bab ii landasan teori 2.1 berita jurnalistik 2.1.1...

67
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 Pengertian Berita Jurnalistik Menurut Sumadiria (2006, p65) berita jurnalistik adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi atau media online internet. 2.1.2 Jenis-jenis Berita M enurut Sumadiria (2006, p65-68) berita dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yakni berita berat (hard news) dan berita ringan (soft news). Selain itu berita juga dapat dibedakan menurut lokasi peristiwanya, di tempat terbuka dan di tempat tertutup. Sedangkan berdasarkan sifatnya, berita bisa dipilah menjadi berita diduga dan berita tidak diduga. Selebihnya berita bisa dilihat menurut materi isinya yang bermacam-macam. 2.1.3 Kriteria Berita Jurnalistik Menurut Sumadiria (2006, p80-92) ada sebelas kriteria umum penilaian suatu berita. Kesebelas kriteria tersebut sebagai berikut. Keluarbiasaan (unusualness) Berita adalah sesuatu yang luar biasa. Berita bukanlah sesuatu peristiwa

Upload: vuongkien

Post on 02-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Berita Jurnalistik

2.1.1 Pengertian Berita Jurnalistik

Menurut Sumadiria (2006, p65) berita jurnalistik adalah laporan tercepat

mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan atau penting bagi

sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi

atau media online internet.

2.1.2 Jenis-jenis Berita

Menurut Sumadiria (2006, p65-68) berita dapat diklasifikasikan ke dalam

dua kategori, yakni berita berat (hard news) dan berita ringan (soft news). Selain

itu berita juga dapat dibedakan menurut lokasi peristiwanya, di tempat terbuka dan

di tempat tertutup. Sedangkan berdasarkan sifatnya, berita bisa dipilah menjadi

berita diduga dan berita tidak diduga. Selebihnya berita bisa dilihat menurut materi

isinya yang bermacam-macam.

2.1.3 Kriteria Berita Jurnalistik

Menurut Sumadiria (2006, p80-92) ada sebelas kriteria umum penilaian

suatu berita. Kesebelas kriteria tersebut sebagai berikut.

• Keluarbiasaan (unusualness)

Berita adalah sesuatu yang luar biasa. Berita bukanlah sesuatu peristiwa

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

8

biasa. Semakin besar suatu peristiwa, semakin besar pula nilai berita yang

ditimbulkannya. Nilai berita peristiwa luar biasa, paling tidak dapat dilihat

dari lima aspek, yakni lokasi peristiwa, waktu peristiwa, jumlah korban,

daya kejut peristiwa dan dampak yang ditimbulkan dari peristiwa tersebut.

• Kebaruan (newness)

Berita adalah apa saja yang disebut hasil karya terbaru, seperti sepeda

motor baru, mobil baru, rumah baru, gedung baru, walikota baru, dan lain

sebagainya.

• Akibat (impact)

Berita adalah segala sesuatu yang berdampak luas. Suatu peristiwa tidak

jarang menimbulkan dampak besar dalam kehidupan masyarakat. Kenaikan

harga bahan bakar minyak (BBM), tarif angkutan umum, tarif telepon, dan

lain sebagainya. Apa saja yang menimbulkan akibat sangat berarti bagi

masyarakat, itulah berita. Semakin besar dampak sosial budaya ekonomi

atau politik yang ditimbulkannya, maka semakin besar nilai berita

terkandung.

• Aktual (timeliness)

Berita adalah peristiwa yang sedang atau baru terjadi. Berita adalah apa

yang terjadi hari ini, apa yang masih belum diketahui tentang apa yang

akan terjadi hari ini, atau adanya opini berupa pandangan dan penilaian

yang berbeda dengan opini sebelumnya sehingga opini itu mengandung

informasi penting dan berarti.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

9

• Kedekatan (proximity)

Berita adalah kedekatan. Maksud kedekatan di sini adalah kedekatan

geografis dan psikologis. Kedekatan geografis menunjuk pada suatu

peristiwa atau berita yang terjadi di sekitar tempat tinggal. Sedangkan

kedekatan psikologis lebih banyak ditentukan oleh tingkat keterikatan

pikiran, perasaan atau kejiwaan seseorang dengan suatu objek peristiwa

atau berita.

• Informasi (information)

Berita adalah informasi. Setiap informasi belum tentu memiliki nilai berita.

Informasi yang tidak memiliki nilai berita tidak layak untuk dimuat,

disiarkan atau ditayangkan media massa. Hanya informasi yang memberi

manfaat kepada khalayak.

• Konflik (conflict)

Berita adalah konflik atau segala sesuatu yang mengandung unsur dan sarat

dengan dimensi pertentangan.

• Orang penting (prominence)

Berita adalah tentang orang-orang penting, ternama, pesohor, selebriti, dan

lain sebagainya baik dalam kondisi biasa maupun luar biasa.

• Keterkaitan manusiawi (human interest)

Kadang-kadang suatu peristiwa tidak menimbulkan efek berarti pada

seseorang, sekelompok orang atau bahkan lebih jauh lagi pada suatu

masyarakat, tetapi lebih menimbulkan getaran pada suasana hati, suasana

kejiwaan dan alam perasaannya. Apa saja yang dinilai mengandung minat

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

10

insani, menimbulkan ketertarikan manusiawi, mengembangkan hasrat dan

naluri ingin tahu merupakan salah satu contoh ketertarikan manusiawi.

• Kejutan (surprising)

Kejutan adalah sesuatu yang datangnya tiba-tiba, di luar dugaan, tidak

direncanakan, di luar perhitungan dan tidak diketahui sebelumnya. Kejutan

bisa menunjuk pada ucapan dan perbuatan manusia, bisa juga menyangkut

binatang dan perubahan yang terjadi pada lingkungan alam.

2.2 Foto Jurnalistik

2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

Menurut Alwi (2008, p4) foto jurnalistik adalah kombinasi dari kata dan

gambar yang dihasilkan satu kesatuan komunikasi saat ada kesamaan antara latar

belakang pendidikan dan sosial pembacanya. Foto jurnalistik adalah komunikasi

dengan orang banyak (mass audience). Ini berarti pesan yang disampaikan harus

singkat dan dapat segera diterima orang dengan beraneka ragam.

2.2.2 Kriteria Foto Jurnalistik

Menurut Hasby (2008, p25) suatu rumusan untuk menilai sebuah foto

jurnalistik yang dilihat dari kuat lemahnya sosok penampilan foto sebagai berikut.

• Kehangatan (aktual)

Seperti layaknya sebuah berita, foto suatu peristiwa yang tidak segera

disajikan kepada khalayak, maka dapat dikatakan bahwa foto tersebut tidak

memiliki nilai berita.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

11

• Faktual

Subjek foto tidak dibuat-buat atau dalam pengertian diatur sedemikian

rupa. Rekaman peristiwa terjadi secara spontan sesuai dengan kenyataan

sesungguhnya.

• Informatif

Foto diambil dalam format tampilan yang dapat ditangkap isinya tanpa

harus dirangkai dengan sejumlah kata. Sebuah foto yang informatif

mencantumkan unsur 5W + 1H. Unsur who dan why lebih dikedepankan

jika itu menyangkut seorang tokoh dalam suatu peristiwa.

• Misi

Sasaran esensial yang ingin dicapai oleh penyajian foto berita dalam

penerbitan harus mengandung nilai kemanusiaan dan merangsang

seseorang untuk menghargai apa yang seharusnya dihargai atau sebaliknya

menggugah kesadaran untuk memperbaiki sesuatu kurang baik.

• Gema

Gema adalah sejauh mana sebuah topik berita menjadi pengetahuan umum

dan punya pengaruh terhadap kehidupan sehari-hari dalam ukuran tertentu.

Apakah satu peristiwa atau kejadian cuma bersifat lokal, nasional, regional

atau internasional.

• Atraktif

Menyangkut sosok grafis foto itu sendiri mampu tampil mengesankan atau

mencekam, baik karena komposisi garis atau warna maupun ekspresif dari

subjek utamanya.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

12

2.3 Manajemen Sumber Daya Manusia

2.3.1 Pengertian Manajemen

Menurut Hasibuan (2003, p1-2) manajemen adalah ilmu dan seni mengatur

proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara

efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Menurut Saydam (2003, p5) manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengendalian sumber daya

(terutama SDM) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dulu.

2.3.2 Pengertian Sumber Daya Manusia

Menurut Hasibuan (2003, p244) SDM adalah kemampuan terpadu dari

daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Perilaku dan sifatnya ditentukan

oleh keturunan dan lingkungan, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh

keinginan untuk memenuhi kepuasannya.

Menurut Saydam (2003, p4) SDM adalah aset perusahaan yang berupa

manusia dan memiliki hak untuk dipelihara serta dipenuhi kebutuhannya dengan

baik.

2.3.3 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Hasibuan (2003, p10) Manajemen Sumber Daya Manusia

(MSDM) adalah ilmu dan seni untuk mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja

agar efektif dan efisien, sehingga dapat membantu terwujudnya tujuan perusahaan.

Menurut Saydam (2003, p9) MSDM adalah semua kegiatan mulai dari

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

13

kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian hingga

pengendalian semua nilai yang menjadi kekuatan untuk dimanfaatkan bagi

kemakmuran manusia itu sendiri.

2.3.4 Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Hasibuan (2003, p14-15) MSDM memerankan peranan sebagai

pengatur dan menetapkan program kepegawaian yang mencakup masalah–masalah

sebagai berikut.

• Menetapkan jumlah, kualitas dan penempatan tenaga kerja yang efektif

sesuai dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan job description, job

specification, job requirement dan job evaluation.

• Menetapkan penarikan, seleksi dan penempatan karyawan berdasarkan

asas the right man in the right place and the right man in the right job.

• Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, promosi dan

pemberhentian.

• Meramalkan permintaan dan penawaran sumber daya manusia di masa

mendatang.

• Memperkirakan keadaan perekonomian pada umumnya dan

perkembangan perusahaan pada khususnya.

• Memonitor dengan cermat Undang-Undang Perburuhan dan

kebijaksanaan pemberian balas jasa perusahaan-perusahaan sejenis.

• Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat buruh.

• Melaksanakan pendidikan, pelatihan dan penilaian prestasi karyawan.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

14

• Mengatur mutasi karyawan baik vertikal maupun horizontal.

• Mengatur pensiun, pemberhentian dan pesangon yang akan diberikan.

Peranan manajemen SDM diakui sebagai penentu terwujudnya tujuan

perusahaan, akan tetapi untuk memimpin unsur manusia ini sangat sulit dan rumit.

2.3.5 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Hasibuan (2003, p21-23) fungsi manjemen SDM meliputi

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan,

pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan

pemberhentian. Lebih jelasnya tampak sebagai berikut.

