asuhan keperawatan chf

44
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Saat ini Congestive Hearth Failure (CHF) atau yang biasa disebut gagal jantung kongestif merupakan satu-satunya penyakit kardiovaskuler yang terus meningkat insiden dan prevalensinya. Risiko kematian akibat gagal jantung berkisar antara 5-10% pertahun pada gagal jantung ringan yang akan meningkat menjadi 30-40% pada gagal jantung berat. Selain itu, gagal jantung merupakan penyakit yang paling sering memerlukan perawatan ulang di rumah sakit (readmission) meskipun pengobatan rawat jalan telah diberikan secara optimal (R. Miftah Suryadipraja). CHF adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh (Ebbersole, Hess, 1998). Risiko CHF akan meningkat pada orang lanjut usia(lansia) karena penurunan fungsi ventrikel akibat penuaan. CHF ini dapat menjadi kronik apabila disertai dengan penyakit-penyakit seperti: hipertensi, penyakit katub jantung, kardiomiopati, dan lain- lain. CHF juga dapat menjadi kondisi akut dan berkembang secara tiba-tiba pada miokard infark. CHF merupakan penyebab tersering lansia dirawat di rumah sakit (Miller,1997). Sekitar 3000 penduduk Amerika menderita CHF. Pada umumnya CHF diderita lansia yang berusia 50 tahun, Insiden ini akan terus bertambah setiap tahun pada lansia berusia di atas 50 tahun (Aronow et al,1998). Menurut penelitian, sebagian besar lansia yang dididiagnosis CHF tidak dapat hidup lebih dari 5 tahun (Ebbersole, Hess,1998). Dalam makalah ini membahas CHF pada lansia disertai penanganan dan asuhan Keperawatan pada pasien dengan CHF. 1

Upload: hazzan-oratso-aishiteru

Post on 30-Jul-2015

290 views

Category:

Education


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan keperawatan chf

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Saat ini Congestive Hearth Failure (CHF) atau yang biasa disebut gagal

jantung kongestif merupakan satu-satunya penyakit kardiovaskuler yang terus

meningkat insiden dan prevalensinya. Risiko kematian akibat gagal jantung

berkisar antara 5-10% pertahun pada gagal jantung ringan yang akan meningkat

menjadi 30-40% pada gagal jantung berat. Selain itu, gagal jantung merupakan

penyakit yang paling sering memerlukan perawatan ulang di rumah sakit

(readmission) meskipun pengobatan rawat jalan telah diberikan secara optimal (R.

Miftah Suryadipraja).

CHF adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh

tubuh (Ebbersole, Hess, 1998). Risiko CHF akan meningkat pada orang lanjut

usia(lansia) karena penurunan fungsi ventrikel akibat penuaan. CHF ini dapat

menjadi kronik apabila disertai dengan penyakit-penyakit seperti: hipertensi,

penyakit katub jantung, kardiomiopati, dan lain-lain. CHF juga dapat menjadi

kondisi akut dan berkembang secara tiba-tiba pada miokard infark.

CHF merupakan penyebab tersering lansia dirawat di rumah sakit

(Miller,1997). Sekitar 3000 penduduk Amerika menderita CHF. Pada umumnya

CHF diderita lansia yang berusia 50 tahun, Insiden ini akan terus bertambah

setiap tahun pada lansia berusia di atas 50 tahun (Aronow et al,1998). Menurut

penelitian, sebagian besar lansia yang dididiagnosis CHF tidak dapat hidup lebih

dari 5 tahun (Ebbersole, Hess,1998).

Dalam makalah ini membahas CHF pada lansia disertai penanganan dan

asuhan Keperawatan pada pasien dengan CHF.

B. Tujuan penulisan

1. Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari penulisan ini adalah agar mampu menerapakan

asuhan keperawatan pada tn. F dengan kasus CHF di ruangan cempaka atas

RSUP Persahabatan Jakarta timur.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dalam penulisaj ini adalah sebagai berikut :

a. Dapat melakukan pengkajian pada tn. F dengan kasus CHF dan dapat

mengetahui masalah yang dihadapi oleh klien

1

Page 2: Asuhan keperawatan chf

b. Dapat merumuskan diagnose keperawatan pada tn F sesuai dengan

data-data yang berhasil didapat selama pengkajian

c. Dapat menentukan perencanaan keperawatan pada tn F dengan kasus

CHF

d. Dapat mengimplementasikan tindakan keperawatan yang telah

direncanakan sesuai dengan kebutuhan klien

e. Dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan dalam penerapapan

asuhan keperawatan yang telah dilakukan kepada Tn F dengan kasus

CHF

f. Dapat mendokumentasikan hasil dari

2

Page 3: Asuhan keperawatan chf

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Pengertian

Gagal jantung adalah keadaan patofisiologik dimana jantung sebagai

pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan.

Ciri-ciri yang penting dari defenisi ini adalah pertama defenisi gagal adalah relatif

terhadap kebtuhan metabolik tubuh, kedua penekanan arti gagal ditujukan pada

fungsi pompa jantung secara keseluruhan. Istilah gagal miokardium ditujukan

spesifik pada fungsi miokardium ; gagal miokardium umumnya mengakibatkan

gagal jantung, tetapi mekanisme kompensatorik sirkulasi dapat menunda atau

bahkan mencegah perkembangan menjadi gagal jantung dalam fungsi pompanya.

Istilah gagal sirkulasi lebih bersifat umum dari pada gagal jantung. Gagal

sirkulasi menunjukkan ketidakmampuan dari sistem kardiovaskuler untuk

melakukan perfusi jaringan dengan memadai. Defenisi ini mencakup segala

kelainan dari sirkulasi yang mengakibatkan perfusi jaringan yang tidak memadai,

termasuk perubahan dalam volume darah, tonus vaskuler dan jantung. Gagal

jantung kongetif adalah keadaan dimana terjadi bendungan sirkulasi akibat gagal

jantung dan mekanisme kompenstoriknya. Gagal jantung kongestif perlu

dibedakan dengan istilah yang lebih umum yaitu. Gagal sirkulasi, yang hanya

berarti kelebihan beban sirkulasi akibat bertambahnya volume darah pada gagal

jantung atau sebab-sebab diluar jantung, seperti transfusi yang berlebihan atau

anuria.

