pe mberian kompres dingin terhadap penurunan...

98
PEMBERIAN KO NYERI LUKA PE POST PART PROG SEKOLAH TING OMPRES DINGIN TERHADAP PE ERINEUM PADA ASUHAN KEPER TUM Ny. D DI RUANG NIFAS PUSK SIBELA MOJOSONGO DI SUSUN OLEH: PIPIT SITI NURLELY NIM.P13105 GRAM STUDI DIII KEPERAWATA GGI ILMU KESEHATAN KUSUMA SURAKARTA 2016 ENURUNAN RAWATAN KESMAS AN A HUSADA

Upload: hathuan

Post on 13-Mar-2019

244 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

PEMBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN

NYERI LUKA PERINEUM PADA ASUHAN KEPERAWATAN

POST PARTUM Ny. D DI RUANG NIFAS

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN

LUKA PERINEUM PADA ASUHAN KEPERAWATAN

PARTUM Ny. D DI RUANG NIFAS PUSKESMAS

SIBELA MOJOSONGO

DI SUSUN OLEH:

PIPIT SITI NURLELY

NIM.P13105

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN

LUKA PERINEUM PADA ASUHAN KEPERAWATAN

PUSKESMAS

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

Page 2: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

PEMBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN

NYERI LUKA PERINEUM PADA ASUHAN KEPERAWATAN

POST PARTUM Ny. D DI RUANG NIFAS

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

i

MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN

LUKA PERINEUM PADA ASUHAN KEPERAWATAN

PARTUM Ny. D DI RUANG NIFAS PUSKESMAS

SIBELA MOJOSONGO

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DI SUSUN OLEH:

PIPIT SITI NURLELY

NIM.P13105

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN

LUKA PERINEUM PADA ASUHAN KEPERAWATAN

PUSKESMAS

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

Page 3: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

ii

Page 4: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

iii

Page 5: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul “Pemberian Kompres Dingin Terhadap Penurunan

Nyeri Luka Perineum Pada Asuhan Keperawatan Post Partum Ny. D di Ruang

Nifas Puskesmas Sibela Mojosongo.”

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat :

1. Ns. Meri Oktariani, M.Kep, selaku Ketua Program studi DIII Keperawatan

yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Stikes

Kusuma Husada Surakarta.

2. Ns. Alfyana Nadya R, M.Kep, selaku Sekretaris Program Studi DIII

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan dan arahan untuk dapat

menimba ilmu di Stikes Kusuma Husada Surakarta.

3. Ns. Diyah Ekarini, S.Kep, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai

penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-

masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi

demi sempurnanya studi kasus ini.

4. Ns. Siti Mardiyah, S.Kep, selaku dosen penguji yang telah membimbing

dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman

dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasusu ini.

5. Semua dosen Program studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya

serta ilmu yang bermanfaat.

6. Kedua orang tuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat

untuk menyelesaikan pendidikan.

Page 6: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

v

7. Teman-teman yang selalu memberikan dukungan dan semangat Nurhalimah,

Nurliana Khoiriyah, Ratih Eka Sriyanti, Septia Handayani, Anik

Purwaningsih, Avilia Nurmalitasari serta teman-teman Program Studi DIII

Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak

dapat disebutkan satu-persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan

spiritual.

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan. Amin.

Surakarta, Mei 2016

Penulis

Page 7: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME .................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Tujuan Penulisan .......................................................................... 4

C. Manfaat Penulisan ........................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan teori ............................................................................... 7

1. Konsep Nifas ......................................................................... 7

2. Asuhan Keperawatan Postpartum ......................................... 16

3. Luka Perineum ...................................................................... 21

4. Nyeri ...................................................................................... 24

5. Konsep Kompres Dingin ....................................................... 41

B. Kerangka Teori ............................................................................. 45

BAB III METODE PENULISAN APLIKASI RISET

A. Subyek Aplikasi Riset .................................................................. 46

B. Tempat dan Waktu ....................................................................... 46

C. Media dan Alat yang digunakan ................................................... 46

D. Prosedur Tindakan Berdasarkan Aplikasi Riset ........................... 46

Page 8: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

vii

E. Alat Ukur Evaluasi ....................................................................... 48

BAB IV LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien ............................................................................. 49

B. Pengkajian .................................................................................... 49

C. Perumusan Masalah Keperawatan ............................................... 53

D. Perencanaan .................................................................................. 55

E. Implementasi ................................................................................ 57

F. Evaluasi ........................................................................................ 62

BAB V PEMBAHASAN

A. Pengkajian .................................................................................... 66

B. Perumusan Masalah Keperawatan ............................................... 68

C. Intervensi Keperawatan ............................................................... 71

D. Implementasi Keperawatan .......................................................... 74

E. Evaluasi ........................................................................................ 78

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................... 82

B. Saran ............................................................................................. 85

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 9: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

viii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1 Perbedaan Masing- masing Lochea .................................. 13

2. Tabel 2.2 Respon Fisiologis Terhadap Nyeri .................................... 32

3. Tabel 2.3 Respon Perilaku Nyeri ...................................................... 34

Page 10: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

ix

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 Kerangka Teori .............................................................. 45

2. Gambar 2.2 Skala Nyeri Numerik ..................................................... 48

Page 11: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Usulan Judul Aplikasi Jurnal

Lampiran 2. Lembar konsultasi Karya tulis Ilmiah

Lampiran 3. Surat Pernyataan

Lampiran 4. Jurnal Utama

Lampiran 5. Asuhan Keperawatan

Lampira 6. Log book

Lampiran 7. Lembar Observasi Aplikasi Jurnal

Lampiran 8. Daftar Riwayat Hidup

Page 12: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting

dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu prioritas

utama dalam pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum

dalam Propenas serta strategi Making Pregnancy Safer (MPS) atau

kehamilan yang aman sebagai kelanjutan dari program Safe Motherhood

dengan tujuan untuk mempercepat penurunan kesakitan dan kematian ibu

dan bayi baru lahir (MDG’S, 2010), dalam pernyataan yang diterbitkan di

situs resmi World Health Organization (WHO) dijelaskan bahwa untuk

mencapai target Milennium Deveploment Goal’s, Penurunan angka

kematian ibu dari tahun 1990 sampai dengan 2015 haruslah mencapai 5,5

persen pertahun (Bambang, 2007).

Masa nifas masih merupakan masa yang rentan bagi kelangsungan

hidup ibu baru bersalin. Menurut SP 2010 Afifah dkk (2011) sebagian

besar kematian ibu terjadi pada masa nifas sehingga pelayanan kesehatan

masa nifas berperan penting dalam upaya menurunkan angka kematian

ibu. Pelayanan masa nifas adalah pelayanan kesehatan yang diberikan

pada ibu selama periode 6 jam sampai 42 hari setelah melahirkan.

Kementrian Kesehatan menetapkan program pelayanan atau kontak ibu

nifas yang dinyatakan dalam indicator (Riskesdas, 2013.

Page 13: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

2

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya

plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan. Masa nifas dimulai setelah

kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti

keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. Masa nifas

merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang

meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi

kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. Masa nifas adalah masa

setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk memulihkan

kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan waktu 6-12 minggu

(Marmi, 2012).

Perineum yang dilalui seorang bayi umumnya mengalami

peregangan, lebam, dan trauma. Akibat normalnya bisa terasa ringan, bisa

juga tidak. Rasa sakit pada perineum akan semakin parah jika perineum

robek atau disayat pisau bedah. Seperti semua luka baru, area episiotomi

atau luka sayatan membutuhkan waktu untuk sembuh selama 7 hingga 10

hari. Rasa nyeri saja selama masa ini tidak menunjukkan adanya infeksi,

kecuali jika nyeri sangat parah (Danuatmaja, 2003).

Secara umum nyeri diartikan sebagai suatu keadaan yang tidak

menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut

syaraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik,fisiologis,maupun

emosional. Menurut jurnal Rahmawati (2011) setiap ibu yang telah

menjalani proses persalinan dengan mendapatkan luka perineum akan

merasakan nyeri, nyeri yang dirasakan pada setiap ibu dengan luka

Page 14: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

3

perineum menimbulkan dampak yang tidak menyenangkan seperti

kesakitan dan rasa takut untuk bergerak sehingga banyak ibu dengan luka

perineum jarang mau bergerak pasca persalinan sehingga dapat

mengakibatkan banyak masalah diantaranya sub involusi uterus,

pengeluaran lockea yang tidak lancar, dan perdarahan pasca partum. Ibu

bersalin dengan luka perineum akan mengalami nyeri dan

ketidaknyamanan. Adapun definisi dari Kozier dan Erb, nyeri

diperkenalkan sebagai suatu pengalaman emosional yang

penatalaksanaannya tidak hanya pada pengelolaan fisik semata, namun

penting juga untuk melakukan manipulasi (tindakan) psikologis untuk

mengatasi nyeri.

Metode sederhana yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri

yang secara alamiah yaitu dengan memberikan kompres dingin pada luka,

ini merupakan alternatif pilihan yang alamiah yaitu dengan memberikan

kompres dingin pada luka, ini merupakan alternatif pilihan yang alamiah

dan sederhana yang dengan cepat mengurangi rasa nyeri selain dengan

memakai obat-obatan. Terapi dingin menimbulkan efek analgetik dengan

memperlambat kecepatan hantaran saraf sehingga impuls nyeri yang

mencapai otak lebih sedikit.

Rasa nyeri dan tidak nyaman di area perineum dapat diatasi dengan

menggunakan kompres dingin pada area perineum setiap 2 jam sekali

selama 24 jam pertama sesudah melahirkan (Murkoff, 2006).

Page 15: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

4

Terapi es dapat menurunkan prostaglandin yang memperkuat

sensitivitas reseptor nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera dengan

menghambat proses inflamasi. Agar efektif, es dapat diletakkan pada

tempat cedera segera setelah cedera terjadi (Andarmoyo Sulistyo, 2013).

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk

mengaplikasikan penelitian yang dilakukan Rahmawati (2011) yang

berjudul “Pengaruh Kompres Dingin Terhadap Pengurangan Nyeri Luka

Perineum Pada Ibu Nifas” dalam bentuk karya tulis ilmiah dengan judul

“Pemberian kompres dingin terhadap penurunan nyeri luka perineum pada

ibu post partum di Puskesmas Sibela Mojosongo”.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Penulis mampu mengaplikasikan Pemberian kompres

dingin terhadap penurunan nyeri luka perineum pada ibu post

partum di Puskesmas Sibela Mojosongo.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan

pemberian kompres dingin terhadap penurunan nyeri luka

perineum pada ibu post partum di Puskesmas Sibela

Mojosongo.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada

pasien dengan pemberian kompres dingin terhadap penurunan

Page 16: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

5

nyeri luka perineum pada ibu post partum di Puskesmas Sibela

Mojosongo.

c. Penulis mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan pada

pasien dengan pemberian kompres dingin terhadap penurunan

nyeri luka perineum pada ibu post partum di Puskesmas Sibela

Mojosongo.

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada pasien dengan

pemberian kompres dingin terhadap penurunan nyeri luka

perineum pada ibu post partum di Puskesmas Sibela

Mojosongo.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan

pemberian kompres dingin terhadap penurunan nyeri luka

perineum pada ibu post partum di Puskesmas Sibela

Mojosongo.

f. Penulis mampu menganalisa hasil dari Pemberian kompres

dingin terhadap penurunan nyeri luka perineum pada ibu post

partum di Puskesmas Sibela Mojosongo.

Page 17: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

6

C. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulis adalah:

1. Bagi Penulis

Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menambah ilmu

pengetahuan dan pengalaman bagi penulis mengenai kasus pemberian

kompres dingin terhadap penurunan nyeri luka perineum pada ibu post

partum di Puskesmas.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk

institusi pendidikan DIII Keperawatan dalam rangka meningkatkan

mutu pendidikan di masa yang akan datang.

3. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan

Sebagai masukan dalam membuat asuhan keperawatan pada

ibu post partum yang mengalami nyeri pada luka perineum sehingga

diharapkan dapat meningkatkan perkembangan bagi ilmu dan praktek

keperawatan maternitas.

Page 18: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Konsep Nifas

a. Masa nifas

Masa nifas (puepurium) adalah masa pulih kembali, mulai

dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti

pra-hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu (Wulandari dan

Handayani, 2011).

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah

lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan. Masa nifas

dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat

kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung

kira-kira 6 minggu. Masa nifas merupakan masa selama persalinan

dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu

berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak

hamil yang normal. Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu

melahirkan bayi yang dipergunakan untuk memulihkan

kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan waktu 6-12

minggu (Marmi, 2012).

Page 19: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

8

b. Perubahan fisiologis masa nifas

1. Perubahan sistem reproduksi

Menurut Marmi (2012 : 83) perubahan sistem reproduksi di

klasifikasikan sebagai berikut :

a) Involusi uterus

Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan

suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil

dengan bobot hanya 60 gram. Involusi uteri dapat juga

dikatakan sebagai proses kembalinya uterus pada keadaan

semula atau keadaan sebelum hamil.

Involusi uterus melibatkan reorganisasi dan

penanggalan decidua atau endometrium dan pengelupasan

lapisan pada tempat implantasi plasenta sebagai tanda

penurunan ukuran dan berat serta perubahan tempat uterus,

warna dan jumlah lochea.

Proses involusi uterus adalah sebagai berikut :

(1) Iskemia miometrum

Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus

menerus dari uterus setelah pengeluaran plasenta

membuat uterus relative anemi dan menyebabkan serat

otot atrofi.

Page 20: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

9

(2) Atrofi jaringan

Atrofi jaringan terjadi sebagai reaksi penghentian

hormon estrogen saat pelepasan plasenta.

(3) Autolysis

Autolysis merupakan proses penghancuran diri

sendiri yang terjadi didalam otot uterine. Enzim

proteolitik dan memendekan jaringan otot yang telah

sempat mengendur hingga 10 kali panjang nya dari

semula dan lima kali lebar dari semula selama kehamilan

atau dapat juga dikatakan sebagai pengerusakan secara

langsung jaringan hipertropi yang berlebihan. Hal ini

disebabkan karena penurunan hormon estrogen dan

progesteron.

(4) Efek oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan

retraksi otot uterin sehingga akan menekan pembuluh

darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke

uterus. Proses ini membantu untuk mengurangi situs atau

tempat implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan

b) Involusi tempat plasenta

Setelah persalinan tempat plasenta merupakan

tempat dengan permukaan kasar, tidak rata dan kira-kira

sebesar telapak tangan. Dengan cepat luka ini mengecil, pada

akhir minggu ke 2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas

Page 21: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

10

1-2 cm. Penyembuhan luka bekas plasenta khas sekali. Pada

permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak

pembuluh darah besar-besar yang tersumbat oleh thrombus.

