bab ii

Upload: darman-putra

Post on 13-Jan-2016

21 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

qefqefef

TRANSCRIPT

BAB IIPERKAWINAN

A. PENGERTIAN PERKAWINANMenurut undang- undang perkawinan Nomor 1 tahun 1974, perkawinan ialah ikatan lahir dan batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga), yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa, (pasal 1). Dalam keputusan perkawinan adalah akad yang menghalalkan pergaulan dan membatasi hak dan kewajiban serta tolong menolong antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang dua-duanya bukan muhrim. Menurut hukum islam, nikah adalah akad yang mengandung kebolehan untuk bersetubuh dengan lafaz atau terjemahan dari kata-kata tersebut.Jadi, maksud pengertian tersebut ialah apabila seorang laki-laki dan seorang perempuan sepakat untuk membentuk suatu rumah tangga, maka hendaknya keduanya melakukan akad nikah terlebih dahulu ( An-nisa; 3 maka nikahilan olehmu perempuan yan baik bagimu....). Akad nikah tersusun daripada sighot ( susunan kata ) yang berisi ijab, yakni penyerahan dari pihak pertama dan qobul, yakni penerimaan dari pihak kedua atas pertalian nikah yang dimaksud. Perkataan dari pihak pertama: Saya nikahkan engkau dengan anak saya bernama........dengan maskawin. Kemudian diterima oleh pihak kedua: Saya terima nikah......dengan maskawin.....tunai/utang.

B. SYAHNYA PERKAWINAN

Perkawinan dianggap sah, jika diselenggarakan ;1. Menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaan.2. Secara tertib menurut hukum Syariah ( bagi yang beragama islam) dan3. Di catat menurut perundang-undangan dengan dihadiri oleh pegawai pencatat nikah. (Pasal 2)4. Untuk orang Tionghoa dari agama apapun, juga untuk orang Indonesia yang beragama kristen, pencatatan dilakukan oleh pegawai pencatat nikah dari kantor catatan sipil setempat sedangkan orang- orang yang beragama islam pencatatan dilakuan oleh pegawai pencatat nikah, talak dan rujuk dari kantor urusan agama.

C. RUKUN DAN SYARAT PERKAWINAN

Rukun dan syarat menentukan suatu perbuatan hukum, terutama yang menyangkut dengan sah atau tidaknya perbuatan tersebut dari segi hukum. Kedua kata tersebut mengandung arti yang sama dalam ha lbahwa keduanya merupakan sesuatu yang harus diadakan. Perkawinan tidak syah bila rukun dan syarat tidak terpenuhi atau lengkap. Keduanya mengandung arti yang berbeda dari segi bahwa rukun adalah sesuatu yang berada didalam hakikat dan merupakan bagian atau unsur yang mengujudkanya, sedangkan syarat adalah sesuatu yang berada di luarnya dan tidak merupakan unsurnya. Syarat itu ada yang berkaitan dengan rukun dalam arti syarat yang berlaku untuk setiap unsur yang menjadi rukun. Ada pula syarat itu berdiri sendiri dalam arti tidak merupakan kriteria dari unsur-unsur rukun.Disamping ketentuan-ketentuan hukum masing-masing agama dan kepercayaan sebagaimana disebutkan di muka, undang-undang perkawinan menentukan syarat-syarat perkawinan, sebagai berikut:1. Perkawinan harus berdasarkan atas persetujuan kedua calon mempelai. Jadi, dalam perkawinan ada kebebasan kehendak dan dihindari adanya unsur paksaan.2. Seorang yang belum mencapai umur 21 tahun harus mendapat izin dari orang tuanya. Sedangkan menyimpang dari umur-umur tersebut , dapat meminta dispensasi dari pengadilan atau pejabat lain yang ditunjuk oleh kedua orang tua pihak pereempuan maupun pihak laki-laki.3. Jika salah satu dari kedua orang tua meninggal dunia atau tidak mampu menyatakan kehendaknya. Izin cukup diperbolehkan dari orang tua yang mampu menyatakan kehendaknya.4. Jika kedua orang tua meninggal dunia atau tidak mampu menyatakan kehendaknya izin diperbolehkan wali orang yang memelihara atau keluarga yang mempunyai hubungan darah dalam garis keturunan lurus keatas selama mereka masih hidup dan dalam keadaan dapat menyatakan kehendaknya.5. Dalam hal terdapat perbedaan pendapat diantara mereka atau jika seorang atau lebih diantara mereka tidak menyatakan pendapatnya. Maka pengadilan dalam daerah hukum tempat tinggal orang yang akan melangsungkan perkawinan atas permintaan orang tersebut dapat memberikan izin setelah lebih dahulu mendengar orang-orang yang disebutkan diatas.6. Hal-hal yang disebutkan dimuka angka 1 sampe 5, berlaku sepanjang hukum masing-masing agama dan kepercayaan tidak menentukan lain.

Rukun- rukun perkawinan yaitu calon mempelai laki-laki, calon mempelai perempuan, wali dari mempelai perempuan yang akan mengakadkan perkawinan, dua orang saksi, ijab yang dilakukan oleh wali dan qubul yang dilakukan oleh suami.UU Perkawinan sama sekali tidak berbicara tentang rukun perkawinan. UU perkawinan hanya membicarakan syarat-syarat perkawinan, yang mana syarat-syarat tersebut lebih banyak berkenaan dengan unsur-unsur atau rukun perkawinan.

D. AKAD NIKAH

Akad nikah adalah perjanjian yang berlangsung antara dua pihak yang melangsungkan perkawinan dalam bentuk ijab dan qobul. Dalam hukum islam sebagaimana terdapat dalam kitab-kitab fiqih akad perkawinan itu bukanlah sekedar perjanjian yang bersifat keperdataan. Ia dinyatakan sebagai perjanjian yang kuat yang disebut dalam al-quran dengan ungkapan mitsaqon gholidho yang mana perjanjian itu bukan hanya disaksikan oleh dua orang saksi yang di tentukan atau orang banyak yang hadir pada waktu berlangsungnya akad perkawinan, tapi juga di saksikan oleh Allah SWT.

