bab ii tinjauan pustaka 2.1 bilirubin total 2.1.1...

17
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bilirubin Total 2.1.1 Defenisi Bilirubin adalah pigmen berwarna kuning yang merupakan produk utama dari hasil perombakan heme dari hemoglobin yang terjadi akibat perombakan sel darah merah oleh sel retikuloendetel. Bilirubin juga merupakan hasil dari reaksi katabolisme enzimatik biliverdin reduktase. Bilirubin Total adalah hasil metabolisme dari hemoglobin. Penetapan kadar bilirubin total digunakan untuk melihat atau memonitori kegagalan fungsi hati atau kandung empedu. Metabolisme bilirubin dimulai dari proses perombakan sel darah merah oleh sel fagosit. Sel darah merah yang terdiri dari hemaglobin dirombak menjadi globin dan heme. Heme dikonfersi menjadi bilirubin, yang kemudian dibawa oleh albumin kedalam darah menuju hati. Didalam hati sebagian bilirubin dikonjugasi dengan glocuronide sebelum dipisahkan dalam empedu. Pemeriksaan Bilirubin Total merupakan pengukuran jumlah total bilirubin dalam darah, meliputi bilirubin tak terkonjugasi dan terkonjugasi. Bilirubin dibentuk dari pemecahan haem pada sistem retikuloendotelial. Bilirubin akan terikat dengan albumin dan bersikulasi dalam darah, kemudian dikonjugasi dan sekresi oleh hati. Bilirubin terkonjugasi bersifat larutan di dalam air, sehingga dapat ditemukan di dalam urin. Sementara, bilirubin tak terkonjugasi tidak dapat larut dalam air (Ganda, 2011). UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Upload: others

Post on 25-Oct-2020

17 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bilirubin Total 2.1.1 Defenisirepository.sari-mutiara.ac.id/487/4/CHAPTER II.pdf · atau kandung empedu. Metabolisme bilirubin dimulai dari proses perombakan

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bilirubin Total

2.1.1 Defenisi

Bilirubin adalah pigmen berwarna kuning yang merupakan produk utama

dari hasil perombakan heme dari hemoglobin yang terjadi akibat perombakan sel

darah merah oleh sel retikuloendetel. Bilirubin juga merupakan hasil dari reaksi

katabolisme enzimatik biliverdin reduktase.

Bilirubin Total adalah hasil metabolisme dari hemoglobin. Penetapan kadar

bilirubin total digunakan untuk melihat atau memonitori kegagalan fungsi hati

atau kandung empedu. Metabolisme bilirubin dimulai dari proses perombakan sel

darah merah oleh sel fagosit. Sel darah merah yang terdiri dari hemaglobin

dirombak menjadi globin dan heme. Heme dikonfersi menjadi bilirubin, yang

kemudian dibawa oleh albumin kedalam darah menuju hati. Didalam hati

sebagian bilirubin dikonjugasi dengan glocuronide sebelum dipisahkan dalam

empedu.

Pemeriksaan Bilirubin Total merupakan pengukuran jumlah total bilirubin

dalam darah, meliputi bilirubin tak terkonjugasi dan terkonjugasi. Bilirubin

dibentuk dari pemecahan haem pada sistem retikuloendotelial. Bilirubin akan

terikat dengan albumin dan bersikulasi dalam darah, kemudian dikonjugasi dan

sekresi oleh hati. Bilirubin terkonjugasi bersifat larutan di dalam air, sehingga

dapat ditemukan di dalam urin. Sementara, bilirubin tak terkonjugasi tidak dapat

larut dalam air (Ganda, 2011).

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bilirubin Total 2.1.1 Defenisirepository.sari-mutiara.ac.id/487/4/CHAPTER II.pdf · atau kandung empedu. Metabolisme bilirubin dimulai dari proses perombakan

7

Deteksi berbagai kondisi seperti : penyakit hepatobilier, hepatitis, sirosis,

dan penyakit hati lainnya, malnutrisi dan anoreksia, anemia pernisiosa, anemia

hemolitik, neonatal jaundice, hematoma (Makay, 2016).

