asuhan keperawatan chf
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Saat ini Congestive Hearth Failure (CHF) atau yang biasa disebut gagal
jantung kongestif merupakan satu-satunya penyakit kardiovaskuler yang terus
meningkat insiden dan prevalensinya. Risiko kematian akibat gagal jantung
berkisar antara 5-10% pertahun pada gagal jantung ringan yang akan meningkat
menjadi 30-40% pada gagal jantung berat. Selain itu, gagal jantung merupakan
penyakit yang paling sering memerlukan perawatan ulang di rumah sakit
(readmission) meskipun pengobatan rawat jalan telah diberikan secara optimal (R.
Miftah Suryadipraja).
CHF adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh
tubuh (Ebbersole, Hess, 1998). Risiko CHF akan meningkat pada orang lanjut
usia(lansia) karena penurunan fungsi ventrikel akibat penuaan. CHF ini dapat
menjadi kronik apabila disertai dengan penyakit-penyakit seperti: hipertensi,
penyakit katub jantung, kardiomiopati, dan lain-lain. CHF juga dapat menjadi
kondisi akut dan berkembang secara tiba-tiba pada miokard infark.
CHF merupakan penyebab tersering lansia dirawat di rumah sakit
(Miller,1997). Sekitar 3000 penduduk Amerika menderita CHF. Pada umumnya
CHF diderita lansia yang berusia 50 tahun, Insiden ini akan terus bertambah
setiap tahun pada lansia berusia di atas 50 tahun (Aronow et al,1998). Menurut
penelitian, sebagian besar lansia yang dididiagnosis CHF tidak dapat hidup lebih
dari 5 tahun (Ebbersole, Hess,1998).
Dalam makalah ini membahas CHF pada lansia disertai penanganan dan
asuhan Keperawatan pada pasien dengan CHF.
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penulisan ini adalah agar mampu menerapakan
asuhan keperawatan pada tn. F dengan kasus CHF di ruangan cempaka atas
RSUP Persahabatan Jakarta timur.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam penulisaj ini adalah sebagai berikut :
a. Dapat melakukan pengkajian pada tn. F dengan kasus CHF dan dapat
mengetahui masalah yang dihadapi oleh klien
1
b. Dapat merumuskan diagnose keperawatan pada tn F sesuai dengan
data-data yang berhasil didapat selama pengkajian
c. Dapat menentukan perencanaan keperawatan pada tn F dengan kasus
CHF
d. Dapat mengimplementasikan tindakan keperawatan yang telah
direncanakan sesuai dengan kebutuhan klien
e. Dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan dalam penerapapan
asuhan keperawatan yang telah dilakukan kepada Tn F dengan kasus
CHF
f. Dapat mendokumentasikan hasil dari
2
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Pengertian
Gagal jantung adalah keadaan patofisiologik dimana jantung sebagai
pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan.
Ciri-ciri yang penting dari defenisi ini adalah pertama defenisi gagal adalah relatif
terhadap kebtuhan metabolik tubuh, kedua penekanan arti gagal ditujukan pada
fungsi pompa jantung secara keseluruhan. Istilah gagal miokardium ditujukan
spesifik pada fungsi miokardium ; gagal miokardium umumnya mengakibatkan
gagal jantung, tetapi mekanisme kompensatorik sirkulasi dapat menunda atau
bahkan mencegah perkembangan menjadi gagal jantung dalam fungsi pompanya.
Istilah gagal sirkulasi lebih bersifat umum dari pada gagal jantung. Gagal
sirkulasi menunjukkan ketidakmampuan dari sistem kardiovaskuler untuk
melakukan perfusi jaringan dengan memadai. Defenisi ini mencakup segala
kelainan dari sirkulasi yang mengakibatkan perfusi jaringan yang tidak memadai,
termasuk perubahan dalam volume darah, tonus vaskuler dan jantung. Gagal
jantung kongetif adalah keadaan dimana terjadi bendungan sirkulasi akibat gagal
jantung dan mekanisme kompenstoriknya. Gagal jantung kongestif perlu
dibedakan dengan istilah yang lebih umum yaitu. Gagal sirkulasi, yang hanya
berarti kelebihan beban sirkulasi akibat bertambahnya volume darah pada gagal
jantung atau sebab-sebab diluar jantung, seperti transfusi yang berlebihan atau
anuria.
B. Etiologi
Gagal jantung adalah komplikasi yang paling sering dari segala jenis
penyakit jantung kongestif maupun didapat. Mekanisme fisiologis yang
menyebabkan gagal jantung mencakup keadaan-keadaan yang meningkatkan
beban awal, beban akhir atau menurunkan kontraktilitas miokardium. Keadaan-
keadaan yang meningkatkan beban awal meliputi : regurgitasi aorta dan cacat
septum ventrikel. Dan beban akhir meningkat pada keadaan dimana terjadi
stenosis aorta dan hipertensi sistemik. Kontraktilitas miokardium dapat menurun
pada infark miokardium dan kardiomiopati.
Faktor-faktor yang dapat memicu perkembangan gagal jantung melalui
penekanan sirkulasi yang mendadak dapat berupa : aritmia, infeksi sistemik dan
infeksi paru-paru dan emboli paru-paru. Penanganan yang efektif terhadap gagal
3
jantung membutuhkan pengenalan dan penanganan tidak saja terhadap
mekanisme fisiologis dan penyakit yang mendasarinya, tetapi juga terhadap
faktor-faktor yang memicu terjadinya gagal jantung.
C. Patofisiologi
Kelainan intrinsik pada kontraktilitas miokardium yang khas pada gagal
jantung akibat penyakit jantung iskemik, mengganggu kemampuan pengosongan
ventrikel yang efektif. Kontraktilitas ventrikel kiri yang menurun mengurangi curah
sekuncup dan meningkatkan volume residu ventrikel.
