metabolisme dan tinjauan klinis bilirubin
TRANSCRIPT
-
7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin
1/32
MAKALAH KIMIA KLINIK
Metabolisme dan Tinjauan Klinis Bilirubin, Klsium, Fosfor dan Besi
Disusun Oleh:
Kelompok II
Nur Anna Risky
Nurul Riska Afrilia
Risnawati Bakri
Sri Rahmawati
Widya Siswara Madda
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2012
-
7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin
2/32
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya.
Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah Kimia Klinik yang
membahas tentang metabolisme bilirubin, kalsium, fosfor dan besi serta tinjauan
klinisnya dan dampak yang ditimbulkan.
Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
sehingga kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan
makalah berikutnya. Akhir kata diharapkan makalah ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua tentang metabolisme bilirubin, kalsium, fosfor danbesi serta tinjauan klinisnya dan memberikan manfaat kepada kita semua
khususnya kepada kelompok kami sendiri.
-
7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin
3/32
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangKimia klinik merupakan penerapan ilmu sains yang memberikan
informasi untuk diagnosi dan penyembuhan suatu penyakit.
Bilirubin adalah pigmen kuning ( 85 %) yang berasal dari
perombakan heme dari hemoglobin dalam proses pemecahan eritrosit oleh sel
retikuloendotel. Metabolisme bilirubin meliputi sintesis, transportasi, intake
dan konjugasi serta ekskresi.
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam
tubuh, yaitu 1,5-2% dari berat badan orang dewasa. Di dalam tubuh manusia
terdapat kurang lebih 1 kg kalsium (Granner, 2003). Dari jumlah ini, 99%
berada di dalam jaringan keras, yaitu tulang dan gigi terutama dalam bentuk
hidroksiapatit {(3Ca3(PO4)2.Ca(OH)2}.
Fosfor merupakan zat penting dari semua jaringan tubuh. Fosfor
penting untuk fungsi otot dan sel-sel darah merah, pembentukan adenosine
trifosfat (ATP) dan 2,3-difosfogliserat (DPG), dan pemeliharaan
keseimbangan asam-basa, juga untuk sistem saraf dan perantara metabolisme
karbohidrat, protein, dan lemak.
Zat besi sebagai bagian dari molekul hemoglobin yang mengangkut oksigen
dari paru-paru ke sel-sel yang membutuhkannya untuk metabolisme
glukosa,lemak, dan protein menjadi energi (ATP). Zat besi juga merupakan
bagian dari sistem enzim (sitokrom peroksidase, xanthin oksidase, suksinat
dehidrogenase,katalase dan peroksidase) dan mioglobin, yaitu molekul yang mirip
hemoglobinyang terdapat di dalam sel-sel otot (Garrow & James 1993).
Mioglobin akan berikatan dengan oksigen dan mengangkutnya melalui darah
ke sel-sel otot.
Kelebihan dan kekurangan dari keempat zat diatas dapat
menimbulkan berbagai penyakit dan pemerisaannya dilakukan melalui
beberapa tinjauan klinis dari zat tersebut.
-
7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin
4/32
B. Rumusan Masalah1. Bagaimana metabolisme dan tinjauan klinis bilirubin
2. Bagaimana metabolisme dan tinjauan klinis kalsium
3. Bagaimana metabolisme dan tinjauan klinis fosfor
4. Bagaimana metabolisme dan tinjauan klinis besi
-
7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin
5/32
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metabolisme dan Tinjauan Klinis Bilirubin
Bilirubin adalah pigmen kuning ( 85 %) yang berasal dari
perombakan heme dari hemoglobin dalam proses pemecahan eritrosit oleh sel
retikuloendotel. Warna kekuningan dan warna hijau kekuning-kuningan dari
empedu disebabkan oleh bilirubin. Sekitar 15% bilirubin lainnya berasal dari
degradasi hemoglobin dari eritrosit yang belum dewasa, sumsum tulang
(eritrosit yang tidak efektif) dan heme lainnya seperti katalase, sitokrom atau
mioglobin.
Satu gram hemoglobin akan menghasilkan 34 mg bilirubin, sisanya
25% berasal dari pelepasan hemoglobin karena eritropoesis yang tidak efektif
pada sumsum tulang. Bayi baru lahir akan memproduksi 8 sampai 10
mg/kgBB/hari, sedangkan orang dewasa sekitar 3 4 mg/kgBB/hari.
Peningkatan produksi bilirubin pada bayi baru lahir disebabkan masa hidup
eritrosit bayi lebih pendek (70 sampai 90 hari) dibandingkan dengan orang
dewasa (120 hari).
Macam dan sifat bilirubin
a. Bilirubin terkonjugasi /direk
Bilirubin terkonjugasi /direk adalah bilirubin bebas yang bersifat larut
dalam air sehingga dalam pemeriksaan mudah bereaksi. Bilirubin
terkonjugasi (bilirubin glukoronida atau hepatobilirubin ) masuk ke saluran
empedu dan diekskresikan ke usus. Selanjutnya flora usus akan mengubahnya
menjadi urobilinogen.
Bilirubin terkonjugasi bereaksi cepat dengan asam sulfanilat yang
terdiazotasi membentuk azobilirubin. Peningkatan kadar bilirubin direk atau
bilirubin terkonjugasi dapat disebabkan oleh gangguan ekskresi bilirubin
intrahepatik antara lain Sindroma Dubin Johson dan Rotor, Recurrent
-
7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin
6/32
(benign) intrahepatic cholestasis, Nekrosis hepatoseluler, Obstruksi saluran
empedu. Diagnosis tersebut diperkuat dengan pemeriksaan urobilin dalam
tinja dan urin dengan hasil negatif.
b. Bilirubin tak terkonjugasi/ indirek
Bilirubin tak terkonjugasi (hematobilirubin) merupakan bilirubin
bebas yang terikat albumin, bilirubin yang sukar larut dalam air sehingga
untuk memudahkan bereaksi dalam pemeriksaan harus lebih dulu dicampur
dengan alkohol, kafein atau pelarut lain sebelum dapat bereaksi, karena itu
dinamakan bilirubin indirek. Peningkatan kadar bilirubin indirek mempunyai
arti dalam diagnosis penyakit bilirubinemia karena payah jantung akibat
gangguan dari delivery bilirubin ke dalam peredaran darah. Pada keadaan ini
disertai dengan tanda-tanda payah jantung, setelah payah jantung diatasi
maka kadar bilirubin akan normal kembali dan harus dibedakan dengan
chardiac chirrhosis yang tidak selalu disertai bilirubinemia.
