asuhan keperawatan osteomielitis

18
Osteomielitis, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan Nasrullah GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL OSTEOMIELITIS

Upload: fikri-nabiha

Post on 01-Jul-2015

2.509 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL OSTEOMIELITISNasrullah Osteomielitis, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan 2011NasrullahLaporan Singkat OSTEOMIELITIS(Laporan Pendahuluan dan Konsep Asuhan Keperawatan)NasrullahMahasiswa Alih Program Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Brawijaya Malang 2010Program Studi Ilmu Keperawatan B Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang 2011Nasrullah Osteomielitis, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperaw

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Osteomielitis

Nasrullah

Osteomielitis, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan

2011

Nasrullah

GANGGUAN

SISTEM MUSKULOSKELETAL

OSTEOMIELITIS

Page 2: Asuhan Keperawatan Osteomielitis

Nasrullah

Osteomielitis, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan

2011

Laporan Singkat OSTEOMIELITIS (Laporan Pendahuluan dan Konsep Asuhan Keperawatan)

Nasrullah Mahasiswa Alih Program Program Studi Ilmu Keperawatan

Universitas Brawijaya Malang 2010

Program Studi Ilmu Keperawatan B

Jurusan Keperawatan

Fakultas Kedokteran

Universitas Brawijaya Malang

2011

Page 3: Asuhan Keperawatan Osteomielitis

Nasrullah

Osteomielitis, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan

2011

OSTEOMIELITIS -----Nasrullah-----

DEFINISI

Osteomielitis adalah infeksi akut tulang yang dapat terjadi karena

penyebaran infeksi dari darah (osteomielitis hematogen) atau, yang lebih sering

setelah kontaminasi fraktur terbuka atau reduksi (osteomielitis eksogen). Luka

tusuk pada jaringan lunak atau tulang akibat gigitan hewan, manusia atau

penyuntikan intramuskulus dapat menyebabkan osteomielitsis eksogen. (Corwin,

2001)

Osteomielitis merupakan inflamasi akut atau kronis pada tulang dan

struktur penyerta yang terjadi sebagai akibat sekunder dari infeksi bakteri.

(Chang, 2009)

Istilah osteomielitis menandakan peradangan tulang dan rongga

sumsum tulang. Meskipun peradangan tulang dapat disebabkan oleh beragam

hal, berdasarkan perjanjian pemakaian, kata ini dibatasi untuk lesi yang

disebabkan oleh infeksi. Osteomielitis dapat bersifat akut atau kronis dan

menyebabkan debilitas (Robbins, 2007)

ETIOLOGI

- Staphylococcus Aureus

- Hemophillus Influensza

- Salmonella Typhi

- Escherichia Coli

- Penyebaran hematogen dari fokus infeksi di tempat lain : tonsil yang

terinfeksi, infeksi gigi, infeksi saluran napas bagian atas

- Penyebaran infeksi jaringan lunak : ulkus dekubitus yang terinfeksi atau

ulkus vaskular

- Kontaminasi langsung dengan tulang : fraktur terbuka, cedera traumatik

(luka tembak dan pembedahan tulang)

Page 4: Asuhan Keperawatan Osteomielitis

Nasrullah

Osteomielitis, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan

2011

KLASIFIKASI

- Osteomielitis hematogen akut

Fase akut ialah fase sejak terjadinya infeksi sampai 10-15 hari

Osteomielitis hematogen akut pada dasarnya adalah penyakit pada tulang

yang sedang tumbuh. Pada anak lelaki tiga kali lebih sering daripada anak

perempuan. Tulang yang sering terkena adalah tulang panjang dan tersering

femur, diikuti oleh tibia, humerus, radius, ulna dan fibula. Bagian tulang yang

terkena adalah bagian metafisis.

- Osteomielitis kronik

Osteomielitis akut yang tidak diterapi secara adekuat, akan berkembang

menjadi osteomielitis kronis.

