asuhan keperawatan dengan ca mamae
TRANSCRIPT
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
1/42
Asuhan Keperawatan dengan Ca Mamae (Kanker Payudara)
1. Pengertian
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh
berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan
kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada
bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak
ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru,
hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005, hal : 39-40)
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang
berubah menjadi ganas. (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-
2005, sumber : Harianto, dkk)
2. Etiologi
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada
pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :
1. Tinggi melebihi 170 cm
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena
pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan struktur
genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.
2. Masa reproduksi yang relatif panjang.
1. Menarche pada usia muda dan kurang dari usia 10 tahun.
2. Wanita terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun)
3. Wanita yang belum mempunyai anak
Lebih lama terpapar dengan hormon estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita yang
sudah punya anak.
4. Kehamilan dan menyusui
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
2/42
Berkaitan erat dengan perubahan sel kelenjar payudara saat menyusui.
5. Wanita gemuk
Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula.
6. Preparat hormon estrogen
Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun.
7. Faktor genetik
Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 3 x lebih besar pada wanita yang ibunya
atau saudara kandungnya menderita kanker payudara. (Erik T, 2005, hal : 43-46)
3. Anatomi fisiologi
1. Anatomi payudara
Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus, sinus laktiferus,
ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari payudara kurang lebih 75% ke
aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama dari bagian yang sentral dan medial dan
ada pula pengaliran yang ke kelenjar interpektoralis.
2. Fisiologi payudara
Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan pertama ialah
mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium
dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan progesteron yang diproduksi
ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya
asinus.
Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan
menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya
terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata.
Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga
pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
3/42
foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi
mulai, semuanya berkurang.
Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara menjadi besar
karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru.
Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-
sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu.
(Samsuhidajat, 1997, hal : 534-535)
4. Insiden
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar kanker di dunia adalah
kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar dan kanker lambung dan kanker hati.
Sementara data dari pemeriksaan patologi di Indonesia menyatakan bahwa urutan lima besar
kanker adalah kanker leher rahim, kanker payudara, kelenjar getah bening, kulit dan kanker
nasofaring (Anaonim, 2004).
Angka kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta pada wanita. Data terakhir
menunjukkan bahwa kematian akibat kanker payudara pada wanita menunjukkan angka ke 2
tertinggi penyebab kematian setelah kanker rahim. (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00,
Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber : Harianto, dkk).
5. Patofisiologi
Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak, tergantung pada jaringan
payudara yang terkena, ketergantungan estrogennya, dan usia permulaannya. Penyakit
payudara ganas sebelum menopause berbeda dari penyakit payudara ganas sesudah masa
menopause (postmenopause). Respon dan prognosis penanganannya berbeda dengan
berbagai penyakit berbahaya lainnya.
Beberapa tumor yang dikenal sebagai estrogen dependent mengandung reseptor yang
mengikat estradiol, suatu tipe ekstrogen, dan pertumbuhannya dirangsang oleh estrogen.
Reseptor ini tidak manual pada jarngan payudara normal atau dalam jaringan dengandysplasia. Kehadiran tumor Estrogen Receptor Assay (ERA) pada jaringan lebih tinggi dari
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
4/42
kanker-kanker payudara hormone dependent. Kanker-kanker ini memberikan respon terhadap
hormone treatment (endocrine chemotherapy, oophorectomy, atau adrenalectomy). (Smeltzer,
dkk, 2002, hal : 1589)
6. Gejala klinik
Gejala-gejala kanker payudara antara lain, terdapat benjolan di payudara yang nyeri maupun
tidak nyeri, keluar cairan dari puting, ada perlengketan dan lekukan pada kulit dan terjadinya
luka yang tidak sembuh dalam waktu yang lama, rasa tidak enak dan tegang, retraksi putting,
pembengkakan lokal. (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005,
Harianto, dkk)
Gejala lain yang ditemukan yaitu konsistensi payudara yang keras dan padat, benjolan
tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm, biasanya dalam stadium ini belum
ada penyebaran sel-sel kanker di luar payudara. (Erik T, 2005, hal : 42)
7. Klasifikasi kanker payudara
1. Tumor primer (T)
1. Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan
2. To : Tidak terbukti adanya tumor primer
3. Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor
4. T1 : Tumor < 2 cm
T1a : Tumor < 0,5 cm
T1b : Tumor 0,5 1 cm
T1c : Tumor 1 2 cm
5. T2 : Tumor 2 5 cm
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
5/42
6. T3 : Tumor diatas 5 cm
7. T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding thorax atau kulit.
T4a : Melekat pada dinding dada
T4b : Edema kulit, ulkus, peau dorange, satelit
T4c : T4a dan T4b
T4d : Mastitis karsinomatosis
2. Nodus limfe regional (N)
1. Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan
2. N0 : Tidak teraba kelenjar axila
3. N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat.
N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama lain atau melekat
pada jaringan sekitarnya.
