asuhan keperawatan hipersensitivitas

14
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERSENSITIVITAS Simon Frendiansyah NIM : 2012610151

Upload: simon-frendiansyah

Post on 30-Sep-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kmb

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERSENSITIVITAS

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERSENSITIVITASSimon FrendiansyahNIM : 2012610151DEFINISIAlergi atau Hipersensitivitas adalah kegagalan kekebalan tubuh di mana tubuh seseorang menjadi hipersensitif dalam bereaksi secara imunologi terhadap bahan-bahan yang umumnya imunogenik (antigenik)

PENGKAJIANIdentitas klienKeluhan utamaBiasanya terdapat kemerahan dan bengkak pada kulit dan terasa gatal.Riwayat penyakit sekarangRiwayat penyakit dahuluRiwayat penyakit keluargaRiwayat psikososialPemeriksaan fisikPemeriksaan Diagnostik.

DIAGNOSA KEPERAWATANKetidakefektifan pola nafas berhubungan dengan terpajan allergenHipertermi berhubungan dengan proses inflamasiKerusakan integritas kulit berhubungan dengan infalamasi dermal,intrademal sekunderKekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihNyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi ( allergen,ex: makanan).

INTERVENSI1.Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan terpajan allergenTujuan :setelah diberikan askep selama 1.x15 menit. diharapkan pasien menunjukkan pola nafas efektif dengan frekuensi dan kedalaman rentang normal.Kriteria hasil :a. Frekuensi pernapasan pasien normal (16-20 kali per menit)b.Pasien tidak merasa sesak lagic. Pasien tidak tampak memakai alat bantu pernapasand.Tidak terdapat tanda-tanda sianosis

Intervensi :1.Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan dan ekspansi paru. Catat upaya pernapasan, termasuk pengguanaan otot bantu/ pelebaran masal.Rasional : Kecepatan biasanya meningkat. Dispenea dan terjadi peningakatan kerja napas. Kedalaman pernapasan berpariasi tergantung derajat gagal napas. Ekspansi dada terbatas yang berhubungan dengan atelektasis atau nyeri dada pleuritik.2.Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas adventisius seperti krekels, mengi, gesekan pleura.Rasional : Bunyi napas menurun/ tak ada bila jalan napas obstruksi sekunder terhadap pendarahan, bekuan/ kolaps jalan napas kecil (atelektasis). Ronci dan mengi menyertai obstruksi

2.Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasiTujuan :setelah diberikan askep selama 1.x.24 jam diharapkan suhu tubuh pasien menurun.Kriteria hasil :a.Suhu tubuh pasien kembali normal ( 36,5oC-37,5oC)b.Bibir pasien tidak bengkak lagiIntervensi:1.Pantau suhu pasien ( derajat dan pola )Rasional : Suhu 38,9-41,1C menunjukkan proses penyakit infeksius akut.2.Pantau suhu lingkungan, batasi atau tambahkan linen tempat tidur sesuai indikasiRasional : Suhu ruangan/jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan mendekati normal3.Berikan kompres mandi hangat, hindari penggunaan alcoholRasional : Dapat membantu mengurangi demam

3.Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan infalamasi dermal, intrademal sekunderTujuan :setelah diberikan askep selama 2 x24 jam diharapkan pasien tidak akan mengalami kerusakan integritas kulit lebih parah.Kriteria hasil :a.Tidak terdapat kemerahan, bentol-bentol dan odemab.Tidak terdapat tanda-tanda urtikaria, pruritus dan angiodermac.Kerusakan integritas kulit berkurangIntervensi :1.Lihat kulit, adanya edema, area sirkulasinya terganggu atau pigmentasiRasional : Kulit berisiko karena gangguan sirkulasi perifer2.Hindari obat intramaskularRasional : Edema interstisial dan gangguan sirkulasi memperlambat absorpsi obat dan predisposisi untuk kerusakan kulit

4.Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihTujuan :setelah diberikan askep selama 1 x 24 jam diharapkan kekurangan volume cairan pada pasien dapat teratasi.Kriteria hasil :a. Pasien tidak mengalami diare lagib.Pasien tidak mengalami mual dan muntahc. Tidak terdapat tanda-tanda dehidrasid.Turgor kulit kembali normal

Intervensi :1.Ukur dan pantau TTV, contoh peningakatan suhu/ demam memanjang, takikardia, hipotensi ortostatik.Rasional : Peningkatan suhu atau memanjangnya demam meningkatkan laju metabolic dan kehilangan cairan melalui evaporasi. TD ortostatik berubah dan peningkatan takikardia menunjukkan kekurangan cairan sistemik.2.Kaji turgor kulit, kelembaban membrane mukosa (bibir, lidah).Rasional : Indicator langsung keadekuatan volume cairan, meskipun membrane mukosa mulut mungkin kering karena napas mulut dan oksigen.3.Monitor intake dan output cairanRasional : Mengetahui keseimbangan cairan4.Beri obat sesuai indikasi misalnya antipiretik, antiemetic.Rasional : Berguna menurunkan kehilangan cairan5.Berikan cairan tambahan IV sesuai keperluanRasional : pada adanya penurunan masukan/ banyak kehilangan, penggunaan parenteral dapat memperbaiki atau mencegah kekurangan.5.Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi ( alergen,ex: makanan)Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan nyeri pasien teratasiKriteria hasil:a.Pasien menyatakan dan menunjukkan nyerinya hilangb.Wajah tidak meringisc.Skala nyeri 0d.Hasil pengukuran TTV dalam batas normal, TTV normal yaitu :1)Tekanan darah : 140-90/90-60 mmHg2)Nadi : 60-100 kali/menit3)Pernapasan: 16-20 kali/menit4)Suhu: Oral (36,1-37,50C)Rektal (36,7-38,10C) Axilla (35,5-36,40C)Intervensi :1.Ukur TTVRasional : untuk mengetahui kondisi umum pasien2.Kaji tingkat nyeri (PQRST)Rasional : Untuk mengetahui faktor pencetus nyeri3.Berikan posisi yang nyaman sesuai dengan kebutuhanRasional : memberikan rasa nyaman kepada pasien4.Ciptakan suasana yang tenangRasional : membantu pasien lebih relaks5.Bantu pasien melakukan teknik relaksasiRasional : membantu dalam penurunan persepsi/respon nyeri. Memberikan kontrol situasi meningkatkan perilaku positif.6.Observasi gejala-gejala yang berhubungan, seperti dyspnea, mual muntah, palpitasi, keinginan berkemih.Rasional : tanda-tanda tersebut menunjukkan gejala nyeri yang dialami pasien.7.Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesicRasional : Analgesik dapat meredakan nyeri yang dirasakan oleh pasien

THANKS YOU !!!