bab ii
DESCRIPTION
kdnqdnTRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tumbuhan Mengkudu
1. Taksonomi Tanaman
`Taksonomi dari tanaman mengkudu (Morinda citrifolia) adalah (6):
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermathophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Morinda
Spesies : Morinda citrifolia
2. Sinonim
Mengkudu (Basa Aceh: keumeudee, Jawa: pace, kemudu, kudu); cangkudu
(Sunda), kodhuk (Madura), tibah (Bali) berasal daerah Asia Tenggara, tergolong
dalam famili Rubiaceae. Nama lain untuk tanaman ini adalah Noni (bahasa
5
6
Hawaii), Nono (bahasa Tahiti), Nonu (bahasa Tonga), ungcoikan (bahasa
Myanmar) dan Ach (bahasa Hindi) (7).
3. Morfologi dan Sifat
Mengkudu atau Morinda citrifolia (Rubiaceae) merupakan tumbuhan liar
yang banyak tumbuh di tepi pantai di seluruh nusantara. Tanaman mengkudu
tumbuh hampir di seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Umumnya tanaman
mengkudu tumbuh liar di pantai, ladang, hutan, atau sengaja ditanam di
pekarangan sebagai tanaman sayur atau tanaman obat (8,9).
Mengkudu umum dijumpai pada ketinggian sampai 1500 m di daerah
lembab, dengan curah hujan tahunan berkisar antara 1500-3000 mm atau lebih.
Mengkudu tumbuh di dataran rendah hingga pada ketinggian 1500 m. Tinggi
pohon mengkudu mencapai 3-8 m. Tanaman ini dapat beradaptasi dengan baik
pada berbagai jenis tanah. Namun, untuk memperoleh pertumbuhan dan produksi
buah yang optimal, tanaman mengkudu paling cocok ditanam pada jenis tanah
aluvial, latosol, dan podsolik merah kuning (10,12,13).
Buahnya merupakan buah majemuk, yang masih muda berwarna hijau
mengkilap dan memiliki totol-totol, dan ketika sudah tua berwarna putih dengan
bintik-bintik hitam.. Kulit batang cokelat keabu-abuan atau cokelat kekuning-
kuniangan, berbelah dangkal, tidak berbulu,anak cabangnya bersegai empat.
Tajuknya suklalu hijau sepanjang tahun. Kayu mengkudu mudah sekali dibelah
setelah dikeringkan. Berdaun tebal mengkilap. Daun mengkudu terletak berhadap-
hadapan. Ukuran daun besar-besar, tebal, dan tunggal. Bentuknya jorong-lanset,
7
berukuran 15-50 x 5-17 cm. tepi daun rata, ujung lancip pendek. Pangkal daun
berbentuk pasak. Urat daun menyirip. Warna hiaju mengkilap, tidak berbulu.
Pangkal daun pendek, berukuran 0,5-2,5 cm. Ukuran daun penumpu bervariasi,
berbentuk segitiga lebar. Kelopak bunga tumbuh menjadi buah bulat lonjong
sebesar telur ayam bahkan ada yang berdiameter 7,5-10 cm. Permukaan buah
seperti terbagi dalam sel-sel poligonal (segi banyak) yang berbintik-bintik dan
berkutil. Mula-mula buah berwarna hijau, menjelang masak menjadi putih
kekuningan. Setelah matang, warnanya putih transparan dan lunak. Daging buah
tersusun dari buah-buah batu berbentuk piramida, berwarna cokelat merah.
Setelah lunak, daging buah mengkudu banyak mengandung air yang aromanya
seperti keju busuk. Bau itu timbul karena pencampuran antara asam kaprik dan
asam kaproat (senyawa lipid atau lemak yang gugusan molekulnya mudah
menguap, menjadi bersifat seperti minyak atsiri) yang berbau tengik dan asam
kaprilat yang rasanya tidak enak. Diduga kedua senyawa ini bersifat aktif sebagai
antibiotik.
Mengkudu memiliki berbagai khasiat yang sangat bermanfaat. Tetapi,
mengkudu memiliki aroma dan rasa buahnya yang menyengat. Rasanya tidak
manis seperti buah pada umumnya. Sehingga saat ini buah mengkudu telah
banyak diolah menjadi berbagai macam jenis produk seperti sari buah (tanpa
fermentasi), sirup, tablet dan kapsul yang dipromosikan sebagai minuman atau
makanan kesehatan. (10,14)
8
Secara tradisional, masyarakat Aceh menggunakan buah mengkudu sebagai
sayur dan rujak. Daunnya juga digunakan sebagai salah satu bahan nicah peugaga
yang sering muncul sebagai menu wajib buka puasa. Mengkudu (keumeudee)
karena itu sering ditanam di dekat rumah di pedesaan di Aceh. Selain itu
mengkudu juga sering digunakan sebagai bahan obat-obatan.
