bab iii kolis -...
TRANSCRIPT
33
BAB III
TINJAUAN KASUS
Bab ini akan menguraikan tentang asuhan keperawatan klien Tn. M dengan
gangguan system perkemihan benigna prostat hyperplasia (BPH) post operasi
prostatectomy suprapubik diruang anggrek RSUD Tugurejo Semarang yang
dilakukan pada tanggal 28 -30 April 2011. Dalam bab ini meliputi pengkajian,
diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, evaluasi dan pathway sesuai kasus.
A. Pengkajian
Pengkajian ini di lakukan pada tanggal 28 April 2011 pukul 12.00 WIB di
Ruang Anggrek RSUD Tugurejo Semarang.
1. Pengumpulan Data
a. Identitas
1) Identitas pasien
Nama : Tn. M
Umur : 63 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku bangsa : jawa / Indonesia
Agama : islam
Status perkawinan : kawin
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : swasta
34
Alamat : Jl. Borobudur utara raya no 49
Tgl masuk : 24 / 4 /11
No RM : 254967
Dx medis :post op prostatektomi
suprapubis BPH hari ke-0
2) Penanggung jawab
Nama : Ny H
Umur : 58 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Pendidikan : SMA
Pekejaan : ibu rumah tangga
Hubungan dengan pasien : istri
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama : pasien menyatakan nyeri di bekas luka jahitan dan
nyeri saat BAK.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien menyatakan dua hari sebelum msuk RS pada tanggal 23 April
2011 pasien mengeluh sulit BAK, nokturia, disuria, kemudian oleh
keluarga langsung dibawa ke RSUD Tugurejo, di UGD di pasang
kateter kemudian di lepas, tanggal 24 April 2011 pasien datang ke UGD
karna tidak bisa BAK, dan di UGD di pasang kateter lagi, infus RL 20
35
tpm , yang kemudian pasien dirawat inap diruang anggrek, dan di ruang
anggrek di lakukan pemeriksaan labolatorium, EKG, pemeriksaan USG
dan foto rontgen dengan hasil pembesaran kelenjar prostat, kemudian
pada tanggal 28 April 2011 di lakukan operasi open prostatektomi supra
pubik,. Saat di lakukan pengkajian tanggal 28 April 2011 pasien
mengeluh nyeri pada saluran kencing. Dan bekas luka jahitan, skala
nyeri 6.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan tidak pernah mengalami sakit seperti sekarang
3. Pengkajian fokus
Dalam pengkajian fokus di gunakan 11 pola fungsional menurut
Gordon dan di temukan masalah pada :
Persepsi terhadap kesehatan, sebelum dan selama sakit pasien
beranggapan bahwa kesehatan merupakan hal yang terpenting dalam
hidupnya, maka bila pasien sakit, pasien langsung memeriksakan
penyakitnya ke puskesmas atau ke pelayanan kesehatan terdekat.
Pola nutrisi dan metabolik, sebelum sakit pasien makan tiga kali
sehari dengan konsistensi nasi, lauk, sayur dan di tambah minum 7-8 gelas
/ hari, selama sakit pasien makan 3 x / hari sesuai menu RS, habis, dan
minum 7-8 gelas dan infuse RL 20 tpm.
Pola eliminasi, sebelum di operasi pasien bisa BAK tapi tidak
lancar, kalau BAK netes, sakit saat BAK, noturia, harus mengedan saat
36
BAK, nyeri kandung kemih, BAB 1-2 x / hari, untuk BAK pasien di
pasang kateter, saat pengkajian warna urine merah kekuning kuningan,
bau khas, mengeluarkan urine sebanyak ± 1800 cc / 7 jam.
Pola akatifitas dan latihan , sebelum sakit pasien bisa melakukan
aktifitasnya dengan mandiri, saat di lakukan pengkajian pasien
menyatakan tidak ada masalah dengan di pasangnya kateter, pasien bisa
miring kanan, kiri, dalam pemenuhan kebutuhan pasien di bantu oleh
keluarga, mandi atau sibin, untuk makan dan minum pasien dapat
melakukannya sendiri.
