bab 2 landasan teori 2.1 teori umum 2.1.1 sistem...
TRANSCRIPT
8
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi
2.1.1.1 Pengertian Sistem
Menurut O’Brien (2005, p29), Sistem adalah sekelompok
komponen yang saling berhubungan, berkerjasama untuk mencapai
tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output
dalam proses transformasi yang teratur.
Menurut Romney dan Steinbart (2006, p4), mendefinisikan
sistem sebagai suatu kumpulan dari dua atau lebih komponen yang
saling ketergantungan dan berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sistem
adalah sekumpulan komponen yang mengimplementasi syarat-
syarat dari model, function dan interface yang saling terintegeras i
dengan menerima input dan menghasilkan output untuk mencapai
tujuan.
9
2.1.1.2 Pengertian Informasi
Menurut O’Brien (2005, p38), yang diterjemahkan oleh
Fitriasari dan Deni Arnos Kwary, mendefinisikan informasi sebagai
data yang telah diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna
bagi pemakai akhir tertentu.
Menurut Romney dan Steinbart (2006, p5), mendefinisikan
informasi sebagai data yang telah diorganisasikan dan diproses
untuk menyediakan arti bagi pengguna.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
informasi adalah data yang sudah diolah sehingga memiliki arti bagi
pengguna, dan dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam
pengambilan keputusan.
2.1.1.3 Pengertian Sistem Informasi
Menurut O’Brien (2005, p5), sistem informasi merupakan
kombinasi teratur apapun dari orang-orang, hardware, software,
jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan,
mengubah dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.
Menurut O’Brien (2005, p10), Tiga peran utama dari aplikasi bisnis
dari sistem informasi adalah mendukung berbagai strategi untuk
keunggulan kompetitif, mendukung pengambilan keputusan dalam
bisnis, dan mendukung proses dari operasi bisnis.
10
Romney dan Steinbart (2006, p782), mengungkapkan sistem
informasi merupakan sebuah tahapan pengorganisasian dari
mengumpulkan, memproses, mengelola dan melaporkan informasi,
sehingga organisasi dapat menentukan objek dan tujuan.
Jadi Sistem Informasi adalah suatu kesatuan komponen yang
saling berinteraksi untuk mengubah data menjadi informasi guna
mencapai tujuan perusahaan.
2.1.1.4 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Jones dan Rama (2006, p5) “The Accounting
information system is a subsystem of an MIS that provides
accounting and financial information, as wel as other information
obtained in the routine processing of accounting transaction”.
Artinya sistem informasi akuntansi adalah bagian dari sistem
informasi manajemen atau MIS yang menyediakan informas i
mengenai akuntansi dan keuangan, seperti informasi-informas i
lainnya yang didapatkan dari proses transaksi akuntansi rutin.
Menurut Romney dan Steinbart (2006, p6), “Accounting
information system is the human and capital resources within an
organization that responsible for the preparation of financial
information and the information obtained from the collecting and
processing company transaction”. Artinya sistem informasi
akuntansi adalah sumber daya manusia dan modal dalam sebuah
11
organisasi yang bertanggung jawab terhadap persiapan informasi
keuangan dan informasi yang dihasilkan dari mengumpulkan dan
memproses transaksi perusahaan.
Jadi sistem informasi akuntansi adalah kumpulan berbasis
sumber daya yang dirancang untuk mentransformasikan data
keuangan dan data lainnya menjadi informasi yang diperlukan dan
bermanfaat bagi berbagai user.
2.1.1.5 Komponen-komponen Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Romney dan Steinbart (2006, p6), terdapat 6
komponen dari sistem informasi akuntansi, yaitu :
1. Orang yang mengoperasikan sistem dan melakukan berbagai
macam fungsi.
2. Prosedur dan instruksi, baik manual maupun otomatis.
Dilibatkan dalam pengumpulan, pemrosesan, dan
penyimpanan data mengenai aktivitas organisasi.
3. Data tentang organisasi dan proses bisnisnya.
4. Software yang digunakan untuk memproses data organisasi.
5. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer,
peralatan di sekelilingnya, dan peralatan komunikasi jaringan
yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan,
memproses, dan mengirimkan data dan informasi.
12
2.1.1.6 Manfaat Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Jones dan Rama (2006, p6-p7), manfaat sistem
informasi akuntansi ada lima yaitu:
1. Memproduksi laporan eksternal
“Business use accounting information system to
produce special reports to satisfy the information needs of
investors, creditors, tax collectors, regulatory agencies, and
others”. Artinya Bisnis memakai sistem informasi akuntansi
untuk memproduksi laporan khusus untuk memuaskan
kebutuhan dari investor, kreditor, penagih pajak, dan agen-
agen lain yang berkaitan.
2. Mendukung aktivitas rutin
“Managers need an accounting information system for
handling routine operating acitivities during the firm’s
operating cycle”. Artinya manajer membutuhkan sistem
informasi akuntansi untuk menangani aktivitas operasi rutin
selama siklus operasi perusahaan.