N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral
3. Metastas jauh (M)
1. Mx : Metastase jauh tidak dapat ditemukan
2. M0 : Tidak ada metastase jauh
3. M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula
8. Stadium kanker payudara :
1. Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena (LN) atau penyebaran
luas.
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
6/42
2. Stadium IIa : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada penyebaran jauh.
Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN
3. Stadium IIb : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor lebih besar dari 5
cm tanpa keterlibatan LN
4. Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. semua tumor dengan
LN terkena, tidak ada penyebaran jauh
5. Stadium IIIb : semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding dada atau kulit semua
tumor dengan edema pada tangan atau keterlibatan LN supraklavikular.
6. Stadium IV : semua tumor dengan metastasis jauh.
(Setio W, 2000, hal : 285)
9. Pemeriksaan diagnostik
1) Mammagrafi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari payudara, hal ini
mendeteksi secara dini tumor atau kanker.
2) Ultrasonografi, biasanya digunakan untuk membedakan tumor sulit dengan kista.
3) CT. Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ lain
4) Sistologi biopsi aspirasi jarum halus
5) Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada
peredaran darah dengan sendimental dan sentrifugis darah.
(Michael D, dkk, 2005, hal : 15-66)
10. Pencegahan
Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya benjolan di
payudaranya. Untuk pencegahan awal, dapat dilakukan sendiri. Sebaiknya pemeriksaan
dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum menstruasi, payudara agak membengkak
sehingga menyulitkan pemeriksaan.
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
7/42
Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut :
1. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara. Biasanya
kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak terletak pada ketinggian yang sama.
Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat
kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah pergi ke dokter.
2. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua payudara.
3. Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa lagi.
4. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan sebuah
bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari kanan. Periksalah
apakah ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga apakah ada benjolan atau
pembengkakan pada ketiak kiri.
5. Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila diraba
dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan. Bila ada tumor,
maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya).
Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin
dini penanganan, semakin besar kemungkinan untuk sembuh secara sempurna.
6. Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan (www.vision.com jam 10.00,
Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber : Ramadhan)
11. Penanganan
Pembedahan
1. Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran). Mulai dari lumpektomi sampai
pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan yang luas dengan kulit yang terkena).
2. Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar limfe
dilateral otocpectoralis minor.
3. Mastektomi radikal yang dimodifikasi
Seluruh payudara, semua atau sebagian besar jaringan aksial
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
8/42
1) Mastektomi radikal
Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya : seluruh isi aksial.
2) Mastektomi radikal yang diperluas
Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe mamaria interna.
Non pembedahan
1. Penyinaran
Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada kanker lanjut;pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe aksila.
2. Kemoterapi
Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut.
3. Terapi hormon dan endokrin
Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen, antiestrogen, coferektomi
adrenalektomi hipofisektomi.
(Smeltzer, dkk, 2002, hal : 1596 - 1600)
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara, pengumpulan riwayat
kesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan laboratorium dan diagnostik, serta review catatan
sebelumnya.
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
9/42
Langkah-langkah pengkajian yang sistemik adalah pengumpulan data, sumber data,
klasifikasi data, analisa data dan diagnosa keperawatan.
Pengumpulan data
Adalah bagian dari pengkajian keperawatan yang merupakan landasan proses keperawatan.
Kumpulan data adalah kumpulan informasi yang bertujuan untuk mengenal masalah klien
dalam memberikan asuhan keperawatan .
Sumber data
Data dapat diperoleh melalui klien sendiri, keluarga, perawat lain dan petugas kesehatan lain
baik secara wawancara maupun observasi.
Data yang disimpulkan meliputi :
Data biografi /biodata
Meliputi identitas klien dan identitas penanggung antara lain : nama, umur, jenis kelamin,
agama, pendidikan, pekerjaan dan alamat.
Riwayat keluhan utama.
