asuhan keperawatan ge

17
ASUHAN KEPERAWATAN GE (GASTROENTERITIS) 1. PENGERTIAN GE (Gastroenteritis) adalah radang pada lambung dan usus yang memberkan gejala diare dengan atau tanpa muntah dan sering kali disertai peningkatan suhu tubuh, diare yang di maksud adalah buang air besar berkali-kali ( dengan jumlah yang melebihi 4 kali dan bentuk faces yang cair , dapat disertai dengan darah atau lendir. (Suratun,&Lusianah,2010). Diare yaitu buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. (Sudoyo,Setiyohadi,Alwi,Simadibrata&Setiati, ). Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal (lebih dari 3 kali/hari), serta perubahan dalam isi (lebih dari 200gr/hr) dan konsistensi (faces cair), (Brunner&Suddarth,2001). Diare yaitu suatu kondisi dimana tinja berbentuk cair dan disertai dengan adanya tanda-tanda dehidrasi serta penurunan berat badan yang disebabkan adanya infeksi atau keracunan makanan ( Davey,2006). Kesimpulan diare adalah suatu kondisi dimana faces berbentuk cair atau setengah cair yang disebabkan oleh adanya infeksi atau keracunan makanan dengan frekuensi lebih dari 3 kali/hari sehingga dapat menyebabkan dehidrasi atau penurunan berat badan. 1

Upload: rizakartiko

Post on 30-May-2017

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Ge

ASUHAN KEPERAWATAN GE (GASTROENTERITIS)

1. PENGERTIAN

GE (Gastroenteritis) adalah radang pada lambung dan usus yang memberkan

gejala diare dengan atau tanpa muntah dan sering kali disertai peningkatan suhu tubuh,

diare yang di maksud adalah buang air besar berkali-kali ( dengan jumlah yang melebihi

4 kali dan bentuk faces yang cair , dapat disertai dengan darah atau lendir.

(Suratun,&Lusianah,2010).

Diare yaitu buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau

setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih

dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. (Sudoyo,Setiyohadi,Alwi,Simadibrata&Setiati, ).

Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal (lebih dari

3 kali/hari), serta perubahan dalam isi (lebih dari 200gr/hr) dan konsistensi (faces cair),

(Brunner&Suddarth,2001).

Diare yaitu suatu kondisi dimana tinja berbentuk cair dan disertai dengan

adanya tanda-tanda dehidrasi serta penurunan berat badan yang disebabkan adanya

infeksi atau keracunan makanan ( Davey,2006).

Kesimpulan diare adalah suatu kondisi dimana faces berbentuk cair atau

setengah cair yang disebabkan oleh adanya infeksi atau keracunan makanan dengan

frekuensi lebih dari 3 kali/hari sehingga dapat menyebabkan dehidrasi atau penurunan

berat badan.

2. KLASIFIKASI

a. Diare akut

Diare akut yaitu diare yang serangannya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari

15 hari dengan faces yang cair/lembek dengan jumlah lebih dari normal. Diare akut

sering disebab kan oleh infeksi (bakteri, parasit dan virus), keracunan makanan, efek

obat-obatan dan lain-lain.

Menurut World Gastroenterology Organization Global Guidelines 2005, etiologi diare

akut dibagi atas empat penyebab yaitu bakteri, virus, parasit dan non-infeksi.

Diare akut infeksi diklasifikasikan secara klinis dan menjadi :

1

Page 2: Asuhan Keperawatan Ge

Diare non inflamasi

Diare ini di sebabkan oleh enterotoksindan menyebabkan diare cair dengan

volume yang besar tanpa lendir dan darah. Keluhan abdomen jarang terjadi atau

bahkan tidak ada sama sekali. Dehidrasi cepat terjadi apabila tidak mendapat

cairan pengganti. Tidak ditemuka leukosit pada pemeriksaan faces rutin.

Diare inflamasi

Diare inflamasi disebabkan invasi bakteri dan pengeluaran sitotoksin dikolon.

