bab ii tinjauan teori -...

Download BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-ratnamurni... · kompres hangat untuk mengurangi rasa sakit, masase payudara, ... Definisi

If you can't read please download the document

Upload: dangkiet

Post on 08-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 7

    BAB II

    TINJAUAN TEORI

    A. NIFAS

    1. Definisi

    Masa nifas adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat alat

    reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal, masa nifas

    berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Ambarwati, 2009).

    Nifas disebut juga post partum atau puerpurium adalah masa atau

    waktu sejak bayi lahir dan plasenta keluar sampai enam minggu disertai

    dengan pulihnya kembali organ-organ kandungan (Suherni, Widyasih &

    Rahmawati, 2008).

    Menurut (Sarwono, 2002) masa mulai setelah partus selesai dan

    berakhir setelah kira kira 6 minggu, akan tetapi seluruh alat genital baru

    pulih kembali sebelum ada kehamilan dalam waktu 3bulan.

    2. Tahapan Masa Nifas

    Menurut (Eni Retna Ambarwati, 2009) masa nifas dibagi dalam 3

    tahapan diantaranya adalah :

    a. Puerpurium dini

    Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan jalan.

    Dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40

    hari.

    Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer

    http://www.go2pdf.com

  • 8

    b. Puerpurium intermedial

    Adalah kepulihan menyeluruh alat alat genetalia yang lamanya 6

    sampai 8 minggu.

    c. Remote puerpurium

    Adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna

    terutama bila selama hamil atau waktu ke waktu persalinan

    mempunyai komplikasi, waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu

    minggu, bulanan dan tahunan.

    3. Perubahan Psikologi Pada Masa Nifas

    Menurut (Sitti Saleha) perubahan emosi psikologi masa nifas

    dibagi dalam beberapa fase :

    a. Fase Taking in

    Adalah Terjadi pada satu sampai dua hari setelah persalinan, ibu masih

    pasif dan sangat bergantung pada orang lain, fokus perhatian terhadap

    tubuhnya, ibu lebih mengingat pengalaman melahirkan dan persalinan

    yang dialami.

    b. Fase Taking hold

    Adalah periode yang berlangsung antara 3 sampai 10 hari setelah

    melahirkan, pada fase ini timbul rasa khawatir akan ketidak

    kemampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi, ibu

    mempunyai perasaan sangat sensitif sehingga mudah tersinggung dan

    gampang marah.

    Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer

    http://www.go2pdf.com

  • 9

    c. Fase Letting go

    Adalah periode menerima tanggung jawab akan peran barunya, fase ini

    berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan, ibu sudah mulai

    menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya, ibu mulai mengerti

    bahwa bayi butuh disusui sehingga siap terjaga untuk memenuhi

    kebutuhan bayinya.

    B. LAKTASI

    1. Pengertian laktasi

    Laktasi (menyusui) adalah suatu cara yang tidak ada duanya dalam

    memberikan makanan yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan

    bayi yang sehat serta mempunyai pengaruh yang biologis dan kejiwaan

    terhadap ibu dan bayinya. Zat-zat anti infeksi yang terkandung dalam ASI

    membantu melindungi bayi terhadap penyakit (Anggraini Y., 2010).

    2. Fisiologi Laktasi

    Menurut (Anggraini Y., 2010) pemberian ASI terdapat 2 refleks

    yang berperan sebagai pembentukan dan pengeluaran air susu,yaitu:

    a. Refleks prolaktin

    Setelah seoarang ibu melahirkan dan terlepasnya plasenta

    fungsi korpus luteum berkurang maka estrogen dan progestinnya

    berkurang. Dengan adanya hisapan bayi pada putting susu dan areola

    akan merangsang ujung-ujung saraf sensorik, rangsangan ini

    dilanjutkan ke hipotalamus akan menekan pengeluaran faktor-faktor

    Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer

    http://www.go2pdf.com

  • 10

    yang menghambat sekresi prolaktin namun sebaliknya. Hormon

    prolaktin yang akan merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk

    membuat susu.

    b. Refleks let down

    Bersamaan dengan pembentukan prolaktin rangsangan yang

    berasal dari hisapan bayi yang dilanjutakan ke hipofise anterior yang

    kemudian dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran darah, hormon ini

    diangkut menuju uterus yang dapat menimbulkan kontraksi pada

    uterus sehingga terjadinya proses involusi.