3. Mendukung Keputusan
“Information is also needed for non-routine decision
support at all levels of an organization”. Artinya informasi
13
juga dibutuhkan untuk mendukung keputusan rutin pada
semua tingkatan dari organisasi.
4. Perencanaan dan pengendalian
“An Information System is required for planning and
control activities as well information concering budgets and
standard cost is stored by the information system, and report
are designed to compare budget figures to actual amounts”.
Artinya informasi dibutuhkan untuk aktivitas perencanaan dan
pengendalian yang baik. Informasi memperhatikan anggaran
dan biaya standar yang disimpan oleh sistem informasi, dan
laporan dirancang untuk membandingkan gambaran anggaran
dengan jumlah yang sebenarnya.
5. Implementasi pengendalian internal
“Internal Control includes the policies, procedures,
and Information system used to protect a company’s assets
from loss or ambezzlement and to maintenance accurate
financial data”. Artinya pengendalian internal meliputi
kebijaksanaan, prosedur, dan sistem infomasi yang digunakan
untuk melindungi aset perusahaan dari kerugian atau
penggelapan, dan untuk memelihara data keuangan yang
akurat.
14
2.1.2 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi berbasis
Orientasi pada Object
2.1.2.1 Pengertian Analisis Sistem
Menurut O’Brien (2005, p518) yang diterjemahkan oleh
Fitriasari dan Kwary, analisis sistem merupakan studi mendalam
tentang informasi yang dibutuhkan oleh pemakai akhir yang
menghasilkan persyaratan fungsional yang digunakan sebagai dasar
untuk desain sistem informasi baru.
Menurut Romney dan Steinbart (2006, p792), “System
analysis is a rigorous and systematic approach to decision making,
characterized by acomprehensive definition of available
alternatives and exhaustive analysts of marits of each alternatives
as a basis for choosing the best alternatives”. Artinya analisis
sistem adalah sebuah pendekatan yang teliti dan sistematis untuk
pengambilan keputusan, merupakan definisi dari alternatif yang ada
dan analisis yang mendalam mengenai alternatif yang pantas
sebagai sebuah dasar memilih alternatif yang baik.
Jadi dapat disimpulkan bahwa analisis sistem adalah
penelitian sistem informasi yang sudah ada untuk
mengidentifikasikan kebutuhan informasi yang diperlukan oleh
sistem yang baru.
15
2.1.2.2 Pengertian Perancangan Sistem
Menurut O’Brien (2005, p521) yang diterjemahkan oleh
Fitriasari dan Kwary, desain sistem terdiri dari aktivitas desain yang
menghasilkan spesifikasi sistem yang memenuhi persyaratan
fungsional yang dikembangkan dalam proses analisis sistem.
Menurut Romney dan Steinbart (2006, p792), “System design
is the process of preparing detailed of specification for the
development of the new information system”. Artinya perancangan
sistem informasi adalah proses menyiapkan spesifikasi secara rinci
untuk pengembangan sistem informasi yang baru.
Jadi dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem adalah
penentuan proses dan data serta pendefinisian hardware, software,
komponen, modul dan interface yang diperlukan oleh sistem yang
baru.
2.1.2.3 Pengertian Object
Menurut Mathiassen (2004, p4) “object is an entity with
identity, state and behavior”. yang berarti entitas adalah sesuatu
yang memiliki identitas, state dan tingkah laku.
2.1.2.4 Pengertian Object Oriented
Menurut Briton dan Doake (2001, p15), “Object oriented
system is made up of such objects which collaborate to achieve the
16
functionality required by the system”, yang berarti objek yang
dibuat untuk mencapai kolaborasi fungsional yang dibutuhkan oleh
sistem.
2.1.2.5 Pengertian Object Oriented Analysis and Design
Menurut Mathiassen (2000, p12) “OOAD is a collection of
general guidilines for carrying out analysis and design. Yan g
berarti kumpulan langkah-langkah secara umum untuk
menyelesaikan analisis dan perancangan.
2.1.2.6 Pengertian Event
Menurut Jones dan Rama (2006, p4) “Event are activities that
happen at a particular poin in time”, yang berarti event adalah
kejadian yang terjadi pada suatu waktu tertentu.
2.1.2.7 Pengertian Workflow Table
Menurut Jones dan Rama (2006, p87), Workflow Table is a
two coloumn table that identifies the actors and actions in a
process. Artinya tabel workflow adalah tabel berkolom dua yang
mengidentifikasikan aktor dan kegiatan dalam sebuah proses.
Jadi Workflow Table merupakan suatu tabel yang berfungsi
untuk mengelola aliran kerja.
17
2.1.2.8 Pengertian UML (Unified Modeling Language)
UML merupakan satu kumpulan konvensi pemodelan yang
digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem
software yang terkait dengan objek (Whitten, 2004, p408).