Gejala klinis ditandai mulas sampai nyeri seperti kolik, mual, muntah, demam,

tenesmus, gejala dan tanda dehidrasi . Secara makroskopis terdapat lendir dan

darah pada pemeriksaan faces rutin, dan secara mikroskopis terdapat sel

leukosit polimorfonuklear.

b. Diare kronis

Diare kronis yaitu diare yang berlangsung lebih dari 15 hari, dengan batasan

waktu ini merupakan kesepakatan untuk mempercepat pemastian diagnostik dan

pengobatan. Diare kronis dapat disebabkan oleh satu atau lebih dari mekanisme

/patofisiologi ini antara lain diare osmotik, diare sekretorik,malabrsorbsi asam empedu,

malarbsorbsi lemak, defek sistem pertukaran anion/transport elektrolit aktif dieritrosit,

motilitas dan waktu transit usus abnormal, gangguan permeabilitas usus, eksudasi

cairan, elektrolit dan mukus berlebihan. Etiologi dari diare kronik sangat beragam dan

tidak hanya selalu disebabkan kelainan pada usus. Kelainan yang dapat menimbulkan

kelainan diare kronik antara lain kelainan endokrin, kelainan hati, kelainan pankreas,

infeksi, keganasan dll.

Mekanisme terjadinya diare akut maupun kronik dapat di bagi menjadi diare

sekresi, diare osmotik, diare eksudatif, dan gangguan motilitas.

1. Diare sekresi

Diare dengan volume faces banyak biasanya di sebabkan oleh gangguan transport

elekrolit akibat peningkatan produksi dan sekresi air dan elektrolit namun

kemampuan arbsorbsi mukosa usus ke dalam lumen usus menurun. penyebabnya

adalah toksin bakteri (seperti toksin kolera),, pengaruh garam empedu, asam lemak

rantai pendek, laksatif non osmotic dan hormon intestinal (gastrin vasoactive

intestinal polypeptide (VIP)).

2

Page 3: Asuhan Keperawatan Ge

2. Diare osmotic

Terjadi bila terdapat partikel yang tidak dapat diarbsorbsi sehingga osmolaritas

lumen meningkat dan air tertarik dari plasma ke lumen usus sehingga terjadilah

diare. Sebagai contoh mal arbsorbsi karbohidrat akibat defisiensi laktase atau akibat

garam magnesium.

3. Diare eksudatif

Inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus halus maupun usus

besar. Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau bersifat non

infeksi seperti gluten sensitive enteropathy, inflamantory bowel disease (IBD) atau

akibat radiasi.

4. kelompok lain

Adalah akibat gangguan motilitas yang mengakibatkan waktu transit

makanan/minuman di usus menjadi lebih cepat. Pada kondisi tirotokskosis, sindroma

usus iritabel atau diabetes mellitus dapat muncul diare.

5. ETIOLOGI

Penyebab terjadinya diare yaitu

a. Proses infeksi virus (rotravirus, Adenovirus enteris,Virus Norwalk), bakteri atau

toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya) atau

parasit (Biardia lambia, Cryptosporidium) ( misal : disentri, Shigelosis, keracunan

makanan).

b. Gangguan nutrisi atau malabrsorbsi (sindrom usus peka, kolitis ulsseratif, enteritis

regional, dan penyakit seliaka).

c. Obat-obatan tertentu ( penggantian hormon tiroid, pelunak faces dan laksatif,

antibiotik, kemoterapi, dan antasida).

d. Pemberian makanan per selang

e. Gangguan metabolik dan endokrin (diabetes , addison, tirotoksikosit

f. Alergi makanan, susu sapi dan keracunan makanan.

g. imunodefisiensi : AIDS

3

Page 4: Asuhan Keperawatan Ge

6. PATOFISIOLOGI

4

Masukan makanan/minuman yang terkontaminasi

Infeksi pada mukosa usus

Makanan/zat tidak dapat diserap

Menimbulkan rangsangan tertentu yaitu menimbulkan mekanisme tubuh untuk mengeluarkan toksin

Menimbulkan mekanisme tubuh untuk mengeluarkan toksin

Tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi

Terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus

Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya

Peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus

Peningkatan gerakan usus (peristaltik)

Berkurangnya kesempatan usus menyerap makanan

Diare

Resiko kekurangan cairan dan elektrolit

Gangguan rasa nyaman

Page 5: Asuhan Keperawatan Ge

Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik

( makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga

usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus

berlebihan sehingga timbul diare). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat

toksin di dinding usus , sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi

diare. Gangguan mutilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik.

Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit ( dehidrasi) yang

mengakibatkan gangguan asam basa (asidosis metabolik dan hipokalemia), gangguan

gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.