    Isapan bayi juga merangsang produksi hormon lain yang

    dinamakan oksitosin, yang membuat sel-sel otot di sekitar alveoli

    berkontraksi, sehingga air susu didorong menuju puting payudara.

    Jadi, semakin bayi menghisap, maka semakin banyak air susu yang

    dihasilkan (Dwi Sunar, 2005).

    3. Manfaat ASI

    Menurut (Anggraini Y., 2010) manfaat ASI sebagai berikut:

    a. ASI merupakan sumber makanan yang mengandung nutrisi yang

    lengkap untuk bayi.

    b. ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi yang mengandung zat

    antibody sehingga akan jarang sakit.

    c. ASI meningkatkan kekebalan tubuh.

    d. Menunjang perkembangan kepribadian, dan kecerdasan emosional.

    e. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan.

    Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer

    http://www.go2pdf.com

  • 11

    f. Dengan menyusui maka akan terjadi rasa sayang antara ibu dan bayi.

    g. Melindungi anak dari serangan elergi.

    C. MASALAH DALAM PEMBERIAN ASI

    Berikut ini beberapa masalah pada saat menyusui:

    a. Puting susu lecet

    Penyebabnya:

    1) Kesalahan dalam tehnik menyusui.

    2) Akibat dari pemakaian sabun, alkohol, krim, dll untuk mencuci putting

    susu.

    3) Rasa nyeri dapat timbul jika ibu menghentikan menyusui kurang hati-

    hati.

    b. Payudara bengkak

    Penyebabnya:

    Pembekakan ini terjadi karena ASI tidak disusukan secara adekuat,

    sehingga sisa ASI terkumpul pada duktus yang mengakibatkan terjadinya

    pembengkakan. Pembekakan ini terjadi pada hari ketiga dan keempat.

    c. Saluran susu tersumbat ( obstuvtive duct)

    Suatu keadaan dimana terdapat sumbatan pada duktus lakteferus, dengan

    penyebabnya adalah:

    1) Tekanan jari ibu pada waktu menyusui.

    2) Pemakaian BH yang terlalu ketat.

    Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer

    http://www.go2pdf.com

  • 12

    3) Komplikasi payudara bengkak, yaitu susu yang terkumpul tidak

    segera dikeluarkan sehingga menimbulkan sumbatan.

    D. BENDUNGAN ASI

    a. Pengertian

    Bendungan ASI (Engorgement) adalah penyempitan pada duktus

    laktiferus, sehingga sisa ASI terkumpul pada system duktus yang

    mengakibatkan terjadinya pembekakan (Sarwono, 2008).

    Bendungan ASI adalah pembendungan ASI karena penyempitan

    duktus laktiferus atau oleh kelenjar-kelenjar yang tidak d kosongkan

    dengan sempurna atau karena kelainan pada puting susu, payudara yang

    membengkak ini yang sering terjadi biasanya terjadi sesudah melahirkan

    pada hari ketiga atau ke empat (Bahiyatun, 2008).

    b. Gejala

    Gejala bendungan air susu adalah terjadinya pembengkakan

    payudara dan secara palpasi teraba keras, kadang terasa nyeri serta

    seringkali disertai peningkatan suhu badan ibu, tetapi tidak terdapat tanda-

    tanda kemerahan dan demam. (Sarwono, 2008).

    c. Penyebab

    1) Posisi mulut bayi dan puting ibu salah saat menyusui.

    2) Produksi ASI berlebihan.

    3) Terlambat menyusui.

    4) Pengeluaran ASI yang jarang.

    Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer

    http://www.go2pdf.com

  • 13

    5) Waktu menyusui yang terbatas (Dwi Sunar, 2005).

