metabolisme dan tinjauan klinis bilirubin

Upload: widya-siswara-madda

Post on 04-Apr-2018

288 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin

    1/32

    MAKALAH KIMIA KLINIK

    Metabolisme dan Tinjauan Klinis Bilirubin, Klsium, Fosfor dan Besi

    Disusun Oleh:

    Kelompok II

    Nur Anna Risky

    Nurul Riska Afrilia

    Risnawati Bakri

    Sri Rahmawati

    Widya Siswara Madda

    JURUSAN FARMASI

    FAKULTAS ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

    2012

  • 7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin

    2/32

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan

    rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan

    makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya.

    Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah Kimia Klinik yang

    membahas tentang metabolisme bilirubin, kalsium, fosfor dan besi serta tinjauan

    klinisnya dan dampak yang ditimbulkan.

    Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

    berperan dalam penyusunan makalah ini.

    Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,

    sehingga kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan

    makalah berikutnya. Akhir kata diharapkan makalah ini dapat memberikan

    informasi kepada kita semua tentang metabolisme bilirubin, kalsium, fosfor danbesi serta tinjauan klinisnya dan memberikan manfaat kepada kita semua

    khususnya kepada kelompok kami sendiri.

  • 7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin

    3/32

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangKimia klinik merupakan penerapan ilmu sains yang memberikan

    informasi untuk diagnosi dan penyembuhan suatu penyakit.

    Bilirubin adalah pigmen kuning ( 85 %) yang berasal dari

    perombakan heme dari hemoglobin dalam proses pemecahan eritrosit oleh sel

    retikuloendotel. Metabolisme bilirubin meliputi sintesis, transportasi, intake

    dan konjugasi serta ekskresi.

    Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam

    tubuh, yaitu 1,5-2% dari berat badan orang dewasa. Di dalam tubuh manusia

    terdapat kurang lebih 1 kg kalsium (Granner, 2003). Dari jumlah ini, 99%

    berada di dalam jaringan keras, yaitu tulang dan gigi terutama dalam bentuk

    hidroksiapatit {(3Ca3(PO4)2.Ca(OH)2}.

    Fosfor merupakan zat penting dari semua jaringan tubuh. Fosfor

    penting untuk fungsi otot dan sel-sel darah merah, pembentukan adenosine

    trifosfat (ATP) dan 2,3-difosfogliserat (DPG), dan pemeliharaan

    keseimbangan asam-basa, juga untuk sistem saraf dan perantara metabolisme

    karbohidrat, protein, dan lemak.

    Zat besi sebagai bagian dari molekul hemoglobin yang mengangkut oksigen

    dari paru-paru ke sel-sel yang membutuhkannya untuk metabolisme

    glukosa,lemak, dan protein menjadi energi (ATP). Zat besi juga merupakan

    bagian dari sistem enzim (sitokrom peroksidase, xanthin oksidase, suksinat

    dehidrogenase,katalase dan peroksidase) dan mioglobin, yaitu molekul yang mirip

    hemoglobinyang terdapat di dalam sel-sel otot (Garrow & James 1993).

    Mioglobin akan berikatan dengan oksigen dan mengangkutnya melalui darah

    ke sel-sel otot.

    Kelebihan dan kekurangan dari keempat zat diatas dapat

    menimbulkan berbagai penyakit dan pemerisaannya dilakukan melalui

    beberapa tinjauan klinis dari zat tersebut.

  • 7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin

    4/32

    B. Rumusan Masalah1. Bagaimana metabolisme dan tinjauan klinis bilirubin

    2. Bagaimana metabolisme dan tinjauan klinis kalsium

    3. Bagaimana metabolisme dan tinjauan klinis fosfor

    4. Bagaimana metabolisme dan tinjauan klinis besi

  • 7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin

    5/32

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Metabolisme dan Tinjauan Klinis Bilirubin

    Bilirubin adalah pigmen kuning ( 85 %) yang berasal dari

    perombakan heme dari hemoglobin dalam proses pemecahan eritrosit oleh sel

    retikuloendotel. Warna kekuningan dan warna hijau kekuning-kuningan dari

    empedu disebabkan oleh bilirubin. Sekitar 15% bilirubin lainnya berasal dari

    degradasi hemoglobin dari eritrosit yang belum dewasa, sumsum tulang

    (eritrosit yang tidak efektif) dan heme lainnya seperti katalase, sitokrom atau

    mioglobin.

    Satu gram hemoglobin akan menghasilkan 34 mg bilirubin, sisanya

    25% berasal dari pelepasan hemoglobin karena eritropoesis yang tidak efektif

    pada sumsum tulang. Bayi baru lahir akan memproduksi 8 sampai 10

    mg/kgBB/hari, sedangkan orang dewasa sekitar 3 4 mg/kgBB/hari.

    Peningkatan produksi bilirubin pada bayi baru lahir disebabkan masa hidup

    eritrosit bayi lebih pendek (70 sampai 90 hari) dibandingkan dengan orang

    dewasa (120 hari).

    Macam dan sifat bilirubin

    a. Bilirubin terkonjugasi /direk

    Bilirubin terkonjugasi /direk adalah bilirubin bebas yang bersifat larut

    dalam air sehingga dalam pemeriksaan mudah bereaksi. Bilirubin

    terkonjugasi (bilirubin glukoronida atau hepatobilirubin ) masuk ke saluran

    empedu dan diekskresikan ke usus. Selanjutnya flora usus akan mengubahnya

    menjadi urobilinogen.

    Bilirubin terkonjugasi bereaksi cepat dengan asam sulfanilat yang

    terdiazotasi membentuk azobilirubin. Peningkatan kadar bilirubin direk atau

    bilirubin terkonjugasi dapat disebabkan oleh gangguan ekskresi bilirubin

    intrahepatik antara lain Sindroma Dubin Johson dan Rotor, Recurrent

  • 7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin

    6/32

    (benign) intrahepatic cholestasis, Nekrosis hepatoseluler, Obstruksi saluran

    empedu. Diagnosis tersebut diperkuat dengan pemeriksaan urobilin dalam

    tinja dan urin dengan hasil negatif.

    b. Bilirubin tak terkonjugasi/ indirek

    Bilirubin tak terkonjugasi (hematobilirubin) merupakan bilirubin

    bebas yang terikat albumin, bilirubin yang sukar larut dalam air sehingga

    untuk memudahkan bereaksi dalam pemeriksaan harus lebih dulu dicampur

    dengan alkohol, kafein atau pelarut lain sebelum dapat bereaksi, karena itu

    dinamakan bilirubin indirek. Peningkatan kadar bilirubin indirek mempunyai

    arti dalam diagnosis penyakit bilirubinemia karena payah jantung akibat

    gangguan dari delivery bilirubin ke dalam peredaran darah. Pada keadaan ini

    disertai dengan tanda-tanda payah jantung, setelah payah jantung diatasi

    maka kadar bilirubin akan normal kembali dan harus dibedakan dengan

    chardiac chirrhosis yang tidak selalu disertai bilirubinemia.

