askep febris

42
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN 1.1.1 Pengertian Demam (Febris) Salah satu klinus yang palin umum dan dijumpai dengan peningkatan suhu tubuh diatas normal yang memincu peningkatan tonus otot serta menggigil. Rata-rata suhu tubuh normal yang memicu dan diukur secara oral adalah 36,7-37 serajat celcius. Timgkat demam tidak selalu menunjukan keseriusan kondisi yang mendasarkan suatau penyakit hingga menyebabkan demam tinggi dan penyakit yang lebih serius dapat menyebabkan demam rendah. Sejumlah obat demam tersedia yang berfungsi untuk menurunkan demam dan biasanya demam akan hilang dalam beberapa hari walaupaun demam sering dikonotasikan negative,demam tampaknya memainkan peran kunci dalam membantu melawan sejumlah infeksi, inilah yang disebut Hemostasis. Hemostasis adalah kemampuan dari tubuh kita mengatur keseimbangan dan mengatur lingkungan eksternal dan internal

Upload: biront-lex-nealz

Post on 03-Jan-2016

3.399 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

askep febris

TRANSCRIPT

Page 1: askep febris

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

1.1.1 Pengertian Demam (Febris)

Salah satu klinus yang palin umum dan dijumpai dengan peningkatan suhu tubuh

diatas normal yang memincu peningkatan tonus otot serta menggigil.

Rata-rata suhu tubuh normal yang memicu dan diukur secara oral adalah 36,7-37 serajat

celcius.

Timgkat demam tidak selalu menunjukan keseriusan kondisi yang mendasarkan suatau

penyakit hingga menyebabkan demam tinggi dan penyakit yang lebih serius dapat

menyebabkan demam rendah.

Sejumlah obat demam tersedia yang berfungsi untuk menurunkan demam dan biasanya

demam akan hilang dalam beberapa hari walaupaun demam sering dikonotasikan

negative,demam tampaknya memainkan peran kunci dalam membantu melawan sejumlah

infeksi, inilah yang disebut Hemostasis.

Hemostasis adalah kemampuan dari tubuh kita mengatur keseimbangan dan mengatur

lingkungan eksternal dan internal yang ideal dan stabil ketika berharap dengan perubahan

eksternal.

Page 2: askep febris

1

1.1.2 KLASIFIKASI DEMAM ( FEBRIS)

Demam dapat merupakan salah satu gejala pada pasien infeksiu,panas dapat

dibentuk secara berlebihan pada hipertiroid, intoksikasi aspirin atau adanya gangguan

pengeluaran panas misalnya beatstroke.

Klasifikasi dilakukan berdasarkan pada tingkat keganasan etiologi demam dan umur.

Klasifikasi dilakukan berdasarkan lama demam pada anak, dibagi menjadi:

Demam kurang dari 7 hari ( demam pendek) dengan tanda local yang jelas diaknostik,

pemeriksaan fisik, dengan atau tanpa bantuan laboratorium misalnya tonsillitis akut

.Demam lebih dari 7 hari, tanpa tanda local, diaknostik etiologic tidak dapat ditegakan

dengan amanesis, pemeriksaan fisik namun dapat ditelusuri dengan tes laboratorium,

misalnya demam tifoid.

3 .Demam yang tidak dapat diketahui penyebabnya, sebagai terbesar adalah sindrom .

firus

Page 3: askep febris

2

1.1.3 ETIOLOGI DEMAM

Bakteri

Gangguan otak

Virus

Imunisasi

Bahan toksin

Demam dapat disebabkan gangguan otak atau akibad bahan toksin yang

mempengaruhi pusat pengaturan suhu (hipotalamus) yang dapat menyebabkan efek

perangsang terhadap pusat pengatur suhu tersebut sehingga menyebabkan demam.

Zat pirogen dapat berupa protein pemecah dan zat lain, terutama toksin polisakarida yang

dilepaskan oleh bakteri toksin atau pirogen yang dihasilkan dari degenerasih jaringan

tubuh.

Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) terhadap anak infeksi

atau zat asing yang masuk dalam tubuhnya.

