bab 2 landasan teori 2.1 teori dasar 2.1.1 pendekatan...

41
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan Basis data a. Data Pengertian data menurut Turban, Rainer, Potter (2003, p15) adalah fakta-fakta yang belum diolah atau gambaran lebih lanjut dari benda-benda, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan dan transaksi yang ditangkap, direkam, disimpan, dan diklasifikasikan tetapi tidak disusun untuk menyampaikan arti khusus lainnya. Menurut Indrajani (2009, p2), data adalah fakta atau observasi mentah yang biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis. Lebih khusus lagi, data adalah ukuran objektif dari atribut (karakteristik) dari entitas seperti orang, teks, gambar, bunyi, dan kombinasinya. b. Basis data Menurut Connolly dan Begg (2002, p15), database adalah kumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan deskripsi dari data tersebut, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dari suatu organisasi. Menurut Maslakowski & Butcher (2000, p10-11), basis data adalah rantaian dari file terstruktur dalam komputer yang terorganisasi secara

Upload: phungkhue

Post on 26-Jul-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00107-IF Bab 2.pdfkumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan

6

 

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Dasar

2.1.1 Pendekatan Basis data

a. Data

Pengertian data menurut Turban, Rainer, Potter (2003, p15) adalah

fakta-fakta yang belum diolah atau gambaran lebih lanjut dari benda-benda,

kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan dan transaksi yang ditangkap,

direkam, disimpan, dan diklasifikasikan tetapi tidak disusun untuk

menyampaikan arti khusus lainnya.

Menurut Indrajani (2009, p2), data adalah fakta atau observasi

mentah yang biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis.

Lebih khusus lagi, data adalah ukuran objektif dari atribut (karakteristik)

dari entitas seperti orang, teks, gambar, bunyi, dan kombinasinya.

b. Basis data

Menurut Connolly dan Begg (2002, p15), database adalah

kumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan deskripsi

dari data tersebut, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi

dari suatu organisasi.

Menurut Maslakowski & Butcher (2000, p10-11), basis data adalah

rantaian dari file terstruktur dalam komputer yang terorganisasi secara

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00107-IF Bab 2.pdfkumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan

 

efisien. Kumpulan file ini dapat menyimpan banyak sekali informasi yang

dapat dimanipulasi dan dipanggil ketika diperlukan.

Menurut Ramakrishnan & Gehrke (2003, p4) basis data adalah

kumpulan data yang menjelaskan satu atau lebih relasi dari sebuah

organisasi.

Menurut Hoffer et al (2005, p4) basis data adalah kumpulan data

yang terorganisir dan secara logika berkaitan. Terorganisir maksudnya data

distrukturkan sehingga mudah untuk disimpan, dimanipulasi dan diperoleh

oleh pengguna. Berkaitan maksudnya, data menggambarkan daerah asal

(domain) kepentingan tertentu bagi kelompok pengguna dan pengguna

dapat menggunakan data untuk menjawab pertanyaan seputar domain itu.

Sedangkan menurut Silberschatz et al (2002, p1) database adalah

kumpulan data yang menyimpan informasi-informasi yang penting bagi

perusahaan.

Menurut McLeod (2001, p258) basis data adalah suatu koleksi data

komputer terintegrasi, diorganisasikan dan disimpan dengan suatu cara

yang memudahkan pengambilan kembali. Tujuan utama dari konsep basis

data adalah meminimumkan pengulangan data dan mencapai independensi

data. Pengulangan data (data redudancy) adalah duplikasi data yang berarti

data yang sama disimpan dalam beberapa file. Independensi data adalah

kemampuan untuk membuat perubahan dalam struktur data tanpa membuat

perubahan pada program yang memproses data.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00107-IF Bab 2.pdfkumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan

 

Relational database adalah kumpulan dari relasi yang sudah

dinormalisasikan dengan nama relasi yang jelas. Relational database

meliputi relasi yang sudah terstruktur dengan tepat (Connolly & Begg

2002, p74)

2.1.2 Sistem Manajemen Basis Data (DBMS)

Menurut Connolly & Begg (2002, p16), Database Management

System (DBMS) adalah sebuah system peranti lunak yang memungkinkan

user untuk mendefinisikan, membuat, memelihara, dan mengontrol akses ke

basis data.

Menurut Silberscratz et al. (2002, p1), DBMS adalah kumpulan data

yang saling berhubungan dan kumpulan dari program-program yang

mengakses data tersebut. Tujuan utama dari adanya DBMS adalah untuk

memudahkan user dalam menyimpan dan mengambil informasi.

Menurut Elmasri dan Navathe (2000, p5), DMBS adalah sekumpulan

program yang mengizinkan user untuk membuat dan memelihara basis data.

a. Fasilitas DBMS

DBMS Menyediakan beberapa fasilitas sebagai Berikut:

i. Data Definition Language (DDL) yang memperbolehkan user untuk

mendefinisikan basis data, menspesifikasikan tipe data, struktur, dan

constraint pada data yang akan disimpan dalam basis data.

ii. Data Manipulation Language (DML) yang memperbolehkan user

untuk insert, update, delete, dan retrieve data dari basis data.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00107-IF Bab 2.pdfkumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan

 

Terdapat suatu fasilitas yang melayani pengaksesan data yaitu

Structured Query language (SQL).SQL merupakan bahasa query

yang menjadi standar untuk DBMS.

iii. Menyediakan akses kendali pada basis data seperti:

i. Sistem keamanan yang mencegah pengguna tak berwewenang

mengakses basis data.

ii. Sistem integritas yang memelihara konsistensi data dari data

yang disimpan.

iii. Sistem kendali konkurensi yang memungkinkan pembagian

akses terhadap basis data.

iv. Sistem kendali recovery yang mengembalikan basis data

kembali kepada keadaan konsisten sebelumnya.

v. Katalog yang dapat diakses oleh user yang berisi deskripsi data

dalam basis data.

iv. View yang berguna untuk menampilkan data yang diinginkan

oleh user.

b. Komponen DBMS

Database Management System (DBMS) memiliki komponen-

komponen utama dalam lingkungannya, Menurut Thomas Connolly dan

Carolyn Begg (2002, p18-20), terdapat lima komponen DBMS yaitu:

i. Hardware

DBMS dan aplikasi membutuhkan hardware agar dapat

dijalankan. Hardware dapat berkisar dari sebuah PC, sebuah

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00107-IF Bab 2.pdfkumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan

10 

 

mainframe, dan jaringan dari komputer-komputer. Hardware

tertentu bergantu pada kebutuhan perusahaan dan DBMS yang

digunakan. Beberapa DBMS hanya dapat bekerja pada hardware

atau sistem operasi tertentu. DBMS membutuhkan jumlah

minimum dari main memory dan space disk untuk bekerja.

ii. Software

Komponen software terdiri dari software DBMS itu sendiri

dan program aplikasi, bersama dengan sistem operasi, termasuk

network software jika DBMS digunakan pada jaringan. Pada

umumnya, program aplikasi ditulis dalam bahasa pemrograman

generasi ketiga (3GL), seperti C, C++, C#, Java, Visual Basic,

COBOL, dan sebagainya, atau menggunakan bahasa

pemrograman generasi ke-empat (4GL) seperti SQL yang

disesuaikan dalam bahasa generasi ke-tiga. DBMS

memungkinkan 4th generation tools sendiri yang memungkinkan

aplikasi dikembangkan secara cepat. Kegunaan dari 4th generation

tools dapat meningkatkan produktivitas secara signifikan dan

menghasilkan program yang lebih mudah dipelihara.

iii. Data

Komponen terpenting dari DBMS, terutama dari sudut

pandang end user, adalah data. Data bertindak sebagai jembatan

antara komponen mesin dan komponen manusia. Basis data

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00107-IF Bab 2.pdfkumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan

11 

 

memiliki baik data operasional dan metadata. Struktur dari basis

data disebut skema.

iv. Prosedur

Prosedur merujuk pada instruksi dan aturan yang mengatur

desain dan penggunaan dari basis data. Pengguna sistem dan staff

yang mengatur basis data membutuhkan dokumentasi prosedur

pada bagaimana menggunakan atau menjelaskan sistem. Hal ini

terdiri dari instruksi-instruksi dalam bagaimana:

i. Log on pada DBMS.

ii. Menggunakan fasilitas DBMS tertentu atau aplikasi

program.

iii. Memulai dan menghentikan DBMS.

iv. Membuat salinan backup dari basis data.

v. Mengatasi kegagalan hardware atau software. Ini termasuk

prosedur bagaimana mengidentifikasikan komponen yang

gagal, bagaimana memperbaiki komponen yang gagal, dan

mengembalikan basis data ke keadaan semula.

vi. Mengubah struktur dari tabel, mengatur ulang basis data

melalui multiple disks, meningkatkan performa, atau

menyimpan data pada secondary storage.

v. Manusia

Komponen manusia terdiri dari:

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00107-IF Bab 2.pdfkumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan

12 

 

i. Data administrator adalah orang yang berwenang untuk

mengatur sumber data termasuk merencanakan basis data,

mengembangkan dan memelihara, kebijakan dan prosedur,

dan desain konseptual atau logikal basis data.

ii. Database administrator adalah orang yang bertanggung

jawab untuk realisasi fisikal dari basis data, termasuk

desain fisikal basis data dan implementasi, kontrol

keamanan dan integritas, memelihara sistem operasional,

dan memastikan kepuasan performa aplikasi untuk user.

iii. Database designer terbagi menjadi dua yaitu logical

database designer dan physical database designer.

i. Logical database designer adalah orang yang

mengidentifikasi data (entitas dan atribut), hubungan

antar data, dan constraint data yang disimpan dalam

basis data. Logical database designer harus memiliki

secara menyeluruh dan mengerti sepenuhnya dari data

perusahaan dan peraturan bisnis. Peraturan bisnis

menjelaskan karakteristik utama dari data yang dilihat

oleh perusahaan.

ii. Physical database designer adalah orang yang

memutuskan bagaimana desain logikal basis data

direalisasikan. Hal ini termasuk mapping desain

logikal basis data ke dalam tabel dan constraint yang

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00107-IF Bab 2.pdfkumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan

13 

 

terintegritas, memilih struktur penyimpanan spesifik

dan metode akses untuk data disimpan dalam performa

yang baik, dan mendesain ukuran sekuritas yang

dibutuhkan data.

iv. Application developers adalah orang yang bertanggung

jawab mengimplementasikan program aplikasi yang

menyediakan fungsionalitas yang dibutuhkan untuk end

user setelah basis data diimplementasikan.

v. End user terdiri dari dua macam yaitu naïve users dan

sophisticated users.

i. Naïve users yaitu orang yang secara umum tidak

mengetahui mengenai DBMS. Mereka mengakses

basis data melalui program aplikasi yang secara

khusus ditulis.

ii. Sophisticated user yaitu orang yang familiar

dengan struktur basis data dan fasilitas yang

disediakan DBMS sehingga mereka mungkin

menulis program aplikasi untuk mereka gunakan

sendiri.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00107-IF Bab 2.pdfkumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan

14 

 

2.1.3 System Database Life Cycle

Gambar 2.1 System Database Life Cycle

A. Perencanaan basis data (database planning)

Perancangan basis data adalah sebuah aktivitas manajemen yang

memungkinkan tahapan-tahapan dari aplikasi basis data terealisasi

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00107-IF Bab 2.pdfkumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan

15 

 

dengan seefektif dan seefisien mungkin (Connolly, 2002, p273). Terdapat

tiga hal penting yang menyangkut perumusan sebuah strategi sistem

informasi, yaitu:

i. Identifikasi rencana dan sasaran perusahaan dengan penentuan

kebutuhan sistem informasi berikutnya.

ii. Evaluasi dari sistem informasi yang sedang berjalan untuk

menentukan kelebihan dan kekurangan yang ada.

iii. Penafsiran peluang teknologi informasi yang mungkin memberikan

keuntungan kompetitif.

Langkah-langkah dalam perencanaan basis data:

i. Mendefinisikan mission statement dari proyek basis data. Mission

statement ini menjelaskan tujuan utama dari aplikasi basis data.

Sebuah mission statement membantu dalam mengklarifikasi tujuan

dari proyek basis data dan menyediakan jalur yang lebih jelas dalam

pembuatan aplikasi basis data yang dibutuhkan secara efektif dan

efisien.

ii. Mengidentifikasi mission objective, setiap mission objective harus

mengidentifikasikan sebuah tugas tertentu yang harus didukung oleh

basis data. Asumsinya, apabila basis data mendukung mission

objective maka mission statement dapat tercapai.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00107-IF Bab 2.pdfkumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan

16 

 

B. Definisi sistem

Definisi sistem menggambarkan lingkup dan batasan dari aplikasi

basis data dan user view yang utama (Connoly, 2002, p274).

