bab 2 landasan teori 2.1 sistem informasi geografi 2.1.1...
TRANSCRIPT
6
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Informasi Geografi
2.1.1 Pengertian Sistem
Pengertian sistem menurut Prahasta (2009, p89) adalah kumpulan
komponen (sub sistem fisik maupun non-fisik/logika) yang saling
berhubungan satu sama lainnya dan bekerja sama secara harmonis untuk
mencapai suatu tujuan.
Pengertian sistem menurut O’Brien (2005, p22) adalah sekumpulan
komponen yang saling berhubungan, dan saling berinteraksi untuk mencapai
tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam
proses transformasi yang teratur.
Jadi, dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem terdiri dari
sekumpulan komponen yang saling berinteraksi satu sama lain, dalam
menerima masukan, pemprosesan serta menampilkan keluaran yang
dimaksud untuk mencapai tujuan sistem tersebut.
Menurut Ladjamudin (2005) suatu sistem mempunyai karakteristik
atau sifat – sifat tertentu, yaitu :
a. Komponen sistem
Komponen – komponen didalam sistem saling berinteraksi membentuk
suatu kesatuan sistem.
7
b. Batasan sistem
Daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya
atau dengan lingkungan luarnya.
c. Lingkungan luar sistem
Segala sesuatu diluar dari batas sistem yg mempengaruhi operasi dari
suatu sistem.
d. Penghubung sistem
Media yang menghubungkan antara suatu subsistem dengan subsistem
yang lainnya.
e. Masukan sistem
Energi yang dimasukan kedalam sistem.
f. Keluaran sistem
Energi yang diolah dan diklasifikasi menjadi keluaran yang berguna.
g. Pengolahan sistem
Sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri
sebagai pengolahnya. Pengolah akan mengubah masukan menjadi
keluaran.
h. Sasaran atau tujuan sistem
Merupakan apa yang harus dicapai oleh sebuah sistem.
2.1.2 Pengertian Informasi
Pengertian informasi menurut McLeod (2001, p12), informasi adalah
data yang telah diproses atau data yang memiliki arti.
8
Pengertian informasi menurut O’Brien (2005, p27), informasi adalah
data yang telah diubah menjadi bentuk yang memiliki arti dan berguna dalam
konteks tertentu bagi pemakainya.
Jadi, dari definisi – definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi
adalah data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti dan bisa
bermanfaat bagi penerimannya, sehingga dapat digunakan untuk mengambil
keputusan sesuai dengan sistem yang berkaitan.
Nilai dari suatu infomasi menurut McLeod (1998, p148) ditentukan
oleh :
a. Relevansi
Informasi harus bermanfaat bagi penggunanya dan berkaitan langsung
dengan masalah yang muncul.
b. Keakuratan
Informasi harus akurat, tidak menyimpang dari masalah yang ada dan
mencerminkan maksud yang dikandungnya.
c. Ketepatan waktu
Informasi yang dibuat harus sesuai dengan kebutuhan pada saat
diperlukan. Informasi harus tepat waktu saat diperlukan, serta informasi
harus tersedia untuk memecahkan masalah sebelum situasi menjadi tidak
terkendali.
d. Kelengkapan
Informasi yang diberikan kepada penerima harus lengkap dan terperinci.
9
2.1.3 Pengertian Sistem Informasi
Menurut Laudon (2002, p7), sistem informasi adalah sekumpulan
komponen yang saling terkait, yang saling bekerja sama mengumpulkan,
mengolah, menyimpan dan menyebarkan informasi untuk pengambilan
keputusan, koordinat, kontrol, analisis dan visualisasi dalam organisasi.
Menurut O’Brien (2005, p6), sistem informasi adalah kombinasi
teratur dari orang – orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan
komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah dan
menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.
Jadi, dari definisi – definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem
informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang saling
terkait antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan
menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu.
2.2 Geografi
2.2.1 Pengertian Geografi
Geografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu geos dan graphein. Geos
berarti permukaan bumi, sedangkan graphein berarti menjelaskan. Jadi,
berdasarkan asal katanya, geografi dapat diartikan pencitraan suatu
permukaan bumi. Dalam arti yang lebih luas, geografi adalah ilmu yang
mempelajari tentang lokasi serta persamaan dan perbedaan (variasi)
keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi.