Biasanya luka yang demikian sembuh dengan

menjadi parut, tetapi luka bekas plasenta tidak meninggalkan

parut. Hal ini disebabkan karena luka ini sembuh dengan cara

dilepaskan dari dasarnya tetapi diikuti pertumbuhan

endometrium baru dibawah permukaan luka. Endometrium

ini tumbuh dari pinggir luka dan juga dari sisa-sisa kelenjar

pada dasar luka. Regenerasi endometrium terjadi ditempat

implantasi plasenta selama sekitar 6 minggu. Epitelium

berproliferasi meluas kedalam dari sisi tempat ini dan dari

lapisan sekitar uterus serta dibawah tempat implantasi

plasenta dari sisa-sisa kelenjar berkisar endometrium ini

berlangsung didalam decidua basalis. Pertumbuhan kelenjar

ini pada hakekatnya mengikis pembuluh darah yang

membeku pada tempat implantasi plasenta yang

menyebabkannya menjadi terkelupas dan tak dipakai lagi

pada pembuangan lochea.

c) Perubahan ligament

Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia

yang meregang sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin

lahir, berangsur-angsur menciut kembali seperti sedia kala.

Page 22: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

11

Tidak jarang ligamentum rotundum menjadi kendor yang

mengakibatkan letak uterus menjadi retrofleksi. Tidak jarang

pula wanita mengeluh “kandungannya turun” setelah

melahirkan oleh karena ligament, fasia, jaringan penunjang

alat genetalia menjadi agak kendor.

d) Perubahan pada serviks

Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus.

Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks postpartum

adalah bentuk serviks yang akan mengangga seperti corong.

Bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri yang dapat

mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi,

sehingga seolah-olah pada perbatasan antara korpus dan

serviks uteri terbentuk semacam cincin. Warna serviks

sendiri merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh

darah. Beberapa hari setelah persalinan, ostium externum

dapat dilalui oleh 2 jari, pingir-pinggirnya tidak rata tetapi

retak-retak karena robekan dalam persalinan. Pada akhir

minggu pertama hanya dapat dilalui oleh 1 jari saja, dan

lingkaran retraksi berhubungan dengan bagian atas dari

canalis cervikallis.

e) Lochea

Lochea adalah eksresi cairan Rahim selama masa

nifas dan mempunyai reaksi basa atau alkalis yang dapat

Page 23: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

12

membuat organisme berkembang lebih cepat. Sekret

mikroskopiklochia terdiri dari eritrosit, peluruhan deciduas,

sel epitel dan bakteri. Lochea mengalami perubahan karena

proses involusi.

Pengeluaran lochea dapat dibagi berdasarkan waktu dan

warnanya, diantaranya :

1) Lochea Rubra atau merah (kruenta)

Lochea ini muncul pada hari pertama sampai hari

ketiga masa post partum. Sesuai dengan namanya,

warnanya biasanya merah dan mengandung darah dari

perobekan atau luka pada plasenta dan serabut dari

deciduas dan chorion. Terdiri dari sel desidua, verniks

caseosa, rambut larugo, sisa mekoneum dan sisa darah.

2) Lochea serosa

Lochea ini muncul pada hari ke lima sampai

kesembilan postpartum. Warnanya biasanya kekuningan

atau kecoklatan. Lochea ini terdiri dari lebih sedikit darah

dan lebih banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan

robekan laserasi plasenta.

3) Lochea Alba

Lochea ini muncul lebih dari hari kesepulauh post

partum. Warnanya lebih pucat, putih kekuningan dan lebih

banyak mengandung leukosit, selaput lender serviks, dan

Page 24: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

13

serabut jaringan yang mati. Bila pengeluaran lochia tidak

lancar maka disebut locheastasis kalau lochea tetap

berwarna merah setelah 2 minggu ada kemungkinan

tertinggalnya sisa plasenta atau karena involusi yang

kurang sempurna yang sering disebabkan retroflexio uteri.

Lochea mempunyai suatu karakteristik hal yang

tidak sama dengan secret menstrual. Bau yang paling kuat

pada lochea serosa dan harus dibedakan juga dengan bau

yang menandakan infeksi. Lochea disekresikan dengan

jumlah banyak pada awal jam post partum yang selanjutnya

akan berkurang sejumlah besar sebagai lochea rubra,

sejumlah kecil sebagai lochea serosa dan sejumlah kecil

sebagai lochea serosa dan sejumlah lebih sedikit lagi lochea

alba.

Tabel perbedaan masing-masing lochea

Lochea Waktu Warna Ciri-ciri

Rubra 1-3 hari Merah

Kehitaman

Terdiri dari

seldesidua,

verniks

caseosa,

rambut

lanugo, sisa

meconium

dan sisa

darah

Sangui-

Lenta

2-7 hari Putih

bercampur

merah

Sisa darah

bercampur

lender

Page 25: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

14

Serosa

7-14 hari

Kekuningan

atau

kecoklatan

Lebih sedikit

darah dan

lebih banyak

serum, juga

terdiri dari

leukosit dan

robekan

laserasi

plasenta

Alba >14 hari Putih Mengandung

leukosit,

selaput lendit

serviks dan

serabut

jaringan yang

mati.

Tabel 2.1 Perbedaan Masing-masing Lochea

Menurut Marmi (2012 : 90)

f) Perubahan pada vulva,vagina dan perineum

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta

peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi,

dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut,

kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur.

Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali pada keadaan

tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur

akan muncul kembali sementara labia menjadi lebih

menonjol. Humen tampak sebagai tonjolan kecil dan dalam

proses pembentukan berubah menjadi kurunkulae motiformis

yang khas bagi wanita multipara. Segera setelah melahirkan,

perineum menjadi kendur karena sebelumnya terganggu oleh

Page 26: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

15

tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Perubahan pada

perineum pasca melahirkan terjadi pada saat perineum

mengalami robekan. Robekan jalan lahir dapat terjadi secara

spontan ataupun dilakukan episiotomi dengan indikasi

tertentu. Pada postnatal hari ke 5, perineum sudah

mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun

tetap lebih kendur daripada keadaan sebelum melahirkan.

Ukuran vagina akan selalu lebih besar dibandingkan

keadaan saat sebelum persalinan pertama. Meskipun

demikian, latihan otot perineum dapat mengembalikan tonus

tesebut dan dapat mengencangkan vagina hingga tingkat

tertentu. Hal ini dapat dilakukan pada akhir puerperium

dengan latihan harian.

2. Komplikasi Post Partum

Menurut Marmi (2012 : 161) komplikasi pada ibu post partum

adalah sebagai berikut :

a. Perdarahan pervagina

b. Infeksi masa nifas

c. Sakit kepala, nyeri epigastrik, penglihatan kabur

d. Pembengkakan di wajah atau ekstremitas

e. Demam, muntah , rasa sakit waktu berkemih

f. Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama

g. Rasa sakit, merah, lunak, dan pembengkakan di kaki

Page 27: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

16

h. Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan

dirinya sendiri.

i. Permasalahan dalam menyusui

3. ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM

Asuhan masa nifas adalah penatalaksanaan asuhan yang

diberikan pada pasien mulai dari saat setelah lahirnya bayi sampai

dengan kembalinya tubuh dalam keadaan seperti hamil atau

mendekati keadaan sebelum hamil (Saleha, 2009).

1) Pengkajian

Tujuan anamnesa adalah merupakan kumpulan informasi

subyektif yang diperoleh dari apa yang dipaparkan oleh pasien

terkait dengan masalah kesehatan yang menyebabkan pasien

melakukan kunjungan ke pelayanan kesehatan (Niman, 2013).

a) Riwayat kesehatan

Riwayat kesehatan bertujuan untuk mendapatkan dan

mengenai psikososial, suku dan latar belakang budaya yang

berpengaruh terhadap kondisi kesehatan pasien, sakit

penyakit yang dialami dan kebutuhan terkait pendidikan

kesehatan (Niman, 2013).

Hal yang perlu dikaji dalam riwayat kesehatan adalah:

1) Keluhan yang dirasakan ibu saat ini

2) Adakah kesulitan atau gangguan dalam pemenuhan

kebutuhan sehari-hari misalnya pola makan, buang air

Page 28: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

17

kecil atau buang air besar, kebutuhan istirahat dan

mobilisasi.

3) Riwayat persalinan ini meliputi adalah komplikasi,

laserasi atau episiotomi

4) Obat atau suplemen yang dikonsumsi saat ini misalnya

tablet zat besi

5) Perasaan ibu saat ini berkaitan dengan kelahiran bayi,

penerimaan terhadap peran baru sebagai orang tua

termasuk suasana hati yang dirasakan ibu sekarang,

kecemasan dan kekhawatiran.

b) Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik merupakan bagian dari proses assessment

yang dilakukan oleh perawat untuk mendapatkan informasi

mengenai gambaran lengkap tentang fungsi fisiologis.

(Niman, 2013) antara lain:

1) Keadaan umum, kesadaran

2) Tanda-tanda vital: tekanan darah, suhu, nadi, dan

pernafasan

3) Payudara: pembesaran, puting susu (menonjol atau

mendatar, adakah nyeri dan lecet pada puting), ASI atau

kolostrum sudah keluar, adakah pembengkakan, radang

atau benjolan abnormal

4) Abdomen: tinggi fundus uteri, kontraksi uterus

Page 29: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

18

5) Kandung kemih kosong atau penuh

6) Genetalia dan perineum: pengeluaran lochea (jenis,

warna, jumlah, bau), odema, peradangan, keadaan

jahitan, tanda-tanda infeksi pada luka jahitan,

kebersihan perineum dan hemoroid pada anus

(Suherni, 2008).

2) Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang

menggambarkan respons manusia (keadaan sehat atau

perubahan pola actual/potensial) dari individu atau kelompok

tempat perawat secara legal mengidentifikasi dan perawat

dapt memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status

kesehatan atau untuk mengurangi, menyingkirkan atau

mencegah perubahan (Rohmah, dkk 2014).

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik

b. Resiko infeksi berhubungan dengan Trauma jaringan

(Nanda NIC-NOC, 2013)

3) Intervensi Keperawatan

Perencanaaan adalah pengembangan strategi desain

untuk mencegah, mengurangi dan mengatasi masalah-masalah

yang telah didentifikasikan dalam diagnosis keperawatan

(Rohmah,dkk, 2014).

1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik

Page 30: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

19

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

masalah nyeri dapat teratasi dengan kriteria hasil :

a) Mampu mengontrol nyeri

b) Nyeri dapat berkurang menjadi skala ringan 1-3

c) Mampu mengenali nyeri

d) TTV dalam batas normal,TD : 120/90 mmHg, Nadi :

80-100 x/menit, Respirasi : 20-24 x/menit, Suhu : 36,5-

37,50C

Intervensi

(1) Kaji PQRST (Pencetus nyeri, Quantitas nyeri,

Regio, Skala, Timer)

Rasional : untuk mengetahui skala nyeri dan

durasi nyeri.

(2) Berikan kompres dingin pada perineum setelah

melahirkan.

Rasional: Kontriksi pembuluh darah, mengurangi

edema, memberikan kenyamanan.

(3) Ajarkan relaksasi nafas dalam untuk mengurangi

nyeri.

Rasional: untuk mengurangi nyeri dan

meningkatkan relaksasi.

Page 31: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

20

(4) Kolaborasi dengan dokter bila terdapat

perdarahan berlebih dan pemberian obat

analgesic.

Rasional: mungkin diperlukan intervensi medis

untuk mengatasi masalah dan mengurangi nyeri.

2) Resiko infeksi berhubungan dengan Trauma jaringan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tidak

terdapat tanda-tanda infeksi.

a) Tidak terjadi infeksi

b) Tidak ada tanda-tanda infeksi

c) Pertahankan TTV dalam batas normal TD : 120/90

mmHg, Nadi : 80-100 x/menit, Respirasi : 20-24

x/menit, Suhu : 36,5-37,50C

d) Leukosit dalam batas normal 5-10 x 10^3 ul

Intervensi

(1) Observasi tanda-tanda infeksi

Rasional: untuk mengetahui adanya tanda-tanda

infeksi

(2) Lakukan vulva hygiene

Rasional: untuk membersihkan daerah vagina

(3) Ajarkan pasien untuk personal hygiene

Rasional : agar terhindar dari infeksi dan tetap

menjaga kebersihan

Page 32: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

21

(4) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat

antibiotic

Rasional : untuk mencegah terjadinya infeksi.

4) Evaluasi

Evaluasi adalah penilaian dengan cara

membandingkan perubahan keadaan pasien (hasil yang

diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada

tahap perencanaan (Rohmah dkk, 2014).

2. Luka Perineum

a. Perineum

Perineum adalah daerah antara Vulva dan Anus. Biasanya

setelah melahirkan Perineum menjadi agak bengkak atau memar dan

mungkin ada luka bekas jahitan robekan atau Episiotomi (Huliana. M,

2003).

Perineum merupakan bagian yang sangat penting dalm

fisiologi. Keutuhan Perineum tidak hanya beperan atau menjadi bagian

penting dari proses persalinan, tetapi juga diperlukan untuk

mengontrol proses buang air besar dan buang air kecil, menjaga

aktivitas peristaltic normal (dengan menjaga tekanan intra abdomen)

dan fungsi seksual yang sehat. Karena itu kerusakan pada Perineum

harus dihindarkan. Namun hanya sedikit bukti ilmiah yang

Page 33: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

22

menunjukkan faktor-faktor yang dapat mencegah kerusakan Perineum

pada proses persalinan (DepKes RI, 2005).

b. Ruptur Perineum

Ruptur perineum adalah robekan yang terjadi pada saat

bayi lahir baik secara spontan maupun dengan menggunakan alat

atau tindakan. Robekan perineum umumnya terjadi pada garis

tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat.

Robekan perineum terjadi pada hampir semua primipara. Ruptur

Perineum dapat terjadi karena ruptur spontan maupun episiotomy

(Damarini.dkk, 2013).

Ruptur urteri spontan terjadi yang terjadi secara spontan

pada uterus yang utuh (tanpa parut). Faktor pokok di sini ialah

bahwa persalinan tidak maju karena rintangan, misalnya panggul

sempit, hidrosefalus, janin dalam letak lintang dan sebagainya,

sehingga segmen bawah uterusbmakin lama makin diregangkan.

Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama

dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan ini dapat

dihindarkan atau di kurangi dengan menjaga jangan sampai dasar

panggul dilalui oleh kepala janin dengan cepat (Prawiroharjo, 2007).

c. Klasifikasi Laserasi Perineum

Menurut Leveno (2009) laserasi (robekan) vagina dan

perineum serta insisi episiotomy diklafikasikan menjadi derajat

pertama, kedua dan keempat.

Page 34: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

23

Derajat pertama : Mengenai fourchette, kulit perineum dan

membran mukosa vagina tetapi tidak

mencapai fasia dan otot dibawahnya.

Derajat kedua : Mengenai fasia dan otot perineum, selain

Kulit dan membrane mukosa, tetapi tidak

mencapai sfingter anus. Robekan ini

biasanya meluas keatas disatu atau kedua

sisi vagina membentuk cedera segitiga

tidak beraturan.

Derajat ketiga : Meluas melalui kulit, membran mukosa,

dan korpus perineum dan mengenai

sfingter anus.

Derajat keempat : Meluas melewati mukosa rektum sehingga

lumen rektum terpajan. Robekan di daerah

uretra yang mungkin menyebabkan perdarahan

hebat juga besar kemungkinan-nya terjadi pada

jenis laserasi ini.

Sedangkan menurut Tiran (2005) laserasi perineum diklasifikasikan

menjadi tiga, yaitu :

Derajat pertama : Robekan pada kulit saja sementara ototnya

tetap utuh.