    Bilirubin berikatan dengan albumin sehingga zat ini dapat diangkut

    ke seluruh tubuh. Dalam bentuk ini, spesies molekular disebut bilirubin tak

    terkonjujgasi. Sewaktu zat ini beredar melalui hati, hepatosit melakukan

    fungsi sebagai berikut :

    1. Penyerapan bilirubin dan sirkulasi

    2. Konjugasi enzimatik sebagai bilirubin glukuronida

    3. Pengangkutan dan ekskresi bilirubin terkonjugasi ke dalam

    empedu untuk

    dikeluarkan dari tubuh

    Konjugasi intrasel asam glukoronat ke dua tempat di molekul

    bilirubin menyebabkan bilirubin bermuatan negatif, sehingga bilirubin

    terkonjugasi ini larut dalam fase air. Apabila terjadi obstruksi atau kegagalan

    lain untuk mengekskresikan bilirubin terkonjugasi ini zat ini akan masuk

    kembali ke dan tertimbun dalam sirkulasi.

    Selain bilirubin masuk ke dalam usus, bakteri kolon mengubah

    bilirubin menjadi urobilinogen yaitu beberapa senyawa tidak berwarna yang

    kemudian mengalami oksidasi menjadi pigmen coklat urobilin. Urobilin

  • 7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin

    7/32

    diekskresikan dalam feses tetapi sebagian urobilinogen direabsorpsi melalui

    usus, dan melalui sirkulasi portal diserap oleh hati dan direekskresikan dalam

    empedu. Karena larut air, urobilinogen juga dapat keluar melalui urin apabila

    mencapai ginjal.

    A.1 Metabolisme bilirubin

    Metabolisme bilirubin meliputi sintesis, transportasi, intake dan

    konjugasi serta ekskresi.

    Metabolisme bilirubin diawali dengan reaksi proses pemecahan

    heme oleh enzim hemoksigenase yang mengubah biliverdin menjadi bilirubin

    oleh enzim bilirubin reduksitase. Sel retikuloendotel membuat bilirubin tak

    larut air, bilirubin yang sekresikan ke dalam darah diikat albumin untuk

    diangkut dalam plasma. Hepatosit adalah sel yang dapat melepaskan ikatan,

    dan mengkonjugasikannya dengan asam glukoronat menjadi bersifat larut

    dalam air. Bilirubin yang larut dalam air masuk ke dalam saluran empedu dan

    diekskresikan ke dalam usus . Didalam usus oleh flora usus bilirubin diubah

    menjadi urobilinogen yang tak berwarna dan larut air, urobilinogen mudah

    dioksidasi menjadi urobilirubin yang berwarna. Sebagian terbesar dari

    urobilinogen keluar tubuh bersama tinja, tetapi sebagian kecil diserap kembali

    oleh darah vena porta dikembalikan ke hati. Urobilinogen yang demikian

    mengalami daur ulang, keluar lagi melalui empedu. Ada sebagian kecil yang

    masuk dalam sirkulasi sistemik, kemudian urobilinogen masuk ke ginjal dan

    diekskresi bersama urin.

    Pembentukan urobilin

    Bilirubin terkonjugasi yang mencapai ileum terminal dan kolon dihidrolisa

    oleh enzym bakteri glukoronidase dan pigmen yang bebas dari glukoronida

    direduksi oleh bakteri usus menjadi urobilinogen, suatu senyawa tetrapirol tak

    berwarna.

    Sejumlah urobilinogen diabsorbsi kembali dari usus ke perdarahan portal dan

    dibawa ke ginjal kemudian dioksidasi menjadi urobilin yang memberi warna

  • 7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin

    8/32

    kuning pada urine. Sebagian besar urobilinogen berada pada feces akan

    dioksidasi oleh bakteri usus membentuk sterkobilin yang berwarna kuning

    kecoklatan.

    Pengambilan Bilirubin oleh Hati

    Bilirubin hanya sedikit larut dalam plasma dan terikat dengan protein,

    terutama albumin. Beberapa senyawa seperti antibiotika dan obat-obatan

    bersaing dengan bilirubin untuk mengadakan ikatan dengan albumin.

    Sehingga, dapat mempunyai pengaruh klinis. Dalam hati, bilirubin dilepaskan

    dari albumin dan diambil pada permukaan sinusoid dari hepatosit melalui

    suatu sistem transport berfasilitas (carrier-mediated saturable system) yang

    saturasinya sangat besar. Sehingga, dalam keadaan patologis pun transport

    tersebut tidak dipengaruhi. Kemungkinan pada tahap ini bukan merupakan

    proses rate limiting.

    Konjugasi Bilirubin

    Dalam hati, bilirubin mengalami konjugsi menjadi bentuk yang lebih polar

    sehingga lebih mudah diekskresi ke dalam empedu dengan penambahan 2

    molekul asam glukoronat. Proses ini dikatalisis oleh enzim diglukoronil

    transferase dan menghasilkan bilirubin diglukoronida. Enzim tersebut

    terutama terletak dalam retikulum endoplasma halus dan menggunakan UDP-

    asam glukoronat sebagai donor glukoronil. Aktivitas UDP-glukoronil

    transferase dapat diinduksi oleh sejumlah obat misalnya fenobarbital.

    Ekskresi bilirubin kedalam empedu

    Bilirubin yang sudah terkonjugasi akan disekresi kedalam empedu melalui

    mekanisme pangangkutan yang aktif dan mungkin bertindak sebagai rate

    limiting enzyme metabolisme bilirubin. Sekeresi bilirubin juga dapat

    diinduksi dengan obat-obatan yang dapat menginduksi konjugasi bilirubin.

    Sistem konjugasi dan sekresi bilirubin berlaku sebagai unit fungsional yang

    terkoordinasi.

  • 7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin

    9/32

    Metabolisme Bilirubin di Usus

    Setelah mencapai ileum terminalis dan usus besar bilirubin terkonjugasi akan

    dilepaskan glukoronidanya oleh enzim bakteri yang spesifik (b-

    glukoronidase). Dengan bantuan flora usus bilirubin selanjutnya dirubah

    menjadi urobilinogen.

    Urobilinogen tidak berwarna, sebagian kecil akan diabsorpsi dan

    diekskresikan kembali lewat hati, mengalami siklus urobilinogen

    enterohepatik. Sebagian besar urobilinogen dirubah oleh flora normal colon

    menjadi urobilin atau sterkobilin yang berwarna kuning dan diekskresikan

    melalui feces. Warna feces yang berubah menjaadi lebih gelap ketika

    dibiarkan udara disebabkan oksidasi urobilinogen yang tersisa menjadi

    urobilin.