Page 4: askep febris

3

1.1.4 MANIFESTASI KLINIS

Pada saat terjadi demam, gejala klinis yang timbul bervariasi tergantung pada fase

demam meliputi:

  Fase 1 awal (awitan dingin/ menggigil)

  Tanda dan  gejala

1.    Peningkatan denyut jantung

2.    Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan

3.    Mengigil akibat tegangan dan kontraksi otot

4.    Peningkatan suhu tubuh

5.    Pengeluaran keringat berlebih

6.    Rambut pada kulit berdiri

7.    Kulit pucat dan dingin akibat vasokontriksi pembuluh darah

  Fase 2 ( proses demam)

  Tanda dan gejala

1.    Proses mengigil lenyap

2.    Kulit terasa hangat / panas

3.    Merasa tidak panas / dingin

4.    Peningkatan nadi

5.    Peningkatan rasa haus

6.    Dehidrasi

7.    Kelemahan

Page 5: askep febris

8.    Kehilangan nafsu makan ( jika demam meningkat)

9.    Nyeri pada otot akibat katabolisme protein.

4

  Fase 3 (pemulihan)

  Tanda dan gejala

1.    Kulit tampak merah dan hangat

2.    Berkeringat

3.    Kemungkinan mengalami dehidrasi

4. Mengigil ringan

1.1.5 PATOFISIOLOGI

Mekanisme demam timbul dimulai dengan reaksi tubuh terhadap pirogen, pada

mekanisme ini, bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis oleh leukosit, makrofag

jaringan dan limfosit aranula besar.

Seluruh sel ini mencerna hasil pemecahan bakteri dan mlepaskan zat interleukin -1

kedalam  jaringan tubuh yang disebut juga zat pirogen leukosit atau pirogen.

.interleukin -1 ketika sampai dihipotalus akan menimbulkan demam dengan cara

meningkatkan temperatur tubuh dalam waktu 8-10 menit, interleukin -1 juga

menginduksi pembentukan prostaglandin, yang selanjutnya bekerja dihipotalamus.

Teruatama prostaglandin E2 atau zat yang mirip zat ini. Bekerja dihipotalamus untuk

membangkitan reaksi demam.

Page 6: askep febris

5

1.1.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan fisik pada anak demam secara kasar dibagi atas status generalis dan

efaluasi secara detil yang menfokuskan pada sumber infeksi.

Pemerksaan status generalis tidak dapat diabaikan karena menentukan apakah pasien

tertolong tokis atau tidak toksis.

Skala penilaian terdiri dari evaluasi secara menagis, reaksi terhadap orang tua, variasi

keadaan, respon social, warna kulit, dan status hidrasi.

Pemeriksaan awal:

- Pemeriksaan atas indikasi, kultur darah, urin atau feses, pengembalian cairan,

Serebrospinal,foto toraks

- Darah urin dan feses rutin, morfolografi darah tepi, hitung jenis leokosit.

Page 7: askep febris

6

1.1.7 PENATALAKSANAAN

Pada prinsipnya demam dapat menguntungkan dan merugikan pada tingkat tertentu

demam merpakan bagian dar pertahanan tubuh antara lain daya fagositosis meningkat

dan viabilitas kuman menurun,tetapi juga merugikan karene anak menjadi gelisa, nafsu

makan dan minum berkurang, tidak dapat tidur dan demam.

a. Pemberian Antipiretik

b. Pemberian Antibiotik sesuai indikasi

c. Pemberian Cairan perenteral

Page 8: askep febris

7

1.1.8 PATHWAY

Bakteri, Virus, dan bahan toksin

Masuk kedalam tubuh

Difagositosis oleh leokosit pada

Saluran cernah

Hipotalamus

Peningkatan kesadaran Peningkatan suhu tubuh Gangguan pola istirahat

Lambung demam

Mual dan munta

Hiperteremia

Anoreksia

Nutrisi tidak adekuat

Page 9: askep febris

Gangguan pemenuhan

Kebutuhan nutrisi

8

1.1.9 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A.Pengkajian

Deman merupakan keadaan suhu tubuh diatas suhu normal yaitu suhu diatas 38

derajat Celsius suhu tubuh adalah suhu ferisal, hati, otak, yang dapat diukur dengan oral

rectal, dan aksia.

a.Aktifitas/istirahat:

Keletihan, kelemahan umum, perubahan tonus/kekuatan otot

b. Sirkulasi:

Peningkatan nadi, sinosis, TTV tidak normal, peningkatan frekwensi pernapasan.

c.Integritas ego:

Peka terhadap rangsangan, stressor internal/eksternal yang berhubungan dengan keasdaan

dan perangsangan.

d. Elminasi

Konstipasih

e.Makan/cairan:

Page 10: askep febris

Sensifitas terhadap makan,mual/muntah.

e.Neorosensori

Tidak ada riwayat troma kepala dan infeksi serebral.