Riwayat keluhan utama meliputi : adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus,
kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak, nyeri.
Riwayat kesehatan masa lalu
Apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya.
Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama .
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
10/42
Pengkajian fisik meliputi :
Keadaan umum
Tingkah laku
BB dan TB
Pengkajian head to toe
Pemeriksaan laboratorium :
Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit meningkat, trombositmeningkat jika ada penyebaran ureum dan kreatinin.
Pemeriksaan urine, diperiksa apakah ureum dan kreatinin meningkat.
Tes diagnostik yang biasa dilakukan pada penderita carsinoma mammae adalah sinar X,
ultrasonografi, xerora diagrafi, diaphanografi dan pemeriksaan reseptor hormon.
Pengkajian pola kebiasaan hidup sehari-hari meliputi :
Nutrisi
Kebiasaan makan, frekuensi makan, nafsu makan, makanan pantangan, makanan yang
disukai, banyaknya minum. Dikaji riwayat sebelum dan sesudah masuk RS.
Eliminasi
Kebiasaan BAB / BAK, frekuensi, warna, konsistensi, sebelum dan sesudah masuk RS.
Istirahat dan tidur
Kebiasaan tidur, lamanya tidur dalam sehari sebelum dan sesudah sakit.
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
11/42
Personal hygiene
1. Frekuensi mandi dan menggosok gigi dalam sehari
2. Frekuensi mencuci rambut dalam seminggu
3. Dikaji sebelum dan pada saat di RS
Identifikasi masalah psikologis, sosial dan spritual :
Status psikologis
Emosi biasanya cepat tersinggung, marah, cemas, pasien berharap cepat sembuh, merasa
asing tinggal di RS, merasa rendah diri, mekanisme koping yang negatif.
Status social
Merasa terasing dengan akibat klien kurang berinteraksi dengan masyarakat lain.
Kegiatan keagamaan
Klien mengatakan kegiatan shalat 5 waktu berkurang.
Klasifikasi Data
Data pengkajian :
Data subyektif
Data yang diperoleh langsung dari klien dan keluarga, mencakup hal-hal sebagai berikut :
klien mengatakan nyeri pada payudara, sesak dan batuk, nafsu makan menurun, kebutuhan
sehari-hari dilayani di tempat tidur, harapan klien cepat sembuh, lemah, riwayat menikah,
riwayat keluarga.
Data obyektif
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
12/42
Data yang dilihat langsung atau melalui pengkajian fisik atau penunjang meliputi : asimetris
payudara kiri dan kanan, nyeri tekan pada payudara, hasil pemeriksaan laboratorium dan
diagnostik.
Analisa Data
Merupakan proses intelektual yang merupakan kemampuan pengembangan daya pikir yang
berdasarkan ilmiah, pengetahuan yang sama dengan masalah yang didapat pada klien.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.
3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
4. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah
5. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.
6. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan penyakitnya
berhubungan dengan kurangnya informasi.
7. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake tidak adekuat.
PERENCANAAN
Perencanaan keperawatan adalah pengembangan dari pencatatan perencanaan perawatan
untuk memenuhi kebutuhan klien yang telah diketahui.
Pada perencanaan meliputi tujuan dengan kriteria hasil, intervensi, rasional, implementasi
dan evaluasi.
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
13/42
Ditandai dengan :
DS : - Klien mengeluh nyeri pada sekitar payudara sebelah kiri menjalar ke
kanan.
DO : - Klien nampak meringis
- Klien nampak sesak
- Nampak luka di verban pada payudara sebelah kiri
Tujuan : Nyeri teratasi.
Kriteria Hasil :
Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang
Nyeri tekan tidak ada
Ekspresi wajah tenang
Luka sembuh dengan baik
Intervensi :
1) Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.
Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan rasa nyeri yang dirasakan oleh klien
sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk intervensi selanjutnya.
2) Beri posisi yang menyenangkan.
Rasional : Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk rileks/istirahat secara efektif dan
dapat mengurangi nyeri.
3) Anjurkan teknik relaksasi napas dalam.
Rasional : Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan memperlancar sirkulasi
O2 ke seluruh jaringan.
4) Ukur tanda-tanda vital
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
14/42
Rasional : Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi acuan adanya peningkatan nyeri.
5) Penatalaksanaan pemberian analgetik
Rasional : Analgetik dapat memblok rangsangan nyeri sehingga dapat nyeri tidak
dipersepsikan.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.