2.1.2 Pembentukan Bilirubin

Dalam keadaan fisiologis masa hidup eritrosit manusia sekitar 120 hari,

eritrosit mengalami lisis 1-2 x 108 setiap jam nya pada seorang dewasa dengan

berat badan 70 kg, dimana diperitungkan hemoglobin yang turut lisis sekitar 9

gr/hari. Sel–sel eritrosit tua dikeluarkan dari sirkulasi dan dihancurkan oleh limfa.

Apoprotein dari hemoglobin dihidrolisis menjadi komponen asam–asam

aminonya. Katabolisme heme dari semua heme protein terjadi dalam fraksi

mikrosom sel retikuloendotel oleh sistem enzim yang kompleks (Makay, 2016).

Langkah awal pemecahan gugus heme ialah pemutusan jembatan alfa

metena membentuk biliverdin, suatu tetrapirol linear. Besi mengalami beberapa

kali reaksi reduksi dan oksidasi, reaksi ini memerlukan oksigen dan NADPH.

Pada akhir reaksi dibebaskan FE 3+ yang dapat digunakan kembali, karbon

monoksida yang berasal dari atom jembatan, karbon jembatan, metena dan

biliverdin. Biliverdin suatu pigmen berwarna hijau akan direduksi oleh biliverdin

reduktase yang menggunakan NADPH sehingga rantai metenil menjadi rantai

metilen antara cincin pirol III-IV dan membentuk pigmen berwarna kuning yaitu

bilirubin. Perubahan warna pada memar merupakan petunjuk reaksi degradasi ini.

Bilirubin bersifat lebih sukar larut dalam air dibadingkan dengan

biliverdin. Dalam setiap satu gram hemoglobin yang lisis akan membentuk 35 mg

bilirubin dan tiap hari dibentuk sekitar 250-350 mg pada seorang dewasa, berasal

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bilirubin Total 2.1.1 Defenisirepository.sari-mutiara.ac.id/487/4/CHAPTER II.pdf · atau kandung empedu. Metabolisme bilirubin dimulai dari proses perombakan

8

dari pemecahan hemoglobin, proses eritropoetik yang tidak efektif dan pemecahan

hemeprotein lainnya. Bilirubin dari jaringan retikuloendotel adalah bentuk yang

sedikit larut dalam plasma dan air. Bilirubin ini akan diikat non kofalen dan

diangkut oleh albumin ke hepar. Dalam 100 ml plasma hanya lebih kurang 25 mg

bilirubin yang dpat diikat kuat pada albumin. Bilirubin yang melebihi jumlah ini

hanya terikat longgar hingga mudah lepas dan berdifusi kejaringan. Bilirubin yang

sampai di hati akan dilepas dari albumin dan diambil pada permukaan sinosoit

hepatosit oleh suatu protein pembawa ligandin. Sistem tranport difasilitasi ini

mempunyai kapasitas yang sangat besar tetapi pengambilan bilirubin akan

tergantung pada kelancaran proses yang akan dilewati bilirubin berikutnya

(Ganda, 2011).

Bilirubin non polar akan menetap dalam sel jika tidak diubah menjadi

bentuk larut. Hepatosit akan mengubah bilirubin menjadi bentuk larut yang dapat

dieksresikan dengan mudah kedalam kandung empedu. Proses perubahan tersebut

melibatkan asam glukoronat yang dikonjugasikan dengan bilirubin, dikatalisis

oleh enzim bilirubin glukoronosiltranferase.

Hati mengandung sedikitnya dua isoform enzim glukoronosiltransferase

yang terdapat terutama pada retikulum endoplasma. Reaksi konjugasi ini

berangsung dua tahap, memerlukan UDP asam glukoronat sebagai donor

glukoronat. Tahap pertama akan membentuk bilirubin monoglukoronida sebagai

senyawa antara yang kemudian dikonfersi menjadi bilirubin diglukoronida yang

larut dalam tahap kedua (Ali, 2012).