E. LAKI- LAKI DAN PEREMPUAN YANG KAWIN

Islam hanya mengkui perkawinan antara laki-laki dan perempuan dan tidak boleh lain dari itu, seperti sama laki-laki atau sama-sama perempuan, karena itu yang tersebut dalam Al-quran. Adapun syarat-syarat yang mesti di penuhi untuk laki-laki dan perempuan yang akan kawin ini adalah sebagai berikut: 1. Keduanya jelas identitasnya dan dapat dibeddakan dengan yang lainya, baik menyangkut nama, jenis kelamin, keberadaan, dan hal lain yang berkenaan dengan dirinya. Adanya syariat peminanganyang terdapat dalam Al-Quran dan Hadist Nabi kiranyamerupakan suatu syarat supaya kedua calon pengantintelah sama-sama tahu mengenal pihak lain, secara baik dan terbuka.2. Keduanya sama-sama beragama islam .3. Antara keduanya tidak terlarang melangsungkan perkawinan4. Kedua belah pihak telah setuju untuk kawin dan setuju pula dengan pihak yang akan mengawininya.5. Keduanya telah mencapai usia yang layak untuk melangsungkan perkawinan.

F. WALI DALAM PERKAWINAN

1. Pengertian waliWali secara umum adalah seseorang yang karena kedudukanya berwenang untuk bertindak terhadap dan atas nama orang lain. Dapatnya dia bertindak terhadap dan atas nama orang lain itu adalah karena orang lain itu memiliki suatu kekurangan pada dirinya yang tidak memungkinkan ia bertindak sendiri secara hukum, baik dalam urusan bertindak atas harta maupun pada dirinya. Dalam perkawinan wali itu adalah seseorang yang bertindak atas nama mempelai perempuan dalam suatu akad nikah. Akad nikah dilakukan oleh dua belah pihak yaitu pihak laki-laki yang dilakukan oleh mempelai laki-laki sendiri dan pihak perempuan yang dilakukan oleh walinya.

2. Kedudukan wali dalam perkawinanKeberadaan seorang wali dalam akad nikah adalah suatu yang mesti dan tidak sah akad perkawinan yang tidak dilakukan oleh wali. Wali itu di tempatkan sebagai rukun dalam perkawinan menurut kesepakatan ulama secara prinsip. Dalam akad perkawinan itu sendiri wali dapat berkedudukan sebagai orang yang dimintai persetujuannya untuk kelangsungan perkawinann tersebut.

3. Orang-orang yang berhak menjadi waliYang berhak menempati keduduki wali itu ada tiga kelompok:a. Wali nasab, yaitu wali berhubungan tali kekeluargaan denagn perempuan yangakan kawin.b. Wali muthiq, yaitu orang yang menjadi wali terhadap perempuan bekas hamba sahaya yang dimerdekakanya.c. Wali hakim, yaitu orang yang menjadi wali dalam kedudukanya sebagai hakim atau penguasa.Dalam menetapkan wali nasab terdapat beda pendapat di kalangan ulama. Beda pendapat ini disebabkan oleh tidak adanya petunjuk yang jelas dari Nabi, sedangkan dalam Al-Quran tidak membicarakan sama sekali siapa-siapa saja yang berhak menjadi wali.Jumhur ulama yang terdiri dari imam sayfiiyah, Hanabilah, Zhahiriyah, dan Syiah Imamiyah membagi wali itu kepada dua kelompok yaitu Pertama, wali dekat, yaitu ayah dan kalau tidak ada ayah pindah ke kakek. Keduanya mempunyai kekuasaan mutlak terhadap anak perempuan yang akan dikawinkannya. Kedua, wali jauh, yaitu wali dalam garis kerabat selain dari ayah dan kakek, juga selain dari anak dan cucu, karena anak menurut ulama jumhur tidak boleh menjadi wali terhadap ibunya segi dia adalah anak, bila anak berkedudukan sebagai wali hakim boleh dia mengawinkan ibunya sebagai wali hakim. Syarat-syarat wali yaitu telah dewasa dan berakal sehat, laki-laki, muslim (seagama), orang merdeka, tidak berada dalam pengampuan, berpikiran baik dan adil4. SaksiAkad pernikahan mesti disaksikan oleh dua orang saksi supaya ada kepastian hukum dan untuk menghindari timbulnya sanggahan dari pihak-pihak yang bertekad di belakang hari. Syarat-syarat saksi yaitu:a. Berjumlah paling sedikit dua orangb. Kedua saksi tersebut seagamac. Kedua saksi orang yang merdekad. Kedua saksi adalah laki-lakie. Kedua saksi bersifat adilf. Kedua saksi dapat mendengar dan melihat.

UU perkawinan tidak menempatkan kehadiran saksi dalam syarat-syarat perkawinan, namun UU Perkawinan menyinggung kehadiran saksi itu dalam pembatalan perkawinan dan dijadikan sebagai salah satu hal yang membolehkan pembatalan perkawinan, sebagaimana terdapat pada pasal 26 Ayat (1).

5. MaharMahar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan mahar itu dengan pemberian wajib berupa uang atau barang dari mempelai laki-laki kepada mempelai perempuan ketika dilangsungkan akad nikah. Hukum mahar tersebut adalah wajib yang ditetapkan dalam Al-Quran An-Nisa:24 dan dalam hadist Nabi.

G. PERKAWINAN YANG DIHARAMKAN

1. Nikah Mutah (perkawinan untuk masa tertentu).2. Nikah Tahlil (menghalalkan orang yang telah melakukan talak tiga untuk segera kembali kepada istrinya dengan nikah lucu).3. Nikah Syighar ( seorang laki-laki mengawinkan anak perempuannya dengan ketentuan laki-laki lain itu mengawinkan pula anak perempuannya kepadanya dan tidak ada di antara keduanya mahar).

H. PERJANJIAN DALAM PERKAWINAN

Perjanjian dalam perkawinan mendapat perjanjian yang luas dalam UU Perkawinan, yang berbunyi:1. Pada waktu atau sebelum perkawinan dilangsungkan, kedua pihak atas persetujuan bersama dapat mengadakan perjanjian tertulis yang disahkan oleh pegawai pencacat perkawinan, setelah mana isinya berlaku juga terdapat pihak ketiga sepanjang pihak ketiga bersangkutan.2. Perjanjian tersebut tidak dapat disahkan bilamana melanggar batas-batas hukum, agama, dan kesusilaan.3. Perjanjian tersebut mulai berlaku sejak perkawinan dilangsungkan4. Selama perkawinan berlangsung perjanjian tersebut tidaj dapat diubah, kecuali bila kedua belah pihak ada persetujuan untuk merubah dan perubahan tidak merugikan pihak ketiga.