Selain itu osteomielitis juga diklasifikasikan ke dalam :

- Osteomielitis hematogen

Osteomielitis yang disebabkan oleh penyebaran infeksi dari fokus lain di

dalam tubuh

- Osteomielitis eksogen

Osteomielitis yang disebabkan oleh infeksi dari luar tubuh secara

langsung. Contohnya trauma tembus atau fraktur terbuka

PATOFISIOLOGI

Osteomielitis merupakan proses infeksi akut pada tulang dan berasal

dari sumber eksogen atau endogen (hematogen). Infeksi eksogen dapat berasal

dari fraktur terbuka atau jalur eksternal lain, seperti luka. Osteomielitis

hematogen paling sering ditemukan dan terjadi karena infeksi yang ada

menyebar dari fokus lokal. Contoh yang sering ditemukan adalah infeksi dada,

otitis media atau gangguan pada kulit yang lazim terjadi, seperti impetigo atau

abses. Biasanya osteomielitis menyerang anak-anak yang berusia 5-16 tahun,

dan dapat disebabkan oleh mikroorganisme apapun.

Osteomielitis terutama ditemukan pada bayi dan anak yang tidak

sehat, dan terjadi dua kali lebih sering pada anak laki-laki daripada perempuan.

Page 5: Asuhan Keperawatan Osteomielitis

Nasrullah

Osteomielitis, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan

2011

Bolus infeksi meninggalkan titik awal infeksi dan berjalan ke arteriola kecil di

dalam metafisis tulang, tempat terjadinya fokus infeksi yang baru. Bergantung

pada, apakah lempeng epifisis sudah menutup atau belum. Pada bagian metafisis

tulang panjang yang sedang tumbuh dengan cepat paling sering terkena infeksi,

jika lempeng epifisis belum menutup.

Mula-mula terdapat fokus infeksi di daerah meafisis, lalu terjadi

hiperemia dan oedem. Karena tulang bukan jaringan yang bisa berekspansi,

tekanan dalam tulang yang meningkat ini menyebabkan nyeri lokal yang hebat.

Biasanya osteomielitis akut disertai dengan gejala septisemia, seperti febris,

malaise dan anoreksia. Infeksi dapat pecah ke subperiost, kemudian menembus

subkutis dan menyebar menjadi selulitis atau menjalar melalui rongga subperiost

ke diafisis. Infeksi juga dapat pecah ke bagian tulang diafisis melalui kanalis

medularis. Penjalaran subperiostal ke arah diafisis akan merusak pembuluh

darah yang ke diafisis sehingga menyebabkan nekrosis tulang yang disebut

sekuester. Periost akan membentuk tulang baru yang menyelubungi tulang mati

disebut involokrum

Page 6: Asuhan Keperawatan Osteomielitis

Nasrullah

Osteomielitis, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan

2011

Infeksi Eksogen - Fraktur terbuka - Luka (tembak, pembedahan, dll)

Infeksi Endogen (hematogen) - Abses - Otitis media - Ulkus dll

infeksi pada metafisis tulang

Respon inflamasi

Peningkatan vaskularisasi

oedema

Peningkatan tekanan dalam tulang

Nyeri

Trombosis pada pembuluh darah

Peningkatan tekanan jaringan dan medulla

Iskemia jaringan

Nekrosis jaringan

Infeksi berkembang ke kavitas medularis dan ke bawah

periosteum

Abses tulang

Menyebar ke jaringan lunak dan sendi di sekitarnya

Penurunan kekuatan tulang

Tulang rapuh

Fraktur patologis

Gangguan mobilitas

Hipertermi

Page 7: Asuhan Keperawatan Osteomielitis

Nasrullah

Osteomielitis, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan

2011

MANIFESTASI KLINIS

- Osteomielitsi eksogen biasanya disertai tanda-tanda cedera dan

peradangan di tempat nyeri.