Ditandai dengan :
DS :
Klien mengeluh sakit jika lengan digerakkan.
Klien mengeluh badan terasa lemah.
Klien tidak mau banyak bergerak.
DO :
Klien tampak takut bergerak.
Tujuan : Klien dapat beraktivitas
Kriteria Hasil :
Klien dapat beraktivitas sehari hari.
Peningkatan kekuatan bagi tubuh yang sakit.
Intervensi :
1) Latihan rentang gerak pasif sesegera mungkin.
Rasional : Untuk mencegah kekakuan sendi yang dapat berlanjut pada keterbatasan gerak.
2) Bantu dalam aktivitas perawatan diri sesuai keperluan
Rasional : Menghemat energi pasien dan mencegah kelelahan.
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
15/42
3) Bantu ambulasi dan dorong memperbaiki postur.
Rasional : Untuk menghindari ketidakseimbangan dan keterbatasan dalam gerakan dan
postur.
3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
Ditandai dengan :
DS :
Klien mengatakan takut ditolak oleh orang lain.
Ekspresi wajah tampak murung.
Tidak mau melihat tubuhnya.
DO :
Klien tampak takut melihat anggota tubuhnya.
Tujuan : Kecemasan dapat berkurang.
Kriteria Hasil :
Klien tampak tenang
Mau berpartisipasi dalam program terapi
Intervensi :
1) Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya.
Rasional : Proses kehilangan bagian tubuh membutuhkan penerimaan, sehingga pasien dapat
membuat rencana untuk masa depannya.
2) Diskusikan tanda dan gejala depresi.
Rasional : Reaksi umum terhadap tipe prosedur dan kebutuhan dapat dikenali dan diukur.
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
16/42
3) Diskusikan tanda dan gejala depresi
Rasional : Kehilangan payudara dapat menyebabkan perubahan gambaran diri, takut jaringan
parut, dan takut reaksi pasangan terhadap perubahan tubuh.
4) Diskusikan kemungkinan untuk bedah rekonstruksi atau pemakaian prostetik.
Rasional : Rekonstruksi memberikan sedikit penampilan yang lengkap, mendekati normal.
4. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah
Ditandai dengan :
DS :
Klien mengatakan malu dengan keadaan dirinya
DO :
Klien jarang bicara dengan pasien lain
Klien nampak murung.
Tujuan : Klien dapat menerima keadaan dirinya.
Kriteria Hasil :
Klien tidak malu dengan keadaan dirinya.
Klien dapat menerima efek pembedahan.
Intervensi :
1) Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap penyakitnya.
Rasional : membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses pemecahan masalah
2) Tinjau ulang efek pembedahan
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
17/42
Rasional : bimbingan antisipasi dapat membantu pasien memulai proses adaptasi.
3) Berikan dukungan emosi klien.
Rasional : klien bisa menerima keadaan dirinya.
4) Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien.
Rasional : klien dapat merasa masih ada orang yang memperhatikannya.
5. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.
Ditandai dengan :
DS :
Klien mengeluh nyeri pada daerah sekitar operasi.
DO :
Adanya balutan pada luka operasi.
Terpasang drainase
Warna drainase merah muda
Tujuan : Tidak terjadi infeksi.
Kriteria Hasil :
Tidak ada tanda tanda infeksi.
Luka dapat sembuh dengan sempurna.
Intervensi :
1) Kaji adanya tanda tanda infeksi.
Rasional : Untuk mengetahui secara dini adanya tanda tanda infeksi sehingga dapat segera
diberikan tindakan yang tepat.
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
18/42
2) Lakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah prosedur tindakan.
Rasional : Menghindari resiko penyebaran kuman penyebab infeksi.
3) Lakukan prosedur invasif secara aseptik dan antiseptik.
Rasional : Untuk menghindari kontaminasi dengan kuman penyebab infeksi.
4) Penatalaksanaan pemberian antibiotik.
Rasional : Menghambat perkembangan kuman sehingga tidak terjadi proses infeksi.
6. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan penyakitnya
berhubungan dengan kurangnya informasi.
Ditandai dengan :
DS : Klien sering menanyakan tentang penyakitnya.
DO : Ekspresi wajah murung/bingung.
Tujuan : Klien mengerti tentang penyakitnya.
Kriteria Hasil :
Klien tidak menanyakan tentang penyakitnya.
Klien dapat memahami tentang proses penyakitnya dan pengobatannya.