Bilirubin berikatan dengan albumin sehingga zat ini dapat diangkut
ke seluruh tubuh. Dalam bentuk ini, spesies molekular disebut bilirubin tak
terkonjujgasi. Sewaktu zat ini beredar melalui hati, hepatosit melakukan
fungsi sebagai berikut :
1. Penyerapan bilirubin dan sirkulasi
2. Konjugasi enzimatik sebagai bilirubin glukuronida
3. Pengangkutan dan ekskresi bilirubin terkonjugasi ke dalam
empedu untuk
dikeluarkan dari tubuh
Konjugasi intrasel asam glukoronat ke dua tempat di molekul
bilirubin menyebabkan bilirubin bermuatan negatif, sehingga bilirubin
terkonjugasi ini larut dalam fase air. Apabila terjadi obstruksi atau kegagalan
lain untuk mengekskresikan bilirubin terkonjugasi ini zat ini akan masuk
kembali ke dan tertimbun dalam sirkulasi.
Selain bilirubin masuk ke dalam usus, bakteri kolon mengubah
bilirubin menjadi urobilinogen yaitu beberapa senyawa tidak berwarna yang
kemudian mengalami oksidasi menjadi pigmen coklat urobilin. Urobilin
-
7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin
7/32
diekskresikan dalam feses tetapi sebagian urobilinogen direabsorpsi melalui
usus, dan melalui sirkulasi portal diserap oleh hati dan direekskresikan dalam
empedu. Karena larut air, urobilinogen juga dapat keluar melalui urin apabila
mencapai ginjal.
A.1 Metabolisme bilirubin
Metabolisme bilirubin meliputi sintesis, transportasi, intake dan
konjugasi serta ekskresi.
Metabolisme bilirubin diawali dengan reaksi proses pemecahan
heme oleh enzim hemoksigenase yang mengubah biliverdin menjadi bilirubin
oleh enzim bilirubin reduksitase. Sel retikuloendotel membuat bilirubin tak
larut air, bilirubin yang sekresikan ke dalam darah diikat albumin untuk
diangkut dalam plasma. Hepatosit adalah sel yang dapat melepaskan ikatan,
dan mengkonjugasikannya dengan asam glukoronat menjadi bersifat larut
dalam air. Bilirubin yang larut dalam air masuk ke dalam saluran empedu dan
diekskresikan ke dalam usus . Didalam usus oleh flora usus bilirubin diubah
menjadi urobilinogen yang tak berwarna dan larut air, urobilinogen mudah
dioksidasi menjadi urobilirubin yang berwarna. Sebagian terbesar dari
urobilinogen keluar tubuh bersama tinja, tetapi sebagian kecil diserap kembali
oleh darah vena porta dikembalikan ke hati. Urobilinogen yang demikian
mengalami daur ulang, keluar lagi melalui empedu. Ada sebagian kecil yang
masuk dalam sirkulasi sistemik, kemudian urobilinogen masuk ke ginjal dan
diekskresi bersama urin.
Pembentukan urobilin
Bilirubin terkonjugasi yang mencapai ileum terminal dan kolon dihidrolisa
oleh enzym bakteri glukoronidase dan pigmen yang bebas dari glukoronida
direduksi oleh bakteri usus menjadi urobilinogen, suatu senyawa tetrapirol tak
berwarna.
Sejumlah urobilinogen diabsorbsi kembali dari usus ke perdarahan portal dan
dibawa ke ginjal kemudian dioksidasi menjadi urobilin yang memberi warna
-
7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin
8/32
kuning pada urine. Sebagian besar urobilinogen berada pada feces akan
dioksidasi oleh bakteri usus membentuk sterkobilin yang berwarna kuning
kecoklatan.
Pengambilan Bilirubin oleh Hati
Bilirubin hanya sedikit larut dalam plasma dan terikat dengan protein,
terutama albumin. Beberapa senyawa seperti antibiotika dan obat-obatan
bersaing dengan bilirubin untuk mengadakan ikatan dengan albumin.
Sehingga, dapat mempunyai pengaruh klinis. Dalam hati, bilirubin dilepaskan
dari albumin dan diambil pada permukaan sinusoid dari hepatosit melalui
suatu sistem transport berfasilitas (carrier-mediated saturable system) yang
saturasinya sangat besar. Sehingga, dalam keadaan patologis pun transport
tersebut tidak dipengaruhi. Kemungkinan pada tahap ini bukan merupakan
proses rate limiting.
Konjugasi Bilirubin
Dalam hati, bilirubin mengalami konjugsi menjadi bentuk yang lebih polar
sehingga lebih mudah diekskresi ke dalam empedu dengan penambahan 2
molekul asam glukoronat. Proses ini dikatalisis oleh enzim diglukoronil
transferase dan menghasilkan bilirubin diglukoronida. Enzim tersebut
terutama terletak dalam retikulum endoplasma halus dan menggunakan UDP-
asam glukoronat sebagai donor glukoronil. Aktivitas UDP-glukoronil
transferase dapat diinduksi oleh sejumlah obat misalnya fenobarbital.
Ekskresi bilirubin kedalam empedu
Bilirubin yang sudah terkonjugasi akan disekresi kedalam empedu melalui
mekanisme pangangkutan yang aktif dan mungkin bertindak sebagai rate
limiting enzyme metabolisme bilirubin. Sekeresi bilirubin juga dapat
diinduksi dengan obat-obatan yang dapat menginduksi konjugasi bilirubin.
Sistem konjugasi dan sekresi bilirubin berlaku sebagai unit fungsional yang
terkoordinasi.
-
7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin
9/32
Metabolisme Bilirubin di Usus
Setelah mencapai ileum terminalis dan usus besar bilirubin terkonjugasi akan
dilepaskan glukoronidanya oleh enzim bakteri yang spesifik (b-
glukoronidase). Dengan bantuan flora usus bilirubin selanjutnya dirubah
menjadi urobilinogen.
Urobilinogen tidak berwarna, sebagian kecil akan diabsorpsi dan
diekskresikan kembali lewat hati, mengalami siklus urobilinogen
enterohepatik. Sebagian besar urobilinogen dirubah oleh flora normal colon
menjadi urobilin atau sterkobilin yang berwarna kuning dan diekskresikan
melalui feces. Warna feces yang berubah menjaadi lebih gelap ketika
dibiarkan udara disebabkan oksidasi urobilinogen yang tersisa menjadi
urobilin.
