asuhan keperawatan keluarga

Upload: ari

Post on 06-Oct-2015

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN DIABETES MELITUS

A. DefinisiDiabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti mengalirkan atau mengalihkan (siphon). Mellitus berasal dari bahasa latin yang bermakna manis atau madu. Penyakit diabetes melitus dapat diartikan individu yang mengalirkan volume urine yang banyak dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan ketidakadaan absolute insulin atau penurunan relative insensitivitas sel terhadap insulin (Corwin, 2009).Diabetes Melitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron (Mansjoer dkk, 2007)Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2005, diabetus merupakan suatu kelompok panyakit metabolik dengan karakterristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.Diabetes Mellitus adalah kelainan defisiensi dari insulin dan kehilangan toleransi terhadap glukosa ( Rab, 2008)Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kelainan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau akibat kerja insulin yang tidak adekuat (Brunner & Suddart, 2002).B. Etiologi / Penyebab Diabetes MelitusDiabetes Mellitus dapat disebabkan oleh banyak faktor Noer (1996) menyebutkan bahwa ada 4 penyebab terjadinya Diabetes Mellitus, yaitu faktor keturunan, fungsi sel pankreas dan sekresi insulin yang berkurang, kegemukan atau obesitas, perubahan karena usia lanjut berhubungan dengan resistensi insulin. Faktor keturunan dapat menjadi penyebab yang mengambil peranan paling penting dalam terjadinya Diabetes Mellitus karena pola familial yang kuat (keturunan) mengakibatkan terjadinya kerusakan sel-sel beta pankreas yang memproduksi insulin. Sehingga terjadi kelainan dalam sekresi insulin maupun kerja insulin (Long, 1996). Fungsi sel pankreas dan sekresi insulin yang berkurang dapat terjadi karena insulin diperlukan untuk transport glukosa, asam amino, kalium dan fosfat yang melintasi membran sel untuk metabolisme intraseluler. Jika terjadi kekurangan insulin akibat kerusakan fungsi sel pankreas akan menyebabkan gangguan dalam metabolisme karbohidrat, asam amino, kalium dan fosfat (Long, 1996).Kegemukan atau obesitas dapat sebagai pencetus terjadinya DM karena insiden DM menurun pada populasi dengan suplai yang rendah dan meningkat pada mereka yang mengalami perubahan makanaan secara berlebihan. Obesitas merupakan faktor resiko tinggi DM karena jumlah reseptor insulin menurun pada obesitas mengakibatkan intoleransi glukosa dan hiperglikemia (Price dan Wilson, 1995).Perubahan karena usia lanjut berhubungan dengan resistensi insulin dapat mendukung terjadinya DM karena toleransi glukosa secara berangsurangsur akan menurun bersamaan dengan berjalannya usia seseorang mengakibatkan kadar glukosa darah yang lebih tinggi dan lebih lamanya keadaan hiperglikemi pada usia lanjut. Hal ini berkaitan dengan berkurangnya pelepasan insulin dari selsel beta, lambatnya pelepasan insulin dan penurunan sensitifitas perifer terhadap insulin (Long, 1996). Etiologi pada DM telah dijabarkan oleh para ahli, yaitu berkaitan dengan fungsi organ dan berbagai faktor resiko yang mendahului. Mansjoer (1996 : 588) menyatakan bahwa Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM), atau DM yang tergantung pada insulin (tipe I) disebabkan oleh destruksi sel beta pulau langerhans akibat proses autoimmune. Sedangkan Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) atau tipe II disebabkan kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin. Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel beta tidak mampu mengimbangi resistensi insulin ini sepenuhnya (terjadi defisiensi relatif insulin). Faktor yang meningkatkan resiko terjadinya DM, diantaranya : 1. Faktor genetik (herediter) Resiko terkena DM meningkat apabila ada anggota yang terkena atau menderita DM, yaitu kesesuaian pada kembar monozigote dan autosomonal dominan. Insulin Dependen Diabetes Melitus : 130 ml/dl, tes toleransi glukosa > 200 mg/dl, 2 jam setelah pemberian glukosa.2. Aseton plasma (keton) positif secara mencolok.3. Asam lemak bebas: kadar lipid dan kolesterol meningkat.4. Osmolalitas serum: meningkat tapi biasanya < 330 mOsm/I.5. Elektrolit: Na mungkin