Intervensi :
1) Jelaskan tentang proses penyakit, prosedur pembedahan dan harapan yang akan datang.
Rasional : Memberikan pengetahuan dasar, dimana pasien dapat membuat pilihan
berdasarkan informasi, dan dapat berpartisipasi dalam program terapi.
2) Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, nutrisi, makanan dan pemasukan cairan
yang adekuat.
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
19/42
Rasional : Memberikan nutrisi yang optimal dan mempertahankan volume sirkulasi untuk
mengingatkan regenerasi jaringan atau proses penyembuhan.
3) Anjurkan untuk banyak beristirahat dan membatasi aktifitas yang berat.
Rasional : Mencegah membatasi kelelahan, meningkatkan penyembuhan, dan meningkatkan
perasaan sehat.
4) Anjurkan untuk pijatan lembut pada insisi/luka yang sembuh dengan minyak.
Rasional : Merangsang sirkulasi, meningkatkan elastisitas kulit, dan menurunkan
ketidaknyamanan sehubungan dengan rasa pantom payudara.
5) Dorong pemeriksaan diri sendiri secara teratur pada payudara yang masih ada. Anjurkan
untuk Mammografi.
Rasional : Mengidentifikasi perubahan jaringan payudara yang mengindikasikan terjadinya /
berulangnya tumor baru.
7. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat
Ditandai dengan :
DS :
Klien mengeluh nafsu makan menurun
Klien mengeluh lemah.
DO :
Setengah porsi makan tidak dihabiskan
Klien nampak lemah.
Nampak terpasang cairan infus 32 tetes/menit.
Hb 10,7 gr %.
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
20/42
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria Hasil :
Nafsu makan meningkat
Klien tidak lemah
Hb normal (12 14 gr/dl)
Intervensi :
1) Kaji pola makan klien
Rasional : Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi klien dan merupakan asupan dalam tindakan
selanjutnya.
2) Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional : dapat mengurangi rasa kebosanan dan memenuhi kebutuhan nutrisi sedikit demi
sedikit.
3) Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi.
Rasional : agar menambah nafsu makan pada waktu makan.
4) Anjurkan untuk banyak makan sayuran yang berwarna hijau.
Rasional : sayuran yang berwarna hijau banyak mengandung zat besi penambah tenaga.
5) Libatkan keluarga dalam pemenuhan nutrisi klien
Rasional : partisipasi keluarga dpat meningkatkan asupan nutrisi untuk kebutuhan energi.
Implementasi
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana rencana
keperawatan dilaksanakan : melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah ditentukan, pada
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
21/42
tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam
rencana perawatan klien.
Agar implementasi perencanaan dapat tepat waktu dan efektif terhadap biaya, pertama-tama
harus mengidentifikasi prioritas perawatan klien, kemudian bila perawatan telah
dilaksanakan, memantau dan mencatat respons pasien terhadap setiap intervensi dan
mengkomunikasikan informasi ini kepada penyedia perawatan kesehatan lainnya. Kemudian,
dengan menggunakan data, dapat mengevaluasi dan merevisi rencana perawatan dalam tahap
proses keperawatan berikutnya
Evaluasi
Tahapan evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil yang diinginkan
dan respons pasien terhadap dan keefektifan intervensi keperawatan kemudian mengganti
rencana perawatan jika diperlukan.
Tahap akhir dari proses keperawatan perawat mengevaluasi kemampuan pasien ke arah
pencapaian hasil.
Daftar Pustaka
Doenges M., (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta
Dixon M., dkk, (2005), Kelainan Payudara, Cetakan I, Dian Rakyat, Jakarta.
Mansjoer, dkk, (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jakarta
Sjamsuhidajat R., (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, Jakarta
Tapan, (2005), Kanker, Anti Oksidan dan Terapi Komplementer, Elex Media Komputindo,
Jakarta.
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
22/42
CA. MAMAE
A.PENGERTIAN
Ca. Mamae merupakan penyakit keganasan yang paling banyak menyerang wanita.,
disebabkan karena terjadinya pembelahan sel-sel tubuh secara tidak teratur sehingga
pertumbuhan sel tidak dapat dikendalikan dan akan tumbuh menjadi benjolan tumor (kanker).