    Metabolisme pigmen empedu

    Eritrosit pada akhir masa hidupnya (yang sudah terlalu rapuh dalam

    sirkulasi) membran selnya pecah dan hemoglobin yang lepas difagositosis

    oleh RES. Hemoglobin dipecah menjadi heme dan globin dan cincin heme

    dibuka untuk memberikan (1) besi bebas yang ditranspor ke dalam darah

    oleh transferin, dan (2) rantai lurus dari empat inti pirol, yaitu substrat

    yang akan dibentuk menjadi pigmen empedu. Pertama pembentukan

    biliverdin berantai lurus. Biliverdin di konversikan ke bilirubin dengan

    reduksi. Bilirubin (bebas) yang bersirkulasi dalam plasma terikat albumin

    (karena bilirubin ini larut lemak). Memasuki hati, albumin melepaskan

    ikatan dengan bilirubin, dan memasuki hepatosit. Sekitar 80% Bilirubin

    dikonjugasi oleh asam glukuronat melalui mekanisme yang melibatkan

    biilirubin-UDP glukuronosiltransferase menjadi bilirubin terkonjugasi

    (larut air), 10% dikonjugasi dengan sulfat membentuk bilirubin sulfat, dan

    10% lainnya berikatan dengan zat lain. Hati orang dewasa mempunyai

    kapasitas cadangan untuk mengkonjugasi dan mengekskresi 5-10 kali

    biilrubin normal (500 mol/24 jam). Pada neonatus, enzim ini belum aktif

  • 7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin

    10/32

    sepenuhnya, misal aktivitas glukuronosil transferase perlu waktu 3

    minggu untuk berkembang, sehingga hati neonatus hampir tak mempunyai

    kapasitas untuk mengekskresi beban bilirubin normalnya dan bisa

    meningkat saat terjadi pemecahan eritrosit berlebih. Ikterus sebelum usia

    24 jam adalah abnormal, tapi hiperbilirubinemia moderat (80 mol/L)

    dalam minggu pertama mungkin tak patologis (ikterus fisiologis)

    Ikterus adalah pewarnaan jaringan tubuh menjadi kekuning-

    kuningan pada kulit dan jaringan dalam. Penyebab umumnya karena

    sejumlah besar bilirubin masuk dalam cairan ekstrasel, baik bilirubin

    bebas atau bilirubin terkonjugasi. Konsentrasi bilirubin normal (baik

    bilirubin bebas dan terkonjugasi) 0.5 mg/dL plasma. Kulit mulai tampak

    kuning ketika konsentrasinya meningkat >3 kali dari normal (>1.5

    mg/dL)(2:216)

    Ekskresi Pigmen Empedu

    Empedu yang dihasilkan oleh hepatosit mengalir ke kanalikuli

    biliaris dan masuk ke duktus biliaris hingga sampai ke usus. Dalam usus

    besar ia direduksi oleh kerja bakteri menjadi berbagai pigmen termasuk

    urobilinogen yang mudah larut dan akhirnya menjadi sterkobilinogen.

    Kemudian sterkobilinogen diekskresikan dalam feses dan mengalami

    oksidasi dengan udara menjadi sterkobilin.

    Di usus besar, sebagian besar urobilinogen direabsorbsi mukosa

    usus kembali ke dalam darah. Sebagian lagi di ekskresikan oleh hati ke

    usus, tapi 5% oleh ginjal lewat urin. Setelah terpapar udara, mengalami

    oksidasi menjadi urobilin.

  • 7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin

    11/32

    A.2 Tinjauan Klinis Bilirubin

    Kadar Bilirubin (total,indirek,direk)

    Dewasa :

    Total : 0,1-1,2 mg/dL, 1,7-20,5 umol/L

    Direk : 0,0-0,3 mg/dL, 1,7-5,1 mmol/L

    Indirek : 0,1-1,0 mg/dL, 1,7-17,1 umol/L

    Anak : 0,2-0,8 mg/Dl

    Kadar bilirubin dalam serum dipengaruhi oleh metabolisme hemoglobin.

    Fungsi hepar dan kejadian-kejadian pada saluran empedu. Apabila destruksi

    eritrosit bertambah maka terbentuk lebih banyak bilirubin. Itu mungkin

    menyebabkan bilirubin prehepatik naik sedikit, tetapi hepar normal

    mempunyai daya ekskresi yang cukup besar, sehingga peningkatan bilirubin

    dalam serum tidak terlalu tinggi. Melemahnya fungsi hepar menyebabkan

    kenaikan kadar bilirubin dalam serum. Berkurangnya daya uptake atau

    konjugasi oada sel-sel hepar mungkin menyebabkan kadar bilirubin indirek

  • 7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin

    12/32

    meningkat, melemahnya ekskresi bilirubin konjugatmenyebabkan kadar

    bilirubin posthepatik meningkat. Serum normal berisi 0,3-1,0 mg dl bilirubin

    dan bagian terbesar sebagai bilirubin prehepatik yang larut dalam air dan

    mengandung0,1-0,4 mg/dl posthepati. Bila kadar bilirubin direk atau

    indirekmencapai 2-4 mg/dl dapat menyebabkan ikterus, yakni menguningnya

    kulit, selaput lendir dan sklera.

    Dalam uji laboratorium, bilirubin diperiksa sebagai bilirubin total dan

    bilirubin direk. Sedangkan bilirubin indirek diperhitungkan dari selisih antara

    bilirubin total dan bilirubin direk. Metode pengukuran yang digunakan adalah

    fotometri atau spektrofotometri yang mengukur intensitas warna azobilirubin.

    Pemeriksaan kuantitatif bilirubin menggunakan sampel serum atau plasma

    menggunkan beberapa metode. Diantaranya :

    1. Metode Jendrasik- Grof

    Prinsip : Bilirubin bereaksi dengan DSA ( diazotized sulphanilic acid)

    dan membentuk senyawa azo yang berwarna merah. Daya serap warna

    dari senyawa ini dapat langsung dilakukan terhadap sampel bilirubin

    pada panjang gelombang 546 nm. Bilirubin glukuronida yang larut dalam

    air dapat langsung bereaksi dengan DSA, namun bilirubin yang terdapat

    di albumin yaitu bilirubin terkonjugasi hanya dapat bereaksi jika ada

    akselerator. Bilirubin direk + bilirubin indirek= Total bilirubin

    2. Colorimetric Test - Dichloroaniline (DCA)

    Prinsip :Total bilirubin direaksikan dengan dichloroanilin terdiazotisasi

    membentuk senyawa azo yang berwarna merah dalam larutan asam,

    campuran khusus (detergen enables ) sangat sesuai untuk menentukan

    bilirubin membentuk Azobilirubin dalamtotal. Reaksi : Bilirubin + ion

    diazonium suasana asam (Dialine Diagnostik )

    Bilirubin direk diukur dalam bentuk zt azo berwarna merah pada

    Hh 546 dengan menggunakan metode Schellong dan Wende. Metode ini

    dibuat berdasarkan defenisi dari bilirubin direk yaitu sebagai jumlah

  • 7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin

    13/32

    bilirubin yang dapat ditentukan sesudah bereaksi selama 5 menit dengan

    tanpa penambahan akselerator. Pada kondisi ini, bilirubin bebas (indirek)

    bereaksi sangat lambat. Bilirubin indirek adalah bilirubin total dikurangi

    dengan bilirubin direk.

    Nilai normal

    Bilirubin total :0,3-1,0 mg/dl pada orang dewasa

    Bilirubin Direk : 0,25 mg/dl pada orang dewasa

    PENINGKATAN KADAR

    Bilirubin direk dan total : menunjukkan adanya gangguan pada hati

    (kerusakan sel hati) atau saluran empedu (batu atau tumor). Bilirubin

    terkonjugasi tidak dapat keluar dari empedu menuju usus sehingga akan

    masuk kembali dan terabsorbsi ke dalam aliran darah. Sehingga masalah

    klinis yang muncul pada bilirubin direk dan total adalah ikterik

    obstruktif karena batu atau neoplasma, hepatitis, sirosis hati,

    mononucleosis infeksiosa, metastasis (kanker) hati, penyakit Wilson.