• Perencanaan

Perencanaan (human resource planning) adalah merencanakan tenaga kerja

secara efektif dan efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam

mencapai tujuan yang diinginkan. Perencanaan dilakukan dengan

menetapkan program kepegawaian. Program kepegawaian itu sendiri

meliputi pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan,

pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan

dan pemberhentian karyawan. Program kepegawaian yang baik akan

membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.

• Pengorganisasian

Pengorganisasian (organizing) adalah kegiatan untuk mengorganisasi

semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja,

delegasi wewenang, integrasi dan koordinasi dalam bagan organisasi

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

15

(organization chart). Organisasi hanya alat untuk mencapai tujuan. Dengan

pengorganisasian yang baik akan membantu mewujudkan tujuan secara

efektif.

• Pengarahan

Pengarahan (directing) adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan agar

mau bekerjasama dan bekerja secara efektif serta efisien dalam

mewujudkan tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Pengarahan

dilakukan oleh seorang pemimpin kepada bawahannya agar mengerjakan

semua tugas yang diberikan dengan baik.

• Pengendalian

Pengendalian (controlling) adalah kegiatan untuk mengendalikan semua

karyawan agar menaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai

dengan rencana. Apabila terdapat kesalahan atau penyimpangan, maka

dilakukan tindakan perbaikan dan penyempurnaan rencana. Pengendalian

karyawan meliputi kehadiran, kedisiplinan, perilaku, kerjasama,

pelaksanaan pekerjaan dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan.

• Pengadaan

Pengadaan (procurement) adalah proses penarikan, seleksi, penempatan,

orientasi dan induksi untuk mendapatkan karyawan sesuai dengan

kebutuhan perusahaan. Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya

tujuan perusahaan.

• Pengembangan

Pengembangan (development) adalah proses peningkatan keterampilan

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

16

teknik, teoritis, konseptual dan moral karyawan melalui pendidikan dan

pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan

kebutuhan pekerjaan masa kini dan masa depan.

• Kompensasi

Kompensasi (compensation) adalah pemberian balas jasa langsung (direct)

dan tidak langsung (indirect), uang atau barang kepada karyawan sebagai

imbalan atas jasa yang telah diberikan kepada perusahaan. Prinsip

kompensasi adalah adil dan layak. Adil diartikan sesuai dengan prestasi

kerjanya, layak diartikan dapat memenuhi kebutuhan primernya serta

berpedoman pada batas upah minimum pemerintah.

• Pengintegrasian

Pengintegrasian (integration) adalah kegiatan untuk mempersatukan

kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan agar tercipta kerjasama

yang serasi dan saling menguntungkan. Perusahaan memperoleh laba dan

karyawan dapat memenuhi kebutuhannya dari apa yang telah dia kerjakan.

Pengintegrasian merupakan sesuatu yang penting dan sulit, karena

menyatukan dua kepentingan saling bertolak belakang.

• Pemeliharaan

Pemeliharaan (maintenance) adalah kegiatan untuk memelihara atau

meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan. Pemeliharaan

dapat dilakukan dengan meningkatkan kesejahteraan karyawan dengan

tetap berpegang teguh pada internal dan eksternal konsistensi.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

17

• Kedisiplinan

Kedisiplinan (discipline) merupakan fungsi MSDM terpenting dan kunci

dalam pencapaian tujuan perusahaan, karena tanpa disiplin yang baik akan

sulit mewujudkan tujuan secara maksimal. Kedisiplinan adalah keinginan

dan kesadaran untuk mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan norma-

norma sosial.

• Pemberhentian

Pemberhentian (separation) adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari

suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan,

keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun dan sebab lainnya.

2.4 Pengendalian Internal

2.4.1 Pengertian Pengendalian Internal

Menurut Robertson dan Louwers (2002, p144) pengendalian internal

adalah sebuah proses, yang dipengaruhi oleh jajaran eksekutif, manajemen dan

personil lainnya, didesain untuk menyediakan pertanggung jawaban yang masuk

akal berkaitan dengan pencapaian suatu tujuan dalam tiga kategori di bawah ini:

• Reliabilitas laporan keuangan.

• Efektivitas dan efisiensi operasional.

• Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

2.4.2 Komponen Pengendalian Internal

Menurut Robertson dan Louwers (2002, p145) komponen pengendalian

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

18

internal terdiri dari lima komponen yang saling terkait, yakni lingkungan

pengendalian manajemen (management control environment), pengendali risiko

manajemen (management risk assessment) aktivitas pengendalian manajemen

(management’s control activities), pengawasan manajemen (management’s

monitoring) dan sistem informasi dan komunikasi manajemen (management

information and communication systems) yang menghubungkan keseluruhan

komponen. Untuk lebih jelasnya tampak sebagai berikut.

• Lingkungan pengendalian manajemen.

Lingkungan pengendalian manajemen menentukan ritme dari sebuah

organisasi. Elemen ini merupakan pondasi dari keseluruhan komponen

pengendalian internal. Faktor-faktor lingkungan pengendalian termasuk di

dalamnya integritas, nilai-nilai etika dan kompetensi dari setiap orang

dalam perusahaan. Berikut adalah elemen-elemen umum dalam lingkungan

pengendalian manajemen.

− Filosofi manajemen dan gaya operasional.

− Manajemen dan integritas karyawan serta nilai-nilai etika.

− Struktur organisasi.

− Komitmen organisasi terhadap kompetensi.

− Fungsionalitas jajaran direksi, khususnya komite audit.

− Metode dalam menentukan kekuasaan dan pertanggung jawaban.

− Keterlibatan fungsi internal audit.

− Kebijakan sumber daya manusia dan pelatihan-pelatihannya

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

19

• Pengendali risiko manajemen.

Pengendalian risiko merupakan sebuah tindakan untuk mencegah faktor-

faktor, event dan kondisi yang menghalangi pencapaian tujuan suatu

organisasi. Pengendalian risiko termasuk di dalamnya mempersiapkan diri

terhadap kemungkinan kemunculan risiko dalam laporan keuangan.

• Sistem informasi dan komunikasi manajemen.

Komponen informasi dan komunikasi dari pengendalian internal diperlukan

dalam pencapaian tujuan manajemen. Untuk membuat sebuah keputusan

efektif, manajer harus mempunyai akses ke informasi yang akurat,

terpercaya dan relevan. Keseluruhan sistem informasi terdiri dari empat

fungsi esensial yakni identifikasi data, pemasukkan data, pemrosesan

transaksi termasuk proses perhitungan dan laporan produksi serta distribusi.

• Aktivitas pengendalian manajemen.

Aktivitas pengendalian adalah tindakan spesifik yang diambil oleh klien

manajemen dan para karyawan untuk memastikan bahwa pengarahan

manajemen sudah dilakukan dengan baik. Termasuk ke dalam aktivitas

pengendalian adalah review performa, pembagian tugas, pengendalian fisik

atau pengecekkan fisik dan pengendalian pemrosesan informasi.

• Pengawasan manajemen.

Sistem pengendalian internal butuh diawasi. Manajemen harus memastikan

kualitas pengendalian performanya setiap saat. Pengawasan di sini

termasuk aktivitas manajemen dan supervisor pada umumnya dan tindakan

personil lainnya dalam menjalankan tugas masing-masing.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

20

2.5 Pajak Penghasilan Pasal 21

2.5.1 Pengertian Dasar

Menurut Diana (2009, p93-94) pengertian dasar dalam PPh Pasal 21

sebagai berikut.

• Honorarium adalah imbalan atas jasa, jabatan atau kegiatan yang

dilakukan.

• Hadiah atau penghargaan perlombaan adalah hadiah atau penghargaan

yang diberikan melalui suatu perlombaan atau adu ketangkasan.

• Magang adalah aktivitas untuk memperoleh pengalaman dan atau

keterampilan dan atau keahlian sehubungan dengan pekerjaan yang akan

dilakukan.

• Bea Siswa adalah pembayaran kepada pegawai tetap, tidak tetap dan calon

pegawai yang ditugaskan oleh pemberi kerja untuk mengikuti program

pendidikan yang ditetapkan oleh pemberi kerja yang terikat dengan kontrak

atau perjanjian kerja atau pembayaran yang dilakukan oleh suatu institusi

kepada orang pribadi yang tidak mempunyai ikatan kontrak atau perjanjian

kerja untuk mengikuti suatu program pendidikan.

• Kegiatan adalah keikutsertaan dalam suatu rangkaian tindakan, termasuk

mengikuti rapel, sidang, seminar, lokakarya (workshop), pendidikan,

pertunjukan dan olahraga.

• Kegiatan mutilevel marketing atau direct selling adalah suatu sistem

penjualan secara langsung kepada konsumen yang dilakukan secara

berantai oleh orang per orang sebagai distributor perusahaan multilevel

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

21

marketing atau direct selling.

• Zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan

yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk

diberikan kepada orang yang berhak menerimanya.

2.5.2 Wajib Pajak Penghasilan Pasal 21

Menurut Diana (2004, p94-95) penerima penghasilan yang dipotong PPh

pasal 21 adalah orang pribadi, seperti:

• Pegawai Negeri Sipil (PNS). PNS adalah PNS-Pusat, PNS-Daerah dan

PNS lainnya yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah sebagaimana

diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974.

• Pegawai. Seorang pegawai adalah setiap orang pribadi yang melakukan

pekerjaan berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja baik tertulis

maupun tidak tertulis, termasuk yang melakukan pekerjaan dalam jabatan

negeri atau badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah.

• Pegawai Tetap. Seorang pegawai tetap adalah orang pribadi yang bekerja

pada pemberi kerja yang menerima atau memperoleh gaji dalam jumlah

tertentu secara berkala, termasuk anggota dewan komisaris dan anggota

dewan pengawas yang secara teratur terus-menerus ikut mengelola kegiatan

perusahaan secara langsung. Pegawai tetap mencakup pejabat negara, PNS,

anggota TNI/Polri, pejabat negara lainnya, pegawai Badan Usaha Milik

Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) serta anggota

dewan komisaris atau dewan pengawas yang merangkap sebagai pegawai

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

22

tetap pada perusahaan yang sama.

• Pegawai dengan status Wajib Pajak (WP) Luar Negeri. Seorang pegawai

dengan status WP Luar Negeri adalah orang yang tidak bertempat tinggal

di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka

waktu 12 bulan yang menerima atau memperoleh gaji, honorarium dan atau

imbalan lain sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan.

• Tenaga Lepas. Seorang tenaga lepaas adalah orang pribadi yang bekerja

pada pemberi kerja yang hanya menerima imbalan apabila orang pribadi

yang bersangkutan bekerja. Tenaga Lepas mencakup pegawai tidak tetap,

pemagang, calon pegawai dan distributor perusahaan multilevel marketing

atau direct selling dan kegiatan sejenis lainnya.