B.ETIOLOGI
Sebab keganasan pada mamae masih belum jelas, tetapi ada beberapa faktor yang berkaitan
erat dengan munculnya keganasan payudara yaitu: virus, faktor lingkungan , faktor hormonal
dan familiar;
1.Wanita resiko tinggi dari pada pria (99:1)
2.Usia: resiko tertinggi pada usia diatas 30 tahun
3.Riwayat keluarga: ada riwayat keluarga Ca Mammae pada ibu/saudara perempuan
4.Riwayat meanstrual:
-early menarche (sebelum 12 thun)
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
23/42
-Late menopouse (setelah 50 th)
5.Riwayat kesehatan: Pernah mengalami / sedang menderita otipical hiperplasia atau benign
proliverative yang lain pada biopsy payudara, Ca. endometrial.
6.Menikah tapi tidak melahirkan anak
7.Riwayat reproduksi: melahirkan anak pertama diatas 35 tahun.
8.Tidak menyusui
9.Menggunakan obat kontrasepsi oral yang lama, penggunaan therapy estrogen
10.Mengalami trauma berulang kali pada payudara
11.Terapi radiasi; terpapar dari lingkungan yang terpapar karsinogen
12.Obesitas
13.Life style: diet tinggi lemak, mengkomsumsi alcohol (minum 2x sehari), merokok.
14.Stres hebat.
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
24/42
C. PATOFISIOLOGI PENYAKIT
Proses terjadinya kanker karena terjadi perubahan struktur sel, dengan ciri : proliferasi yang
berlebihan dan tak berguna, yang tak mengikuti pengaruh jaringan sekitarnya. Proliferasi
abnormal sel kanker akan menggangu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan
memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel
tersebut telah terjadi perubahan secara biokimiawi terutama dalam intinya. Hampir semua
tumor ganas tumbuh dari suatu sel yang mengalami transformasi maligna dan berubah
menjadi sekelompok sel ganas diantara sel normal.
D. TANDA DAN GEJALA
1.Terdapat massa utuh kenyal, biasa di kwadran atas bagian dalam, dibawah ketiak
bentuknya tak beraturan dan terfiksasi
2.Nyeri di daerah massa
3.Perubahan bentuk dan besar payudara, Adanya lekukan ke dalam, tarikan dan refraksi pada
areola mammae
4.Edema dengan peant d orange (keriput seperti kulit jeruk)
5.Pengelupasan papilla mammae
6.Adanya kerusakan dan retraksi pada area puting,
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
25/42
7.Keluar cairan abnormal dari putting susu berupa nanah, darah, cairan encer padahal ibu
tidak sedang hamil / menyusui.
8.Ditemukan lessi pada pemeriksaan mamografi
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan labortorium meliputi: Morfologi sel darah, LED, Test fal marker (CEA)
dalam serum/plasma, Pemeriksaan sitologis
2.Test diagnostik lain:
a.Non invasive;
-Mamografi
-Ro thorak
-USG
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
26/42
-MRI
-PET
b.Invasif
-Biopsi, ada 2 macam tindakan menggunakan jarum dan 2 macam tindakan pembedahan
- Aspirasi biopsy (FNAB)
-Dengn aspirasi jarum halus , sifat massa dibedakan antar kistik atau padat
-True cut / Care biopsy
-Dilakukan dengan perlengkapan stereotactic biopsy mamografi untuk memandu jarum pada
massa
-Incisi biopsy
-Eksisi biopsy
Hasil biopsi dapat digunakan selama 36 jam untuk dilakukan pemeriksaan histologik secara
froxen section
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
27/42
F. KOMPLIKASI
Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru,pleura, tulang dan hati.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Ada 2 macam yaitu kuratif (pembedahan) dan paliatif (non pembedahan). Penanganankuratif dengan pembedahan yang dilakukan secara mastektomi parsial, mastektomi total,
mastektomi radikal, tergantung dari luas, besar dan penyebaran kanker. Penanganan non
pembedahan dengan penyinaran, kemoterapi dan terapi hormonal.
H. CARA PENCEGAHAN
1.Kesadaran SADARI dilakukan setiap bulan.
2.Berikan ASI pada Bayi.
Memberikan ASIpada bayi secara berkala akan mengurangi tingkat hormone tersebut.
Sedangkan kanker payudara berkaitan dengan hormone estrogen.
3.jika menemukan gumpalan / benjolan pada payudara segera kedokter.
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
28/42
4.Cari tahu apakah ada sejarah kanker payudara pada keluarga. Menurut penelitian 10 % dari
semua kasus kanker payudara adalah factor gen.
