bab ii tinjauan pustaka -...
TRANSCRIPT
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Nisbah Bagi Hasil
Nisbah bagi hasil merupakan faktor penting dalam
menentukan bagi hasil di bank syari’ah. Sebab, aspek nisbah
merupakan aspek yang disepakati bersama antara kedua belah pihak
yang melakukan transaksi. Adapun pengertian nisbah adalah
perbandingan antara aspek-aspek kegiatan yang dapat dinyatakan
dengan angka, misalnya perbandingan antara nisbah nasabah dengan
nisbah bank pada akad wadiah dan deposito mudharabah.
Sedangkan bagi hasil terdiri dari dua kata yaitu bagi dan
hasil. Bagi artinya sepenggal, pecahan bagian dari sesuatu yang utuh.
Sedangkan hasil adalah akibat dari sesuatu tindakan, baik disengaja
maupun tidak disengaja, baik menguntungkan maupun yang
merugikan. Kata hasil juga dapat disamakan dengan pendapatan yang
pengertiannya adalah uang yang diterima oleh perorangan perusahaan
dan organisasi dalam bentuk upah, gaji, sewa bunga, komisi, ongkos,
dan laba (Cahyo, 2008).
Bank Syari’ah beroperasi atas dasar konsep bagi hasil, serta
di atur juga konsep dasar penyajian laporan keuangan dan pengakuan
pendapatan bagi hasil (PSAK Nomor 59 tentang Akuntansi Perbankan
9
10
Syari’ah). AAOIFI 2003 dalam Faqih Nabhann, memberikan
keleluasaan bagi bank yang menerapkan prinsip-prinsip syari’ah
dalam kegiatannya untuk menggunakan prinsip accrual basis atau
cash basis.
Angka nisbah bagi hasil merupakan angka hasil negosiasi
shahibul maal dan mudharib dengan mempertimbangkan potensi dari
proyek yang akan dibiayai. Faktor-faktor penentu tingkat nisbah
adalah unsur “iwad” (counter-value) dari proyek itu sendiri, yaitu
risiko (ghurmi), nilai tambah dari kerja dan usaha (kasb), dan
tanggungan (daman). Jadi angka nisbah bukanlah suatu angka
keramat yang tidak diketahui asal-usulnya, melainkan suatu angka
rasional yang disepakati bersama dengan mempertimbangkan proyek
yang akan dibiayai dari berbagai sisi (Ascarya, 2007). Sistem bagi
hasil merupakan suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil
usaha antara penyedia dana (shahibul maal) dan pengelola dana
(mudharib) yang terjadi antara bank dan nasabah penyimpan dana
maupun bank dengan nasabah penerima dana.
Bagi hasil merupakan langkah inovatis lembaga keuangan
syari’ah dan merupakan langkah keseimbangan sosial dalam
memperoleh kesempatan pendapatan ekonomi. Dengan demikian,
sistem bagi hasil dapat dikatakan sebagai konsep yang mempunyai
unsur keadilan, dimana tidak ada suatu pihak yang diuntungkan
sementara pihak lain dirugikan antara pemilik dana dan pengelola
11
dana sehingga besarnya bagi hasil yang diperoleh deposan sangat
tergantung kepada kemampuan bank dalam menginvestasikan dana-
dana.
Hal mengenai prinsip bagi hasil tercermin dalam ayat Al
qur’an yaitu :
ها ع آيا ثعض إل انر انخهطبء نجغ ثعضى عه كثسا ي إ
بة س زاكعب ب ب با غ س زث ا همل يب ى بن بد انل
“Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang
berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang
lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang
saleh, dan amat sedikitlah mereka ini. Dan Daud mengetahui bahwa
Kami mengujinya, maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu
menyungkur sujud dan bertaubat”(QS. SHAD : 24)
2.1.2. Religiusitas
Religiusitas mengarah pada kualitas penghayatan dan sikap
hidup seseorang berdasarkan nilai-nilai keagamaan yang diyakini.