Metabolisme pigmen empedu
Eritrosit pada akhir masa hidupnya (yang sudah terlalu rapuh dalam
sirkulasi) membran selnya pecah dan hemoglobin yang lepas difagositosis
oleh RES. Hemoglobin dipecah menjadi heme dan globin dan cincin heme
dibuka untuk memberikan (1) besi bebas yang ditranspor ke dalam darah
oleh transferin, dan (2) rantai lurus dari empat inti pirol, yaitu substrat
yang akan dibentuk menjadi pigmen empedu. Pertama pembentukan
biliverdin berantai lurus. Biliverdin di konversikan ke bilirubin dengan
reduksi. Bilirubin (bebas) yang bersirkulasi dalam plasma terikat albumin
(karena bilirubin ini larut lemak). Memasuki hati, albumin melepaskan
ikatan dengan bilirubin, dan memasuki hepatosit. Sekitar 80% Bilirubin
dikonjugasi oleh asam glukuronat melalui mekanisme yang melibatkan
biilirubin-UDP glukuronosiltransferase menjadi bilirubin terkonjugasi
(larut air), 10% dikonjugasi dengan sulfat membentuk bilirubin sulfat, dan
10% lainnya berikatan dengan zat lain. Hati orang dewasa mempunyai
kapasitas cadangan untuk mengkonjugasi dan mengekskresi 5-10 kali
biilrubin normal (500 mol/24 jam). Pada neonatus, enzim ini belum aktif
-
7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin
10/32
sepenuhnya, misal aktivitas glukuronosil transferase perlu waktu 3
minggu untuk berkembang, sehingga hati neonatus hampir tak mempunyai
kapasitas untuk mengekskresi beban bilirubin normalnya dan bisa
meningkat saat terjadi pemecahan eritrosit berlebih. Ikterus sebelum usia
24 jam adalah abnormal, tapi hiperbilirubinemia moderat (80 mol/L)
dalam minggu pertama mungkin tak patologis (ikterus fisiologis)
Ikterus adalah pewarnaan jaringan tubuh menjadi kekuning-
kuningan pada kulit dan jaringan dalam. Penyebab umumnya karena
sejumlah besar bilirubin masuk dalam cairan ekstrasel, baik bilirubin
bebas atau bilirubin terkonjugasi. Konsentrasi bilirubin normal (baik
bilirubin bebas dan terkonjugasi) 0.5 mg/dL plasma. Kulit mulai tampak
kuning ketika konsentrasinya meningkat >3 kali dari normal (>1.5
mg/dL)(2:216)
Ekskresi Pigmen Empedu
Empedu yang dihasilkan oleh hepatosit mengalir ke kanalikuli
biliaris dan masuk ke duktus biliaris hingga sampai ke usus. Dalam usus
besar ia direduksi oleh kerja bakteri menjadi berbagai pigmen termasuk
urobilinogen yang mudah larut dan akhirnya menjadi sterkobilinogen.
Kemudian sterkobilinogen diekskresikan dalam feses dan mengalami
oksidasi dengan udara menjadi sterkobilin.
Di usus besar, sebagian besar urobilinogen direabsorbsi mukosa
usus kembali ke dalam darah. Sebagian lagi di ekskresikan oleh hati ke
usus, tapi 5% oleh ginjal lewat urin. Setelah terpapar udara, mengalami
oksidasi menjadi urobilin.
-
7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin
11/32
A.2 Tinjauan Klinis Bilirubin
Kadar Bilirubin (total,indirek,direk)
Dewasa :
Total : 0,1-1,2 mg/dL, 1,7-20,5 umol/L
Direk : 0,0-0,3 mg/dL, 1,7-5,1 mmol/L
Indirek : 0,1-1,0 mg/dL, 1,7-17,1 umol/L
Anak : 0,2-0,8 mg/Dl
Kadar bilirubin dalam serum dipengaruhi oleh metabolisme hemoglobin.
Fungsi hepar dan kejadian-kejadian pada saluran empedu. Apabila destruksi
eritrosit bertambah maka terbentuk lebih banyak bilirubin. Itu mungkin
menyebabkan bilirubin prehepatik naik sedikit, tetapi hepar normal
mempunyai daya ekskresi yang cukup besar, sehingga peningkatan bilirubin
dalam serum tidak terlalu tinggi. Melemahnya fungsi hepar menyebabkan
kenaikan kadar bilirubin dalam serum. Berkurangnya daya uptake atau
konjugasi oada sel-sel hepar mungkin menyebabkan kadar bilirubin indirek
-
7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin
12/32
meningkat, melemahnya ekskresi bilirubin konjugatmenyebabkan kadar
bilirubin posthepatik meningkat. Serum normal berisi 0,3-1,0 mg dl bilirubin
dan bagian terbesar sebagai bilirubin prehepatik yang larut dalam air dan
mengandung0,1-0,4 mg/dl posthepati. Bila kadar bilirubin direk atau
indirekmencapai 2-4 mg/dl dapat menyebabkan ikterus, yakni menguningnya
kulit, selaput lendir dan sklera.
Dalam uji laboratorium, bilirubin diperiksa sebagai bilirubin total dan
bilirubin direk. Sedangkan bilirubin indirek diperhitungkan dari selisih antara
bilirubin total dan bilirubin direk. Metode pengukuran yang digunakan adalah
fotometri atau spektrofotometri yang mengukur intensitas warna azobilirubin.
Pemeriksaan kuantitatif bilirubin menggunakan sampel serum atau plasma
menggunkan beberapa metode. Diantaranya :
1. Metode Jendrasik- Grof
Prinsip : Bilirubin bereaksi dengan DSA ( diazotized sulphanilic acid)
dan membentuk senyawa azo yang berwarna merah. Daya serap warna
dari senyawa ini dapat langsung dilakukan terhadap sampel bilirubin
pada panjang gelombang 546 nm. Bilirubin glukuronida yang larut dalam
air dapat langsung bereaksi dengan DSA, namun bilirubin yang terdapat
di albumin yaitu bilirubin terkonjugasi hanya dapat bereaksi jika ada
akselerator. Bilirubin direk + bilirubin indirek= Total bilirubin
2. Colorimetric Test - Dichloroaniline (DCA)
Prinsip :Total bilirubin direaksikan dengan dichloroanilin terdiazotisasi
membentuk senyawa azo yang berwarna merah dalam larutan asam,
campuran khusus (detergen enables ) sangat sesuai untuk menentukan
bilirubin membentuk Azobilirubin dalamtotal. Reaksi : Bilirubin + ion
diazonium suasana asam (Dialine Diagnostik )
Bilirubin direk diukur dalam bentuk zt azo berwarna merah pada
Hh 546 dengan menggunakan metode Schellong dan Wende. Metode ini
dibuat berdasarkan defenisi dari bilirubin direk yaitu sebagai jumlah
-
7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin
13/32
bilirubin yang dapat ditentukan sesudah bereaksi selama 5 menit dengan
tanpa penambahan akselerator. Pada kondisi ini, bilirubin bebas (indirek)
bereaksi sangat lambat. Bilirubin indirek adalah bilirubin total dikurangi
dengan bilirubin direk.
Nilai normal
Bilirubin total :0,3-1,0 mg/dl pada orang dewasa
Bilirubin Direk : 0,25 mg/dl pada orang dewasa
PENINGKATAN KADAR
Bilirubin direk dan total : menunjukkan adanya gangguan pada hati
(kerusakan sel hati) atau saluran empedu (batu atau tumor). Bilirubin
terkonjugasi tidak dapat keluar dari empedu menuju usus sehingga akan
masuk kembali dan terabsorbsi ke dalam aliran darah. Sehingga masalah
klinis yang muncul pada bilirubin direk dan total adalah ikterik
obstruktif karena batu atau neoplasma, hepatitis, sirosis hati,
mononucleosis infeksiosa, metastasis (kanker) hati, penyakit Wilson.