- Pembesaran kelenjar getah bening regional

- Pada anak mengalami keengganan menggerakkan anggota badan yang

sakit

- Panas tinggi dan sakit keras

- Menggigil

- Lemah dan malaise

- Nyeri tulang dekat sendi

- Tidak dapat menggerakkan anggota bersangkutan

- Tidak ada kelainan foto rontgen (fase akut)

- Pembengkakan lokal dan nyeri tekan

- Fistel kronik yang mengeluarkan nanah dan kadang skuester kecil (fase

kronis)

- Foto ditemukan skuester dan pembentukan tulang baru (fase kronis)

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

- Scan tulang degan menggunakan nukleotida berlabel radioaktif dapat

memperlihatkan perasangan di tulang (MRI)

- Analisis darah dapat memperlihatkan peningkatan hitung darah lengkap

dan laju endap darah yang mengisyaratkan adanya infeksi yang sedang

berlangsung

Neutrofil meningkat (N: 2,2 - 7,5 109/L)

LED meningkat(N: 1-10 mm/jam)

- Aspirasi, untuk memperoleh pus dari subkutis, subperiost atau fokus

radang di metafisis

- Complement Reactive Protein (CRP) meningkat (N:<5 mg/L)

CRP dan LED yang tinggi sering dijumpai pada awal infeksi.

Page 8: Asuhan Keperawatan Osteomielitis

Nasrullah

Osteomielitis, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan

2011

PENATALAKSANAAN

Akut

- Perawatan di rumah sakit

- Pengobatan suportif dengan pemberian infus dan antibiotika

- Pemeriksaan biakan darah

- Imobilisasi

- Tindakan bedah.

Kronik

- Skuestrektomi

- Debrideman (untuk mengeluarkan jaringan nekrotik di di dinding ruang

skuester dan penyaliran)

- Gips (untuk mencegah patah tulang patologis akibat involokrum belum

cukup kuat untuk menggantikan tualng asli yg menjadi skuester)

- Pemberian antibiotik yang sesuai

Page 9: Asuhan Keperawatan Osteomielitis

Nasrullah

Osteomielitis, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan

2011

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian Umum Sistim Muskuloskeletal

Riwayat kesehatan meliputi informasi tentang aktivitas hidup sehari-hari,

pola ambulasi, alat bantu yang digunakan (misalnya kursi roda, tongkat, walker),

dan nyeri (jika ada nyeri tetapkan lokasi, derajat nyeri, lama, faktor yang

memperberat dan faktor pencetus) kram atau kelemahan

Pengkajian perlu dilakukan secara sistematis, teliti dan terarah. Data yang

dikumpulkan meliputi data subjektif dan objektif dengan cara melakukan

anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan diagnostik.

ANAMNESIS

1. Data demografi : Data ini meliputi nama, usia, jenis kelamin, tempat tinggal,

orang yang dekat dengan klien.

2. Riwayat perkembangan : Data ini untuk mengetahui tingkat perkembangan

pada neonatus, bayi, prasekolah, remaja, dewasa dan tua.

3. Riwayat sosial : Data ini meliputi pendidikan dan pekerjaan. Seseorang yang

terpapar terus-menerus dengan agens tertentu dalam pekerjaannya, status

kesehatannya dapat dipengaruhi.

4. Riwayat penyakit keturunan : Riwayat penyakit keluarga perlu diketahui

untuk menentukan hubungan genetik yang perlu diidentifikasi misalnya

(penyakit diabetes melitus yang merupakan predisposisi penyakit sendi

degeneratif, TBC, artritis, riketsia, osteomielitis, dll)

5. Riwayat diet : Identifikasi adanya kelebihan berat badan karena kondisi ini

dapat mengakibatkan stress pada sendi penyangga tubuh dan predisposisi

terjadinya instabilitas ligamen, khususnya pada punggung bagian bawah.

Kurangnya asupan kalsium dapat menimbulkan fraktur karena adanya

dekalsifikasi. Bagaimana menu makanan sehari-hari dan konsumsi vitamin A,

D, kalsium, serta protein yang merupakan zat untuk menjaga kondisi

muskuloskeletal.