    Menurut (Sarwono, 2008) bendungan ASI disebabkan oleh

    pengeluaran air susu yang tidak lancar, karena bayi tidak cukup sering

    menyusu, produksi meningkat, terlambat menyusukan, hubungan dengan

    bayi (bonding) kurang baik, dan dapat pula karena adanya pembatasan

    waktu menyusui.

    d. Cara mencegah

    Untuk mencegah diperlukan menyusui dini, perlekatan yang baik,

    menyusui secara on demand. Bayi harus sering disusui. Apabila terlalu

    tegang, atau bayi tidak dapat menyusu sebaiknya ASI dikeluarkan dahulu,

    agar ketegangan menurun.

    Untuk merangsang reflek oksitosin maka dilakukan :

    1) kompres untuk mengurangi rasa sakit

    2) Ibu harus rileks

    3) Pijat dan punggung belakang (sejajar daerah payudara)

    4) Pijat ringan pada payudara yang bengkak (pijat pelan pelan kearah

    tengah)

    5) Stimulasi payudara dan puting

    6) Kompres dingin pasca menyusui, untuk mengurangi oedema.

    7) Pakailah BH yang sesuai.

    8) Bila terlalu sakit dapat dberikan obat analgetik (Dwi Sunar, 2005).

    Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer

    http://www.go2pdf.com

  • 14

    e. Cara mengatasi

    1) Susui bayinya semau dia sesering mungkin tanpa jadwal dan tanpa

    batas waktu.

    2) Bila bayi sukar menghisap, keluarkan ASI dengan bantuan tangan atau

    pompa ASI yang efektif.

    3) Sebelum menyusui untuk merangsang reflek oksitosin dapat dilakukan

    kompres hangat untuk mengurangi rasa sakit, masase payudara,

    masase leher dan punggung.

    4) Setelah menyusui, kompres air dingin untuk mengurangi oedema (Dwi

    Sunar, 2005).

    Menurut (Sarwono, 2008) penanganan bendungan air susu dilakukan

    dengan pemakaian kutang untuk penyangga payudara dan pemberian

    analgetika, dianjurkan menyusui segera dan lebih sering, kompres hangat,

    air susu dikeluarkan dengan pompa dan dilakukan pemijatan (masase)

    serta perawatan payudara. Kalau perlu diberi supresi laktasi untuk

    sementara (2 3 hari ) agar bendungan terkurangi dan memungkinkan air

    susu dikeluarkan dengan pijatan. Keadaan ini pada umumnya akan

    menurun dalam berapa hari dan bayi dapat menyusu dengan normal.

    E. PERAWATAN PAYUDARA

    Merupakan suatu tindakan perawatan payudara yang dilaksanakan,

    baik oleh pasien maupun dibantu orang lain yang dilaksanakn mulai hari

    pertama atau kedua setelah melahirkan. Perawatan payudara bertujuan untuk

    Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer

    http://www.go2pdf.com

  • 15

    melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya aliran susu sehingga

    memperlancar pengeluaran ASI, serta menghindari terjadinya pembekakan

    dan kesulitan menyusui, selain itu juga menjaga kebersihan payudara agar

    tidak mudah terkena infeksi. Adapun langkah-langkah dalam perawatan

    payudara (Anggraini Y., 2010):

    1. Pengurutan Payudara

    a. Tangan dilicinkan dengan minyak kelapa / baby oil.

    b. Pengurutan payudara mulai dari pangkal menuju arah putting susu

    selama 2 menit (10 kali) untuk masing-masing payudara.

    c. Handuk bersih 1-2 buah.

    d. Air hangat dan air dingin dalam baskom.

    e. Waslap atau sapu tangan dari handuk.

    2. Langkah-langkah pengurutan payudara:

    a. Pengurutan yang pertama

    Licinkan kedua tangan dengan minyak tempatkan kedua telapak

    tangan diantara kedua payudara lakukan pengurutan, dimulai dari arah

    atas lalu arah sisi samping kiri kemudian kearah kanan, lakukan terus

    pengurutan kebawah atau melintang. Lalu kedua tangan dilepas dari

    payudara, ulangi gerakan 20-30 kali untuk setiap satu payudara.

    b. Pengurutan yang kedua

    Menyokong payudara kiri dengan tangan kiri, kemudian dua atau tiga

    jari tangan kanan mulai dari pangkal payudara dan berakhir pada

    Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer

    http://www.go2pdf.com

  • 16

    puting susu. Lakukan tahap mengurut payudara dengan sisi kelingking

    dari arah tepi kearah putting susu. Lakukan gerakan 20-30 kali.

    c. Pengurutan yang ketiga

    Menyokong payudara dengan satu tangan, sedangkan tangan lain

    mengurut dan menggenggam dari pangkal menuju ke putting susu.

