asuhan keperawatan kolelitiasis siap presentasi
TRANSCRIPT
Asuhan Keperawatan Kolelitiasis
By:kelompok 3
Reni Kurnia 131111058Sutrisno 131111048Meilina Azizah 131111042Moch. Syarifuddin 131111035Eni Muslihah 131111028Rifa Aprillia Cahyani 131111022Anna Nurwachidah R.H 131111015Rochmatul Anys Fariska 131111006
Latar Belakang• Kolelitiasis adalah material atau kristal tidak berbentuk yang terbentuk
dalam kandung empedu.• Di negara barat, batu empedu diderita oleh sekitar 10% orang dewasa.
Angka prevalensi orang dewasa lebih tinggi di negara Amerika Latin (20-40%) dan rendah di negara Asia (3-4%). Batu empedu menimbulkan masalah kesehatan yang cukup besar, berdasarkan statistik AS lebih dari 20 juta pasien diperkirakan mengidap batu empedu, yang total beratnya beberapa ton dan sekitar 1 juta pasien baru terdiagnosis mengidap batu empedu per tahun, dengan dua pertiganya menjalani pembedahan. (Robbins et al, 2007)
• Di Indonesia, kolelitiasis baru mendapatkan perhatian di klinis, sementara publikasi penelitian batu empedu masih terbatas. Sebagian besar pasien dengan batu empedu tidak mempunyai keluhan. (Lesmana, 2006).
Anatomi Fisiologi• Kandung empedu atau gallbladder meupakan organ tubuh yang terbentuk seperti
buah terung, memiliki ukuran 30-60 cc, terletak tepat di bawah hati bagian kanan.• Bilirubin adalah pigmen yang berasal dari pemecahan hb oleh sel-sel pada sistem
retikulendotelial yang mencakup sel-sel Kupfer dari hati.Konsentrasi bilirubin dalam darah dapat meningkat jika terdapat penyakit hati, bila alian empedu terhalang oleh batu empedu. (Smeltzer, 2002)
• Empedu adalah cairan berwarna kuning kehijauan yang diproduksi oleh hati secara teratur dan dikeluarkan melalui saluran empedu.Dalam sehari, hati memproduksi 600-1000 ml cairan empedu.Sekitar 3-60 ml empedu disimpan di kandung empedu, dan selebihnya dikeluarkan ke duodenum. (Cahyono.2009).
• Komposisi cairan empedu sendiri terutama terdiri atas air. Zat-zat lainnya yaitu garam empedu 70 % (terutama asam kolat dan asam kenodeoksikolat), fosfolipid 22% (terutama lesitin), kolesterolo 4 %, protein 3 % dan biliubin 0,3 %.
• Dalam hal inilah empedu berperan, yaitu menyatukan air dan lemak, yang dinamakan sebagai misel.Jadi, misel sebenarnya adalah campuan gaam empedu dan lemak (kolesterol, lesitin) yang bersiVat larut dalam air.Dalam bentuk ini, kolesterol dan lemak lainnya mudah di serap di dalam usus. (Cahyono, 2009).
Pengertian Kolelitiasis• Kolelitiasis adalah pembentukan batu empedu yang biasanya terbentuk dalam
kandung empedu dari unsur-unsur padat yang membentuk cairan empedu (Smeltzer, 2002)
• Kolelitiasis adalah adanya batu yang terdapat didalam kandung empedu atau saluran empedu (duktus koledokus) atau keduanya (Muttaqin & Sari, 2011).