6. Aktivitas kegiatan sehari-hari : Identifikasi pekerjaan pasien dan aktifitas

sehari-hari. Kebiasaan membawa benda-benda berat yang dapat

menimbulkan regangan otot dan trauma lainnya. Kurangnya melakukan

Page 10: Asuhan Keperawatan Osteomielitis

Nasrullah

Osteomielitis, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan

2011

aktivitas mengakibatkan tonus otot menurun. Fraktur atau trauma dapat

timbul pada olahraga sepak bola dan hoki, sedangkan nyeri sendi tangan

dapat timbul akibat olah raga tenis. Pemakaian hak sepatu yang terlalu tinggi

dapat menimbulkan kontraksi pada tendon achiles dan dapat terjadi

dislokasi. Perlu dikaji pula aktivitas hidup sehari-hari, saat ambulasi apakah

ada nyeri pada sendi, apakah menggunakan alat bantu (kursi roda, tongkat

ataupun walker)

7. Riwayat kesehatan masa lalu : Data ini meliputi kondisi kesehatan individu.

Data tentang adanya efek langsung atau tidak langsung terhadap

muskuloskeletal, misalnya riwayat trauma atau kerusakan tulang rawan,

riwayat artritis dan osteomielitis.

8. Riwayat kesehatan sekarang : sejak kapan timbul keluhan, apakan ada

riwayat trauma. Hal-hal yang menimbulkan gejala. Timbulnya gejala

mendadak atau perlahan. Timbulnya untuk pertama kalinya atau berulang.

Perlu ditanyakan pula tentang ada-tidaknya gangguan pada sistem lainnya.

Kaji klien untuk mengungkapkan alasan klien memeriksakan diri atau

mengunjungi fasilitas kesehatan, keluhan utama pasien dan gangguan

muskuloskeletal meliputi :

- Nyeri : identifikasi lokasi nyeri. Nyeri biasanya berkaitan dengan

pembuluh darah, sendi, fasia atau periosteum. Tentukan kualitas nyeri

apakah sakit yang menusuk atau berdenyut. Nyeri berdenyut biasanya

berkaitan dengan tulang dan sakit berkaitan dengan otot, sedangkan nyeri

yang menusuk berkaitan dengan fraktur atau infeksi tulang. Identifikasi

apakah nyeri timbul setelah diberi aktivitas atau gerakan. Nyeri saat

bergerak merupakan satu tanda masalah persendian. Degenerasi panggul

menimbulkan nyeri selama badan bertumpu pada sendi tersebut.

Degenerasi pada lutut menimbulkan nyeri selama dan setelah berjalan.

Nyeri pada osteoartritis makin meningkat pada suhu dingin. Tanyakan

kapan nyeri makin meningkat, apakah pagi atau malam hari. Inflamasi

pada bursa atau tendon makin meningkat pada malam hari. Tanyakan

apakah nyeri hilang saat istirahat. Apakah nyerinya dapat diatasi dengan

obat tertentu.

Page 11: Asuhan Keperawatan Osteomielitis

Nasrullah

Osteomielitis, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan

2011

- Kekuatan sendi : tanyakan sendi mana yang mengalami kekakuan,

lamanya kekakuan tersebut, dan apakah selalu terjadi kekakuan. Beberapa

kondisi seperti spondilitis ankilosis terjadi remisi kekakuan beberapa kali

sehari. Pada penyakit degenarasi sendi sering terjadi kekakuan yang

meningkat pada pagi hari setelah bangun tidur (inaktivitas). Bagaimana

dengan perubahan suhu dan aktivitas. Suhu dingin dan kurang aktivitas

biasanya meningkatkan kekakuan sendi. Suhu panas biasanya

menurunkan spasme otot.

- Bengkak : tanyakan berapa lama terjadi pembengkakan, apakah juga

disertai dengan nyeri, karena bengkak dan nyeri sering menyertai cedera

pada otot. Penyakit degenerasi sendi sering kali tidak timbul bengkak

pada awal serangan, tetapi muncul setelah beberapa minggu terjadi nyeri.

Dengan istirahat dan meninggikan bagian tubuh, ada yang dipasang gips.

Identifikasi apakah ada panas atau kemerahan karena tanda tersebut

menunjukkan adanya inflamasi, infeksi atau cedera.

- Deformitas dan imobilitas : tanyakan kapan terjadinya, apakah tiba-tiba

atau bertahap, apakah menimbulkan keterbatasan gerak. Apakah semakin

memburuk dengan aktivits, apakah dengan posisi tetentu makin

memburuk. Apakah klien menggunakan alat bantu (kruk, tongkat, dll)

- Perubahan sensori : tanyakan apakah ada penurunan rasa pada bagian

tubuh tertentu. Apakah menurunnya rasa atau sensasi tersebut berkaitan

dengan nyeri. Penekanan pada syaraf dan pembuluh darah akibat

bengkak, tumor atau fraktur dapat menyebabkan menurunnya sensasi.