7. TANDA DAN GEJALA

Adapun tanda dan gejala yang timbul akibat diare :

a. Diare dengan dehidrasi ringan, dengan gejala sebagai berikut :

1) Frekuensi buang air besar 3 kali atau lebih dalam sehari.

2) Keadaan umum baik dan sadar.

3) Mata normal dan air mata ada.

4) Mulut dan lidah basah.

5) Tidak merasa haus dan bisa minum.

b. Diare dengan dehidrasi sedang, kehilangan cairan sampai 5-10% dari berat badan,

dengan gejalasebagai berikut:

1) Frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari dan sering.

2) Kadang-kadang muntah, terasa haus.

3) Kencing sedikit, nafsu makan kurang.

4) Aktivitas menurun.

5) Mata cekung, mulut dan lidah kering.

6) Gelisah dan mengantuk.

7) Nadi lebih cepat dari normal, ubun-ubun cekung.

c. Diare dengan dehidrasi berat, kehilangan cairan lebih dari 10% berat badan dengan

gejala:

1) Frekuensi buang air besar terus-menerus.

2) Muntah lebih sering, terasa haus sekali.

5

Page 6: Asuhan Keperawatan Ge

3) Tidak kencing, tidak ada nafsu makan

4) Sangat lemah sampai tidak sadar.

5) Mata sangat cekung, mulut sangat kering.

6) Nafas sangat cepat dan dalam.

7) Nadi sangat cepat, lemah atau tidak teraba.

8) Ubun-ubun sangat cekung.

8. KOMPLIKASI

a. Dehidrasi

Dehidrasi ringan yaitu kehilangan cairan 2-5% dari berat badan dengan

gambaran klinik turgot kulit kurang elastis , suara serak , klien belum jatuh pada

keadaan syok.

Dehidrasi sedang yaitu kehilangan cairan 5-10% dari berat badan dengan

gambaran klinik turgor kulit jelek, suara serak, presyok nadi cepat dan dalam.

Dehidrasi berat yaitu kehilangan cairan lebih dari 10% dari berat badan dengan

gambaran klinik seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan

kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai sianosis.

b. Renjatan hipovolemik

Renjatan atau syok adalah sindroma klinis akibat kegagalan sirkulasi dalam

memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan baik pasokan maupun

penggunaannya dalam metabolisme seluler. Renjatan hipovolemik bisa terjadi

karena kehilangan cairan tubuh (cairan atau volume intravaskuler). Kejang akibat

volume darah berkurang.

c. Kejang.

Kejang terutama pada hidrasi hipotonik.

d. Malnutrisi

Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga

mengalami kelaparan (masukan makanan berkurang, pengeluaran bertambah).

e. Hipoglikemia.

yaitu kadar glukosa yang rendah.

6

Page 7: Asuhan Keperawatan Ge

f. Intoleransi sekunder akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan vili mukosa

usus halus.

g. Hipokalemia

yaitu kadar kalium dalam darah rendah dengan gejala meteorismus (kembung

perut karena pengumpulan gas secara berlebihan dalam lambung dan usus),

hipotonik otot, lemah, bradikardia, perubahan pada elektrokardiogram.

9. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK GASTROENTERITIS

a. Pemeriksaan Kultur Tinja

Harus diperhatikan benar apakah tinja berbentuk air/cair, setengah cair/lembek,

berlemak atau bercampur darah. Contoh tinja harus segera diperiksa untuk melihat

adanya leukosit, eritrosit, parasit (amoeba, giardia, cacing/telur cacing).

Pemeriksaan pH tinja perlu dilakukan bila ada dugaan mal abrsorbsi karbohidrat,

dimana pH tinja dibawah 5,5 (asam)disertai tes reduksi positif menunjukkan adanya

intoleransi karbohidrat/ glukosa.

b. Pemeriksaan laboratorium darah

Idealnya pemeriksaan darah ini dilakukan setelah pemeriksaan tinja, bila

pemeriksaan tinja saja belum mengarah pada diagnosis. pemeriksaan yang

dilakukan antara lain LED (Laju Endap Darah) yang tinggi, pemeriksaan darah

lengkap, kadar albumin serum yang rendah, ureum, kreatinin, kadar elektrolit

darah (natrium, kalium, klorida, fosfat),.

c. Pemeriksaan lain

Barium enema kontras ganda (Colon in loop) dan BNO dilakukan untuk melihat

adanya klasifikasi pankreas dan dilatasi kolon.