Tekanan arteri paru-paru dapat meningkat sebagai respon terhadap
peningkatan kronis tekanan vena paru. Hipertensi pulmonary meningkatkan
tahanan terhadap ejeksi ventrikel kanan. Serentetan kejadian seperti yang terjadi
pada jantung kiri, juga akan terjadi pada jantung kanan, dimana akhirnya akan
terjadi kongestif sistemik dan edema.
Perkembangan dari kongesti sistemik atau paru-paru dan edema dapat
dieksaserbasi oleh regurgitasi fungsional dan katup-katup trikuspidalis atau
mitralis bergantian. Regurgitasi fungsional dapat disebabkan oleh dilatasi dari
annulus katup atrioventrikularis atau perubahan-perubahan pada orientasi otot
papilaris dan kordatendinae yang terjadi sekunder akibat dilatasi ruang.
Sebagai respon terhadap gagal jantung ada tiga mekanisme primer yang
dapat dilihat; meningkatnya aktifitas adrenergik simpatik, meningkatnya beban
awal akibat aktivasi sistem rennin-angiotensin-aldosteron dan hipertrofi ventrikel.
Ketiga respon ini mencerminkan usaha untuk mempertahankan curah jantung.
Meknisme-meknisme ini mungkin memadai untuk mempertahankan curah jantung
pada tingkat normal atau hampir normal pada gagal jantung dini, pada keadaan
istirahat. Tetapi kelainan pada kerja ventrikel dan menurunnya curah jantung
biasanya tampak pada keadaan beraktivitas. Dengan berlanjutnya gagal jantung
maka kompensasi akan menjadi semakin luring efektif.
4
D. Pathway
Disfungsi miocard beban sistol kebutuhan metabolisme
Kontraktilitas preload beban kerja jantung
Hambatan pengosongan ventrikel
Beban jantung
Gagal jantung kongestif
Gagal pompa ventrikel
Forward failure backward failure
Curah jantung ( COP) Tekanan vena pulmo
Suplai drh kejaringan renal flow tekanan kapiler paru
Nutrisi & O2 sel pelepasan RAA edema paru
Metabolisme sel retensi Na & air Gg. Pertukaran gas
Lemah & letih edema Intoleransi aktifitas kelebihan volume cairan
E. Penanganan
Gagal jantung ditangani dengan tindakan umum untuk mengurangi beban
kerja jantung dan manipulasi selektif terhadap ketiga penentu utama dari fungsi
miokardium, baik secara sendiri-sendiri maupun gabungan dari : beban awal,
kontraktilitas dan beban akhir.Penanganan biasanya dimulai ketika gejala-gejala
timbul pada saat beraktivitas biasa. Rejimen penanganan secara progresif
ditingkatkan sampai mencapai respon klinik yang diinginkan. Eksaserbasi akut
dari gagal jantung atau perkembangan menuju gagal jantung yang berat dapat
menjadi alasan untuk dirawat dirumah sakit atau mendapat penanganan yang
lebih agresif .
Pembatasan aktivitas fisik yang ketat merupakan tindakan awal yang
sederhana namun sangat tepat dalam penanganan gagal jantung. Tetapi harus
diperhatikan jangan sampai memaksakan larangan yang tak perlu untuk
menghindari kelemahan otot-otot rangka. Kini telah diketahui bahwa kelemahan
otot rangka dapat meningkatkan intoleransi terhadap latihan fisik. Tirah baring dan
aktifitas yang terbatas juga dapat menyebabkan flebotrombosis. Pemberian
antikoagulansia mungkin diperlukan pada pembatasan aktifitas yang ketat untuk
mengendalikan gejala.
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. EKG : Hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpangan aksis, iskemia dan
kerusakan pola mungkin terlihat. Disritmia mis : takhikardi, fibrilasi atrial.
5
Kenaikan segmen ST/T persisten 6 minggu atau lebih setelah infark miokard
menunjukkan adanya aneurisme ventricular.
2. Sonogram : Dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik, perubahan dalam
fungsi/struktur katup atau area penurunan kontraktilitas ventricular.
3. Scan jantung : Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan pergerakan
dinding.
4. Kateterisasi jantung : Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu
membedakan gagal jantung sisi kanan verus sisi kiri, dan stenosis katup atau
insufisiensi, Juga mengkaji potensi arteri koroner. Zat kontras disuntikkan
kedalam ventrikel menunjukkan ukuran abnormal dan ejeksi fraksi/perubahan
kontraktilitas.
6
BAB III
KAJIAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Gagal serambi kiri/kanan dari jantung mengakibatkan ketidakmampuan
memberikan keluaran yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan dan
menyebabkan terjadinya kongesti pulmonal dan sistemik . Karenanya diagnostik
dan terapeutik berlanjut . GJK selanjutnya dihubungkan dengan morbiditas dan
mortalitas.
1. Aktivitas/istirahat
a. Gejala : Keletihan/kelelahan terus menerus sepanjang
hari, insomnia, nyeri dada dengan aktivitas,
dispnea pada saat istirahat.
b. Tanda : Gelisah, perubahan status mental mis : letargi,
tanda vital berubah pada aktivitas.
2. Sirkulasi
a. Gejala : Riwayat HT, IM baru/akut, episode GJK
sebelumnya, penyakit jantung , bedah jantung ,
endokarditis, anemia, syok septik, bengkak pada
kaki, telapak kaki, abdomen.
b. Tanda :
1) TD ; mungkin rendah (gagal pemompaan).
2) Tekanan Nadi ; mungkin sempit.
3) Irama Jantung ; Disritmia.
4) Frekuensi jantung ; Takikardia.
5) Nadi apical ; PMI mungkin menyebar dan merubah
6) posisi secara inferior ke kiri.