Page 12: Asuhan Keperawatan Osteomielitis

Nasrullah

Osteomielitis, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan

2011

PEMERIKSAAN FISIK

Pengkajian Skeletal Tubuh

Hal-hal yang perlu dikaji pada skelet tubuh, yaitu :

1. Adanya deformitas dan ketidaksejajaran yang dapat disebabkan oleh

penyakit sendi

2. Pertumbuhan tulang abnormal. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya

tumor tulang.

3. Pemendekan ekstrimitas, amputasi dan bagian tubuh yang tidak sejajar

secara anatomis

4. Angulasi abnormal pada tulang panjang, gerakan pada titik bukan sendi,

teraba krepitus pada titik gerakan abnormal, menunjukkan adanya patah

tulang.

Pengkajian Tulang Belakang

Deformitas tulang belakang yang sering terjadi perlu diperhatikan yaitu :

1. Skoliosis (deviasi kurvantura lateral tulang belakang)

- Bahu tidak sama tinggi

- Garis pinggang yang tidak simetris

- Skapula yang menonjol

Skoliosis tidak diketahui penyebabnya (idiopatik), kelainan kongenital,

atau akibat kerusakan otot para-spinal, seperti poliomielitis.

2. Kifosis (kenaikan kurvantura tulang belakang bagian dada). Sering terjadi

pada lansia dengan osteoporosis atau penyakti neuromuskular.

3. Lordosis (membebek, kurvantura tulang bagian pinggang yang

berlebihan. Lordosis bisa ditemukan pada wanita hamil

Pada saat inspeksi tulang belakang sebaiknya baju pasien dilepas untuk melihat

seluruh punggung, bokong dan tungkai. Pemeriksan kurvantura tulang belakang

dan kesimetrisan batang tubuh dilakukan dari pandangan anterior, posterior dan

lateral. Dengan berdiri di belakang pasien, perhatikan setiap perbedaan tinggi

bahu dan krista iliaka. Lipatan bokong normalnya simetris. Kesimetrisan bahu,

pinggul dan kelurusan tulang belakang diperiksa dalam posisi pasien berdiri

tegak dan membungkuk ke depan.

Page 13: Asuhan Keperawatan Osteomielitis

Nasrullah

Osteomielitis, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan

2011

Pengkajian Sistem Persendian

Pengkajian sistem perssendian dengan pemeriksaan luas gerak sendi baik aktif

maupun pasif, deformitas, stabilitas dan adanya benjolan. Pemeriksaan sendi

menggunakan alat goniometer, yaitu busur derajat yang dirancang khusus untuk

evakuasi gerak sendi.

1. Jika sendi diekstensikan maksimal namun masih ada sisa fleksi, luas

gerakan ini diangap terbatas. Keterbatasan ini dapat disebabkan oleh

deformitas skeletal, patologik sendi, kontraktur otot dan tendon sekitar.

2. Jika gerakan sendi mengalami gangguan atau nyeri, harus diperiksa

adanya kelebihan cairan dalam kapsulnya (efusi), pembengkakan dan

inflamasi. Tempat yang paling sering terjadi efusi adalah pada lutut.

Palpasi sendi sambil sendi digerakkan secara pasif akan memberi informasi

mengenai integritas sendi. Suara “gemeletuk”dapat menunjukkan adanya

ligamen yang tergelncir di antara tonjolan tulang. Adanya krepitus karena

permukaan sendi yang tidak rata ditemukan pada pasien artritis. Jaringan sekitar

sendi terdapat benjolan yang khas ditemukan pada pasien :

1. Artritits reumatoid, benjolan lunak di dalam dan sepanjang tendon.

2. Gout, benjolan keras di dalam dan di sebelah sendi

3. Osteoatritis, benjolan keras dan tidak nyeri merupakan pertumbuhan

tulang baru akibat destruksi permukaan kartilago pada tulang dalam

kapsul sendi, biasanya ditemukan pada lansia.