I. UPACARA PERKAWINANA ADAT MELAYUSebelum melakukan upacara adat perkawinan/ pernikahan haruslah melalui beberapa tahap kegiatan yang secara umum adalah:1. MERISIKSebelum zaman kemajuan seperti sekarang ini, pergaulan wanita dengan laki-laki tidaklah terbuka satu sama lain. Mereka dibatasi oleh adat budaya melayu yang telah mengatur itu semua dan di dukung oleh masyarakat sezamannya itu. Sehingga dalam mencari jodoh haruslah melalui para orang tua, dan si anak cukup menyampaikan keinginannya kepada kedua orang tua. Jika seorang pemuda merasa tertarik akan seorang gadis, maka ia akan menyampaikannya kepada kedua orang tuanya, dan orang tua tersebut harus mencari tahu akan keadaan si gadis yang dimaksudkan oleh si pemuda. Untuk mencari tahu tentang keadaan si gadis tersebut maka ditunjuklah, seseorang yang dipercaya untuk mencari tahu tentang keadaan si gadis tersebut. Maka si perantara tersebut akan melakukan penyelidikan tentang si gadis tersebut.Kegiatan mencari tahu tentang diri si gadis ini dilakukan tidak dengan terang-terangan untuk mencari jodoh, melainkan secara terselubung, misalnya dengan sindir dan kias yang khusus dimiliki oleh orang yang ditunjuk tersebut, dan kegiatan inilah yang dinamakan dengan merisik. Merisik dapat dilakukan melalui keluarga si gadis (orang tuanya) ataupun melalui para sahabat dan kawa sepermainan dengannya. Khusus untuk melihat dari dekat tentang dirinya dapat dilakukan dengan mengunjungi rumah si gadis dengan maksud bersilaturrahmi.Setelah semua data terkumpul maka disampaikanlah kepada orang tua lelaki yang berhajat tersebut dan orang tuanya pun berunding da putus mufakat bahwa mereka bersetuju untuk menjodohkan anaknya dengan si gadis tersebut. Kegiatan merisik ini juga berlaku bagi keluarga si gadis yang ingin mengetahui pula tentang diri si lelaki maka akan berlaku pula hal sebalikya yang serupa.

2. MEMINANGSetelah pihak lelaki semufakat utuk menjodohkan anak lelaki nya dengan si gadis yang telah disepakati, maka dikirimlah perutusan kerumah si gadis untuk meminang atau melamar si gadis secara resmi. Perwakilan tersebut terdiri dari beberapa orang yang dituakan dan seorang juru bicara. Supaya pihak wanita tidak merasa dikejutkan atas kedatangan ini, maka terlebh kepada nya diberitahukan terrlebih dahulu atas kedatangan ini. Pada pertemuan ini pihak lelaki menyampaikan maksud dan tujuan kedatangannya, yang di jawab pula oleh pihak wanita.Pada pelaksanaan peminangan ini adakalanya pihak wanita tidak langsung menjawab atas pinangan ini, melainkan meminta waktu beberapa hari untuk menjawabnya dan kepada pihak lelaki diminta datang kembali pada hari yang ditentukan, dan sebaliknya ada pula jawaban diberikan pada saat peminangan itu.Jika jawaban diberikan beberapa hari kemudian, ini menandakan pihak wanita ingin bermufakat dulu dengan pihak keluarga dan ingin pula terlebih dahulu mengetahui tentang anak lelaki yang akan dijodokan dengan anak gadisnya. Tentu mereka juga akan merisik terlebih dahulu tentang lelaki tersebut.

3. MENGANTAR TANDA

Setelah pinangan diterima, maka akan dilakukan acara mengantar tanda sebagai ikatan tali pertunangan. Setelah pihak wanita menyatakan menerima atas pinangan lelaki, maka pihak lelaki kembali mengirim perutusan kerumah pihak wanita untuk menyampaikan tanda ikatan untuk kedua anak mereka.Didalam pelaksanaan meminang tersebut pihak lelaki selalu membawa serta barang kemas sebagai tanda ikatan perjodohan, karena lazim juga jawaban langsung diberikan oleh pihak wanita bahwa pinangan diterima atau ditolak. Jika ditolak maka perutusan akan kembali kerumah dengan tanpa hampa. Sebaliknya jika langsung diterima maka akan dilanjutkan dengan penyerahan tanda sebagai ikatan perjodohan antara keduanya. Sebagai tanda ikatan perjodohan selalu dipersiapkan sebentuk cincin emas dengan ukuran sesuai dengan tingkat sosialnya.Selain pembicaraan ini dilanjutkan dengan menyerahkan tanda ikatan berupa sebentuk cincin, biasanya pihak tuan rumah juga menyiapkan cincin dan saling dipertukarkan. Biasanya kedua calon tidak dihadirkan dan pertukaran cincin ini dilakukan antara kedua orang tua yang bersangkutan, namun di zaman sekarang ini sering pula kedua calon dihadirkan dan tukar cincin dilakukan langsung oleh mereka berdua disaksikan oleh orang tua-tua yang berhadir. Dengan demikian maka selesai lah acara mengantar tanda dan keduanya dinyatakan telah bertunangan. Diakhir acara pihak tuan rumah menghidangkan aneka juadah untuk disantap bersama.