7) Bunyi jantung ; S3 (gallop) adalah diagnostik, S4 dapat
8) terjadi, S1 dan S2 mungkin melemah.
9) Murmur sistolik dan diastolic.
10) Warna ; kebiruan, pucat abu-abu, sianosis.
11) Punggung kuku ; pucat atau sianosis dengan pengisian
12) kapiler lambat.
13) Hepar ; pembesaran/dapat teraba.
14) Bunyi napas ; krekels, ronkhi.
15) Edema ; mungkin dependen, umum atau pitting
16) khususnya pada ekstremitas.
7
3. Integritas ego
a. Gejala : Ansietas, kuatir dan takut. Stres yang
berhubungan dengan penyakit/keperihatinan
finansial (pekerjaan/biaya perawatan medis)
b. Tanda : Berbagai manifestasi perilaku, mis : ansietas,
marah, ketakutan dan mudah tersinggung.
4. Eliminasi
Gejala : Penurunan berkemih, urine berwarna gelap,
berkemih malam hari (nokturia), diare/konstipasi.
5. Makanan/cairan
a. Gejala : Kehilangan nafsu makan, mual/muntah,
penambahan berat badan signifikan,
pembengkakan pada ekstremitas bawah,
pakaian/sepatu terasa sesak, diet tinggi
garam/makanan yang telah diproses dan
penggunaan diuretik.
b. Tanda : Penambahan berat badan cepat dan distensi
abdomen (asites) serta edema (umum, dependen,
tekanan dan pitting).
6. Higiene
a. Gejala : Keletihan/kelemahan, kelelahan selama aktivitas
Perawatan diri.
b. Tanda : Penampilan menandakan kelalaian perawatan
personal.
7. Neurosensori
a. Gejala : Kelemahan, pening, episode pingsan.
b. Tanda : Letargi, kusut pikir, diorientasi, perubahan perilaku
dan mudah tersinggung.
8. Nyeri/Kenyamanan
a. Gejala : Nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri
abdomen kanan atas dan sakit pada otot.
b. Tanda : Tidak tenang, gelisah, fokus menyempit dan
perilaku melindungi diri.
8
9. Pernapasan
a. Gejala : Dispnea saat aktivitas, tidur sambil duduk atau
dengan beberapa bantal, batuk dengan/tanpa
pembentukan sputum, riwayat penyakit kronis,
penggunaan bantuan pernapasan.
b. Tanda :
1) Pernapasan; takipnea, napas dangkal, penggunaan otot asesori
pernapasan.
2) Batuk : Kering/nyaring/non produktif atau mungkin batuk terus
menerus dengan/tanpa pembentukan sputum.
3) Sputum ; Mungkin bersemu darah, merah muda/berbuih (edema
pulmonal)
4) Bunyi napas ; Mungkin tidak terdengar.
5) Fungsi mental; Mungkin menurun, kegelisahan, letargi.
6) Warna kulit ; Pucat dan sianosis.
10. Keamanan
Gejala : Perubahan dalam fungsi mental,
kehilangankekuatan/tonus otot, kulit lecet.
11. Interaksi sosial
Gejala : Penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial
yang biasa dilakukan.
12. Pembelajaran/pengajaran
a. Gejala : menggunakan/lupa menggunakan obat-obat
jantung, misalnya : penyekat saluran kalsium.
b. Tanda : Bukti tentang ketidak berhasilan untuk
meningkatkan.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan ; Perubahan kontraktilitas
miokardial/perubahan inotropik, Perubahan frekuensi, irama dan konduksi
listrik, Perubahan struktural, ditandai dengan ;
a. Peningkatan frekuensi jantung (takikardia) : disritmia, perubahan
gambaran pola EKG
b. Perubahan tekanan darah (hipotensi/hipertensi).
c. Bunyi ekstra (S3 & S4)
d. Penurunan keluaran urine
e. Nadi perifer tidak teraba
f. Kulit dingin kusam
9
g. Ortopnea,krakles, pembesaran hepar, edema dan nyeri dada.
Tujuan
Klien akan : Menunjukkan tanda vital dalam batas yang dapat diterima
(disritmia terkontrol atau hilang) dan bebas gejala gagal jantung, Melaporkan
penurunan episode dispnea, angina, Ikut serta dalam aktivitas yang
mengurangi beban kerja jantung.
Intervensi
a. Auskultasi nadi apical ; kaji frekuensi, iram jantung
Rasional : Biasanya terjadi takikardi (meskipun pada saat istirahat)
untuk mengkompensasi penurunan kontraktilitas ventrikel.
b. Catat bunyi jantung
Rasional : S1 dan S2 mungkin lemah karena menurunnya kerja
pompa. Irama Gallop umum (S3 dan S4) dihasilkan
sebagai aliran darah keserambi yang distensi. Murmur
dapat menunjukkan Inkompetensi/stenosis katup.
c. Palpasi nadi perifer
Rasional : Penurunan curah jantung dapat menunjukkan menurunnya
nadi radial, popliteal, dorsalis, pedis dan posttibial. Nadi
mungkin cepat hilang atau tidak teratur untuk dipalpasi dan
pulse alternan.
d. Pantau TD
Rasional : Pada GJK dini, sedang atau kronis tekanan darah dapat
meningkat. Pada HCF lanjut tubuh tidak mampu lagi
mengkompensasi dan hipotensi tidak dapat normal lagi.
e. Kaji kulit terhadap pucat dan sianosis
Rasional : Pucat menunjukkan menurunnya perfusi perifer sekunder
terhadap tidak adekuatnya curah jantung; vasokontriksi
dan anemia. Sianosis dapat terjadi sebagai refrakstori
GJK. Area yang sakit sering berwarna biru atau belang
karena peningkatan kongesti vena.
f. Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal/masker dan obat sesuai
indikasi (kolaborasi)
Rasional : Meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard
untuk melawan efek hipoksia/iskemia. Banyak obat dapat
10
digunakan untuk meningkatkan volume sekuncup,
memperbaiki kontraktilitas dan menurunkan kongesti.