Kolonoskopi dan ileoskopi, pemeriksaan ini tidak dilakukan rutin pada setiap

diare kronik, tetapi membantu dalam menegakkan diagnosis terutama dalam

mendapatkan diagnosis patologis anatomi dengan biopsi mukosa usus.

Barium follow through dan/atau Enterocylis,: pemeriksaan rontgen ini

dilakukan bila ada kecurigaan kelainan pada ileum dan jejenum.

Gastroduodenum-jejunoskopi : Pemeriksaan ini dilakukan setelah pemeriksaan

rontgen barium follow through atau enterocylis atau barium enema atau

7

Page 8: Asuhan Keperawatan Ge

kolonoskopi dan masih dicurigai adanya kelainan pada gaster, duodenum dan

jejenum.

Endoscopic Retrogade Cholangi Pancreatography (ERCP) : pemeriksaan ini

dilakukan untuk melihat adanya kelainan pankreas.

Sidik indium 111leukosit : Pemriksaan ini sangat baik untuk melihat inflamasi

usus secara cepat, tetapi tidak dapat membedakan macam inflamasi.

Ultrasonografi abdomen : Pemeriksaan ini untuk melihat kelainan pankreas,

hati, curiga limfoma malignum dan TBC usus.

Sidik perut (CT-Scan abdomen) : pemeriksaan ini dilakukan bila pemeriksaan

ultrasonografi belum dapat dengan jelas menyokong diagnosis.

Arteriografi/angiografi mesenterika superior dan inferior : pemeriksaan ini

untuk menentukan sumbatan arteri mesenterika yang menimbulkan kolitis

iskemik.

Enteroskopi : pemeriksaan ini dapat menggantikan pemeriksaan rontgen usus

halus follow through karena lebih jelas mendiagnosis.

Magnetic resonance cholangio pancreatography (MRCP) : pemeriksaan ini

sama sensitifnya dengan ERCP dalam mendeteksi penyakit pankreas.

Endosonografi atau endoscopic ultrasound (EUS): pemeriksaan ini memiliki

sensitifitasnya yang tinggi dalam mendeteksi penyakit pankreas dini tetapi

jarang digunakan karena keterbatasan penggunaannya dalam klinik dan mahal.

10. ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. Identitas pasien

Terdiri dari : Nama lengkap, Umur, Alamat, Jenis Kelamin, Agama,

Status, Pendidikan Terakhir, Pekerjaan.

2.    Identitas Penanggung Jawab

Terdiri dari : Nama, Umur, Alamat, Jenis Kelamin, Pekerjaan, Hubungan

dengan pasien.

3. Keluhan utama

Buang air besar (BAB) lebih dari 3 kali sehari, BAB < 4 kali dan cair (diare tanpa

dehidarsi), BAB 4-10 kali dan cair ( dehidrasi ringan/sedang), atau BAB > 10 kali

8

Page 9: Asuhan Keperawatan Ge

(dehidrasi berat). Apabila diare berlangsung selama < 14 hari maka diare tersebut adalah

diare akut, sementara apabila berlangsung selama 14 hari atau lebih adalah diare

persisten.

3.    Pola Fungsi

a.    Aktivitas/istirahat:

Gejala:

Kelelelahan, kelemahan atau malaise umum

Insomnia, tidak tidur semalaman karena diare

Gelisah dan ansietas

b.    Sirkulasi:

Tanda:

Takikardia (reapon terhadap dehidrasi, demam, proses inflamasi

dan nyeri)

Hipotensi

Kulit/membran mukosa : turgor jelek, kering, lidah pecah-pecah

c.    Integritas ego:

Gejala:

Ansietas, ketakutan,, emosi kesal, perasaan tak berdaya

Tanda:

Respon menolak, perhatian menyempit, depresi

d.   Eliminasi:

Gejala:

Tekstur feses cair, berlendir, disertai darah, bau anyir/busuk.