Pengaruh obat : antibiotik (amfoterisin B, klindamisin, eritromisin,
gentamisin, linkomisin, oksasilin, tetrasiklin), sulfonamide, obat
antituberkulosis ( asam para-aminosalisilat, isoniazid), alopurinol,
diuretic (asetazolamid, asam etakrinat), mitramisin, dekstran, diazepam
(valium), barbiturate, narkotik (kodein, morfin, meperidin), flurazepam,
indometasin, metotreksat, metildopa, papaverin, prokainamid, steroid,
kontrasepsi oral, tolbutamid, vitamin A, C, K.
PENURUNAN KADAR : anemia defisiensi besi. Pengaruh obat :
barbiturate, salisilat (aspirin), penisilin, kafein dalam dosis tinggi.
http://www.masriswanto.com/2010/02/penyakit-liver.htmlhttp://www.masriswanto.com/2010/02/penyakit-liver.html -
7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin
14/32
B. Metabolisme dan Tinjauan Klinis KalsiumKalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam
tubuh, yaitu 1,5-2% dari berat badan orang dewasa. Di dalam tubuh manusia
terdapat kurang lebih 1 kg kalsium (Granner, 2003). Dari jumlah ini, 99%
berada di dalam jaringan keras, yaitu tulang dan gigi terutama dalam bentuk
hidroksiapatit {(3Ca3(PO4)2.Ca(OH)2}. Kalsium tulang berada dalam
keadaan seimbang dengan kalsium plasma pada konsenterasi kurang lebih
2,25-2,60 mmol/l (9-10,4 mg/100ml). Densitas tulang berbeda menurut umur,
meningkat pada bagian pertama kehidupan dan menurun secara berangsursetelah dewasa. Selebihnya kalsium tersebar luas didalam tubuh. Di dalam
cairan ekstraselular dan intraselular kalsium memegang peranan penting
dalam mengatur fungsi sel, seperti untuk transmisi saraf, kontraksi otot,
penggumpalan darah dan menjaga permebilitas membran sel. Kalsium juga
mengatur pekerjaan hormon-hormon dan faktor pertumbuhan.
Usaha mempertahankan kadar kalsium darah dalam keadaan
normal tergantung pada keseimbangan antara makanan dan pengeluaran
kalsium dari aliran darah. Sumber kalsium dari aliran aliran darah adalah
dengan diet yang mengandung garam kalsium. Kalsium diabsorbsi dari
saluran cerna dan pengeluaran kalsium terjadi melalui saluran cerna, ginjal,
dan tulang. Absorbsi kalsium terutama terjadi didalam usus halus yang
ditingkatkan oleh kerja hirmon paratiroid yang sinergis serta metabolit aktif
dari vitamin D.
Fungsi Kalsium:
Untuk pembekuan darah
Transmisi impuls neuromuskuler
Keseimbangan asam-basa
Permeabilitas membran sel
Memberikan rigiditas dan kekuatan mekanik tulang
-
7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin
15/32
B.1. Metabolime Kalsium
Metabolisme kalsium diatur oleh tiga hormone utama yaitu dua
hormone polipeptida yaitu paratiroid dan kalsitonin dan satu hormone sterol
yaitu 1,25 dihidrokolekalsiferol.
-
7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin
16/32
Pada keadaan normal hormone paratiroid mempertahankan kadar
kalsium plasma agar tidak terjadi hipokalsemi. Dalam metabolisme kalsium
hormone paratiroid bekerja secara langsung dengan 2 alat yaitu tulang dan
ginjal. Dan tidak langsung dengan usus halus melalui metabolisme vitamin D.
Pada tulang, hormone paratiroid meningkatkan resorbsi kalsium dan fosfat
dengan mengaktifkan sel osteoklas. Pada ginjal, hormone paratiroid melalui 2
jalur yaitu:
a). Reabsorbsi kalsium. Hormon paratiroid meningkatkan reabsorsi
kalsium dan menurunkan resorbsi fosfat. Reabsorbsi kalsium di ginjal terjadi
60% di tubulus proksimal, 25% ansa henle sisanya pada tubulus distal.
b). Merangsang kerja enzim 1a-dihidroksilase di ginjal sehingga
meningkatkan perubahan 25 hidroksikolekalsiferol menjadi 1,25
dihidroksikolekalsiferol. Kalsitonin adalah suatu peptide yang bekerja
menghambat osteoklas sehingga resorbsi tulang tidak terjadi. Dihasilkan oleh
sel C parafolokuler kelenjar tiroid dan disekresi akibat adanya perubahan
kadar kalsium plasma.
Dalam keadaan normal sebanyak 30-50% kalsium yang dikonsumsi
diabsorpsi tubuh. Kemampuan absorpsi lebih tinggi pada masa pertumbuhan,
dan menurun pada proses menua. Kemampuan absorpsi pada laki-laki lebih
tinggi dari pada perempuan pada semua golongan usia. Absorpsi kalsium
-
7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin
17/32
terutama terjadi di bagian atas usus halus yaitu duodenum. Kalsium
membutuhkan pH 6 agar dapat berada dalam keadaan terlarut. Absorpsi
kalsium terutama dilakukan secara aktif dengan menggunakan alat angkut
protein-pengikat kalsium. Absorbsi pasif terjadi pada permukaan saluran
cerna. Banyak faktor yang mempengaruhi absorpsi kalsium. Kalsium hanya
bisa diabsorpsi bila terdapat dalam bentuk larut-air dan tidak mengendap
karena unsur makanan lain seperti oksalat. Kalsium yang tidak diabsorpsi
dikeluarkan melalui feses. Jumlah kalsium yang diekskresi melalui urin
mencerminkan jumlah kalsium yang diabsorpsi.
Dalam kondisi normal, usus hanya mengabsorpsi kalsium sebesar
30-40% dari total intakekalsium. Kalsium banyak diserap di bagian
duodenum dan jejunum, walaupun di ileum dan colontetap terjadi penyerapan
kalsium. Absorpsi kalsium selesai dalam waktu 4 jam setelah
intake.Mekanisme penyerapan kalsium terjadi secara pasif dari lumen usus ke
dalam sel. Setelah didalam sel, kalsium harus dipompa secara aktif keluar
melewati membran basolateral danmembutuhkan energi. Setelah itu juga
terjadi proses simultaneous secretory flux kalsium, sehingga ada sebagian
kalsium yang tadinya sudah diabsorpsi oleh lumen usus kembali
keluar.Proses ini terjadi secara pasif. Jumlah kalsium yang diabsorpsi oleh
usus meningkat sesuai dengan proposi intake kalsium
Ekskresi kalsium terutama dari ginjal, ginjal menyaring kalsium
sebanyak 9000mg per haridalam keadaan GFR normal (150L/hari). Tetapi
sekitar 97-98% yang tersaring akan kembali direabsorpsi, sehinggal total
yang diekskresi sekitar 200mg per harinya.Sepanjang tubulus proksimal, akan
terjadi reabsorpsi dari kalsium sekitar 60% dari jumlahkalsium yang
tersaring. Mekanisme reabsorpsi kalsium sendiri dominan berlangsung secara
pasif.Hormon PTH sendiri tidak memiliki pengaruh di tubulus proksimal.