2. Aktivitas intoleran berhubungan dengan : Ketidak seimbangan antar suplai
oksigen. Kelemahan umum, Tirah baring lama/immobilisasi. Ditandai dengan :
Kelemahan, kelelahan, Perubahan tanda vital, adanya disritmia, Dispnea,
pucat, berkeringat.
Tujuan /kriteria evaluasi :
Klien akan : Berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan, memenuhi
perawatan diri sendiri, Mencapai peningkatan toleransi aktivitas yang dapat
diukur, dibuktikan oleh menurunnya kelemahan dan kelelahan.
Intervensi
a. Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas, khususnya bila
klien menggunakan vasodilator,diuretik dan penyekat beta.
Rasional : Hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan aktivitas karena
efek obat (vasodilasi), perpindahan cairan (diuretik) atau
pengaruh fungsi jantung.
b. Catat respons kardiopulmonal terhadap aktivitas, catat takikardi, disritmia,
dispnea berkeringat dan pucat.
Rasional : Penurunan/ketidakmampuan miokardium untuk
meningkatkan volume sekuncup selama aktivitas dapat
menyebabkan peningkatan segera frekuensi jantung dan
kebutuhan oksigen juga peningkatan kelelahan dan
kelemahan.
c. Evaluasi peningkatan intoleran aktivitas.
Rasional : Dapat menunjukkan peningkatan dekompensasi jantung
daripada kelebihan aktivitas.
d. Implementasi program rehabilitasi jantung/aktivitas (kolaborasi)
Rasional : Peningkatan bertahap pada aktivitas menghindari kerja
jantung/konsumsi oksigen berlebihan. Penguatan dan
perbaikan fungsi jantung dibawah stress, bila fungsi
jantung tidak dapat membaik kembali,
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan : menurunnya laju filtrasi
glomerulus (menurunnya curah jantung)/meningkatnya produksi ADH dan
retensi natrium/air. ditandai dengan : Ortopnea, bunyi jantung S3, Oliguria,
11
edema, Peningkatan berat badan, hipertensi, Distres pernapasan, bunyi
jantung abnormal.
Tujuan /kriteria evaluasi,
Klien akan : Mendemonstrasikan volume cairan stabil dengan keseimbangan
masukan dan pengeluaran, bunyi nafas bersih/jelas, tanda vital dalam rentang
yang dapat diterima, berat badan stabil dan tidak ada edema., Menyatakan
pemahaman tentang pembatasan cairan individual.
Intervensi :
a. Pantau pengeluaran urine, catat jumlah dan warna saat dimana diuresis
terjadi.
Rasional : Pengeluaran urine mungkin sedikit dan pekat karena
penurunan perfusi ginjal. Posisi terlentang membantu
diuresis sehingga pengeluaran urine dapat ditingkatkan
selama tirah baring.
b. Pantau/hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran selama 24
jam
Rasional : Terapi diuretic dapat disebabkan oleh kehilangan cairan
tiba-tiba/berlebihan (hipovolemia) meskipun edema/asites
masih ada.
c. Pertahankan duduk atau tirah baring dengan posisi semifowler selama
fase akut.
Rasional : Posisi tersebut meningkatkan filtrasi ginjal dan
menurunkan produksi ADH sehingga meningkatkan
diuresis.
d. Pantau TD dan CVP (bila ada)
Rasional : Hipertensi dan peningkatan CVP menunjukkan kelebihan
cairan dan dapat menunjukkan terjadinya peningkatan
kongesti paru, gagal jantung.
e. Kaji bising usus. Catat keluhan anoreksia, mual, distensi abdomen dan
konstipasi.
Rasional : Kongesti visceral (terjadi pada GJK lanjut) dapat
mengganggu fungsi gaster/intestinal.
f. Pemberian obat sesuai indikasi (kolaborasi)
g. Konsul dengan ahli diet.
Rasional : perlu memberikan diet yang dapat diterima klien yang
memenuhi kebutuhan kalori dalam pembatasan natrium.
12
4. Resiko tinggi gangguan pertukaran gas berhubungan dengan : perubahan
membran kapiler-alveolus.
Tujuan /kriteria evaluasi,
Klien akan : Mendemonstrasikan ventilasi dan oksigenisasi dekuat pada
jaringan ditunjukkan oleh oksimetri dalam rentang normal dan bebas gejala
distress pernapasan., Berpartisipasi dalam program pengobatan dalam batas
kemampuan/situasi.
Intervensi :
a. Pantau bunyi nafas, catat krekles
Rasional : menyatakan adanya kongesti paru/pengumpulan sekret
menunjukkan kebutuhan untuk intervensi lanjut.
b. Ajarkan/anjurkan klien batuk efektif, nafas dalam.
Rasional : membersihkan jalan nafas dan memudahkan aliran oksigen.
c. Dorong perubahan posisi.
Rasional : Membantu mencegah atelektasis dan pneumonia.
d. Kolaborasi dalam Pantau/gambarkan seri GDA, nadi oksimetri.
Rasional : Hipoksemia dapat terjadi berat selama edema paru.
e. Berikan obat/oksigen tambahan sesuai indikasi
5. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah
baring lama, edema dan penurunan perfusi jaringan.
Tujuan/kriteria evaluasi
Klien akan : Mempertahankan integritas kulit, Mendemonstrasikan
perilaku/teknik mencegah kerusakan kulit.