    Pengaruh obat : antibiotik (amfoterisin B, klindamisin, eritromisin,

    gentamisin, linkomisin, oksasilin, tetrasiklin), sulfonamide, obat

    antituberkulosis ( asam para-aminosalisilat, isoniazid), alopurinol,

    diuretic (asetazolamid, asam etakrinat), mitramisin, dekstran, diazepam

    (valium), barbiturate, narkotik (kodein, morfin, meperidin), flurazepam,

    indometasin, metotreksat, metildopa, papaverin, prokainamid, steroid,

    kontrasepsi oral, tolbutamid, vitamin A, C, K.

    PENURUNAN KADAR : anemia defisiensi besi. Pengaruh obat :

    barbiturate, salisilat (aspirin), penisilin, kafein dalam dosis tinggi.

    http://www.masriswanto.com/2010/02/penyakit-liver.htmlhttp://www.masriswanto.com/2010/02/penyakit-liver.html
  • 7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin

    14/32

    B. Metabolisme dan Tinjauan Klinis KalsiumKalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam

    tubuh, yaitu 1,5-2% dari berat badan orang dewasa. Di dalam tubuh manusia

    terdapat kurang lebih 1 kg kalsium (Granner, 2003). Dari jumlah ini, 99%

    berada di dalam jaringan keras, yaitu tulang dan gigi terutama dalam bentuk

    hidroksiapatit {(3Ca3(PO4)2.Ca(OH)2}. Kalsium tulang berada dalam

    keadaan seimbang dengan kalsium plasma pada konsenterasi kurang lebih

    2,25-2,60 mmol/l (9-10,4 mg/100ml). Densitas tulang berbeda menurut umur,

    meningkat pada bagian pertama kehidupan dan menurun secara berangsursetelah dewasa. Selebihnya kalsium tersebar luas didalam tubuh. Di dalam

    cairan ekstraselular dan intraselular kalsium memegang peranan penting

    dalam mengatur fungsi sel, seperti untuk transmisi saraf, kontraksi otot,

    penggumpalan darah dan menjaga permebilitas membran sel. Kalsium juga

    mengatur pekerjaan hormon-hormon dan faktor pertumbuhan.

    Usaha mempertahankan kadar kalsium darah dalam keadaan

    normal tergantung pada keseimbangan antara makanan dan pengeluaran

    kalsium dari aliran darah. Sumber kalsium dari aliran aliran darah adalah

    dengan diet yang mengandung garam kalsium. Kalsium diabsorbsi dari

    saluran cerna dan pengeluaran kalsium terjadi melalui saluran cerna, ginjal,

    dan tulang. Absorbsi kalsium terutama terjadi didalam usus halus yang

    ditingkatkan oleh kerja hirmon paratiroid yang sinergis serta metabolit aktif

    dari vitamin D.

    Fungsi Kalsium:

    Untuk pembekuan darah

    Transmisi impuls neuromuskuler

    Keseimbangan asam-basa

    Permeabilitas membran sel

    Memberikan rigiditas dan kekuatan mekanik tulang

  • 7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin

    15/32

    B.1. Metabolime Kalsium

    Metabolisme kalsium diatur oleh tiga hormone utama yaitu dua

    hormone polipeptida yaitu paratiroid dan kalsitonin dan satu hormone sterol

    yaitu 1,25 dihidrokolekalsiferol.

  • 7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin

    16/32

    Pada keadaan normal hormone paratiroid mempertahankan kadar

    kalsium plasma agar tidak terjadi hipokalsemi. Dalam metabolisme kalsium

    hormone paratiroid bekerja secara langsung dengan 2 alat yaitu tulang dan

    ginjal. Dan tidak langsung dengan usus halus melalui metabolisme vitamin D.

    Pada tulang, hormone paratiroid meningkatkan resorbsi kalsium dan fosfat

    dengan mengaktifkan sel osteoklas. Pada ginjal, hormone paratiroid melalui 2

    jalur yaitu:

    a). Reabsorbsi kalsium. Hormon paratiroid meningkatkan reabsorsi

    kalsium dan menurunkan resorbsi fosfat. Reabsorbsi kalsium di ginjal terjadi

    60% di tubulus proksimal, 25% ansa henle sisanya pada tubulus distal.

    b). Merangsang kerja enzim 1a-dihidroksilase di ginjal sehingga

    meningkatkan perubahan 25 hidroksikolekalsiferol menjadi 1,25

    dihidroksikolekalsiferol. Kalsitonin adalah suatu peptide yang bekerja

    menghambat osteoklas sehingga resorbsi tulang tidak terjadi. Dihasilkan oleh

    sel C parafolokuler kelenjar tiroid dan disekresi akibat adanya perubahan

    kadar kalsium plasma.

    Dalam keadaan normal sebanyak 30-50% kalsium yang dikonsumsi

    diabsorpsi tubuh. Kemampuan absorpsi lebih tinggi pada masa pertumbuhan,

    dan menurun pada proses menua. Kemampuan absorpsi pada laki-laki lebih

    tinggi dari pada perempuan pada semua golongan usia. Absorpsi kalsium

  • 7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin

    17/32

    terutama terjadi di bagian atas usus halus yaitu duodenum. Kalsium

    membutuhkan pH 6 agar dapat berada dalam keadaan terlarut. Absorpsi

    kalsium terutama dilakukan secara aktif dengan menggunakan alat angkut

    protein-pengikat kalsium. Absorbsi pasif terjadi pada permukaan saluran

    cerna. Banyak faktor yang mempengaruhi absorpsi kalsium. Kalsium hanya

    bisa diabsorpsi bila terdapat dalam bentuk larut-air dan tidak mengendap

    karena unsur makanan lain seperti oksalat. Kalsium yang tidak diabsorpsi

    dikeluarkan melalui feses. Jumlah kalsium yang diekskresi melalui urin

    mencerminkan jumlah kalsium yang diabsorpsi.

    Dalam kondisi normal, usus hanya mengabsorpsi kalsium sebesar

    30-40% dari total intakekalsium. Kalsium banyak diserap di bagian

    duodenum dan jejunum, walaupun di ileum dan colontetap terjadi penyerapan

    kalsium. Absorpsi kalsium selesai dalam waktu 4 jam setelah

    intake.Mekanisme penyerapan kalsium terjadi secara pasif dari lumen usus ke

    dalam sel. Setelah didalam sel, kalsium harus dipompa secara aktif keluar

    melewati membran basolateral danmembutuhkan energi. Setelah itu juga

    terjadi proses simultaneous secretory flux kalsium, sehingga ada sebagian

    kalsium yang tadinya sudah diabsorpsi oleh lumen usus kembali

    keluar.Proses ini terjadi secara pasif. Jumlah kalsium yang diabsorpsi oleh

    usus meningkat sesuai dengan proposi intake kalsium

    Ekskresi kalsium terutama dari ginjal, ginjal menyaring kalsium

    sebanyak 9000mg per haridalam keadaan GFR normal (150L/hari). Tetapi

    sekitar 97-98% yang tersaring akan kembali direabsorpsi, sehinggal total

    yang diekskresi sekitar 200mg per harinya.Sepanjang tubulus proksimal, akan

    terjadi reabsorpsi dari kalsium sekitar 60% dari jumlahkalsium yang

    tersaring. Mekanisme reabsorpsi kalsium sendiri dominan berlangsung secara

    pasif.Hormon PTH sendiri tidak memiliki pengaruh di tubulus proksimal.