Lalu sepanjang lengkung Henleascending, terjadi penyerapan kalsium
sebanyak 30%, proses reabsorpsi dominan berlangsungsecara pasif, tetapi
proses aktif juga terjadi. Dalam tubulus distal terjadi penyerapan sebesar
8%.Mekanisme reabsorpsi disini berlangsung dengan cara bertukarnya 1
-
7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin
18/32
Ca2+ dengan 3 Na+, sehinggalproses disini banyak dipengaruhi oleh Na.
PTH juga memiliki peranan di segmen ini.
Dalam metabolisme kalsium, hormon PTH dan Kalsitonin bekerja secara
berlawanan. Seperti pada bagan dibawah ini :
B.2. Tinjauan Klinis Kalsium
Dalam tubuh kita, Kalsium dan Fosfat membentuk ikatan kompleks
sehingga keduanya dalam keadaan seimbang (misal, rasio Ca:P=1:1). Jika
salah satu ada yang berubah, akan ada mekanisme untuk membuat seimbang
kembali.
Misalnya pada hipokalsemia, kadar kalsium turun sehingga rasio Ca:P juga
turun (misal 0,5:1). Mekanisme homeostasis pun terjadi. Glandula Parathyroid
pun mensekresi PTH dan ginjal akan mensintesis vitamin D (calcitriol).
Mekanisme untuk menaikkan kadar kalsium dalam darah pun terjadi. Di
tulang terjadi pelepasan kalsium dan fosfat, di usus akan terjadi peningkatan
-
7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin
19/32
absorbsi kalsium dan fosfat. Hasil akhirnya, terjadi peningkatan kadar kalsium
dan Fosfat serum (rasio 1:1,5). Nah, ternyata mekanisme tersebut masih belum
bisa menyeimbangkan kembali. Keadaan hiperfosfatemia ini diatasi oleh
tubuh dengan peningkatan ekskresi phosphat melalui urin. Rasio kalsium dan
phosphat pun kembali seimbang.
C. Metabolisme dan Tinjauan Klinis FosforFosfor ialah zat yang dapat berpendar karena mengalami
fosforesens (pendaran yang terjadi walaupun sumber pengeksitasinya telah
disingkirkan). Fosfor berupa berbagai jenis senyawa logam transisi atau
senyawa tanah langka seperti zink sulfida (ZnS) yang ditambah tembaga atau
perak, dan zink silikat (Zn2SiO4)yang dicampur dengan mangan. Kegunaan
fosfor yang paling umum ialah pada ragaan tabung sinar katode (CRT) dan
lampu pendar, sementara fosfor dapat ditemukan pula pada berbagai jenis
mainan yang dapat berpendar dalam gelap (glow in the dark). Fosfor pada
tabung sinar katode mulai dibakukan pada sekitar Perang Dunia II dan diberi
lambang huruf "P" yang diikuti dengan sebuah angka.
Fosfor merupakan zat penting dari semua jaringan tubuh. Fosfor
penting untuk fungsi otot dan sel-sel darah merah, pembentukan adenosine
trifosfat (ATP) dan 2,3-difosfogliserat (DPG), dan pemeliharaan
keseimbangan asam-basa, juga untuk sistem saraf dan perantara metabolisme
karbohidrat, protein, dan lemak. Kadar normal serum fosfor berkisar 2,5 dan
4,5 mg/dl dan dapat setinggi 6 mg/dl pada bayi dan anak-anak. Fosfor
merupakan anion utama dalam cairan intraseluler. Sekitar 85% fosfor terletak
dalam tulang dan gigi, 14% dalam jaringan lunak, dan kurang dari 1% dalam
cairan ekstraseluler.
Fosfor adalah anion utama dari cairan intraseliler (CIS). Kira-kira
85% fosfor tubuh terdapat didalam tulang dan gigi, 14% adalah jaringan
lunak, dan kurang dari 1% dalam cairan ekstraseluler (CES). Karena
simpanan intraseluler besar, pada kondisi alkut tertentu, fosfor dapat bergerak
ke dalam atau ke luar sel, menyebabkan perubahan dramatik pada fosfor
-
7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin
20/32
plasma. Secara kronis, peningkatan subtansial atau penurunan dapat terjadi
dalam kadar fosfor intraseluler tanpa perubahan kadar bermakna. Jadi, kadar
fosfor plasma tidak selalu menunjukan kadar intraselular. Meskipun
kebanyakan laboratorium dan laporan elemen fosfor, hampir semua fosfor
yang ada dalam tubuh berbentuk fosfat (PO43-) dan istilah fosfor dan fosfat
sering digunakan secara bertukaran.
Fosfor adalah senyawa penting dari semua jaringan tubuh yang
mempunyai variasi luas dalam fungsi vital, termasuk pembentukan subtansi
penyimpangan energi ( misal, adenosintrifosfat (ATP)), pembentukan sel
darah merah 2,3 difosfogliserat (DPG), yang memudahkan pengiriman
oksigen ke jaringan-jaringan, metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak,
dan pemeliharaan keseimbangan asam basa. Selain itu, fosfor adalah penting
untuk saraf normal dan fungsi otot dan memberi strultur penyokong untuktulang dan gigi. Kadar PO43- plasma bervariasi sesuai usia, dengan
pengecualiaan sedikit peningkatan pada PO43- wanita setelah menopause.
Makanan yang mengandung glikosa, insulin atau gula menyebabkan
penurunan sementara pada PO43- karena perpindahan PO43- serum ke
dalam sel-sel.
-
7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin
21/32
C.1. Metabolisme Fosfor
Fosfor dapat diabsorpsi secara efisiensi sebagai fosfor bebas di dalam usus
setalah dihidrolosis dan dilepas dari makanan. Bayi dapat menyerap 85-90%
fosfor berasal dari air susu ibu (ASI). Sebanyak 65-70% fosfor berasal dari
susu sapi dan 50-70% fosfor berasal dari susunan makanan normal dapat
diabsorpsi oleh anak-anak dan orang dewasa. Bila konsumsi fosfor rendah,
taraf absorpsi dapat mencapai 90% dari konsumsi fosfor.
Fosfor dihidrolisis dari makanan oleh enzim alkali fosfatase di dalam mukosausus halus dan diabsorpsi secara aktif dan difusi pasif. Absorpsi aktif dibantu
oleh bentuk aktif vitamin D
C.2. Tinjauan Klinis Fosfor
Kecukupan fosfor rata-rata sehari untuk Indonesia ditetapkan sebagai berikut
(Widyakarya Pangan dan Gizi LIPI 1993):
Bayi : 200-250 mg
Anak-anak : 250-400 mg
Remaja dan dewasa : 400-500 mg
Ibu hamil dan menyusui : +200+300 mg
Akibat Kekurangan Fosfor
Jarang terjadi kekurangan. Kekurangan bisa terjadi bila menggunakan obat
antasida (untuk menetralkan asam lambung). Kekurangan fosfor
menyebabkan kerusakan tulang/ Mineralisasi tulang terganggu, pertumbuhan
terhambat, rakhitis, osteomalasia. Gejalanya adalah rasa lelah, kurang nafsu
makan dan kerusakan tulang.