10
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1997, secara harfiah,
geografi adalah ilmu tentang permukaan bumi, iklim, penduduk, flora, fauna,
serta hasil yang diperoleh dari bumi. Sedangkan kata geografis artinya adalah
segala sesuatu yang berkaitan dengan geografi.
2.2.2 Pengertian Peta
Peta adalah suatu alat peraga untuk menyampaikan suatu ide berupa
sebuah gambaran mengenai tinggi rendahnya suatu daerah (topologi),
penyebaran penduduk, jaringan jalan dan hal lainnya yang berhubungan
dengan kedudukan dalam ruang.
Peta digambarkan dalam skala tertentu dengan tulisan atau simbol
sebagai keterangan yang dapat dilihat dari atas. Peta dapat meliputi wilayah
yang luas dan sempit. Ilmu yang mempelajari tentang peta disebut dengan
Kartografi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, peta adalah gambar atau
lukisan pada kertas dan sebagainya yang menunjukkan letak tanah, laut,
sungai, gunung dan sebagainya; representasi melalui gambar dari suatu
daerah yang menyatakan sifat – sifat seperti batas daerah yang menyatakan
sifat – sifat seperti batas daerah, sifat permukaan.
2.2.3 Jenis Peta
Ada beberapa jenis peta dilihat dari berbagai aspek, yaitu tujuan,
kegunaan dan skalanya.
11
a. Berdasarkan tujuan
1. Peta Umum
Peta yang melukiskan bentuk fisik permukaan bumi suatu wilayah.
Contohnya : Peta jalan dan gedung.
2. Peta Khusus
Peta yang menampakkan suatu keadaan atau kondisi khusus suatu
daerah tertentu atau keseluruhan daerah bumi. Contohnya : Peta
Iklim.
b. Berdasarkan kegunaan
1. Peta Referensi Umum
Peta yang digunakan untuk mengidentifikasi dan verifikasi macam –
macam bentuk geografi termasuk fitur tanah, jalan, dan sebagainya.
2. Peta mobilitas
Peta yang digunakan untuk membantu masyarakat dalam menentukan
jalur dari satu tempat ke tempat lainnya, digunakan untuk perjalanan
darat, laut, dan udara.
3. Peta Tematik
Peta yang menunjukkan persebaran dari objek tertentu seperti
populasi, curah hujan dan sumber daya alam.
4. Peta Inventaris
Peta yang menunjukkan lokasi dari fitur khusus, misalnya posisi
gedung disuatu wilayah
12
c. Berdasarkan skala
1. Skala besar antara 1:100 - 1:250.000
2. Skala sedang antara 1:250.000 – 1:1.000.000
3. Skala kecil antara > 1:1.000.000
2.2.4 Bentuk Peta
Dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Peta timbul (relief), yang dibuat sesuai dengan kenampakan relief (tinggi
– rendahnya) permukaan bumi. Contoh : Maket.
2. Peta datar yang dilukis dalam suatu bidang datar. Contoh : Atlas.
2.2.5 Penggunaan Peta
Pada umumnya, peta digunakan untuk mengetahui berbagai
kenampakan pada suatu wilayah yang dipetakan, yaitu :
1. Memperlihatkan posisi suatu tempat dipermukaan bumi.
2. Mengukur luas dan jarak suatu daerah dipermukaan bumi berdasarkan
skala dan ukuran peta.
3. Memperlihatkan bentuk suatu daerah yang sesungguhnya dalam skala
tertentu.
4. Menghimpun data suatu daerah yang disajikan dalam bentuk peta.
13
2.2.6 Syarat – syarat Peta
Peta yang ideal mempunyai luas, bentuk, arah, dan jarak yang benar.
Peta yang baik dan lengkap harus mencantumkan :
1. Judul peta
Merupakan identitas yang menggambarkan isi dan jenis peta. Judul peta
harus diletakkan di atas tengah. Contoh : Peta Sumatera Utara.
2. Tahun Pembuatan
Diletakkan di kanan bawah atau kiri bawah. Tahun pembuatan ini penting
karena dapat digunakan untuk memastikan bahwa peta tersebut masih
baik digunakan saat itu.
3. Skala Peta
Skala adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya
pada permukaan bumi. Ada tiga macam skala yaitu :
a. Skala angka , adalah skala pada peta yang dinyatakan dengan angka
atau numerik. Contohnya 1 : 500.000 , artinya 1 cm di peta sama
dengan 500.000 cm di permukaan bumi.
b. Skala inci , adalah skala pada peta yang dinyatakan dalam satuan inci.
1 inci sama dengan 2,539 cm.
c. Skala garis , adalah skala pada peta yang berupa garis yang
menunjukkan jarak yang sesungguhnya pada permukaan bumi.
14
4. Petunjuk Arah (orientasi)
Pada setiap pembuatan peta perlu dicantumkan arah mata angin sebagai
petunjuk arah dari suatu wilayah yang dipetakan. Pembuatan orientasi ini
perlu memperhatikan pedoman berikut:
a. Umumnya arah utara pada peta berada di sisi atas peta.
b. Petunjuk arah ditempatkan pada bagian kosong agar tidak
mengganggu peta induk.
5. Legenda
Peta memuat informasi yang padat, namun tidak mungkin semua data
diberi keterangan rinci. Oleh karena itu, keterangan tentang simbol –
simbol pada peta disebut legenda. Ada dua macam simbol dalam peta,
yaitu :
a. Simbol kualitatif , digunakan untuk menggambarkan bentuk – bentuk
di permukaan bumi. Meliputi simbol titik, garis, dan warna.
b. Simbol kuantitatif, digunakan untuk menunjukkan jumlah data yang
diwakili, misalnya untuk menggambarkan jumlah pohon di taman
hutan.
6. Garis Astronomis
Setiap peta harus mencantumkan garis astronomis, yaitu garis lintang dan
garis bujur. Garis lintang adalah garis khayal yang melintangi permukaan
bumi. Sedangkan garis bujur adalah garis khayal yang menghubungkan
Kutub Utara dan Kutub Selatan, serta digambarkan bujur. Karena
merupakan garis khayal, kedua garis itu sesungguhnya tidak ada dan
15
hanya ada dalam peta. Garis tersebut berfungsi memperjelas kita dalam
membaca peta.
Ditinjau dari sifat – sifat asli yang akan dipertahankan, penggambaran
dari peta ke bidang datar, proyeksi memiliki syarat sebagai berikut :
a. Peta harus conform, artinya bentuk peta yang tergambar harus
sebangun dengan keadaan sebenarnya, meskipun gambar itu kecil,
tidak boleh mengubah bangun – bangun kenampakan yang ada.
b. Peta harus ekuidistan, artinya setiap jarak yang tergambar pada peta
harus sesuai dengan keadaan sebenarnya, seperti menggambarkan
jarak dari satu kota ke kota lain, disesuaikan dengan jarak sebenarnya
dibagi dengan skala peta.
c. Peta harus ekuivalen, artinya harus sesuai dengan skala yang sudah
dicantumkan di dalamnya.
2.3 Sistem Informasi Geografi
2.3.1 Pengertian Sistem Informasi Geografi
Sistem Informasi Geografi pada dasarnya merupakan gabungan tiga
unsur pokok yaitu sistem, informasi, dan geografi. Dengan melihat unsur –
unsur pokoknya maka jelas sistem informasi geografi merupakan salah satu
sistem informasi dengan tambahan unsur geografi.
Menurut Chrisman (1997) dalam buku Prahasta (2009, p116),
Sistem Informasi Geografi adalah sistem yang terdiri dari perangkat keras,
perangkat lunak, data, manusia (brainware), organisasi dan lembaga yang
16
digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan
menyebarkan informasi – informasi mengenai daerah-daerah dipermukaan
bumi.
Menurut Star (1990) dalam buku Prahasta (2009, p117), Sistem
Informasi Geografi adalah sistem informasi yang dirancang untuk bekerja
dengan data yang tereferensi secara spasial atau koordinat geografis. Atau
dengan kata lain, sistem informasi geografi merupakan sistem basis data
dengan kemampuan – kemampuan khusus dalam menangani data yang
tereferensi secara spasial; selain merupakan sekumpulan operasi – operasi
yang dikenalkan terhadap data tersebut.
Dengan kata lain, SIG secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu
sistem yang berbasis komputer yang dapat mengatur, memanipulasi, dan
menganalisis informasi – informasi kebumian. Komponen – komponen SIG
sebagai suatu sistem berbasis komputer termasuk perangkat keras, perangkat
lunak, data atau informasi, dan juga operator yang mengoperasikan
serangkaian proses manipulasi.
Kecanggihan teknologi SIG yang sering dimanfaatkan untuk
berinteraksi adalah kemampuannya yang memungkinkan melakukan
manipulasi data spasial sekaligus dengan database yang ada di dalamnya
(biasanya disebut query).
Jadi kesimpulan yang didapat dari pengertian sistem informasi
geografi adalah sekumpulan komponen yang memiliki kemampuan untuk
17
mengambil, mengolah, dan menyimpan data, baik data spasial maupun data
tekstual, dan juga menampilkan hasil dengan cepat, akurat, dan tepat waktu.
2.3.2 Subsistem Sistem Informasi Geografi
Gambar 2.1 Subsistem SIG
Untuk membangun suatu sistem informasi geografi ada beberapa
subsistem. Subsistem tersebut antara lain :
1. Data Input
Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan
data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini juga
bertanggung jawab dalam mengkonversi atau mentransformasikan format
SIG
Data Input
Data Output
Data Management
Manipulasi dan
Analisis Data
18
– format data – data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan oleh
sistem informasi geografi.
2. Data Output
Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau
sebagian basis data dalam bentuk softcopy maupun dalam bentuk
hardcopy seperti table, grafik, peta, dan lain – lain.
3. Data Manajemen
Subsistem ini mengkoordinasikan data spasial maupun atribut
kedalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil,
diperbaharui, maupun diperbaiki.
4. Manipulasi dan Analisa Data
Subsistem ini menghasilkan informasi – informasi yang dapat
dihasilkan oleh sistem informasi geografi. Selain itu, subsistem ini juga
melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan
informasi yang diharapkan.
2.3.3 Komponen Sistem Informasi Geografi
Adapun komponen – komponen yang terdapat pada sistem informasi
geografi, yaitu :
1. Perangkat keras
Berbagai platform perangkat keras SIG mulai dari personal komputer
(PC), desktop, workstation, hingga multiuser host yang dapat digunakan
19
dalam suatu jaringan. Adapun contoh perangkat keras yang sering
digunakan, yaitu PC, mouse, digitizer, printer, plotter, dan scanner.
2. Perangkat lunak
SIG juga merupakan sistem perangkat lunak yang tersusun secara
modular bagaimana basis data mempunyai peranan kunci. Setiap
subsistem diimplementasikan menggunakan perangkat lunak yang terdiri
dari beberapa modul, jadi tidak mengherankan jika ada perangkat SIG
yang mempunyai modul program (.exe) yang masing – masing dapat
dieksekusi sendiri.
Perangkat lunak memiliki elemen – elemen penting yang
memungkinkan user dapat melakukan input, menyimpan, menganalisa,
mengolah, dan menghasilkan keluaran data.
Gambar 2.2 Skema Perangkat Lunak
3. Data dan informasi geografi
SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data dan informasi yang
diperlukan baik secara tidak langsung dengan cara mengimportnya dari
Database
Input
UpdateOutput
20
perangkat lunak SIG yang lain maupun secara langsung dengan cara
medigitasi data spasial yang ada dan memasukkannya ke tabel – tabel.
4. Manajemen
Suatu proyek SIG akan berhasil jika dikelola dengan baik dan
dikerjakan oleh yang memiliki keahlian yang tepat. Manajemen sering
disebut juga sumber daya manusia atau brainware.
2.3.4 Representasi Grafis Suatu Objek pada Sistem Informasi Geografi
Informasi grafis suatu objek dapat dimasukkan dalam bentuk :
1. Titik
Titik adalah representasi paling sederhana untuk suatu objek. Pada
skala besar suatu bangunan ditampilkan dengan polygon, tetapi dalam
skala kecil ditampilkan dengan menggunakan titik.
Berikut beberapa contoh penggunaan titik diantaranya :
Representasi lokasi gedung – gedung, lokasi pulau dan petak pada
taman hutan, lokasi sebaran pohon, dan lain – lain.
Dibawah ini merupakan contoh representasi objek titik berupa lokasi
penyebaran pohon pada suatu petak di komplek taman hutan.
21
Gambar 2.3 Representasi objek titik untuk data petak di komplek taman hutan
2. Garis
Garis adalah bentuk linier yang akan menghubungkan paling sedikit
dua titik dan digunakan untuk merepresentasikan objek – objek satu
dimensi.
Berikut beberapa contoh penggunaan garis diantaranya : representasi
jalan raya, sungai, jalur kereta api, dan lain – lain.
Gambar 2.4 Representasi objek garis untuk data lokasi jalan
3. Polygon
Digunakan untuk merepresentasikan objek-objek dua dimensi.
Berikut beberapa contoh penggunaan polygon diantaranya : batas
provinsi, batas wilayah, danau, dan lain-lain.
22
Gambar 2.5 Representasi objek area/polygon untuk data landuse
2.3.5 Jenis Data Masukan untuk Sistem Informasi Geografi
Jenis data yang ada di dalam SIG dikelompokkan menjadi 2 jenis data, yaitu :
1. Data non-spasial
Merupakan data yang berhubungan dengan tema atau topik tertentu
seperti tanah, geologi, geomorfologi, penggunaan lahan, populasi, dan
transportasi. Data ini biasanya merupakan atribut – atribut dari data
spasial.
2. Data spasial
Merupakan jenis data yang merepresentasikan aspek – aspek
keruangan (titik koordinat) dari fenomena atau keadaan yang terdapat di
dunia nyata. Terdapat 2 konsep representasi entity spasial, yaitu :
a. Raster (model data raster)
Menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial
dengan menggunakan struktur matriks atau piksel – piksel yang
membentuk grids, akurasi model data ini sangat tergantung pada
resolusi atau ukuran piksel nya di permukaan bumi.
1 2
4
5 6
3
23
Entity spasial raster disimpan dalam layer secara
fungsionalitas direlasikan dengan unsur – unsur petanya. Contoh
sumber entity spasial raster adalah citra satelit, citra radar, dan
model ketinggian. (Prahasta, 2009, p251).
Kelebihan format raster diantaranya yaitu data dalam
bentuk raster lebih mudah, metode untuk mendapatkan citra raster
lebih mudah melalui scanning, gambar didapat lebih detail dari
radar atau satelit. Sedangkan kekurangannya adalah
membutuhkan memori yang besar, akurasi posisinya bergantung
dari ukuran pikselnya, penggunaan sel atau ukuran grid yang lebih
besar untuk menghemat ruang penyimpanan akan menyebabkan
kehilangan informasi dan ketelitian.
b. Vektor (model data vektor)
Menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial
dengan menggunakan titik – titik , garis – garis, atau kurva, atau
polygon, beserta atribut – atributnya.
Bentuk – bentuk dasar representasi data spasial dalam
format vector didefinisikan oleh sistem koordinaat kartesius dua
dimensi (Prahasta, 2009, p269).
Format vektor memiliki kelebihan yaitu memerlukan
tempat penyimpanan yang sedikit, memiliki resolusi spasial yang
tinggi, memiliki batas – batas yang teliti, tegas, dan jelas.
Kekurangannya adalah memiliki struktur data yang kompleks,
24
tidak kompatibel dengan citra satelit penginderaan jauh,
memerlukan perangkat keras dan perangkat lunak yang mahal.
2.3.6 Sumber Data Sistem Informasi Geografi
Berikut sumber – sumber data masukan pada sistem informasi
geografi :
1. Data lapangan adalah data yang diperoleh dari pengukuran langsung
dilapangan. Dengan cara melakukan survei, pengambilan sampel,
wawancara, dan sebagainya. Jenis data yang diperoleh dikategorikan
sebagai data primer, karena memperolehnya langsung dari subjek dan
menggunakan alat yang tepat dan dapat dipercaya.
2. Data peta adalah data dari peta analog yang telah dikonversi atau
diubah dan direkam dalam bentuk peta digital. Data peta yang sudah
direkam tersebut siap digunakan dalam SIG.
3. Data peta citra penginderaan jauh adalah data yang diperoleh dari foto
udara atau satelit. Foto udara tidak dapat langsung digunakan karena
harus diinterpretasikan dahulu arti objek – objek yang berada di dalam
foto tersebut, setelah itu baru dapat dikonversikan kedalam bentuk
digital.
25
2.3.7 Analisis Data Sistem Informasi Geografi
1. Queries
Melakukan query dalam database SIG untuk menampilkan
data adalah bagian dasar dan penting dari kebanyakan proyek
SIG. query menawarkan metode untuk mendapatkan data dapat
dilakukan pada data yang menjadi bagian database SIG ataupun
pada data prosedur baru hasil dari analisis data. Query berguna
pada setiap tahapan analisis SIG untuk memeriksa kualitas dari
pengukuran SIG raster.
Secara umum ada dua tipe query yang dapat dilakukan
SIG, yaitu spasial dan non-spasial. Query non-spasial merupakan
pertanyaan – pertanyaan yang berkaitan dengan atribut suatu fitur.
Query ini dapat dilakukan oleh komponen perangkat lunak
database sendiri. Sedangkan query spasial adalah query yang
berkaitan dengan suatu pertanyaan, seperti “Dimana pusat
perbelanjaan terbesar di Jakarta? Kata “dimana” tersebut
merupakan suatu query spasial.
2. Buffering
Buffering akan menghasilkan data spasial baru yang
berbentuk polygon atau zona dengan jarak tertentu dari data
spasial dan menjadi masukannya. Data spasial titik akan
menghasilkan data spasial baru yang berupa lingkaran – lingkaran
yang mengelilingi titik pusatnya. Data spasial grafis menghasilkan
26
data spasial baru berupa polygon yang melingkupi garis – garis.
Data spasial polygon menghasilkan data spasial baru berupa
polygon yang lebih besar.
3. Mengintegrasikan Data (Map Overlay)
Overlay menghasilkan data spasial baru dari minimal dua
data spasial yang menjadi masukannya. Sebagai contoh, bila ingin
menanam suatu pohon tertentu, misalnya acasia, maka data – data
yang diperlukan adalah tinggi pohon, kadar air tanah, jenis tanah,
maka fungsi analisis spasial overlay akan dikenakan terhadap data
– data spasial tersebut.
2.4 Basis Data
2.4.1 Pengertian Data
Menurut Prahasta (2009, p78), data adalah merupakan bahasa,
mathematical, dan atau simbol – simbol pengganti lain yang (telah)
disepakati secara umum di dalam (usaha) menggambarkan suatu objek,
manusia, peristiwa, aktifitas, konsep, atau objek – objek penting lainnya.
Bagi manusia data dapat berupa segala sesuatu, yang dapat ditangkap
oleh indera manusia, menurut komputer, segala sesuatu yang dapat
dilambangkan, dikodekan, atau digitalisasi kedalam lambang – lambang atau
kode – kode yang dimengerti oleh komputer.
27
2.4.2 Pengertian Basis Data
Menurut Connolly (2002, p14-15), basis data dapat diartikan sebagai
kumpulan data yang saling berhubungan secara logika dan saling berbagi
serta menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Basis Data merupakan
sebuah penyimpanan data yang besar yang dapat digunakan oleh pemakai
dan departemen secara simultan.
2.4.3 Database Management System (DBMS)
Sebuah sistem software yang memungkinkan user untuk membuat,
menciptakan dan merawat database serta menyediakan akses yang dapat
dikendalikan ke database tersebut. DBMS menyediakan fasilitas – fasilitas
berupa:
1. Data Definition Language (DDL) yang memungkinkan user menampilkan
basis data, misalnya jenis data, struktur data, dan batasan – batasan pada
data yang hendak disimpan dalam basis data.
2. Data Manipulation Language (DML) yang memungkinkan user untuk
memasukkan, mengupdate, menghapus, mengambil data dari basis data.
2.4.4 Basis Data Tereleasi
Menurut Connolly (2002, p74), basis data terelasi adalah kumpulan
relasi yang ternormalisasi, dimana masing – masing relasi memiliki nama
sendiri.
28
2.4.5 Entity Relationship Diagram (ERD)
Menurut Connolly (2002, p330), entity relationship diagram adalah
pendekatan top down untuk mendesain basis data yang dimulai dengan
mengidentifikasi data yang penting, yang disebut sebagai entitas dan
dukungan antara data harus digambarkan.
Entity relationship merupakan gambaran dari hubungan antar data
berdasarkan persepsi dunia nyata yang terdiri dari sekumpulan objek dasar
yang disebut sebagai entity dan hubungan (relationship) antara objek – objek
tersebut.
Entity adalah benda atau objek pada dunia nyata yang dapat
dibedakan dari objek lain. Relationship adalah hubungan antara beberapa
entity. Model entity relationship merepresentasikan mapping cardinalities
yang mengekspresikan jumlah entity ke entity lain yang dapat diasosiasikan
melalui relationship set.
Jenis – jenis mapping cardinalities :
1. One to one : Sebuah entity di A hanya bisa diasosiasikan dengan B
paling banyak satu entity di B dan sebaliknya.
2. One to many : Sebuah entity di A hanya bisa diasosiasikan dengan nol
atau lebih entity di B, namun entity di B hanya bisa diasosiasikan dengan
paling banyak satu entity di A.
3. Many to one : Sebuah entity di A hanya bisa diasosiasikan dengan
paling banyak satu entity di B, namun entity di B, hanya bisa di
asosiasikan dengan nol atau lebih di A.
29
4. Many to many : Sebuah entity di A bisa diasosiasikan dengan nol atau
lebih entity di B, begitu pula sebaliknya.
2.4.6 Data Flow Diagram (DFD)
Data flow diagram adalah teknik grafis yang menggambarkan aliran
informasi dan transformasi yang diaplikasikan pada saat data bergerak dari
input menjadi output. DFD tingkat nol atau biasa disebut juga dengan model
konteks, merupakan DFD yang mempresentasikan seluruh elemen sistem
sebagai sebuah proses tambahan dengan data input dan output yang
ditunjukkan oleh anak panah yang masuk dan keluar secara berurutan.
Berikut adalah notasi – notasi dasar yang digunakan dalam DFD :
: Informasi yang ada diluar sistem yang dimodelkan.
: Transfer informasi yang ada di dalam sistem untuk
dimodelkan.
Objek data : Anak panah yang menunjukkan arah aliran data.
Penyimpanan data : Repositori data yang disimpan untuk digunakan oleh
satu proses atau lebih.
Entity Eksternal
Proses
30
2.4.7 State Transition Diagram (STD)
STD dibuat dengan tujuan untuk mewakili sistem dengan sejumlah
state serangkaian aktifitas yang berhubungan, menggambarkan hubungan
antara state, menunjukkan bagaimana sistem bergerak dari satu state ke state
lain dan mendokumentasikan urutan dan prioritas dari state. STD pertama
kali dikembangkan untuk membantu merancang kompiler. (William S. Davis
dan David C. Yen, 1999, p235).
2.5 Pseudocode
Pseudocode adalah deskripsi tingkat tinggi yang kompak dan informal
dalam algoritma pemrograman komputer serta menggunakan struktur yang
konvensional dari beberapa bahasa pemrograman, tetapi ditujukkan untuk dibaca
oleh manusia, bukan dibaca oleh mesin. Pseudocode biasanya berisi rincian –
rincian bagi manusia yang tidak begitu banyak memiliki pemahaman tentang
algortima. Tujuan menggunakan Pseudocode adalah mempermudah bagi
manusia untuk memahami bahasa pemrograman dibandingkan memahami
koding – koding dari suatu bahasa pemrograman tertentu. Tidak ada sintaks
standar untuk Pseudocode. Pseudocode mirip dengan kode – kode program.
Tetapi hal itu jangan sampai membuat Pseudocode tertukar dengan kode – kode
program yang dapat dieksekusi dan dikompilasi tanpa kesalahan.
31
2.6 Pengertian Pohon
Menurut Winarto (2006, p189), pohon adalah suatu tumbuhan berkayu
yang berdiri tegak yang sekurang – kurangnya dapat mencapai garis tengah pada
setinggi dada 35cm, mempunyai batang bebas dahan atau cabang 2m dan tinggi
pohon 10m.
Menurut Wikipedia, pohon ialah tumbuhan dengan batang dan cabang
yang berkayu. Pohon memiliki batang utama yang tumbuh tegak menopang tajuk
pohon. Batang merupakan bagian utama pohon dan menjadi penghubung utama
antara bagian akar, sebagai pengumpul air dan mineral dan bagian tajuk pohon,
sebagai pusat pengolahan masukan energi (produksi gula dan bereproduksi).
Cabang adalah juga batang, tetapi berukuran lebih kecil yang berfungsi
memperluas ruang bagi pertumbuhan daun sehingga mendapat lebih banyak
cahaya matahari. Batang diliputi dengan kulit yang melindungi batang dari
kerusakan.
Menurut website http://qpramukanto.staff.ipb.ac.id/, salah satu manfaat
pohon adalah secara fisik, kehadirannya berperan sebagai penyejuk udara,
penyerap polusi udara, penjerap debu, serta penyaji nuansa estetika melalui
warna, bentuk, aroma dari tajuk, batang, daun, bunga dan buah. Bahkan secara
massal dapat berfungsi mengendalikan aliran udara dengan mereduksi kecepatan
angin, “menyaring” dan mengarahkan alirannya. Disamping itu beberapa jenis
berkemampuan menguapkan air dari dalam tanah. Melalui mekanisme
penguapan air lewat daun dan bagian tanaman, pohon dapat berperan
“memompa” air pada daerah yang basah.
