program studi d iii keperawatan stikes … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan...

72
APLIKASI TINDAKAN KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH PADA ASUHAN KEPERAWATAN An. M DENGAN DENGUE HEMORAGIC FEVER DI RUANG MELATI 2 RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Disusun Oleh : IDA DWI NUR CAHYANI NIM. P.12 031 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015

Upload: vuliem

Post on 30-May-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

APLIKASI TINDAKAN KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN

SUHU TUBUH PADA ASUHAN KEPERAWATAN An. M DENGAN

DENGUE HEMORAGIC FEVER DI RUANG MELATI 2 RSUD

Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Disusun Oleh :

IDA DWI NUR CAHYANI

NIM. P.12 031

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

Page 2: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

i

APLIKASI TINDAKAN KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN

SUHU TUBUH PADA ASUHAN KEPERAWATAN An. M DENGAN

DENGUE HEMORAGIC FEVER DI RUANG MELATI 2 RSUD

Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

Disusun Oleh :

IDA DWI NUR CAHYANI

NIM. P.12 031

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

Page 3: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

ii

Page 4: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

iii

Page 5: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

iv

Page 6: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “APLIKASI TINDAKAN KOMPRES AIR

HANGAT TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH PADA ASUHAN

KEPERAWATAN An. M DENGAN DENGUE HEMORAGIC FEVER DI

RUANG MELATI 2 RSUD DR. Moewardi”

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini Penulis menyadari bahwa tanpa

bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Oleh karena itu penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M. Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta

2. Ibu Ns. Atiek Murhayati, M.Kep., selaku Ketua Program studi D III

Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Ns. Meri Oktariani, M.Kep., selaku Sekertaris Ketua Program Studi DIII

Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

4. Ibu Ns. Anissa Cindy Nurul Afni, M.Kep., sebagai pembimbing yang telah

banyak memberikan bimbingan dan arahan serta memberikan masukan dengan

cermat dan perasaan yang nyaman dalam bimbingan, sehingga membantu

penulis dalam penyusun dan menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

5. Ibu Ns. Intan Maharani S. Batubara, S.Kep. selaku penguji I yang telah

memberikan banyak masukan dan saran, serta memberikan motivasi pada

penulis untuk menyempurnakan karya tulis ilmiah ini.

6. Ibu Ns. Noor Fitriyani, S.Kep. selaku penguji II yang telah memberikan

banyak motivasi dan inspirasi pada penulis serta masukan – masukan positif

untuk penulis untuk menyempurnakan karya tulis ilmiah ini.

Page 7: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

vi

7. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan. Terima kasih atas segala

kasih sayang selama ini, selalu memberikan semangat, do’a, pengorbanan,

bimbingan serta bantuan material dan spiritual, sehingga putramu ini mampu

menyelesaikan tugas akhiri ni.

8. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi yang telah mengijinkan penulis

untuk melakukan pengelolaan kasus.

9. Kedua orang tua saya yang terhormat, saya haturkan beribu-ribu Terimakasih

atas segala kasih sayang selama ini, selalu memberikan semangat, do’a,

pengorbanan, bimbingan serta bantuan material dan spiritual, sehingga putrimu

ini mampu menyelesaikan tugas akhir ini.

10. Teman-teman mahasiswa prodi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada

Surakarta dan semua pihak yang terkait didalamnya yang tidak bisa penulis

sebutkan satu per satu, yang telah membantu dalam menyusun tugas di kasus

ini.

Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan. Amin.

Wa’alaikumsalam. Wr. Wb

Surakarta, Mei 2015

Penulis,

Page 8: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME .......................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iv

KATA PENGANTAR ................................................................................. v

DAFTAR ISI ................................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Tujuan Penulisan ............................................................................. 4

C. Manfaat Penulisan ........................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ................................................................................ 7

1. Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) ...................................... 7

a. Definisi ............................................................................ 7

b. Klasifikasi ....................................................................... 7

c. Etiologi ............................................................................ 8

d. Tanda dan Gejala ............................................................ 8

e. Patofisiologi .................................................................... 9

f. Fase Perjalanan Penyakit Demam Berdarah .................... 10

g. Pemeriksaan Diagnostik ................................................. 12

h. Komplikasi ...................................................................... 14

2. Asuhan keperawatan pada anak DHF ...................................... 14

a. Pengkajian ............................................................... 14

b. Diagnosa keperawatan ............................................. 18

c. Perencanaan ............................................................. 18

3. Suhu Tubuh ............................................................................. 17

a. Pengertian ....................................................................... 21

b. Menurut Kusyati tujuan mengetahui suhu tubuh ............. 22

Page 9: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

viii

c. Menurut Kusyati Pengeluaran panas .............................. 22

d. Cara Pengukuran ............................................................. 22

4. Kompres Air Hangat .............................................................. 24

a. Definisi ..................................................................... 22

b. Menurut Deden Pengelueran panas ......................... 22

c. Menurut Kusyati tujuan pemberian kompres air

hangat ...................................................................... 24

B. Kerangka Teori ............................................................................... 26

C. Kerangka Konsep .................................................................. 26

BAB III METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET

A. Subyek Aplikasi Riset ........................................................ 27

B. Tempat dan Waktu ............................................................... 27

C. Media dan Alat yang Digunakan.......................................... 27

D. Prosedur Tindakan Berdasarkan Aplikasi Riset ................... 27

E. Alat Ukur Evaluasi ............................................................... 29

BAB IV LAPORAN KASUS

A. Pengkajian ............................................................................ 30

B. Analisa Data ........................................................................ 34

C. Prioritas Diagnosa Keperawatan ......................................... 35

D. Rencana Keperawatan .......................................................... 36

E. Implementasi Keperawatan ................................................. 37

F. Evaluasi ................................................................................ 49

BAB V PEMBAHASAN

A. Pengkajian .......................................................................... 41

B. Diagnosa Keperawatan......................................................... 44

C. Intervensi .............................................................................. 46

D. Implementasi ........................................................................ 50

E. Evaluasi ................................................................................ 55

Page 10: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

ix

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................ 57

B. Saran ..................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori .................................................................... 25

Gambar 2.2 Kerangka Konsep ................................................................ 25

Page 12: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Format Pendelegasian

Lampiran 2 Lembar Log Book

Lampiran 3 Lembar Konsultasi

Lampiran 4 Surat Pernyataan

Lampiran 5 Usulan Judul

Lampiran 6 Asuhan Keperawatan

Lampiran 7 Jurnal Pemberian Kompres Hangat

Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup

Page 13: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah

World Health Organization (WHO) menunjukan bahwa pada tahun 2007

penyakit DHF merupakan penyebab kematian utama di dunia (WHO, 2009).

Terhitung sebanyak 158.912 (13,0%) kematian terjadi akibat penyakit ini di

seluruh dunia. Sangat sering terjadi DHF per tahun di Kamboja (satu kejadian

tiap 2 menit) 100.000 kematian (Soedarto, 2012).

Indonesia merupakan negara berkembang dimana prevelansi penyakit

Demam berdarah dari tahun ke tahun semakin meningkat terutama DHF. Di

Indonesia pada tahun 2010, penyakit DHF merupakan penyebab kematian

pertama, dengan angka mortalitas 156.086 (0.87%). Di Indonesia, daerah

endemis demam berdarah dengue dan mengalami epidemi sekali 4-5 tahun

yang menyebabkan demam berdarah (Soedarto, 2012). Di RSUD Dr.

Moewardi pada bulan maret tahun 2014 sampai bulan Maret 2015, terdapat 543

pasien DHF (Rekam Medis, 2015).

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) atau demam berdarah dengue

adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan

melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua

orang dan dapat mengakibatkan kematian, terutama pada anak. Mekanisme

sebenarnya mengenai patofisiologi, dan biokimia DHF hingga kini belum

diketahui secara pasti. Fenomena patofisiologi utama yang menentukan berat

Page 14: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

2

penyakit yang membedakan DHF dari dengue klasik adalah meningkatkan

premabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma, serta

terjadinya hipotensi, trombositopeni dan diastesis hemorhagik

(Nursalam, 2015).

Salah satu manifestasi klinis yang khas pada DHF adalah terjadinya

demam. Demam ini muncul pada musim peralihan, baik dari musim kemarau

ke penghujan maupun sebaliknya. Demam pada DHF harus segera ditangani

(hipertermi). Menurunkan atau tepatnya mengendalikan dan mengontrol

demam dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan

cara kompres hangat (Maryunani, 2010).

Kompres air hangat adalah salah satu metode fisik untuk menurunkan

suhu tubuh bila anak demam. Manfaat kompres air hangat, menurunkan panas

38,80C menjadi 37,50C, untuk memperlebar pembuluh darah (vasodilator),

oksigen untuk sel, membantu meningkatkan suplai darah ke area-area tubuh.

Tindakan kompres hangat merupakan salah satu tindakan mandiri dari perawat,

tetapi sering diabaikan bahkan sering dibebankan pada keluarga pasien

(Djuwariyah dkk, 2012).

DHF dapat menyerang semua lapisan umur, salah satunya adalah anak

Anak yang menderita DHF perlu dilakukan pemeriksaan dan perawatan tepat,

sehingga rumah sakit merupakan salah satu pilihan yang efektif dalam

menangani kasus DHF. Namun, di sisi lain, momok rumah sakit pada anak

masih dianggap sebagai suatu hal yang dapat menimbulkan kekhawatiran

dalam diri anak. Hospitalisasi dapat disebabkan oleh faktor-faktor perubahan

Page 15: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

3

lingkungan yang berbeda dengan lingkungan rumah, kehilangan kendali atas

tubuhnya, ancaman dari penyakit serta adanya persepsi yang tidak

menyenangkan tentang rumah sakit seperti pengalaman dirawat sebelumnya

maupun pengalaman orang lain (Hidayat, 2005 dalam Aizah dan Wati, 2014).

Kekawatiran anak sering muncul kehilangan kontrol yang disebabkan

oleh pembatasan fisik, ketergantungan yang harus anak patuhi, karena anak

memandang semua pengalaman dari sudut pandang anak sendiri. Salah satu

khayalan khas untuk menjelaskan alasan sakit, karena akan terjadi kekawatiran

pada anak karena harus menyesuikan dengan tempat di rumah sakit

(Hockenberry dan Wilson, 2009).

Secara tidak langsung muncul beberapa stressor yang menyebabkan anak

merasa cemas akibat berpisah dengan orang tuanya, yang akan menimbulkan

perasaan kehilangan. Hal tersebut diungkapakan dengan berbagai protes

berupa menendang, berteriak, melempar benda-benda disekitarnya dan

memukul. Perasaan takut dan traumapun timbul akibat rasa nyeri pada bagian

tubuhnya (Aurum, 2014).