B. Etiologi

Gagal jantung adalah komplikasi yang paling sering dari segala jenis

penyakit jantung kongestif maupun didapat. Mekanisme fisiologis yang

menyebabkan gagal jantung mencakup keadaan-keadaan yang meningkatkan

beban awal, beban akhir atau menurunkan kontraktilitas miokardium. Keadaan-

keadaan yang meningkatkan beban awal meliputi : regurgitasi aorta dan cacat

septum ventrikel. Dan beban akhir meningkat pada keadaan dimana terjadi

stenosis aorta dan hipertensi sistemik. Kontraktilitas miokardium dapat menurun

pada infark miokardium dan kardiomiopati.

Faktor-faktor yang dapat memicu perkembangan gagal jantung melalui

penekanan sirkulasi yang mendadak dapat berupa : aritmia, infeksi sistemik dan

infeksi paru-paru dan emboli paru-paru. Penanganan yang efektif terhadap gagal

3

Page 4: Asuhan keperawatan chf

jantung membutuhkan pengenalan dan penanganan tidak saja terhadap

mekanisme fisiologis dan penyakit yang mendasarinya, tetapi juga terhadap

faktor-faktor yang memicu terjadinya gagal jantung.

C. Patofisiologi

Kelainan intrinsik pada kontraktilitas miokardium yang khas pada gagal

jantung akibat penyakit jantung iskemik, mengganggu kemampuan pengosongan

ventrikel yang efektif. Kontraktilitas ventrikel kiri yang menurun mengurangi curah

sekuncup dan meningkatkan volume residu ventrikel.

Tekanan arteri paru-paru dapat meningkat sebagai respon terhadap

peningkatan kronis tekanan vena paru. Hipertensi pulmonary meningkatkan

tahanan terhadap ejeksi ventrikel kanan. Serentetan kejadian seperti yang terjadi

pada jantung kiri, juga akan terjadi pada jantung kanan, dimana akhirnya akan

terjadi kongestif sistemik dan edema.

Perkembangan dari kongesti sistemik atau paru-paru dan edema dapat

dieksaserbasi oleh regurgitasi fungsional dan katup-katup trikuspidalis atau

mitralis bergantian. Regurgitasi fungsional dapat disebabkan oleh dilatasi dari

annulus katup atrioventrikularis atau perubahan-perubahan pada orientasi otot

papilaris dan kordatendinae yang terjadi sekunder akibat dilatasi ruang.

Sebagai respon terhadap gagal jantung ada tiga mekanisme primer yang

dapat dilihat; meningkatnya aktifitas adrenergik simpatik, meningkatnya beban

awal akibat aktivasi sistem rennin-angiotensin-aldosteron dan hipertrofi ventrikel.

Ketiga respon ini mencerminkan usaha untuk mempertahankan curah jantung.

Meknisme-meknisme ini mungkin memadai untuk mempertahankan curah jantung

pada tingkat normal atau hampir normal pada gagal jantung dini, pada keadaan

istirahat. Tetapi kelainan pada kerja ventrikel dan menurunnya curah jantung

biasanya tampak pada keadaan beraktivitas. Dengan berlanjutnya gagal jantung

maka kompensasi akan menjadi semakin luring efektif.

4

Page 5: Asuhan keperawatan chf

D. Pathway

Disfungsi miocard beban sistol kebutuhan metabolisme

Kontraktilitas preload beban kerja jantung

Hambatan pengosongan ventrikel

Beban jantung

Gagal jantung kongestif

Gagal pompa ventrikel

Forward failure backward failure

Curah jantung ( COP) Tekanan vena pulmo

Suplai drh kejaringan renal flow tekanan kapiler paru

Nutrisi & O2 sel pelepasan RAA edema paru

Metabolisme sel retensi Na & air Gg. Pertukaran gas

Lemah & letih edema Intoleransi aktifitas kelebihan volume cairan

E. Penanganan

Gagal jantung ditangani dengan tindakan umum untuk mengurangi beban

kerja jantung dan manipulasi selektif terhadap ketiga penentu utama dari fungsi

miokardium, baik secara sendiri-sendiri maupun gabungan dari : beban awal,

kontraktilitas dan beban akhir.Penanganan biasanya dimulai ketika gejala-gejala

timbul pada saat beraktivitas biasa. Rejimen penanganan secara progresif

ditingkatkan sampai mencapai respon klinik yang diinginkan. Eksaserbasi akut

dari gagal jantung atau perkembangan menuju gagal jantung yang berat dapat

menjadi alasan untuk dirawat dirumah sakit atau mendapat penanganan yang

lebih agresif .

Pembatasan aktivitas fisik yang ketat merupakan tindakan awal yang

sederhana namun sangat tepat dalam penanganan gagal jantung. Tetapi harus

diperhatikan jangan sampai memaksakan larangan yang tak perlu untuk

menghindari kelemahan otot-otot rangka. Kini telah diketahui bahwa kelemahan

otot rangka dapat meningkatkan intoleransi terhadap latihan fisik. Tirah baring dan

aktifitas yang terbatas juga dapat menyebabkan flebotrombosis. Pemberian

antikoagulansia mungkin diperlukan pada pembatasan aktifitas yang ketat untuk

mengendalikan gejala.

F. Pemeriksaan Diagnostik

1. EKG : Hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpangan aksis, iskemia dan

kerusakan pola mungkin terlihat. Disritmia mis : takhikardi, fibrilasi atrial.

5

Page 6: Asuhan keperawatan chf

Kenaikan segmen ST/T persisten 6 minggu atau lebih setelah infark miokard

menunjukkan adanya aneurisme ventricular.

2. Sonogram : Dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik, perubahan dalam

fungsi/struktur katup atau area penurunan kontraktilitas ventricular.

3. Scan jantung : Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan pergerakan

dinding.

4. Kateterisasi jantung : Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu

membedakan gagal jantung sisi kanan verus sisi kiri, dan stenosis katup atau

insufisiensi, Juga mengkaji potensi arteri koroner. Zat kontras disuntikkan

kedalam ventrikel menunjukkan ukuran abnormal dan ejeksi fraksi/perubahan

kontraktilitas.