    Lalu sepanjang lengkung Henleascending, terjadi penyerapan kalsium

    sebanyak 30%, proses reabsorpsi dominan berlangsungsecara pasif, tetapi

    proses aktif juga terjadi. Dalam tubulus distal terjadi penyerapan sebesar

    8%.Mekanisme reabsorpsi disini berlangsung dengan cara bertukarnya 1

  • 7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin

    18/32

    Ca2+ dengan 3 Na+, sehinggalproses disini banyak dipengaruhi oleh Na.

    PTH juga memiliki peranan di segmen ini.

    Dalam metabolisme kalsium, hormon PTH dan Kalsitonin bekerja secara

    berlawanan. Seperti pada bagan dibawah ini :

    B.2. Tinjauan Klinis Kalsium

    Dalam tubuh kita, Kalsium dan Fosfat membentuk ikatan kompleks

    sehingga keduanya dalam keadaan seimbang (misal, rasio Ca:P=1:1). Jika

    salah satu ada yang berubah, akan ada mekanisme untuk membuat seimbang

    kembali.

    Misalnya pada hipokalsemia, kadar kalsium turun sehingga rasio Ca:P juga

    turun (misal 0,5:1). Mekanisme homeostasis pun terjadi. Glandula Parathyroid

    pun mensekresi PTH dan ginjal akan mensintesis vitamin D (calcitriol).

    Mekanisme untuk menaikkan kadar kalsium dalam darah pun terjadi. Di

    tulang terjadi pelepasan kalsium dan fosfat, di usus akan terjadi peningkatan

  • 7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin

    19/32

    absorbsi kalsium dan fosfat. Hasil akhirnya, terjadi peningkatan kadar kalsium

    dan Fosfat serum (rasio 1:1,5). Nah, ternyata mekanisme tersebut masih belum

    bisa menyeimbangkan kembali. Keadaan hiperfosfatemia ini diatasi oleh

    tubuh dengan peningkatan ekskresi phosphat melalui urin. Rasio kalsium dan

    phosphat pun kembali seimbang.

    C. Metabolisme dan Tinjauan Klinis FosforFosfor ialah zat yang dapat berpendar karena mengalami

    fosforesens (pendaran yang terjadi walaupun sumber pengeksitasinya telah

    disingkirkan). Fosfor berupa berbagai jenis senyawa logam transisi atau

    senyawa tanah langka seperti zink sulfida (ZnS) yang ditambah tembaga atau

    perak, dan zink silikat (Zn2SiO4)yang dicampur dengan mangan. Kegunaan

    fosfor yang paling umum ialah pada ragaan tabung sinar katode (CRT) dan

    lampu pendar, sementara fosfor dapat ditemukan pula pada berbagai jenis

    mainan yang dapat berpendar dalam gelap (glow in the dark). Fosfor pada

    tabung sinar katode mulai dibakukan pada sekitar Perang Dunia II dan diberi

    lambang huruf "P" yang diikuti dengan sebuah angka.

    Fosfor merupakan zat penting dari semua jaringan tubuh. Fosfor

    penting untuk fungsi otot dan sel-sel darah merah, pembentukan adenosine

    trifosfat (ATP) dan 2,3-difosfogliserat (DPG), dan pemeliharaan

    keseimbangan asam-basa, juga untuk sistem saraf dan perantara metabolisme

    karbohidrat, protein, dan lemak. Kadar normal serum fosfor berkisar 2,5 dan

    4,5 mg/dl dan dapat setinggi 6 mg/dl pada bayi dan anak-anak. Fosfor

    merupakan anion utama dalam cairan intraseluler. Sekitar 85% fosfor terletak

    dalam tulang dan gigi, 14% dalam jaringan lunak, dan kurang dari 1% dalam

    cairan ekstraseluler.

    Fosfor adalah anion utama dari cairan intraseliler (CIS). Kira-kira

    85% fosfor tubuh terdapat didalam tulang dan gigi, 14% adalah jaringan

    lunak, dan kurang dari 1% dalam cairan ekstraseluler (CES). Karena

    simpanan intraseluler besar, pada kondisi alkut tertentu, fosfor dapat bergerak

    ke dalam atau ke luar sel, menyebabkan perubahan dramatik pada fosfor

  • 7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin

    20/32

    plasma. Secara kronis, peningkatan subtansial atau penurunan dapat terjadi

    dalam kadar fosfor intraseluler tanpa perubahan kadar bermakna. Jadi, kadar

    fosfor plasma tidak selalu menunjukan kadar intraselular. Meskipun

    kebanyakan laboratorium dan laporan elemen fosfor, hampir semua fosfor

    yang ada dalam tubuh berbentuk fosfat (PO43-) dan istilah fosfor dan fosfat

    sering digunakan secara bertukaran.

    Fosfor adalah senyawa penting dari semua jaringan tubuh yang

    mempunyai variasi luas dalam fungsi vital, termasuk pembentukan subtansi

    penyimpangan energi ( misal, adenosintrifosfat (ATP)), pembentukan sel

    darah merah 2,3 difosfogliserat (DPG), yang memudahkan pengiriman

    oksigen ke jaringan-jaringan, metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak,

    dan pemeliharaan keseimbangan asam basa. Selain itu, fosfor adalah penting

    untuk saraf normal dan fungsi otot dan memberi strultur penyokong untuktulang dan gigi. Kadar PO43- plasma bervariasi sesuai usia, dengan

    pengecualiaan sedikit peningkatan pada PO43- wanita setelah menopause.

    Makanan yang mengandung glikosa, insulin atau gula menyebabkan

    penurunan sementara pada PO43- karena perpindahan PO43- serum ke

    dalam sel-sel.

  • 7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin

    21/32

    C.1. Metabolisme Fosfor

    Fosfor dapat diabsorpsi secara efisiensi sebagai fosfor bebas di dalam usus

    setalah dihidrolosis dan dilepas dari makanan. Bayi dapat menyerap 85-90%

    fosfor berasal dari air susu ibu (ASI). Sebanyak 65-70% fosfor berasal dari

    susu sapi dan 50-70% fosfor berasal dari susunan makanan normal dapat

    diabsorpsi oleh anak-anak dan orang dewasa. Bila konsumsi fosfor rendah,

    taraf absorpsi dapat mencapai 90% dari konsumsi fosfor.

    Fosfor dihidrolisis dari makanan oleh enzim alkali fosfatase di dalam mukosausus halus dan diabsorpsi secara aktif dan difusi pasif. Absorpsi aktif dibantu

    oleh bentuk aktif vitamin D

    C.2. Tinjauan Klinis Fosfor

    Kecukupan fosfor rata-rata sehari untuk Indonesia ditetapkan sebagai berikut

    (Widyakarya Pangan dan Gizi LIPI 1993):

    Bayi : 200-250 mg

    Anak-anak : 250-400 mg

    Remaja dan dewasa : 400-500 mg

    Ibu hamil dan menyusui : +200+300 mg

    Akibat Kekurangan Fosfor

    Jarang terjadi kekurangan. Kekurangan bisa terjadi bila menggunakan obat

    antasida (untuk menetralkan asam lambung). Kekurangan fosfor

    menyebabkan kerusakan tulang/ Mineralisasi tulang terganggu, pertumbuhan

    terhambat, rakhitis, osteomalasia. Gejalanya adalah rasa lelah, kurang nafsu

    makan dan kerusakan tulang.