4. ANTAR BELANJASebagaimana telah diutarakan pada saat mengantar tanda, bahwa akan dilakukan mengantar belanja, maka pada hari yang telah ditentukan dilaksanakan upacara mengantar belanja. Upacara pengantaran belanja ini dilaksanakan tidak begitu lama dengan waktu pelaksanaan akad nikah, biasanya paling lama dalam hitungan bulan. Namun ada pula pelaksanaan antar belanja ini dilaksanakan bersamaan hari akad nikah yaitu sebelum akad nikah dilaksanakan.Upacara mengantar belanja adalah kedatangan perutusan keluarga calon pengantin lelaki kerumah calon pengantin wanita untuk menyerahkan uang belanja sebagai bantuan untuk biaya pelaksanaan upacara perrnikahan dengan jumlah yang disesuaikan dengan kesanggupan calon pengantin lelaki. Mengatar uang belanja ini dilengkapi pula dengan bahan pengiring berupa berbagai barang-barang keperluan calon pengantin wanita yang juga disesuaikan dengan kemampuan pihak lelaki.Menurut kebiasaannya barang-barang antaran ini disamping sejumlah uang juga disertakan barang-barang seperti:a. Sepesalin bahan pakaian kebaya tenunan melayu atau lebih.b. Sepesalin bahan pakaian kebaya dari jenis kain lainnya atau lebih.c. Bahan keperrluan sholat.d. Tas tangan, selop (sandal), sepatu.e. Handuk mandi.f. Selimut.g. Bahan untuk berhias.h. Bunga rampai secukupnyai. Pakaian dalam. Bahkan ada yang menyerahkan seperangkat peralatan tidur Disamping itu dilengkapi pula dengan peganan dan buah-buahan tempatan. Ini semua disesuaikan dengan kesepakatan dan kemampuan. Semua bahan-bahan ini disiapkan dalam suatu wadah yang dihias dengan berbagai bentuk. Sedangkan uang antaran sering dibuat kreasi dalam berbagai bentu kapal layar, rumah-rumah atau bunga dan lain-lain sesuai dengan kemampuan sipenggubah memberikan kreasi.Penyampaian uang hantaran beserta barang-barang pengiring nya ini disampaikan dalam suatu upacara khusus dan lazimnya disampaikan melalui juru bicara dari masing-masing pihak dalam bentuk pantun yang di awali tukar menukar tepak sirih yang berisi lengkap, sebagai tanda kesucian hati dari kedua belah pihak. Setelah uang belanja dan barang antaran diserahkan dilanjutkan pembicaraan dengan menetapkan kapan waktu dan tempo berlangsungnya hari perkawinan.Maksud yang terkandung dari pelaksanaan upacara mengantar belanja ini adalah sebagai tanda tanggung jawab dan rasa kebersamaan dari pihak lelaki, terutama dalam ikatan iktikat membina rumah tangga bahagia, rukun damai, sakinah, mawaddah, warahmah, dan disini tertanam sifat kegotong royongan. Adapun pelaksanaan acara ini adalah penyampaian maksud mengantar belanja yang disampaikan oleh juru bicara dan menyebutkan satu persatu apa-apa yang diserahkan dan sekaligus menetapkan hari pernikahan. Setelah percakapan penyerahan antaran belanja ini selesai, maka dilanjutkan dengan pembacaan doa serta diakhiri dengan jamuan makan dengan aneka juadah yang dihidangkan. Maka acara pun selesai.

5. PERHELATAN PERKAWINANSetelah pihak wanita menerima antaran belanja maka mulailah mempersiapkan segala sesuatu untuk menghadapihari perkawinan, seperti membersihkan dan merapikan rumah, melengkapi peralatan yang kurang, mempersiapkan rencana kerja pelaksanaan hari perkawinan dan lain sebagainya, sehingga sampailah hari pelaksanaan.

6. MENGGANTUNGHari menggantung adalah hari dimulainya secara nyata persiapan upacara perhelatan pernikahan akan dilangsungkan. Ini dilakukan sekitar 5 (lima) atau 6 (enam) hari menjelang hari pernikahan. Kegiatan ini diawali dengan memasang pentas pelaminan. Setelah pentas pelaminan selesai dipasang maka pentas tersebut di tepung tawari, dan setelah itu barulah dilanjutkan dengan memasang hiasan berupa tabir belang dengan cara digantung yang dilakukan oleh juru pelaminan. Tabir belang digantung pada 4 sisi pelaminan dan dilengkapi dengan tabir gulung dan tabir jatuh serta tabir perias yang dipasang pada bagi bagian atas tabir belang. Warna tabir belang diatur dimulai dari kuning, hijau dan merah. Dibagian tingkat pelaminan dipasang susur bertekat dan di kiri kanan tempat duduk pelaminan dipasang bantal papan dan bantal susun (bantal kopek).Fariasi lainnya berupa kelambu memakai kain yang indah dengan warna yang cocok dan serasi, namun tetap sederhana dan tidak norak dengan segala yang berkilat. Pekerjaan menggantung ini mungkin memakan waktu sampai dua atau tiga hari, namun diharapkan pada acara berinai pelaminan telah selesai di hias. Kenapa dinamakan dengan menggantung? karena kebanyakan alat hiasan yang dipergunakan dipasag dengan menggantngkannya. Pada hari-hari menggantung ini juga dilaksanakan kegiatan memasang bangsal (tenda) dibagian luar rumah demikian juga dapur tempat memasak.

7. BERINAI CURIKepada setiap calon pengantin dilakukan upacara berinai yang dilaksanakan pada malam hari. Peralatan berinai yang telah dipersiapkan dirumah calon pengantin wanita, secara diam-diam dibawah kerumah calon pengantin laki-laki yang akan dipergunakan pula untuk calon pengantin lelaki berinai. Karena pelaksanaan berrinai ini dilakukan pada malam hari dan sebagian dari inai dirumah pengantin wanita diambil secara diam-diam (dicuri) maka acara ini disebut Malam Berinai Curi. Malam berinai ini dilakukan sekira tiga hari menjelang hari pernikahan/perkawinan.Kegiatan pada malam berinai ini di awali oleh mak andam mempersipakan perlatan untuk berinai. Dan setelah semuanya lengkap maka dilakukan kegiatan sebagai berikut:a. Mengantar inai beserta kelengkapannya kerumah pengantin laki-laki oleh petugas yang ditunjuk dan dipimpin oleh mak andam atau yang mewakili.b. Sesampainya dirumah pengantin lelaki, lalu melakukan pembicaraan yang dimulailah menginai pengantin lelaki pada satu atau dua jari lalu kembali kerumah pengantin wanita.c. Dirumah pengantin wanita, sementara rombongan pergi mengantar inai, maka dilakukan pula menginai pengantin wanita dengan kegiatan sebagia berikut:1) Pengantin wanita keluar dari kamar dengan berpakaian kebaya labuh lalu diiringi bacaan shalawat nabi.2) Pengantin didudukkan tempat yang telah disediakan didepan pelamin, yaitu diatas kasur yang telah dilengkapi dengan bantal dan guling nya yang sudah di tata dengan baik.3) Dilakukan tepuk tepung tawar oleh ibu-ibu sebanyak lima atau tujuh orang dan diakhiri dengan pembacaan doa.4) Menginai pengantin wanita pada jari tangan dan kaki, telapak tangan dan kaki, sampai selesai dan waktu berinai ini selalu di iringi dengan hiburan rebana atau kesenian zapin, dan di tutup dengan hidangan makanan