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bilirubin Total 2.1.1 Defenisirepository.sari-mutiara.ac.id/487/4/CHAPTER II.pdf · atau kandung empedu. Metabolisme bilirubin dimulai dari proses perombakan

9

2.1.3 Metabolisme Bilirubin

Hati merupakan organ terbesar, terletak dikuadran kanan atas rongga

abdomen. Hati melakukan banyak fungsi penting dan berbeda-beda tergantung

pada sistem darahnya yang unik sel–sel nya yang sangat khusus. Hati tertutupi

kapsul fibroelastik berupa kapsul glisson. Kapsul glisson berisi pembuluh darah,

pembuluh limfe dan saraf (Ali, 2012). Hati terbagi menjadi lobus kanan dan lobus

kiri. Tiap lobus tersusun atas unit–unit kecil yang disebut lobulus. Lobulus terdiri

sel–sel hati, disebut hepatosit yang menyatu dalam lempeng. Hepatosit dan

jaringan hati mudah mengalami regenerasi. Hati menerima dari dari dua sumber,

yaitu arteri hepatika (banyak mengandung oksigen) yang mengalirkan darah ± 500

ml/menit dan vena porta (Kurang kandungan oksigen tapi kaya zat gizi, dan

mungkin berisi zat toksik dan bakteri) yang menerima darah dari lambung, usus,

pankreas dan limfa, mengalirkan darah ± 1000 ml/menit. Kedua sumber tersebut

mengalir ke kapiler hati yang disebut sinusoit lalu diteruskan ke vena sentralis

disetiap lobulus. Dan dari semua lobulus ke vena hepatika berlanjut ke vena kava

inferior. Tekanan darah disistem porta hepatika sangat rendah, ± 3 mmHg dan di

vena kafa hampir 0 mmHg. Karna tidak ada resistensi aliran melalui vena porta

dan vena kafa sehingga darah mudah masuk dan keluar hati. Hati menjalankan

berbagai macam fungsi termasuk metabolisme, baik anabolisme atau katabolisme

molekul-molekul makanan dasar ( gula, asam lemak, asam amino ) dilakukan oleh

sel – sel hati (Ali, 2012).

Bilirubin merupakan suatu senyawa tetrapirol yang dapat larut dalam

lemak maupun air yang berasal dari pemecahan enzimatik gugus heme dari

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bilirubin Total 2.1.1 Defenisirepository.sari-mutiara.ac.id/487/4/CHAPTER II.pdf · atau kandung empedu. Metabolisme bilirubin dimulai dari proses perombakan

10

berbagai heme protein seluruh tubuh. Sebagian besar (kira-kira 80%) terbentuk

dari proses katabolik hemaglobin, dalam proses penghancuran eritrosit oleh RES

di limfa, dan sumsum tulang. Disamping itu sekitar 20% dari bilirubin berasal dari

sumber lain yaitu non heme porfirin, prekusor firol dan lisis eritrosit muda. Dalam

keadaan fisiologis pada manusia biasa, dihancurkan setiap jam. Dengan demikian

bila hemoglobin dihancurkan dalam tubuh, bagian protein globin dapat dipakai

kembali baik sebagai protein globin maupun dalam bentuk asam – asam aminonya

(Ganda, 2011).

Metabolisme bilirubin diawali dengan reaksi proses pemecahan heme oleh

enzim hemoksigenasi yang mengubah biliverdin menjadi bilirubin oleh enzim

bilirubin reduksitase. Sel retikuloendotel membuat bilirubin tidak larut dalam air,

bilirubin yang disekreksikan kedalam darah diikat albumin untuk diangkut dalam

plasma.

Hepatosit adalah sel yang dapat melepaskan ikatan, dan

mengkonjugasikannya dengan asam glukoronat menjadi bersifat larut dalam air.