6

Page 7: Asuhan keperawatan chf

BAB III

KAJIAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Gagal serambi kiri/kanan dari jantung mengakibatkan ketidakmampuan

memberikan keluaran yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan dan

menyebabkan terjadinya kongesti pulmonal dan sistemik . Karenanya diagnostik

dan terapeutik berlanjut . GJK selanjutnya dihubungkan dengan morbiditas dan

mortalitas.

1. Aktivitas/istirahat

a. Gejala : Keletihan/kelelahan terus menerus sepanjang

hari, insomnia, nyeri dada dengan aktivitas,

dispnea pada saat istirahat.

b. Tanda : Gelisah, perubahan status mental mis : letargi,

tanda vital berubah pada aktivitas.

2. Sirkulasi

a. Gejala : Riwayat HT, IM baru/akut, episode GJK

sebelumnya, penyakit jantung , bedah jantung ,

endokarditis, anemia, syok septik, bengkak pada

kaki, telapak kaki, abdomen.

b. Tanda :

1) TD ; mungkin rendah (gagal pemompaan).

2) Tekanan Nadi ; mungkin sempit.

3) Irama Jantung ; Disritmia.

4) Frekuensi jantung ; Takikardia.

5) Nadi apical ; PMI mungkin menyebar dan merubah

6) posisi secara inferior ke kiri.

7) Bunyi jantung ; S3 (gallop) adalah diagnostik, S4 dapat

8) terjadi, S1 dan S2 mungkin melemah.

9) Murmur sistolik dan diastolic.

10) Warna ; kebiruan, pucat abu-abu, sianosis.

11) Punggung kuku ; pucat atau sianosis dengan pengisian

12) kapiler lambat.

13) Hepar ; pembesaran/dapat teraba.

14) Bunyi napas ; krekels, ronkhi.

15) Edema ; mungkin dependen, umum atau pitting

16) khususnya pada ekstremitas.

7

Page 8: Asuhan keperawatan chf

3. Integritas ego

a. Gejala : Ansietas, kuatir dan takut. Stres yang

berhubungan dengan penyakit/keperihatinan

finansial (pekerjaan/biaya perawatan medis)

b. Tanda : Berbagai manifestasi perilaku, mis : ansietas,

marah, ketakutan dan mudah tersinggung.

4. Eliminasi

Gejala : Penurunan berkemih, urine berwarna gelap,

berkemih malam hari (nokturia), diare/konstipasi.

5. Makanan/cairan

a. Gejala : Kehilangan nafsu makan, mual/muntah,

penambahan berat badan signifikan,

pembengkakan pada ekstremitas bawah,

pakaian/sepatu terasa sesak, diet tinggi

garam/makanan yang telah diproses dan

penggunaan diuretik.

b. Tanda : Penambahan berat badan cepat dan distensi

abdomen (asites) serta edema (umum, dependen,

tekanan dan pitting).

6. Higiene

a. Gejala : Keletihan/kelemahan, kelelahan selama aktivitas

Perawatan diri.

b. Tanda : Penampilan menandakan kelalaian perawatan

personal.

7. Neurosensori

a. Gejala : Kelemahan, pening, episode pingsan.

b. Tanda : Letargi, kusut pikir, diorientasi, perubahan perilaku

dan mudah tersinggung.

8. Nyeri/Kenyamanan

a. Gejala : Nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri

abdomen kanan atas dan sakit pada otot.

b. Tanda : Tidak tenang, gelisah, fokus menyempit dan

perilaku melindungi diri.

8

Page 9: Asuhan keperawatan chf

9. Pernapasan

a. Gejala : Dispnea saat aktivitas, tidur sambil duduk atau

dengan beberapa bantal, batuk dengan/tanpa

pembentukan sputum, riwayat penyakit kronis,

penggunaan bantuan pernapasan.

b. Tanda :

1) Pernapasan; takipnea, napas dangkal, penggunaan otot asesori

pernapasan.

2) Batuk : Kering/nyaring/non produktif atau mungkin batuk terus

menerus dengan/tanpa pembentukan sputum.

3) Sputum ; Mungkin bersemu darah, merah muda/berbuih (edema

pulmonal)

4) Bunyi napas ; Mungkin tidak terdengar.

5) Fungsi mental; Mungkin menurun, kegelisahan, letargi.

6) Warna kulit ; Pucat dan sianosis.

10. Keamanan

Gejala : Perubahan dalam fungsi mental,

kehilangankekuatan/tonus otot, kulit lecet.

11. Interaksi sosial

Gejala : Penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial

yang biasa dilakukan.

12. Pembelajaran/pengajaran

a. Gejala : menggunakan/lupa menggunakan obat-obat

jantung, misalnya : penyekat saluran kalsium.

b. Tanda : Bukti tentang ketidak berhasilan untuk

meningkatkan.

B. Diagnosa Keperawatan

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan ; Perubahan kontraktilitas

miokardial/perubahan inotropik, Perubahan frekuensi, irama dan konduksi

listrik, Perubahan struktural, ditandai dengan ;

a. Peningkatan frekuensi jantung (takikardia) : disritmia, perubahan

gambaran pola EKG

b. Perubahan tekanan darah (hipotensi/hipertensi).

c. Bunyi ekstra (S3 & S4)

d. Penurunan keluaran urine

e. Nadi perifer tidak teraba

f. Kulit dingin kusam

9

Page 10: Asuhan keperawatan chf

g. Ortopnea,krakles, pembesaran hepar, edema dan nyeri dada.

Tujuan

Klien akan : Menunjukkan tanda vital dalam batas yang dapat diterima

(disritmia terkontrol atau hilang) dan bebas gejala gagal jantung, Melaporkan

penurunan episode dispnea, angina, Ikut serta dalam aktivitas yang

mengurangi beban kerja jantung.

