optimasi boiler siap
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Atas
berkat dan karunia yang diberikanNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan yang berjudul “OPTIMASI ENERGI” ini.
Laporan yang berjudul optimasi energi ini berisikan bagaimana cara
melakukan praktikum dan bagaimana cara menganalisa boiler. Laporan
ini bisa juga sebagai acuan dalam pengambilan data karena di dalam
laporan ini disertai data dari praktikum boiler tersebut.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen yang
membimbing penulis dalam pengambilan data yaitu Bapak Rufinus
Nainggolan. Penulis juga tidak lupa kepada teman - teman yang
membantu penulis dalam melakukan praktikum dan dalam menganalisa
data.
Penulis menyadari bahwa tak ada gading yang tak pernah retak,
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan
laporan ini.
Medan, Juni 2013
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Topik : Optimasi Boiler
B. Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari pelaksanaan percobaan
ini adalah sebagai berikut :
1. Praktikan dapat mengetahui fungsi suatu boiler dan prinsip
kerjanya ;
2. Praktikan dapat mengoperasikan boiler ;
3. Praktikan dapat mengenal bagian-bagian mekanikal, elektrikal dan
instrumental dari boiler ;
4. Praktikan dapat mengetahui urutan/prosedur pelaksanaan
percobaan ;
5. Praktikan dapat membuat daftar simbol setiap parameter dan
satuan-satuannya ;
6. Praktikan dapat mengetahui cara membaca alat ukur boiler ;
7. Praktikan dapat mengukur dan mengetahui kebutuhan bahan
bakar boiler ;
8. Praktikan dapat mengukur laju air pengisian dan menghitung
kapasitas produksi uap;
9. Praktikan dapat mengukur tekanan dan temperatur ;
10. Praktikan dapat menghitung efisiensi boiler ;
11. Praktikan dapat membuat laporan pengujian optimasi boiler.
2
BAB II
DASAR TEORI
A. Defenisi da Fungsi Boiler ( Ketel Uap )
Boiler atau ketel uap atau Steam Generator adalah suatu alat
konversi energi yang dapat mengubah energi kimia menjadi energi
panas hasil pembakaran bahan bakar menjadi energi potensial uap
yang dapat digunakan untuk berbagi keperluan. Hal ini terjadi
dikarenakan adanya perpindahan panas dari bahan bakar dan air yang
terjadi di dalam tabung yang tertutup rapat.
Fungsi ketel uap (Boiler) adalah untuk mengkonversikan energi
pembakaran bahan bakar menjadi energi potansial uap.
Steam yang dihasilkan dari ketel ini dapat digunakan untuk
berbagai keperluan sebagai berikut :
1. Untuk external combustion engine
Contoh : untuk mesin uap reciprocating dan turbin air
2. Untuk keperluan proses di dalam boiler
Contoh : untuk steam injeksi pada kolom fraksinasi
3. Untuk pemanas
Contoh : untuk pemanas produk minyak dalam penyimpanan
3
B. Bagian Utama Ketel Uap
Bagian-bagian utama yang terdapat daripada sebuah ketel antara
lain :
1. Dapur/Ruang Bakar
Bagian ketel yang sangat penting untuk menimbulkan panas
adalah dapur (furnance). Disini terjadi proses perubahan energi
kimia bahan bakar menjadi energi panas. Untuk proses
pembakaran ini membutuhkan udara dan bahan bakar yang
pencampurannya langsung dalam bahan bakar.
2. Drum Uap
Uap yang dihasilkan mempunyai tekanan yang sangat tinggi,
maka bagian yang penting adalah bejana-bejana yang
mempunyai kekuatan terhadap tekanan tinggi, yang umumnya
bagian ini disebut drum ketel.
Bagian-bagian ketel yang ada di dalam drum ketel itu sendiri
juga ikut menentukan kelancaran operasi dan performansinya,
seperti susunan pipa, superheater, heater, kotak lumpur,
ekonomizer dan lain sebagainya. Peralatan pengaman dan
penunjang selalu diikutsertakan untuk dipasang pada sebuah
ketel dengan maksud agar ketel dapat bekerja dengan aman dan
sesuai dengan operasi yang dikehendaki. Bahkan peralatan yang
terpisah dari ketel ini sendiri seperti peralatan pemurnian air
umpan ketel juga sangat diperlukan dan besar sekali
pengaruhnya terhadap kerja ketel.
3. Feed Water Tank
Feed water tank berfungsi sebagai penampungan air yang
berasal dari water, yang selanjutnya disiapkan untuk air umpan
ketel.
4. Pompa Air Pengisian Boiler
4
Pompa air pengisian boiler berfungsi memompakan air dari feed
water tank ke ekonomizer yang selanjutnya masuk ke ketel uap.
Pompa ini digerakkan oleh uap yang dihasilkan dari ketel uap.
5. Pipa-pipa Api
Ini berfungsi sebagai tempat saluran gas asap dan dipasang di
dalam drum ketel. Pipa-pipa ini merupakan permukaan
perpindahan panas yang utama, dimana perpindahan panas ini
menyebabkan pembentukan uap di dalam drum ketel.
6. Cerobong Asap
Cerobong asap berfungsi sebagai saluran untuk membuang gas
asap/sirkulasi udara (air circulation) pada boiler (b0iler draft), ini
juga berfungsi untuk menjaga polusi udara, karena gas
mengambang di dekat permukaan tanah tempat instalasi dan
pemukiman.
7. Manometer
Manometer dapat digunakan untuk mengetahui besar tekanan
uap yang berada dala ketel.
C. Klarifikasi Ketel Uap
1. Menurut Isi Pipa atau Tabung
Menurut isi pipa, pada dasarnya ketel uap dibagi menjadi:
a. Ketel Pipa Api
Ketel uap pipa api merupakan gas panas dilewatkan melalui
pipa yang disekitar dinding luarnya dikelilingi oleh air atau uap
yang telah terbentuk. Agar perpindahan panas dari api atau gas
panas ke air lebih efektif maka susunan pipa di dalam ketel ini
dapat dibuat pass per pass, yang artinya gas panas yang
melewati pipa-pipa dalam ketel arahnya dapat bolak-balik
terhadap burnernya.
5
Gambar 1. Ketel Pipa Api
Untuk sebuah ketel satu pass yang mempunyai kapasitas
dan kondisi uap yang sama dengan ketel dua atau tiga pass,
maka untuk ketel satu pass mempunyai panjang yang lebih
besar dibanding dengan kedua atau tiga pass. Namun ketel
satu pass mempunyai diameter silinder yang lebih kecil.
Contoh ketel pipa api :
a. Ketel Sederhana Vertikal
b. Ketel Cochran
c. Ketel Lancashire
d. Ketel Cornish
e. Ketel Lokomotif
f. Ketel Kapal
g. Ketel Velcon
Kebaikan dari ketel pipa api adalah :
a. Pemisahan air didalam ketel dilakukan dengan cara memanaskan
air oleh pipa air yang ada didalam lorong yang aa didalam ketel,
sehingga panas yang dipindahkan akan lebih besar.
b. Drum ketel berfungsi sebagai tempat penampungan air atau uap
tempat bidang pemanas,sehingga pembentukan uap lebih efisien.
6
c. Permukaan pemisah antara air dan uap lebih luas atau terbawa
kemungkinan bintik-bintik air dalam aliran uap akan kecil.