Religiusitas cenderung bersikap apresiatif terhadap nilai-nilai
universal agama secara subtansi. Hal ini tercermin dalam salah satu
ayat Al qur’an yaitu :
دا جئب ثك ش ى س ى ي دا عه خ ش و جعث كم ي
ثشس خ زح د ء ك انك بة تجبب نكم ش نب عه ز ؤلء عه
سه نه
12
“(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada
tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan
Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat
manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk
menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar
gembira bagi orang-orang yang berserah diri”(QS. An Nahl : 89).
Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa sebagai orang Islam,
mak harus siap dan bersedia mengerjakan segala bentuk aktivitas
terutama ekonomi yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul Nya
sesuai dengan petunjuk Nya, dan harus siap dan bersedia
meninggalkan segala sesuatu yang dilarang oleh Allah dan Rasul Nya.
Munculnya bank syari’ah adalah karena dorongan yang
kuat dari keyakinan agama baik secara tekstual maupun historis,
dimana agama diyakini membahas kehidupan dan persoalan-
persoalan pengelolaan keduniaan termasuk mengelola bank dan
bagaimana bertransaksi (Antonio, 2001). Dari keyakinan tersebut
sebagian kalangan intelektual muslim di bidang ekonomi dan
perbankan menghendaki kembali adanya bank yang berbasiskan nilai-
nilai islam yang dalam perkembangannya disebut perbankan syari’ah.
Untuk mengukur religiusitas (Ghozali, 2002) memberikan
tiga indikator yaitu keyakinan, perilaku, dan komitmen. Dalam hal ini
religiusitas adalah sebuah pemahaman bagaimana melihat atau
mempersepsikan keberagamaannya sebagai berikut :
13
1. Agama tidak hanya mengatur ritual saja, melainkan ikut
berperan dalam mengatur mua’malah (Capra, 2000).
2. Agama mengatur bagaimana cara mengatur dan memelihara
harta yang meliputi bagaimana cara harta diperoleh, disimpan,
dikembangkan, dan disalurkan sehingga juga mengajarkan
bagaimana bertransaksi yang benar (Arifin, 2003).
3. Agama menuntut kepada para pengikutnya untuk secara benar
bagaimana cara mengatur dan memelihara harta yang meliputi
bagaimana cara harta diperoleh, disimpan, dikembangkan, dan
disalurkan.
4. Agama memiliki motivasi untuk menjaga solidaritas sehingga
mendorong pengikutnya untuk selalu bersimpati kepada
kegiatan-kegiatan Islami secara berjamaah (terorganisir)
sebagaimana perbankan syari’ah.
5. Agama memiliki konsepsi tentang kegiatan ekonomi untuk
melaksanakan kegiatan perbankan syari’ah.
2.1.3. Simpanan Mudharabah
Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh nasabah
kepada Bank Syari’ah dan/atau UUS berdasarkan akad wadi’ah atau
akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syari’ah dalam
bentuk giro, tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu. Tabungan adalah simpanan berdasarkan akad wadi’ah
atau investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang
14
tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah yang penarikannya hanya
dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang
disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau
alat lainnya yang dipersamakan dengan itu (UU No. 21 Th. 2008).
Mudharabah adalah mambagi risiko dan keuntungan
investasi dari dua pihak atau lebih. Pihak pertama adalah shahibul
maal dan pihak kedua adalah mudharib. Jadi mudharabah adalah
bentuk kerjasama antara shahibul maal dan mudharib tentang
bagaimana membagi risiko dan keuntungan sebagai dasar dalam
perbankan/lembaga keuangan syari’ah (Presley, 2000).
Mudharabah merupakan prinsip bagi hasil dan bagi
kerugian ketika nasabah sebagai pemilik modal (shahibul maal)
menyerahkan uangnya kepada bank sebagai pengusaha (mudharib).
Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan dan kerugian ditanggung oleh
pemilik dana atau nasabah (Ascarya, 2007). Tercermin dalam salah
satu ayat Al qur’an sebagai berikut :
قبته آ س ضم للا ي الزض ج غ ضسث آ س
سضا للا كبح آتا انز لح ا انل ب سءا يب تسس ي اجم للا
عظى سا د للا س تجد ع سكى ي يا ل يب تقد سضب حسب
زل زحىل للا إ اا غ سا للا جسا
“Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-
orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi
mencari sebagian karunia Allah, dan orang-orang yang lain lagi
15
berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu)
dari Al Quran dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan
berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan
apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh
(balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang
paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah;
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”(QS.
AL MUZZAMMIL: 20).
Simpanan Mudharabah adalah simpanan yang
penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang
disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau semacamnya.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.105 tentang Akuntansi
Mudharabah ini bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran,
penyajian, dan pengungkapan transaksi mudharabah. Yang menjadi
ruang lingkup dalam PSAK No.105 Akuntansi Mudharabah meliputi:
1. Pernyataan ini diterapkan untuk entitas yang melakukan
transaksi mudharabah baik sebagai pemilik dana (shahibul
maal) maupun pengelola dana (mudharib).
2. Pernyataan ini tidak mencakup pengaturan perlakuan akuntansi
atas obligasi syariah (sukuk) yang menggunakan akad
mudharabah.
Berikut pengertian beberapa istilah yang digunakan dalam
PSAK No.105 :
16
1. Mudharabah muthalaqah adalah akad kerja di mana pemilik
dana memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam
pengelolaan investasinya.
2. Mudharabah muqayyadah adalah akad kerja dimana pemilik
dana memberikan batasan kepada pengelola dana, antara lain
mengenai tempat, cara dan/atau objek investasi.
2.1.4. Prinsip-Prinsip Syari’ah
(Muhammad, 2002) menyatakan bahwa prinsip-prinsip yang
dianut oleh lembaga keuangan syari’ah adalah sebagai berikut :
a. Larangan merupakan bunga pada semua bentuk dan jenis jual
beli transaksi.
b. Menjalankan aktivitas bisnis dan perdagangan berdasarkan
pada kewajiban dan keuntungan halal.
c. Mengeluarkan zakat dari hasil kegiatannya.
d. Larangan menjalankan monopoli
e. Bekerja sama dalam membangun masyarakat, melalui aktivitas
bisnis dan perdagangan yang tidak dilarang oleh islam.
Pembahasan tentang prisip-prinsip syariah tercermin dalam
salah satu ayat Al qur’an yaitu :
كى كبتتل نك ت ث بك ج جم يس إن ى ثد آيا إذا تدا ب ب انر
ان ق هم انر عه ن هك ت للا ب عه ك ت ك ل أة كبتتل ثبنعدل
ضع ب ان ق ا ب انر عه كب ئب ئ ش ل جخس ي زث ن ق للا
ن ثبنعدل هم ه م ل س طع
17
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
bermu´amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan,
hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di
antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis
enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka
hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu
mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa
kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun
daripada hutangnya”(QS.AL BAQARAH: 282).
Dalam surat Al Baqarah ayat 282 mengandung arti yang
terkait dengan akuntansi yaitu bahwa dalam menjalankan aktivitas
ekonomi harus mengukur secara adil, jangan dilebihkan, dan jangan
dikurangi. Dan di dalam aktivitas ekonomi dilarang untuk menuntut
keadilan ukuran dan timbangan yang dapat merugikan ke dua belah
pihak atau bahkan merugikanpihak lain.
Menurut (Sofyan, Wiroso dan Yusuf, 2010), dalam undang-
undang perbankan syari’ah nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan
syari’ah: Prinsip Syari’ah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan
perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang
memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syari’ah.
(Ascarya, 2007) menyebutkan Prinsip Syari’ah yaitu aturan
perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk
penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan
18
lainnya yang dinyatakan sesuai dengan nilai-nilai Syari’ah yang
bersifat makro maupun mikro.