Pola istirahat dan tidur, sebelum sakit pasien tidur ± 8 jam / hari,
dari jam 21.00 – 05.00 WIB, saat pengkajian pasien menyatakan selama di
RS pasien lebih banyak tidur, di malam hari pasien tidur dari jam 21.00-
04.30 WIB.
Pola persepsi sensori dan kognitif, dalam kemampuan sensori dan
kemampuan kognitif pasien mengalami gangguan pada persepsi nyeri, dan
dapat di lihat dengan pendekatan P, Q, R, S, T . P: paliatif ; pasien
menyatakan penyebab nyeri adalah luka bekas operasi dan prosedur
operasi prostatektomi supra pubik, Q : Qualitas : rasa nyeri yang di
rasakan seperti di tusuk-tusuk, R : Regio : daerah yang di rasakan nyeri
yaitu pada saluran kencing dan bekas luka jahitan, S : Skala ; derajat nyeri
yang dirasakan yaitu 6, T : Time : keluhan yang dirasakan secara
37
mendadak atau tiba-tiba dan akan hilang atau berkurang jika dibuat
istirahat.
Pola hubungan dengan orang lain, saat pengkajian pasien
menyatakan tidak ada masalah dalam hal ini, hubungan dengan keluarga
baik, selama pasien di rawat pasien di tunggui oleh keluarga.
Pola reproduksi dan seksual, sebelum sakit pasien bisa melakukan
aktifitas seksual dengan istrinya, namun selama sakit pasien tidak bisa
melakukan aktifitas seksualnya dan harus bersabar terkait ketidak
mampuannya karna adanya nyeri dan faktor, dan factor lain yang
memperberat kondisnya. Untuk itu pasien harus bersabar sampai kondisi
penyakitnya sudah betul- betul sembuh dan tidak sedikitpun mengalami
keluhan pada daerah genitalnya.
Persepsi diri dan konsep diri, yang meliputi : a. Peresepsi diri:
pasien ingin cepat sembuh, dengan di lakukannya perawatan selama di
RS sehingga bisa berkumpul dengan keluarganya. b. Status emosi: pasien
termasuk orang yang sabar. c. Konsep diri , yang terdiri dari : 1) Citra
diri: pasien menyatakan bahwa dirinya adalah laki- laki. 2) Identitas:
pasien menyatakan usianya 63 tahun pekerjannya swasta, walaupun sakit
pasien tetap percaya diri dan menyukai bentuk tubuhnya. 3) Peran :
pasien adalah seorang suami dan ayah yang baik serta sebagai kepala
keluarga. 4) Ideal diri: pasien beranggapan bahwa penyakitnya akan
38
sembuh jika di rawat di RS. 5) Harga diri : pasien mengatakan tidak
malu dengan keadaannya sekarang.
Pola mekanisme koping, dalam menghadapi masalah saat ini,
pasien berserah diri kepada Allah dan selalu berdoa serta menjalami
pengobatan sesuai dengan prosedur yang telah di anjurkan oleh tim medis,
selain ini pasien menggunakan mekanisme pengalihan nyeri yang di
rasakan, pasien melakukan teknik relaksasi nafas dalam ketika terasa
nyeri.
Pola nilai kepercayaan atau keyakinan , pasien beragama islam
sebelum sakit pasien sholat 5 waktu. Selama di RS pasien tidak sholat
tetapi selalu dzikir dan berdoa.
4. Pengkajian fisik
Pada pemeriksaan fisik ditemukan bahwa pasien dengan keadaan
umum composmentis ,TTV TD : 130 /70 mmHg. N :82 x / menit S : 38o
c. RR : 18 X / menit . pengukuran antropometris . TB : 165 cm BB : 55
Kg pada pemeriksaan. Kepala; bentuk mesosepal dan tidak terdapat luka.
Mata; kemampuan penglihatan baik, konjungtiva tidak anemis, sclera
tidak ikterik dan tidak ada skret . Hidung ;cukup bersih tidak ada sputum
deviasi tidak ada polip tidak menggunakan tambahan O2. Telinga,
kemampuan pendengaran baik tidak ada skret pada telinga atau
pembekakan. Mulut : keadaan saput mukosa baik lembab dan merah
muda , keadaan dan kebersihan mulut dan gigi baik. Leher dan
39
Tenggorokan ; posisi trakea lurus , tidak ada nyeri telan tidak ada
pembesaran tonsil dan tidak mengalami obdtruksi pola jalan nafas.