normal, meningkat atau menurun, K normal atau peningkatan semu selanjutnya akan menurun, fosfor sering menurun.6. Gas darah arteri: menunjukkan Ph rendah dan penurunan HCO3.7. Trombosit darah: Ht meningkat (dehidrasi), leukositosis dan hemokonsentrasi merupakan respon terhadap stress atau infeksi.8. Ureum/kreatinin: mungkin meningkat atau normal.9. Insulin darah: mungkin menurun/ tidak ada (Tipe I) atau normal sampai tinggi (Tipe II).10. Urine: gula dan aseton positif.11. Kultur dan sensitivitas: kemungkinan adanya ISK, infeksi pernafasan dan infeksi luka.G. PencegahanPencegahan penyakit diabetes melitus terutama ditujukan kepada orang-orang yang memiliki risiko untuk menderita DM. Tujuannya adalah untuk memperlambat timbulnya DM, menjaga fungsi sel penghasil insulin di pankreas, dan mencegah atau memperlambat munculnya gangguan pada jantung dan pembuluh darah. Faktor risiko DM dibedakan menjadi faktor yang dapat dimodifikasi dan faktor yang tidak dapat dimodifikasi. Usaha pencegahan dilakukan dengan mengurangi risiko yang dapat dimodifikasi.1. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasiContohnya ras dan etnik, riwayat anggota keluarga menderita DM, usia >45 tahun, riwayat melahirkan bayi dengan BB lahir bayi>4000 gram atau riwayat pernah menderita DM gestasional (DMG), dan riwayat lahir dengan berat badan rendah, kurang dari 2,5 kg.2. Faktor risiko yang dapat dimodifikasiContohnya berat badan berlebih, kurangnya aktivitas fisik, hipertensi (> 140/90 mmHg), gangguan profil lipid dalam darah (HDL < 35 mg/dL dan atau trigliserida > 250 mg/dL, dan diet tak sehat tinggi gula dan rendah serat. Pencegahan DM juga harus dilakukan oleh pasien-pasien prediabetes yakni mereka yang mengalami intoleransi glukosa (GDPP dan TGT) dan berisiko tinggi mederita DM.Pencegahan DM pada orang-orang yang berisiko pada prinsipnya adalah denganmengubah gaya hidupyang meliputi olah raga, penurunan berat badan, dan pengaturan pola makan. Berdasarkan analisis terhadap sekelompok orang dengan perubahan gaya hidup intensif, pencegahan diabetes paling berhubungan dengan penurunan berat badan. Menurut penelitian, penurunan berat badan 5-10% dapat mencegah atau memperlambat munculnya DM. Dianjurkan pula melakukan pola makan yang sehat, yakni terdiri dari karbohidrat kompleks, mengandung sedikit lemak jenuh dan tinggi serat larut. Asupan kalori ditujukan untuk mencapai berat badan ideal.Akitivitas fisik harus ditingkatkan dengan berolah raga rutin, minimal 150 menit perminggu, dibagi 3-4 kali seminggu. Olah raga dapat memperbaiki resistensi insulin yang terjadi pada pasien prediabetes, meningkatkan kadar HDL (kolesterol baik), dan membantu mencapai berat badan ideal. Selain olah raga, dianjurkan juga lebih aktif saat beraktivitas sehari-hari, misalnya dengan memilih menggunakan tangga dari pada elevator, berjalan kaki ke pasar daripada menggunakan mobil, dll.Merokok, walaupun tidak secara langsung menimbulkan intoleransi glukosa, dapat memperberat komplikasi kardiovaskular dari intoleransi glukosa dan DM. Oleh karena itu, pasien juga dianjurkan berhenti merokok.H. PenatalaksanaanTujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler dan neuropati. Tujuan pemberian terapeutik pada masing-masing tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal.Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :1. DietPada konsensus Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) telah ditetapkan bahwa standar yang dianjurkan adalah santapan dengan komposisi seimbang berupa karbohidrat (60-70%), protein (10-15%), dan lemak (20-25%). Apabila diperlukan santapan dengan komposisi karbohidrat sampai 70-75% juga memperoleh hasil yang bagus, terutama bagi golongan berekonomi rendah. Total kalori disesuaikan dengan per tumbuhan, umur, status gizi, stress akut, dan aktifitas jasmani untuk mendapat berat badan ideal. Jumlah kandungan kolesterol < 300 mg/hr. jumlah kandungan serat 25g/hr, diutamakan jenis serat larut. Konsumsi garam dibatasi bila terdapat hipertensi, pemanis dapat digunakan secukupnya. Cara menghitung kalori pada pasien DM adalah tentukan terlebih dahulu berat badan ideal untuk mengetahui jumlah kalori basal pasien DM. Cara yang mudah yaitu perhitungan menurut Bocca :