2.1.2.9 Pengertian UML Activity Diagram
Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p428) yang
diterjemahkan oleh Andi, Activity Diagram merupakan sebuah
diagram yang dapat menggambarkan secara grafis aliran proses
bisnis, langkah-langkah sebuah usecase atau logika behavior
(metode) object.
Menurut Jones dan Rama (2006, p87), UML Activity Diagram
is a diagram that shows the sequence of activities in a process.
Artinya UML Activity Diagram merupakan suatu diagram yang
menunjukkan aktivitas dalam sebuah proses.
Jadi Activity Diagram adalah salah satu jenis diagram dalam
Unified Modelling Language yang menggambarkan serangkaian
aktivitas dalam proses kegiatan bisnis dari sebuah sistem secara
berurutan.
2.1.2.10 Pengertian Overview Activity Diagram
Menurut Jones dan Rama (2006, p87), Overview Activity
Diagram is a UML Activity Diagram that present a high-level view
18
of the business process by documenting the key events, the sequence
of these events, and the information flows between these events.
Artinya Overview Activity Diagram merupakan suatu UML Activity
Diagram yang menyajikan gambaran tingkat tinggi dari proses
bisnis dengan mendokumentasikan event-event utama, rangkaian
dari event, dan arus informasi antara event tersebut.
Menurut Jones dan Rama (2006, p73), langkah-langkah dalam
mempersiapkan Overview Activity Diagram :
1. Read the narrative and identify key events. (Baca narasi dan
identifikasi event utama)
2. Annotate the narrative to clearly show event boundaries and
event names. (Beri tanda notasi pada narasi untuk
menunjukan cakupan event dan nama event tersebut)
3. Represent people or device participating in the business
process uing swimlane. (Tampilkan kembali agen yang
berpartisipasi dalam proses bisnis dengan menggunakan
swimlane)
4. Diagram each event, and show the sequence of events in the
business process. (Gambaran masing-masing event dan
tunjukkan urutan-rutannya dalam proses bisnis)
5. Draw documents created and used in the business process.
Show the flow of information from events to documents and
vice versa. (Gambaran dokumen-dokumen yang dibuat dan
19
digunakan dalam proses bisnis. Tunjukkan arus informasi dari
event-event kedokumen dan garis penghubung putus-putus)
6. Draw table (files) created and used in the business process.
Show the flow of information from events to tables, and vice
versa. (Gambar table/files yang dibuat dan digunakan dalam
proses bisnis. Tunjukkan arus informasi dari event-event ke
tabel dan garis penghubung putus-putus)
2.1.2.11 Pengertian Detailed Activity Diagram
Menurut Jones dan Rama (2006, p87), Detailed Activity
Diagram is a UML Activity Diagram that provides a detailed
representation of the activities associated with one or two of the
events shown on an overview diagram. Artinya Detailed Activity
Diagram adalah sebuah UML Activity Diagram yang menyediakan
gambaran detail aktivitas antara event-event yang ditunjukkan di
overview diagram. Menurut Jones dan Rama (2006, p80), langkah-
langkah membuat Detailed Activity Diagram :
1. Annotate the narrative to show activities.
a. Review data
b. Compare document
c. Record data in source documents
d. Enter data into a computer system
e. Record data in transaction files
20
f. Update files
g. Maintain Master file
h. Send information to another agent
2. Prepare a workflow table.
3. Identify necessary detailed diagram.
4. For each detailed diagram, perform steps :
a. Set up Swimlane
b. Add a rounded rectangle for each activity in the events
c. Use continous lines to show the sequence of activities
d. Set up any documents created or used by the activities in
that diagram
e. Document any tables created, modified, or used by the
activities in the diagram in computer coloumn.
f. Use dotted lines to connect activities and table.
2.1.2.12 Pengertian Rich Picture
“Rich Picture is an informal drawing that presents the
illustrator’s understanding of a situation.” Artinya rich picture
adalah gambaran informal yang mempresentasikan ilustrator
tentang sebuah situasi (Mathiassen, 2000, p26).
Menurut Mathiassen (2000, p31) Rich Picture harus :
a. Contain a lot of information and open to interpelation.
21
b. Present processes and structures in a coherent, well-balanced
way.
c. Show at least one problematic area.
d. Point at several relevant computerized systems.
e. Be rich, but not chaotic.
f. Illuminate key aspects of a situation in a way that
promotes understanding at many levels.
2.1.2.13 UML Class Diagram
2.1.2.13.1 Pengertian Class Diagram
Bennet (2006, p649) menyatakan bahwa, “Class
diagram is a UML structure diagram that shows classes
with their attributes and operations, together with the
associations between classes”, yang berarti bahwa class
diagram adalah sebuah UML struktur diagram yang
menunjukkan class-class dengan attribute dan
operasinya, bersama dengan asosiasi antara class-class.