Maksud yang terkandung dari berinai ini adalah untuk menolak bala, melindungi diri dari segala kejahatan serta menaikkan seri dan cahaya dan memeberikan kekuatan serta wibawa. Kalau memakai inai di tangan merahnya merah pemanis, merah penolak bala dan hantu setan, merah-merah dalam anyer, tak dapat di gamang-gamang. Kalau memakai inai di kuku, inai pemanis. Kalau memakai inai di tapak tangan tanda ini penjaga diri. Inai keliling tapak kaki dan tangan, inai kasih pembangkit seri, tidak jatuh karena gamang, tidak terkelicik karena licin, tidak tertarung di batang tumbang. Kalau inai di tapak kaki, inai tanda tak boleh berjalan jauh. Jauhnya dapat di panggil-panggil, jauh setakat, tingkat pelaminan. Ibu jari tanda egois. Jari telunjuk, tanda suka memerintah. Jari tengah, tanda penakut dan tak punya inisiatif. Jari manis tanda suka pada keindahan serta jari keligking suka memikirkan orang lain dan lupa memikirkan diri sendiri. Bahan yang diperlukan :a. Kelengkapan tepung tawar 1). Beras basuh, perlambang kesucian dan ketulusan.2). Beras kunyit, perlambang keagungan atau kebesaran.3). Bertih, perlambang mekar dan kesuburan atau kemakmuran.4). Bunga rampai, perlambang keharmonisan, keharuman, dan kebaikan bagi sesame umat.5). Dedaunan perenjis, setawar, sedingin, ganda rusa, juang-juang, dan air bedak sejuk, perlambang kehati-hatian terhadap segala yang berbisa baik zahir maupun batin serta penawar dan penyejuk hati serta kesucian pada jiwa.b. Kelengkapan inai1). Tepak sirih berisi sirih lengkap.2). Inai yang sudah digiling halus secukupnya.3). Lilin lebah untuk menutup kuku (dihias atau dibentuk)4). Bedak sejuk.5). Kain lap atau sebet atau kertas tisu.6). Dian atau lilin untuk dinyalakan7). Sabun mandiKesemuanya di tata didalam piring beralas serbet.

8. BERANDAMUpacara berandam dilakukan sehari sesudah berinai dan dilakukan pada pagi hari terhadap bujang dan dara calon pengantin di kediaman masing-masing an dipimpin oleh mak andam (bidan pengantin). Namun yang mutlak dilakukan untuk wanita. Dilakukan pada pagi hari dengan maksud mengambil seri dari matahari pagi sepenggalan agar pengantin selalu bercahaya dan cerah secerah matahari pagi. Jika berandam didepan pelaminan maka calon pengantin wanita keluar dari kamar diiringi bacaan shalawat. Calon pengantin yang akan berandam didudukkan di atas tilam (kasur) yang dialaskan tikar yang berlambak. Pengantin wanita berpakaian kebaya labuh serta di kepala dihias dengan muka hidup (kenanga atau cempaka), sedangkan lelaki berpakaian baju kurung melayu berrkain dagang luar atau dagang malam.Upacara berandam bagi wanita dilakukan di dalam kamar pengantin atau di depan pelaminan. Sebelum calon pegantin ini di andam terlebih dahulu dilakukan tepuk tepung tawar oleh ibu-ibu dari keluarga dekat yang berjumlah ganjil sesuai dengan tingkat status sosial nya dalam masyarakat dan pada saat berandam selalu di bakarkan harum-haruman seperrti setanggi dan lain-lain. Dan selesai berandam calon pengantin ini dimandikan dengan air wangi-wangian (air bunga) dan air tolak bala disiram secara bergantian oleh keua orang tua nya an beberapa ibu-ibu (jumlah ganji) barang segayung seorang an barulah kemudian disempurnakan oleh mak andam. Dan terakhir di tutup dengan makan bersama.Adapun berandam ini hakikatnya mencukur bulu roma di wajah sekaligus membersihkan muka, membetulkan alis dan anak rambut baik di bagian muka maupun dibagian belakang atau tengkuk. Makna yang terkandung dalam upacara berandam ini tidak lain adalah untuk pembetukan keindahan lahiriah guna perwujudan kecantikan bathiniah nya. Untuk semaraknya acara berandam ini, maka acara mandi air wangi dan tolak bala dilakukan di luar rumah pada tempat yang di tata khusus untuk itu oleh mak andam.

9. AKAD NIKAHUpacara adat nikah adalah upacara keagamaan yang sakral yang menentukan syah tidaknya suatu perkawinan dimana seorang ayah akan melepaskan anggung jawab terhadp anak perempuannya kepada seorang perjaka yang akan menjadi sumi dihadapan Kadhi Nikah dan saksi-saksi sesuai hukum Syarak dan Quran. Kata kata penyerahan dari si ayah disebut Ijab sedangkan kata jawaban dari siperjaka pengantin lelaki disebut Kabul, dan upacara ini dilakukan dirumah pengantin wanita.Pengantin lelaki datang kerumah pengantin wanita bersama rombongan serta didampingi oleh dua orang perjaka remaja sebagai gading gading (dahulunya orangtuanya tidak ikut), kemudian didudukan diatas tilam beralaskan tikar berlambak persis didepan pelaminan/peterakne/gerai, bersama-sama dengan hadirin yang hadir. Rombongan ini didahului oleh pembawa tepak sirih berisi lengkap.Menikahkan kedua pengantin ini sebaiknya dilakukan oleh orang tua kandung siwanita (jika mampu) atau wali lainnya yang syah menurut agama islam dan dipandu oleh pejabat kantor urusan agama setempat. Setelah selesai akad nikah atau telah terjawab Ijab dengan Kabul maka pengantin lelaki menyerahkan Mas Kawin (emas murni) kepada pengantin wanita (istrinya).Pada masa dahulu kedua pengantin ini masih belum boleh dipertemukan dan ini sesuai menurut adat , sehingga penyerahan Mas Kawin dilakukan orang tua pengantin. Selesai Ijab Kabul dilakukan dilanjutkan dengan pengantin lelaki menyembah orangtua pengantin wanita dan orang tua tua yang patut patut menurut adat dan lembaganya. Pada acara menyembah ini terkandung makna untuk memohon keampunan dari kedua orangtua dan keikhlasan menerima kehadiran anak menantunya kedalam keluarga mereka.