Kelemahan dari ketel pipa api adalah :
a. Kapasitas uap yang digunakan ketel ini lebih kecil.
b. Kemungkinan terjadinya kerak dalam drum dan permukaan luar
pipa lebih besar.
c. Pembersihan pipa dan drum karena pembentukan kerak lebih
sulit.
b. Ketel Pipa Air
Ketel pipa air, air disirkulasikan didalam pipa yang dikelilingi
oleh gas panas dari luar pipa. Konstruksi pipa yang dipasang
didalam ketel dapat lurus dan juga dapat berbentuk melengkung,
tergantung dari jenis ketelnya. Pipa-pipa yang lurus yang dipasang
secara paralel didalam ketel dihubungkan dengan dua buah header.
Dan header tersebut juga dihubungkan dengan drum uap yang
dipasang secara horizontal diatas susunan pipa.
Gambar 2. Ketel Pipa Air
7
Susunan diantara kedua header mempunyai kecondongan tertentu,
hal ini dimaksudkan agar dapat mengatur sirkulasi uap di dalam
ketel.
Contoh ketel pipa air :
a. Ketel Babcock dan Wilcock
b. Ketel Lamont
c. Ketel Benson
d. Ketel Loeffler
Kebaikan ketel pipa air adalah :
a. Kapasitas uap yang lebih besar
b. Penggantian pipa pemanas lebih mudah dilakukan.
c. Ketinggian ketel dapat dibuat tidak terlampau besar.
d. Peralatan didalam ketel dapat didekati walaupun ketel sedang
beroperasi.
Kelemahan ketel pipa air adalah :
a. Pada umumnya, penguapan terjadi didalam pipa, sehingga
permukaan pemisah antara air dan uap pipa kecil karena terjadi
binti-bintik air di dalam aliran uap besar.
b. Tingkat penguapan akan cepat turun pada tingkat sirkulasi yang
rendah.
c. Air pengisian sangat berpengaruh terhadap kapasitas ketel.
d. Biaya perawatan ketel ini lebih tinggi.
2. Menurut Posisi Dapur (Furnance)
Menurut posisi dapur, ketel digolongkan :
a. Pembakaran di Dalam (Internal Fired)
Pada ketel ini pembakarannya ditempatkan di dalam shell ketel.
Ketel pipa api termasuk jenis pembakaran di dalam, dimana
pembakaran bahan bakar dilakukan di dalam shell itu sendiri
dan langsung pembakarannya diterima oleh shell.
b. Pembakaran di Luar (External Fired)
8
Pada ketel pembakaran di luar, dapur ditempatkan dibawah
ketel di dalam ruangan yang dikelilingi dinding bata api. Ketel
pipa air adalah termasuk pembakaran di luar. Dapur dapat
dikatakan terpisah dari ketel ini mempunyai ruang pembakaran
yang cukup besar, sehingga kemampuan untuk memancarkan
panas lebih besar.
3. Menurut Jumlah Pipa
Menurut jumlah pipa, ketel digolongkan :
a. Pipa Tunggal (Single Pipe)
Ketel pipa tunggal, hanya terdapat satu pipa air atau pipa api.
Yang termasuk ketel jenis ini adalah ketel vertikal sederhana dan
ketel Cornish.
b. Pipa Majemuk (Multi Pipe)
Pada ketel ini terdapat dua atau lebih pipa api atau pipa air. Yang
termasuk ketel jenis ini adalah ketel Lamont, ketel Lokomotif,
dan lain sebagainya.
4. Menurut Metode Sirkulasi Air dan Uap
Menurut sirkulasi air dan uap, ketel ini digolongkan :
a. Sirkulasi Alam
Sirkulasi air dan uapnya dilakukan dengan oleh gerakan
gelembung-gelembung air di dalam pipa akibat transfer panas
dari cairan panas ke cairan dingin yang dilakukan sepanjang
pamanasan. Kebanyakan ketel ini menggunakan sirkulasi alam.
b. Sirkulasi paksa
Sirkulasi air dan uapnya dilakukan dengan menggunakan pmpa
sirkulasi yang digerakkan oleh tenaga dari luar. Penggunaan
etode sirkulasi paksa ini kebanyakan digunakan pada ketel yang
tekanannya tinggi seperti ketel Lamont, ketel Benon, ketel
Loeffler, dan ketel Velcon.
9
5. Menurut Penggunaannya
Menurut penggunaannya ketel digolongkan :
a. Stasioner
Ketel stasioner atau ketel tetap yang banyak digunakan untuk
power plant dan dalam proses industri. Ketel ini disebut
stasioner karena tidak bergerak dari satu tempat ke tempat
lain.
b. Mobile
Ketel mobile atau ketel bergerak adalah ketel yang dalam
penggunaanya dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lain.
Jenis ketel ini adalah Ketel Lokomotif dan ketel Kapal laut.
6. Menurut Sumber Panas
Ketel ini juga dapat digolongkan menurut sumber panas yang
digunakan untuk menghasilkan uap. Sumber panas ini berupa hasil
pembakaran terdiri dari :
a. Bahan bakar padat
b. Bahan bakar cair
c. Bahan bakar gas
d. Gas buang
e. Bahan bakar nuklir
D. Hal-hal yang Harus Dimiliki oleh Ketel yang Baik
Ketel yang baik harus memiliki beberapa faktor, yaitu :
a. Ketel harus dapat menghasilkan julah dan mutuuap secara
maksimum pada pemakaian bahan bakar minimum. Artinya ketel
tersebut dapat bekerja dengan efisiensi semaksimum mungkin.
b. Ketel harus dapat secara cepat menyesuaikan fluktuasi beban
( baik turunnya beban)
c. Ketel harus dapat di start dalam waktu yang singkat tanpa
menimbulkan kerusakan pada bagian ketel tersebut, artinya sesuai
dengan waktu telah ditetapkan dalam instruksi manual dari ketel
tersebut.
10
d. Ketel harus ringan, sehingga tidak menyulitkan pada saat
pemasangannya.
e. Ketel harus seringan mungkin sehingga dapat ditempatkan
didalam ruangan yang kecil.
f. Sambungan-sambungannya harus sedikit mungkin dan dapat
dijangkau pada saat dilakukan inspeksi.
g. Lumpur dan deposit-deposit lain mudah dikeluarkan dari dalam
ketel dan tidak menggumpal pada plat-plat yang dipanasi.
h. Bahan refraktori harus dikurang seminimum mungkin. Tetapi harus
cukup untuk menjamin perpindahan panas secara radiasi.
i. Pipa harus tidak terakumulasi lumpur atau endapan dan tidak udah
rusak karena kena korosi.
j. Semua peralatan dan perlengkapan keselamatan kerja harus dapat
bekerja dengan baik dan mudah di kontrol.
k. Kehilangan panas karena radiasi harus sekecil mungkin, oleh
karenanya isolasi yang digunakan harus mempunyai daya hantar
panas yang rendah.
E. Dasar Pemilihan Ketel Uap
Prinsip pokok untuk merencanakan atau memesan ketel
adalahlima parameter yang harus dipenuhi yaitu :
a. Efisiensinya tinggi yang ditunjukkan oleh transfer panas yang
diperlukan dengan rugi-rugi minimum. Hal ini meliputi permukaan
heat transfer, isolasi yang baik, baffle efektif, dan lain-lain.
b. Power, beban dan tekanan kerja yang dikehendaki.
c. Posisi geografis daripada power house.
d. Bahan bakar dan air yang dapat disediakan.
e. Dapat menghasilkan uap yang bersih.