    Langkah gerakan 20-30 kali.

    d. Pengompresan

    Alat-alat yang disiapkan:

    1) 2 buah baskom sedang yang masing-masing diisi dengan air hangat

    dan air dingin.

    2) 2 buah waslap.

    Caranya:

    Kompres kedua payudara dengan waslap hangat selama 2 menit,

    kemudian ganti dengan kompres dingin selama 1 menit. Kompres

    bergantian selama 3 kali berturut-turut dengan kompres air hangat.

    Menganjurkan ibu untuk memakai BH khusus untuk menyusui.

    3. Perawatan puting susu

    Puting susu memegang peranan penting pada saat menyusui. Air

    susu ibu akan keluar dari lubang-lubang pada putting susu oleh karena itu

    putting susu perlu dirawat agar dapat bekerja dengan baik, tidak semua

    wanita mempunyai putting susu yang menonjol (normal). Ada wanita yang

    mempunyai putting susu dengan bentuk yang mendatar atau masuk

    kedalam, bentuk putting susu tersebut tetap dapat mengeluarkan ASI jika

    Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer

    http://www.go2pdf.com

  • 17

    dirawat dengan benar. Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk

    merawat putting susu:

    1. Setiap pagi dan sore sebelum mandi putting susu (daerah areola

    mamae), satu payudara diolesi dengan minyak kelapa sekurang

    kurangnya 3-5 menit.

    2. Jika putting susu normal, lakukan perawatan dengan oleskan minyak

    pada ibu jari dan telunjuk lalu letakkan keduanya pada putting susu

    dengan gerakan memutar dan ditarik-tarik selama 30 kali putaran

    untuk kedua putting susu.

    3. Jika puting susu datar atau masuk kedalam lakukan tahapan berikut:

    a. Letakkan kedua ibu jari disebelah kiri dan kanan putting susu,

    kemudian tekan dan hentakkan kearah luar menjahui putting susu

    secara perlahan.

    b. Letakkan kedua ibu jari diatas dan dibawah putting susu lalu tekan

    serta hentakkan kearah putting susu secara perlahan.

    c. Kemudian untuk masing-masing putting digosok dengan handuk

    kasar agar kotoran-kotoran yang melekat pada putting susu dapat

    terlepas.

    4. Payudara dipijat untuk mencoba mengeluarkan ASI.

    Lakukan langkah-langkah perawatan diatas 4-5 kali pada pagi dan sore

    hari, sebaiknya tidak menggunakan alkohol atau sabun untuk

    membersihkan putting susu karena akan menyebabkan kulit kering dan

    lecet. Pengguna pompa ASI atau bekas jarum suntik yang dipotong

    Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer

    http://www.go2pdf.com

  • 18

    ujungnya juga dapat digunakan untuk mengatasi masalah pada putting

    susu yang terbenam.

    F. PENGETAHUAN

    1. Definisi pengetahuan

    Didefinisikan sebagai hasil dari tahu setelah seseorang melakukan

    pengindraan terhadap suatu objek tertentu melalui indera penglihatan,

    pendengaran, penciuman, perasaan dan perabaan. Pengetahuan juga dapat

    didefinisikan sebagai kumpulan informasi yang diperbaruhi yang didapat

    dari proses belajar selama hidup dan dapat dipergunakan sewaktu waktu

    sebagai alat penyesuaian diri baik terhadap diri sendiri atau lingkungannya

    (Notoatmodjo, 2003).