Derajat kedua : Robekan pada kulit dan otot yang

tingkatannya biasa ringan ataupun berat

Page 35: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

24

tetapi tidak mengenai otot sfingter anus.

Derajat ketiga : Derajat ketiga atau rupture total, dengan

robekan mengenai seluruh badan perineum

dan melewati sfingter anus kedalam rektum.

3. NYERI

a. Pengertian Nyeri

Nyeri sebagai pengalaman yang tidak menyenangkan baik

sensori maupun emosional yang berhubungan dengan resiko dan

aktualnya kerusakan jaringan tubuh. Secara umum nyeri

digambarkan sebagai keadaaan yang tidak nyaman, akibat dari

rudapaksa pada jaringan terdapat puka yang menggambarkan nyeri

sebagai suatu pengalaman sensori dan emosional yang tidak

menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau

potensi alat atau menggambarkan suatu istilah kerusakan. Nyeri

adalah suatu sensasi tunggal yang disebabkan oleh stimulus spesifik

bersifat subyektif dan berbeda antara masing-masing individu karena

dipengaruhi oleh faktor psikososial dan kultur bendorphin seseorang

sehingga orang tersebut lebih merasakan nyeri (Potter dan Perry,

2005 : 1).

Menurut Andarmoyo (2013 : 45) mendefinisikan nyeri

sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang

tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang

Page 36: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

25

aktual, potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian saat

terjadi kerusakan (International Association for the study of pain).

Prasetyo (2010 : 16) mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu

mekanisme proteksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang rusak,

dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan

rasa nyeri.

Nyeri persalinan adalah manifestasi dari adanya kontraksi

(pemendekan) otot Rahim. Kontraksi inilah yang menimbulkan rasa

sakit pada pinggang, daerah perut dan menjalar kearah paha.

Kontraksi ini menyebabkan adanya pembukaan mulut Rahim (

serviks) dengan adanya pembukaan servik ini maka akan terjadi

persalinan (Judha dkk, 2012 : 32).

b. Klasifikasi Nyeri

Klasifikasi nyeri menurut Andarmoyo (2013:123) yaitu

a) Klasifikasi nyeri berdasarkan durasi

1) Nyeri akut

Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera

akut, penyakit, atau intervensi bedah dan memiliki awitan

yang cepat, dengan intensitas yang bervariasi (ringan sampai

berat) dan berlangsung untuk waktu singkat. Untuk tujuan

definisi, nyeri akut dapat dijelaskan sebagai nyeri yang

berlangsung dari beberapa detik hingga enam bulan. Fungsi

Page 37: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

26

nyeri akut ialah memberi peringatan akan suatu cidera atau

penyakit yang akan datang.

Nyeri akut akan berhenti dengan sendirinya (self

limting) dan akhirnya menghilang dengan atau tanpa

pengobatan setelah keadaan pulih pada area yang terjadi

kerusakan. Nyeri akut berdurasi singkat (kurang dari enema

bulan), memiliki omset yang tiba-tiba, dan terlokasi. Nyeri

ini biasanya disebabkan trauma bedah atau inflamasi.

Kebanyakan orang pernah mengalami nyeri jenis ini, seperti

pada saat sakit kepala, sakit gigi, terbakar, tertusuk duri,

pasca persalinan, pasca pembedahan, dan lain sebagainya.

Nyeri akut terkadang disertai oleh aktivasi system

saraf simpatis yang akan memperlihatkan gejala-gejala

seperti peningkatan respirasi, peningkatan tekanan darah,

peningkatan denyut jantung, diaphoresis, dan dilatasi pupil.

Secara verbal klien yang mengalami nyeri akan melaporkan

adanya ketidaknyamanan berkaitan dengan nyeri yang

dirasakannya. Klien yang mengalami nyeri akut biasanya

juga akan memperlihatkan respons emosi dan perilaku

seperti menangis, mengarang kesakitan, mengerutkan wajah,

atau menyerigai.

Page 38: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

27

2) Nyeri kronik

Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten

yang menetap sepanjang suatu periode waktu. Nyeri kronik

berlangsung lama, intensitas yang bervariasi, dan biasanya

berlangsung lebih dari enam. Nyeri kronik dapat tidak

mempunyai awitan yang ditetapkan dengan tepat dan sering

sulit untuk diobati karena biasanya nyeri ini tidak

memberikan respons terhadap pengobatan yang

diarahkanpada penyebabnya.

b) Klasifikasi berdasarkan asal

1) Nyeri nosiseptif

Nyeri nosiseptif (nociceptive pain) merupakan nyeri

yang diakibatkan oleh aktivasi atau sensititasi

nosiseptorperifer yang merupakan reseptor khusus yang

mengantarkan stimulus noxious. Nyeri nosiseptif perifer

dapat terjadi karena adanya stimulus yang mengenai kulit,

tulang, sendi, otot, jaringan ikat,dan lain-lain. Hal ini dapat

terjadi pada nyeri post operatif dan nyeri kanker.

Dilihat dari sifat nyerinya maka nyeri niseptif

merupakan nyeri akut. Nyeri akut merupakan nyeri

nosiseptif yang mengenai daerah perifer dan letaknya lebih

terlokalisasi.

Page 39: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

28

2) Nyeri neuropatik

Nyeri neuropatik merupakan suatu hasil suatu

cidera atau abnormalitas yang didapat pada structur saraf

perifer maupun sentral. Berbeda dengan nyeri noseseptif,

nyeri neuropatik bertahan lebih lama dan merupakan proses

input saraf sensorik yang abnormal oleh system saraf

perifer. Nyeri ini lebih sulit diobati. Pasien akan mengalami

nyeri seperti terbakar, tingling, shooting, shock like,

hypergesia, atau allodinya. Nyeri neuropatik dari sifat

nyerinya merupakan nyeri kronis.

c) Klasifikasi nyeri berdasarkan lokasi

Klasifikasi nyeri berdasarkan lokasinya dibedakan sebagai

berikut :

1) Superficial atau kutaneus.

Nyeri superficial adalah nyeri yang disebabkan

stimulasi kulit. Karakteristik dari nyeri berlangsung nyeri

dan terlokalisasi. Nyeri biasanya terasa sebagai sensasi yang

tajam. Contohnya tertusuk jarum suntik dan luka potong

kecil atau laserasi.

2) Visceral dalam

Nyeri visceral adalah nyeri yang terjadi akibat

stimulasi organ-organ internal. Karakteristik nyeri bersifat

difus dan dapat menyebar ke beberapa arah. Durasinya

Page 40: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

29

bervariasi tetapi biasanya berlangsung lebih lama daripada

superficial. Pada nyeri ini juga menimbulkan rasa tidak

menyenangkan, dan berkaitan dengan mual dan gejala-

gejala otonom. Nyeri dapat terasa tajam, tumpul, atau unik

tergantung organ yang terlibat. Contoh seperti pukul

(crushing) seperti angina pectoris dan sensasi terbakar

seperti pada ulkus lambung.

3) Nyeri alih (referred pain)

Nyeri alih merupakan fenomena umum dalam nyeri

visceral karena banyak organ tidak memiliki reseptor nyeri.

Jalan masuk neuron sensori dari organ yang terkena

kedalam segmen medulla spinalis sebagai neuron dari

tempat asal nyeri dirasakan, persepsi nyeri pada daerah yang

tidak terkena. Karakteristik nyeri dapat terasa dibagian

tubuh yang terpisah dalam sumber nyeri dan dapat terasa

dengan berbagai karakteristik contoh nyeri yang terjadi pada

infark miokard, yang menyebabkan nyeri alih ke rahang,

lengan kiri, batu empedu, yang dapat mengalihkan nyeri ke

selangkangan.

4) Radiasi

Nyeri radiasi merupakan sensasi nyeri yang meluas

dari tempat awal cidera ke bagian tubuh yang lain.

Karakteristiknya nyeri terasa seakan menyebar ke bagian

Page 41: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

30

tubuh bawah. Nyeri dapat menjadi intermiten atau konstan.

Contoh nyeri punggung bagian bawah akibat diskus

intravertebral yang rupture disertai nyeri yang meradiasi

sepanjang tungkai dari iritasi saraf skiatik.

d) Pengalaman nyeri

Terdapat 3 fase pengalaman nyeri. Fase tersebut antara lain fase

antipasti, fase sensasi, dan fase akibat/aftermath.

1) Fase antipasti

Fase antipasti terjadi sebelum nyeri diterima. Fase

ini mungkin bukan merupakan fase yang paling penting

karena fase ini bias mempengaruhi dua fase lain. Pada fase

ini memungkinkan seseorang belajar tentang nyeri dan

upaya untuk menghilangkan nyeri tersebut. Peran perawat

dalam fase ini sangat penting, terutama dalam memberikan

informasi yang adekuat kepada klien.

2) Fase sensasi

Fase sensasi terjadi pada saat nyeri terasa. Fase ini

terjadi ketika klien merasakan nyeri, karena nyeri itu

bersifat subjektif maka tiap orang dalam menyikapi nyeri

juga berbeda-beda. Toleransi terhadap nyeri juga akan

berbeda antara satu orang dengan orang lain. Orang yang

mempunyai tingkat toleransi tinggi terhadap nyeri tidak

akan mengeluh nyeri dengan stimulus kecil. Sebaliknya,

Page 42: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

31

orang yang toleransinya terhadap nyerinya rendah akan

mudah merasa nyeri dengan stimulus nyeri kecil. Klien

dengan tingkat toleransi tinggi terhadap nyeri mampu

menahan nyeri tanpa bantuan. Sebaliknya, orang yang

toleransi terhadap rendah sudah mencari sudah mencari

upaya mencegah nyeri, sebelum nyeri datang.

3) Fase akibat/aftermath

Fase ini terjadi saat nyeri sudah berkurang atau

hilang. Pada fase ini klien masih membutuhkan kontrol dari

perawat,karena nyeri bersifat krisis sehingga dimungkinkan

klien mengalami gejala sisa pasca nyeri. Apabila klien

mengalami episode nyeri berulang, respon akibat

(aftermath) dapat menjadi masalah kesehatan yang berat.

Perawat berperan dalam membantu memperoleh kontrol diri

untuk meminimalkan rasa takut akan kemungkinan nyeri

berulang.

e) Respon fisiologis terhadap nyeri

Perubahan atau respon fisiologis dianggap sebagai indicator

nyeri yang lebih akurat dibandingkan laporan verbal pasien.

Respon fisiologi harus digunakan sebagai pengganti untuk

laporan verbal dari nyeri pada pasien tidak sadar dan jangan

digunakan untuk mencoba memvalidasi laporan verbal dan

nyeri individu.

Page 43: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

32

Respon fisiologis terhadap nyeri dapat sangat

membahayakan individu. Pada saat impuls nyeri masuk ke

medulla spinalis menuju ke batang otak dan hipotalamus, sistem

saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon

stress. Stimulasi pada cabang simpatis pada system saraf

otonom menghasilkan respon fisiologis.

Apabila nyeri berlangsung terus-menerus, berat, dalam,

dan melibatkan organ-organ dalam visceral maka system saraf

simpatis akan menghasilkan suatu aksi.

Tabel berikut ini menunjukkan respon fisiologis terhadap nyeri

Respon fisiologis terhadap nyeri

Respon Penyebab atau efek

Stimulasi simpatik

Dilatasi respon bronkheolus

dan peningakatan frekuensi

pernafasan

Menyebabkan

peningkatan asupan

oksigen

Peningkatan frekuensi denyut

jantung

Menyebabkan transport

oksigen

Vasokontriksi perifer (pucat,

peningkatan tekanan darah)

Meningkatkan tekanan

darah disertai

perpindahan suplai

darah dari perifer dan

visera ke otot-otot

skeletal dan otak

Peningkatan kadar glukosa

darah

Menghasilkan energy

tambahan

Diaphoresis Mengontrol temperature

Page 44: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

33

tubuh selama stress

Peningkatan ketegangan otot Mempersiapkan otot

untuk melakukan aksi

Dilatasi pupil Memungkinkan

penglihatan yang lebih

baik

Penurunan motilitas saluran

cerna

Membebaskan energy

untuk melakukan

aktivitas dengan lebih

cepat

Stimulasi parasimpatik

Pucat Menyebabkan suplai

darah berpindah ke

perifer

Ketegangan otot Akibat keletihan

Penurunan denyut jantung dan

tekanan darah

Akibat stimulasi vagal

Pernafasan yang cepat dan tidak

teratur

Menyebabkan

pertahanan tubuh gagal

akibat stress nyeri yang

terlalu lama

Mual dan muntah Mengembangkan

saluran cerna

Kelemahan atau kelelahan Akibat pengeluaran

energy fisik

Tabel 2.2 Respon fisiologis terhadap nyeri

Menurut Andarmoyo (2013: 24)

f) Respon perilaku

Respon perilaku yang ditunjukkan oleh pasien sangat

beragam. Meskipun respon perilaku pasien dapat menjadi

Page 45: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

34

indikasi pertama bahwa ada sesuatu yang tidak beres, respon

perilaku seharusnya tidak boleh digunakan sebagai pengganti

untuk mengukur nyeri kecuali dalam situasi yang tidak lazim

dimana pengukuran tidak memungkinkan (misal orang tersebut

menderita retardasi mental yang berat atau tidak sadar).

Respon perilaku nyeri pada klien dapat dilihat pada tabel sbb :

Respon perilaku nyeri pada pasien

Vokalisasi - Mengaduh

- Menangis

- Sesak nafas

- Mendekur

Ekspresi wajah - Meringis

- Menggelutukkan gigi

- Mengernyitkan dahi

- Menutup mata atau

mulut dengan lebar

- Menggigit bibir

Gerakan tubuh - Gelisah

- Imobilisasi

- Ketegangan otot

- Peningkatan gerakan jari

dan tangan

- Aktivitas melangkah

yang tanggal ketika

berlari atau berjalan

- Gerakan ritmik atau

gerakan menggosok

- Gerakan melindungi

Page 46: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

35

sebagian tubuh

Interaksi social - Menghindari percakapan

- Fokus hanya pada

aktivitas

- Menghindari kontak

social

- Penurunan rentan

perhatian

Tabel 2.3 Respon perilaku nyeri

Menurut Andarmoyo (2012 : 29)

g) Pengkajian keperawatan tentang nyeri

Deskripsi verbal tentang nyeri. Individu merupakan penilaian

terbaik dari nyeri yang dialaminya karenanya harus diminta

untuk menggambarkan membuat tingkatnya. Informasi yang

diperlukan harus menggambarkan nyeri individual dalam

berbagai cara :

1) Intensitas nyeri

Individu dapat diminta untuk membuat tingkatan nyeri pada

skal verbal (misalnya: tidak nyeri, sedikit nyeri, nyeri hebat,

atau sangat hebat, atau 0-10 : 0 tidak nyeri. 10 = nyeri

sangat hebat)

2) Karakteristik nyeri, termasuk letak dimana nyeri pada

berbagai organ (mungkin merupakan alih), durasi (menit,

jam, hari, bulan, dan sebagainya), irama (misalnya terus

menerus, hilang timbul, periode bertambah dan

berkurangnya intensitas atau keberadaan dari nyeri ) kualitas

Page 47: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

36

(misalnya nyeri seperti ditusuk, seperti terbakar, sakit ,nyeri

seperti di gencet)

3) Faktor-faktor yang meredakan nyeri (misalnya gerakan,

kurang bergerak, pengerahan tenaga, istirahat, obat-obat

bebas). Dan apa yang dipercaya pasien dapat membantu

mengatasi nyerinya.