  • 7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin

    22/32

    Akibat Kelebihan Fosfor

    Kelebihan P Jarang terjadi. Penggunaan fosfor oleh tubuh salah satunya

    ditentukan oleh rasio antara kalsium dan fosfor, yang idealnya bagi remaja

    dan orang dewasa adalah 1:1 kelebihan fosfor terjadi bila rasio kalsium fosfor

    lebih kecil dari atau 1:2 kelebihan fosfor dapat mengganggu penyerapan

    mineral seperti tembaga dan seng serta dapat pula memicu timbulnya

    hypocalcemia. Bila kadar P darah terlalu tinggi, ion fosfat akan mengikat

    kalsium sehingga menimbulkan kejang.

    D. Metabolisme dan Tinjauan Klinis BesiDi dalam tubuh, fungsi utama zat besi adalah dalam produksi komponen pembawa

    oksigen yaitu hemoglobin dan mioglobin. Hemoglobin terdapat didalam sel

    darah merah dan merupakan protein yang berikatan dengan zat besiberfungsi untuk

    mengangkut oksigen ke berbagai jaringan-jaringan tubuhsedangkan mioglobin

    terdapat di dalam sel-sel otot dan berfungsi untuk menyimpan dan

    mendistribusikan oksigen ke dalam sel-sel otot (Hoffbrand, Pettit,Moss 2001).

    Zat besi sebagai bagian dari molekul hemoglobin yang mengangkut oksigen dari

    paru-paru ke sel-sel yang membutuhkannya untuk metabolisme

    glukosa,lemak, dan protein menjadi energi (ATP). Zat besi juga merupakan

    bagian dari sistem enzim (sitokrom peroksidase, xanthin oksidase, suksinat

    dehidrogenase,katalase dan peroksidase) dan mioglobin, yaitu molekul yang mirip

    hemoglobinyang terdapat di dalam sel-sel otot (Garrow & James 1993).

    Mioglobin akan berikatan dengan oksigen dan mengangkutnya melalui darahke sel-sel otot.Mioglobin yang berikatan dengan oksigen inilah yang menyebabkan

    daging dan otot-otot menjadi berwarna merah (Anonim 2004) berikatan dengan

    oksigen dan mengangkutnya melalui darah ke sel-sel otot.Mioglobin yang

    berikatan dengan oksigen inilah yang menyebabkan daging danotot-otot menjadi berwarna

    merah (Anonim 2004).

  • 7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin

    23/32

    D.1. Metabolisme Besi (Fe) Dalam Tubuh

    Zat besi dalam tubuh terdiri dari dua bagian, yaitu fungsional

    dan Reserve (simpanan). Zat besi fungsional sebagian besar dalam

    bentuk hemoglobin (Hb),sebagian kecil dalam bentuk myoglobin, dan

    jumlah yang sangat kecil tetapi vitaladalah hem enzim dan non hem enzim. Zat besi

    yang ada dalam bentuk reserve tidak mempunyai fungsi fisiologi namun sebagai

    buffer yaitu menyediakan zat besi jika dibutuhkan untuk kompartmen fungsional.

    Untuk mengatur masuknya besi dalam tubuh maka tubuh memiliki

    suatu cara yang amat tepat guna. Besi pada makanan dilepaskan ikatannya

    karenapengaruh asam lambung dan direduksi dari bentuk feri menjadi fero yang

    siapdiserap di duodenum. Besi hanya dapat masuk ke dalam mukosa usus apabila

    ia dapat bersenyawa dengan apoferitin. Jumlah apoferitin yang ada dalam

    mukosa usus bergantung pada kadar besi tubuh. Bila besi dalam tubuh sudah

    cukup maka semua apoferitin yang ada dalam mukosa usus terikat dengan Fe

    ++ menjadi feritin. Dengan demikian tidak ada lagi apoferitin yang bebas

    sehingga tidak ada besi yang dapat masuk ke dalam mukosa Besi yang ada

    dalam mukosa usus hanya dapat masuk ke dalam darah bila ia dapat berikatan

    dengan G-globulin yang ada dalam plasma. Gabungan Fe dengan B-globulin

    disebut feritin. Apabila semua G-globulin dalam plasma sudah terikat Fe"

    (menjadi feritin) maka Fe'' yang terdapat dalam mukosa usus tidak dapat

    masuk ke dalam plasma dan turut lepas ke dalam lumen usus saat sel mukosa

    usus lepas dan diganti dengan sel baru. Hanya Fe++ yang terdapat dalam

    transferin dapat digunakan dalam eritropoesis, karena sel "eritroblas" dalamsumsum tulang hanya memiliki "reseptor" untuk feritin. Kelebihan besi yang

    tidak digunakan disimpan dalam stroma sumsum tulang sebagai feritin. Besi

    yang terikat pada B-globulin (feritin) selain berasal dari mukosa usus juga

    berasal dari limpa, tempat eritrosit yang sudah tua (berumur 120 hari)

    dihancurkan sehingga besinya masuk ke dalam jaringan limpa untuk

    kemudian terikat pada B-globulin (menjadi transferin) dan kemudian ikut

  • 7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin

    24/32

    aliran darah ke sumsum tulang untuk digunakan eritroblas membentuk

    hemoglobin.

    Transport besi

    Transferin adalah protein utama pengangkut besi, suatu beta globulin

    dan disintesis di hepar.Tiap-tiap molekul transferin dapat mengikat dua

    molekul besi dalam bentuk ferri. Transferin akan membawa besi ke sum-sum

    tulang atau ke organ lain apabila sum-sum tulang mengalami kerusakan atau

    kelebihan jumlah besi yang siap disimpan dalam sum-sum tulang. Pada saat

    tidak ada transferin, protein lain akan mengikat besi tetapi membawa besi ke

    organ lain seperti hepar, limpa, pancreas dan sedikit ke sum-sum

    tulang.Transferin mempunyai reseptor spesifik pada besi maupun ke sel RE

    dan normoblast yang baru berkembang. Sekali berikatan dengan membrane sel

    transferin akan berubah bentuk dan mengeluarkan besi, kemudian akan

    kembali lagi ke sirkulasi portal untuk mengikat besi lagi.

    Penyerapan besi

    Ada beberapa faktor penting yang menentukan jumlah besi yang

    diserap dari makanan, yaitu total kandungan besi dalam makanan, kontrol

    absorbsi besi oleh sel mukosa usus, bioavailabilitas besi dalam makanan,

    adanya bahan penghambat atau pemacu absorpsi dalam makanan, jumlah cadangan

    besi dalam tubuh, kecepatan eritropoiesi.