Intervensi
a. Pantau kulit, catat penonjolan tulang, adanya edema, area sirkulasinya
terganggu/pigmentasi atau kegemukan/kurus.
b. Rasional : Kulit beresiko karena gangguan sirkulasi perifer, imobilisasi
fisik dan gangguan status nutrisi.
c. Pijat area kemerahan atau yang memutih
d. Rasional : meningkatkan aliran darah, meminimalkan hipoksia jaringan.
e. Ubah posisi sering ditempat tidur/kursi, bantu latihan rentang gerak
pasif/aktif.
f. Rasional : Memperbaiki sirkulasi waktu satu area yang mengganggu
aliran darah.
g. Berikan perawtan kulit, minimalkan dengan kelembaban/ekskresi.
13
h. Rasional : Terlalu kering atau lembab merusak kulit/mempercepat
kerusakan.
i. Hindari obat intramuskuler
Rasional : Edema interstisial dan gangguan sirkulasi memperlambat
absorbsi obat dan predisposisi untuk kerusakan kulit/terjadinya infeksi..
6. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan program
pengobatan berhubungan dengan kurang pemahaman/kesalahan persepsi
tentang hubungan fungsi jantung/penyakit/gagal, ditandai dengan :
Pertanyaan masalah/kesalahan persepsi, terulangnya episode GJK yang
dapat dicegah.
Tujuan/kriteria evaluasi
Klien akan :
a. Mengidentifikasi hubungan terapi untuk menurunkan episode berulang
dan mencegah komplikasi.
b. Mengidentifikasi stress pribadi/faktor resiko dan beberapa teknik untuk
menangani.
c. Melakukan perubahan pola hidup/perilaku yang perlu.
Intervensi
a. Diskusikan fungsi jantung normal
Rasional : Pengetahuan proses penyakit dan harapan dapat
memudahkan ketaatan pada program pengobatan.
b. Kuatkan rasional pengobatan.
Rasional : Klien percaya bahwa perubahan program pasca pulang
dibolehkan bila merasa baik dan bebas gejala atau merasa lebih sehat
yang dapat meningkatkan resiko eksaserbasi gejala.
c. Anjurkan makanan diet pada pagi hari.
Rasional : Memberikan waktu adekuat untuk efek obat sebelum waktu
tidur untuk mencegah/membatasi menghentikan tidur.
d. Rujuk pada sumber di masyarakat/kelompok pendukung suatu indikasi
Rasional : dapat menambahkan bantuan dengan pemantauan
sendiri/penatalaksanaan dirumah.
14
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. F DENGAN KASUS CHF
DI CEMPAKA BAWAH RSU PERSAHABATAN
JAKARTA TIMUR
A. Pengkajian
I. Identitas Klien
a. Nama : Tn. F
b. Umur : 42 Tahun
c. Jenis kelamin : Pria
d. Agama : Islam
e. Alamat : Jl. Rawa Kuning Kel. Pulo Gebang Kec.
Cakung Jakarta Timur
f. Suku : Batak
g. Pekerjaan : Buruh
h. MRS : 09 – 04 – 2012 jam 23:07
i. Pengkajian : 10 – 04 - 2012
j. Register : 001342977
k. Diagnosa medis : CHF
II. Riwayat Penyakit Sekarang
Alasan utama MRS :
Klien mengeluh sesak nafas sejak 2 hari SMRS
Keluhan Utama :
Klien mengeluh nyeri dada 3 minggu sebelum MRS, timbul terutama saat
batuk dan sesak nafas sejak 2 hari sebelum MRS, dan apabila melakukan
aktifitas sehari-hari bertambah sesak, tidak berkurang dengan pemberian obat
dari dokter( nama lupa) serta tidur menggunakan bantal lebih dari 2. Pada
tanggal 9 April 2012 klien dibawa ke IGD RSU Persahabatan dan dibawa ke
ruang Cempaka Atas
III. Riwayat Penyakit Terdahulu
Sekitar 5 tahun yang lalu klien menderita hipertensi sejak itu klien kontrol ke
RSU Persahabatan tapi tidak rutin
15
IV. Riwayat Penyakit Keluarga
Pada keluarga tidak ada yang menderita penyakit hipertensi,jantung atau DM
V. Pola Kegiatan Sehari-hari
a. Nutrisi
Sebelum MRS klien makan 3x Sehari dengan porsi cukup saat
MRS pemenuhan nutrisi diit jantung III dengan 1700 kal, minum 750
cc/24 jam, kesulitan menelan tidak ada, keadaan yang mengganggu
nutrisi tidak ada. Setelah MRS pasien mengatakan perut semakin
membesar, mudah kenyang, makan < 1 piring, nafsu makan baik
b. Pola Eliminasi
BAB BAK
Frekuensi : 1x/2 hari Frekuensi : 5/6 x / hari
Warna dan bau : coklat Warna dan Bau : kuning
Konsistensi : Lunak Keluhan : -
c. Pola Tidur dan Istirahat
Sebelum MRS Setelah MRS
Frekuensi : 2x / hari Frekuensi : 2x / hari
Jam tidur siang : 4 – 5 jam / hari Jam tidur siang : 4 – 5 jm/hr Jam tidur
malam : 6 – 7 jam / hari Jam tidur malam : 6 – 7 jm/hr
Keluhan : tidak ada Keluhan : sesak, mudah terbangun
d. Pola Aktivitas
Sebelum MRS Klien hanya istirahat di rumah saja, tidak ada
kegiatan sehari-hari karena merasa sesak ketika melakukan aktifitas yang
agak berat. Setelah MRS klien hanya duduk dan berbaring di ranjang.