• Penerima Pensiun. Seorang penerima pensiun adalah orang pribadi atau

ahli warisnya yang menerima atau memperoleh imbalan untuk pekerjaan

yang dilakukan di masa lalu, termasuk orang pribadi atau ahli warisnya

yang menerima Tabungan Hari Tua (THT) atau Jaminan Hari Tua (JHT).

• Penerima Honorarium. Seorang penerima honorarium adalah orang pribadi

yang menerima atau memperoleh imbalan sehubungan dengan jasa, jabatan

atau kegiatan yang dilakukannya.

• Penerima Upah. Seorang penerima upah adalah orang pribadi yang

menerima upah harian, upah mingguan, upah borongan atau upah satuan.

Upah harian adalah upah yang terutang atau dibayarkan atas dasar jumlah

hari kerja. Upah mingguan adalah upah yang terutang atau dibayarkan

secara mingguan. Upah borongan adalah upah yang terutang atau

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

23

dibayarkan atas dasar penyelesaian pekerjaan tertentu. Upah Satuan adalah

upah yang terutang atau dibayarkan atas dasar banyaknya satuan produk

yang dihasilkan.

• Orang pribadi lainnya yang menerima atau memperoleh penghasilan

sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan dari

Pemotong Pajak.

2.5.3 Bukan Wajib Pajak Penghasilan Pasal 21

Menurut Diana (2004, p95-96) yang tidak ternasuk dalam pengertian

penerima penghasilan adalah:

• Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari negara

asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja

pada dan bertempat tinggal bersama mereka, dengan syarat bukan warga

negara Indonesia dan tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain di

luar jabatan atau pekerjaannya tersebut, serta negara yang bersangkutan

memberikan perlakuan timbal balik.

• Pejabat perwakilan organisasi internasional dengan syarat bukan warga

negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha, kegiatan atau pekerjaan lain

untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia.

2.5.4 Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21

Menurut Diana (2004, p96-97) pemotong PPh Pasal 21, yang selanjutnya

disingkat pemotong pajak adalah:

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

24

• Pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi dan badan, baik merupakan

pusat maupun cabang, perwakilan atau unit, atau bentuk usaha tetap yang

membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan

nama apapun sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang

dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai. Pengertian pemberi kerja

termasuk juga badan atau organisasi internasional yang tidak dikecualikan

sebagai pemotong pajak.

• Bendaharawan pemerintah (termasuk bendaharawan pada pemerintah

pusat, pemerintah daerah, instansi atau lembaga pemerintah, lembaga-

lembaga negara lainnya dan kedutaan besar Republik Indonesia di luar

negeri) yang membayarkan gaji, upah, honorarium, tunjangan dan

pembayaran lain dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan atau

jabatan, jasa dan kegiatan.

• Dana pensiun, badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja

(Jamsostek) dan badan-badan lain yang membayar uang pensiun dan THT

atau JHT.

• Perusahaan, badan dan bentuk usaha tetap yang membayar honorarium atau

pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan kegiatan atau jasa,

termasuk jasa tenaga ahli dengan status WP dalam negeri yang melakukan

pekerjaan bebas dan bertindak atas namanya sendiri, bukan untuk dan atas

nama perusahaannya.

• Yayasan (termasuk yayasan di bidang kesejahteraan, rumah sakit,

pendidikan, kesenian, olahraga dan kebudayaan), lembaga, kepanitiaan,

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

25

asosiasi, perkumpulan, organisasi massa, organisasi sosial politik dan

organisasi lainnya dalam bentuk apapun dalam segala bidang kegiatan

sebagai pembayar gaji, upah, honorarium atau imbalan dengan nama

apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan yang dilakukan

oleh orang pribadi.

• Perusahaan, badan dan bentuk usaha tetap yang membayarkan honorarium

atau imbalan lain kepada peserta pendidikan, pelatihan dan pemagangan.

• Penyelenggara kegiatan (termasuk badan pemerintah, organisasi termasuk

organisasi internasional, perkumpulan, orang pribadi, serta lembaga lainnya

yang menyelenggarakan kegiatan) yang membayar honorarium, hadiah atau

penghargaan dalam bentuk apapun kepada WP orang pribadi dalam negeri

berkenaan dengan suatu kegiatan.

2.5.5 Objek Pajak Penghasilan Pasal 21

Menurut Diana (2004, p97-98) penghasilan yang dipotong PPh 21 adalah:

• Penghasilan yang diterima atau diperoleh secara teratur berupa gaji, uang

pensiun bulanan, upah, honorarium (termasuk honorarium anggota dewan

komisaris atau anggota dewan pengawas), premi bulanan, uang lembur,

uang sokongan, uang tunggu, uang ganti rugi, tunjangan istri, tunjangan

anak, tunjangan kemahalan, tunjangan jabatan, tunjangan khusus,

tunjangan kendaraan, tunjangan pajak, tunjangan iuran pensiun, tunjangan

pendidikan anak, bea siswa, premi asuransi yang dibayar pemberi kerja dan

penghasilan teratur lainnya dengan nama apapun.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

26

• Penghasilan yang diterima atau diperoleh secara tidak teratur berupa jasa

produksi, tantiem, gratifikasi, tunjangan cuti, tunjangan hari raya,

tunjangan tahun baru, bonus, premi tahunan dan penghasilan sejenis

lainnya yang sifatnya tidak tetap.

• Upah harian, upah mingguan, upah satuan dan upah borongan.

• Uang tebusan pensiun, uang pesangon, uang THT atau JHT dan

pembayaran lain sejenis.

• Honorarium, uang saku, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam

bentuk apapun, komisi, bea siswa dan pembayaran lain sebagai imbalan

sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh WP

dalam negeri, terdiri dari:

− Tenaga ahli.

− Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film,

bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model,

peragawan/peragawati, pemain drama, penari, pemahat, pelukis dan

seniman lainnya.

− Olahragawan.

− Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh dan moderator.

− Pengarang, peneliti dan penterjemah.

− Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik, komputer dan

sistem aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi

dan sosial.

− Agen iklan.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

27

− Pengawas, pengelola proyek, anggota dan pemberi jasa kepada

suatu kepanitiaan, peserta sidang atau rapat dan tenaga lepas lainnya

dalam segala bidang kegiatan.

− Pembawa pesanan atau yang menemukan langganan.

− Peserta perlombaan.

− Petugas penjaja barang dagangan.

− Petugas dinas luar asuransi.

− Peserta pendidikan, pelatihan dan pemagangan.

− Distributor perusahaan multilevel marketing atau direct selling dan

kegiatan sejenis lainnya.

• Gaji, gaji kehormatan dan tunjangan-tunjangan lain yang terkait dengan

gaji yang diterima oleh pejabat negara, PNS, serta uang pensiun dan

tunjangan-tunjangan lain yang sifatnya terkait dengan uang pensiun yang

diterima oleh pensiunan termasuk janda atau duda dan atau anak-anaknya.

• Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan lainnya dengan nama

apapun yang diberikan oleh bukan WP atau WP yang dikenakan Pajak

Penghasilan yang bersifat final dan yang dikenakan Pajak Penghasilan

berdasarkan norma perhitungan khusus (deemed profit).

2.5.6 Bukan Objek Pajak Penghasilan Pasal 21

Menurut Diana (2004, p98-99) tidak termasuk dalam pengertian

penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah:

• Pembayaran asuransi dari perusahaan asuransi kesehatan, asuransi

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

28

kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna dan asuransi bea siswa.

• Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali natura dan

kenikmatan dengan nama apapun yang diberikan oleh bukan WP atau WP

yang dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final dan yang dikenakan

Pajak Penghasilan berdasarkan norma penghitungan khusus (deemed

profit).

• Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya

telah disahkan oleh Menteri Keuangan dan iuran JHT kepada badan

penyelenggara Jamsostek yang dibayar oleh pemberi kerja.

• Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan lainnya dengan nama

apapun yang diberikan oleh Pemerintah.

• Kenikmatan berupa pajak yang ditanggung oleh pemberi kerja.

• Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan atau

lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah.

2.5.7 Biaya Jabatan dan Biaya Pensiun

Menurut Diana (2004, p99) yang dimaksud dengan biaya jabatan dan biaya

pensiun sebagai berikut.

• Besarnya penghasilan neto pegawai tetap ditentukan berdasar penghasilan

bruto dikurangi dengan:

− Biaya jabatan, yaitu biaya untuk mendapatkan, menagih dan

memelihara penghasilan sebesar 5% dari penghasilan bruto dengan

jumlah maksimum yang diperkenankan sebesar Rp. 1.296.000,00

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

29

setahun atau Rp. 108.000,00 sebulan.

− Iuran yang terkait dengan gaji yang dibayar oleh pegawai kepada

dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri

Keuanngan atau badan penyelenggara THT atau JHT yang

dipersamakan dengan dana pensiun yang pendiriannya telah

disahkan oleh Menteri Keuangan.

• Besarnya penghasilan neto penerima pensiun ditentukan berdasarkan

penghasilan bruto yang berupa uang pensiun dikurangi dengan biaya

pensiun, yaitu biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara uang

pensiun sebesar 5% dari penghasilan bruto berupa uang pensiun dengan

jumlah maksimum yang diperkenankan sejumlah Rp.432.000,00 setahun

atau Rp. 36.000,00 sebulan.

2.5.8 Penghasilan Tidak Kena Pajak

Menurut Diana (2004, p100) besarnya Penghasilan Kena Pajak dari

seorang pegawai dihitung berdasar penghasilan neto-nya dikurangi dengan

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang jumlahnya sebagai berikut.

• Untuk diri pegawai sebesar Rp. 2.880.000,00 setahun atau Rp. 240.000,00

sebulan.

• Tambahan untuk pegawai yang kawin sebesar Rp. 1.440.000,00 setahun

atau Rp. 120.000,00 sebulan.

• Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan semenda dalam garis

keturunan lurus, serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya,

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

30

paling banyak 3 orang sebesar Rp. 1.440.000,00 setahun atau Rp.

120.000,00 sebulan.

Dalam hal karyawati kawin, PTKP yang dikurangkan hanya untuk dirinya

sendiri dan dalam hal tidak kawin pengurangn PTKP selain untuk dirinya sendiri

ditambah dengan PTKP untuk keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya.

Bagi karyawati yang menunjukkan keterangan tertulis dari Pemerintah

Daerah setempat (serendah-rendahnya kecamatan) bahwa suaminya tidak

menerima atau memperoleh penghasilan, diberikan tambahan PTKP sejumlah Rp.

1.440.000,00 setahun atau Rp. 120.000,00 sebulan dan ditambah PTKP untuk

keluarganya.

