bab 2 landasan teori 2library.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/bab ii efrida royani... ·...
TRANSCRIPT
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Internet
Menurut Laudon dan Laudon (2012), internet merupakan jaringan yang saling
berhubungan oleh ratusan jaringan dan jutaan komputer yang menghubungkan
bisnis, pendidikan, kepemerintahan, dan individu. Menurut O'Brien A. J. (2004),
internet adalah jaringan komputer yang saling berhubungan satu sama lain dan
tumbuh dengan pesat yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bisnis, pendidikan,
dan pemerintah yang menghubungkan jutaan komputer yang ada di dunia yang
penggunanya berada dilebih dari 200 negara, sedangkan menurut Chaffey (2011),
internet adalah jaringan fisik yang menghubungan komputer-komputer yang ada di
dunia.
Berdasarkan beberapa kutipan diatas, dapat disimpulkan internet adalah jaringan
yang saling terhubung dengan jutaan komputer yang saling berhubungan dengan satu
sama lain untuk bertujuan memenuhi kebutuhan bisnis, pendidikan dan pemerintahan
yang berada dilebih 200 negara di dunia.
2.2 E-Business
Menurut Chaffey (2011), e-Business merupakan penerapan informasi, proses bisnis
yang ada di dalam organisasi, dan hubungan dengan pemegang saham menggunakan
media internet. Menurut O'Brien A. J. (2004), e-Business adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan proses bisnis, e-commerce, kerjasama dan komunikasi antar
perusahaan dengan pelanggan, pemasok dan pemegang saham lainnnya
menggunakan teknologi internet.
2.3 Pengertian Les/Bimbingan Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), les /lés/ adalah pelajaran atau
pelajaran tambahan di luar jam sekolah atau belajar kepada seseorang di luar jam
sekolah.
Dr. Suherman, M. Pd (Bimbingan Belajar), les atau biasa disebut sebagai bimbingan
belajar adalah suatu proses pemberian bantuan dari guru dengan cara
mengembangkan suasana belajar yang kondusif dan menumbuhkan kemampuan agar
siswa terhindar dari dan atau dapat mengatasi kesulitan belajar yang mungkin
dihadapi sehingga mencapai hasil belajar yang optimal. Pengertian lainnya adalah
8
guru memfasilitasi agar siswa dapat mengatasi kesulitan belajarnya dan sampai ada
tujuan yang diharapkan.
2.3.1 Manfaat Les/Bimbingan Belajar
Menurut Dr. Suherman, M. Pd (Bimbingan Belajar), manfaat bimbingan belajar
adalah:
b. Manfaat Bagi Siswa
- Kondisi belajar yang nyaman dan kondusif untuk mendukung dalam tahap
pengembangan kemampuan dan potensi secara optimal dapat diperoleh.
- Membantu siswa untuk dapat memahami karakteristik pribadi sehingga dapat
digunakan sebagai dasar dalam menempatkan diri.
- Mampu untuk mengurangi dan mengatasi kesulitan belajar sehingga mampu
meningkatkan keberhasilan belajar.
c. Manfaat Bagi Guru
- Membantu dalam menyesuaikan materi pembelajaran atau program yang
cocok dengan keadaan siswa.
- Membantu guru dalam memahami karakteristik siswa sebagai dasar untuk
membantu pengembangan potensi ataupun membantu siswa dalam
menghadapi kesulitan.
2.4 Aplikasi Berbasis Web
Menurut Budi Raharjo dkk, aplikasi berbasis web adalah aplikasi yang disimpan dan
dieksekusi di lingkungan web server. Setiap permintaan pengguna melalui aplikasi
web browser direspon oleh aplikasi berbasis web, dimana hasilnya akan
dikembalikan ke pengguna. Halaman yang tampil di web browser dapat bersifat
dinamis, tergantung data atau parameter yang diberikan oleh pengguna.
Gambar 2.41 Komunikasi Aplikasi Berbasis Web dengan Web Browser (Sumber:
http://digilib.mercubuana.ac.id)
9
2.4.1 Pengertian Website
Menurut Wahana Komputer, web adalah formulir komunikasi interaktif yang
digunakan pada suatu jaringan komputer. Menurut Yuhefizar, website adalah
kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk mempublikasikan informasi
berupa teks, gambar dan program multimedia lainnya berupa animasi (gambar gerak,
tulisan gerak), suara dan atau gabungan dari semuanya itu baik yang bersifat statis
maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait
antara satu halaman dengan halaman yang lain yang sering disebut sebagai hyperlink.
Website biasanya terangkum dalam sebuah domain atau subdomain yang tempatnya
berada di dalam World Wide Web (www) di internet. Sebuah web page adalah
dokumen yang ditulis dalam format HTML yang hampir selalu bisa diakses melalui
HTTP, yaitu protokol yang bisa menyampaikan informasi dari server website untuk
ditampilkan kepada para pemakai melalui web browser. Semua publikasi dari
website tersebut dapat membentuk sebuah jaringan informasi yang sangat besar.
2.4.2 Kelebihan dan Kelemahan Aplikasi Berbasis Web
Menurut Adi Wicaksana, aplikasi berbasis web kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan aplikasi berbasis web adalah:
1. Kita dapat menjalankan aplikasi berbasis web dimanapun kapanpun tanpa harus
melakukan instalasi.
2. Terkait dengan isu lisensi (hak cipta), kita tidak memerlukan lisensi ketika
menggunakan web based application, sebab lisensi telah menjadi tanggung
jawab dari web penyedia aplikasi.
3. Dapat dijalankan di system operasi manapun. Tidak perduli apakah kita
menggunakan linux, windows, aplikasi berbasis web dapat dijalankan asalkan
kita memiliki browser dan akses internet.
4. Dapat diakses lewat banyak media seperti: komputer, handheld dan telepon
genggam yang sudah sesuai dengan standard WAP.
5. Tidak perlu spesifikasi computer yang tingggi untuk menggunakan aplikasi
berbasis web ini, sebab di beberapa kasus, sebagian besar proses dilakukan di
web server penyedia aplikasi berbasis web ini.
Kelemahan aplikasi berbasis web adalah:
10
1. Dibutuhkan koneksi intranet dan internet yang handal dan stabil, hal ini
bertujuan agar pada saat aplikasi dijalankan dapat berjalan dengan baik dan
lancar.
2. Dibutuhkan sistem keamanan yang baik dikarenakan aplikasi dijalankan secara
terpusat, sehingga apabila server di pusat mengalami gangguan maka sistem
aplikasi tidak bisa berjalan.
2.5 Metode Analisis
Pada subbab ini akan dibahas mengenai metode analisis yang akan digunakan dalam
penelitian yaitu Analisis Lima Kekuatan Porter dan Bisnis Model Kanvas.
2.5.1 Analisis Lima Kekuatan Porter
Analisa Lima Kekuatan Porter merupakan sebuah kerangka kerja untuk analisis
industri dan pengembangan stategi bisnis yang dikembangkan oleh Michael E. Porter
pada tahun 1979. Analisa ini menggunakan konsep-konsep yang dikembangkan
dalam Industrial Organization, untuk mendapatkan lima kekuatan yang dapat
digunakan untuk menjelaskan intensitas persaingan dan daya tarik pasar.
Menurut Five Forces Model ada lima hal yang dapat menentukan tingkat persaingan
dan daya tarik pasar dalam suatu industri. Daya tarik dalam konteks ini mengacu
pada profitabilitas industri secara keseluruhan. Hasilnya, setelah analisis dilakukan
maka akan dapat di nilai apakah industri tersebut masih “menarik” atau “tidak
menarik”. Menurut Lima Kekuatan Porter, sebuah industri disebut “tidak menarik”
bila kombinasi dari five forces menurunkan profitabilitas secara keseluruhan. Sebuah
industri disebut menarik bila kombinasinya menunjukkan profitabilitas yang
menjanjikan.
Analisis kompetitif dengan menggunakan model Lima Kekuatan Porter adalah
pendekatan yang dipakai untuk mengembangkan strategi dibanyak perusahaan
(David, 2011). Persaingan itu, menurut Porter adalah sebagai berikut:
2.5.1.1 Threat of New Entrants
Hambatan masuk (entry barriers) merupakan berbagai faktor yang menghambat
pendatang baru (potential new entrants) memasuki suatu industri di Lima Kekuatan
Porter. Hambatan masuk yang rendah mengakibatkan suatu industri mengalami
penurunan profitabilitas dengan cepat karena semakin meningkatnya persaingan di
antara perusahaan dalam satu industri. Sebaliknya dalam Five Forces Model
hambatan masuk industri yang tinggi, diasumsikan dapat mempertahankan daya tarik
11
industri untuk jangka waktu yang panjang. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan
dalam hal ini antara lain:
1. Skala Ekonomi (Economies of Scale)
Apakah produk bisa dibuat dalam jumlah kecil atau harus dalam jumlah yang
besar, misal: dalam pabrik kertas, nilai efisiensi yang menguntungkan baru bisa
dicapai dalam skala yang besar sehingga sulit bagi pesaing baru jika ingin
masuk dengan skala industri yang kecil
2. Kurva Pembelajaran (Learning or Experience Effect)
Dalam proses produksi, semakin lama semakin diperoleh tingkat efisiensi yang
semakin tinggi dengan demikian didapat biaya yang semakin murah dalam
produksi. Perlu dipertimbangkan apakah hal ini dapat dicapai dalam waktu
yang cepat atau lama karena mempengaruhi biaya produksi secara keseluruhan.
3. Cost Disadvantages Independent of Scale
Keuntungan yang tidak terkait dengan skala produksi. Misalnya: hak paten,
kemudahan akses ke bahan baku, hak pengelolaan/perijinan, kemudahan dari
pemerintah, dll.
4. Diferensiasi Produk
Keunikan yang dimiliki baik dalam bentuk fisik produk atau positioning
produk yang membedakannya dari produk pesaing yang berada dalam industri
yang sama. Perlu dipertimbangkan pula oleh new entrant untuk mengantisipasi
loyalitas merek dari produk yang telah ada.
5. Kebutuhan Modal (Capital Requirement)
Biaya yang dibutuhkan untuk memasuki bisnis ini. Untuk industri dengan skala
yang massif (contoh: semen) maka dibutuhkan modal yang luar biasa besar.
6. Switching Cost
Biaya yang dibutuhkan untuk melakukan perpindahan dari satu pos ke pos lain.
Biaya ini termasuk pula biaya psikologis akibat perpindahan yang terjadi.
7. Akses ke Jalur Distribusi (Access to Distribution Channels)
Dalam industri tertentu akses ke jalur distribusi memegang peranan yang
krusial.
8. Antisipasi Pertumbuhan (Anticipated Growth)
12
Perlu diantisipasi pula dalam kerangkan five forces model ini kemungkinan
pertumbuhan industri yang dapat terjadi dengan melihat data pendukung yang
ada.
2.5.1.2 Bargaining Power of Suppliers
Dalam Five Forces Model, pemasok memiliki posisi tawar-menawar (bargaining
position) yang berbeda-beda terhadap perusahaan di dalam Five Forces Model.
Kemampuan pemasok untuk menentukan syarat-syarat perdagangan yang
menguntungkan kedua belah pihak sangat dipengaruhi oleh elemen-elemen struktur
industri sebagai berikut: differentiation of inputs, switching costs of supplier and
firms in the industry, presence of substitute inputs, supplier concentration,
importance of volume to supplier, cost relative to total purchases in the industry,
impact of inputs on cost or differentiation, threat of forward integration. Apabila
perusahaan dapat memperoleh pasokan bahan baku dari beberapa pemasok maka
kedudukan perusahaan relatif lebih kuat dibandingkan pemasok sehingga pemasok
tidak akan memberikan ancaman berarti bagi perusahaan di Five Forces Model.
2.5.1.3 Bargaining Power of Buyers/Consumers
Dalam Five Forces Model pembeli memiliki posisi penting terhadap
keberlangsungan hidup perusahaan karena sales revenue yang diperoleh perusahaan
berasal dari penjualan produk perusahaan kepada buyer. Posisi tawar menawar
pembeli terhadap perusahaan yang menjual barang dan jasa ditentukan oleh dua hal
utama yakni bargaining leverage dan price sensitivity. Bargaining Leverage pembeli
selanjutnya ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut: buyer concentration vs
firm concentration, buyer volume, buyer integrate, substitute products.
2.5.1.4 Threat of Subtitute Products
Dalam Five Forces Model, Persaingan terhadap produk dihasilkan perusahaan tidak
hanya berasal dari perusahaan yang memproduksi produk yang sama sehingga
menimbulkan persaingan langsung (direct competition), melainkan bisa juga berasal
dari perusahaan yang memproduksi produk yang memiliki kesamaan fungsi dengan
produk yang dihasilkan perusahaan. Produk seperti itu dinamakan produk subsitusi
(substitute products).
2.5.1.5 Competitive Rivalry Within the Industry
Di dalam industri Five Forces Model sendiri, terjadi persaingan antara satu
perusahaan dengan perusahaan lainnya. Menurut Porter pencetus Five Forces Model,
13
intensitas persaingan (intensity of rivalry) antar perusahaan dalam satu industri
sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: industry growth, fixed
costs/value added, intermitten overcapacity, product differiencies, brand identity,
switching costs, concentration & balance, informational complexity, diversity of
competitors, corporate stakes, dan exit barriers.
Perusahaan yang melakukan inovasi dapat menikmati profit yang besar pada saat
pesaing lain belum memasuki pasar yang sama. Tetapi sebagaimana dinyatakan oleh
Hermawan Kartajaya, persaingan saat ini sudah memasuki tahap wild. Hal ini
ditandai dengan semakin cepatnya pesaing memperoleh akses teknologi sehingga
dalam waktu yang relatif singkat mereka dapat menghasilkan produk yang serupa
dengan produk yang dihasilkan oleh perusahaan inovator.
- Pure Monopoly
- Avoided Competition
- Hypercompetition
- Perfect Competition
2.5.2 Business Model Canvas
Menurut Barbara Diehl & Dr Maria Nikolou (2013), Bisnis Model mendeskripsikan
bagaimana organisasi menciptakan dan memberikan suatu nilai. Bisnis model harus
memenuhi kriteria berikut:
- Simpel
- Relevan
- Mudah dimengerti
14
Gambar 2.5 Bisnis Model Kanvas (Sumber: Barbara Diehl & Dr Maria Nikolou,
2013)
Menurut Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur (Business Model Generation,
2012), sembilan segmen business model canvas, yaitu:
2.5.2.1 Segmen Pelanggan (Customer Segments)
Segmen ini menggambarkan sekelompok orang atau organisasi berbeda yang ingin
dijangkau atau dilayani oleh perusahaan. Pelanggan adalah inti dari semua model
bisnis. Tanpa pelanggan, tidak ada perusahaan yang mampu bertahan dalam waktu
lama. Untuk memuaskan pelanggan perusahaan dalam mengelompokkan pelanggan
sesuai dengan kategori tertentu.
Tabel 2.1 Segmen Pelanggan (Sumber: Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur
(Business Model Generation, 2012))
Pertanyaan Tipe Segmen Pelanggan
Kepada siapa nilai diciptakan? Pasar Massa (contoh: produk pelanggan)
Siapakah pelanggan terpenting?
B2B vs B2C
Pasar ceruk (contoh: barang mewah)
Dimana mereka tinggal? Diversifikasi pasar (contoh: Amazon)
Berapa umur mereka? Pasar multi-sisi(contoh: kartu kredit)
Berapa pendapatan mereka?
Dimana mereka nongkrong?
15
Pertanyaan Tipe Segmen Pelanggan
Bagaimana mereka berinteraksi dengan
produk?
2.5.2.2 Segmen Proposisi Nilai (Value Propositions)
Segmen proposisi nilai menciptakan nilai untuk segmen pelanggan melalui panduan
elemen-elemen berbeda yang melayani kebutuhan segmen tersebut. Nilai dapat
bersifat kuantitatif (misalnya harga dan kecepatan layanan) atau kualitatif (misalnya
desain dan pengalaman pelanggan).
Tabel 2.2 Segmen Nilai Proposisi (Sumber: Alexander Osterwalder dan Yves
Pigneur (Business Model Generation, 2012))
Pertanyaan Tipe Segmen Proposisi Nilai
Nilai apa yang akan diberikan kepada
pelanggan?
Sifat baru
Masalah pelanggan mana yang dapat
diselesaikan?
Kinerja
Apa keunggulan kompetitif perusahaan
Anda?
Kustomisasi
Apa kebutuhan pelanggan yang memuaskan? Menyelesaikan pekerjaan
Kumpulan produk dan layanan apa yang
kami tawarkan ke setiap segmen pelanggan?
Harga
Mengurangi biaya/resiko
Desain
Kenyamanan / kegunaan
Aksesibilitas
2.5.2.3 Segmen Saluran (Channels)
Salurang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan berkomunikasi dengan
segmen pelanggannya dan menjangkau mereka untuk memberikan proposisi nilai.
Saluran adalah titik sentuh pelanggan yang berperan dalam setiap kejadian yang
mereka alami.
Tabel 2.3 Segmen Saluran (Sumber: Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur
(Business Model Generation, 2012))
Pertanyaan Tipe Segmen Saluran
Apa salurang yang digunakan untuk
mencapai pelanggan?
Tenaga penjualan
16
Pertanyaan Tipe Segmen Saluran
Bagaimana kita mencapainya sekarang? Web penjualan
Bagaimana saluran ini terintegrasi? Toko sendiri
Saluran mana yang paling sesuai? Toko mitra
Mana yang paling hemat biaya? Grosir
Bagaimana kita mengintegrasikannya
dengan rutinitas pelanggan?
2.5.2.4 Segmen Hubungan Pelanggan (Customer Relationships)
Segmen hubungan pelanggan menggambarkan berbagai jenis hubungan yang
dibangun perusahaan bersama segmen pelanggan yang spesifik. Hubungan
pelanggan dapat didorong oleh motivasi berikut.
- Akuisisi pelanggan
- Retensi (mempertahankan) pelanggan
- Peningkatan penjualan (upselling)
Tabel 2.4 Segmen Hubungan Pelanggan (Sumber: Alexander Osterwalder dan Yves
Pigneur (Business Model Generation, 2012))
Pertanyaan Kategori Relasi
Jenis hubungan apa yang masing-
masing pelanggan harapkan untuk kita
bangun dan pertahankan dengan
mereka?
Bantuan personal
Yang mana yang telah kita dirikan? Bantuan personal yang khusus
Seberapa mahal harganya? Swalayan
Bagaimana mereka terintegrasi dengan
sisa model bisnis kita?
Layanan otomatis
Komunitas
Kokreasi
2.5.2.5 Segmen Arus Pendapatan (Revenue Streams)
Segmen arus pendapatan menggambarkan uang tunai yang dihasilkan perusahaan
dari masing-masing segmen pelanggan (biaya yang harus mengurangi pendapatan
untuk menghasilkan pemasukan). Mendeskripsikan pendapatan yang dihasilkan
perusahaan dari masing-masing segmen pelanggan.
(Revenue-costs = earnings/profits)
17
Tabel 2.5 Segmen Arus Pendapatan (Sumber: Alexander Osterwalder dan Yves
Pigneur (Business Model Generation, 2012))
Pertanyaan Tipe Segmen Arus Pendapatan
Untuk apa nilai yang benar-benar
bersedia dibayar oleh pelanggan?
Penjualan aset
Untuk apa yang mereka bayar saat ini? Biaya pemakaian
Bagaimana mereka saat ini membayar? Biaya berlangganan
Bagaimana mereka lebih suka
membayar?
Pemberian pinjaman / sewa / leasing
Berapa banyak arus pendapatan
berkontribusi terhadap pendapatan
keseluruhan?
Perizinan
Biaya broker
Periklanan
2.5.2.6 Segmen Sumber Daya Utama (Key resources)
Segmen sumber daya utama menggambarkan aset-aset terpenting yang diperlukan
agar sebuah model bisnis dapat berfungsi. Sumber daya ini memungkinkan
perusahaan menciptakan dan menawarkan proposisi nilai, menjangkau pasar,
mempertahankan hubungan dengan segmen pelanggan dan memperoleh pendapatan.
Tabel 2.6 Segmen Sumber Daya Utama (Sumber: Alexander Osterwalder dan Yves
Pigneur (Business Model Generation, 2012))
Pertanyaan Kategori Sumber Daya
Sumber daya utama apa yang
dibutuhkan proposisi nilai kita?
Aset Fisik (contoh: fasilitas)
Sumber daya apa yang dibutuhkan
saluran distribusi kami?
Sumber daya intelektual (misalnya Merek,
hak cipta, hak paten, dll.)