2.1.2.13.2 Pengertian Attribute
Menurut Whitten (2004, p295), “Attribute is a
descriptive property or characteristic of an entity.”
Yang berarti bahwa attribute adalah sebuah deskripsi
properti atau karakteristik dari sebuah entity.
22
Bennet (2006, p649) menyatakan bahwa,
“Attribute is an element of the data structure that,
together with operations, defines a class. Describes
some property instance of the class”. Yang berarti
bahwa attribute adalah sebuah elemen dari struktur data
yang bersamaan dengan operasi-operasi untuk
mendefinisikan class. Menggambarkan beberapa contoh
properti dari class.
Sedangkan menurut Jones dan Rama (2006,
p155), “Attributes are the smallest units of data that
can have meaning to a user. The coloumns in a
relational database that are equivalent to fields in a
file.” Yang berarti bahwa attribute adalah unit data
terkecil yang mempunyai makna bagi user. Yaitu
kolom-kolom pada relational database yang ekuivalen
dengan fields dalam suatu file.
Dapat disimpulkan bahwa attribute adalah unit
data terkecil yang menggambarkan beberapa contoh
properti dari class.
23
2.1.2.13.3 Pengertian Behavior
Menurut Whitten (2004, p432), “Behavior is the
set of things that an object can do and that correspond
to functions that act on the object’s data.” Yang berarti
bahwa behavior adalah kumpulan sesuatu yang dapat
dilakukan oleh object dan sesuai dengan fungsi yang
dilakukan data object.
2.1.2.13.4 Pengertian UML Class Diagram
Menurut Jones dan Rama (2006, p157), “UML
Class Diagram can be used to document (a) tables in
AIS, (b) relationships between tables, and (c) attributes
of table”. Yang berarti bahwa UML Class Diagram
adalah sebuah diagram yang dapat digunakan untuk
mendokumentasikan tabel dalam SIA, hubungan antar
tabel, dan atribut tabel.
Jones dan Rama (2006, p172-173) berpendapat
bahwa langkah-langkah pengembangan UML Class
Diagram antara lain :
1. Tempatkan file-file transaksi pada diagram.
2. Tempatkan file-file master pada diagram.
3. Tentukan hubungan antar file tersebut.
24
4. Lengkapi atribut-atribut file tersebut.
2.1.2.13.5 Hubungan dalam Class Diagram
Menurut Jones dan Rama (2006, p165-166),
hubungan dalam class diagram sebagai berikut :
1. One-to-one Relationship
Hubungan one-to-one antar entitas tidak
sering terjadi seperti hubungan one-to-many,
tetapi mereka terjadi dalam SIA. Contohnya
antara event pengiriman dan pembayaran.
Diasumsikan sebuah invoice dibuat setiap sebuah
pengiriman terjadi dan setiap invoice hanya berisi
informasi untuk satu pengiriman.
2. One-to-many Relationship
Hubungan one-to-many umumnya terjadi
dalam sistem akuntansi. Contohnya, hubungan
antara agen dengan event-event biasanya one-to-
many. Sebuah event biasanya berhubungan
dengan satu agen, tetapi seorang agen bisa terlibat
dalam banyak event.
3. Many-to-many Relationship
Hubungan many-to-many menerangkan
dimana sebuah order dapat dilakukan untuk
25
banyak produk dan suatu produk yang sama bisa
terdapat dalam banyak order. Hubungan many-to-
many dapat dikonversi ke dalam dua bentuk
hubungan one-to-many dengan menambahkan
“junction table”.
2.1.2.14 Pengertian UML Usecase Diagram
Menurut Larman (2005, p4), UML adalah notasi untuk
membuat model sistem dengan menggunakan konsep object
oriented.
Menurut Jones dan Rama (2006, p288), “Usecase Diagram is
a list of usecase that occur in an application and that indicate the
actor responsible for each usecase”. Artinya Usecase Diagram
adalah daftar dari usecase yang ada dalam aplikasi dan
menggambarkan tanggung jawab aktor untuk setiap usecase.
Jadi dapat disimpulkan bahwa UML Usecase Diagram
adalah salah satu diagram dalam UML yang terdiri dari actor, dan
usecase yang menunjukkan tanggung jawab actor untuk setiap
usecase serta interaksi aktor dengan sistem.
2.1.2.15 Pengertian Navigation Diagram
Menurut Mathiassen (2000, p344) “Navigation diagram is a
special kind of statechart diagram that focuses on the overall
26
dynamics of the user interface”. Yang berarti navigation diagram
adalah suatu jenis diagram statechart khusus yang fokusnya pada
dinamika keseluruhan dari user interface. Navigation diagram
menggambarkan keterlibatan windows dan transisi antara windows
tersebut.
2.1.2.16 Rancangan Database
2.1.2.16.1 Pengertian Rancangan Database
Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004,
p518) yang diterjemahkan oleh Andi, database adalah
kumpulan record yang serupa.