9

1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan ketidak efektifan kerja hipotalamus

INTERVENSI RASIONAL

- Pantau TTV

- Anjurkan banyak istirahat

- Berikan kompres

- Anjurkan kepada anak untuk

banyak minum

- Berikan antipiretik

- TTV dapat memberikan

gambaran keadaan umum klien

- Untuk mempercepat

penyembuhan

- Untuk membantu penurunan suhu

tubuh (panas)

- Untuk pertambahan nutrisi dan

menambah kekuatan

- Menghilangkan panas

2. gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak

adekuat

INTERVENSI RASIONAL

- Bina hubungan terapeutik

- Beri makanan yang bervariasi

- Agar pasien bisa biasa dan

tidak takut untuk bisa

mempercepat penyembuhan

- Agar membantu memenuhi

Page 11: askep febris

gizinya

- Beri makanan yang hangat

- Kolaborasi dengan ahli gizi

kebutuhan nutrisi

- Agar anak bisa sehat dan segar

- Untuk menambah wawasan

untuk pemberian gizi anak

10

3. gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan penungkatan suhu tubuh

INTERVENSI RASIONAL

- Menceritakan hal-hal yang lucu

- Meninabobokan anak

- Ganti pakian anak dengan yang

bersih sebelum anak tidur

- Anjurkan agar orang tua selalu

ada disamping anaknya

- Untuk menghibur anak agar cepat

tidur

- Agar anak cepat tidur

- Agar pada proses tidur anak tidak

gelisah dan nyaman saat tidur

- Untuk mengenang hati anak

Page 12: askep febris

11

Laporan Kasus

3 Hari sebelum pasien masuk rumah sakit, pasien merasa demam, diare, panas.

Akibad diare yang berlebihan serta demam.

Kemudian sehari pada saat pasien masuk Rumah Sakit pasien merasakan hal yang sama

disertai dengan batuk, panas yang berlabihan dan tidak bisa ditahankan, kemudian

keluarga memutuskan untuk membawa pasian kerumah sakit Brawijaya Rumah Sakit

pukul 11.30 WIB.

Pasien tiba di UGD Rumah Sakit Brawijaya Surabaya pada jam 12.00 WIB dan ditermah

oleh Dokter dan Perawat, kemudian pasien diopservasi dan diberi terapi:

- BBL : 2000

- Imm H1P1

- PLRS P 10 FOTO TORAX

- Plant toraks berikut 05,09 pro imb

- Felistil drop

- Sin modrop

TTV:

- TD : 90/70

- N : 95 kali / menit

Page 13: askep febris

- R : 29 kali/menit

- S : 38,7 derajat celcius

Setelah itu pasien dibawah keruangan untuk mendapat perawatan selanjutnya.

12

BAB II

1.1.10 ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DIAKNOSA “ FEBRIS

Pengakajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 10 Mei 2013 pada jam 12:30.

1.Identitas pasien

Nama : An J.

TTL : Surabaya, 08-10

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 3 seperdua tahun

Nama Ayah : Beno

Nama Ibu : Malinda

Pekerjaan AyahU : TNI

Pekerjaan Ibu : ibu rumah tangga

Pendidikan Ayah : SMA

Pendidikan Ibu : SD

Alamat : Asrama Brawijaya

Agama : Islam

Suku/bangsa : Indonesia

Page 14: askep febris

13

2.Keluhan Utama

Keluarga mengatakan pasien pasien pbadannya panas,demam, dan batuk selama 3

hari sebelum masuk rumah sakit.

3.Riwayat penyakit sekarang

Keluaraga menyatakan pasien badanya panas, makan minum kurang disertai muntah

serta kelur keringat yang berlebihan.

4.Riwayat kesehatan masa lalu

- Kelurga mengatakan anaknya belum p[erna menderita penyakit ini sebelumnya.

- Kelurga mengatakan anaknya tidak pernah dirawat di Rumah Sakit.

- Obat-obat yang digunakan sanmol sirup ukuran 120 ml dengan dosis 3 kali

sehari1/2 sendok.

- Tidak pernah mengalami tindakan operasih

- Pasien telah mendapatkan imunisasi BCG, DPT, Polio,serta Campak.

5.Riwayat kesehatan keluarga

Penyakit yang diderita kelurga tidak perna mengalami penyakit ini sebelumnya.

6.Riwayat penyakit keturunan

Page 15: askep febris

Tidak ada kelurga yang mengalami penyakit ini sebelumnya.