-
7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin
22/32
Akibat Kelebihan Fosfor
Kelebihan P Jarang terjadi. Penggunaan fosfor oleh tubuh salah satunya
ditentukan oleh rasio antara kalsium dan fosfor, yang idealnya bagi remaja
dan orang dewasa adalah 1:1 kelebihan fosfor terjadi bila rasio kalsium fosfor
lebih kecil dari atau 1:2 kelebihan fosfor dapat mengganggu penyerapan
mineral seperti tembaga dan seng serta dapat pula memicu timbulnya
hypocalcemia. Bila kadar P darah terlalu tinggi, ion fosfat akan mengikat
kalsium sehingga menimbulkan kejang.
D. Metabolisme dan Tinjauan Klinis BesiDi dalam tubuh, fungsi utama zat besi adalah dalam produksi komponen pembawa
oksigen yaitu hemoglobin dan mioglobin. Hemoglobin terdapat didalam sel
darah merah dan merupakan protein yang berikatan dengan zat besiberfungsi untuk
mengangkut oksigen ke berbagai jaringan-jaringan tubuhsedangkan mioglobin
terdapat di dalam sel-sel otot dan berfungsi untuk menyimpan dan
mendistribusikan oksigen ke dalam sel-sel otot (Hoffbrand, Pettit,Moss 2001).
Zat besi sebagai bagian dari molekul hemoglobin yang mengangkut oksigen dari
paru-paru ke sel-sel yang membutuhkannya untuk metabolisme
glukosa,lemak, dan protein menjadi energi (ATP). Zat besi juga merupakan
bagian dari sistem enzim (sitokrom peroksidase, xanthin oksidase, suksinat
dehidrogenase,katalase dan peroksidase) dan mioglobin, yaitu molekul yang mirip
hemoglobinyang terdapat di dalam sel-sel otot (Garrow & James 1993).
Mioglobin akan berikatan dengan oksigen dan mengangkutnya melalui darahke sel-sel otot.Mioglobin yang berikatan dengan oksigen inilah yang menyebabkan
daging dan otot-otot menjadi berwarna merah (Anonim 2004) berikatan dengan
oksigen dan mengangkutnya melalui darah ke sel-sel otot.Mioglobin yang
berikatan dengan oksigen inilah yang menyebabkan daging danotot-otot menjadi berwarna
merah (Anonim 2004).
-
7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin
23/32
D.1. Metabolisme Besi (Fe) Dalam Tubuh
Zat besi dalam tubuh terdiri dari dua bagian, yaitu fungsional
dan Reserve (simpanan). Zat besi fungsional sebagian besar dalam
bentuk hemoglobin (Hb),sebagian kecil dalam bentuk myoglobin, dan
jumlah yang sangat kecil tetapi vitaladalah hem enzim dan non hem enzim. Zat besi
yang ada dalam bentuk reserve tidak mempunyai fungsi fisiologi namun sebagai
buffer yaitu menyediakan zat besi jika dibutuhkan untuk kompartmen fungsional.
Untuk mengatur masuknya besi dalam tubuh maka tubuh memiliki
suatu cara yang amat tepat guna. Besi pada makanan dilepaskan ikatannya
karenapengaruh asam lambung dan direduksi dari bentuk feri menjadi fero yang
siapdiserap di duodenum. Besi hanya dapat masuk ke dalam mukosa usus apabila
ia dapat bersenyawa dengan apoferitin. Jumlah apoferitin yang ada dalam
mukosa usus bergantung pada kadar besi tubuh. Bila besi dalam tubuh sudah
cukup maka semua apoferitin yang ada dalam mukosa usus terikat dengan Fe
++ menjadi feritin. Dengan demikian tidak ada lagi apoferitin yang bebas
sehingga tidak ada besi yang dapat masuk ke dalam mukosa Besi yang ada
dalam mukosa usus hanya dapat masuk ke dalam darah bila ia dapat berikatan
dengan G-globulin yang ada dalam plasma. Gabungan Fe dengan B-globulin
disebut feritin. Apabila semua G-globulin dalam plasma sudah terikat Fe"
(menjadi feritin) maka Fe'' yang terdapat dalam mukosa usus tidak dapat
masuk ke dalam plasma dan turut lepas ke dalam lumen usus saat sel mukosa
usus lepas dan diganti dengan sel baru. Hanya Fe++ yang terdapat dalam
transferin dapat digunakan dalam eritropoesis, karena sel "eritroblas" dalamsumsum tulang hanya memiliki "reseptor" untuk feritin. Kelebihan besi yang
tidak digunakan disimpan dalam stroma sumsum tulang sebagai feritin. Besi
yang terikat pada B-globulin (feritin) selain berasal dari mukosa usus juga
berasal dari limpa, tempat eritrosit yang sudah tua (berumur 120 hari)
dihancurkan sehingga besinya masuk ke dalam jaringan limpa untuk
kemudian terikat pada B-globulin (menjadi transferin) dan kemudian ikut
-
7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin
24/32
aliran darah ke sumsum tulang untuk digunakan eritroblas membentuk
hemoglobin.
Transport besi
Transferin adalah protein utama pengangkut besi, suatu beta globulin
dan disintesis di hepar.Tiap-tiap molekul transferin dapat mengikat dua
molekul besi dalam bentuk ferri. Transferin akan membawa besi ke sum-sum
tulang atau ke organ lain apabila sum-sum tulang mengalami kerusakan atau
kelebihan jumlah besi yang siap disimpan dalam sum-sum tulang. Pada saat
tidak ada transferin, protein lain akan mengikat besi tetapi membawa besi ke
organ lain seperti hepar, limpa, pancreas dan sedikit ke sum-sum
tulang.Transferin mempunyai reseptor spesifik pada besi maupun ke sel RE
dan normoblast yang baru berkembang. Sekali berikatan dengan membrane sel
transferin akan berubah bentuk dan mengeluarkan besi, kemudian akan
kembali lagi ke sirkulasi portal untuk mengikat besi lagi.
Penyerapan besi
Ada beberapa faktor penting yang menentukan jumlah besi yang
diserap dari makanan, yaitu total kandungan besi dalam makanan, kontrol
absorbsi besi oleh sel mukosa usus, bioavailabilitas besi dalam makanan,
adanya bahan penghambat atau pemacu absorpsi dalam makanan, jumlah cadangan
besi dalam tubuh, kecepatan eritropoiesi.