Tenesmus, nyeri/kram abdomen

Tanda:

Bising usus menurun atau meningkat

Oliguria/anuria

e.         Makanan dan cairan:

Gejala:

9

Page 10: Asuhan Keperawatan Ge

Haus

Anoreksia

Mual/muntah

Penurunan berat badan

Intoleransi diet/sensitif terhadap buah segar, sayur, produk susu,

makanan berlemak

Tanda:

Penurunan lemak sub kutan/massa otot

Kelemahan tonus otot, turgor kulit buruk

Membran mukosa pucat, luka, inflamasi rongga mulut

f.         Hygiene:

Tanda:

Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri

Badan berbau

g.        Nyeri dan Kenyamanan:

Gejala:

Nyeri/nyeri tekan kuadran kanan bawah, mungkin hilang

dengan defekasi

Tanda:

Nyeri tekan abdomen, distensi.

h.        Keamanan:

Tanda:

Peningkatan suhu pada infeksi akut,

Penurunan tingkat kesadaran, gelisah

Lesi kulit sekitar anus

i.          Seksualitas

Gejala:

Kemampuan menurun, libido menurun

j.          Interaksi sosial

Tanda:

Penurunan aktivitas sosial

Penyuluhan/pembelajaran:

10

Page 11: Asuhan Keperawatan Ge

Gejala:

Riwayat anggota keluarga dengan diare

Proses penularan infeksi fekal-oral

Personal higyene

Rehidrasi

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Kurang volume cairan berhubungan dengan output melalui rute normal (diare

berat, muntah), status hipermetabolik dan pemasukan cairan yang terbatas.

b. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan

arbsorbsi nutrien, status hipermetabolik.

c. Nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik usus, diare lama, iritasi

kulit/jaringan.

d. Cemas berhubungan dengan psikologis/ rangsangan simpatis (proses inflamasi),

ancaman konsep diri, ancaman terhadap perubahan status kesehatan dan status

sosial ekonomi.

e. Kurang pengetahuan tentang kondisi , prognosis dan kebutuhan pengobatan

berhubungan dengan kesalahan interprestasi informasi, kurang mengingat dan

tidak mengenal sumber informasi.

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

a. Kurang volume cairan berhubungan dengan output melalui rute normal (diare

berat, muntah ), status hipermetabolik dan pemasukan cairan yang terbatas.

Tujuan : Dihaparkan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam

kurang volume cairan teratasi dengan kriteria hasil

DS : Klien mengatakan BAB berkurang.

DO : Tampak Intake seimbang dengan output dan TTV dalam batas

normal, membran mukosa kulit lembab, capilary revil < 3 detik,

Berat badan seimbang.

Tindakan keperawatan :

11

Page 12: Asuhan Keperawatan Ge

1. Monitor dan catat masukan dan pengeluaran cairan: urin, faces (jumlah,

konsistensi dan warna.

2. Observasi TTV

3. Observasi adanya kulit kering dan membran mukosa kering, penurunan turgor

kulit, pengisian kapiler lambat.

4. Ukur berat badan tiap hari

5. Pertahankan pembatasan per oral, tirah baring, dan hindari aktivitas.

6. Kolaborasi dalam pemberian therapi.

b. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ganguan

arbsorbsi nutrien, status hipermetabolik.

Tujuan : Diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam

gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi dengan kriteria hasil:

DS : Klien mengatakan nafsu makan kembali normal

DO : BB stabil, makan habis 1 porsi dan mula berkurang

Intervensi keperawatan

1. Timbang BB setiap hari

2. Dorong tirah baring dan/atau pembatasan aktivitas selama sakit.\

3. Anjurkan istirahat sebelum makan.

4. Berikan perawatan mulut terutama sebelum makan.

5. Kolaborasi dengan ahli gizi.

c. Nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik usus, diare lama, iritasi

kulit/jaringan.

d. Cemas berhubungan dengan faktor psikologis/rangsangan simpatis (proses

inflamasi), ancaman konsep diri, ancaman terhadap perubahan status kesehatan

dan status ekonomi.

e. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan

berhubungan dengan kesalahan interprestasi informasi, kurang mengingat dan

tidak mengenal sumber informasi.

1. DAFTAR PUSTAKA

Sudoyo,.Setiyohadi,.Alwi,.Simadibrata,.&Setiati,( ), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,

12

Page 13: Asuhan Keperawatan Ge

Brunner,&Suddarth,(2001),Keperawatan Medikal Bedah,Ed.8,Vol.2,Jakarta:EGC

Davey,(2006),At A Glance Medicine,Jakarta:Erlangga

Suratun,&Lusianah,(2010).Asuhan Keperawatan Klien Dengan Sistem

Gastrointestinal.Jakarta:CV Trans Info Media.

13