Besarnya PTKP ditentukan berdasarkan keadaan pada awal tahun takwim.

Adapun bagi pegawai yang baru datang dan menetap di Indonesia dalam bagian

tahun takwim, besarnya PTKP tersebut dihitung berdasarkan keadaan pada awal

bulan dari bagian tahun takwim yang bersangkutan.

Pengurangan-pengurangan tersebut tidak berlaku terhadap penghasilan-

penghasilan berupa:

− Upah harian, upah mingguan, upah satuan dan upah borongan.

− Upah tebusan pensiun, uang pesangon, uang THT atau JHT dan

pembayaran lain sejenis.

− Honorarium, uang saku, hadiah atau penghargaan dengan nama dan

dalam bentuk apapun.

Ketentuan-ketentuan penghasilan tersebut sebagai berikut.

− Penghasilan bruto yang diterima pegawai harian, pegawai

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

31

mingguan, pemagang dan pegawai tidak tetap lainnya berupa upah

harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan dan uang saku

harian yang jumlahnya tidak lebih dari Rp. 24.000,00 sehari, tidak

dipotong PPh Pasal 21 sepanjang jumlah penghasilan bruto tersebut

dalam satu bulan takwim tidak melebihi Rp. 240.000,00 dan tidak

dibayarkan secara bulanan.

− Dalam hal penghasilan dalam satu bulan takwim jumlahnya

melebihi Rp. 240.000,00, maka besarnya PTKP yang dapat

dikurangkan untuk satu hari adalah sesuai dengan jumlah PTKP

yang sebenarnya dari penerima penghasilan yang bersangkutan

dibagi dengan 360. Jika penghasilan dibayarkan secara bulanan,

maka PTKP yang dapat dikurangkan adalah PTKP sebenarnya dari

penerima penghasilan yang bersangkutan.

− Pegawai harian, pegawai mingguan, pemagang serta pegawai tidak

tetap lainnya yang menerima upah harian, upah mingguan, upah

satuan, upah borongan dan uang saku harian yang besarnya

melebihi Rp. 24.000,00 sehari, tetapi dalam satu bulan takwim

jumlahnya tidak melebihi Rp. 240.000,00. PPh Pasal 21 yang

terutang dalam sehari adalah dengan menerapkan tarif 5% dari

penghasilan bruto setelah dikurangi Rp. 24.000,00 tersebut.

− Atas penghasilan yang dibayarkan kepada pegawai tetap yang

dihitung berdasarkan upah harian, dilakukan pengurangan PTKP

yang sebenarnya (PTKP bulanan).

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

32

− Atas dasar penghasilan berupa bea siswa, dilakukan pengurangan

PTKP yang sebenarnya (PTKP bulanan).

− Atas penghasilan yang dibayarkan atau terutang kepada tenaga ahli

yang melakukan pekerjaan bebas terdiri dari pengacara, akuntan,

arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai dan aktuaris dikenakan

pemotongan PPh Pasal 21 berdasarkan perkiraan penghasilan neto.

Perkiraan penghasilan neto tersebut adalah sebesar 50% dari

penghasilan bruto berupa honorarium atau imbalan lain dengan

nama dan dalam bentuk apapun.

2.5.9 Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21

Menurut Diana (2004, p106-115) tarif PPh Pasal 21 sebagai berikut.

NO Wajib Pajak Penghasilan sebagai

dasar penerapan tarif

Tarif Rumus

PPh Pasal 21

1. Pegawai tetap Penghasilan bruto

dikurangi:

• Biaya jabatan.

• Iuran pensiun,

termasuk iuran

tabungan hari tua

atau jaminan hari

tua yang disamakan

dengan

• PKP <= 25 juta =

0%.

• 25 juta < PKP <=

50 juta = 10%.

• 50 juta < PKP <=

100 juta = 15%.

• 100 juta < PKP <=

200 juta = 25%.

• PKP > 200 juta =

35%.

PKP x tarif

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

33

NO Wajib Pajak Penghasilan sebagai

dasar penerapan tarif

Tarif Rumus

PPh Pasal 21

• dana pensiun.

• PTKP

2. Peserta program

pensiun yang

dibayarkan secara

bulanan

Penghasilan bruto

dikurangi:

• Biaya pensiun

• PTKP

• PKP <= 25 juta =

0%.

• 25 juta < PKP <=

50 juta = 10%.

• 50 juta < PKP <=

100 juta = 15%.

• 100 juta < PKP <=

200 juta = 25%.

• PKP > 200 juta =

35%.

PKP x tarif

3. Anggota dewan

komisaris atau

dewan pengawas

yang tidak

merangkap sebagai

pegawai tetap pada

perusahaan sama

Penghasilan bruto (PB)

berupa honorarium yang

diterima atau diperoleh.

• PB <= 25 juta =

0%.

• 25 juta < PB <= 50

juta = 10%.

• 50 juta < PB <=

100 juta = 15%.

• 100 juta < PB <=

200 juta = 25%.

• PB > 200 juta =

35%.

PB x tarif

4. Mantan pegawai Penghasilan Bruto (PB) • PB <= 25 juta = PB x tarif

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

34

NO Wajib Pajak Penghasilan sebagai

dasar penerapan tarif

Tarif Rumus

PPh Pasal 21

0%.

• 25 juta < PB <= 50

juta = 10%.

• 50 juta < PB <=

100 juta = 15%.

• 100 juta < PB <=

200 juta = 25%.

• PB > 200 juta =

35%.

5. • Pemain musik

• Pembawa acara

• Penyanyi

• Pelawak

• Bintang film

• Bintang

sinetron

• Bintang iklan

• Bintang sinetrn

• Bintang iklan

• Sutradara

• Kru film

• Fotomodel

• Peragawan/wati

• Pemain drama

Penghasilan bruto (PB) berupa honorarium, uang saku, hadiah atau penghargaan, komisi

(termasuk yang diterima PDL asuransi dan penjaja barang dagangan yang bukan pegawai tetap), bea siswa dan pembayaran lainnya yang jumlahnya dihitung tidak atas dasar banyaknya hari yang diperlukan untuk

menyelesaikan jasa atau kegiatan.

• PB <= 25 juta =

0%.

• 25 juta < PB <= 50

juta = 10%.

• 50 juta < PB <=

100 juta = 15%.

• 100 juta < PB <=

200 juta = 25%.

• PB > 200 juta =

35%.

PB x tarif

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

35

NO Wajib Pajak Penghasilan sebagai

dasar penerapan tarif

Tarif Rumus

PPh Pasal 21

• Penari

• Pemahat

• Pelukis

• Seniman

lainnya

• Olahragawan

• Penasihat

• Pengajar

• Pelatih

• Penceramah

• Penyuluh

• Moderator

• Pengarang

• Peneliti

• Penerjemah

• Pemberi jasa

dalam segala

bidang

termasuk

teknik, sistem

aplikasinya,

telekomunikasi,

elektronika,

fotografi,

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

36

NO Wajib Pajak Penghasilan sebagai

dasar penerapan tarif

Tarif Rumus

PPh Pasal 21

ekonomi dan

sosial.

• Agen iklan

• Pengawas

• Pengelola

proyek

Anggota dan

pemberi jasa

pada suatu

kepanitiaan,

peserta sidang

atau rapat, dan

tenaga lepas

lainnya dalam

segala bidang

kegiatan.

Pembawa

pesanan atau

yang

menemukan

langganan.

• Petugas penjaja

barang

dagangan

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

37

NO Wajib Pajak Penghasilan sebagai

dasar penerapan tarif

Tarif Rumus

PPh Pasal 21

• Petugas dinas

luar asuransi

• Peserta

pendidikan,

pelatihan dan

pemagangan.

6. Tenaga ahli yang

terdiri dari:

• Pengacara

• Notaris

• Akuntan

• Arsitek

• Dokter

• Konsultan

• Penilai

• aktuaris

Perkiraan penghasilan

neto yang dibayarkan

atau terutang sebesar

50% dari penghasilan

bruto berupa honorarium

atau imbalan lain dengan

nama dan dalam bentuk

apapun.

15% (50%xPB) x tarif

= PN x tarif

7. Pegawai tidak

tetap, pemagang

dan calon pegawai.

Penghasilan Bruto (PB)

dikurangi dengan PTKP.

• PB <= 25 juta =

0%.

• 25 juta < PB <= 50

juta = 10%.

• 50 juta < PB <=

100 juta = 15%.

• 100 juta < PB <=

200 juta = 25%.

(PB-PTKP) x

tarif

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

38

NO Wajib Pajak Penghasilan sebagai

dasar penerapan tarif

Tarif Rumus

PPh Pasal 21

• PB > 200 juta =

35%.

8. Distributor

perusahaan

multilevel

marketing atau

direct selling.

Penghasilan Bruto (PB)

dikurangi dengan PTKP.

• PB <= 25 juta =

0%.

• 25 juta < PB <= 50

juta = 10%.

• 50 juta < PB <=

100 juta = 15%.

• 100 juta < PB <=

200 juta = 25%.

PB > 200 juta = 35%.

(PB-PTKP) x

tarif

9. • Penerima

pensiun

• Penerima

pesangon yang

dibayarkan

sekaligus

Uang tebusan pensiun

yang dibayar oleh dana

pensiun yang

pendiriannya telah

disahkan oleh Menteri

Keuangan dan tunjangan

hari tua yang dibayarkan

sekaligus oleh badan

penyelenggara pensiun

atau badan

penyelenggara

JAMSOSTEK.

• PB <= 25 juta =

0%.

• 25 juta < PB <= 50

juta = 5%.

• 50 juta < PB <=

100 juta = 10%.

• 100 juta < PB <=

200 juta = 15%.

• PB > 200 juta =

25%.

(final)

PB x tarif

10. Penerima Penghasilan Bruto (PB) 15% (final) PB x tarif

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

39

NO Wajib Pajak Penghasilan sebagai

dasar penerapan tarif

Tarif Rumus

PPh Pasal 21

honorarium yang

meliputi:

• Pejabat Negara

PNS

• Anggota

TNI/POLRI

berupa honorarium dan

imbalan lain dengan

nama apapun yang

sumber dananya berasal

dari Keuangan Negara

atau Keuangan Daerah.

11. Penerima upah

harian

Jumlah upah di atas Rp.

24.000,00 per hari, tetapi

t idak melebihi Rp.

240.000,00 dalam satu

bulan takwim.

5% (upah harian –

Rp. 24.000) x

tarif

12. Penerima upah

mingguan

Jumlah upah di atas Rp.

24.000,00 per hari, tetapi

t idak melebihi Rp.

240.000,00 dalam satu

bulan takwim.

5% (upah mingguan

– Rp. 24.000) x

tarif

13. Penerima upah

borongan

Jumlah upah di atas Rp.

24.000,00 per hari, tetapi

t idak melebihi Rp.

240.000,00 dalam satu

bulan takwim.

5% (upah borongan :

jumlah hari untuk

menyelesaikan

pekerjaan

borongan – Rp.

24.000) x tarif

14. Penerima upah

satuan

Jumlah upah di atas Rp.

24.000,00 per hari, tetapi

5% (jumlah satuan

produk yang

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

40

NO Wajib Pajak Penghasilan sebagai

dasar penerapan tarif

Tarif Rumus

PPh Pasal 21

t idak melebihi Rp.

240.000,00 dalam satu

bulan takwim.

dihasilkan dalam

satu hari x upah

per satuan produk

– Rp. 24.000) x

tarif

15. Wajib Pajak luar

negeri

Penghasilan Bruto (PB)

yang diterima atau

diperoleh sebagai

imbalan atas pekerjaan,

jasa dan kegiatan yang

dilakukan oleh orang

pribadi dengan status

Wajib Pajak luar negeri.

20% (final) PB x tarif

Tabel 2.1 Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21

2.6. Sistem Informasi

2.6.1 Pengertian Sistem

Menurut McLeod (2004, p9) sistem adalah sekelompok elemen–elemen

terintegrasi yang mempunyai maksud sama dalam mencapai tujuan.

Menurut Stair (2006, p8), sistem adalah “a set of elements or components

that interacts to accomplish goals.”

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan sistem adalah

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

41

sekelompok elemen atau komponen yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam

mencapai tujuan.

2.6.2 Pengertian Informasi

Menurut McLeod (2004, p12) informasi adalah data yang telah diproses

atau memiliki arti.

Menurut Stair (2006, p5), informasi adalah “a collections of facts organized

in such way that they have additional value beyond the value of the facts

themselves.”

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan informasi adalah

sekelompok fakta yang telah diproses sehingga memiliki nilai tambah diluar fakta

itu sendiri.

2.6.3 Pengertian Sistem Informasi

Menurut O’Brien (2006, p5) Sistem Informasi (SI) dapat merupakan

kombinasi teratur apa pun dari orang-orang, hardware, software, jaringan

komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan

menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.

Menurut Bodnar dan Hopwood (2004, p3-4), SI adalah “the use of

computer technology in an organization to provide information to users. A

computer used information systems is a collection of computer hardware and

software designed to transform data into useful information.”

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan SI adalah

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

42

mengorganisasikan sumber daya manusia, perangkat keras dan piranti lunak

komputer yang saling berinteraksi untuk menyediakan informasi di mana dapat

berguna bagi pihak manajemen.

2.7 Sistem Informasi Manajemen

2.7.1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen

Menurut McLeod (2004, p259) Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah

suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa

pemakai dengan kebutuhan serupa.

Menurut McLeod (2004, p274) SIM memberikan kontribusi terhadap

pemecahan masalah dalam dua cara, yakni:

• Sumber daya informasi organisasi secara menyeluruh.

SIM menyiapkan dan merupakan sarana untuk menghubungkan para

manager dalam organisasi, sehingga informasi dapat digunakan bersama

untuk mendukung pemecahan masalah yang dihadapi.

• Pemahaman dan identifikasi masalah.

Sesuai dengan konsep SIM yaitu sebagai penyedia informasi terus

menerus bagi manager (pengambil keputusan). Penggunaan SIM dapat

memberikan gambaran dan sinyal akan masalah yang dihadapi atau yang

akan terjadi bila keputusan lebih lanjut tidak segera diambil. SIM juga

membantu dalam hal pemahaman penyebab dari masalah tersebut.

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

43

2.8 Sistem Informasi Tunjangan Insentif

2.8.1 Pengertian Kompensasi

Menurut Saydam (2003, p162-163) kompensasi adalah balas jasa (reward)

perusahaan terhadap pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran yang telah diberikan

seorang karyawan. Kompensasi yang diterima seorang karyawan dari perusahaan

tempat bekerja, pada umumnya dibedakan atas tiga bentuk yakni: uang kontan,

material, dan fasilitas. Kompensasi berbentuk uang maksudnya adalah seorang

karyawan menerima uang kontan secara fisik sebagai hasil pekerjaan yang telah

dilakukannya di dalam perusahaan tersebut. Besarnya kompensasi berbentuk uang

ini tergantung pada kesepakatan antara perusahaan dan karyawan, atau sesuai

dengan peraturan yang berlaku dalam perusahaan itu sendiri.

2.8.1.1 Pengertian Gaji

Menurut Saydam (2003, p163) gaji adalah salah satu jenis balas jasa yang

diberikan kepada seorang karyawan secara periodik (biasanya sekali sebulan).

Karyawan penerima gaji demikian biasanya telah menjadi karyawan atau pegawai

tetap yang telah lulus masa percobaan.

2.8.1.1.1 Bentuk Struktur Gaji

Menurut Ruky (2006, p113-128) bentuk struktur patokan gaji sebagai

berikut.

• Struktur gaji berbentuk angka tunggal (Single Rate).

Dalam bentuk ini, lamanya masa kerja seseorang tidak dijadikan dasar

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

44

untuk menentukan besarnya kemajuan gaji individu karyawan dan prestasi

kerja dihargai dalam bentuk “insentif” tunai secara langsung. Sedangkan

“kemajuan” upah akan sama besarnya untuk setiap orang dan biasanya

merupakan hasil “perundingan” KKB (Keputusan Kenaikan Bersama) atau

karena diberikan “Kenaikan Gaji Umum” oleh perusahaan.

• Struktur gaji berbentuk angka terendah dan tertinggi (Range Rate).

Bentuk “Range” ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang memberi

kesempatan bagi karyawannya untuk bersaing dalam prestasi sehingga

mendapatkan “kemajuan” gaji yang berbeda satu dengan lainnya.

Penggunaan struktur gaji seperti ini biasanya hanya untuk golongan

manajer/staf senior.

• Struktur gaji berbentuk “Skala”.

Struktur gaji bentuk ini digunakan terutama oleh organisasi yang

mempunyai falsafah bahwa kemajuan gaji seorang karyawan juga harus

mengikuti lamanya masa kerja. Perusahaan berpendapat bahwa lamanya

masa kerja mencerminkan “loyalitas” seorang pegawai. Persoalan

karyawan tersebut berprestasi atau tidak itu adalah soal kedua.

2.8.1.2 Pengertian Upah

Menurut Saydam (2003, p164) upah adalah sejenis balas jasa diberikan

perusahaan kepada para pekerja harian (pekerja tidak tetap) yang besarnya telah

disepakati sebelumnya oleh kedua belah pihak. Upah ini juga dibayarkan setelah

pekerjaan selesai dan diterima hasilnya dengan baik oleh pemberi kerja.

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

45

Pembayaran upah ini bisa saja setiap hari selesai pekerjaan atau secara mingguan,

tergantung pada kesepakatan sebelumnya antara pemberi kerja dan penerima kerja.

2.8.1.3 Pengertian Tunjangan

Menurut Saydam (2003, p164) tunjangan adalah tambahan penghasilan

yang diberikan kepada para karyawan, karena dianggap telah berpartisipasi dengan

baik dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan. Pembayaran tunjangan ini

biasanya disatukan dalam laporan pembayaran gaji bulanan karyawan.

2.8.1.4 Pengertian Insentif

Menurut Hasibuan (2003, p118) insentif adalah tambahan balas jasa yang

diberikan kepada karyawan tertentu ketika prestasinya melebihi prestasi standar.

Insentif ini merupakan alat yang dipergunakan pendukung prinsip adil dalam

pemberian kompensasi.

Menurut Saydam (2003, p164) insentif adalah tambahan penghasilan yang

diberikan kepada karyawan tertentu. Pemberian insentif ini biasanya didasarkan

pada keberhasilan prestasi seorang karyawan melebihi dari prestasi standar yang

ditetapkan perusahaan.

2.8.2 Tujuan Kompensasi

Menurut Hasibuan (2003, p121-122) tujuan pemberian kompensasi (balas

jasa) sebagai ikatan kerja sama, kepuasan kerja, pengadaan efektif, motivasi,

stabilitas karyawan, disiplin, serta pengaruh serikat buruh dan pemerintah. Untuk

lebih jelasnya sebagai berikut:

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

46

• Ikatan kerja sama.

Dengan pemberian kompensasi, maka terjalinlah ikatan kerja sama formal

antara pengusaha dengan karyawan. Ikatan kerja sama ini mengharuskan

karyawan mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik, sedangkan

pengusaha wajib membayar kompensasi sesuai perjanjian kesepakatan

bersama.

• Kepuasan kerja.

Dengan kompensasi, karyawan dapat memenuhi kebutuhan–kebutuhan

fisik, status sosial dan ego-nya sehingga memperoleh kepuasan kerja dari

pekerjaannya.

• Pengadaan efektif.

Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan

terbaik untuk perusahaan akan lebih mudah.

• Motivasi.

Jika kompensasi diberikan dengan jumlah cukup besar, maka manajer akan

lebih mudah memotivasi bawahannya.

• Stabilitas karyawan.

Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta mengandung

nilai eksternal konsistensi yang komparatif, maka stabilitas karyawan lebih

terjamin karena turnover relatif kecil.

• Disiplin.

Dengan pemberian kompensasi dengan jumlah cukup besar, maka disiplin

karyawan semakin baik mentaati peraturan–peraturan yang berlaku.

Page 41: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

47

• Pengaruh serikat buruh.

Dengan teraturnya program kompensasi, pengaruh serikat buruh dapat

dihindarkan dan karyawan akan berkonsentrasi pada pekerjaannya.

• Pengaruh pemerintah.

Jika program kompensasi sesuai dengan Undang–Undang Perburuhan yang

berlaku (seperti batas upah minimum), maka intervensi pemerintah dapat

dihindarkan.

2.8.3 Dasar Penentuan Pemberian Kompensasi

Menurut Saydam (2003, p181-184) dasar penentuan pemberian kompensasi

dapat dibedakan atas:

• Kompensasi berdasarkan satuan volume yang dihasilkan.

Kompensasi jenis ini adalah model pemberian kompensasi yang banyak

dilaksanakan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Di sini pemberian

kompensasi didasarkan pada berapa banyak jumlah produksi yang

dihasilkan oleh seorang karyawan. Semakin banyak jumlah barang

dihasilkan, maka semakin besar pula kompensasi yang akan diterima

karyawan tersebut. Kompensasi jenis ini biasanya dilakukan oleh

perusahaan yang melakukan kerja borongan, seperti kontraktor perumahan,

industri rokok, atau pertanian.

• Kompensasi berdasarkan satuan waktu pekerjaan.

Cara penentuan kompensasi dengan metode ini adalah berdasarkan waktu

pelaksanaan pekerjaan yang dapat dilakukan seorang karyawan. Di sini

Page 42: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

48

besarnya kompensasi dikaitkan langsung dengan lamanya waktu seorang

karyawan bekerja. Perhitungan kompensasi bisa didasarkan pada hitungan

jam, hari, minggu, bahkan bulanan.

• Kompensasi berdasarkan penilaian pekerjaan.

Kompensasi jenis ini banyak ditemui di perusahaan yang telah menetapkan

merit system (sistem kompensasi berdasarkan prestasi kerja).

2.9 Metode Analisis dan Desain Berorientasi Objek

2.9.1 Pengertian Metode Analisis dan Desain Berorientasi Objek

Menurut Whitten, Bently, Ditmann (2001, p97) object-oriented analysis

dan design (OOA&D) berusaha untuk menggabungkan data dan proses menjadi

suatu gagasan tunggal yang disebut objects. OOA&D memperkenalkan objects

diagrams yang mendokumentasikan sistem dipandang dari segi objek dan

interaksinya.

Menurut Mathiassen (2000, p4), “Objek adalah kesatuan dengan identity,

state dan behaviour.” Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan

metode analisis dan desain berorientasi objek adalah panggabungan data dan

proses menjadi suatu gagasan tunggal atau yang dikenal dengan objek.

2.9.2 Rich Picture

Menurut Mathiassen (2000, p26) rich picture adalah sebuah gambaran

formal digunakan oleh pengembang sistem untuk menyatakan pemahaman user

terhadap situasi dari sistem yang sedang berlangsung. Rich picture juga dapat

Page 43: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

49

digunakan sebagai alat yang berguna untuk memfasilitasi komunikasi baik antara

pengguna dalam sistem.

Rich picture difokuskan pada aspek-aspek penting dari sistem tersebut,

ditentukan sendiri oleh pengembang sistem dengan mengunjungi perusahaan di

mana melihat bagaimana perusahaan tersebut beroperasi, berbicara dengan banyak

orang untuk mengetahui apa yang harus terjadi atau seharusnya terjadi, dan

mungkin melakukan beberapa wawancara formal.

2.9.3 System Definition

Menurut Mathiassen (2000, p37) system definition adalah deskripsi ringkas

dari sistem terkomputerisasi yang diekspresikan dalam bahasa natural.

Tujuan system definition adalah untuk memilih sistem aktual yang akan

dikembangkan. Hal ini dilakukan dengan mengklarifikasikan interpretasi,

kemungkinan dan konsekuensi dari beberapa solusi alternatif secara sistematis.

Saran yang dapat membantu dalam membuat system definition berguna:

• Menggunakan general term dan memfokuskan pada emergent properties.

• Memfokuskan ide dari pada mendeskripsikan situasi saat itu.

• Membuat definisi yang ringkas dan tepat.

• Bereksperimen dengan beberapa system definition.

• Melaju pada jalan berpikir diluar kebiasaan.

• Menggunakan proses seleksi untuk menemukan tambahan properti yang

relevan.

Page 44: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

50

2.9.4 FACTOR Criterion

Menurut Mathiassen (2000, p39) FACTOR Criterion terdiri dari enam

elemen:

• Functionality

Fungsi-fungsi sistem yang mendukung tugas application domain.

• Application Domain

Bagian-bagian dalam organisasi yang melakukan administrasi, memonitor,

atau

mengendalikan sebuah problem domain.

• Conditions

Kondisi-kondisi yang di bawah sistem akan dikembangkan dan digunakan.

• Technology

Teknologi guna untuk mengembangkan sistem yang akan dijalankan.

• Objects

Objek-objek utama dari problem domain.

• Responsibility

Tanggung jawab keseluruhan sistem yang berkaitan dengan konteksnya.

Menurut Mathiassen (2000, p40) FACTOR Criterion dapat digunakan

dalam dua cara. Pertama, dapat digunakan mendukung pengembangan system

definition, dengan seksama mempertimbangkan masing-masing dari keenam

elemen yang seharusnya diformulasikan. Atau kedua, dapat memulai system

definition dengan cara mendeskripsikan sistem dan menggunakan kriteria tersebut

untuk dapat melihat bagaimana kemampuan sistem mendefinisikan keenam faktor

Page 45: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

51

tersebut. Secara prinsip tergantung pada permulaan kerjanya.

2.9.5 Analisis Problem Domain

Menurut Mathiassen (2000, p45) problem domain adalah bagian konteks

yang diatur, dimonitor, atau dikendalikan oleh sistem. Analisis problem domain

memfokuskan pada informasi, di mana harus ditangani oleh sistem dan

menghasilkan sebuah model berupa gambaran dari class, objek, struktur dan

perilaku (behaviour) yang ada dalam problem domain.

Analisis problem domain dibagi menjadi tiga kegiatan seperti tampak pada

tabel di bawah ini:

Kegiatan Isi Konsep

Class Objek dan event yang mana merupakan bagian dari problem domain?

Class, objek, event

Structure Bagaimana class dan objek saling terkait satu sama lain secara konseptual?

Generalisasi, agregasi, asosiasi, dan cluster

Behaviour Properti dinamik mana yang dimiliki oleh objek?

Event trace, behavioural pattern, dan atribut

Tabel 2.2 Kerangka Analisis Problem Domain

(Sumber: Lars Mathiassen)

2.9.5.1 Class

Menurut Mathiassen (2000, p49) class adalah sekumpulan objek yang

membagikan struktur, behavioral pattern, dan atribut. Kegiatan class merupakan

kegiatan pertama dalam analisis problem domain. Ada beberapa tugas utama

dalam kegiatan ini, yaitu: abstraksi fenomena dari problem domain dalam objek

Page 46: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

52

dan event; klasifikasi objek dan event; seleksi class dan event yang akan dipelihara

informasinya oleh sistem.

Menurut Mathiassen (2000, p51) object adalah sebuah entitas yang

memiliki identitas, status, dan perlaku (behavior). Event adalah kejadian secara

terus menerus yang melibatkan satu atau lebih objek. Pemilihan class tersebut

bertujuan untuk mendefinisikan dan membatasi problem domain. Sementara

pemilihan kumpulan event yang dialami atau dilakukan oleh satu atau lebih objek

bertujuan untuk membedakan tiap-tiap kelas dalam problem domain.

Kegiatan class akan menghasilkan sebuah Event Tabel. Seperti terlihat

pada contoh tabel di bawah:

Event Class Customer Assistant Apprentice Appointment Plan

Reserved X X X X Cancelled X X X Treated X X

Employed X X Resigned X X

Graduated X

Agreed X X X

Tabel 2.3 Contoh Event Table

(Sumber: Lars Mathiassen)

Pada tabel di atas, dimensi horizontal berisi class-class terpilih dan vertikal

berisi event-event terpilih. Sebuah tanda cek digunakan untuk mengindikasikan

objek-objek dari class yang berhubungan dalam event tertentu.

Page 47: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

53

Evaluate and seleectsystemat ically

Find candidates for eventsFind Candidates

for classes

Event TableEvent Table

Gambar 2.1 Subactivity dalam Pemilihan Class dan Event Problem Domain

(Sumber: Lars Mathiassen)

Pada gambar di atas ini, dimulai dengan mengidentifikasi, objek, dan

kemudian melakukan abstraksi dan klasifikasi, mengembangkan susunan class

yang relevan dan potensial untuk model problem domain. Dalam aktivitas secara

paralel, di identifikasi dan dikembangkan serupa dengan beberapa event.

Kemudian secara sistematik dievaluasi banyak kandidat dan memilih beberapa

class dan event yang relatif meliputi model problem domain. Pada akhirnya

menaruh event ke class.

2.9.5.2 Structure

Menurut Mathiassen (2000, p69) kegiatan kedua dalam analisis problem-

domain ini bertujuan untuk mencari hubungan struktural yang abstrak dan umum

antara class-class serta mencari hubungan konkrit dan spesifik antara objek-objek

dalam problem-domain.

Menurut Mathiassen (2000, p72-77) objected-oriented structure bisa dibagi

menjadi:

Page 48: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

54

• Structure antara class, terdiri dari:

− Generalization adalah hubungan antara dua atau lebih class yang

lebih spesialisasi (sub kelas) dengan sebuah class lebih umum (super

kelas). Hubungan spesialisasi tersebut dapat dinyatakan dengan

rumus “is-a”.

− Cluster adalah kumpulan class yang saling berkaitan. Cluster

digambarkan dengan notasi file folder yang mencakup class-class di

dalamnya. Class dalam cluster sama dihubungkan dengan

generalization atau pun aggregation, sedangkan class yang berada

pada cluster berbeda dihubungkan dengan association.

• Stucture antara objek, terdiri dari:

− Aggregation adalah objek superior (keseluruhan) yang terdiri dari

sejumlah objek inferior (bagian). Hubungan ini dapat dinyatakan

dengan rumus “has-a” atau “is-part-of”.

− Whole-Part merupakan penjumlahan dari objek inferior, jika objek

inferior tersebut ditambah atau dihilangkan, akan mengubah total

objek superior.

− Container-Content adalah container untuk objek inferior. Objek

superior tidak akan berubah jika terjadi penambahan atau

penghapusan objek inferior.

− Union-Member merupakan kesatuan dari anggota-anggota (objek

inferior). Objek superior tidak akan berubah jika terjadi penambahan

atau penghapusan objek inferior, namun tetap memiliki batasan.

Page 49: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

55

− Association adalah hubungan antara sejumlah objek di mana memiliki

arti dan yang saling berhubungan tersebut bukan merupakan bagian

dari objek lainnya.

Hasil dari kegiatan struktur ini adalah class diagram, yakni ringkasan

model problem-domain yang jelas dengan menggambarkan semua struktur

hubungan statik antar class dan objek dalam model dari sistem berubah-ubah.

2.9.5.3 Behaviour

Menurut Mathiassen (2000, p89-93) kegiatan behaviour adalah kegiatan

terakhir pada analisis problem domain di mana bertujuan untuk memodelkan apa

yang terjadi (perilaku dinamis) dalam problem domain sistem sepanjang waktu.

Tugas utama dalam kegiatan ini adalah menggambarkan pola perilaku (behavioral

pattern) dan atribut dari setiap class. Hasil dari kegiatan ini adalah statechart

diagram yang dapat dilihat:

Open

-name-address-balance

Customer/ account opened

/ account closed

/ amount deposited

/ amount withdrawn

Gambar 2.2 Contoh “State Chart”

(Sumber: Lars Mathiassen)

Perilaku dari suatu objek ditentukan oleh urutan event-event (event trace)

yang harus dilewati oleh objek tertentu tersebut sepanjang waktu. Sebagai

contohnya adalah kelas “pelanggan” harus melalui event trace: account opened–

Page 50: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

56

amount deposited–amount withdrawn–amount deposited – account closed

sepanjang masa hidupnya.

Menurut Mathiassen (2000, p93) tiga jenis notasi untuk behavioral pattern

yaitu:

• Sequence, di mana event muncul satu per satu secara berurutan.

• Selection adalah pemilihan satu event dari sekumpulan event yang muncul.

• Iteration adalah sebuah event yang muncul sebanyak nol atau beberapa

kali.

2.9.6 Analisis Application Domain

Menurut Mathiassen (2000, p115) application domain adalah organisasi

yang mengatur, memonitor, atau mengendalikan problem domain. Analisis

application domain memfokuskan pada bagaimana target sistem akan digunakan

dengan menentukan kebutuhan function dan antar muka sistem.

Analisis application-domain memiliki tiga kegiatan yaitu:

Kegiatan Isi Konsep

Usage Bagaimana sistem berinteraksi dengan orang lain dan dengan sistem lain dalam konteks?

Use case dan actor

Function Bagaimana kemampuan sistem dalam memproses informasi?

Function

Interfaces Apa kebutuhan antar muka dari sistem target?

Interface, user interface, dan sistem interface

Tabel 2.4 Kerangka Analisis Application Domain

(Sumber: Lars Mathiassen)

Page 51: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

57

Berikut ini merupakan jalur kegiatan dalam analisis application-domain:

Functions

Interfaces

Usage

System Definition

Requirements

Gambar 2.3 Application-Domain Analysis

(Sumber: Lars Mathiassen)

Pada gambar di atas, dimulai dengan mendefinisikan sistem yang

dibutuhkan oleh user. Dalam hal ini, kerja sama antara pengembang dan pengguna

sangat dibutuhkan. Ketentuan yang dibutuhkan pada usage, functions, dan

interface harus dievaluasikan. Pada akhir dari kegiatan analisis ini menghasilkan

prasyarat-prasyarat yang dibutuhkan untuk mendefinisi sistem.

2.9.6.1 Usage

Menurut Mathiassen (2000, p119) kegiatan usage merupakan kegiatan

pertama dalam analisis application domain bertujuan untuk menentukan

bagaimana aktor-aktor merupakan pengguna atau sistem lain berinterkasi dengan

sistem yang dituju. Interaksi antara aktor dengan sistem tersebut dinyatakan dalam

use case.

Adapun use case dapat dimulai oleh aktor atau oleh sistem target. Hasil

Page 52: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

58

dari analisis kegiatan usage ini adalah deskripsi lengkap dari semua use case dan

aktor yang ada.

Menurut Dennis dan Wixom (2003, p267) cara untuk mengidentifikasi

aktor adalah dengan mengetahui alasan aktor menggunakan sistem. Aktor dapat

digambarkan dalam spesifikasi aktor yang memiliki tiga bagian yaitu: tujuan,

karakteristik, dan contoh dari aktor tersebut. Tujuan merupakan peran dari aktor

dalam sistem target. Sementara karakteristik menggambarkan aspek-aspek yang

penting dari aktor. Use case dapat digambarkan dengan menggunakan spesifikasi

use case, di mana use case dijelaskan secara singkat namun jelas dan dapat disertai

dengan keterangan objek sistem yang terlibat dan function dari use case tersebut

atau dengan diagram statechart, karena use case adalah sebuah fenomena dinamik.

Manurut Bennett, McRobb, Farmer (2006, p148-149) mengungkapkan use

case diagram mempunyai dua jenis hubungan (relationship) yaitu: extend dan

include. Hubungan extend digunakan ketika ingin menunjukkan bahwa sebuah use

case menyediakan fungsi tambahan yang mungkin digunakan oleh use case lain.

Sedangkan hubungan include berguna ketika sering kali terdapat urutan behaviour

digunakan oleh sejumlah use case dan ingin dihindari pengkopian deskripsi sama

ke setiap use case yang akan menggunakan perilaku tersebut.

Manurut Bennett, McRobb, Farmer (2006, p329) sequence diagram

membantu kebutuhan seorang analisis dalam mengidentifikasi rincian dari

kegiatan yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi dari sebuah use case. Tidak

ada suatu sequence diagram yang benar untuk use case tertentu, melainkan ada

sejumlah kemungkinan sequence diagram, dapat lebih atau kurang memenuhi

Page 53: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

59

kebutuhan dari use case.

Menurut Whitten, Bently, Ditmann (2004, p441), sequence

menggambarkan bagaimana pesan atau message dikirim dan diterima antar objek

dalam sequence tertentu.

2.9.6.2 Function

Menurut Mathiassen (2000, p137-138) kegiatan function merupakan

kegiatan kedua dalam analisis application domain. Function memfokuskan pada

bagaimana cara sebuah sistem dapat membantu aktor dalam melaksanakan

pekerjaannya. Tujuan dari kegiatan function adalah untuk menentukan kemampuan

sistem memproses informasi. Hasil dari kegiatan ini adalah sebuah daftar fungsi

untuk merinci fungsi-fungsi yang kompleks. Daftar fungsi harus lengkap,

menyatakan kebutuhan kolektif dari pelanggan dan aktor dan harus konsisten

dengan use case.

Menurut Mathiassen (2000, p138-139) function memiliki empat tipe yang

berbeda yaitu:

• Update, fungsi yang diaktifkan dengan event problem domain dan

menghasilkan perubahan dalam model state tersebut.

• Signal, fungsi di mana diaktifkan dengan perubahan keadaan dari model

yang dapat menghasilkan reaksi pada konteks. Reaksi ini dapat berupa

tampilan bagi aktor di application domain, atau intervensi langsung di

problem domain.

• Read, fungsi yang diaktifkan dengan kebutuhan akan informasi dalam

pekerjaan aktor dan mengakibatkan sistem menampilkan bagian di mana

Page 54: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

60

berhubungan dengan model.

• Compute, fungsi yang diaktifkan dengan kebutuhan akan informasi dalam

pekerjaan aktor dan berisi perhitungan di mana melibatkan informasi dan

disediakan oleh aktor atau model. Hasil dari function ini adalah tampilan

dari komputasi.

Menurut Mathiassen (2000, p142-143) cara untuk mengidentifikasikan

function adalah dengan melihat deskripsi problem domain ditampilkan oleh class

dan event, dan melihat deskripsi application domain yang ditampilkan dalam use

case. Class dapat menyebabkan munculnya function baca dan update. Event

memungkinkan munculnya kebutuhan terhadap function update. Sementara use

case dapat menyebabkan munculnya semua jenis function.

2.9.6.3 Interface

Menurut Mathiassen (2000, p151-152) interface digunakan oleh aktor

untuk berinteraksi dengan sistem. Kegiatan interface memiliki tiga konsep yaitu:

• Interface, yaitu fasilitas yang membuat model sistem dan fungsi-fungsi

dapat digunakan oleh aktor.

• User Interface, yaitu tampilan yang menghubungkan pengguna dengan

sistem.

• System Interface, yaitu tampilan yang menghubungkan sistem satu dengan

sistem lain.

Sebuah user interface yang baik harus dapat beradaptasi dengan pekerjaan

dan pemahaman user terhadap sistem. Kualitas user interface ditentukan oleh

Page 55: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

61

kegunaan atau usability interface tersebut bagi pengguna. Usability bergantung

dengan siapa yang menggunakan dan situasi pada saat sistem tersebut digunakan.

Oleh sebab itu, usability bukan sebuah ukuran yang pasti dan objektif.

Menurut Mathiassen (2000, p154-155) terdapat empat jenis pola dialog

yang penting dalam menentukan user interface yaitu:

• Menu-selection yang menampilkan pilihan-pilihan menu dalam user

interface.

• Form fill in yang merupakan pola klasik untuk memasukkan data

berdasarkan terminal karakter.

• Command-language yang berguna bagi pengguna untuk memasukkan dan

mengaktifkan format perintah sendiri.

• Direct manipulation di mana pengguna memilih objek dan melaksanakan

fungsi-fungsi atas objek dan melihat hasil dari interaksi diri.

Kegiatan analisis user interface ini berdasarkan pada hasil dari kegiatan

analisis lainnya, yaitu model problem domain, kebutuhan functional dan use case.

Hasil dari kegiatan ini adalah sebuah deskripsi elemen-elemen user interface dan

system interface yang lengkap, di mana kelengkapan menunjukkan pemenuhan

kebutuhan pengguna. Hasil dari kegiatan user interface berupa form presentasi dan

dialogue style, diagram window terpilih, dan diagram navigasi. Sedangkan hasil

dari system interface berupa class diagram untuk peralatan dan protocol ekternal

untuk berinteraksi dengan sistem yang lain.

Page 56: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

62

2.9.7 Architecture Design

Menurut Mathiassen (2000, p174-176) keberhasilan suatu sistem

ditentukan oleh kekuatan desain arsitekturalnya. Arsitektur membentuk sistem

sesuai dengan fungsi sistem tersebut dan memenuhi kriteria desain tertentu.

Arsitektur juga berfungsi sebagai kerangka untuk kegiatan pengembangan yang

selanjutnya. Sebuah arsitektur di mana tidak jelas akan menghasilkan banyak

pekerjaan yang sia-sia. Rancangan arsitektural memiliki tiga aktivitas yaitu:

Kegiatan Isi Konsep Kriteria Kondisi dan kriteria apa untuk perancangan? Criterion

Komponen Bagaimana struktur sistem menjadi komponen-komponen?

Arsitektur komponen

Proses Bagaimana proses sistem didistribusikan dan dikoordinasikan?

Arsitektur proses

Tabel 2.5 Kerangka Architecture Design

(Sumber: Lars Mathiassen)

2.9.7.1 Criteria

Karena tidak ada cara-cara tertentu atau mudah untuk menghasilkan suatu

desain yang baik, banyak perusahaan menciptakan suatu standard dan prosedur

untuk memberikan jaminan terhadap kualitas sistem. Di sinilah kegiatan kriteria

dapat membantu dengan menetapkan prioritas desain untuk setiap proyek tertentu.

Menurut Mathiassen (2000, p177-179) sebuah desain yang baik memiliki tiga ciri-

ciri yaitu:

Page 57: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

63

• Tidak memiliki kelemahan.

Syarat ini menyebabkan adanya penekanan pada evaluasi dari kualitas

berdasarkan review dan eksperimen dan membantu dalam menentukan

prioritas dari kriteria yang akan mengatur dalam kegiatan perancangan.

Beberapa kriteria umum yang digunakan dalam kegiatan desain

berorientasi objek tampak seperti di bawah ini.

Criterion Ukuran dari

Usable Adaptasi sistem dengan organisasi, bekerja saling berhubungan, dan konteks teknikal.

Secure Ukuran keamanan sistem dalam menghadapi akses yang tidak terotorisasi terhadap data dan fasilitas.

Efficient Eksploitasi ekonomis terhadap fasilitas platform teknis. Correct Pemenuhan dari kebutuhan. Reliable Pemenuhan ketepatan yang dibutuhkan untuk

melaksanakan fungsi. Maintainable Biaya untuk menemukan dan memperbaiki kerusakan.

Testable Biaya untuk memastikan bahwa sistem yang dibentuk dapat melaksanakan fungsi diinginkan.

Flexible Biaya untuk mengubah sistem yang dibentuk. Comprehensible Usaha yang diperlukan untuk mendapatkan

pemahaman terhadap sistem. Reusable Kemungkinan untuk menggunakan bagian sistem pada

sistem lain yang berhubungan. Portable Biaya untuk memindahkan sistem ke platform teknis

yang berbeda. Interoperable Biaya untuk menggabungkan sistem ke sistem yang

lain.

Tabel 2.6 Kriteria Umum

(Sumber: Lars Mathiassen)

• Menyeimbangkan beberapa kriteria.

Konflik sering terjadi antar kriteria, oleh sebab itu digunakan pemilihan

pada kriteria mana yang akan diutamakan. Cara untuk menyeimbangkan

dengan kriteria-kriteria yang lain bergantung pada situasi sistem tertentu.

Page 58: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

64

• Usable, flexible, dan comprehensible.

Kriteria-kriteria ini bersifat universal dan digunakan pada hampir setiap

proyek pengembangan sistem.

Menurut Mathiassen (2000, p184) untuk menciptakan sebuah rancangan

yang baik diperlukan pertimbangan mengenai kondisi-kondisi dari setiap proyek di

mana dapat mempengaruhi kegiatan perancangan yaitu:

• Technical, terdiri dari pertimbangan: penggunaan hardware, software dan

sistem lain yang telah dimiliki dan dikembangkan; pengaruh kemungkinan

penggabungan pola-pola umum dan komponen telah ada terhadap arsitektur

dan kemungkinan pembelian komponen standard.

• Organizational, yang terdiri dari pertimbangan: perjanjian kontrak, rencana

untuk pengembangan lanjutan, pembagian kerja antara pengembang.

• Human, terdiri dari pertimbangan: keahlian dan pengalaman orang di mana

terlibat kegiatan pengembangan dengan sistem serupa dan platform teknis

yang akan dirancang.

2.9.7.2 Component Architecture

Menurut Mathiassen (2000, p190) component architecture adalah sebuah

struktur sistem terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan.

Component architecture membuat sistem lebih mudah untuk dimengerti,

menyederhanakan desain, dan mencerminkan kestabilan sistem. Hal ini

dikarenakan komponen merupakan subsistem dari sebuah sistem.

Page 59: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

65

Menurut Mathiassen (2000, p192-197) beberapa pola umum dalam desain

komponen arsitektur:

• Layered-Architecture Pattern.

Merupakan bentuk yang paling umum dalam software. Contoh dari pola ini

adalah model OSI yang sudah menjadi ISO untuk model jaringan.

Gambar 2.4 Layered Architecture Pattern

(Sumber: Lars Mathiassen)

Sebuah arsitektur layered terdiri dari beberapa komponen dibentuk menjadi

lapisan-lapisan di mana lapisan berada di atas bergantung ke pada lapisan di

bawahnya. Perubahan yang terjadi pada suatu lapisan akan mempengaruhi

lapisan di atasnya.

• Generic-Architecture Pattern.

Pola ini digunakan untuk merinci sistem dasar terdiri dari komponen interface,

finction, dan model. Di mana komponen model terletak pada lapisan yang

paling bawah, kemudian dilanjutkan dengan function layer, dan paling atasnya

<<component>> Layer i+1

<<component>> Layer i

<<component>> Layer i-1

Upwards Interface

Downwards Interface

Page 60: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

66

komponen interface.

Gambar 2.5 Generic Architecture Pattern

(Sumber: Lars Mathiassen)

Pada model arsitektur ini, komponen model terletak pada lapisan yang paling

bawah, kemudian dilanjutkan dengan function layer, dan paling atasnya

komponen interface.

• Client-Server Architecture Pattern.

Pola ini awalnya dikembangkan untuk mengatasi masalah sistem terdistribusi

di antara beberapa prosesor yang tersebar secara geografis. Komponen pada

arsitektur ini adalah sebuah server dan beberapa client. Tanggung jawab server

<<component>> Interface

<<component>> User Interface

<<component>> System Interface

<<component>> Interface

<<component>> UIS

<<component>> NS

<<component>> Function

<<component>> Model

<<component>> DBS

Page 61: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

67

adalah untuk menyediakan database dan resource yang dapat disebarkan

kepada client melalui jaringan. Sementara client memiliki tanggung jawab

untuk menyediakan interface lokal untuk setiap penggunanya. Identifikasi

komponen, di dalam perancangan sistem atau subsistem, umumnya diawali

dengan layer architecture dan client server architecture di mana keduanya

merupakan dua layer yang berbeda, tetapi saling melengkapi.

Gambar 2.6 Client-Server Architecture Pattern

(Sumber: Lars Mathiassen)

Berikut adalah tabel jenis form distribusi pada arsitektur client-server:

Tabel 2.7 Jenis Arsitektur Client-Server

(Sumber: Lars Mathiassen)

Beberapa jenis distribusi dalam arsitektur client-server di mana U (User

Client Server Architecture

U U+F+M Distributed presentation

U F+M Local presentation

U+F F+M Distributed functionality

U+F M Centralized data

U+F+M M Distributed data

<<component>> Client 1

<<component>> Client 2

<<component>> Client n

<<component>> Server

….

Page 62: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

68

Interface), F (Function), M (Model) menghasilkan lima karakteristik komponen

dengan berbagai macam derajat distribusi.

2.9.7.3 Process Architecture

Menurut Mathiassen (2000, p209) process architecture adalah struktur dari

eksekusi sistem terdiri dari proses-proses yang saling bergantung. Hasil berupa

sebuah deployment diagram.

Menurut Mathiassen (2000, p216-219) terdapat tiga jenis pola distribusi

yaitu:

• Centralized Pattern

Pola ini menyimpan semua data pada server pusat dan user hanya bisa melihat

user interface saja. Keuntungannya adalah dapat diimplementasikan pada

client secara murah, semua data konsisten karena hanya berada di satu tempat,

strukturnya mudah dimengerti dan diimplementasikan, dan kemacetan jaringan

moderat.

Page 63: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

69

: Server

System Interfac e Use r Inter face

Function

Model

: Client

User Interface

System Interface

... More Clients

Gambar 2.7 Centralized Pattern

(Sumber: Lars Mathiassen)

• Distributed Pattern

Semua data terdistribusi ke user atau client dan server hanya menyebarkan

model yang telah di update di antara client. Keuntungannya adalah waktu akses

yang rendah kenerja lebih maksimal, dan back-up data banyak. Kerugiannya

adalah redundansi data sehingga konsistensi data terancam, kemacetan jaringan

tinggi, arsitektur sulit dipahami dan diimplementasikan.

Page 64: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

70

: Client

Syste m Interfac eUser Interface

Function

Model

: Server

Syste m Interfac e

... More Clients

Gambar 2.8 Distributed Pattern

(Sumber: Lars Mathiassen)

• Decentralized Pattern

Pola ini berada di antara kedua pola di atas. Di sini client memiliki data

tersendiri sehingga data umum hanya berada pada server. Komputer Server

menyimpan data umum dan fungsi atas data tersebut, sedangkan client

menyimpan data milik application domain client. Keuntungannya adalah

konsistensi data, tidak ada duplikasi data, lalu lintas jaringan jarang karena

jaringan hanya digunakan data umum di server di update. Kekurangannya

adalah semua prosesor harus mampu melakukan fungsi yang kompleks dan

memelihara model dalam jumlah besar, sehingga meningkatkan biaya

hardware.

Page 65: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

71

: Client

: Client

System InterfaceUser Interface

System Interfa ce

Model (Loca l)

... More Clients

Sy stem InterfaceU ser Interface

Function

Model (Common)

Gambar 2.9 Decentralized Pattern

(Sumber: Lars Mathiassen)

2.9.8 Component Design

Menurut Mathiassen (2000, p231) tujuan dari component design adalah

untuk menentukan implementasi kebutuhan dalam kerangka arsitektural. Berikut

ini adalah beberapa kegiatan dari component design:

Page 66: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

72

Kegiatan Isi Konsep Model Component

Bagaimana suatu model digambarkan sebagai kelas dalam sebuah sistem?

Model komponen

Function Component

Bagaimana suatu fungsi diimplementasikan?

Komponen fungsi dan operasi

Connecting Component

Bagaimana komponen-komponen dihubungkan?

Komponen dan penghubung

Tabel 2.8 Kerangka Component Design

(Sumber: Lars Mathiassen)

Dari tabel di atas, kegiatan component design bermula dari spesifikasi

arsitektural dan kebutuhan sistem, sedangkan hasil dari kegiatan ini adalah

spesifikasi dari komponen yang saling berhubungan.

2.9.8.1 Model Component

Menurut Mathiassen (2000, p236) komponen model adalah bagian dari

sistem yang mengimplementasikan model problem domain. Hasil dari kegiatan

komponen model adalah revisi class diagram dari kegiatan analisis yang terdiri

atas kegiatan penambahan class, atribut dan struktur baru di mana mewakili event.

Revisi class dapat terjadi pada:

• Generalization

Jika terdapat dua class dengan atribut yang sama maka dapat dibentuk class

baru (revised class).

• Association

Jika terdapat hubungan many-to-many.

• Embedded iterations

Merupakan embedded di dalam statechart diagram. Misalnya jika sebuah

Page 67: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Berita Jurnalistik 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00552-AKSI Bab 2.pdf · 2.2 Foto Jurnalistik 2.2.1 Pengertian Foto Jurnalistik

73

class terdapat statechart diagram yang mempunyai tiga iterated events,

maka dapat membentuk tiga class di dalam perancangan model.

2.9.8.2 Function Component

Menurut Mathiassen (2000, p252) function component adalah bagian dari

sistem yang mengimplementasikan kebutuhan fungsional. Tujuan dari function

component adalah untuk memberikan akses bagi user interface dan komponen

sistem lainnya ke model sehingga menunjukkan pengimplementasian dari function.

Hasil utama dari kegiatan ini adalah class diagram dengan operation dan

spesification dari operation yang kompleks.

Sub kegiatan ini menghasilkan kumpulan operasi di mana dapat

mengimplementasikan fungsi sistem seperti yang ditentukan dalam analysis

problem domain dan function list.