Banyak orang yang mempunyai ide-ide tertentu tentang apa

yang akan menghilangkan nyerinya. Perilaku ini sering

didasarkan pada pengalaman atau trial and error.

4) Efek nyeri terhadap aktivitas kehidupan sehari-hari

(misalnya tidur, nafsu makan, konsentrasi, interaksi dengan

orang lain, gerakan fisik, bekerja dan aktifitas santai. Nyeri

akut sering berkaitan dengan ansietas dan nyeri kronis

dengan depresi.

5) Kekhawatiran individu tentang nyeri. Dapat meliputi

berbagai masalah yang luas, seperti beban ekonomi,

prognosis, pengaruh terhadap peran dan perubahan citra diri.

h) Intervensi farmakologis

Menangani nyeri yang dialami pasien melaui intervensi

farmakologis dilakukan dalam kolaborasi dengan dokter atau

pemberi perawatan utama lainnya dan pasien. Obat-obat tertentu

untuk penatalaksanaan nyeri mungkin di resepkan atau kateter

epidural dipasang untuk memberikan dosis awal, Namun

Page 48: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

37

demikian, adalah perawat yang mempertahankan analgesia,

mengkaji keefektifannya, dan melaporkan jika intervensi

tersebut tidak efektif atau menimbulkan efek samping.

Penatalaksanaannyeri memerlukan kolaborasi erat dan

komunikasi yang efektif diantara pemberi perawatan kesadaran.

i) Tindakan non farmakologis

1) Stimulasi dan masase kutaneus

Masase adalah stimulasi kutaneus tubuh secara

umum, masase dapat membuat pasien lebih nyaman karena

masase dapat membuat relaksasi otot.

2) Terapi es dan panas

Terapi es (dingin) dan panas dapat menjadi strategi

pereda nyeri yang efektif pada beberapa keadaan, namun

begitu, ketidakefektifannya dan mekanisme kerjanya

memerlukan studi lebih lanjut. Diduga bahwa terapi es

dan panas bekerja dengan menstimulasi reseptor tidak

nyeri (non–nosiseptor) dalam bidang reseptor yang sama

seperti cidera.

3) Stimulasi saraf elektris transkutan

Stimulasi saraf elektris transkutan (TENS)

menggunakan unit yang dijalankan oleh baterai dengan

elektroda yang dipasang pada kulit untuk menghasilkan

sensasi kesemutan, menggetar atau mendengung pada

Page 49: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

38

area nyeri. TENS telah digunakan baik pada

menghilangkan nyeri akut atau kronik.

4) Distraksi

Distraksi merupakan teknik memfokuskan pasien

pada sesuatu selain pada nyeri, dapat menjadi strategi

yang sangat berhasil dan mungkin merupakan mekanisme

yang bertanggung jawab terhadap teknik kognitif efektif

lainnya.

5) Teknik relaksasi

Relaksasi otot skeletal dipercaya dapat menurunkan

nyeri dengan merilekskan ketegangan otot yang

menunjang nyeri. Teknik relaksasi yang sederhana

terdiri atas nifas abdomen dengan frekuensi lambat,

berirama. Pasien dapat memejamkan matanya dan

bernafas dengan perlahan dan nyaman. Irama yang

konstan dapat diperlukan dengan menghitung dalam

hati dan lambat bersama setiap inhalasi (“hirup, dua,

tiga”) dan ekhalasi (hembuskan, dua, tiga).

6) Imajinasi terbimbing adalah menggunakan imajinasi

sesorang dalam suatu cara yang dirancang secara khusus

untuk mencapai efek positif tertentu.

Page 50: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

39

j) Penilaian respon intensitas nyeri

1) Skala deskriptif

Skala deskriptif merupakan alat pengukuran tingkat

keparahan nyeri yang lebih objetif. Skala pendeskripsi

verbal (Verbal Descriptor Scale, VDS) merupakan sebuah

garis yng terdiri dari tiga sampai lima kata pendeskripsi

yang tersusun dengan jarak yang sama dengan di sepanjang

garis. Pendeskripsi ini di rangking dari “tidak rasa nyeri”

sampai “nyeri yang tidak tertahankan”. Perawat

menunjukkan klien skala tersebut dan meminta klien untuk

memilih intensitas nyeri terbaru yang dirasakan. Perawat

juga menanyakan seberapa jauh nyeri terasa paling

menyakitakan dan seberapa jauh nyeri terasa paling tidak

menyakitkan. Alat VDS ini memungkinkan klien memilih

sebuah kategori untuk mendeskripsikan nyeri (Potter &

Perry, 2006 : 63).

2) Skala Numeric

Skala penilaian numeric (Numerical Rating Scales,

NRS) lebih digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi

kata. Dalam hal ini, klien menilai nyeri dengan

menggunakan skala 0-10. Skala paling efektif digunakan

saat mengkaji intensitas nyeri sebelum dan setelah

intervensi terapeutik. Apabila digunakan untuk menilai

Page 51: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

40

nyeri, maka di rekomendasikan patokan ) Contoh pasien

post-appendiktomi hari pertama menunjukkan skala

nyerinya 9. Setelah dilakukan intervensi keperawatan, hari

ketiga perawatan pasien menunjukkan skala nyerinya 4.

3) Skala analog visual

Skala analog visual (Visual Anaog Scale) adalah

suatu garis lurus horizontal sepanjang 10 cm, yang

mewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan

pendeskripsi verbal pad setiap ujungnya. Pasien

diminta untuk menunjuk pada titik pada garis yang

meninjukkan letak nyeri terjadi sepanjang garis tersebut.

Ujung kiri biasanya menandakan “tidak ada” atau “tidak

nyeri”, sedangkan ujung kanan biasanya menandakan

“berat” atau “nyeri yang paling buruk”. Untuk menilai

hasil,sebuah penggaris diletakkan sepanjang garis dan jarak

yang dibuat pasien pada garis dari “tidak ada nyeri” diukur

dan ditulis dalam centimeter (Smeltzer , 2002).

Menurut Hartani, 2005 patofisiologi dari nyeri adalah

sebagai berikut :

Dimulai dari ketika bagian tubuh terluka oleh tekanan,

potongan, sayatan, dingin, atau kekurangan oksigen pada

sel, maka bagian tubuh yang terluka akan mengeluarkan

berbagai macam substansi intraselular dilepaskan ke ruang

Page 52: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

41

ektraseluler maka akan mengiritasi nasiseptor. Saraf ini

akan merangsang dan bergerak sepanjang serabut saraf atau

neurotranmisi yang akan menghasilkan substansi yang

disebut dengan neurotransmitter seperti prostaglandin dan

epineprin, yang membawa pesan nyeri dari medulla spinalis

ditransmissikan ke otak dan dipersepsikan sebagai nyeri.

4. KONSEP KOMPRES DINGIN

a. Pengertian

Menurut Haroen (2008 : 22) Kompres adalah metode

pemeliharaan suhu tubuh dengan menggunakan cairan atau alat yang

dapat menimbulkan dingin pada bagian tubuh yang memerlukan.

Pemberian kompres dingin dapat menurunkan prostaglandin yang

memperkuat sensitivitas reseptor nyeri dan subkutan lain pada tempat

cedera dengan menghambat proses inflamasi. Agar efektif kompres

dingin dapat diletakkan pada tempat cedera segera setelah cedera

terjadi (Andarmoyo, 2013).

Kompres dingin dapat menurunkan suhu tubuh, mencegah

terjadinya peradangan meluas, mengurangi meluas, mengurangi

kongesti, mengurangi perdarahan setempat, mengurangi rasa sakit

pada suatu daerah setempat (Rukiyah dan Yulianti, 2010 : 357).

Secara umum nyeri diartikan sebagai suatu keadaan yang

tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari

Page 53: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

42

serabut syaraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik,

fisiologis, maupun emosional.

Menurut jurnal Rahmawati (2011) setiap ibu yang telah

menjalani proses persalinan dengan mendapatkan luka perineum

akan merasakan nyeri, nyeri yang dirasakan pada setiap ibu dengan

luka perineum menimbulkan dampak yang tidak menyenangkan

seperti kesakitan dan rasa takut untuk bergerak sehingga banyak ibu

dengan luka perineum jarang mau bergerak pasca persalinan

sehingga dapat mengakibatkan banyak masalah diantaranya sub

involusi uterus, pengeluaran lockea yang tidak lancar, dan

perdarahan pascapartum. Ibu bersalin dengan luka perineum akan

mengalami nyeri dan ketidaknyamanan. Adapun definisi dari Kozier

dan Erb, nyeri diperkenalkan sebagai suatu pengalaman emosional

yang penatalaksanaannya tidak hanya pada pengelolaan fisik semata,

namun penting juga untuk melakukan manipulasi (tindakan)

psikologis untuk mengatasi nyeri.

Pemberian kompres dingin dapat mengurangi nyeri sesuai

dengan jurnal Rahmawati (2011) yaitu Metode sederhana yang dapat

digunakan untuk mengurangi nyeri yang secara alamiah yaitu

dengan memberikan kompres dingin pada luka, ini merupakan

alternatif pilihan yang alamiah yaitu dengan memberikan kompres

dingin pada luka,ini merupakan alternatif pilihan yang alamiah dan

sederhana yang dengan cepat mengurangi rasa nyeri selain dengan

Page 54: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

43

memakai obat-obatan. Terapi dingin menimbulkan efek analgetik

dengan memperlambat kecepatan hantaran saraf sehingga impuls

nyeri yang mencapai otak lebih sedikit.

Rasa nyeri dan tidak nyaman di area perineum dapat diatasi

dengan menggunakan kompres dingin pada area perineum setiap 2

jam sekali selama 24 jam pertama sesudah melahirkan (Murkoff,

2006).

b. Tujuan Kompres dingin

Menurut Haroen (2008), tujuan kompres dingin sebagai berikut :

1) Menurunkan suhu tubuh

2) Mencegah peradangan meluas

3) Mengurangi kongesti

4) Mengurangi perdarahan setempat

5) Mengurangi rasa sakit pada suatu daerah setempat

c. Indikasi

1) Klien dengan suhu tubuh yang tinggi

2) Klien dengan batuk atau muntah darah

3) Pasca tonsillectomy

4) Radang, memar

Page 55: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

44

d. Kontra indikasi

1) Luka terbuka. Dingin dapat meningkatkan kerusakan jaringan

karena mengurangi aliran darah ke luka terbuka.

2) Gangguan sirkulasi dingin dapat mengganggu nutrisi jaringan

lebih lanjut.

3) Alergi atau hipertensivitas terhadap dingin. Beberapa klien

memiliki alergi terhadap dingin yang dimanifestasikan dengan

respon inflamasi.

Page 56: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

45

B. KERANGKA TEORI

Post partum Perubahan fisiologis pada ibu

post partum :

• Perubahan sistem reproduksi

- Involusi uterus

- Involusi tempat plasenta

- Perubahan ligament

- Perubahan pada serviks

- Lochea

Nyeri (Luka perineum)

Pemberian Kompres

Dingin

Ada penurunan yang signifikan

dalam mengurangi intensitas nyeri

Page 57: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

46

BAB III

METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET

A. Subjek aplikasi riset

Subjek aplikasi riset adalah pada pasien Post partum Ny. D berusia 23

tahun, P2 A0 dengan keluhan nyeri pada luka perineum.

B. Tempat dan waktu

Aplikasi riset dilakukan di Puskesmas Sibela Mojosongo tindakan

pemberian Kompres Dingin selama 3 hari yaitu pada tanggal 12 – 14

Januari 2016.

C. Media dan alat yang digunakan

Dalam aplikasi riset ini media dan alat yang digunakan :

1. Perlak/pengalas

2. Sarung tangan / handscoon

3. Waslap atau kain

4. Handuk yang bersih

5. Baskom yang berisi air dingin

D. Prosedur tindakan berdasarkan aplikasi riset

Prosedur yang dilakukan yaitu Perawatan luka perineum pada ibu post

partum normal, langkah- langkah sebagai berikut :

Page 58: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

47

1. Fase orientasi

a. Memberikan salam

b. Memperkenalkan diri

c. Kontrak waktu

d. Menjelaskan tujuan tindakan

e. Menjelaskan langkah prosedur

f. Menyiapkan alat

2. Fase kerja

a. Mencuci tangan

b. Menjaga privasi klien

c. Memasang perlak / pengalas

d. Mengecek terlebih dahulu air dingin dengan menggunakan jari

tangan atau thermometer air.

e. Memakai sarung tangan

f. Membantu pasien pada posisi yang nyaman, atau dorsal rucumben,

g. Melakukan tindakan kompres air dingin pada area sekitar luka

perineum sebanyak 3 kali.

h. Mengeringkan dengan handuk

i. Merapikan pasien

j. Merapikan alat

k. Mencuci tangan

Page 59: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

48

3. Fase terminasi

a. Melakukan evaluasi tindakan

b. Melakukan kontrak waktu untuk rencana tindak lanjut

c. Berpamitan

4. Alat ukur

Alat ukur yang digunakan dalam aplikasi riset adalah skala nyeri

numeric untuk mengukur tingkatan nyeri seorang pasien. Dan

observasi pada luka perineum.

Skala Nyeri Numerik

Sumber : Andarmoyo (2013)

Page 60: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

49

BAB IV

LAPORAN KASUS

Pada bab ini menjelaskan tentang kasus asuhan keperawatan post partum

spontan pada Ny. D dengan pemberian kompres dingin terhadap penurunan nyeri

luka perineum di ruang nifas Puskesmas Sibela Mojosongo. Pengelolaan asuhan

keperawatan ini dilakukan selama 3 hari pada tanggal 12 Januari 2016 sampai

tanggal 14 Januari 2016 pada pukul 02.30 WIB Laporan kasus ini meliputi

pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi

keperawatan, evaluasi dari tindakan keperawatan. Pada kasus ini diperoleh dengan

cara autoanamnesa dan alloanamnesa, mengadakan pengamatan atau observasi

langsung, pemeriksaan fisik, catatan medis, dan catatan keperawatan. Pasien

masuk Puskesmas pada tanggal 12 Januari 2016 pukul 01.30 WIB.

A. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 12 April 2016 jam 02.30 WIB.

Pengkajian identitas pasien didapatkan hasil, Pasien bernama Ny.D yang

beralamat di Serengan Surakarta. Pasien berusia 23 tahun dengan berjenis

kelamin perempuan beragama Islam dengan pekerjaan sebagai Ibu Rumah

Tangga, dan berpendidikan terakhir Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Suami pasien yang benama Tn.S yang beralamat di Serengan Surakarta

berumur 24 tahun dan pekerjaan sebagai wiraswasta dengan pendidikan

terakhir Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Page 61: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

50

Riwayat kehamilan dari persalinan masa lalu : Persalinan pada

anak pertama Ny. D yaitu Post partum Spontan berjenis laki-laki dengan

berat badan lahir 3.500 gram, keadaan bayi saat lahir sehat/normal, Klien

mempunyai pengalaman menyusui sampai anak berumur 2 tahun, anak

pertama sekarang berumur 5 tahun.