10. BERINAI LEBAISetelah kedua pengantin mengikuti upacara menyembah orangtua pada acara akad nikah selesai maka terhadap kedua pengantin ini dilakukan tepuk tepung tawar. Kedua pengantin ini didudukan diatas pelaminan. Tepuk tepung tawar terhadap pengantin lelaki dan perempuan didudukan diatas pelaminan/peterakne/gerai secara bergantian antara lelaki dengan perempuan dan gading gading pengantin lelaki berdiri dikiri dan dikanan pelaminan. Namun pada saat kedua pengantin ini ditepuk tepung tawari secara bersama / disandingkan dengan alasan menghemat waktu dan mereka telah syah dipertemukan. Pada saat tepuk tepung tawar ini diiringi dengan musik silat bernaviri atau musik bardah, atau sering pula diiringi bacaan marhaban.Khusus tepung tawar saat akad nikah ini peralatan tepung tawarnya ditambah dengan inai dan setelah menepuk tepung tawari maka diharuskan memasangkan inai ditelapak tangan pengantin. Tepuk tepung tawar ini dilakukan oleh orang tua tua atau yang dituakan dikalangan keluarga maupun dimasyarakat dengan jumlah yang ganjil sesuai dengan tingkat sosialnya dalam masyarakat dan sipenepuk yang terakhir diharuskan memimpin pembacaan doa.Adapun tingkat sosial dimasyarakat yang ditemui dulunya adalah :a. Tingkatan Sultan: 9 orangb. Tingkat keluarga sultan (tengku / said / syed): 7 orangc. Tingkat Datuk datuk / Encik encik dan Wan: 5 orangd. Tingkat masyarakat awam: 3 orangNamun dizaman sekarang ini , sesuai pula dengan kekinianya, maka hal itu sudah tidak menjadi ukuran lagi dan mencapai jumlah 11 orang. Bersebabkan pada acara tepuk tepung tawar ini dilakukan pula berinai ditelapak tangan yang disaksikan oleh orang ramai dan dihadiri oleh ulama maka acara ini juga disebut sebagai, Berinai Lebai11. UPACARA KHATAM ALQURANSetiap remaja putri akan naik pelaminan melangsungkan pernikahannya , maka sesudah akad nikah akan dilakukan acara khatam al-quran yang berarti telah menamakan pelajaran mengaji Kitab Suci Al-Quran, dan siap mengarungi dunia luas guna mencari bekal akhirat kelak karena telah dibekali dengan pengetahuan agama untuk hidup berumah tangga. Upacara khatam al-quran ini dilakukan sehari setelah dilakukan akad nikah (keesokan harinya) yang dilakukan dirumah pengantin wanita. Berkhatam Kaji ini dipimpin oleh seorang guru mengaji yang mengasuhnya dan beberapa pengiring. Surat yang dibaca adalah yang tersurat dalam kitab Juz Amma dimulai dari Surat Adh-Dhuha serta diakhiri dengan surat An-Nash.Selesai khatam al-quran, kepada guru mengaji diberikan satu kepuk telur ukuran kecil lengkap berisi telur merah dengan ulur ulur dan nasi kunyit dari pulut serta ditambah pula dengan kain sarung dan sebagaikan. Penyerahan ini dilakukan oleh orang tua pengantin kepada guru mengaji dengan maksud mengucapkan terima kasih dan mohon ke ikhlasan doa untuk keselamatannya. Setelah penyerahan kepuk telur kepada guru mengaji, maka dilanjutkan dengan bacaan berzanji dan marhaban. Dan pada saat pembacaan semua orang terdiri dan pada saat itu pula serang atau dua petugas membagi bagikan bunga rampai yang sudah dikemas kepada masing masing peserta marhaban barang sejemput seorang.

12. HARI LANGSUNGHari langsung (bersanding) adalah hari yang dinanti nantikan karena pada hari ini pengantin diarak dari rumahnya menuju kerumah pengantin wanita untuk diduduk sandingkan disana dengan melalui beberapa urutan kegiatan. Diawali dengan menjemput pengantin lelaki oleh beberapa orang tua sebagai perwakilan pengantin wanita . kedatangan para penjemput ini sekaligus membawa hidangan (makanan) untuk pengantin lelaki lengkap dengan lauk pauk, dan kueh muehnya. Rombongan penjemput ini disambut ditengah rumah dan dihidangkan minuman dan kueh.Pengantin lelaki mempersiapkan diri dengan berpakaian baju Melayu Cekak Musang dari tenun Siak,dan dijari kelingking serta ibu jari dipakai canggai sedangan dikepala dipakai yang dinamakan diperkakas andam (Desto/Destar) atau tanjak / tengkolok dari tenun Siak. Leher berkalung rantai panjang yang dipilin pada bagian dada . berkain samping tenun Siak dengan kepala kain berada di depan dengan ikatan khusus pengantin dan diikat dengan bengkung. Sedangkan kaki memakai sepatu klom yaitu sepatu yang bagian muka tertutup dan bagian belakang (tumit) terbuka. Disamping terselip sebuah keris berikat kain kuning dan ditangan kanan tergenggap sepucuk sirih lelat (sirih ganggam). Menjelang tengah hari pengantin lelaki diarak menuju kerumah pengantin wanita , dan biasanya keturunan para Datuk selalu diarak dengan di julang(digendong dipundak). Dalam arak arakan ini , penganten lelaki dipayungi dikiri kanannya didampingi dengan gading gading (pendamping) sekaligus membawa koper pakaian dan didepannya diawali oleh ibu pembawa tepak sirih dan barisan ibu ibu separoh baya dan termasuk yang tadi datang menjemput pengantin lelaki. Seterusnya dibelakang pengantin adalah rombongan ibu ibu lainnya dan bapak bapak dari pihak keluarga dan handaitauladan yang dekat dan terakhir diiringi dengan musik kompang. Menjelang ketibaan pengantin lelaki kerumah pengantin wanita, maka pengantin wanita yang telah siap dengan pakaian kebaya labuh tenun Siak, kepala berpekakas andam (sunting lengkap),berdokoh, anting anting gelang tangan dan kaki, canggai di ibu jari dan kelingking, serta berslop klom serupa dengan lelaki keluar dari kamar dan duduk dipelaminan menunggu kedatangan pengantin lelaki. Ketibaan pengantin lelaki dihalaman rumah pengantin wanita disambut oleh barisan ibu ibu yang juga membawa tepak dan memang sudah dipersiapkan sebelumnya, dan dilanjutkan dengan tukar menukar tepak dan mereka bersama berjalan menuju halaman rumah dimana telah pula disiapan pesilat yang akan berhadapan dengan pesilat dengan pihak pengantin lelaki.Diantara kedua pesilat ini telah dipersiapkan benteng (kubu) yang akan diperebutkan , dan jika pihak lelaki dapat merebut dan menumbangkan benteng (kubu)ini baru lah ia dinyatakan menang dan dapat membawa pengantin lelaki masuk dan menuju pintu rumah. Setibanya dipintu rumah dihadang pula dengan pintu yang ditutup kain melintang yang dapat dibuka setelah dilakukan berbalas pantun yaitu pantun pembuka pintu .yang disela sela isi pantun itu adalah untuk menyerahkan uang cukai negeri atau uang pembuka pintu. Sebagai salah sat persyaratan bagi pengantin untuk dapat masuk rumah.