Intervensi

a. Auskultasi nadi apical ; kaji frekuensi, iram jantung

Rasional : Biasanya terjadi takikardi (meskipun pada saat istirahat)

untuk mengkompensasi penurunan kontraktilitas ventrikel.

b. Catat bunyi jantung

Rasional : S1 dan S2 mungkin lemah karena menurunnya kerja

pompa. Irama Gallop umum (S3 dan S4) dihasilkan

sebagai aliran darah keserambi yang distensi. Murmur

dapat menunjukkan Inkompetensi/stenosis katup.

c. Palpasi nadi perifer

Rasional : Penurunan curah jantung dapat menunjukkan menurunnya

nadi radial, popliteal, dorsalis, pedis dan posttibial. Nadi

mungkin cepat hilang atau tidak teratur untuk dipalpasi dan

pulse alternan.

d. Pantau TD

Rasional : Pada GJK dini, sedang atau kronis tekanan darah dapat

meningkat. Pada HCF lanjut tubuh tidak mampu lagi

mengkompensasi dan hipotensi tidak dapat normal lagi.

e. Kaji kulit terhadap pucat dan sianosis

Rasional : Pucat menunjukkan menurunnya perfusi perifer sekunder

terhadap tidak adekuatnya curah jantung; vasokontriksi

dan anemia. Sianosis dapat terjadi sebagai refrakstori

GJK. Area yang sakit sering berwarna biru atau belang

karena peningkatan kongesti vena.

f. Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal/masker dan obat sesuai

indikasi (kolaborasi)

Rasional : Meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard

untuk melawan efek hipoksia/iskemia. Banyak obat dapat

10

Page 11: Asuhan keperawatan chf

digunakan untuk meningkatkan volume sekuncup,

memperbaiki kontraktilitas dan menurunkan kongesti.

2. Aktivitas intoleran berhubungan dengan : Ketidak seimbangan antar suplai

oksigen. Kelemahan umum, Tirah baring lama/immobilisasi. Ditandai dengan :

Kelemahan, kelelahan, Perubahan tanda vital, adanya disritmia, Dispnea,

pucat, berkeringat.

Tujuan /kriteria evaluasi :

Klien akan : Berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan, memenuhi

perawatan diri sendiri, Mencapai peningkatan toleransi aktivitas yang dapat

diukur, dibuktikan oleh menurunnya kelemahan dan kelelahan.

Intervensi

a. Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas, khususnya bila

klien menggunakan vasodilator,diuretik dan penyekat beta.

Rasional : Hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan aktivitas karena

efek obat (vasodilasi), perpindahan cairan (diuretik) atau

pengaruh fungsi jantung.

b. Catat respons kardiopulmonal terhadap aktivitas, catat takikardi, disritmia,

dispnea berkeringat dan pucat.

Rasional : Penurunan/ketidakmampuan miokardium untuk

meningkatkan volume sekuncup selama aktivitas dapat

menyebabkan peningkatan segera frekuensi jantung dan

kebutuhan oksigen juga peningkatan kelelahan dan

kelemahan.

c. Evaluasi peningkatan intoleran aktivitas.

Rasional : Dapat menunjukkan peningkatan dekompensasi jantung

daripada kelebihan aktivitas.

d. Implementasi program rehabilitasi jantung/aktivitas (kolaborasi)

Rasional : Peningkatan bertahap pada aktivitas menghindari kerja

jantung/konsumsi oksigen berlebihan. Penguatan dan

perbaikan fungsi jantung dibawah stress, bila fungsi

jantung tidak dapat membaik kembali,

3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan : menurunnya laju filtrasi

glomerulus (menurunnya curah jantung)/meningkatnya produksi ADH dan

retensi natrium/air. ditandai dengan : Ortopnea, bunyi jantung S3, Oliguria,

11

Page 12: Asuhan keperawatan chf

edema, Peningkatan berat badan, hipertensi, Distres pernapasan, bunyi

jantung abnormal.

Tujuan /kriteria evaluasi,

Klien akan : Mendemonstrasikan volume cairan stabil dengan keseimbangan

masukan dan pengeluaran, bunyi nafas bersih/jelas, tanda vital dalam rentang

yang dapat diterima, berat badan stabil dan tidak ada edema., Menyatakan

pemahaman tentang pembatasan cairan individual.

Intervensi :

a. Pantau pengeluaran urine, catat jumlah dan warna saat dimana diuresis

terjadi.

Rasional : Pengeluaran urine mungkin sedikit dan pekat karena

penurunan perfusi ginjal. Posisi terlentang membantu

diuresis sehingga pengeluaran urine dapat ditingkatkan

selama tirah baring.

b. Pantau/hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran selama 24

jam

Rasional : Terapi diuretic dapat disebabkan oleh kehilangan cairan

tiba-tiba/berlebihan (hipovolemia) meskipun edema/asites

masih ada.

c. Pertahankan duduk atau tirah baring dengan posisi semifowler selama

fase akut.

Rasional : Posisi tersebut meningkatkan filtrasi ginjal dan

menurunkan produksi ADH sehingga meningkatkan

diuresis.

d. Pantau TD dan CVP (bila ada)

Rasional : Hipertensi dan peningkatan CVP menunjukkan kelebihan

cairan dan dapat menunjukkan terjadinya peningkatan

kongesti paru, gagal jantung.

e. Kaji bising usus. Catat keluhan anoreksia, mual, distensi abdomen dan

konstipasi.

Rasional : Kongesti visceral (terjadi pada GJK lanjut) dapat

mengganggu fungsi gaster/intestinal.

f. Pemberian obat sesuai indikasi (kolaborasi)

g. Konsul dengan ahli diet.

Rasional : perlu memberikan diet yang dapat diterima klien yang

memenuhi kebutuhan kalori dalam pembatasan natrium.

12

Page 13: Asuhan keperawatan chf

4. Resiko tinggi gangguan pertukaran gas berhubungan dengan : perubahan

membran kapiler-alveolus.

Tujuan /kriteria evaluasi,

Klien akan : Mendemonstrasikan ventilasi dan oksigenisasi dekuat pada

jaringan ditunjukkan oleh oksimetri dalam rentang normal dan bebas gejala

distress pernapasan., Berpartisipasi dalam program pengobatan dalam batas

kemampuan/situasi.

Intervensi :

a. Pantau bunyi nafas, catat krekles

Rasional : menyatakan adanya kongesti paru/pengumpulan sekret

menunjukkan kebutuhan untuk intervensi lanjut.

b. Ajarkan/anjurkan klien batuk efektif, nafas dalam.