F. Jenis-jenis Ketel Uap
Jenis-jenis ketel yang sering digunakan di industri adalah :
1. Ketel Vertikal Sederhana
11
Suatu ketel vertikal sederhana menghasilkan uap pada
tekanan rendah dan dalam jumlah yang kecil. Oleh karenanya
ketel ini digunakan untuk membangkitkan tenaga yang lebih
rendah atau pada tempat-tempat yang ruangannya terbatas.
Ketel ini terdiri dari silindrikal shell yang mengelilingi sebuah
ruang api yang bentuknya silinder. Ruang api dibujurkan ke atas
untuk mengijinkan lewatnya uap ke permukaan. Pada bagian
bawah ruang api terdapat kisi-kisi. Pada ruang api dilengkapi
dengan dua atau lebih pipa yang melintang dan condong.
Kecondongan ini dimaksudkan untuk menambah luas permukaan
yang dipanaskan sebaik mungkin untuk sirkulasi air.
Pada plate puncak ruang api yang melengkung dihubungkan
denga sebuah cerobon asap yang mana gas asap dilepas keluar.
Pada tempat yang mana cerobong melalui ruang uap, cerobong
asap ini mendapat pendinginan dari uap. Agar cerobong asap di
bagian dalam tidak terlalu panas, maka di dalam cerobong asap
diberi batu tahan api agar cerobong asap ini tidak langsung
bersinggungan dengan api.
Berdasarkan dengan tiap-tiap ujung pipa air ada sebuah
tangan pada shell dilengkapi lubang lumpur yang dimaksudkan
untuk mengeluarkan lumpur atau endapan. Juga ada lubang untuk
dapat dimasuki orang pada saat diadakan pembersihan atau
pemeriksaan/perawatan.
Gambar . Ketel Vertikal Sederhana
12
2. Ketel Cochran atau Ketel Multitubular
Ketel ini termasuk ketel vertikal yang paling banyak
digunakan karena hemat bahan bakar, pembentukan uapnya cepat
dan konstruksinya kuat.
Di dalam dinding-dinding ketel ditempatkan pipa-pipa (fire
tube). Bagian puncak dari shell di tutup yang cembung, pada tutup
ini memberikan ruangan yang besar yang mana dapat memberi
kesempatan uap basah jatuh kembali sehingga yang dihasilkan
benar-benar kering. Pipa-pipa api yang tersusun mendatar
membagi bagian dalam shell di atas peti api. Ruangan-ruangan
yang terbagi dinamakan ruang nyala dan yang satu disebut ruang
asap. Pada dinding ruang nyala dipasang batu api yang
dimaksudkan agar nyala api ini biasanya dilengkapi dengan pintu
yang biasanya digunakan untuk lewat orang yang akan melakukan
pembersih pada pipa-pipa api.
3. Ketel Kapal
Ketel jenis ini sangat banyak digunakan pada kapal, oleh
karena itu dianggap sebagai ketel kapal. Ketel ini adalah ketel pipa
api mendatar berbentuk silinder dengan garis tengah yang besar
bila dibandingkan dengan panjangnya. Kerugian cerobong asap ini
kira-kira 20 % dari jumlah panas seluruhnya dari hasil pembakaran.
4. Ketel Lancashire dan Corn Wall
13
Jenis ketel ini adalah jenis ketel darat pipa api,
pembakarannya ada didalam, horizontal dan sirkulasi alamiah.
Ketel ini digunakan untuk tekanan kerja dan daya sedang.
Gambar. Ketel Lancashire dan Corn Wall
5. Ketel Cornish
Jenis ketel ini sama dengan ketel Lancashire di dalam demua
hal, kecuali pada ketel Cornish hanya ada satu lorong asap.
6. Ketel Lokomotif
Ketel lokomotif adalah ketel jenis multitubular, horizontal,
pembakaran di dalam dan dapat bergerak. Prinsip utama dari ketel
ini adalah untuk menghasilkan uap dengan kecepatan yang sangat
tinggi. Ketel ini terdiri dari sebuah shell yang mempunyai sebuah
shell yang mempunyai diameter 1,5 m dan panjang 4 m.
Shell terisi air yang mengelilingi pipa-pipa api yang mana
mendapat panas dari gas panas dan berubah menjadi uap. Sebuah
katup pengatur dipasang di dalam sebuah drum yang berbentuk
silinder. Katup pengatur dioperasikan dengan sebuah poros
regulator yang diatur. Pembagi dibagi menjadi 2 bagian, satu
adalah ruang uap panas lanjut dan satu lagi untuk ruang uap
jenuh. Sebagai pengganti udara pembakaran digunakan uap bekas
yang dimasukkan lewat pipa buang. Pintu depan dapat dibuka
untuk keperluan pembersihan dan reparasi. Abu dari kisi-kisi
pembakaran dikumpulkan dengan bantuan damper.
14
Gambar . Ketel Lokomotif
7. Ketel Babcock dan Wilcox ( B & W )
Ketel ini termasuk kedalam ketel pipa air seperti yang
ditunjukkan dalam gambar dibawah ini, terdiri dari drum air dan
uap yang dihubungkan oleh pipa pendek dengan header atau riser
pada ujung belakang, pipa-pipa air dicondongkan kearah horizontal
dan bersambung dengan kedua header.
Tiap-tiap deret pipa disambung dengan dua buah header dan
terdapat deretan-deretan yang begitu banyak. Damper
dioperasikan dengan rantai untuk aliran udara pembakaran yang
memasuki ruang pembakaran.
Air disirkulasikan dari drum ke dalam header dan melalui pipa-
pipa dan kembali lagi ke header dan drum. Air terus menerus
disirkulasikan sampai menguap. Sebuah uap superheat terdiri dari
pipa baja yang jumlah banyak dan terdapat dua box, satu adalah
untuk superheated steam box dan satu lagi untuk uap jenuh. Uap
selama melewati pipa-pipa superheated mendapatkan panas kebih
lanjut.
8. Ketel Lamont
Ketel ini termasuk ke dalam ketel jenis ketel pipa air tekanan
tinggi yang bekerja dengan suatu sirkulasi paksa. Sirkulasi
15
dilakukan oleh sebuah pompa sentrifugal yang digerakkan oleh
turbin dengan uap menggunakan uap dari ketel itu sendiri.
9. Ketel Loeffeler
Ketel ini termasuk kedalam ketel pipa air dengan
menggunakan sirkulasi paksa. Prinsip kerjanya adalah
menguapkan air umpan dengan maksud memperoleh uap
superheat dari superheater. Gas panas dari dapur digunakan
untuk pemanasan lanjut.
G. Deskripsi
Boiler atau ketel uap adalah suatu peralatan penghasil uap
meliputi untuk pemanasan/pembentukan uap dari fluida cair,
pemanasan lanjut (superheating), dan pemanasan ulang (reheating)
terhadap uap tersebut sehingga disebut juga “Steam Generator”.
Fluida kerja boiler secara umum adalah air (H2O) karena harganya
yang murah. Air dalam ketel memperoleh energi panas dari hasil
pembakaran suatu bahan bakar dengan oksigen (udara) melalui
proses heat transfer.