VI. Pemeriksaan Fisik
a. Status kesehatan
Keadaan penyakit sedang, kesadaran komposmentis, suara jelas
TD : 140/90 mmHg, N : 100 x/menit reguler , RR : 20 x/ menit,T : 36,5 oC
b. Kepala
Normocephalic, simetris, nyeri kepala tidak ada
c. Wajah
Simetris, oedema (-), tidak ada sianosis
d. Mata
Kelopak mata normal, konjungtiva anemis (-), isokor, sklera ikterik
(-),reflex cahaya (+), tajam penglihatan menurun
e. Telinga
16
Secret (-),serumen (+), membrane timpani normal, pendengaran menurun
f. Mulut dan Faring
Stomatitis (-), gigi banyak yang hilang, kelainan tidak ada
g. Leher
Simetris, kaku kuduk (-), pembesaran vena jugularis (+)
h. Thoraks
Paru
Gerakan simetris, retraksi supra renal (-), retraksi intercosta (-), perkusi
resonan, ronchi +/+, wheezing -/-, vocal fremitus kuat dan simetris
i. Jantung
Batas jantung kiri ics 2 sternal kiri dan ics 4 sternal kiri, batas kanan ics 2
sternal kanan dan ics 5 axila anterior kanan, perkusi dullness, bunyi S1
dan S2 tunggal, Gallop (-), mur-mur (-), capillary refill 2-3 detik
j. Bising usus (+), tidak ada benjolan, nyeri tekan pada kuadran kanan
bawah, pembesaran hepar 2 jari lunak.
k. Genitalia
Tidak diperiksa
l. Ekstermitas
Akral hangat, edema (-/-), kekuatan 3/4, gerak yang tidak disadari (-)
VII. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Hb : 11,9 13 - 15
Hematokrit : 35 40 - 48
Leukosit : 6300
Trombosit : 255.000
Diff : -/-/ 2/73/24/1
AGD
1. 1. Ph : 7.492
2. 2. Po2 : 133,4
3. 3. PCo2 : 23,6
4. 4. HCO3 : 17,9
5. 5. Sat O2 : 98,8
17
Na : 138
K : 5,3
Cl : 101
Ureum : 14
Kreatinin : 210
SGOT : 111,3
SGPT : 360
Albumin : 3,8
Gula Darah Puasa : 97
Ck : 771
CKMB : 100
Radiologi
Hasil/kesan : CTR > 50% (kardiomegali)
EKG
Tanggal : 11-4-2012
Hasil/kesan : irama sinus, ST elevasi pada V4, Q patologis pada
v1-v3
Tanggal : 12-4-2012
Hasil/kesan : irama sinus, HR 110x/ mnt ireguler, axis, LAD
VIII. Terapi
1. Obat-obatan
a. IVFD : 20 tts/ mnt
b. Lasix : 3 x 40 mg iv
c. Ascardia : 1 x 80 mg
d. Simvatatin : 1 x 20 mg
e. Captopryl : 3 x 25 mg
f. O2 : 3 liter/ mnt Nasal Kanul
2. Diet
Diet jantung III ( 1700 kal ), RG
18
KLASIFIKASI DATA
Keadaan Umum :
Klien mengeluh sesak nafas sejak 2 hari SMRS
Klien mengeluh nyeri dada 3 minggu sebelum MRS
Klien mengatakan ketika melakukan aktifitas sehari-hari bertambah sesak
Klien mengatakan tidur menggunakan bantal lebih dari 2
Klien mengatakan sekitar 5 tahun yang lalu klien menderita hipertensi
Klien mengatakan perut semakin membesar, mudah kenyang, makan < 1 piring
setelah MRS
Klien mengeluh sesak dan mudah terbangun pada malam hari
TTV :
TD : 140/90 mmHg
N : 100 x/menit reguler ,
RR : 20 x/ menit
T : 36,5 oC
Penglihatan : tajam menurun
telinga : serumen (+)
Mulut dan Faring : gigi banyak yang hilang
Leher : pembesaran vena jugularis (+)
Abdomen : nyeri tekan pada kuadran kanan bawah
Ekstermitas : kekuatan 3/4
Laboratorium:
Hb : 11,9 13 - 15
Hematokrit : 35 40 - 48
EKG :
Tanggal : 11-4-2012
Hasil/kesan : irama sinus, ST elevasi pada V4, Q patologis pada v1-v3
Tanggal : 12-4-2012
Hasil/kesan : irama sinus, HR 110x/ mnt ireguler, axis, LAD
19
ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI PROBLEM
DS
Klien mengeluh sesak nafas
sejak 2 hari SMRS
Klien mengeluh nyeri dada 3
minggu sebelum MRS
Klien mengatakan ketika
melakukan aktifitas sehari-
hari bertambah sesak
DO
TTV :
TD : 140/90 mmHg, N : 100
x/menit reguler , RR : 20 x/
menit,T : 36,5 oC
Leher: pembesaran vena
jugularis (+)
Laboratorium
Hb : 11,9 13 - 15
Hematokrit : 35 40 - 48
EKG : Tanggal : 11-4-2012
Hasil/kesan : irama sinus, ST
elevasi pada V4, Q patologis
pada v1-v3
Tanggal : 12-4-2012
Hasil/kesan : irama sinus, HR
110x/ mnt ireguler, axis, LAD
Disfungsi miocard
Kontraktilitas
Gagal pompa ventrikel
Curah jantung ( COP)
Penurunan curah jantung
20
DATA ETIOLOGI PROBLEM
DS
Klien mengeluh sesak
nafas sejak 2 hari SMRS
Klien mengatakan ketika