Kadang-kadang ukuran sendi menonjol akibat artrofi otot di proksimal dan distal

sendi sering terlihat pada artritis reumatoid sendi lutut.

Pengkajian Sistem Otot

Pengkajian sistem otot meliputi kemampuan mengubah posisi, kekuatan dan

koordinasi otot, serta ukuran masing-masing otot. Kelemahan sekelompok otot

menunjukkan berbagai kondisi seperti polineuropati, gangguan elektrolit,

miastenia grafis, poliomielitis dan distrofi otot.

Palpasi otot dilakukan ketika ekstrimitas rileks dan digerakkan secara pasif,

perawat akan merasakan tonus otot. Kekuatan otot dapat diukur dengan meminta

pasien menggerakkan ekstrimitas dengan atau tanpa tahanan. Misalnya, otot

Page 14: Asuhan Keperawatan Osteomielitis

Nasrullah

Osteomielitis, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan

2011

bisep yang diuji dengan meminta klien meluruskan lengan sepenuhnya,

kemudian fleksikan lengan melawan tahanan yang diberikan oleh perawat.

Tonus otot (kontraksi ritmik otot) dapat dibangkitkan pada pergelangan kaki

dengan dorso-fleksi kaki mendadak dan kuat, atau tangan dengan ekstensi

pergelangan tangan.

Lingkar ekstrimitas harus diukur untuk memantau pertambaan ukuran akibat

edema atau perdarahan, penurunan ukuran akibat atrofi dan dibandingkan

ekstrimitas yang sehat. Pengukuran otot dilakukan di lingkaran terbesar

ekstrimitas, pada lokasi yang sama, pada posisi yang sama dan otot dalam

keadaan istirahat.

Gradasi Ukuran Kekuatan Otot

0 (zero) Tidak ada kontraksi saat palpasi, paralisis

1 (trace) Terasa adanya kontraksi otot, tetapi tidak ada gerakan

2 (poor) Dengan bantuan atau menyangga sendi dapat melakukan gerakan sendi (range of motion, ROM) secara penuh

3 (fair) Dapat melakukan gerakan sendi (ROM) secara penuh dengan melawan gravitasi, tetapi tidak dapat melawan tahanan

4 (good) Dapat melakukan ROM secara penuh dan dapat melawan tahanan tingkat sedang

5 (normal) Dapat melakukan gerakan sendi (ROM) secara penuh dan dapat melawan gravitasi dan tahanan

Pengkajian Cara Berjalan

Pada pengkajian ini, pasien diminta berjalan. Perhatikan hal berikut :

1. Kehalusan dan irama berjalan, gerakan teratur atau tidak

2. Pincang dapat disebabkan oleh nyeri atau salah satu ekstrimitas pendek.

3. Keterbatasan gerak sendi dapat memengaruhi cara berjalan

Abnormalitas neurologis yang berhubungan dengan cara berjalan. Misalnya,

pasien hemiparesis-stroke menunjukkan cara berjalan spesifik, pasien dengan

penyakit parkinson menunjukkan cara berjalan bergetar.

Page 15: Asuhan Keperawatan Osteomielitis

Nasrullah

Osteomielitis, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan

2011

PEMERIKSAAN FISIK (Umum)

DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan pembengkakan.

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dan keterbatasan

rentang gerak

Page 16: Asuhan Keperawatan Osteomielitis

Nasrullah

Osteomielitis, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan

2011

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN (NURSING CARE PLAN)

No Diagnosa

Keperawatan

Tujuan & Kriteria

Hasil

Intervensi Rasional

1 Nyeri b/d inflamasi dan

pembengkakan

Tujuan :

Setelah dilakukan

perawatan klien

melaporkan nyeri

berkurang atau hilang

Kriteria Hasil :

- Skala nyeri 0-4

- Grimace (-)

- Gerakan melokalisir

nyeri (-)

1. Pantau tingkat dan

intensitas nyeri

2. Lakukan imobilisasi

dengan bidai

3. Tinggikan ekstrimitas yang

nyeri

4. Ajarkan teknik relaksasi

(nafas dalam)

5. Kolaborasi pemberian

analgesik sesuai program

terapi

1. Tingkat dan intensitas nyeri

merupakan data dasar yang

dibutuhkan perawat sebagai

pedoman pengambilan

intervensi, sehingga setiap

perubahan harus terus dipantau.