Ada perbedaan mekanisme penyerapan besi antara besi hem dan besi
non heme. Besi hem akan diambil langsung oleh reseptor spesifik dari
membrane mukosa dan langsung melewati sitoplasma dalam keadaan tidak
diubah, cincin porfirin akan terbuka dan besi dikeluarkan. Meskipun bentuk
ini hanya 10% dalam makanan tetapi lebih dari 25 % besi yang ada tersebut
dapat diserap oleh usus. Besi non-heme sangat tidak larut dan berbentuk ion
ferri. Untuk bisa diabsorbsi harus direduksi dulu oleh ferrireduktase menjadi
ferro (Fe2+) dan akan berikatan dengan reseptor membrane mukosa usus
dudodenum dan akan melintasi sel mukosa duodenum masuk ke plasma dan
diikat oleh apotransferin. Besi non-hem hanya bisa diserap oleh mukosa usus
-
7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin
25/32
dudodenum kira-kira 1-2 %. Pengambilan besi non heme oleh sel mukosa usus
dapat dipengaruhi oleh beberapa hal baik yang meningkatkan maupun yang
menurunkan penyerapan itu sendiri. Faktor yang meningkatkan penyerapan
besi non heme antara lain : (1) vitamin C dan asam lambung (membantu
meningkatkan produksi besi ferro) dan (2) adanya daging dalam makanan,
meskipun kandungan besinya adalah non heme. Sedangkan factor-faktor yang
dapat menurunkan penyerapan besi non heme oleh sel mukosa usus antara lain
(1) Calsium dalam makanan, dapat menghambat absorbsi besi heme maupun
non heme (2) fosfat dan phytat dapat mencegah pengurangan besi ferri
menjadi ferro (3) antacid dan hipoklorid mengurangi jumlah besi ferro dalam
makanan (4) tannin (suatu polifenol) dapat menghambat penyerapan besi non
heme.
Penyerapan besi di usus halus terutama berlangsung melalui mukosa
usus halus.Penyerapan maksimum terjadi di duodenum dan jejunum proksimal
karena adanya pHoptimal. Secara umum pH asam atau rendah mendorong
bentuk fero danmeningkatkan penyerapan besi, sedangkan pH netral atau basa
meningkatkan bentuk feri dan menurunkan penyerapan besi, sehingga makin ke
arah distal usus penyerapannya makin sedikit.
D.2. Tinjauan Klinis Pemeriksaan Status Besi
Zat besi terdapat sebanyak 55 mg/kg berat badan untuk laki-laki
dewasa dan45 mg/kg berat badan untuk wanita dewasa. Secara normal sekitar 60%-
70% zatbesi tubuh terdapat pada hemoglobin yang bersirkulasi dalam
eritrosit (Koury &Ponka 2004).
Kekurangan (defisiensi) zat besi dapat terjadi karena makanan yang
dikonsumsi tidak cukup mengandung zat besi, adanya gangguan pencernaan yangtidak
dapat mengabsorpsi zat-zat gizi tersebut dengan baik maka dalam jangkapanjang akan
terjadi anemia, karena pembentukan sel-sel darah merah dan fungsi-fungsi lain
dalam tubuh terganggu (Lee & Niemen 1993). Pada remaja putri
selainkarena kurangnya asupan zat besi melalui makanan, anemia juga
disebabkankarena banyaknya zat besi yang hilang pada saat menstruasi (NACC 2009).
-
7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin
26/32
Tidak ada pemeriksaan tunggal untuk pemeriksaan defisiensi besi
denganatau tanpa anemia. Baku emas pemeriksaan defisiensi besi adalah tes langsung
biopsisumsum tulang dengan pengecatan Prussian blue. Tapi tes ini terlalu
invansif untuk diker jakan rutin, sehingga dipi lih tes indi rek
(pemeriksaan darah lengkap dan biokimia darah). Pemeriksaan darah
lebih mudah tersedia dan murah dibandingkan pemeriksaan biokimia.
Sementara itu pemeriksaan biokimia berguna menegakkan diagnosis
anemia pada saat sebelum anemia timbul.Tiap pemeriksaan
memilikikarakteristik yang berbeda. Mengingat pentingnya peran
diagnosis dengan akurasiyang baik dengan setting setempat
d a l am pen ge nal a n de f i s i en si be s i un tu k memberikan terapi di
klinik dan dalam menyusun strategi pencegahan defisiensi besidi lapangan, maka
cara diagnosis yang tepat dalam usaha penanggulangan defisiensi besi di
klinik dan di masyarakat sangat perlu dikerjakan.
1. Pemeriksaan Er i t ros i ta
a. H e m o g l o b i nMenurut WHOkons entrasi Hb normal adalah 11 g/dl untuk bayi
sampai umur 6 tahun, 12 g/dluntuk bayi sampai umur 6 tahun,
12 g/ dl un tuk an ak 6 tah un sam pai 1 4tahun. Hb
merupakan petanda lambat untuk mendeteksi defisiensi besi
karena perubahan lanjut nilai Hb timbul sesudah terjadi defisiensi
besi dansensifitasnya rendah karena anemia dengan defisiensi besi
biasanya ringan.
b. Hematokrit (Ht)
Dalam keadaan defisiensi besi, nilai Ht akan menurun setelah
formasi Hbterganggu. Pada awal defisiensi besi, konsentrasi Hb
yang sedikit menurunakan menunjukk an nilai Ht yang
norma l . Hanya pada keadaan anemiade f i s i s i ens i
b e s i b e r a t y a n g a k a n m e n u r u n k a n n i l a i H t .
-
7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin
27/32
P e m e r i k s a a n hematokrit memiliki sensitivitas dan spesifitas
yang rendah untuk mendeteksi defisiensi besi.
c . I n d e k s e r i t r o s i t
Pemeriksaan indeks eritrosit dihitung dari hasil pemeriksaan
hemoglobin,hematokrit, dan juga dapat digunakan sebagai
pemeriksaan lanjut untuk mengetahui jenis anemia. Nilai Mean
Corpuscular Volume (MCV) adalah pemeriksaan yang cukup
akurat dan merupakan parameter sensitif terhadap perubahan
eritrosit
d . R e t i k u l o s i t
Retikulosit adalah eritrosit imatur yang berada dalam aliran
darah dan jumlahnya akan berkurang pada keadaan defisiensi
besi. Pemeriksaan kadar re ti ku lo si t da pa t me mb an tu
membedakan anemia yang
hipoproduks ti f ( p e n u r u n a n p r o d u k s i e r i t r o s i t )
d a r i p r o s e s d e s t r u k s i ( p e n i n g k a t a n penghancuran
eritrosit). Jumlah retikulosit yang rendah
menunjukkangangguan pada sumsum tu lang ,
s e d a n g k a n j u m l a h ya n g m e n i n g k a t menunjukkan suatu
proses hemolitik atau kehilangan darah yang aktif.
e. Indeks Red Blood Cell Distribution Width (RDW)
Indeks RDW dapat menunjukkan variabilitas bentuk eritrosit
(anisositosis)yang juga merupakan menifestasi awal terjadinya defisiensi besi.