Riwayat kehamilan saat ini : Ny. D melakukan pemeriksaan

kehamilan sebanyak 6 kali, 1 kali di Trimester I, 2 kali di Trimester II, dan 3

kali di Trimester III. Kehamilan kedua Ny. D pada Trimester I Ny. D

mengalami mual, muntah sedangkan Trimester II dan III Ny. D tidak ada

keluhan. Berat badan Ny. D sebelum melahirkan 60 kg mengalami kenaikan

berat badan selama hamil, Tinggi badan Ny. D 150 cm.

Ny. D melahirkan anak ke 2 secara spontan, jenis kelamin anak

Ny. D adalah perempuan dengan berat badan 3.400 gram, panjang bayi 48

cm, lingkar kepala bayi 33 cm, lingkar dada bayi 32 cm. Pasien mengalami

perdarahan pervaginam sebanyak ±100 cc. Pasien mengatakan nyeri pada

luka perineum, Provocade pasien mengatakan nyeri pada luka jahitan di

vagina (perineum), Quality nyeri yang dirasakan seperti disayat pisau, Regio

nyeri di bagian vagina (perineum), Scale skala nyeri 5, Time nyeri dirasakan

hilang timbul saat bergerak.

Riwayat ginekologi : Ny. D tidak memiliki masalah dalam

ginekologinya dan pasien juga menggunakan KB suntik dengan suntik 3

bulan. Data postnatal : Ny. D memiliki 2 orang anak, Ny. D belum pernah

mengalami aborsi. Anak pertama seorang perempuan berumur 5 tahun lahir

Page 62: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

51

secara spontan dengan berat badan 3.500 gram. Anak kedua lahir secara

spontan, berjenis kelamin perempuan dengan berat badan 3.400 gram.

Keadaan Ny. D setelah melahirkan baik dan kesadaran composmentis atau

kesadaran penuh. TTV pasien adalah tekanan darah : 100/60 mmHg, Suhu :

37oC, Nadi : 82 x/menit, Respiratory rate : 22 x/menit.

Pemeriksaan fisik pasien di kepala warna rambut hitam, panjang,

kulit kepala bersih dan tidak ada kutu dan ketombe lalu mata dengan palpebra

tidak oedema, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, pupil isokor +/+,

diameter ka/ki sama, reflek terhadap cahaya : +/+, tidak menggunakan alat

bantu penglihatan. Hidung bersih, tidak ada polip, tidak ada secret, tidak ada

gangguan penciuman lalu Mulut pasien Ny. D pada bibir lembab, gusi bersih,

tidak ada stomatitis, tidak ada gigi yang berlubang lalu Telinga simetris kanan

dan kiri, terdapat sedikit serumen, tidak ada gangguan pendengaran dan pada

leher nadi karotis teraba, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid.

Pada pemeriksaan fisik dada terdapat jantung dengan simetris,

tidak ada jejas, ictus cordis tidak nampak, palpasi ictus cordis tampak pada

ICS IV, perkusi bunyi jantung pekak dan auskultasi suara regular. Lalu pada

paru-paru terdapat Inspeksi simetris ka/ki, palpasi vocal premitus kanan dan

kiri sama, perkusi sonor pada seluruh lapang paru, auskultasi vesikuler, tidak

ada suara tambahan. Payudara pasien simetris, aerola menghitam, payudara

keras, ASI baru keluar sedikit.

Pada pemeriksaan abdomen didapat hasil involusi uterus baik /

normal dibawah perut, fundus uterus setinggi pusat teraba keras, kontraksi

Page 63: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

52

keras/kuat, kandung kemih kosong, posisi lateral/penuh dorongan, dan pada

pencernaan pasien mengatakan tidak ada masalah dalam pencernaan.

Pada pemeriksaan fisik Perineum dan Genitalia pasien didapatkan

pada vagina tidak terjadi edema dan tidak ada hematom, pada perineum

terdapat luka jahitan ± 5 cm. Pemeriksaan Tanda REEDA yaitu R

(kemerahan) : tidak kemerahan, E (bengkak) : tidak bengkak, E (Echimosis) :

tidak, D (Discharge) : darah, A (approximate) : baik, kebersihan pada

perineum bersih, mengganti pembalut 9 kali sehari, terdapat lokhea rubra

dengan warna merah darah, bau khas darah yang keluar ± 100 cc.

Ekstremitas pada pasien dibagi menjadi 2 yaitu Ekstremitas atas

terdapat hasil pengkajian dengan tidak ada edema, tidak terpasang infus.

Ektremitas bawah tidak terdapat edema di kaki, tidak ada varises, dan tidak

ada tanda Homan.

Eliminasi selama di Puskesmas buang air kecil pasien 6-8x/hari,

berwarna kuning, 150 cc sekali BAK, lalu untuk BAB pasien mengatakan

setelah melahirkan sampai sekarang pasien belum BAB.

Istirahat dan kenyamanan pasien mengatakan setelah melahirkan

pasien mengatakan tidur siang ± 1-2 jam, tidur malam 5-6 jam, pasien

mengeluh tidak nyaman dan kadang terasa nyeri akibat luka jahitan di daerah

perineum nyeri saat bergerak, seperti disayat dan skala nyeri 5.

Mobilisasi sudah bisa melakukan miring ka/ki, duduk, dan berjalan,

dengan tingkat mobilitas pasien mengalami sedikit gangguan karena nyeri

pada luka perineum. Nutrisi dan cairan pasien makan 3x sehari, nasi sayur,

Page 64: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

53

lauk pauk setiap kali makan 1 porsi habis, pasien minum 6-7 gelas perhari air

putih (1 gelas belimbing = 150 cc). Keadaan mental pasien terhadap kelahiran

anak ke 2 nya sangat mengerti dan bahagia atas kelahiran bayi

perempuannya.

Pemeriksaan penunjang pada tanggal 7 Januari 2016 didapatkan

hasil pemeriksaan laboratorium yaitu Hemoglobin 12,6 g/dl (normal 12.00-

16.00 g/dl), Golongan darah O, dan Leukosit 8000/uL (normal 5-10 x 103 uL).

Terapi yang diberikan pada tanggal 12 Januari 2016 mendapatkan

obat oral yaitu amoxilin dengan dosis 500 mg dengan golongan dan

kandungan berupa antibiotic yang berfungsi untuk pencegahan infeksi pada

sistem reproduksi wanita, methylergometrine dengan dosis 0,125 mg dengan

golongan dan kandungan berupa uterotonik dan relaksan uterus yang

berfungsi sebagai perdarahan uterus setelah plasenta lepas, atoni uterus, asam

mefenamat dengan dosis 500 mg dengan golongan dan kandungan berupa anti

inflamasi no steroid yang berfungsi untuk meredakan rasa sakit dan inflamasi,

Tablet Fe dengan dosis 60 mg dengan golongan dan kandungan berupa

anemia hipokromik & makrositik yang berfungsi untuk pembentukan sel

darah merah.

B. Analisa Data

Berdasarkan data yang diperoleh dari penulis pada hari Selasa

tanggal 12 Januari 2016 jam 02.30 WIB pada Ny. D yaitu nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera fisik. Data-data menunjang ditegakkan

Page 65: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

54

diagnosa diatas yaitu data subyektif pasien mengatakan provocade pasien

mengatakan nyeri pada luka jahitan di perineum, quality nyeri seperti disayat

pisau, region nyeri di bagian vagina (perineum), scale skala nyeri 5, time nyeri

dirasakan hilang timbul ± 5 menit. Lalu pada data obyektif pasien tampak

lemas, gelisah dan menahan nyeri, dan TTV : tekanan darah 100/60 mmHg,

nadi 82x/menit, suhu 37oC, respiratory rate 22 x/menit dari data tersebut dapat

ditegakkan diagnosa yang pertama yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen

cidera fisik.

Pada jam 02.35 WIB diperoleh hasil data subyektif pasien

mengatakan terdapat luka jahitan di vagina (perineum) dari data obyektif

tampak luka jahitan pada proses persalinan di daerah vagina 5 cm, terdapat

perdarahan ±100 cc dari data tersebut dapat ditegakkan untuk diagnosa ke dua

yaitu kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan factor mekanik

(robekan jalan lahir).

Pada jam 02.40 WIB diperoleh hasil data subyektif pasien

mengatakan luka terasa perih dari data obyektif terdapat luka jahitan di

perineum, luka tampak basah, tidak ada kemerahan, suhu 37o C, leukosit 8000

uL dari data tersebut dapat ditegakkan untuk diagnosa ke tiga yaitu resiko

infeksi berhubungan dengan trauma jaringan.

Page 66: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

55

C. Prioritas Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan analisa data diatas penulis mampu memprioritaskan

diagnosa keperawatan, adapun prioritas utama adalah nyeri akut berhubungan

dengan agen cidera fisik. Diagnosa yang ke dua yaitu kerusakan integritas

jaringan berhubungan dengan factor mekanik (robekan jalan lahir). Diagnosa

yang ke tiga yaitu resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan.

D. Intervensi Keperawatan

Berdasarkan perumusan masalah, maka penulis menentukan

rencana keperawatan sesuai diagnosa yang telah ditentukan: Diagnosa

pertama: Nyeri akut berhubungan dengan Agen Cidera Fisik. Tujuan tindakan

diatas Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan

nyeri pada pasien berkurang dengan kriteria hasil : Pasien mengatakan nyeri

berkurang dari skala 5 menjadi 3, pasien tampak nyaman dan tidak meringis,

TTV dalam batas normal TD : 120/80 mmHg, N: 60-100 x/menit, RR : 16-24

x/menit, S : 37oC. Intervensi : Pantau karakteristik nyeri meliputi P,Q,R,S,T

untuk mempermudah dalam tindakan pengobatan, pantau TTV untuk

mengetahui KU pasien, kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil untuk membantu proses penyembuhan, ajarkan

klien teknik relaksasi untuk menurunkan nyeri dengan relaksasi nafas dalam

untuk membantu dalam penurunan nyeri, berikan analgesic tepat waktu

terutama saat nyeri hebat untuk membantu dalam penurunan nyeri, berikan

kompres dingin pada luka perineum untuk mengurangi nyeri.

Page 67: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

56

Diagnosa Kedua : Kerusakan Integritas Jaringan berhubungan

dengan factor mekanik (robekan jalan lahir). Tujuan tindakan diatas Setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan integritas

jaringan utuh dengan kriteria hasil : Tidak ada tanda-tanda infeksi, Ketebalan

dan tekstur jaringan normal, Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan

(elastic, temperature, hidrasi, pigmentasi). Intervensi : Mobilisasi pasien (ubah

posisi pasien) setiap 2 jam sekali untuk menghindari tekanan dan

meningkatkan aliran darah, observasi luka untuk mengetahui keadaan luka,

kolaborasi ahli gizi pemberian diet TKTP untuk mempercepat proses

penyembuhan.

Diagnosa Ketiga : Resiko Infeksi berhubungan dengan trauma

jaringan. Tujuan tindakan diatas Setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 3x24 jam diharapkan tidak terjadi infeksi dengan kriteria hasil : klien

bebas dari tanda dan gejala infeksi, TTV dalam batas normal TD:120/80

mmHg, N:60-100 x/menit, RR : 16-24 x/menit, S: 36,5oC – 37,5

oC, Leukosit:

5-10x/10^3uL. Intervensi : Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan local

untuk mendeteksi tanda-tanda infeksi, ajarkan cara menghindari infeksi agar

terhindar dari infeksi, kolaborasi pemberian antibiotic untuk pencegahan

terjadinya infeksi.

Page 68: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

57

E. Implementasi

Tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada tanggal 12

Januari 2016 jam 02.30 WIB memonitor TTV pasien didapat respon subyektif

: pasien mengatakan bersedia diperiksa, respon obyektif : hasil TTV

TD:110/70 mmHg, N:80x/menit, RR:22x/menit, S:37oC.

Tindakan jam 02.35 WIB memantau karakteristik nyeri, didapat

respon subyektif : pasien mengatakan provocade: pasien mengatakan nyeri

pada luka jahitan di perineum, quality : nyeri seperti disayat pisau, region:

nyeri dibagian perineum, scale: skala nyeri 5, time : nyeri dirasakan hilang

timbul saat bergerak, respon obyektif: pasien tampak menahan nyeri.

Tindakan jam 02.40 WIB memberi posisi yang nyaman didapat

respon subyektif : pasien mengatakan bersedia mengatur posisi, respon

obyektif : pasien dapat berbaring dengan nyaman.

Tindakan jam 02.45 WIB mengajarkan teknik relaksasi nafas

dalam didapat respon subyektif : pasien mengatakan mau untuk diajarkan

relaksasi, respon obyektif : pasien dapat melakukan relaksasi nafas dalam.

Tindakan jam 03.00 WIB memberikan amoxilin 500 mg,

methylergometrine 0,125 mg, asam mefenamat 500 mg, tablet Fe 60 mg

melalui obat peroral didapat respon subyektif : pasien mengatakan bersedia

diberi obat, respon obyektif :obat oral sudah masuk melalui mulut.

Tindakan jam 03.30 WIB mengubah posisi pasien setiap 2 jam

sekali didapat respon subyektif : pasien mengatakan bersedia mengubah

posisi, respon obyektif : pasien dapat duduk, berdiri, berjalan.

Page 69: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

58

Tindakan jam 04.00 WIB mengobservasi luka didapat respon

subyektif : pasien mengatakan luka terasa perih, respon obyektif : tampak luka

jahitan pada perineum, luka masih basah dan tidak kemerahan, perdarahan

±100 cc atau 1 pembalut penuh.

Tindakan jam 07.00 WIB memberikan kompres dingin pada luka

perineum untuk mengurangi nyeri didapat respon subyektif : pasien

mengatakan mau dilakukan tindakan kompres dingin, respon obyektif : pasien

masih tegang dan tidak nyaman.

Tindakan jam 09.00 WIB memantau karakteristik nyeri didapat

respon subyektif : pasien mengatakan provocade : pasien mengatakan nyeri

pada luka jahitan di perineum, quality : nyeri seperti tertusuk, region : nyeri di

bagian perineum, scale : skala nyeri 4, time : nyeri dirasakan hilang timbul

saat bergerak, respon obyektif : pasien tampak meringis.

Tindakan jam 09.30 WIB mengkolaborasi ahli gizi dalam

pemberian diet TKTP didapat respon subyektif :pasien mengatakan mau

diberikan makanan dari puskesmas, respon obyektif : pasien tampak makan 1

porsi habis.

Tindakan jam 10.15 WIB memberikan amoxilin 500mg,

methylergometrine 0,125 mg, asam mefenamat 500 mg, tablet Fe 60 mg

melalui obat peroral didapat respon subyektif : pasien mengatakan bersedia

minum obat, respon obyektif : obat oral sudah masuk melalui mulut.

Tindakan jam 11.00 WIB mengobservasi luka didapat respon

subyektif : pasien mengatakan rasa perih pada luka perineum sedikit

Page 70: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

59

berkurang, respon obyektif : luka masih terlihat basah dan tidak kemerahan,

perdarahan ±100 cc atau 1 pembalut penuh.