32
2.7 Pengertian Hutan Kota
Menurut Undang – Undang Pokok Kehutanan, UUPK No 41 Tahun 1999
dalam buku Koto (1991, p4), hutan kota adalah lapangan yang ditumbuhi pohon
– pohon yang secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup dengan alam
lingkungannya dan mempunyai luas areal minimal 0,25 Ha berada di kota, tetapi
dapat pula berarti bahwa hutan kota dapat tersusun dari komponen hutan
(menurut UUPK) dan kelompok vegetasi lainnya yang berada di kota (taman,
jalur hijau, serta kebun dan pekarangan).
Tipe – tipe hutan kota :
Menurut departemen kehutanan IPB, 1987; Haryono, 1989; Fakuara,
1986; Wirakusuma, 1987, dalam buku Koto (1991, p6) tipe – tipe hutan kota
ditentukan berdasarkan pada objek yang dilindungi, hasil yang ingin dicapai dari
objek tersebut atau lokasi yang dibuat untuk tujuan tertentu.
1. Hutan kota pemukiman
Dapat berbentuk taman bermain untuk anak – anak, tanaman tepi
jalan, tanaman pekarangan, dan lain sebagainya. Fungsinya adalah untuk
melindungi daerah pemukiman dari serangan angin, kebisingan, dan
untuk ameliorasi iklim, produsen oksigen, dan penyaring udara serta
untuk penanggulangan genangan air.
2. Hutan kota zona industri
Letaknya di sekitar kawasan industri suatu kota. Hutan kota ini
khusus untuk menangkal kemungkinan – kemungkinan pencemaran dari
zona industri, penempatannya diperhitungkan dengan memperkirakan
33
arah angin, jarak dari pabrik – pabrik, dan dibangun dengan vegetasi
terpilih dengan tebal hutan yang diperhitungkan.
3. Hutan kota pusat komunitas sosial (wisata)
Letaknya di pusat – pusat keramaian kota. Fungsinya adalah
untuk meningkatkan kenyamanan, keindahan, dan produsen oksigen di
pusat – pusat keramaian, seperti pasar, terminal, perkantoran, dan
sebagainya. Disamping itu berperan sebagai peredam kebisingan yang
ditimbulkan dari pusat – pusat keramaian tersebut.
4. Hutan kota konservasi
Untuk turut memelihara kelestarian tata air dan kesuburan tanah,
hingga lokasi tipe – tipe hutan ini terutama di daerah sepanjang aliran
sungai dan atau anak – anak sungainya, di sekitar saluran – saluran,
waduk – waduk, dan lain sebagainya.
Hutan Kota pada kawasan Manggala Wanabakti disebut sebagai Taman
Hutan. Taman Hutan Manggala Wanabakti termasuk Hutan Kota Pusat
Komunitas Sosial (wisata) dilihat dari tipe – tipe hutan kota. Pada kawasan
Taman Hutan Manggala Wanabakti, terdapat dua bagian besar dari taman, yaitu :
1. Taman Persahabatan, disebut juga sebagai Petak.
Dinamakan Taman Persahabatan karena pada taman tersebut
terdapat 204 jenis pohon yang ditanam oleh para delegasi Kongres
Kehutanan Sedunia VIII Tahun 1978 di Jakarta. Para pejabat Dalam dan
34
Luar Negeri, beberapa tokoh Rimbawan, serta Pramuka, yang dapat
dipandang sebagai suatu cinderamata hidup yang berkelanjutan.
Penanaman pohon – pohon tersebut dilakukan pada hari
minggu yang cerah, pada tanggal 22 Oktober 1978, dimaksud untuk
mengenang Kongres Kehutanan se-Dunia yang bertemakan ‘FOREST
FOR PEOPLE’.
Taman ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat
rimbawan di seluruh dunia khususnya di Indonesia dalam mengemban
tugasnya.
2. Taman Parkir, disebut juga sebagai Pulau.
Taman Parkir merupakan pulau yang ditanami berbagai
jenis pohon. Baik yang bernilai komersial, non komersial maupun
langka. Sekaligus sebagai pohon pelindung dan pohon parkir.