    2. Proses Pengetahuan

    Pengetahaun atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

    untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Penelitian Rogres

    (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru

    (berperilaku baru), dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan,

    yakni :

    a. Awareness (kesadaran) seseorang menyadari (mengetahui) terlebih

    dahulu terhadap stimulus / objek.

    b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut, sikap

    subyek sudah mulai timbul.

    Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer

    http://www.go2pdf.com

  • 19

    c. Evalution (menimbang - nimbang) terhadap baik tidaknya stimulus

    tersebut bagi dirinya, sikap sudah lebih baik lagi.

    d. Trial, dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai

    dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

    e. Adaption, dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan

    pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulus. Pengetahuan,

    kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Namun, menurut penelitian

    selanjutnya menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu

    melewati tahap tahap tersebut. Apabila penerimaan perilaku baru atau

    adopsi perilaku melalui proses yang didasari oleh pengetahuan dan

    kesadaran (Notoatmodjo, 2007).

    3. Tingkatan Pengetahuan

    Menurut (Notoatmodjo, 2003) pengetahuan yang tercakup dalam

    domain mempunyai 6 tingkatan, yakni :

    a. Tahu (Know)

    Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari

    sebelumnya.

    b. Memahami (Comprehension)

    Memahami adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

    tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi

    tersebut secara benar.

    Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer

    http://www.go2pdf.com

  • 20

    c. Aplikasi (Aplicatiaon)

    Aplikasi diartikan suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang

    telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya.

    d. Analisis (Analysis)

    Analisis dalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau

    obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam satu

    struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

    e. Sintesis

    Menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

    menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan

    yang baru.

    f. Evaluasi (evaluation)

    Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

    atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

    4. Cara Memperoleh Pengetahuan

    Adapun memperoleh pengetahuan menurut Notoatmodjo 2003 :

    a. Cara tradisional atau non alamiah

    Ada 4 cara tradisional yang digunakan, yaitu :

    1) Cara coba salah (Trial and error)

    Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam

    memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak

    berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan

    kedua gagalpula, maka dicoba kembali kemungkinan ketiga, dan

    Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer

    http://www.go2pdf.com

  • 21

    apabila kemungkinan ketiga gagal maka dicoba kemungkinan

    keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat

    dipecahkan.

    2) Cara kekuasaan atau otoritas

    Pada cara ini, pengetahuan didapatkan dari orang yang

    berpengaruh dalam masyarakat kemudian diikuti dengan

    rasionalisasi. Misalnya sumber pengetahuan dapat berupa

    pemimpin-pemimpin masyarakat formal, ahli agama, pemegang

    pemerintahan dan sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan

    tersebut berdasarkan dari otoritas atau kekuasaan, baik tradisi,

    otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama atau ahli ilmu

    pengetahuan.

    3) Berdasarkan pengalaman pribadi

    Merupakan sumber dari pengetahuan atau pengalaman, suatu cara

    untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu

    pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya

    memperoleh pengetahuan.

    4) Melalui jalan pintas

    Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara

    berfikir manusia pun berkembang. Dari sini manusia pun mampu

    menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya.

    Dengan kata lain dalam memperoleh kebenaran pengetahuan

    Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer

    http://www.go2pdf.com

  • 22

    manusia telah menggunakan jalan pikirnya, baik melalui induksi

    maupun deduksi.

    b. Cara modern atau ilmiah

    Pada dewasa ini lebih sistemis, logis dan ilmiah yang disebut

    dengan metode penelitian ilmiah (Research Methodology). Metode

    penelitian sebagai suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu

    pengetahuan atau pemecah suatu masalah.

    c. Pengukuran pengetahuan

    Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

    atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur

    dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang

    ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan

    tingkatan di atas (Notoatmodjo, 2003).

    5. Pengkatagorikan pengetahuan dibagi menjadi 3 yaitu :

    a. Baik jika persentase 76% - 100%

    b. Cukup jika persentase 56% - 75%

    c. Kurang jika persentase < 55%

    (Arikunto, 2006).