Tindakan jam 14.00 WIB memberikan kompres dingin pada luka

perineum untuk mengurangi nyeri didapat respon subyektif : pasien

mengatakan mau dilakukan tindakan kompres dingin, respon obyektif : pasien

masih sedikit malu dilakukan kompres dingin pada luka perineum.

Tindakan jam 14.15 WIB memantau karakteristik nyeri didapat

respon subyektif : pasien mengatakan provocade : pasien mengatakan nyeri

pada luka jahitan, quality: nyeri seperti tertusuk, region : nyeri di bagian

perineum, scale : skala nyeri 4, time : nyeri dirasakan hilang timbul saat

bergerak, respon obyektif : pasien tampak meringis.

Tindakan jam 15.00 WIB mengobservasi luka didapat respon

subyektif : pasien mengatakan terasa perih pada luka perineum, respon

obyektif : luka masih basah dan tidak kemerahan, perdarahan ± 100 cc atau

1pembalut penuh.

Tindakan jam 16.00 WIB memberikan kompres dingin pada luka

perineum untuk mengurangi nyeri didapat respon subyektif : pasien

mengatakan mau dilakukan tindakan kompres dingin, respon obyektif : pasien

masih tampak tegang dan meringis.

Tindakan jam 16.15 WIB memantau karakteristik nyeri didapat

respon subyektif : pasien mengatakan provocade : pasien mengatakan nyeri

pada luka jahitan di perineum , quality: nyeri seperti tertusuk, region : nyeri di

Page 71: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

60

bagian perineum, scale : skala nyeri 4, time : nyeri dirasakan hilang timbul ± 5

menit, respon obyektif : pasien tampak meringis.

Tindakan jam 17.00 WIB memantau TTV didapat respon subyektif

: pasien mengatakan mau diperiksa, respon obyektif : TD:100/60 mmHg, N:

82x/menit, RR: 20x/menit, S: 37oC.

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 13 Januari

2016 Jam 14.15 WIB memantau TTV didapat respon subyektif : pasien

mengatakan mau diperiksa, respon obyektif : TD:110/70 mmHg, N: 80

x/menit, RR: 20x/menit, S: 37,2oC.

Tindakan jam 15.00 WIB mengobservasi luka didapat respon

subyektif : pasien mengatakan terasa perih di daerah perineum, respon

obyektif : luka jahit masih basah, perdarahan ±100 cc atau jumlah 1 pembalut

penuh.

Tindakan jam 16.00 WIB memberikan kompres dingin pada luka

perineum untuk mengurangi nyeri didapat respon subyektif : pasien

mengatakan mau dilakukan kompres, respon obyektif : pasien tampak tegang

dan meringis.

Tindakan jam 16.15 WIB mengkaji nyeri didapat respon subyektif

: pasien mengatakan provocade : pasien mengatakan nyeri pada luka jahitan di

vagina (perineum), quality : nyeri seperti tertusuk-tusuk, region : nyeri di

bagian vagina (perineum), scale : skala 3, time : nyeri dirasakan hilang timbul

± 5 menit, respon obyektif : pasien tampak meringis.

Page 72: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

61

Tindakan jam 17.00 WIB memberikan amoxilin 500 mg,

methylergometrine 0,125 mg, asam mefenamat 500 mg, tablet Fe 60 mg

didapat respon subyektif : pasien mengatakan bersedia diberi obat, respon

obyektif : obat oral sudah masuk melalui mulut.

Tindakan jam 17.15 WIB memberikan posisi yang nyaman didapat

respon subyektif : pasien mengatakan bersedia dilakukan tindakan, respon

obyektif : pasien dapat berbaring dengan nyaman.

Tindakan jam 18.20 WIB memberikan kompres dingin pada luka

perineum untuk mengurangi nyeri didapat respon subyektif : pasien

mengatakan mau dilakukan kompres, respon obyektif : pasien tampak tegang

dan sedikit meringis.

Tindakan jam 18.25 WIB mengkaji nyeri didapat respon subyektif

: pasien mengatakan provocade: pasien mengatakan nyeri pada luka jahitan di

perineum, quality : nyeri seperti tertusuk-tusuk, region : nyeri di bagian luka

jahitan di vagina (perineum), scale : skala 3, time : nyeri dirasakan hilang

timbul ± 5 menit, respon obyektif : pasien tampak rileks.

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 14 Januari

2016 Jam 15.00 WIB memantau TTV didapat respon subyektif : pasien

mengatakan mau diperiksa, respon obyektif : TD : 110/70mmHg, N:

80x/menit, RR: 20x/menit, S : 36,2oC.

Tindakan jam 15.15 WIB mengobservasi luka didapat respon

subyektif : pasien mengatakan rasa perih sedikit berkurang, respon obyektif :

luka jahit tampak sedikit kering, perdarahan ±50 cc atau jumlah ½ pembalut.

Page 73: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

62

Tindakan jam 16.00 WIB memberikan kompres dingin pada luka

perineum untuk mengurangi nyeri didapat respon subyektif : pasien

mengatakan mau dilakukan kompres, respon obyektif : pasien dapat

melakukan tindakan sendiri.

Tindakan jam 16.20 WIB mengkaji nyeri didapat respon subyektif

: pasien mengatakan provocade : pasien mengatakan nyeri pada luka jahitan di

perineum berkurang , quality : nyeri seperti tertusuk berkurang, region : nyeri

di bagian luka jahitan perineum, scale : skala 3, time : nyeri dirasakan hilang

timbul ± 5 menit, respon obyektif : pasien tampak tenang dan rileks.

F. Evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada hari selasa tanggal 12

Januari 2016 jam 16.00 WIB didapatkan hasil evaluasi pada diagnosa pertama:

nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik. Didapatkan data subyektif :

pasien mengatakan P: Pasien mengatakan nyeri pada luka perineum, Q: pasien

mengatakan nyerinya seperti disayat pisau, R: Pasien mengatakan nyeri terasa

dibagian vagina (perineum), S: pasien mengatakan skala nyeri 5, T; pasien

mengatakan nyeri terasa hilang timbul ± 5 menit. Obyektif : pasien tampak

menahan nyeri. TD: 110/70 mmHg, N: 80x/menit, RR: 22x/menit, S: 37oC

Analisis : Masalah belum teratasi. Planning ; lanjutkan intervensi (Pantau

karakteristik nyeri meliputi P,QR,S,T, Pantau TTV, Ajarkan klien teknik

relaksasi untuk menurunkan nyeri dengan relaksasi nafas dalam, Berikan

kompres dingin pada luka perineum untuk mengurangi nyeri).

Page 74: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

63

Diagnosa kedua: kerusakan integritas kulit berhubungan dengan

factor mekanik (robekan jalan lahir). Data subyektif : Pasien mengatakan

terdapat luka jahit di vagina ( perineum). Obyektif : Terdapat luka jahitan pada

proses persalinan di daerah vagina 5 cm, perdarahan ± 100 cc, jumlah 1

pembalut penuh. Analisis : masalah belum teratasi. Planning : lanjutkan

intervensi (Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap 2 jam sekali,

observasi luka, kolaborasi ahli gizi pemberian diet TKTP ).

Diagnosa ketiga: resiko infeksi berhubungan dengan trauma

jaringan. Data subyektif : pasien mengatakan luka terasa perih. Obyektif:

pasien tampak lemas, terdapat luka jahitan di bagian perineum, luka masih

basah, tidak kemerahan, S: 37oC, leukosit 8000/uL. Analisis : masalah belum

teratasi. Planning : lanjutkan intervensi (Monitor tanda dan gejala infeksi

sistemik dan lokal, ajarkan cara menghindari infeksi, kolaborasi pemberian

antibiotic (amoxilin 3x500 mg) ).

Tindakan keperawatan hari rabu tanggal 13 Januari 2016 jam 16.00

WIB. Hasil evaluasi diagnosa pertama: nyeri akut berhubungan dengan agen

cidera fisik. Data subyektif : Pasien mengatakan P: Pasien mengatakan nyeri

pada luka jahitan di vagina (perineum), Q: pasien mengatakan nyeri seperti

tertusuk tusuk, R: Pasien mengatakan nyeri terasa dibagian vagina (perineum),

S: pasien mengatakan skala nyeri 3, T: pasien mengatakan nyeri terasa hilang

timbul ± 5 menit. Data obyektif : pasien tampak lemas dan meringis, TD:

110/70 mmHg, N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit, S: 37,2oC. Analisis : Masalah

Page 75: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

64

teratasi sebagian. Planning : lanjutkan intervensi (Kaji nyeri meliputi P, Q, R,

S, T, Pantau TTV, Memberikan kompres dingin pada luka perineum untuk

mengurangi nyeri).

Diagnosa kedua: kerusakan integritas kulit berhubungan dengan

factor mekanik (robekan jalan lahir). Data subyektif : Pasien mengatakan

terdapat luka jahitan di daerah vagina. Obyektif : Terdapat luka jahitan pada

proses persalinan di daerah vagina 5 cm, perdarahan ± 50cc, jumlah 1

pembalut penuh. Analisis : masalah teratasi sebagian. Planning : lanjutkan

intervensi (observasi luka, mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap 2 jam

sekali ).

Diagnosa ketiga: resiko infeksi berhubungan dengan trauma

jaringan. Data subyektif : pasien mengatakan rasa perih sedikit berkurang.

Obyektif: tidak terdapat tanda-tanda infeksi, S: 37,2oC. Analisis : masalah

teratasi sebagian. Planning : lanjutkan intervensi (Ajarkan cara menghindari

infeksi (perawatan luka jahitan), kolaborasi pemberian antibiotic (amoxilin

3x500 mg) ).

Evaluasi tindakan keperawatan hari kamis tanggal 14 januari 2016

jam 15.00 WIB. Diagnosa pertama : nyeri akut berhubungan dengan agen

cidera fisik . Hasil evaluasi data subyektif: Pasien mengatakan nyeri

berkurang, P: Pasien mengatakan nyeri pada luka jahitan di vagina (perineum)

berkurang, Q: pasien mengatakan nyeri tertusuk berkurang, R: Pasien

mengatakan nyeri terasa dibagian luka jahitan perineum, S: pasien

mengatakan skala nyeri 3, T; pasien mengatakan nyeri terasa hilang timbul.

Page 76: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

65

Data obyektif : ekspresi wajah pasien sudah rileks, dan tenang. Analisis :

masalah teratasi. Planning : hentikan intervensi.

Diagnosa kedua: kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan

faktor mekanik (robekan jalan lahir). Hasil evaluasi data subyektif : pasien

mengatakan terdapat luka jahitan di daerah vagina (perineum). Data obyektif :

luka jahitan perineum sudah mulai kering, masih terdapat perdarahan ± 50 cc,

jumlah ½ pembalut penuh. Analisis : masalah teratasi. Planning : hentikan

intervensi.

Diagnosa ketiga : resiko infeksi berhubungan dengan trauma

jaringan. Hasil evaluasi data subyektif : pasien mengatakan rasa perih pada

luka perineum sudah berkurang. Data obyektif : tidak terdapat tanda-tanda

infeksi, S: 36,2oC. Analisis : masalah teratasi. Planning : hentikan intervensi.

Page 77: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

66

BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis membahas tentang “Asuhan Keperawatan Post

Partum Spontan Hari Ke 1 Pada Ny. D Dengan P2A0 di ruang Nifas Puskesmas

Sibela Mojosongo”. Pembahasan pada bab ini terutama membahas adanya

kesesuaian maupun kesenjangan antara teori dengan kasus. Asuhan keperawatan

memfokuskan pada teori hiekarki Maslow yang meupakan pemenuhan kebutuhan

dasar manusia melalui tahap Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Intervensi,

Implementasi, dan Evaluasi.

Pemberian kompres dingin yaitu Metode sederhana yang dapat digunakan

untuk mengurangi nyeri yang secara alamiah yaitu dengan memberikan kompres

dingin pada luka, ini merupakan alternatif pilihan yang alamiah yaitu dengan

memberikan kompres dingin pada luka, ini merupakan alternatif pilihan yang

alamiah dan sederhana yang dengan cepat mengurangi rasa nyeri selain dengan

memakai obat-obatan. Terapi dingin menimbulkan efek analgetik dengan

memperlambat kecepatan hantaran saraf sehingga impuls nyeri yang mencapai

otak lebih sedikit (Rahmawati, 2011).

A. Pengkajian

Pengkajian adalah proses pengumpulan data secara sistematis yang

bertujuan untuk menentukan status kesehatan dan fungsional pada saat ini dan

waktu sebelumnya, serta untuk menentukan pola respons klien saat ini dan

Page 78: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

67

waktu sebelumnya (Andarmoyo, 2013:58). Pengkajian dalam kasus

ini dilaksanakan tanggal 12 Januari 2016. Dalam pengambilan kasus ini

penulis mengumpulkan data dengan menggunakan metode autoanamnesa

yaitu pengkajian yang dilakukan secara langsung kepada pasien, alloanamnesa

yaitu pengkajian yang melihat didasarkan data dalam status pasien dan dari

keluarga. Menurut Nursalim (2015), metode pengumpulan data dapat

dilakukan dengan cara:

1. Wawancara (hasil anamnesis berisi tentang identitas pasien, keluhan

utama, riwayat penyakit sekarang-dahulu-keluarga dll). Sumber data dari

pasien, keluarga dan perawat lainnya.

2. Observasi dan pemeriksaan fisik (dengan pendekatan IPPA): Inspeksi,

Palpasi, Perkusi, Auskultasi) pada sistem tubuh pasien.

3. Studi dokumentasi dan angket (hasil dari pemeriksaan diagnostic dan data

lain yang relevan).

Didapatkan data subyek bahwa pasien mengatakan provocade

nyeri karena luka jahitan di vagina (perineum), quality nyeri yang dirasakan

seperti disayat pisau, region nyeri dirasakan didaerah vagina (perineum), scale

yang dirasakan 5 karena luka jahitan pada saat persalinan, time nyeri yang

dirasakan hilang timbul ± 5 menit dari hasil observasi didapatkan pasien

tampak lemas, gelisah, menahan nyeri, dan hasil TTV: TD: 110/60 mmHg,

S:37oC, N: 82x/menit, RR:22x/menit.

Setiap ibu yang telah menjalani proses persalinan dengan

mendapatkan luka perineum akan merasakan nyeri, nyeri yang dirasakan pada

Page 79: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

68

setiap ibu dengan luka perineum menimbulkan dampak yang tidak

menyenangkan seperti kesakitan dan rasa takut untuk bergerak sehingga

banyak ibu dengan luka perineum jarang mau bergerak pasca persalinan

sehingga dapat mengakibatkan banyak masalah diantaranya sub involusi

uterus, pengeluaran lochea yang tidak lancar, dan perdarahan pascapartum

(Rahmawati, 2013).

Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak

menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang bersifat subyektif

(Muttaqin, 2008). Data tersebut sudah sesuai dengan teori yang menyebutkan

bahwa luka perineum dapat menyebabkan nyeri (Rahmawati, 2013).

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon

individu, keluarga, dan masyarakat tentang masalah kesehatan actual dan

potensial, perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan

memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi,

mencegah, dan merubah status kesehatan klien (Dermawan, 2012:43).

