaiknya dipindahkan kerjanya dari

lingkungan bising. Bila tidak mungkin dipindahkan dapat dipergunakan alat pelindung

telinga terhadap bising, seperti sumbat telinga (earplug), tutup telinga (ear muff) dan

pelindung kepala (helmet).

Tuli akbat bising merupakan tuli sensorineural koklea yang bersifat menetap

(irreversibel), bila gangguan pendengaran sudah mengganggu komunikasi dapat dicoba

dengan pemasangan alat bantu dengar (ABD/Hearing Aid). Apabila dengan bantuan ABD

masih susah untuk berkomunikasi maka diperlukan psikoterapi agar dapat menerima

keadaanya. Latihan pendengaran (auditory training) agar dapat menggunakan sisa

pendengaran dengan ABD secara efisien dibantu dengan membaca ucapan bibir (lip reading),

mimik dan gerakan anggota badan serta bahasa isyarat untuk dapat berkomunikasi. Selain itu

oleh karena pasien mendengar suaranya sendiri sangat lemahl, rehabilitasi suara juga

diperlukan agar dapat mengendalikan volume, tinggi rendah dan irama percakapan.

Pada pasien yang telah mengalami tuli total bilateral dapat dipertimbangkan

pemasangan implan koklea.

9

Page 10: Bab Iidong

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Akhirnya diharapkan pada seluruh pihak yang terkait untuk bersama-sama

menanggulangi masalah kebisingan terutama dampaknya pada masyarakat umum dan

pekerja. Bagi mereka yang seringkali terpapar pada lingkungan kerja yang bising supaya

lebih mematuhi norma-norma kesehatan kerja terutama yang berhubungan dengan masalah

kebisingan. Hindari tempat-tempat dengan tingkat kebisingan tinggi dimanapun dan

kapanpun bila memungkinkan. Dengan demikian akan terhindar dari resiko bahaya ‘noise-

induced hearing loss’ atau gangguan kesehatan akibat terpapar kebisingan yang lain.

Demikian makalah ini disusun sebagai bahan pedoman dalam penatalaksanaan

kebisingan di tempat kerja dan upaya perlindungan pendengaran tenaga kerja, sehingga

tercipta masyarakat pekerja yang produktif dengan derajat kesehatan yang tinggi.

10

Page 11: Bab Iidong

DAFTAR PUSTAKA

Abdilah F. 2004 Penatalaksanaan Satu Kasus Tuli Mendadak Unilateral dengan Sindrom Anti

Phospholipid. Jakarta. Bagian THT FK-UI RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo.

Bashiruddin J, Soetirto I. Tuli mendadak. In: Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok

kepala dan leher. Ed 6. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007.

Ganong, W.F. 1995. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.

Istiqamah, Indriana. N. 2004. Asuhan Keperawatan KLien Gangguan Mata. Jakarta : EGC.

Long, Barbara C, 1996. Perawatan Medikal Bedah. Bandung : YIAPK Padjajaran.

Mansjoer, ASrif, dkk, 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.

Smletzer, Suzanne. C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner& Suddrath.

Jakarta : EGC

Soetirto, Indro. 2002. Telinga-hidung-tenggorokan-kepala leher. Jakarta: Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia.

Sulistya A Budi. 2002. Patofisiologi dan Penatalaksanaan Tuli Mendadak Pada Kasus

Hiperkoagulasi. Jakarta. Bagian THT FK-UI RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo.

11