Bilirubin yang larut dalam air masuk kedalam saluran empedu dan dieksresikan

dalam usus. Dalam usus oleh flora usus bilirubin diubah menjadi urobilinogen

yang tak berwarna dan larut air, urobilinogen mudah di oksidasi menjadi

urobilirubin. Sebagaian tersebar dari urobilinogen keluar tubuh bersama tinja,

tetapi sebagian kecil diserap kembali oleh darah vena porta dikembalikan ke hati.

Urobilinogen yang demikian mengalami daur ulang, keluar lagi melalui empedu.

Ada sebagian kecil yang masuk dalam sirkulasi sistemik, kemudian urobiliogen

masuk ke ginjal dan di eksresikan bersama urin (Sholeh, 2013).

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bilirubin Total 2.1.1 Defenisirepository.sari-mutiara.ac.id/487/4/CHAPTER II.pdf · atau kandung empedu. Metabolisme bilirubin dimulai dari proses perombakan

11

2.1.4 Hubungan Bilirubin Total dengan Tuberkulosis Paru

Program pengobatan tuberkulosis sudah mengacu pada DOTS ( Directly

Observed Treatment, Short-Course ) yang didasarkan pada rekomendasi WHO.

Lini pertama anti tuberkulosis terdiri dari OAT (Obat Anti TB Paru ) seperti :

Stereptomycin, Para-aminosalicylic-acid (PAS) , Isoniazid (INH), Ethambutol

dan Rifampicin. Dalam pemakaian OAT tidak jarang ditemukan efek samping

yang mempersulit sasaran pengobatan. Pada keadaan hepatotoksik terdapat

kerusakan sel hati yang akan menyebabkan mikro obstruksi di hepar. Obstruksi

akan mengakibatkan berkurangnya bilirubin yang dieksresikan kedalam usus

(Infodatin, 2012).

Bilirubin terkonjugasi dalam hepar akan masuk kembali kedalam darah

akibat pengosongan langsung kesaluran langsung limfe yang meninggalkan hepar

serta pecahnya kenalikuli biliaris yang terbendung (Ganda, 2011).

2.1.5 Metode Pemeriksaan Bilirubin Total

Dalam pemeriksaan bilirubin total metode yang dipakai antara lain :

1. Metode Jendrasik – Grof

Prinsip : bilirubin bereaksi dengan DSA ( Diazotized Sulfphanilic Acid) dan

membentuk senyawa azo yang berwarna merah. Daya serap warna dari

senyawa ini dapat langsung dilakukan terhadap sampel bilirubin pada

panjang gelombang 546 nm. Bilirubin glukuronida yang larut dalam air

dapat langsung bereaksi dengan DSA, namun bilirubin yang terdapat

dialbumin yaitu bilirubi terkonjugasi hanya dapat bereaksi jika ada

aselerator.Bilirubin direct + bilirubin indirect ( 5 : 9).

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bilirubin Total 2.1.1 Defenisirepository.sari-mutiara.ac.id/487/4/CHAPTER II.pdf · atau kandung empedu. Metabolisme bilirubin dimulai dari proses perombakan

12

2. Colorimetric Test – Dichloroaniline ( DCA )

Prinsip : Total bilirubin direaksikan dengan dikroloanilin terdiajodisasi

membentuk senyawa azo berwarna merah dalam larutan asam, campuran

khusus (detergen anables) sangat sesuai menentukan bilirubin membentuk

Azobilirubin dalam total. Reaksi : bilirubin + ion diazonium suasana asam

(dialine diagnostik).

2.2 Tuberkulosis Paru

2.2.1 Defenisi

Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi menular langsung yang

biasanya menyerang paru-paru disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis,

bakteri ini berbentuk batang, tidak membentuk spora dan termasuk bakteri aerob.