Setelah penulis mendapatkan data-data dari pengkajian Ny.D tanggal

12 Januari 2016 pukul 02.30 WIB, penulis dapat merumuskan tiga diagnosa

keperawatan.

Diagnosa yang pertama adalah nyeri akut berhubungan dengan

agen cidera fisik, nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang

tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau

Page 80: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

69

potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa

(International Association for the Study of pain), awitan yang tiba-tiba atau

lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi

atau diprediksi dan berlangsung < 6 bulan (NANDA 2011:410).

Penulis mengangkat nyeri sebagai diagnosa utama mengacu pada teori

hierarki maslow dimana setiap mana kebutuhan fisiologis tidak terjadi

gangguan maka penulis menetapkan nyeri sebagai diagnosa utama (Mubarak,

2007). Selain itu menurut Roito (2013) nyeri juga sebagai diagnosa utama dan

prioritas diagnosa.

Penulis memprioritaskan diagnosa nyeri akut berdasarkan hierarki

kebutuhan menurut maslow yaitu masuk dalam kebutuhan tingkat kedua

mencakup kebutuhan keamanan dan keselamatan (fisik dan psikologis) yang

merupakan kebutuhan paling dasar kedua yang harus diprioritaskan (Potter

dan Perry, 2005).

Data subyektif pasien mengatakan provocade nyeri karena luka

jahitan pada vagina (perineum), quality nyeri seperti disayat pisau, region

nyeri di bagian vagina (perineum), scale skala nyeri 5, time nyeri dirasakan

hilang timbul ± 5 menit. Lalu pada data obyektif pasien tampak lemas, gelisah

dan menahan nyeri, dan TTV : tekanan darah 100/60 mmHg, nadi 82x/menit,

suhu 37oC, respiratory rate 22 x/menit. Batasan karakteristik nyeri akut adalah

adanya perubahan tekanan darah, perubahan frekuensi jantung, perubahan

frekuensi pernafasan, perubahan selera makan, perilaku berjaga-jaga atau

perilaku melindungi daerah yang nyeri, dilatasi pupil, fokus pada diri sendiri,

Page 81: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

70

indikasi nyeri yang dapat diamati, perubahan posisi untuk menghindari nyeri,

gangguan tidur, melaporkan nyeri secara verbal (NANDA 2010:410). Dengan

hasil yang didapatkan, penulis menegakkan diagnosa nyeri akut berhubungan

dengan agen cidera fisik.

Berdasarkan diagnosa keperawatan yang kedua adalah kerusakan

integritas jaringan berhubungan dengan faktor mekanik (robekan jalan lahir).

Kerusakan jaringan adalah kerusakan jaringan membrane mukosa, kornea,

integument, atau subkutan (NANDA, 2010 : 372). Diagnosa kedua yang

diambil dari penulis yaitu kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan

trauma jaringan. Data subyektif pasien mengatakan terdapat luka jahitan di

vagina (perineum) dari data obyektif tampak luka jahitan pada proses

persalinan di daerah vagina 5 cm, terdapat perdarahan ±100 cc.

Batasan karakteristik pada kerusakan integritas jaringan yaitu

kerusakan jaringan (misalnya kornea, membrane mukosa, integument, atau

subkutan (NANDA, 2010 : 372).

Faktor yang berhubungan pada kerusakan integritas jaringan yaitu

faktor mekanik (misalnya tekanan, koyakan/robekan, friksi) (NANDA, 2012-

2014).

Diagnosa yang ke tiga yaitu resiko infeksi merupakan mengalami

peningkatan resiko terhadap serangan pathogen (NANDA, 2009-2011).

Diagnosa ketiga yang diambil dari penulis yaitu resiko infeksi berhubungan

dengan trauma jaringan. Data subyektif Ny. D mengatakan luka terasa perih

akibat luka jahitan. Data obyektif yang didapatkan adalah terdapat luka jahit di

Page 82: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

71

bagian perineum, luka basah, tidak ada kemerahan, S: 37oC, Leukosit 8000

uL. Faktor resiko infeksi yang muncul adalah penyakit kronis, imunitas

didapat yang tidak adekuat, pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat

(misal: integritas kulit tidak utuh, jaringan yang mengalami trauma, penurunan

kerja siliaris, statis cairan tubuh, perubahan sekresi pH, gangguan peristaltik),

pertahanan tubuh sekunder yang tidak adekuat, peningkatan pemajanan

lingkungan terhadap patogen, prosedur invasif, ketuban pecah dini, trauma

dan kerusakan jaringan (NANDA, 2009-2011).

Infeksi terjadi bila terdapat tanda-tanda seperti kulit kemerahan,

demam, atau panas, rasa nyeri dan timbul bengkak, jaringan di sekitar luka

mengeras, serta adanya kenaikan leukosit (Hartono, 2013).

Infeksi luka oleh bakteri akan menghambat penyembuhan luka. Luka

terkontaminasi atau luka traumatik akan menunjukkan tanda-tanda infeksi

lebih awal yaitu dalam waktu 2-3 hari. Ditandai dengan demam, nyeri tekan

dan nyeri pada daerah luka serta sel darah putih meningkat. Tepi luka terlihat

mengalami inflamasi dan terdapat purulen (Potter&Perry, 2006).

C. Intervensi Keperawatan

Perencanaan adalah suatu proses didalam pemecahan masalah yang

merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan dilakukan,

bagaimana dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan dari semua

tindakan keperawatan (Dermawan, 2012 : 42).

Page 83: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

72

Tujuan adalah pernyataan pasien dan perilaku keluarga yang dapat

diukur atau di observasi (NANDA, 2012). Tujuan keperawatan adalah

pernyataan yang menjelaskan suatu tindakan yang dapat diukur berdasarkan

kemampuan dan kewenangan perawat (Dermawan, 2012 : 38).

Menurut Dermawan (2012 : 48), penulisan tujuan dan hasil

berdasarkan “SMART” meliputi specific yaitu dimana tujuan harus spesifik

dan tidak menimbulkan arti ganda, measurable yaitu dimana tujuan

keperawatan harus dapat diukur, khususnya tentang perilaku pasien (dapat

dilihat, didengar, dirasakan, dan di bau), achievable yaitu tujuan harus dapat

dicapai, dan hasil yang diharapkan, ditulis perawat, sebagai standar

mengukur respon klien terhadap asuhan keperawatan, reasonable/realistic

yaitu dimana tujuan harus dapat dipertanggung jawabkan secara alamiah,

tujuan dan hasil diharapkan singkat dan realistis dengan cepat memberikan

klien dan perawat suatu rasa pencapaian, time yaitu batas pencapaian harus

dinyatakan dalam penulisan kriteria hasil dan mempunyai batasan waktu yang

jelas.

Intervensi yang ditentukan pada kasus Ny. D adalah setelah dilakukan

tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah nyeri dapat

teratasi dengan kriteria hasil Pasien mengatakan nyeri berkurang dari skala 5

menjadi 3, pasien tampak nyaman dan tidak meringis, TTV dalam batas

normal (TD: 120/80 mmHg, N: 60-100 x/menit, RR: 16-24 x/menit, S: 37OC).

Berdasarkan intervensi, rencana tindakan yang dilakukan adalah kaji ulang

karakteristik nyeri klien untuk mengetahui respon klien terhadap terapi yang

Page 84: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

73

diberikan. Pantau tanda-tanda vital karena merupakan indicator penting

terhadap adanya peningkatan intensitas nyeri. Berikan posisi yang nyaman

supinasi agar pasien dapat rileks. Ajarkan dan bantu klien melakukan teknik

relaksasi/distraksi untuk mengurangi nyeri. Laksanakan program terapi sesuai

advis dokter (Wilkinson, 2006). Berikan kompres dingin pada luka perineum,

kompres dingin merupakan metode yang menggunakan cairan atau alat yang

dapat menimbulkan sensasi dingin pada bagian tubuh yang memerlukan,

(Asmadi, 2008, hlm. 159). Tujuan dari kompres dingin, yaitu mengurangi

rasa sakit pada suatu daerah setempat. Pemberian kompres dingin dapat

mengurangi nyeri sesuai dengan jurnal Rahmawati (2011) dengan judul

“Pengaruh Kompres dingin terhadap pengurangan nyeri luka perineum pada

ibu nifas di BPS Siti Alfirdaus Kingking Kabupaten Tuban” yaitu setelah

diberikan intervensi kompres dingin pada ibu yang mengalami nyeri pada luka

perineum, maka didapatkan setelah diberikan kompres dingin mengalami

penurunan nyeri.

Rasa nyeri dan tidak nyaman di area perineum dapat diatasi dengan

menggunakan kompres dingin pada area perineum setiap 2 jam sekali selama

24 jam pertama sesudah melahirkan (Murkoff, 2006).

Selanjutnya intervensi yang kedua dengan diagnosa keperawatan

kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan faktor mekanik adalah

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan

menunjukkan perbaikan integritas jaringan dengan kriteria hasil tidak ada

tanda-tanda infeksi, ketebalan dan tekstur jaringan normal, integritas kulit

Page 85: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

74

yang baik bisa dipertahankan (elastic, temperature, hidrasi, pigmentasi),

intervensi dilakukan adalah Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap 2

jam sekali, Observasi luka, berikan makanan TKTP (Tinggi Kalori Tinggi

Protein) (Wilkinson, 2006).

Intervensi berdasarkan diagnosa keperawatan yang ketiga resiko

infeksi berhubungan dengan trauma jaringan adalah setelah dilakukan

tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan tidak terdapat tanda-tanda

infeksi dengan kriteria hasil tidak ada tanda-tanda dan gejala infeksi,

menunjukkan hygiene pribadi yang adekuat, tanda-tanda vital dalam batas

normal dan leukosit dalam batas normal 5-10x/10

^3 uL. Berdasarkan tujuan

tersebut penulis membuat rencana tindakan yaitu observasi tanda-tanda infeksi

dan tanda-tanda vital untuk mengetahui ada atau tidaknya tanda-tanda infeksi,

ajarkan vulva hygiene dan personal hygiene untuk membersihkan daerah

vagina agar tidak terjadi infeksi di vagina, kolaborasi dengan dokter untuk

pemberian antibiotic (Wilkinson, 2006:263).

D. Implementasi Keperawatan

Implementasi adalah pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat

dan pasien, merupakan tahap keempat dari proses keperawatan yang dimulai

setelah perawat menyusun rencana keperawatan (Dermawan, 2012 : 39).

Implementasi keperawatan yang dilakukan 12-14 Januari 2016.

Implementasi yang dilakukan berdasarkan diagnosa keperawatan utama nyeri

akut berhubungan dengan agen cidera fisik yaitu dilakukannya pengkajian

Page 86: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

75

nyeri, pengkajian nyeri dibutuhkan untuk mengidentifikasi nyeri, dikenali

sebagai sesuatu yang nyata, dapat diukur dan dijelaskan, serta digunakan

untuk mengevaluasi perawatan. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian

analgesic untuk menurunkan atau mengurangi rasa nyeri (Muttaqin, 2008).

Tindakan keperawatan yang selanjutnya mengajarkan teknik relaksasi

nafas dalam apabila nyeri timbul, dalam hal ini bertujuan untuk mengurangi

rasa nyeri yang dirasakan pasien ( Andarmoyo, 2013).

Tindakan keperawatan yang selanjutnya yaitu pemberian kompres

dingin. Kompres dingin dapat menurunkan nyeri pada luka perineum pada ibu

post partum. Dengan demikian pemberian kompres dingin dapat digunakan

sebagai alternative pilihan untuk menurunkan intensitas nyeri. Menurut

Andarmoyo (2013), pemberian kompres dingin dapat menurunkan

prostaglandin yang memperkuat sensitivitas reseptor nyeri dan subkutan lain

pada tempat cedera dengan menghambat proses inflamasi. Agar efektif

kompres dingin dapat diletakkan pada tempat cedera segera setelah cedera

terjadi.

Kompres dingin dapat menurunkan suhu tubuh, mencegah terjadinya

peradangan meluas, mengurangi kongesti, mengurangi perdarahan setempat,

mengurangi rasa sakit pada suatu daerah setempat (Rukiyah dan Yulianti,

2010 : 128).

Pemberian kompres dingin dapat mengurangi nyeri sesuai dengan

Rahmawati (2011) dengan judul “Pengaruh Kompres dingin terhadap

pengurangan nyeri luka perineum pada ibu nifas di BPS Siti Alfirdaus

Page 87: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

76

Kingking Kabupaten Tuban” yaitu setelah diberikan intervensi kompres

dingin pada ibu yang mengalami nyeri pada luka perineum, maka didapatkan

setelah diberikan kompres dingin mengalami penurunan nyeri.

Dalam bidang keperawatan kompres dingin banyak digunakan untuk

mengurangi rasa nyeri. Pada aplikasi dingin memberikan efek fisiologis yakni

menurunkan respon inflamasi, menurunkan aliran darah dan mengurangi

edema, mengurangi rasa nyeri local (Tamsuri, 2007).

Kompres dingin merupakan metode yang menggunakan cairan atau

alat yang dapat menimbulkan sensasi dingin pada bagian tubuh yang

memerlukan, (Asmadi, 2008, hlm. 159). Tujuan dari kompres dingin, yaitu

mengurangi rasa sakit pada suatu daerah setempat.

Rasa nyeri dan tidak nyaman di area perineum dapat diatasi dengan

menggunakan kompres dingin pada area perineum setiap 2 jam sekali selama

24 jam pertama sesudah melahirkan (Murkoff, 2006).

Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan pada jurnal Rahmawati

(2011) dengan judul “Pengaruh Kompres Dingin Terhadap Pengurangan Nyeri

Luka Perineum Pada Ibu Nifas di BPS Siti Alfirdaus Kingking Kabupaten

Tuban” menunjukkan dengan melakukan kompres dingin terhadap

pengurangan nyeri pada luka perineum di bangsal Nifas didapatkan penurunan

nyeri. Sehingga, berdasarkan pada penelitian kompres dingin terhadap

pengurangan nyeri pada luka perineum sangat efektif untuk menurunkan

nyeri, penulis melakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam dan hasilnya

dapat menurunkan nyeri.

Page 88: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

77

Implementasi keperawatan untuk diagnosa kedua kerusakan integritas

jaringan berhubungan dengan faktor mekanik (robekan jalan lahir).

Implementasi yang dilakukan penulis adalah Mengkaji luka pasien untuk

mengetahui tingkat luka pada pasien. Memberikan informasi dasar tentang

status luka, sehingga proses penyembuhan dapat di monitor (Suriadi, 2007).

Memberikan makanan tinggi kalori tinggi protein sesuai dengan diit yang

telah di buat oleh ahli gizi. Salah satu fungsi protein bagi tubuh adalah untuk

pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh (Waryana, 2010).

Implementasi keperawatan pertama untuk diagnosa ketiga resiko

infeksi berhubungan dengan resiko infeksi berhubungan dengan trauma

jaringan. Pantau tanda-tanda infeksi untuk mengetahui keadaan luka termasuk

tanda infeksi luka bedah adalah demam, pembengkakan, kemerahan, sekresi

pirulen dari luka, dan peningkatan leukosit (Baradero, 2008).