Prinsip untuk mencegah terjadinya trauma pada anak dalam hospitalisasi

yaitu mencegah dampak perpisahan dari keluarga, karena dapat mengakibatkan

gangguan psikologi seperti (kecemasan, ketakutan, kurangnya kasih sayang),

meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak,

mencegah atau mengurangi injuri dan nyeri, tidak melakukan kekerasaan pada

anak, modifikasi lingkungan fisik yang bernuansa akan dapat meningkatkan

Page 16: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

4

kecerian (merasa aman dan nyaman bagi lingkungan anak, sehingga anak dapat

berkembang dengan baik) ( Hidayah, 2010).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Djuwariyah dkk (2012)

menunjukkan bahwa kompres air hangat efektif untuk menurunkan suhu tubuh

pada anak dengan DHF. Hasil observasi yang dilakukan pada pasien di RSDM

menunjukkan bahwa pasien DHF mengalami kenaikan suhu tubuh di atas

rentang normal atau 37,50C. Selain itu, penatalaksanaan yang dilakukan untuk

mengatasi demam di rumah sakit hanya mengandalkan antipiretik sesuai

dengan advis dokter. Oleh karena itu, peran perawat dalam memberikan teknik

non farmakologi sangat penting dalam mengatasi masalah demam pada pasien

DHF. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas penulis tertarik untuk

mengaplikasikan terapi kompres air hangat dalam menurunkan suhu tubuh

pada anak dengan DHF (Dengue Haemorrhagic Fever).

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Mengaplikasikan tindakan kompres air hangat terhadap penurunan suhu

tubuh pada asuhan keperawatan An. M dengan dengue haemorrhagic

fever.

2. Tujuan khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian keperawatan pada An.M

dengan Denge Haemorrhagic Fever (DHF) .

Page 17: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

5

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada An.M

dengan Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) pada An.M.

b. Penulis mampu menyusun intervensi keperawatan pada An.M dengan

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF).

c. Penulis mampu melakukan implementasi keperawatan pada An.M

dengan Dengue Haemorrhagic Fever (DHF).

d. Penulis mampu melakukan evaluasi keperawatan pada An.M Dengue

Haemorrhagic Fever (DHF).

e. Penulis mampu menganalisa hasil aplikasi tindakan kompres air

hangat dalam menurunkan suhu tubuh pada An.M dengan Dengue

Haemorrhagic Fever (DHF).

C. Manfaat Penulisan Perawat

Manfaat penulisan ini dimaksudkan memberikan kontribusi laporan

kasus bagi pengembangan praktik keperawatan dan pemecahan masalah

khususnya dalam bidang atau profesi keperawatan :

1. Bagi pasien

Aplikasi ini diharapkan dapat memberikan referensi baru bagi pelayanan

asuhan keperawatan di rumah sakit untuk mengelola pasien dengan DHF

(Dengue Haemorrhagic Fever).

Page 18: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

6

2. Bagi rumah sakit

Penulisan ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan di

jadikan intervensi mandiri bagi perawat dalam kompres air hangat dalam

menurunkan Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) pada An.M.

3. Bagi institusi pendidikan keperawatan

Hasil penulis dapat digunakan sebagai referensi dan sumber bacaan

mengenai pneumonia pada anak usia prasekolah dan sebagai acuan untuk

penelitian berikutnya.

4. Bagi penulis

Penulis mampu menulis secara langsung ilmu yang diperoleh selama

pendidikan dan melaksanakan pendidikan secara langsung mengenai

Pengaruh kompres hangat dalam menurunkan Dengue Haemorrhagic

Fever (DHF) pada An.M.

Page 19: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Dengue Haemorrhagic Fever(DHF)

a. Definisi

Demam adalah suatu kondisi saat suhu badan lebih tinggi dari

biasannya atau suhu di atas normal. Umumnya terjadi ketika

seseorang mengalami ganguan kesehatan. Suhu badan normal

biasanya berkisar 360-370C. Jadi seseorang dikatakan demam setelah

suhu badan mencapai 37,50C atau lebih (Widjaja, 2005).

Demam Berdarah Dengue adalah suatu penyakit yang

disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh

melalui gigitan nyamuk aedes aegypti (Suriadi, 2010).

b. Klasifikasi

Klasifikasi pada demam berdarah dengue menurut Rita (2010) yaitu :

1) Derajat I : Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan

spontan, uji turniket positif, trombosiopenia dan

hemokonsentrasi.

2) Derajat II : Derajat 1 disertai perubahan spontan dikulit dan atau

perdarahan lain.

3) Derajat III : kegagalan sirkulasi : nadi cepat dan lemah

hipotensi, kulit dingin lembab, gelisah.

Page 20: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

8

4) Derajat IV : renjatan berat, denyut nadi dan tekanan darah tidak

dapat diukur.

c. Etiologi

Beberapa hal yang menimbulkan gangguan DHF tersebut diantaranya

:

1) Demam tinggi selama 5 – 7 hari.

2) Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit.

3) Epistaksis, Hematemesis, melena, abdomen, diare, konstipasi.

4) Nyeri otot, tulang sendi, abdomen, dan ulu hati.

5) Sakit kepala.

6) Pembengkakan sekitar mata.

d. Tanda dan Gejala

Gejala klinis pada pasien demam dengue haemorrhagic fever

menurut Soedarto (2012) yaitu :

1) Nyeri perut yang berat dan berlangsung terus menerus.

2) Terjadi perdarahan dari hidung, mulut dan gusi.

3) Sering muntah dengan atau tanpa darah

4) Tinja berwarna hitam, seperti aspal cair atau petis.

5) Penderita merasa sangat haus dan mulut terasa kering.

6) Kulit terasa dingin dan tampak pucat

7) Penderita mengalami sukar tidur, sulit beristirahat, dan selalu

gelisah.

Page 21: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

9

e. Patofisiologi

Virus dengue akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan

nyamuk aedes aegypti dan kemudian akan bereaksi dengan antibodi

dan terbentuknya kompleks virus antibody, dalam sirkulasi akan

mengaktivitaskan sistem komplement. Akibat aktivitas C3 akan C5

akan dilepas C3a dan C5a, dua peptida yang berdaya untuk

melepaskan histamin dan merupakan mediator kuat sebagai faktor

meningginya premeabilitas dinding pembuluh darah dan

menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu (Suriadi, 2010) .

Terjadinya trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan

menurunnya faktor koagulasi (protrombin, faktor V, V11, 1X, X dan

fibrinogen) merupakan faktor penyebab terjadinya perdarahan hebat,

terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF

(Suriadi, 2010).

Yang mentukan beratnya penyakit adalah meningginya

permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma,

terjadinya hipotensi, trobositopenia dan diatesis hemoragik. Renjatan

terjadi seacara akut (Suriadi, 2010) .

Nilai hematokrit meningkat bersaman dengan hilangnya plasma

melalui endotel dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya

plasma klien mengalami hypovolemik. Apabila tidak diatasi biasa

terjadi anoksia jaringan, asidosis metabolik dan kematian (Suriadi,

2010) .

Page 22: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

10

f. Fase Perjalanan Penyakit Demam Berdarah

Terdapat tiga fase perjalanan penyakit demam berdarah yang akan

dijelaskan sebagai berikut :

1) Fase Demam

Fase demam berlangsung 2 – 7 hari suhu tubuh saat demam

berkisar 390C samapai 400C, kemudian pada fase akut biasanya

disertai dengan warna kemerahan pada wajah, eritema pada kulit,

rasa nyeri pada seluruh tubuh dan sakit kepala, adapun beberapa

pasien juga mengeluh kesulitan menelan, nyeri faring, dan nyeri

konjungtiva, selain itu gejala yang dirasakan oleh pasien yaitu:

sering mengeluh tidak nafsu makan, mual, muntah, untuk fase

demam diperlukan pengobatan untuk menghilangkan gejala yang

timbul, karena selama fase awal demam sulit dibedakan antara

demam dengue dengan DHF perbedaannya yaitu, pada pasien

dengan demam dengue setelah terbebas dari demam 24 jam tanpa

penurun panas makan pasien akan memasuki fase penyembuhan,

sedangkan pada DHF setelah fase demam selesai maka akan

memasuki fase kritis. (Setawati, 2011)

2) Fase kritis

Suhu tubuh pada fase kritis menurun sekitar 37,50C sampai

380C atau justru berada dibawahnya, umumnya terjadi pada hari

ketiga sampai kelima demam, kemudian pada fase kritis terjadi

peningkatan permeabilitas kapiler yang menyebabkan kebocoran

Page 23: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

11

plasma,karena fase kritis berlangsung antara 24 jam sampai 48

jam, apabila tidak terjadi kebocoran plasma maka kondisi pasien

memburuk, namun jika terjadi kebocoran plasma yang

berkepanjangan dan keterlambatan penanganan dapat

menyebabkan pasien mengalami syok. (Setiawati, 2011)

Pasien harus dirawat dirumah sakit pada saat fase kritis

karena memerlukan pengawasan khusus yang lebih intensif yaitu,

pengawasaan kusus seperti : tingkat kesadaran, tanda-tanda vital,

intake dan output cairan, nyeri abdomen, terjadi akumulasi cairan

pada rongga tubuh, adanya peleburan hati 2 cm, dan perdarahan

yang timbul, kemudian ada fase ini dapat terjadi efusi pleura dan

asites, selain itu pemeriksaan darah dilakukan secara berkala

meliputi hematokrit, trombosit, hemoglobin, dan leukosit, adapun

pemeriksaan rontgen dan pemeriksaan Ultra Sonografi (USG)

yang dapat dilakukan pada fase kritis. (Setiawati, 2011)

3) Fase Penyembuhan

Pasien yang telah melewati fase kritis, terjadi proses

penyerapan kembali cairanyang berlebih pada rongga tubuh

dalam waktu 2 samapai 3 hari dan secara terhadap kondisi pasien

secara keseluruhan akan membaik. (Setiawati, 2011)

Fase penyembuhan berlangsung antara 2-7 hari, umumnya

penderita demam berdarah yang telah berhasil melewati fase

kritis akan sembuh tanpa komplikasi dalam waktu kurang lebih

Page 24: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

12

24 – 8 jam setelah syok, kemudian fase penyembuhan ditandai

dengan kondisi umum penderita yang mulai membaik, nafsu

makan yang mulai meningkat, dan tanda-tanda vital yang stabil,

selain itu pada fase ini pemberian cairan infuse biasanya mulai

dihentikan, kemudian diganti dengan pemberian nutrisi secara

oral (Anggraeni, 2010).

g. Pemeriksaan Diagnostik

Menurut Nursalam (2005) Pemeriksaan diagnostik yang dapat

dilakukan untuk menegakkan diagnosa medis yaitu :

1) Pemeriksaan laboratorium

a) Pemeriksaan darah

b) Hb dan PCV meningkat (>20%)

c) Trambositopenia (< 100.000/ml)

d) Leukopenia (mungkin normal atau lekositosis).

e) Ig.D. dengue positif.

f) Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan:

hipoproteinemia, hipokloremia, hiponatremia.

g) Urium dan pH darah mungkin meningkat.

h) Asidosis metabolik: pCO2<35-40 mmHg dan HCO3 rendah

i) SGOT/SGPT mungkin meningkat.

j) Pemeriksaan rumple leed menurut Cahaya (2011) .

(1) Bendung lengan atas dengan sfigmomanometer sampai

tekanan 100 mmHg.