User view mendefinisikan apa yang dibutuhkan dari aplikasi basis

data yang dilihat dari sudut pandang sebuah peran kerja (seperti manajer

atau supervisor) atau area aplikasi (seperti marketing, personalia, atau

kontrol stok) (Connolly, 2002, p275).

Identifikasi user view ini merupakan aspek yang penting dalam

pengembangan sebuah aplikasi basis data karena user view membantu

untuk memastikan bahwa tidak ada pengguna utama yang terlupakan saat

mengembangkan aplikasi yang baru. Selain itu, user view juga membantu

dalam pengembangan aplikasi basis data yang relatif rumit dengan

memungkinkan kebutuhan dipecah menjadi bagian-bagian yang dapat

diatur.

C. Pengumpulan Kebutuhan dan Analisis Data

Pengumpulan kebutuhan dan analisis data merupakan proses

mengumpulkan dan menganalisis informasi yang berhubungan dengan

bagian dari organisasi yang akan didukung oleh aplikasi basis data dan

menggunakan informasi tersebut untuk mengidentifikasi kebutuhan

pengguna dari sistem baru (Connolly, 2002, p276).

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00107-IF Bab 2.pdfkumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan

17 

 

Teknik yang digunakan untuk mendapat informasi yang

dibutuhkan tersebut dinamakan fact-finding. Informasi yang dikumpulkan

untuk setiap user view yang utama meliputi (Connolly, 2002, p276):

i. Deskripsi dari data yang digunakan atau dihasilkan.

ii. Detail mengenai bagaimana data digunakan atau dihasilkan.

iii. Kebutuhan tambahan untuk aplikasi basis data yang baru.

D. Perancangan Basis data

Perancangan basis data merupakan proses untuk membuat

rancangan untuk basis data yang akan mendukung operasi dan tujuan dari

perusahaan (Connolly, 2002, p279). Terdapat dua pendekatan dalam

perancangan basis data, yaitu:

i. Pendekatan bottom-up

Pendekatan ini dimulai dari atribut tingkat dasar (entitas dan

relationship) yang melewati analisis dari hubungan antar atribut,

yang dikelompokkan ke dalam relasi yang mewakili tipe dari entitas

dan hubungan antar entitas. Pendekatan ini cocok untuk perancangan

basis data yang sederhana dengan jumlah atribut sedikit.

ii. Pendekatan top-down

Pendekatan ini dimulai dengan pengembangan midel data yang

mengandung entitas tingkat tinggi beserta hubungan-hubungannya

dan melakukan perbaikan top-down untuk mengidentifikasikan

entitas tingkat rendah, hubungan-hubungannya dan atribut-atribut

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00107-IF Bab 2.pdfkumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan

18 

 

yang saling berhubungan. Pendekatan ini biasanya digambarkan

dengan menggunakan konsep dari model Entity-Relationship (ER),

mulai dengan identifikasi entitas dan hubungan-hubungan antar

entitas, yang berhubungan dengan organisasi.

Menurut Connolly (2002, p281) perancangan basis data terdiri dari

tiga tahap, yaitu perancangan konseptual, perancangan logikal, dan

perancangan fisikal. Berikut adalah penjelasan mengenai tahap-tahap

tersebut:

I. Perancangan basis data konseptual

Perancangan basis data konseptual merupakan proses

membangun sebuah model dari informasi yang digunakan dalam

perusahaan, yang tidak bergantung pada pertimbangan fisikal

(Connolly, 2002, p281).

Model data tersebut dibuat dengan menggunakan informasi

yang didokumentasikan dengan spesifikasi kebutuhan user.

Perancangan basis data konseptual tidak bergantung sama sekali

pada detail implementasi seperti DBMS, program aplikasi, bahasa

pemrograman, dan pertimbangan fisikal lainnya.

Tahapan yang dilakukan dalam perancangan basis data

konseptual dapat diuraikan sebagai berikut (Connolly, 2002, p423-

437):

i. Menentukan tipe entitas

Mengidentifikasikan tipe entitas utama yang dibutuhkan view.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00107-IF Bab 2.pdfkumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan

19 

 

ii. Menentukan tipe hubungan

Mengidentifikasi hubungan-hubungan yang penting antar tipe

entitas yang telah diidentifikasikan.

iii. Menentukan dan menghubungkan atribut dengan entitas

(relationship)

Menentukan atribut-atribut apa saja yang terdapat dalam suatu

entitas.

iv. Menentukan atribut domain

Menentukan domain pada setiap atribut yang ada di dalam

model data konseptual lokal.

v. Menentukan atribut candidate key dan primary key

Menentukan candidate key dari suatu entitas yang kemudian

akan dipilih sebuah primary key dari candidate key yang ada.

vi. Mempertimbangkan penggunaan enchanged modeling concepts

Mempertimbangkan perlu tidaknya menggunakan konsep model

spesialisasi atau generalisasi, agregasi, dan composition.

vii. Cek model untuk redudansi

Memeriksa model untuk menemukan adanya redudansi dalam

model.

viii. Validasi model konseptual lokal dengan transaksi user

Memeriksa apakah model konsepual lokal sudah dapat

memenuhi segala transaksi yang dilakukan user, jika masi ada

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00107-IF Bab 2.pdfkumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan

20 

 

transaksi yang tidak dapat dilakukan secara manual maka perlu

dilakukan perbaikan dahulu.

ix. Review model data konseptual lokal dengan user

Melakukan pemeriksaan ulang dengan user untuk memastikan

apakah model konseptual ini sudah sesuai.

II. Perancangan basis data logikal

Perancangan basis data logikal merupakan proses

membangun sebuah model dari informasi yang digunakan dalam

perusahaan berdasarkan model data spesifik, tetapi tidak bergantung

pada DBMS tertentu dan pertimbangan fisikal lainnya (Connolly,

2002, p281).