Sumber daya apa yang dibutuhkan
hubungan dengan pelanggan?
Sumber daya manusia
Sumber daya apa yang dibutuhkan arus
pendapatan kita?
Sumber daya keuangan dan / atau jaminan
2.5.2.7 Segmen Aktivitas Kunci (Key Activities)
Mendeskripsikan bagian penting organisasi yang harus ada untuk membuat bisnis
model bekerja. Aktivitas kunci dapat berupa tindakan-tindakan terpenting yang harus
diambil perusahaan agar dapat beroperasi dengan sukses.
18
Tabel 2.7 Segmen Aktivitas Kunci (Sumber: Alexander Osterwalder dan Yves
Pigneur (Business Model Generation, 2012))
Pertanyaan Kategori Aktivitas Kunci
Kegiatan penting apa yang dibutuhkan
proposisi nilai kita?
Produksi (misalnya Merancang,
membuat, dan mengirimkan produk)
Kegiatan penting apa yang dibutuhkan
saluran distribusi kami?
Pemecahan masalah (misalnya Hadir
dengan solusi baru)
Kegiatan penting apa yang dibutuhkan
hubungan pelanggan?
Platform / jaringan (misalnya penyediaan
layanan, manajemen antarmuka, promosi
platform)
Kegiatan utama apa yang dibutuhkan aliran
pendapatan kita?
2.5.2.8 Segmen Kemitraan Utama (Key partnerships)
Segmen kemitraan utama mendeskripsikan jaringan suplier dan partner yang
membuat bisnis model bekerja. Perusahaan membentuk kemitraan dengan berbagai
alasan dan kemitraan menjadi landasan dari berbagai model bisnis. Perusahaan
menciptakan aliansi untuk mengoptimalkan model bisnis, mengurangi risiko atau
memperoleh sumber daya mereka.
Tabel 2.8 Segmen Kemitraan Utama (Sumber: Alexander Osterwalder dan Yves
Pigneur (Business Model Generation, 2012))
Pertanyaan Motivasi Kemitraan
Siapa mitra utama kami? Optimalisasi dan skala ekonomi
Siapakah pemasok utama kami? Pengurangan risiko dan ketidakpastian
Sumber daya utama apa yang kita dapatkan
dari mitra?
Akuisisi tertentu
Kegiatan utama apa yang dilakukan oleh
mitra kerja?
19
2.5.2.9 Segmen Struktur Biaya (Cost Structure)
Segmen struktur biaya mendeskripsikan semua pengeluaran untuk mengoperasikan
bisnis model.
Tabel 2.9 Segmen Struktur Biaya (Sumber: Alexander Osterwalder dan Yves
Pigneur (Business Model Generation, 2012))
Pertanyaan Kategori Biaya
Pengeluaran
Karakteristik
Apa biaya terpenting yang
ada dalam model bisnis kita?
Biaya-driven (meminimalkan
biaya)
Biaya tetap
Sumber daya utama mana
yang paling mahal?
Nilai-driven (fokus pada
penciptaan nilai)
Biaya variabel
Skala ekonomi
Ekonomi lingkup
2.5.3 Analisis ROI (Return on Investment)
Return on Investment (ROI) (Mulyadi, 2001) adalah “merupakan perbandingan laba
dengan investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba”.
Return on Investment (ROI) (Simamora, 2002) adalah “Return on Investment atau
yang disebut dengan tingkat imbalan atas investasi adalah laba operasi bersih dibagi
investasi dalam asset yang digunakan untuk meraup laba bersih”.
Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ROI adalah alat pengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan seluruh aktiva
yang tersedia dengan melihat peningkatan laba atas investasi yang telah ditanamkan.
Rumus:
Return on Investment = Investment Revenue – Investment Cost
Investment Cost
2.6 Object-Oriented Analysis
Metode perancangan yang digunakan adalah Object-Oriented Analysis (Satzinger,
2010), yaitu analisis yang mendefinisikan obyek yang saling berhubungan di dalam
sistem dan menampilkan interaksi dari pengguna. Metode UML dapat digunakan
dalam analisis OOA.