2. Imobilisasi dapat membantu

meringankan tugas tulang dalam

mempertahankan postur tubuh

sehingga tidak terjadi kekakuan

daerah sekitar yang

menyebabkan nyeri.

3. Peninggian ekstrimitas dapat

membantu meningkatkan aliran

balik vena yang menyebaban

pembengkakan berkurang

sehingga penekanan daerah

cedera menurun.

4. Teknik relaksasi (nafas dalam )

dapat membantu menurunkan

tingkat ketegangan sehingga

diharapkan tekanan otot-otot

sekitar daerah cedera menurun

5. Analgesik berfungsi untuk

melakukan hambatan pada

sensor nyeri sehingga sensasi

nyeri pada klien berkurang.

Page 17: Asuhan Keperawatan Osteomielitis

Nasrullah

Osteomielitis, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan

2011

2 Gangguan mobilitas

fisik b/d nyeri,

keterbatasan rentang

gerak

Tujuan :

Setelah dilakukan

perawatan, klien dapat

melakukan mobilisasi

dengan atau tanpa

bantuan perawat

Kriteria hasil :

- Klien dapat

melakukan ROM

aktif

- Klien dapat

berpindah dengan

bantuan alat

1. Lakukan imobilisasi

dengan bidai pada daerah

yang mengalami

kerusakan

2. Ajarkan penggunaan alat

bantu berpindah

3. Jelaskan pada pasien

tetntang pentingnya

pembatasan aktivitas

4. Latihan ROM aktif dan

perpindahan maksimal 2

kali dalam sehari

5. Anjurkan partisipasi

partisipasi aktif sesuai

kemampuan dalam

kegiatan sehari-hari

1. Imobilisasi dapat mengurangi

pergerakan daerah cedera

sehingga tidak terjadi kerusakan

yang berlanjut, hal ini juga dapat

membantu menopang berat

tubuh.

2. Klien mungkin baru mengenal

dan tidak dapat menggunakan

alat bantu mobilitas seperti kruk

atau walker sehingga peran

perawat adalah memberikan

pendidikan tentang cara

penggunaannya.

3. Klien mungkin tidak mengerti

mengenai tujuan pembatasan

gerak, sehingga perawat harus

memberikan penyuluhan tentang

pentingnya pembatasan aktivitas

pada pasien cedera. Pemahaman

klien memungkinkan

peningkatan daya kooperatif.

4. Latihan ROM dapat mencegah

penurunan masa otot, kontraktur

dan peningkatan vaskularisasi.

Sehingga tidak timbul komplikasi

yang tidak diharapkan

5. Partisipasi aktif dapat membantu

pemulihan kesehatan dan melatih

kekuatan otot, sehingga

diharapkan klien dapat

mempertahankan kekuatannya.

Page 18: Asuhan Keperawatan Osteomielitis

Nasrullah

Osteomielitis, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan

2011

DAFTAR PUSTAKA

Chang, Ester. Daly, John. Elliott, Daug. 2009. Patofisiologi ; Aplikasi pada Praktik

Keperawatan. Jakarta : EGC

Corwin, Elizabeth J. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC

Fakultas Kedokteran UI. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, editor soelarto reksoprojo,

Tangerang: Binarupa Aksara

Potter, Patricia A. Perry, Anne Griffin. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan

(Konsep, Prosess dan Praktik. Jakarta : EGC

Robbins, Stanley E. 2007. Buku Ajar Patologi. Jakarta : EGC

Sjamsuhidayat, R. de Jong, Wim. 2004. Buku Ajar llmu Bedah. Jakarta : EGC

Smeltzer, Susane C. Bare, Brenda G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah

Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC

Suratun, at all. 2008. Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal : Seri Asuhan

Keperawatan. Jakarta : EGC

Edited by Foxit Reader Copyright(C) by Foxit Software Company,2005-2008 For Evaluation Only.