Gambar 3 . Steam Generator
H. Alat Pengaman dan Kontrol
16
Semua boiler atau ketel uap ( bahkan penggunaannya untuk alat
mainan kecil) harus dipasang katup-katup pengaman (safety valves).
Katup-katup ini dirancang untuk melepaskan uap jika tekanan kerja
aman dilampaui dan bisa berupa beban pegas atau beban pemberat.
Sangat berbahaya lainnya jika turun level dibawah aman, maka
pipa-pipa akan menjadi kering dan tidak akan didinginkan oleh air atau
uap. Hal ini akan cepat menyebabkan kegagala, sebagaimana baja
(steel) lunak pada temperatur berbeda-beda. Untuk menjamin
pengoperasian yang aman, fusible plugs bisa dipasang pada titik-titik
strategis. Alat ini akan meleleh dan dikeluarkan jika temperatur yang
aman dilampaui.
Boiler juga harus dipasang dengan sejumlah alat ukur tekanan
(gauges) dan gelas penduga (sight glasses) pada instalasi-instalasi
yang lebih besar, maka memerlukan pengawasan boiler penuh waktu.
Boiler yang lebih kecil disebut jenis “paket” dirancang untuk
pengoperasian dengan cara yang sama otomatis, tetapi peraturan-
peraturan safety masih dapat memerlukan supervise.
I. Perpindahan Panas pada Ketel Uap
Panas yang dihasilkan karena pembakaran bahan bakar dan
udara yang berupa api (yang menyala) dan gas asap (yang tidak
menyala) dipindahkan kepada air, uap ataupun udara, melalui bidang
yang dipanaskan atau Heating Surface pada suatu instalasi ketel uap
dengan tiga cara, yaitu :
1. Perpindahan Panas dengan Cara Pancaran
Pemindahan panas secara pancaran atau radiasi adalah
pemindahan panas antara suatu benda ke benda lain melalui
gelombang-gelombang elektromagnetik tanpa tergantung kepada
ada atau tidak adanya media atau zat diantara benda yang
menerima pancaran tersebut.
Pemindahan panas secara pancaran dapat dibayangkan
berlangsung melalui Aether yaitu berupa jenis materi bayangan
tanpa bobot, yang mengisi seluruh sela-sela ruangan diantara
17
molekul-molekul dari suatu zat tertentu ataupun di dalam ruang
hampa sekalipun.
Molekul-molekul api yang merupakan hasil pembakaran bahan
bakar dan udara akan menyebabkan terjadinya gangguan
keseimbangan elektro magnetis terhadap Aether tersebut. Sebagian
dari panas atau energy yang timbul dari hasil pembakaran tersebut
diserahkan kepada Aether dan yang akan menyerahkan lebih lanjut
melalui gelombang-gelombang elektromagnetik kepada benda-
benda atau bidang yang akan dipanasi (dinding ketel,dinding
tungku, lorong api,pipa-pipa, dan sebagainya).
Penyerahan panas dari api atau gas melalui Aether kepada
bidang yang akan dipanasi tersebut melalui gelombang-gelombang
elektromagnetis yang lintasannya lurus seperti halnya lintasan
sinar.
Apabila lintasan penyerahan panas melalui gelombang-
gelombang elektromagnetis dari Aether tersebut tertutup atau
terhalang oleh benda lain, maka bidang yang akan menerima panas
secara pancaran atau terhalang penyerahan panas secara
pancarannya.
Dengan demikian bidang yang aka dipanasi hanya dapat
menerima perpindahan panas secara pancaran bila bidang/benda
tersebut dapat melihat api tersebut. Bila sesuatu benda/bidang
terhalang penglihatannya pada api, maka bidang tersebut tidak
akan memperoleh panas secara pancaran.
Semua zat-zat yang memancarkan panasnya (molekul-molekul
atau gas asap), intensitas radiasi thermisnya atau kuat pancaran
panasnya tergantung dari temperature zat yang memancarkan
panas tersebut.
Bila pancaran menimpa sesuatu benda atau bidang, sebagian
dari panas pancarannya yang diterima benda tersebut akan
dipancarkan kembali (re-radiated), dipantulkan (reflected) dan
sekaligus yang lain dari panas pancaran tersebut akan diserapnya.
18
2. Perpindahan Panas Secara Aliran atau Konveksi
Perpindahan panas secara aliran atau konveksi adalah
perpindahan panas yang dilakukan oleh molekul-molekul fluida
tersebut dalam gerakannya melayang-layang kesana kemari
membawa sejumlah panas masing-masing q joule. Pada saat
molekul fluida tersebut menyentuh dinding ketel, selebihnya yaitu
Q2 = Q - Q1 joule dibawanya pergi.
Bila gerakan dari molekul-molekul yang melayang-layang
kesana kemari tersebut disebabkan karena perbedaan temperatur
di dalam fluida itu sendiri maka perpindahan panasnya disebut
konveksi bebas (free convection) atau konveksi alamiah (natural
convection). Bila gerakan molekul-molekul tersebut sebagai akibat
dari kekuatan mekanis (karena dipompa atau karena dihembus
dengan fan) maka perpindahan panasnya tersebut disebut konveksi
paksa (force convection).
Dalam gerakannya, molekul-molekul api tersebut tidak perlu
melalui lintasan yang lurus untuk mencapai dinding ketel atau
bidang yang dipanasi.
3. Perpindahan Panas Secara Perambatan atau Konduksi
Perpindahan panas secara perambatan atau konduksi adalah
perpindahan panas dari suatu bagian benda padat ke bagian lain
dari benda padat yang sama atau dari benda padat yang satu ke
benda padat yang lain karena terjadinya perpindahan fisik (kontak
fisik atau menempel) tanpa terjadinya perpindahan molekul-molekul
dari benda padat itu sendiri.
Di dalam dinding ketel tersebut, panas akan dirambatkan oleh
molekul-molekul dinding ketel sebelah luar yang berbatasan dengan
api, menuju molekul-molekul dinding ketel sebelah dalam yang
berbatasan dengan air, uap ataupun udara. Panas yang dibawa
merambat oleh dinding ketel tersebut akan diterima oleh molekul-
molekul air, uap ataupun udara dengan cara konveksi pula yaitu
penyerahan sebagian panas dari molekul-molekul dinding ketel
19
kepada molekul-molekul air, uap ataupun udara tersebut dala
keadaan mengalir/ bergerak, bukan dalam kondisi diam.
Dengan demikian penyerahan panas secara konveksi atau
konduksi bersama-sama melalui proses-proses sebagai berikut :
a. Panas dialihkan dari fluida (api atau gas asap) kepada benda
padat (dinding ketel).
b. Panas dirambatkan di dalam benda padat (dinding ketel) atau di
dalam benda padat berlapis-lapis (jelaga-dindin ketel-kerak
ketel).
c. Panas dialihkan dari benda padat (dindin ketel atau kerak ketel)
kepada fluida (air, uap, ataupun udara).
J. Pemanas Lanjut Uap atau Steam Superheater
Pemanas lanjut atau superheater (super = lebih, heater =
pemanas, superheater = pemanas lebih lanjut) adalah alat untuk
memanaskan uap basah menjadi uap yag dipanaskan lanjut.