Implementasi keperawatan diagnosa ketiga resiko infeksi

berhubungan dengan trauma jaringan. Menjelaskan tentang pencegahan

infeksi untuk dapat mengerti tanda-tanda infeksi. Tanda bahaya infeksi pada

nifas. Infeksi kala nifas adalah infeksi peradangan pada semua alat genitalia

pada masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya suhu

badan melebihi 39oC tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut selama

dua hari (Prawirohardjo, 2002).

Mengkolaborasi dengan dokter/tim medis lainnya untuk pemberian

obat antibiotic ( amoxilin 3x500 mg). Fungsi dari amoxilin itu sendiri adalah

untuk infeksi saluran pernafasan, kemih, dan kelamin (Kasim, 2013).

Page 89: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

78

E. Evaluasi

Evaluasi merupakan catatan perkembangan berisi diagnosa

keperawatan spesifik mencakup implementasi tindakan, reaksi klien dan

adanya data tambahan yang terkait dengan diagnosa keperawatan tertentu

(Dermawan, 2012).

Evaluasi yang diterapkan dalam proses asuhan keperawatan yang

diberikan pada Ny. D ini dilakukan untuk penentuan masalah teratasi, teratasi

sebagian, atau tidak teratasi adalah dengan cara membandingkan antara SOAP

dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan. Evaluasi yang

digunakan menggunakan metode SOAP (Subyek, Obyektif, Analis, Planning)

(Dermawan, 2012).

Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada hari selasa tanggal 12

Januari 2016 jam 16.00 WIB didapatkan hasil evaluasi pada diagnosa pertama:

nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik. Didapatkan data subyektif :

pasien mengatakan P: Pasien mengatakan nyeri karena luka jahitan perineum,

Q: pasien mengatakan nyerinya seperti disayat pisau, R: Pasien mengatakan

nyeri terasa dibagian vagina (perineum), S: pasien mengatakan skala nyeri 5,

T; pasien mengatakan nyeri terasa hilang timbul ± 5 menit. Obyektif: pasien

tampak menahan nyeri. TD: 110/70 mmHg, N: 80x/menit, RR: 22x/menit, S:

37oC Analisis : Masalah belum teratasi. Planning ; lanjutkan intervensi

(Pantau karakteristik nyeri meliputi P,QR,S,T, Pantau TTV, Ajarkan klien

teknik relaksasi untuk menurunkan nyeri dengan relaksasi nafas dalam,

Berikan kompres dingin pada luka perineum untuk mengurangi nyeri).

Page 90: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

79

Diagnosa kedua: kerusakan integritas kulit berhubungan dengan faktor

mekanik (robekan jalan lahir). Data subyektif : Pasien mengatakan terdapat

luka jahitan di vagina (perineum). Obyektif : Terdapat luka jahitan pada

proses persalinan di daerah vagina 5 cm, perdarahan ± 100 cc, jumlah 1

pembalut penuh. Analisis : masalah belum teratasi. Planning : lanjutkan

intervensi (Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap 2 jam sekali,

observasi luka, kolaborasi ahli gizi pemberian diet TKTP ).

Diagnosa ketiga: resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan.

Data subyektif : pasien mengatakan luka terasa perih. Obyektif: pasien tampak

lemas, terdapat luka jahitan di bagian perineum, luka masih basah dan tidak

kemerahan. Analisis : masalah belum teratasi. Planning : lanjutkan intervensi

(Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal, ajarkan cara menghindari

infeksi, kolaborasi pemberian antibiotic (amoxilin 3x500 mg) ).

Tindakan keperawatan hari rabu tanggal 13 Januari 2016 jam 16.00

WIB. Hasil evaluasi diagnosa pertama: nyeri akut berhubungan dengan agen

cidera fisik. Data subyektif : S : pasien mengatakan P: Pasien mengatakan

nyeri karena luka jahitan di vagina (perineum), Q: pasien mengatakan

nyerinya seperti tertusuk tusuk, R: Pasien mengatakan nyeri terasa di bagian

vagina (perineum), S: pasien mengatakan skala nyeri 3, T: pasien mengatakan

nyeri terasa hilang timbul ± 5 menit. Data obyektif : pasien tampak lemas dan

meringis. Analisis : Masalah teratasi sebagian. Planning : lanjutkan intervensi

(Kaji nyeri meliputi P, Q, R, S, T, Pantau TTV, Memberikan kompres dingin

pada luka perineum untuk mengurangi nyeri).

Page 91: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

80

Diagnosa kedua: kerusakan integritas kulit berhubungan dengan factor

mekanik (robekan jalan lahir). Data subyektif : Pasien mengatakan terdapat

luka jahitan di daerah vagina. Obyektif : Terdapat luka jahitan pada proses

persalinan di daerah vagina 5 cm, perdarahan ± 50cc, jumlah 1 pembalut

penuh. Analisis : masalah teratasi sebagian. Planning : lanjutkan intervensi

(observasi luka, mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap 2 jam sekali ).

Diagnosa ketiga: resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan.

Data subyektif : pasien mengatakan rasa perih sedikit berkurang. Obyektif:

tidak terdapat tanda-tanda infeksi, Hasil TTV : TD:110/70 mmHg,

N:80x/menit, S: 37,2oC, RR: 20x/menit. Analisis : masalah teratasi sebagian.

Planning : lanjutkan intervensi (Ajarkan cara menghindar infeksi(perawatan

luka jahitan), kolaborasi pemberian antibiotic (amoxilin 3x500 mg) ).

Evaluasi tindakan keperawatan hari kamis tanggal 14 januari 2016

jam 15.00 WIB. Diagnosa pertama : nyeri akut berhubungan dengan agen

cidera fisik . Hasil evaluasi data subyektif: Pasien mengatakan P: Pasien

mengatakan nyeri karena luka jahitan perineum sudah berkurang, Q: pasien

mengatakan nyeri tertusuk berkurang, R: Pasien mengatakan nyeri terasa

dibagian luka jahitan perineum, S: pasien mengatakan skala nyeri 3, T; pasien

mengatakan nyeri terasa hilang timbul ± 5 menit. Data obyektif : ekspresi

wajah pasien sudah rileks, dan tenang. Analisis : masalah teratasi. Planning :

hentikan intervensi.

Page 92: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

81

Penulis melakukan tindakan pemberian kompres dingin terhadap

penurunan nyeri pada luka perineum 3 hari pada tanggal 12 – 14 januari 2016,

pemberian tindakan menggunakan kompres dingin pada area perineum setiap

2 jam sekali selama 24 jam pertama sesudah melahirkan (Murkoff, 2006).

Berdasarkan jurnal Rahmawati (2011) Pemberian kompres dingin dilakukan

sampai nyeri berkurang dari mengalami nyeri sedang dengan skala 4-6 sampai

nyeri ringan dengan skala 1-3.

Diagnosa kedua: kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan

faktor mekanik (robekan jalan lahir). Hasil evaluasi data subyektif : pasien

mengatakan sudah nyaman untuk bergerak. Data obyektif : luka jahitan

perineum sudah mulai kering, masih terdapat perdarahan ± 50 cc, jumlah ½

pembalut penuh. Analisis : masalah teratasi. Planning : hentikan intervensi.

Diagnosa ketiga : resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan.

Hasil evaluasi data subyektif : pasien mengatakan rasa perih pada luka

perineum sudah berkurang. Data obyektif : tidak terdapat tanda-tanda infeksi,

TD : 110/70 mmHg, N: 80x/menit, RR: 20 x/menit, S: 36,2oC. Analisis :

masalah teratasi. Planning : hentikan intervensi.

Dari hasil evaluasi diatas dapat disimpulkan semua masalah

keperawatan pada diagnosa pertama, kedua, dan ketiga teratasi dan intervensi

dihentikan.

Page 93: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

82

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan pada Ny. D

yang meliputi pengkajian, analisa data, intervensi, implementasi, evaluasi

serta pengaplikasikan asuhan keperawatan post partum spontan pada Ny. D

dengan pemberian kompres dingin terhadap penurunan nyeri luka perineum

di ruang nifas Puskesmas Sibela Mojosongo, maka penulis menyimpulkan

sebagai berikut :

1. Pengkajian

Pada Ny. D dengan Postpartum P2 A0 berdasarkan hasil

pengkajian didapatkan Data subyektif : Pasien mengatakan Provocade

pasien mengatakan nyeri pada luka jahitan di vagina (perineum), quality

seperti disayat pisau, region nyeri dirasakan didaerah vagina (perineum),

skala nyeri yang dirasakan 5, time nyeri yang dirasakan hilang timbul ± 5

menit. Data obyektif didapatkan pasien tampak lemas, gelisah, menahan

nyeri, TTV : TD: 100/60 mmHg (sistole 110-130 mmHg dan diastole 60-

90 mmHg), S:37oC (normal 36,5-37,5

oC), N: 82x/menit (normal 60-90

x/menit), RR:22x/menit (normal 16-24 x/menit).

Page 94: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

83

2. Diagnosa Keperawatan

Prioritas diagnosa keperawatan adalah nyeri akut berhubungan

dengan agen cidera fisik (luka perineum), yang ke dua adalah kerusakan

integritas jaringan berhubungan dengan faktor mekanik (robekan jalan

lahir), yang ke tiga adalah resiko infeksi berhubungan dengan trauma

jaringan.

3. Intervensi Keperawatan

Penulis membuat intervensi dengan diagnosa pertama yaitu nyeri

akut berhubungan dengan agen cidera fisik ( luka perineum) yaitu pantau

karakteristik nyeri meliputi P, Q, R, S, T untuk mengetahui batasan nyeri,

pantau TTV untuk mengetahui keadaaan umum pasien, kolaborasi dengan

dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil untuk membantu

proses penyembuhan, ajarkan teknik relaksasi nafas dalam untuk

membantu dalam penurunan nyeri, berikan analgesic yaitu Asam

mefenamat 3x500 mg tepat waktu terutama saat nyeri hebat untuk

mempercepat proses penyembuhan, berikan kompres dingin pada luka

perineum untuk mengurangi nyeri.

4. Implementasi Keperawatan

Tindakan keperawatan yang sudah penulis lakukan untuk

mengatasi masalah keperawatan pertama nyeri akut berhubungan dengan

agen cidera fisik yaitu memantau skala nyeri dengan PQRST, memantau

TTV, mengajarkan relaksasi nafas dalam, melakukan tindakan pemberian

Page 95: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

84

kompres dingin pada luka perineum untuk mengurangi nyeri, memberikan

analgesic tepat waktu saat nyeri hebat.

5. Evaluasi

Hasil evaluasi diagnosa pertama pada Ny. D yaitu nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera fisik (luka perineum) teratasi, karena

sudah sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan yaitu skala

nyeri turun menjadi skala 3, pasien tidak tampak meringis kesakitan,

menahan nyeri, pasien tampak rileks dan dapat mobilisasi secara mandiri.

6. Analisa

Setelah dilakukan pemberian kompres dingin pada luka perineum

Ny. D didapatkan hasil bahwa kompres dingin pada luka perineum dapat

menurunkan intensitas nyeri yang semula skala 5 menjadi skala 3.

Page 96: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

85

B. Saran

1. Instansi pelayanan kesehatan

Hendaknya puskesmas dapat memberikan pelayanan kesehatan

yang baik serata mampu menyediakan fasilitas atau sarana dan prasarana

yang memadai yang dapat membantu kesembuhan klien sehingga dapat

meningkatkan mutu pelayanan yang optimal pada umumnya dan pada

pasien dengan penyembuhan luka perineum.

2. Profesi perawat

Hendaknya para perawat memiliki tanggung jawab dan

ketrampilan yang baik dalam memberikan asuhan keperawatan serta

mampu menjalin kerja sama dengan tim kesehatan lain maupun keluarga

klien, sebab peran perawat, tim kesehatan lain, dan keluarga sangatlah

besar dalam membantu kesembuhan klien serta memenuhi kebutuhan

dasarnya.

3. Institusi pendidikan

Hendaknya institusi mampu meningkatkan mutu pelayanan

pendidikan yang lebih berkualitas sehingga dapat menghasilkan perawat

yang professional, terampil, inovatif, dan bermutu dalam memberikan

asuhan keperawatan secara komprehensif berdasarkan ilmu dan kode etik

keperawatan.

Page 97: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

86

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati dan Wulandari. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika.

Andarmoyo. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta : Ar-Ruzz

Media.

Aprilia Yesie. 2010. Hipnostetri. Jakarta : Gagas Media

Danuatmaja dan Meiliasari. 2004. Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit. Jakarta : Puspa

Swara.

Dermawan, Deden. 2012. Proses Keperawatan. Yogyakarta : Gosyen Publishing

Elia Purnamasari. 2014. Efektifitas Kompres Dingin Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri

Pada Pasien Fraktur di RSUD Ungaran.

Judha, dkk. 2012. Teori Pengukuran Nyeri “Nyeri Persalinan”. Yogyakarta: Nuha

Medika.

Kartika, A. W (2003). Pengaruh Pemberian Kompres Dingin Terhadap Penurunan

Intensitas Nyeri Pada Bendungan Payudara Pada Ibu Post Partum

Kozier, B., & Erb, G., 2009. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis, Alih Bahasa:

Eny Meiliya,Esty Wahyuningsih, dan Devi Yulianti. Jakarta : EGC

Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. “Peurperium Care”. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar

Mukarramah & Ismail. 2013. Hubungan Pemenuhan Nutrisi Dan Personal Hygiene Dalam

Masa Nifas Dengan Penyembuhan Luka Perineum Di Klinik Sehat Harapan Ibu

Kecamatan Glumpang Baro. Kabupaten Pide, (online),

(http://www.skripsiqt.com/hubungan-pemenuhan-kebutuhan, diakses tanggal 22 April

2014)

Murkoff, Heidi. 2006. Kehamilan Apa Yang Anda Hadapi Bulan Perbulan. Edisi 3 (Revisi).

Jakarta : Arcan

Nanda. 2014. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012 – 2014. Jakarta :

EGC.

Nursalam. 2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Potter dan Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses & Praktik.

Vol. edisi 4.Jakarta : EGC.

Page 98: PE MBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-pipitsitin... · Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

87

Prawirohardjo. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo

Rahmawati, E. 2011. Pengaruh Kompres Dingin Terhadap Pengurangan Nyeri Luka

Perineum Pada Ibu Nifas di BPS Siti Alfirdaus Kingking Kab.Tuban.

http://lppm.stikesnu.com//Pengaruh-kompres-dingin-terhadap

pengurangan-nyeri-luka-perineum pada-ibu-nifas-di-Bps-siti-alfirdaus kingking-

kabupaten-tuban/diunduh pada tanggal 28 Mei 2014

Riskesdas. 2013. Riset Keseharian Dasar Penyakit Tidak Menular Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Jakarta

Rukiyah & Yulianti. 2010. Asuhan Kebidanan Patologi Kebidanan. Jakarta : TIM

Salemba Medika

Smeltzer, S.C & Bare, B.G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah

Brunner&Suddarth.Edisi 8. Jakarta : EGC.

Ujiningtyas, Sri Hari. 2009. Asuhan Keperawatan Persalinan Normal. Jakarta: Salemba

Medika.

Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rihana

Wilkinson, Judith M. 2006. Buku saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi

NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC.

Wulandari dan Handayani. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas. Yogyakarta:

Gosyen Publishing