Tahapan yang dilakukan dalam perancangan basis data

logikal adalah (Connolly, 2002, p442-472):

i. Membangun dan memvalidasi data model logikal untuk setiap

view, yang dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Menghapus fitur yang tidak sesuai dengan model relasional

yaitu dengan menghilangkan relasi biner many-to-many,

relasi rekursif many-to-many, relasi kompleks, dan atribut

multi-valued.

b. Menurunkan relasi untuk model data logikal lokal yaitu

dengan membuat relasi model data logikal lokal untuk

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00107-IF Bab 2.pdfkumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan

21 

 

merepresentasikan entitas relationship dan atribut yang telah

diidentifikasi.

c. Validasi relasi-relasi menggunakan normalisasi untuk

memeriksa relasi dalam model data logikal lokal

menggunakan teknik normalisasi.

d. Validasi relasi-relasi dengan transaksi user yaitu dengan

memeriksa relasi yang telah dibuat pada tahap sebelumnya

apakah mendukung transaksi ini untuk memastikan tidak

ada kesalahan yang dibuat selama membuat relasi-relasi.

e. Mendefinisikan batasan integritas adalah constraint yang

diharapkan untuk menjaga agar basis data tetap konsisten.

Data yang disimpan ke dalam sebuah basis data haruslah

valid dan konsisten.

ii. Membangun dan memvalidasi logikal data model global, yang

dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Menggabungkan model data logikal lokal ke dalam model

logikal global yang menggambarkan perusahaan, yaitu

dengan menggabungkan entitas pada model data lokal yang

sama, memasukkan entitas yang unik pada setiap model data

lokal, menggabungkan hubungan dari model data lokal,

memasukkan hubungan yang unik dari setiap model data

lokal, melakukan pemeriksaan untuk entitas yang hilang,

foreign key, dan batasan integritas, kemudian

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00107-IF Bab 2.pdfkumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan

22 

 

menggambarkan global ER, dan memperbaharui

dokumentasi.

b. Memvalidasi model data logikal global dengan

menggunakan teknik normalisasi dan meyakinkan relasi

tersebut mendukung kebutuhan transaksi yang ada.

c. Menentukan apakah akan sering terjadi perubahan yang

drastis di masa yang akan datang dan menilai apakah model

data logikal global ini dapat mengakomodasikan perubahan

yang terjadi.

d. Melakukan pemeriksaan kembali dengan user untuk

menentukan apakah model ini sudah sesuai dengan

representasi perusahaan.

III. Perancangan basis data fisikal

Perancangan basis data fisikal adalah proses menghasilkan

deskripsi dari implementasi basis data dalam secondary storage.

Menjelaskan basis relasi, organisasi file, dan penggunaan index

untuk mencapai pengaksesan data yang efisien dan hal lain yang

berhubungan dengan batasan integritas dan masalah keamanan

(Connolly, 2002, p282).

Tahapan yang dilakukan pada perancangan basis data fisikal

adalah (Connolly, 2002, p479-503):

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00107-IF Bab 2.pdfkumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan

23 

 

i. Menerjemahkan model data logikal global untuk target DBMS,

yang dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Merancang relasi-relasi dasar

Menentukan bagaimana merepresentasikan relasi dasar yang

telah diidentifkasikan di dalam model data logikal global ke

dalam DBMS.

b. Merancang representasi dari data yang diturunkan

Menentukan bagaimana merepresentasikan beberapa data

yang diturunkan dalam model data logikal global ke dalam

DBMS.

c. Merancang batasan perusahaan.

ii. Merancang representasi fisikal, yang dapat diuraikan sebagai

berikut:

a. Menganalisa transaksi

b. Memilih organisasi file

c. Memilih index-index

d. Memperkirakan kebutuhan disk space

e. Merancang user view.

f. Merancang mekanisme keamanan.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00107-IF Bab 2.pdfkumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan

24 

 

E. Pemilihan DBMS

Tahap ini bertujuan untuk memilih DBMS yang tepat untuk

mendukung aplikasi basis data (Connolly, 2002, p284). Tahap-tahap

utama untuk memilih DBMS:

i. Mendefinisikan persyaratan studi referensi

ii. Mendaftar dua atau tiga produk

iii. Evaluasi produk

iv. Rekomendasi pilihan dan laporan produk

F. Perancangan Aplikasi

Perancangan aplikasi merupakan perancangan tampilan antar

muka dan aplikasi program yang digunakan dan memproses basis data

(Connolly, 2002, p287). Terdapat dua aspek dalam perancangan aplikasi,

yaitu:

i. Perancangan transaksi

Merupakan tindakan ataupun serangkaian tindakan yang

dilakukan oleh satu pengguna ataupun program aplikasi, yang

mengakses atau mengubah isi dari basis data (Connolly, 2002, p288).

Tujuan dari perancangan transaksi adalah untuk

mendefinisikan dan mendokumentasikan karakteristik tingkat tinggi

dari transaksi yang dibutuhkan pada basis data, meliputi:

a. Data yang akan digunakan oleh transaksi.

b. Karakteristik fungsional dari transaksi.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00107-IF Bab 2.pdfkumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan

25 

 

c. Hasil dari transaksi.

d. Kepentingan untuk pengguna.

e. Nilai yang diharapkan dari pemakaian.

Perancangan ini harus dilakukan lebih awal dalam proses

perancangan untuk memastikan bahwa basis data yang

diimplementasikan mampu mendukung semua transaksi yang

dibutuhkan. Ada tiga jenis transaksi, yaitu:

a. Retieval transactions

Digunakan untuk mengambil data untuk ditampilkan pada layar

atau pada laporan.

b. Update transactions

Digunakan untuk memasukkan record baru, menghapus record

lama, atau mengubah record yang terdapat di dalam basis data.

c. Mixed transactions

Meliputi retrieval (pengambilan) dan update (pengubahan) data.

ii. Perancangan antar muka

G. Membuat Prototype

Membuat prototype berarti pembuatan model kerja dari aplikasi

basis data (Connolly, 2002, p291).

Prototype merupakan sebuah model kerja yang biasanya tidak

memiliki semua fitur yang diminta atau menyediakan semua

fungsionalitas dari sistem yang final. Tujuan dari pembuatan prototype

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00107-IF Bab 2.pdfkumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan

26 

 

ini adalah memungkinkan pengguna untuk menggunakan prototype

tersebut untuk menentukan fitur-fitur dari sistem yang bekerja dengan

baik, dan jika mungkin mengusulkan sistem yang bekerja dengan baik,

dan mengusulkan peningkatan atau bahkan fitur-fitur baru pada aplikasi

basis data.

H. Implementasi

Implementasi merupakan realisasi fisikal dari basis data dan

perancangan aplikasi (Connolly, 2002, p292).

Implementasi basis data dapat dicapai dengan menggunakan DDL

(Data Definition Language) dari DBMS yang telah dipilih atau

menggunakan GUI (Graphical User Interface), yang menyediakan fungsi

yang sama sambil menyembunyikan perintah DDL tingkat rendah.