14

7. Genogram

Febris bukan salah satu penyakit keturunan, tidak pernah ada riwayat anaknya

demam.

8. Lingkungan rumah

Kelurga mengatakan rumahnya berada didaerah kepadatan penduduk

9. Pengkajian Nutrisi

- Berat badan sebelum sakit : 10 kg

saat sakit : 9 kg -

----- Panjang badan tidak melakukan anamisis

- Kebiasaan pemberian makanan

Sebelum sakit pasien mampu menghabiskan 1 porsi manannya

Saat sakit pasien hanya mampu menghabiskan 3 sendok saja.

10. Pola sehari-hari

Pola istirahat dan tidur

Sebelum sakit : pasien tidur 12 jam/hari siang dan malam

Saat sakit : tidu pasien berubah, yaitu 12 jam/hari siang dan malam

Page 16: askep febris

11. Pola kebersihan

Sebelum sakit : Pasien dimandikan orang tuanya 2x sehari

Saat sakit : Pasien dilap dengan air hangat bersih.

15

12. Pola aktifitas/ bermain

Sebelum sakit : Pasien bergerak aktif dan bermain

Saat sakit : pasien masih sempat bermain diatas tempat tidur walaupun tidak cerah.

13. Pola elminasi

Sebelum sakit : Pasien BAB 1x/hari, dengan konsistensi lembek warna kuning dan bau

Khas feses.

Saat sakit : Pasien BAB dan BAK sama sebelumnya sakit yaitu BAB 1x/hari

Dengan konsistensi lembek, warna kuning dan bau feses.

BAK 3x sehari

14. Pemeriksaan fisik

-Keadaan umum

Pasien terlihat lemah

-Pengukuran antropometri (BB,TB,LILA,LK,LD)

BB= 8 Kg.

Tidak melakukan anamnesis TB, LILA, LK, dan LD

-Tanda- tanda vital

S = 39OC , N = 100×/ menit , R = 28×/ menit

-Kepala

Rambut pasien terlihat baik,warna hitam pekat, tidak kusam dan tidak terjadi

Page 17: askep febris

kerontokan

-Mata

Skelera dan konjungtiva tampak normal,gerakan bola mata normal, tidak ada tanda

infeksi,serta tidak ada alat bantu penglihatan

16

-Hidung

Terlihat bersih,tidak ada serumen atau mimisan tidak ada polip serta tidak ada napas

cuping hidung

-Mulut

Mukosa bibir tampak pucat, kebersihan mulut cukup bersih, bentuk normal,serta

jumlah gigi tidak terkaji

-    Telinga

Noal dan tidak ada serumen,serta  tidak ada kelainan.

15.     Dada

-          Jantung

Tidak terdengar suara jantung tambahan, irama dan frekuensi jantung normal

-          Paru-paru

Dada simetris baik kiri maupun kanan, idak ada suara ronchy, serta tidak ada suara

jantung tambahan

16. Abdomen

Inspeksi       : bentuk abdomen normal,tidak ada pembesaran

Palbasi        : tidak teraba adanya pembesaran limfa

Perkusi        : tidak ada kembung / distensi abdomen

Auskultasi   : peristaltik usus normal

Page 18: askep febris

17.    Genitalia

Cukup bersih dan tidak ada kelainan

17

18.      Ekstermitas

Kekuatan otot ekstermitas atas dan bawah normal, tampak terpasang infuse R/L

dilengan kanan

Kulit teraba panas, kulit cukup lembab dan tidak ada tanda-tanda ruam kulit serta tampak

keluar keringat berlebih.

19.    Pemeriksaan tingkat perkembangan

- Personal sosial

Pasien sudah mampu cuci dan mengeringkan tangan,menyebut nama teman dan

memakai baju

- Motorik halus

Pasien mampu menggoyangkan ibu jari serta meniru garis vertical

- Bahasa

Pasien mampu mengetahui dua kegiatan,menyebut empat gambar serta menunjuknya

- Motorik kasar

Paien mampu berdiri 1 kaki selama 1 detik, loncat jauh dan melempar bola keatas

-Kesmipulan

Tidak ada kelainan perkembangan

-Data penunjang

a.    Pemeriksaan laboratorium          : belum ada hasinya

b.    Pemeriksaan radiologi                 : belum ada hasilnya

Page 19: askep febris

-   Terapi :

-  Antacid 3× ½

-  Paracetamol 4× 1½

-  Ranitidine 3× 400 mg

-  Cefotaxim 2× ½ amp

-  Ringer laktat ( R/L)  20 tts/ menit

18

1.1 11 ANALISA DATA

Nama : anak J No, RM : 32 11 99

Umur : 1 ½ bulan Diaknosa: FEBRIS

Jenis kelamin: perempuan

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1.