Operasi prostatektomi suprapubik dilakukan tanggal 28 April 2011 pukul
08.45 WIB selesai pukul 09.45 WIB, sebelum operasi dilakukan
persiapan operasi diantaranya anesthesia, premedikasi ( injeksi
cefotaxime 1 gr intravena ), puasa, pasien belum pernah mengalami
riwayat penyakit yang parah. Diagnosa post operasi : Nyeri, jenis anestesi
: Besar, resiko : Besar. Post operasi dengan spinal anestesi : O2 ( 2-3
liter/menit ), awasi TTV / 15 menit, boleh makan minum, 24 jam post
operasi posisi semi fowler, infuse RL 20 tpm. Ada luka operasi di area
suprapubik, tertutup kassa steril, panjang ± 8 cm, tidak ada rembesan
darah, terasa nyeri ( skala 6 ).
Dada dan thorak : inspeksi : tidak ada luka tampik simetri
Perkusi : Terdengar Suara Sonor dilapang paru
palpasi : tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : normal
Paru – paru : inspeksi : retraksi intercosta tak nampak
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
perkusi : sonor
40
auskultasi : tidak ada suara ronchi wheezing
Jantung : inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
palpasi : tidak ada nyeri tekan dan pembesaran
perkusi : redup
auskultasi : S1 dan S2 reguler ( bunyi jantung
normal)
Abdomen : inspeksi : bentuk datar , tidak ada bekas luka
auskultasi : peristaltic usus 20 x / menit
palpasi : tidak ada nyeri tekan
perkusi : thimpani ( normal)
genetalia : terpasang kateter ukuran 22, urine berwarna merah
berkuning kuningan , bau khas , jumlah urine tampung
dari pukul 07. 00 – 14.00 ± 1800 cc
5. Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan penunjang laboratorium di temukan data sebagai
berikut :
a. pemeriksaaan Lab tanggal 25/4/11
41
1) hematology
DDT : 11,4 detik ( normalnya 10,8- 14,4 detik )
APT 28,8 detik ( normalnya 26,4 – 37,6 detik)
2) Darah rutin
Leokosit 8,6 10,3/ ul ( normalnya 4,4 -5,9 10,6/ ul )
Eritrosit 4,5 10, 6/ ul ( normalnya 4,4 – 5,9 10,6/ ul )
HB 14,1 9/ Dl ( normalnya 13,2 – 17,3 9/dl )
Ht 43,0 % ( normalnya 40-52 % )
MCV 96,4 FL ( normalnya 80-100 FL)
MCH 31,6 PG ( normalnya 26-34 pg )
MCHC 22,8 g/dl ( normalnya 32-26 g/dl )
Trombosit 260 10`3/ul ( normalnya 150- 440 10`3/ul )
KDW 12,8 % ( normalnya 11,5 – 14,5 % )
3) Kimia klinik
Glukosa sewaktu 72 mg/dl ( normalnya < 125 kg/dl )
Ureum 16,0 mg/dl ( normalnya 10,0 – 50 mg/ul )
42
Creatinin 0,70 mg/dl ( normalnya 0,70 -1,1 mg/dl )
SGOT 13 u/l ( normalnya 0-35 u/l )
SGPT 11 u/l ( normalnya 0-35 u/l )
Kalium 34 mmol/L ( normalnya 3,5 – 5,0 mmol/L )
Natrium 137 mmol/L ( normalnya 135 – 147 mmol/L)
Albumin 4,0 h/dl ( normalnya 3,2 – 5,2 g/dl )
b. Terapi yang di berikan meliputi
cefotaxime 3 x 1 ( IV ) ampul
ketorolac 3 x 1 ( IV ) ampul
tramadol 3x 1 ampul ( drip ) mulai tanggal 28 april 2011
c. Diet yang diberikan adalah normal 3 x1
d. Anesthesi
Asam tranexsamat 1 amp
Dyserin 1 amp
Vit C/K 1/1 amp
Petidin 1 amp
43
6. Pathways kasus
Dilakukan operasi open
prostatektomi supra pubis
Post operasi
Luka insisiKelemahan umum
Dilakukan anestesi
spinal
Syaraf terputus
Nyeri
Jaringan terbuka
Resiko infeksi
Intoleransi aktivitas
44
7. Pengelompokan data
Pada tanggal 28 April 2011 didapatkan data
a. Data subyektif :
1) Pasien mengatakan nyeri di daerah kemaluan dan bekas luka post
operasi
2) Nyeri meningkat jika ingin BAK
3) Nyeri yang dirasakan seperti ditusuk
4) Daerah nyeri di saluran kencing
5) Skala nyeri 6
6) Waktu yang dirasakan akan berlangsung terus menerus jika factor
penyebabnya tidak diketahui
b. Data obyektif
1) Terpasang kateter ukuran 22
2) Urin berwarna merah kekuning kuningan, dalam kantong kateter
per 7 jam ± 1800 cc
45
8. Analisa data
No Data ds dan do Masalah ( p) Etiologi ( e )
1.