Page 25: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

13

(2) Jika tekanan sistolik kurang dari 100 mmHg, bendung

lengan atas pada pertengahan tekanan sistolik dan

diastolik.

(3) Pertahankan tekanan sampai sistolik dan diastolik.

(4) Jika percobaan dilakukan dilakukan masa perdarahan

cara, lama bendungan 5 menit.

(5) Lepaskan ikatan bendungan, tunggu sampai tanda-tanda

stasis darah tidak ada lagi.

(6) Hitung banyaknya petachiae yang timbul dalam

lingkaran bergaris tengah 5 cm kira-kira 4 cm distal dari

fossa kubiti.

(a) Cara penilaian rumple leed

(1) Hasil negatif bila dalam lingkaran beragris

tengah 5 cm kira-kira 4 cm distal dari fosa

kubiti terdapat < 20 petechiae

(2) Hasil positif bila dalam lingkaran bergaris

tengah 5 cm kira-kira 4 cm distal dari fossa

kubiti terdapat lebih dari 20 petechiae

(3) Jika pada waktu melakukan masa perdarhan

dengan telah terjadi petechie, maka hasil

percobaan pembendungan Rumple leed

dinyatakn positif juga.

Page 26: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

14

h. Komplikasi

Menurut Soedarto (2012) komplikasi klinik pada pasien dengue

haemorrhagic fever yaitu :

1) Resiko persisten bakteremia

2) Resiko ke arah keseriusan penyakit

3) Kaku kuduk, perubahan kesadaran dan paresis.

4) Kejang-kejang kadang-kadang terlihat pada waktu fase demam

pada bayi .

5) Mengalami hipotermia.

6) Flebitis akibat pencemaran bakteri gram negatif.

2. Asuhan keperawatan pada anak DHF

Menurut Yura (2012), proses keperawatan adalah tindakan yang

berurutan yang dilakukan secara sistemik untuk menentukan masalah klien

dengan membuat perencanan untuk mengatasinya, melaksanakannya dan

mengevaluasi keberhasilan secara efektif terhadap masalah yang

diatasinya tersebut.

a. Pengkajian

Menurut Hidayat (2012), pengkajian adalah langkah awal dari

tahapan proses keperawatan, kemudian dalam mengkaji harus

memperhatikan data dasar dari pasien, untuk informasi yang

diharapakan dari pasien.

Menurut Nursalam dkk, (2005), fokus pengkajian pada pasien

DHF :

Page 27: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

15

1) Identitas klien

Nama, umur (pada DHF paling sering menyerang anak-anak

dengan usia kurang dari 15 tahun), jenis kelamin, alamat,

pendidikan,nama orang tua, pendidikan orang tua, dan pekerjaan

orang tua.

2) Keluhan utama.

Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien demam untuk datang

ke rumah sakit adalah panas tinggi dan anak lemah.

3) Riwayat penyakit sekarang.

Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai

mengigil dan saat demam kesadaran kompos mentis. Turunya

panas terjadi antara hari ke-3 dan ke-7, dan anak semakin lemah,

kadang-kadang disertai dengan batuk pilek, nyeritelan, mual,

muntah anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri otot

dan persendian, nyeri ulu hati dan pergerakan bola mata terasa

pegal, serta adanya manifestai perdarahan pada kulit, gusi (grade

III, IV), hematemesis.

4) Riwayat penyakit yang pernah diderita .

Penyakit apa saja yang pernah diderita pada dhf, anak bisa

mengalami seranganulangan DHF dengan tipe virus yang lain.

5) Riwayat imunisasi.

Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka

kemungkinan akan timbulnya komplikasi dapat dihidarkan.

Page 28: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

16

6) Riwayat gizi.

Status gizi anak yang menderita DHf dapat bervariasi. Semua

anak dengan status gizi baik maupun buruk dapat berisiko,

apabila terdapat faktor predisposisinya.

7) Pemeriksaan fisik, meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan

perkusi dari ujung rambut sampai ujung kaki. Berdasarkan

tingkatan (grade), keadaan fisik anak adalah sebagai berikut :

a) Grade I : kesadaran kompos mentis, keadaan umum

lemah, tanda-tanda vital dan nadi lemah.

b) Grade II : kesadaran kompos mentis, keadaan umum

lemah, ada perdarahan spontan petekia,

perdarahan gusi dan telinga, serta nadi lemah,

kecil, dan tidak teratur.

c) Grade III : kesadaran apatis, somnolen, keadaan umum

lemah, nadi lemah, kecil, dan tidak teratur, serta

tensi menurun.

d) Grade IV : kesadaran koma, tanda-tanda vital: nadi tidak

teraba, tensi tidak teratur, pernapasan tidak

teratur, ekstermitas dingin, berkeringat, dan kulit

tampak biru.

8) Sistem integumen.

a) Adanya turgor kulit menurun, dan muncul keringat dingin,

dan lembab.

Page 29: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

17

b) Kuku sianosis/tidak.

c) Kepala dan leher.

Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam

(flusy), mata anemis, hidung kadang mengalami perdarahan

(epistaksis) pada grade II,III,IV. Pada mulut didapatkan

bahwa mukosa mulut kering,terjadi pendarahan gusi, dan

nyeri tekan.

d) Dada

Bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak.

e) Abdomen mengalami nyeri tekan, pembesaran hati

(hepatomegali) dan asites.

f) Ekstermitas, akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi,

serta tulang.

k) Pemeriksaan rumple leed menurut Cahaya (2011) .

9) Pemeriksaan laboratorium.

a) Hb dan PCV meningkat

b) Trambositopenia

c) Leukopenia (mungkin normal atau lekositosis)

d) Urium dan pH darah mungkin meningkat

e) Asidosis metabobik

f) SGOT atau SGPT mungkin meningkat

g) Pemeriksaan Rumple leed

Page 30: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

18

b. Diagnosa keperawatan

Masalah yang dapat ditemukan pada pasien DHF antara lain :

1) Peningkatan suhu tubuh

2) Nyeri

3) Potensial terjadi perdarahan intra abdominal

4) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

5) Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit

6) Gangguan aktivitas sehari-hari

7) Potensial untuk terjadinya reaksi transfuse

c. Perencanaan

1) Peningkatan suhu tubuh

a) Kaji suhu timbulnya demam.

b) Observasi tanda-tanda vital: suhu, nadi, tensi, dan

pernapasan.

c) Memberikan penjelasaan mengenai penyebab demam.

d) Memberikan kompres air hangat.

e) Memberikan obat-obatan sesuai dengan perintah dokter

melalui intravena.

2) Gangguan rasa nyaman nyeri

a) Mengkaji tingkat nyeri dengan menggunakan skala nyeri (0-

10)

b) Berikan posisi yang yang nyaman dan usahan situasi yang

tenang.

Page 31: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

19

c) Memberikan suasana yang gembira pada klien.

d) Memberikan obat-obatan analgetik (kolaborasi dengan

dokter).

3) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.

a) Monitor kesadaaran umum klien.

b) Observasi tanda-tanda vital

c) Apabila terjadi tanda-tand syok hipovolemik, baringkan

pasien telentang tanpa bantal.

d) Pasang infus dan beri terapi cairan intravena.

4) Kurangnya pengetahuan keluarga tentang proses penyakit.

a) Memberikan kesempatan kepada keluarga klien untuk

bertanya tentang hal-hal yang ingin diketahui sehubungan

dengan penyakit.

b) Menjelaskan sesma prosedur yang akan dilakukan.

c) Menjelaskan tentang proses penyakit.

5) Potensial terjadinya perdarahan lebih lanjut sehubungan dengan

trombositopenia :

a) Monitor tanda penurunan trombosit yang disertai dengan tanda

klinis.

b) Monitor jumlah trombosit setiap hari.

c) Berikan penjelasan mengenai pengaruh trombositopenia pada

pasien.

d) Anjurkan pasien untuk banyak istirahat.

Page 32: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

20

6) Gangguan aktivitas sehari-hari

a) Bantulah pasien untuk memenuhi kebutuhan aktivitasnya

sehari-hari seperti : mandi, makan, dan eliminasi sesuai dengan

tingkat keterbatasan pasien.

b) Berikan penjelasan mengenai hal-hal yang dapat membantu dan

meningkatkan kekuatan fisik pasien.

c) Siapkan bel dekat pasien.

7) Potensial untuk terjadinya reaksi tranfusi

a) Pesan darah/komponen darah sesuai dengan instruksi medis.

b) Cek ulang formulir permintaan darah sebelum dikirim.

c) Sebelum pemberian trasfusi yakinkan bahwa pada daerah

tusukan infuse tidak tampak tanda-tanda phlebitis dan aliran

infus lancar.

d) Gunakan blood set untuk pemberian tranfusi.

e) Berikan cairan normal saline (NaCl) sebelum pemberian

transfusi.

f) Jangan tunda pemberian transfusi lebih dari 30 menit setelah

darah diterima dari bank darah.

g) Cek ulang/yakinkan bahwa darah yang akan diberikan sesuai

dengan kebutuhan pasien (perhatikan jenis darah, golongan

darah, jumlah darah, dan masa kadaluwarsa). Perhatikan dan

cocokan kode yang tertulis pada kantung darah dengan label

darah yang ada.

Page 33: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

21

h) Minta perawat lain untuk bersama-sama mengecek ulang,

jangan mengecek seorang diri.

i) Jelaskan tentang tanda-tanda atau reaksi yang mungkin muncul

selama pemberian transfusi.

j) Anjurkan pasien/keluarga untuk segera melaporkan jika ada

tanda-tanda atau reaksi transfusi.

3. Suhu Tubuh.

a. Pengertian

Pemeriksaan suhu adalah salah satu pemeriksaan yang

digunakan untuk menilai kondisi metabolisme dalam tubuh, dimana

tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolisme

darah. Suhu dalam tubuh perlu dijaga keseimbangannya, yaitu

diproduksi. Proses pengaturan suhu terletak pada hypothalamus dalam

sistem saraf pusat. Bagian hypohotalamus belakang mengatur upaya

penyimpanan panas (Kusyati, 2006).

Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak

faktor yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Suhu tubuh

manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang

diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Titik tetap

tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 370C. Upaya-

upaya yang dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh yaitu

Page 34: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

22

mengenakan pakaian tipis, banyak minum, banyak istirahat, beri

kompres (Djuwariyah dkk, 2012).

b. Menurut Kusyati (2006) tujuan mengetahui suhu tubuh.

a) Menilai kondisi metabolisme dalam tubuh.

b) Memberikan rasa nyaman terhadap pasien.

c) Menurunkan suhu tubuh.

d) Mencegah peradangan meluas.

c. Menurut Kusyati (2006) pembuangan atau pengeluaran panas dapat

terjadi melalui beberapa proses diantaranya.

1) Radiasi yaitu proses panas melalui gelombang electromagnet.

2) Konveksi yaitu proses penyebaran panas karena pergeseran

antara daerah yang kepadatanya tidak sama seperti dari tubuh

pada udara dingin yang bergerak tau pada air.

3) Evavorasi yaitu proses perubahan cairan menjadi uap.

4) Konduksi yaitu proses pemindahan panas pada objek lain dengan

langsung tanpa gerakan yang jelas,seperti bersentuhan dengan

permukaan yang dingin dan lain-lain.

d. Cara pengukuran.