Rasional : membersihkan jalan nafas dan memudahkan aliran oksigen.

c. Dorong perubahan posisi.

Rasional : Membantu mencegah atelektasis dan pneumonia.

d. Kolaborasi dalam Pantau/gambarkan seri GDA, nadi oksimetri.

Rasional : Hipoksemia dapat terjadi berat selama edema paru.

e. Berikan obat/oksigen tambahan sesuai indikasi

5. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah

baring lama, edema dan penurunan perfusi jaringan.

Tujuan/kriteria evaluasi

Klien akan : Mempertahankan integritas kulit, Mendemonstrasikan

perilaku/teknik mencegah kerusakan kulit.

Intervensi

a. Pantau kulit, catat penonjolan tulang, adanya edema, area sirkulasinya

terganggu/pigmentasi atau kegemukan/kurus.

b. Rasional : Kulit beresiko karena gangguan sirkulasi perifer, imobilisasi

fisik dan gangguan status nutrisi.

c. Pijat area kemerahan atau yang memutih

d. Rasional : meningkatkan aliran darah, meminimalkan hipoksia jaringan.

e. Ubah posisi sering ditempat tidur/kursi, bantu latihan rentang gerak

pasif/aktif.

f. Rasional : Memperbaiki sirkulasi waktu satu area yang mengganggu

aliran darah.

g. Berikan perawtan kulit, minimalkan dengan kelembaban/ekskresi.

13

Page 14: Asuhan keperawatan chf

h. Rasional : Terlalu kering atau lembab merusak kulit/mempercepat

kerusakan.

i. Hindari obat intramuskuler

Rasional : Edema interstisial dan gangguan sirkulasi memperlambat

absorbsi obat dan predisposisi untuk kerusakan kulit/terjadinya infeksi..

6. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan program

pengobatan berhubungan dengan kurang pemahaman/kesalahan persepsi

tentang hubungan fungsi jantung/penyakit/gagal, ditandai dengan :

Pertanyaan masalah/kesalahan persepsi, terulangnya episode GJK yang

dapat dicegah.

Tujuan/kriteria evaluasi

Klien akan :

a. Mengidentifikasi hubungan terapi untuk menurunkan episode berulang

dan mencegah komplikasi.

b. Mengidentifikasi stress pribadi/faktor resiko dan beberapa teknik untuk

menangani.

c. Melakukan perubahan pola hidup/perilaku yang perlu.

Intervensi

a. Diskusikan fungsi jantung normal

Rasional : Pengetahuan proses penyakit dan harapan dapat

memudahkan ketaatan pada program pengobatan.

b. Kuatkan rasional pengobatan.

Rasional : Klien percaya bahwa perubahan program pasca pulang

dibolehkan bila merasa baik dan bebas gejala atau merasa lebih sehat

yang dapat meningkatkan resiko eksaserbasi gejala.

c. Anjurkan makanan diet pada pagi hari.

Rasional : Memberikan waktu adekuat untuk efek obat sebelum waktu

tidur untuk mencegah/membatasi menghentikan tidur.

d. Rujuk pada sumber di masyarakat/kelompok pendukung suatu indikasi

Rasional : dapat menambahkan bantuan dengan pemantauan

sendiri/penatalaksanaan dirumah.

14

Page 15: Asuhan keperawatan chf

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. F DENGAN KASUS CHF

DI CEMPAKA BAWAH RSU PERSAHABATAN

JAKARTA TIMUR

A. Pengkajian

I. Identitas Klien

a. Nama : Tn. F

b. Umur : 42 Tahun

c. Jenis kelamin : Pria

d. Agama : Islam

e. Alamat : Jl. Rawa Kuning Kel. Pulo Gebang Kec.

Cakung Jakarta Timur

f. Suku : Batak

g. Pekerjaan : Buruh

h. MRS : 09 – 04 – 2012 jam 23:07

i. Pengkajian : 10 – 04 - 2012

j. Register : 001342977

k. Diagnosa medis : CHF

II. Riwayat Penyakit Sekarang

Alasan utama MRS :

Klien mengeluh sesak nafas sejak 2 hari SMRS

Keluhan Utama :

Klien mengeluh nyeri dada 3 minggu sebelum MRS, timbul terutama saat

batuk dan sesak nafas sejak 2 hari sebelum MRS, dan apabila melakukan

aktifitas sehari-hari bertambah sesak, tidak berkurang dengan pemberian obat

dari dokter( nama lupa) serta tidur menggunakan bantal lebih dari 2. Pada

tanggal 9 April 2012 klien dibawa ke IGD RSU Persahabatan dan dibawa ke

ruang Cempaka Atas

III. Riwayat Penyakit Terdahulu

Sekitar 5 tahun yang lalu klien menderita hipertensi sejak itu klien kontrol ke

RSU Persahabatan tapi tidak rutin

15

Page 16: Asuhan keperawatan chf

IV. Riwayat Penyakit Keluarga

Pada keluarga tidak ada yang menderita penyakit hipertensi,jantung atau DM

V. Pola Kegiatan Sehari-hari

a. Nutrisi

Sebelum MRS klien makan 3x Sehari dengan porsi cukup saat

MRS pemenuhan nutrisi diit jantung III dengan 1700 kal, minum 750

cc/24 jam, kesulitan menelan tidak ada, keadaan yang mengganggu

nutrisi tidak ada. Setelah MRS pasien mengatakan perut semakin

membesar, mudah kenyang, makan < 1 piring, nafsu makan baik

b. Pola Eliminasi

BAB BAK

Frekuensi : 1x/2 hari Frekuensi : 5/6 x / hari

Warna dan bau : coklat Warna dan Bau : kuning

Konsistensi : Lunak Keluhan : -

c. Pola Tidur dan Istirahat

Sebelum MRS Setelah MRS

Frekuensi : 2x / hari Frekuensi : 2x / hari

Jam tidur siang : 4 – 5 jam / hari Jam tidur siang : 4 – 5 jm/hr Jam tidur

malam : 6 – 7 jam / hari Jam tidur malam : 6 – 7 jm/hr

Keluhan : tidak ada Keluhan : sesak, mudah terbangun

d. Pola Aktivitas

Sebelum MRS Klien hanya istirahat di rumah saja, tidak ada

kegiatan sehari-hari karena merasa sesak ketika melakukan aktifitas yang

agak berat. Setelah MRS klien hanya duduk dan berbaring di ranjang.