Pada pewarnaan Ziehl Neelsen maka warna tersebut tidak dapat dihilangkan

dengan asam, karena Mycobacterium tuberculosis mempunyai lapisan dinding

lipid yang tahan terhadap asam dan asam mycolat yang mengikat warna carbol

fuchsin saat pewarnaan Ziehl Neelsen. Oleh karena itu, disebut pula sebagai Basil

Tahan Asam (BTA) (Misnadiarly, 2006).

2.2.2 Morfologi

2.2.2.1 Bentuk

Kuman Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang lurus atau agak

bengkok, dengan ukuran 0,2 - 0,4 × 1 - 4 cm. Dengan pewarnaan ziehl Neelsen

dipergunakan untuk mengidentifikasi bakteri tahan asam (Sholeh, 2013)

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bilirubin Total 2.1.1 Defenisirepository.sari-mutiara.ac.id/487/4/CHAPTER II.pdf · atau kandung empedu. Metabolisme bilirubin dimulai dari proses perombakan

13

2.2.2.2 Penanaman atau Kultur

Suhu optimum 37˚c, tidak tumbuh pada suhu 25˚c atau lebih dari 40˚c.

Media padat yang bisa digunakan adalah lowenstein-jensen (Widoyono, 2011).

2.2.3 Penyebab Penyakit TB Paru

Penyakit tuberkulosis dahulu disingkat TBC, sekarang dipopulerkan

sebagai TB saja untuk menghidari stigma di masyarakat terhadap pasien-pasien

TB. Penyakit ini disebabkan oleh kuman jenis Mycobacterium tuberculosis.

Kuman ini pertama kali ditemukan oleh Dokter Robert Koch. Kuman ini sangat

kecil, untuk melihat kuman ini perlu dilihat dengan mikroskop. Kuman ini dapat

ditemukan dalam dahak atau sputum seseorang yang sedang sakit TB. Kuman ini

bersifat tahan terhadap larutan asam sehingga mendapat julukan atau bahkan lebih

terkenal dengan nama Basil Tahan Asam (BTA). Jadi untuk pemeriksaan dahak

pasien yang diduga sakit TB, pemeriksaan dahak BTA lazimnya dilakukan 3 X

berturut-turut untuk menghindari faktor kebetulan. Bila hasil pemeriksaan dahak

minimal 2 X positif, maka sudah dapat dipastikan orang tersebut sakit TB paru

(Danusantoso, 2017).

2.2.4 Penularan TB paru

Mycobacterium tuberculosis merupakan penyakit menular, artinya orang

yang tinggal serumah dengan penderita atau kontak erat dengan penderita yang

mempunyai risiko tinggi untuk tertular. Sumber penularannya adalah pada

tuberkulosis paru dengan BTA positif, terutama pada waktu batuk atau bersin dan

berbicara, dimana pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan

dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bilirubin Total 2.1.1 Defenisirepository.sari-mutiara.ac.id/487/4/CHAPTER II.pdf · atau kandung empedu. Metabolisme bilirubin dimulai dari proses perombakan

14

dahak dan umumnya penularan terjadi dalam ruangan, dimana percikan dahak

berada dalam waktu yang lama (Radji, 2013).

Adanya ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara

keberadaan sinar matahari langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat

bertahan selama beberapa jam dalam keadaan gelap dan lembab. Daya penularan

seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya.

Makin tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan dahak, makin menular pasien

tersebut. Faktor yang memungkinkan seorang terjangkit kuman tuberkulosis paru

ditentukan oleh konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara

tersebut (Hudoyo, 2017).

2.2.5 Gejala Klinis

Gejala utama pasien TB Paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu

atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur

darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan

menurun, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam lebih dari satu

bulan. Setiap orang yang datang ke UPK (unit pelayanan kesehatan) dengan gejala

tersebut, dianggap sebagai tersangka (suspek) pasien TB Paru dan perlu dilakukan

pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung (Misnadiarly, 2006).