2.
Ds :
- pasien mengatakan nyeri
disaluran kencing
- Skala nyeri 6
Do :
- Ekspresi wajah tegang
- Klien Nampak menahan
rasa sakit dan memgangi
daerah yang nyeri
Ds :
- Pasien mengatakan ingin
terus berkemih
inkontinensi sering
berkemih , rasa penuh
dikandung kemih
Gangguan rasa
nyaman : nyeri
Perubahan pola
eliminasi urine
Adanya prosedur
post operasi
prostatektomi supra
pubis
Prosedur bedah
trauma kateter
46
3.
Do :
- Urine tampung 7 jam ±
1800 cc
Ds :
- pasien mengatakan suhu
badannya naik , kateternya
bocor tiap pasien BAK
dengan mengedan
Do :
- terpasang kateter
- pasien Nampak lemas
Resiko infeksi Adanya prosedur
invasi skunder
terhadap tidakan
pembedahan dan
adanya kateter di
kandung kemih
B. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d adanya prosedur post open
prostatektomi supra pubik yng ditandai dengan : pasien mengeluh nyeri
didaerah kemaluan / saluran kencing , skala nyeri 6 nyeri tidak menetap
dan seperti ditusuk tusuk
47
2. Perubahan pola eliminasi urine b/d prosedur bedah , trauma , kateter yang
ditandai dengan pasien ingin berkemih , urine tampung / 7 jam ± 1880 cc
3. Resiko infeksi b/d prosedur invasiave skunder terhadap tindakan post
open prostatektomi supra pubik
C. Rencana keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d adanya prosedur post open
prostatektomi supra pubik.
a. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 30 menit
diharapkan nyeri berkurang atau hilang dengan criteria hasil pasien
melaporkan penurunan nyeri dari skala 6 menjadi 0 -3 ekspresi wajah
rileks.
b. intervensi
1) Monitor dan catat adanya rasa nyeri , lokasi, durasi dan factor
pencetus serta penghilang nyeri
2) Observasi tanda – tanda non verbal nyeri ( gelisah, kening
mengkerut, TTD dan nadi )
3) Beri kompres hangat pada abdomen terutama perut bagian bawah
4) Anjurkan pasien untuk menghindari stimulant ( kopi, teh ,
merokok , abdomen tegang )
5) Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
6) Mengajarkan teknik relasasi
7) Kolab dengan dokter jika nyeri meningkat
48
2. Perubahan pola eliminasi urine b/d prosedur bedah , trauma , kateter.
a. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 7 jam
diharapkan klien bisa berkemih dalam jumlah yang normal , tidak
berlebih dengan KH pasien dapat BAK teratur bebas dari distensi
kandung kemih.
b. Intervensi
1) Lakukan irigasi kateter secara berkala atau terus menerus dengan
teknik steril
2) Atur posisi selang kateter dan urine bag sesuai gravitasi dalam
keadaan tertutup
3) Observasi adanya tanda – tanda shock atau hemorogi ( hematuria
, dingin , kulit lembab , takikardi, dispneu )
4) Monitor urine setiap jam ( hari pertama post operasi ) dan setiap
2 jam ( di mulai hari ke 2 post operasi )
5) Ukur intake output cairan
6) Beri tindakan asupan atau pemasukan oral 2000 – 3000 ml / hari
jika tidak ada kontra indikasi
7) Mengajarkan bleeder training
49
8) Mengajarkan latihan perineal ( kegel training ) 15 – 20 x / jam
3. Resiko infeksi b/d prosedur invasiave sekunder terhadap tindakan post
open prostatektomi supra pubik
a. Tujuan : setelah tidakan keperawatan selama 2 x 7 jam infeksi tidak
terjadi , dengan KH TTV normal, tidak terjadi tanda – tanda infeksi
, urin yang dikeluarkan jernih/ kuning.