Program aplikasi diimplementasikan menggunakan 3GL (Third

Generation Language) atau 4GL (Fourth Generation Language).

I. Konversi dan Pemuatan Data

Konversi dan pemuatan data adalah proses memindahkan data

yang sudah ada ke dalam basis data yang baru dan mengubah aplikasi

yang ada untuk dapat berfungsi dengan basis data yang baru (Connolly,

2002, p292). Tahap ini diperlukan saat sistem basis data yang baru

menggantikan sistem yang lama.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00107-IF Bab 2.pdfkumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan

27 

 

J. Pengujian

Pengujian merupakan proses menjalankan program aplikasi

dengan tujuan untuk menemukan kesalahan-kesalahan (Connolly, 2002,

p293).

K. Pemeliharaan Operasional

Pemeliharaan operasional merupakan proses mengamati dan

memelihara sistem setelah dilakukan instalasi (Connolly, 2002, p293).

Aktivitas-aktivitas yang terlibat dalam tahap ini adalah:

i. Mengamati performa dari sistem, apabila performa jatuh di bawah

tingkat yang dapat diterima, maka perbaikan atau pengorganisasian

dari basis data perlu dilakukan.

ii. Memelihara dan memperbaharui aplikasi basis data (apabila

dibutuhkan). Kebutuhan baru disatukan dengan aplikasi basis data.

2.1.4 Entity Relational Modeling

a. Tipe entitas

Tipe entitas adalah sekumpulan objek yang memiliki sifat yang

sama, yang diidentifikasi oleh perusahaan dan memiliki keberadaan yang

independen (Connolly, 2002, p331). Keberadaaan dari entitas yang

independen ini dapat berupa fisik (nyata) maupun konseptual (abstrak).

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00107-IF Bab 2.pdfkumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan

28 

 

b. Tipe relationship

Tipe relationship merupakan sebuah hubungan yang memiliki arti

di antara beberapa tipe entitas (Connolly, 2002, p334). Setiap tipe relasi

diberi nama yang menjelaskan fungsinya.

Relationship occurence merupakan sebuah hubungan yang dapat

diidentifikasi secara unik, yang meliputi satu kejadian dari masing-

masing tipe entitas yang berpartisipasi.

c. Atribut

Atribut merupakan properti atau sifat dari sebuah entitas atau tipe

relationship (Connolly, 2002, p338).

Domain atribut merupakan suatu kumpulan nilai yang

diperbolehkan untuk satu atau lebih atribut (Connolly, 2002, p338).

Atribut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

i. Simple dan composite attributes

Simple attribute merupakan sebuah atribut yang terdiri dari

satu komponen dengan keberadaaan yang independen (Connolly,

2002, p339).

Composite attribute merupakan sebuah atribut yang terdiri

dari beberapa komponen, masing-masing dengan keberadaan yang

independen (Connolly, 2002, p339).

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00107-IF Bab 2.pdfkumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan

29 

 

ii. Single -valued dan multi-valued attributes

Single-valued attribute merupakan sebuah atribut yang

menyimpan satu nilai untuk setiap kejadian dari entitas (Connolly,

2002, p339).

Multi-valued attribute merupakan sebuah sebuah atribut yang

menyimpan beberapa nilai setiap kejadian dari entitas (Connolly,

2002, p340).

iii. Atribut turunan (derived attribute)

Derived attribute merupakan sebuah atribut yang mewakili

sebuah nilai yang dapat diturunkan dari nilai dari atribut yang

berelasi atau sekumpulan atribut, dan tidak harus dalam tipe entitas

yang sama (Connolly, 2002, p340).

iv. Keys

Candidate key merupakan sekumpulan atribut yang minimal

yang secara unik menidentifikasikan setiap kejadian dari entitas

(Connolly, 2002, p340).

Primary key merupakan candidate key yang terpilih untuk

secara unik mengidentikasi setiap kejadian dari entitas (Connolly,

2002, p341).

Composite key merupakan candidate key yang memilik dua

atau lebih atribut (Connolly, 2002, p341).

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00107-IF Bab 2.pdfkumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan

30 

 

d. Tipe entitas kuat dan lemah

Tipe entitas kuat merupakan tipe entitas yang keberadaannya tidak

bergantung pada entitas lain (Connolly, 2002, p342). Karakteristik dari

entitas kuat ini adalah setiap kejadian entitas diidentifikasikan secara unik

menggunakan atribut primary key dari tipe entitas tersebut.

Tipe entitas lemah merupakan tipe entitas yang keberadaannya

bergantung pada entitas lain (Connolly, 2002, p343). Karakteristik dari

entitas lemah ini adalah setiap kejadian entitas tidak bisa diidentifikasi

secara unik dengan hanya menggunakan atribut yang berhubungan

dengan tipe entitas tersebut.

e. Structural constraint

Batasan utama dari relationship disebut multiplicity, yang artinya

jumlah dari kejadian-kejadian yang mungkin terjadi pada entitas yang

berhubungan dengan kejadian tunggal dari entitas melalui relationship

khusus (Connolly, 2002, p344).

Terdapat tiga jenis relationship sesuai dengan batasan perusahaan,

yaitu:

i. One-to-one (1:1)

Hubungan one-to-one terjadi ketika ada satu record dari tabel

pertama yang berkorespondensi dengan satu record dari tabel lain.

Contohnya setiap nama karyawan hanya memiliki satu nomor ID

karyawan.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00107-IF Bab 2.pdfkumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan

31 

 

ii. One-to-many (1 : *)

Hubungan one-to-many terjadi ketika setiap record dalam

tabel A bisa memiliki beberapa link dari tabel B namun masing-

masing record dari tabel B hanya bisa berkorespondensi dengan satu

record dari tabel A. Contohnya sebuah perusahaan dengan semua

karyawannya bekerja di gedung 1 (merupakan tabel A). Nama gedung

memiliki hubungan dengan banyak karyawan (merupakan tabel B).

Jadi, satu record dari tabel A, yaitu tabel nama gedung, memiliki

relasi dengan banyak nama karyawan dari tabel B.

iii. Many-to-many (* : *)

Hubungan many-to-many terjadi ketika setiap record dari

tabel A memiliki hubungan dengan record-record yang ada di tabel B

dan sebaliknya.

2.1.5 Normalisasi

Normalisasi adalah suatu teknik untuk menghasilkan sekumpulan

relasi dengan sifat-sifat yang diinginkan, memenuhi kebutuhan data pada

perusahaan (Connolly, 2002, p441).