5.Perhatikan konsumsi alcohol. Dalam penelitian menyebutkan alcohol meningkatkan
estrogen.
6.Perhatikan BB, obesitas meningkatkan risiko kanker payudara.
7.Olah raga teratur. Penelitian menunjukkan bahwa semakin kurang berolah raga, semakin
tinggi tingkat estrogen dalam tubuh.
8.Kurangi makanan berlemak. Gaya hidup barat tertentu nampaknya dapat meningkatkan
risiko penyakit.
9.Usia > 50 th lakukan srening payudara teratur. 80% Kanker payudara terjadi pada usia > 50
th
10.Rileks / hindari stress berat. Menurunkan tingkat stress akan menguntungkan untuk semua
kesehatan secara menyeluruh termasuk risiko kanker payudara.
K. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul:
1.Nyeri akut / kronis b/d agen injuri fisik
2.Risiko infeksi b/d imunitas tubuh primer menurun, prosedur invasive, penyakit
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
29/42
3. PK: Perdarahan
4.Cemas b.d status kesehatan
5.Deficite Knolage b.d Kurang paparan sumber informasi
6.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor psikologis
7.Sindrom deficite self care b.d nyeri, kelemahan
RENPRA CA. MAMAE
No
Diagnosa
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
30/42
Tujuan
Intervensi
1
Nyeri Akut b/d agen injuri fisik
Setelah dilakukan askep . jam tingkat kenyamanan klien meningkat, nyeri terkontrol
dengan KH:
-klien melaporkan nyeri berkurang, skala nyeri 2-3
-Ekspresi wajah tenang & dapat istirahat, tidur.
-v/s dbn (TD 120/80 mmHg, N: 60-100 x/mnt, RR: 16-20x/mnt).
Manajemen nyeri :
-Kaji nyeri secara komprehensif ( Lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi ).
-Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan.
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
31/42
-Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri klien
sebelumnya.
-Berikan lingkungan yang tenang
-Ajarkan teknik non farmakologis (relaksasi, distraksi dll) untuk mengatasi nyeri.
-Kolaborasi pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri.
-Evaluasi tindakan pengurang nyeri/kontrol nyeri.
-Monitor penerimaan klien tentang manajemen nyeri.
-Monitor V/S
-Evaluasi efektifitas analgetik, tanda dan gejala efek samping.
2
Risiko infeksi b/d adanya luka operasi, imunitas tubuh menurun, prosedur invasive
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
32/42
Setelah dilakukan askep . jam tidak terdapat infeksi Terkontrol dg KH:
-Bebas dari tanda & gejala infeksi
-Angka lekosit normal (4-11.000)
-Suhu normal (36-37 c)
Konrol infeksi :
-Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain.
-Batasi pengunjung bila perlu dan anjurkan u/ istirahat yang cukup
-Anjurkan keluarga untuk cuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan klien.
-Gunakan sabun anti microba untuk mencuci tangan.
-Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan.
-Gunakan baju, masker dan sarung tangan sebagai alat pelindung.
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
33/42
-Pertahankan lingkungan yang aseptik selama pemasangan alat.
-Lakukan perawatan luka dan dresing infus,DC setiap hari.
-Tingkatkan intake nutrisi. & cairan yang adekuat
-Berikan antibiotik sesuai program.
Proteksi terhadap infeksi
-Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal.
-Monitor hitung granulosit dan WBC.
-Monitor kerentanan terhadap infeksi.
-Pertahankan teknik aseptik untuk setiap tindakan.
-Inspeksi kulit dan mebran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase.
-Inspeksi keadaan luka dan sekitarnya
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
34/42
-Monitor perubahan tingkat energi.
-Dorong klien untuk meningkatkan mobilitas dan latihan.
-Instruksikan klien untuk minum antibiotik sesuai program.
-Ajarkan keluarga/klien tentang tanda dan gejala infeksi.dan melaporkan kecurigaan infeksi.
3
PK: Perdarahan
setelah dilakukan perawatan .. jam perawat akan mengurangi komplikasi dari perdarahan
dg KH:
-Perdarahan berkurang.
-HB > /= 10 gr %
-Pantau tanda dan gejala perdarahan pada luka / luka post operasi.