    G. PRAKTIK

    a. Pengertian

    Setelah seseorang mengetahui stimulus atau obyek kesehatan,

    kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang

    Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer

    http://www.go2pdf.com

  • 23

    diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau

    mempraktikannya apa yang diketahui atau disikapi (Notoatmodjo, 2007).

    b. Tingkatan Praktik

    Adapun tingkatan praktik menurut (Notoatmodjo, 2007) yaitu:

    1) Persepsi (perception)

    Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan

    yang akan diambil.

    2) Respon terpimpin (Guided Respons)

    Dapat melakukan sesuatu sesuai denagn urutan yang benar dan sesuai

    dengan contoh.

    3) Mekanisme (Mecanism)

    Apabila seseorang secara otomatis dapat melakukan sesuatu dengan

    benar.

    4) Adopsi (Adoption)

    Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang

    dengan baik.

    c. Pengukuran Praktik

    Pengukuran praktik dapat dilakukan secara tidak langsung yakni

    dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan

    beberapa jam, hari atau bulan yang lalu (recall), pengukuran juga dapat

    dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau

    kegiatan responden (Notoatmodjo, 2007).

    Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer

    http://www.go2pdf.com

  • 24

    d. Faktor-faktor yang mempengaruhi praktik perawatan payudara

    Menurut Lawrance Green yang dikutip dari Notoatmodjo (2005),

    kesehatan seseorang dipengaruhi oleh dua faktor pokok yaitu faktor

    perilaku (behavior causes), dan faktor non perilaku (non behavior caus).

    1. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor)

    Yang terwujud dalam pengetahuan, pendidikan, sikap, dan

    kepercayaan.

    a. Pengetahuan

    Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi

    setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

    tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni

    indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

    Sebagian besar manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

    Pengetahuan seseorang dapat diperolah melalui pendidikan,

    paparan media masa (akses informasi), ekonomi (pendapatan),

    hubungan sosial lingkungan sosial budaya), pengalaman. Sebelum

    dilakukan perawatan payudara, responden harus tahu terlebih

    dahulu apa arti atau manfaat perilaku dan apa risikonya apabila

    terjadi pembekakan pada payudara dengan perawatan payudara

    pada ibu menyusui. Melalui pendidikan ibu menyusui akan

    mendapatkan pengetahuan pentingnya merawat payudara, sehingga

    diharapkan ibu tahu, bisa menilai, bersikap yang didukung adanya

    fasilitas perawatan sehingga tercipta perilaku merawat payudara.

    Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer

    http://www.go2pdf.com

  • 25

    b. Pendidikan

    Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya

    hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan

    kualitas hidup. Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang

    makin mudah menerima informasi. Pendidikan dapat

    mempengaruhi pengetahuan seseorang, tingkat pendidikan dapat

    berkaitan dengan kemampuan menyerap dan menerima informasi

    kesehatan, demikian juga orang tua atau ibu. Semakin tinggi

    pendidikan seseorang biasanya mempunyai pengetahuan dan

    wawasan yang lebih luas sehingga akan lebih mudah menerima

    informasi kesehatan. Bagi orang tua yang berpendidikan tinggi

    tidak begitu sulit untuk menerima informasi dan pengetahuan yang

    di berikan. Sebaliknya orang tua yang berpendidikan rendah akan

    lebih sulit untuk menerima informasi dan pengetahuan kesehatan,

    oleh karena itu diperlukan pemahaman yang lebih untuk dapat

    memahami informasi dan pengetahun tentang kesehatan.

    c. Sikap

    Sikap adalah penilaian (bisa berupa pendapat) seseorang

    terhadap stimulus dan objek (dalam hal ini adalah masalah

    kesehatan, termasuk penyakit). Setelah ibu mengetahui tentang

    bahayanya pembekakan pada payudara (melalui pengalaman,

    pengaruh orang lain, media massa, lembaga pendidikan, emosi),

    Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer

    http://www.go2pdf.com

  • 26

    proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap kegiatan

    merawat payudara tersebut.

    d. Kepercayaan

    kepercayaan sering diperoleh dari suami, dan keluarga.