2.2.6 Diagnosis Penyakit Tuberkulosis

a. Berdasarkan Tingkat Keparahan Penyakit Tuberkulosis

Pada TB Paru BTA negatif foto rontgen positif dibagi berdasarkan tingkat

keparahan penykitnya, yaitu bentuk berat dan ringan. Bentuk berat bila gambaran

rontgen memperlihatkan gambaran kerusakan paru yang luas atau keadaan umum

penderita buruk.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bilirubin Total 2.1.1 Defenisirepository.sari-mutiara.ac.id/487/4/CHAPTER II.pdf · atau kandung empedu. Metabolisme bilirubin dimulai dari proses perombakan

15

b. Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Mikroskopis

1. Tuberkulosis Paru BTA Negatif

Kriteria diagnostik TB Paru BTA negatif meliputi :

a. Pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif.

b. Foto rontgen dada menunjukan gambaran tuberkulosis aktif.

2. Tuberkulosis Paru BTA Positif

a. Sekurang-kurangnya dua dari tiga spesimen dahak SPS lainnya BTA

positif.

b. Satu spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto rontgen dada

menunjukan gambaran tuberkulosis.

c. Satu spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan biakan kuman TB

Paru –paru positif.

d. Satu atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah tiga spesimen

dahak SPS pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak

ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non-OAT (Danusantoso,

2017).

2.2.7 Diagnosis Laboratorium

Untuk mengetahui diagnosis penyakit tuberkulosis dilakukan pemeriksaan

laboratorium untuk menemukan BTA positif. Pemeriksaan lain yang dilakukan

yaitu dengan pemeriksaan kultur bakteri, namun biayanya mahal dan hasilnya

lama.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bilirubin Total 2.1.1 Defenisirepository.sari-mutiara.ac.id/487/4/CHAPTER II.pdf · atau kandung empedu. Metabolisme bilirubin dimulai dari proses perombakan

16

Metode pemeriksaan dahak (bukan liur) sewaktu, pagi, sewaktu (SPS)

dengan pemeriksaan mikroskopis membutuhkan ±5 mL dahak dan biasanya

menggunakan pewarnaan panas dengan metode Ziehl Neelsen (ZN) atau

pewarnaan dingin Kinyoun-Gabbet menurut Tan Thiam Hok. Bila dari dua kali

pemeriksaan didapatkan hasil BTA positif, maka pasien tersebut dinyatakan

positif mengidap tuberkulosis paru (Misnadiarly, 2006).

Dari uraian-uraian sebelumnya tuberkulosis paru cukup dikenal mulai dari

keluhan-keluhan klinis, gejala-gejala, kelainan fisis, kelainan radiologis sampai

dengan kelainan bakteriologis. Tetapi dalam prakteknya tidaklah selalu mudah

menegakkan diagnosisnya.

Menurut American Thoracic Society dan WHO 1964 diagnosis pasti

tuberkulosis paru adalah dengan menemukan kuman Mycobacterium tuberculose

dalam sputum atau jaringan paru secara biakan. Tidak semua pasien memberikan

sediaan atau biakan sputum yang positif. Karena kelainan paru yang belum

berhubungan dengan bronkus atau pasien tidak bisa membatukkan sputumnya dengan

baik. Kelainan baru jelas setelah penyakit berlanjut sekali (Mertaniasi, 2013).

Di Indonesia agak sulit menerapkan diagnosis di atas karena fasilitas

laboratorium yangsangat terbatas untuk pemeriksaan biakan. Sebenarnya dengan

menemukan kuman BTA dalam sediaan sputum secara mikroskopik biasa, sudah

cukup untuk memastikan diagnosis tuberkulosis paru, Karena kekerapan

Mycobacteriumatypic, di Indonesia sangat rendah. Sesungguhnya begitu hanya

30-70% saja dari seluruh kasus tuberkulosis paru yang dapat didiagnosis

secara bakteriologis (Widoyono, 2011).