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
35/42
-Pantau laborat Hb, HMT. AT
-Kolaborasi untuk tranfusi bila terjadi perdarahan (hb < 10 gr%)
-Kelola terpi sesuai order
-Pantau daerah yang dilakukan operasi
-Lakukan perawatan luka dengan hati-hati dengan menekan daerah luka dengan kassa steril
dan tutuplah dengan tehnik aseptic basah-basah / kering-kering sesuai indikasi
-Pantau keadaan umum secara klinis
4
Cemas b.d status kesehatan
setelah dilakukan perawatan selama .. jam cemas ps terkontrol dg KH :
-Ps Mengungkapkan cemas berkurang
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
36/42
-Dapat tidur dan rileks
-Pasien kooperatif saat dilakukan tindakan
Penurunan kecemasan
-Bina Hub. Saling percaya
-Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan / suport mental dan spiritual
-Jelaskan semua Prosedur tindakan yang akan dilakukan
-Hargai pengetahuan ps tentang penyakitnya
-Bantu ps untuk mengefektifkan sumber support
-Berikan reinfocement untuk menggunakan Sumber Coping yang efektif
5
Deficite pengetahuan tentang penyakit dan perawatannya b.d Kurang paparan thdp sumber
informasi, terbatasnya kognitif
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
37/42
setelah diberikan penjelasan selama . pengetahuan klien dan keluarga meningkat dg KH:
-Ps mengerti proses penyakitnya dan Program prwtn serta Th/ yg diberikan dg:
-Ps mampu: Menjelaskan kembali tentang apa yang dijelaskan
-Pasien / keluarga kooperatif
Teaching : Dissease Process
-Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang proses penyakit
-Jelaskan tentang patofisiologi penyakit, tanda dan gejala serta penyebabnya
-Sediakan informasi tentang kondisi klien
-Berikan informasi tentang perkembangan klien
-Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di
masa yang akan datang dan atau kontrol proses penyakit
-Diskusikan tentang pilihan tentang terapi atau pengobatan
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
38/42
-Jelaskan alasan dilaksanakannya tindakan atau terapi
-Gambarkan komplikasi yang mungkin terjadi
-Anjurkan klien untuk mencegah efek samping dari penyakit
-Gali sumber-sumber atau dukungan yang ada
-Anjurkan klien untuk melaporkan tanda dan gejala yang muncul pada petugas kesehatan
6
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor psikologis, biologis
( mual, muntah )
Setelah dilakukan asuhan keperawatan jam klien menunjukan status nutrisi adekuat
dengan KH:
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
39/42
-BB stabil
-tingkat energi adekuat
-masukan nutrisi adekuat
Manajemen Nutrisi
-Kaji adanya alergi makanan.
-Kaji makanan yang disukai oleh klien.
-Kolaborasi team gizi untuk penyediaan nutrisi TKTP
-Anjurkan klien untuk meningkatkan asupan nutrisi TKTP dan banyak mengandung vitamin
C
-Yakinkan diet yang dikonsumsi mengandung cukup serat untuk mencegah konstipasi.
-Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori.
-Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
40/42
Monitor Nutrisi
-Monitor BB jika memungkinkan
-Monitor respon klien terhadap situasi yang mengharuskan klien makan.
-Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak bersamaan dengan waktu klien makan.
-Monitor adanya mual muntah.
-Kolaborasi untuk pemberian terapi sesuai order
-Monitor adanya gangguan dalam input makanan misalnya perdarahan, bengkak dsb.
-Monitor intake nutrisi dan kalori.
-Monitor kadar energi, kelemahan dan kelelahan.
7
Sindrom defisit self care b/d kelemahan, penyakitnya
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
41/42
Setelah dilakukan askep jam klien dan keluarga dapat merawat diri : activity daily living
(adl) dengan kritria :
-Kebutuhan klien sehari-hari terpenuhi (makan, berpakaian, toileting, berhias, hygiene, oral
higiene)
-Klien bersih dan tidak bau.
Bantuan perawatan diri
-Monitor kemampuan pasien terhadap perawatan diri yang mandiri
-Monitor kebutuhan akan personal hygiene, berpakaian, toileting dan makan, berhias
-Beri bantuan sampai klien mempunyai kemapuan untuk merawat diri
-Bantu klien dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
-Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuannya
-Pertahankan aktivitas perawatan diri secara rutin
-
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
42/42
-Dorong untuk melakukan secara mandiri tapi beri bantuan ketika klien tidak mampu
melakukannya.
-Berikan reinforcement positif atas usaha yang dilakukan.