Menurut Jones dan Rama (2006, p156),
“Database is comprehensive collection of related
data”. Yang berarti database adalah kumpulan dari data
yang luas dan saling terhubung.
Jadi database adalah kumpulan data yang
terhubung yang dibutuhkan untuk mendukung operasi
organisasi.
2.1.2.16.2 Tahapan Rancangan Database
Menurut Rob dan Coronel (2004, p326), tahapan
rancangan database adalah :
27
a. Database initial study.
- Menganalisa situasi perusahaan.
- Mendefinisikan masalah.
- Mendefinisikan obyektif.
b. Database design.
- Membuat desain konseptual.
- Membuat desain logika.
- Membuat desain fisik.
c. Implementation and loading.
- Install DBMS.
- Mengubah data.
d. Testing and Evaluation.
- Tes database.
- Evaluasi database dan program.
e. Operation.
- Menggambarkan arus informasi yang ada.
f. Maintenance and Evaluation.
- Mengenali pertukaran yang terjadi.
- Membuat perlengkapan untuk membuat
database yang baru.
28
2.1.2.17 Rancangan Formulir
2.1.2.17.1 Pengertian Formulir
Menurut Jones dan Rama (2006, p288), “Form is
a formatted document containing blank fields that users
can fill in with data”. Yang berarti dokumen yang
terformat, terdiri dari bagian kosong dan akan diisi oleh
penggunanya.
2.1.2.17.2 Tipe Input Formulir
Jones dan Rama (2006, p262-264), Menyertakan
tipe input formulir terdiri dari :
1. Single-record entry form. Sebuah formulir yang
digunakan untuk memasukkan, menghapus atau
memodifikasi data pada record tunggal dalam
suatu tabel.
2. Tabular entry form. Sebuah formulir yang
menampilkan tabel untuk menambahkan beberapa
record dalam suatu tabel.
3. Multi-table entry. Sebuah formulir yang
digunakan untuk memasukan atau memodifikas i
record dalam dua atau lebih file yang
29
berhubungan. Biasanya sebuah main form dan sub
form.
2.1.2.17.3 Elemen Rancangan Formulir
Jones dan Rama (2006, p271-272) menyatakan
bahwa elemen-elemen penting dalam formulir terdiri
dari :
1. Text boxes. Seringkali ditempatkan pada suatu
formulir yang digunakan untuk memasukkan
informasi yang ditambahkan pada tabel atau untuk
menampilkan informasi yang dibaca dari tabel.
2. Labels. Digunakan untuk membantu user dalam
memahami informasi apa yang diperlukan untuk
dimasukkan.
3. Look up feature. Sebuah daftar menu tarik atas
pilihan yang sesuai saat memasukkan data dalam
suatu field kosong tertentu pada sebuah formulir.
4. Command buttons. Digunakan untuk
menampilkan suatu tindakan. Terkadan g
merupakan push button (tombol tekan), karena
suatu tindakan akan dilakukan jika dipilih oleh
user.
30
5. Radio buttons. Merupakan suatu antar muka
grafis dalam bentuk sebuah tombol yang terdapat
dalam suatu formulir elektronik yang
memungkinkan user untuk memilih satu dari
beberapa set pilihan.
6. Check boxes. Merupakan suatu antar muka grafis
atau sebuah kotak pada suatu formulir yang
mengindikasikan apakah opsi tertentu telah
terpilih.
2.1.2.18 Rancangan Layar
2.1.2.18.1 Pengertian Layar
Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004,
p648) yang diterjemahkan oleh Andi, interface
merupakan sebuah objek yang menyediakan peralatan
dimana pengguna dapat mengantar muka dengan sistem
tersebut. Contohnya adalah sebuah window, dialogue
box, atau screen.
Jadi interface adalah suatu tampilan yang dibuat
untuk meminimalisasi kesalahan input data serta
menyediakan function dan model sistem yang berguna
untuk actor.
31
2.1.2.18.2 Elemen Rancangan Layar
Menurut Mathiassen (2000, p158), elemen-elemen
yang terdapat dalam layer adalah :
1. Screen layout. Berisi menu selection, karakter set,
tulisan, warna, gambar, dan presentasi yang berisi
urutan elemen.
2. Input and output. Berisi tampilan keyboard,
control cursor, spesial alat lain, tanggapan dari
waktu dan frekuensi update layar.
3. Action sequences. Berisi manipulasi langsung,
click, perpindahan syntax dan urutan perintah
suatu fungsi.
4. Training. Berisi bantuan secara langsung,
pembelajaraan dan users manual.
2.1.2.19 Rancangan Laporan
2.1.2.19.1 Pengertian Laporan
Menurut Jones dan Rama (2006, p212) laporan
adalah presentasi data yang telah terformat dan
terorganisasi dengan baik.
32
Jadi laporan adalah dokumen yang terbentuk dari
data yang ada pada database yang telah terformat dan
terorganisir dengan baik sehingga dapat digunakan
untuk mendapatkan informasi.