Tujuan utama dalam pengembangan model data logical pada sistem

basis data relasional adalah menciptakan representasi akurat suatu data,

relationship antar data dan batasan-batasannya. Untuk mencapai tujuan ini,

maka harus ditetapkan sekumpulan relasi.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00107-IF Bab 2.pdfkumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan

32 

 

Tujuan utama dari desain basis data relasional adalah untuk

mengelompokkan atribut-atribut ke dalam relasi-relasi sehingga

meminimalisasi redudansi data dan mengurangi penggunaan tempat

penyimpanan yang dibutuhkan untuk sebuah relasi dasar.

Proses normalisasi merupakan suatu teknik formal untuk menganalisis

relasi berdasarkan primary key dan ketergantungan fungsional antar atribut.

Proses ini dieksekusi dalam beberapa langkah. Setiap langkah mengacu ke

bentuk normal tertentu, sesuai dengan sifat yang dimilikinya. Setelah

normalisasi diproses, relasi menjadi secara bertahap lebih terbatas atau kuat

bentuk formatnya dan juga mengurangi tindakan update yang anomali. Ada

beberapa bentuk normalisasi, yaitu:

I. Unnormalized Form (UNF)

Merupakan suatu tabel yang berisikan satu atau lebih grup yang

berulang. Membuat tabel unnormalized yaitu dengan memindahkan

data dari sumber informasi ke dalam format tabel dengan baris dan

kolom.

II. First Normal Form (1NF)

Merupakan sebuah relasi dimana setiap irisan antara baris dan

kolom berisikan satu dan hanya satu nilai.

III. Second Normal Form (2NF)

Berdasarkan pada konsep full functional dependency, yaitu A

dan B. Second normal form merupakan atribut dari sebuah relasi, B

dikatakan fully dependent (bergantung penuh) terhadap A, jika B

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00107-IF Bab 2.pdfkumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan

33 

 

functionally dependent pada A tetapi tidak pada proper subset dari A.

second normal form merupakan sebuah relasi dalam 1NF dan setiap

atribut non-primary-key bersifat fully functionally dependent pada

primary key.

IV. Third Normal Form (3NF)

Berdasarkan pada konsep ketergantungan transitif, yaitu suatu

kondisi dimana A, B dan C merupakan atribut dari sebuah relasi, maka

jika A→B dan B→C, maka C bergantung secara transitif pada A

melalui B (Jika A tidak functionally dependent pada B atau C). Third

normal form adalah atribut sebuah relasi dalam 1NF dan 2NF dan

dimana tidak terdapat atribut non-primary-key yang bersifat bergantung

secara transitif pada primary key.

V. Boyce-Codd Normal Form (BCNF)

Relasi yang hanya dan hanya jika setiap determinan adalah

candidate key.

Proses-proses yang terjadi yaitu:

i. UNF ke 1NF

Tunjuk satu atau sekumpulan atribut sebagai kunci untuk

tabel unnormalized. Identifikasikan grup yang berulang dalam

tabel unnormalized yang berulang untuk kunci atribut. Hapus grup

yang berulang dengan cara:

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00107-IF Bab 2.pdfkumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan

34 

 

a. Masukkan data yang semestinya ke dalam kolom yang kosong

pada baris yang berisikan data yang berulang (flattening the

table).

b. Menggantikan data yang ada dengan salinan dari kunci atribut

yang sesungguhnya ke dalam relasi terpisah.

ii. 1NF ke 2NF

a. Identifikasikan primary key untuk relasi 1NF.

b. Identikasikan ketergantungan fungsional dalam relasi.

c. Jika terdapat ketergantungan parsial terhadap primary key,

maka hapus dengan menempatkannya dalam relasi yang baru

bersama dengan salinan determinan.

iii. 2NF ke 3NF

a. Identifikasikan primay key dalam relasi 2NF.

b. Identifikasikan ketergantungan fungsional dalam relasi.

c. Jika terdapat ketergantungan transitif terhadap primary key,

hapus dengan menempatkan dalam relasi yang baru bersama

dengan salinan determinan-nya.

iv. 3NF ke BCNF

a. Merupakan relasi yang sama dengan relasi yang ada di dalam

3NF.

b. Untuk ketergantungan fungsional A→B, maka ditetapkan

dalam relasi maka A harus merupakan candidate key.

v. BCNF ke 4NF

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00107-IF Bab 2.pdfkumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan

35 

 

Menghilangkan multi-valued dependency dari relasi dengan

menempatkan atribut-atribut ke dalam suatu relasi baru bersama

dengan copy of determinant.

2.1.6 State Transition Diagram

State transition diagram (STD) menggambarkan bagaimana suatu

proses dihubungkan satu sama lain dalam waktu yang bersamaan (Jeffrey . A

et al 1996, p364), STD digambarkan dengan sebuah state yang berupa

komponen sistem yang menunjukkan bagaimana kejadian-kejadian tersebut

dari satu state ke state yang lain, sedangkan menurut Pressman (2001, p317),

State Transition Diagram (STD) menggambarkan kebiasaan dari suatu sistem

dengan menggambarkan kondisi dan kejadian yang menyebabkan perubahan

suatu kondisi.

Ada 2 macam simbol yang menggambarkan proses dalam State

Transition Diagram (STD), yaitu :

1. Gambar persegi panjang menunjukkan kondisi (state) dari sistem.

2. Gambar panah menunjukkan transisi antar state. Tiap panah diberi

label dengan ekspresi aturan. Label yang di atas menunjukkan

kejadian yang menyebabkan transisi terjadi. Label yang bawah

menunjukkan aksi yang terjadi akibat dari kejadian tadi. 

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00107-IF Bab 2.pdfkumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan

36 

 

 

Kondisi  

aksi 

 

Gambar 2.2 Simbol State Transition Diagram 

2.2 Teori Pendukung

2.2.1 Pembelian

Menurut Render (2011, p414), pembelian adalah perolehan barang dan

jasa. Secara umum definisi pembelian adalah suatu usaha pengadaan barang

atau jasa dengan tujuan yang akan digunakan sendiri, untuk kepentingan

proses produksi maupun untuk dijual kembali.

Menurut Mulyadi (2001, p299), pembelian adalah suatu usaha yang

digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan barang yang diperlukan

perusahaan. Transaksi pembelian digolongkan menjadi dua yaitu pembelian

lokal dan impor. Pembelian lokal adalah pembelian dari pemasok dalam

negeri sedangkan pembelian impor adalah pembelian dari pemasok luar

negeri.