4.Kandungan
Berbagai jenis senyawa yang terkandung dalam mengkudu : xeronine,
steroid, alizarin, lycine, sosium, caprylic acid, arginine, proxeronine, antra
quinines, trace elemens, phenylalanine, magnesium. Terpenoid: Zat ini membantu
dalam proses sintesis organic dan pemulihan sel-sel tubuh. Zat anti bakteri.Zat-zat
aktif yang terkandung dalam sari buah mengkudu itu dapat mematikan bakteri
penyebab infeksi, seperti Pseudomonas aeruginosa, Protens morganii,
Gambar 2.1. Tumbuhan mengkudu (Morinda citrifolia)
9
Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, dan Escherichia coli. Zat anti bakteri itu
juga dapat mengontrol bakteri pathogen seperti Salmonella montivideo, S .
scotmuelleri, S . typhi, dan Shigella dusenteriae, S . flexnerii, S . pradysenteriae,
serta Staphylococcus aureus. Scolopetin. Senyawa scolopetin sangat efektif sebagi
unsur anti peradangan dan anti-alergi. Zat anti kanker. Zat-zat anti kanker yang
terdapat pada mengkudu paling efektif melawan sel-sel abnormal. Xeronine dan
Proxeronine. Salah satu alkaloid penting yang terdapt di dalam buah mengkudu
adalah xeronine. Buah mengkudu hanya mengandung sedikit xeronine, tapi
banyak mengandung bahan pembentuk (precursor) xeronine alias proxeronine
dalam jumlah besar. Proxeronine adalah sejenis asam nukleat seperti koloid-
koloid lainnya. Xeronine diserap sel-sel tubuh untuk mengaktifkan protein-protein
yang tidak aktif, mengatur struktur dan bentuk sel yang aktif (7).
B.Nyeri
Hampir semua orang pernah mengalami nyeri. Nyeri dapat berupa gejala
rasa sakit yang menusuk-nusuk atau bentuk rasa sakit lainnya yang bervariasi,
tergantung pada tipe, lokasi, dan penyebabnya. Nyeri merupakan suatu gejala
umum dan sering terjadi mengikuti salah satu atau beberapa dari penyakit serta
merupakan bentuk mekanisme perlindungan diri terhadap sesuatu yang tidak
menyenangkan oleh tubuh, sehingga orang yang bersangkutan berusaha untuk
menghilangkan rasa nyeri tersebut (11).
10
Rasa nyeri dapat dibagi menjadi dua jenis utama: rasa nyeri cepat dan rasa
nyeri lambat. Bila diberi stimulus, rasa nyeri cepat timbul dalam waktu kira-kira
0,1 detik, sedangkan rasa nyeri lambat timbul setelah 1 detik atau lebih dan
kemudian secara perlahan bertambah selama beberapa detik dan kadangkala
bahkan beberapa menit. Rasa nyeri cepat juga digambarkan dengan banyak nama
pengganti, seperti rasa nyeri tajam, rasa nyeri tertusuk, rasa nyeri akut, dan rasa
nyeri tersetrum. Jenis nyeri ini akan terasa bila sebuah jarum ditusukkan kedalam
kulit, bila kulit tersayat pisau, bila kulit terbakar secara akut. Rasa nyeri lambat
juga mempunyai banyak nama, seperti rasa nyeri terbakar lambat, nyeri pegal,
nyeri berdenyut-denyut, nyeri mual, dan nyeri kronik, jenis rasa nyeri ini biasanya
dikaitkan dengan kerusakan jaringan (11).
Nyeri dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan atau pengalaman yang
tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan. Rasa nyeri
dalam kebanyakan hal merupakan suatu gejala yang fungsinya memberikan tanda
bahaya tentang adanya gangguan dalam tubuh seperti peradangan, infeksi kuman,
atau kejang-kejang otot (11).
Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh, rasa nyeri timbul bila
ada jaringan rusak atau gangguan pada metabolisme jaringan sehingga dapat
terjadi perubahan pada konsentrasi ion lokal (penurunan pH jaringan, peningkatan
konsentrasi ion kalium ekstrasel dan pembebasan senyawa mediator nyeri seperti
prostaglandin). Kemudian reseptor nyeri akan terangsang yang letaknya pada
ujung-ujung saraf bebas dikulit, selaput lendir, jaringan serta organ lainnya.
Ditempat ini rangasang dialirkan melalui saraf-saraf sensoris ke susunan saraf
11
pusat, sumsum tulang belakang ke thalamus, dan didalam otak besar rangsangan
ini akan dirasakan sebagai nyeri. Sistem ini terdiri atas tiga komponen utama: (1)
Area periakuaduktus grisea dan periventrikular dari mesensefalaon dan bagian
atas pons yang mengelilingi akuaduktus sylvii dan bagian ventrikel ketiga dan
keempat. (2) Nukleus rafe magnus, yang merupakan nukleus tipis di garis tengah
yang terletak di bagian bawah pons dan bagian atas medula oblongata. (3)
Kompleks penghambat rasa nyeri di dalam radiks dorsalis medula spinalis. Pada
tempat itulah sinyal analgesia dapat menghambat sinyal rasa nyeri sebelum
dipancarkan ke otak. Dengan adanya sistem analgesia tersebut derajat reaksi
seseorang terhadap nyeri sangat bervariasi. Keadaan ini sebagian disebabkan oleh
kemampuan otak sendiri untuk menekan besarnya sinyal nyeri yang masuk ke
dalam sistem saraf, yaitu dengan mengaktifkan sistem pengatur rasa nyeri(11).
C. Pengujian Respon Nyeri
Rasa nyeri dapat dirasakan melalui berbagai jenis rangsangan seperti
mekanik, suhu, dan kimiawi. Pada umumnya, nyeri cepat diperoleh melalui
rangsangan mekanis dan suhu, sedangkan nyeri lambat dapat diperoleh dari
rangsangan kimiawi seperti kerusakan jaringan akibat hipoksia jaringan,
kerusakan saraf, kekurangan darah dan lain-lain. Beberapa zat kimia yang
merangsang jenis nyeri kimiawi adalah bradikinin, serotonin, histamin, ion
kalium, asam, asetilkolin, dan enzim proteolitik. Perangsangan yang
menghasilkan nyeri bersifat destruktif terhadap jaringan yang dilengkapi dengan
12
serabut saraf penghantar impuls nyeri. Jaringan itu dinamakan sebagai jaringan
peka nyeri. Jaringan yang tidak dilengkapi dengan serabut nyeri tidak
menghasilkan nyeri bilamana dirangsang, misalnya diskus intervertebral, dan
dinamakan jaringan tak peka nyeri. Walaupun nyeri pada hakikatnya tidak dapat
diukur, namun yang tidak dapat disangkal ialah, bahwa nyeri merupakan perasaan
yang tidak enak dan menyakitkan. Nyeri ditusuk tentunya berbeda dengan nyeri
ditekan. Bagaimana seseorang menghayati nyeri tergantung pada jenis jaringan
yang dirangsang, lalu pada jenis dan sifat perangsangan, dan tergantung pula pada
kondisi mental dan fisiknya. Nyeri dapat langsung dirasakan sebagai hasil
perangsangan terhadap kulit, mukosa rongga mulut dan kornea. Jaringan lain
dapat pula menghasilkan perasaan yang menyakitkan jika dirangsang dengan
berbagai jenis stimulus. Adapun jaringan yang peka nyeri lainya yang
menghasilkan perasaan menyakitkan ialah: Jaringan subkutan peka nyeri
terhadap takanan dan zat kimia iritatif. Otot peka nyeri terhadap tekanan, sayatan,
dan zat kimia iritatif. Fasia dan tendon peka nyeri terhadap tusukan dengan jarum,
tekanan dan zat kimia iritatif. Pembuluh darah peka terhadap perangsangan
mekanik dan kimia iritatif. Pleura parietal, peritonium parietal dan bagian
perikardium parietal yang dipersarafi serabut somatosensorik peka nyeri terhadap
tusukan jarum, pergesekan, dan zat kimia iritatif. Sedangkan jaringan yang tidak
peka nyeri ialah: tulang kartilago persendian, enamel gigi, otak, pleura visceral,
peritonium visceral, epikardial visceral, esofagus dan korpus uteri (11).
13
D.Asam Mefenamat
Asam mefenamat adalah termasuk obat pereda rasa nyeri yang digolongkan
sebagai NSAID (Non Steroid Antiinflammatory Drugs). Asam mefenamat bisa
digunakan untuk mengatasi berbagai jenis rasa nyeri, namun lebih sering
diresepkan untuk mengatasi sakit gigi, nyeri sendi dan sakit ketika atau menjelang
haid. Asam mefenamat dapat menyebabkan efek samping. Contoh yang sering
terjadi adalah merangsang dan merusak lambungi,karna itu asam mefenamat
tidak diberikan kepada paien yang mengidap gangguan lambung dan sebaiknya
diberikan pada saat lambung tidak dalam kondisi kosong atau setelah makan.
Asam mefenamat sangat kuat terikat pada protein plasma, sehingga interaksi
dengan obat antikoagulan harus diperhatikan. Efek samping terhadap saluran
cerna sering timbul misalnya dispepsia dan gejala iritasi lain terhadap mukosa
lambung.
Asam mefenamat diabsorbsi dengan cepat dari saluran gastrointestinal
apabila diberikan secara oral. kadar plasma puncak dapat dicapai 1 sampai 2 jam
setelah pemberian 2x250 mg kapsul asam mefenamat; Cmax dari asam
mefenamat bebas adalah sebesar 3,5 µg/ml, dan T1/2 dalam plasma sekitar 3
sampai 4 jam. Pemberian dosis tunggal secara oral sebesar 1000 mg memberikan
kadar plasma puncak sebesar 10µg/m selama 2 sampai 4 jam dengan T1/2 dalam
plasma sekitar 2 jam. Pemberian dosis pada kadar plasma puncak yang
14
proposional tanpa adanya bukti menghasilkan kadar plasma puncak sebesar 3,7
sampai 6,7µg/mLdalam 1 sampai 2,5 jam setelah pemberian masing-masing dosis.
Dosis asam mefenamat adalah 2-3 kali 250-500 mg sehari. Dosis yang
dianjurkan untuk nyeri akut pada dewasa dn anak diatas 14 tahun adalah 500 mg
Dosis asam mefenamat adalah 2-3 kali 250-500 mg sehari. Dosis yang dianjurkan
untuk nyeri akut pada dewasa dn anak diatas 14 tahun adalah 500 mg sebagai
dosis awal yang di ikuti dengan 250 mg tiap jam bila diperlukan biasanya tidak
lebih dari satu minggu. Untuk mengatasi nyeri haid, dosis yang dianjurkan adalah
500 mg sebagai dosis awal yang diikuti dengan 250 mg tiap 6 jam, penggunaan
tidak boleh lebih 2 sampai 3 hari yang dimulai saat menstruasi hari pertama atau
pada saat ada rasa nyeri.
Senyawa flavonoid telah dibuktikan dapat menghambat baik enzim
siklooksigenase maupun lipooksigenase. Penghambatan ini tentunya akan
mengurangi pelepasan asam arakidonat. Namun, mekanisme yang tepat di mana
flavonoid menghambat enzim ini tidak jelas. Selain itu, flavonoid juga
menghambat biosintesis eicosanoid, seperti prostaglandin dan yang terlibat
dalam produk akhir dari jalur siklooksigenase dan lipooksigenase. Disamping itu
sifat anti-inflamasi flavonoid adalah kemampuannya dalam menghambat
degranulasi dari neutrofil. Ini adalah cara langsung untuk mengurangi pelepasan
asam arakidonat (15).
E. Hewan Coba
15
Klasifikasi mencit yang digunakan pada penelitian adalah (16 ) :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Ordo : Rodentia
Sub ordo : Myomorpha
Famili : Muridae
Subfamili : Murinae
Spesies : Mus domesticus-domesticus
Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih hewan percobaan adalah memilih
hewan yang dapat mewakili kelompoknya, misalnya anjing, kucing, kera, tikus,
mencit, dan kelinci. Dalam suatu penelitian yang menggunakan hewan
laboratorium, maka perlu diperhatikan umur dan jenis kelamin hewan percobaan
tersebut (16).
Mencit salah satu hewan percobaan dilaboratorium yang biasa disebut tikus putih,
hewan ini dapat berkembang biak secara cepat dan dalam jumlah yang cukup
besar. Mencit termasuk hewan pengerat (Rodentia) yang cepat berbiak, mudah
dipelihara dalam jumlah banyak, variasi genetiknya cukup besar serta anatomi dan
fisiologisnya terkarakteristik cukup baik. Mencit membutuhkan makanan setiap
harinya 3-5 gram, diantaranya hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan
16
makanan kepada mencit yaitu kualitas bahan pangan. Mencit dewasa memiliki
berat badan sekitar 20-40 gram pada mencit jantan, sedangkan 18-35 gram pada
mencit betina ( 16 ).
Gambar 2.2. Mencit (Mus domesticus-domesticus)