melakukan aktifitas
sehari-hari bertambah
sesak
Tajam penglihatan
menurun
DO
Ekstermitas : kekuatan
3/4
Laboratorium
Hb : 11,9 13 - 15
Hematokrit : 35 40 - 48
EKG :
Tanggal : 11-4-2012
Hasil/kesan : irama sinus,
ST elevasi pada V4, Q
patologis pada v1-v3
Tanggal : 12-4-2012
Hasil/kesan : irama sinus,
HR 110x/ mnt ireguler, axis,
LAD
TTV :
TD : 140/90 mmHg, N : 100
x/menit reguler, RR : 20 x/
menit,T : 36,5 oC
Suplai drh kejaringan
Nutrisi & O2 sel
Metabolisme sel
Lemah & letih
Intoleransi aktifitas
21
DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Penurunan curah jantung berhubungan dengan Perubahan kontraktilitas
miokardial ditandai dengan :
DS :
Klien mengeluh sesak nafas sejak 2 hari SMRS
Klien mengeluh nyeri dada 3 minggu sebelum MRS
Klien mengatakan ketika melakukan aktifitas sehari-hari bertambah sesak
DO :
TTV :
TD : 140/90 mmHg
N : 100 x/menit reguler
RR : 20 x/ menit
T : 36,5 oC
Leher : pembesaran vena jugularis (+)
Laboratorium
Hb : 11,9 13 - 15
Hematokrit : 35 40 – 48
EKG :
Tanggal : 11-4-2012
Hasil/kesan : irama sinus, ST elevasi pada V4, Q patologis pada v1-
v3
Tanggal : 12-4-2012
Hasil/kesan : irama sinus, HR 110x/ mnt ireguler, axis, LAD
B. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan dan keletihan ditandai
dengan:
DS :
Klien mengeluh sesak nafas sejak 2 hari SMRS
Klien mengatakan ketika melakukan aktifitas sehari-hari bertambah sesak
Tajam penglihatan menurun
DO :
22
Ekstermitas : kekuatan 3/4
Laboratorium
Hb : 11,9 13 - 15
Hematokrit : 35 40 - 48
EKG : Tanggal : 11-4-2012
Hasil/kesan : irama sinus, ST elevasi pada V4, Q patologis pada v1-v3
Tanggal : 12-4-2012
Hasil/kesan : irama sinus, HR 110x/ mnt ireguler, axis, LAD
TTV : TD : 140/90 mmHg, N : 100 x/menit reguler , RR : 20 x/ menit,T : 36,5
oC
23
RENCANA PERAWATAN
DIAGNOSAKEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1. Penurunan curah jantung
berhubungan dengan
Perubahan kontraktilitas
miokardial ditandai dengan :
DS
Klien mengeluh sesak
nafas sejak 2 hari SMRS
Klien mengeluh nyeri dada
3 minggu sebelum MRS
Klien mengatakan ketika
melakukan aktifitas sehari-
hari bertambah sesak
DO
TTV :
TD : 140/90 mmHg, N : 100
x/menit reguler , RR : 20 x/
menit,T : 36,5 oC
Leher: pembesaran vena
jugularis (+)
Laboratorium
Hb : 11,9 13 - 15
Hematokrit : 35 40 –
48
EKG :
Tanggal : 11-4-2012
Hasil/kesan : irama sinus,
ST elevasi pada V4, Q
patologis pada v1-v3
Tanggal : 12-4-2012
Hasil/kesan : irama sinus,
HR 110x/ mnt ireguler,
axis, LAD
2. Intoleransi aktifitas
berhubungan dengan
kelemahan dan keletihan
ditandai dengan :
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
kondisi klien dapat
membaik denga
kriteria :
tanda-tanda vital
dalam batas
normal;N:60-100
x/mnt,TD:100-
120/80-90 mmHg,P:
16-20 x/mnt,
tidak ada hipotensi
AGD dalam batas
normal
tidak ada distensi
vena jugularis
Kaji dan catat
tekanan darah,
sianosis, irama
dan denyut
jantung
Intruksikan untuk
menjaga
keseimbangan
intake dan output
Jelaskan tentang
penggunaan dosis
frekuensi dan efek
samping obat
Kolaboratif:
diuretic dan
antibiotic
1.
24
DIAGNOSAKEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
DS
Klien mengeluh sesak
nafas sejak 2 hari SMRS
Klien mengatakan ketika
melakukan aktifitas sehari-
hari bertambah sesak
Tajam penglihatan
menurun
DO
Ekstermitas : kekuatan 3/4
Laboratorium
Hb : 11,9 13 - 15
Hematokrit : 35 40 - 48
EKG : Tanggal : 11-4-2012
Hasil/kesan : irama sinus, ST
elevasi pada V4, Q patologis
pada v1-v3
Tanggal : 12-4-2012
Hasil/kesan : irama sinus, HR
110x/ mnt ireguler, axis, LAD
TTV : TD : 140/90 mmHg, N :
100 x/menit reguler , RR : 20
x/ menit,T : 36,5 oC
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
diharapkan
intoleransi aktifitas
klien dapat teratasi
denga criteria hasil:
TTV dalam batas
normal
klien mampu
mendemonstrasikan
aktifitas dan self care
keseimbangan antara
aktifitas dan istirahat
6.