BB ideal = (TB dalam cm 100) 10% kg

Kemudian hitung jumlah kalori yang didiperlukan. Beberapa cara untuk menetapkan total kalori yang dibutuhkan seorang pasien DM.a. Menghitung kebutuhan basal dengan cara mengalihkan berat badan ideal dengan 30 untuk laki-laki dan 25 untuk perempuan. Kebutuhan kalori sebenarnya harus ditambahkan lagi sesuai dengan kegiatan sehari-hari.

RinganSedangBerat

100 200 kkal/jam200 350 kkal/jam400 900 kkal/jam

Mengendarai mobilRumah tanggaAerobic

MemancingBersepedaBersepeda

Kerja laboratoriumBowlingMemanjat

Kerja sekretarisJalan cepatMenari

Mengajar kerjaBerkebunLari

GolfSepak bola

Sepatu rodaTenis

b. Kebutuhan basal dihitung seperti a, tetapi ditambahkan kalori berdasarkan persentase kalori basal1) Kerja ringan, ditambah 10 % dari kalori basal.2) Kerja sedang, ditambah 20 % dari kalori basal.3) Kerja berat, ditambah 40 100% dari kalori basal.4) Badan kurus, terdapat infeksi, masih tumbuh kembang, sedang hamil atau menyusui, ditambah 20 30% dari kalori basal.

c. Suatu pegangan kasar dapat dibuat sebagai berikut :1) Pasien kurus= 2.300 2.500 kkal2) Pasien normal= 1.700 2.100 kkal3) Pasien gemuk= 1.300 1.500 kkal

d. Kebutuhan kalori dihitung berdasarkan tabel berikut :Dewasa kkal / kg BB ideal

Kerja santaiKerja sedangKerja berat

Gemuk 253035

Normal303540

Kurus354040 50

2. Latihan jasmaniDianjurkan latihan jasmani teratur 3 4 kali tiap minggu selama 30 menit yang sifatnya sesuai CRIPE (Continous, Rhytmica, interval, progressive, Endurance training).3. Pemantauan4. Terapi (jika diperlukan)5. Pendidikan

I. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Diabetes MelitusPengkajian keperawatan keluarga adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, merencanakan asuhan keperawatan dan melaksanakan intervensi keperawatan terhadap keluarga sesuai rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu hasil asuhan keperawatan yang dilaksanakan terhadap keluarga. Proses keperawatan merupakan kerangka kerja dalam melaksanakan tindakan yang digunakan agar proses asuhan keperawatan dan kesehatan terhadap keluarga menjadi lebih sistematis (Effendy, 1998 : 46).1. Pengkajian KeluargaFriedman (1998) membagi proses pengkajian keperawatan keluarga kedalam tahap-tahap meliputi mengidentifikasi data, tahap dan riwayat perkembangan, data lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga dan koping keluarga.a. Mengidentifikasi dataData-data dasar yang digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan pasien dengan memakai norma kesehatan keluarga maupun social yang merupakan system integritas dan kesanggupan untuk mengatasinya (Friedman, 1998).Pengumpulan data pada keluarga dengan Diabetes Mellitus difokuskan pada komponen-komponen yang berkaitan dengan diabetes Mellitus.b. Data Identitas1) UmurUmumnya manusia mengalami perubahan fisiologis yang secara drastic menurun dengan cepat setelah usia 40 tahun. Diabetes sering muncul setelah seseorang memasuki usia rawan tersebut, terutama mereka yang berat badannya berlebih karena tubuh tidak peka terhadap insulin, semakin bertambah usia semakin tinggi resiko diabetes (Setiono, 2005 :24).2) Jenis KelaminWanita pada umumnya cenderung mudah terserang Diabetes Mellitus bila dibandingkan dengan pria, hal ini dikarenakan wanita lebih banyak mempunyai factor yang mendorong terjadinya DM seperti obesitas saat kehamilan, strees, kelelahan, serta makanan yang tidak terkontrol. 3) PekerjaanPenghasilan yang tidak seimbang mempengaruhi keluarga dalam melakukan perawatan dan pengobatan pada anggota keluarga yang menderita Diabetes Mellitus. Salah satu penyebab ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan dan perawatan adalah tidak seimbangnya sumber-sumber yang ada dalam keluarga, misalnnya keuangan (Effendy,1998).4) PendidikanTingkat pendidikan mempengaruhi fungsi kognitif karena dengan pendidikan yang rendah, daya ingat klien, afektif dan psikomotorik dalam pengelolaan penderita Diabetes Mellitus dan akibatnya serta pentingnya fasilitas pelayanan kesehatan. 5) Hubungan (genogram)Resiko terkena diabetes meningkat apabila ada anggota keluarga yang menderita diabetes. Resiko juga meningkat pada keadaan kembar monozigot dan autosomal dominan. 6) Tipe atau Bentuk KeluargaBentuk keluarga extended family yang mempunyai riwayat penyakit DM lebih cenderung menderita DM dari pada keluarga yang ukurannya lebih kecil dan tidak mempunyai riwayat DM. 7) Latar Belakang atau Kebiasaan Keluargaa) Kebiasaan MakanPola makan keluarga telah tergeser dari pola makan tradisional yang mengandung banyak karbohidrat dan serat dari sayuran ke pola makan dengan komposisi makan yang terlalu banyak mengandung protein, gula, lemak, garam, dan mengandung sedikit serat. Pola makan seperti inilah yang beresiko terjadinya penyakit diabetes mellitus (Noer, 1996).b) Pemanfaatan Fasilitas KesehatanPemanfaatan fasilitas kesehatan merupakan factor penting dalam pengelolaan pasien dengan Diabetes Mellitus. Effendy (1998) menyatakan bahwa fasilitas kesehatan yang terjangkau memberikan pengaruh yang besar terhadap perawatan dan pengobatan pada keluarga yang anggota keluarganya menderita Diabetes Mellitus. Bila keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan, maka dengan rajin mereka akan melakukan control dan memeriksakan dirinya secra teratur apabila ada keluhan lemas-lemas ke tempat pelayanan kesehatan terdekat. Pada keluarga yang kurang mampu memanfaatkan pelayanan fasilitas kesehatan, maka keluarga hanya memeriksakan kesehatan apabila sakit saja, termasuk ketika merasakan adanya gejalagejala yang terkait dengan Diabetes Mellitus.c) Pengobatan TradisionalCara-cara yang lazim digunakan adalah meminum jamu tradisional. Namun perlu diperhatikan dalam melakukan pengobatan tersebut harus kontrol teratur agar pengobatannya berhasil. Namun mayoritas penderita Diabetes Mellitus telah memanfaatkan pengobatan modern untuk mengatasi gejala dan keluhan Diabetes Mellitus. 