VI. Pemeriksaan Fisik

a. Status kesehatan

Keadaan penyakit sedang, kesadaran komposmentis, suara jelas

TD : 140/90 mmHg, N : 100 x/menit reguler , RR : 20 x/ menit,T : 36,5 oC

b. Kepala

Normocephalic, simetris, nyeri kepala tidak ada

c. Wajah

Simetris, oedema (-), tidak ada sianosis

d. Mata

Kelopak mata normal, konjungtiva anemis (-), isokor, sklera ikterik

(-),reflex cahaya (+), tajam penglihatan menurun

e. Telinga

16

Page 17: Asuhan keperawatan chf

Secret (-),serumen (+), membrane timpani normal, pendengaran menurun

f. Mulut dan Faring

Stomatitis (-), gigi banyak yang hilang, kelainan tidak ada

g. Leher

Simetris, kaku kuduk (-), pembesaran vena jugularis (+)

h. Thoraks

Paru

Gerakan simetris, retraksi supra renal (-), retraksi intercosta (-), perkusi

resonan, ronchi +/+, wheezing -/-, vocal fremitus kuat dan simetris

i. Jantung

Batas jantung kiri ics 2 sternal kiri dan ics 4 sternal kiri, batas kanan ics 2

sternal kanan dan ics 5 axila anterior kanan, perkusi dullness, bunyi S1

dan S2 tunggal, Gallop (-), mur-mur (-), capillary refill 2-3 detik

j. Bising usus (+), tidak ada benjolan, nyeri tekan pada kuadran kanan

bawah, pembesaran hepar 2 jari lunak.

k. Genitalia

Tidak diperiksa

l. Ekstermitas

Akral hangat, edema (-/-), kekuatan 3/4, gerak yang tidak disadari (-)

VII. Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

Hb : 11,9 13 - 15

Hematokrit : 35 40 - 48

Leukosit : 6300

Trombosit : 255.000

Diff : -/-/ 2/73/24/1

AGD

1. 1.  Ph : 7.492

2. 2.  Po2 : 133,4

3. 3.  PCo2 : 23,6

4. 4.  HCO3 : 17,9

5. 5.  Sat O2 : 98,8

17

Page 18: Asuhan keperawatan chf

Na : 138

K : 5,3

Cl : 101

Ureum : 14

Kreatinin : 210

SGOT : 111,3

SGPT : 360

Albumin : 3,8

Gula Darah Puasa : 97

Ck : 771

CKMB : 100

Radiologi

Hasil/kesan : CTR > 50% (kardiomegali)

EKG

Tanggal : 11-4-2012

Hasil/kesan : irama sinus, ST elevasi pada V4, Q patologis pada

v1-v3

Tanggal : 12-4-2012

Hasil/kesan : irama sinus, HR 110x/ mnt ireguler, axis, LAD

VIII. Terapi

1. Obat-obatan

a. IVFD : 20 tts/ mnt

b. Lasix : 3 x 40 mg iv

c. Ascardia : 1 x 80 mg

d. Simvatatin : 1 x 20 mg

e. Captopryl : 3 x 25 mg

f. O2 : 3 liter/ mnt Nasal Kanul

2. Diet

Diet jantung III ( 1700 kal ), RG

18

Page 19: Asuhan keperawatan chf

KLASIFIKASI DATA

Keadaan Umum :

Klien mengeluh sesak nafas sejak 2 hari SMRS

Klien mengeluh nyeri dada 3 minggu sebelum MRS

Klien mengatakan ketika melakukan aktifitas sehari-hari bertambah sesak

Klien mengatakan tidur menggunakan bantal lebih dari 2

Klien mengatakan sekitar 5 tahun yang lalu klien menderita hipertensi

Klien mengatakan perut semakin membesar, mudah kenyang, makan < 1 piring

setelah MRS

Klien mengeluh sesak dan mudah terbangun pada malam hari

TTV :

TD : 140/90 mmHg

N : 100 x/menit reguler ,

RR : 20 x/ menit

T : 36,5 oC

Penglihatan : tajam menurun

telinga : serumen (+)

Mulut dan Faring : gigi banyak yang hilang

Leher : pembesaran vena jugularis (+)

Abdomen : nyeri tekan pada kuadran kanan bawah

Ekstermitas : kekuatan 3/4

Laboratorium:

Hb : 11,9 13 - 15

Hematokrit : 35 40 - 48

EKG :

Tanggal : 11-4-2012

Hasil/kesan : irama sinus, ST elevasi pada V4, Q patologis pada v1-v3

Tanggal : 12-4-2012

Hasil/kesan : irama sinus, HR 110x/ mnt ireguler, axis, LAD

19

Page 20: Asuhan keperawatan chf

ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI PROBLEM

DS

Klien mengeluh sesak nafas

sejak 2 hari SMRS

Klien mengeluh nyeri dada 3

minggu sebelum MRS

Klien mengatakan ketika

melakukan aktifitas sehari-

hari bertambah sesak

DO

 TTV :

TD : 140/90 mmHg, N : 100

x/menit reguler , RR : 20 x/

menit,T : 36,5 oC

Leher: pembesaran vena

jugularis (+)

Laboratorium

Hb : 11,9 13 - 15

Hematokrit : 35 40 - 48

EKG : Tanggal : 11-4-2012

Hasil/kesan : irama sinus, ST

elevasi pada V4, Q patologis

pada v1-v3

Tanggal : 12-4-2012

Hasil/kesan : irama sinus, HR

110x/ mnt ireguler, axis, LAD

Disfungsi miocard

Kontraktilitas

Gagal pompa ventrikel

Curah jantung ( COP)

Penurunan curah jantung

20

Page 21: Asuhan keperawatan chf

DATA ETIOLOGI PROBLEM

DS

Klien mengeluh sesak

nafas sejak 2 hari SMRS

Klien mengatakan ketika

melakukan aktifitas

sehari-hari bertambah

sesak

Tajam penglihatan

menurun

DO

Ekstermitas : kekuatan

3/4

Laboratorium

Hb : 11,9 13 - 15

Hematokrit : 35 40 - 48

EKG :