Klasifikasi Kolelitiasis
• Batu Kolesterol1. Soliter (single cholesterol stone) atau batu
kolesterol tunggal2. Batu kolesterol campuran3. Batu kolesterol ganda
• Batu Pigmen• Batu Campuran
Klasifikasi menurut:Gustawan et al, 2011
Etiologi
• Menurut Sudoyo (2006), ada tiga faktor penting yang berperan dalam patogenesis batu kolesterol yaitu:1. Hipersaturasi kolesterol dalam kandung empedu2. Percepatan terjadinya kristalisasi kolesterol3. Gangguan motilitas kandung empedu dan usus
Faktor resiko dari kolelitiasis adalah sebagai berikut :
• Usia• Jenis Kelamin• Berat Badan• Makanan • Aktivitas Fisik
Patofisiologi KolelitiasisFaktor utama pembentukan batu empedu yaitu supersaturasi kolesterol, nukleasi kristal kolesterol dan disfungsi kandung empedu (Nurman, 2007).1. Supersaturasi kolesterol
Sekresi kolesterol bilier berlebihan sehingga cairan empedu jenuh dengan kolesterol atau konsentrasi asam empedu rendah, sehingga kelebihan kolesterol tak dapat dibawa oleh misel => beragregasi membentuk inti kristal
2. Nukleasi kristal kolesterolProtein yang berperan dalam nukleasi kolesterol adalah musin, 1-acid glycoprotein, 1-antichymotripsin dan fosfolipase C. Protein tersebut meninggi kadarnya secara signifikan => mempercepat kristalisasi kolesterol dengan membentuk vesikel kolesterol .
3.Disfungsi kandung empeduKontraksi kandung empedu yang kurang baik => stasis empedu =>resiko terbentuknya batu empedu
Cont’Setelah terbentuk batu empedu maka :• Batu empedu bermigrasi ke dalam leher kandung empedu => obstruksi dari
duktus sistikus maupun koleduktus => Iritasi kimiawi oleh cairan empedu yang tertinggal=>diikuti oleh invasi bakteri => kolesistitis akut maupun kroni (Harison, 2000).
• Penyumbatan batu => inflamasi => nyeri bilier• Cairan empedu tertahan kandung empedu => Bilirubin tertahan =>bilirubin
tidak memberi warna kuning pada feses => feses berwarna pucat (Cahyono, 2009). Kadar bilirubin dan dikeluarkan melalui urin sehingga urin akan berwarna gelap (Cahyono, 2009). Meningkatnya kadar bilirubin dalam jaringan menimbulkan warna kuning pada mata (sklera), kulit dan mukosa (Cahyono, 2009).
• Kegagalan transport garam empedu => sel hati menahan garam empedu => down regulation sintesis asam empedu => jejas jejas hepatosit yang mengganggu fungsi sel hati => penurunan faktor pembekuan darah.
Manifestasi Klinis Menurut Smeltzer, 2002
• Asimtomstik • Rasa Nyeri dan Kolik Bilier• Ikterus• Prubahan Warna Urin dan Feses• Defisiensi Vitamin
WOC
Pemeriksaan Diagnostik
• Pemeriksaan sinar-X abdomen• Ultrasonografi (USG)• Kolesistografi• Endoscopic Retrograde Cholangiopnacreatography (ERCP)• Percutaneous Transhepatic Cholangiography (PTC)• Computed Tomografi (CT)• Magnetic resonance imaging (MRI) with magnetic
resonance cholangiopancreatography (MRCP)• Pemeriksaan Pencitraan Radionuklida atau
Koleskintografi
Penatalaksanaan
• Penatalaksanaan Non Bedah
1. Konservatif2. Terapi Obat-obatan
• Penatalaksanaan Bedah (Cholecystectomy)
Pencegahan
• Pencegahan Primer • Pencegahan Sekunder
Komplikasi Horisson (2000)
• Empiema kandung empedu• Hidrops atau mukokel kandung empedu• Gangren• Ferforasi• Pembentukan fistula• Ileus batu empedu
Prognosis
Kurang dari separuh pasien dengan batu empedu menjadi simptomatik. Tingkat kematian untuk kolesistektomi elektif adalah 0,5% dengan morbiditas kurang dari 10%. Tingkat kematian untuk kolesistektomi muncul adalah 3-5% dengan morbiditas 30-50%.Setelah kolesistektomi, batu bisa kambuh di saluran empedu.Sekitar 10-15% dari pasien memiliki choledocholithiasis terkait. Prognosis pada pasien dengan choledocholithiasis tergantung pada keberadaan dan tingkat keparahan komplikasi. Dari semua pasien yang menolak operasi atau tidak layak untuk menjalani operasi, 45% tetapasimtomatik dari choledocholithiasis, sementara 55% mengalami berbagai tingkat komplikasi.
ASKEP UMUM
ASKEP KHUSUS