J. UPACARA PERKAWINAN ADAT MINANGKABAUAdapun tata cara adat perkawinan di Minangkabau, antara lain:1. MARESEKMaresek merupakan penjajakan pertama sebagai permulaan dari rangkaian tatacara pelaksanaan pernikahan. Sesuai dengan sistem kekerabatan di Minangkabau, pihak keluarga wanita mendatangi pihak keluarga pria. Lazimnya pihak keluarga yang datang membawa buah tangan berupa kue atau buah-buahan sesuai dengan sopan santun budaya timur. Pada awalnya beberapa wanita yang berpengalaman diutus untuk mencari tahu apakah pemuda yang dituju berminat untuk menikah dan cocok dengan si gadis. Prosesi bisa berlangsung beberapa kali perundingan sampai tercapai sebuah kesepakatan dari kedua belah pihak keluarga.

2. MEMINANG DAN BERTUKAR TANDAKeluarga calon mempelai wanita mendatangi keluarga calon mempelai pria untuk meminang. Bila tunangan diterima, berlanjut dengan bertukar tanda sebagai simbol pengikat perjanjian dan tidak dapat diputuskan secara sepihak. Acara melibatkan orang tua atau ninik mamak dan para sesepuh dari kedua belah pihak. Rombongan keluarga calon mempelai wanita datang dengan membawa sirih pinang lengkap disusun dalam carano atau kampla yaitu tas yang terbuat dari daun pandan. Menyuguhkan sirih diawal pertemuan dengan harapan apabila ada kekurangan atau kejanggalan tidak akan menjadi gunjingan. Sebaliknya, hal-hal yang manis dalam pertemuan akan melekat dan diingat selamanya. Selain itu juga disertakan oleh-oleh kue-kue dan buah-buahan. Benda-benda yang dipertukarkan biasanya benda-benda pusaka seperti keris, kain adat atau benda lain yang bernilai sejarah bagi keluarga. Benda-benda ini akan dikembalikan dalam suatu acara resmi setelah berlangsung akad nikah. Tata caranya diawali dengan juru bicara keluarga wanita yang menyuguhkan sirih lengkap untuk dicicipi oleh keluarga pihak laki-laki sebagai tanda persembahan. Juru bicara menyampaikan lamaran resmi. Jika diterima berlanjut dengan bertukar tanda ikatan masing-masing. Selanjutnya berembug soal tata cara penjemputan calon mempelai pria.

3. MAHANTA/ MINTA IZINCalon mempelai pria mengabarkan dan mohon doa restu rencana pernikahan kepada mamak-mamaknya, saudara-saudara ayahnya, kakak-kakaknya yang telah berkeluarga dan para sesepuh yang dihormati. Hal yang sama dilakukan oleh calon mempelai wanita, diwakili oleh kerabat wanita yang sudah berkeluarga dengan cara mengantar sirih. Bagi calon mempelai pria membawa selapah yang berisi daun nipah dan tembakau (namun saat ini sedah digantikan dengan rokok). Sementara bagi keluarga calon mempelai wanita ritual ini menyertakan sirih lengkap. Ritual ini ditujukan untuk memberitahukan dan mohon doa rencana pernikahannya. Biasanya keluarga yang didatangi akan memberikan bantuan untuk ikut memikul beban dan biaya pernikahan sesuai kemampuan.

4. BABAKO- BABAKIPihak keluarga dari ayah calon mempelai wanita (disebut bako) ingin memperlihatkan kasih sayangnya dengan ikut memikul biaya sesuai kemampuan. Acara ini biasanya berlangsung beberapa hari sebelum acara akad nikah. Mereka datang membawa berbagai macam antaran. Perlengkapan yang disertakan biasanya berupa sirih lengkap (sebagai kepala adat), nasi kuning singgang ayam (makanan adat), barang-barang yang diperlukan calon mempelai wanita (seperangkat busana, perhiasan emas, lauk-pauk baik yang sudah dimasak maupun yang masih mentah, kue-kue dan sebagainya). Sesuai tradisi, calon mempelai wanita dijemput untuk dibawa ke rumah keluarga ayahnya. Kemudian para tetua memberi nasihat. Keesokan harinya, calon mempelai wanita diarak kembali ke rumahnya diiringi keluarga pihak ayah dengan membawa berbagai macam barang bantuan tadi.

5. MALAM BAINAIBainai berarti melekatkan tumbukan halus daun pacar merah atau daun inai ke kuku-kuku calon pengantin wanita. Tumbukan ini akan meninggalkan bekas warna merah cemerlang pada kuku. Lazimnya berlangsung malam hari sebelum akad nikah. Tradisi ini sebagai ungkapan kasih sayang dan doa restu dari para sesepuh keluarga mempelai wanita. . Filosofinya : Bimbingan terakhir dari seorang ayah dan ibu yang telah membesarkan puterinya dengan penuh kehormatan, karena setelah menikah maka yang akan membimbingnya lagi adalah suaminya. Busana khusus untuk upacara bainai yakni baju tokoh dan bersunting rendah. Perlengkapan lain yang digunakan antara lain air yang berisi keharuman tujuh kembang, daun iani tumbuk, payung kuning, kain jajakan kuning, kain simpai dan kursi untuk calon mempelai. Bersamaan dengan inai dipasang, berkumandang syair tradisi Minang pada malam bainai diwarnai dengan pekikan seruling. Calon mempelai wanita dengan baju tokoh dan bersunting rendah dibawa keluar dari kamar diapit kawan sebayanya. Acara mandi-mandi secara simbolik dengan memercikkan air harum tujuh kembang oleh para sesepuh dan kedua orang tua. Selanjutnya, kuku-kuku calon mempelai wanita diberi inai.