2.2.2 Penjualan

Menurut Mulyadi (2011, p202), kegiatan penjualan terdiri dari

penjualan barang dan jasa, baik secara kredit maupun tunai. Dalam transaksi

penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah terpenuhi dengan pengiriman

State 1 

State 2 

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00107-IF Bab 2.pdfkumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan

37 

 

barang atau penyerahan jasa untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki

piutang kepada pelanggannya. Dalam transaksi penjualan secara tunai, barang

atau jasa baru diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli, jika perusahaan

telah menerima kas dari pembeli.

2.2.3 Unified Modelling Language (UML)

Menurut Whitten et al. (2004, p430), UML merupakan sekumpulan

konvensi tentang pemodelan yang digunakan untuk menspesifikasi atau

menggambarkan sistem software di dalam hal-hal tentang objek.

2.2.3.1 Macam-Macam Diagram UML

Penjelasan dari masing-masing diagram tersebut akan dijelaskan

dalam bentuk sub bab berikut ini :

2.2.3.1.1 Use Case Diagram

Use case adalah alat untuk menggambarkan fungsi-

fungsi sistem dari perspektif pengguna luar dan dalam cara dan

istilah yang mereka mengerti (Whitten, 2004, p272). Use case

digambarkan secara grafik oleh sebuah elips horizontal dengan

nama yang muncul di atas, di bawah atau di dalam elips. Sebuah

use case menggambarkan tujuan sistem dan rangkaian kegiatan

dan interaksi yang dilakukan user dalam mencapai tujuan

tersebut. Use case merupakan hasil penguraian batasan-batasan

fungsionalitas sistem ke dalam pernyataan – pernyataan yang

lebih pendek.

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00107-IF Bab 2.pdfkumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan

38 

 

• Aktor

Actor adalah segala sesuatu yang perlu berinteraksi

dengan sistem untuk pertukaran informasi (Whitten, 2004,

p273). Aktor bisa didefinisikan sebagai berikut :

1. Aktor hanya memberikan informasi kepada sistem.

2. Aktor hanya menerima informasi dari sistem.

3. Aktor memberikan dan menerima informasi ke dan

dari sistem.

Adapun pertanyaan yang berguna untuk membantu

mengenali aktor dalam suatu sistem:

1. Siapa orang yang berkepentingan dalam sistem?

2. Dimana organisasi sistem akan digunakan?

3. Siapa yang akan diuntungkan dari penggunaan sistem?

4. Siapa yang akan memenuhi sistem dengan informasi,

menggunakan informasi dan menghapus informasi?

5. Siapa yang mendukung dan menggunakan sistem?

6. Apakah sistem menggunakan sebuah sumber dari luar?

7. Apakah satu bermain menjadi beberapa peran yang

berbeda?

8. Apakah sistem mempengaruhi dengan sistem

turunannya?

• Use Case

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00107-IF Bab 2.pdfkumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan

39 

 

Use Case Model adalah dialog antara aktor dengan

sistem yang akan menggambarkan fungsi yang diberikan oleh

sistem. Ada beberapa pertanyaan yang dapat membantu

mengenal use case untuk sistem, yaitu sebagai berikut:

1. Apakah tugas dari setiap aktor?

2. Dapatkah aktor melakukan, membuat, menyimpan,

merubah, menghapus atau membaca informasi?

3. Apakah use case akan membuat, menyimpan,

mengganti, menghapus atau membaca informasi?

4. Dapatkah aktor menginformasikan sistem tentang

perubahan yang terjadi perubahan dari luar secara

mendadak?

5. Apakah aktor perlu menginformasikan tentang

kejadian dalam sistem?

6. Apakah use case akan mendukung dan

mempertahankan sistem?

7. Bisakah semua fungsi use case memenuhi kebutuhan?

• Use Case Relationship

Relationship digambarkan dengan garis di antara

dua simbol di dalam diagram use case. Arti hubungan yang

terjadi bisa bervariasi tergantung bagaimana garis

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00107-IF Bab 2.pdfkumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan

40 

 

digambarkan dan tipe simbol apa yang mereka hubungkan

(Whitten, 2004, p273).

Jenis – jenis hubungan yang terjadi ada lima, yaitu

• Association

Sebuah hubungan antara sebuah actor dengan

sebuah use case dimana interaksi terjadi di antara mereka

(Whitten, 2004, p274).

• Extend

Sebuah use case yang terdiri dari langkah-langkah

yang dikutip dari use case yang lebih kompleks untuk

menyederhanakan use case asli dan memperluas

fungsionalitasnya. Biasanya ditandai dengan label

“<<extend>>” (Whitten, 2004, p274).

• Include

Sebuah use case yang mengurangi redundansi di antara

dua atau lebih use case dengan menggabungkan langkah-

langkah yang sering ditemukan. Hubungannya

digambarkan dengan “<<uses>>” (Whitten, 2004, p274).

• Depends on

Hubungan yang menggambarkan ketergantungan antar

use case. Jenis hubungan ini digambarkan dengan garis

yang berpanah dimulai dari satu use case menunjuk ke use

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00107-IF Bab 2.pdfkumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan

41 

 

case tempat ia bergantung. Garis hubungan ditandai

dengan label “<<depends on>>” (Whitten, 2004, p275).

• Inheritance

Hubungan yang terjadi jika terdapat dua atau lebih

actor yang memiliki sifat yang sama (Whitten, 2004,

p275).

2.2.3.1.2 Class Diagram

Menurut Whitten et al. (2004, p441), class diagram

menggambarkan struktur objek yang terdapat pada sebuah

sistem. Diagram ini menunjukkan objek – objek yang

terdapat pada suatu sistem dan serta relasi antar objek-objek

tersebut.

2.2.3.1.3 Activity Diagram

Menurut Whitten et al. (2004, p442), activity diagram

digunakan untuk menggambarkan alur aktivitas dari proses

bisnis atau dari sebuah use case secara berurutan. Diagram

ini juga digunakan untuk menggambarkan action (tindakan)

yang akan dieksekusi ketika suatu proses sedang berjalan dan

beserta hasil dari proses eksekusi tersebut.