2.

DS: keluarga mengatakan            

bahwa anaknya panas

DO :- kulit teraba panas

        -tanda tanda vital

          S= 39oC

          N= 100X/ menit

          R= 28X menit

       - keadaan umum lemah

       - keluar keringat berlebih

       - keaadaan umum lemah

DS : keluarga mengatakan

bahwa anaknya tidak mau

makan, dan bila makan

dimuntahkan kembali

DO:  -muntah 1×

Proses inflamasi

kuman

Intake yang kurang

Hypertermi

Potensial terjadinya

gangguan kebutuhan

nutrisi

Page 20: askep febris

       - mukosa bibir tampak pucat

       - makan minum kurang

       - BB sebelum saki t=9 Kg

       - BB saat sakit        =10 Kg

       - pasien hanya mampu  

menghabiskan 3 sendok

makanan

1.1.12 RENCANA KEPERAWATAN

Nama : anak J No, RM : 32 11 99

Umur : 1 ½ bulan Diaknosa: FEBRIS

Jenis kelamin: perempuan

NO DIAKLNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1. Hipertermi b/d

proses inflamsi

kuman

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 1×24

jam, diharapkan

suhu tubuh

pasien normal

dengan KH :

-tanda tanda

vital kembali

normal

N=70-110×/

mnt

S=36,5oc -37,5o

1. beri HE tentang

penyakitnya

2. lakukan

kompres hangat

3. anjurkan untuk

mengenakan

pakaian yang tipis

4.anjurkan untuk

memberikan

banyak minum

5. obsevasi tanda-

tanda vital

6. kolaborasi

dengan dokter

1. dengan

memberikan HE

dharakan keluarga

dapt mengetahui

tentang

Keadan pasien

2. diharapkan

panas dapat turun

dengan cepat

karena proses

induksi

3. agar keringat

yang keluar dapat

diserap oleh

pakaian yang tipis

Page 21: askep febris

2.

Potensial

terjadinya

gangguan

kebutuhan nutrisi

b/d intake yang

kuran

c

R=20-30×/ mnt

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 1 × 24

jam, diharapkan

kebutuhan

nutrisi pasien

dapat terpenuhi

dengan KH:

-muntah tidak

ada lagi

-mkosa bibir

1. berikan HE

tentang pentingnya

nutrisi bagi pasien

2. anjurkan untuk

banyak istirahat

3. anjurkan untuk

memberikan

makanan

kesukaanya selama

jauh dari kontra

indikasi

4. anjurkan untuk

memberikan

makanan yang

hangat

5. anjurkan untuk

makan sedikit tapi

sering

6. timbang beret

badan pasien

dan memberikan

rasa nyaman

4. agar tidak

terjadi dehidrasi

dan proses

penguapan yang

berlebihan akibat

suhu tubuh yang

meningkat

5. untuk

memanyau

perubahan dan

perkembangan

sedini mungkin

6. untuk

mendapatkan

terapi yang tepat

1. menambah

pengetahuan

keluarga temtang

nutrisi

2. menghindari

peningkatan kerja

lambung

3. meningkatkan

nafsu makan

4. makananan

hangat lebih enak

dimakan

5. dapat

Page 22: askep febris

mengurangi rasa

penuh dilambung

6. untuk

mengetahui

pertumbuhan dan

perkembangan

penyakit pasien

1.1.13 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

NO Dx

Keperwatan

TUJUAN Tgl/hari

jam

Implementasi

kep

Respon

Pasien

1. Hiperteremi b/d

proses

inflamasi

kuman

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 1×24

jam, diharapkan

suhu tubuh

pasien normal

dengan KH :

-tanda tanda

vital kembali

normal

N=70-110×/

mnt

S=36,5oc -37,5o

c

R=20-30×/ mnt

10/05/2013

12:00

12:20

12:30

13:00

1.Memberika

n HG tentang

penyakitnya

2.melakukan

kompres

hangat

3.menganjur

kan untuk

menggunaka

n pakian

yang tipis

4.menganjur

1.terbina

hubungan

antara

klien,perawat

dankelurgany

a

2.keluarga

melakukan

kiompres

hangat sesuai

anjuran

3.kelurga

memakaikan

kain tipis

4.klien mau

Page 23: askep febris

2. Terjadinya

gangguan

kebutuhan

nutrisi

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 1 × 24

jam, diharapkan

kebutuhan

nutrisi pasien

dapat terpenuhi

dengan KH:

-muntah tidak

ada lagi

-mkosa bibir

terlihat  lembab

-porsi makan

dihabiskan

-BB kembali

normal / lebih

BB=10 – 13 Kg

13:20

11/05/2013

09.00

10:20

10:30

kan untuk

memberikan

banyak

minum

5.TTV

1.memberika

n HE tentng

nutrisi bagi

klien

2.

menganjurka

n kelurga

untuk

memberikan

makanan

Kesukaanya

3.Menganjur

kan untuk

banyak

istirahat

minum susu

dengan air

putih

TD:100/70

S : 30x/mnt

RR:90x/mnt

1.kelurga

memberikan

anaknya

makan dan

minum serta

memahami

manfaatnya

bagi

kesehatan

2.nafsu

makan klien

mulai

membaik

3.klien

istirahat

dengan

teratur sesuai

anjuran

Page 24: askep febris

11:20 4.menimban

g berat badan

klien

4.berat badan

mulai

meningkat

1.1.14 EVALUASI KEPERAWATAN

NO HARI/TANGGAL/JAM DAKNOSA

KEPERAWATAN

EVALUASI

1.

2.

Jumat, 10/2013

Jam 13:00

Saptu,11/2013

Jam 11:30

Hiperteremi b/d proses

inflamasi kuman

Potensial terjadinya gangguan

kebutuhan nutrisi b/d intake

yang berkurang

S : Kelurga

mengatakan bahwa

panas anaknya sudah

berkuran

O :Badan tidak panas

lagi

A : Masalah udah

teratasi

P : Intervensi

dihentikan

S : keluarga

mengatakn masu

makan anaknya

mulai membaik

O : berat badan

mulai membaik

A : Masalah teratasih

Page 25: askep febris

P : Intervrensi

dihentikan

24

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

     Penyakit Febris merupakan penyakit yang terjadi akibad infeksi kuman.penyakit ini

terjadi demam dan panas.

Febris ini permulaan dimulai dari tidaknya menjaga kesehatan dengan baik, akhiranya itu

kuman mulai menyebar.

B.Saran

Usulan penulis pada klien dengan untuk mengatasi masalah yang dihadapi seperti

menjaga kebersihan dan jaga kesehatan melalu tidak boleh jajan sembarangan.

1. Hindarkan hal-hal yang bisa menyebabkan demem yaitu mengungkit masalah

tentang keinginan yang tidak terpenuhi, menjauhi hal-hal yang menyebabkan

klien sakit panas.

Page 26: askep febris

2.  Hindarilah sakit demam dengan mengikuti anjuran diatas secara baik

25

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC. Jakarta

Carpenito, L. J. 1998. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis. Edisi 6.

EGC. Jakarta

Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC. Jakarta

http://www. Us elsevierhealth. com. Nursing diagnoses. Outcomes and interventions

NANDA. 2001. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification. Philadelphia

Sarwono, P. 1994. Ilmu Kebidanan. Balai Penerbit UI. Jakarta

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan

Kesehatan Maternal dan Neonatal. Tridasa. Jakarta

Page 27: askep febris

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN…………………………………………………………1

ETIOLOGI…………………………………………………………………3

MANIFESTASI KLINIS…………………………………………………..4

PATOFISIOLOGI…………………………………………………………5

PEMERIKSAAN PENUNJANG…………………………………………6

PENATALAKSANAAN………………………………………………….7

PATHWAY……………………………………………………………….8

BAB II : ASUHAN KEPERAWATAN…………………………………………….13

ANALISA DATA……………………………………………………….14

PERENCANAN KEPERAWATAN…………………………………….28

IMPLEMENTASI………………………………………………………..30

EVALUASI……………………………………………………………..32

BAB III : PENUTUP…………………………………………………………………33

KESIMPULAN……………………………………………………………34

SARAN…………………………………………………………………..34

Page 28: askep febris

LAPORAN PENDAHULUAN DAN LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK “J” DENGAN FEBRIS

DI RUANG NUSA INDAH RSAD TINGKAT III BRAWIJAYA-SURABAYA

OLEH :

NAMA : ANTHON. Y. RAINUNY

NIM : 2010114191

PROGRAM STUDI S1-KEPERAWATAN

Page 29: askep febris

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NUSANTARA KUPANG

2013

Page 30: askep febris
Page 31: askep febris