20
2.6.1 Unified Modelling Language (UML)
UML merupakan singkatan dari Unified Modelling Language adalah sekumpulan
pemodelan konvensi yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan
sebuah sistem perangkat lunak dalam kaitannya dengan objek. UML digunakan
sebagai standar penulisan kelas-kelas dalam bahasa pemograman yang spesifik,
skema database dan komponen-komponen yang diperlukan dalam membuat sistem.
2.6.1.1 Usecase Diagram
Menurut Satzinger (2010) usecase diagram adalah model diagram UML yang
digunakan untuk menggambarkan permintaan fungsional sebuah sistem. Usecase
menggambarkan “siapa” dan “apa” dalam lingkungan sistem. Pada usecase diagram
aktor tidak selalu sama dengan sumber dari peristiwa dalam event table dikarenakan
aktor adalah pengguna yang berinteraksi langsung dengan sistem dimana sistem
harus memberikan respon.
Komponen-komponen usecase diagram adalah:
- Actor
Pengguna yang berinteraksi dengan sistem secara langsung untuk memberikan
inputan pada sistem atau menerima informasi dari sistem.
- Usecase
Kegiatan atau proses yang dilakukan antara aktor dan sistem.
- Line
Garis yang menghubungkan aktor dengan usecase.
Gambar 2.5 Usecase diagram (Sumber: Satzinger, 2010)
21
2.6.1.2 Usecase Description
Menurut Satzinger (2010), usecase description merupakan sebuah deskripsi yang
menjelaskan proses usecase secara detail, rinci dan lengkap. Usecase memiliki
tahapan dalam menggambarkan bisnis proses.
Komponen usecase description adalah:
- Usecase Name, nama dari usecase.
- Scenario, proses/kegiatan dalam usecase.
- Triggering Event, pemicu terjadinya event.
- Brief Description, informasi mengenai event yang terjadi.
- Actors, siapa yang melakukan proses.
- Related Usecase, hubungan antar usecase.
- Stakeholder, pengguna luar yang berhubungan dengan event.
- Precondition, kondisi sebelum event terjadi.
- Pracondition, kondisi sesudah event terjadi.
- Flow of Event, aliran interaksi antara aktor dan sistem.
- Expection condition, kondisi tambahan yang membutuhkan penjelasan rinci.
Gambar 2.5 Usecase Description (Sumber: Satzinger, 2010)
22
2.6.2.3 Class Diagram
Class diagram (Satzinger, 2010) digunakan untuk menggambarkan obyek kelas dari
suatu sistem. Class diagram berbentuk kotak persegi panjang yang mewakili kelas
dan garis yang menghubungkan dari kotak ke kotak persegi panjang lainnya, dimana
peristiwa ini menunjukkan asosiasi (relasi) antar kelas. Class Diagram dibagi
menjadi beberapa bagian yaitu Domain Class Diagram, Entity Relationship Diagram
dan Design Class Diagram.
Komponen class diagram adalah:
- Nama
- Atribut
- Method
Tabel 2.10 Multiplicity Class (Sumber: Satzinger, 2010)
Multiplicity Arti
n (default) Banyak
0..0 Nol
0..1 Nol atau satu
0..n Nol atau banyak
1..1 Tepat satu
1..n Satu atau banyak
Gambar 2.5 Komponen Class Diagram (Sumber: Satzinger, 2010)
23
Pada tabel berikut dijelaskan relasi antar kelas.
Tabel 2.11 Relasi antar kelas (Sumber: Satzinger, 2010)
Simbol Keterangan
Relasi Generalisasi digunakan dalam hubungan antara
kelas induk dengan turunan.
Relasi Agregasi digunakan dalam satu kelas dibentuk
dari kelas lain.
Relasi Asosiasi digunakan dalam relalsi antara dua kelas.
Relasi Dependensi digunakan menggambarkan suatu
kelas yang menggunakan kelas lain.
Gambar 2.5 Class Diagram (Sumber: Satzinger, 2010)
2.6.2.4 Activity Diagram
Activity Diagram (Satzinger, 2010) adalah gambaran mengenai aliran kerja yang
terjadi dalam bentuk diagram. Activity diagram dapat mempermudah pengguna
dalam memahami proses yang terjadi dalam sistem.
24
Gambar 2.5 Komponen Activity Diagram (Sumber: Satzinger, 2010)
Gambar 2.5 Activity Diagram (Sumber: Satzinger, 2010)