6. MANJAPUIK MARAPULAIIni adalah acara adat yang paling penting dalam seluruh rangkaian acara perkawinan menurut adat Minangkabau. Calon pengantin pria dijemput dan dibawa ke rumah calon pengantin wanita untuk melangsungkan akad nikah. Prosesi ini juga dibarengi pemberian gelar pusaka kepada calon mempelai pria sebagai tanda sudah dewasa. Lazimnya pihak keluarga calon pengantin wanita harus membawa sirih lengkap dalam cerana yang menandakan datangnya secara beradat, pakaian pengantin pria lengkap, nasi kuning singgang ayam, lauk pauk, kue-kue serta buah-buahan. Untuk daerah pesisir Sumatera barat biasanya juga menyertakan payung kuning, tombak, pedang serta uang jemputan atau uang hilang.Rombongan utusan dari keluarga calon mempelai wanita menjemput calon mempelai pria sambil membawa perlengkapan. Setelah prosesi sambah mayambah dan mengutarakan maksud kedatangan, barang-barang diserahkan. Calon pengantin pria beserta rombongan diarak menuju kediaman calon mempelai wanita.7. PENYAMBUTAN DIRUMAH ANAK DAROTradisi menyambut kedatangan calon mempelai pria di rumah calon mempelai wanita lazimnya merupakan momen meriah dan besar. Diiringi bunyi musik tradisional khas Minang yakni talempong dan gandang tabuk, serta barisan Gelombang Adat timbal balik yang terdiri dari pemuda-pemuda berpakaian silat, serta disambut para dara berpakaian adat yang menyuguhkan sirih.Sirih dalam carano adat lengkap, payung kuning keemasan, beras kuning, kain jajakan putih merupakan perlengkapan yang biasanya digunakan.Keluarga mempelai wanita memayungi calon mempelai pria disambut dengan tari Gelombang Adat timbal balik. Berikutnya, barisan dara menyambut rombongan dengan persembahan sirih lengkap. Para sesepuh wanita menaburi calon pengantin pria dengan beras kuning. Sebelum memasuki pintu rumah, kaki calon mempelai pria diperciki air sebagai lambang mensucikan, lalu berjalan menapaki kain putih menuju ke tempat berlangsungnya akad.

8. AKAD NIKAHDiawali pembacaan ayat suci, ijab kabul, nasehat perkawinan dan doa. Prosesi aqad nikah dilangsungkan sebagaimana biasa, sesuai syariat Islam. Ini merupakan pengejawantahan dari ABS-SBK (Adat Basandi Syara, Syara Basandi Kitabullah) dan SMAM (Syara Mangato, Adat Mamakai). . Ijab Kabul umumnya dilakukan pada hari Jumat siang

9. BASANDIANG DIPALAMINANMarapulai dijapuik pihak anak daro. sesudah melakukan akad nikah untuk basandiang di rumah anak daro. Anak daro dan marapulai menanti tamu alek salingka alam diwarnai musik di halaman rumah. Ada lima acara adat Minang yang lazim dilaksanakan seusai akad nikah. Yaitu memulang tanda, mengumumkan gelar pengantin pria, mengadu kening, mengeruk nasi kuning dan bermain coki.

10. TRADISI USAI AKAD NIKAH

a. Memulangkan tandaSetelah resmi sebagai suami istri maka tanda yang diberikan sebagai ikatan janji sewaktu lamaran dikembalikan oleh kedua belah pihak, sebab barang memiliki nilai historis dan simbol pengikat mempelai.b. Mengumumnkan gelar pengantin priaGelar sebagai tanda kehormatan dan kedewasaan yang disandang mempelai pria lazimnya diumumkan langsung oleh ninik mamak kaumnya. Sesuatu yang sangat khas Minangkabau ialah bahwa setiap laki-laki yang telah dianggap dewasa harus mempunyai gelar. Ukuran dewasa seorang laki-laki ditentukan apabila ia telah berumah tangga. Oleh karena itulah untuk setiap pemuda Minang, pada hari perkawinannya ia harus diberi gelar pusaka kaumnya. Gelar suku tertentu berbeda dengan suku lain. Jadi suku Chaniago, Koto, Piliang memiliki gelar masing-masing.Kalau untuk menantu yang berasal dari Minang, gelar adat yang yang diberikan oleh kaumnya disampaikan secara resmi dalam kesempatan ini langsung oleh ninik mamak atau yang mewakili keluarga pengantin pria. Untuk menantu yang bukan berasal dari Minang. Gelar ini disebutkan secara resmi oleh wakil keluarga ayah pengantin Pria. Filosofinya : Seorang semenda harus lah dihormati oleh keluarga pengantin wanita dan tidaklah layak untuk memanggilnya hanya dengan menyebut namanya saja. Itu dapat dilakukan terhadap anak-anak kecil, sedangkan pemuda yang sudah kawin menurut tata tertib adat disebut sudah "gadang sudah bisa dibawa berunding. "Ketek banamo-Gadang bagala. Dan gelar ini juga harus disebutkan secara resmi ditengah-tengah orang ramai. Inilah yang disebut acara "Malewakan gala Marapulaic. Mengadu KeningPasangan mempelai dipimpin oleh para sesepuh wanita menyentuhkan kening mereka satu sama lain. Kedua mempelai didudukkan saling berhadapan dan diantara wajah keduanya dipisahkan dengan sebuah kipas, lalu kipas diturunkan secara perlahan. Setelah itu kening pengantin akan saling bersentuhan. Filosofinya : Mereka sudah syah menjadi Muhrim. Dan persentuhan kulit tidak lagi membatalkan uduk mereka.d. Mangaruak Nasi KuningProsesi ini mengisyaratkan hubungan kerjasama antara suami istri harus selalu saling menahan diri dan melengkapi. Ritual diawali dengan kedua pengantin berebut mengambil daging ayam yang tersembunyi di dalam nasi kuning. Bagian tubuh ayam yang terambil menandakan peranan masing-masing dalam rumah tangga. Kepala ayam artinya dominan dalam perkawinan. Dada ayam artinya berlapang dada dan penyabar. Paha dan sayap berarti menjadi pelindung keluarga dan anak-anaknya.e. Bermain CokiCoki adalah permaian tradisional Ranah Minang. Yakni semacam permainan catur yang dilakukan oleh dua orang, papan permainan menyerupai halma. Permainan ini bermakna agar kedua mempelai bisa saling meluluhkan kekakuan dan egonya masing-masing agar tercipta kemesraan.f. Tari PayungDipercayai sebagai tarian pengantin baru. Syair `Berbendi-bendi ke sungai tanang`, berarti pasangan yang baru menikah pergi mandi ke kolam yang dinamai sungai Tanang yang mencerminkan berbulan madu. Penari memakai payung melambangkan peranan suami sebagai pelindung istrig. Manikam JajakSatu minggu setelah akad nikah, umumnya pada hari Jumat sore, kedua pengantin baru pergi ke rumah orang tua serta ninik mamak pengantin pria dengan membawa makanan. Tujuan dari upacara adat Manikam jajak di Minang ini adalah untuk menghormati atau memuliakan orang tua serta ninik mamak dari pengantin pria seperti orang tua dan ninik mamak sendiri.