Menurut Kusyati (2006) teknik pengukuran suhu dapat

dilakukan melalui oral, rectal dan aksila yang digunakan untuk

menilai keseimbangan suhu tubuh serta membantu menentukan.

1) Thermometer

a) Tiga buah botol

Page 35: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

23

b) Botol pertama berisi larutan sabun.

c) Botol ke dua berisi larutan desinfektan.

d) Botol ke tiga berisi air bersih.

e) Bengkok

f) Kertas atau tisu.

2) Pemeriksaan suhu secara oral :

a) Menjelaskan prosedur pada pasien

b) Mengatur posisi pasien dengan posisi sim atau miring.

c) Pakaian di turunkan di bawah glutea.

d) Menentukan thermometer, standarkan pada nilai nol.

e) Letakakan telapak tangan pada sisi glatea pasien dan

masukkan thermometer ke dalam rectal. Menjaga agar tidak

terubah tempatnya dan ukur suhu tubuh.

f) Setelah 3-5 menit angkat thermometer.

3) Pemeriksaan suhu secara rektal.

a) Menjelaskan prosedur pada pasien.

b) Mengatur posisi pasien.

c) Tentukan letak bawah lidah.

d) Tentukan suhu thermometer di bawah 34-350C

e) Letakkan thermometer dibawah lidah sejajar dengan guzi.

f) Menganjurkan mulut dikatupkan selama 3-5 menit.

g) Membacakan hasilnya.

h) Membersihkan thermometer dengan kertas tisu.

Page 36: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

24

4. Kompres Air Hangat

a. Definisi

Kompres air hangat yaitu salah satu metode fisik untuk menurunkan

suhu tubuh bila anak demam (Djuwariyah dkk, 2012). Kompres air

hangat adalah sepotong balutan kasa yang dilembabkan dengan air

hangat yang telah diprogramkan. Panas dari kompres panas dapat

menguap dengan cepat. Untuk mempertahankan suhu yang konstan.

Timbul dapat mentoleransi suhu dalam rentang yang luas. Suhu

normal permukaan kulit adalah 340C, tetapi reseptor suhu biasanya

dapat cepat beradaptasi dengan suhu lokal antara 450 sampai 150C

(Potter & Perry, 2006).

b. Menurut Kusyati (2006) tujuan pemberian kompres air hangat.

1) Memperlancar sirkulasi darah.

2) Mengurangi rasa sakit.

3) Memberi rasa hangat, nyaman, dan tenang pada klien.

4) Merangsang peristatik.

5) Mencegah peradangan meluas.

6) Mengurangi perdarahan setempat.

c. Hubungan kompres hangat dalam menurunkan suhu tubuh

Hasil penelitian Djuwariyah, Sodikin, Yulistiani (2012),

menyebutkan bahwa kompres air hangat lebih efektif untuk

menurunkan suhu tubuh pada anak dengan demam. Hal ini

dikarenakan kompres air hangat mempunyai fungsi untuk

Page 37: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

25

memperlebar pembuluh darah (vasodilatasi), oksigen untuk sel,

membantu meningkatkan suplai darah ke area-area tubuh, sehingga

dapat menurunkan suhu tubuh.

B. Kerangka Teori

Gamabar 2.1 Kerangka Teori

C. Kerangka Konsep

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Hipertermi

Kejang

Mengakibatkan

reaksi infeksi oleh

virus, bakteri, jamur.

Demam adalah suatu

kondisi saat suhu badan ,

lebih tinggi dari biasanya

Melakukan tindakan

kompres air hangat.

Kompres air hangat. Suhu tubuh pasien

demam.

Page 38: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

26

BAB III

METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET

A. Subjek Aplikasi Riset

Subjek aplikasi riset adalah An.M dengan DHF.

B. Tempat dan Waktu

Aplikasi riset dilaksanakan di Ruang Melati 2 RSUD DR. Moewardi pada

tanggal16 -17 Maret 2015.

C. Media dan Alat yang Digunakan

1. Kompres air hangat.

2. Alat pengukur suhu atau thermometer.

3. Waslap dan handuk yang bersih.

4. Baskom yang berisi air hangat.

D. Prosedur Tindakan

Menurut Purwanti dan Ambarwati (2008) prosedur yang dilakukan yaitu

pemeriksaan tekanan darah terlebih dahulu, suhu tubuh, kemudian diberikan

tindakan kompres air hangat dengan langkah sebagai berikut :

1. Fase orientasi

a. Memberikan salam

b. Memperkenalkan diri

Page 39: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

27

c. Kontrak waktu

d. Menjelaskan tujuan tindakan dan langkah prosedur

e. Menyiapkan alat.

2. Fase Kerja

a. Mencuci tangan.

b. Mengecek terlebih dahulu air hangat dengan menggunakan jari tangan

(hangat suam suam kuku).

c. Membantu klien pada posisi yang nyaman, terlentang, posisi duduk,

atau tergantung kondisi klien.

d. Mengukur suhu tubuh sebelum diberikan kompres hangat

e. Kompres air hangat dilakukan sebelum pemberian antipiretik.

Kompres air hangat dilakukan sebanyak 3 kali.

f. Mengukur pengukuran suhu tubuh kembali setelah diberikan kompres

hangat

g. Merapikan pasien

h. Merapikan alat

i. Mencuci tangan

3. Fase Terminasi

a. Melakukan evaluasi tindakan

b. Melakukan kontrak waktu untuk rencana tindak lanjut

c. Berpamitan

Page 40: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

28

E. Alat Ukur

Alat ukur yang digunakan dalam aplikasi riset adalah thermometer.

Page 41: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

29

BAB IV

LAPORAN KASUS

Dalam BAB ini penulis akan melaporkan Asuhan Keperawatan yang

dilakukan pada An. M dengan DHF (Dengue Haemorrhagic Fever) Rumah Sakit

Umum Daerah Dr.Moewardi selama 2 hari, mulai tanggal 16 -17 Maret 2015.

Asuhan Keperawatan ini meliputi pengkajian data, analisa data, diagnosa

keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi keperawatan.

Pasien masuk ke rumah sakit pada tanggal 14 Maret jam 09.00 WIB. Pengkajian

dilakukan pada tanggal 16 Maret 2015 jam 10.00 WIB. Pengkajian yang dilakukan

pada pasien menggunakan metode pengkajian autoanamnesa dan alloanamnesa.

A. Pengkajian

1. Identitas pasien

Dari pengkajian tersebut terdapat hasil identitas pasien bernama

An.M berusia 2 tahun dengan diagnose DHF(Dengue Haemorrhagic

Fever), beralamat di Mojosongo Solo dan beragama Islam. Penanggung

jawab Tn.A sekaligus ayah pasien An.M dengan alamat Mojosongo Solo,

serta pekerjaan sebagai wiraswasta.

2. Keluhan utama

Pasien sudah demam selama 3 hari di rumah, suhu tubuh 38,60C.

3. Riwayat penyakit dahulu

Riwayat penyakit dahulu pasien sebelumnya belum pernah

mengalami sakit yang seperti ini sampai dirawat inap dirumah sakit,

Page 42: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

30

kemudian An.M juga tidak mempunyai riwayat alergi obat maupun

makanan, Ny.Y juga mengatakan An.M sudah mendapatkan imunisai

dasar lengkap.

4. Riwayat sosial

Pengkajian menurut riwayat sosial dari struktur keluarga memiliki

komposisi keluarga dengan tinggal satu rumah bersama ayah, ibu, dan

anak. Lingkungan rumah dan komunitas yaitu penghuni rumah ada 3

orang, mempunyai 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi, suasana lingkungan

aman dan terpelihara. Pendidikan dan pekerjaan dalam keluarga ayah

(Tn.A) yang bekerja sebagai wiraswasta, pendidikan Tn.A lulusan SMA

dan ibu (Ny.Y) yang lulusan SLTA bekerja sebagai wiraswasta dan ibu

rumah tangga. Tradisi budaya dan agama masih menggunakan budaya/

etnis yang dilakukan di lingkungan rumahnya yaitu budaya jawa dan

agama islam. Bahasa yang digunakan dalam keluarga adalah bahasa Jawa

dan Indonesia. Fungsi keluarga dalam interaksi dan keluarga lancar, saling

memperhatikan satu sama lain antara anggota keluarga rukun, tidak ada

permusuhan dan saling mengasihi. Pembuatan keputusan dalam keluarga

diserahkan kepada ayah (Tn.A) dalam pengambilan keputusan terkadang

diskusikan dengan istri (Ny.Y).

5. Riwayat Penyakit Sekarang

Keluarga pasien mengatakan 3 hari sebelum masuk rumah sakit

mengalami demam. Kemudian pasien dibawa ke IGD Rsud Dr. Moewardi.

Setelah sampai di IGD An.M diperiksa oleh dokter dilakukan pengkajian

Page 43: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

31

didapatkan keadaan umum baik kesadaran composmentis, demam, suhu

tubuh 38,60C, RR : 22xper menit, nadi : 98x per menit.

6. Pemeriksaan Fisik

Pengkajian fisik didapatkan pada An.M keadaan umum baik dengan

tingkat kesadaran penuh (Composmentis). Pemeriksaan tanda-tanda vital

meliputi suhu 38,6ºC, nadi 98 kali per menit, pernafasan 22x kali per

menit. Bentuk kepala mesochepal, fontanel anterior lunak, sutura sagitalis

tepat, gambaran wajah simetris, tidak terdapat molding, dan tidak ada

kelainan pada kepala. Pada pemeriksaan mata didapatkan hasil simestris

kanan dan kiri, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, ada reflek

(+) terhadap cahaya . Pada pemeriksaan hidung simetris antara kanan dan

kiri, tidak terdapat polip, tidak ada pernafasan nafas cuping hidung, bersih

tidak ada sekret. Pada pemeriksaan telinga simetris kanan dan kiri,daun

telinga dan lubang telinga ada kanan dan kiri, tidak terdapat serumen. Pada

pemeriksaan mulut bersih, simetris antara kanan dan kiri,membrane

mukosa lembab, tidak ada stomatitis. Pada pemeriksaan leher didapatkan

kulit sawo matang, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada kaku

kuduk.

Pada pemeriksaan fisik paru didapatkan hasil saat dilakukan

pemeriksaan inspeksi bentuk dada simetris kanan dan kiri, tidak

menggunakan otot bantu pernafasan, saat dilakukan palpasi vocal fremitus

kanan dan kiri sama. Pada saat dilakukan perkusi suara sonor, saat

dilakukan auskultasi tidak ada suara tambahan, suara nafas vesikuler. Pada

Page 44: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

32

pemeriksaan jantung saat inspeksi didapatkan ictus cordis tidak tampak,

saat dilakukan palpasi didapatkan ictus cordis teraba pada intercosta ke V.

saat dilakukan perkusi didapatkan bunyi pekak, saat dilakukan auskultasi

bunyi jantung satu terdengar lup, bunyi jantung dua terdengar dup dan

tidak ada suara tambahan. Pada pemeriksaan abdomen saat di inspeksi

didapatkan bentuk datar, tidak ada luka, saat dilakukan auskultasi

didapatkan bising usus 25x/menit, saat di perkusi tympani, saat dilakukan

palpasi tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan.