Tanggal : 11-4-2012

Hasil/kesan : irama sinus,

ST elevasi pada V4, Q

patologis pada v1-v3

Tanggal : 12-4-2012

Hasil/kesan : irama sinus,

HR 110x/ mnt ireguler, axis,

LAD

TTV :

TD : 140/90 mmHg, N : 100

x/menit reguler, RR : 20 x/

menit,T : 36,5 oC

Suplai drh kejaringan

Nutrisi & O2 sel

Metabolisme sel

Lemah & letih

Intoleransi aktifitas

21

Page 22: Asuhan keperawatan chf

DIAGNOSA KEPERAWATAN

A. Penurunan curah jantung berhubungan dengan Perubahan kontraktilitas

miokardial ditandai dengan :

DS :

Klien mengeluh sesak nafas sejak 2 hari SMRS

Klien mengeluh nyeri dada 3 minggu sebelum MRS

Klien mengatakan ketika melakukan aktifitas sehari-hari bertambah sesak

DO :

TTV :

TD : 140/90 mmHg

N : 100 x/menit reguler

RR : 20 x/ menit

T : 36,5 oC

Leher : pembesaran vena jugularis (+)

Laboratorium

Hb : 11,9 13 - 15

Hematokrit : 35 40 – 48

EKG :

Tanggal : 11-4-2012

Hasil/kesan : irama sinus, ST elevasi pada V4, Q patologis pada v1-

v3

Tanggal : 12-4-2012

Hasil/kesan : irama sinus, HR 110x/ mnt ireguler, axis, LAD

B. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan dan keletihan ditandai

dengan:

DS :

Klien mengeluh sesak nafas sejak 2 hari SMRS

Klien mengatakan ketika melakukan aktifitas sehari-hari bertambah sesak

Tajam penglihatan menurun

DO :

22

Page 23: Asuhan keperawatan chf

Ekstermitas : kekuatan 3/4

Laboratorium

Hb : 11,9 13 - 15

Hematokrit : 35 40 - 48

EKG : Tanggal : 11-4-2012

Hasil/kesan : irama sinus, ST elevasi pada V4, Q patologis pada v1-v3

Tanggal : 12-4-2012

Hasil/kesan : irama sinus, HR 110x/ mnt ireguler, axis, LAD

TTV : TD : 140/90 mmHg, N : 100 x/menit reguler , RR : 20 x/ menit,T : 36,5

oC

23

Page 24: Asuhan keperawatan chf

RENCANA PERAWATAN

DIAGNOSAKEPERAWATAN

TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1. Penurunan curah jantung

berhubungan dengan

Perubahan kontraktilitas

miokardial ditandai dengan :

DS

Klien mengeluh sesak

nafas sejak 2 hari SMRS

Klien mengeluh nyeri dada

3 minggu sebelum MRS

Klien mengatakan ketika

melakukan aktifitas sehari-

hari bertambah sesak

DO

TTV :

TD : 140/90 mmHg, N : 100

x/menit reguler , RR : 20 x/

menit,T : 36,5 oC

Leher: pembesaran vena

jugularis (+)

Laboratorium

Hb : 11,9 13 - 15

Hematokrit : 35 40 –

48

EKG :

Tanggal : 11-4-2012

Hasil/kesan : irama sinus,

ST elevasi pada V4, Q

patologis pada v1-v3

Tanggal : 12-4-2012

Hasil/kesan : irama sinus,

HR 110x/ mnt ireguler,

axis, LAD

2. Intoleransi aktifitas

berhubungan dengan

kelemahan dan keletihan

ditandai dengan :

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

kondisi klien dapat

membaik denga

kriteria :

tanda-tanda vital

dalam batas

normal;N:60-100

x/mnt,TD:100-

120/80-90 mmHg,P:

16-20 x/mnt,

tidak ada hipotensi

AGD dalam batas

normal

tidak ada distensi

vena jugularis

Kaji dan catat

tekanan darah,

sianosis, irama

dan denyut

jantung

Intruksikan untuk

menjaga

keseimbangan

intake dan output

Jelaskan tentang

penggunaan dosis

frekuensi dan efek

samping obat

Kolaboratif:

diuretic dan

antibiotic

1.

24

Page 25: Asuhan keperawatan chf

DIAGNOSAKEPERAWATAN

TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

DS

Klien mengeluh sesak

nafas sejak 2 hari SMRS

Klien mengatakan ketika

melakukan aktifitas sehari-

hari bertambah sesak

Tajam penglihatan

menurun

DO

Ekstermitas : kekuatan 3/4

Laboratorium

Hb : 11,9 13 - 15

Hematokrit : 35 40 - 48

EKG : Tanggal : 11-4-2012

Hasil/kesan : irama sinus, ST

elevasi pada V4, Q patologis

pada v1-v3

Tanggal : 12-4-2012

Hasil/kesan : irama sinus, HR

110x/ mnt ireguler, axis, LAD

TTV : TD : 140/90 mmHg, N :

100 x/menit reguler , RR : 20

x/ menit,T : 36,5 oC

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

diharapkan

intoleransi aktifitas

klien dapat teratasi

denga criteria hasil:

TTV dalam batas

normal

klien mampu

mendemonstrasikan

aktifitas dan self care

keseimbangan antara

aktifitas dan istirahat

6.