2.2. Penelitian Terdahulu
Penulis menemukan penelitian yang sebelumnya juga telah dilakukan
oleh :
No. Penulis Metode Penelitian Hasil Penelitian
1. Mhd. Taqwa
Audiansyah
(UIN Syarif
Hidayatullah,
Jurusan Akuntansi
Syari’ah, 2008)
Metode Regresi Hasil uji regresi menyatakan
ekuivalen rate berpengaruh
signifikan terhadap tabungan.
2. Erik Rio Indrawan
(Skripsi Fakultas
Ekonomi
Universitas Islam
Indonesia,
Yogyakarta, 2006)
Metode Regresi
Linear
Hasil regresi dengan model linear
menyatakan bahwa variabel
tingkat bagi hasil berpengaruh
tidak signifikan terhadap volume
simpanan mudharabah.
Hasil uji kausalitas Granger
menyatakan variabel tingkat bagi
hasil tidak mempengaruhi
perubahan-perubahan yang terjadi
pada variabel tingkat suku bunga,
dan sebaliknya.
3. Ari Alfiatul Laila
(STAIN Kudus,
Jurusan Syari’ah,
2007)
Metode Regresi
Linear Berganda
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa nilai r 0.944 menunjukkan
ada hubungan dua variabel
independen ke variabel dependen.
Dari analisis regresi diketahui
bahwa R2 = 0.891 atau 89.2 %.
Variabel indenpen menjelaskan
lewat variabel dependen. Dan
juga menunjukkan bahwa
religiusitas adalah variabel yang
dominan diantara dua variabel
independen.
19
4. Muhammad
Ghafur W.
(Jurusan IESP
Fakultas Ekonomi
UGM, 2003)
Metode ADL
(Autoregressive
Distributed Lag)
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa dengan menggunakan
model ADL (Autoregressive
Distributed Lag), dari ketiga
variabel bebas hanya variabel
pendapatan yang berpengaruh
positif terhadap simpanan
mudharabah untuk jangka
pendek. Sedangkan untuk jangka
panjang variabel pendapatan
berpengaruh negative terhadap
simpanan mudharabah.
5. Adityasmono Putra
(Universitas
Negeri Surabaya,
2012)
Metode Deskriptif
Analisis
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa BSM Cab. Gresik terbukti
menggunakan prinsip
mudharabah mutlaqah pada
program tabungan, sedangkan
dalam hal bagi hasil mengunakan
prinsip revenue sharing.
Penerapan akuntansi syari’ah
dalam perhitungan bagi hasil di
BSM sudah sesuai dengan
teorinya dengan hasil yang sama
dalam laporan bulanan Distribusi
Pendapatan.
6. Nurqadri Yanmar
Syam (Fakultas
Ekonomi dan Bisnis,
Universitas
Hasanuddin, 2012)
Metode Regresi
dengan metode
TSLS (Two Stage
Least Square)
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa tingkat bagi hasil
mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap penyaluran
pembiayaan pada Bank Syari’ah
melalui Dana Pihak Ketiga pada
Bank Syari’ah di Sulawesi
Selatan. Variabel independen
tingkat bagi hasil berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
penyaluran pembiayaan melalui
variabel Dana Pihak Ketiga
(DPK) dengan tingkat
signifikansi sebesar 95.00%.
7. Eliza Fitriah dan
Nur S. Buchori
(2011)
Analisis Korelasi
Pearson Product
Moment
Berdasarkan uji F menun-jukkan
bahwa variabel nisbah bagi hasil
secara bersama-sama berpe-
ngaruh signifikan terhadap
20
variabel penghimpunan dana
bank syariah.
Berdasarkan hasil uji korelasi
Pearson Product Moment bahwa
nilai yang diperoleh sebesar 0,565
berarti terdapat hubungan yang
cukup kuat antara variabel nisbah
bagi hasil dan variabel
penghimpunan dana bank syariah.