b. Intervensi
1) Lakukan irigasi kandung kemih dengan larutan steril
2) Observasi insisi ( adanya indurasi draenase kateter, adanya
sumbatan , kebocoran )
3) Melakukan perawatan kateter secara aseptif
4) Monitor balutan luka
5) Monitor tanda - tanda sepsis ( nadi lemah , hipotensi , nafas
meningkat , dingin )
50
D. Implementasi
NO
DX
WAKTU IMPLEMENTASI RESPON PASIEN TT
1 28/4/11
13.00 WIB
13.15 WIB
13.30 WIB
1. Mengkaji keluhan
pasien
2. Mengajarkan teknik
relaksasi ( tarik nafas
panjang )
3. Menganjurkan pasien
respon subyektif
pasien masih terasa
nyeri pada area
saluran kencing , dan
respon obyektif
pasien Nampak
menahan nyeri ,
memegangi daerah
yang yeri
respon subyektif pasien
mengatakan mau , dan
respon obyektif pasien
mengikuti apa yang
diajarkan perawat
respon subyektif pasien
51
14.00 WIB
16.00 WIB
untuk kompres hangat
pada abdomen bagian
bawah
4. Mengukur TTV
5. Memebrikan obat
injeksi ( IV ) sesuai
advice dokter
cefotaxime 3x1 gr
ketorolak 3x30
mengatakan mau
mengikuti saran
perawat,respon obyektif
istri pasien
mengompres
dengan respon
subyektif dan respon
obyektif TD : 130 /90
mmHg, N : 84 x/
menit Rp : 22 x /
menit , S : 36,5 oC
52
2 29/4/11
08.00 WIB
08.45 WIB
09.00 WIB
09.30 WIB
1. Melakukan irigasi
kateter secara berkala
dengan cairan nacl
2. Mengobservasi
adanya tanda – tanda
shock / hemorogi dan
TTV
3. Memonitor urine tiap
jam
4. Menganjurkan pasien
untuk banyak minum
± 2000 – 3000 CC /
hari
dengan respon
subyektif – dan
respon obyektif di
guyur nacl
dengan respon
subyektif -, dan
respon obyektif TD :
120/80 mmHg S:
36,5 oC , N : 80 x /
menit RR 18 x / menit
dengan respon
subyektif -, dan
respon obyektif urine
/ jam ± 230 CC
53
09.45 WIB 5. Menganjurkan teknik
bleeder traning
dengan respon
subyektif pasien mau
mengikuti apa yang
diajarkan perawat ,
respon subyektif pasien
melakukan
3 29/4/11
08.00 WIB
09.00 WIB
1) Melakukan perawatan
kateter
2) Mengukur TTV,
mengganti cairan
infus RL 20 TPM
dengan respon
subyektif pasien
mengatakan nyaman
setelah dilakukan
perawatan kateter,
respon obyektif
kateter bersih
dengan respon
subyektif -, dan
respon obyektif TD :
130.90 mmHg ,N : 84
x / menit ,RR : 20 x /
54
09.15 WIB 3) Mengganti cairan
irigasi ( nacl )
menit , S : 36,8 o C
E. Evaluasi
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d adanya prosedur post open
prostatektomi supra pubik
S : pasien mengatakan masih terasa nyeri di saluran kencing dan bekas
luka jahitan post operasi
O : skala nyeri 5
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
2. Perubahan pola eliminasi urine b/d prosedur bedah , trauma , kateter
S: pasien mengatakan sudah bisa BAK dengan normal , tidak ada rasa
penuh dikandung kemih
O : urine per 7 jam ± 700 cc
A: masalah teratasi
P : hentikan intervensi
55
3. Resiko infeksi b/d prosedur invasiave skunder terhadap tindakan post
open prostatektomi supra pubik
S : pasien mengatakan nyaman ketika kateter dibersihkan
O : kateter tampak bersih , TD : 130 /90 mmHg ,N : 84 x / menit , RR :
20 x / menit S : 36,8 o C , terpasang infuse RL 20 TPM
A : masalah resiko infeksi teratasi
P : pertahankan intervensi
56