    Ada perbedaan mekanisme penyerapan besi antara besi hem dan besi

    non heme. Besi hem akan diambil langsung oleh reseptor spesifik dari

    membrane mukosa dan langsung melewati sitoplasma dalam keadaan tidak

    diubah, cincin porfirin akan terbuka dan besi dikeluarkan. Meskipun bentuk

    ini hanya 10% dalam makanan tetapi lebih dari 25 % besi yang ada tersebut

    dapat diserap oleh usus. Besi non-heme sangat tidak larut dan berbentuk ion

    ferri. Untuk bisa diabsorbsi harus direduksi dulu oleh ferrireduktase menjadi

    ferro (Fe2+) dan akan berikatan dengan reseptor membrane mukosa usus

    dudodenum dan akan melintasi sel mukosa duodenum masuk ke plasma dan

    diikat oleh apotransferin. Besi non-hem hanya bisa diserap oleh mukosa usus

  • 7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin

    25/32

    dudodenum kira-kira 1-2 %. Pengambilan besi non heme oleh sel mukosa usus

    dapat dipengaruhi oleh beberapa hal baik yang meningkatkan maupun yang

    menurunkan penyerapan itu sendiri. Faktor yang meningkatkan penyerapan

    besi non heme antara lain : (1) vitamin C dan asam lambung (membantu

    meningkatkan produksi besi ferro) dan (2) adanya daging dalam makanan,

    meskipun kandungan besinya adalah non heme. Sedangkan factor-faktor yang

    dapat menurunkan penyerapan besi non heme oleh sel mukosa usus antara lain

    (1) Calsium dalam makanan, dapat menghambat absorbsi besi heme maupun

    non heme (2) fosfat dan phytat dapat mencegah pengurangan besi ferri

    menjadi ferro (3) antacid dan hipoklorid mengurangi jumlah besi ferro dalam

    makanan (4) tannin (suatu polifenol) dapat menghambat penyerapan besi non

    heme.

    Penyerapan besi di usus halus terutama berlangsung melalui mukosa

    usus halus.Penyerapan maksimum terjadi di duodenum dan jejunum proksimal

    karena adanya pHoptimal. Secara umum pH asam atau rendah mendorong

    bentuk fero danmeningkatkan penyerapan besi, sedangkan pH netral atau basa

    meningkatkan bentuk feri dan menurunkan penyerapan besi, sehingga makin ke

    arah distal usus penyerapannya makin sedikit.

    D.2. Tinjauan Klinis Pemeriksaan Status Besi

    Zat besi terdapat sebanyak 55 mg/kg berat badan untuk laki-laki

    dewasa dan45 mg/kg berat badan untuk wanita dewasa. Secara normal sekitar 60%-

    70% zatbesi tubuh terdapat pada hemoglobin yang bersirkulasi dalam

    eritrosit (Koury &Ponka 2004).

    Kekurangan (defisiensi) zat besi dapat terjadi karena makanan yang

    dikonsumsi tidak cukup mengandung zat besi, adanya gangguan pencernaan yangtidak

    dapat mengabsorpsi zat-zat gizi tersebut dengan baik maka dalam jangkapanjang akan

    terjadi anemia, karena pembentukan sel-sel darah merah dan fungsi-fungsi lain

    dalam tubuh terganggu (Lee & Niemen 1993). Pada remaja putri

    selainkarena kurangnya asupan zat besi melalui makanan, anemia juga

    disebabkankarena banyaknya zat besi yang hilang pada saat menstruasi (NACC 2009).

  • 7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin

    26/32

    Tidak ada pemeriksaan tunggal untuk pemeriksaan defisiensi besi

    denganatau tanpa anemia. Baku emas pemeriksaan defisiensi besi adalah tes langsung

    biopsisumsum tulang dengan pengecatan Prussian blue. Tapi tes ini terlalu

    invansif untuk diker jakan rutin, sehingga dipi lih tes indi rek

    (pemeriksaan darah lengkap dan biokimia darah). Pemeriksaan darah

    lebih mudah tersedia dan murah dibandingkan pemeriksaan biokimia.

    Sementara itu pemeriksaan biokimia berguna menegakkan diagnosis

    anemia pada saat sebelum anemia timbul.Tiap pemeriksaan

    memilikikarakteristik yang berbeda. Mengingat pentingnya peran

    diagnosis dengan akurasiyang baik dengan setting setempat

    d a l am pen ge nal a n de f i s i en si be s i un tu k memberikan terapi di

    klinik dan dalam menyusun strategi pencegahan defisiensi besidi lapangan, maka

    cara diagnosis yang tepat dalam usaha penanggulangan defisiensi besi di

    klinik dan di masyarakat sangat perlu dikerjakan.

    1. Pemeriksaan Er i t ros i ta

    a. H e m o g l o b i nMenurut WHOkons entrasi Hb normal adalah 11 g/dl untuk bayi

    sampai umur 6 tahun, 12 g/dluntuk bayi sampai umur 6 tahun,

    12 g/ dl un tuk an ak 6 tah un sam pai 1 4tahun. Hb

    merupakan petanda lambat untuk mendeteksi defisiensi besi

    karena perubahan lanjut nilai Hb timbul sesudah terjadi defisiensi

    besi dansensifitasnya rendah karena anemia dengan defisiensi besi

    biasanya ringan.

    b. Hematokrit (Ht)

    Dalam keadaan defisiensi besi, nilai Ht akan menurun setelah

    formasi Hbterganggu. Pada awal defisiensi besi, konsentrasi Hb

    yang sedikit menurunakan menunjukk an nilai Ht yang

    norma l . Hanya pada keadaan anemiade f i s i s i ens i

    b e s i b e r a t y a n g a k a n m e n u r u n k a n n i l a i H t .

  • 7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin

    27/32

    P e m e r i k s a a n hematokrit memiliki sensitivitas dan spesifitas

    yang rendah untuk mendeteksi defisiensi besi.

    c . I n d e k s e r i t r o s i t

    Pemeriksaan indeks eritrosit dihitung dari hasil pemeriksaan

    hemoglobin,hematokrit, dan juga dapat digunakan sebagai

    pemeriksaan lanjut untuk mengetahui jenis anemia. Nilai Mean

    Corpuscular Volume (MCV) adalah pemeriksaan yang cukup

    akurat dan merupakan parameter sensitif terhadap perubahan

    eritrosit

    d . R e t i k u l o s i t

    Retikulosit adalah eritrosit imatur yang berada dalam aliran

    darah dan jumlahnya akan berkurang pada keadaan defisiensi

    besi. Pemeriksaan kadar re ti ku lo si t da pa t me mb an tu

    membedakan anemia yang

    hipoproduks ti f ( p e n u r u n a n p r o d u k s i e r i t r o s i t )

    d a r i p r o s e s d e s t r u k s i ( p e n i n g k a t a n penghancuran

    eritrosit). Jumlah retikulosit yang rendah

    menunjukkangangguan pada sumsum tu lang ,

    s e d a n g k a n j u m l a h ya n g m e n i n g k a t menunjukkan suatu

    proses hemolitik atau kehilangan darah yang aktif.

    e. Indeks Red Blood Cell Distribution Width (RDW)

    Indeks RDW dapat menunjukkan variabilitas bentuk eritrosit

    (anisositosis)yang juga merupakan menifestasi awal terjadinya defisiensi besi.

    Indeks RDW(MCV/RBC x RBW) dengan hasil >220 merupakan

    indikasi untuk anemiadefisiensi besi dan bila indeks < 220

    merupakan indikasi untuk talasemia traitdengan spesifitas 92%.