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bilirubin Total 2.1.1 Defenisirepository.sari-mutiara.ac.id/487/4/CHAPTER II.pdf · atau kandung empedu. Metabolisme bilirubin dimulai dari proses perombakan

17

Diagnosis tuberkulosis paru masih banyak ditegakkan berdasarkan

kelainan klinisdan radiologis saja. Kesalahan diagnosis dengan cara ini cukuip

banyak sehingga memberikan efek terhadap pengobatan yang sebenarnya tidak

diperlukan. Oleh sebab itu dalam diagnosis, tuberkulosis paru sebaiknya

dicantumkan status klinis, status radiologis dan status kemoterapi (Tabrani, 2013).

2.2.8 Pemeriksaan Bakteriologi

2.2.8.1 Pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA)

Metode : Ziehl – Nelseen

Tujuan : Untuk mewarnain sediaan dan untuk menemukan ada tidaknya

kuman BTA di dalam sediaan.

Prinsip : Dinding bakteri tahan asam terdiri dari lapisan peptidogligan dan

senyawa lipida yang mempunyai sifat mudah menyerap sehingga

bila diwarnai dengan carbol fucshin maka dinding sel tersebut

menyerap zat warna dengan baik bila dipanaskan. Selanjutnya

asam mikolat yang terjadi terdapat di pori – pori dinding sel akan

berikatan dengan fucshin sehingga warna merah sulit dilunturkan

dengan HCL – alkohol. Sedangkan zat warna methilen blue

merupakan warna latar belakang.

Bahan : Sputum

Reagensia : Carbol fucshin 0,3%, HCL – alkohol 3%, Methilen blue 0,3%.

Alat : Ose cincin, kaca preparat, bunsen, mikroskop.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bilirubin Total 2.1.1 Defenisirepository.sari-mutiara.ac.id/487/4/CHAPTER II.pdf · atau kandung empedu. Metabolisme bilirubin dimulai dari proses perombakan

18

Cara kerja :

1. Sputum di ambil dengan ose dan dibuat sediaan dengan bentuk sesuai pola

dengan ukuran 2 x 3 cm.

2. Buat kuil kuil kecil mengelilingi olesan agar dahak menyebar secara

merata.

3. Preparat dikeringkan.

4. Letakkan sediaan diatas rak pewarnaan.

5. Genangi seluruh permukaan sediaan dengan Carbol fucshin 0,3%.

6. Panasi sediaan dengan api bunsen disetiap sediaan sampai keluar uap

jangan sampai medidih.

7. Diamkan 5 menit.

8. Bilas sediaan dengan hati – hati menggunakan air mengalir

9. Genangi dengan HCL – alkohol 3% sampai tidak tampak warna merah

Carbol fucshin.

10. Genangi permukaan sediaan dengan Methilen blue 0,3% selama 20 – 30

detik.

11. Bilas sediaan dengan air mengalir.

12. Keringkan sediaan di udara.

13. Nyalakan Mikroskop.

14. Sedian diberi imersi oil.

15. Baca hasil dengan lensa objectif 100 x.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bilirubin Total 2.1.1 Defenisirepository.sari-mutiara.ac.id/487/4/CHAPTER II.pdf · atau kandung empedu. Metabolisme bilirubin dimulai dari proses perombakan

19

2.3 Pengobatan TB Paru

Mengobati pasien TB paru juga cukup mudah, karena penyebab

tuberkulosis sudah jelas yaitu kuman Mycobacterium Tuberculosis. Kuman ini

dapat dimatikan dengan kombinasi beberapa obat yang sudah jelas manfaatnya.

Kombinasi obat untuk membunuh kuman TB paru terdiri dari : Rifampicine, INH,

Pyrazinamide, Ethambutol, pada kasus tertentu perlu penambahan; Streptomicine,

Kanamisin injeksi, amikasin, kuinolon (Infodatin, 2012).

Pengobatan tuberkulosis paru menggunakan obat anti tuberkulosis (OAT)

dengan metode directly observed treatment shortcourse (DOTS).