Indeks RDW(MCV/RBC x RBW) dengan hasil >220 merupakan
indikasi untuk anemiadefisiensi besi dan bila indeks < 220
merupakan indikasi untuk talasemia traitdengan spesifitas 92%.
-
7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin
28/32
f . I n d e k s M e n t z e r
Klinisi sering dihadapkan dengan kasus anemia mikrositik pada
populasidimana prevalensi talasemia yang tinggi. Indeks Mentzer
dapat membantu membedakan defisiensi besi dengan
talasemia dimana pemeriksaan inimerupakan hasil
perhitungan MCV/RBC. Jika perhitungan nilai
indeksMentzer >13 mengindikasikan adanya anemia defisiensi besi,
sedangkan nilai< 13 merupakan indikasi untuk talasemia minor dengan
spesifisitas 82%.
g. Hemoglobin Content of Reticulocytes(CHr)
CHr merupakan konsentras i bes i yang mengandung
protein dalamr etikulosit dan diukur dengan
menggunakan flow cytometer . C H r j u g a merupakan
indikator awal terhadap defisiensi besi pada subyek sehat yang
diberikan human erythropoitein
II. Pemeriksaan Biokimia
a. S e r u m f e r r i t i n
Ferritin adalah cadangan besi yang nilainya berkurang selama
defisiensi besi sebelum nilai serum iron dantotal iron binding
capacity berubah. Anemia defisiensi besi dengan gambaran anemia
mikrositik hipokrom, akanmenunjukkan serum ferritin yang sangat
rendah dan menurunnya cadangan besi. Konsentrasi serum ferritin
yang rendah merupakan karakteristik hanyadijumpai pada keadaan
defisiensi besi.
b. Serum iron
Konsentrasi serum iron akan menurun bila cadangan besi berkurang,
tetapitidak menggambarkan keadaan cadangan besi yang
akurat karena adanyafaktor tambahan seperti absorbsi besi dari
-
7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin
29/32
makanan, infeksi, inflamasi, danvariasi diurnal dimana nilainya
lebih tinggi pada siang hari.
c. Total iron-binding capacity (TIBC)
Pada saat defisiensi besi, terjadi deplesi cadangan besi
diikuti dengan menurunnya serum iron dan peningkatan kadar
TIBC. Hampir semua besi dalam serum berikatan dengan protein,
yaitu transferrin sehingga TIBC secara tidak langsung juga
menunjukkan kadar transferrin yang akan meningkat bila
konsentrasi dan cadangan besi dalamserum.
d. Pemeriksaan Sa turas i Trans fe rr in
Hasil pemeriksaan saturasi transferrin menunjukkan jumlah iron-
bindingsites dan besi yang dibawa cadangan besi dengan
menghitung perbandinganantara konsentrasi serum iron dengan
TIBC yang dinyatakan dalam persen Pemer iksaan Sa tu ra s i
Transferr. Nilai saturasi transferrin yang rendah menunjukkan
rendahnya kadar serum iron relat ive terhadap jumlah iron-
binding sites, yang juga menandakanrendahnya cadangan
besi.
e. Serum transferrin receptor (sTfR)
Serum transferrin receptor merupakan protein transmembran
dengan duarantai polipeptida. Besi dibawa ke
eritroblas melalui interaksi antaratransferrim plasma
dengan permukaan sel reseptor transferrin. Ketika
terjadidefisiensi besi maka terjadi peningkatan jumlah
trans fe rr in recep tor .
f . Z inc pro toporf i r in (ZPP)
Pada saat anemia defisiensi ditemukan kadar hemoglobin yang
berkurang da n m enu n j uk ka n ad an ya de p l e s i be s i .
-
7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin
30/32
K e k u r a n g a n b e s i p a d a m a s a eritropoesis diperlukan
pemeriksaan ZPP yang konsentrasinya akan meningkat karena seng akan
menggantikan posisi besi dalam proses pembentukan heme.
g . H e p c i d i n
Produksinya menurun saat terjadi defisiensi besimeningkat selama
peradangan dan kelebihan besi. Untuk memprediksi levelhepcidin,
Kemma dkk mengembangkan algoritma [transferrin saturation (%)
sTfR (mg/l) + CRP (mg/l)=hepcidin]
III. Pemeriksaan Sumsum Tulang
Pemeriksaan besi sumsum tulang merupakan gold standard dari
pemeriksaanstatus besi dengan pengecatan Prussian Blue.
Dari pemeriksaan Bone Marrow Puncture yang perlu dilihat adalah
cadangan Fe, dimana pada penderita defisiensi besi cadangan Fe nya
negatif.
-
7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin
31/32
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan Metabolisme bilirubin meliputi sintesis, transportasi, intake dan
konjugasi serta ekskresi. Tinjauan klinis bilirubin meliputi Metode
Jendrasik- Grof dan Colorimetric Test - Dichloroaniline (DCA) .
Metabolisme kalsium diatur oleh tiga hormone utama yaitu dua
hormone polipeptida yaitu paratiroid dan kalsitonin dan satu
hormone sterol yaitu 1,25 dihidrokolekalsiferol.
Metabolisme besi meliputi fase luminal, fase mukosal, dan fase
korporeal. Tinjauan klinisnya meliputi pemeriksaan eritrosit,
pemeriksaan biokimia dan pemeriksaan sumsum tulang.
Fosfor merupakan zat penting dari semua jaringan tubuh. Fosfor
penting untuk fungsi otot dan sel-sel darah merah, pembentukan
adenosine trifosfat (ATP) dan 2,3-difosfogliserat (DPG), dan
pemeliharaan keseimbangan asam-basa, juga untuk sistem saraf
dan perantara metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak.
kelebihan fosfor dapat mengganggu penyerapan mineral seperti
tembaga dan seng serta dapat pula memicu timbulnya
hypocalcemia.
-
7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin
32/32
DAFTAR PUSTAKA
Sudoyo, A.W. Dkk ; 2007 ; Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I ed.IV Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia ; Jakarta
Baron . D. N ; 1981 ; kapita selekta patologi klinik; penerbit buku kedokteran (EGC)
; Jakarta
Sacher A. Ronald dan Richard A. McPherson ; 2004; tinjauan klinis hasil
pemeriksaan laboratorium ; penerbit buku Kedokteran (EGC) ; Jakarta
Yayan A. Israr; 2010;Metabolisme bilirubin pdF diakses tanggal 20 maret 2011
Helvi Mardiani; 2004; Metabolisme HEME ;Digital Library;.Universitas Sumatera
Utara ; Medan pdF diakses tanggal 20 maret 2011
Riswanto ; 2009 Tes kimia darah laboratorium kesehatan ; diakses tanggal 4 maret
2011
Ganong.Review of Medical Physiolgy,21st ed
Guyton. Textbook of Medical Physiolgy,10th ed
Hole. Human Anatomy & Physiolgy From Cells to System,5th ed
http://belibis-a17.com/2010/04/06/sedikit-mengenai-metabolisme-bilirubin/http://belibis-a17.com/2010/04/06/sedikit-mengenai-metabolisme-bilirubin/