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00107-IF Bab 2.pdfkumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan

42 

 

2.2.4 Visual Basic 6.0

Visual Basic merupakan cara termudah dan tercepat untuk membuat

aplikasi yang dijalankan di sistem operasi Microsoft Windows. Kata visual

merujuk kepada metode yang digunakan untuk membuat antar muka yang

bersifat grafis Graphical User Interface (GUI). Daripada menulis berbaris-

baris kode untuk menjelaskan pemunculan dan lokasi dari suatu elemen di

dalam antar muka, Pengguna dengan mudah dapat menambahkan objek yang

sebelumnya sudah dibangun ke dalam tempat dan posisi yang inginkan di

layar. Kata “Basic” merujuk kepada bahasa BASIC (Beginners All-Purpose

Symbolic Instruction Code), sebuah bahasa yang digunakan oleh banyak

programmer dibandingkan dengan bahasa lainnya dalam sejarah komputer.

Visual Basic telah berubah dari bahasa asli BASIC dan sekarang memiliki

ratusan pernyataan (statements), fungsi (functions), dan kata kunci

(keywords), dan kebanyakan diantaranya terkait dengan antar muka grafis di

Windows. Pengguna tingkat pemula sekalipun dapat membuat aplikasi dengan

mempelajari hanya beberapa kata kunci, sementara kekuatan dari bahasanya

membolehkan para pengguna tingkat professional mencapai apapun yang

dapat dihasilkan dengan menggunakan bahasa pemrograman Windows

lainnya.

Bahasa pemrograman Visual Basic tidak hanya identik dengan Visual

Basic saja. Sistem Pemrograman Visual Basic dalam bentuk Edisi Aplikasi,

telah dimasukkan ke dalam Microsoft Excel, Microsoft Access, dan banyak

aplikasi Windows lainnya juga menggunakan bahasa yang sama. Visual Basic

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00107-IF Bab 2.pdfkumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan

43 

 

Scripting Edition (VBScript) adalah sebuah bahasa skrip yang digunakan

secara lebih umum dan merupakan bagian dari bahasa Visual Basic.

Fitur Data Access memungkinkan pengguna untuk membuat database,

aplikasi front-end, dan komponen di sisi server (scalable server-side

components) untuk hampir semua format database yang terkenal, termasuk

Microsoft Access, Microsoft SQL Server dan program pendukung database

lainnya.

2.2.5 Perancangan Piranti Lunak

Menurut Pressman (2001, p6), yang dimaksud dengan piranti lunak

adalah (1) kumpulan instruksi (program komputer) yang jika dieksekusi akan

menyediakan fungsi dan dayaguna yang diinginkan, (2) kumpulan struktur

data yang memungkinkan program untuk memanipulasi informasi dengan

memadai, dan (3) kumpulan dokumen yang menggambarkan operasi dan

penggunaan program. Dalam perancangan piranti lunak terdapat beberapa

macam model seperti linier sekuensial , spiral , incremental , dll. Penyusun

memilih model waterfall ( linier sekuensial ) karena langkah – langkahnya

berurutan dan sistematis.

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00107-IF Bab 2.pdfkumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan

44 

 

Gambar 2.3 Waterfall Model

Langkah-langkah dalam model waterfall adalah sebagai berikut:

1. Rekayasa dan penyusunan sistem/informasi (Requirements)

Tahap ini dimulai dengan menyusun kebutuhan (requirement) untuk seluruh

elemen sistem dan kemudian mengalokasikan beberapa subset dari

kebutuhan tersebut pada piranti lunak (software). Proses ini sangat penting

ketika piranti lunak harus berinteraksi dengan elemen yang lainnya seperti,

perangkat keras (hardware), manusia, dan basis data (database).

2. Analisa kebutuhan piranti lunak (Analysis)

Proses pengumpulan kebutuhan pada tahap ini lebih diintensifkan dan

difokuskan pada piranti lunak Pengembang piranti lunak harus memahami

tentang fungsi yang dibutuhkan, perilaku, dayaguna dan tampilan layar dari

piranti lunak yang akan dikembangkan.

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00107-IF Bab 2.pdfkumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan

45 

 

3. Perancangan (Design)

Perancangan piranti lunak sesungguhnya merupakan proses bertahap yang

berfokus pada empat atribut dari sebuah program: struktur data, arsitektur

piranti lunak, representasi tampilan layar, dan detail prosedural (algoritmik).

Proses desain menerjemahkan kebutuhan menjadi suatu representasi dari

piranti lunak yang dapat diakses sebelum pengkodean dimulai.

4. Pembuatan kode (Code generation)

Proses penerjemahan bentuk desain menjadi bentuk yang dapat dibaca oleh

mesin.

5. Pengujian (Testing)

Pengujian program dilakukan setelah kode dihasilkan. Proses pengujian

difokuskan pada bagian internal software secara logis, memastikan bahwa

setiap pernyataan (statement) telah diuji, dan pada bagian eksternal fungsi, di

mana dilakukan pengujian untuk menemukan error dan memastikan bahwa

masukan yang ditentukan akan memberikan hasil yang diharapkan.

6. Pemeliharaan (Maintenance)

Ketika piranti lunak telah selesai dikembangkan dan dikirimkan kepada

pelanggan, piranti lunak tersebut mungkin akan mengalami masalah atau

error yang tidak diharapkan sebelumnya. Untuk itu, tahapan pemeliharaan

dilakukan dengan tujuan melakukan penyesuaian dan perbaikan pada piranti

lunak tersebut.

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pendekatan ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00107-IF Bab 2.pdfkumpulan dari data yang terhubung secara logika, dan merupakan

46 

 

2.2.6 Microsoft Access

Menurut Rhizki Dwimawesa, Microsoft Access adalah aplikasi

manajemen basis data yang sederhana dan dapat digunakan untuk

mengurutkan dan mengatur informasi penting yang diperlukan. Kemudahan

penggunaannya menjadikan software ini banyak digunakan baik oleh

pengguna komputer yang baru mengenal basis data maupun yang sudah

berpengalaman dengan basis data.

Pada Microsoft Access terdapat 6 buah objek database yang dapat

dibuat yaitu Table, Query, Form, Report, Macro dan Module. Pengguna dapat

meng-import atau mengambil data dari aplkasi lain misalnya dari data dalam

aplikasi Microsoft Excel, Lotus 1-2-3 atau file teks

Database yang dibentuk dapat berisi ratusan, ribuan bahkan jutaan data.

Data yang sudah disimpan juga dapat dicari kembali dengan mudah, dibantu

dengan fitur pencarian. Untuk menyajikan data dalam tampilan yang lebih

mudah dimengerti, pengguna dapat mengunakan database Form atau Report.