2.1.2.19.2 Tipe Laporan
Menurut Connolly (2005, p238), laporan adalah
tipe spesial dari continous form yg didesain khusus
untuk dicetak.
Jones dan Rama (2006, p220-225) menyatakan
bahwa tipe laporan terdiri dari :
1. Simple List is a list of sales transactions. Artinya
Simple List adalah suatu daftar dari transaksi
penjualan.
2. Grouped Detail Report is a list of sales
transactions that are grouped by the type of
product sold, with subtotal for each product type.
Artinya Grouped Detail Report adalah suatu
daftar dari transaksi penjualan yang
dikelompokkan berdasarkan tipe produk yang
dijual dengan subtotal untuk masing-masin g
produknya.
33
3. Summary Report would give only summary sales
figures such as total sales for each product,
without listing individual sales transactions.
Artinya summary report bisa memberikan
gambaran penjualan seperti total penjualan untuk
tiap produk, tanpa mendaftarkan transaksi
penjualan individu.
4. Single Entity Report such as invoice, would
provide details about only one event. Artinya
single entity report seperti invoice yang beris i
detail tentang suatu laporan pembelian, laporan
retur barang.
2.1.2.19.3 Elemen Rancangan Laporan
Jones dan Rama (2006, p214-215), menyatakan
layout laporan terdiri dari :
1. Report header. Menampilkan informasi
keseluruhan laporan, seperti nama laporan dan
perusahaan, tanggal laporan dan jumlah halaman.
2. Page header. Digunakan untuk membuat
spesifikasi informasi yang berada di bagian atas
setiap halaman.
34
3. Group header. Digunakan untuk menampilkan
informasi yang bersifat umum tiap kelompok.
4. Group detail. Berisi daftar transaksi yang
berkaitan dengan kelompok.
5. Group footer. Bisa digunakan untuk
menyediakan informasi yang berguna dalam
kelompok laporan.
6. Page footer. Berada di bagian bawah setiap
halaman dan biasanya termasuk halaman laporan.
2.1.2.20 Pengertian Jurnal
Menurut Mulyadi (2001, p101), Jurnal merupakan catatan
akuntansi permanen yang pertama, yang digunakan untuk mencatat
transaksi keuangan perusahaan. Menurut Mulyadi (2001, p107),
Jenis jurnal yang terdapat dalam sistem pembelian :
1. Jurnal Pembelian
Jurnal pembelian digunakan untuk mencatat transaksi
pembelian kredit. Transaksi pembelian tunai dicatat dalam
jurnal pengeluaran kas.
2. Jurnal Pengeluaran Kas
Jurnal pengeluaran kas digunakan untuk mencatat transaksi
pengeluaran kas.
35
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Pembelian
2.2.1.1 Pengertian Pembelian
Menurut Gelinas dan Dull (2005, p420), yang diterjemahkan
oleh penulis, proses pembelian adalah sebuah struktur interaksi
antara orang-orang, peralatan, metode-metode, dan pengendalian
(control) yang didesain untuk mencapai fungsi-fungsi utama
sebagai berikut:
1. Menangani rutinitas pekerjaan yang berulang-ulang dari
departemen pembelian dan departemen penerimaan.
2. Mendukung kebutuhan pengambilan keputusan dari orang-
orang yang mengatur departemen pembelian dan penerimaan.
3. Membantu dalam penyiapan laporan internal dan eksternal.
2.2.1.2 Sistem Informasi Akuntansi Pembelian
Menurut Mulyadi (2001, p299), sistem akutansi pembelian
digunakan untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh
perusahaan. Sebagai proses perolehan kebutuhan yang sesuai, pada
waktu dibutuhkan, untuk harga terendah yang mungkin, dari
sumber yang terpercaya.
36
2.2.1.3 Fungsi Yang Terkait Dengan Sistem Informasi Pembelian
Menurut pendapat Wilkinson et al.(2000, p470), yang
diterjemahkan oleh penulis, fungsi-fungsi yang terkait dalam siklus
pengeluaran (expenditure cycle) adalah:
1. Inventory Management / Logistics
Dalam perusahaan dagang, tujuan dari fungsi ini adalah untuk
mengatur persediaan barang dagang yang diperoleh perusahaan
untuk dijual kembali.
Dalam perusahaan pabrik, aktivitas yang termasuk ke dalam
inventory management dapat dikombinasikan dengan aktivitas
produksi agar memperluas fungsi logistic. Selain bertanggun g
jawab atas perencanaan, inventory management juga mencakup
pembelian, penerimaan, dan penyimpanan.
Pembelian secara utama berfokus pada pemilihan supplier yang
paling tepat bagi perusahaan untuk melakukan pemesanan
barang dan jasa. Pemilihan supplier didasarkan pada faktor-
faktor seperti harga unit untuk barang atau jasa yang ditawarkan,
syarat dan tanggal pengiriman yang dijanjikan, dan juga
kehandalan dari supplier. Bersama dengan pengendalian
persediaan (yang berada di bawah fungsi akuntansi), bagian
pembelian akan menjamin kuantitas barang yang akan diterima.