1. Kategori I : Untuk pasien TBC baru

2. Kategori II : Untuk pasien ulangan (pasien yang pengobatan kategori I-

nya gagal atau pasien yang kambuh).

3. Kategori III : Untuk pasien baru dengan BTA (-), Ro (+).

4. Sisipan : Digunakan sebagai tambahan bila pada pemeriksaan akhir

tahap insentif dari pengobatan dengan kategori I atau

Kategori II ditemukan BTA (+).

Obat diminum sekaligus 1 (satu) jam sebelum makan pagi

(Widoyono, 2011).

Kategori I

a. Tahap permulaan diberikan setiap hari selama 2 bulan (2 HRZE):

1) INH (H) : 300 mg – 1 tablet

2) Rimfampisin (R) : 450 mg – 1 kaplet

3) Pirazinamid (Z) : 1500 mg – 3 kaplet 500 mg

4) Etambutol (E) : 750 mg – 3 kaplet 250 mg

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bilirubin Total 2.1.1 Defenisirepository.sari-mutiara.ac.id/487/4/CHAPTER II.pdf · atau kandung empedu. Metabolisme bilirubin dimulai dari proses perombakan

20

Obat tersebut diminun setiap hari secara intensif sebanyak 60 kali.

Kategori II

b. Tahap lanjutan diberikan 3 kali dalam seminggu selama 4 bulan :

1) INH (H) : 600 mg – 2 tablet 300 mg

2) Rimfampisin (R) : 450 mg – 1 kaplet

Obat diminum 3 kali dalam seminggu (intermiten) sebanyak 54 kali.

Regimen ini disebut kombipak III (Tabrani, 2013).

Bila seseorang penderita Tuberkulosis minum obat tersebut secara teratur

menurut petunjuk doter selama 6 bulan dijamin sembuh. Obat sudah tersedia

dimana-mana. Bahkan di Puskesmas dan Rumah Sakit tertentu obat TB dalam

paket diberikan secara gratis. Obat generik juga tersedia dan dapat terjangkau oleh

semua kalangan dengan khasiat yang sama. Masalah yang timbul adalah minum

obat teratur selama 6 bulan tanpa henti. Karena biasanya setelah minum obat

selama 2 bulan, pasien merasa sudah sembuh dan berfikir tidak pperlu minum

obat lagi. Akibatnya setelah berhenti minum obat, beberapa bulan akan sakit

kembali.

Angka kekambuhan sebelum waktu 6 bulan cukup tinggi bila seseorang

minum obat tidak teratur dapat berakibat fatal, yaitu terjadinya kuman yang

resisten keadaan ini disebut MDR/TB (Multi Drug Resistence). Bila hal ini terjadi

maka pengobatan nya memerlukan obat yang istimewa dengan harga 100 x lipat,

itu pun tidak dijamin sembuh (Hudoyo, 2017).

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bilirubin Total 2.1.1 Defenisirepository.sari-mutiara.ac.id/487/4/CHAPTER II.pdf · atau kandung empedu. Metabolisme bilirubin dimulai dari proses perombakan

21

2.3.1 Efek Dari Obat Anti Tuberkulosis (Tabrani, 2013)

A. Isoniazid (INH)

Reaksi Sensitif, Neuropati, Hepatitis.

B. Rifampicin

Hepatitis, Antagonis dengan obat, KB, Optik.

C. Para-aminosalicylic-acid (PAS)

Intoleransi traktus, digestivus, reaksi hipersensitif

D. Ethambutol

Neuritis Optikus

E. Stereptomycin

Hepatitis

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bilirubin Total 2.1.1 Defenisirepository.sari-mutiara.ac.id/487/4/CHAPTER II.pdf · atau kandung empedu. Metabolisme bilirubin dimulai dari proses perombakan

22

2.4 Kerangka Konsep

PENDERITA TB

PARU

DARAH MENGKONSUMSI

OAT SELAMA 2

BULAN

PEMERIKSAAN

BILIRUBIN TOTAL

SERUM

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA