asuhan keperawatan pada anak dengan pennyakit - copy

Upload: singgihsuryamedari

Post on 02-Jun-2018

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pennyakit - Copy

    1/41

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Di negara-negara miskin seperti negara Afrika, Asia, Amerika Latin, termasuk

    Indonesia banyak terjadi kasus kekurangan gizi terutama terjadi pada masa anak-anak.

    Hal ini disebabkan karena negara miskin memiliki tingkat ekonomi yang rendah.

    Tingkat pengetahuan keluarga tentang nutrisi kurang, perawatan anak yang belum

    memadai, sifat tahayul terhadap bahan makanan dan kesehatan lingkungan yang

    buruk.United Nation Children Fund (UNICEF) mengkategorikan kekurangan gizi

    sebagai kegawatdaruratan yang tidak kentara Silent Emergency (Laily Savitri,

    2000).

    Pada tahun- tahun terakhir ini bangsa Indonesia sedang mengalami masa-masa

    sulit, yaitu terjadinya krisis moneter yang menghantarkan perekomian Indonesia ke

    titik yang paling rendah. Harga-harga barang naik, rupiah mengalami keterpurukan

    dan banyaknya pegawai yang di PHK.

    Keadaan yang demikian berdampak besar terhadap pola konsumsi makan

    masyarakat Indonesia akibatnya terjadi penurunan status gizi anak yang salah satu

    diantaranya di tandai dengan penyakit Kwashiorkor.

    Kwashiorkor adalah gangguan gizi yang disebabkan oleh kekurangan protein.

    (Ratna Indrawati, 1994).

    Di tinjau dari golongan umur, Kwashiorkor sering terjadi pada anak balita.

    Angka kejadian tertinggi pada umur 1,5 2 tahun yaitu saat setelah terjadinya

    penyapihan sedangkan anak belum mengenal jenis makanan lain. Kekurangan protein

    atau Kwashiorkor pada masa anak-anak bukanlah masalah main-main karena bukan

    saja menyebabkan kematian tetapi juga mengganggu sistem kekebalan tubuh, bahkan

    dalam skala yang berat dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan.

    Diagnosa dini serta penatalaksanaan yang dapat sangat diperlukan untuk

    menghindari akibat yang lebih parah. Untuk itu tenaga bidan atau perawat dituntut

    memiliki kemampuan dan ketrampilan lebh dalam melakukan asuhan keperawatan

    kepada klien dan keluarga yang meliputi aspek promotif, preventif, kuratif, dan

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pennyakit - Copy

    2/41

    2

    rehabilitatif, secara terpadu dan berkesinambungan serta memandang klien sebagai

    satu kesatuan yang utuh secara biopsikososialspiritual.

    B. TUJUAN

    1. Tujuan Umum

    Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan

    meningitis

    2. Tujuan Khusus

    a. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian MEP.

    b. Mahasiswa mampu menyebutkan penyebab MEP.

    c. Mahasiswa mampu mengetahui diagnosa-diagnosa yang mungkin muncul

    pada pasien MEP.

    d. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan pada pasien dengan MEP.

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pennyakit - Copy

    3/41

    3

    BAB II

    TINJAUAN TEORI

    A. ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN

    Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari

    luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan

    (pengunyahan, penelanan, dan pencampuran) dengan enzim dan zat cair yang

    terbantang mulai dari mulut (oris) sampai anus.

    B. ALAT-ALAT PENGHASIL GETAH CERNA

    1.

    Kelenjar ludah

    2. Kelenjar getah lambung

    3. Kelenjar hati

    4.

    Kelenjar pankreas

    5. Kelenjar getah usus

    C. STRUKTUR PENCERNAAN

    1.

    Mulut / Oris

    Mulut adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air.

    Mulut merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di

    anus.

    Didalam rongga mulut terdapat :

    a)

    Geligi, ada 2 (dua) macam yaitu;

    Gigi sulung, mulai tumbuh pada anak-anak umur 6-7 bulan. Lengkap pada

    umur 2 tahun jumlahnya 20 buah disebut juga gigi susu, terdiri dari 8

    buah gigi seri (dens insisivus), 4 buah gigi taring (dens kaninus) dan 8

    buah gigi geraham (premolare).

    Gigi tetap (gigi permanen) tumbuh pada umur 6-18 tahun jumlahnya 32

    buah terdiri dari; 8 buah gigi seri (dens insisiws), 4 buah gigi taring

    (dens kaninus), 8 buah gigi geraham (molare) dan 12 buah gigi geraham

    (premolare).

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pennyakit - Copy

    4/41

    4

    Fungsi gigi terdiri dari; gigi seri untuk memotong makanan, gigi taring

    gunannya untuk memutuskan makanan yang keras dan liat, dan gigi

    geraham gunannya untuk mengunyah makanan yang sudah dipotong-

    potong.

    b)

    Lidah

    Lidah dibagi menjadi 3 (tiga) bagian;

    Pangkal lidah (Radiks lingua), pada pangkal lidah yang belakang terdapat

    epiglotis yang berfungsi untuk menutup jalan napas pada waktu kita

    menelan makanan, supaya makanan jangan masuk ke jalan napas.

    Punggung lidah (Dorsum lingua), terdapat puting-puting pengecap atau

    ujung saraf pengecap.

    Ujung lidah (Apeks lingua)

    Fungsi lidah yaitu; mengaduk makanan, membentuk suara, sebagai alat

    pengcepa dan menelan, serta merasakan makanan.

    Otot lidah; otot-otot ekstrinsik lidah berasal dari rahang bawah, (M.

    Mandibularis, os Hioid dan prosesus stiloid) menyebar ke dalam lidah

    membentuk anyaman bergabung dengan otot instrinsik yang terdapat pada

    lidah. M. Genioglossus merupakan otot lidah yang terkuat berasal dari

    permukaan tengah bagian dalam yang menyebar sampai ke radiks lingua.

    c) Kelenjar ludah

    Disekitar rongga mulut terdapat tiga buah kelenjar ludah yaitu:

    Kelenjar parotis: letaknya dibawah depan dari telinga di antara prosesus

    mastoid, kiri dan kanan os mandibular, duktusnya duktus stensoni. Duktus

    ini keluar dari glandula parotis menuju ke rongga mulut melalui pipi

    (muskulus buksinator).

    Kelenjar submaksilaris: terletak dibawah rongga mulut bagian belakang,

    duktusnya bernama duktus wartoni, bermuara di rongga mulut dekat

    dengan frenulum lingua.

    Kelenjar sublingualis; letaknya dibawah selaput lendir dasar rongga mulut

    bermuara di dasar rongga mulut. Kelenjar ludah disarafi oleh saraf-saraf

    tersadar.

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pennyakit - Copy

    5/41

    5

    2. Faring

    Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan

    kerongkongan (osofagus), di dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel)

    yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit dan merupakan

    pertahanan terhadap infeksi.

    Ke atas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung dengan

    perantaraan lubang bernama koana. Keadaan tekak berhubungan dengan rongga

    mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium.

    Bagian superior disebut nasofaring, Pada nasofaring bermuara tuba yang

    menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga.

    Bagian media disebut orofaring, bagian ini berbatas ke depan sampai di akar

    lidah bagian inferior.

    3. Esofagus

    Merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung,

    panjangnya 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak dibawah

    lambung. Lapisan dinding dari dalam ke luar, lapisan selaput lendir (mukosa),

    lapisan submukosa, lapisan otot melingkar sirkuler dan lapisan oto memanjang

    longitudinal.

    Esofagus terletak di belakang trakea dan di depan tulang punggung setelah

    melalui toraks menembus diafragma masuk ke dalam abdomen menyambung

    dengan lambung.

    Esofagus dibagi mejadi tiga bagian;

    Bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)

    Bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)

    Bagaian inferior (terutama terdiri dari otot halus)

    4.

    Gaster / Lambung

    Merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak

    terutama di daerah epigaster, lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri

    berhubungan dengan esofagus melalui orifisium pilorik, terletak dibawah

    diapragma didepan pankreas dan limpa, menempel disebelah kiri fundus uteri.

    a)Bagian lambung terdiri dari;

    Fundus ventrikuli, bagian yang menonjol ke atas terletak sebelah kiri

    osteum kardium dan biasanya penuh berisi gas.

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pennyakit - Copy

    6/41

    6

    Korpus venrtikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian

    bawah kurvatura minor.

    Antrum pilorus, bagian lambung membentuk tabung mempunyai otot yang

    tebal membentuk sfingter pilorus. Kurvantura minor, terdapat sebelah kanan lambung terbentang dari ostium

    kardiak sampai ke pilorus.

    Kurvantura mayor, lebih panjang dari kurvantura minorterbentang dari sisi

    kiri osteum kardiakum melalui fundus ventrikuli menuju ke kanan sampai

    ke pilorus inferior. Ligamentum gastro lienalis terbentang dari bagian atas

    kurvantura mayor sampai ke limpa.

    Osteum kardiakum, meruapakan tempat dimana esofagus bagian abdomen

    masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat orifisium pilorik.

    b)

    Fungsi lambung terdiri dari;

    1) Menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan makanan oleh

    peristaltik lambung dan getah lambung

    2)

    Getah cerna lambung yang dihasilkan:

    Pepsin fungsinya; memecah putih telur menjadi asam amino (albumin

    dan pepton).

    Asam garam (HCl) fungsinya; mengasamkan makanan, sebagai anti

    septik dan desinfektan, dan membuat suasana asam pada pepsinogen

    sehingga menjadi pepsin.

    Renin fungsinya; sebagai ragi yang membekukan susu dan membentuk

    kasein dari kasinogen (kasinogen dan protein susu).

    Lapisan lambung; jumlahnya sedikit memecah lemak yang merangsang

    sekresi getah lambung.

    5. Pankreas

    Sekumpulan kelenjar yang strukturnya sangat mirip dengan kelenjar ludah

    panjangnya kira-kira 15 cm, lebar 5 cm mulai dari duodenum samapai ke limpa

    dan beratnya rata-rata 60-90 gr. Terbentang pada vertebralumbalis I dan II di

    belakang lambung.

    a) Bagian dari pankreas

    Kepala pankreas, terletak di sebelah kanan rongga abdomen dan di dalam

    lelukan duodenum yang melingkarnya.

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pennyakit - Copy

    7/41

    7

    Badan pankreas, merupakan bagian utama dari organ ini letaknya di

    belakang lambung dan di depan vertebra umbalis pertama.

    Ekor pankreas, bagian runcing di sebelah kiri yang sebenamnya

    menyentuh limpa. Fungsi pankreas

    Fungsi eksokrin, yang membentuk getah pankreas yang berisi enzim dan

    elektrolit.

    Fungsi endokrin, sekelompok kecil sel epitelium yang berbentuk pulau-

    pulau kecil atau pulau langerhans, yang bersama-sama membentuk organ

    endokrin yang mensekresikan insulin.

    Fungsi sekresi eksternal, yaitu cairan pankreas yang dialirkan keduodenum yang berguna untuk proses pencernaan makanan di intestinum.

    Fungsi sekresi internal, yaitu sekresi yang dihasilkan oleh pulau-pulau

    lanngerhans sendiri yang langsung dialirkan ke dalam peredaraan darah.

    Sekresinya disebut hormon insulin dan hormon glukagon, hormon tersebut

    dibawa ke jaringan untuk membantu metabolisme karbohidrat.

    Hasil sekresi

    Hormon insulin, hormon insulin ini langsung dialirkan ke dalam darah

    tanpa melewati duktus. Sel-sel kelenjar yang menghasilkan insulin ini

    termasuk sel-sel kelenjar endokrin.

    Getah pankreas, sel-sel yang memproduksi getah pankreas ini termasuk

    kelenjar eksokrin, getah pankreas ini dikirim ke dalam duodenum melalui

    duktus pankreatikus, duktus ini bermuara pada papila vateri yang terletak

    pada dinding duodenum.

    Pankreas menerima darah dari arteri pankreatika dan mengalirkan

    darahnya ke vena kava inteferior melalui vena pankreatika.

    Jaringan pankreas terdiri dari atas lobulus dari sel sekretori yang

    tersusun mengitati saluran-saluran kecil dari lobulus yang terletak di dalam

    ekor pankreas dan berjalan melalui badan pankreas dari kiri ke kanan.

    Saluran kecil ini menerima saluran dari lobulus lain dan kemudian

    bersatu untuk membentuk saluran utama yaitu duktus wirsungi.

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pennyakit - Copy

    8/41

    8

    b) Struktur pankreas

    Merupakan kumpulan kelenjar yang masing-masing mempunyai

    saluran, saluran dari masing-masing kelenjar bersatu menjadi duktus yang

    jari-jarinya 3 mm, duktus ini disebut duktus pankreatikus.

    Pankreas mempunyai 2 macam sel kelenjar, dimana sel itu

    dikumpulkan dan menyerupai pulau-pulau yang disebut pulau langerhans.

    Pulau-pulau ini membuat insulin yang langsung masuk ke pembuluh darah

    dan kelenjar bagian tubuh.

    Di dalam pankreas terdapat kelenjar-kelenjar yang membuat ludah

    perut atau getah perut yang mengalir ke dalam pembuluh-pembuluh kelenjar.

    Pembuluh ini bersatu ke dalam saluran wirsungi kemudian masuk ke dalam

    duodenum pada tempat papilla/arteri kelenjar perut menghasilkan 1 liter

    ludah perut dalam satu hari.

    6. Kantung Empedu

    Sebuah kantong berbentuk terang dan merupakan membran berotot,

    letaknya dalam sebuah lobus di sebelah permukaan bawah hati sampai pinggir

    depannya, panjangnya 812 cm berisi 60 cm

    a)

    Fungsi kantung empedu

    Sebagai persediaan getah empedu, membuat getah empedu menjadi kental.

    Getah empedu adalah cairan yang dihasilkan oleh sel-sel hati jumlah

    setiap hari dari setiap orang dikeluarkan 500-1000 cc sekresi yang

    digunakan untuk mencerna lemak. 80% dari getah empedu pigmen

    (warna) insulin dan zat lainnya.

    b) Bagian dari kantung empedu

    Fundus vesikafelea, merupakan bagian kantung empedu yang paling akhir

    setelah korpus vesikafelea.

    Korpus vesikafelea, bagian dari kantung empedu yang didalamnya berisi

    getah empedu.

    Leher kantung kemih. Merupakan leher dari kantung empedu yaitu saluran

    yang pertama masuknya getah empedu ke badan kantung empedu lalu

    menjadi pekat berkumpul dalam kantung empedu.

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pennyakit - Copy

    9/41

    9

    Duktus sistikus. Panjangnya 3 cm berjalan dari leher kantung empedu

    dan bersambung dengan duktus hepatikus membentuk saluran empedu ke

    duodenum.

    Duktus hepatikus, saluran yang keluar dari leher. Duktus koledokus saluran yang membawa empedu ke duodenum.

    7.

    Hati

    Merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga perut

    sebelah kanan, tepatnya dibawah difragma.

    Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat sekresi. Hal ini

    dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa

    senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat

    dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa

    racun oleh hati disebut proses detoksifikasi.

    8. Usus Halus / Intestinum Minor

    Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang

    terletak di antara lambung dan usus besar. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu

    usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejenum), usus penyerapan (illeum).

    Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan

    kantung empedu.

    a) Bagian-bagian usus halus;

    Usus dua belas jari (duodenum) adalah bagian pertama usus halus yang

    panjangnya 25 cm, berbentuk sepatu kuda, dan kepalanya mengelilingi

    kepala pankreas. Saluran empedu dan saluran pankreas masuk ke dalam

    duodenum pada satu lubang yang disebut ampulla hepatopankreatika,

    ampulla vateri, 10 cm dari pilorus.

    Usus kosong (jejenum), menempati dua perlima sebelah atas pada usus

    halus yang selebihnya.

    Usus penyerapan (illeum), menempati tiga perlima akhir.

    9.

    UsusBesar / Intestinum Mayor

    Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu

    dan rektum.

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pennyakit - Copy

    10/41

    10

    a) Fungsi usus besar;

    Menyerap air dari makanan

    Tempat tinggal bakteri koli

    Tempat fesesb) Bagian-bagian usus besar atau kolon;

    Kolon asendens. Panjangnya 13 cm, terletak dibawah abdomen sebelah

    kanan membujur ke atas dari ileum ke bawah hati. Di bawah hati

    melengkung ke kiri, lengkungan ini disebut fleksura hepatika.

    Kolon transversum. Panjangnya 38 cm, membujur dari kolon asendens

    sampai ke kolon desendens berada di bawah abdomen, sebelah kanan

    terdapat fleksura hepatika dan sebelah kiri terdapat fleksura lienalis.

    Kolon desendens. Panjangnya 25 cm, terletak di bawah abdomen bagian

    kiri membujur dari atas ke bawah dari fleksura lienalis sampai ke depan

    ileum kiri, bersambung dengan kolon sigmoid.

    Kolon sigmoid. Merupakan lanjutan dari kolon desendens terletak miring,

    dalam rongga pelvis sebelah kiri bentuknya menyerupai huruf S, ujung

    bawahnya berhubungan dengan rektum.

    Rektum. Terletak di bawah kolon sigmoid yang menghubungkan

    intestinum mayor dengan anus, terletak dalam rongga pelvis di depan os

    sakrum dan os koksigis.

    10. Usus Buntu

    Usus buntu dalam bahasa latin disebut appendiks vermiformis. Pada awalnya

    organ ini dianggap sebagai organ tambahan yang tidak memiliki fungsi, tetati saat ini

    diketahui bahwa fungsi apendiks adalah sebagai organ imunologik dan secara aktif

    berperan dalam sekresi immunoglobulin (suatu kekebalan tubuh) dimana

    memiliki/berisi kelenjar limfoid.

    11. Umbai Cacing

    Umbai cacing adalah organ tambahan pada usus buntu. Umbai cacing terbentuk

    dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, umbai cacing berukuran 10 cm

    tetapi bisa bervariasi 2 sampai 20 cm.walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi

    umbai cacing bisa berbeda-beda bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang

    jelas tetap terletak di peritoneum.

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pennyakit - Copy

    11/41

    11

    12. Rektum

    Rektum dalam bahasa latin regere (meluruskan , mengatur). Organ ini berfungsi

    sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Mengembangnya dinding rektum

    karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang

    menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering

    kali material akan dikembalikan ke usus besar, dimana penyerapan air akan kembali

    dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan

    pengerasan feses akan terjadi.

    13. Anus

    Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rektum

    dengan dunia luar (udara luar). Terletak di dasar pelvis bagian posterior dari

    peritoneum. Dindingnya diperkuat oleh 3 otot sfingter yaitu:

    Sfingter ani internus (sebelah atas), bekerja tidak menurut kehendak.

    Sfingter levator ani, bekerja juga tidak menurut kehendak.

    Sfingter ani eksternus (sebelah bawah), bekerja sesuai kehendak.

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pennyakit - Copy

    12/41

    12

    BAB III

    PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUH KEMBANG

    KONSEP TUMBUH KEMBANG MANUSIA

    A. PENGERTIAN TUMBUH KEMBANG

    Pertumbuhan adalah merupakan peningkatan jumlah dan besar sel di seluruh

    bagian tubuh selama sel-sel tersebut membelah diri dan mensintesis protein-protein

    baru, menghasilkan penambahan jumlah dan berat secara keseluruhan atau sebagian.

    Dalam pertumbuhan manusia juga terjadi perubahan ukuran, berat badan, tinggi

    badan, ukuran tulang dan gigi, serta perubahan secara kuantitatif dan perubahan fisik

    pada diri manusia itu. Dalam pertumbuhan manusia terdapat peristiwa percepatan dan

    perlambatan. Peristiwa ini merupakan kejadian yang ada dalam setiap organ tubuh.

    (Soetjiningsih,2006 : 11)

    Pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada individu,yaitu

    secara bertahap,berat dan tinggi anak semakin bertambah dan secara simultan

    mengalami peningkatan untuk berfungsi baik secara kognitif, psikososial maupun

    spiritual

    Perkembangan (development) adalah perubahan secara berangsur-angsur dan

    bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh, meningkatkan dan meluasnya kapasitas

    seseorang melalui pertumbuhan, kematangan atau kedewasaan (maturation), dan

    pembelajaran (learning). Perkembangan manusia berjalan secara progresif, sistematis

    dan berkesinambungan dengan perkembangan di waktu yang lalu. Perkembangan

    terjadi perubahan dalam bentuk dan fungsi kematangan organ mulai dari aspek fisik,

    intelektual, dan emosional. Perkembangan secara fisik yang terjadi adalah dengan

    bertambahnya sempurna fungsi organ. Perkembangan intelektual ditunjukan dengan

    kemampuan secara simbol maupun abstrak seperti berbicara, bermain, berhitung.

    Perkembangan emosional dapat dilihat dari perilaku sosial lingkungan anak.

    (Soetjiningsih,2006 :16)

    B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHITUMBUHKEMBANG

    Setiap manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda-beda

    antara satu dengan manusia lainnya, bisa dengan cepat bahkan lambat, tergantung

    pada individu dan lingkungannya. Proses tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor-

    faktor di antaranya :

    (Soetjiningsih,2006 : 2)

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pennyakit - Copy

    13/41

    13

    a. Faktor heriditer/ genetik

    Faktor heriditer Pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada

    individu, yaitu secara bertahap, berat dan tinggi anak semakin bertambah dan

    secara simultan mengalami peningkatan untuk berfungsi baik secara kognitif,

    psikososial maupun spiritual

    Merupakan faktor keturunan secara genetik dari orang tua kepada anaknya.

    Faktor ini tidak dapat berubah sepanjang hidup manusia, dapat menentukan

    beberapa karkteristik seperti jenis kelamin, ras, rambut, warna mata,

    pertumbuhan fisik, dan beberapa keunikan sifat dan sikap tubuh seperti

    temperamen.

    Faktor ini dapat ditentukan dengan adanya intensitas dan kecepatan dalam

    pembelahan sel telur, tingkat sensitifitas jaringan terhadap rangsangan, umur

    pubertas, dan berhentinya pertumbuhan tulang. Potensi genetik yang berkualitas

    hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan yang positif agar memperoleh

    hasil yang optimal.

    b. Faktor Lingkungan/ eksternal

    Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi individu setiap hari

    mulai lahir sampai akhir hayatnya, dan sangat mempengaruhi tercapinya atau

    tidak potensi yang sudah ada dalam diri manusia tersebut sesuai dengan

    genetiknya. Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu :

    (Soetjiningsih,2006 :2)

    1. Lingkungan pranatal (faktor lingkungan ketika masihdalam kandungan)

    Faktor prenatal yang berpengaruh antara lain gizi ibu pada waktu hamil, faktor

    mekanis, toksin atau zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stress, imunitas, dan

    anoksia embrio.

    2. Lingkungan postnatal (lingkungan setelah kelahiran)

    Lingkungan postnatal dapat di golongkan menjadi :

    a.

    Lingkungan biologis, meliputi ras, jenis kelamin, gizi, perawatan kesehatan,

    penyakit kronis, dan fungsi metabolisme

    b.

    Lingkungan fisik, meliputi sanitasi, cuaca, keadaan rumah, dan radiasi.

    c. Lingkungan psikososial, meliputi stimulasi, motivasi belajar, teman sebaya,

    stress, sekolah, cinta kasih, interaksi anak dengan orang tua.

    d.

    Lingkungan keluarga dan adat istiadat, meliputi pekerjaan atau pendapatan

    keluarga, pendidikan orang tua, stabilitas rumah tangga, kepribadian orangtua.

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pennyakit - Copy

    14/41

    14

    c. Faktor Status Sosial ekonomi

    Status sosial ekonomi dapat berpengaruh pada tumbuh kembang anak.

    Anak yang lahir dan dibesarkan dalam lingkungan status sosial yang tinggi

    cenderung lebih dapat tercukupi kebutuhan gizinya dibandingkan dengan anak

    yang lahir dan dibesarkan dalam status ekonomi yang rendah.

    1.

    Faktor nutrisi

    Nutrisi adalah salah satu komponen penting dalam menunjang kelangsungan

    proses tumbuh kembang. Selama masa tumbuh kembang, anak sangat

    membutuhkan zat gizi seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin,

    dan air. Apabila kebutuhan tersebut tidak di penuhi maka proses tumbuh

    kembang selanjutnya dapat terhambat.

    2.

    Faktor kesehatan

    Status kesehatan dapat berpengaruh pada pencapaian tumbuh kembang. Pada

    anak dengan kondisi tubuh yang sehat, percepatan untuk tumbuh kembang

    sangat mudah. Namun sebaliknya, apabila kondisi status kesehatan kurang

    baik, akan terjadi perlambatan.

    (Soetjiningsih,2006 :2)

    C.

    CIRI PROSES TUMBUHKEMBANG

    Menurut Soetjiningsih, tumbuh kembang anak dimulai dari masa konsepsi

    sampai dewasa memiliki ciri-ciri tersendiri yaitu :

    1. Tumbuh kembang adalah proses yang kontinyu sejak konsepsi sampai maturitas

    (dewasa) yang dipengaruhi oleh faktor bawaan daan lingkungan.

    2.

    Dalam periode tertentu terdapat percepatan dan perlambatan dalam proses tumbuh

    kembang pada setiap organ tubuh berbeda.

    3.

    Pola perkembangan anak adalah sama, tetapi kecepatannya berbeda antara anak

    satu dengan lainnya.

    4. Aktivitas seluruh tubuh diganti dengan respon tubuh yang khas oleh setiap organ.

    Secara garis besarmenurutmarkumtumbuh kembang dibagi menjadi 3 yaitu:

    a. Tumbuh kembang fisis

    Tumbuh kembang fisis meliputi perubahan dalam ukuran besar dan fungsi

    organisme atau individu. Perubahan ini bervariasi dari fungsi tingkat

    molekuler yang sederhana seperti aktifasi enzim terhadap diferensi sel, sampai

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pennyakit - Copy

    15/41

    15

    kepada proses metabolisme yang kompleks dan perubahan bentuk fisik di

    masa pubertas.

    b.

    Tumbuh kembang intelektual

    Tumbuh kembang intelektual berkaitan dengan kepandaian berkomunikasi

    dan kemampuan menangani materi yang bersifat abstrak dan simbolik, seperti

    bermain, berbicara, berhitung, atau membaca.

    c. Tumbuh kembang emosional

    Proses tumbuh kembang emosional bergantung pada kemampuan bayi umtuk

    membentuk ikatan batin, kemampuan untuk bercinta kasih.

    Prinsip tumbuh kembang menurutPotter & Perry (2005)yaitu:

    Perkembangan merupakan hal yang teratur dan mengikuti arah rangkaian

    tertentu.

    Perkembangan adalah suatu yang terarah dan berlangsung terus menerus, dalam

    pola sebagai berikut Cephalocaudal yaitu pertumbuhan berlangsung terus dari kepala

    ke arah bawah bagian tubuh, Proximodistal yaitu perkembangan berlangsung terus

    dari daerah pusat (proksimal) tubuh kearah luar tubuh (distal), Differentiation yaitu

    perkembangan berlangsung terus dari yang mudah kearah yang lebih kompleks.

    Perkembangan merupakan hal yang kompleks, dapat diprediksi, terjadi dengan

    pola yang konsisiten dan kronologis.

    (Soetjiningsih, 2006 :33)

    D. TAHAP-TAHAP TUMBUH KEMBANG ANAK

    Tahap-tahap tumbuh kembang pada Anak adalah sebagai berikut :

    1.

    Neonatus (bayi lahir sampai usia 28 hari)

    Dalam tahap neonatus ini bayi memiliki kemungkinan yang sangat besar

    tumbuh dan kembang sesuai dengan tindakan yang dilakukan oleh orang tuanya.

    Sedangkan perawat membantu orang tua dalam memenuhi kebutuhan tumbuh

    kembang bayi yang masih belum diketahui oleh orang tuanya.

    (Soetjiningsih2006, :33)

    2. Bayi (1 bulan sampai 1 tahun)

    Dalam tahap ini bayi memiliki kemajuan tumbuh kembang yang sangat

    pesat. Bayi pada usia 1-3 bulan mulai bisa mengangkat kepala,mengikuti objek

    pada mata, melihat dengan tersenyum dll. Bayi pada usia 3-6 bulan mulai bisamengangkat kepala 90, mulai bisa mencari benda-benda yang ada di depan mata

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pennyakit - Copy

    16/41

    16

    dll. Bayi usia 6-9 bulan mulai bisa duduk tanpa di topang, bisa tengkurap dan

    berbalik sendiri bahkan bisa berpartisipasi dalam bertepuk tangan dll. Bayi usia 9-

    12 bulan mulai bisa berdiri sendiri tanpa dibantu, berjalan dengan dtuntun,

    menirukan suara dll. Perawat disini membantu orang tua dalam memberikan

    pengetahuan dalam mengontrol perkembangan lingkungan sekitar bayi agar

    pertumbuhan psikologis dan sosialnya bisa berkembang dengan baik.

    (Setjiningsih,2006 :33)

    3. Todler (usia 1-3 tahun)

    Anak usia toddler ( 1 3 th ) mempunyai sistem kontrol tubuh yang mulai

    membaik, hampir setiap organ mengalami maturitas maksimal. Pengalaman dan

    perilaku mereka mulai dipengaruhi oleh lingkungan diluar keluarga terdekat,

    mereka mulai berinteraksi dengan teman, mengembangkan perilaku/moral secara

    simbolis, kemampuan berbahasa yang minimal. Sebagai sumber pelayanan

    kesehatan, perawat berkepentingan untuk mengetahui konsep tumbuh kembang

    anak usia toddler guna memberikan asuhan keperawatan anak dengan optimal.

    (Soetjiningsih,2006 :33)

    4. Pra Sekolah (3-6 tahun)

    Anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun ( Wong,

    2000), anak usia prasekolah memiliki karakteristik tersendiri dalam segi

    pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam hal pertumbuhan, secara fisik anak

    pada tahun ketiga terjadi penambahan BB 1,8 s/d 2,7 kg dan rata-rata BB 14,6

    kg.penambahan TB berkisar antara 7,5 cm dan TB rata-rata 95 cm.

    Kecepatan pertumbuhan pada tahun keempat hampir sama dengan tahun

    sebelumnya.BB mencapai 16,7 kg dan TB 103 cm sehingga TB sudah mencapai

    dua kali lipat dari TB saat lahir. Frekuensi nadi dan pernafasan turun sedikit demi

    sedikit. Pertumbuhan pada tahun kelima sampai akhir masa pra sekolah BB rata-

    rata mencapai 18,7 kg dan TB 110 cm, yang mulai ada perubahan adalah pada

    gigi yaitu kemungkinan munculnya gigi permanent ssudah dapat terjadi.

    (Soetjiningsih, 2006 :33)

    5. Usia sekolah (6-12 tahun)

    Kelompok usia sekolah sangat dipengaruhi oleh teman sebayanya.

    Perkembangan fisik, psikososial, mental anak meningkat. Perawat disini

    membantu memberikan waktu dan energi agar anak dapat mengejar hoby yang

    sesuai dengan bakat yang ada dalam diri anak tersebut.

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pennyakit - Copy

    17/41

    17

    6. Remaja ( 12-18/20 tahun)

    Perawat membantu para remaja untuk pengendalian emosi dan

    pengendalian koping pada jiwa mereka saat ini dalam menghadapi konflik.

    7. Dewasa muda (20-40 tahun)

    Perawat disini membantu remaja dalam menerima gaya hidup yang mereka

    pilih, membantu dalam penyesuaian diri, menerima komitmen dan kompetensi

    mereka, dukung perubahan yang penting untuk kesehatan.

    8. Dewasa menengah (40-65 tahun)

    Perawat membantu individu membuat perencanaan sebagai antisipasi

    terhadap perubahan hidup, untuk menerima faktor-faktor risiko yang berhubungan

    dengan kesehatan dan fokuskan perhatian individu pada kekuatan, bukan pada

    kelemahan.

    9. Dewasa tua

    Perawat membantu individu untuk menghadapi kehilangan (pendengaran,

    penglihatan, kematian orang tercinta).

    (Soetjiningsih, 2006 :33)

    E. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL

    Dalam perkembangan psikoseksual dalam tumbuh kembang dapat dijelaskan

    beberapa tahap sebagai berikut :

    1. Tahap oral-sensori (lahir sampai usia 12 bulan)

    Dalam tahap ini biasanya anak memiliki karakter diantaranya aktivitasnya

    mulai melibatkan mulut untuk sumber utama dalam kenyamanan anak,

    perasaannya mulai bergantung pada orang lain (dependen), prosedur dalam

    pemberian makan sebaiknya memberkan kenyamanan dan keamanan bagi anak.

    2.

    Tahap anal-muskular (usia 1-3 tahun / toddler)

    Dalam tahap ini anak biasanya menggunakan rektum dan anus sebagai

    sumber kenyamanan, apabila terjadi gangguan pada tahap ini dapat menimbulkan

    kepribadian obsesif-kompulsif seperti keras kepala, kikir, kejam dan temperamen.

    3. Tahap falik (3-6 tahun / pra sekolah)

    Tahap ini anak lebih merasa nyaman pada organ genitalnya, selain itu

    masturbasi dimulai dan keinggintahuan tentang seksual.Hambatan yang terjadi

    pada masa ini menyebabkan kesulitan dalam identitas seksual dan bermasalahdengan otoritas, ekspresi malu, dan takut.

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pennyakit - Copy

    18/41

    18

    4. Tahap latensi (6-12 tahun / masa sekolah)

    Tahap ini anak mulai menggunakan energinya untuk mulai aktivitas

    intelektual dan fisik, dalam periode ini kegiatan seksual tidak muncul, penggunaan

    koping dan mekanisme pertahanan diri muncul pada waktu ini.

    5. Genital (13 tahun keatas / pubertas atau remaja sampai dewasa)

    Tahap ini genital menjadi pusat kesenangan seksual dan tekanan, produksi

    horman seksual menstimulasi perkembangan heteroseksual, energi ditunjukan

    untuk mencapai hubungan seksual yang teratur, pada awal fase ini sering muncuul

    emosi yang belum matang, kemudian berkembang kemampuan untuk menerima

    dan memberi cinta.

    (Taslim, 2003 :71)

    F. PERKEMBANGAN BIOLOGIS

    Teori biologisme, biasa disebut teori nativisme menekankan pentingnya peranan

    bakat. Pendirian biologisme ini dimulai lebniz (1646-1716) yang mengemukakan teori

    kontunuitas yang dilanjutkan dengan evoluisionisme. Selanjutnya Haeckel (1834-

    1919) seorang ahli biologi Jerman mengemukakan teori biogenese, yang menyatakan

    bahwa perkembangan ontogenese (individu) merupakan rekapitulasi dari filogesenasi.

    Para penganut bilogisme menekankan pada faktor biologis, menekankan fase-

    fase perkembangan yang harus dilalui. Sedangkan penganut sosiologisme atau

    empirisme menekankan peranan lingkungan pada perkembangan pribadi. Wolf

    menentang teori biogenese dan mengemukakan teori epigenese, yang menyatakan

    bahwa perkembangan organisme itu tidak ditentukan oleh performansinya, melainkan

    ada sesuatu yang baru. William Stern mengemukakan teori konvergensi yang berusaha

    mensitesakan kedua teori tersebut.

    Sebagai makhluk kodrati yang kompleks, manusia memiliki inteligensi dan

    kehendak bebas. Dalam hal perkembangan, pada awalnya manusia berkembang alami

    sesuai dengan hukum alam. Kemudian perkembangan alami manusia ini menjadi jauh

    melampui perkembangan makhluk lain melalui intervensi inteligensi dan

    kebebasannya.

    (Allen, 2009 :23)

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pennyakit - Copy

    19/41

    19

    G. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL

    Teori perkembangan kepribadian yang dikemukakan Erik Erikson,1950

    merupakan salah satu teori yang memiliki pengaruh kuat dalam psikologi. Bersama

    dengan Sigmund Freud, Erikson mendapat posisi penting dalam psikologi. Hal ini

    dikarenakan ia menjelaskan tahap perkembangan manusia mulai dari lahir hingga

    lanjut usia; satu hal yang tidak dilakukan oleh Freud. Selain itu karena Freud lebih

    banyak berbicara dalam wilayah ketidaksadaran manusia, teori Erikson yang

    membawa aspek kehidupan sosial dan fungsi budaya dianggap lebih realistis.

    diantaranya :

    (Erikson, 2007 :3)

    1. Trust vs mistrust -- bayi (lahir12 bulan)

    Anak memiliki indikator positif yaitu belajar percaya pada orang lain, tetapi

    selain itu ada segi negatifnya yaitu tidak percaya, menarik diri dari lingkungan

    masyarakat,dan bahkan pengasingan. Pemenuhan kepuasan untuk makan dan

    menghisap, rasa hangat dan nyaman, cinta dan rasa aman itu bisa menghasilkan

    kepercayaan. Pada saat kebutuhan dasar tidak terpenuhi bayi akan menjadi curiga,

    penuh rasa takut, dan tidak percaya. Hal ini ditandai dengan perilaku makan, tidur

    dan eliminasi yang buruk.

    2.

    Otonomi vs ragu-ragu dan malu (autonomy vs shame & doubt) todler

    (1-3 tahun)

    Gejala positif dari tahap ini adalah kontrol diri tanpa kehilangan harga diri,

    dan negatifnya anak terpaksa membatasi diri atau terpaksa mengalah.Anak mulai

    mengembangkan kemandirian dan mulai terbentk kontrol diri.Hal ini harus

    didukung oleh orang tua, mungkin apabila dukungan tidak dimiliki maka anak

    tersebut memiliki kepribadian yang ragu-ragu.

    (Erikson, 2007 :3)

    3.

    Inisiatif vs merasa bersalah (initiative vs guilt) -- pra sekolah ( 3-6 tahun)

    Anak mulai mempelajari tingkat ketegasan dan tujuan mempengaruhi

    lingkungan dan mulai mengevaluasi kebiasaan diri sendiri. Disamping itu anak

    kurang percaya diri, pesimis, pembatasan dan kontrol yang berlebihan terhadap

    aktivitas pribadinya. Rasa bersalah mungkin muncul pada saat melakukan

    aktivitas yang berlawanan dengan orang tua dan anak harus diajari memulai

    aktivitas tanpa mengganggu hak-hak orang lain.(Erikson,2007 : 3)

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pennyakit - Copy

    20/41

    20

    4. Industri vs inferior (industry vs inferiority) -- usia sekolah (6-12 tahun)

    Anak mendapatkan pengenalan melalui demonstrasi ketrampilan dan

    produksi benda-benda serta mengembangkan harga diri melalui pencapaian, anak

    biasanya terpengaruhi oleh guru dan sekolah.Anak juga sering hilang harapan,

    merasa cukup, menarik diri dari sekolah dan teman sebaya.

    (Erikson,2007 : 3)

    5. Identitas vs bingung peran (identity vs role confusion) -- remaja (12 - 18 tahun)

    Teman sebaya memiliki pengaruh yang sangat besar yang kuat terhadap

    perilaku anak, anak mengembangkan penyatuan rasa diri sendiri, kegagalan untuk

    mengembangkan rasa identitas dengan kebingungan peran,sering muncul dari

    perasaan tidak adekuat, isolasi dan keragu-raguan.

    (Erikson,2007 : 3)

    6.

    Intimasi vs isolasi (intimacy vs isolation)dewasa muda (18-25sampai 45tahun)

    Individu mengembangkan kedekatan dan berbagi hubungan dengan orang

    lain, yang mungkin termasuk pasangan seksualnya, ketidakpastian individu

    mengenai akan mempunyai kesulitan mengembangkan keintiman, individu tidak

    bersedia atau tidak mampu berbagi mengenai diri sendiri hal ini akan menjadikan

    individu meraa sendiri.

    (Erikson,2007 : 3)

    7. Generativitas vs stagnasi atau absorpsi diridewasa tengah (4565 tahun)

    Absorpsi diri orang dewasa akan direnungi selanjutnya, mengekspresikan

    kepedulian pada dunia di masa yang akan datang, perenungan diri sendiri

    mengarah pada stagnasi kehidupan. Orang dewasa membimbing generasi

    selanjutnya, mengekspresikan kepada dunia dimasa yang akan datang.

    (Erikson,2007 : 3)

    8. Integritas ego vs putus asa -- dewasa akhir (65 tahun keatas)

    Masa lansia dapat melihat kebelakang dengan rasa puas dan penerimaan

    hidup dan kematian, pencaian yang tidak berhasil dalam krisis ini bisa

    menghasilkan perasaan putus asa karena individu melihat kehidupan sebagai

    bagian dari ketidakberuntungan.

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pennyakit - Copy

    21/41

    21

    Selain teori tersebut menurut, diketahui bahwa gejolak emosi remaja dan

    masalah remaja lain pada umumnya disebabkan antara lain oleh adanya konflik

    peran sosial. Di satu pihak ia sudah ingin mandiri sebagai orang dewasa, di pihak

    lain ia masih harus terus mengikuti kemauan orang tua. Rasa ketergantungan pada

    orang tua di kalangan anak anak Indonesia lebih besar lagi, karena memang

    dikehandaki demikian oleh orang tua.Konflik peran yang yang dapat

    menimbulkan gejolak emosi dan kesulitan kesulitan lain pada amasa remaja dapat

    dikurangi dengan memberi latihan latihan agar anak dapat mandiri sedini

    mungkin. Dengan kemandiriannya anak dapat memilih jalannya sendiri dan ia

    akan berkembang lebih mantap. Oleh karena ia tahu dengan tepat saat saat yang

    berbahaya di mana ia harus kembali berkonsultasi dengan orang tuanya atau

    dengan orang dewasa lain yang lebih tahu dari dirinya sendiri.

    (Erikson,2007 : 3)

    H. PERKEMBANGAN MORAL

    Moral merupakan bagian yang cukup penting dalam jiwa remaja. Sebagian

    orang berpendapat bahwa moral bisa mengendalikan tingkah laku anak yang beranjak

    dewasa ini sehingga ia tidak melakukan hal hal yang merugikan atau bertentangan

    dengan kehendak atau pandangan masyarakat.Di sisi lain tiadanya moral seringkali

    dituding sebagai faktor penyebab meningkatnya kenakalan remaja.

    Para sosiolog beranggapan bahwa masyarakat sendiri punya peran penting

    dalam pembentukan moral. W.G. Summer (1907), salah seorang sosiolog,

    berpendapat bahwa tingkah laku manusia yang terkendali disebabkan oleh adanya

    kontrol dari masyarakat itu sendiri yang mempunyai sanksi sanksi tersendiri buat

    pelanggar pelanggarnya.Bayi berada dalam tahap perkembangan moral yang oleh

    Piaget (Hurlock, 1980) disebut moralitas dengan paksaan (preconventional level) yang

    merupakan tahap pertama dari tiga tahapan perkembangan moral.

    (Duska dan Ronald, 2002 :21)

    Menurut teori Kohlbergmenyatakan bahwa perkembangan moral meliputi

    beberapa tahap meliputi :

    1. Tingkat premoral (prekonvensional) : lahir sampai 9 tahun

    Anak menyesuaikan minat diri sendiri dengan aturan, berasumsi bahwa

    penghargaan atau bantuan akan diterimanya, kewaspadaan terhadap moral yangbisa diterima secara sosial, kontrol emosi didapatkan dari luar.

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pennyakit - Copy

    22/41

    22

    2. Tingkat moralitas konvensional : 9-13 tahun

    Usaha yang dilakukan untuk memyensngkan orang lain, kontrol emosi didapat

    dari dalam, anak menyesuaikan diri untuk menghindari penolakan dan

    menghindari kritikan dari yang berwenang.

    3. Tingkat moralitas pasca konvensional : 13 tahun sampai meninggal

    Individu memperoleh nilai moral yang benar, pencapaian nilai moral yang benar

    terjadi setelah dicapai formal operasional dan tidak semua orang mencapai

    tingkatan ini.

    Konsep kunci untuk memahami perkembangan moral, khususnya teori Kohlberg,

    ialah internalisasi (internalization), yakni perubahan perkembangan dari perilaku

    yang dikendalikan secara eksternal menjadi perilaku yang dikendalikan secara

    internal.

    (Duska dan Ronald, 2002 :21)

    I. PERKEMBANGAN SPIRITUAL

    Sejalan dengan perkembangan social, perkembangan keagamaan mulai disadari

    bahwa terdapat aturan-aturan perilaku yang boleh, harus atau terlarang untuk

    melakukannya.Perkembangan spiritual anak sangat bepengaruh sekali dalam tumbuh

    kembang anak. Agama sebagai pedoman hidup anak untuk masa yang akan datang.

    Selain itu, moral seorang anak juga dapat dibentuk melalui perkembangan spiritual.

    Anak diberi pengetahuan adanya kepercayaan terhadap Tuhan YME sesuai dengan

    kepercayaan yang dianut orang tua. Karena agama seorang anak itu

    diturunkan/diwariskan oleh orang tuanya.(Jamaris 2006:19)

    Para ahli berpendapat bahwa perkembangan spiritual dibagi menjadi 3 tahapan

    yaitu :

    1.

    Masa kanak-kanak (sampai tujuh tahun)

    Tanda-tandanya antara lain : sikap keagamaan resepsif meskipun banyak

    bertanya, pandangan ke- Tuhanan masih dipersonifikasikan, penghayatan secara

    rohaniah masih belum mendalam meskipun mereka telah melakukan kegiatan

    ritual.

    (Jamaris,2006:19)

    2. Masa anak sekolah

    Tanda-tandanya antara lain : sikap keagamaan resepsif tetapi disertaipengertian, pandangan dan faham ke-Tuhanan diterangkan secara rasional

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pennyakit - Copy

    23/41

    23

    berdasarkan kaidah-kaidah logika yang bersumber pada indikator alam semesta

    sebagai manifestasi dari eksistensi dan keagungan-Nya, pengahayatan secara

    rohaniah makin mendalam dalam melaksanakan ritual.

    (Jamaris, 2006:19)

    3. Masa remaja (12-18 tahun)

    Tanda-tanda masa remaja awal : sikap negatif disebabkan alam pikirannya

    yang kritis melihat kenyataan orang-orang beragama secara hypocrit yang

    pengakuan dan ucapannya tidak selalu sama dengan perbuatannya, pandangan

    dalam hal ke-Tuhanan menjadi kacau karena ia bingung terhadap berbagai konsep

    tentang aliran dan paham yang saling bertentangan.

    Tanda-tanda masa remaja akhir : sikap kembali kearah positif dengan

    tercapainya kedewasaan intelektual, pandangan dalam hal ke-Tuhanan

    dipahamkan dalam konteks agama yang dianut dan dipilih, penghayatan

    rohaninya kembali tenang setelah melalui proses identifikasi dan membedakan

    agama sebagai doktrin bagi para penganutnya.

    Perawat bisa membantu dengan melakukan tindakan memberikan

    pengetahuan kepada anak tentang apa yang terbaik bagi kesehatan anak dan

    keadaan dimana anak memerlukan dorongan secara spiritual demi kesembuhan

    penyakitnya. Allah selamanya mendengar bisikan dan pembicaraan, melihat

    setiap gerak-geriknya dan mengetahui apa yang dirahasiakan , memperhatikan

    khusu', taqwa dan ibadah.

    (Jamaris 2006:19)

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pennyakit - Copy

    24/41

    24

    BAB IV

    LAPORAN PENDAHULUAN MEP

    A. DEFINISI

    Defisiensi gizi dapat terjadi pada anak yang kurang mendapatkan masukan

    makanan dalam waktu lama. Istilah dan klasifikasi gangguan kekurangan gizi amat

    bervariasi dan masih merupakan masalah yang pelik. Walaupun demikian, secara

    klinis digunakan istilah malnutrisi energi dan protein (MEP) sebagai nama umum.

    Penentuan jenis MEP yang tepat harus dilakukan dengan pengukuran antropometri

    yang lengkap (tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas dan tebal lipatan kulit),

    dibantu dengan pemeriksaan laboratorium (Ngastiyah, 1997).

    Kwashiorkor adalah MEP berat yang disebabkan oleh defisiensi protein.

    Penyakit kwashiorkor pada umumnya terjadi pada anak dari keluarga dengan status

    sosial ekonomi yang rendah karena tidak mampu menyediakan makanan yang cukup

    mengandung protein hewani seperti daging, telur, hati, susu dan sebagainya. Makanan

    sumber protein sebenarnya dapat dipenuhi dari protein nabati dalam kacang-kacangan

    tetapi karena kurangnya pengetahuan orang tua, anak dapat menderita defisiensi

    protein.

    Marasmus adalah MEP berat yang disebabkan oleh defisiensi makanan sumber

    energi (kalori), dapat terjadi bersama atau tanpa disertai defsiensi protein. Bila

    kekurangan sumber kalori dan protein terjadi bersama dalam waktu yang cukup lama

    maka anak dapat berlanjut ke dalam status marasmik kwashiorkor. (Ngastiyah, 1997)

    Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat

    kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama

    kehidupan dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot. (Ngastiyah, 1997)

    B. ETIOLOGI

    Penyebab terjadinya kwashiorkor adalah inadekuatnya intake protein yang

    berlansung kronis. Faktor yang dapat menyebabkan hal tersbut diatas antara lain:

    1. Pola makan

    Protein (dan asam amino) adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk

    tumbuh dan berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori yang

    cukup, tidak semua makanan mengandung protein/asam amino yang memadai.

    Bayi yang masih menyusui umumnya mendapatkan protein dari ASI yang

    24

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pennyakit - Copy

    25/41

    25

    diberikan ibunya, namun bagi yang tidak memperoleh ASI protein adri sumber-

    sumber lain (susu, telur, keju, tahu dan lain-lain) sangatlah dibutuhkan. Kurangnya

    pengetahuan ibu mengenai keseimbangan nutrisi anak berperan penting terhadap

    terjadi kwashiorkhor, terutama pada masa peralihan ASI ke makanan pengganti

    ASI.

    2. Faktor sosial

    Hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan

    sosial dan politik tidak stabil, ataupun adanya pantangan untuk menggunakan

    makanan tertentu dan sudah berlansung turun-turun dapat menjadi hal yang

    menyebabkan terjadinya kwashiorkor.

    3. Faktor ekonomi

    Kemiskinan keluarga/ penghasilan yang rendah yang tidak dapat memenuhi

    kebutuhan berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak terpenuhi, saat dimana

    ibunya pun tidak dapat mencukupi kebutuhan proteinnya.

    4. Faktor infeksi dan penyakit lain

    Telah lama diketahui bahwa adanya interaksi sinergis antara MEP dan

    infeksi. Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Dan sebaliknya

    MEP, walaupun dalam derajat ringan akan menurunkan imunitas tubuh terhadap

    infeksi.

    Penyebab Marasmus :

    Marasmus ialah suatu bentuk kurang kalori protein yang berat. Keadaan ini

    merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan penyakit

    infeksi. Selain faktor lingkungan, ada beberapa faktor lain pada diri anak sendiri

    yang dibawa sejak lahir, diduga berpengaruh terhadap terjadinya marasmus. Secara

    garis besar sebabsebab marasmus antara lain :

    a.

    Pemasukan kalori yang tidak cukup, marasmus terjadi akibat masukan kalori

    yang sedikit.

    b. Pemberian makanan yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan akibat dari

    ketidak tahuan orang tua si anak ; misalnya pemakaian secara luas susu kaleng

    yang terlalu encer.

    c. Kebiasaan makan yang tidak tepat. Seperti mereka yang mempunyai hubungan

    orangtua dan anak terganggu.

    d.

    Kelainan metabolic. Misalnya : renal asidosis, idiopathic hypercalcemia,

    galactosemia, lactose intolerance. Malformasi kongenital misalnya: penyakit

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pennyakit - Copy

    26/41

    26

    jantung bawaan, penyakit hirschprung, deformitas palatum, palatoschizis,

    micrognathia, stenosis pilorus, hiatus hernia, hidrosefalus, cystic fibrosis

    pancreas.

    C. PATOFISIOLOGI

    1.

    Marasmus

    Untuk kelangsungan hidup jaringan diperlukan sejummlah energi yang

    dalam keadaan normal dapat dipenuhhi dari makanan yang diberikan. Kebutuhan

    ini tidak terpenhi pada masukan yang kurang, karena itu untuk pemenuhannya

    digunakan cadangan protein senagai sumber energi. Pengahancuran jaringan pada

    defesiensi kalori tidak saja membantu memenuhi kebutuhan energi, tetapi juga

    memungkinkan sintesis glukosa dan metabolit esensial lainnya, seperti berbagai

    asam amino.

    2. Kwashiorkor

    Pada defesiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat

    lebih, karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam dietnya.

    kelainanan yang mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan sel yang

    meyebabkan edem dan perlemakan hati. Karena kekurangan protein dalam diet,

    akan terjadi kekurangan berbagai asam amino esensial dalam serum yang

    diperlukan untuk sentesis dan metabolisme. Makin kekurangan asam amnino

    dalam serum ini akan menyebabkan kurangnya produksi albumin oleh hepar yang

    kemudian berakibat edem. perlemakan hati terjadi karena gangguan pembentukan

    beta-lipoprotein, sehingga transport lemak dari hati kedepot terganggu, dengan

    akibat terjadinya penimbunan lemah dalam hati.

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pennyakit - Copy

    27/41

    27

    D. PATHWAY

    Ekonomi rendah Ekonomi tinggi

    Gangguan nutrisi,vitamin

    dan mineral

    Malnutrisi berkepanjangan

    Intake karbohidrat

    Lemah otot

    Intake makanan tidak adekuat

    Gangguan integritas kulit

    Defisiensi sumber kalori

    Katabolisme karbohidrat,

    glukosa (inadekuat)

    hipoglikemia

    MEP

    Gula darah

    Metabolisme sel

    energi

    Katabolisme lemak, asam

    lemak, gliselor

    Defisiensi protein

    Penurunan jumlah protein

    tubuh

    Terjadinya perubahan

    biokimia dalam tubuh

    Defisiensi asam amino

    esensial

    kwashiorkor

    Hilangnya lemak di

    bantalan tubuh

    Gangguan absorbsi dan

    transportasi zat zat gizi

    Turgor kulit menurun dan

    keriput

    Pengambilan energi selain

    protein (otot)

    Gangguan pertumbuh

    Gangguan metabolisme

    otak

    Kurang pengetahuan dan pendidikan

    Status sosial

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pennyakit - Copy

    28/41

    28

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pennyakit - Copy

    29/41

    29

    Penurunan berat badanAtropi Menurunya kesadaran

    dan mental

    Gangguan tumbuh

    kembang

    Intoleransi aktifitas

    Aktivitas Nutrisi kurang dari

    kebutuhan tubuh

    Sulit konsentrasi

    Intelektual

    distropi Penyusutan otot

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pennyakit - Copy

    30/41

    30

    E. GAMBARAN KLINIK

    Gambaran klinik antara Marasmus dan Kwashiorkor sebenarnya berbeda

    walaupun dapat terjadi bersama-sama (Ngastiyah, 1997)

    Gambaran Klinik Kwashiorkor

    Perubahan mental (cengeng atau apatis)

    Pada sebagian besar anak ditemukan edema ringan sampai berat)

    Gejala gastrointestinal (anoreksia, diare)

    Gangguan pertumbuhan rambut (defigmentasi, kusam, kering, halus, jarang dan

    mudah dicabut)

    Kulit kering, bersisik, hiperpigmentasi dan sering ditemukan gambaran crazy

    pavement dermatosis.

    Pembesaran hati (kadang sampai batas setinggi pusat, teraba kenyal, licin dengan

    batas yang tegas)

    Anemia akibat gangguan eritropoesis.

    Pada pemeriksaan kimia darah ditemukan hipoalbuminemia dengan kadar globulin

    normal, kadar kolesterol serum rendah.

    Pada biopsi hati ditemukan perlemakan, sering disertai tanda fibrosis, nekrosis dan

    infiltrasi sel mononukleus.

    Hasil autopsi pasien kwashiorkor yang berat menunjukkan terjadinya perubahan

    degeneratif pada semua organ (degenerasi otot jantung, atrofi fili usus, osteoporosis

    dan sebagainya)

    Gambaran Klinik marasmus

    Pertumbuhan berkurang atau terhenti, otot-otot atrofi

    Perubahan mental (cengeng, sering terbangun tengah malam)

    Sering diare, warna hijau tua, terdiri dari lendir dengan sedikit tinja.

    Turgor kulit menurn, tampak keriput karena kehilangan jaringan lemak bawah kulit

    Pada keadaan marasmik yang berat, lemak pipi juga hilang sehingga wajah tampak

    lebih tua, tulang pipi dan dagu kelihatan menonjol

    Vena superfisial tampak lebih jelas

    Perut membuncit dengan gambaran usus yang jelas.

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pennyakit - Copy

    31/41

    31

    F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

    1. Pemeriksaan Fisik

    a)

    Mengukur TB dan BB

    b) Menghitung indeks massa tubuh, yaitu BB (dalam kilogram) dibagi dengan

    TB (dalam meter)

    c)

    Mengukur ketebalan lipatan kulit dilengan atas sebelah belakang (lipatan

    trisep) ditarik menjauhi lengan, sehingga lapisan lemak dibawah kulitnya

    dapat diukur, biasanya dangan menggunakan jangka lengkung (kaliper).

    Lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50% dari lemak tubuh. Lipatan

    lemak normal sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm pada wanita.

    d) Status gizi juga dapat diperoleh dengan mengukur LLA untuk

    memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh (lean body massa, massa

    tubuh yang tidak berlemak).

    2. Pemeriksaan laboratorium : albumin, kreatinin, nitrogen, elektrolit, Hb, Ht,

    transferin.

    G. TANDA DAN GEJALA

    1.

    Marasmus

    a.

    Perubahan psikis , anak menjadi cengeng, cerewet walaupun mendapat

    minum.

    b.

    Pertumbuhan berkurang atau terhenti.

    c. Berat badan anak menurun, jaringan subkutan menghilang ( turgor jelek

    dan kulit keriput.

    d.

    Vena superfisialis kepala lebih nyata, frontal sekung, tulang pipi dan dagu

    terlihat menonjol, mata lebih besar dan cekung.

    e.

    Hipotoni akibat atrofi otot

    f.

    Perut buncit

    g. Kadang-kadang terdapat edem ringan pada tungkai

    h. Ujung tangan dan kaki terasa dingin dan tampak sianosis.

    2. Kwashiorkor

    a. Secara umum anak tampak sembab, latergik, cengeng dan mudah terangsang,

    pada tahap lanjut anak menjadi apatus dan koma.

    b.

    Pertumbuhan terlambat

    c. Udema

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pennyakit - Copy

    32/41

    32

    d. Anoreksia dan diare.

    e. Jaringan otot mengecil, tonus menurun, jaringan subcutis tipis dan lembek.

    f.

    Rambut berwarna pirang , berstruktur kasar dan kaku serta mudah dicabut.

    g. Kelainan kulit, tahap awal kulit kering, bersisik dengan garis-garis kulit yang

    dalam dan lebam, disertai defesiensi vitamin B kompleks, defesiensi

    eritropoitin dan kerusakan hati.

    h. Anak mudah terjangkit infeksi

    i. Terjadi defesiensi vitamin dan mineral

    H. PENATALAKSANAAN

    Prinsip pengobatanya adalah:

    1. Memberikan makanan yang mengandung banyak proteinbernilai biologik tinggi,

    2. tinggi kalori, cukup cairan, vitamin dan mineral

    3.

    Makanan harus dihidangkan dalam bentuk mudah dicerna dan diserap

    4. Makanan diberikan secara bertahap, karena toleransi terhadap makanan

    sangatrendah.

    5.

    Penanganan terhadap penyakit penyerta.

    6. Tindak lanjut berupa pemantauan kesehatan penderita dan penyuluhan gizi

    terhadapkeluarga.

    Dalam aplikasinya penanganan marasmus berat pada tahap awal adalah

    mengatasi kelainan akut, seperti diare, bronkopneumonia, atau penyakit infeksi berat

    lainnya, gangguan elektrolit dankeseimbangan asam basa, renjatan(shock), gagal

    ginjal, gagal jantung. Dalam keadaan dehidrasi danasidosis pedoman pemberian cairan

    paraenteral adalah sebagai berikut:

    1. Jumlah cairan adalah 250 ml/kg BB/hari

    2.

    Jenis cairan yang dipilih adalah Darrow-glukosa aa dengan kadar glukosa

    dinaikkan menjadi 10% bila terdapat hipoglikemia.

    3. Cara pemberiannya adalah sebanyak 60 ml/kg BB diberikan dalam 4-8 jam

    pertama,kemudian sisanya diberikan dalam waktu 16-20 jam berikutnya. Selain itu

    ASI ataususu formula dapat diberikan per oral bila anak telah dapat minum.

    Pengobatan cairanintravena tersebut dapat dimodifikasi sesuai keadaan penderita

    dan jenis penyakit penyerta

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pennyakit - Copy

    33/41

    33

    4. Makanan tinggi energi tinggi protein (TETP) diolah dengan kandungan protein

    yang dianjurkanadalah 3,0 5,0 g/kg BB sehari. Biasanya dalam pemberian

    makanan diperlukan pula penambahanvitamindan mineral, khususnya vitamin A,

    vitamin B kompleks, vitamin C, asam folat mineralkalium, magnesium, dan besi.

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pennyakit - Copy

    34/41

    34

    BAB IV

    KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

    A. RIWAYAT KEPERAWATAN

    Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan gangguan pertumbuhan

    (berat badan semakin lama semakin turun), bengkak pada tungkai, sering diare dan

    keluhan lain yang menunjukkan terjadinya gangguan kekurangan gizi.

    B. RIWAYAT KEPERAWATAN SEKARANG

    Meliputi pengkajian riwayat prenatal, natal dan post natal, hospitalisasi dan

    pembedahan yang pernah dialami, alergi, pola kebiasaan, tumbuh-kembang,

    imunisasi, status gizi (lebih, baik, kurang, buruk), psikososial, psikoseksual, interaksi

    dan lain-lain. Data fokus yang perlu dikaji dalam hal ini adalah riwayat pemenuhan

    kebutuhan nutrisi anak (riwayat kekurangan protein dan kalori dalam waktu relatif

    lama).

    C. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

    Meliputi pengkajian pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan

    komunitas, pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan angota

    keluarga, kultur dan kepercayaan, perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan,

    persepsi keluarga tentang penyakit klien dan lain-lain.

    D. PENGKAJIAN FISIK

    Meliputi pengkajian pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan

    komunitas, pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan angota

    keluarga, kultur dan kepercayaan, perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan,

    persepsi keluarga tentang penyakit klien dan lain-lain.Pengkajian secara umum

    dilakukan dengan metode head to too yang meliputi: keadaan umum dan status

    kesadaran, tanda-tanda vital, area kepala dan wajah, dada, abdomen, ekstremitas dan

    genito-urinaria.

    Fokus pengkajian pada anak dengan Marasmik-Kwashiorkor adalah pengukuran

    antropometri (berat badan, tinggi badan, lingkaran lengan atas dan tebal lipatan kulit).

    Tanda dan gejala yang mungkin didapatkan adalah:

    33

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pennyakit - Copy

    35/41

    35

    1. Penurunan ukuran antropometri

    Perubahan rambut (defigmentasi, kusam, kering, halus, jarang dan mudah

    dicabut)

    2. Gambaran wajah seperti orang tua (kehilangan lemak pipi), edema palpebra

    Tanda-tanda gangguan sistem pernapasan (batuk, sesak, ronchi, retraksi otot

    intercostal)

    3. Perut tampak buncit, hati teraba membesar, bising usus dapat meningkat bila

    terjadi diare.

    4. Edema tungkai

    Kulit kering, hiperpigmentasi, bersisik dan adanya crazy pavement dermatosis

    terutama pada bagian tubuh yang sering tertekan (bokong, fosa popliteal, lulut,

    ruas jari kaki, paha dan lipat paha)

    E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Pada pemeriksaan laboratorium, anemia selalu ditemukan terutama jenis

    normositik normokrom karen

    Adanya gangguan sistem eritropoesis akibat hipoplasia kronis sum-sum tulang

    di samping karena asupan zat besi yang kurang dalam makanan, kerusakan hati dan

    gangguan absorbsi. Selain itu dapat ditemukan kadar albumin serum yang menurun.

    Pemeriksaan radiologis juga perlu dilakukan untuk menemukan adanya kelainan pada

    paru.

    F. DIAGNOSA KEPERAWATAN

    Diagnosa keperawatan yang mungkin dapat ditemukan pada anak dengan

    Marasmik-Kwashiorkor adalah:

    1.

    Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d asupan yang tidak adekuat.

    2.

    Gangguan intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan otot

    3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan nutrisi

    4. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d asupan kalori dan protein yang

    tidak adekuat.

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pennyakit - Copy

    36/41

    36

    G. INTERVENSI DAN RASIONAL

    NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD

    1. Gangguan pertumbuhan dan

    perkembangan b/d asupan kalori

    dan protein yang tidak adekuat.

    Setelah dilakukan tindaka

    keperawatan selama 2 x

    24 jam diharapkan Klien

    akan menunjukkan

    pening-katan status gizi.

    Kriteria:

    Keluarga klien dapat

    menjelaskan penyebab

    gangguan nutrisi yang

    dialami klien,

    kebutuhan nutrisi

    pemulihan, susunan

    menu dan pengolahan

    makanan sehat

    seimbang.

    Dengan bantuan

    perawat, keluarga

    klien dapat

    1. Jelaskan kepada keluarga

    tentang penyebab

    malnutrisi, kebutuhan

    nutrisi pemulihan, susunan

    menu dan pengolahan

    makanan sehat seimbang,

    tunjukkan contoh jenis

    sumber makanan

    ekonomis sesuai status

    sosial ekonomi klien.

    2.

    Tunjukkan cara pemberian

    makanan per sonde, beri

    kesempatan keluarga

    untuk melakukannya

    sendiri.

    3. Laksanakan pemberian

    roborans sesuai program

    terapi.

    1. Meningkatkan pemahaman

    keluarga tentang penyebab

    dan kebutuhan nutrisi untuk

    pemulihan klien sehingga

    dapat meneruskan upaya

    terapi dietetik yang telah

    diberikan selama

    hospitalisasi.

    2.

    Meningkatkan partisipasi

    keluarga dalam pemenuhan

    kebutuhan nutrisi klien,

    mempertegas peran keluarga

    dalam upaya pemulihan

    status nutrisi klien.

    3. Roborans meningkatkan

    nafsu makan, proses absorbsi

    dan memenuhi defisit yang

    35

    35

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pennyakit - Copy

    37/41

    37

    NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD

    mendemonstrasikan

    pemberian diet (per

    sonde/per oral) sesuai

    program dietetik.

    4.

    Timbang berat badan, ukur

    lingkar lengan atas dan

    tebal lipatan kulit setiap

    pagi.

    menyertai keadaan

    malnutrisi.

    4.

    Menilai perkembangan

    masalah klien.

    2. Gangguan intoleransi aktifitas

    berhubungan dengan kelemahan

    otot

    Setelah dilakukan tindaka

    keperawatan selama 2 x

    24 jam diharapkan

    gangguan intoleransi

    aktifitas teratasi dengan

    kriteria hasil :

    peningkatan rentang

    gerak sendi dan tidak ada

    tanda inflamasi

    1.

    Tentukan penyebab

    keletihan

    2.

    Ajarkan untuk melakukan

    latihan rentang gerak aktif

    pada anggota gerak yang

    sehat

    3. Lakukan latihan rentang

    gerak pasif pada anggota

    gerak yang sakit.

    4.

    Kolaborasi/konsultasi

    dengan ahli terapi.

    1.

    Untuk mengetahui penyebab

    keletihan dan menentukan

    prioritas keletihan

    2.

    Melatih otot dan Mencegah

    terjadinya keram

    3. Melatih persendian dan

    menurunkan resiko iritasi

    akibat tirah baring

    4.

    Sangat membantu dalam

    membuat program latihan /

    aktivitas individu dan

    36

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pennyakit - Copy

    38/41

    38

    NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD

    menentukan alat bantu yang

    sesuai.

    3. Gangguan integritas kulit

    berhubungan dengan perubahan

    status Nutrisi

    Setelah dilakukan

    tindakan keperawatan

    selama 2x24 jam di

    harapkan turgor kulit

    membaik

    Kriteria Hasil:

    Kulit kembali halus

    kenyal dan utuh

    1. Anjurkan pada keluarga

    tentang pentingnya

    merubah posisi sesering

    mungkin.

    2. Anjurkan keluarga lebih

    sering mengganti pakaian

    anak bila basah atau kotor

    dan kulit anak tetap

    kering.

    3. Kolaborasi dengan dokter

    kulit untuk pengobatan

    lebih lanjut.

    4. Kolaborasi dengan ahli

    gizi untuk pemenuhan

    nutrisi.

    1. Mencegah ulcus decubitus.

    2. Mencegah iritasi kulit dan

    mengurangi gatal.

    3. Tindakan interdependent

    bidan/perawat dengan

    dokter.

    4. Untuk memenuhi kebutuhan

    nutrisi yang adekuat

    37

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pennyakit - Copy

    39/41

    39

    NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD

    4. Gangguan pertumbuhan dan

    perkembangan b/d asupan kalori

    dan protein yang tidak adekuat.

    Klien akan mencapai

    pertumbuhan dan

    perkembangan sesuai

    standar usia.

    Kriteria Hasil:

    Pertumbuhan fisik

    (ukuran

    antropometrik) sesuai

    standar usia.

    Perkembangan

    motorik, bahasa/

    kognitif dan

    personal/sosial sesuai

    standar usia.

    1. Ajarkan kepada orang tua

    tentang standar

    pertumbuhan fisik dan

    tugas-tugas perkembangan

    sesuai usia anak.

    2.

    Lakukan pemberian

    makanan/ minuman sesuai

    program terapi diet

    pemulihan.

    3.

    Lakukan pengukuran

    antropo-metrik secara

    berkala.

    4. Lakukan stimulasi tingkat

    perkembangan sesuai

    dengan usia klien.

    1. Meningkatkan pengetahuan

    keluarga tentang

    keterlambatan pertumbuhan

    dan perkembangan anak.

    2.

    Diet khusus untuk pemulihan

    malnutrisi diprogramkan

    secara bertahap sesuai

    dengan kebutuhan anak dan

    kemampuan toleransi sistem

    pencernaan.

    3.

    Menilai perkembangan

    masalah klien.

    4. Stimulasi diperlukan untuk

    mengejar keterlambatan

    perkembangan anak dalam

    aspek motorik, bahasa dan

    personal/sosial.

    38

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pennyakit - Copy

    40/41

    40

    NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD

    5. Lakukan rujukan ke

    lembaga pendukung

    stimulasi pertumbuhan dan

    perkembangan

    (Puskesmas/Posyandu)

    5. Mempertahankan

    kesinambungan program

    stimulasi pertumbuhan dan

    perkembangan anak dengan

    memberdayakan sistem

    pendukung yang ada.

    39

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pennyakit - Copy

    41/41

    41

    DAFTAR PUSTAKA

    Hidayat, Aziz Alimul A.2006.Pengantar Ilmu Keperawatan Anak.Jakarta

    Alimul Hidayat, A

    Aziz ( 2006 ). Pengantar ilmu keperawatan Anak

    Ngastiyah. 1997.Perawatan Anak Sakit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

    Amin huda nurarif,2013.asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis dan nanda jilid

    II.media action:jakarta.

    http://ivank-revank.blogspot.com/2012/01/anatomi-dan-fisiologi-sistem-pencernaan.html.

    http://ivank-revank.blogspot.com/2012/01/anatomi-dan-fisiologi-sistem-pencernaan.htmlhttp://ivank-revank.blogspot.com/2012/01/anatomi-dan-fisiologi-sistem-pencernaan.html