37
Bagian penerimaan memiliki tanggung jawab hanya menerima
barang yang dipesan, melakukan verifikasi kuantitas dan
kondisinya, dan memindahkan barang ke gudang. Bagian
penyimpanan memiliki tanggung jawab untuk menjaga baran g
dari pencurian, kehilangan, dan perusakan serta menyiapkannya
dengan tepat waktu, ketika terdapat permintaan atas barang
tersebut.
2. Finance / Accounting
Tujuan dari pengaturan keuangan dan akuntansi (financial and
accounting management) berhubungan dengan penbiayaan, data,
informasi, perencanaan dan pengendalian sumber daya-sumber
daya. Dalam hubungannya dengan siklus pembelian, tujuan ini
terbatas terhadap perencanaan dan pengendalian kas perusahaan,
mengatur data yang berkaitan dengan pembelian dan akun
supplier, pengendalian persediaan, dan informasi yang berkaitan
dengan kas, pembelian, dan supplier.
2.2.1.4 Prosedur Yang Membentuk Sistem Informasi Akuntansi
Pembelian
Menurut Mulyadi (2001,p301) jaringan prosedur yang
membentuk siatem akuntansi pembelian adalah sebagai berikut:
1. Prosedur Permintaan Pembelian
38
Dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan permintaan
pembelian dalam formulir surat permintaan pembelian kepada
fungsi pembelian. Jika barang tidak disimpan di gudang,
misalnya untuk barang yang langsung pakai, fungsi yang
memakai barang mengajukan permintaan pembelian langsung ke
fungsi pembelian dengan menggunakan surat permintaan
pembelian.
2. Prosedur Permintaan, Penawaran Harga, dan Penelitian Pemasok
Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat
pemintaan penawaran harga kepada pemasok untuk memperoleh
informasi mengenai harga barang dan berbagai syarat pembelian
lain, untuk memungkinkan pemilihan pemasok yang akan
ditunjuk sebagai pemasok barang yang diperlukan oleh
perusahaan.
3. Prosedur Order Pembelian
Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat order
pembelian kepada pemasok yang dipilih dan memberitahukan
kepada unit-unit organisasi lain dalam perusahaan, mengenai
order pembelian yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan.
4. Prosedur Penerimaan Barang
39
Dalam prosedur ini fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan
mengenai jenis, kualitas dan mutu barang yang diterima dari
pemasok, dan kemudian membuat laporan penerimaan baran g
untuk menyatakan penerimaan barang dari pemasok tersebut.
5. Prosedur Pencatatan Utang
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi memeriksa dokumen-
dokumen yang berhubungan dengan pembelian dan
menyelenggarakan pencatatan utang atau mengarsipkan
dokumen sumber sebagai pencatatan hutang.
6. Prosedur Distribusi Pembelian
Prosedur ini meliputi distribusi rekening yang di debit dari
transaksi pembelian untuk kepentingan pembuatan laporan
manajemen.
2.2.1.5 Dokumen yang Digunakan Dalam Sistem Pembelian
Menurut Wilkinson et al.(2000, p472), Dokumen-dokumen
yang terkait dalam sistem pengeluaran adalah:
1. Purchase Requisition (Permintaan Pembelian)
Form yang digunakan dalam proses pembelian untuk
mengotorisasi pemesanan terhadap barang dan jasa.
2. Purchase Order (Pemesanan Pembelian)
40
Form yang resmi dan dibuat secara rangkap, yang berasal dari
permintaan pembelian.
3. Receiving Order (Penerimaan Pesanan)
Dokumen yang mencatat penerimaan barang.
4. Supplier’s (Vendor’s) Invoice
Dokumen tagihan yang berasal dari supplier yang menyediakan
barang atau jasa.
5. Disbursement Voucher
Dokumen di dalam sistem voucher yang mengakumulasikan
invoice dari supplier untuk pembayaran.
6. Disbursement Check
Dokumen terakhir dalam siklus pembelian yang menyediakan
pembayaran kepada supplier atas suatu barang atau jasa.
7. Debit Memorandum
Dokumen yang mengotorisasi pengembalian atau retur
pembelian.
8. New Supplier (Vendor) Form
41
Form yang dipakai digunakan dalam pemilihan supplier baru,
menunjukan data mengenai harga, tipe barang atau jasa yang
disediakan, pengalaman, posisi kredit dan referensi.
9. Request For Proposal (or Quotation)
Form yang digunakan dalam prosedur penawaran yang bersaing,
menunjukan barang atau jasa yang diperlukan dan persaingan
harga, jangka waktu pembayaran dan lain sebagainya.