Pada pemeriksaan genetalia didapatkan hasil bersih, tidak ada

udema, tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan anus didapatkan hasil tidak

ada kelainan pada anus. Pada pemeriksaan ekstremitas bergerak terbatas

karena terpasang infus, terbatas pada ekstremitas bawah bagian kanan

bergerak bebas.

7. Pemeriksaan penunjang laboratorium

Pemeriksaan penunjang laboratorium yang dilakukan pada tanggal

16 Maret 2015 yaitu Hemoglobin 11,5 g/dl (nilai normal 11,5-13,5),

Hematokrit 39% (nilai normal 34-40), Leukosit 8,9 ribu/ul (nilai normal

5,5-17,0), Trombosit 150 ribu/ul (nilai normal 150-450), Eritrosit 4,16

juta/ul (nilai normal 3,90-5,30), MCV 69,8 /um (nilai normal 80,0-96,0),

MCH 27,5 pg (nilai normal 22-34), MCHC 35,2 g/dl (nilai normal 32-36),

RDW 13,2 fL (nilai normal 181-521), HDW 5,0% (nilai normal 2,2-2,3),

MPV 8,7% (nilai normal 7,2-11,1), PDW 47 (nilai normal 25-65),

Eosinofil 10,3% (0,00-4,00), Basofil 0,80% (nilai normal 0,00-1,00),

Page 45: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

33

Netrofil 27,20% (nilai normal 29-00-72,00), Limfosit 7-40% (nilai normal

60,00-66,00), Glukosa Darah Sewaktu 81 mg/dl (nilai normal 50-80),

Bilirubin total 0,92 mg/dl (nilai normal 0,00-1,00), Bilirubin direx 0,91

mg/dl (0,00-1,00).

8. Jenis terapi

Pada tanggal 16-17 Maret 2015 jenis terapi obat yang diberikan pada

An.M adalah jam 12 masuk injeksi asam traneksamat 200mg/12jam,

golongan obat yang mempengaruhi darah, untuk mengurangi perdarahan

abnormal dan gejala penyakit hemoragik. Obat Paracetamol 100mg/12jam

diberikan saat pasien panas tinggi, golongan antipiretik, fungsi

meringankan rasa sakit pada sakit kepala dan sakit gigi, serta menurunkan

demam.

B. Analisa Data

Dari hasil pengkajian pada hari Senin tanggal 16 Maret 2015 jam 10.00

WIB didapatkan data subjektif Ny.Y mengatakan An.M mengatakan demam,

data objektif suhu 38,60C pernafasan 22 kali per menit, Nadi 98 kali per menit,

hasil dari trombosit 150 ribu/uL. Berdasarkan analisa data diatas maka dapat

dirumuskan diagnosa keperawatan hipertermi berhubungan dengan proses

penyakit (Virus). Proses penyakit yang masuk kedalam tubuh yaitu virus

dengue (arbovirus) yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes

aegypti.

Page 46: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

34

Dari hasil pengkajian pada hari selasa tanggal 17 maret 2015 Pukul 10.50

WIB ditemukan data subjektif Ny.Y mengatakan setelah dirawat dirumah sakit

An.M menjadi rewel dan merasa takut jika melihat perawat atau dokter takut,

data objektif klien terlihat diam dan ketakutan, menagis saat diajak

komunikasi dengan perawat, kontak mata kurang. Penulis dapat menegakkan

diagnosa keperawatan Ansietas (cemas) berhubungan dengan proses

hospitalisasi.

C. Prioritas Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan rumusan masalah keperawatan di atas dapat

memprioritaskan diagnosa utama yaitu adalah Hipertermi berhubungan denga

proses penyakit (Virus) Proses penyakit yang masuk kedalam tubuh yaitu virus

dengue (arbovirus) yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes

aegypti, diagnosa keperawatan kedua Ansietas (Cemas) berhubungan dengan

proses hospitalisasi, keadaan dimana pasien untuk beradaptasi dengan

lingkungan baru yaitu rumah sakit, sehingga faktor tersebut menjadi faktor

stresor bagi anak.

D. Rencana Keperawatan

Pada diagnosa pertama yaitu hari Senin tanggal 16 Maret 2015 penulis

membuat tujuan dan kriteria hasil setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 2x24 jam terjadi penurunan suhu tubuh atau tidak terjadi penurunan

suhu tubuh normal 36,5 – 37,50 C, akral teraba hangat, keadaan umum pasien

Page 47: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

35

membaik, Berdasarkan tujuan dan kriteria hasil tersebut intervensi

keperawatan yang ditegakkan oleh penulis yaitu observasi tanda-tanda vital

dirasionalisasikan untuk memantau suhu, nadi, pernafasan, akral pasein,

kompres air hangat dan keadaan umum pasien membuat nyaman. kolaborasi

dengan dokter untuk pemberian obat asam traneksamat.

Pada diagnosa yang kedua tanggal 17 maret 2015 penulis membuat

tujuan dan kriteria hasil setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24

jam diharapkan kecemasan klin berkurang dengan kriteria hasil : keadaan

umum klien membaik, mempertahankan penampilan dan peran yang baik,

mengatakan tidak ada gangguan persepsi sensori, manifestasi kecemasaan

secara fisik, manifestasi perilaku akibat kecemasaan tidak ada. Intervensi

diagnosa keperawatan yang kedua yaitu observasi keadaan umum, melakukan

pendekatan (BHSP), kaji hal-hal yang disukai pasien, libatkan keluarga untuk

mendampingi pasien selama aplikasi, mendongengkan pasien untuk

mengilangkan rasa takut, dirasionalisasikan untuk memberikan motivasi pada

klien untuk tidak takut dengan dokter atau pun perawat.

E. Implementasi Keperawatan.

Implementasi keperawatan yang dilakukan pada hari Senin tanggal 16

Maret 2015 pada diagnosa pertama jam 10.15 mengobservasi tanda-tanda vital

dengan respon subjektif ibu klien mengatakan mau anaknya di periksa tanda-

tanda vitalnya respon objektif suhu 38,6 ºC, nadi 98 kali per menit, pernafasan

22 kali per menit, akral teraba hangat. Pada diagnosa keperawatan yang

Page 48: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

36

pertama pada jam 11.15 memberikan obat asam traneksamat dengan respon

subjektif ibu klien bersedia anaknya diberikan obat, respon objektif klien

tampak mau, obat masuk melalui intravena dan tidak ada tanda-tanda alergi

setelah obat masuk. Pada diagnosa keperawatan yang pertama pada jam 11.30

memberikan kompres air hangat subjektif ibu klien mengatakan anaknya

bersedia untuk dikompres air hangat, respon objektif klien tampak kooperatif

melakukan intraksi dari perawat.

Pada diagnosa kedua tanggal 17 maret 2015, 09.15 mengobservasi

keadaan umum klien dengan respon subjektif ibu klien mengatakan anaknya

masih demam respon objektif akral teraba hangat suhu 38,0 ºC, nadi 98 kali

per menit, pernafasan 22 kali per menit, pada diagnosa keperawatan yang

kedua pada jam 09.25 menjalin hubungan saling percaya (BHSP) pada klien

respon sujektif ibu klien mengatakan anaknya sedih berada di rumah sakit

karena tidak bisa bermain dengan teman-temannya, respon obyektif klien

kurang kontak mata saat diajak ngobrol dengan perawat ataupun doktenya.

Pada diagnosa keperawatan yang kedua jam 09.30 mengkaji hal-hal yang

disukai klien subjektif ibu klien mengatakan anaknya suka mainan klereng,

respon objektif klien masih kelihatan takut dengan perawat. Pada diagnosa

keperawatan yang kedua jam 11.20 mengkaji tingkat kecemasaan klien dengan

respon subjektif klien tampak mau mengikuti instruksi dari perawat, respon

klien tampak kooperatif dan anak tampak nyaman. Pada diagnosa keperawatan

yang kedua pada jam 13.10 menganjurkan ibu klien untuk mendongengkan

anaknya untuk menghilangkan rasa takutnya dengan respon subjektif ibu klien

Page 49: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

37

bersedia untuk mendongengkan anaknya, respon objektif klien tampak

koperatif.

Implementasi keperawatan yang dilakukan pada hari Selasa tanggal 17

Maret 2015 pada diagnosa pertama jam 08.25 mengobservasi tanda-tanda vital

dengan respon subjektif ibu klien mengatakan bersedia anaknya diperiksa,

respon objektif suhu 37,6ºC, nadi 98 kali per menit, pernafasan 22 kali per

menit, pada diagnosa keperawatan yang kedua pada jam 09.10 mengkaji

tingkat kecemasaan klien dengan respon subjektif anak M mengatakan sudah

tidak merasa takut dengan rumah sakit , respon objektif klien tampak

kooperatif, anak tampak nyaman. Pada diagnosa keperawatan yang pertama

pada jam 09.15 memberikan obat asam tranek dengan respon subjektifklien

tampak bersedia, respon objektif obat masuk lewat intravena dan tidak ada

tanda alergi setelah obat masuk, klien tampak nyaman. Pada diagnosa

keperawatan yang pertama pada jam 09.25 mengobservasi tanda-tanda vital

anak dengan respon subjektif ibu klien bersedia anaknya diperiksa, respon

objektif suhu 37,0ºC, nadi 98 kali per menit, hasil laboratorium dari trombosit

150 ribu/uL, hemoglobin 11,5g/dl, pernafasan 22 kali per menit. Pada diagnosa

keperawatan yang kedua Jam 10.00 memberikan pendidikan pada ibu untuk

melakukan kompres air hangat di rumah dengan respon subjektif ibu

mengatakan mengerti dengan apa yang disampaikan, respon objektifnya ibu

anak tampak kooperatif.

Page 50: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

38

F. Evaluasi keperawatan.

Evaluasi keperawatan dengan menggunakan metode SOAP pada hari

senin tanggal 16 Maret 2015 pada diagnosa pertama jam 12.15 hasil evaluasi

sebagai berikut, untuk subjektif ibu klien mengatakan demam tapi tidak

kejang, objektif suhu 38,60C , pernafasan 22 kali per menit, nadi 98 kali per

menit, hasil laboratorium dari trombosit 150 ribu/uL. Analisa masalah

keperawatan belum teratasi, perencanaan keperawatan dilanjutkan yaitu kaji

keadaan umum klien, monitor ttv, memberikan obat asam traneksamat injeksi

200mg/12jam dan kompres air hangat. Pada diagnosa keperawatan yang kedua

jam 12.30 hasil evaluasi sebagai berikut, untuk subjektif ibu klien mengatakan

anaknya tidak suka dengan rumah sakit ataupun dengan perawatnya, obyektif

tingkat kecemasan sedang, masalah belum teratasi, lanjutkan intervensi, kaji

tingkat kecemasan, berikan bimbingan tentang cara mendongengkan,

pertahankan intervensi, pantau tanda dan gejala kecemasan.

Pada hari selasa tanggal 17 maret 2015 hasil evaluasi diagnosa yang

kedua Ansietas berhubungan dengan proses hospitalisasi pada Jam 13.45

evaluasi untuk diagnosa yang pertama, ibu pasien mengatakan anaknya sudah

tidak panas, obyektif akral teraba hangat suhu :37,50 C, nadi 98x/menit, rr :

22x/menit, masalah teratasi, lanjutkan intervensi anjurkan ibu untuk kompres

air hangat bila anak demam. Pada diagnosa keperawatan yang kedua hasil

evaluasi jam 13.20 sebagai berikut, subyektif ibu pasien mengatakan anak

menjadi rewel setelah dirawat, obyektif klien rewel, masalah teratasi, lanjutkan

intervensi anjurkan kepada keluarga untuk mendongengkan anak jika rewel.

Page 51: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

39

BAB V

PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis akan membahas tentang aplikasi tindakan pemberian

kompres air hangat untuk menurunkan demam pada klien pada asuhan keperawatan

An. M dengan Demam yang dilakukan penulis di Ruang Melati 2 RSUD Dr.

Moewardi Surakarta pada tanggal 16-17 Maret 2015.

A. Pengkajian

Penulis melakukan pengkajian pada kasus diperoleh dengan cara

alloanamnesa dan autoanamnesa. Dalam pengkajian perawat terhadap An. M

didapatkan data bahwa pasien demam, Berdasarkan hasil dari pengkajian An.

M dengan demam telah sesuai dengan teori yang ditemukan oleh penulis.

Demam adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh lebih tinggi dari biasanya,

dan merupakan gejala dari suatu penyakit (Maryunani, 2010).

Umumnya terjadi ketika seseorang mengalami ganguan kesehatan. Suhu

badan normal biasanya berkisar 360-370C. Jadi seseorang dikatakan demam

setelah suhu badan mencapai 37,50C atau lebih (Widjaja, 2005). Dari hasil

observasi anak M didapatkan hasil pemeriksaan suhu 38,60C dan anak M

dikatakan demam.

Menurut Soedarto (2012) gejala klinis pada pasien dengue haemorrhagic

fever yaitu : Nyeri perut yang berat dan berlangsung terus menerus, terjadi

perdarahan dari hidung, mulut dan gusi, sering muntah dengan atau tanpa

darah, tinja berwarna hitam, seperti aspal cair atau petis, penderita merasa

Page 52: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

40

sangat haus dan mulut terasa kering, kulit terasa dingin dan tampak pucat,

penderita mengalami sukar tidur, sulit beristirahat, dan selalu gelisah. Pada

pasien anak M merasa sangat haus, klien juga tampak pucat, klien juga

mengalami sukar tidur dan sulit beristirahat.

Pada pemeriksaan abdomen didapatkan hasil pemeriksaan inspeksi, perut

datar, umbilikus bersih, tidak ada jejas, auskultasi : suara peristaltik usus 16

x/menit, perkusi: suara pekak pada quadran I (hati), suara tympani pada

quadran II (lambung), suara tympani pada quadran III (usus besar), suara

tympani pada quadran IV (usus buntu) suara tympani, palpasi : tidak ada nyeri

tekan. Hasil pemeriksaan abdomen yang didapat pada klien tidak sesuai, ada

kesenjangan karena pada pasien anak DHF tidak mengalami nyeri tekan pada

abdomen, pada teori DHf seharusnya mengalami nyeri tekan pada abdomen

(Sujono, 2013).

Terjadinya trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan

menurunnya faktor koagulasi (protrombin, faktor V, V11, 1X, X dan

fibrinogen) merupakan faktor penyebab terjadinya perdarahan hebat, terutama

perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF. Tanda dan gejala pada demam

mempunyai ciri-ciri fisik, seperti demam tinggi, mual muntah, tidak ada nafsu

makan, sakit kepala (Suriadi dan Rita, 2010). Pada pasien anak M muncul tanda

demam tinggi, tidak nafsu makan. hasil laboratorium Hemoglobin 11,5 g/dl

(Nilai normal 11,5-13,5), leukosit 8,9 ribu/ul (Nilai normal 5,5-17,0), trombosit

150 ribu/ul (Nilai normal 150-450), RDW yang menurun 13,2% (Nilai normal

181-521) .

Page 53: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

41

Dari hasil pengkajian pada An.M tersebut sesuai dengan teori, keluhan

yang bisa ditemukan pada pasien adalah DHF suatu penyakit yang disebabkan

oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan

nyamuk aedes aegypti (Suriadi, 2010).

Pada An.M ditemukan tanda dan gejala ibu pasien mengatakan demam

tinggi, tidak ada nafsu makan, yang ditandai dengan tanda-tanda vital suhu:

38,60C, nadi : 98 kali permenit, pernafasaan 22 kali permenit, muncul peteki

dikaki, hemoglobin, leukosit, trombosit, rdw.

Hasil pengkajian lainnya yang didapat pada An.M menunjukan An.M

tidak memiliki riwayat DHF sebelumnya, dan tidak ada anggota keluarga yang

mengalami DHF. Kondisi lingkungan rumah pasien juga bersih. DHF dapat

muncul akibat lingkungan yang kotor, di lekukan kloset, di tempat-tempat

gelap lain yang ada di dalam rumah, di wadah berair yang terdapat di dalam

dan di luar rumah dan genangan air lainnya (Soedarto, 2012).

Hasil laboratorium An.M menunjukan terdapat penurunan nilai normal

pada RDW dan Trombsit yang hampir turun, hematokrit hampir naik 39% nilai

normal 34-40. Biasanya pada pasien dengan DHF akan terjadi trombosipenia

hal ini menyebabkan nilai trombosit dan RDW menurun.

Pada pasien anak M terjadi Nilai hematokrit meningkat bersaman dengan

hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Dan dengan

hilangnya plasma klien mengalami hypovolemik. Apabila tidak diatasi biasa

terjadi anoksia jaringan, asidosis metabolik dan kematian (Suriadi, 2010).

Page 54: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

42

Red Cell Distribution Width (RDW) merupakan koefisien variasi dari

volume eritrosit. RDW yang tinggi dapat mengidikasikan ukuran eritrosit yang

heterogen, trombosit merupakan bagian dari sel darah yang berfungsi

membantu dalam proses pembekuan darah dan menjaga integritas vaskuler.

Hematokrit merupakan ukuran yang mentukan banyak jumlah sel darah merah

dalam 100 ml darah yang dinyatakan dalam persen (Cahyo, 2010).

Hasil pemeriksaan fisik menunjukan tidak terdapat masalah pada pasien,

seluruhnya dalam batas normal, secara teori An.M berada pada DHF grade II.

Hasil pemeriksaan fisik pasien DHF grade II, menunjukan kesadaran kompos

mentis, keadaan umum lemah, ada perdarahan spontan petekia, perdarahan

gusi dan telinga, serta nadi lemah, kecil, dan tidak teratur (Nursalam dkk,

2005). Namun pada An.M hanya muncul tanda peteki. Pada pasien DHF

seharusnya dilakukan pemeriksaan Rumple Leed, tetapi pada pasien An.M

tidak dilakukan karena perawat tidak menemukan mansed di rumah sakit.

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik mengenai respons

individu, keluarga dan komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses

kehidupan yang aktual atau potensial yang merupakan dasar untuk memilihan

intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang merupakan tanggung jawab

perawat (Deden, 2012).

Pada teori ini didapat penulis, diagnosa keperawatan yang sering muncul

pada kasus DHF adalah hipertermia berhubungan dengan proses penyakit,

Page 55: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

43

ansietas berhubungan dengan proses hospitalisasi. Diagnosa pertama yang

diambil penulis adalah hipertermia berhubungan dengan proses penyakit

(virus). Definisi hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas kisaran

normal (Herdman, 2012). Batasan karakteristik hipertermia konvulsi, kulit

kemerahan, peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal, kejang, takikardi,

takipnea, kulit terasa hangat. Data yang mendukung diagnosa hipertermia

didapatkan suhu tubuh diatas batas normal. Data subyektif anak M demam

selama 3 hari, data obyektif Suhu tubuh yaitu 38,60 C, pasien tampak lemah,

sehingga didapatkan masalah keperawatan hipertermia (peningkatan suhu

tubuh diatas batas normal).

Diagnosa keperawatan kedua yang diambil penulis adalah Ansietas

berhubungan dengan proses hospitalisasi. Ansietas adalah Perasaan tidak

nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respons autonom (sumber

sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu) hal ini merupakan

isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya bahaya dan

memampukan individu untuk bertindak menghadapi ancaman. Berdasarkan

batasan karakteristik ansietas berdasarkan NANDA 2012-2014 yaitu perilaku,

afektif, fisiologis, simpatik, para simpatik, kognitif. Pada diagnosa Ansietas

berhubungan dengan proses hospitalisasi muncul pada An. M berdasarkan hasil

pengkajian pada tanggal 16 Maret 2015 didapatkan klien selama dirawat

dirumah sakit menanggis terus dan tidak mau melihat perawat ataupun

dokternya. Pada diagnosa kedua penulis menuliskan diagnosa Ansietas

berhubungan dengan proses hospitalisasi (Herdman, 2012).

Page 56: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

44

Rumah sakit dapat menjadi suatu tempat yang menakutkan dilihat dari

mesin yang digunakan dan bau yang khas, dapat menimbulkan kecemasan dan

ketakutan baik bagi anak ataupun orang tua (Utami, 2014).

Hospitalisasi adalah suatu proses karena suatu alasan darurat atau

berencana mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit menjalani terapi

dan perawatan sampai pemulangan kembali ke rumah (Jovans, 2008).

Hospitalisai adalah bentuk stessor individu yang berlangsung selama individu

tersebut dirawat dirumah sakit (Utami, 2014).

C. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan adalah kategori dan perilaku keperawatan

dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan

dan intervensi keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut. Selama

perencanaan, dibuat prioritas dengan kolaborasi dengan klien dan keluarga,

perawat dengan anggota tim kesehatan lainnya, menelaah literature,

memodifikasi asuhan, dan mencatat informasi yang relevan tentang kebutuhan

perawatan kesehatan klien dan penatalaksanaan klinik (Potter & Perry, 2005).

Penentuan tujuan rencana tindakan seharusnya didasarkan pada prinsip

SMART yaitu, S : Spesific atau tidak menimbulkan ganda, M : Measurable

atau dapat diukur, A : Achieveble atau harus dapat dicapai, R : Reasonable/

Realistic atau harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, T : Time atau

kriteria batasan waktu (Deden, 2012).

Page 57: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

45

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24jam diharapkan

suhu tubuh pasien normal dengan kriteria hasil : Suhu dalam rentang normal,

suhu tubuh dalam batas normal 36,00 C- 37,00 C. Intervensi: observasi keadaan

umum, monitor ttv, monitor hb pada pasien, memberikan kompres air hangat

saat pasien mengalami peningkatan suhu tubuh, anjurkan pada klien untuk

minum yang banyak tapi sering untuk mencegah dehidrasi.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24jam diharapakan

kecemasan berkurang dengan kriteria hasil: suhu tubuh dalambatas normal,

mempertahankan penampilan dan peran yang baik, mengatakan tidak ada

gangguan persepsi sensori, manifestasi perilaku akibat kecemasaan tidak ada

Pada pasien DHF harus di observasi tanda-tanda vital (TTV), Tanda-

tanda vital pada pasien DHF cenderung menuju perubahan pada suhu tubuh,

jika tidak ditangani akan berakibat vatal dan kematian.

Pengukuran suhu dilakukan untuk mengetahui tidak adanya pada fase

kritis, karena pada fase kritis terjadi peningkataan permeabilitas kapiler yang

menyebabkan kebocoran plasma dan untuk mengontrol kondisi kesehatan

penderita. Intervensi atau rencana yang akan dilakukan oleh penulis pada

diagnosa keperawatan yang pertama kasus An.M dengan tujuan dan kriteria

hasil yang sudah ditetapkan. Tujuan yang dibuat penulis diharapkan

hipertermia dengan kriteria hasil suhu dalam batas normal (36,5-37,5 ºC), akral

teraba hangat, keadaan umum membaik (Setiawati, 2011).

Salah satu intervensi yang disusun adalah pemberian infus D5%. Infus

D5% adalah Larutan garam fisiologis, berfungsi sebagai larutan elektrolit

Page 58: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

46

untuk mengembalikan keseimbangan. Intervensi lain yang disusun yaitu

Kolaborasi pemberian obat Asam Traneksamat 200mg/12jam, merupakan obat

yang mempengaruhi darah (hemostatik) diberikan pada pasien untuk mencegah

perdarahan abnormal, perdarahan setelah ekstra gigi pada pasien hemofil.

Paracetamol merupkan analgesik, terdiri dari paracetamol 250 mg yang

diberikan kepada pasien untuk menghilangkan nyeri dan demam (ISO, 2013).

Intervensi berikutnya yaitu kompres air hangat. Kompres air hangat

mempengaruhi suhu tubuh dengan cara memperlebar pembuluh darah

(vasodilator), oksigen untuk sel dan membuang sampah-sampah tubuh,

meningkatkan suplai darah ke area-area tubuh, mempercepat penyembuhan

dan dapat menyejukan. Selain itu pemberian kompres air hangat akan

memberikan sinyal ke hipotalamus melalui sumsum tulang belakang. Ketika

reseptor yang peka terhadap panas di hipotalamus dirangsang, sistem efektor

mengeluarkan sinyal yang berkeringat dan vasodilatasi perifer. Perubahan

ukuran pembuluh darah diatur oleh pusat vasomotor pada medulla oblongata

pada tangkai otak, dibawah pengaruh hipotalamik bagian anterior sehingga

terjadi vasodilatasi. Terjadinya vasodilatasi ini menyebabkan pembuangan atau

kehilangan energy atau panas melalui kulit meningkat (berkeringat),

diharapkan akan terjadi penurunan suhu tubuh sehingga mencapai keadaan

normal kembali (Arifanto, 2007 dalam Djuwariyah, 2012).

Kompres air hangat adalah salah satu metode untuk menurunkan suhu

tubuh bila anak demam (Tamsuri, 2007, dalam Djuwariyah, 2012) untuk

menurunkan pada pasien demam sesuai dengan teori.

Page 59: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

47

Untuk Intervensi pada diagnosa keperawatan yang kedua yang akan

dilakukan penulis, dengan tujuan dan kriteria hasil yang akan dicapai penulis

yaitu mempertahankan penampilan dan peran yang baik, keadaan umum

membaik.

Intervensi yang akan dilakukan penulis observasi keadaan umum anak,

melakukan pendekatan pada klien (BHSP) karena untuk pendeketan pada anak

M agar anak M tidak merasa ketakutan pada perawat mengajak ngobrol dan

mendongengakan pasien, rencankan program terapi dongeng atau bercerita,

libatkan keluarga untuk mendampingi pasien. Terapi bercerita sebagai distraksi

pada anak untuk mengalihkan perhatian dan membuat anak lebih nyaman di

Rumah sakit. Pada pasien anak M mengalami ketakutan jika melihat perawat

ataupun dokter yang lainnya, karena anak butuh beradaptasi dengan rumah

sakit.

Pengaruh untuk pemberian terapi bercerita untuk menurunkan

kecemasan pada pasien disebabkan oleh suara berkaitan dengan proses implus

suara yang bertansmisikan kedalam tubuh. Suara yang diterima oleh telinga

kemudian dikirim ke sistem saraf pusat kemudian ditransmisikan ke seluruh

tubuh (Mayrani dan Hartati, 2013). Pada pasien anak M untuk membuat anak

M tidak menjadi faktor stresor bagi anak.

D. Implementasi keperawatan

Pada pasien anak M merasa ketakutan dengan perawat atau pun dokter

dan hospitalisasi saat anak sakit dan dirawat di rumah sakit. Keadaan ini terjadi

Page 60: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

48

karena anak berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan baru yaitu rumah

sakit, sehingga kondisi tersebut menjadi faktor stresor bagi anak baik terhadap

anak maupun orang tua dan keluarga yang dapat menimbulkan kecemasaan

(Wong, 2009).

Pada pasien anak M pelayanan perawatan terapeutik dalam tatanan

pelayanan kesehatan anak melalui penggunaan tindakan yang mengurangi

distres fisik maupun distres psikologis yang dialami anak maupun orang tua

(Supartini, 2004).

Implementasi dilakukan pada pasien anak M dilakukan selama 2 hari

untuk masalah keperawatan implementasi yang dilakukan melakukan tanda-

tanda vital, terutama suhu pada pasien DHF. Pengukuran hari pertama suhu

tubuh 38,60C, pada hari kedua mengalami penurunan 38,00C. karena setelah

dilakukan tindakan kompres air hangat.

Penulis melakukan tindakan keperawatan berdasarkan diagnosa

keperawatan yang muncul pada klien sesuai dengan tujuan, kriteria hasil dan

rencana yang ditetapkan.

Pada pasien anak M masuk dalam fase kritis berlangsung 3 – 5 hari suhu

tubuh saat demam berkisar 380C sampai 400C. kemudian pada fase kritis terjadi

peningkatan permeabilitis kapiler yang menyebabkan kebocoran plasma

(Setiawati, 2011). pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan setiap 3 jam sekali

atau lebih sering lagi (Nursalam dkk, 2008).

Pada hari pertama tanggal 16 Maret 2015, penulis melakukan tindakan

keperawatan pada masalah hipertermia, mengobservasi tanda-tanda vital

Page 61: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

49

hasilnya suhu 38,6°C, nadi 98 kali per menit, respiratory rate 22 kali per menit,

akral teraba hangat, pasien tampak gelisah, hemoglobin 11,5 g/dl (Nilai normal

11,5-13,5), leukosit 8,9 ribu/ul (Nilai normal 5,5-17,0) trombosit 150 (Nilai

normal 150-450).

Mengobservasi keadaan umum klien, suhu klien. Menjalin hubungan

saling percaya (BHSP) dengan pasien karena untuk pasien anak itu sangat

penting untuk membiasakan anak M agar tidak takut dengan perawat ataupun

dokter. Setelah dilakukan pemberian kompres air hangat klien tampak lebih

nyaman, manfaat kompres air hangat untuk pasien menurunkan panas, setelah

diberikan kompres air hangat pasien terlihat senang dan pasien tidak rewel.

Hal itu sesuai dengan teori Glaser (2000) dalam Wibowo (2011), bahwa

perawat memberikan informed consent pada tindakan yang akan dilakukan,

selain itu seorang perawat juga harus membina hubungan saling percaya

dengan anak dan orang tua akan terapi yang akan diberikan. Senada dengan

teori Susilaningrum dkk (2013 : 23), bahwa peran perawat sangat penting

dalam meminimalkan kecemasan anak akibat hospitalisasi.

Selanjutnya penulis melakukan tindakan yaitu, mengkaji hal – hal yang

disukai oleh pasien. Hasil dari respon objektif, yaitu pasien menyukaimainan

kelereng dengan teman-temannya (sepiderman, ultramen, tom and jerry,

spongebob, dll), kemudian untuk musik didapatkan hasil bahwa pasien

menyukai musik anak-anak seperti kring-kring ada sepeda, balonku ada lima,

dll.

Page 62: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

50

Kecemasan pada anak yang dirawat di rumah sakit terkadang membuat

orang tua menjadi cemas untuk meninggalakan anaknya dan membuat orang

tua khawatir dengan efek dari tindakan medis yang akan dilakukan pada

anaknya, kemudian perawat memberikan informed consenst pada tindakan

yang akan dilakukan, selain itu juga seorang perawat juga harus membina

hubungan saling percaya dengan anak dan orang tua akan terapi yang akan

diberikan (Wibowo, 2011). Pada pasien anak M mengalami kecemasan karena

pasien takut dengan tindakan medis yang akan diberikan oleh rumah sakit.

Pada pasien anak M untuk menurunkan suhu tubuh diberikan tindakan

selanjutnya yang dilakukan oleh penulis yaitu, merencanakan program

kompres air hangat yang akan diberikan. Waktu penerapan pemberian kompres

air hangat diberikan selama 2 hari dimana setiap harinya dilakukan dengan

frekuensi 3 kali dan setiap pemberian aplikasi selama 5 menit (Partikya, 2007

dalam Djuwariyah dkk, 2012). Selama pemberian terapi kompres air hangat

penulis mengalami hambatan, karena pasien saat dilakukan pemberian

kompres air hangat pasien terlihat rewel.

Secara umum, enam puluh persen panas yang akan dilepas secara radiasi,

yaitu transfer dari permukaan kulit yang akan melalui permukaan luar dengan

gelombang electromagnet. Konveksi adalah pemindahan panas melalui

penggerakan udara yang menyelimuti permukaan kulit, sedangkan konduksi

adalah pemindahan panas antara dua objek secara langsung pada suhu berbeda.

Pada kompres air hangat ini merupakan pelepasan panas melalui penguapan

dari kulit (Djuwariyah dkk, 2012).

Page 63: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

51

Susnan saraf sebagai pusat pengatur suhu tubuh yaitu daerah spesifik IL-

1 preoptik dan hipotalamus anterior, mengandung dari sekelompok saraf

termosentif yang berlokasi di dinding rostral ventrikel III, yang disebut juga

sebagai korpus kalosum lamina terminalis yaitu batas antar sirkulasi dan otak.

Saraf termosensitif terpengaruh daerah yang dialiri darah dan masukan dari

reseptor kulit dan otot. Saraf sensitive terhadap hangat terpengaruhi akan

meningkat dengan penghangatan, sedangkan saraf sensitive terhadap dingin

yang akan meningkat (Nursanti, 2009 dalam Djuwariyah dkk, 2012).

Dari hasil akhir mekanisme kompleks ini adalah peningkatan

thermostatic set point yang akan memberi syarat serabut saraf eferen, terutama

serabut simpatis untuk memulai menahan panas (vasokontriksi) dan produksi

panas (menggigil). Vasopresin (AVP) bereaksi dalam susunan saraf pusat

untuk mengurangi pyrogen induced fevers. Kembalinya suhu menjadi normal

diawali oleh vasodilatasi dan berkeringat melalui peningkatan melalui

peningkatan aliran darah kulit yang dikendalikan serabut simpatis (Djuwariyah

dkk, 2012).

Mengobservasi keadaan umum klien untuk memantau keadaan klien

agar tidak terjadinya kejang pada klien secara tiba-tiba, teori ini sesuai dengan

Masulili (2011), bahwa untuk pasien dengan DHF itu harus dimonitor setiap

suatu saat.

Page 64: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

52

Tindakan yang dilakukan pada An. M untuk hari kedua penulis

sesuaikan dengan rencana keperawatan yaitu memberikan tindakan

mengobservasi tanda-tanda vital dengan hasil suhu 38,0°C, akral teraba hangat,

pasien tampak gelisah. Memberikan kompres air hangat kepada klien.

Mengkaji hal-hal yang disukai klien dengan hasil klien menyampaikan dengan

senang.

Tindakan yang dilakukan pada An. M untuk diagnosa kedua penulis

Memberikan obat asam traneksamat untuk klien, menganjurkan pasien untuk

melakukan menghilangkan perasaan takut dengan cara mendengarkan

dongeng. Setelah klien didongengkan ibunya klien trlihat senang dan klien

tidur dengan nyaman (Angraeni, 2010).

Melibatkan keluarga untuk mendampingi pasien selama aplikasi

memberikan edukasi keluarga untuk selalu menemani pasien sangat penting,

orang tua diharapkan dapat berpartisipasi dalam merawat anak yang sakit,

terutama dalam perawatan yang bisa dilakukan orang tua, hal tersebut akan

berdampak pada hubungan keluarga tercipta hubungan saling mempercayai

dan anak menjadikan keluarga sebagai kumpulan harapan, tempat bercerita,

tempat bertanya, dan mengeluarkan keluhan-keluhan saat anak mengalami

permasalahan. Semua itu dapat mengurangi efek negatif dari stress atau cemas

dalam sistem kekebalan tubuh (Wibowo, 2010).

Page 65: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

53

E. Evaluasi

Evaluasi adalah proses keperawatan mengukur respon klien terhadap

tindakan keperawatan dan kemajuan klien kearah pencapaian tujuan

(Poter and Perry, 2005).

Hasil evaluasi yang pertama pada diagnosa pertama pada diagnosa

pertama diperoleh hasil sebagai berikut subyektif ibu pasien mengatakan

anaknya masih demam, obyektif akral teraba panas, suhu 38,6oC , nadi 98 kali

permenit, pernafasan 22 kali permenit. hemoglobin 11,5 g/dl (Nilai normal

11,5-13,5), leukosit 8,9 ribu/ul (Nilai normal 5,5-17,0), trombosit 150 ribu/ul

(Nilai normal 150-450). Analisa masalah belum teratasi. Planning lanjutkan

intervensi kaji keadaan umum pasien, observasi tanda-tanda vital pasien, beri

obat asam traneksamat, beri kompres hangat.

Evaluasi pada hari selasa 17 Maret 2015 jam 14.00 WIB respon subyektif

ibu pasien mengatakan demam anaknya mulai menurun, obyektif akral teraba

hangat, suhu 37,5oC, nadi 98 kali permenit, pernafasan 22 kali permenit,

hemoglobin 11,5 g/dl (Nilai normal 11,5-13,5), leukosit 8,9 ribu/ul (Nilai

normal 5,5-17,0), trombosit 150 ribu/ul (Nilai normal 150-450). Analisa

masalah teratasi sebagian. Planning intervensi dilanjutkan observasi tanda-

tanda vital, memberikan kompres hangat.

Pada diagnosa kedua jam 14.10 WIB respon subyektif ibu pasien

mengatakan anaknya sudah mau berinteraksi tapi terkadang masih takut,

obyektif pasien tampak tenang. Analisa masalah teratasi sebagian. Planning

intervensi dilanjutkan observasi tingkat kecemasan

Page 66: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

54

Berdasarkan hasil evaluasi analisa pemberian kompres air hangat dalam

waktu 2 hari pengelola komperes air hangat dapat menurunkan suhu tubuh. Hal

ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Djuwariyah dkk (2012) yang

menyebutkan bahwa, kompres air hangat efektif untuk menurunkan suhu

tubuh.

Page 67: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

55

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan pengkajian, penentuan diagnosa,

perencanaan, implementasi dan evaluasi tentang Asuhan Keperawatan An. M

dengan DHF (Dengue Haemorrhagic Fever) di ruang IGD RSUD dr.Moewardi

metode mengaplikasikan hasil metode pemberian kompres air hangat pada

pasien DHF maka dapat ditarik kesimpulan:

1. Pengkajian

Keluhan utama yang dirasakan klien saat dilakukan pengkajian

kelurarga pasien mengatakan anak M dengan DHF (Dengue

Haemorrhagic Fever) mengalami keluhan demam selama 3 hari suhu

38,60C, hasil laboratorium menunjukkan RDW menurun 13,2% (Nilai

normal 181-521), Trombosit 150 ribu/ul, Hematokrit menunjukkan naik

39% (Nilai normal 34-40). diagnosa kedua keluarga mengatakan selama

dirawat dirumah sakit pasien menjadi rewel karena tidak suka melihat

perawat ataupun dokter yang memeriksanya, pasien juga tidak bisa tidur

dengan nyenyak karena lingkungan rumah sakit yang ramai, pasien juga

mengatakan ingin cepat pulang.

2. Diagnosa

Hasil perumusan masalah sesuai dengan pengkajian keperawatan

pada An. M ditegakakan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan hirarki

Page 68: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

56

kebutuhan dasar menurut maslow yaitu prioritas diagnosa muncul pada

An. M dengan DHF (Dengue Haemorrhagic Fever) yaitu hipertermia

berhubungan dengan proses penyakit (Virus) dan Ansietas berhubungan

dengan proses hospitalisasi.

3. Intervensi

Diagnosa keperawatan hipertermi berhubungan dengan proses

penyakit. pada An. M dengan DHF memantau tanda-tanda vital , ajarkan

terapi kompres air hangat pasien, menganjurkan klien untuk minum yang

banyak untuk mencegah dehidrasi, berkolaborasi pemberian obat asam

traneksamat.

Diagnosa keperawatan ansitas berhubungan dengan proses

hospitalisai. Mengobservasi keadaan umum pasien, kaji tingkat

kecemasan pada pasien anak M tingkat kecemasannya < dari 20 artinya

kecemasan ringan, terapi mendongengkan atau bercerita.

4. Implementasi

Dalam asuhan keperawatan An. M dengan DHF meliputi

memberikan kompres air hangat, memberikan obat asam traneksamat,

berkolaborasi dengan tim medis lain untuk pemberian obat, memantau

tanda-tanda vital, mengajarkan untuk tidak merasas takut di rumah sakit

memberikan. Pemberian kompres air hangat untuk menurunkan Dhf 3 kali

dalam sehari dalam 2 hari kelolaan.

Page 69: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

57

5. Evaluasi

Hasil evaluasi masalah keperawatan masalah hipertermia belum

teratasi dintadai dengan klien masih panas, masih terlihat gelisah. Maka

dari itu intervensi yang perlu dilanjutkan adalah memantau tanda-tanda

vital, suhu 37,50C, memberikan tindakan kompres air hangat,

berkolaborasi pemberian obat asam traneksamat.

Masalah keperawtan kedua ansietas (cemas) berhubungan dengan

peroses hospitalisasi. Kaji tingkat kecemasan klien, Pada pasien anak M

tingkat kecemasannya < dari 20 artinya kecemasan ringan, terapi

mendongengkan atau bercerita. Untuk masalah hasil yang maksimal

intervensi keperawatan dipertahankan anjurkan kepada klien untuk

mendongengkan klien secara mandiri yang dilakukan oleh orang tua klien.

6. Analisa Hasil

Analisa hasil implementasi aplikasi jurnal penelitian yang telah

dilakukan oleh Djuwariyah, Sodikin, Mustiah Yulistiani (2012) dengan

judul Efektifitas Penurunan Suhu Tubuh Menggunakan Kompres Air

Hangat Pada Pasien Dengue Haeoragic Fever. Pemberian terapi non

farmakologi teknik kompres air hangat dapat menurunkan pada pasien

dengan DHF.

Page 70: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

58

B. SARAN

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan DHF,

penulis akan memberikan usulan dan masukan yang positif khususnya dibidang

kesehatan antara lain:

1. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan rumah sakit khususnya RSUD Dr.Moewardi dapat

memberikan pelayanan kesehatan dan mempertahankan kerjasama baik

antar tim kesehatan maupun dengan pasien sehingga asuhan keperawatan

yang diberikan dapat mendukung kesembuhan pasien.

2. Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat

Hendaknya para perawat memiliki tanggung jawab dan ketrampilan yang

baik dan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan dalam memberikan

asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan jantung khususnya,

keluarga, perawat dan tim kesehatan lain mampu membantu dalam

kesembuhan klien serta memenuhi kebutuhan dasarnya.

3. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Diharapkan bisa lebih meningkatkan pelayanan pendidikan yang lebih

berkualitas dan professional sehingga dapat tercipta perawat yang

terampil, inovatif, dan professional yang mampu memberikan asuhan

keperawatan.

Page 71: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

59

4. Bagi Penulis

Diharapkan bisa memberikan tindakan pengelolaan selanjutnya pada

pasien dengan DHF dalam pemberian terapi non farmakologi mengajarkan

teknik pemberian kompres air hangat untuk menurunkan demam.

Page 72: PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES … · aplikasi tindakan kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan an. m dengan dengue hemoragic fever di ruang melati

DAFTAR PUSTAKA

Dermawan D. 2012. Proses Keperawatan Penerapan Konsep & Kerangka Kerja.

Yogyakarta: Goysing Publising.

Djuwariyah, dkk. 2012. Efektivitas penurunan suhu tubuh menggunakan kompres

air hangat dan kompres plaster pada anak demam. Jakarta: EGC.

Herdman, T. H. 2012. Nursing diagnoses: definitions and Classification. Jakarta:

EGC.

ISO. 2012. Informasi Spesialite Obat Indonesia. Jakarta: PT ISFI.

Kris Cahyo, 2010. Pemeriksaan fisik. http://www. Itd. Unair. ac Kris Cahyo, 2010.

Pemeriksaan fisik. Www. Itd. Unair. ac. id. Diakses pada tanggal 18 Mei

2015.

Kusyati, 2006. Tujuan pemberian kompres air hangat. http://www. ac. id. Diakses

pada tanggal 18 Mei 2015.

Nursalam, dkk. 2015. Asuhan keperawatan bayi dan anak. Jakarta: EGC.

Potter dan Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: Mosby

EGC.

Soedarto. 2012. Buku ajar demam berdarah dengue haemorhagic fever. Jakarta :

EGC

Suriadi dan R. Yuliani. 2010. Asuhan keperawatan pada anak. Jakarta : CV.

Widjaja S & Putri M. 2015. Keperawatan Medikal Bedah Teori dan contoh askep.

Yogyakarta : Nuha Medika