Kaji respon
emosional sosial
dan spiritual
Monitor respon
cardiorespiratory
terhadap
kelelahan
Intruksikan teknik
relaksasi selama
aktifitas
Evaluasi motivasi
klien terhadap
peningkatan
aktifitas
25
NO
DX
HARI/
TANGGALJAM INTERVENSI EVALUASI KET
1 11- 04
2012
09:0
0
09:3
0
09:5
0
10:0
0
1. Mengkaji dan catat
tekanan darah, sianosis,
irama dan denyut jantung
hasil: TD: 120/90, HR: 122
x/mnt regular, RR: 20
x/mnt
2. mengintruksikan untuk
menjaga keseimbangan
intake dan output
hasil:
klien Nampak paham
dengan penjelasan yang
diberikan
3. menjelaskan tentang
penggunaan dosis
frekuensi dan efek
samping obat
hasil:
4. klien Nampak paham
dengan penjelasan yang
diberikan
5. mengkolaborasi pemberian
diuretic dan antibiotic
hasil: klien minum obat
S : klien
mengatakan sesak
nafas dan jantung
bergerak tidak
teratur
O: TD: 120/90
mmHg,RR: 22
x/mnt,N: 116
x/mnt, reuler,
EKG: irama sinus,
HR: 110 x/mnt,
ireguler, axis, LAD
A. masalah belum
teratasi
P: Lanjutkan
intervensi
26
NO
DX
HARI/
TANGGALJAM INTERVENSI EVALUASI KET
2 11-04-
2012
09:0
0
09:3
0
09:4
5
09:4
7
6. mengkaji respon
emosional dan spiritual
klien
hasil: motivasi klien
terhadap aktifitas baik
7. memonitor
cardiorespiratory terhadap
kelelahan
hasil: TTV:
T: 120/90 mmHg
HR: 116 x/mnt regular
RR: 22 x/mnt
8. menintruksikan teknik
relaksasi selama aktifitas
hasil: klien paham dengan
intruksi yang diberikan
9. mengevalusi motivasi kilen
terhadap peningkatan
aktifitas
hasil : klien mangatakan
mudah merasa lelah,sesak
nafas, dah jantung tidak
teratur
S: klien
mengatakan sesak
nafas dan jantung
bergerak tidak
teratur
O: TD: 120/90
mmHg,RR: 22
x/mnt,N: 116
x/mnt, reuler,
EKG: irama sinus,
HR: 110 x/mnt,
ireguler, axis, LAD
B. masalah belum
teratasi
P:Lanjutkan
intervensi
27
NO
DX
HARI/
TANGGALJAM INTERVENSI EVALUASI KET
1 12- 04
2012
09:0
0
09:3
0
09:5
0
10:0
0
1. mengkaji dan catat
tekanan darah, sianosis,
irama dan denyut jantung
hasil: TD: 120/90, HR: 110
x/mnt regular, RR: 22
x/mnt capillary refill 3 detik
2. mengintruksikan untuk
menjaga keseimbangan
intake dan output
hasil:
klien Nampak paham
dengan penjelasan yang
diberikan
3. menjelaskan tentang
penggunaan dosis
frekuensi dan efek
samping obat
hasil:
klien Nampak paham
dengan penjelasan yang
diberikan
4. mengkolaborasi pemberian
diuretic dan antibiotic
hasil: klien minum obat
S: klien
mengatakan sesak
nafas dan jantung
bergerak tidak
teratur
O: TD: 120/90
mmHg,RR: 22
x/mnt,N: 116
x/mnt, reguler,
EKG: irama sinus,
HR: 110 x/mnt,
ireguler, axis, LAD
C. masalah belum
teratasi
P: Lanjutkan
intervensi
28
NO
DX
HARI/
TANGGALJAM INTERVENSI EVALUASI KET
2 12-04-
2012
09:0
0
09:3
0
09:4
5
09:4
7
5. mengkaji respon
emosional dan spiritual
klien
hasil : motivasi klien
terhadap aktifitas baik
6. memonitor
cardiorespiratory terhadap
kelelahan
hasil: TTV:
T: 120/90 mmHg
HR: 110 x/mnt regular
RR: 20 x/mnt
7. menintruksikan teknik
relaksasi selama aktifitas
hasil: klien paham dengan
intruksi yang diberikan
mengevalu
8. si motivasi kilen terhadap
peningkatan aktifitas
hasil : klien mangatakan
mudah merasa lelah,sesak
nafas, dah jantung tidak
teratur
S: klien
mengatakan sesak
nafas dan jantung
bergerak tidak
teratur
O: TD: 120/90
mmHg,RR: 22
x/mnt,N: 116
x/mnt, reuler,
EKG: irama sinus,
HR: 110 x/mnt,
ireguler, axis, LAD
D. masalah belum
teratasi
P:Lanjutkan
intervensi
29
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Gagal jantung adalah keadaan patofisiologik dimana jantung sebagai pompa
tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan
2. Faktor-faktor yang dapat memicu perkembangan gagal jantung melalui
penekanan sirkulasi yang mendadak dapat berupa : aritmia, infeksi sistemik
dan infeksi paru-paru dan emboli paru-paru.
3. Gagal jantung ditangani dengan tindakan umum untuk mengurangi beban
kerja jantung dan manipulasi selektif terhadap ketiga penentu utama dari
fungsi miokardium, baik secara sendiri-sendiri maupun gabungan dari :
beban awal, kontraktilitas dan beban akhir.
B. Saran
Sangat diharapkan agar terhindar dari penyakit gagal jantung kongestif ini
dilakukan dengan menghindari penyebab dari penyakit ini misalnya menjaga gaya
hidup yang sehat terutama pada makanan yang dikonsumsi diharapkan tidak yang
melihat enaknya saja tetapi juga mempertimbangkan gizi yang terkandung dalam,
makanan tersebut.
30
DAFTAR PUSTAKA
Barbara C Long, Perawatan Medikal Bedah (Terjemahan), Yayasan IAPK Padjajaran
Bandung, September 1996, Hal. 443 - 450
Doenges Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman Untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien), Edisi 3, Penerbit Buku
Kedikteran EGC, Tahun 2002, Hal ; 52 – 64 & 240 – 249.
Junadi P, Atiek S, Husna A, Kapita selekta Kedokteran (Efusi Pleura), Media
Aesculapius, Fakultas Kedokteran Universita Indonesia, 1982, Hal.206 - 208
Wilson Lorraine M, Patofisiologi (Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit), Buku 2,
Edisi 4, Tahun 1995, Hal ; 704 – 705 & 753 - 763.
31