8) Status Sosial EkonomiDiabetes Mellitus sering terjadi pada keluarga yang mempunyai status ekonomi menengah keatas. Karena factor lingkungan dan gaya hidup yang tidak sehat, seperti makan berlebihan, berlemak, kurang aktivitas fisik, dan strees berperan penting sebagai pemicu diabetes. c. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga1) Tahap Perkembangan KeluargaTahap perkembangan keluarga yang berisiko mengalami masalah Diabetes Mellitus adalah tahap perkembangan keluarga dengan usia pertengahan dan lansia. Karena pada tahap ini terjadi proses degeneratif yaitu suatu kemunduran fungsi system organ tubuh, termasuk penurunan fungsi dari sel beta pancreas.2) Riwayat Kesehatan KeluargaDiabetes Mellitus berkaitan erat dengan penyakit yang lain misalnya riwayat keluarga dengan Diabetes Mellitus, Hiperensi, Penyakit ginjal, Stroke dan lain-lain. d. Data Lingkungan1) Karakteristik RumahPenataan perabot rumah yang tidak teratur, penerangan atau pencahayaan yang kurang, keadaan lantai yang licin, merupakan factor yang meningkatkan resiko injury karena pada pendrita Diabetes Mellitus yang lanjut akan mengalami gangguan pada system persepsi sensori terutama visual seperti adanya keluhan pandangan kabur. 2) Karakteristik tetangga dan komunitasnyaMenjelaskan tentang karakteristik dari tetangga dan komunitas setempata) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga berinteraksi dengan masyarakat setempatb) Fasilitas pelayanan kesehatan Adanya fasilitas pelayanan kesehatan sangat menentukan pemulihan kesehatan, pencegahan penyakit serta pengobatan.c) Fasilitas transportasid) Transportasi yang memadai sangat berpengaruh terhadap kemampuan keluarga untuk menjangkau fasilitas pelayanan kesehatan. e) Sistem pendukungf) Pengelolaan pasien yang menderita Diabetes Mellitus di keluarga sangat membutuhkan peran aktif seluruh anggota keluarga, petugas dari pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat. Semuanya berperan dalam pemberian edukasi, motivasi dan memonitor atau mengontrol perkembangan kesehatan anggota keluarga yang menderita Diabetes Mellitus.3) Struktur keluargaInteraksi antar anggota keluarga yang positif akan menimbulkan saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga dan merupakan tugas anggota keluarga yang dapat menurunkan tingkat stress yang menjadi pemicu terjadinya suatu masalah kesehatan (Effendy, 1998).4) Struktur kekuasaanPada masyarakat Indonesia kebanyakan pemegang kekuasaan yang lebih dominant adalah patriarkal yaitu pemegang kekuasaan yang tertinggi di pihak ayah (Effendy, 1998). 5) Struktur peranFriedman (1986), menyatakan peran atau status seseorang dalam keluarga dan masyarakat mempengaruhi gaya hidupnya, peran dalam keluarga terbagi dalam peran sebagai suami, ayah, istri, ibu, anak, kakak, adik, cucu, dan lain-lain.6) Nilai-nilai dalam keluargaKebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga adalah yang bertentangan dengan masalah DM seperti halnya pergi ke dukun dan bukan pada petugas fasilitas kesehatan (Effendy, 1998).7) Fungsi keluargaa) Fungsi AfektifBagaimana keluarga merasakan hal-hal yang dibutuhkan oleh individu lain dalam keluarga tersebut. Keluarga yang kurang memperhatikan keluarga yang menderita DM akan menimbulkan komplikasi lebih lanjut (Noer, 1996).b) Fungsi SosialisasiKeluarga yang memberikan kebebasan kepada anggota keluarga yang menderita DM untuk berinteraksi dengan lingkungan akan mengurangi tingkat stress keluarga. Biasanya penderita DM akan kehilangan semangat oleh karena merasa jenuh dengan pengobatan yang berlaku seumur hidup.c) Fungsi Perawatan KesehatanPengetahuan keluarga tentang penyakit dan penanganan masalah Diabetes Mellitus:(a) Mengenal masalah kesehatan keluargaKetidak sanggupan keluarga mengenal masalah pada DM salah satu factor penyebabnya adalah karena kurang pengetahuan tentang DM (Effendy, 1998). Apabila keluarga tidak mampu mengenal masalah Diabetes Mellitus, penyakit tersebut akan mengakibatkan komplikasi.