    Kepercayaan juga bisa diperolah melalui tenaga kesehatan, misal

    selain mengajari cara pentingnya merawat payudara, tenaga

    kesehatan atau keluarga bisa membiasakan ibu merawat payudara,

    sehingga ibu dapat mempraktikan sendiri dirumah. Karena ibu

    percaya dan menganggap benar pengarahan dan masukan yang

    telah diberikan oleh tenaga kesehatan dan keluarga.

    2. Faktor-faktor pemungkin (enabling factor)

    Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana

    atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya: air bersih, tempat

    pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan

    yang bergizi, dan sebagainya. Termasuk juga fasilitas pelayanan

    kesehatan seperti Puskesmas, Rumah Sakit, Poliklinik, Posyandu,

    Polindes, Pos Obat Desa, Dokter atau Bidan Praktek Swasta, dan

    sebagainya. Untuk berperilaku sehat, masyarakat memerlukan sarana

    dan prasarana pendukung. Misalnya: perilaku pemeriksaan kehamilan,

    ibu hamil yang mau periksa hamil tidak hanya karena ibu tahu dan

    sadar manfaat periksa hamil saja, melainkan ibu tersebut dengan

    mudah harus dapat memperoleh fasilitas atau tempat periksa hamil,

    misalnya: Puskesmas, Rumah Sakit, Poliklinik, Posyandu, Polindes,

    Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer

    http://www.go2pdf.com

  • 27

    Pos Obat Desa, Dokter atau Bidan Praktek Swasta, dan sebagainya.

    fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan

    terwujudnya perilaku kesehatan, maka faktor-faktornya disebut faktor

    pendukung atau faktor pemungkin.

    3. Faktor-faktor penguat (reinforcing faktor)

    Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku Tokoh

    Masyarakat (Toma), Tokoh agama (Toga), sikap dan perilaku para

    petugas termasuk petugas kesehatan. Termasuk juga disini undang-

    undang, peraturan-peraturan baik dari pusat maupun pemerintah

    daerah yang terkait dengan kesehatan. Untuk berperilaku sehat,

    masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap

    positif, dan dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku,

    contoh (acuan) dari para Toma, Toga, para Petugas, lebih-lebih para

    Petugas Kesehatan. Disamping itu undang-undang juga diperlukan

    untuk memperkuat perilaku masyarakat tersebut. Seperti perilaku

    periksa hamil, serta kemudahan memperoleh fasilitas periksa hamil,

    juga diperlukan peraturan atau perundang-undangan yang

    mengharuskan ibu hamil memerlukan pemeriksaan kehamilan. Oleh

    sebab itu intervensi pendidikan hendaknya dimulai mendiagnosis tiga

    faktor penyebab (determinan) tersebut kemudian intervensinya juga

    diarahkan terhadap tiga faktor tersebut. Pendekatan ini disebut model

    preced, yakni: predisposing, reinforcing and enabling couse in

    educational diagnosis and evaluation

    Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer

    http://www.go2pdf.com

  • 28

    H. Kerangka Teori

    Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan dapat disusun

    kerangka teori sebagai berikut:

    Bagan 2.1 Kerangka Teori Penelitian

    Sumber : Lawrance Green dalam Notoatmodjo (2005)

    Faktor predisposisi :

    1. Pengetahuan

    2. Pendidikan

    3. Sikap

    4. Kepercayaan

    Faktor pendukung :

    1. Tersedianya sarana

    dan prasarana

    2. Fasilitas kesehatan

    Praktik Pencegahan

    Bendungan ASI

    (BREAST CARE)

    Faktor penguat :

    1. Sikap dan perilaku

    petugas kesehatan.

    2. Sikap dan perilaku

    tokoh masyarakat.

    Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer

    http://www.go2pdf.com

  • 29

    I. Kerangka Konsep

    Variabel indepeden Variabel dependen

    Pengetahuan tentang

    Bendungan ASI

    Praktik Pencegahan

    Bendungan ASI

    (BREAST CARE)

    Bagan 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

    J. Hipotesis

    Dalam penelitian ini hipotesisnya adalah :

    Ha : Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu nifas tentang Bendungan

    ASI dengan praktik pencegahan Bendungan ASI (BREAST CARE).

    Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer

    http://www.go2pdf.com