Kaji respon

emosional sosial

dan spiritual

Monitor respon

cardiorespiratory

terhadap

kelelahan

Intruksikan teknik

relaksasi selama

aktifitas

Evaluasi motivasi

klien terhadap

peningkatan

aktifitas

25

Page 26: Asuhan keperawatan chf

NO

DX

HARI/

TANGGALJAM INTERVENSI EVALUASI KET

1 11- 04

2012

09:0

0

09:3

0

09:5

0

10:0

0

1. Mengkaji dan catat

tekanan darah, sianosis,

irama dan denyut jantung

hasil: TD: 120/90, HR: 122

x/mnt regular, RR: 20

x/mnt

2. mengintruksikan untuk

menjaga keseimbangan

intake dan output

hasil:

klien Nampak paham

dengan penjelasan yang

diberikan

3. menjelaskan tentang

penggunaan dosis

frekuensi dan efek

samping obat

hasil:

4. klien Nampak paham

dengan penjelasan yang

diberikan

5. mengkolaborasi pemberian

diuretic dan antibiotic

hasil: klien minum obat

S : klien

mengatakan sesak

nafas dan jantung

bergerak tidak

teratur

O: TD: 120/90

mmHg,RR: 22

x/mnt,N: 116

x/mnt, reuler,

EKG: irama sinus,

HR: 110 x/mnt,

ireguler, axis, LAD

A.    masalah belum

teratasi

P: Lanjutkan

intervensi

26

Page 27: Asuhan keperawatan chf

NO

DX

HARI/

TANGGALJAM INTERVENSI EVALUASI KET

2 11-04-

2012

09:0

0

09:3

0

09:4

5

09:4

7

6. mengkaji respon

emosional dan spiritual

klien

hasil: motivasi klien

terhadap aktifitas baik

7. memonitor

cardiorespiratory terhadap

kelelahan

hasil: TTV:

T: 120/90 mmHg

HR: 116 x/mnt regular

RR: 22 x/mnt

8. menintruksikan teknik

relaksasi selama aktifitas

hasil: klien paham dengan

intruksi yang diberikan

9. mengevalusi motivasi kilen

terhadap peningkatan

aktifitas

hasil : klien mangatakan

mudah merasa lelah,sesak

nafas, dah jantung tidak

teratur

S: klien

mengatakan sesak

nafas dan jantung

bergerak tidak

teratur

O: TD: 120/90

mmHg,RR: 22

x/mnt,N: 116

x/mnt, reuler,

EKG: irama sinus,

HR: 110 x/mnt,

ireguler, axis, LAD

B.    masalah belum

teratasi

P:Lanjutkan

intervensi

27

Page 28: Asuhan keperawatan chf

NO

DX

HARI/

TANGGALJAM INTERVENSI EVALUASI KET

1 12- 04

2012

09:0

0

09:3

0

09:5

0

10:0

0

1. mengkaji dan catat

tekanan darah, sianosis,

irama dan denyut jantung

hasil: TD: 120/90, HR: 110

x/mnt regular, RR: 22

x/mnt capillary refill 3 detik

2. mengintruksikan untuk

menjaga keseimbangan

intake dan output

hasil:

klien Nampak paham

dengan penjelasan yang

diberikan

3. menjelaskan tentang

penggunaan dosis

frekuensi dan efek

samping obat

hasil:

klien Nampak paham

dengan penjelasan yang

diberikan

4. mengkolaborasi pemberian

diuretic dan antibiotic

hasil: klien minum obat

S: klien

mengatakan sesak

nafas dan jantung

bergerak tidak

teratur

O: TD: 120/90

mmHg,RR: 22

x/mnt,N: 116

x/mnt, reguler,

EKG: irama sinus,

HR: 110 x/mnt,

ireguler, axis, LAD

C.    masalah belum

teratasi

P: Lanjutkan

intervensi

28

Page 29: Asuhan keperawatan chf

NO

DX

HARI/

TANGGALJAM INTERVENSI EVALUASI KET

2 12-04-

2012

09:0

0

09:3

0

09:4

5

09:4

7

5. mengkaji respon

emosional dan spiritual

klien

hasil : motivasi klien

terhadap aktifitas baik

6. memonitor

cardiorespiratory terhadap

kelelahan

hasil: TTV:

T: 120/90 mmHg

HR: 110 x/mnt regular

RR: 20 x/mnt

7. menintruksikan teknik

relaksasi selama aktifitas

hasil: klien paham dengan

intruksi yang diberikan

mengevalu

8. si motivasi kilen terhadap

peningkatan aktifitas

hasil : klien mangatakan

mudah merasa lelah,sesak

nafas, dah jantung tidak

teratur

S: klien

mengatakan sesak

nafas dan jantung

bergerak tidak

teratur

O: TD: 120/90

mmHg,RR: 22

x/mnt,N: 116

x/mnt, reuler,

EKG: irama sinus,

HR: 110 x/mnt,

ireguler, axis, LAD

D.    masalah belum

teratasi

P:Lanjutkan

intervensi

29

Page 30: Asuhan keperawatan chf

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Gagal jantung adalah keadaan patofisiologik dimana jantung sebagai pompa

tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan

2. Faktor-faktor yang dapat memicu perkembangan gagal jantung melalui

penekanan sirkulasi yang mendadak dapat berupa : aritmia, infeksi sistemik

dan infeksi paru-paru dan emboli paru-paru.

3. Gagal jantung ditangani dengan tindakan umum untuk mengurangi beban

kerja jantung dan manipulasi selektif terhadap ketiga penentu utama dari

fungsi miokardium, baik secara sendiri-sendiri maupun gabungan dari :

beban awal, kontraktilitas dan beban akhir.

B. Saran

Sangat diharapkan agar terhindar dari penyakit gagal jantung kongestif ini

dilakukan dengan menghindari penyebab dari penyakit ini misalnya menjaga gaya

hidup yang sehat terutama pada makanan yang dikonsumsi diharapkan tidak yang

melihat enaknya saja tetapi juga mempertimbangkan gizi yang terkandung dalam,

makanan tersebut.

30

Page 31: Asuhan keperawatan chf

DAFTAR PUSTAKA

Barbara C Long, Perawatan Medikal Bedah (Terjemahan), Yayasan IAPK Padjajaran

Bandung, September 1996, Hal. 443 - 450

Doenges Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman Untuk Perencanaan

dan Pendokumentasian Perawatan Pasien), Edisi 3, Penerbit Buku

Kedikteran EGC, Tahun 2002, Hal ; 52 – 64 & 240 – 249.

Junadi P, Atiek S, Husna A, Kapita selekta Kedokteran (Efusi Pleura), Media

Aesculapius, Fakultas Kedokteran Universita Indonesia, 1982, Hal.206 - 208

Wilson Lorraine M, Patofisiologi (Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit), Buku 2,

Edisi 4, Tahun 1995, Hal ; 704 – 705 & 753 - 763.

31