(b) Mengambil keputusan bagi anggota keluarga yang sakitKetidak sanggupan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam melakukan tindakan disebabkan karena tidak memahami tentang sifat, berat, dan luasnya masalah yang dihadapi dan masalah yang tidak begitu menonjol. Penyakit Diabetes Mellitus yang tanpa penanganan akan mengakibatkan komplikasi.(c) Merawat anggota keluarga yang sakitKetidak mampuan ini disebabkan karena tidak mengetahui keadaan penyakit, tanda dan gejala, penyebab dan pengelolaan pada Diabetes Mellitus (Effendy, 1998).(d) Ketidak sanggupan keluarga dalam memelihara lingkungan yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan.Ketidak mampuan ini disebabkan karena sumber-sumber dalam keluarga tidak mencukupi, diantaranya adalah biaya (Effendy, 1998).(e) Ketidakmampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas kesehatan Hal ini sangat penting sekali untuk keluarga yang mempunyai masalah Diabetes Mellitus. Agar penderita dapat memeriksakan kesehatan secara rutin dan sebagai tempat jika ada keluhan (Effendy, 1998).8) Koping keluargaApabila terdapat stressor yang muncul dalam anggota keluarga, sedangkan koping keluarga tidak efektif, maka ini akan menjadi stress pada anggota keluarga yang menderita diabetes, karena salah satu cara mengatasi kekambuhan yaitu dengan menjaga diit yang teratur, dan mengurangi stress.2. Diagnosa Keperawatan Perubahan Arteroskleosis vasikuler Diagnosa keperawatan adalah pernayataan tentang factor-faktor yang mempertahankan respon atau tanggapan yang tidak sehat dan menghalangi perubahan yang diharapkan (Effendy, 1998). Diagnosa adalah yang mungkin timbul pada keluarga dengan diabetes melitus antara lain (Doengoes, 2000: 51): a. Kekurangan volume cairan, kemungkinan dibuktikan oleh peningkatan pengeluaran urine, urine encer, kelemahan, haus, penurunan berat badan, kulit atau membrane mukosa kering, turgor kulit buruk, hipotensi, takikardia, pelambatan pengisian kapiler. Berhubungan dengana) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.b) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat.c) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.d) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang menunjang kesehatan.e) Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, kemungkinan dibutuhkan oleh masukan makanan yang tidak adekuat, kurang minat pada makanan, penurunan berat badan 10-20% atau lebih dari yang diharapkan, kelemahan, tonus otot buruk, diare berhubungan dengana) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.b) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepatc) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.d) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang menunjang kesehatan.e) ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan:a) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.b) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepatc) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.d) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang menunjang kesehatan.e) Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.d. Resiko tinggi terhadap perubahan persepsi sensori, dapat diterapkan adanya tanda-tanda dan gejala-gejala untuk membuat diagnosa aktual berhubungan dengana) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.b) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepatc) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.d) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang menunjang kesehatan.e) ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.e. Kelelahan, kemungkinan dibuktikan oleh kurang energi yang berlebihan, ketidakmampuan untuk mempertahankan rutinitas biasanya, penurunan kinerja biasanya biasanya berhubungan dengana) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.b) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepatc) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.d) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang menunjang kesehatan.e) Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.3. Rencana Keperawatana. Menyusun prioritasSetelah menentukan diagnosis keperawatan, selanjutnya adalah melakukan prioritas masalah kesehatan. Hal-hal yang perlu diperhatikan (Effendy, 1998):a) Masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang ditemukan dalam keluarga tidak dapat diatasi sekaligus.b) Mempertimbangkan masalah yang dapat mengancam kesehatan. c) Respon dan perhatian keluarga terhadap asuhan keperawatan yang diberikan.d) Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi.e) Sumber daya keluarga yang menunjang masalah kesehatan keluarga atau keperawatan keluarga.f) Pengetahuan dan kebudayaan keluarga.b. Kriteria prioritas masalah (Effendy, 1998: 52):Kriteria masalah, dikelompokkan menjadi ancaman kesehatan, keadaan sakit atau kurang sehat, dan situasi krisis. Bobot terbesar adalah kurang sehat kemudian ancaman kesehatan dan yang ketiga adalah krisis.Kemungkinan masalah diabetes mellitus dapat diubah, hal-hal yang harus diperhatikan:a) Pengetahuan, teknologi, dan tindakan untuk menangani diabetes mellitus.b) Sumber daya keluarga, diantaranya keuangan, tenaga, sarana dan prasarana.c) Sumber daya keperawatan, diantaranya adalah pengetahuan tentang diabetes mellitus, ketrampilan dalam perawatan.d) Sumber daya masyarakat, dapat dalam bentuk fasilitas, organisasi seperti posyandu, polindes dan sebagainya.c. Potensi masalah untuk dicegahAdalah sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dan dapat dikurangi / dicegah melalui tindakan keperawatan dan kesehatan misalnya dengan memberikan informasi tentang diabetes mellitus, cara mencegah dan merawat, serta menganjurkan keluarga untuk memeriksakan kesehatan anggota keluarga dengan diabetes mellitus ke pelayanan kesehatan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melihat potensi pencegahan masalah diabetes mellitus:a) Kesulitan masalah diabetes mellitus, berkaitan dengan beratnya penyakit diabetes mellitus yang menunjukkan kepada prognosa DM (Diabetes Mellitus).b) Lamanya masalah berhubungan dengan terjadinya masalah diabetes mellitus, dan kemungkinan masalah diabetes mellitus dapat dicegah.c) Tindakan yang sudah dan sedang dilakukan untuk mencegah dan memperbaiki masalah diabetes mellitus dalam rangka meningkatkan status kesehatan keluarga.d) Adanya kelompok resiko tinggi dalam keluarga atau kelompok yang sangat peka menambah potensi untuk mencegah masalah.d. Masalah yang menonjolAdalah cara keluarga melihat dan menilai masalah diabetes mellitus dalam hal beratnya dan mendesak untuk diatasi melalui intervensi keperawatan (Effendy, 1998: 49).e. Penyusunan TujuanPerencanaan meliputi perumusan tujuan yang berorientasi pada klien, penyusunan tujuan bersama tersebut terdiri atas kemungkinan sumber-sumber, menggambarkan pendekatan alternatif untuk memenuhi tujuan, menyeleksi intervensi keperawatan yang spesifik dan mengoperasionalkan perencanaan (menyusun prioritas dan menulis bagaimana rencana tersebut dilaksanakan dalam fasenya).a) Tujuan umumSetelah diberikan informasi kepada keluarga mengenai diabetes mellitus, maka keluarga mampu mengenal masalah diabetes mellitus, mampu mengambil keputusan untuk mengambil tindakan yang tepat bagi anggota keluarga yang mengalami diabetes mellitus.b) Tujuan khususMasalah tentang diabetes mellitus dalam keluarga dapat teratasi atau tidak bertambah buruk keadaanya.f. Menentukan kriteria evaluasiKriteria yang akan dicapai adalah:1) Respon verbal kognitif, keluarga dapat menyebutkan tentang masalah kesehatan diabetes mellitus, yaitu pengertian, penyebab, tipe, tanda dan gejala, dan perawatan diabetes mellitus.2) Respon afektif dari keluarga, mampu mengungkapkan secara verbal akan mengambil tindakan yang tepat bagi anggota keluarga yang menderita diabetes mellitus.3) Respon motorik keluarga dan evaluasi perilaku yaitu keluarga mampu melakukan perawatan diabetes mellitus dan mencegah terjadinya komplikasi diabetes mellitus.g. Menentukan standar evaluasi:Pengertian, tipe-tipe, penyebab, tanda dan gejala, perawatan diabetes mellitus.h. Fokus Intervensi1) Kekurangan volume cairan(a) Afektif / pengetahuan(1) Berikan informasi kepada keluarga dan klien tentang manifestasi klinik kekurangan volume cairan sebagai tanda memberatnya penyakit Diabetes Mellitus.(2) Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang cara mengatasi kekurangan volume cairan.(b) Kognitif / sikap(1) Anjurkan kepada klien untuk selalu memonitor keluaran urine.(2) Motivasi klien untuk menimbang berat badannya ke pelayanan kesehatan terdekat.(c) Psikomotor / ketrampilan(1) Anjurkan kepada keluarga untuk membawa klien ke pelayanan kesehatan.(2) Motivasi klien untuk patuh atau kooperatif dalam regimen pengobatan.2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh(a) Afektif / pengetahuan(1) Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga klien tentang pengertian pentingnya gizi bagi penderita Diabetes Mellitus.(2) Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara diit yang benar bagi penderita Diabetes Mellitus.(b) Kognitif / sikap(1) Berikan informasi pada klien dan keluarga tentang adanya resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada penderita Diabetes Mellitus.(2) Demonstrasikan cara diit yang benar bagi klien dan keluarga.(c) Psikomotor / ketrampilan(1) Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembali cara diit yang benar bagi penderita Diabetes Mellitus.(2) Motivasi klien untuk melakukan cara diit yang benar bagi penderita Diabetes Mellitus.3) Resiko infeksi(a) Afektif / pengetahuan(1) Berikan pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga tentang adanya resiko tinggi infeksi pada luka penderita Diabetes Mellitus.(2) Ajarkan pada klien cara mencegah infeksi pada luka penderita Diabetes Mellitus.(b) Kognitif / sikap(1) Ajarkan cara perawatan luka yang benar pada klien dan keluarga agar terhindar dari infeksi.(2) Motivasi klien dan keluarga untuk mendemonstrasikan cara perawatan luka yang benar.(c) Psikomotor / ketrampilan(1) Anjurkan keluarga untuk membawa klien ke pelayanan kesehatan agar mendapatkan perawatan luka yang benar.(2) Rujuk ke pelayanan kesehatan .4) Resiko gangguan persepsi sensori(a) Afektif / pengetahuan(1) Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang gangguan persepsi sensori visual (pandangan kabur) sebagai manifestasi penyakit Diabetes Mellitus.(2) Anjurkan klien untuk memeriksakan kesehatan matanya ke pelayanan terdekat.(b) Kognitif / sikap(1) Berikan informasi pada klien dan keluarga tentang adanya penurunan ketajaman penglihatan sebagai manifestasi dari terjadinyya komplikasi Diabetes Mellitus yang lanjut.(2) Anjurkan kepada klien untuk menggunakan alat bantu penglihatan jika terjadi gangguan penglihatan.(c) Psikomotor / ketrampilan(1) Anjurkan keluarga untuk membawa klien ke pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan lanjutan, penggunaan kacamata dan penggunaan obat.(2) Motivasi klien untuk patuh dalam pengobatan.5) Kelelahan, kelemahan(a) Afektif / pengetahuan(1) Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga klien tentang pengertian pentingnya gizi bagi penderita Diabetes Mellitus.(2) - Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara diit yang benar bagi penderita Diabetes Mellitus.(b) Kognitif / sikap(1) Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembali cara diit yang benar bagi penderita Diabetes Mellitus.(2) Demonstrasikan cara diit yang benar bagi klien dan keluarga.(c) Psikomotor / ketrampilan(1) Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembali cara diit yang benar bagi penderita Diabetes Mellitus.(2) Motivasi klien untuk melakukan cara diit yang benar bagi penderita Diabetes Mellitus.