2.2.2 Pengendalian Intern
2.2.2.1 Pengertian Pengendalian Intern
Menurut Mulyadi (2001, p163), sistem pengendalian intern
meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang
dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek
ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan
mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Menurut Warren (2005, p183-184), “Internal controls are the
policies and procedures that protect assets form misuse, ensure that
business information is accurate, and ensure that laws and
regulations are being followed.” Yang berarti bahwa pengendalian
intern adalah kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva
perusahaan dari kesalahan penggunaan, memastikan bahwa
informasi usaha yang disajikan akurat dan meyakinkan bahwa
hukum serta peraturan telah diikuti.
42
Menurut Jones dan Rama (2006, p103), “Internal control is a
process, effected by an entity’s board of directors, management and
other personnel, designed to provide reasonable assurance
regarding achievement of objectives in the following categories :
effectiveness and efficiency of operations; reliability of financial
reporting; and compliance with applicable laws and regulations.”
Yang berarti bahwa pengendalian intern adalah suatu proses yang
dirancang untuk menyediakan keterjaminan yang masuk akal atas
suatu sasaran dalam bentuk kategori berikut : reliabilitas dari
laporan keuangan; efektivitas dan efisiensi operasi-operasi; dan
sesuai dengan hukum dan peraturan perUndang-undangan yang
berlaku.
2.2.2.2 Komponen dan Tujuan Pengendalian Intern
Menurut Jones dan Rama (2006, p105), komponen-komponen
pengendalian intern, antara lain :
1. Pengendalian lingkungan menunjuk pada kumpulan faktor-
faktor luar organisasi dan yang mempengaruhi kesadaran
karyawannya.
2. Penilaian resiko adalah identifikasi dan analisis resiko-resiko
yang turut campur tangan dengan pemenuhan pengendalian
intern.
3. Pengendalian aktivitas adalah kebijakan-kebijakan dan
prosedur-prosedur yang dikembangkan organisasi untuk
menunjuk resiko.
43
a. Tinjauan kinerja adalah aktivitas-aktivitas yang
melibatkan analisis atas kinerja meliputi perbandingan
antara hasil aktual dengan anggaran, perkiraan-
perkiraan, standar-standar dan data-data periode
sebelumnya.
b. Pemisahan tugas melibatkan penugasan tanggungjawab
otorisasi transaksi, pelaksanaan transaksi dan pencatatan
transaksi
c. Pengendalian aplikasi diterapkan untuk setiap individu
aplikasi SIA.
d. Pengendalian umum adalah pengendalian lebih luas
yang berhubungan dengan beberapa aplikasi.
4. Komunikasi dan informasi. Sistem informasi perusahaan
adalah kumpulan prosedur-prosedur (otomatis dan manual)
dan catatan-catatan yang disediakan untuk memulai, mencatat,
memproses dan melaporkan event-event dalam tahapan
proses-proses suatu entitas.
5. Monitoring. Manajemen harus memonitor pengendalian intern
untuk meyakinkan bahwa fungsinya berjalan dengan baik.
Warren (2005, p183-184) menyatakan bahwa tujuan
pengendalian intern adalah memberikan jaminan yang wajar bahwa:
1. Aktiva dilindungi dan digunakan untuk pencapaian tujuan
usaha.
2. Informasi bisnis akurat.
44
3. Karyawan mematuhi peraturan dan ketentuan.
Menurut Mulyadi (2001, p164), unsur pokok sistem
pengendalian intern adalah :
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab
fungsional secara tegas.
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang,
pendapatan dan biaya.
3. Praktik yang sehat dalam melakukan tugas dan fungsi setiap
unit organisasi.
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawab.
Menurut Mulyadi (2001, p163-164), tujuan sistem
pengendalian intern dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Pengendalian intern akuntansi (internal accounting control)
yang merupakan bagian dari sistem pengendalian intern,
meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang
dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi
dan mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
Pengendalian intern administratif (internal administrative control),
meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang
dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan
dipatuhinya kebijakan manajemen.
45
2.2.2.3 Unsur Pengendalian Internal Sistem Pembelian
Aliran kerja dalam pembelian harus dikontrol dan diawasi
agar resiko kecurangan dapat dihindari. Menurut Jones dan Rama
(2006,p442-445), unsur pengendalian internal pada sistem
pembelian meliputi :
a. Pemisahan tugas individu-individu yang mengotorisasi,
melaksanakan pembelian, dan mencatat transaksi adalah individu
yang berbeda untuk menghindari terjadinya kecurangan.
b. Menggunakan informasi dari kejadian lampau untuk mengontrol
aktivitas pembelian.
c. Mengamati dari dekat semua kegiatan pembelian.
d. Dokumen-dokumen yang berurutan dan bernomor urut tercetak.
e. Mencatat semua pihak yang bertanggung jawab atas proses
yang terjadi.
f. Membatasi akses ke aset dan informasi perusahaan.
g. Merekonsiliasi semua catatan dengan bukti fisik dari aset yang
ada.