8. Fakhrina (2007) Analisis Deskriptif Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa variabel tingkat bagi hasil
mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap besarnya
jumlah tabungan, sedangkan
variabel inflasi tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap
besarnya jumlah tabungan
9. Monika Andrasari
(Fakultas Ekonomi
Pembangunan,
Universitas
Sumatera Utara,
Medan, 2010)
Metode Regresi
Linear Berganda
dengan metode
kuadrat terkecil
biasa
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa tingkat suku bunga
berpengaruh negatif dan
signifikan, tingkat bagi hasil tidak
brpengaruh dan pendapatan
perkapita berpengaruh positif dan
signifikan terhadap simpanan
mudharabah.
10. Hasanah (2007) Metode Analisis
Korelasi
Penelitian ini menunjukkan
bahwa keenam variabel bebas
(yaitu Return On Assets, Return
On Equity, Financing to Deposit
Ratio, Net Interest Margin, Biaya
Operasional dengan Pendapatan
Operasional,Giro Wajib
Minimum) Hanya dua variabel
yang berpengaruh dengan
korelasi positif yaitu variabel
BOPO (Biaya Operasional
dengan Pendapatan Operasional)
dan NIM (Net Interest Margin)
21
2.3. Kerangka Pemikiran
Bank sebagai salah satu lembaga keuangan memiliki fungsi
menghimpun dana masyarakat. Kegiatan bank dalam menghimpun dana
disebut dengan kegiatan funding sedangkan kegiatan bank dalam
menyalurkan dana disebut kegiatan financing/lending. Dalam hal ini, bank
syari’ah menggunakan instrument nisbah bagi hasil dalam menarik nasabah
untuk menyimpan dananya di bank syari’ah.
Pembagian porsi keuntungan dihitung sesuai nisbah bagi hasil yang
didasarkan jumlah keuntungan yang diperoleh. Semakin besar tingkat
keuntungan yang diperoleh semakin besar jumlah pembagian laba yang
dibagikan kepada nasabah penyimpan dana. Nasabah tabungan Bank Syari’ah
terbagi menjadi dua macam yaitu nasabah emosional dan nasabah rasional.
Nasabah emosional adalah nasabah yang menabung di bank syari’ah karena
faktor kesesuaian syari’ah, sedangkan nasabah rasional adalah nasabah yang
memilih bank syariah karena ingin mendapatkan keuntungan yang lebih
tinggi.
Kerangka pikir penelitian menggambarkan hubungan dari variabel
independen, dalam hal ini adalah nisbah bagi hasil (X1) dan religiusitas (X2)
terhadap variabel dependen yaitu simpanan mudharabah (Y). Adapun
kerangka pemikiran yang digunakan adalah sebagai berikut :
22
2.3.1. Kerangka pemikiran tanpa menggunakan moderating :
2.3.2. Kerangka pemikiran dengan menggunakan moderating :
2.4. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih harus
dibuktikan kebenaranya. Dalam sebuah penelitian menyebutkan bahwa
dengan menggunakan model ADL (Autoregressive Distributed Lag), dari
ketiga variabel bebas (bagi hasil, suku bunga, dan pendapatan) hanya variabel
pendapatan yang berpengaruh positif terhadap variabel dependen (simpanan
mudharabah) untuk jangka pendek. Sedangkan untuk jangka panjang
Tingkat
Religiusitas
(X2)
Nisbah
Bagi Hasil
(X1)
Simpanan
Mudharabah
(Y)
Nisbah
Bagi Hasil
(X1)
Tingkat
Religiusitas
(X2)
Simpanan
Mudharabah
(Y)
23
variabel pendapatan berpengaruh negative terhadap simpanan mudharabah
(Ghafur, 2003).
Penelitian yang lain menyatakan bahwa variabel independen
(religiusitas dan pendapatan) menjelaskan lewat variabel dependen (jumlah
tabungan karyawan), dan juga menunjukkan bahwa religiusitas adalah
variabel yang dominan diantara dua variabel independen (Laila, 2007).
Dari penelitian pendahulu dan model penelitian di atas dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H1 : Nisbah bagi hasil berpengaruh positif terhadap simpanan mudharabah.
H2 : Tingkat religiusitas berpengaruh positif terhadap simpanan mudharabah.
H3 : Tingkat religiusitas berpengaruh positif sebagai faktor moderating.