  • 7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin

    28/32

    f . I n d e k s M e n t z e r

    Klinisi sering dihadapkan dengan kasus anemia mikrositik pada

    populasidimana prevalensi talasemia yang tinggi. Indeks Mentzer

    dapat membantu membedakan defisiensi besi dengan

    talasemia dimana pemeriksaan inimerupakan hasil

    perhitungan MCV/RBC. Jika perhitungan nilai

    indeksMentzer >13 mengindikasikan adanya anemia defisiensi besi,

    sedangkan nilai< 13 merupakan indikasi untuk talasemia minor dengan

    spesifisitas 82%.

    g. Hemoglobin Content of Reticulocytes(CHr)

    CHr merupakan konsentras i bes i yang mengandung

    protein dalamr etikulosit dan diukur dengan

    menggunakan flow cytometer . C H r j u g a merupakan

    indikator awal terhadap defisiensi besi pada subyek sehat yang

    diberikan human erythropoitein

    II. Pemeriksaan Biokimia

    a. S e r u m f e r r i t i n

    Ferritin adalah cadangan besi yang nilainya berkurang selama

    defisiensi besi sebelum nilai serum iron dantotal iron binding

    capacity berubah. Anemia defisiensi besi dengan gambaran anemia

    mikrositik hipokrom, akanmenunjukkan serum ferritin yang sangat

    rendah dan menurunnya cadangan besi. Konsentrasi serum ferritin

    yang rendah merupakan karakteristik hanyadijumpai pada keadaan

    defisiensi besi.

    b. Serum iron

    Konsentrasi serum iron akan menurun bila cadangan besi berkurang,

    tetapitidak menggambarkan keadaan cadangan besi yang

    akurat karena adanyafaktor tambahan seperti absorbsi besi dari

  • 7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin

    29/32

    makanan, infeksi, inflamasi, danvariasi diurnal dimana nilainya

    lebih tinggi pada siang hari.

    c. Total iron-binding capacity (TIBC)

    Pada saat defisiensi besi, terjadi deplesi cadangan besi

    diikuti dengan menurunnya serum iron dan peningkatan kadar

    TIBC. Hampir semua besi dalam serum berikatan dengan protein,

    yaitu transferrin sehingga TIBC secara tidak langsung juga

    menunjukkan kadar transferrin yang akan meningkat bila

    konsentrasi dan cadangan besi dalamserum.

    d. Pemeriksaan Sa turas i Trans fe rr in

    Hasil pemeriksaan saturasi transferrin menunjukkan jumlah iron-

    bindingsites dan besi yang dibawa cadangan besi dengan

    menghitung perbandinganantara konsentrasi serum iron dengan

    TIBC yang dinyatakan dalam persen Pemer iksaan Sa tu ra s i

    Transferr. Nilai saturasi transferrin yang rendah menunjukkan

    rendahnya kadar serum iron relat ive terhadap jumlah iron-

    binding sites, yang juga menandakanrendahnya cadangan

    besi.

    e. Serum transferrin receptor (sTfR)

    Serum transferrin receptor merupakan protein transmembran

    dengan duarantai polipeptida. Besi dibawa ke

    eritroblas melalui interaksi antaratransferrim plasma

    dengan permukaan sel reseptor transferrin. Ketika

    terjadidefisiensi besi maka terjadi peningkatan jumlah

    trans fe rr in recep tor .

    f . Z inc pro toporf i r in (ZPP)

    Pada saat anemia defisiensi ditemukan kadar hemoglobin yang

    berkurang da n m enu n j uk ka n ad an ya de p l e s i be s i .

  • 7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin

    30/32

    K e k u r a n g a n b e s i p a d a m a s a eritropoesis diperlukan

    pemeriksaan ZPP yang konsentrasinya akan meningkat karena seng akan

    menggantikan posisi besi dalam proses pembentukan heme.

    g . H e p c i d i n

    Produksinya menurun saat terjadi defisiensi besimeningkat selama

    peradangan dan kelebihan besi. Untuk memprediksi levelhepcidin,

    Kemma dkk mengembangkan algoritma [transferrin saturation (%)

    sTfR (mg/l) + CRP (mg/l)=hepcidin]

    III. Pemeriksaan Sumsum Tulang

    Pemeriksaan besi sumsum tulang merupakan gold standard dari

    pemeriksaanstatus besi dengan pengecatan Prussian Blue.

    Dari pemeriksaan Bone Marrow Puncture yang perlu dilihat adalah

    cadangan Fe, dimana pada penderita defisiensi besi cadangan Fe nya

    negatif.

  • 7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin

    31/32

    BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan Metabolisme bilirubin meliputi sintesis, transportasi, intake dan

    konjugasi serta ekskresi. Tinjauan klinis bilirubin meliputi Metode

    Jendrasik- Grof dan Colorimetric Test - Dichloroaniline (DCA) .

    Metabolisme kalsium diatur oleh tiga hormone utama yaitu dua

    hormone polipeptida yaitu paratiroid dan kalsitonin dan satu

    hormone sterol yaitu 1,25 dihidrokolekalsiferol.

    Metabolisme besi meliputi fase luminal, fase mukosal, dan fase

    korporeal. Tinjauan klinisnya meliputi pemeriksaan eritrosit,

    pemeriksaan biokimia dan pemeriksaan sumsum tulang.

    Fosfor merupakan zat penting dari semua jaringan tubuh. Fosfor

    penting untuk fungsi otot dan sel-sel darah merah, pembentukan

    adenosine trifosfat (ATP) dan 2,3-difosfogliserat (DPG), dan

    pemeliharaan keseimbangan asam-basa, juga untuk sistem saraf

    dan perantara metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak.

    kelebihan fosfor dapat mengganggu penyerapan mineral seperti

    tembaga dan seng serta dapat pula memicu timbulnya

    hypocalcemia.

  • 7/30/2019 Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Bilirubin

    32/32

    DAFTAR PUSTAKA

    Sudoyo, A.W. Dkk ; 2007 ; Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I ed.IV Pusat

    Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas

    Indonesia ; Jakarta

    Baron . D. N ; 1981 ; kapita selekta patologi klinik; penerbit buku kedokteran (EGC)

    ; Jakarta

    Sacher A. Ronald dan Richard A. McPherson ; 2004; tinjauan klinis hasil

    pemeriksaan laboratorium ; penerbit buku Kedokteran (EGC) ; Jakarta

    Yayan A. Israr; 2010;Metabolisme bilirubin pdF diakses tanggal 20 maret 2011

    Helvi Mardiani; 2004; Metabolisme HEME ;Digital Library;.Universitas Sumatera

    Utara ; Medan pdF diakses tanggal 20 maret 2011

    Riswanto ; 2009 Tes kimia darah laboratorium kesehatan ; diakses tanggal 4 maret

    2011

    Ganong.Review of Medical Physiolgy,21st ed

    Guyton. Textbook of Medical Physiolgy,10th ed

    Hole. Human Anatomy & Physiolgy From Cells to System,5th ed

    http://belibis-a17.com/2010/04/06/sedikit-mengenai-metabolisme-bilirubin/http://belibis-a17.com/2010/04/06/sedikit-mengenai-metabolisme-bilirubin/