Uap yang dipanaskan lanjut bila digunakan untuk melakukan
kerja dengan jalan ekspansi di dalam turbin atau mesin uap tidak akan
segera mengembun, sehingga mengurangi kemungkinan timbulnya
bahaya yang disebabkan terjadinya pukulan balik atau Back Stroke
yang diakibatkan mengembunnya uap belum pada waktunya sehingga
menimbulkan vakum di tempat yang tidak semestinya di daerah
ekspansi.
Kemungkinan terjadinya pukulan balik atau back stroke ditempat
yang belum semestinya tersebut lebih mudah terjadi bila yang
digunakan ialah uap basah sebagai penggerak mesin uap ataupun
turbin uap.
Ada beberapa macam pemanas lanjut, diantaranya :
1. Superheater Konveksi
Superheater Konveksi menerima panas secara konveksi dari
api atau gas asap. Jumlah gas asap yang lewat tergantung dari
jumlah bahan bakar yang dibakar. Makin banyak jumlah gas asap
yang terbentuk dan melewati superheater konveksi tersebut dan
20
sebaliknya, makin berkurang bahan bakar yang dibakar maka
makin berkuran pula jumlah pada gas asap yang terbentuk.
2. Superheater Pancaran atau Radiant Superheater
Superheater pancaran menerima panas dari pancaran.
Temperatur api hanya tergantung dari jenis bahan bakar yang
dibakar dan temperatur udara pembakaran yang dimasukkan ke
dalam tungku.
3. Superheater Kombinasi
Superheater kombinasi merupakan kombinasi antara
superheater konveksi dan superheater pancaran, maka
karakteristik atau sifat-sifat yang kurang baik dari superheater
konveksi dan superheater pancaran dapat dieliminasi sehingga
yang tersisa ialah karakteristik yang baik dari kedua superheater
tersebut :
a. Dapat mengikuti beban
b. Temperatur uap dapat tinggi
c. Harganya mahal
Kekurangannya ialah harganya yang mahal merupakan harga
superheater konveksi ditambah harga superheater pancaran.
K. Draught atau Draft
Draught atau Draft adalah tarikan gas asap akibat perbedaan
tekanan antara gas atas dan bawah “Fire-Rate” juga disebut sirkulasi
udara (air circulation) dalam boiler atau boiler draft.
Ada 3 (tiga) cara menghasilkan Boiler Draft yaitu :
1. Dengan Pemasangan Cerobong (Strack)
2. Dengan Mechanical Fan
3. Dengan Steam Jet
Draft yang dihasilkan oleh cerobong disebut sebagai tarikan alam
(natural draft) sedangkan draft yang dihasilkan oleh mechanical dan
steam jet disebut sebagai tarikan buatan (artificial draft).
1. Natural Draft
21
Cerobong yang digunakan untuk mengalirkan gas asap ke luar
dari ketel uap dengan kecepatan tertentu dan digunakan untuk
mengatasi geseran-geseran yang terjadi terhadap aliran gas asap
mulai dari rangka bakar atau pembakaran hingga keluar
cerobong. Dengan kata lain untuk menimbulkan isapan cerobong
atau Stack Draught. Disamping itu digunakan untuk membuang
gas asap setinggi mungkin sehingga tidak mengganggu
lingkungan sekitarnya. Timbulnya isapan cerobong disebabkan
karena perbedaan berat jenis antara berat jenis gas asap.
2. Ventilator
Bila isapan cerobong hanya didasarkan kepada isapan
cerobong alamiah saja, maka cerobong harus dibuat tinggi sekali.
Lagipula pada saat mulai menyalakan api di dalam tungku atau
initial firing akan didapat kesukaan yaitu sepanjang saluran gas
asap temperaturnya masih rendah pada saat itu, sehingga
perbedaan berat jenis gas asap belum begitu besar atau bahkan
praktis masih belum ada perbedaan berat jenis sehingga isapan
cerobong juga masih rendah, hampir-hampir nol.
Dengan demikian memperbesar harga isapan cerobong efektif
maka digunakan ventilator-ventilator atau fan untuk menciptakan
isapan cerobong paksa sehingga harga isapan cerobong teoritis
dapat diperbesar.
3. Steam Jet Draught
Di dalam ketel steam jet draught, uap bekas dari steam
engine yang tidak terkondensasi digunakan untuk memperoleh
penarikan udara. Cara ini kebanyakan digunakan pada ketel
lokomotif dimana uap bekas dari mesin silinder yang dikeluarkan
melalui pipa letup (blast pipe) yang ditempatkan pada peti asap
dan dibawah cerobong. Di dalam sebuah induced steam jet
draught, uap dipancarkan dari sebuah nozzle yang ditempatkan di
dalam tempat abu di bawah tungku api dapur (furnance).
L. Pengoperasikan Boiler (Ketel Uap)
22
1. Prinsip Kerja Boiler
Dalam boiler air diubah menjadi uap. Panas diserap air di
dalam boiler dan uap yang dihasilkan secara kontiniu. Air umpan
boiler untuk menggantikan kehilangan air di dalam boiler yang
berubah menjadi uap.
Ketika uap meninggalkan air yang mendidih, padatan terlarut
yang berasal dari umpan boiler tertinggal di air boiler. Padatan-
padatan yang tertinggal menjadi bertambah kepekatannya, dan
bahkan dapat mencapai ke suatu tingkat dimana pemekatan lebih
lanjut bisa menyebabkan terbentuknya kerak atau diposit di dalam
boiler.
2. Suplai Energi
Suplai energi terhadap boiler diperoleh dari bahan bakar.
Rancangan bahan bajar boiler jenis “Fired Steam Boiler Type Fulton
30 E “ pada alat penguji ini adalah solar. Kandungan energi (E)
bahan bakar (Kj/Kg) dapat diperoleh melalui perccobaan “Bomb
Calorimeter” , atau bisa dihitung dengan rumus Dulog jika bahan
diketahui (hasil analisis lab).
Dalam pengujian ini, kandungan energi solar dapat diperoleh
dari buku referensi Heat Engineering. Besarnya energi panas
pembakaran adalah suplai panas terhadap boiler :
Qs = m .E
Dimana : m = Laju aliran massa bahan bakar (Kg/Jam)
E = Kandungan energi bahan bakar (Kj/Kg)
3. Energi Evaporasi
Energi untuk perubahan air pengisian (feed water) menjadi
uap dalam proses evaporasi adalah besarnya kandungan enthalpi
uap kurang kandungan enthalpi air pengisian
Q = m (hu –ha)
Dimana : mu = laju aliran massa uap (kg/jam)
23
hu = enthalpi uap (kj/kg)
ha = enthalpi air (Kj/kg)
dimana ms adalah laju aliran massa uap dari boiler pada
kondisi keadaan tunak/steadi (steady-state) adalah juga sama
dengan laju aliran massa air masuk ke boiler.
4. Efisiensi Boiler
Efisiensi boiler atau ketel uap adalah perbandingan antara
energi evaporasi (penguapan) terhadap energi suplai bahan bakar
atau perbandingan energi keluaran berguna dibagi energi total
masuk (input),maka :
ηB = QQs =
mu(hu−ha)m. E atau ηB =
QevaQin x 100%
Besar efisiensi dari pengopperasian sebuah boiler modern
dengan minyak atau gas adalah kira-kira 80%. Harga ini agak lebih
rendah pada sebuah ketel pembakaran berbahan bakar padat.
5. Tekanan Absolut Uap
Tekanan absolut uap adalah tekanan pengukuran (gauge)
ditambahkan tekanan atmosfer.
Pabs = Pgauge + Patm
Dalam mengoperasikan boiler, setelah mendapatkan tekanan
2 bar. Maka, boiler dijaga pada tekanan tersebut selang beberapa
waktu baru boiler boleh diaktifkan sampai tekanan yang telah
diinginkan agar boiler tidak cepat rusak.
Bahwa ketel uap atau steam generator dapat beroprasi
dengan efisiensi lebih dari 80%.
24
Audit Energi (pemeriksaan Energi) :
Energi input :
Energi input adalah energi panas hasil pembakaran bahan
bakar solar dengan oksigen (udara). Dapat ditentukan dengan
persamaan rumus sebagai berikut :
Qin = Qbb = mbb. Ebb
Dimana : mbb = Konsumsi Bahan Bakar (kg/jam)
Ebb = Kandungan Energi Solar (Kj/Kg)
Energi input lainnya seperti listrik dapat diabaikan,
kandungan udara dan kandungan air sudah tercakup dalam
analisa yang lain.
Energi output :
Energi output terbagi 2 yaitu :
1. Energi output berguna (useful) yang diinginkan
2. Energi output tak berguna (losses)
1. Energi Output Berguna
Energi output berguna adalah energi penguapan energi
panas yang di transfer dari panas pembakaran yang dapat
diserap oleh fluida kerja air yang berubah menjadi uap.
Energi berguna atau energi panas penguapan ini dapat
ditentukan dengan rumus :
Qeva = m. U (hu-ha)
Dimana :
mu = laju aliran massa sama dengan laju aliran mass air
umpan (ma) (Kg/jam)
hu = enthalpi uap yang dihasilkan boiler (Kj/Kg)
ha = enthalpi air umpan boiler /masuk ketel (kj/Kg)
25
2. Energi Output Tak Berguna
Energi output tak berguna adalah energi panas keluar
kecerobong asap. Energi panas yang keluar kecerobong asap
dapat dihitung/ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
Qg = mg. Cpg (T-Tu)
Dimana :
Mg = laju aliran massa gas asap keluar cerobong (Kg/jam)
Cpg = panas jenis/spesifikasi rata-rata gas asap (KJ/Kg.K)
Tg = temperatur gas asap masuk kedalam cerobong keluar
dari boiler (K)
Tu = temperatur gas asap meninggalkan cerobong asap
=temperatur udara luar (K)
Energi panas kerugian kelingkungan (losses) ;
Dapat ditentukan dari balans energi masuk dan keluar, maka :
Qlosses = Qin – (Qeva + Qg)
Menntukan laju aliran massa usara per Kg bahan bakar :
Draft (Draught), h = 353H
Dimana ;
h = Draft (draught) atau tarikan gas asap (kg/m2 atau
mmH2O)
H = 5 m ( tinggi cerobong asap ) (m)
Tu = temperatur udara luar (K)
Tg = temperatur gas asap (flue) (K)
m = A/F (kg udara / k bahan bakar)
26
Optimasi sistem energi
1. Memperbaiki isolasi dan kebocoran
Efisiensi = 20%
2. Merancang Ekonomiser (HE)
Energi panas yang bertransfer dari gas ke fluida kerja air
pada ekonomiser (HE) dapat dirumuskan :
QgHE = mg . Cpg (Tg in – Tg out)
energi panas yang bertransfer diserap oleh air dapat
dirumuskan :
QwHE = ma . Ca (Ta out – Ta in)
dari persamaan azas black : yang diberikan gas asap =
yang diberikan oleh air
QgHE = QwHE = ma . Ca (Ta out – Ta in)
Ta out = ........... ???
Berdasarkan peralatan heat transfer (perpindahan panas)
jumlah panas yang bertransfer pada ekonomiset (HE)
adalah :
QHE = U . A . LMTD
dimana : A = luas bidang penampang perpindahan
panas (m2) =
U = Koefisien perpindahan panas tota (W/m2.
K)
= 1
1h1
+Xk1
1h0
LMTD = ∆ Tmax−∆ Tmin
ln∆ Tmax∆Tmin
27
Bahan Bakar Boiler
Jenis-jenis bahan bakar.
1. Bahan Bakar padat ( batu bara, Kokas , kayu dll)Batu bara terbagi menjadi beberapa macam menurut umurnya, yang paling tua dinamakan “antrasit” ditandai dengan nyala api yang kebiru-biruan bial ia dibakar. Batau bara semakin tua semakin banyak mengandung energi/ kg nya dan semakin muda semakin banyak mengandung gas. Batu bara yang muda nyala api ke merah-merahan.
2. Bahan bakar cair.Misalnya Premium/Petrolium, minyak tanah , solar dll
3. Bahan bakar Gas.Misalnya, LPG,LNG
Bahan bakar tersebut dapat pula digolongkan dalam 2 golongan :1. Bahan bakar Alam2. Bahan bakar Buatan
Bahan bakar umunya mengandung Unsur Carbon, Hydrogen, Sulfur, Nitrogen, Oksigen dll.Proses pembakaran adalah reaksi antara unsure-unsur yang ada didalam bahan bakar dengan oksigen.Misalnya :
Pembakaran unsur C CO2C + O2 - panas---
Pembakaran unsur H2H2 + O2 H2O panas----
Pembakaran unsur SS + O2 SO2- panas-
Dengan mengetahui kandungan unsur yang ada didalam bahan bakar, maka akan dapat ditentukan Nilai panas yang dihasilkan oleh bahan bakar.
1. Nilai Panas ( Nilai Pembakaran) HV ( Heating Value)
Nilai Panas adalah : jumlah panas yang dikeluarkan oleh 1kg bahan bakar bila bahan bakar tersebut dibakar.Pada gas hasil pembakaran terdapat H2O dalam bentuk uap atau cairan. Dengan ilai pembakaran bila H2O yang terbentuk berupa uap akan lebih kecil bila dibandingkan dengan H2O yang terbentuk sebagai cairan. Berarti ada 2 macam Nilai Pembakaran yaitu Nilai
28
Pembakaran Atas (NPA) atau HHV dan Nilai Pembakaran Bawah.(NPB) atau LHV.
2. NPA atau HHV adalah :Yaitu Nilai Pembakaran bila didalam gas hasil pembakaran
terdapat H2O berebentuk cairan
3. NPB atau LHV adalah:Yaitu Nilai Pembakaran bila didalam gas hasil pembakaran
terdapat H2O berbentuk gas.
Rumus Dulong & Petit untuk menghitung Nilai Panas
HHV = 33950 C + 144200 ( H2-O2/8) + 9400 S kJ/Kg (Prinsip Prinsip Konversi Energi)
Dimana: C = persentase unsure Carbon.H2 = persentase unsure Hidrogen.S = persentase unsure Sulfur.O2 = persentase unsure Oksigen.
LHV = HHV – 2400 ( M+9H2) kJ/Kg. (Prinsip Prinsip Konversi Energi)
M = Moinsture (kebasahan)
Jumlah kebutuhan udara untuk proses pembakaran juga dapat dihitung dengan persamaan pembakaran.Komposisi udara = 21 % O2 dan 79 % N2 dll dalam Volume atau Dalam komposisi berat ; 23,2 % O2 dan 76,8 % N2 dllUntuk mengitung kebutuhan udara teorits dapat digunakan rumus:
29
BAB III
PELAKSANAAN PERCOBAAN
A. Peralatan Percobaan
Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :
MEREK NO NAMA
Cussons P7600
P7602
P7672
Oil fired Boiler
Additional boiler instrumentation separating &
Throttling Calorimeter
Suplai Energi Listrik
Suplai air utilitas laboratorium
B. Prosedur Percobaan
Adapun langkah yang perlu dilakukan dalam praktikum optimasi
boiler adalah sebagai berikut :
1. mengaktifkan semua suplai aliran listrik yang dibutuhkan boiler
a. switch ON PLN Mains (MCB)
b. Switch ON GG Cold Water Unit
c. Switch ON steam turbine.
2. Mengaktifkan semua aliran air yang akan masuk dan keluar boiler
30
a. Menghidupkan pompa 1 dan 2 pada panel (cukup hidupkan
salah satu jenis pompa)
b. Pompa berfungsi sebagai penyedia air ke boiler
c. Pompa akan mati sendiri apabila air sudah pada reservoir
d. Membuka semua katup air yang akan menuju dan
meninggalkan boiler (untuk pembukaan katup air hendaknya
jangan terlalu besar karena aliran yang menuju boiler sudah
cukup besar disamping itu hal ini mencegah kebocoran pada
kran/ katup air
3. Menghidupkan CAM switch
4. Switch ON steam plant
5. Memeriksa ketinggian level air yang berada dalam boiler yang
dapat dilihat pada alat kontrol/water column ( skala ketinggian air
berdasarkan ketetapan batas yang diizinkan).
6. Setelah memeriksa air, menghidupkan pompa suplai minyak dan
membuka kedua katup bahan bakar (katup pertama adalah aliran
bahan bakar masuk dan katup yang kedua adalah aliran bahan
bakar keluar
7. Melihat semua alat ukur, apabila sudah siap jalankan boiler
sebagai persamaan sistem. Hal ini bertujuan untuk menjaga
ketahanan peralatan pada boiler.
8. Setelah 15 menit, hidupkan boiler yang kemudian akan
menghasilkan kualitas uap yang lebih baik.
9. Mencatat semua jumlah keseluruhan bahan bakar dan jumlah feed
water dan yang sudah dituliskan.
10. Setelah semua data yang dibutuhkkan selesai dicatat, lakukan
prosedur penghentian boiler dengan prosedur yang sebaliknya.
31
BAB IV
DATA PERCOBAAN
Dari percobaan yang dilakukan dan proses pengamatan pada boiler maka
dapat diperoleh data sebagai berikut :
Waktu Bahan Bakar Air Umpan (m3)
09.30 B = 73.2 Cm
L = 75.8 Cm
129,1212
10.30 T =7.1 Cm 129,4389
Tekanan rata-rata = 6 barg
Draft (Draught) = 25 Pa (N/m2)
Temperatur = 280 C
Air Umpan = 280 C
Bahan Bakar = 280 C
Uap air/Steam = 1600 C (6 barg)
Temp.gas buang = 2980 C (flue)
32
Data-data pendukung
Bahan bakar : Solar
Density : 0,82 KJ/Kg
Kandungan energi : 45.500 KJ/Kg
Kualitas uap : X = 92 %
BAB V
ANALISA DATA
Energi input boiler (energi panas masuk boiler) :
Dari hasil percobaan maka diperoleh kebutuhan bahan bakar selama satu
jam :
Waktu pengujian = 1 jam
1) Jumlah air umpan
Temperatur air umpan : Ta = 28oC
Vfw = 129,4389-129,1212 = 0,3177 m3/jam
Density air umpan = l fw= 1000 kg/m3
Maka laju aliran massa : mfw = Vfw X l fw
= 0,3177 m3/jam X 1000 kg/m3
= 317,7 kg/jam
maka : mu = ma = 317,7 kg/jam (Stedy-state)
33
2) Konsumsi bahan bakar (Bahan bakar yang digunakan adalah
solar (diesel)
Kandungan Energi LHV (E) = 45.500 kJ/kg
Lama penggunaan boiler = 1 jam
Ukuran Boiler => L = 75,8 cm ; B = 75,2 cm ;T = 7,1 cm
Maka laju aliran bahan bakar : Vbb = L X B X T
= ( 75,8 cm x 75,2 cm x 7,1 cm
) / jam
= 40.471,136 cm3/jam
= 40,471136 Liter/jam
Density minyak solar = ρbb = 0,82 kg/ltr
Maka laju aliran minyak solar = ṁbb = Vbb X ρbb
= 40,471136 liter/jam X 0,82
kg/ltr
= 33,186 kg/jam
Qin = Qbb = ṁbb x E = 33,186 kg/jam X 45.500 kJ/kg
=1.509.963 kJ/jam
3) Kondisi uap yang dihasilkan boiler
Tekanan = 6 bar (gauge)
Tekanan absolut = 7 bar (abs) = 0.7 Mpa
Kualitas uap yang dihasilkan boiler :
X = 92 % (diperoleh dari percobaan kualitas uap
sebelumnya)
Energi penguapan :
34
Ialah energi panas untuk merubah air menjadi uap, dengan kata lain
jumlah energi yang diserap luida H2O dari sumber panas pembakaran
yang menjadikan air menjadi uap.
Q = mu ( hu – ha)
Dimana :
Pada tekanan 7 bar (abs)
mu = 317,7 kg/jam
hu = hf + x. hfg ; dimana : hf = 697,0 kJ/kg hfg = 2065,8
kJ/kg
huap = 697 kJ/kg + 0,92 ( 2065,8 kJ/kg )
= 2.597,536 kJ/kg
Untuk Ta = 28oC
Menggunakan interpolasi dari tabel uap :
T
[ oC ]
hf
[ kJ/kg ]
25 104,89
28 ................?
30 125,79
T (28C )−T (25C )T (30C )−T (25C )
=h f (28C)−h f (25C)h f (30C)−h f (25C)
28−2530−25
=h f (28C)– 104,89125,73 –104,89
hf = ha = 117,37 kJ/kg
35
EFFISIENSI BOILER
ηB = Energi Penguapan
Energi Bahan bakarx 100%
= mu(hu−ha)
m. E X 100 %
= 317,7kg / jam .(2.597,536−117,37)kJ /kg
33,186kg
jam.45.500kJ /kg X 100 %
= 52, 18 %
Energi Output Boiler (energi panas keluar boiler) :
Energi keluaran Berguna (Energi Evaporasi)
Qeva/uap = ṁu (hu – ha)
= 317,7 kg/jam x (2.597,536−117,37¿kJ /kg
= 787.948,7382 kJ/jam
Massa udara adalah bergantung pada besar harga draft untuk 1 kg
bahan bakar, maka draft : h = 24,5 Pa = 24,5 N/m2 / 9,81
kg/m2= 2,4974 kg/m2
H = 5 ; Tg = 298 0C = 571 K ; Tu = 28 0C
= 301 K
h = 353 H ¿)
2,4974= 353. 5 ¿)
2,4974= 5,864 – 1765 ¿)
¿) = 5,864 –2,4974
1765
¿) = 0,0019
m + 1 = 1,0849m
0,0849m = 1
36
m = 11,78 kg udara / kg bahan bakar
Untuk 1 jam, maka mbb = 33,186 kg/jam
Jumlah laju massa aliran udara, yaitu :
mudara= mbb x m
= 33,186 x 11,78 [ kg/jam ]
= 390,93108 kg/jam
Maka jumlah massa aliran gas asap adalah :
mg = mudara + mbb
= 390,93108 + 33,186 [ kg/jam ]
= 424,11708 kg/jam
Panas jenis gas buang : karena jumlah udara sangat besar (dominan)
dibanding dengan jumlah bahan bakar maka gunakan sifat-sifat udara :
Tudara = 28Oc = 301 K ; Tgas asap = 298 0C = 571 K
Maka : Tg = 571+301
2 = 436 K
Maka dengan interpolasi :
T
[ 0C ]
Cp
[ kJ/ kg K ]
400 1,014
436 ..........???
450 1,0207
436−400450−400 =
Cp−1,0141,0207−1,014
Cpg = 1,018 kJ/kg K
37
Energi Keluaran tak Berguna
a. Energi panas ke cerobong asap
Energi panas dalam gas buang terbawa keluar cerobong
Qg = ṁg Cpg (Tg – Tu )
= 424,11708 . 1,018 (571-301)
= 116.572,8206088 kJ/jam
= 116, 573 MJ/jam
b. Energi panas ke lingkungan sekitar (rugi-rugi)
Qloses = Qbb – (Quap + Q gas)
= 1.509.963 – (787.948,7382 + 116.572,82 ) [ kJ/jam ]
= 605.441,442 kJ/jam
Optimasi sistem energi boiler ;
1. Memperbaiki isolasi dan kebocoran-kebocoran
Estimasi = hemat = 30% x Qlosses
= 30% x 605.441,442
= 181.632,4325 kJ/jam
2. Pemanfaatan energi panas dalam cerobong gas asap (merancang HE
= economiser)
Asumsi : setelah mengurangi rugi-rugi ke lingkungan maka panas ke
cerobong bertambah. Dalam hal ini dirancang suatu economizer yang
ditempatkan pada keluaran dapur (masuk cerobong).
(Tg)economizer = 220oC (direncanakan) maka energi panas oleh gas buang
(dimanfaatkan) ke economizer adalah :
Tgas in = 2200C = 493 K
Tgas out = 298 = 571 K
Tg = T gas out+T gas∈¿2¿=
493+5712
= 532 K
38
Dari interpolasi, didapat =>> Cp = 1,03 kJ/kg K
Maka energi panas yang termanfaatkan di economiser :
(Qgas ) eco = ṁg Cpg (Tg out – Tg in )
= 424,11708 . 1,03 (571 – 493)
= 34073,57 kJ/jam
Dalam economiser panas yang diberikan oleh air umpan adalah :
(Qair ) eco = (Qgas ) eco = ṁa Cp air (Tair out – Tair in )
34073,57 kJ/jam = 317,7 kg/jam . 4,186 kJ/kg K . (Tair – 280C)
Tair out = 53,62 oC
Total energi panas yang dihemat adalah :
Qhemat = (Qgas) eco + Qestimasi
= 34073,57 + 181.632,4325
= 215706 kJ/jam
% hemat = Qhemat
Qbbx100%=
2157061.509.963
x100%= 14,29%
Jumlah aliran bahan bakar yang dihemat yaitu :
mbb = Qhemat
E =
215706kJ / jam45.500kJ /kg
= 4,741 kg/jam
Jumlah panas yang berpindah (heat tranfer) dalam economiser
adalah :
Qeconomizer = U . A . LMTD
= 29441,31606 kJ/jam x 1000 J/3600 s
= 8178,14335 J/s
Dimana : A = Luas bidang permukaan perpindahan panas
(m2)
d = 1 inchi = 2,54 cm (sesuai dengan lapangan)
39
U = koefisien perpindahan panas total = 60
LMTD = logaritma mean temperatur different (oC)
LMTD = ( ∆ Tmax−∆ Tmin
ln (∆ Tmax∆ Tmin
)) =
250,34−192
ln (250,34192
) = 219,9 oC
Jadi , A = QHE
U . LMTD =
8178,1433565 X 219,9
= 0,57 m2
Dimana : A = π . d . L
L = 2,280,79756
= 2,85 m
Sehingga, untuk menentukan jumlah belitan (n), yaitu :
Dkoil = 0,25 cm
n = L
π . Dkoil =
2,853,14 .0,25
= 4 belitan
Maka setelah perancangan ekonomiser, jumlah laju bahan bakar
yang dihemat sebesar 4,741 kg/jam. Jadi, jumlah bahan bakar yang
dipakai akan dibutuhkan setelah perancangan ekonomiser adalah jumlah
bahan bakar sebelum perancangan dikurang setelah perancangan atau
secara sistematis sebagai berikut :
mbb = 33,186 kg/jam – 4,741 kg/jam
= 28,445 kg/jam
Energi panas masuk, yaitu :
Qsolar = Qbb = mbb . E = 28,445 kg/jam x 45.500 kJ/kg = 1294247,5
kJ/jam
ηb = QuapQbb
x 100 % = 787.948,73821294247,5
x 100 % = 60,88 %
40
Misalkan boiler di Laboratorium Teknik Konversi Energi dihidupkan
dalam sehari untuk setahun. Maka, besar biaya yang dapat dihemat di
Laboratorium Teknik Konversi Energi dalam 1 tahun, yaitu :
Biaya yang dihemat = 4.741 kg/jam x Rp. 4500 x 24 jam x 365
hari
= Rp. 186.890.220,- per hari
BAB VI
PENUTUP
41
A. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan dan adanya pengamatan serta
penganalisaan data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Boiler yang dilaboratorium Teknik Konversi Energi tidak mampu
membakar bahan bakar sebanyak 33,186 kg/jam untuk
menghasilkan energi sebanyak 1.509.690 kJ/jam.
Dari hasil percobaan diperoleh efisiensi boiler sebesar 52, 18 %.
2. Untuk memanaskan boiler dilakukan secara bertahap agar kerja
boiler tidak terlalu dipaksakan mulai dari start awal dan supaya
panas yang terdapat di dalam boiler dapat merata panasnya.
3. Setelah diadakan suatu perancangan pemnfaatan gas buang dari
cerobong gas asap total panas yang dihemat 14,29%.
4. Jumlah laju bahan bakar yang dihemat setelah perancangan
ekonomiser yaitu 4,741 kg/jam.
5. Setelah perancangan ekonomiser maka efisiensi boiler bertambah
menjadi 60,88 %.
B. Saran
1. Sebaiknya perawatan boiler lebih diperhatikan lagi dan dilakukan secara
berkala, bila perlu disertifikasi kembali.
2. Mahasiswa/i yang mengikuti praktikum sebaiknya lebih serius dalam
mengikuti kegiatan praktikum dan seharusnya lebih menaati peraturan
selama berada di laboratorium teknik energi.
DAFTAR PUSTAKA
42
Holman, J.P,.Perpindahan Kalor cetakan keempat. Jakarta : Erlangga.
Reynold,C.Wililiam,Perkin C.Henry.Termodinamika Teknik.
Kinsky,Roger.1989.Heat Engineering,Third Edition.Sidney :McGraw-Hill
Book Company.
Cussons Intruction Manual.
43